Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi baru lahir normal (Neonatus) adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang

kepala melalui vagina tanpa memakai alat pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai

dengan 42 minggu, (Rukiah, 2019). Bayi baru lahir (neonatus) adalah berat lahir antara

2500- 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan

conginetal (catat bawaan) yang berat (Heryani, 2019).

Periode segera setelah bayi baru lahir merupakan awal yang tidak menyenangkan

bagi bayi tersebut. Hal ini disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intrauterin)

dengan lingkungan kehidupan sekarang (ekstrauterin) yang sangat berbeda. Di dalam

uterus janin hidup dan tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dan hidup

bergantung penuh pada ibunya. Sedangkan, pada waktu kelahiran, setiap bayi baru lahir

akan mengalami adaptasi atau proses penyesuaian fungsi – fungsi vital dari kehidupan di

dalam uterus ke kehidupan di luar uterus (Tando, 2016)

Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga homeostasis atau kemampuan

mempertahankan fungsi – fungsi vital, bersifat dinamis, dipengaruhi oleh tahap

pertumbuhan 3 dan perkembangan intrauterin. Adaptasi segera setelah lahir meliputi

adaptasi fungsi-fungsi vital (sirkulasi, respirasi, susunan saraf pusat, pencernaan dan

metabolisme). Oleh karena itu, bayi baru lahir memerlukan pemantauan ketat dan

perawatan yang dapat membantunya untuk melewati masa transisi dengan berhasil.

(Tando, 2016)

Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan

1
2

periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahakan suhu tubuh bayi terutama

pada bayi berat lahir rendah, pemotongan dan perawatan tali pusat, pemberian air susu ibu

(ASI) dalam usaha menurunkan angka kematian oleh karena diare, pencegahan terhadap

infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok

bagi petugas kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu-minggu pertama sangat

dipengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu ibu hamil dan melahirkan (Sondakh, 2016)

Penanganan bayi baru lahir memerlukan upaya bersama tenaga kesehatan khususnya

bidan dengan memberikan asuhan komprehensif sesuai dengan PerMenKes RI

No.1464/MenKes/2010 sejak bayi dalam kandungan, selama persalinan, segera sesudah

melahirkan serta melibatkan keluarga dan masyarakat dalam memberikan pelayanan

kesehatan yang berkualitas seperti mengajarkan cara merawat tali pusat, cara memandikan

bayi serta cara menyusui yang benar dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan

selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat (Marmi & Rahardjo, 2017)

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi AKB antara lain seperti ;

meningkatkan pelayanan kesehatan neonatal, yaitu dengan mengharuskan agar setiap bayi

baru lahir mendapatkan pelayanan kunjungan neonatal minimal 3 kali (KN1, KN2 dan

KN3) sesuai standar. Penanganan neonatal dengan kelainan atau

komplikasi/kegawatdaruratan sesuai standar tenaga kesehatan yang mana pelayanannya

antar lain seperti manajemen terpadu bayi muda (MTBM), manajemen asfiksia bayi baru

lahir, manajemen bayi berat lahir rendah (Sondakh, 2016)

Pada tahun 2019 jumlah AKB di Riau ada sebanyak 1.758 kematian diantaranya 596

kematian bayi, 632 balita, 494 neonatal dan 36 anak balita. Penyebab kematian yaitu

berupa 33% BBLR, asfiksia 22%, kelainan bawaan 11%, sepsis 2%, lain-lain 31% (Profil

Kesehatan Provinsi Riau, 2020).


