Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Sains dan Kesehatan

Journal homepage: https://jsk.farmasi.unmul.ac.id

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asfiksia Neonatorum: Suatu Kajian


Literatur

Factors Affecting Asphyxia Neonatorum: A Literature Review

Primarosa Portiarabella1,*, Ahmad Wisnu Wardhana2, Moriko Pratiningrum3

1Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman


2Laboratorium Fisiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
3Laboratorium Ilmu THT, Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman

*Email korespondensi: primarosa.portiarabella@gmail.com

Abstrak
Asfiksia neonatorum didefinisikan sebagai kegagalan memulai dan mempertahankan pernafasan
pada neonatus. Penyebab kematian neonatus terbanyak kedua di Indonesia adalah asfiksia
neonatorum. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
asfiksia neonatorum dan pembagiannya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kepustakaan
atau kajian literatur. Pencarian literatur telah dilakukan pada minggu kedua dan ketiga bulan
Desember tahun 2020. Literatur yang digunakan adalah jurnal dan buku sebanyak minimal 15 judul
yang diterbitkan dalam 10 tahun terakhir. Hasil penelitian menemukan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi asfiksia dapat dibagi menjadi faktor resiko antepartum dan faktor resiko
intrapartum. Faktor resiko antepartum antara lain preeklampsia, pertumbuhan janin terhambat, dan
perdarahan. Faktor resiko intrapartum antara lain prematuritas, sindrom aspirasi mekonium, dan
presentasi bokong.

Kata Kunci: asfiksia neonatorum, pertumbuhan janin terhambat, preeklampsia, sindrom aspirasi
mekonium, presentasi bokong

Abstract
Birth asphyxia is defined as the failure of initiating and maintaining respiration in neonates. The
second most prevalent cause of neonatal death in Indonesia is birth asphyxia. This study aims to find

J. Sains Kes. 2021. Vol 3. No 3. 538


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asfiksia Neonatorum: Suatu Kajian Literatur

out the risk factors affecting birth asphyxia and the categories of said risk factors. This study uses
literature review as study design. Literature research was done during the second and third week of
December 2020. Literature used in this study are journals and books, at least 15 in numbers and
released in the last 10 years. The result of this study found that risk factors affecting birth asphyxia
could be divided into antepartum risk factors and intrapartum risk factors. Among antepartum risk
factors are preeclampsia, intrauterine growth restriction, and hemorrhage. Among intrapartum risk
factors are prematurity, meconium aspiration syndrome, and breech presentation.

Keywords: birth asphyxia, intrauterine growth restriction, preeclampsia, meconium aspiration


syndrome, breech presentation

Submitted: 30 Desember 2020 Accepted: 24 April 2021 DOI: https://doi.org/10.25026/jsk.v3i3.413

penting untuk mengetahui faktor-faktor yang


1 Pendahuluan
mempengaruhi terjadinya asfiksia neonatorum.
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan
dalam memulai dan mempertahankan
2 Metode Penelitian
pernafasan ketika neonatus lahir. Pada asfikia
neonatorum aliran darah atau pertukaran gas Penelitian ini menggunakan metode kajian
tidak adekuat baik tepat sebelum, saat, maupun literatur untuk mengetahui faktor-faktor yang
segera setelah proses persalinan [1]. Asfiksia mempengaruhi kejadian asfiksia neonatorum.
neonatorum disebabkan oleh faktor-faktor Kajian literatur adalah penelusuran dan
antepartum dan intrapartum. Faktor resiko penelitian kepustakaan dengan membaca
antepartum antara lain preeklampsia, berbagai jurnal, buku, dan terbitan-terbitan
pertumbuhan janin terhambat (PJT), dan lain. yang berkaitan dengan topik penelitian
perdarahan pada trimester dua atau tiga. untuk menghasilkan suatu tulisan mengenai
Faktor resiko intrapartum antara lain kelahiran topik penelitian tersebut.
prematur, sindrom aspirasi mekonium, dan Dalam penelitian ini penelitian dilakukan
presentasi bokong [2]. Angka Kematian dengan mengumpulkan literatur di
Neonatus merupakan salah satu indikator perpustakaan dan metode browsing di internet.
dalam menilai derajat kesehatan masyarakat. Besar sampel minimal adalah 15 literatur.
Indonesia memiliki target yang dinyatakan Pencarian sampel melalui metode browsing di
dalam Sustainable Development Goals (SDGs) internet dilakukan melalui Google Scholar. Kata
untuk menurunkan Angka Kematian Neonatus kunci yang digunakan adalah ‘risk factors of
menjadi 12 per 1.000 kelahiran hidup pada birth asphyxia’, ‘birth asphyxia’, ‘perinatal
tahun 2030 [3]. Di Indonesia angka kematian asphyxia’, ‘asfiksia neonatorum’, ‘asfiksia
neonatus pada tahun 2019 adalah sebesar perinatal’, ‘faktor resiko asfiksia neonatorum’,
20.244 jiwa, atau 69% dari kematian anak ‘angka kejadian asfiksia neonatorum di
dibawah 5 tahun. Dari seluruh kematian Indonesia’, ‘angka kematian neonatus asfiksia’,
neonatus Indonesia pada tahun 2019, 5.464 ‘antepartum hemorrhage’, ‘perdarahan
jiwa atau 27% diantaranya disebabkan oleh antepartum’, ‘antepartum hemorrhage and
asfiksia neonatorum [4]. asphyxia’, ‘angka kejadian perdarahan
Mengingat besarnya angka kematian antepartum di Indonesia’, ‘preeclampsia’,
neonatus di Indonesia, adanya target SDGs, dan ‘preeklampsia’, ‘angka kejadian preeklampsia
besarnya andil asfiksia neonatorum dalam di Indonesia’ ‘preeclampsia and asphyxia’,
angka kematian neonatus di Indonesia, maka ‘intrauterine growth restriction’, ‘pertumbuhan

J. Sains Kes. 2021. Vol 3. No 3. 539


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asfiksia Neonatorum: Suatu Kajian Literatur

janin terhambat’, ‘prematurity’, ‘prematuritas’,


‘angka kejadian kelahiran prematur di Asfiksia neonatorum dibagi menjadi tiga:
Indonesia’, ‘prematurity and asphyxia’, 1. Severe birth asphyxia: denyut nadi < 100
‘malpresentation’, ‘breech presentation’, kali per menit baik stabil maupun terus
‘presentasi bokong’, ‘breech presentation and menurun, pernapasan tidak ada atau
asphyxia’, ‘malpresentation and asphyxia’, dan dengan gasping, warna kulit buruk, tonus
‘angka kejadian presentasi bokong di nihil. Apgar score menit pertama senilai 0-
Indonesia’. Selain itu pencarian juga dilakukan 3.
melalui google dengan memasukkan kata kunci 2. Mild and moderate birth asphyxia: tidak
‘angka kematian neonatus 2019 asfiksia’ dan ada pernapasan spontan setelah 1 menit,
‘profil kesehatan Indonesia 2019’. Tahun 2019 tapi denyut nadi ≥100 kali per menit,
digunakan dalam kata kunci dalam upaya terdapat sedikit tonus otot, dan terdapat
memperoleh data terbaru mengenai angka sedikit respon terhadap stimulasi. Apgar
kematian neonatus akibat asfiksia neonatorum. score menit pertama senilai 4-7.
3. Birth asphyxia, unspecified: anoksia,
asfiksia, hipoksia tanpa penjelasan lain.
3 Hasil dan Pembahasan
Faktor-faktor yang menyebabkan asfiksia
Asfiksia neonatorum merupakan keadaan neonatorum dibagi menjadi faktor resiko
kurangnya aliran darah atau pertukaran gas antepartum dan faktor resiko intrapartum [2].
dari atau kepada janin baik sebelum, saat, Faktor resiko antepartum menyebabkan
maupun setelah proses persalinan. Asfiksia asfiksia pada periode antepartum dan faktor
neonatorum dapat menyebabkan berbagai resiko intrapartum menyebabkan asfiksia pada
komplikasi baik sistemik maupun neurologik periode intrapartum.
yang berat akibat penurunan aliran Perdarahan antepartum adalah salah satu
darah/pertukaran gas pada janin dalam proses faktor resiko antepartum yang terjadi pada
kelahiran, ketika pertukaran gas baik melalui sekitar 2-5% dari seluruh kehamilan di dunia.
plasenta maupun melalui paru terganggu atau Didefinisikan sebagai perdarahan pervaginam
berhenti sepenuhnya akan terjadi kekurangan yang terjadi antara kehamilan 20 minggu
oksigen baik parsial (hipoksia) maupun hingga waktu persalinan, perdarahan
sepenuhnya (anoksia) pada organ-organ vital. antepartum menyebabkan kematian ibu dan
Hal ini akan menyebabkan hipoksemia dan neonatus yang tinggi. Perdarahan antepartum
hiperkapnia. Jika hipoksemia cukup parah, umumnya disebabkan oleh plasenta previa dan
maka akan timbul kekurangan oksigen yang abruptio placenta. Meskipun tidak dapat
berlanjut menjadi glikolisis anaerobik dan dicegah, diagnosis dini dan tatalaksana yang
asidosis laktat [1]. Data terbaru yang diperoleh baik dapat meningkatkan kemungkinan
menunjukkan bahwa asfiksia neonatorum keselamatan ibu dan neonatus [5]. Ibu dengan
menyebabkan 5.464 kematian atau 27% dari perdarahan antepartum memiliki resiko 12 kali
seluruh kematian neonatus pada tahun 2019 lebih besar melahirkan bayi dengan asfiksia
[4]. Menurut Buku Ajar Neonatologi, asfiksia neonatorum dibandingkan dengan ibu yang
neonatorum ditandai oleh 4 karakteristik tidak mengalami perdarahan antepartum.
berikut: [22 Perdarahan antepartum kemungkinan dapat
1. Asidemia metabolik atau campuran antara menyebabkan asfiksia neonatorum karena
metabolik dan respiratorik yang jelas, pada perdarahan antepartum terjadi
dimana pH darah arteri umbilikalis <7. penurunan aliran darah dari ibu ke plasenta
2. Apgar score menit ke-5 0-3. sehingga janin mengalami hipoksemia [6].
3. Manifestasi neurologis segera setelah lahir, Faktor antepartum lainnya adalah PJT. Di
baik berupa kejang, hipotonia, koma, seluruh dunia, PJT terjadi pada 3-7% dari
maupun hypoxic-ischemic encephalopathy seluruh populasi [7]. Bayi dengan PJT memiliki
(HIE). resiko kematian 7-8 kali lebih besar
4. Terjadi disfungsi multiorgan segera dibandingkan dengan bayi normal. Salah satu
setelah lahir. faktor penyebab PJT adalah preeklampsia,
dimana semakin parah preeklampsia yang

