Anda di halaman 1dari 15

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN ASFIKSIA


PADA BAYI BARU LAHIR

Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Prodi DIII Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Siti Khadijah Palembang1,2
annisakhrsjy@gmail.com1
Tiara.pratiwi@gmail.com2

ABSTRAK
Latar belakang: Asfiksia merupakan suatu dimana keadaan pada bayi baru lahir yang
mengalami gagal bernafas secara spontan, teratur segera setelah lahir, sehingga bayi
tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya,
sehingga dapat menurunkan O 2 (oksigen) dan mungkin meningkatkan CO 2 (karbondioksida)
yang dapat dipengaruhi oleh umur ibu, persalinan premature, letak sungsang, serta partus lama/ partus
macet sehingga menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Tujuan: untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di Di Bpm
Herasdiana Palembang Palembang Tahun 2019. Metode: menggunakan survey analitik dengan
pendekatan cross sectional. Hasil: Pada variable umur ibu berdasarkan hasil uji statistic Chi Square
didapatkan hasil ρ value = 0,001 < 0,05, pada hasil pada variable umur ibu, berdasarkan hasil uji
statistic dengan Chi Square pada tingkat kemaknaan Hasil analisis bivariat dengan uji statistik Chi-
square yang terdiri dari faktor umur ibu ρ value = 0,001, letak sungsang ρ value = 0,048 , prematuritas
ρ value 0,001, ketuban pecah dini ρ value = 0,001 yang semuanya menunjukan ada hubungan
bermakna terhadap kejadian asfiksia pada bayi baru lahir. Saran: bagi peneliti selanjutnya Diharapkan
bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan variabel – variabel lain yang dapat
menghasilkan hasil yang lebih akurat.

Kata Kunci : Asfiksia, Umur Ibu, Prematuritas, Letak Sungsang, Partus Lama.

ABTRACT
Background: Asphyxia is a condition in which a newborn fails to breathe spontaneously and regularly
soon after birth, so that the baby cannot enter oxygen and cannot excrete charcoal from his body, so it
can reduce O2 (oxygen) and possibly increase CO 2 which can be influenced by the age of the mother,
premature labor, breech location, and prolonged labor. cause adverse consequences in further life. Aim
: The aim of this study was to determine the factors related to asphyxia to newborns at Bpm
Herasdiana Palembang Hospital Year 2019. Method: This research method was an analytical survey
with cross sectional approach. Results: In the age variable of the mother based on the results of the
Chi Square statistical test, the results obtained ρ value = 0.001 <0.05, on the results of maternal age
variables, based on the results of Chi Square statistical tests on the level of significance bivariate
analysis results with Chi-square statistical test which consists of maternal age ρ value = 0.001,
sungsang location ρ value = 0.048, prematurity ρ value 0.001, premature rupture of membranes ρ value
= 0.001 which all show a significant relationship to the incidence of asphyxia in newborns.
Suggestions: for future researchers It is expected that further researchers can conduct research with
other variables that can produce more accurate results.

Keyword : Asphyxia, Mother Age, Prematurity, Breech Location, Old Partus, Premature Rupture of
Membranes.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 174


Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

PENDAHULUAN (Wiradharma,2016). Berat badan lahir


Asfiksia merupakan suatu keadaan merupakan bagian dari faktor neonatus
pada bayi baru lahir yang mengalami gagal yang dapat menyebabkan asfiksia
bernafas secara spontan dan teratur segera neonatorum. Penelitian dilakukan secara
setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat observasional analitik dengan pendekatan
memasukkan oksigen dan tidak dapat retrospektif untuk mengetahui hubungan
mengeluarkan zat asam arang dari antara berat badan lahir dan kejadian
tubuhnya, sehingga dapat menurunkan O2 asfiksia neonatorum yang menggunakan
(oksigen) dan mungkin meningkatkan CO2 data sekunder dari rekam medis pasien.
(karbondioksida) yang menimbulkan Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-
akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Oktober 2015 di ruang NICU dan ruang
Asfiksia dapat dibagi menjadi 3 yaitu, rekam medis RSUD Ulin Banjarmasin.
asfiksia ringan, asfiksia sedang, dan (Fajarwati,dkk, 2016). Asfiksia perinatal
asfiksia berat ( Dewi. 2017). masih merupakan masalah baik di negara
Banyak faktor yang dapat berkembang maupun dinegara maju dan
menimbulkan kejadian asfiksia pada bayi menyebabkan kematian sebesar 20% dari
baru lahir, baik itu faktor dari ibu seperti bayi baru lahir. Keadaanhipoksia dan
primi tua, riwayat obstetrik jelek, grande iskemia yang terjadi akibat afiksia akan
multipara, masa gestasi, anemia dan menimbulkan gangguan padaberbagai
penyakit ibu, ketuban pecah dini, partus fungsi organ. Proses terjadinya gangguan
lama, panggul sempit, infeksi intrauterine, bergantung pada berat dan
faktor dari janin yaitu gawat janin, lamanyahipoksia terjadi dan berkaitan
kehamilan ganda, letak sungsang, letak dengan proses reoksigenisasi jaringan
lintang, berat lahir, dan faktor dari setelah proses hipoksiatersebut
plasenta. Angka kejadian penyakit asfiksia berlangsung. Faktor risiko terjadinya
pada bayi di RSUD Pariaman bisa asfiksia pada bayi baru lahir terdiri
tergolong tinggi, yaitu sebanyak 438 bayi. darifaktor ibu, faktor janin dan faktor
(Rahmawati and Ningsih, 2016). persalinan/kelahiran. (Manoe and Amir,
Ketuban pecah dini (KPD) 2017).
merupakan salah satu faktor risiko Kejadian gangguan pendengaran di
terjadinya komplikasi persalinan. Semakin negara maju 1–3 dari 1000 kelahiran
lama KPD, semakin besar kemungkinan hidup, sedangkan prevalensi gangguan
terjadi komplikasi persalinan, sehingga pendengaran di Indonesia ±4,2%,
meningkatkan risiko terjadi asfiksia penyebabnya antara lain asfiksia.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 175


Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Identifikasi dini usia 3 bulan pertama melakukan antisipasi dari kemungkinan


kehidupan dan intervensi optimal 6 bulan terjadinya asfiksia, penolong harus
pertama mencegah gangguan bicara, memahami kondisi-kondisi (Gawat janin)
bahasa, kognitif, personal sosial, yang mendahuluinya sehingga ia dapat
emosional, perilaku, akademik dan melakukan persiapan tindakan resusitasi
keterbatasan kesempatan kerja.Tujuan. (IDAI, 2015).
Membuktikan asfifi ksia sebagai faktor Menurut Data Dinkes Provinsi
risiko gangguan pendengaran sensorineural Sumatera Selatan, berdasarkan laporan
dengan mempertimbangkan prematuritas, program anak, jumlah kematian bayi
obat ototoksik, dan ventilator mekanik. ditahun 2016 sebanyak 168 kematian
(Sarosa, Putranti and Setyarini, 2016). bayi dari 29.911 kelahiran hidup.
Menurut Data World Health penyebab kematian tersebut antara lain
Organization (WHO) memperkirakan adalah BBLR sebesar 41% (68 kasus).
setiap tahunnya terdapat 3% (3,6 juta) bayi Penyebab kematian bayi lainnya adalah
mengalami asfiksia dari 120 juta bayi baru asfiksia (34 kasus), infeksi (5 kasus) dan
lahir, diperkirakan hampir 1 juta bayi ini lain-lain (61 kasus). (Profil Dinkes, 2015).
meninggal, dari seluruh kematian bayi baru . Penyebab terjadinya asfiksia pada bayi
lahir di Indonesia, 29% di sebabkan oleh baru lahir adalah ibu yang mengalami
bayi berat lahir rendah, dan 27% asfiksia, preeklamsia dan eklamsia,pendarahan
disebabkan oleh trauma lahir, tetanus abnormal, partus lama atau partus macet
neonatorum, infeksi lain dan kelainan (Kala II lama), demam selama persalinan,
kongenital (Wiknjosastro, 2016). infeksi berat, kehamilan postmatur, usia
Angka kejadian asfiksia di Indonesia ibu, bayi prematur, persalinan sulit,
penyebab kematian bayi adalah Bayi Berat kelainan kongeinatal, air ketuban
Lahir Rendah (BBLR), gangguan bercampur mekonium, lilitan tali pusat, tali
pernapasan (Asfiksia), infeksi pada bayi, pusat pendek, simpul tali pusat, prolapsus
dan hipotermi. Sekitar 90% bayi baru lahir, tali pusat. (Depkes RI, 2016).
cukup di lakukan perawatan rutin saja, Berdasarkan data yang di dapat dari
kira-kira 10% bayi baru lahir memerlukan BPM Herasdiana Palembang pada tahun
beberapa bantuan untuk memulai 2017 jumlah bayi yang mengalami asfiksia
pernapasan dan hanya kira-kira 1% yang 105 per 3.347 kelahiran hidup, 2018
memerlukan resusitasi lengkap untuk jumlah bayi yang mengalami asfiksia 181
kelangsungan hidup (inlubasi, kompresi, per 2.967 kelahiran hidup, 2016 jumlah
dada, pemberian obat). Untuk dapat bayi yang mengalami asfiksia 43 per 1458

