Disusun Oleh
Nama : NURHAYANA
NIM : 021.03.0098
Disusun oleh :
NURHAYANA
NPM : 021.03.0098
Mengetahui,
ii
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN JUDUL..................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................1
A. Latar belakang...........................................1
B. Tujuan umum dan tujuan khusus............................3
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................5
A. Kajian Teori.............................................5
B. Asuhan Kebidanan sesuai kasus...........................13
C. Manajemen kebidanan menurut SOAP........................15
BAB III TINJAUAN KASUS........................................17
A. DATA SUBYEKTIF..........................................17
B. DATA OBYEKTIF...........................................19
C. ANALISA.................................................22
D. PENATALAKSANAAN.........................................23
E. EVALUASI................................................24
BAB IV PEMBAHASAN.............................................33
A. Penyebab asfiksia.......................................33
B. Asuhan segera pada bayi baru lahir Ny. “A” pada jam
pertama setelah kelahiran....................................34
BAB V PENUTUP.................................................38
A. KESIMPULAN..............................................38
B. SARAN...................................................38
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kemampuan pelayanan kesehatan sangatlah berpengaruh
dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan
bayinya. Angka kematian bayi lebih mencerminkan kesanggupan
suatu negara untuk memberisuatu pelayanan kesehatan
(Wiknjosastro, 2015)
1
2
A. Kajian Teori
1. Pengertian Asfiksia
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang
tidak dapat bernapas spontan dan teratur, sehingga
dapat menurunkan O2 dan makin meningkatnya CO2 yang
menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut
(Jumiarni & Mulyati, 2016).
Asfiksia neonaturum adalah bayi baru lahir tidak
dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah
lahir. Keadaan ini biasanya disertai dengan keadaan
hipoksia serta sering berakhir dengan asidosis. Asfiksia
akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tak
dilakukan secara sempurna sehinga tindakan perawatan
dilaksanakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan
mengatasi gejala lanjut yang mungkin timbul
(Wiknjosastro, 2015).
2. Etiologi
Pengembangan paru-paru neonatus terjadi pada menit-
menit pertama kelahiran dan kemudian disusul dengan
pernapasan teratur, bila terjadi gangguan pertukaran gas
atau pengangkutan oksigen dari ibu ke janin akan terjadi
asfiksia janin atau neonatus. Gangguan ini dapat timbul
pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah
kelahiran. Penyebab kegagalan pernapasan pada bayi yang
terdiri dari: faktor ibu, faktor plasenta, faktor janin
dan faktor persalinan (Jumiarni & Mulyati, 2016).
Faktor ibu meliputi hipoksia pada ibu yang terjadi
karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetika
atau anastesia dalam, usia ibu kurang dari 20 tahun atau
5
6
Tabel 1
Klasifikasi Asfiksia Berdasarkan APGAR
Score
Tanda 0 1 2 Jumlah
Nilai
Kemeraha
Biru
n
(Fida & Maya, Pengantar Ilmu Kesehatan Anak, 2012)
Keterangan :
a. Data Subjective
Data atau fakta yang merupakan informasi yang
diperoleh dari pasien atau dari keluarga dan
tenaga kesehatan lainnya. Yang mencakup Nama,
Umur, Tempat Tinggal, Pekerjaan, Status
Perkawinan, Pendidikan serta keluhan-keluhan
b. Data Objective
Merupakan data yang diperoleh dari pemeriksaan
fisik mencakup inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi serta pemeriksaan penunjang lainnya
seperti pemeriksaan laboratorium dan diagnostik
lainnya
c. Assessment
Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil
perumusan masalah yang mencakup kondisi, masalah
yang diprediksi terhadap kondisi tersebut.
Penegakan diagnosis kebidanan dijadikan sebagai
dasar tindakan dalam upaya menanggulangi ancaman
keselamatan pasien/klien.
d. Planning
Merupakan rencana kegiatan yang mencakup
langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan
dalam melakukan intervensi untuk memecahkan
masalah pasien/klien
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR
DI PUSKESMAS PARUGA
TAHUN 2022
17
18
a. Riwayat penyakit/kehamilan
1) Perdarahan : tidak
2) Eklamsi : tidak
3) Pre eklamsi : tidak
4) Penyakit Kelamin : tidak
5) Penyakit Lain : tidak
b. Kebiasaan waktu hamil
1) Makanan : tidak
2) Obat-obatan/jamu : Obat vitamin yang diberikan
dari puskesmas saja
3) Merokok : tidak
4) Lain-lain : tidak
c. Komplikasi Persalinan
Ibu : tidak
d. Riwayat persalinan
1) Lama kala I : 8 jam
Lama Kala II : 45 menit
Lama Kala III : 17 menit
2) Warna air ketuban : kuning kehijauan
3) Jumlah air ketuban : 50cc
4) Jenis persalinan : Spontan Pervaginam
5) Penolong : Bidan
6) Jam/tgl/lahir : 08.45 wita 23 Februari 2022
7) Jenis kelamin : Perempuan
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : compos mentis
BB : 3100 kg
Vital sign :TD : - N : 112x/menit S : 36,5 C R :
40x/menit
2. Pemeriksaan APGAr SCORE
19
3. Pemeriksaan Fisik
a. Antropometri
1)Berat badan : 3100 gr
2)Panjang badan : 49 cm
3)Lingkar Kepala : 34 cm
4)Lila : 10 cm
b. Refleks
1) Moro/kaget : ada, lemah
2) Palmargraf /menggenggam : ada, lemah
3) Sucking/ menghisap : ada, lemah
4) Rooting Reflek / mencari : ada, lemah
5) swallowing / menelan : ada, lemah
c. Menangis :Menangis pada saat dirangsang
d. Tanda vital
1) Suhu : 360 C
2) Nadi : 110 x/menit
3) Pernapasan : 40 x/menit
e. Kepala
1) Simetris : Tidak ada kelainan yang
dialami
2) ubun-ubun besar : Cembung
3) Ubun-ubun kecil : tidak ada
4) Caput succeederium : tidak ada
20
j. Leher
1) Kelainan : tidak ada kelainan
21
D. PENATALAKSANAAN
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
a. Membungkus bayi dengan handuk kering dan bersih yang ada
diatas perut ibu bila tali pusat panjang.
