PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam
usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian
Bayi menurut WHO (World Health Organization) (2015) pada Negara
ASEAN (Association of South East Asia Nations) seperti di Singapura 3
per 1000 kelahiran hidup, Malaysia 5,5 per 1000 kelahiran hidup,Thailand
17 per 1000 kelahiran hidup, Vietnam 18 per kelahiran hidup, dan
Indonesia 27 per kelahiran hidup.. Angka Kematian Bayi (AKB) di
Inodnesia masih tinggi dari negra ASEAN lainnya, jika dibandingkan
dengan target dari MDGs (Millenium Development Goals) tahun 2015
yaitu 25 per 1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu
dalam kandungan dan luar kandungan. Kematian bayi dalam kandungan
adalah kematian bayi yang diawa sejak lahir seperti asfiksia. Sedangkan
kematian bayi luar kandungan atau kematian post neonatal disebabkan
oleh factor-faktor yang bertalian dengan pengaruh dari luar. (Vivian,2014)
Salah satu penyebab kematian bayi luar kandungan adalah
Hiperbilirubin, dimana Hiperbilirubin merupakan salah satu fenomena
klinis yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir dalam minggu
pertama dalam kehidupannya. Insiden Hiperbilirubin di Amerika 65%,
Malaysia 75%, Indonesia 51,47% ( Putrid an Mexitalia, 2014)
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskerdas,2015)
menunjukkan angka Hiperbilirubin pada bayi baru lahir di Indonesia
sebesar 51,47%,di Kota Kebumen Tahun 2015 dengan penyebab antara
lain adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu 56 kasus (27,86%),
untuk penyebab lainnya adalah Asfiksia 31 kasus (15,42%), Kelainan
Kongenital 26 kasus (2.99%), Sepsis 5 kasus (2,99%), Ikterus 4 kasus
1
2
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Yang Diberikan Kepada By Ny N Usia 3
Hari Dengan Ikterus Derajat III.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada By Ny N
usia 3 hari dengan Ikterus Derajat III di RSUD DR Soedirman
Kebumen tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subyektif dan data obyektif
Asuhan Kebidanan Pada By Ny N usia 3 hari dengan Ikterus
Derajat III di RSUD DR Soedirman Kebumen tahun 2019.
b. Mampu melakukan Interpretasi data pada Mampu melakukan
Diagnosa Potensial pada Asuhan Kebidanan Pada By Ny N usia 3
hari dengan Ikterus Derajat IIIdi RSUD DR Soedirman Kebumen
tahun 2019.
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial pada
Asuhan Kebidanan Pada By Ny N usia 3 hari dengan Ikterus
Derajat III di RSUD DR Soedirman Kebumen tahun 2019.
d. Mampu melakukan pelaksanaan tindakan segera pada Asuhan
Kebidanan Pada By Ny N usia 3 hari dengan Ikterus Derajat IIIdi
RSUD DR Soedirman Kebumen tahun 2019.
e. Mampu merencanakan tindakan menyeluruh pada Asuhan
Kebidanan Pada By Ny N usia 3 hari dengan Ikterus Derajat IIIdi
RSUD DR Soedirman Kebumen tahun 2019.
f. Mampu melaksanakan implementasi/pelaksanaan pada Asuhan
Kebidanan Pada By Ny N usia 3 hari dengan Ikterus Derajat IIIdi
RSUD DR Soedirman Kebumen tahun 2019.
5
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
c. Ikterus
Ikterus adalah suatu gejala yang sering ditemukan pada
bayi baru lahir (Arief dan Weni, 2009).
d. Tetanus Neonatorum
Penyakit tetanus yang terjadi pada neonates (bayi kurang
dari 1 bulan) yang disebabkan oleh Cloastridium Tetani, yaitu
kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem
saraf pusat (Prawihardjo, 2009)
B. Ikterus
1. Definisi
Ikterus adalah gejala kuning pada skelara kulit dan mata akibat
bilirubin yang berlebihan didalam darah dan jaringan (Kusuma dan
Nuraif, 2015).