J. Sains Kes. 2021. Vol 3. No 3. 540


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asfiksia Neonatorum: Suatu Kajian Literatur

terjadi, semakin berat pula PJT yang dapat mengakibatkan terjadinya hipoglikemia
diakibatkan. Selain itu anemia pada ibu juga pada neonatus. Selain itu pada neonatus
dapat menyebabkan PJT [8]. Asfiksia dengan PJT terdapat resiko pendinginan yang
neonatorum terjadi pada 30-40% dari seluruh cepat akibat suhu lingkungan yang dingin.
neonatus dengan PJT. Pada neonatus dengan Respon terhadap penurunan suhu tubuh pada
PJT dapat terjadi gangguan pada proses PJT adalah termogenesis tanpa menggigil.
adaptasi, baik metabolik, kardiorespirasi, Respon ini meningkatkan konsumsi glukosa
maupun temperatur. Pada janin dengan PJT dan oksigen sehingga dapat memperparah
dan hipoksemia kronis, terjadi hipoksia pada hipoglikemia dan hipoksemia. Glikogen pada
jaringan yang menyebabkan aktivasi otot jantung neonatus dengan PJT juga
metabolisme anaerobik. Metabolisme mengalami penurunan. Hal ini menyebabkan
anaerobik kemudian menyebabkan asidosis. neonatus merespon kurang baik pada upaya
Saat kelahiran terjadi penurunan aliran resusitasi dan meningkatkan kemungkinan
glukosa. Penurunan glukosa, rendahnya neonatus mengalami asfiksia neonatorum [9].
deposit glukosa, dan sistem enzim yang imatur

Tabel 1 Penyebab Asfiksia Neonatorum (2)