b. Mengeringkan tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk
menghilangkan air ketuban dan mencegah kehilangan suhu
tubuh melalui
c. Menghidupkan radian warmer untuk menghangatkan bagian
dari dada bayi dengan meletakan bayi terlentang dibawah
alat pemancar panas. Alat pemancar panas, alat pemancar
panas perlu disiapkan sebelum agar kasur tempat diletakan
bayi juga hangat.
2. Melakukan pembebasan jalan nafas
a. Membebaskan jalan nafas dengan cara membersihkan mata,
hidung dan mulut bayi secara Zig zag dengan Kassa Steril
segera setelah lahir
b. Meletakan bayi telentang atau miring dengan leher agak
ekstensi atau tengadah dengan meletakan selimut atau
handuk yang digulung dibawah bahu sehingga bahu terangkat
2-3 cm
c. Membersihkan jalan nafas dengan menghisap cairan amnion
dan lender mulut dari hidung menggunakan slim zungier.
Bila air ketuban bercampur mekonium maka penghisapan dan
trakea diperlukan untuk mencegah aspirasi mekonium. Hisap
dari mulut terlebih dahulu kemudian hisap dari hidung.
3. Melakukan rangsangan taktil
a. Usap-usap punggung bayi kearah atas untuk melancarkan
peredaran darah
b. Menyentil telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan
yang dapat menimbulkan atau mempertahankan pernapasan
4. Melakukan penilaian bayi
a. Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi
24
CATATAN PERKEMBANGAN
2. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,5 0C PB : 49 cm
Reflek :
a. Kaget : ada
b. Menghisap : ada
c. Menggenggam : ada
d. Mencari : ada
27
e. Menelan : ada
6. Eliminasi
BAB : -
BAK : 1 x
A : 1. Diagnosa
33
34
Tali pusat diklem dengan 2 buah klem pada titik ± 1cm diantara
kedua klem. Potonglah tali pusat diantara kedua klem saling
melindungi tubuh bayi dengan gunting dengan tangan kiri anda
Setelah dilakukan pemotongan tali pusat, kemudian tali pusat
di jepit dengan klem tali pusat pelastik. Perawatan tali
pusat, dengan cara pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan
terbuka agar terkena udara dan tutupi dengan kain bersih
secara longgar. Lipat popok dibawah tali pusat dan apabila
terkena kotoran atau tinja, bersihkan dengan sabun dan air
bersih dan keringkan.
d. Kontak dini dengan ibu
Berikan bayi dengan ibu sesering mungkin. Kontak dini antara
ibu dan bayi sangat penting untuk kehangatan (mempertahankan
panas yang benar pada bayi baru lahir), ikatan batin dan
pemberian ASI. Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila
bayi telah siap (dengan menunjukkan reflek, rooting). Jangan
paksakan bayi untuk menyusu (Asuhan Persalinan Normal, Revisi
2017)
Pada kasus bayi Ny. “A” langsung diberikan kepada ibu untuk
disusui untuk mencegah bayi agar tidak hipoglikemi sekaligus
menerapkan metode kangguru untuk menjaga kehangatan tubuh bayi
dengan melakukan kontak langsung dengan tubuh ibu.
e. Pemberian ASI secara dini
Pemberian ASI sebaiknya dimulai dalam waktu 1 jam lahir, jika
mungkin anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba menyusui
bayinya setelah tali pusat dipotong dan diklem. (Asuhan
Persalinan Normal, Revisi 2017)
Pada kasus bayi Ny. “A” langsung diberikan kepada ibunya untuk
disusui untuk mencegah hipoglikemi pada bayi sekaligus
mencegah hipotermi dengan melakukan metode kangguru sehingga
terjadi kontak langsung antara ibu dan bayi. Ibu diberikan KIE
tentang pentingnya pemberian ASI ekslusif bagi bayi, ibu dan
36
A. KESIMPULAN
Pada kasus bayi Ny “A” dengan asfiksia sedang,
setelah dilakukan pengkajian dan pemeriksaan diketahui
penyebab utama terjadinya asfiksia adalah cairan ketuban
bercampur mekonium dan adanya tali pusat pendek. Sehingga
pada intervensi dan implementasi dilakukan tindakan awal
resusitasi dengan segera untuk mencegah terjadinya
komplikasi. Setelah dilakukan tindakan resusitasi bayi
dapat menangis kuat, warna kulit merah dan kesadaran
meningkat.
B. SARAN
1. Bidan
Diharapkan selalu siap melakukan resusitusi bayi pada
setiap pertolongan persalinan
2. Orang Tua
- Mampu menjaga kehangatan tubuh bayi dengan
dekapan
- Segera memberikan Asi kepada bayinya
3. Institusi
Mampu memberikan keterampilan penatalaksanaan BBL
dengan asfiksia sesuai dengan mutu standar pelayanan
kesehatan
4. Mahasiswa
Diharapkan mampu menerapkan ilmu dan ketrampilan
penanganan bayi dengan asfiksia.
38
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Sih Rini & Mulyati, Triwik Sri. (2017). Bahan Ajar
Kebidanan Dokumnetasi Kebidanan. Kemkes BPPSDM.