Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY V USIA 25 TAHUN

G3P2A0 DENGAN ABORTUS IMMINENS


DI RSUD SUNGAI LILIN
TAHUN 2017

STUDY KASUS

Diajukan Untuk Tugas Laporan Praktik Klinik Kebidanan (PKK) II

DISUSUN OLEH :

NAMA : FITRI APRIKASI

NIM : 16201126P

UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah laporan studi kasus yang berjudul ASUHAN KEBIDANAN IBU
HAMIL PADA NY.V USIA 25 TAHUN DENGAN ABORTUS
IMMINENS DI RSUD SUNGAI LILIN TAHUN 2017. Dalam
penyusunan laporan studi ini penulis menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan dan kekeliruan baik isi maupun cara penulisan yang
dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penulis
miliki.

Mengingat proses penulisan laporan studi kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka penulis selalu membuka diri untuk menerima berbagai
masukan dan kritik yang membangun sehingga laporan studi ini kelak
menjadi lebih sempurna dan bermanfaat.

Semoga laporan ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi semua


pihak, khususnya mahasiswa Universitas Kader Bangsa Palembang.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berdasarkan World Health Organitation (WHO) menyebutkan
4.200.000 abortus dilakukan setiap tahunnya diantaranya 750.000 sampai
1.500.000 terjadi Indonesia. Resiko kematian akibat abortus tidak aman di
wilayah Asia Tenggara diperkirakan antara 100 sampai 250 orang, negara
maju hanya satu dari 3.700 orang. Angka tersebut memberikan gambaran
bahwa masalah abortus di Indonesia masih cukup tinggi (Lusa, 2012).
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
terciptanya masyarakat bangsa dan Negara Indonesia ditandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat. Salah satu
indicator kesehatan adalah anggka kematian ibu.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 300
per 100.000 kelahiran hidup. Jika perkiraan persalinan di Indonesia sebesar
5.000.000 orang, maka akan terapat 15.000 sampai 15.500 kematian ibu
setiap tahunnya atau meninggal setiap 30 sampai 40 menit. Demikian pula
Angka Kematian Bayi (AKB), khususnya Angka Kematian Bayi Baru Lahir
(neonatal) masih berada pada kisaran 40 per 1.000 kelahiran hidup artinya
jumlah absolute 200.000 orang atau terjadi setiap 2-2,5 menit (Manuaba,
2013)
Faktor utama yang manjadi penyebab utama kematian ibu di
Indonesia adalah karena factor perdarahan (27%),pre-eklamsia dan eklamsia
(23%), infeksi (11%), Abortus (5%), komplikasi puerperium (5%), emboli
obstetric (5%)partus lama (5%), dan lain-lain (11%) (Riset Kesehatan Dasar,
2013).
Abortus Imminens adalah proses awal dari suatu keguguran, yang
ditandai dengan perdarahan pervaginam, sementara ostium uteri eksternum
masih tertutup dan janin masih baik (Achadiat, 2013).
Faktor-faktor penyebab terjadinya abortus imminens antara lain faktor
fetal, faktor maternal (faktor endokrin, faktor anatomi, faktor immunologi),
faktor (trombofilia, infeksi), faktor-faktor eksogen (bahan-bahn kimia,gaya
hidup, dan obat-obatan).
Dari data data di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin pada Ny.V
G3P2A0 dengan Abortus Imminens di RSUD Sungai Lilin Tahun 2017.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimanakah penerapan Asuhan Kebidanan pada Ny.V G3P2A0
dengan Abortus Imminens di RSUD Sungai Lilin Tahun 2017?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Dapat menerapkan manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny.V
G3P2A0 dengan Abortus imminens di RSUD Sungai Lilin Tahun 2017.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian dan mengumpulkan data secara sistematik baik
secara Subjektif maupun Objektif dalam melakukan Asuhan
Kebidanan Ibu Bersalin pada Ny.V G3P2A0 dengan Abortus
Imminens di RSUD Sungai Lilin Tahun 2017.
2. Untuk melakukan interpretasi data untuk mengidentifikasikan
terhadap diagnosa atau masalah pada Ny.V G3P2A0 dengan
Abortus Imminens di RSUD Sungai Lilin Tahun 2017.
3. Untuk melakukan identifikasikan diagnosa atau masalah potensial
yang mungkin terjadi pada Ny.V G3P2A0 dengan Abortus
Imminens di RSUD Sungai Lilin Tahun 2017.
4. Untuk mengidentifikasikan yang memerlukan tindakan segera dalam
melakukan Asuahan Kebidanan Ibu Bersalin pada Ny.V G3P2A0
dengan Abortus Imminens di RSUD Sungai Lilin Tahun 2017.
5. Untuk membuat perencanaan dalam melakukan Asuhan Kebidanan
Ibu Bersalin pada Ny.V G3P2A0 dengan Abortus Imminens di
RSUD Sungai Lilin Tahun 2017.
6. Untuk melaksanakan rencana yang telah di rencanakan secara efesien
dan aman pada Ny.V G3P2A0 dengan Abortus Imminens di RSUD
Sungai Lilin Tahun 2017.
7. Untuk mengevaluasi keefektifan dari Asuhan Kebidanan yang telah
diberikan pada Ny.V G3P2A0 dengan Abortus Iminens di RSUD
Sungai Lilin Tahun 2017.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Studi kasus Ibu bersalin dengan Abortus Iminens diharapkan dapat
memberikan masukan dan pengetahuan dalam melaksanakan Asuhan
Kebidanan pada Ny.V dengan Abortus Iminens.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Diharapkan melalui studi kasus yang dilakukan akan dapat menambah
wawasan, pengetahuan, serta pengalaman dlam memberikan Asuhan
kebidanan ibu bersalin.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil studi kasus ini diharapkan agar dapat digunakan sebagai bahan
referensi, koleksi maupun litelatur kepustakaan dan informasi bagi
Mahasiswa Universitas Kader Bangsa Palembang pada khususnya.
c. Bagi Institusi Kesehatan
Hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagi masukan bagi RSUD
Sungai Lilin dalam memberikan pelayanan kesehatan dan dalam upaya
pengembangan dan peningkatan pelayanan kesehatan khususnya dalam
Asuhan Kebidanan dengan Abortus Imminens

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Abortus

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia


kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram
(Mansjoer,Arief dkk, 2013).

Gugur kandungan atau aborsi (Bahasa Latin : abortus) adalah


berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang
mengakibatkan kematian janin. Apabila jalan lahir selamat (hidup) sebelum
38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kehamilan
prematur.
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana
masa gestasi belum mencapai 20, 22, atau 28 minggu (berbeda tiap literatur)
dan beratnya kurang dari 500 gram. Kelainan dalam kehamilan ada beberapa
macam yaitu abortus spontan, abortus buatan dan terapeutik. Biasanya
abortus spontan dikarenakan kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
Abortus buatan merupakan pengakhiran kehamilan dengan disengaja sebelum
usia kandungan 28 minggu. Pengguguran kandungan buatan karena indikasi
medik disebut abortus terapeutik. Berdasarkan jenisnya abortus dibagi
menjadi Abortus Imminens, Abortus Insipiens, Abortus Inkomplet, Missed
Abortion, dan Abortus Habituallis.

2.2 Definisi Abortus Imminens

Abortus Imminens adalah proses awal dari suatu keguguran, yang


ditandai dengan perdarahan pervaginam, sementara ostium uteri eksternum
masih tertutup dan janin masih baik (Achadiat, 2013).
Abortus Imminens adalah terjadinya perdarahan uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu dan janin masih berada di dalam uterus tanpa
adanya dilatasi serviks (Fauziah, 2012).
Abortus Imminens adalah keguguran membakat dan akan terjadi.
Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-
obat hormonal serta istirahat (Mochtar, 2013).