Faktor Resiko Antepartum Faktor Resiko Intrapartum
Diabetes pada kehamilan Seksio sesarea darurat
Hipertensi dalam kehamilan Kelahiran dengan forseps/vakum
Hipertensi kronik Letak sungsang/presentasi abnormal
Anemia janin atau isoimunisasi Kelahiran kurang bulan
Riwayat kematian janin atau neonatus Partus presipitatus
Perdarahan pada trimester dua atau tiga Korioamniotis
Infeksi ibu Ketuban pecah lama (>18 jam sebelum persalinan)
Ibu dengan penyakit jantung, ginjal, paru, tiroid, atau kelainan neurologi Partus lama (>24 jam)
Polihidramnion Kala dua lama (>2 jam)
Oligohidramnion Makrosomia
Ketuban pecah dini Bradikardia jantung persisten
Hidrops fetalis Frekuensi jantung janin tidak beraturan
Kehamilan lewat waktu Penggunaan anestesi umum
Kehamilan ganda Hiperstimulus uterus
Berat janin tidak sesuai kehamilan Penggunaan obat narkotika pada ibu dalam 4 jam sebelum persalinan
Terapi obat seperti magnesium karbonat, beta blocker Air ketuban bercampur mekonium
Ibu pengguna obat bius Prolaps tali pusat
Malformasi atau anomali janin Solusio plasenta
Berkurangnya gerakan janin Plasenta previa
Tanpa pemeriksaan antenatal Perdarahan intrapartum
Usia <16 atau >35 tahun -

Preeklampsia terjadi pada 2-8% dari konstriksi pembuluh darah yang menyebabkan
seluruh kehamilan di dunia dan merupakan penurunan pertukaran gas darah dan nutrisi
kelainan pada kehamilan yang ditandai oleh [12]
terjadinya hipertensi setelah minggu ke-20 Kelahiran prematur didefinisikan oleh
kehamilan disertai proteinuria, disfungsi World Health Organization (WHO) sebagai
multiorgan, dan disfungsi uteroplasenta. [10]. kelahiran yang terjadi sebelum usia kehamilan
Sebelumnya preeklampsia ditentukan jika mencapai 37 minggu. Terdapat
terdapat trias klinik yaitu hipertensi (≥140/90 pengelompokan yang lebih mendetil yaitu
mmHg), proteinuria, dan edema, sekarang extremely preterm (<28 minggu), very preterm
edema tidak lagi dimasukkan sebagai kriteria (28-32 minggu), dan modetare to late preterm
diagnosis karena edema juga dijumpai pada (32-37 minggu). Pada tahun 2010, Indonesia
kehamilan normal. Di Indonesia, preeklampsia menduduki peringkat kelima tertinggi dunia
terjadi pada sekitar 3-10% dari seluruh untuk angka kejadian kelahiran prematur yaitu
kelahiran [11]. Preeklampsia merupakan faktor sebanyak 675.700 kelahiran. Pada tahun yang
yang berpengaruh terhadap asfiksia sama Indonesia juga menduduki peringkat
neonatorum diduga berhubungan dengan kesembilan tertinggi dunia untuk angka

J. Sains Kes. 2021. Vol 3. No 3. 541


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asfiksia Neonatorum: Suatu Kajian Literatur

