Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU X G P A DENGAN

ABORTUS INKOMPLIT DIRUMAH SAKIT

MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN 2017

PROPOSAL STUDY KASUS

DWI WIDIAWATI

10.14.063

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

YAYASAN PEMBINAPALEMBANG

TAHUN 2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang

alami dan sehat. Kehamilan adalah keadaan yang diawali dengan

bertemunya sel sperma dan ovum yang kemudian membentuk zigot, dan dalam

proses selanjutnya zigot akan berubah menjadi morulla, blastula, blastokist,

yang akan melakukan nidasi pada endometrium. Kemudian hasil konsepsi (janin

dan plasenta) akan tumbuh dan berkembang sampai aterm, normalnya 280 hari

(40 minggu 9 bulan 7 hari) di hitung dari HPHT dan diakhiri dengan persalinan

(Sastrawinata, 2005). Sedangkan, persalinan merupakan proses fisiologik

dimana uterus mengeluarkan atau berupaya mengeluarkan

janin dan plasenta setelah masa kehamilan, dapat hidup diluar

kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan

atau tanpa bantuan (Vivian dan Sunarsih, 2011).


Pada umumnya kehamilan dan persalinan merupakan

suatu kejadian fisiologis yang normal. Tapi kadang-kadang tidak

sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya

bahwa kehamilan dan persalinan yang semula fisiologis

berkembang menjadi keadaan patologis. Pada umumnya 80-

90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 20%


disertai dengan penyakit atau berkembang menjadi kehamilan

patologi. Kehamilan patologi diartikan sebagai suatu penyulit

atau gangguan atau komplikasi yang menyertai ibu selama

hamil (Sujiyatini, 2009). Komplikasi pada kehamilan dapat terjadi

disemua usia kehamilan dan hal ini dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi.
Berdasarkan laporan World Health Organization, 2008

angka kematian ibu di dunia pada tahun 2005 sebanyak

536.000 yang mana 25 % nya disebabkan oleh perdarahan.

Perdarahan obstetrik dibagi menjadi perdarahan antepartum

dan perdarahan postpartum. Abortus (keguguran) merupakan

salah satu penyebab perdarahan antepartum yang terjadi pada

kehamilan trimester pertama dan kedua. Perdarahan ini dapat

menyebabkan berakhirnya kehamilan atau kehamilan terus

berlanjut. Secara klinis, 10-15% kehamilan yang terdiagnosis

berakhir dengan abortus (Wiknjosastro, 2006). Abortus dapat

menyebabkan perdarahan yang hebat dan dapat menimbulkan

syok, perforasi, infeksi, dan kerusakan faal ginjal (renal failure)

sehingga mengancam keselamatan ibu. (Cunningham, 2012).

Kematian dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan

secara cepat dan tepat. (Prawiroharjo,2010)


Abortus diartikan sebagai berakhirnya suatu kehamilan

sebelum janin mencapai berat 500 gram atau umur kehamilan

kurang dari 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu

untuk hidup di luar kandungan (Sarwono, 2008). Abortus

inkomplit merupakan salah satu jenis dari aborsi yang diartikan sebagai

perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah

keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikalis.(Cunningham, 2012).


Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2015 memperkirakan

terdapat 216 kematian ibu setiap 100.000 kelahiran hidup akibat akibat

komplikasi kehamilan dan persalinan. Jumlah total kematian ibu diperkirakan

mencapai 303.000 kematian di seluruh dunia. Angka Kematian Ibu di Negara

berkembang mencapai 239/100.000 kelahiran hidup, 20 kali lebih tinggi

dibandingkan negara maju. Negara berkembang menyumbang sekitar 90 % atau

302.000 dari seluruh total kematian ibu yang diperkirakan terjadi pada tahun

2015. Angka kejadian abortus di negara-negara berkembang masih sangat tinggi

sekitar 11-13 % dari jumlah100.000per kelahiran hidup, dan 90 % dari kejadian

abortus dilakukan secara tidak aman. Hal ini disebabkan oleh ketidak

terjangkauan pelayanan kesehatan dan kurangnya informasi tentang kesehatan.

(Siswanto, 2015).
Berdasarkan data dari hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2015, Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat mencapai 126 per
100.000 kelahiran hidupdengan jumlah total kematian ibu sebesar 6400 pada

tahun 2015. Angka ini sudah terjadi penurunan dari AKI menurut SDKI 2012

yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.Penyebab langsung dari Angka

Kematian Ibu yaitu perdarahan (42%), eklampsia atau preeklampsia (30%),

abortus (11%), infeksi (10%), partus lama atau persalinan macet (9%), dan

penyebab lain (15%).(Sarwono, 2015).


Sedangkan berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

tahun 2015, Angka Kematian Ibu sebesar 155/100.000 kelahiran hidup.