2.3 Etiologi Abortus Imminens


Faktor-faktor penyebab terjadinya abortus imminens antara lain :
1. Faktor fetal
Kelainan yang paling sering dijumpai pada abortuds immineens
adalah gangguan pertumbuhan zigot, embrio, janin atau plasenta. Kelainan
tersebut biasanya menyebabkan abortus apada trimsester pertama yaitu :
a) Kelainan telur, telur kososng (blighted ovum), kerusakan embrio
atau kelianan kromosom(monossomi, trisomi, atau poliploid)
b) Embrio dengan kelainan lokal
2. Faktor maternal
a) Faktor endokrin
Beberapa gangguan endokrin telah terlibat dalam abortus imminens
termasuk diantaranya adalah diabetes mellitus tak terkontrol, hiptiroid,
hipertiroid, hipersekresi Luteinizing Hormone, infusiensi korpus luteum
atau disfungsi fase luteal dan penyakit polikistik ovarium. Pada
perkembangan terbaru peranan hiperandrogenemia dan
hiperprolaktinemia telah dihubungkan dengan terjadinya abortus
imminens.
b) Faktor anatomi
Anomali uterus termasuk malformasi kongenital, defek uterus yang
didapat (Asthermans syndrome dan defek sekunder terhadap
dietilestillbestrol), leiomyoma, dan inkompetensia serviks. Meskipun
anomali-anomali ini sering dihubungkan dengan abortus imminens,
insiden, klasifikasi dan peranannya dalam etiologi masih belum
diketahui secara pasti.
c) Faktor immunologi
Pada kehamilan normal, sistem imun maternal tidak bereaksi
terhadap spermatozoa atau embrio. Respons imun dapat dipicu oleh
beragam faktor endogen dan eksogen, termasuk pembentukan antibodi
parental, gangguan auto imun yang mengarah pada pembentukan
antibodi auto imun (antibodi antifosfolipid, antibodi antinuclear,
aktivasi sel B poliklonal), infeksi, bahan-bahan toksik, dan stress.
d) Trombofilia
Trombofilia merupakan keadaan hiperkoagulasi yang berhubungan
dengan predisposisi terhadap trombolitik. Kehamilan akan mengawali
keadaan hiperkoagulasi dan melibatkan keseimbangan antara jalur
prekoagulan dan antikoagulan. Trombofilia dapat merupakan kelainan
herediter atau didapat. Terdapat hubungan anatara antibodi
antifosfolipid yang didapat dengan aborus imminens dan semacam
terapi dan kombinasi terapi yang melibatkan heparin dan aspirin telah
direkomendasikan untuk menyokong pemeliharaan kehamilan sampai
persalinan. Opada sindrome antifosfilipid, antibodi antifosfolipid
mempunyai hubungan dengan kejadian trombosis vena, trombosis
arteri, abortus atau trombositopenia. Namun, mekanisme pasti
menyebabkan antibodi antifosfolipid mengarah ke trombosis masih
belum diketahui secara pasti. Pada perkembangan terbaru, beberapa
gangguan trombolitik yang herediter atau didapat telah dihubungkan
dengan abortus imminens termsuk faktor V Leiden, defisiensi protein
antikoagulan dan antitrombin, hiperhomosistemia, mutasi genetik
protrombin, dan mutasi homozigot pada gen metileneterhidrofolat
reduktase.
e) Infeksi
Infeksi-infeksi maternal yang memperlihatkan hubungan yang jelas
dengan abortus imminens termsuk sifilis, parvovirus B 19, HIV, dan
malaria. Brusellosis, suatu penyakit zoonosis yang paling sering
menginfeksi manusia melalui produk susu yang tidak dipasteurisasi
juga dapat meneyebabkan abortus imminens.

3. Faktor-faktor eksogen
a) Bahan-bahan kimia
Bahan-bahan kimia lainnya seperti penggunaan bahan yang
mengandung arsen atau benzene
b) Gaya hidup
Penelitian epidemiologi mengenai merokok dan abortus imminens
menemukan bahwa merokok tembakau dapat sedikit meningkatkan
resiko terjadinya abortus imminens. Namun, hubungan antara merokok
dan abortus imminens tergantung pada faktor-faktor lain termasuk
alkohol, perjalanan reproduksi, masa gestasi untuk abortus imminens,
kariotipe-fetal, dan status ekonomi. Peningkatan kasus abortus
imminens pada ibu yang mengkonsumsi alkohol mungkin berhubungan
dengan akibat tidak langsung dari gangguan terkait alkoholisme.
c). Obat-obatan
Obat-obatan yabg antagonis asam folat, anti-koagulan, dan lain-lain
sebaiknya tidak menggunakan obat-obatan sebelum kehamilan 16
minggu, kecuali jika telah dibuktikan bahwa obat tersebut tidak
membahayakan janin aatau pengobatan penyakit ibu yang parah.

2.3. Patofisiologi Abortus Immiens


Abortus biasanya disertai dengan perdarahan di dalam desidua
basalis yang diikuti dengan kematian jaringan di sekitarnya (nekrosis).
Nekrosis jaringan sekitar desidua basalis menyebabkan terlepasnya hasil
konsepsi sebagian atau seluruhnya, sehingga sebagian yang terlepas ini
merupakan benda asing di dalam uterus. Sehingga menyebabkan uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Oleh sebab itu
abortus memberi gejala umum berupa nyeri perut karena adanya kontraksi
uterus disertai perdarahan seluruh atau sebagian hasil konsepsi.

