Di Ruang Perinatologi
RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya
Kematian bayi merupakan salah satu indikator sensitiv untuk mengetahui derajat kesehatan suatu negara
dan bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa. Tingginya angka kematian bayi
menunjukkan masih rendahnya kualitas sektor kesehatan di negara tersebut. AKB dengan penyebab
terbesar di Indonesia antara lain BBLR 29%, Sepsis dan Pneumonia 25 %, Asfiksia dan Trauma 23 %.
(Depkes RI,2014 ). Pemerintah mentargetkan untuk angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
yang status awal 32/1.000 kelahiran hidup (2012-2013) menjadi 24/1.000 kelahiran hidup(2019) dan
menurunkan presentasi BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
KLASIFIKASI BAYI BBLR
Tujuan Khusus
• Mengetahui gambaran hasil penegakkan diagnosa pada bayi dengan BBLR di ruang perinatologi RSUD dr
Soekardjo Tasikmalaya
• Mengetahui faktor resiko pada bayi dengan BBLR di ruang perinatologi RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya
• Mengetahui penatalaksanaan pada bayi dengan bayi BBLR di ruang perinatologi RSUD dr Soekardjo
Tasikmalaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2.500 gram tanpa memandang usia kehamilan. Berat saat lahir adalah
berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Acuan lain dalam
pengukuran BBLR juga terdapat pada pedoman Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS) gizi. Dalam pedoman tersebut bayi berat lahir rendah
(BBLR) adalah bayi lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram diukur pada
saat lahir atau sampai hari ke tujuh setelah lahir. (Putra, 2012)
KLASIFIKASI
• Klasifikasi BBLR Menurut Berat Lahir yaitu:
a. Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat 1500 – 2499 gram. b. Bayi
berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000 – 1499 gram.
b. c. Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER) dengan berat lahir < 1000
gram.
D. EPIDEMOLOGI BAYI BBLR
Prevalensi berat bati lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh
kelahiran di dunia dengan batasan 3,3- 38% dan lebih sering terjadi di negara
berkembang atau sosial ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90%
kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang. Angka kejadian di Indonesia
sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9 –
30%. Secara Nasional berdasarkan analisis lanjut SDK I angka BBLR sekitar
7,5% kelahiran bayi dengan BBLR di Indonesia masih tergolong tinggi dengan
presentase tahun 2014 11,1% (SDKI, 2015)
C. ETILOGI BAYI BBLR
Penyebab bayi lahir BBLR diantaranya terlahir dari ibu yang
memiliki kesehatan hamil missalnya preeklamsia, tekanan darah
tinggi, kurang gizi, dan infeksi selama kehamilan.
D. KOMPLIKASI BBLR
1.Asfiksia
2. Masalah pemberian asi
3. hiperbilirubin
G. Fisiologi dan Patofisiologi
1. Fisiologi
2. Patofisiologi
3. Komplikasi
• Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah bayi yang mengalami Ikterus neonatorum patologis di Ruang
Perinatologi RSUD dr.Soekardjo Tasikmlaya
• Tehnik Pengumpulan data
Data primer
Penelitian dilakukan selama beberapa hari, dengan pengambilan data secara langsung kepada ibu melalui
wawancara, sebelumnya penulis mengambil data terlebih dahulu, penulis memberikan informed consent sebagai
kesediaan ibu menjadi responden. Pengambilan data dilakukan pada hari pertama saat tidak dilakukan asuhan
keperawatan kemudian wawancara juga dilakuakan kepada petugas kesehatan untuk memperkuat data penelitian.
Data Sekunder
Data yang diperoleh dari hasil catatan pasien, hasil pemeriksaan atau laboratorium untuk menilai kadar bilirubin.
Instrumen Penelitian
Pedoman wawancara
Lembar observasi
Rekam Medik
Pengolahan Data
• Editing Data, peneliti pada tahap ini akna mengumpulkan hasil wawancara, observasi, dan
hasil pemriksaan fisik, selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap data-data tersebut,
pengecekan atau pemisahan identitas dan variabel yang diteliti.
• Tabulating Data, Peneliti pada tahap ini menggabungkan data-data yang sama agar dapat
dengan mudah dianalisis, disusun dan ditata untuk disajikan dalam bentuk tabel matrik.
• Entry Data, Peneliti pada tahap ini menggabungkan data-data dari hasil penelitian dan
kemudian dimasukkan ke dalam tabel matrik melalui komputerisasi kemudian dianalisis
secara naratif
Analisis Data
Analisi data yang digunakan untuk menganalisa data disajikan dalam bentuk tabel kemudian
dideskripsikan dalam bentuk narasi.