Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI

DENGAN ASFIKSIA SEDANG PADA BY. NY. Y UMUR 5 MENIT


PERTAMA KELAHIRAN DI RSU PURI ASIH SALATIGA

ARTIKEL

Dianjukan untuk memenuhi persyaratan


Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma Tiga Kebidanan

OLEH :
CANTIKA FITRIANI
NIM : 1420005

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AR-
RUM TAHUN 2023
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Patologi dengan Asfiksia Sedang pada
By. Ny. Y umur 5 Menit Pertama Kelahiran di RSU Puri Asih Salatiga

Cantika Fitriani,1Farida Utaminingtyas,2Retnaning Muji Lestari,3


1
MahasiswaSekolahTinggiIlmuKesehatanAr-Rum
2, 3
DosenSekolahTinggiIlmuKesehatanAr-Rum
E-mail : cantikafitriani1701@gmail.com

Abstrak
Bayi hingga umur kurang satu bulan merupakan golongan yang memiliki risiko gangguan
kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan bisa muncul, sehingga tanpa
penanganan yang tepat bisa berakibat fatal.Berdasarkan data di RSU Puri Asih Salatiga pada
tahun 2022, kasus bayi dengan asfiksia ringan 1 bayi, asfiksia sedang 16 bayi, asfiksia berat 7
bayi, dan kasus bayi yang lain diakibatkan oleh BBLR dan trauma kelahiran dari total
keseluruhan 1.984 bayi lahir hidup. Laporan Tugas Akhir ini bertujuan untuk melaksanakan
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Patologi dengan Asfiksia Sedang di RSU Puri Asih
Salatiga. Metode yang digunakan adalah deskriptif dalam bentuk laporan studi kasus,
subyeknya By. Ny. Y dengan asfiksia sedang, menggunakan format asuhan kebidanan.
Diagnosa yang muncul pada By. Ny. Y umur 5 menit pertama kelahiran adalah asfiksia sedang,
diagnosa potensial yang muncul adalah asfiksia berat, tindakan antisipasi pembersihan jalan
nafas bayi dengan segera, rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu beritahu keluarga tentang
kondisi bayinya saat ini, letakkan bayi pada tempat datar, aman, dan hangat, lakukan asuhan
HAIKAL pada bayi, serta lakukan observasi keadaan bayi secara berkala. Setelah diberikan
asuhan kebidanan selama kurang lebih 5 menit didapatkan hasil warna kulit pada tubuh
kemerahan dan ekstremitas biru, denyut jantung 140 × / menit, bayi belum menangis kuat.
Bidan memberikan oksigen 1 liter per menit pada bayi menggunakan nasal kanul dan
melakukan observasi secara berkala meliputi suhu, pernapasan, denyut jantung, dan Sp0 2.
Ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik yaitu pada penatalaksanaan setelah
dilakukan HAIKAL.

Kata Kunci : asuhan kebidanan, bayi baru lahir, asfiksia sedang


Midwifery Care for Pathological Newborns with Moderate Asphyxia at By. Mrs. Y aged 5
minutes of first birth at RSU Puri Asih Salatiga

Abstract
Infants under one month of age are the group that has the highest risk of health problems and
various health problems can arise, so that without proper treatment it can be fatal. Based on data
at the Puri Asih Salatiga Hospital in 2022, 1 infant case with mild asphyxia, 16 babies with
moderate asphyxia, 7 babies with severe asphyxia, and other cases of babies caused by LBW
and birth trauma from a total of 1,984 live births. This final project report aims to carry out
Midwifery Care for Pathological Newborns with Moderate Asphyxia at Puri Asih Hospital,
Salatiga. The method used is descriptive in the form of a case study report, the subject is By.
Mrs. Y with moderate asphyxia, using the midwifery care format. The diagnosis that appears on
By. Mrs. Y, the first 5 minutes of birth was moderate asphyxia, the potential diagnosis that
emerged was severe asphyxia, the anticipatory action was to immediately clear the baby's
airway, the action plan to be carried out was to inform the family about the baby's current
condition, place the baby in a flat, safe place, and warm, do HAIKAL care for the baby, and
observe the baby's condition periodically. After being given midwifery care for about 5 minutes,
the results showed that the skin color on the body was reddish and the extremities were blue, the
heart rate was 140 × / minute, the baby had not cried strongly. The midwife gives oxygen 1 liter
per minute to the baby using a nasal cannula and makes periodic observations including
temperature, respiration, heart rate, and Sp02. It was found that there was a gap between theory
and practice, namely in the management after HAIKAL was carried out.

Keywords : midwifery care, newborn, moderate asphyxia


asfiksia dan trauma, asfiksia lahir
Pendahuluan menempati penyebab kematian bayi ke 3 di
Bayi baru lahir atau yang biasa disebut dunia dalam periode awal kehidupan.3
dengan neonatus dengan kisaran usia 0-24 Asfiksia merupakan kegagalan
jam, dimana terjadi perubahan yang sangat bernapas secara spontan dan teratur pada
besar dari kehidupan di dalam rahim saat lahir atau beberapa saat setelah lahir
menuju luar rahim dan terjadi pematangan yang ditandai dengan keadaan PaO2 di
organ hampir pada semua sistem. Golongan dalam darah rendah (hipoksemia),
neonatus dibagi menjadi 2 yaitu neonatus hiperkarbia Pa CO2 meningkat dan
dini (usia 0-7 hari) dan neonatus lanjut (8- asidosis. Asfiksia neonatorum terjadi
28 hari). Bayi hingga umur kurang satu ketika bayi tidak cukup menerima oksigen
bulan merupakan golongan yang memiliki sebelumnya, selama atau setelah kelahiran.
risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan Faktor yang menyebabkan asfiksia
berbagai masalah kesehatan bisa muncul, neonatorum antara lain faktor keadaan ibu,
sehingga tanpa penanganan yang tepat bisa faktor keadaan bayi, faktor plasenta dan
berakibat fatal. Jadi dapat disimpulkan faktor persalinan. Faktor keadaan ibu
bahwa bayi baru lahir termasuk golongan meliputi hipertensi pada kehamilan
neonatus dini karena memiliki kisaran usia (preeklampsia dan eklampsia) (24%),
0-24 jam.1 perdarahan antepartum (plasenta previa,
Kematian neonatus masih menjadi solusio plasenta) (28%), anemia dan
masalah global yang penting. Setiap tahun Kekurangan Energi Kronis (KEK) berkisar
diperkirakan 4 juta bayi meninggal dalam 4 kurang dari 10 %, infeksi berat (11%), dan
minggu pertama dengan 85% kematian kehamilan postdate. Faktor keadaan bayi
terjadi dalam 7 hari pertama kehidupan. meliputi prematuritas (15%), BBLR (20%),
Terkait masalah ini, World kelainan kongenital (1-3%), ketuban
Health Organization (WHO) bercampur mekonium. Faktor plasenta
menetapkan penurunan angka meliputi, lilitan tali pusat, tali pusat pendek,
kematian bayi baru lahir dan anak di simpul tali pusat, prolapsus tali pusat.
bawah usia 5 tahun (balita), sebagai salah Faktor neonatus meliputi depresi pernafasan
satu sasaran Sustainable Development karena obat-obat anestesi atau analgetika
Goals (SDG's). Target untuk menurunkan yang diberikan pada ibu, dan trauma
angka kematian hingga sebesar 12 kematian persalinan, misalnya perdarahan
bayi per 1.000 kelahiran hidup dan intrakranial (2-7%). Faktor persalinan
kematian dibawah 5 tahun hingga meliputi partus lama atau macet (2,8-4,9%),
setidaknya 25 per 1.000 kelahiran hidup persalinan dengan penyulit (letak sungsang,
diharapkan dapat tercapai pada tahun 2030.2 kembar, distosia bahu, vakum ekstraksi,
Menurut World Health forsep) (3-4%), dan Ketuban Pecah Kini
Organization (WHO) tahun 2018, angka (KPD) (10-12%).4,5
kematian bayi merupakan salah Angka Kematian Bayi (AKB)
satu indikator dalam menentukan adalah jumlah penduduk yang meninggal
derajat kesehatan anak. Setiap sebelum mencapai usia 1 tahun yang
tahun kematian bayi baru lahir (BBL) atau dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup
neonatal mencapai 37% dari semua pada tahun yang sama. Untuk menurunkan
kematian pada anak balita. Setiap hari angka kematian bayi baru lahir (AKB)
8.000 bayi baru lahir di dunia meninggal karena asfiksia, tenaga kesehatan harus
dari penyebab yang tidak dapat dicegah. menerapkan manajemen asuhan kebidanan
Mayoritas dari semua kematian bayi, pada bayi baru lahir dengan asfiksia untuk
sekitar 75% terjadi pada minggu menolong persalinan. Angka Kematian
pertama kehidupan dan antara 25% sampai Bayi (AKB) menjadi indikator kesehatan
45% kematian tersebut terjadi dalam 24 jam pertama dalam menentukan derajat
pertama kehidupan seorang bayi. Penyebab kesehatan anak karena merupakan cerminan
utama kematian bayi baru lahir atau dari status kesehatan anak pada saat ini
neonatal di dunia antara lain bayi lahir
premature 29%, sepsis dan pneumonia 25%
dan 23% merupakan bayi lahir dengan
serta merupakan salah satu indikator infeksi, kelainan kongenital, tetanus
keberhasilan pembangunan suatu bangsa.5 neonatorium, dan lainnya. Hasil survey
Lebih dari 3 juta bayi meninggal Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun
setiap tahun pada bulan pertama kehidupan. 2021 menunjukkan angka kematian 79,1%
Sebagian besar penyebab kematian bayi terjadi pada usia 0-6 hari, sedangkan
tersebut salah satunya adalah asfiksia. kematian pada usia 7-28 hari sebesar
Asfiksia pada neonatus menyebabkan 20,9%. Sementara itu, kematian pada masa
hipoksia jaringan, jika hipoksia ini post neonatal (usia 29 hari-11 bulan)
berlangsung lama dapat berakibat hipoksia sebesar 18,5% (5.102 kematian) dan
organ penting seperti otak dan jantung, kematian anak balita (usia 12-59 bulan)
sehingga bisa terjadi kerusakan otak dan sebesar 8,4% (2.310 kematian). Penyebab
jantung yang irreversible dan dapat kematian neonatal terbanyak pada tahun
menyebabkan kematian neonatus.6 2021 adalah kondisi Berat Badan Lahir
Salah satu tujuan upaya kesehatan Rendah (BBLR) sebesar 34,5% dan asfiksia
anak adalah menjamin kelangsungan hidup sebesar 27,8%. Penyebab kematian lain di
anak melalui upaya menurunkan angka antaranya kelainan kongenital, infeksi,
kematian bayi baru lahir, bayi dan balita. COVID-19, tetanus neonatorium, dan lain-
Tren angka kematian anak dari tahun ke lain.8,9
tahun sudah menunjukkan penurunan. Cakupan presentase kejadian
Berdasarkan data yang dilaporkan kepada asfiksia pada bayi baru lahir di Indonesia
Direktorat Kesehatan Keluarga melalui mengalami peningkatan dari tahun 2019
komdat.kesga.kemkes.go.id, pada tahun sampai ke tahun 2021, komplikasi ini
2019, dari 29.322 kematian balita, 69% sebenarnya dapat dicegah dan ditangani
(20.244 kematian) diantaranya terjadi pada namun terkendala oleh akses ke pelayanan
masa neonatus. Dari seluruh kematian kesehatan, kemampuan tenaga kesehatan,
neonatus yang dilaporkan, 80% (16.156 keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan
kematian) terjadi pada periode enam hari yang belum berjalan dengan baik,
pertama kehidupan. Sementara, 21% (6.151 terlambatnya deteksi dini, dan kesadaran
kematian) terjadi pada usia 29 hari – 11 orang tua yang rendah dalam mencari
bulan dan 10% (2.927 kematian) terjadi pertolongan kesehatan. 7,8,9
pada usia 12 – 59 bulan. Pada tahun 2019, Angka Kematian Bayi (AKB) di
penyebab kematian neonatal terbanyak Jawa Tengah tahun 2019 sebesar 5,8 per
adalah kondisi berat badan lahir rendah 1.000 kelahiran hidup. Perhatian terhadap
(BBLR) sebesar 35,3% dan asfiksia sebesar upaya penurunan angka kematian neonatal
27%. Penyebab kematian lainnya di (0-28 hari) menjadi penting karena
antaranya kelainan bawaan, sepsis, tetanus kematian neonatal memberi kontribusi
neonatorium, dan lainnya.7 terhadap 69,9 persen kematian bayi di
Berdasarkan data yang dilaporkan Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten/kota
kepada Direktorat Kesehatan Keluarga dengan AKB tertinggi adalah Rembang
melalui komdat.kesga.kemkes.go.id, pada sebesar 11,7 per 1.000 kelahiran hidup,
tahun 2020, dari 28.158 kematian balita, diikuti Grobogan 9,6 per 1.000 kelahiran
72,0% (20.266 kematian) diantaranya hidup dan Temanggung 9,0 per 1.000
terjadi pada masa neonatus. Dari seluruh kelahiran hidup. Kabupaten/kota dengan
kematian neonatus yang dilaporkan, 72,0% AKB paling rendah adalah Sukoharjo
(20.266 kematian) terjadi pada usia 0-28 sebesar 2,9 per 1.000 kelahiran hidup.
hari. Sementara, 19,1% (5.386 kematian) Sebesar 30,3% kematian bayi di Provinsi
terjadi pada usia 29 hari – 11 bulan dan Jawa Tengah tahun 2019 disebabkan karena
9,9% (2.506 kematian) terjadi pada usia 12 asfiksia. Berdasarkan hasil laporan kegiatan
– 59 bulan. Pada tahun 2020, penyebab sarana pelayanan kesehatan, pada tahun
kematian neonatal terbanyak adalah kondisi 2019 jumlah kematian bayi yang terjadi di
berat badan lahir rendah (BBLR) sebesar Salatiga sebanyak 10,6 per 1.000 kelahiran
35,2% dan asfiksia sebesar 27,4%. hidup.10
Penyebab kematian lainnya di antaranya
Berdasarkan data di RSU Puri Asih studi kasus dalam Laporan Tugas Akhir ini
Salatiga pada tahun 2022, kasus bayi dilaksanakan di RSU Puri Asih Salatiga .25
dengan asfiksia ringan 1 bayi, asfiksia Subyek merupakan orang yang
sedang 16 bayi, asfiksia berat 7 bayi, dan dijadikan sebagai responden untuk
kasus bayi yang lain diakibatkan oleh mengambil kasus. Subyek dalam studi
BBLR dan trauma kelahiran dari total kasus Laporan Tugas Akhirini adalah bayi
keseluruhan 1.984 bayi lahir hidup. Penulis baru lahir dengan asfiksia sedang.25
mengangkat asfiksia sedang karena apabila Waktu studi kasus adalah rentang
manajemen asuhan kebidanan pada bayi waktu yang digunakan penulis untuk
dengan asfiksia sedang dilakukan dengan mencari kasus. Waktu pengambilan kasus
benar maka asfiksia sedang tidak berubah ini dilaksanakan pada bulan Oktober -
menjadi asfiksia berat hingga kematian.11 Desember 2022.25
Instrument yang digunakan selama
Menurut UU Nomor 4 Tahun 2019 melakukan laporan kasus ini adalah dengan
pasal 50, bidan berwenang memberikan menggunakan format asuhan kebidanan
pertolongan pertama kegawatdaruratan bayi baru lahir dengan format 7 langkah
pada bayi baru lahir dilanjutkan dengan varney sesuai dengan teori manajemen
rujukan. Yang dimaksud dengan asuhan kebidanan varney 2007.25
"pertolongan pertama" adalah pertolongan
awal kegawatdaruratan untuk resusitasi Teknik pengumpulan data dengan
dan/atau stabilisasi sebelum dilakukan cara melakukan pengumpulan data primer
rujukan misalnya penanganan asfiksia, dan data sekunder. Untuk data primer
dilakukan pertolongan kegawatdaruratan seperti wawancara, observasi, dan
untuk stabilisasi bayi sebelum melakukan pemeriksaan fisik. Sedangkan dalam
rujukan (seperti: pasang infus, pemberian pengumpulan data sekunder yaitu
uterotonika, oksigen).12 mempelajari dokumentasi dan studi
Berdasarkan kasus sebelumnya kepustakaan.25
yang ditulis oleh Iqna Hildayanti pada
tahun 2020, asuhan yang diberikan pada Hasil dan Pengkajian
bayi asfiksia yaitu dilakukan rangsangan Pengkajian
taktil dan sunction sampai bayi melakukan a. Data Subyektif
pernapasan spontan selama 60 menit, Setelah bayi lahir, bayi mengalami
kemudian dilakukan rujukan dengan asfiksia sedang dengan ciri - ciri bayi
indikasi menghisap meconium serta bayi mengalami sianosis, denyut jantung 80 ×
tidak ASI eksklusif. Kesimpulan hasil /menit, bayi masih bisa menerima
asuhan kebidanan yaitu bidan dapat rangsangan di pipi, tonus otot dalam
mengatasi bayi dengan asfiksia sampai bayi keadaan baik, dan bayi merintih dengan
bernapas secara spontan dan merujuknya ke nilai respirasi 30 × /menit.
rumah sakit.13 b. Data Obyektif
Hasil pemeriksaan umum yang
MetodePenelitian dilakukan diperoleh hasil keadaan
Jenis penyusunan Laporan Tugas umum lemah, kesadaran composmentis,
Akhir ini menggunakan bentuk laporan apgar score 6, suhu 36,5°C, respirasi 30
studi kasus dengan menggunakan metode × / menit, nadi 80 × / menit, Sp02 70 %.
deskriptif. Metode deskriptif adalah satu Pemeriksaan antropometri diperoleh
metode studi kasus yang dilakukan dengan hasil PB 49 cm, BB 3050 gram, LK 33
tujuan utama membuat gambaran atau cm, dan LD 31 cm. Pada pemeriksaan
deskriptif tentang asuhan kebidanan bayi fisik ditemukan kelainan pada paru-paru.
baru lahir patologi pada By. Ny. Y umur 5
menit pertama kelahiran.25 Interpretasi Data
Lokasi merupakan tempat Berdasarkan hasil pengkajian yang
pengambilan kasus dilaksanakan. Lokasi dilakukan dapat dirumuskan diagnosa
kebidanan yang spesifik yaitu By. Ny. Y
umur 5 menit pertama kelahiran dengan asfiksia sedang dengan hasil
asfiksia sedang. pemeriksaan :
Diagnosa tersebut muncul didukung RR : 30 × / menit BB : 3050 gram
oleh hasil pemeriksaan yang telah Suhu : 36,5°C LK : 33 cm
dilakukan meliputi : Nadi : 80 × /menit LD : 31 cm
a. Data Subyektif SpO2 : 70 % AS : 6
Bayi baru lahir tanggal 31 Oktober PB : 49 cm
2022, jam 14.27, dan berjenis kelamin 2. Melakukan kolaborasi dengan dr. SpA
laki - laki. Bayi tidak langsung untuk tindakan resusitasi
menangis setelah lahir. 3. Meletakkan bayi pada tempat datar,
Data Obyektif aman, dan hangat untuk persiapan
Didapatkan hasil penilaian APGAR 6 resusitasi
dengan ciri - ciri bayi mengalami 4. Melakukan asuhan HAIKAL pada
sianosis, denyut jantung 80 × /menit, bayi, yaitu :
bayi masih bisa menerima rangsangan di a. H = Hangatkan bayi
pipi, tonus otot dalam keadaan baik, Menghangatkan bayi dengan cara
bayi merintih dengan nilai SpO2 70%. diletakkan pada tempat yang
Terdapat suara tambahan pada paru - hangat, misalnya tempat yang di
paru bayi yaitu stridor, terdapat cuping sinari lampu ataubayi di
hidung, dan terdapat tarikan dinding pasangialat infant warmer.
dada bagian atas. b. A = Aturposisibayi
b. Masalah Mengatur posisi bayi pada tempat
Gangguan pada pernapasan pada bayi datar dengan kepala menengadah
c. Kebutuhan ke atas, dan letakkan gulungan
1) Pembersihan jalan napas kain setebal 3 - 5 cm di bawah
menggunakan suction pump bahu bayi.
2) Menjaga kehangatan bayi c. I = Isap lender
menggunakan infant warmer Menghisap lendir pada bayi
menggunakan suction pump
DiagnosaPotensial mulai dari mulut dan dilanjutkan
Asfiksia sedang yang tidak segera pada hidung sampai semua lendir
mendapatkan penanganan yang tepat dapat terhisap.
menimbulkan masalah atau komplikasi d. K = Keringkan bayi
yaitu asfiksia berat. Mengeringkan bayi
menggunakan kain bersih mulai
Intervensi dan Implementasi dari muka, kepala, dan bagian
Pada kasus ini penulis melakukan tubuh lainnya sambil melakukan
intervensi asuhan kebidanan pada bayi baru rangsangan taktil dengan cara
lahir dengan asfiksia sedang yaitu: menggosok - gosok pada bagian
1. Beritahu keluarga tentang kondisi punggung bayi atau dengan cara
bayinya saat ini menepuk - nepuk pada bagian
2. Lakukan kolaborasi dengan dr. SpA telapak kaki bayi.
3. Letakkan bayi pada tempat datar, e. A = Atur ulang posisi bayi
aman, dan hangat Mengatur ulang posisi bayi
4. Lakukan asuhan HAIKAL pada bayi dengan cara mengganti kain yang
5. Lakukan observasi keadaan bayi basah dibawah tubuh bayi dengan
secara berkala setiap 5 menit sekali kain yang bersih dan kering dan
Pada kasus ini tindakan atau atur ulang posisi kepala bayi.
implementasi yang dilakukan berdasarkan f. L = Lakukan penilaian pada bayi
rencana yang dibuat pada bayi baru lahir Melakukan penilaian yang
dengan asfiksia sedang yaitu : meliputi pernapasan, denyut
1. Memberitahu keluarga tentang kondisi jantung pada bayi, dan SpO2 pada
bayinya saat ini, yaitu bayi mengalami
bayi.
5. Melakukan observasi pada bayi secara Daftar Pustaka
berkala setiap 5 menit sekali, meliputi
suhu, pernapasan, denyut jantung, dan 1. Arfiana, & Lusiana, A. 2016. Asuhan Neonatus
Sp02 . Bayi Balita dan Anak Pra Sekolah. Yogyakarta
: Trans Medika.
Evaluasi 2. Kepmenkes RI. 2019. Pedoman Nasional
Pada kasus By. Ny. Y dilakukan Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Asfiksia.
asuhan kebidanan selama 15 menit, hasil Jakarta : Kementrian Kesehatan.
evaluasinya yaitu bayi telah menangis kuat
3. Yolla Asmaul Nufra & Suci Amanda. Faktor-
dan warna kulitnya kemerahan, By. Ny. Y faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadian
telah diberi injeksi vitamin K dan salep Asfiksia pada Bayi Baru Lahir di RSUD
mata. Fauziah Bireuen Tahun 2021. Aceh : Journal of
Healthcare Technology and Medicine; Volume
Kesimpulan 7, No 2; 2021.
Ditemukan adanya kesenjangan 4. Setyarini, Didien Ika., & Suprapti. 2016.
saat evaluasi antara teori dan praktik, yaitu Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal
pada penatalaksanaan asfiksia sedang. Neonatal. Jakarta Selatan: Kementrian
Dalam kasus tidak dilakukan Ventilasi Kesehatan.
Tekanan Positif (VTP) karena kondisi bayi 5. Arta Mutiara, Fitri Apriyanti, Milda Hastuty.
telah stabil. Hubungan Jenis Persalinan dan Berat Badan
Lahir dengan Kejadian Asfiksia pada Bayi
Baru Lahir di RSUD Selasih Kabupaten
Pelalawan Tahun 2019. Riau : Jurnal
Kesehatan Tambusai; Volume 1, No 2; 2020.

6. Saptanto, Agus., dkk. 2012. Faktor Risiko yang


Mempengaruhi Kematian Bayi Asfiksia.
Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang.

7. Kemenkes RI. 2020. Profil Kesehatan


Indonesia Tahun 2019. Jakarta : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.

8. Kemenkes RI. 2021. Profil Kesehatan


Indonesia Tahun 2020. Jakarta : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.

9. Kemenkes RI. 2022. Profil Kesehatan


Indonesia Tahun 2021. Jakarta : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.

10. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2020.


Profil Kesehatan Jateng 2019. Semarang :
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

11. Buku Register Bayi Baru Lahir RSU Puri Asih


Salatiga. 2022.

12. Kepmenkes RI. 2019. Undang-undang


Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019
Tentang Kebidanan pasal 50. Jakarta :
Kementrian Kesehatan.

13. Hildayanti, Iqna. 2020. Asuhan Kebidanan


Komprehensif pada By. Ny. S dengan Asfiksia
Sedang di Puskesmas Cipeundeuy Kabupaten
Subang. Bandung : Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Bandung.
14. Novariani, Anisa. 2021. Asuhan Kebidanan
pada By. Ny. H dengan Asfiksia Sedang di
PMB Bidan M. Bandung : Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung.

15. Novita, Uly., dkk. 2021. Asuhan Kebidanan


Neonatus pada By. Ny. R dengan Asfiksia
Sedang di RSUD Sekarwangi. Sukabumi :
RSUD Sekarwangi.

16. Herman. The Relationship of Family Roles and


Attitudes in Child Care With Cases of Caput
Succedenum in RSUD Labuang Baju, Makasar
in 2018. Makasar : Jurnal Kesehatan STIKES
Yapika Makasar; Volume 1, No 2; 2019.

17. Sinta, Lusiana L., dkk. 2019. Asuhan


Kebidanan pada Neonatus, Bayi, dan Balita.
Sidoarjo : Indomedia Pustaka.

18. Setyarini, Didien Ika., & Suprapti. 2019.


Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal. Jakarta Selatan : Kementrian
Kesehatan.

19. Juli, Juliana. 2018. Asuhan Kebidanan Bayi


Baru Lahir Ny. L di Puskesmas Stabat Lama
Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat.
Medan : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI.

20. Saifuddin, Abdul Bari. 2001. Buku Acuan


Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

21. Rahardjo, Eddy. 2008. Pencegahan dan


Penatalaksanaan Asfiksia Neonatorum. Jakarta
: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

22. Varney, Helen dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan


Kebidanan. Jakarta : EGC.

23. Kepmenkes RI. 2017. Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan Pasal 20. Jakarta : Kementrian
Kesehatan.

24. Kepmenkes RI. 2021. Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil,
Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah
Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan
Pelayanan Kesehatan Seksual. Jakarta :
Kementrian Kesehatan.

25. Fitrah, Muh, dan Lutfiyah. 2017. Metodologi


Penelitian. Penelitian Kualitatif, Tindakan
Kelas, dan Studi Kasus. Sukabumi : CV Jejak.
19

Anda mungkin juga menyukai