Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEBIDANAN BBLR PADA An.

G DI RUMAH SAKIT
ACHMAD MUCHTAR BUKIT TINGGI
TAHUN 2022

Oleh :
ELVIANI
NIM. 201271110003

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MERANGIN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan Kesehatan sebagai salah satu upaya Pembangunan

Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan

untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal. Tingginya derajat kesehatan pada suatu

negara dapat ditentukan oleh beberapa indikator, Salah satu diantaranya

adalah tinggi rendahnya Angka Kematian Bayi (AKB). AKB dapat

digunakan sebagai acuan untuk tingkat keberhasilan pelayanan kesehatan.

Angka kematian bayi baru lahir (Neonatal) di Indonesia masih cukup

tinggi berada pada kisaran 34/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2011) di Jawa

Tengah sendiri angka kematian bayi mencapai 10,62/1000 kelahiran hidup,

sedangkan target MDGS (Millenium Development Goals) ke-4 diharapkan

tahun 2015 yaitu 17/1000 per kelahiran hidup (Depkes, 2010). Penyebab

kematian bayi di Indonesia seperti halnya di negara lain yaitu asfiksia

neonaturum 49-60%, infeksi 24-34%, Premature/Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR) 15-20%, Trauma persalinan 2-7%, dan cacat bawaan 1-

3% (Manuaba, 2007).

Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi yang lahir dengan berat

kurang dari 2500 gram (Sampai dengan 2499 gram) (Sarwono, 2004).

Bayi baru lahir dengan berat kurang dari 2500 gram mempunyai

permasalahan yang serius untuk segera mendapatkan perawatan dan

pengawasan secara intensif. Hal ini dikarenakan kondisi fisik bayi masih

sangat lemah, alat-alat pernafasan belum berfungsi sempurna. Hal ini

1
2

menunjukkan bahwa bayi dengan keadaan Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR) sangatlah rentan untuk terjangkitnya suatu infeksi dan penyakit

(Manuaba, 2007).

BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan

timbulnya masalah pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan

pada pernafasan (aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum), gangguan

pada sistem pencernaan (lambung kecil), gangguan sistem perkemihan

(ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan (respon rangsangan

lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan

mental dan fisik serta tumbuh kembang. BBLR berkaitan dengan tingginya

angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas

generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan

perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan

(Depkes RI, 2005).

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada klien An. R dengan

BBLR di Rumah Sakit Achmad Muchtar Bukit Tinggi.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mengetahui konsep teori dari asuhan kebidanan pada klien

An. G dengan BBLR di Rumah Sakit Achmad Muchtar Bukit

Tinggi.
3

b. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada klien An. G dengan

BBLR di Rumah Sakit Achmad Muchtar Bukit Tinggi meliputi:

1) Pengkajian BBLR pada anak.

2) Diagnosa kebidanan BBLR pada anak.

3) Intervensi kebidanan BBLR pada anak.

4) Implementasi kebidanan BBLR pada anak.

5) Evaluasi kebidanan BBLR pada anak.

6) Dokumentasi kebidanan BBLR pada anak.

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan dalam

memberikan asuhan kebidanan pada kasus anak terutama pada asuhan

kebidanan BBLR.

2. Bagi institusi pendidikan kesehatan

Dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan asuhan

kebidanan anak terutama pada asuhan kebidanan BBLR.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Bayi Baru Lahir

1. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan

38 - 40 minggu yang mempunyai berat badan 2500 - 4000 gram

(Manuaba, 2007). Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara

2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak

ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (Sholeh, 2007).

Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu.

Lahirnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu(Donna,

2003).

2. Klasifikasi Bayi Baru Lahir

Menurut Saifuddin (2002), klasifikasi bayi baru lahir yaitu:

a. Bayi berat keadaan normal, berat lahir 2500 - 4000 gram.

b. Bayi berat badan rendah (BBLR), berat lahir 1500 - 2500

gram.

c. Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir

kurang dari 1500 gram.

d. Bayi berat badan lahir ekstrim rendah (BBLER), berat lahir

kurang dari 1000 gram.

4
5

B. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

1. Pengertian

Bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram terjadi karena

umur kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah

dengan semestinya sekalipun umur kehamilan cukup atau karena

kombinasi keduanya (Manuaba, 2007). Bayi berat lahir rendah

(BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa

memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang

ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir (Sarwono, 2004). WHO

(World Health Organization) menyatakan BBLR Merupakan bayi

(neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 2500

gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005).

2. Klasifikasi bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)

Terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi Berat Badan

lahir Rendah (BBLR) yaitu masa kehamilan kurang dari 37 minggu

dengan berat badan yang sesuai dengan umur kehamilan disebut

prematur dan bayi yang beratnya kurang dari berat badan semestinya

menurut kehamilan (kecil masa kehamilan atau dismatur) atau

kombinasi keduanya (Manuaba, 2007).

3. Etiologi

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran

prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain.

Faktor plasent
6

seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor

janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR (IDAI, 2004).

Faktor-faktor yang dapat meyebabkan terjadinya BBLR

menurut Sarwono (2005), adalah :

a. Faktor ibu

1) Umur bumil kurang dari 20 tahun atau di atas 35 tahun .

2) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.

3) Gizi saat hamil yang kurang.

4) Faktor pekerja yang terlalu berat .

5) Penyakit menahun ibu seperti hipertensi,jantung dan lain lain

b. Faktor kehamilan

1) Hamil ganda (gemeli).

2) Hamil dengan hidramnion.

3) Perdarahan antepartum.

4) Komplikasi kehamilan (Preeklampsi/ eklampsi, ketuban

pecah dini).

5) Plasenta Previa.

c. Faktor janin

1) Cacat bawaan.

2) Infeksi dalam rahim.

3) Faktor pendukung lainnya (nutrisi, perokok, peminum

alkohol, budaya, sosial ekonomi, dan lain-lain).


7

4. Masalah-masalah atau kelainan pada bayi berat lahir rendah

Menurut Sarwono (2002), masalah pada BBLR yaitu :

a. Suhu Tubuh

1) Pusat pengatur nafas tubuh masih belum sempurna.

2) Otot bayi masih lemah.

3) Kemampuan metabolisme panas masih rendah sehingga

bayi dengan BBLR perlu diperhatikan agar tidak terlalu

banyak kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan

sekitar 36ºC - 37ºC.

4) Lemak kulit dan lemak coklat kurang sehingga cepat

kehilangan panas tubuh.

b. Pernafasan

1) Pusat pengatur pernafasan belum sempurna.

2) Otot pernafasan dan tulang iga lemah.

3) Surfaktan paru-paru masih kurang sehingga

perkembangannya tidak sempurna.

4) Dapat disertai penyakit : Penyakit hialin membran,

mudah infeksi paru-paru, gagal pernafasan.

c. Alat pencernaan makanan

1) Penyerapan makanan masih lemah atau kurang baik

karena fungsi pencernaannya belum berfungsi sempurna.

2) Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat

menimbulkan
8

C. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

1. Pengkajian

Budiono (2015), menjelaskan bahwa pengkajian adalah tahap

awal dari proses kebidanan dan merupakan suatu proses yang

sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk

mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien dan

merupakan dasar pemikiran dalam memberikan asuhan kebidanan

sesuai dengan kebutuhan klien. Pengkajian yang lengkap, dan

sistematis sesuai dengan fakta dan kondisi yang ada pada klien sangat

penting untuk merumuskan suatu diagnosis kebidanan dan dalam

memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan respon individu.

Kegiatan pengkajian yang dilakukan oleh seorang bidan dalam

pengumpulan data dasar, yaitu mengkaji identitas atau biodata klien.

Pengumpulan data merupakan suatu kegiatan untuk menghimpun

informasi tentang status kesehatan klien. Status kesehatan klien yang

normal maupun yang senjang hendaknya dapat dikumpulkan. Hal ini

dimaksudkan untuk mengidentifikasi pola fungsi klien, baik yang

efektif optimal maupun yang bermasalah (Budiono, 2015).

2. Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan merupakan penilaian klinis tentang respon

individu, keluarga atau komonitas terhadap masalah kesehatan atau

proses kehidupan aktual ataupun potensial sebagai dasar pemilihan


9

intervensi kebidanan untuk mencapai hasil tempat bidan bertanggung

jawab (Budiono, 2015).

3. Intervensi

Intervensi adalah pengembangan strategi desain untuk

mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah

diidentifikasi dalam diagnosis kebidanan. Desain perencanaan

menggambarkan sejauh mana bidan mampu menetapkan cara

menyelesaikan masalah dengan efektif dan efisien (Budiono, 2015).

4. Implementasi

Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam implementasi juga

meliputi pengumpilan data berkelanjutan, mengobservasi respon klien

selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang

baru (Budiono, 2015).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan

perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan

kriteria hasil yang di harapkan pada tahap perencanaan (Budiono,

2015).
BAB III

PENGKAJIAN KEBIDANAN

Nama Mahasiswa : Elviani

NIM : 201271110003

Tempat Praktek : Rumah Sakit Achmad Muchtar Bukit Tinggi

A. TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

a. Identitas Bayi

1) Nama Bayi : Bayi Ny. G

2) Umur :2 Jam

3) Jenis Kelamin : Laki-laki

4) BB/PB : 2.916 gram / 54,5 cm

b. Identitas Ibu Identitas Ayah

1) Nama : Ny. M Nama : Tn. S

2) Umur : 38 tahun Umur : 40 tahun

3) Suku/ : Jawa/ Suku/Bangsa : Jawa/


Bangsa Indonesia Indonesia

4) Agama : Islam Agama : Islam

5) Pendidikan : SD Pendidikan : SD

6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani


c. Anamnesa (Data Subyektif)

1) Keluhan Utama

2) Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang ke tujuh

10
11

pada tanggal 15 November 2022, dengan berat badan

2,916 gram.

3) Riwayat Kehamilan Sekarang

a) Keluhan pada: Trimester I : Ibu mengatakan tidak ada

keluhan.

b) Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

c) Trimester III :Ibu mengatakan pegel-pegel di

sekitar punggung dan sering BAK.

4) Riwayat ANC : Ibu mengatakan melakukan

ANC sebanyak 5 kali di Bidan, ibu juga

mendapatkan tablet Fe dan Kalk. Trimester I : 1

kali, pada umur kehamilan 3 bulan. Trimester II :

2 kali, pada umur kehamilan 5 dan 6 bulan.

Trimester III: 2 kali, pada umur kehamilan 8

dan 9 bulan.

5) Penyuluhan yang pernah didapat : Ibu mengatakan pada

saat umur kehamilan 3 bulan ibu pernah mendapatkan

penyuluhan tentang gizi ibu hamil dari bidan di desanya.

6) Imunisasi TT : Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi

TT sebanyak 2 kali TT1 : Pada saat capeng TT2 : Pada

saat hamil ke tujuh umur kehamilan 3 bulan.

d. Riwayat Penyakit

1) Riwayat penyakit saat hamil

Ibu mengatakan saat hamil tidak menderita sakit


12

apapun, seperti Flu, batuk, panas.

2) Riwayat penyakit sistemik

a) Jantung : Ibu mengatakan dadanya tidak

berdebar-debar dan merasakan nyeri dada sebelah

kiri.

b) Ginjal: Ibu mengatakan tidak pernah nyeri

pinggang bagian kanan dan kiri

c) Asma/TBC : Ibu mengatakan tidak pernah sesak

nafas maupun batuk berkepanjangan lebih dari 100

hari.

d) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah

kuning pada mata dan ujung-ujung kuku.

e) DM : Ibu mengatakan tidak pernah sering

merasa lapar

f) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah

mengeluh mengalami pusing yang menetap dan

mempunyaitekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.

g) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah

kejang dan mengeluarkan busa dari mulut.

h) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak pernah

mengalami riwayat penyakit menular seperti

HIV/AIDS, Infeksi Menular Sexual (IMS) ataupun

penyakit yang lainnya.


13

3) Riwayat penyakit keluarga

lbu mengatakan dalam keluarga tidak mempunyai

riwayat penyakit menurun seperti Jantung, DM, epilepsi,

dan riwayat penyakit menular seperti TBC, Hepatitis,

IMS ataupun HIV/AIDS.

4) Riwayat keturunan kembar

Ibu dan suaminya mengatakan baik dari pihaknya

maupun pihak suaminya tidak mempunyai riwayat

keturunan kembar.

5) Riwayat operasi

Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi

atau pembedahan perut apapun.

e. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan Umum : Baik, tangis kuat, gerak

aktif, kulit merah, turgor baik.

b) Tanda-tanda vital : N = 144 x/menit, R = 52

x/menit S =36,4° C

2) Pemeriksaan fisik sistematis

a) Kepala : Bentuk mesochepal, tidak

ada cephalhematom atau caput succedaneum.

b) Rambut : Tebal, warna hitam, lurus.

c) Muka : Bersih, warna merah muda, simetris

d) Mata : Simetris antara kanan dan kiri, tidak


14

ada kotoran, conjungtiva warna merah muda, sklera

putih.

e) Telinga : Simetris antara kanan dan kiri, tulang

rawan sudah terbentuk sempurna, rambut lanugo

banyak.

f) Hidung : Tidak ada pengeluaran cairan,

berlubang, simetris.

g) Mulut : Bibir warna merah muda, mukosa

basah, tidak ada kelainan labioskisis atau

labiopalatoskisis.

h) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar

thyroid

i) Dada : Simetris, tidak ada retraksi saat nafas,

jantung tidak bising, tidak ada suara tambahan.

j) Abdomen : Perut tidak kembung.

k) Tali Pusat : Tali pusat terjepit klem tali pusat,

bersih, masih basah, terbungkus kassa steril.

l) Kulit : Mengkilap, warna merah muda, turgor

kulit baik.

m) Genetalia : Testis sudah turun ke skrotum.

n) Ekstrernitas

 Atas : Aktif, jumlah jari lengkap, kuku

belum melebihi ujung jari.

 Bawah : Aktif jumlah jari lengkap, kuku


15

belum melebihi ujung jari.

o) Tulang punggung : Tidak ada benjolan

atau tumor.

p) Anus : (+) Berlubang.

3) Pemeriksaan Reflek

a) ReflekMoro : Baik, tangan bayi dapat terangkat

keatas apabila dikejutkan, tangan bayi juga

menggenggam ketika diberi rangsangan.

b) Reflek Rooting : Baik, mulut bayi mencari

putting susu, ketika jari telunjuk di sentuhkan

pada pipi bayi.

c) Reflek Sucking : Lemah, reflek menghisap dan

menelan bayi belum sempurna.

d) Reflek Plantar : Baik, jari-jari kaki bayi melekuk

ke bawah saat jari diletakkan di dasar jari jari

kakinya.

e) Reflek Tonik neck : Baik, bayi melakukan

perubahan posisi saat kepala diputar ke satu sisi.

f) Reflek Palmar : Baik, jari bayi melekuk di

sekeliling berada pada menggenggamnya saat jari

diletakkan di telapak tangan.