Penyebab kematian ibu disebabkan oleh infeksi (12 %), eklampsi (8%),

perdarahan (34,6%), abortus (5 %), dan 5 kematian ibu disebabkan oleh

perdarahan abortus. (Dinkes, 2015).


Berdasarkan laporan, di kota Palembang Angka Kematian Ibu dilaporkan

pada tahun 2015 yaitu 12 per 29.235 kelahiran hidup. Ada 12 kasus kematian

ibu dari 29.911 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu lainnya adalah

perdarahan (15%), syok hipovolemik (8%), abortus (8%), dan lain-lain (15%)

(Dinkes Kota Palembang, 2015).


Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian Rekam Medik Rumah Sakit

Muhammadiyah Palembang, pada tahun 2014 ditemukan kejadian hamil yang

mengalami abortus inkomplit sebanyak .. orang (%). Pada tahun 2015

sebanyak .. orang (%). Sedangkan pada tahun 2016 sebanyak .. orang

(%). (Rekam medik Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang, 2016).


Kejadian abortus diduga mempunyai efek terhadap kehamilan berikutnya,

baik pada timbulnya penyulit kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu

sendiri.Wanita dengan riwayat abortus mempunyai resiko yang lebih tinggi

untuk terjadinya persalinan prematur, abortus berulang dan berat badan lahir

rendah (Wira, 2010).


Mengingat Angka Kematian Ibu akibat abortus inkomplit cukup tinggi,

maka peran bidan penting dalam meningkatkan pelayanan Antenatal Care

(ANC) secara baik dan benar sehingga tanda-tanda bahaya dalam kehamilan

dapat terdeteksi secara dini dan masalah cepat teratasi serta dapat mengurangi

komplikasi yang berat pada ibu hamil salah satunya adalah abortus inkomplit.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk menyusun

studi kasus dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Ibu X G P A dengan

Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun

2017.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ibu X G P A dengan

Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2017?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Menerapkan secara langsung pelaksanaan asuhan kebidanan pada

Ibu X G P A dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit

Muhammadiyah Palembang Tahun 2017.


1.3.2 Tujuan Khusus
1. Dapat melakukan pengumpulan data secara subjekti dan objektif

dalam melakukan asuhan kebidanan pada Ibu X G P A dengan

Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

Tahun 2017.
2. Dapat menginterprestasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa,

masalah, dan kebutuhan dalam asuhan kebidanan pada Ibu X G P

A dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang Tahun 2017.


3. Dapat melakukan identifikasi diagnose/masalah potensial yang akan

terjadi dalam pemberian asuhan kebidanan pada Ibu X G P A

dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang Tahun 2017.


4. Dapat melakukan kolaborasi untuk melakukan tindakan segera yang

dapat menunjang dalam pemberian asuhan kebidanan pada Ibu X

G P A dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang Tahun 2017.


5. Dapat melakukan perencanaan secara menyeluruh dan tepat dalam

pemberian asuhan kebidanan pada Ibu X G P A dengan Abortus

Inkomplit di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2017.


6. Dapat melakukan implementasi dari rencana yang telah dibuat secara

efisien dan aman dalam pemberian asuhan kebidanan kebidanan

pada Ibu X G P A dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit

Muhammadiyah Palembang Tahun 2017.


7. Dapat melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan

dalam pemberian asuhan kebidanan pada Ibu X G P A dengan

Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

Tahun 2017.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang teori-teori

yang berhubungan dengan asuhan kebidanan kehamilan dengan abortus

inkomplit.
1.4.2 Manfaat Praktik
Dapat memberikan pengetahuan untuk melaksanakan praktik di

lapangan dalam penerapan asuhan kebidanan pada Ny X G P A

dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

Tahun 2017.

1.5 Metode Penulisan


1.5.1 Ruang Lingkup
Ruang lingkup asuhan kebidanan dilakukan pada Ny X G P A

dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

Tahun 2017.
1.5.2 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Primer (Auto Anamnesa)
Data primer adalah data yang didapat secara langsung oleh

peneliti terhadap objek penelitian. Keuntungan pengumpulan


data primer ini karena dilakukan oleh peneliti secara langsung

hingga mempunyai kekurangan yaitu apabila data yang

dikumpulkan cukup banyak dan sasarannya masyarakat maka

akan membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang cukup besar.

(Budiarto, 2013).
b. Data Sekunder (Allo Anamnesa)
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara

langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang

sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai

cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial.

Pengumpulan data sekunder mempunyai keuntungan dalam hal

waktu, biaya dan tenaga.Tetapi seringkali datanya tidak lengkap

atau data yang kita butuhkan tidak ada.(Budiarto, 2013).


2. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk

pengumpulan data, dimana peneliti mendapat keterangan atau

pendirian secara lisan dari seseorang sasaran peneliti

(responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan

orang tersebut (face to face). Jadi data tersebut diperoleh

langsung dari responden melalui suatu pertemuan atau

percakapan.(Notoatmojo, 2012).
b. Observasi
Observasi adalah suatu hasil perbuatan jiwa yang secara

aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya

rangsangan.Mula-mula rangsangan dari luar berupa indera, dan

terjadilah penginderaan, kemudian apabila rangsangan tersebut

menarik perhatian akan dilanjutkan dengan adanya pengamatan.

(Notoatmojo, 2012).
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah suatu cara untuk mengetahui

gejala atau masalah kesehatan yang dialami pasien. Pemeriksaan

fisik biasanya dilakukan berdasarkan empat tahapan,

diantaranya:
1) Inspeksi yaitu pemeriksaan fisik dengan melakukan

pengamatan secara menyeluruh pada bagian tubuh pasien.


2) Palpasi yaitu suatu pemeriksaan fisik yang dilakukan

dengan meraba pada bagian yang mengalami gangguan.


3) Auskultasi yaitu suatu pemeriksaan fisik yang dilakukan

dengan cara mendengarkan bising usus dan denyut nadi.


4) Perkusi yaitu pemeriksaan fisik yang dilkaukan dengan cara

mengetuk jari telunjuk atau alat hammer pada bagian yang

akan diperiksa. (Mubarak, 2010).


d. Pemeriksaan Keadaan Umum
Pemeriksaan keadaan umum meliputi pemeriksaan status

kesadaran, status gizi, tanda vital, dan lain-lain.(Uliyah, 2010).


e. Pemeriksaan Penunjang
Komponen essensial dari pengkajian fisik berbagai tes dan

penelitian yang dilakukan sebagai skrining rutin dapat bervariasi.

(Uliyah, 2010).
f. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data

dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumentasi.

Dokumentasi tersebut dapat berupa gambar, table, atau daftar

periksa dari dokumentasi.(Hidayat, 2012).


1.5.3 Teknik Pengolahan Data
Pengumpulan data diklasifikasikan dalam bentuk data subjektif

dan objektif kemudian dilakukan analisa data, menegakkan diagnosa

masalah, dan kebutuhan, menegakkan diagnosa potensial,

mengidentifikasi masalah yang memerlukan tindakan segera, membuat

perencanaan, melaksanakan serta mengevaluasi asuhan kebidanan yang

telah dilakuakan.Asuhan kebidanan didokumentasikan dengan SOAP

melalui pola pemikiran 7 langkah varney.


1.5.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pengambilan kasus pada Ny X dilakukan..

di..Palembang Tahun 2017.

1.6 Definisi Operasional


Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi

tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai

kebutuhan atau maslah dalam bidang kesehatan ibu selama dalam masa
kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir, serta keluarga berencana.

(Notoatmojo, 2010).
Ibu adalah seorang yang telah melahirkan, menyusui dan membesarkan

anak-anaknya dengan membimbing, menjaga, mencintai dengan sepenuh hati.

(Ruslidijah, 2010).
Hamil adalah seseorang yang mengandung janin di dalam rahim karena

sel telur dibuahi oleh sel sperma.(Prawiroharjo, 2009).


Gravida adalah seorang ibu yang sedang hamil. Istilah gravida sering

diawali untuk menunjukkan jumlah kehamilan seorang wanita (Dorland, 2009).


Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu baik

yang hidup ataupun mati. (Manuaba, 2009).


Abortus atau keguguran adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi

(pertemuan sel telur dan sel sperma) pada usia kehamilan kurang dari 20

minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin dapat hidup di

luar kandungan. (Nugroho, 2013).


Abortus Inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada

kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

(Ilmu kebidanan, hal:307).


Instalasi Rawat Inap Kebidanan adalah perangkat peralatan kebidanan

beserta perlengkapannya yang ditempatkan pada posisinya dan siap

dipergunakan (partus set, alat vacum, dan forcep). (Alwi, 2010).


Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (Kemenkes RI, 2010).
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang adalah Rumah Sakit yang

beralamat di Jalan A. Yani 13 Ulu No. 30263 Palembang dan bertipe B. (Profil

RS. Muhammadiyah Palembang).

1.7 Sistematika Penulisan Studi Kasus


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulis
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat Penulis
1.4.1 Manfaat Teoritis
1.4.2 Manfaat praktik
1.5 Metode Penelitian
1.5.1 Ruang Lingkup
1.5.2 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
1.5.3 Teknik Pengolahan Data
1.5.4 Waktu dan tempat Pelaksanaan
1.6 Definisi Operasional
1.7 Sistematika Penulisan Studi Kasus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai