Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN JENIS PERSALINAN DAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI

DENGAN KEJADIAN HIPERBILIRUBIN PADA NEONATUS YANG DI RAWAT DI


RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT UMUM UMMI BENGKULU

PROPOSAL

VIANA RESTILIANI

RUMAH SAKIT UMUM UMMI BENGKULU


TAHUN 2021
A. LATAR BELAKANG
Setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal pada bulan pertama kehidupan
dan dua pertiganya meninggal pada minggu pertama.Salah satunya disebatkan oleh
ikterik neonatorum.World Health Organization (WHO), secara dunia pada tahun 2013
jumlah bayi yang meninggal sebesar 6,6 juta, yang dikarenakan ikterik neonatorum.
Tahun 2014 kematian bayi yang baru lahir di seluruh dunia sebesar 73% yang terjadi
dalam tujuh hari setelah kelahiran, salah satu penyebabnya adalah produksi bilirubin yang
berlebih. Sedangkan tahun 2015 ditemukan kasus bayi dengan icterus neonatorum
sebesar 79,6% (Wantini, Santi, & Damayanti, 2019).
Penyebab utama kematian bayi di Indonesia disebabkan karena BBLR 26%,
ikterus 9%, hipoglikemia 0.8% dan infeksi neonatorum 1.8%.Walaupun ikterus
neonatorum urutan ke 2 dari penyebab kematian neonatal 0-6 hari di Indonesia, tapi
ikterus merupakan masalah yang sering muncul pada masa neonatal.Ikterus neonatorum
sendiri dapat diklasifikasi sebagai ikterus fisiologis dan ikterus patologis.Ikterus
fisiologis adalah ikterus yang timbul pada hari kedua, ketiga atau setelah 48 jam pertama
kehidupan bayi dan tidak mempunyai dasar patologis, kadarnya tidak melewati kadar
yang membahayakan atau mempunyai potensi menjadi kren ikterus. Ikterus patologis
ialah ikterus yang mempunyai dasar patologis (timbulnya dalam waktu 24 jam hingga 48
jam pertama kehidupan bayi) atau kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yang disebut
hiperbilirubinemia disertai demam yang dapat menimbulkan gangguan yang menetap
atau menyebabkan kematian, sehingga setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan
perhatian (Kemenkes RI, 2015).
Beberapa kasus hiperbilirubinemia yang tidak teratasi dapat menyebabkan
komplikasi. Jika kadar bilirubin yang sangat tinggi bisa menyebabkan kerusakan otak
(keadaan ini disebut kren ikterus). Efek jangka panjang dari hiperbilirubin yaitu
keterbelakangan mental, kelumpuhan serebral (pengontrolan otot yang abnormal, cerebral
palsy), tuli, dan mata tidak dapat digerakkan keatas (Utami, 2020).Hyperbilirubinemia
adalah suatu keadaan pada bayi baru lahir dimana kadar bilirubin serum total lebih dari
10 mg/dl pada minggu pertama dengan ditandai dengan ikterus, keadaan ini terjadi pada
bayi baru lahir yang disebut ikterik neonatus yang bersifat patologis atau yang lebih
dikenal dengan hyperbilirubinemia yang merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar
bilirubin di dalam jaringan ekstra vaskuler sehingga konjungtiva, kulit, dan mukosa akan
berwarna kuning. Keadaan tersebut juga berpotensi besar terjadi kern ikterus yang
merupakan kerusakan otak akibat perlekatan bilirubin indirek pada otak (Ridha, 2014).
Faktor faktor yang dapat menimbulkan hiperbilirubin neonatus antara lain adalah
prematuritas, trauma lahir, infeksi, air susu ibu, asfiksia, dan jenis persalinan.Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Roselina, Pinem, & Rochimah (2013), bahwa ada hubungan
jenis persalinan dengan hiperbilirubin. Selain itu, jenis persalinan tidak spontan beresiko
50 kali menyebabkan hiperbilirubinemia dibandingkan dengan bayi lahir
spontan.Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyani, Santi & Setya (2020) bahwa ada
hubungan yang signifikan antara jenis persalinan seksio sesaria dengan kejadian icterus
neonatorum di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Selain itu penelitian yang
dilakukan oleh A
ditya & Herwanto (2020) bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
persalinan seksio sesaria dengan hiperbilirubinemia neonates di RS Sumber Waras.
upaya yang harus dilakukan untuk mencegah bayi mengalami hiperbilirubin
adalah dengan melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).Pelaksanaan inisiasi menyusui
dini (IMD) dapat mencegah terjadinya hiperbilirubin pada Neonatus karena Inisiasi
menyusui dini (IMD) memiliki manfaat penting untuk bayi karena memiliki kolostrum.
Manfaat kolostrum adalah untuk kekebalan tubuh, ketahanan infeksi, pertumbuhan,
kelangsungan hidup bayi, dan bilirubin akan lebih cepat normal, sehingga menurunkan
kejadian ikterus bayi baru lahir karena kolostrum dipercaya memiliki efek Laxative untuk
membantu mengeluarkan kotoran atau tinja pertamanya yang dapat membantu
mengeluarkan kelebihan bilirubin (Armawati, 2011).
Dio R, Biade dkk. (2016) bahwa ada hubungan antara inisiasi menyusui dini
dengan pencegahan hiperbilirubinemia dengan p value 0,001.Penelitian yang dilakukan
Penelitian yang dilakukan oleh Pohlman, Nursanti, & Anto (2015) bahwa ada hubungan
antara inisiasi menyusu dini dengan ikterik neonatorum di RSUD Wates Yogyakarta
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang ada, maka akan dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
“Apakah Ada Hubungan Jenis Persalinan dan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini
(IMD)dengan kejadian Hiperbilirubinpada Neonatusdi Ruang Perinatologi RSU Ummi
Bengkulu Tahun 2021?”

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara Jenis Persalinan dan pelaksanaan Inisiasi

Menyusui Dini dengan kejadian Hiperbilirubin pada Neonatus di Ruang Perinatologi

RSU Ummi Bengkulu Tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk Mengetahui Distribusi Frekuensi Jenis Persalinan di RSU Ummi Bengkulu

Tahun 2021.

b. Untuk mengetahui distribusi pelaksanaan inisiasi menyusui dini di RSU Ummi

Bengkulu Tahun 2021.

c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadian hiperbilirubin pada Neonatus yang

dirawat di runag Perinatologi RSU Ummi Bengkulu.

d. Untuk mengetahui hubungan jenis persalinan dengan kejadian hiperbilirubin pada

neonatus di Ruang Perinatologi RSU Ummi Bengkulu Tahun 2021.

e. Untuk mengetahui hubungan inisiasi menyusui dini dengan kejadian hiperbilirubin

pada neonatus di Ruang Perinatologi RSU Ummi Bengkulu Tahun 2021.


D. MANFAAT PENELITIAN
penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan kepada bidan/perawat yang

berjaga di Ruang Perinatologi mengenai faktor risiko terjadinya hiperbilirubin salah

satunya adalah jenis persalinan ibu dan pelaksanaan inisiasi menyusui dini, sehingga

kedepan dapat melakukan edukasi kepada ibu bayi upaya upaya apa yang bisa di lakukan

agar bayi tidak mengalami kenaikan bilirubin.

E. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif

analitik dengan pendekatan cross sectional. Metode penelitian analitik adalah desain

penelitian yang bertujuan untuk memperoleh penjelasan dan menggali bagaimana

dan mengapa suatu fenomena terjadi. Penelitian cross sectional yaitu diukur atau

dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan (Notoadmodjo,

2012). Dimana variabel independen/sebab (persalinan section caesaria dan

pelaksanaan inisiasi menyusui dini (IMD) dan variabel dependen/akibat (kejadian

hiperbilirubin).

B. Tempat dan Tempat Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini rencananya akan dilakukan di Ruang Perinatologi Rumah

Sakit Umum Ummi Bengkulu.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan pada Bulan Mei-Juni Tahun 2021.
C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sebagian dari keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti,

(Notoatmodjo, 2010). Populasi target dalam penelitian ini seluruh bayi neonatus

yang di Rawat Inap di Ruang Perinatologi RSU Ummi Tahun 2021

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek atau subjek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).Sampel

adalah sebagian kecil populasi yang digunakan dalam uji untuk memperoleh

informasi statistic mengenai keseluruhan populasi.Penelitian ini menggunakan

teknik purposive sampling.Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang

berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun

ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmodjo, 2010).

Adapun kriteria inklusi sampel dalam peneltian ini diambil :

a. Bayi berusia antara 0-28 hari

b. Bayi yang ditemani dengan ibu kandung

c. Bersedia menjadi responden

d. Bisa membaca dan menulis serta berkomunikasi dengan baik

kriteria ekslusi :

a. Ibu dengan Retardasi Mental

b. Ibu dengan gangguan Kesadaran

c. Ibu dengan penyakit penyakit penyerta (hepatitis)


D. Instrument penelitian

Instrument penelitan adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data

(Notoatmodjo, 2012).Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah lembar

kuisioner untuk mengetahui data IMD dan lembar checklistuntuk mengetahui data

jenis persalinan dan hiperbilirubin.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan data

primer dan sekunder.Data primer yaitu dalam penelitian ini didapat dengan cara

wawancara/observasi dan membagikan kuesioner untuk mendapatkan data tentang

Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini. Data sekunder dalam penelitian ini untuk

mengetahui data tentang jumlah neonatus yang mengalami Hiperbilirubindan jenis

persalinan ibu di RSU Ummi Bengkulu.


Lampiran A. Surat Permohonan Menjadi Responden

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Kepada Yth.
Responden penelitian
Di
Tempat
Dengan hormat
Perkenalkan nama saya Viana Restiliani, MahasiswaProgram Studi Ilmu Keperawatan
(S1) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu bermaksud mengadakan
penelitian dengan judul penelitian “Hubungan Jenis Persalinan dan Pelaksanaan Inisiasi
Menyusui Dini Dengan Kejadian Hiperbilirubin pada Neonatus di Ruang Perinatologi RSU
Ummi Tahun 2021”. Penelitian ini saya lakukan sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar sarjana Keperawatan (S1) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen
Bengkulu.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka saya mohon kesediaan saudara/i untuk ikut
berpatisipasi dalam penelitian ini. Keikutsertaan saudara dalam penelitian bersifat sukarela
dan tidak berpengaruh pada nilai apapun dalam kehidupan keseharian saudara, karena
jawaban yang saudara berikan kepada saya akan saya jamin kerahasiaannya serta hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Jika saudara/i berkenan untuk berpatisipasi
dalam penelitian ini diharapkan menandatangani surat persetujuan mengikuti penelitian. Atas
kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Bengkulu, ..../..../ 2021
Pemohon

Viana Restiliani

Lampiran B. Lembar Persetujuan menjadi Responden


LEMBAR PERSETUJUANMENJADI
RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Umur :
Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden penelitian Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan (S1) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu atas namaViana
Restiliani dengan judul penelitian “Hubungan Persalinan Sectio Caesaria dan Pelaksanaan
Inisiasi menyusui Dini Dengan Kejadian Hiperbilirubin pada Neonatus di Ruang Perinatologi
RSU Ummi Tahun 2021”.
Saya sudah diberi informasi dan memutuskan untuk berpartisipasi sebagai responden pada
penelitian ini secara sukarela.

Anda mungkin juga menyukai