kejadian kelahiran per 100 kelahiran, yaitu mekanik akibat konsistensi mekonium yang
sebanyak 15,5 kelahiran prematur per 100 kental maupun akibat pneumonitis. Mekonium
kelahiran [12]. Pada bayi yang lahir prematur diduga memiliki dampak toksik secara
paru masih imatur dan otot-otot pernafasan langsung yang diperantarai oleh proses
masih belum bekerja sempurna (13). Selain itu, inflamasi [18].
pada bayi yang lahir pada usia kandungan Faktor yang menyebabkan asfiksia pada
dibawah 37 minggu seringkali tidak memiliki periode antepartum berbeda dengan faktor
jumlah surfaktan yang cukup dan beresiko yang menyebabkan asfiksia pada periode
mengalami asfiksia neonatorum karena intrapartum. Namun terdapat hubungan antara
surfaktan menjaga stabilitas alveoli [14]. faktor-faktor tersebut.
Dari seluruh kejadian malpresentasi, Preeklampsia merupakan salah satu faktor
presentasi bokong merupakan malpresentasi resiko antepartum yang telah dibahas. Namun
yang paling sering ditemui [15]. Presentasi preeklampsia juga dapat menyebabkan PJT
bokong terjadi pada 3-4% dari seluruh yang merupakan faktor resiko antepartum
kelahiran aterm di dunia. Persentasi ini yang lain dan dapat menyebabkan sindrom
meningkat pada usia gestasi yang lebih muda. aspirasi mekonium yang merupakan faktor
Pada usia gestasi 32 minggu, 7% diantaranya resiko intrapartum.
presentasi bokong. Sedangkan pada usia Selain itu plasenta previa dapat
gestasi 25 minggu atau kurang, 25% menyebabkan perdarahan antepartum yang
diantaranya presentasi bokong. Selain merupakan salah satu faktor resiko
prematuritas, plasenta previa juga merupakan antepartum dan dapat menyebabkan
faktor resiko presentasi bokong karena presentasi bokong yang merupakan salah satu
plasenta yang menghalangi/menyulitkan janin faktor resiko intrapartum.
untuk berpindah ke posisi yang benar. Presentasi bokong mengalami peningkatan
Polihidramnion dan oligohidramnion juga pada usia gestasi yang lebih muda, dan
dapat menyebabkan presentasi bokong [16]. prematuritas juga merupakan salah satu faktor
Kelahiran dengan presentasi bokong memiliki resiko intrapartum. Dari beberapa contoh
resiko mengalami asfiksia neonatorum 2,96 tersebut dapat diperhatikan bagaimana faktor-
kali lebih tinggi dibandingkan dengan faktor tersebut dapat saling terkait.
presentasi lainnya karena presentasi bokong Faktor-faktor yang telah dibahas adalah
memiliki resiko prolaps tali pusat, head faktor-faktor yang cukup sering terjadi.
entrapment, dan trauma pada kelahiran yang Perdarahan antepartum terjadi pada 2-5% dari
lebih tinggi [17]. seluruh kehamilan di dunia dan merupakan
Mekonium dalam cairan amnion salah satu penyebab kematian ibu dan bayi
merupakan salah satu faktor resiko, karena yang memiliki pengaruh besar. PJT terjadi pada
mekonium yang terhirup dapat menyumbat 3-7% dari total populasi. Preeklampsia terjadi
jalan nafas, mengganggu fungsi surfaktan, dan pada 3-10% dari seluruh kehamilan.
menghambat sintetis surfaktan. [14]. Air Prematuritas di Indonesia terjadi pada sekitar
ketuban yang bercampur mekonium terjadi 10,40 kelahiran per 100 kelahiran. Presentasi
pada 8-16% dari seluruh kelahiran. Faktor- bokong terjadi pada 3-4% dari seluruh
faktor yang menyebabkan air ketuban kelahiran aterm dan meningkat pada usia
bercampur mekonium antara lain hipertensi gestasi yang lebih muda. Mekonium pada air
maternal, eklampsia, dan berbagai penyebab ketuban ditemukan pada 8-16% dari seluruh
gawat janin. Air ketuban yang bercampur kelahiran.
mekonium dapat berlanjut menjadi sindrom Data penyebab kematian neonatus terbaru
aspirasi mekonium. Sindrom aspirasi pada daat penulisan literature review ini adalah
mekonium adalah kumpulan berbagai gejala sebagaimana yang tertuang dalam Profil
klinis dan radiologi akibat aspirasi mekonium Kesehatan Indonesia 2019. Oleh karena itu
oleh janin oleh neonatus, baik sebelum, selama, dalam upaya menemukan data tersebut, kata
maupun setelah proses persalinan. Sindrom kunci ‘angka kematian neonatus 2019 asfiksia’
aspirasi mekonium dapat menyebabkan dan ‘profil kesehatan indonesia 2019’
asfiksia neonatorum, baik karena obstruksi digunakan secara spesifik. Pencarian dengan

J. Sains Kes. 2021. Vol 3. No 3. 542


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asfiksia Neonatorum: Suatu Kajian Literatur