Ikterus adalah perubahan warna kulit atau sclera mata (norma
berwarna putih) menjadi kuning karena peningkatan kadar bilirubin
dalam darah (Dwi dkk, 2011).
Ikterus adalah salah satu keadaan menyerupai penyakit hati yang
terdapat pada bayi baru lahir akibat terjadinya hiperbillirubinemia
(Dewi dkk, 2013).
8
2. Klasifikasi Ikterus
Menurut Kristiyanasari dan Jitowiyono, (2011), ikterik ada 2 macam
yaitu :
a. Ikterus fisiologis ialah :
1) Timbul pada hari kedua dan ketiga
2) Peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5%/hari
3) Tidak mempunyai dasar patologis
b. Ikterus Patologis ialah :
1) Icterus terjadi dalam 24 jam pertama
2) Peningkatan kadar bilirubin > 5%/hari
3) Mempunyai dasar patologis
3. Etiologi
Menurut Kusuma dan Nuraif (2015), penyebab icterus pada bayi
baru lahir dapat disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
a. Produksi bilirubin yang berlebihan
b. Ganguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar
c. Gangguan transportasi dalam metabolism
d. Gangguan dalam eksresi
4. Patofisiologi Ikterus
Menurut Yuliani dan Suriadi (2010), patofisiologis ikterus adalah :
a. Pigmen kuning yang ditemukan dalam empedu yang terbentuk dari
pemecahan hamoglobin oleh kerja heme oksigenase, biliverdin
reduktase dan agen pereduksi nonenzimatik dalam sistem
retikuloentelial.
b. Setelah pemecahan hemoglobin, bilirubin tak terkonjugasi diambil
oleh protein intraselular “Y protein” dalam hati. Pengambilan
tergantung pada aliran darah hepatikdan adanya ikatan protein.
9
5. Manifestasi Klinis
a. Tampak ikterus : sklera, kuku, atau kulit dan membran mukosa.
Jaundice yang tampak dalam 24 jam pertama disebabkan oleh
penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis, atau ibu dengan
diabetik atau infeksi. Jaundice yang tampak pada hari kedua atau
hari ketiga, dan mencapai puncak pada hari ketiga sampai hari ke
empat dan menuurun pada hari ke lima sampai hari ke tujuh yang
biasanya merupakan jaundice fisiologis.
b. Ikterus adalah akibat pengendapan bilirubin inderek pada kulit
yang cendurung tampak kuring atau orange, ikterus pada tipe
obstuksi (bilirubin direk) kulit tampak berwarna kuning kehijauan
atau keruh. Perbedaan ini hanya dapat dilihat pada ikterus yang
berat.
c. Muntah, anorexia, fatigue, warna urine gelap, warna tinja pucat.
6. Penilaian Ikterik
Menurut Prawirohardjo (2009), penilaian kadar bilirubin adalah:
Pengamatan ikterus kadang-kadang agak sulit apalagi dalam cahaya
buatan. Paling baik pengamatan dilakukan dalam cahaya matahari dan
dengan menekan sedikit kilit yang akan diamati untuk menghilangkan
warna karena pengaruh sirkulasi darah.
Ada beberapa cara untuk menentukan derajat ikterus yang
merupakan resiko terjadinya kern- icterus, misalnya kadar bilirubin
bebas; kadar bilirubin 1 atau secara klinis dilakukan di bawah sinar
biasa (day light).Sebaiknya penilaian klinis dilakukan secara
11
Pembagian
derajat ikterus dan daerah
kulit bayi yang berwarna kuning untuk penerapan rumus Kramer
(Prawirohardjo, 2009).
b. Terapi Medis
1) Petugas kesehatan akan memutuskan untuk melakukan terapi
medis (phototherapy) sesuai dengan peningkatan kadar
bilirubin pada nilai tertentu berdasarkan usia bayi dan apakah
bayi lahir cukup bulan atau prematur. Bayi akan ditempatkan di
bawah sinar khusus. Sinar ini akan mampu untuk menembus
kulit bayi dan akan mengubah bilirubin menjadi lumirubin
yang lebihmudah di ubah oleh tubuh bayi. Selama terapi sinar
penutup khusus akan di buat untuk melindungi mata.
2) Jika terapi sinar yang standar tidak menolong untuk
menurunkan kadar bilirubin, maka bayi akan ditempatkan pada
selimut fiber optic atau terapi sinar ganda / triple akan
dilakukan (double / triple light therapuy)
3) Jika gagal dengan terapi sinar maka dilakukan transfusi tukar
yaitu penggantian darah bayi dengan darah donor. Ini adalah
prosedur yang sangat khusus dilakukan pada fasilitas yang
mendukung untuk merawat bayi dengan sakit kritis, namun
secara kesehatan, hanya sedikit bayi yang akan membutuhkan
transfusi tukar.
Pedoman terapi sinar dan transfusi tukar bayi berat lahir rendah
berdasarkan berat badan
D. SOAP
1. Pengertian
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan
tertulis. Metode 4 langkah yang dinamakan SOAP ini disarikan dari
proses pemikiran penatalaksaan kebidanan. Dipakai untuk
mendokumenkan asuhan pasien dalam rekaman medis pasien sebagai
catatan kemajuan. Model SOAP sering digunakan dalam catatan
perkembangan pasien. Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP
setiap kali dia bertemu dengan pasiennya. Selama antepartum, seorang
bidan bisa menulis satu catatan SOAP untuk setiap kunjungan,
sementara dalam masa intrapartum, seorang bidan boleh menulis lebih
dari satu catatan untuk satu pasien dalam satu hari.
2. Pembagian SOAP
Metode 4 langkah yang dinamakan SOAP ini disarikan dari proses
pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Dipakai untuk mendokumenkan
asuhan pasien dalam rekaman medis pasien sebagai catatan kemajuan.
17
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
IDENTITAS
Identitas Bayi
Nama : By Ny N
Tanggal Lahir : 1 Agustus 2019
Jenis Kelamin : Laki-laki
Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. N Nama Suami : Tn. R
Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Candimulyo ½ Alamat : Candimulyo
Kebumen ½, Kebumen
18
19
I. DATA SUBYEKTIF
A. Alasan Datang : Bayi baru lahir 3 hari yang lalu dengan post SC
jam 13.50 WIB.
B. Keluhan Utama : Bayi tampak kuning dengan derajat Kramer III
C. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga
Sekarang : Sedang tidak mengalami penyakit seperti penyakit
menurun (DM, Hipertensi), menahun (asma), dan
menular (HIV/AIDS).
Dahulu : Dulu tidak memiliki riwayat penyakit seperti
penyakit menurun (DM, Hipertensi), menahun
(asma), danmenular (HIV/AIDS).
Keluarga : Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit seperti
penyakit menurun (DM, Hipertensi), menahun
(asma), danmenular (HIV/AIDS).
D. Riwayat Kesehatan Anak
BBL Post SC, lahir langsung menangis AS 7/8/9
E. Status Perkawinan Orang Tua
Menikah padausia 23 tahun, lama pernikahan sudah 2 tahun, dan
pernikahannya sah.
F. Riwayat Kehamilan Sekarang
G1P0A0, UK 41 +2 minggu
G. Riwayat Persalinan Sekarang
Bersanlin secara SC a/i gagal induksi ditolong oleh dr.SpOg di RSUD
Dr.Soedirman Kebumen
H. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :
1. Pola Nutrisi : bayi sudah minum susu 8 x 20 cc (setiap 3 jam
sekali)
2. Pola eliminasi : bayi sudah BAB, warna kehitaman, tekstur lembek
dan bayi sudah BAK
3. Pola istirahat : bayi lebih banyak tidur
4. Pola hygiene : bayi mandi 1 x sehari
20
III.ASSESMENT
By Ny N usia 3 hari dengan ikterus neonatorum bayi baru lahir patologis
Masalah : Kulit bayi tampak kuning derajat Kramer III
Diagnosa Potensial : Ikterus derajat IV, kejang, dehidrasi
Antisipasi Masalah : Fototerapi
IV. PELAKSANAAN
Tanggal / Jam : 4 Agustus 2019 / 18.30 WIB
1. Melakukan informed consent pada keluarga tentang kondisi bayi
Hasil : sudah dilakukan informed consent
2. Memberitahu keluarga hasil pemeriksaan tanda – tanda vital pada
bayinya.
Nadi : 138x/menit, Suhu : 35,5 C, Respirasi : 42 x/menit
Hasil : keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan pada bayinya
3. Memberitahu keluarga bahwa bayinya akan dilakukan fototerapi sesuai
advice dokter selama 36 jam
Hasil : keluarga menyetujui tindakan yang akan dilakukan
4. Memberitahu keluarga tujuan dilakukannya fototherapi yaitu untuk
menurunkan kadar bilirubin dalam darah bayi sehingga bayi menjadi
normal dan kulit tidak kuning
hasil : keluarga sudah mengetahui tujuan dilakukannya fototherapi
5. Mencuci tangan dengan handrub sebelum melakukan tindakan
Hasil : cuci tangan dengan handrub telah dilakukan
6. Menutup mata dan alat kelamin bayi dengan menggunakan karbon
dengan tujuan supaya mata dan alat kelin bayi tidak terdampak sinar
ultraviolet yang dapat membuat kerusakan pada mata dan kelamin
bayi.
Hasil : mata dan alat kelamin sudah ditutup dengan karbon
7. Melakukan tindakan fototherapi
23
CATATAN PERKEMBANGAN I
A. Data Subyektif
Bayi tampak kuning pada bagian muka,sklera kekuningan, bagian badan
sampai lutut
B. Data Obyektif
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 126 x/menit
Suhu : 36,5 C
Respirasi : 42 x/menit
C. Assesment
Bayi Ny. N usia 3 hari dengan ikterus derajat III
D. Perencanaan
Tanggal : 04 Agustus 2019
Jam : 18.55 WIB
1. Lakukan observasi KU dan tanda-tanda vital bayi
2. Lakukan fototerapi
3. Lakukan pemberian PASI 20cc
4. Lakukan alih baring
5. Lakukan pemantauan oedem pada tubuh bayi
6. Lakukan pengurukan ulang suhu tubuh bayi
7. Lakukan dokumentasi
E. Pelaksanaan
Tanggal : 04 Agustus 2019
Jam : 19.00 WIB
1. Mencuci tangan dengan handrub sebelum melakukan tindakan
Hasil : handrub telah dilakukan
2. Melakukan observasi KU dan tanda-tanda vital bayi
25
3. Melakukan fototerapi
Hasil : fototerapi telah dimulai jam 19.00 WIB
4. Memberikan PASI pada bayi 20cc
Hasil : PASI telah diberikan sebanyak 20cc menggunakan spin
5. Melakukan alih baring pada bayi agar fototerapi dapat merata kesluruh
tubuh bayi
Hasil : alih baring telah dilakukan
6. Memonitor oedem pada tubuh bayi efek dari sinar fototerapi
Hasil : monitor telah dilakukan dan tidak ada oedem pada tubuh bayi
7. Mengecek kembali suhu bayi agar tidak hipertermi akibat fototerapi
dan incubator
Hasil : suhu bayi normal 36,7 C
8. Mencuci tangan menggunakan handrub setelah melakukan tindakan
Hasil : handrub telah dilakukan
9. Melakukan dokumentasi tindakan
Hasil : dokumentasi telah dilakukan
F. Evaluasi
Tanggal : 4 Agustus 2019
Jam : 20.00 WIB
1. Telah dilakukan cuci tangan dengan handrub sebelum tindakan
2. Telah dilakukan observasi KU dan tanda-tanda vital bayi
3. Telah dilakukan fototerapi jam 19.00 WIB
4. Telah dilakukan pemberian PASI 20cc menggunakan spin
5. Telah dilakukan alih baring pada bayi
6. Telah dilakukan pemantauan pada bayi
26
CATATAN PERKEMBANGAN II
A. Data Subyektif
Bayi masih tampak kuning pada bagian muka,leher,dada,punggung sampai
bawah pusat
B. Data Obyektif
KU : baik
Kesadaran : composmentis
N : 126 x/menit
S : 36,5 C
RR : 42 x/menit
Billirubin Total : 11,4
Billirubin Direx : 0,5
Billirubin Indirex : 10,9
C. Assesment
Bayi Ny. P usia 3 hari dengan Ikterus derajat II
D. Perencanaan
Tanggal : 5 Agustus 2019
Jam : 07.30 WIB
1. Lakukan Observasi KU dan tanda-tanda vital bayi
2. Lakukan fototerapi
3. Pemberian PASI 25cc menggunakan spin
4. Lakukan alih baring
5. Lakukan pemantauan oedem pada tubuh bayi
6. Lakukan pengukuran suhu ulang pada bayi
28
E. Pelaksanaan
Tanggal : 5 Agustus 2019
Jam : 07.40 WIB
1. Melakukan cuci tangan dengan handrub sebelum tindakan
Hasil : handrub telah dilakukan
2. Melakukan observasi KU dan tanda-tanda vital bayi
Hasil : KU dan tanda-tanda vital bayi baik
Keadaan Umum : baik
Suhu : 36,5 C
Nadi : 130 x/menit
Respirasi : 42 x/menit
3. Lanjutkan fototherapi
Hasil : fototherapi lanjut, telah dilakukan selama 12jam
4. Memberikan PASI 25cc menggunakan spin
Hasil : PASI 25cc telah diberikan
5. Melakukan alih baring agar fototerapi merata pada tubuh bayi
Haisl : telah dilakukan alih baring
6. Melakukan pemantauan oedem pada tubuh bayi
Hasil : telah dilakukan pemantauan oedem pada tubuh bayi dan tidak
ditemukan oedem
7. Melakukan pengukuran suhu ulang pada bayi
Hasil : suhu bayi normal 36,6 C
8. Mengganti popok bayi jika penuh
Hasil : popok telah diganti dan bayi telah dirapikan
9. Cuci tangan dengan handrub setelah tindakan
Hasil : handrub telah dilakukan
10. Melakukan dokumentasi tindakan
29
A. Data Subyektif
Masih tampak kuning padabgian tubuh bayi yaitu muka,leher,dada,sampai
paha
B. Data Obyektif
KU :baik
Kesadaran : composmentis
Nadi : 143 x/menit
Suhu : 36,5 C
RR : 45 x/menit
C. Assesment
Bayi Baru lahir usia 4 hari dengan ikterus derajat III
D. Perencanaan
Tanggal : 5 Agustus 2019
Jam : 14. 45 WIB
1. Lakukan Observasi KU dan tanda-tanda vital bayi
2. Lakukan pemantauan tanda-tanda infeksi pada bayi
3. Lakukan fototerapi
4. Lakukan pemberian PASI 25cc menggunakan spin
5. Lakukan alih baring
6. Lakukan pemantauan oedem pada tubuh bayi
7. Lakukan pengukuran suhu ulang pada bayi
8. Lakukan ganti popok jika popok penuh BAB dan BAK
9. Lakukan dokumentasi
E. Pelaksanaan
Tanggal : 5 Agustus 2019
Jam : 15.00 WIB
31
CATATAN PERKEMBANGAN IV
A. Data Subyektif
Warna kulit bayi sedikit kuning pada bagian
muka,leher,dada,punggung,sampai bawah pusat
B. Data Obyektif
KU :baik
Kesadaran : composmentis
Suhu : 36,8 C
Nadi : 138 x menit
Respirasi : 40 x/menit
C. Assesment
Bayi Ny. N usia 4 hari dengan Ikterus Derajat II
D. Perencanaan
Tanggal : 5 Agustus 2019
Jam : 21.10 WIB
1. Lakukan Observasi KU dan tanda-tanda vital bayi
2. Lakukan pemantauan tanda-tanda infeksi pada bayi
3. Lakukan fototerapi
4. Lakukan pemberian PASI 25cc menggunakan spin
5. Lakukan alih baring
6. Lakukan pemantauan oedem pada tubuh bayi
7. Lakukan pengukuran suhu ulang pada bayi
8. Lakukan ganti popok jika popok penuh BAB dan BAK
9. Lakukan dokumentasi
E. Pelaksanaan
34
CATATAN PERKEMBANGAN V
A. Data Subyektif
Bayi tampak kuning sedikit pada bagian muka sampai leher
B. Data Obyektif
KU :baik
Kesadaran : composmentis
Suhu : 37 C
Nadi : 144 x/menit
RR : 40 x/menit
Kulit : normal (tidak kuning)
C. Assesment
Bayi Ny N Usia 5 hari dengan Ikterus Derajat I
D. Perencanaan
Tanggal : 6 Agustus 2019
Jam : 07. 50 WIB
1. Lakukan Observasi KU dan tanda-tanda vital bayi
2. Lakukan pemantauan tanda-tanda infeksi pada bayi
3. Lakukan fototerapi
4. Lakukan pemberian PASI 30cc menggunakan spin
5. Lakukan alih baring
6. Lakukan pemantauan oedem pada tubuh bayi
7. Lakukan pengukuran suhu ulang pada bayi
8. Lakukan ganti popok jika popok penuh BAB dan BAK
9. Lakukan dokumentasi
37
E. Pelaksanaan
Tanggal : 6 Agustus 2019
Jam : 08.15 WIB
1. Mencuci tangan dengan handrub sebelum tindakan
Hasil : handrub telah dilakukan
2. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital bayi
Hasil : pemeriksaan tanda-tanda vital bayi telah dilakukan
Suhu : 36,7 C
Nadi : 138 x/menit
Respirasi : 48 x/menit
3. Melakukan pemeriksaan tanda infeksi bayi
Hasil : telah dilakukan pemeriksaan, tidak ada infeksi pada bayi
4. Melakukan fototherapi
Hasil : fototherapi telah dilakukan selama 26jam, tutup mata dan alat
kelamin bayi tidak lepas, posisi bayi baik
5. Memberikan PASI 30cc menggunakan spin
Hasil : PASI 30cc telah diberikan
6. Melakukan alih baring agar fototerapi merata pada tubuh bayi
Haisl : telah dilakukan alih baring
7. Melakukan pemantauan oedem pada tubuh bayi
Hasil : telah dilakukan pemantauan oedem pada tubuh bayi dan tidak
ditemukan oedem
8. Melakukan pengukuran suhu ulang pada bayi
Hasil : suhu bayi normal 36,7 C
9. Mengganti popok bayi jika penuh
Hasil : popok telah diganti dan bayi telah dirapikan
10. Cuci tangan dengan handrub setelah tindakan
Hasil : handrub telah dilakukan
38
F. Evaluasi
Tanggal : 6 Agustus 2019
Jam : 09.00 WIB
1. Telah dilakukan observasi KU dan tanda-tanda vital pada bayi
2. Telah dilakukan monitoring tanda-tanda infeksi pada bayi
3. Telah dilakukan fofotherapi selama 26jam
4. Telah dilakukan pemberian PASI 30cc menggunakan spin
5. Telah dilakukan alih baring
6. Telah dilakukan pemantauan oedem pada tubuh bayi
7. Telah dilakukan pengukuran suhu ulang pada bayi
8. Telah dilakukan ganti popok jika popok penuh BAB dan BAK
9. Telah dilakukan dokumentasi tindakan
39
CATATAN PERKEMBANGAN VI
A. Data Subyektif
Bayi tampak kuning sedikit pada bagian muka sampai leher
B. Data Obyektif
KU :baik
Kesadaran : composmentis
Suhu : 37 C
Nadi : 144 x/menit
RR : 40 x/menit
Kulit : normal (tidak kuning)
C. Assesment
Bayi Ny N Usia 5 hari dengan Ikterus Derajat I
D. Perencanaan
Tanggal : 6 Agustus 2019
Jam : 07. 50 WIB
1. Lakukan Observasi KU dan tanda-tanda vital bayi
2. Lakukan pemantauan tanda-tanda infeksi pada bayi
3. Lakukan pemantauan fototerapi
4. pemberian PASI 30cc menggunakan spin
5. Lakukan ganti popok jika popok penuh BAB dan BAK
6. Lakukan KIE penangana ikterik derajat II dirumah
7. Sudah boleh pulang jika keluarga siap
8. Lakukan dokumentasi
40
E. Pelaksanaan
Tanggal : 6 Agustus 2019
Jam : 08.15 WIB
1. Mencuci tangan dengan handrub sebelum tindakan
Hasil : handrub telah dilakukan
2. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital bayi
Hasil : pemeriksaan tanda-tanda vital bayi telah dilakukan
Suhu : 36,7 C
Nadi : 138 x/menit
Respirasi : 48 x/menit
3. Melakukan pemeriksaan tanda infeksi bayi
Hasil : telah dilakukan pemeriksaan, tidak ada infeksi pada bayi
4. Melakukan fototherapi
Hasil : fototherapi telah dilakukan selama 36jam, selesai tanggal 5
Agustus 2019 jam 17.00 WIB
5. Memberikan PASI 30cc menggunakan spin
Hasil : PASI 30cc telah diberikan
6. Mengganti popok bayi jika penuh
Hasil : popok telah diganti dan bayi telah dirapikan
7. KIE penanganan dirumah ikterik dejarat Kramer II pada keluarga bayi
Ny.N. Penangananya yaitu Berikan ASI yang cukup (8-12 kali sehari) ,
selain itu juga menjemur bayi dibawah sinar matahari pagi pada jam 7-
8 pagi selama 30 menit dengan cara 15 menit telentang 15 menit
tengkurep kemudian atur posisi kepala agar wajah tidak mengahadap
matahari langsunng. Juga tetap memperhatikan kehangantan agar bayi
tidak kedinginan.
Hasil : keluarga Ny. N sudah mengerti cara penangan bayi kuning
fisiologis (iketik) dirumah
8. Sudah boleh pulang jika keluarga siap
Hasil : keluarga sudah siap, bayi boleh pulang
9. Melakukan dokumentasi tindakan
41
F. Evaluasi
Tanggal : 6 Agustus 2019
Jam : 09.00 WIB
1. Lakukan Observasi KU dan tanda-tanda vital bayi
2. Lakukan pemantauan tanda-tanda infeksi pada bayi
3. Lakukan pemantauan fototerapi
4. pemberian PASI 30cc menggunakan spin
5. Lakukan ganti popok jika popok penuh BAB dan BAK
6. Lakukan KIE penangana ikterik derajat II dirumah
7. Sudah boleh pulang jika keluarga siap
8. Lakukan dokumentasi
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kesempatan kali ini kami akan membahas kasus tentang Bayi Baru
Lahir Patologis pada By Ny N usia 3 hari dengan Ikterus Derajat III. Bayi tersebut
adalah bayi baru lahir di RSUD DR Soedirman Kebumen post SC. Karena kami
menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan 7 langkah varney, maka
pembahasan akan diuraikan langkah demi langkah sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian pada langkah pertama ini dikumpulkan semua sumber
yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan
dengan anamnesa Data Subyektif dan Data Obyektif :
Pada data subyektif didapatkan nama By Ny N lahir pada tangal 1 Agustus
2019 pada pukul 13.50 WIB dengan jenis kelamin laki-laki.
Data Obyektif pada kasus bayi baru lahir patologis pada By Ny N
usia 3 hari dengan Ikterus Derajat III. Keadaan pasien : baik, kesadaran :
composmentis, pemeriksaan tanda-tanda vital diatas batas normal.
Pemeriksaan fisik, sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda
vital seperti Keadaan umum sedang, Kesadaran Composmentis, Nadi :
138x/menit, Suhu : 35,5 C, Respirasi 42x/menit.
Pemeriksaan penunjang/ labolatorium :
Bilirubin direk : 0,5 mg/dl
Bilirubin indirek : 10,9 mg/dl
Bilirubin total : 11,4 mg/dl
Dan teori menurut (Windaningsih,2015) mengatakan bahwa
Pengkajian yang dilakukan adalah anamnesa Data subyektif dan data
obyektif. Jadi dalam data pengkajian tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktik di lahan.
42
43
2. Interpretasi Data
Interpretasi data terdiri dari penentuan diagnose kebidanan,
menentukan masalah dan kebutuhan pada kasus Pasien bayi baru lahir
patologi pada By Ny N usia 3 hari dengan Ikterus Derajat III.
Masalah yang berkaitan dengan pengalaman pasien yang
ditemukan dari hasil pengkajian yang disertai diagnosis. Masalah yang
timbul pada kasus “Bayi baru lahir patologis dengan icterus derajat III”
adalah kulit tampak kuning, dan menyusu lemah.
3. Diagnosa Potensial
Diagnose potensial yang terjadi pada bayi baru lahir patologis
pada By Ny N usia 3 hari dengan icterus derajat III yaitu : icterus derajat
IV, kejang dan dehidrasi.
4. Tindakan Segara
Pada kasus bayi baru lahir patologis pada By Ny N usia 3 hari
dengan icterus derajat III yaitu kolaborasi dengan dokter Sp.A.
5. Perencanaan
Dalam langkah ini, perencanaan yang dilakukan pada bayi baru
lahir patologis pada bayi Ny. N usia 3 hari dengan Ikterus Derajat III
adalah :
a. Lakukan informed consent pada keluarga tentang kondisi bayi
b. Lakukan pemberitahuan pada keluarga hasil pemeriksaan tanda –
tanda vital pada bayi
c. Lakukan pemberitahuan pada keluarga bahwa bayi akan dilakukan
fototerapi sesuai advice dokter selama 36 jam
d. Lakukan pemberitahuan pada keluarga tujuan dilakukannya
fototherapi
e. Lakukan tindakan menutup mata dan alat kelamin bayi dengan
menggunakan karbon
44
7. Evaluasi
Semua perencanaan sudah dilakukan dan tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pengkajian
2. Interpretasi Data
Interpretasi data terdiri dari penentuan diagnose kebidanan,
menentukan masalah dan kebutuhan pada kasus Pasien bayi baru
lahir patologi pada By Ny N usia 3 hari dengan Ikterus Derajat III
disini membutuhkan konsultasi dengan Dokter Sp.A. Dalam
interpretasi data ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik
di lahan.
3. Diagnosa Potensial
Diagnose potensial yang terjadi pada bayi baru lahir
patologis pada By Ny N usia 3 hari dengan icterus derajat III yaitu
: icterus derajat IV, kejang dan dehidrasi. Dalam diagnosa potensial
ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di lahan.
4. Tindakan Segera
Pada tindakan segera ini sudah sesuai karena bidan
langsung menangani pasien dan berkonsultasi dengan dokter Sp.A.
45
46
5. Perencanaan
Dalam perencanaan ini sudah sesuai bidan melakukan
perencanaan berdasarkan hasil konsultasi dari dokter Sp.A
6. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan ini semua perencanaan sudah
dilaksanakan. Dalam langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan praktik di lahan
7. Evaluasi
Apa yang telah dilakukan dari 7 langkah varney ini sudah
ada yang sesuai dengan teori meskipun ada 1 kesenjangan teori
yang tidak sesuai dengan teori dan praktik di lahan.
B. Saran
1. Pembimbing Lahan dan Perawat
Dapat terus mengoptimalkan pelayanan terhadap pasien
sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan. Serta dapat terus
menuntun mahasiswa praktik agar dapat melatih kemampuannya
(skill).
2. Bagi Rumah Sakit :
Dapat terus mengoptimalkan penyelenggaraan pelayanan
dan fasilitas kesehatan yang memadai agar tetap terjaganya mutu
dan kualitas pelayanan yang optimum di RSUD Dr Soedirman
Kebumen
3. Bagi Pendidikan :
Dapat diguanakan sebagai sumber refrensi untuk
meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya pada
kasus Bayi Baru Lahir patologi dengan Iktreus Derajat III.
47
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, V. N. L. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika
Marmi, Raharjo, K. 2012. Asuhan Neonatus Bayi, Balita dan Anak pra sekolah.
Mediactoin Yogyakarta
Rukiah, A. Y, Yulianti, L. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: Trans
Info Media.
Sagung Seto