3

Sedangkan jumlah AKB di Indragiri Hilir pada tahun 2019 yang dilaporkan ada 22

kematian Penyebab kematian yaitu berupa 33% BBLR, asfiksia 22%, kelainan bawaan

11%, sepsis 2%, lain-lain 31% (Profil Kesehatan Provinsi Riau, 2020).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan asuhan ini untuk menerapkan asuhan kebidanan pada By.Ny.N

Dengan Bayi Baru Lahir Normal 2 Jam di Puskesmas Gajah Mada Tembilahan.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data Asuhan Kebidanan pada By.Ny.N Dengan Bayi

Baru Lahir Normal 2 Jam di Puskesmas Gajah Mada Tembilahan.

b. Mampu menginterpretasikan data, merumuskan diagnosa kebidanan, masalah dan

kebutuhan Asuhan Kebidanan pada By.Ny.N Dengan Bayi Baru Lahir Normal 2 Jam

di Puskesmas Gajah Mada Tembilahan.

c. Mampu mengidentifikasi masalah dan diagnosa potensial Asuhan Kebidanan pada

By.Ny.N Dengan Bayi Baru Lahir Normal 2 Jam di Puskesmas Gajah Mada

Tembilahan.

d. Mampu Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera Asuhan

Kebidanan pada By.Ny.N Dengan Bayi Baru Lahir Normal 2 Jam di Puskesmas

Gajah Mada Tembilahan.

e. Mampu melakukan perencanaan asuhan menyeluruh dengan tepat dan rasional

berdasarkan keputusan yang dibuat Asuhan Kebidanan pada By.Ny.P Dengan Bayi

Baru Lahir Normal 2 Jam di Puskesmas Gajah Mada Tembilahan.


4

f. Mampu melakukan pelaksanaan asuhan kebidanan Asuhan Kebidanan pada By.Ny.N

Dengan Bayi Baru Lahir Normal 2 Jam di Puskesmas Gajah Mada Tembilahan.

g. Mampu mengevaluasi tindakan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Asuhan

Kebidanan pada By.Ny.N Dengan Bayi Baru Lahir Normal 2 Jam di Puskesmas

Gajah Mada Tembilahan.

C. Manfaat

1. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk menambah dan memperdalam

ilmu pengetahuan mengenai Bayi Baru Lahir Normal dengan mengikuti perkembangan

teori tentang persalinan.

2. Bagi Mahasiswa

Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta pengalaman nyata dalam

penerapan sebelum memberikan asuhan kepada Bayi Baru Lahir Normal

3. Bagi Lahan Praktek

Dapat dijadikan bahan evaluasi dan peningkatan program khususnya yang

berkaitan dengan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal sehingga dapat

memberikan penanganan yang tepat.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi bayi baru lahir

Bayi baru lahir normal (Neonatus) adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat pada usia kehamilan genap 37 minggu

sampai dengan 42 minggu, (Rukiah, 2019). Bayi baru lahir (neonatus) adalah berat lahir

antara 2500- 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan

conginetal (catat bawaan) yang berat (Heryani, 2019).

B. Ciri-ciri BBL Normal

1. Berat badan 2.500-4.000 gram

2. Panjang badan 48-52 cm

3. Lingkar dada 30-38 cm

4. Lingkar kepala 33-35 cm

5. Masa kehamilan 37-42 minggu

6. Denyut jantung dalam menit pertama kira-kira 180x/menit, kemudian menurun

sampai 120-160 kali/menit

7. Pernapasan pada menit-menit pertama kira-kira 80x/menit, kemudian menurun setelah

tenang kira-kira 40-60 kali/menit

8. Warna kulit : Wajah, bibir, dada berwarna merah muda, tanpa ada kemerahan dan bisul

9. Kulit diliputi verniks caseosa

10.Kuku agak panjang dan lemas

11.Menagis kuat

12.Pergerakan anggota badan baik

5
6

13.Genitalia: pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, dan pada laki-

laki, testis sudah turun dan skrotum

14.Refleks isap dan menelan, reflek moro, graft rekflek sudah baik

15.Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama

16.Alat pencernaan mulai berfungsi sejak dalam kandungan ditndai dengan

adanya/keluarnya mekonium dalam 24 jam kehidupan

17.Anus berlubang

18.Suhu : 36,5-37,50C (Heryani, 2019)

C. Adaptasi Fisiologis BBL terhadap Kehidupan di Luar Uterus

1. Sistem Pernapasan

a. Perkembangan paru

Paru berasal dari titik tumbuh (jaringan endoderm) yang muncul dari faring

yang kemudian bercabang kembali membentuk srtuktur percabangan bronkus.

Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar usia 8 tahun, sampai

jumlah bronkiolus dan alveolus sepenuhnya berkembang, walaupun janin

memperlihatkan gerakan nafas sepanjang trimester ke-2 bayi baru lahir sebelum

usia 24 minggu, yang disebabkan oleh keterbatasan permukaan alveolus,

ketidakmatangan sistem kapiler paru, dan tidak mencukupinya jumlah surfaktan.

b. Proses awal bernafas

Empat faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi:

1)
Penurunsn O2 dan kenaikan CO2 merangsang komoreseptor yang terletak

disinus karotis
2)
Tekanan terhassdap rongga dada (torak) sewaktu melewati jalan lahir
7

3)
Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang gerakan pernapasan
4)
Refleks deflasi haring breur yaitu pengisian paru yang mingkatkan aktivitas

pusat ekspirasi (Heryani, 2019).

2. Sistem kardiovaskular

Setelah bayi lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil

oksigen dan bersirkulasi keseluruh tubuh guna menghantarkan oksigen kejaringan agar

terbentuk sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim, terjadi dua

perubahan besar, yaitu:

a. Penutupan foramen ovale pada atrium paru dan aorta

b. Penutupan duktus antara arteri paru dan aorta

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem

pembuluh darah tubuh. Jadi, perubahan tekanan tersebut langsung berpengaruh pada

aliran darah. Oksigen menyebabkan sistem pembulih mengubah tekanan dengan

cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya sehingga mengubah aliran darah

(Heryani, 2019).

3. Metabolisme glukosa

Agar berfungsi dengan baik, otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu.

Pada saat kelahiran, begitu tali pusat di klem, seorang bayi harus mulai

mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, kadar

glikosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam). Koreksi penurunan kadar gula

darah dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :

a. Melalui pemberian air susu ibu (bayi baru lahir yang sehat harus didorong untuk

menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir)

b. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis)


8

c. Melalui pembentukan glukosa dari sumber lain, terutama lemak (glukoneogenesis)

(Heryani, 2019)

4. Sistem ginjal

Walaupun ginjal sangat penting dalam kehiduapan janin, muatanya terbilang kecil

hingga setelah kelahiran. Urine bayi encer, berwarna kuning-kuningan, dan tidak

berbau. Warna coklat dapat disebabkan oleh lendir bebas membrane mukosa dan udara

asam dan akan hilang setelah bayi banyak minum. Garam asam urat dapat

menimbulkan warna merah jambu pada urine, namun hal ini tidak penting. Tingkat

filtrasi glomelurus rendah dan kemampuan reabsorsi tubular terbatas. Bayi tidak

mampu mengencerkan urine dengan baik saat mendapat asupan cairan, dan juga

tidak dapat mengantisipasi tingkat larutan yang tinggi atau rendah dalam darah. Urine

dibuang dengan cara mengosongkan kamdung kemih secara refleks. Urine pertama

dibuang saat lahir dan dalam 24 jam, dan akan semakin sering dengan banyaknya

cairan yang masuk (Heryani, 2019).

5. Imun

Sistem imun bayi baru lahir masih belum matur sehingga neonatus rentan

mengalami infeksi dan elergi. Sistem imun yang matur akan memberi kekebalan alami

maupun kekebalan dapatan. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh

yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Beberapa contoh kekebalan alami

meliputi:

a. Perlindungan oleh membran mukosa

b. Fungsi saringan saluran nafas

c. Membentuk koloni mikroba oleh kulit dan usus

d. Perlindunga kimia oleh lingkungan saam lambung


9

Kekebalan dapatan akan muncul kemudian. Bayi baru lahir yang lahir dengan

kekebalan pasif mendapat antibodi dari tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan

terhadap antigen asing masih belum muncul sampai awal kehidupan anak. Salah satu

tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh

(Heryani, 2019).