kata kunci ‘angka kematian neonatus 2020 [7] Romo, A., Carceller, R., & Tobajas, J. (2009).
asfiksia’ dan ‘angka kematian neonatus terbaru Intrauterine growth retardation (IUGR):
asfiksia’ tidak memberikan hasil sehingga epidemiology and etiology. Pediatric
angka 2019 digunakan secara spesifik. endocrinology reviews: PER, 6 Suppl 3, 332–
336.
[8] Sudirman, S., Wicaksono, B., Pariani, S. (2020).
4 Kesimpulan Faktor Ibu Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Janin Terhambat. Indonesian Journal of Health,
Terdapat berbagai faktor risiko yang 1(1), 13-20.
menyebabkan asfiksia neonatorum. Faktor- [9] Lazic Mitrovic, T., Mikovic, Z., Mandic Markovic,
faktor tersebut dapat dibagi menjadi faktor V., & Mihailovic, S. (2016). Impact of
resiko antepartum dan faktor resiko transient period of metabolic adaptation on
intrapartum. perinatal asphyxia in neonates with
Beberapa dari faktor yang telah dibahas intrauterine growth retardation. The Journal of
dalam kajian literatur diatas dapat dicegah Maternal-Fetal & Neonatal Medicine, 30(22),
2665–2670.
dengan ANC yang baik. diharapkan dapat
[10] Warouw, P. C., Suparman, E., Wagey, F. W.
membantu mencegah kematian dan (2016). Karakteristik preeklampsia di RSUP
mengurangi baik angka kejadian maupun Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Clinic,
keparahan komplikasi yang kemudian 4(1), 375-379.
menurunkan angka kematian neonatus [11] Kusumaningrum, R. Y., Murti, B., Prasetya, H.
Indonesia dan mendekatkan Indonesia pada (2019). Low Birth, Prematurity, and Pre-
target SDGs. Selain itu, pada faktor yang tidak Eclampsia as Risk Factors of Neonatal
dapat dicegah seperti perdarahan antepartum Asphyxia. Journal of Maternal and Child Health,
akibat plasenta previa dan abruptio placenta 4(1), 49-54.
diharapkan diagnosis dini dan tatalaksana yang [12] World Health Organization. (2018a, February
19). Preterm birth. Retrieved from
baik dapat membantu menurunkan angka
https://www.who.int/news-room/fact-
kematian neonatus Indonesia. sheets/detail/preterm-birth
[13] Purwaningsih, Y., Dewi, Y. L. R., Indarto, D., &
5 Daftar Pustaka Murti, B. (2018). Factors Associated with
Newborn Asphyxia at Dr. Harjono Hospital,
[1] Gillam-Krakauer, M., Gowen Jr, C.W. Birth Ponorogo, East Java. Journal of Maternal and
Asphyxia. [Updated 2020 Aug 30]. In: Child Health, 03(04), 287–293.
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): [14] Abdo, R. A., Halil, H. M., Kebede, B. A., Anshebo,
StatPearls Publishing. A. A., & Gejo, N. G. (2019). Prevalence and
[2] Dharmasetiawani, N. (2008). Asfiksia dan contributing factors of birth asphyxia among
Resusitasi Bayi Baru Lahir. In M. S. Kosim, A. the neonates delivered at Nigist Eleni
Yunanto, R. Dewi, G. I. Sarosa, & A. Usman Mohammed memorial teaching hospital,
(Eds.), Buku Ajar Neonatologi (1st ed., pp. 71– Southern Ethiopia: a cross-sectional study.
88). Jakarta, Indonesia: Badan Penerbit IDAI.. BMC Pregnancy and Childbirth, 19(1)
[3] Lengkong, G. T., Langi, F. L. F. G., Posangi, J. [15] Simm, A. (2007). Fetal malpresentation.
(2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Obstetrics, Gynaecology, and Reproductive
Dengan Kematian Bayi di Indonesia. Jurnal Medicine, 17(10), 283–288.
KESMAS, 9, 41-47. [16] Gray, C. J., Shanahan, M. M. Breech
[4] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Presentation. [Updated 2020 Aug 11]. In:
(2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
2019. StatPearls Publishing;
[5] Gupta N. (2016) Antepartum Hemorrhage. In: [17] Aslam, H. M., Saleem, S., Afzal, R., Iqbal, U.,
Gandhi A., Malhotra N., Malhotra J., Gupta N., Saleem, S. M., Shaikh, M. W. A., & Shahid, N.
Bora N. (eds) Principles of Critical Care in (2014). “Risk factors of birth asphyxia.” Italian
Obstetrics. Springer, New Delhi. Journal of Pediatrics, 40(1), 1-9.
[6] Tasew, H., Zemicheal, M., Teklay, G., Mariye, T., [18] Kosim, M. S. (2009). Infeksi Neonatal Akibat Air
& Ayele, E. (2018). Risk factors of birth Ketuban Keruh. Sari Pediatri, 11(3), 212-218.
asphyxia among newborns in public hospitals
of Central Zone, Tigray, Ethiopia 2018. BMC
Research Notes, 11(1),

J. Sains Kes. 2021. Vol 3. No 3. 543


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082

Anda mungkin juga menyukai