2.4. Gejala Klinik Abortus Imminens


1) Terlambat haid atau amenoreh < 20 minggu
2) Terdapat perdarahan disertai nyeri perut
3) Pada pemeriksaan USG dijumpai besarnya rahim sama dengan umur
kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim
4) Hasil pemeriksaan dalam terdpat perdarahan dari kanalis servikalis ,
kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim
5) Hasil pemeriksaan test kehamilan masih positif (+)

2.5. Diagnosis Abortus Immiens


Diagnosis abortus imminens dapat dilakukan beberapa tahap antara
lain sebagai berikut :
1. Anamnesis
a) Kram perut bagian bawah
b)Perdarahan sedikit dari jalan lahir
2. Pemeriksaan dalam
a) Fluksus ada (sedikit)
b)Ostium uteri tertutup
c) Ukuran uterus sesuai usia kehamilan
d)Uterus lunak
3. Hasil USG menunjukkan buah kehamilan masih utuh dan masih adanya
tanda-tanda kehidupan janin
2.6. Pengobatan Abortus Imminens
1) Istirahat-baring atau tidur berbaring (bedrest) merupakan salah satu unsur
penting dalam pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya
aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsangan mekanik.
2) Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas fisik secara berlebihan atau
melakukan aktfitas seksual
3) Pemeriksaan USG pentimg dilakukan untuk menentukan apakah janin
masih hidup atau tidak
4) Terapi defisiensi hormone pada abortus imminens
Ditrogestron 40 mg per oral
Alilesterenol 20 mg per oral
Hidroksiorogesteron 500 melalui Intramuskuler
Asam mefenamat digunakan sebagai anti prostaglandin dan penghilang
nyeri.
Penenang fenobarbital 3x30 gr
Anti perdarahan : Adona Dan Transami
Vitamin B kompleks
Hormone progesteron
Penguat plasenta : Gestanom, Dhopaston
Anti kontraksi rahim : Duadilan, Papaverin

BAB III
PENATALAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN

PENGKAJIAN

No. Register :-
Tanggal pengkajian : 27 Maret 2017

Tempat pengkajian : RSUD Sungai Lilin

A. DATA SUBJEKTIF
I. BIODATA
Nama : Ny.V Nama : Tn.S
Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Mekar Jadi Alamat : Mekar Jadi

II. Keluhan Utama


Ibu masuk melalui UGD pukul 21.30 wib dengan keluhan mual, pusing, dan
perdarahan.

III. Data Kebidanan


a. Riwayat Haid
Menarche umur : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Warna : Merah kehitaman
Disminorhoe : Tidak
Flour albus : Tidak

b. Riwayat Perkawinan
Status Perkawinan : Kawin
Pernikahan Ke- : 1 (satu)
Umur Nikah : 18 tahun
Lama Nikah : 10 tahun
c. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

No Thn Tmpt UK Jenis Penolong Penyulit Keadaan


Partus Partus Persalinan Nifas Anak
1. 2012 BPM aterm Normal Bidan Tidak Ada Baik JK: Pr
BB:
3000gr
2. 2015 RS aterm Normal Dokter Tidak Ada Baik JK: Pr
BB:
3600gr
3. Ini
d. Riwayat Kehamilan Sekarang
GPA : G3P0A0
HPHT : 20-12-2016
TP : 27-9-2017
ANC
Trimester I : Ya, di Bidan
Trimester II :-
Trimester III :-
Keluhan-keluhan
Trimester I : Mual muntah
Trimester II :-
Trimester III :-
Imunisasi TT :-
Gerakan janin pertama kali bulan ke- :-
e. Riwayat KB : KB suntik 3 bulan

IV. Riwayat Kesehatan


a. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keturunan Kembar
Penyakit menular / keturunan
Diabetes Melitus Hepatitis Jantung Koroner
Tifoid Hipertensi TB
Lain-lain ......
b. Riwayat Kesehatan yang lalu
Keturunan Kembar
Penyakit menular / keturunan
Diabetes Melitus Hepatitis Jantung Koroner
Tifoid Hipertensi TB
Lain-lain ......
V. Riwayat Kebiasaan sehari-hari
1. Pola Nutrisi
a. Makan
Frekuensi : 3x sehari
Jenis makanan : sepiring nasi, sayur, lauk dan buah-buahan
Pantangan : Tidak ada
b. Minum
Frekuensi : 8 gelas/hari
Jenis minuman : air mineral, susu
Pantangan : Tidak ada
2. Pola Eliminasi
a. BAB
Frekuensi : 2x sehari
Warna : Khas
b. BAK
Frekuensi : 6x sehari
Warna : Khas
3. Pola Istirahat
a. Tidur siang : 1 jam
b. Tidur malam : 8 jam
4. Pola Hygiene
a. Mandi : 2x sehari
b. Gosok gigi : 2x sehari
c. Keramas : 2x sehari
d. Perawatan payudara : Ya
e. Perawatan vulva : Ya
5. Pola aktivitas : Jalan-jalan di pagi hari dan sore hari

B. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda Vital
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Nadi : 79 x/menit
Temperatur : 37,0C
Pernafasan : 20 x/menit
BB sebelum hamil : 54
BB saat hamil : 57
TB : 158
Lila : 23,5 cm
b. Pemeriksaan Obstetri
1. Inspeksi
a. Kepala
Wajah : Pucat
Rambut : ketombe (-)
Cloasma gravidarum : Tidak ada
Konjungtiva : Merah muda

Sklera : Putih
Mulut dan gigi : caries dan stomatitis
tidak ada
Lidah : Bersih
Telinga : Tidak ada serumen
b. Leher
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
c. Dada
Tarikan : Tidak
Bentuk : Asimetris
Mammae : Tidak ada benjolan
Puting susu : Menonjol
Areola mammae :Hiperpigmentasi
Colostrum : Belum keluar
d. Abdomen
Pembesaran perut : Simetris
Linea : Nigra
Striae : Livide
e. Genetalia eksterna
Labia mayora / minora : Simetris
Pembengkakan Kelenjar Bartholini : Tidak ada
Pemeriksaan Dalam : Tidak dilakukan
f. Anus
Haemorhoid : Tidak ada
g. Ekstremitas
Oedem Varises Simetris Asimetris

2. Palpasi
TFU :-
Leopold I :-
Leopod II :-
Leopold III :-
Leopold IV :-
TBJ :-
3. Auskultasi
DJJ :-
Lokasi DJJ :-
Frekuensi DJJ :-
4. Perkusi
Refleks patella ka / ki :+/+

c. Data Penunjang
Laboratorium
Hb : 10,6 gr%
Leukosit : 13.730 /UI

C. ASSESMENT
1. Diagnosa :G3P0A0 hamil 12 minggu dengan Abortus

Imminens
2. Masalah :Ibu merasa pusing,mual ada perdarahan
dan ibu khawatir dengan keadaannya dan
bayinya
3. Diagnosa potensial :Abortus Inkomplit
4. Tindakan segera :Kolaborasi dokter Sp.OG
5. Kebutuhan :Informasi tentang keadaan yang dialami ibu
D. PLANNING

1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu yaitu :


KU : Lemah Suhu : 37c
Kesadaran : composmetis Pernafasan : 24x/menit
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 79x/menit
2. Memberikan informasi kepada ibu tentang Abortus Imminens yaitu proses
awal dari suatu keguguran, yang ditandai dengan perdarahan pervaginam,
sementara ostium uteri eksternum masih tertutup dan janin masih baik,
untuk mencegah Abortus Imminens ibu sangat dianjurkan bedrest total
3. Menganjurkan ibu untuk bedrest total
4. Melakukan konsultasi dengan dokter Sp.OG
Dokter menyarankan untuk memberikan infus RL gtt 20 tetes/menit
untuk menambah energi pada ibu
Memberikan tablet oral ultragestron 2x1 sehari
Pro-cek DR
Pemberian antibiotik oral Amoxcilin 3x1sehari

BAB IV
PEMBAHASAN

Abortus Imminens adalah terjadinya perdarahan uterus pada


kehamilan sebelum 20 minggu dan janin masih berada di dalam uterus tanpa
adanya dilatasi serviks (Fauziah, 2012).
Abortus Imminens adalah keguguran membakat dan akan terjadi.
Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-
obat hormonal serta istirahat (Mochtar, 2013).
Faktor-faktor penyebab terjadinya abortus imminens antara lain faktor
fetal,faktor maternal (faktor endokrin, faktor anatomi, faktor
immunologi),factor (trombofilia,infeksi),factor-faktor eksogen (bahan-bahn
kimia,gaya hidup,obat-obatan).
Dari hasil pengkajian data subjektif pada tanggal 27 Maret 2017,
NyV dengan usia 25 tahun anak ketiga mengeluh mengeluh mual, pusing
dan ada perdarahan.
Pada pengumpulan objektif didapatkan hasil pemeriksaan Ny.V
keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, Tekanan Darah 90/60
mmHg, nadi 79 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 37,0C.
Penatalaksanaan yang dilakukan pada NyV G3P2A0 dengan
Abortus Imminens yaitu dengan memberikan support mental pada ibu dan
keluarga untuk tidak perlu khawatir dan cemas dan terus berdoa agar ibu dan
bayi dalam keadaan sehat, pemeriksaan laboratorium yaitu cek darah rutin
meliputi cek kadar leukosit untuk memeriksa kadar infeksi, memberikan
IUFD RL gtt 20 x/m,memberikan ultrageston 2x1 sehari,memberikan
amoxicillin 3x1 sehari, melakukan USG dan bedrest total.
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa
penatalaksanaan Abortus Imminens pada NyV di RSUD Sungai Lilin sudah
sesuai dengan prosedur penatalaksanaan Abortus Imminens dengan baik.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada NyV dengan Abortus
Imminens, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian data dasar yang dilakukan pada NyV yaitu dengan
melakukan pemeriksaan fisik yang didapatkan hasil, keadaan NyV
baik, Tekanan Darah 90/60 mmHg, nadi 79 x/menit, pernafasan
20x/menit, suhu 37,0C, pusing,mual dan ada perdarahan.
2. Setelah dilakukan analisa, maka didapatkan diagnosa pada NyV yaitu
dengan Abortus Imminens
3. Pada kasus NyV dengan Abortus Imminens masalah potensial yang
dapat terjadi yaitu Abortus Inkomplit
4. Pada kasus NyV dengan Abortus Imminens dapat ditemukan
masalah, sehingga membutuhkan tindakan segera
5. Perencanaan menyeluruh yang dilakukan pada NyV adalah
mengobservasi keadaan umum, kesadaran, tanda vital, serta
pemeriksaan penunjang yakni cek laboratorium khusus
6. Asuhan yang diberikan adalah memasang infus RL dengan gtt 20
tetes/menit, amoxcilin 3x1 sehari, ultragestron 2x1 sehari, melakukan
USG dan bedrest total pada ibu sesuai saran dokter, memberikan
support mental pada ibu dan keluarga untuk tidak perlu khawatir dan
cemas.
7. Evaluasi dari asuhan yang dilakukan adalah NyV dengan Abortus
Imminens yaitu mencegah terjadinya Abortus Inkomplit.

5.2 Saran
5.2.1. Bagi Mahasiwa
Mahasiswa dapat menambah ilmu sebanyak-banyaknya yang
didapat di lahan praktek dengan mengimplementasikan teori-teori
yang didapat dari perkuliahan serta membuat laporan Praktek Klinik
Kebidanan untuk menambah pengetahuan terutama mengenai asuhan
kebidanan yang diberikan pada ibu bersalin dengan Abortus
Imminens.
5.2.2. Bagi Pendidikan
Dapat meningkatkan mutu sumber daya mahasiswa, dalam hal
ini institusi pendidikann sebagai pencetakan sumber daya mahasiswa
yang berkualitas dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk menambah ilmu di lapangan langsung dan berinteraksi dengan
masyarakat demi tercapainya lulusan yang berkualitas.

5.2.3. Bagi Lahan Praktek


Bagi RSUD Sungai lilin diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pelayanan, pengobatan dan perawatan kesehatan khususnya
mengenai ibu bersalin dengan Abortus Imminens sehingga dapat
mengurangi komplikasi intranatal yang lebih serius.

5.2.4. Bagi Ibu Hamil


Bagi ibu hamil diharapkan agar selalu memeriksakan kondisinya
kepada tenaga kesehatan secara rutin dan dapat mengetahui faktor
resiko dan komplikasi apa saja yang akan terjadi pada masa kehamilan
dengan Abortus Imminens serta dapat mengurangi resiko yang akan
terjadi.

Anda mungkin juga menyukai