6. Termoregulasi

Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubuh mereka sehingga mereka dapat

mengalami stres akibat perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan

lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk kedalam lingkungan

ruang bersalin yang lebih jauh dingin. Bayi baru lahir/neonatus dapat menghasilkan

panas dengan tiga cara yaitu, menggigil, aktivitas vounter dan dan termogenesis yang

bukan melalui mekanisme menggigil (Heryani, 2019).

7. Sistem muskuloskeletal

Otot bayi berkembang dengan sempurna karena hipertropi, bukan hiperplasi.

Tulang panjang tidak mengeras dengan sempurna untuk memudahkan pertumbuhan

pada epifisi. Tulang tengkorak kekurang esensi osifikasi untuk pertumbuhan otak dan

memudahkan proses pembentukan selama persalinan. Proses ini selesai dalam waktu

beberapa hari setelah lahir. Fontanel posterior tertutup dalam waktu 6-8 minggu.

Fontanel anterior tetap terbuka hingga 18 bulan dan digunakan untuk memperkirakan

tekanan hidrasi dan intra cranium yang dilakukan dengan mempalpasi tegangan

fontanel (Heryani, 2019).

8. Sistem neorologi

Sistem saraf bayi baru lahir masih sangat muda baik secara antonomi maupun

fisiologi ini menyebabkan kegiatan reflek spina dan batang otak dengan kontrol
10

minimal oleh lapisan luar serebrum pada beberpa bulan pertama kehidupan, walaupun

interaksi sosial terjadi lebih awal. Setelah bayi lahir, pertumbuhan otak memerlupakan

persediaan oksigen pada glukosa yang tetap memadai. Otak yang masih muda rentan

terhadap hipoksia, ketidakseimbangan biokimia, infeksi dan perdarahan. (Heryani,

2019).

D. Standar Pelayanan BBL

Asuhan neonatus adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu

jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukan usaha

pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Oleh karena itu penting di

perhatikan dalam memberikan asuhan segera, yaitu jaga bayi tetap kering, hangat,

kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu sesegera mungkin.

Pada masa neonatal (0-28 hari) terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan

di dalam rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga

usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan

kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan bisa muncul, sehingga tanpa

penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk

mengendalikan risiko pada kelompok ini di antaranya dengan mengupayakan agar

persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin

tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir.

Kunjungan neonatal idealnya dilakukan 3 kali yaitu pada umur 6-48 jam, umur 3-7 hari,

dan umur 8-28 hari (Profil kesehatan indonesia, 2019).

1. Pencegahan Infeksi

Bayi sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau

kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa


11

saat setelah lahir. Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong persalinan

telah menerapkan upaya pencegahan infeksi, antara lain:

a. Cuci tangan secara efektif sebelum bersentuhan dengan bayi.

b. Gunakan sarung tangan yang bersih pada saat menangani bayi yang belum

dimandikan.

c. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting,

penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau

steril.

d. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi

sudah dalam keadaan bersih.

2. Penilaian

Setelah lahir, letakkan bayi diatas kain yang bersih dan kering yang sudah

disiapkan diatas perut ibu.Apabila tali pusat pendek, maka letakkan bayi diantara

kedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat tersebut dalam keadaan bersih dan kering.

Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir :

a. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?

b. Apakah bayi bergerak aktif ?

c. Bagaimana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada sianosis ?

Apabila bayi mengalami kesulitan bernafas maka lakukan tindakan resusitasi

pada bayi baru lahir.