4) Pemeriksaan Antropometri

a) Lingkar kepala : 31 cm

b) Lingkar dada : 29 cm
16

c) Berat badan : 2.400 gram

d) Panjang Badan : 46 cm

e) Lingkar lengan atas: 10 cm

5) Eliminasi

a) Urine : Sudah keluar pukul 07.00 WIB

b) Meconium : Sudah keluar pukul 06.20 WIB

f. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium : Gula darah Sewaktu

bayi 74 mg/dl

g. Perawatan Bayi Baru Lahir yang telah dilakukan : Pemberian

vitamin K 0,1 mg secara IM dan salep mata Gentamicin pada

pukul 06.25 WIB.

2. Interpretasi Data

Tanggal 15 November 2022

Pukul : 08.50WIB

a. Diagnosa kebidanan: Bayi Ny. M umur 2 jam dengan Berat

Badan Lahir Rendah.

Data Subyektif :

1) Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang ke tujuh

dengan jenis kelamin laki-laki pada tanggal 19 juni 2012,

pukul 06.10 WIB dengan berat badan 2.400 gram.

2) Ibu mengatakan bayinya menangis keras/kuat.

Data Obyektif :

1) KU = Baik, gerak aktif

2) Vital sign : R= 52 x/menit, N= 144 x/menit, S=


17

36,4°C.

3) Antropometri: BB = 2.400 gr, LK = 31 cm, LD = 29

cm, PB = 46 cm, LILA = 10 cm.

4) Reflek Bayi

a) Reflek Moro : Baik

b) Reflek Rooting : Baik

c) Reflek Sucking : Lemah

d) Reflek Plantar : Baik

e) Reflek Tonik neck : Baik

f) Reflek Palmar : Baik

3. Diagnosa Potensial

Hipotermi

4. Antisipasi

a. Kolaborasi :

1) Tetap merawat bayi dalam inkubator dengan suhu 34° C.

2) Kolaborasi dengan dokter Spesialis Anak untuk pemberian

terapi yaitu injeksi cefotaxim 2x100 mg dan memberikan

nutrisi yang adekuat pada bayi dengan menggunakan air gula,

PASI.

5. Perencanaan

Tanggal 15 November 2022

Pukul 09.00 WIB

a. Observasi keadaan umum dan vital sign tiap 6 jam sekali.

b. Jaga kehangatan bayi dengan perawatan di inkubator dengan


18

suhu 34° C.

c. Kolaborasi dengan dokter untuk

memberikan terapi cefotaxim 2x 100 mg

secara IM.

d. Rangsang reflek hisap dan penuhi kebutuhan nutrisi

dengan minum PASI (air gula) menggunakan dot

pelan-pelan.

e. Mengganti pemenuhan nutrisi menggunakan air gula

dengan susu formula.

f. Rawat tali pusat 2 kali per hari dengan kassa steril.

g. Ganti pakaian bila basah/kotor.

h. Observasi BAK dan BAB.

i. Memandikan bayi setelah 6 jam.

6. Implementasi

Tanggal 15 November 2022

a. Pukul 09.05 WIB : Menjaga kehangatan bayi dengan

tetap melakukan perawatan di inkubator dengan suhu 34° C.

b. Pukul 09.30 WIB : Memberikan injeksi cefotaxim 2x100 mg

secara IM, sesuai advis dokter.

c. Pukul 09.35 WIB : Merangsang reflek hisap dan memenuhi

kebutuhan nutrisi dengan memberi minum air gula

menggunakan dot pelan-pelan, ± 25 cc.

d. Pukul 15.00 WIB : Memeriksa keadaan umum dan vital sign.

e. Pukul 15.05 WIB : Mengganti pakaian bila basah/kotor.


19

f. Pukul 15.10 WIB : Memandikan bayi, merawat tali pusat

kemudian memasukkan lagi ke dalam inkubator dengan suhu

34° C.

7. Evaluasi

Tanggal 15 November 2022

a. Pukul 09.05 WIB : Bayi masih tetap dirawat di dalam

inkubator dengan suhu 34° C.

b. Pukul 09.35 WIB : Bayi sudah diberi injeksi cefotaxim

2x100 mg secara IM, sesuai advis dokter.

c. Pukul 09.50 WIB : Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi dengan

mencoba memberi minum air gula dengan menggunakan dot

pelan-pelan ± 25 cc, tumpah.

d. Pukul 15.10 WIB : Keadaan umum baik, gerak aktif, vital

sign: N : 140 x/menit, R : 50 x/mcnit, S : 36,4° C Lembar

observasi terlampir.

e. Pukul 15.10 WIB : Pakaian dan popok bayi bersih dan kering.

f. Pukul 15.30 WIB : Bayi sudah dimandikan dan dilakukan

perawatan tali pusat dengan menggunakan kassa steril, bayi

kembali dimasukkan kedalam inkubator dengan suhu 34° C.


20

DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal 16 November 2022

Pukul 07.00 WIB

1. S : Subyektif

Ibu mengatakan bayinya belum bisa menyusu.

2. O : Obyektif

a. Keadaan umum baik, gerakan aktif. vital sign : N:140 x/menit,

R: 48 x/menit, S:36,4° C.

b. Reflek hisap lemah.

c. Berat badan bayi 2.916 gram.

d. Bayi telah dimandikan.

e. Tali pusat dalam keadaan basah, bersih,tidak ada tanda-tanda

infeksi, sudah terbungkus kassa steril.

f. Bayi masih berada di inkubator dengan suhu 32° C, suhu

inkubator diturunkan sebanyak 2° C.

3. A : Assesment

Bayi Ny. M umur I hari dengan Berat Badan Lahir Rendah

4. P : Planning

Tanggal 16 November 2022

a. Pukul 07.10 WIB : Menjaga kehangatan bayi dengan cara

membungkus dengan kain kering dan bersih.

b. Pukul 07.15 WIB : Melanjutkan terapi injeksi cefotaxim

2x100 mg secara IM sesuai advis dokter.


21

c. Pukul 07.20 WIB : Memberikan minum dan merangsang

reflek hisap bayi dengan memberi PASI menggunakan dot

pelan-pelan sebanyak 25cc setiap 2-3 jam.

d. Pukul 08.00 WIB : Mengganti pakaian/popok bayi bila

basah/kotor.

e. Pukul 13.00 WIB : Memeriksa keadaan umum dan vital sign.

5. Evaluasi:

Tanggal 16 November 2022

a. Pukul 07.10 WIB : Bayi sudah dibungkus/digedong dengan

kain bersih dan kering.

b. Pukul 07.20 WIB : Bayi sudah di injeksi cefotaxim 2x100 mg

secara IM.

c. Pukul 07.30 WIB : Reflek hisap bayi masih lemah, dicoba

dengan minum menggunakan dotpelan-pelan ± 25 cc, tidak

habis.

d. Pukul 08.05 WIB : Pakaian bayi bersih dan tidak basah.

e. Pukul 13.00 WIB : Keadaan umum baik, gerakan aktif. vital

sign : N : 140 x/menit, R: 40 x/menit, S : 36,6°C. Lembar

observasi terlampir.
22

DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal 17 November 2022

Pukul 07.00 WIB

1. S : Subyektif

a. Ibu mengatakan bayinya sudah mulai bisa menyusu.

b. Ibu mengatakan bayi menangis kuat.

2. O : Obyektif

a. Keadaan umum baik, gerakan aktif. vital sign= N: 144 x/menit,

R: 44 x/menit, S: 36,8° C.

b. Reflek hisap bayi kuat.

c. Berat badan bayi 2.916 gram.

d. Bayi telah dimandikan.

e. Tali pusat dalam keadaan basah, bersih,tidak ada tanda-tanda

infeksi, sudah terbungkus kassa steril.

f. Bayi masih berada di inkubator dengan suhu 30° C.

3. A : Assesment

Bayi Ny. S umur 2 hari dengan Berat Badan Lahir Rendah.

