Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketuban Pecah Dini (KPD) atau Ketuban Pecah Sebelum Waktunya

(KPSW) sering disebut dengan Premature Repture of the Membrane (PROM)

didefinisikan sebagai pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya

melahirkan. Pecahnya ketuban sebelum persalinan atau pembukaan pada

primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. Hal ini

dapat terjadi pada kehamilan aterm maupun pada kehamilan preterm. Pada

keadaan ini dimana risiko infeksi ibu dan anak meningkat (Rohmawati &

Fibriana, 2018).

Menurut WHO, kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) atau insiden

PROM (prelobour rupture of membrane) berkisar antara 5 hingga 10% dari

semua kelahiran. KPD preterm terjadi 1% dari semua kehamilan dan 70%

kasus KPD terjadi pada kehamilan aterm. Pada 30% kasus KPD merupakan

penyebab kelahiran prematur (WHO, 2014) (Rohmawati & Fibriana, 2018).

Menurut WHO kematian maternal disebabkan oleh KPD sebanyak 9%,

Indonesia 7%, Kalimantan Barat 275 kasus kematian. Hasil data yang didapat

dari PMB Utin Mulia Pontianak tahun 2020 hingga 2021 tiap perbulan

terdapat kasus KPD. Terjadinya kasus KPD di PMB Utin Mulia Pontianak

yang mengalami KPD, Perbulannya sebanyak 15 orang.

1
2

Insiden KPD di Indonesia berkisar 4,5% hingga 6% dari seluruh

kehamilan, sedangkan di luar negeri insiden KPD antara 6% hingga 12%.

Kebanyakan studi di India mendokumentasikan insiden 7 hingga 12% untuk

PROM yang 60 hingga 70% terjadi pada jangka waktu lama. Insiden kejadian

Ketuban Pecah Dini (KPD) di beberapa Rumah Sakit di Indonesia cukup

bervariasi yakni diantaranya: di RS Sardjito sebesar 5,3%, RS Hasan Sadikin

sebesar 5,05%, RS Cipto Mangunkusumo sebesar 11,22%, RS Pringadi

sebesar 2,27% dan RS Kariadi yaitu sebesar 5,10% (Rohmawati & Fibriana,

2018).

KPD masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia dan salah satu

komplikasi kebidanan yang paling sering ditemui dengan angka kejadian dan

angka kematiannya yang masih tinggi. Sekitar 6% sampai 20% perempuan

hamil akan mengalami KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu, 5 hingga

10% dari semua kelahiran, dan 70% terjadi pada kehamilan cukup bulan.

Komplikasi KPD dapat mengakibatkan infeksi perinatal, kompresi tali pusat,

solutio plasenta, sindrom distress pada napas bayi baru lahir, dan sepsis

neonatorum (Chaniago, 2018).

Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015, AKI

yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup yang mengalami penurunan dari tahun

2012 yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB)

sendiri menurut Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada tahun 2015

yaitu 22 per 100.000 kelahiran hidup (Rahayu & Sari, 2017).


3

Kejadian ketuban pecah dini yang tidak segera mendapatkan

penanganan. KPD termasuk komplikasi kebidanan selama kehamilan,

komplikasi kebidanan bisa menyebabkan kematian ibu maupun janin.

Cakupan penanganan komplikasi kebidanan secara nasional pada tahun 2013

ialah 73,31%. Penyebab kematian ibu di Indonesia tahun 2010 yaitu

perdarahan 20%, Hipertensi dalam kehamilan 32%, APB 3%, Abortus 4%,

partus lama 1%, komplikasi puerperium 31%, kelainan amnion 2%, lainnya

(7%) seperti gemelli (kehamilan ganda), ketuban pecah dini dan lain-lain

(Khadijah et al., 2016).

Data profil Dinas Kesehatan Kota Pontianak tahun 2015 yang meliputi

6 kecamatan yaitu kecamatan: Pontianak Kota, Pontianak Barat, Pontianak

Selatan, Pontianak Tenggara, Pontianak Timur dan Pontianak Utara dari

11.299 total jumlah persalinan pada tahun 2015 terdapat kasus KPD (Ketuban

Pecah Dini) sejumlah 475 kasus. Sedangkan Kasus KPD di UPTD Puskesmas

Siantan hilir kasus KPD yaitu 35 kasus. Pada tahun 2016, jumlah persalinan

nakes 10.672 yang mengalami KPD 350 kasus, sedangkan kejadian KPD di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Siantan Hilir terdapat 39 kasus. Walaupun

penanganan KPD sudah dilakukan secara prosedural akan tetapi kejadian

KPD masih relatif tinggi oleh karena itu perlunya mengetahui faktor-faktor

risiko sebagai penyebab KPD diantaranya adalah IMS (Sudarto & Tunut,

2016).

Peran bidan dalam penanganan Ketuban Pecah Dini yaitu dengan

memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin secara tepat, cepat dan
4

komprehensif, karena jika ibu bersalin dengan KPD tidak mendapat asuhan

yang sesuai maka, resikonya akan berakibat pada ibu maupun janin. Dengan

harapan setelah dilakukannya asuhan kebidanan yang cepat dan tepat maka

kasus ibu bersalin dengan KPD dapat ditangani dengan baik, sehingga angka

kematian ibu di Indonesia dapat dikurangi (Astuti, 2017).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Patologis

pada Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di PMB Utin Mulia Kota

Pontianak.?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan secara patologis pada ibu

bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di PMB Utin Mulia Kota Pontianak.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan kebidanan patologis pada

ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini.

b. Untuk mengehtahui data dasar subjektif dan objektif pada kasus

patologis pada ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini.

c. Untuk menegakkan analisis kasus patologis pada ibu bersalin dengan

Ketuban Pecah Dini.


5

d. Untuk mengetahui penatalaksanaan kasus patologi pada ibu bersalin

dengan Ketuban Pecah Dini.

e. Untuk menganalisis perbedaan konsep dasar teori dengan kasus

patologis pada ibu bersalin dengan Ketuban Pecah dini.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Insitusi Pendidikan Politeknik ‘Aisyiyah Pontianak

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi dan sebagai acuan

bagi pendidikan dalam pemberian bimbingan kepada mahasiswa

mengenai asuhan kebidanan patologis dengan ketuban pecah dini. dan

memberikan informasi pengetahuan dan sumber fikiran sebagai bahan

referensi guna mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya kebidanan.

2. Bagi Subjek Penelitiaan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber bacaan bagi

pengguna serta untuk meningkatkan keterampilan dalam memberikan

asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.

3. Bagi Bidan

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan

bagi lahan praktik khususnya pengetahuan bagi bidan dalam

meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan dalam

melaksanakan asuhan kebidanan.

4. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan

keterampilan yang telah diperoleh selama perkuliahan, serta menerapkan


6

ilmu pengetahuan dan ketrampilan dalam kehidupan, baik di masyarakat

BPM, Puskesmas dan Rumah Sakit.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Materi

Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat

tanda-tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi

inpartu.

2. Ruang Lingkup Responden

Responden asuhan kebidanan patologis pada ibu bersalin dengan

Ketuban Pecah Dini.

3. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini di lakukan pada tanggal 20 Desember 2020 sampai

dengan 12 Januari 2021.

4. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di PMB Utin Mulia Pontianak.

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1
Keaslian Penelitian

Nama
No. Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
Tahun
1 Siti Faktor-Faktor Penelitian ini menggunakan Berdasarkan tabel 1,
Khadijah, Yang metode penelitian survey ibu bersalin
Imam Berhubungan analitik dengan desain mengalami kejadian
Santoso, Dengan penelitian Case Control atau ketuban pecah dini
Siti Kejadian kasus kontrol dengan sebanyak 227 orang
Qona’ah Ketuban Pecah pendekatan Retrospective, (50%) dan yang
Dini Di RSUD populasi dalam penelitian ini tidak mengalami
7

DR. H. Moch adalah semua ibu bersalin kejadian ketuban


Ansari Saleh bulan Juli sampai Desember pecah dini sebanyak
Banjarmasin 2015 yang berjumlah 1.476 227 orang (50%).
2015 persalinan dan kejadian
2 Teuku I. Gambaran Penelitian ini digunakan Selama periode 1
Syarwani Kejadian dibagian Obstetri dan januari 31 Desember
Ketuban Pecah Ginekologi di RSUP Prof. Dr. tahun 2018 di
Dini (KPD) di R.D. Kandu Manadopada Bagian Obstetri dan
RSUP Prof. Dr. bulan September 2019- Ginekologi Fakultas
R.D. Kandou November 2019. Jenis Kedokteran
Manado Tahun penelitian ini ialah deskriptif Universitas Sam
2018 retrospektif. Ratulangi/RSUP
Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado,
didapatkan 78 kasus
KPD. Berdasarkan
usia ibu, frekuensi
terbanyak pada ibu
berusia 20-34 tahun
yaitu 51 kasus
(65,39%).
3 Yuni Hubungan Penelitian ini menggunakan Berdasarkan Tabel 1
Marlinda Antara Jarak metode kuantitatif dengan dapat diketahui
Sari Kehamilan pendekatan cross sectional bahwa dari 165 ibu
Dengan yang bertujuan untuk bersalin yang
Kejadian mengetahui hubungan antara mengalami KPD
Ketuban Pecah jarak kehamilan dengan sebanyak 36
Dini Pada Ibu kejadian ketuban pecah dini responden (21,8%)
Bersalin BPM pada ibu bersalin di BPM dan yang tidak
Mathilda diyah Mathilda diyah Astuti Kota mengalami KPD
Astuti Kota Bogor Tahun 2018. sebanyak 129
Bogor Tahun responden (78,2%).
2018.
Sumber : (Sari & Munir, 2020), (Syarwani et al., 2020), (Puspitasari, 2019)

Perbedaan dari keaslian penelitian di atas yaitu adalah lokasi penelitian,

dan waktu penelitian. Persamaan dari penelitian di atas penulis melakukan

penelitian dengan metode deskriptif, dan penelitian penulis adalah bersubjek

pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.

Anda mungkin juga menyukai