3. Cara menjaga neonatus tetap hangat

a. Mandikan bayi dengan air hangat 6 jam setelah lahir dengan syarat kondisi stabil

1) Sebelum tali pusat lepas mandikan bayi dengan dilap

2) Setelah tali pusat lepas bayi dapat dimandikan dengan dimasukan kedalam air,
12

hati-hati agar kepala tidak terendam

3) Bersihkan kemaluan bayi dari depan kebelakang dengan kapas yang dibasahi

dengan air bersih, atau handuk yang basah

b. Beri pakainan dan selimuti setiap saat

c. Pakaikan topi, kaos kaki, dan kaos tangan, jika dirasakan cuaca dingin

d. Segera ganti baju dan popok jika basah

e. Lakukan perwatan metode kanguru jika berat badan < 2500 gram

f. Usahakan bayi berada dalam lingkungan udara sejuk

g. Jika menggunakan kipas angin usahakan agar arah angin tidak langsung mengenai

bayi dan Suhu AC sekitar 25-260C (Buku KIA, 2020)

4. Cara merawat tali pusat

a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah memegang bayi

b. Jangan memberikan apapun pada tali pusat

c. Rawat tali pusat terbuka dan kering

d. Jika kotor/basah, cuci tangan dengan air bersih dn sabun lalu keringkan

(Kementrian Kesehatan dan JICA, 2020).

5. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Segera setelah bayi lahir setelah tali pusat dipotong letakkan bayi tengkurap di dada

ibu dengan kulit ke kulit biarkan selama 1 jam/lebih sampai bayi menyusu sendiri,

selimuti dan beri topi. Suami dan keluarga beri dukungan dan siap membantu selama

proses menyusui. Pada jam pertama si bayi menemukan payudara ibunya dan ini

merupakan awal hubungan menyusui yang berkelanjutan yang bisa mendukung

kesuksesan ASI Eksklusif selama 6 bulan. (Kurrniarum, 2016).


13

E. Kunjungan ulang BBL

Tabel Kunjungan BBL

Kunjungan Waktu Tujuan


1. pada 6-48 jam 1. Pemeriksaan bayi baru lahir mulai dari kepala sampai
ujung kaki
2. Pemberian ASI esklusif berjalan dengan lancer atau
ada kendala
3. Menjaga bayi tetap hangat dengan membedong bayi
dan meletakkan ditempat yang hangat
4. Perawatan bayi seperti perawatan tai pusat
5. Tanda sakit dan bahaya seperti demam,sesak nafas,
kejang, dll
6. Merawat BBLR
7. Konseling sesuai dengan kebutuhan bayi
2. hari ke 3-7 1. Pemeriksaan ulang mulai dari kepala sampai ujung
kaki
2. Pemberian ASI ESKLUSIF berjalan dengan lancer
atau ada kendala
3. Perawatan bayi seperti perawatan tali pusat
8. Tanda sakit dan bahaya seperti demam,sesak nafas,
kejang, dll
4. Merawat BBLR
5. Konseling kepada ibu dan keluarga
3. hari ke 8-28 1. Pemeriksaan ulang mulai dari kepala sampai ujung
kaki
2. Pemberian ASI ESKLUSIF berjalan dengan lancer
atau ada kendala
3. Perawatan bayi seperti perawatan tali pusat samai
lepas
4. Tanda sakit dan bahaya
5. Merawat BBLR
6. Konseling
(sumber: KIA, 2020)
BAB III

LAPORAN KASUS

a. Format Pengkajian Bayi Baru Lahir

No. Rekam Medik:

Tanggal : 21 Juli 2022 Tempat : PKM Gajah Mada

Pukul : 14.00 Wib Oleh : Mahasiswi

Anamnesa (Data Subjektif)

1. Identitas

Nama Bayi : By Ny”N” Umur/tgl Lahir :21-07-2022 Jenis Kelamin:♂

Istri Suami

Nama : Ny “N” Tn “R”

Umur : 22 tahun 32 tahun

Kebangsaan/Suku : Banjar Banjar

Agama : Islam Islam

Pendidikan : SMA SMA

Pekerjaan : IRT Wiraswasta

AlamatRumah : Jl. Pangeran Hidayat Jl. Pangeran Hidayat

No. Telp./HP : 0813-2476-xxxx

2. Keluhan utama/ alasan datang : Pemeriksaann bayi baru lahir

3. Riwayat Persalinan Yang Lalu

Tahun Jenis Keadaan


No Penolong JK BB Ket
Kelahiran Persalinan Bayi
1 2017 Normal Bidan ♂ Baik 2900 Hidup
2 2022 Normal Bidan ♂ Baik 3555 Hidup

16
15

4. Riwayat Persalinan Yang Sekarang

a. Status Gravida : P2 A0 H2

1) HPHT : 18-10-2021

2) Pemeriksaan Antenatal : 6 kali Tempat : PKM dan klinik

3) Komplikasi Antenatal : Tidak ada

4) Obat-obat yang diterima selama kehamilan: Tablet fe dan vitamin

b. RiwayatPersalinan

1) Tanggal Persalinan : 05-05-2022

2) Jenis Persalinan : Normal

3) Penolong persalinan : Bidan

4) Komplikasi persalinan :-

5) Lama persalinan : 4 jam

6) Ketuban pecah : Spontan Warna :putih keruh

7) Pengobatan selama persalinan : Infus RL, Oxy

c. Keadaan Bayi

1) Kelahiran : Tunggal/Gemelli

2) Pemeriksaan penilaian selintas

a) Bayi menangis kuat : Iya

b) Tonus ototaktif : Iya

c) Warna kulit kemerahan : Iya

d) Pernapasan tidak megap-megap : Iya

Tindakan resusitasi jika ada

a) Pemberian oxygen saja : Tidak ada


16

b) Peniupan dan penghisapan : Tidak ada

c) Pemberin oxygen dengan tekanan : Tidak ada

d) Pernapasan mulut kemulut : Tidak ada

e) Waktu sampai bernafas teratur : -

f) Waktu sampai menangis : -

A. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Baik

b. TTV : S: 36,5 ºC N: 136 x/menit

b. Berat Badan : 3555 gram

c. Panjang Badan : 48 cm

2. Pemeriksaan Sistematis

a. Kepala

1) Bentuk :(  ) Bulat ( ) Kaput ( ) CephalHematom

2) Ubun-Ubun : Tidak ada cekungan / cairan

3) Sutura : tidak menyatu

4) Lingkar Kepala : 33 cm

5) Mata : Keadaan bola mata : ki/ka simetris

Kotoran : tidak ada

Perdarahan : tidak ada

Pus/nanah : Tidak ada

Konjungtiva : Anemia/tidak

Sklera : Ikterik/tidak
17

Kelainan : tidak ada

6) Telinga : Posisi daun telinga : Simetris/tidak

Lubang telinga : ada

Kotoran : tidak ada

Kelainan : tidak ada

7) Mulut: Simetris : iya

Bibir sumbing : tidak

( √ ) Refleks rooting

( √ ) Refleks menghisap

( √ ) Refleks menelan

Kelainan : Tidak ada

8) Hidung Lubang hidung : Ada

Pengeluaran sekret : Tidak ada

Pernafasan cuping hidung : Tidak ada

( √ ) Refleks Glabella

Kelainan : Tidak da

9) Leher Pembengkakan :Tidak ada

Pergerakan leher : normal

( √ ) Refleks Tonikneck

10) Dada Bentuk : Simetris/Asimetris

Retraksi : Tidak ada

Puting susu : Simetris/tidak

Bunyi Nafas : vesikuler


18

Lingkar dada : 35 cm

11) Perut Keadaan tali pusat : Basah/kering

Penonjolan sekitar tali pusat pada saat

Menangis : Tidak ada

Perdarahan tali pusat : Tidak ada

Benjolan/tumor : Tidak ada

Kelainan : Tidak ada

12) Punggung Keadaan tulang punggung : Normal

Kelainan tulang punggung : Tidak ada

( √ ) Refleks Gallant

13) Ekstremitas Jumlah Jari tangan : Lengkap

(√ ) Refleks menggenggam

(√ ) Refleks moro

Jumlah Jari kaki : Lengkap

Pergerakan : Normal

Kelainan : tidak ada

(√ ) Refleks Babinsky

14) Kulit Warna : Kemerahan

Tanda lahir :Tidak ada

(√ ) Verniks caseosa

( ) Lanugo

( ) Turgor kulit menurun

15) Genitalia Laki-laki


19

( ) Testis berada di scrotum

( ) Uretra

Perempuan

(  ) Vagina berlubang

(  ) Labia mayora

( ) Labia minora)

(  ) Uretra

Anus

(  ) Berlubang

(  ) Mekonium

Kelainan pada genitalia :

16) Eliminasi: BAB pertama tanggal : 21-07-22 Jam : 13.30


BAK pertama tanggal : 21-07-22 Jam : 13.10

C.Pemeriksaan Laboratorium
Golongan Darah :

HB : gr%

D. Identitas Bayi
Cap Kaki Kiri Cap Kaki Kanan
20

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada BBL

1. Identitas
Nama bayi : By. Ny “N”
Tanggal lahir : 21-07-2022
Jenis kelamin :♂

2. Identitas orang tua


Nama ibu : Ny “N”
Umur : 22 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl.Pangeran Hidayat
Nama ayah : Tn “R”

Tanggal 21- 07– 2022 Pukul: 14.00 WIB

Subjektif (S)
Anak ketiga tidak pernah keguguran, jenis kelamin laki-laki, lahir ditolong bidan
pukul 11.53 wib keadaan bayi dan ibu sehat, bayi telah menyusu ASI, bayi sudah BAK
dan BAB
O (obyektif)
K/U: Baik
Nadi : 136 x/ menit S : 36,5°c RR : 40 x/ menit
BB : 3.555 gram PB : 48 cm LD : 35 cm
Refleks : Glabellar (+), menggenggam (+), rooting, menghisap, menelan (+),
gallants (+), tonicneck (+), babinsky (+)
Inspeksi : Warna kulit bayi kemerahan, tali pusat basah, bersih dan tidak ada
perdarahan dan penonjolan disekitar tali pusat
Palpasi : Tidak ada pembengkakan pada leher
21

A (analisis)
Bayi baru lahir, cukup bulan, sesuai masa kehamilan umur 2 jam
Masalah : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada

P (penatalaksanaan)
14.00 wib Membina hubungan baik antara bidan, mahasiswa dan
pasiendengan ramah dan sopan, hubugan baik telah terbina
14.02 wib Memberitahu ibu dan keluarga bahwa banyi akan disuntik imunisasi
HB0 untuk mencegah dari penyakit hepatitis B atau penyakit kuning
dan kerusakan hati. Ibu menyetujui
14.04 wib Memberitahu hasil pemeriksaan semua dalam batas normal. Ibu dan
keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya
14.06 wib Menyuntikan imunisasi HB0 pada paha sebelah kanan ⅓ paha
bagian luar secara IM, imunisasi HB0 telah diberikan dan
memberikan kembali bayi kepada ibu dan keluarga
14.08 wib Memberikan penjelesan kepada ibu tentang menjaga kehangatan
tubuh bayi, seperti mengganti popok atau baju, bedong pada saat
pipis atau basah, dan agar tetap membedong bayinya, serta jangan
letakkan bayi pada atau didepan kipas angin dan ac. Ibu dan
keluarga mengerti dan mau melakukannya