4. P : Planning

Tanggal 17 November 2022

a. Pukul 07.25 WIB : Melanjutkan terapi injeksi cefotaxim

2x100 mg secara IM sesuai advis dokter.

b. Pukul 07.30 WIB : Memberikan minum dan merangsang reflek

hisap bayi dengan memberi PASI menggunakan dot pelan-pelan


23

sebanyak 25 cc setiap 2-3 jam.

c. Pukul 09.00 WIB : Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya.

d. Pukul 09.30 WIB : Mengobservasi BAB dan BAK dan

mengganti pakaian/popok bayi bila basah/kotor.

e. Pukul 13.00 WIB : Memeriksa keadaan umum dan vital sign.

5. Evaluasi:

Tanggal 17 November 2022

a. Pukul 07.30 WIB : Bayi sudah diberikan injeksi cefotaxim

2x100mg secara IM.

b. Pukul 07.50 WIB : Kebutuhan nutrisi bayi dan reflek menghisap

bayi baik, pemberian PASI menggunakan dot ± 25 cc, habis.

c. Pukul 09.15 WIB : Ibu sudah menyusui bayinya.

d. Pukul 09.35 WIB : Pakaian dan popok bersih dan tidak basah.

e. Pukul 13.10 WIB : Keadaan umum baik, gerakan aktif Vital

sign : N: 142 x/menit, R: 44 x/menit, S: 36,5° C. Lembar

observasi terlampir.
24

DATA PERKEMBANGAN III

Tanggal 18 November 2022

Pukul 07.00 WIB

1. S : Subyektif

Ibu mengatakan rencana untuk pulang dan bayi sudah menetek dengan

kuat.

2. O : Obyektif

a. Keadaan umum baik, gerakan aktif, bayi tampak tenang. Vital

sig: N: 140 x/menit, Rr : 44 x/menit, S: 37° C.

b. Berat badan bayi mengalami kenaikan 50 gram yaitu menjadi

2.966 gram.

c. Bayi sudah dimandikan.

d. Tali pusat bersih dan layu sudah terbungkus kassa steril.

e. Reflek hisap kuat

f. Bayi masih berada di inkubator suhu 28° C.

3. A : Assesment

Bayi Ny. M umur 3 hari dengan Berat Badan Lahir Rendah.

4. P : Planning

Tanggal 18 November 2022

a. Pukul 07.05 WIB : Memberikan imunisasi HB0 0,5 mg secara

IM.

b. Pukul 07.10 WIB : Memindahkan bayi di couvis.

c. Pukul 08.30 WIB : Mempersiapkan bayi untuk pulang.


25

1) Memastikan tali pusat kering dan terbungkus dengan kassa

steril.

2) Gedong bayi dengan kain bersih dan kering dan diberi

topi.

d. Pukul 08.50 WIB : Menganjurkan pada ibu untuk memberikan

nutrisi secara adekuat pada bayi dengan cara pemberian

menyusui tiap 2-3 jam selama 15 menit agar berat badan bayi

naik.

e. Pukul 09.00 WIB : Menganjurkan untuk kontrol/ kunjungan

ulang I minggu lagi.

5. Evaluasi:

Tanggal 18 November 2022

a. Pukul 07.10 WIB Bayi telah diberikan imunisasi HB0.

b. Pukul 07. 15 WIB Bayi sudah dipindahkan ke couvis.

c. Pukul 08.50 WIB Bayi sudah disiapkan untuk pulang.

d. Tali pusat bersih, kering layu dan terbungkus kassa steril.

e. Pakaian bayi bersih dan kering, bayi sudah digedong dan

dipakaikan topi.

f. Pukul 08.55 WIB Ibu bersedia memberikan nutrisi yang adekuat

pada bayi dengan cara menyusui bayinya 2-3 jam sekali selama

15 menit atau selama bayi menginginkan agar berat badan

bayinya naik.

g. Pukul 09.00 WIB Ibu bersedia kontrol / kunjungan ulang 1

minggu lagi.
26

h. Bayi pulang.

Anda mungkin juga menyukai