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 176


Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

kelahiran hidup, dan tahun 2017 pada dilakukan pada tiap variabel dari hasil
bulan Januari – Mei bayi yang mengalami penelitian yaitu variabel independen (umur
asfiksia 19 per 847 kelahiran hidup. ibu, prematuritas, letak sungsang
Berdasarkan banyaknya terjadi pervaginam, partus lama/macet) serta
meningkatnya kematian pada bayi maka variabel dependen (Asfiksia pada bayi baru
peneliti ingin mengurangi angka kematian lahir).
bayi baru lahir, maka penulis melakukan Analisa bivariat dilakukan terhadap
penenlitian tentang faktor umur ibu, letak dua variabel yang diduga berhubungan
sungsang, prematuritas, partus lama atau berkorelasi antara variabel
dengan tujuan untuk mengatasi bayi baru inderpenden (umur ibu, prematuritas, letak
lahir yang mengalami asfiksia sungsang pervaginam, partus lama/macet)
serta variabel dependen (Asfiksia pada
METODE PENELITIAN bayi baru lahir) dengan menggunakan uji
Desain penelitian ini adalah survey statistik chi-square (X2) derajat kemaknaan
analitik dengan menggunakan pendekatan α= 0,05 dan diolah melalui komputerisasi.
cross sectional, dimana variabel
independen (umur ibu, prematuritas, letak HASIL PENELITIAN
sungsang pervaginam, partus lama/macet, Analisis Univariat
dini) dan variabel dependen (Asfiksia). Analisis ini dilakukan untuk
Penelitian ini dilaksanakan di BPM mengetahui distribusi frekuensi dan
Herasdiana Palembang Tahun 2019. presentase dari tiap variabel dependen
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 (asfiksia pada bayi baru lahir) dan variabel
Maret – 1 Juli 2019. Sempel Bayi baru independen (umur ibu, prematuritas, letak
lahir yang diberi pertolongan Resussitasi sungsang, partus lama, kpd), data di
dan Sampel penelitian ini berjumlah 93 sajikan dalam bentuk tabel distribusi
responden dengan teknik pengambilan frekuensi dan teks.
Data Sekunder langsung di olah Variabel Dependen
menggunakan teknik Random Sampling. Hasil analisis univariat asfiksia pada
Analisa data yang digunakan adalah bayi baru lahir di bagi menjadi dua
analisa univariat yang dilakukan untuk kategori yaitu Ya (Jika didiagnosa asfiksia)
mengetahui distribusi frekuensi dan dan Tidak (Jika didiagnosa tidak asfiksia).
persentase dari tiap variabel independen Hasil analisis univariat dapat dilihat pada
dan variabel dependen. Analisa ini table 1.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 177


Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir (n=93)

No Asfiksi pada bayi baru lahir Jumlah (n) Presentase (%)

1 Ya 49 52,7
2 Tidak 44 27,3
93 100

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat Variabel Independen


Umur Ibu
diketahui bahwa dari 93 responden yang
Umur Ibu dikelompokkan menjadi
mengalami asfiksia sebanyak 49 bayi atau
dua kategori yaitu Resiko Tinggi dan
(52,7%) dan yang tidak mengalami asfiksia
Resiko Rendah. dapat dilihat pada tabel 2.
sebanyak 44 bayi atau (47,3%).

Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Umur Ibu

No Umur Ibu Jumlah (n) Presentase (%)

1 Resiko Tinggi 49 52,7


2 Resiko Rendah 44 27,3
Jumlah 93 100

Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat Prematuritas


dilihat bahwa dari 93 responden yang Prematuritas di kelompokkan
mengalami Resiko Tinggi sebanyak 49 menjadi dua kategori yaitu Ya (jika <2500
orang atau (55,9%) dan resiko Rendah gram) dan Tidak (Jika>2500 gram).
sebanyak 44 orang atau (47,3%). Distribusi frekuensi berdasarkan
prematuritas dapat dilihatr pada table 3.
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Prematuritas

No Prematuritas Jumlah (n) Presentase (%)

1 Ya 41 44,1
2 Tidak 52 55,9
93 100

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 178


Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui Letak Sungsang


bahwa dari 93 responden yang mengalami Letak sungsang di kategori yaitu Ya
prematuritas sebanyak 41 bayi atau (jika Presentasi bokong) dan Tidak (Jika
(44,1%) dan yang tidak mengalami Presentasi kepala). dapat dilihat pada tabel
prematuritas sebanyak 52 bayi atau 4.
(55,9%).
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Letak Sungsang

No Letak Sungsang Jumlah (n) Presentase (%)

1 Ya 34 36,6
2 Tidak 59 63,4
93 100

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui Partus Lama/Macet


bahwa dari 93 responden yang mengalami Dikelompokkan menjadi dua yaitu
letak sungsang sebanyak 34 orang atau Ya (jika partus lama/ macet) sedangkam
(36,6%) dan yang tidak mengalami letak Tidak (jika partus tidak macet). Distribusi
sungsang sebanyak 59 orang atau (63,4%). frekuensi dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5.
Distribusi Frekuensi Partus Lama/Macet

No Partus Lama/Macet Jumlah (n) Presentase (%)

1 Ya 34 36,6
2 Tidak 59 63,4
93 100

Berdasarkan tabel 5 diatas, dapat antara variabel dependen (asfiksia pada


dilihat bahwa dari 93 responden yang bayi baru lahir) dan variabel independen
mengalami partus lama sebanyak 37 orang (umur ibu, prematuritas, letak sungsang,
atau (39%,8) dan yang tidak mengalami parus lama). pada bayi baru lahir melalui
partus lama sebanyak 56 orang atau program komputerisasi dengan
(60,2%). menggunakan uji statistik Chi-suare,
Analisis Bivariat dimana tingkat kemaknaan α = 0,05, bila ρ
Analisis ini dilakukan untuk value ≤ 0,05, artinya ada hubungan yang
mengetahui tingkat kemaknaan hubungan bermakna diantara variabel dan bila ρ

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 179


Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

value > 0,05, berarti tidak ada hubungan Berdasarkan hasil analisa bivariat
antara variable. antara hubungan umur ibu dengan kejadian
Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian asfiksia pada bayi baru lahir, dapat dilihat
Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir pada tabel sebagi berikut.

Tabel 6.
Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru
Asfikisia Pada
Bayi Baru Lahir Total
No Umur P
Ya Tidak OR
value
n % n % n %
1 Resiko 37 75,5% 12 24,5% 49 100
2 Tidak Resiko 12 27,3% 32 72,2% 44 100 0,001 8,222
Jumlah 49 41 93 100

Berdasarkan hasil analisis tabel 6 Lahir terbukti secara statistik. Hasil


dapat diketahui bahwa bahwa dari 49 analisa Odds Ratio (OR) : 8,222 artinya
responden yang beresiko tinggi sebanyak responden yang memiliki resiko tinggi
37 orang atau (75,5%) sedangkan dari 44 berpeluang 8,222 kali mengalami kejadian
responden yang beresiko rendah sebanyak asfiksia di bandingkan dengan yang
12 orang atau (27,3%). beresiko rendah.
Hasil uji statistik Chi-square Hubungan Prematuritas dengan
didapatkan ρ value = 0,001 ≤ 0,05 artinya Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru
Lahir
ada hubungan bermakna antara Umur Ibu
Hasil analisa bivariate antara
terhadap Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru
Hubungan prematuritas dengan kejadian
Lahir, sehingga hipotesis yang menyatakan
Asfiksia pada bayi baru lahir, dapat dilihat
ada hubungan bermakna antara Umur Ibu
pada tabel 7, dibawah ini.
dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru

Tabel 7.
Hubungan Prematuritas dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru
Asfikisia Pada
Bayi Baru Lahir Total
No Prematuritas P
Ya Tidak OR
value
n % n % n %
1 Ya 33 80,5 8 19,5 41 100

2 Tidak 16 30,8 36 69,2 52 100 0,001 8,222


Jumlah 49 44 93 49

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 180


Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

ada hubungan bermakna antara Umur Ibu

Berdasarkan hasil analisis tabel 7 dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru

dapat diketahui bahwa bahwa dari 49 Lahir terbukti secara statistik. Hasil analisa

responden yang beresiko tinggi sebanyak Odds Ratio (OR) : 8,222 artinya responden

37 orang atau (75,5%) sedangkan dari 44 yang memiliki resiko tinggi berpeluang

responden yang beresiko rendah sebanyak 8,222 kali mengalami kejadian asfiksia di

12 orang atau (27,3%). bandingkan dengan yang beresiko rendah.

Hasil uji statistik Chi-square Hubungan Letak Sungsang dengan


Kejadian Asfiksia Pada Baru Lahir
didapatkan ρ value = 0,001 ≤ 0,05 artinya
Hubungan letak susang dengan
ada hubungan bermakna antara Umur Ibu
kejadian Asfiksia pada bayi baru lahir
terhadap Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru
dilihat tabel 8.
Lahir, sehingga hipotesis yang menyatakan
Tabel 8.
Hubungan Letak Sungsang dengan Kejadian Asfiksia Pada Baru Lahir
Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru
Letak Total
No Ya Tidak P
Sungsang OR
n % n % n % value
1 Ya 23 67,6 11 32,4 34 100

2 Tidak 26 44,1 33 55,9 59 100 0,048 2,264


Jumlah 49 44 93 49

Berdasakan hasil analisis tabel 8 Lahir dengan Letak Sungsang terbukti


dapat diketahui bahwa dari 34 responden secara uji statistik.
yang mengalami letak sungsang Hasil analisa Odds Ratio (OR) :
didapatkan 23 orang atau (67,6%) 2,654 artinya responden yang mengalami
sedangkan yang tidak mengalami letak letak sungsang berpeluang 2,654 kali
sungsang dari 59 responden didapatkan 26 mengalami kejadian asfiksia di bandingkan
orang atau (44,1%). dengan yang tidak mengalami letak
Dari hasil uji statistik Chi-square sungsang.
didapatkan ρ value = 0,048 ≤ 0,05 artinya Hubungan Partus Lama/Macet dengan
ada hubungan bermakna antara Kejadian Kejadian Asfiksia Pada Baru Lahir
Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir dengan Hubungan partus lama/macet dengan
Letak Sungsang, sehingga hipotesis yang kejadian Asfiksia pada bayi baru lahir
menyatakan ada hubungan bermakna dilihat tabel 9.
antara Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 181


Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara
Pratiwi2

Tabel 9.
Hubungan Partus Lama/Macet dengan Kejadian Asfiksia Pada Baru Lahir
Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru
Partus Total
No Ya Tidak P
Lama/Macet OR
n % n % n % value
1 Ya 23 67,6 11 32,4 34 100

2 Tidak 26 44,1 33 55,9 59 100 0,089 2,289


Jumlah 49 44 93 49

Berdasakan hasil analisis tabel 9 responden yang beresiko tinggi sebanyak


dapat diketahui bahwa dari 37 responden 37 orang atau (75,5%) sedangkan dari 44
partus lama didapatkan 24 orang atau responden yang beresiko rendah sebanyak
(64,9%) sedangkan yang tidak mengalami 12 orang atau (27,3%).
partus lama dari 56 responden didapatkan Hasil uji statistik Chi-square
25 orang (44,6%). didapatkan ρ value = 0,001 ≤ 0,05 artinya
Dari hasil uji statistik Chi-square ada hubungan bermakna antara Umur Ibu
didapatkan ρ value = 0,089 ≤ 0,05 artinya terhadap Kejadian Asfiksia Pada Bayi
ada hubungan bermakna antara Kejadian Baru Lahir, sehingga hipotesis yang
Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir dengan menyatakan ada hubungan bermakna
Partus Lama, sehingga hipotesis yang antara Umur Ibu dengan Kejadian Asfiksia
menyatakan tidak ada hubungan yang Pada Bayi Baru Lahir terbukti secara
bermakna antara Kejadian Asfiksia Pada statistik. Hasil analisa Odds Ratio (OR) :
Bayi Baru Lahir dengan Partus Lama 8,222 artinya responden yang memiliki
terbukti secara uji statistik. Hasil analisa resiko tinggi berpeluang 8,222 kali
Odds Ratio (OR) : 2,289 artinya responden mengalami kejadian asfiksia di
yang mengalami partus lama berpeluang bandingkan dengan yang beresiko rendah.
2,289 kali mengalami kejadian asfiksia di Penelitian (Ardhiyanti and Susanti,
bandingkan dengan yang partus tidak 2016). diperoleh bahwa terdapat hubungan
lama. usia dengan kejadian persalinan lama (OR
: 4,000; 95% CI : 1,583–46,277).
PEMBAHASAN Sebaiknya RSUD Arifin Achmad sebagai
Hubungan Umur dengan Kejadian fasilitas kesehatan terdepan dalam
Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir
pelayanan kesehatan masyarakat
Hasil penelitian
Berdasarkan hasil analisis tabel 6 diharapkan dapat meningkatkan pelayanan
dapat diketahui bahwa bahwa dari 49 kesehatan khususnya dengan memberikan

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 182


Volume 4, Nomor 1, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

penanganan segera persalinan dengan Hasil penelitian (Viviawati,


komplikasi yang memerlukan tindakan Afriyani and Yudanari, 2017). Hasil chi
segera sehingga dapat mengurangi Angka square dengan nilai p-value = 0,0001 < α
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. (0,05) artinya ada hubungan antara usia
(Tonasih and Kumalasary, 2018). kehamilan dengan asfiksia neonatorum
Hubungan Prematuritas dengan dengan nilai OR 3,961 artinya usia
Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru kehamilan tidak normal beresiko sebesar
Lahir
3,9 kali terjadi kelahiran asfiksia
Berdasarkan hasil analisis tabel 7
neonatorum, dan nilai p-value =0,002 < α
dapat diketahui bahwa bahwa dari 49
(0,05) artinya ada hubungan preeklampsia
responden yang beresiko tinggi sebanyak
dengan asfiksia neonatorum dengan nilai
37 orang atau (75,5%) sedangkan dari 44
OR 4,435 artinya preeklampsia beresiko
responden yang beresiko rendah sebanyak
4,4 kali terjadi asfiksia neonatorum. ada
12 orang atau (27,3%).
hubungan antara usia kehamilan dan
Hasil uji statistik Chi-square
preeklampsia dengan asfiksia neonatorum
didapatkan ρ value = 0,001 ≤ 0,05 artinya
pada bayi baru lahir di RSUD Ambarawa.
ada hubungan bermakna antara Umur Ibu
Nasrawati and Wati, (2017).
terhadap Kejadian Asfiksia Pada Bayi
Menurut Survei Demografi dan
Baru Lahir, sehingga hipotesis yang
Kesehatan Indonesia (SDKI) (2012)
menyatakan ada hubungan bermakna
Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 359
antara Umur Ibu dengan Kejadian Asfiksia
per 100.000 kelahiran hidup. Angka
Pada Bayi Baru Lahir terbukti secara
Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2012
statistik. Hasil analisa Odds Ratio (OR) :
sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup
8,222 artinya responden yang memiliki
(BKKBN, 2013). Pe- nyebab langsung
resiko tinggi berpeluang 8,222 kali
kematian ibu di Indonesia adalah
mengalami kejadian asfiksia di
perdarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi
bandingkan dengan yang beresiko rendah.
11%, partus lama 5%, aborsi 5%, dan lain-
Faktor ibu dan bayi yang
lain 27%, yang di dalamnya terdapat juga
berpengaruh terhadap kejadian asfiksia
penyulit pada masa kehamilan dan
neonatorum yaitu lilitan tali pusat, anemia
penyulit pada masa persalinan (Kemenkes
pada saat hamil, partus lama, BBLR, umur
RI, 2010). Penyebab kematian bayi baru
ibu <20 tahun dan >35 tahun, dan
lahir salah satunya disebabkan oleh
hipertensi pada saat hamil. (Widiani,
asfiksia (27%) yang merupakan penyebab
Kurniati and Windiani, 2016).
kedua kematian bayi baru lahir setelah
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 183
Volume 4, Nomor 1, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

BBLR (Kemenkes RI, 2008). Tujuan mengalami letak sungsang berpeluang


penelitian ini untuk mengetahui hubungan 2,654 kali mengalami kejadian asfiksia di
kehamilan serotinus dengan kejadian bandingkan dengan yang tidak mengalami
asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD letak sungsang
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Hasil penelitian Fauzia and
Tahun 2016. Metode penelitian yang Wahyuni, (2017) analisis statistik dengan
digunakan berupa deskriptif korelatif. mempergunakan uji Chi Square diperoleh
Populasi dalam penelitian ini adalah 205 nilai 2 hitung > 2 tabel dimana 2
persalinan. Teknik sampling menggunakan hitung = 68,21 dan 2 tabel 3,84 artinya
purposive sampling, dengan jumlah Ho ditolak dan Ha diterima dengan
sampel sebanyak 136 persalinan. demikian dapat disimpulkan Ada
Pengumpulan data menggunakan rekam hubungan yang signifikan antara
medik. Analisis data de- ngan uji Mann- persalinan letak sungsang pervaginam
Whitney. dengan kejadian asfiksia.(Herawati, 2015).
Hubungan Letak Sungsang dengan Hasil penelitian tidak terdapat pengaruh
Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru
persalinan letak sungsang dengan asfiksia
Lahir
Berdasakan hasil analisis tabel 8 (p = 0,103), partus lama atau macet

dapat diketahui bahwa dari 34 responden dengan asfiksia (p=0,452) dan dengan

yang mengalami letak sungsang asfiksia (p= 0,809)..

didapatkan 23 orang atau (67,6%) Berdasarkan hasil penelitian

sedangkan yang tidak mengalami letak diketahui bahwa di RSUD Majalaya

sungsang dari 59 responden didapatkan 26 periode 1 Januari-3l Desember 2004

orang atau (44,1%). diperoleh 6,2% dari seluruh persalinan dan

Dari hasil uji statistik Chi-square 68,7% persalinan letak sungsang

didapatkan ρ value = 0,048 ≤ 0,05 artinya pervaginam. Berdasarkan paritas,

ada hubungan bermakna antara Kejadian persalinan letak sungsang paling banyak

Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir dengan pada ibu dengan paritas 1-4 yaitu 50,8%

Letak Sungsang, sehingga hipotesis yang dengan risiko 0,79 kali daripada ibu

menyatakan ada hubungan bermakna dengan paritas > 4 dan pada ibu paritas > 4

antara Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru yaitu sebanyak 6,6% dengan risiko 0,43

Lahir dengan Letak Sungsang terbukti kali dari paritas 1-4. Berdasarkan berat

secara uji statistik. Hasil analisa Odds badan lahir, berat badan 3500 gr berisiko

Ratio (OR) : 2,654 artinya responden yang

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 184


Volume 4, Nomor 1, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

1,25 kali dibanding kelompok berat beda Dari hasil uji statistik Chi-square
2500 -3499 gr. (wijaya, 2015) didapatkan ρ value = 0,089 ≤ 0,05 artinya
Asfiksia neonaturum adalah suatu ada hubungan bermakna antara Kejadian
keadaan bayi baru lahir yang mengalami Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir dengan
gagal bernafas secara spontan dan teratur Partus Lama, sehingga hipotesis yang
segera setelah lahir. Kondisi persalinan menyatakan tidak ada hubungan yang
yang dapat menyebabkan asfiksia bermakna antara Kejadian Asfiksia Pada
neonaturum adalah persalinan dengan Bayi Baru Lahir dengan Partus Lama
sungsang, proses persalinan lama/macet. terbukti secara uji statistik. Hasil analisa
Penelitian ini adalah penelitian dengan Odds Ratio (OR) : 2,289 artinya responden
desain penelitian sequential explanatory yang mengalami partus lama berpeluang
mixed methode dengan menggunakan 2,289 kali mengalami kejadian asfiksia di
analisis data kuantitatif pada tahap bandingkan dengan yang partus tidak
pertama, diikuti oleh pengumpulan data lama.
kualitatif. Penelitian akan dilakukan di Partus lama merupakan persalinan
RSUD Kota Bogor. Waktu penelitian yaitu yang berlangsung lebih dari 24 jam pada
bulan Januari hingga November 2016. primipara dan lebih dari 18 jam pada
Pengambilan sampel dengan cara simple multipara. Bila persalinan berlangsung
random sampling. Faktor ibu dan bayi terlalu lama, maka bisa menimbulkan
yang berpengaruh terhadap kejadian terjadinya komplikasi baik terhadap ibu
asfiksia neonatorum yaitu lilitan tali pusat, dan bayi akan mengalami asfiksia. Tujuan
anemia pada saat hamil, partus lama, penelitian adalah membuktikan persalinan
BBLR, umur ibu <20 tahun dan >35 tahun, dengan penyulit sebagai faktor risiko
dan hipertensi pada saat hamil. (Widiani, kejadian asfiksia di RS Kardinah. (Latifah,
Kurniati and Windiani, 2016). 2015)
Hubungna Partus Lama dengan Penelitian Soviyati, (2016)
Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru berdasarkan analisis bivariat yang terdapat
Lahir
hubungan dengan lama persalinan. Untuk
Berdasakan hasil analisis tabel 9
hasil analisis multivariat variabel yang
dapat diketahui bahwa dari 37 responden
dominan dengan lama persalinan adalah
partus lama didapatkan 24 orang atau
variabel psikologi (phsycology) dengan
(64,9%) sedangkan yang tidak mengalami
nilai OR sebesar 3,443. Yang berarti
partus lama dari 56 responden didapatkan
variabel psikologi memiliki peluang
25 orang (44,6%).
sebesar 3,443 kali dibandingkan dengan
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 185
Volume 4, Nomor 1, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

variabel yang lain terhadap lama 5. Ada hubungan antara Prematuritas


persalinan di persalinan di RSUD’45 dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi
Kuningan Jawa Barat. Baru Lahir dengan (ρ value = 0,001).
6. Ada hubungan antara Letak
KESIMPULAN DAN SARAN Sungsang dengan Kejadian Asfiksia
Kesimpulan Pada Bayi Baru Lahir dengan (ρ
Berdasarkan data yang diperoleh value = 0,048).
dari hasil penelitian yang sudah dilakukan 9. Ada hubungan antara Partus Lama
di BPM Herasdiana Palembang Tahun dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi
2019, peneliti menarik kesimpulan : Baru Lahir dengan (ρ value = 0,089).
1. Dari hasil analisis Univariat, Saran
responden yang mengalami resiko 1. Bagi bidan herasdiana kota
tinggi <20 - >35 tahun lebih banyak palembang diharapkan untuk
di bandingkan yang mengalami peningkatan komunikasi informasi
resiko rendah <20 - >35 tahun. edukasi melalui penyuluhan tentang
2. Dari hasil Univariat, responden yang kejadian asfiksia pada bayi baru lahir
mengalami prematuritas >2500 gram untuk meningkatkan pengetahuan ibu
lebih banyak di bandingkan yang hamil.
tidak prematuritas <2500 gram. 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
3. Dari hasil Univariat, responden yang dapat melakukan penelitian dengan
mengalami Partus Lama fase laten variabel – variabel lain yang dapat
lebih banyak di bandingkan dengan menghasilkan hasil yang lebih akurat.
Partus Lama fase aktif dan hasil
Univariat, responden yang
mengalami KPD lebih banyak
dibandingkan yang tidak KPD.
4. ada hubungan antara Umur Ibu
dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi
Baru Lahir dengan (ρ value = 0,001).

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 186


Volume 2, Nomor 1, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

DAFTAR PUSTAKA

Anasari, T. and Pantiawati, I. (2016) ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan Preterm


Di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto’, Jurnal Kebidanan.
Ardhiyanti, Y. and Susanti, S. (2016) ‘Faktor Ibu yang Berhubungan dengan Kejadian
Persalinan Lama di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru’, Jurnal Kesehatan Komunitas.
doi: 10.25311/jkk.vol3.iss2.108.
Asfiksia Neonatorum Di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2016’, Prosiding Seminar Nasional & Internasional.
Dinkes Kota Palembang, 2015. Profil Kesehatan 2015.
Fajarwati, N., Andayani, P. and Rosida, L. (2016) ‘Hubungan antara Berat Badan Lahir dan
Kejadian Asfiksia Neonatorum’, Berkala Kedokteran. doi: 10.20527/jbk.v12i1.354.
Fauzia, F. and Wahyuni, S. (2017) ‘Faktor Persalinan dan Kejadian Asfiksia Di Kota Bogor’,
Journal of Applied Nursing (Jurnal Keperawatan Terapan). doi:
10.31290/jkt.v(3)i(1)y(2017).page:20-26.
Herawati, T. (2015) ‘Hubungan Persalinan Sungsang Pervaginam dengan Kejadian Asfiksiasi
pada Bayi Baru Lahir di RSUD Mataram Tahun 2012’, Jurnal Ilmu Kesehatan dan
Farmasi.
Hidayat, S., Samsi, K. M. K. and Dewi, M. M. (2017) ‘Angka Kejadian Bayi Berat Badan
Lahir Rendah Sebelum dan Semasa Krisis Ekonomi; suatu Penelitian di Rumah Sakit’,
Sari Pediatri. doi: 10.14238/sp3.2.2001.88-91.
Juhaeriah, J. et al. (2015) ‘Faktor Ibu yang Berhubungan dengan Berat Badan Bayi Lahir di
Puskesmas Garuda Tahun 2015 Jurnal Kesehatan Kartika Jurnal Kesehatan Kartika’,
Jurnal Kesehatan Kartika.
Kristiana, N. and Juliansyah, E. (2017) ‘UMUR, PENDIDIKAN, PEKERJAAN DAN
PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
(BBLR)’, Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan.
Latifah, U. (2015) ‘FAKTOR RISIKO KEJADIAN ASFIKSIA PADA MENIT KE-5 DI
RSU KARDINAH TEGAL (Studi Kasus Bayi Asfiksia Lahir oleh Bidan)’, Kota Tegal
Indonesia Telp.
Mahayana, S. A. S., Chundrayetti, E. and Yulistini (2015) ‘Faktor Risiko Yang Berpengaruh
Terhadap Kejadian Badan Lahir Rendah di RSUP Dr. M. Djamil Padang’, Jurnal
Kesehatan Andalas.
Manoe, V. M. and Amir, I. (2017) ‘Gangguan Fungsi Multi Organ pada Bayi Asfiksia Berat’,
Sari Pediatri. doi: 10.14238/sp5.2.2003.72-8.Nasrawati and Wati, E. E. (2017)
‘Hubungan Berat Bayi Lahir Rendah (Bblr) Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di
Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016’, Prosiding
Seminar Nasional & Internasional.
Nasrawati and Wati, E. E. (2017) ‘Hubungan Berat Bayi Lahir Rendah (Bblr) Dengan
Kejadian Asfiksia Neonatorum Di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2016’, Prosiding Seminar Nasional & Internasional.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 187


Volume 2, Nomor 1, Agustus 2019 Annisa Khoiriah1, Tiara Pratiwi2

Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten
Semarang’, Seminar Nasional Kebidanan.
Rahmawati, L. and Ningsih, M. P. (2016) ‘Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
asfiksia pada bayi baru lahir di Ruang Medical Record RSUD. Pariaman’, Jurnal
Ilmiah Kebidanan.
Ratnawati, Y. N. and Yusnawati, N. (2019) ‘Hubungan Kehamilan Serotinus Dengan
Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir’, Bantul Yogyakarta: Jurnal Kebidanan jilid.
Saputra, R. G. (2016) ‘Perbedaan Kejadian Ikterus Neonatorum antara Bayi Prematur dan
Bayi Cukup Bulan pada Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah di RS PKU
Muhammadiyah Surakarta’, Fakultas Kedokteran UMS.
Sarosa, G. I., Putranti, A. H. and Setyarini, T. K. (2016) ‘Pengaruh Asfiksia Neonatal
Terhadap Gangguan Pendengaran’, Sari Pediatri. doi: 10.14238/sp13.1.2011.5-13.
Soviyati, E. (2016) ‘FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA
PERSALINAN DI RSUD’45 KUNINGAN JAWA BARAT TAHUN 2015’, Jurnal
Bidan “Midwife Journal”.
Tonasih, T. and Kumalasary, D. (2018) ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR) DI Puskesmas Wilayah Kecamatan Harjamukti Kota
Cirebon Tahun 2016’, Jurnal Riset Kebidanan Indonesia. doi: 10.32536/jrki.v2i1.21.
Umboh, A. (2017) ‘Hubungan Asfiksia Neonatorum dengan Gangguan Fungsi Ginjal pada
Bayi Baru Lahir’, Sari Pediatri. doi: 10.14238/sp4.2.2002.50-3.
Viviawati, E. Y., Afriyani, L. D. and Yudanari, Y. G. (2017) ‘Hubungan Usia Kehamilan dan
Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa
Kabupaten Semarang’, Seminar Nasional Kebidanan.
Widiani, N. N. A., Kurniati, D. P. Y. and Windiani, I. G. A. T. (2016) ‘Faktor Risiko Ibu dan
Bayi Terhadap Kejadian Asfiksia Neonatorum di Bali: Penelitian Case Control’, Public
Health and Preventive Medicine Archive. doi: 10.15562/phpma.v4i2.64.
Wiradharma, W., I Md, K. and I Wyn, D. A. (2016) ‘Risiko Asfiksia pada Ketuban Pecah
Dini di RSUP Sanglah’, Sari Pediatri. doi: 10.14238/sp14.5.2013.316-9.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 188

Anda mungkin juga menyukai