14.10 wib Memberikan penjelasan kepada ibu tentang perawatan tali


pusat,yaitu sealu cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum
dan sesudah memegang bayi dan jangan memberi apapun pada
bagian tali pusat bayi, karena akan menyebabkan infeksi dan
lembab sehingga menjadi lambat kering, tetap mengganti kassa jika
kassa pada tali pusat basah, ibu dan keluarga mengerti dan bersedia
melakukannya
14.12 wib Memberitahu dan mengajarkan ibu cara menyusui dengan benar
yaitu seluruh puting susu ada ditengah mulut bayi. Saat bayi
22

menghisap gusi bayi harus menyentuh seluruh puting dan lidah bayi
berada diatas gusi bawah bayi. Serta pastikan bayi tidak hanya
menghisap ujung payudara, ibu mengerti dan mau melakukannya
14.14 wib Memberitahu dan mengajarkan ibu cara menyendawakan bayi
setiap selesai menyusu dengan cara menepuk-nepuk punggung bayi
dengan lembut, sampai ia bersendawa. Ibu sudah dapat
melukukannya
14.16 wib Menganjurkan ibu agar menyusukan bayinya sesering mungkin atau
setiap 2 jam sekali. Ibu bersedia melakukannya
14.18 wib Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir, yaitu :bayi
tidak mau menyusu, demam tinggi dan kejang-kejang, bayi merintih
atau menangis terus menerus, tali pusat berbau atau bernanah,kulit
dan mata bayi kuning. Ibu telah mengetahui tanda bahaya pada bayi
baru lahir
14.20 wib Memberitahu ibu bahwa akan memandikan bayi pada 6 jam setelah
lahir dan menyiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan. Ibu
mengerti
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bayi baru lahir normal (Neonatus) adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat pada usia kehamilan genap 37

minggu sampai dengan 42 minggu, (Rukiah, 2019). Bayi baru lahir (neonatus)

adalah berat lahir antara 2500- 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis,

dan tidak ada kelainan conginetal (catat bawaan) yang berat (Heryani, 2019).

Hasil akhir yang dilakukan pada By.Ny.N dengan Bayi Baru Lahir Normal 2

Jam dapat disimpulkan :

1. Melakukan pengkajian data

Hasil pengkajian data subjektif dan data objektif, bayi lahir 2 jam yang lalu,

keadaan bayi baik dan sudah menyusu, keadaan umum baik, Nadi: 136 x/menit, S:

36,5°c, RR : 40 x/menit, BB: 3.555 gram, PB : 48 cm, LD : 35 cm

2. Menginterpretasi data

Berdasarkan data dasar pada By.Ny.N telah ditegakkan diagnosa yaitu Bayi Baru

Lahir Normal 2 Jam

3. Identifikasi diagnosa atau masalah potensial

Berdasarkan diagnosa yang telah ditegakkan, tidak ditemukan adanya diagnosa

potensial

4. Menetapkan kebutuhan tindakan segera

Berdasarkan identifikasi diagnosa atau masalah potensial tidak ditetapkan

kebutuhan tindakan segera karena semua hasil dalam batas normal

23
24

4. Menyusun rencana asuhan

Rencana asuhan yang diberikan pada bayi telah disesuaikan dengan keadaan dan

kebutuhan pasien.

5. Implementasi

Memberikan asuhan sesuai dengan perencanaan, pelaksanaan asuhan yang

diberikan sudah sesuai dengan rencana asuhan.

6. Evaluasi

Melakukan evaluasi terhadap konseling yang telah diberikan dan memastikan ibu

sudah memahami serta mengikuti anjuran yang telah diberikan.

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan diharapkan lebih dapat meningkatkan referensi mengenai

manajemen asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal 2 Jam sesuai dengan

standar pelayanan kebidanan dan perkembangan saat ini.

2. Bagi Lahan Praktek

Dapat menjadi referensi bagi lahan praktek dalam rangka meningkatkan mutu

pelayanan asuhan kebidanan.

3. Bagi mahasiswi

Diharapkan lebih memperhatikan cara pemberian edukasi agar lebih mudah

diterima pasien dan sebelum melakukan pembinaan kasus pasien pada pasien,

diharapkan dapat lebih mempersiapkan diri baik materi maupun mental Serta banyak
25

membaca berbagai sumber ilmu pengetahuan sehingga dalam mengkaji asuhan

kebidanan mahasiswi memiliki persiapan yang lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai