Anda di halaman 1dari 72

SKRIPSI

HUBUNGAN PERSEPSI MASYARAKAT DENGAN PERILAKU


PENCEGAHAN VIRUS CORONA PUSKESMAS BUKIT
KERMAN KABUPATEN KERINCI
TAHUN 2021

Penelitian Keperawatan Medikal Bedah

AGIL ZEFRI. M

NIM. 1902088

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES SYEDZA SAINTIKA
PADANG
SKRIPSI

HUBUNGAN PERSEPSI MASYARAKAT DENGAN PERILAKU


PENCEGAHAN VIRUS CORONA PUSKESMAS BUKIT
KERMAN KABUPATEN KERINCI
TAHUN 2021

Penelitian Keperawatan Medikal Bedah

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Penelitian

AGIL ZEFRI. M

NIM. 1902088

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES SYEDZA SAINTIKA
PADANG
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Nama : Agil Zefri. M


Nim : 1902088
Prodi : Sarjana Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi Hubungan Persepsi Masyarakat Dengan Perilaku
:
Pencegahan Virus Corona Di Wilayah Kerja

Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci Tahun

2021.

Skripsi ini telah diperiksa, disetujui, dan dipertahankan dihadapan tim

penguji Skripsi Program Studi ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Syedza Saintika pada tanggal :

Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

(Ns. Weni Sartiwi, M.Kep) (Ayu Gustia Ningsih, M. Pd)

Menyetujui,
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SYEDZA SAINTIKA PADANG
KETUA

(Drs. H. Hasrinal, Amd.Kep, MM)

i
PERNYATAAN PENGESAHAN PEMBIMBING

HUBUNGAN PERSEPSI MASYARAKAT DENGAN PERILAKU


PENCEGAHAN VIRUS CORONA PUSKESMAS BUKIT
KERMAN KABUPATEN KERINCI
TAHUN 2021

Skripsi penelitian ini telah diperiksa, disetujui, dan siap dipertahankan


dihadapan tim penguji Seminar Skripsi Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu KesehatanSyedza Saintika Tahun 2021

Oleh

AGIL ZEFRI. M
NIM. 1902088

Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

(Ns. Weni Sartiwi, M.Kep) (Ayu Gustia Ningsih, M. Pd)

Mengetahui,

KETUA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

(Ns. Weni Sartiwi, M.Kep)

ii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI

HUBUNGAN PERSEPSI MASYARAKAT DENGAN PERILAKU


PENCEGAHAN VIRUS CORONA PUSKESMAS BUKIT
KERMAN KABUPATEN KERINCI
TAHUN 2021

Oleh :

AGIL ZEFRI. M

NIM. 1902088

Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh Panitia Penguji pada Program Studi S1
Keperawatan STIKES Syedza Saintika Padang

Panitia Penguji

1. Ns. Weni Sartiwi, M.Kep 1 (...............................)

2. Ayu Gustia Ningsih, M. Pd 2 (...............................)

3. Etri Yanti, S.Kp. M. Biomed 3 (...............................)

4. Drs. Hasrinal, Amd. Kep, MM 4 (...............................)

iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Judul Skripsi : Hubungan Persepsi Masyarakat Dengan Perilaku


Pencegahan Virus Corona Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci Tahun
2021

Nama : Agil Zefri. M

NIM : 1902088

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi ini adalah tulisan saya


sendiri. Dalam Skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian dari Skripsi
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk
kalimat atau simbol yang menunjukkan pendapat atau pemikiran orang lain yang
saya akui seolah-olah tulisan tersebut adalah saya sendiri tanpa sepengetahuan dan
seizin penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut
diatas, baik sengaja maupun tidak sengaja, maka saya bersedia menarik kembali
Skripsi yang saya ajukan sebagai tugas akhir. Bila terbukti saya menyalin dan
melakukan plagiat dikemudian hari, berarti gelar sarjana dan ijasah yang diberikan
oleh Stikes Syedza Saintika Padang tidak sah saya terima.

Padang, Desember 2021

Peneliti

Agil Zefri. M

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Persepsi Masyarakat Dengan Perilaku Pencegahan Virus
Corona Di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci
Tahun 2021”. Shalawat beserta salam tidak lupa kita kirimkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberi petunjuk untuk keselamatan
umat didunia dan akhirat.
Dalam penyusunan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Terhormat Ibu Ns. Weni Sartiwi, M.Kep sebagai dosen pembimbing I
dan Ibu Ayu Gustia Ningsih, M. Pd sebagai dosen pembimbing II, yang telah
banyak memberikan masukan, kritik dan sarannya sampai skripsi ini selesai. Pada
kesempatan ini perkenankan peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Prof. DR. H Syamsul Amar, MS, Pembina Yayasan Pengembangan
Sumber Daya Manusia (YPSDM) Sumatera Barat.
2. Bapak Drs. H. Hasrinal, Amd. Kep, MM, Ketua Stikes Syedza Saintika
Padang.
3. Ibu Ns. Weni Sartiwi, M.Kep, Ketua Prodi Sarjana Keperawatan Stikes
Syedza Saintika Padang.
4. Ibu Hj. Rina Rahesti. Am.Keb.SKM sebagai Kepala Puskesmas Bukit
Kerman Kabupaten Kerinci beserta staf yang telah memberi izin untuk
penelitian ini.
5. Bapak/Ibu dosen pengajar beserta staf di STIKES SYEDZA SAINTIKA
yang telah banyak memberikan ilmu kepada peneliti selama perkuliahan.

v
6. Ayah dan Ibu saya yang telah banyak memberikan semangat dan dorongan
baik moril maupun materil selama ini, serta kasih sayang dan doa yang tak
terhingga sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini.
7. Ucapan terima kasih kepada sahabat-sahabat setia yang selalu membantu,
memberikan informasi, masukan dan saran dalam menyelesaikan skripsi
penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih belum


sempurna, karena itu melalui kesempatan ini peneliti mengharapkan kritikan dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi semua pihak yang membutuhkannya. Amin.

Padang, Desember 2021

Peneliti

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia dihebohkan dengan munculnya virus model baru, yang

dikenal dengan virus corona. Coronaviruses (CoV)merupakan bagian dari

keluarga virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu hingga penyakit

yang lebih berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV)

and Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) (Hairunisa &

Amalia, 2020). Penyakit yang disebabkan oleh virus corona atau dikenal

dengan COVID-19, adalah jenis baru yang ditemukan pada tahun 2019 dan

belum pernah diidentifikasi menyerang manusia sebelumnya (World

Health Organization, 2020).

Peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi dimasyarakat didukung

oleh proses penyebaran virus yang cepat, baik dari hewan kemanusia

ataupun antara manusia. Penularan virus SARS-CoV-2 dari hewan

kemanusia utamanya disebabkan oleh konsumsi hewan yang terinfeksi

virus tersebut sebagai sumber makanan manusia, utamanya hewan

kelelawar. Proses penularan COVID-19 kepada manusia harus diperantarai

oleh reservoir kunci yaitu alphcoronavirus dan betacoronavirus yang

memiliki kemampuan menginfeksi manusia (Shereen dkk, 2020).

Disisi lain, penularan virus SARS-CoV-2 didapatkan melalu jalur

udara, dimana virus telah berada dalam partikel dan menyebar diudara.

Proses ini dimungkinkan karena sesegera mungkin setelah pasien positif

1
2

COVID-19 mengeluarkan droplet pada saat bersin atau batuk, maka

kandungan cairan dalam droplet akan menguap dan membentuk partikel

berukuran kecil sehingga pengangkutannya oleh aliran udara lebih mudah

dan membebaskannya dari adanya gaya graviasi. Partikel berukuran kecil

inilah sangat mudah menyebar seperti dalam satu ruangan, ataupun dalam

radius puluhan meter dari orang positif COVID-19 sedang bersin ataupun

batuk (Morawska & Cao, 2020).

Wabah COVID-19 dapat menimbulkan gangguan pernafasan

seperti flu, demam tinggi, sesak nafas, dan punyamasa inkubasi sebanyak

lima hingga enam hari dan paling lama sehingga dua minggu. Lebih

parahnya dapat mengakibatkan radang paru-paru, syndrome pernafasan

akut, gagal ginjal, dan juga kematian. Demam, kesulitan bernafas, serta

hasil rontgen menunjukkan infiltrate pneumonia luas dikedua paru

merupakan tanda dan gejala yang paling umum dilaporkan dari kasus

COVID-19 (Kemenkes RI, 2020).

Menurut World Healt Organization (WHO) tahun 2020, sampai

dengan 16 februari 2020, secara global dilaporkan 51.857 kasus

konfirmasi di 25 negara dengan 1.699 kematian. Rincian negara dan

jumlah kasus COVID-19 terbanyak yaitu dinegara China sebanyak 51.174

kasus konfirmasi dengan 1.666 kematian, Jepang sebanyak 53 kasus

dengan 1 kematian dan 255 kasus di cruise ship pelabuhan jepang,

Thailand sebanyak 34 kasus, korea selatan sebanyak 29 kasus, Singapura

sebanyak 72 kasus, dan Amerika Serikat sebanyak 15 kasus (World Health

Organization, 2020).
3

Data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, gugus tugas

percepatan penanganan COVID-19 di Indonesia pada tanggal 16

September 2020 terdapat 228.993 kasus yang terkonfirmasi 164.101 kasus

sembuh dan 9.101 kasus meninggal. Data statistic kasus COVID-19

didapatkan hamper diseluruh wilayah, beberapa diantaranya ialah DKI

Jakarta dengan jumlah kasus 82.190 jiwa, Jawa Timur sebanyak 45.748

kasus, Jawa Barat sebanyak 25.662 kasus, Jawa Tengah 24.913 kasus, dan

didaerah lainnya (Kementrian Kesehatan RI, 2020).

Berdasarkan Kementrian Kesehatan RI 2021, angka kejadian

COVID-19 di Provinsi Jambi sebanyak 3.322 kasus, dengan insiden

kumulatif 96,09 per 100.000 penduduk, meninggal sebanyak 56 (1.69%)

jiwa, dan kesembuhan sari COVID-19 sebanyak 2.521 (75,89%) jiwa.

Jumlah kasus tertinggi yang mengalami COVID-19 yaitu di daerah kota

jambi sebanyak 1.091 kasus, angka teringgi ke dua yaitu di kabupaten

Muaro Jambi sebanyak 387 kasus, dan angka tertinggi ketiga yaitu di

kabupaten batang hari sebanyak 275 kasus. Sedangkan angka kematian

COVID-19 per 100.000 penduduk teringgi di Provinsi Jambi yaitu di

Kabupaten Kerinci sebanyak 3,72 kasus (Kemnkes RI, 2021). Berdasarkan

Pemerintah Provinsi Jambi (2020), data COVID 19 per Kabupaten

Provinsi Jambi pada tahun 2021 dari bulan januari-september penderita

covid 19 yang positif di kabupaten kerinci sebanyak 576 orang.

Banyak upaya pencegahan yang dilakukan untuk mencegah

tertularnya virus Covid-19, baik dari pemerintah, tenaga kesehatan dan

masyarakat (Ardiaria M, 2020). Tindakan pencegahan yang dianjurkan


4

oleh organisasi WHO, setiap masyarakat wajib memakai masker, sering

mencuci tangan, menghindari kontak langsung dengan banyak orang,

menjaga jarak 1 meter, dan terapkan etika batuk atau bensin dengan

menutup hidung dan mulut dengan lengan (World Health Organization,

2020).

Penjelasan dalam hal tindakan pencegahan penularan COVID-19

dapat dilakukan dengan menggunakan Health Belief Model (HBM).

Health Belief Model merupakan moel psikologis yang mencoba

menjelaskan dan memprediksi perilaku kesehatan yang ditampilkan oleh

masyarakat dengan berfokus pada keyakinan individu terhadap suatu

penyakit atau masalah kesehatan. Pada teori Health Belief Model terdiri

dari 3 komponen yang saling berinteraksi. Komponen tersebut terdiri dari

persepsi individu, faktor pemodifikasi dan kemungkinan tindakan (Gianz

K & Viswanath, 2008 dalam Sartika U & Akbar S, 2020).

Persepsi adalah proses mental untuk mengidentifikasi,

mengevaluasi, dan menanggapi situasi apapun disekitar. Pengetahuan,

pengalaman, dan orientasi social budaya akan menentukan citra dan

perspektif masalah. Perbedaan pengalaman, analisa, dan pengetahuan,

merupakan kerangka menggambarkan hasil persepsi antar individu yang

berbeda-beda. Persepsi masyarakat merupakan suatu proses ulang yang

dialami oleh manusia pada suatu lingkungan tertentu dan memberikan

pengetahuan atau gagasan yang positif dan negative kepada masyarakt

sekitar (Pasaribu, A, T, 2020).

Penelitian yang dilakukan oleh Sartika, U & Akbar, S (2020)


5

dengan judul penelitian “Hubungan Persepsi Masyarakat terhadap

Tindakan Pencegahan COVID-19 di Desa Bangun Rejo Dusun III Tanjung

Morawa”. Didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara

masing-masing persepsi masyarakat berdasarkan Health Belief Model

dengan tindakan pencegahan COVID-19 dengan (p=0,001) dan dengan

kuat korelasi dari lemah hingga cukup.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suryaningrum dkk

(2021) dengan judul penelitian “Hubungan Pengetahuan dan Persepsi

Masyarakat dengan Upaya Pencegahan COVID-19 di Kelurahan Srondol

Wetan, Semarang”. Didapakan hasil bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara variable pengetahuan dengan upaya pencegahan COVID-

19 dengan (p-value = 0,000). Kemudian ada hubungan yang signifikan

antara persepsi dan upaya pencegahan COVID-19 dengan (p-value =

0,000).

Puskesmas Bukit Kerman merupakan Puskesmas yang jauh dari

perkotaan yang memiliki jumlah lansia terbanyak yang mengalami

COVID-19 pada tahun 2021 akhir-akhir ini. Karena di Wilayah Puskesmas

Bukit Kerman banyak yang kurang tau dalam pencegahan virus COVID-

19 dan juga pandangan penduduk mengenai wabah virus COVID-19

tampak acuh tak acuh karena kebanyakan lansia pendidikannya masih

rendah. Puskesmas Bukit Kerman terdiri dari 6 desa dengan jumlah

masyarakat kurang lebih sebanyak 3.316 orang.

Berdasarkan wawancara dan observasi pada tanggal 16 Juni 2021

di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci terhadap


6

10 orang masyarakat Desa Bukit Kerman, dari 6 orang mengatakan kurang

mengerti tentang virus corona cuman tau namanya saja dan apabila mau

pergi ke tempat wisata ataupun ke pasar, mereka tidak pernah

menggunakan masker. Dan dari 4 orang mengatakan apabila setelah

bersalaman dan memegang uang tidak pernah mencuci tangan dan selalu

pergi ke keramaian seperti kepasar, ketempat wisata, dan kepernikahan.

Persepsi masyarakat mengenai wabah COVID-19 tampak acuh tak acuh

karena masyarakat mengatakan tidak ada gunanya mencuci tangan,

memakai masker, menjaga jarak, ataupun melakukan vaksinasi, karena

semuanya itu adalah politik pemerintah untuk banyak mendapatkan uang

dari masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti telah melakukan penelitian

mengenai “Hubungan Persepsi Masyarakat Dengan Perilaku

Pencegahan Virus Corona Di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit

Kerman Kabupaten Kerinci Tahun 2021 “.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang diuraikan

diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu ada

“Hubungan Persepsi Masyarakat Dengan Perilaku Pencegahan Virus

Corona Di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci

Tahun 2021”.
7

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui “Hubungan Persepsi Masyarakat Dengan Perilaku

Pencegahan Virus Corona Di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit

Kerman Kabupaten Kerinci Tahun 2021”.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi perilaku pencegahan wabah

virus corona di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman

Kabupaten Kerinci Tahun 2021.

b. Diketahui distribusi frekuensi persepsi masyarakat di Wilayah

Kerja Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci Tahun

2021.

c. Diketahui hubungan persepsi masyarakat dengan perilaku

pencegahan virus corona di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit

Kerman Kabupaten Kerinci Tahun 2021.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tempat penelitian (Puskesmas Tanah Kampung)

Sebagai bahan masukan bagi pihak institusi terkait

(Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci) dalam menyusun

rencana penanggulangan atau pencegahan terhadap virus COVID-19.

2. Bagi Institusi Pendidikan (Stikes Syedza Saintika)

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan

pemahaman yang dapat digunakan dimasa yang akan datang dan


8

dokumentasi bagi pihak program studi Stikes Syedza Saintika

Padang.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapakan dapat menambahkan wawasan dan ilmu

pengetahuan secara nyata tentang hubungan persepsi masyarakat

dengan perilaku pencegahan virus corona di Wilayah Kerja

Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci Tahun 2021.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi pada pembahasan

mengenai bagaimana tentang hubungan persepsi masyarakat dengan

perilaku pencegahan virus corona di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit

Kerman Kabupaten Kerinci Tahun 2021. Variabel independennya adalah

persepsi masyarakat dan variabel dependennya adalah perilaku

pencegahan wabah virus corona. Jenis penelitian analitik dengan

pendekatan cross sectional. Teknik penelitian ini adalah menggunakan

teknik accidental sampling. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien

yang berkunjung ke Poli Umum Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten

Kerinci empat bulan terakhir yang berjumlah 230 orang dan sampel

didapat 70 orang. Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner atau

lembar pertanyaan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan

persepsi masyarakat dengan perilaku pencegahan virus corona di Wilayah

Kerja Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci Tahun 2021. Data


9

dikumpulkan menggunakan lembar observasi, kemudian di analisa dengan

analisa univariat dan bivariat menggunakan uji t test chi square.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Corona Virus

1. Pengertian

Coronavirus merupakan suatu kelompok virus yang dapat

menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia, beberapa jenis

Coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada

manusia mulai dari batuk pilek, hingga yang lebih serius seperti

Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Servere Acute

Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang

ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19 (Anisha A dkk, 2021).

Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-

160 nm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di

antaranya adalah kelelawar dan unta. Sebelum terjadinya wabah

COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi

manusia, yaitu alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63,

betacoronavirus OC43, betacoronavirus HKU1, Severe Acute

Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East

Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) (Susilo et al.,

2020).

10
11

2. Karakteristik

Coronavirus memiliki kapsul, partikel berbentuk bulat atau

elips, dan pleimorfik. Semua virus ordo Nidovirales memiliki kapsul,

tidak bersegmen, dan virus positif RNA serta memiliki genom RNA

sangat panjang. Struktur coronavirus membentuk struktur seperti

kubus dengan protein S berlokasi di permukaan virus. Protein S atau

spike protein merupakan salah satu protein antigen utama virus dan

merupakan struktur utama untuk penulisan gen. Protein S ini

berperan dalam penempelan dan masuknya virus kedalam sel host

(interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang) (PDPI, 2020).

3. Patogenesis dan Patofisiologi

Virus corona menginfeksi berbagai spesies inang. Sebagian

besar dibagi menjadi empat yaitu α, β, γ, dan δ berdasarkan pada

struktur genomik mereka. α dan β coronavirus hanya menginfeksi

mamalia. Virus korona pada manusia seperti 229E dan NL63

bertanggung jawab untuk flu biasa dan termasuk dalam α

coronavirus. Sebaliknya, SARS-CoV, Middle East respiratory

syndrome coronavirus (MERS-CoV) dan SARS-CoV-2

diklasifikasikan menjadi β coronavirus (Yuki, 2020).

Kebanyakan Coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi

di hewan. Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada

hewan dan kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada hewan

seperti babi, sapi, kuda, kucing dan ayam. Corona virus disebut

dengan virus zoonotic yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan ke


12

manusia. Banyak hewan yang liar dapat membawa patogen dan

bertindak sebagai vektor untuk penyakit menular tertentu. Kelelawar,

tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa

ditemukan untuk Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar

merupakan sumber utama untuk kejadian severe acute respiratory

syndrome (SARS) dan Middle East respiratory syndrome (MERS)

Namun pada kasus SARS, saat itu host intermediet (masked palm

civet atau luwak) justru ditemukan terlebih dahulu dan awalnya

disangka sebagai host alamiah. Barulah pada penelitian lebih lanjut

ditemukan bahwa luwak hanyalah sebagai host intermediet dan

kelelawar tapal kuda (horseshoe bars) sebagai host alamiahnya.

Secara umum, alur Coronavirus dari hewan ke manusia dan dari

manusia ke manusia melalui transmisi kontak, transmisi droplet, rute

feses dan oral. (PDPI, 2020).

Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas

kemudian bereplikasi di sel epitel saluran napas atas (melakukan

siklus hidupnya). Setelah itu menyebar ke saluran napas bawah.

Pada infeksi akut terjadi peluruhan virus dari saluran napas dan virus

dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal

setelah penyembuhan. Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit

sekitar 3-7 hari (PDPI, 2020).


13

4. Manifestasi Klinis

Gejala utama COVID-19 menurut Fitriani (2020) adalah :

a. Demam

Suhu yang mengalami peningkatan hingga dengan suhu

diatas 30 derajat celcius.

b. Batuk Kering

Batuk kering begitu demam dan pilek sembuh, gejala

akan berganti menjadi batuk kering, sebab, saluran nafas

menjadi jauh lebih sensitive saat terserang virus kembali.

c. Dispnea (Sesak Nafas)

Sesak nafas merupakan gejala yang dialami oleh orang

yang terpapar COVID-19.

d. Fatigue (Kelelahan)

Suatu kondisi dimana seseorang yang mengalami

kelelahan fisik maupun mental akan pandemic virus corona

atau COVID-19.

e. Nyeri Otot

Sakit atau nyeri pada otot bias menandakan berbagai

penyakit, namun pada COVID-19 kondisi tersebut ternyata

merupakan indikasi dari infeksi sedang.

f. Sakit Kepala

Sakit kepala ini terjadi sebagai efek dari gejala utama,

yaitu demam. Suhu tubuh yang terlalu tinggi terkadang

membuat kita merasa sakit dibagian kepala atau bahkan


14

pening.

5. Faktor Resiko

Faktor risiko keparahan penyakit menular ditentukan oleh

patogen, inang dan lingkungan. Penyakit COVID-19, yang

disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2 mencakup spektrum penyakit

mulai dari infeksi tanpa gejala hingga pneumonia berat yang ditandai

dengan cedera pernapasan akut pada sekitar 20% pasien yang datang

ke perawatan medis. Faktor risiko yang terkait dengan keparahan

penyakit, termasuk peningkatan usia, diabetes, penekanan kekebalan

tubuh dan kegagalan organ (Simonsick, 2018).

Pasien yang dirawat di ICU cenderung lebih tua, laki-laki,

dengan suhu lebih dari 38.5 derajat celcius, gejala sulit bernapas,

penyakit kardiovaskular yang mendasarinya, dan membutuhkan

waktu yang lebih lama dari awal gejala sampai masuk rumah sakit,

dibandingkan dengan mereka yang tidak dirawat di ICU. Ini

menunjukkan bahwa usia, jenis kelamin, demam tinggi, waktu

masuk rumah sakit dan komorbiditas merupakan faktor risiko

keparahan penyakit. Dibandingkan dengan pasien non-ICU, pasien

yang menerima perawatan ICU memiliki banyak kelainan

laboratorium. Kelainan ini menunjukkan bahwa infeksi SARS-CoV-

2 dapat dikaitkan dengan defisiensi imun seluler, aktivasi koagulasi,

myocardial injury, kerusakan hati, dan ginjal. Abnormalitas

laboratorium ini mirip dengan yang sebelumnya diamati pada pasien

dengan infeksi MERS-Cov dan SARS-CoV (Cao, 2020).


15

6. Pencegahan

Tidak seperti anggota lain dari virus SARS, SARS-CoV-2

sangat menular dan karenanya menyebar dengan cepat ke setiap

benua dalam beberapa minggu setelah pertama kali diidentifikasi

di Provinsi Hubei, Cina. Pemeliharaan dan kebersihan

lingkungan adalah langkah utama untuk pencegahan penyakit

virus baru ini. Masyarakat dianjurkan untuk tetap berhati-hati baik di

rumah atau di tempat kerja dan menghindari orang - orang dengan

gejala seperti flu yaitu demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan dan

kesulitan bernapas di rumah atau tempat kerja Anda. Orang dengan

gejala disarankan untuk melakukan etika bersin dan batuk yang

tepat, misalnya menutup hidung dan mulut dengan masker wajah,

kertas tisu atau lengan atas (Sajed & Amgain, 2020).

Berdasarkan bukti yang ada, virus COVID-19 ditularkan

antara orang melalui kontak dekat dan droplets, bukan melalui

transmisi udara. Orang yang paling berisiko terinfeksi adalah mereka

yang berhubungan dekat dengan pasien COVID-19 atau yang

merawat pasien COVID-19. Tindakan pencegahan dan mitigasi

adalah kunci dalam pengaturan kesehatan dan masyarakat. Langkah-

langkah pencegahan yang paling efektif di masyarakat termasuk :

a. Menjaga kebersihan tangan secara teratur dengan mencuci

tangan menggunakan alkohol jika tangan Anda tidak terlihat

kotor atau dengan sabun dan air jika tangan kotor.

b. Tidak menyentuh daerah mata, hidung, dan mulut.


16

c. Ketika batuk ataupun bersin gunakan daerah lipatan di siku

untuk menutup hidung dan mulut, kemudian segera bersihkan

daerah tersebut hingga bersih.

d. Menggunakan masker medis jika Anda memiliki gejala

pernapasan dan mencuci tangan setelah membuang masker.

e. Menjaga jarak minimal 1 m dari individu dengan gejala

pernapasan (WHO, 2020).

Seperti yang direkomendasikan WHO, tangan harus dicuci

secara menyeluruh (termasuk kuku dan pergelangan tangan)

setidaknya selama 20 detik, menggunakan air hangat dan sabun,

terutama setelah berada di tempat umum, sebelum makan, setelah

batuk atau bersin, setelah menggunakan toilet, dan setiap kali tangan

kotor. Ketika sabun dan air tidak tersedia, penggunaan hand sanitizer

berbasis alkohol (yang mengandung setidaknya 60% alkohol),

merupakan alternatif yang efektif dalam menghancurkan virus.

Karena ini dapat menyebabkan iritasi, penting untuk melembabkan

kulit segera setelahnya. Menerapkan krim pelembab sesudahnya

tidak mengganggu sifat dan efisiensi pembersih jenis ini (Beiu,

2020).

Masker adalah salah satu gagasan pencegahan penularan

infeksi virus ini. Masker medis dapat membantu dalam pencegahan

paparan droplet langsung dari pasien yang terinfeksi (pasien

bergejala). Sementara dalam kasus lain dengan penggunaan masker


17

yang tidak tepat dapat meningkatkan kemungkinan penularan

infeksi. Khususnya, infeksi dari orang tanpa gejala dan melalui

permukaan yang terinfeksi memiliki risiko penularan yang lebih

tinggi dengan penggunaan masker yang tidak tepat. Ini terjadi karena

orang yang memakai masker menyentuh maskernya sendiri (untuk

menyesuaikan strip atau masker pada wajah) sehingga bagian mulut /

wajah lebih sering tersentuh daripada orang yang tidak memakai

masker. Bagian mulut dan wajah yang sering tersentuh ini memiliki

kemungkinan lebih tinggi untuk virus masuk ke dalam sistem

pernapasan seseorang ketika terpapar tangan dengan permukaan

yang terkontaminasi (di toko, mal, bus, dan tempat umum lainnya)

atau berjabat tangan dengan orang yang tidak menunjukkan gejala

(Chhikara, 2020).

Menjaga jarak satu sama lain minimal 1 meter dan

menghindari keramaian sangat berperan penting dalam upaya

mencegah penyebaran virus corona (COVID-19) hal ini dikarenakan

virus ini merupakan partikel mengandung air dengan diameter lebih

dari 5 µm yang dapat memasuki permukaan mukosa dalam jarak

tertentu (biasanya 1 m). Karena ukuran dan berat partikel yang relatif

besar, partikel tidak dapat tergantung di udara terlalu lama (Zhou,

2020).

Untuk pencegahan yang lebih baik sebaiknya terapkan gaya

hidup sehat untuk memperkuat sistem imun tubuh agar tidak mudah

terserang penyakit. Hal- hal yang dapat dilakukan yaitu:


18

a. Konsumsi makanan protein tinggi setiap hari, termasuk ikan,

daging, telur, susu, kacang polong, dan kacang-kacangan,

pastikan asupan gizi cukup sesuai menu makanan sehari-hari.

Konsumsi buah-buahan dan sayuran segar setiap hari, dan

tingkatkan asupan sesuai menu makanan sehari-hari.

b. Minum air tidak kurang dari 1500 mL air setiap hari.

c. Malnutrisi, lanjut usia dan pasien dengan penyakit saluran

pembuangan yang kronik disarankan untuk mengonsumsi

suplemen solusi nutrisi komersial (makanan untuk keperluan

medis khusus), dan suplemen tidak kurang dari 500 kcal per

hari.

d. Pastikan istirahat teratur dan minimal 7 jam tidur setiap hari.

e. Mulai olahraga secara pribadi sedikitnya 1 jam setiap hari.

Jangan bergabung dalam latihan olahraga kelompok.

f. Selama epidemi COVID-19, disarankan untuk mengonsumsi

suplemen multi vitamin, mineral, dan minyak ikan laut (Zhou,

2020).

B. Perilaku

1. Pengertian

Perilaku seseorang adalah komponen penting dalam

melakukan pencegahan sehari-hari, dan kesehatan di dalam

keluarganya, kemudian diasumsikan bahwa adanya hubungan

langsung antara perilaku dengan melakukan pencegahan sehari-hari.


19

Sikap positif seseorang terhadap kesehatan kemungkinan tidak

otomatis berdampak pada perilakunya menjadi positif, tetapi sikap

yang negatif terhadap kesehatan hampir pasti berdampak negatif

pada perilakunya (Wardani, 2013).

Namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada

karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.

Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang

berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku

dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang

bersangkutan yang bersifat given atau bawaan, misalnya

tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan

sebagainya.

b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik

lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi, politik, dan

sebagainya. Faktor lingkungan ini merupakan faktor dominan

yang mewarnai perilaku seseorang (Aminudin, 2016).

2. Perilaku Pencegahan

Pencegahan dalam arti luas tidak hanya terbatas ditujukan

terhadap seseorang yang sehat tetapi dapat pula ditujukan terhadap

penderita yang sedang sakit. Sesuai dengan batasan "pencegahan"

ialah "the act of keeping from happening", yang maksudnya

merupakan tindakan yang menjaga jangan sampai terjadi sesuatu

atau dengan kata lain jangan sampai terlanjur parah (Hariyono,


20

2013).

Dalam melakukan upaya pencegahan maka terdapat 3 tingkat

pencegahan (Ievel of prevention) ialah :

a. Pencegahan primer (primary prevention), ialah tingkat

pencegahan awal dengan cara menghindari atau mengatasi

faktor - faktor fisiko, misalnya: memakai masker, sering

mencuci tangan dengan air dan sabun, dan menjaga jarak satu

sama lain.

b. Pencegahan sekunder (secondary prevention), ialah tingkat

pencegahan dengan cara melakukan deteksi dini pcnyakit pada

saat penyakit tersebut belum menampilkan gejala -gejalanya

yang khas, sehingga pengobatan dini masih mampu

menghentikan perjalanan penyakit lebih lanjut, misalnya:

pemeriksaan PCR untuk mengetahui ada tidaknya terinfeksi

COVID-19.

c. Pencegahan tersier (tertiary prevention) ialah tingkat

pencegahan dengan cara melakukan tindakan klinis yang

bcrtujuan mencegah kerusakan lebih 1anjut atau mengurangi

komplikasi setelah penyakit tersebut diketahui, contohnya :

penggunaan obat – obat simptomatik pada pasien COVID-19

untuk mengurangi keparahan pada pasien (Hariyono, 2013).


21

C. Persepsi

1. Pengertian

Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting

bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala

disekitarnya. Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas,

menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah memberikan

definisi yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya

mengandung makna yang sama (Meliza dkk, 2020).

Menurut Mc Dowell dan Newell (dalam Hariyanto, 2013)

ada 2 aspek yang melatar belakangi terjadinya persepsi, diantaranya

adalah :

a. kognitif, meliputi cara berfikir, mengenali, memaknai, dan

memberi arti suatu rangsangan yaitu pandangan individu

berdasarkan informasi yang diterima oleh panca indra,

pengalaman atau yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari.

b. Afeksi, meliputi cara individu dalam merasakan,

mengekspresikan emosi terhadap rangsangan berdasarkan

nilai-nilai dalam dirinya dan kemudian mempengaruhi

persepsinya (Cristea, 2016).

2. Proses Persepsi

Adapun proses-proses terjadainya persepsi adalah sebagai

berikut :

a. Stimulus atau situasi yang hadir

Awal terjadinya persepsi diawali ketika seseorang


22

dihadapkan dengan situasi atau stimulasi. Situasi yang

dihadapi itu mungkin bias berupa stimulasi penginderaan dekat

dan langsung atau berupa bentuk lingkungan sosiokultur dan

fisik yang menyeluruh.

b. Registrasi

Proses selanjutnya adalah registrasi, dalam masa ini

suatu gejala yang Nampak ialah mekanisme fisik yang berupa

pengenderaan dan syaraf seseorang mempengaruhi persepsi.

c. Interprestasi

Proses ini merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi

yang amat penting, proses interpretasi ini tergantung pada cara

pendalaman (learning), motivasi, dan kepribadian seseorang

akan berbeda dengan orang lain. Oleh karena itu, interpretasi

terhadap suatu informasi yang sama akan berbeda antara suatu

orang dengan orang lain.

d. Umpan balik (feedback)

Proses ini akan mempengaruhi persepsi seseorang.

Sebagai contoh, seseorang karyawan yang melaporkan hasil

kerjanya kepada atasannya, kemudian mendapatkan umpan

balik dengan melihat raut muka atasannya (Wahyuni M, 2021).

3. Jenis-Jenis Persepsi

Berdasarkan indra sebagai stimulus, terdapat beberapa jenis

persepsi, yaitu :
23

a. Persepsi visual

Persepsi visual dari indra penglihatan yaitu mata,

persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang

yang mempengaruhi bayi atau balita untuk memahami

dunianya. Persepsi visual adalah hasil dari apa yang kita lihat,

baik sebelum kita melihat atau masih membayangkan serta

sesudah melakukan objek yang dituju.

b. Persepsi auditoria atau pendengaran

Persepsi auditoria merupakan persepsi yang didapatkan

dari indera pendengaran yaitu telinga. Seseorang dapat

mempersepsikan sesuatu dari apa yang didengarnya.

c. Persepsi perabaan

Persepsi perabaan merupakan persepsi yang didapatkan

dari indra perabaan yaitu kulit. Seseorang dapat

mempersepsikan sesuatu dari apa yang disentuhnya atau akibat

persentuhan sesuatu dengan kulitnya.

d. Persepsi penciuman

Persepsi penciuman merupakan persepsi yang

didapatkan dari indra penciuman yaitu hidung, seseorang dapat

mempersepsikan sesuatu dari apa yang dicium.

e. Persepsi pengecapan

Persepsi pengecapan atau rasa merupakan jenis persepsi

yang didapatkan dari indra pengecapan yaitu lidah. Seseorang

dapat mempersepsikan sesuatu dari apa yang yang


24

dirasakannya (Wahyuni M, 2021).

4. Faktor-Faktor yang Berperan Dalam Persepsi

Menurut Walgito (dalam Sudarsono, 2016) faktor-faktor yang

berperan dalam persepsi dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu:

a. Objek yang dipersepsi menimbulkan stimulus yang mengenai

alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar

individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari

dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung

mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.

b. Alat indera, saraf dan susunan saraf merupakan alat untuk

menerima stimulus, di samping itu juga harus ada saraf

sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima

reseptor ke pusat susunan saraf, yaitu otak sebagai pusat

kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan

motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.

c. Perhatian untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi

diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama

sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh

aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan

objek (Hasibuan, 2019).


25

D. Kerangka Teori

Pengetahuan Tentang Sikap Faktor yang Mempengaruhi:


Virus Vorona
1. Faktor Internal
(motif, fisiologis, dan
psikologis).
2. Faktor Eksternal
Faktor yang Mempengaruh: Perilaku Pencegahan
(pengalaman,situsi,
Wabah Virus Corona
norma, hambatan dan
1. Pendidikan
pendorong).
2. Informasi
3. Budaya
4. Pengalaman

Persepsi
Faktor yang Mempengaruh:
1. Faktor Predisposisi
(pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, Faktor yang Mempengaruh:
tradisi dan lain-lain).
2. Faktor Pemungkin 1. Objek.
(puskesmas, posyandu, 2. Alat Indera.
rumah sakit, tempat 3. Perhatian
pembuangan sampah).
3. Faktor Penguat
(orangtua, guru, teman,
dan lain-lain).

Bagan 2.1 Kerangka Teori Sumber : Willy (2021)


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jens penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross

sectional study, yaitu variabel bebas dan terikat diukur pada saat yang

sama, pada waktu penelitian berlangsung dimana hasilnya dapat

memberikan gambaran tentang hubungan antara dua variabel penelitian

tersebut (Notoadmodjo, 2012).

Variabel independent dalam penelitian ini adalah persepsi

masyarakat, sedangkan variable dependen adalah perilaku pencegahan

virus corona di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten

Kerinci Tahun 2021.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit

Kerman Tahun 2021. Waktu pengumpulan data, pembuatan proposal, dan

pembuatan skripsi pada bulan Mei sampai September 2021.

26
C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek

penelitian yang diteliti (Notoadmodjo, 2012). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung ke Puskesmas

Bukit Kerman Kabupaten Kerinci yang berjumlah 230 orang, dari

Bulan Januari-April 2021.

2. Sampel

Mengetahui besar sampel yang diambil dalam penelitian ini

adalah menggunakan metode perhitungan sampel minimal

menggunakan rumus Notoadmodjo (2010), sebagai berikut:

Rumus:

n = N

+ N (d)2

Keterangan:

n = Ukuran populasi.

d = Tingkat kepercayaan / ketetapan yang diinginkan 90% (0,1).

N = Jumlah populasi.

Jadi jumlah sampel yang didapatkan yaitu:

n = N

+ N (d)2

n = 230

27
1 + 230 (0,1)2

n = 69,69 atau 70 responden

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan teknik Accidental Sampling yaitu suatu metode

penentuan sampel dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau

tersedia sisuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Hidayat, 2011).

Adapun kriteria untuk menjadi sampel adalah:

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian

dapat mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai

berikut:

a. Pasien yang berkunjung ke Puskesmas Bukit Kerman

Kabupaten Kerinci.

b. Paien yang berumur 30 tahun keatas.

c. Bisa tulis baca (tidak buta huruf).

d. Bersedia menjadi responden.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek

penelitian tidak dapat mewakili sampel penelitian karena tidak

memenuhi syarat sebagai sampel penelitian.

a. Pasien yang mengalami COVID-19.

28
b. Dua kali kunjungan ke rumah.

c. Responden sudah pindah ketempat lain.

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti harus mengikuti etika

penelitian menurut Hidayat (2011), dimana etika penelitian yang harus

diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Informed Consent (lembar persetujuan)

Informed consent diberikan kepada responden sebelum

melakukan penelitian. Agar responden mengerti maksud dan tujuan

penelitian serta mengetahui dampak dan manfaatnya. Jika responden

bersedia, maka responden harus menandatangani lembar persetujuan.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Peneliti menjelaskan kepada responden bahwa tidak akan

menampilkan identitas responden, peneliti hanya akan memberikan

kode dengan urutan jumlah nomor responden 1 hingga 95, sehingga

kerahasiaan responden sangat dijaga.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang

akan dilaporkan pada hasil riset. Peneliti menejelaskan bahwa semua

data dan informasi yang telah diberikan oleh responden akan dijaga

dan tidak disebarluaskan pada orang lain.

29
4. Keleluasan Pribadi (Privacy)

Peneliti menjamin bahwa data yang diberikan oleh

responden harus dirahasiakan.

5. Perlakuan Adil (Fair Treatment)

Ketika melakukan penelitian, peneliti berusaha untuk

menciptakan suasana yang nyaman sehingga prinsip keterbukaan

tercipta antara peneliti dengan responden dengan demikian tujuan

peneliti untuk mendapatkan data tercapai.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data yang telah diperoleh secara langsung dari responden

dengan menggunakan kuesioner dengan cara wawancara terpimpin

sesuai dengan variabel penelitian yaitu persepsi masyarakat terhadap

perilaku pencegahan virus corona.

2. Data Sekunder

Data penunjang yang diperoleh dari Puskesmas Bukit

Kerman Kabupaten Kerinci yang berupa laporan tahunan pasien

yang yang berkunjung ke poli umum dan hal-hal yang berhubungan

dengan penelitian yang diperoleh dari rekapitulasi di Puskesmas

Bukit Kerman Kabupaten Kerinci.

30
3. Langkah Pengumpulan Data

Pelaksanaan wawancara untuk mengumpulkan data

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian pada

institusi Pendidikan STIKes Syedza Saintika Padang.

b. Mengajukan surat permohonan ke Puskesmas Bukit Kerman

Kabupaten Kerinci.

c. Setelah mendapatkan izin, peneliti mulai melakukan penelitian

dan menentukan sampel yang berkunjung ke Puskesmas Bukit

Kerman Kabupaten Kerinci.

d. Penelitian dibantu oleh enumerator 3 orang.

e. Peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian serta

prosedur pengumpulan data.

f. Responden diminta untuk membubuhkan tanda tangan pada

lembar Informed Consent yang telah disediakan peneliti.

g. Setelah responden membubuhkan tanda tangan pada lembar

Informed Consent.

h. Peneliti melakukan wawancara pada responden berdasarkan

kuesioner.

G. Analisa Data

Setelah data didapat dari hasil pengisian kuesioner oleh

responden, diolah dengan menggunakan fasilitas komputer dianilisis ke

31
dalam dua bentuk analisis yaitu analisis univariat dan analisis bivariat

yang diuraikan sebagai berikut:

1. Analisa Univariat

Analisis ini bertujuan untuk melihat gambaran distribusi

frekuensi dari setiap variabel yang diteliti meliputi variabel

independen (hubungan persepsi masyarakat terhadap variabel

dependen (perilaku pencegahan virus corona), dengan rumus:

P = f x 100 %

Keterangan:

P : Persentase yang dicari.

F : Frekuensi responden untuk setiap pertanyaan.

N : Jumlah responden.

2. Analisis Bivariat

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui antara variabel

independen dan dependen, maka dilakukan analisis bivariat, uji

statistik yang dimanfaatkan adalah Chi-Square, uji ini digunakan

untuk melihat ada tidaknya perbedaan proporsi yang bermakna

antara distribusi frekuensi. Tingkat kepercayan yang digunakan 95%,

(α= 0,05) dengan kriteria penolakan sebagai berikut:

a. Jika p ≤ α (0,05) maka H0 diterima, berarti secara statistik

bermakna (ada hubungan).

32
b. Jika p > α (0,05) maka H 0 ditolak dan berarti secara statistik

tidak bermakna (tidak ada hubungan).

H. Kerangka Konsep

Kerangka Konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk

melihat hubungan persepsi masyarakat dengan perilaku pencegahan

wabah virus corona yang digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Persepsi Masyarakat Perilaku Pencegahan


Virus Corona

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

I. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan

penelitian. Biasanya hipotesis dirumuskan dalam bentuk hubungan antara

dua variabel, variabel bebas dan variabel terikat. Hipotesis berfungsi

untuk menentukan ke arah pembuktian, artinya hipotesis ini merupakan

pernyataan yang harus dibuktikan. Adapun hipotesis yang didapatkan

dalam penelitian ini adalah:

H0 : Tidak ada hubungan persepsi masyarakat dengan perilaku

pencegahan virus corona di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit

Kerman Kabupaten Kerinci.

33
Ha 1 : Ada hubungan persepsi masyarakat dengan perilaku pencegahan

virus corona di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman

Kabupaten Kerinci.

J. Definisi Operasional

Tabel 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Hubungan Persepsi Masyarakat dengan Perilaku Pencegahan Wabah
Virus Corona

Definisi
No Variabel Indikator Alat Ukur Skala Hasil
Operasioan
1 Dependen Tindakan Pertanyaan dalam Kuesioner Rasio 1 = dilakukan.
Perilaku responden bentuk kuisioner. 0 = tidak
Pencegahan dalam dilakukan.
Wabah Virus melakukan
Corona. pencegahan
Penyakit
COVID-19
yang diukur
melalui
kuisioner.
2 Independen Tang Pertanyaan dalam Kuesioner Ordinal 4 = Sangat
Persepsi gapan bentuk kuisioner. Setuju.
dari 3 = Setuju.
respo 2 = Tidak
nden Setuju.
meng 1 = Sangat
enai Tidak Setuju.
penya
kit
COVI
D-19
tentan
g
pence
gahan
yang

34
dilak
ukan
dapat
meng
urang
i
penye
baran
atau
tidak.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Puskesmas Bukit Kerman terletak diDesa Pondok Kecamatan Bukit

Kerman Kabupaten Kerinci. Wilayah kerja Puskesmas Bukit Kerman

meliputi 5 Desa dalam dua Kecamatan berbeda yang berdekatan, dimana

sebanyak 2 Desa terdapat Kecamatan Bukit Kerman yaitu Desa Muak dan

Desa pondok serta sebanyak 3 Desa di Kecamatan Gunung Raya yaitu

Desa kebun Baru, Desa Kebun Lima, dan Desa Air Mumu. Luas wilayah

kerja sekitar 143.65Km2 dimana sebagian besar wilayah daerah perbukitan,

pegunungan dan sebagian kecil dataran rendah. Dengan batas wilayah

sebagai berikut :

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan batang Merangin..

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Keliling Danau.

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Danau Kerinci.

35
4. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Gunung Raya.

Puskesmas Bukit Kerman terletak dipinggir jalan raya Desa Pondok

kabupaten Kerinci. Setiap hari dilewati kendaraan roda dua maupun roda

empat. Jarak Puskesmas Bukit Kerman ke Dinas Kesehatan Kabupaten

Kerinci sekitar 40 km yang memakan waktu tempuh sekitar 1 jam 30 menit

dengan kendaraan. Sarana penghubung ke Desa-Desa sudah ada kendaraan

roda dua dan roda empat serta dapat ditempuh dengan waktu paling lama dari

Puskesmas Bukit Kerman sekitar 20 menit.

Tenaga kerja Puskesmas Bukit Kerman terdiri dari berbagai profesi

yaitu 1 orang dikter, 13 bidan (D III), 2 orang bidan (D IV), 10 orang perawat

(D III), 2 orang perawat (S1), 1 orang perawat gigi (D III), 2 orang kesehatan

masyarakat (S1), 1 orang gizi (S1), 1 orang gizi (D IV), 1 orang analis

kesehatan, 1 orang apoteker (S1), 1 orang farmasi (S1), 1 orang kesehatan

lingkungan (D III), 1 oarng rekam medis (S1), 1 orang ekonomi (S1), 1 orang

ilmu computer (S1), dan 2 orang SMA.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang “Hubungan

Persepsi Masyarakat Dengan Perilaku Pencegahan Virus Corona Di

Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci Tahun 2021”,

didapatkan hasil penelitian sebagai berikut :

36
1. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi

dari variabel dependen dan variabel independen.

37
38

a. Distribusi Frekuensi Perilaku Pencegahan Wabah Virus


Corona Di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman
Kabupaten Kerinci Tahun 2021
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Perilaku Pencegahan Wabah Virus
Corona Di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman
Kabupaten Kerinci Tahun 2021
Perilaku f %
Pencegahan
Baik 33 44,6
Tidak Baik 37 50,0
Total 70 94,6

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa lebih dari

separuh (50,0%) responden tidak baik dalam perilaku

pencegahan wabah virus corona di Wilayah Kerja Puskesmas

Bukit Kerman Kabupaten Kerinci Tahun 2021.

b. Distribusi Distribusi Frekuensi Persepsi Masyarakat Di


Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten
Kerinci Tahun 2021.
Tabel 4.2
Distribusi Distribusi Frekuensi Persepsi Masyarakat Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten
Kerinci Tahun 2021
Persepsi f %
Positif 30 40,5
Negatif 40 54,1
Total 70 94,6

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa lebih dari

separuh (54,1%) responden negatif dalam persepsi masyarakat

di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci

Tahun 2021.
39

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen. Hubungan

Persepsi Masyarakat Dengan Perilaku Pencegahan Virus

Corona Di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten

Kerinci Tahun 2021.

Tabel 4.3

Hubungan Persepsi Masyarakat Dengan Perilaku Pencegahan


Virus Corona Di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman
Kabupaten Kerinci Tahun 2021
Persepsi
Perilaku Total p value
Positif Negatif
pencegahan
F % F % F %
Baik 19 63.3 14 35,0 33 47,1
0.017
Tidak Baik 11 36,7 26 65,0 37 52,9
Total 30 100,0 40 100,0 70 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebagian

besar persepsi masyarakat yang negatif dengan perilaku

pencegahan tidak baik lebih banyak pada responden yang

persepsi masyarakat yang positif dengan perilaku pencegahan

baik. Hasil uji statistic (Chi Square) diperoleh nilai p=0.017

(p<0.05), berarti terdapat hubungan persepsi masyarakat

dengan perilaku pencegahan virus corona di Wilayah Kerja

Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci Tahun 2021


40

BAB V

PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat

1. Distribusi Frekuensi Perilaku Pencegahan Wabah Virus Corona


Di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci
Tahun 2021
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil lebih separuh

(50,0%) responden dengan perilaku pencegahan wabah virus corona

di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci

Tahun 2021.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suryaningrum

dkk (2021) dengan judul penelitian “Hubungan Pengetahuan dan

Persepsi Masyarakat dengan Upaya Pencegahan COVID-19 di

Kelurahan Srondol Wetan, Semarang”. Didapakan hasil bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara variable pengetahuan

dengan upaya pencegahan COVID-19 dengan (p-value = 0,000).

Kemudian ada hubungan yang signifikan antara persepsi dan upaya

pencegahan COVID-19 dengan (p-value = 0,000).

Perilaku seseorang adalah komponen penting dalam

melakukan pencegahan sehari-hari, dan kesehatan di dalam

keluarganya, kemudian diasumsikan bahwa adanya hubungan

langsung antara perilaku dengan melakukan pencegahan sehari-hari.

Sikap positif seseorang terhadap kesehatan kemungkinan tidak


41

otomatis berdampak pada perilakunya menjadi positif, tetapi sikap

yang negatif terhadap kesehatan hampir

Banyak upaya pencegahan yang dilakukan untuk mencegah

tertularnya virus Covid-19, baik dari pemerintah, tenaga kesehatan

dan masyarakat (Ardiaria M, 2020). Tindakan pencegahan yang

dianjurkan oleh organisasi WHO, setiap masyarakat wajib memakai

masker, sering mencuci tangan, menghindari kontak langsung

dengan banyak orang, menjaga jarak 1 meter, dan terapkan etika

batuk atau bensin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan

(World Health Organization, 2020).

Berdasarkan asumsi penelitian bahwa perilaku pencegahan

virus corona dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal diantaranya adalah pengetahuan dan

pemahaman seseorang tentang bahaya dan kerentanan virus corona.

Sedangkan untuk faktor eksternal diantaranya adalah peraturan,

fasilitas penunjang, serta petunjuk-petunjuk yang diberikan untuk

memberikan peringatan dalam melakukan pencegahan virus corona.

Hal ini bisa dilihat bahwa sebagian besar jawaban responden

menjawab pada kuesioner perilaku pencegahan pada poin ke 8 yaitu

jika kita berpergian keluar rumah salah satu cara upaya pencegahan

penyebaran COVID-19 adalah cukup dengan mencuci tangan saja

dimanapun berada.
42

2. Distribusi Frekuensi Persepsi Masyarakat Di Wilayah Kerja


Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci Tahun 2021.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil lebih separuh

(54,1%) responden dengan persepsi masyarakat di Wilayah Kerja

Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci Tahun 2021.

Penelitian yang dilakukan oleh Sartika, U & Akbar, S (2020)

dengan judul penelitian “Hubungan Persepsi Masyarakat terhadap

Tindakan Pencegahan COVID-19 di Desa Bangun Rejo Dusun III

Tanjung Morawa”. Didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi yang

signifikan antara masing-masing persepsi masyarakat berdasarkan

Health Belief Model dengan tindakan pencegahan COVID-19 dengan

(p=0,001) dan dengan kuat korelasi dari lemah hingga cukup.

Penjelasan dalam hal tindakan pencegahan penularan

COVID-19 dapat dilakukan dengan menggunakan Health Belief

Model (HBM). Health Belief Model merupakan moel psikologis

yang mencoba menjelaskan dan memprediksi perilaku kesehatan

yang ditampilkan oleh masyarakat dengan berfokus pada keyakinan

individu terhadap suatu penyakit atau masalah kesehatan. Pada teori

Health Belief Model terdiri dari 3 komponen yang saling

berinteraksi. Komponen tersebut terdiri dari persepsi individu, faktor

pemodifikasi dan kemungkinan tindakan (Gianz K & Viswanath,

2008 dalam Sartika U & Akbar S, 2020).

Persepsi adalah proses mental untuk mengidentifikasi,

mengevaluasi, dan menanggapi situasi apapun disekitar.


43

Pengetahuan, pengalaman, dan orientasi social budaya akan

menentukan citra dan perspektif masalah. Perbedaan pengalaman,

analisa, dan pengetahuan, merupakan kerangka menggambarkan

hasil persepsi antar individu yang berbeda-beda. Persepsi masyarakat

merupakan suatu proses ulang yang dialami oleh manusia pada suatu

lingkungan tertentu dan memberikan pengetahuan atau gagasan yang

positif dan negative kepada masyarakt sekitar (Pasaribu, A, T, 2020).

Menurut asumsi penelitian bahwa banyak yang tidak keluar

rumah saat keadaan virus corona karena persepsi masyarakat

terhadap virus corona sangat tinggi, diamana seluruh masyarakat

tidak ada yang melakukan kerumunan seperti melakukan acara

pernikahan, gotong royong, dan ke pasar tetapi apabila ada tamu

kerumah, masyarakat dengan senang hati menerimanya tanpa

menggunakan masker saat bercerita dan tidak mencuci tangan saat

berjabat tangan. Hal ini bisa dilihat bahwa sebagian besar jawaban

responden menjawab pada kuesioner persepsi masyarakat pada poin

ke 1 yaitu isolasi diri dirumah mencegah penyebaran virus

CORONA-19.

B. Analisa Bivariat

1. Hubungan Persepsi Masyarakat Dengan Perilaku Pencegahan


Virus Corona Di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman
Kabupaten Kerinci Tahun 2021.
Berdasarkan penelitian diperoleh hasil proporsi responden

dapat dilihat bahwa sebagian besar persepsi masyarakat yang negatif


44

dengan perilaku pencegahan tidak baik lebih banyak pada responden

yang persepsi masyarakat yang positif dengan perilaku pencegahan

baik. Hasil uji statistic (Chi Square) diperoleh nilai p=0.017

(p<0.05), berarti terdapat hubungan persepsi masyarakat dengan

perilaku pencegahan virus corona di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit

Kerman Kabupaten Kerinci Tahun 2021.

Penelitian yang dilakukan oleh Sartika, U & Akbar, S (2020)

dengan judul penelitian “Hubungan Persepsi Masyarakat terhadap

Tindakan Pencegahan COVID-19 di Desa Bangun Rejo Dusun III

Tanjung Morawa”. Didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi yang

signifikan antara masing-masing persepsi masyarakat berdasarkan

Health Belief Model dengan tindakan pencegahan COVID-19 dengan

(p=0,001) dan dengan kuat korelasi dari lemah hingga cukup.

Coronavirus merupakan suatu kelompok virus yang dapat

menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia, beberapa jenis

Coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada

manusia mulai dari batuk pilek, hingga yang lebih serius seperti

Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Servere Acute

Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang

ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19 (Anisha A dkk, 2021).

Perilaku seseorang adalah komponen penting dalam

melakukan pencegahan sehari-hari, dan kesehatan di dalam

keluarganya, kemudian diasumsikan bahwa adanya hubungan


45

langsung antara perilaku dengan melakukan pencegahan sehari-hari.

Sikap positif seseorang terhadap kesehatan kemungkinan tidak

otomatis berdampak pada perilakunya menjadi positif, tetapi sikap

yang negatif terhadap kesehatan hampir pasti berdampak negatif

pada perilakunya (Wardani, 2013).

Berdasarkan asumsi penelitian bahwa persepsi masyarakat

dalam perilaku pencegahan virus corona lebih banyak yang negative

ditimbang dari pada yang positif karena masyarakat banyak yang

mengatakan cara pencegahan virus corona hanya duduk dirumah

saja, tetapi tidak cukup untuk duduk dirumah saja karena virus

corona itu sangat kecil tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Cara pencegahan virus corona itu lebih baik dengan 5 cara yaitu

memakai masker, mencuci tangan setelah bersalaman, menjaga

jarak, mengkonsumsi makanan-makanan yang banyak mengandung

vitamin dan hindari kerumunan.


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Lebih dari separuh (50,0%) responden dengan perilaku pencegahan

wabah virus corona di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman

Kabupaten Kerinci Tahun 2021.

2. Lebih dari separuh (54,1%) responden dengan persepsi masyarakat di

Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci Tahun

2021.

3. Terdapat hubungan persepsi masyarakat dengan perilaku pencegahan

virus corona di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten

Kerinci Tahun 2021. Dengan p value 0.017 (p<0.05).

66
27

B. Saran

1. Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapakan dapat menambahkan wawasan dan ilmu

pengetahuan secara nyata tentang hubungan persepsi masyarakat

dengan perilaku pencegahan virus corona di Wilayah Kerja

Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci Tahun 2021.

2. Bagi Perawat

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang hubungan

persepsi masyarakat dengan perilaku pencegahan virus corona agar

dapat mengatahui hubungan tersebut dengan meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan dalam pencegahan sehingga dapat mencegah

terjadinya penularan virus corona.

3. Bagi Tempat penelitian (Puskesmas Bukit Kerman)

Sebagai bahan masukan bagi pihak institusi terkait

(Puskesmas Sungai Bungkal) dalam menyusun persepsi masyarakat

dengan perilaku pencegahan virus corona

4. Bagi Institusi Pendidikan (Stikes Syedza Saintika)

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan

perbandingan, dapat digunakan dimasa yang akan datang dan

dokumentasi bagi pihak program studi Stikes Syedza Saintika Padang.


DAFTAR PUSTAKA

Ardiaria M. 2020. Peran Vitamin D dalam Pencegahan Influenza dan Covid-19.

Aminudin, M. 2016. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku


Konsumsi Jajanan Sehat di MI Sulaimaniyah Mojoagung Jombang.
https://doi.org/10.5151/cidi2017-060

Anisha, N, Yunarti, F. dkk. 2021. Mengenal Covid-19. Bandung : Cv. Media


Sains Indonesia.

Beiu, C., Mihai, M., Popa, L., Cima, L., & Popescu, M. N. 2020. Frequent Hand
Washing for COVID-19 Prevention Can Cause Hand Dermatitis:
Management Tips. Diakses pada tanggal 27 Juli 2021.
https://doi.org/10.7759/cureus.7506

Cao, M., Zhang, D., Wang, Y., Lu, Y., Zhu, X., Li, Y., Xue, H., Lin, Y., Zhang,
M., Sun, Y., Yang, Z., Shi, J., Wang, Y., Zhou, C., Dong, Y., Liu, P.,
Dudek, S. M., Xiao, Z., Lu, H., & Peng, L. 2020. Clinical Features of
Patients Infected with the 2019 Novel Coronavirus (COVID-19) in
Shanghai, China. Diakses pada tanggal 27 Juli 2021.
https://doi.org/10.1101/2020.03.04.2003035.

Chhikara, B. S., Rathi, B., Singh, J., & FNU, P. 2020. Corona Virus SARS-Cov- 2
Disease COVID-19: Infection, Prevention And Clinical Advances Of
The Prospective Chemical Drug Therapeutics: A Review On Corona
Virus Disease COVID-19, Epidemiology, Prevention, And Anticipated
Therapeutic Advances. Chemical Biology Letters, 7(1), 63–72.

Cristea, A. 2016. Hubungan Persepsi Terhadap Kesehatan dengan Kesadaran


Mennyetor Sampah Anggota Klinik Asuransi di Indonesia. Diakses
pada tanggal 27 Juli 2021. https://doi.org/10.5151/cidi2017-060

Gianz K & Viswanath, K. 2008. Health Behavior and Health Education.

Hariyono, P. D. H. spesialis anak. 2013. Peranan Pencegahan Dalam


Peningkatan Tumbuh Kembang Anak.

Hasibuan, S. A. 2019. Penilaian Pengetahuan, Persepsi dan Kepercayaan


Masyarakat di Kecamatan Sosa Terhadap Penggunaan Antibiotik. In
Fakultas Farmasi Universitas Sumetera Utara.
Hidayat, A. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika.

Kementrian Kesehatan. 2020. Pedoman COVID REV-4. Pedoman Pencegahan


Dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19), 1(Revisi ke-4),
1–125.

Kementrian Kesehatan RI. 2021. Analisa Data COVID-19 Indonesia.

Meliza, Wanto, D & Asha, L. 2020. Persepsi Masyarakat Sukaraja, Rejang


Lebong Terhadap Edaran Menteri Agama Nomor: SE. 6. Tahun 2020
Mengenai Tata Cara Beribadah Saat Pendemi.

Morawska & Cao. 2020. Airborne Transmission of SARS-Cov-2 : The World


Should Face the Reality.

Notoatmodjo. 2010. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka


Cipta

Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Pasaribu, A, T. 2020. Persepsi Masyarakat tentang Covid-19.

Pemerintah Provinsi Jambi. 2020. data COVID 19 per Kabupaten Provinsi Jambi
pada tahun 2021.

PDPI, P. D. P. I. 2020. Pnemonia Covid-19. Diagnosis & Penatalaksanaan di


Indonesia. In Journal of the American Pharmacists Association (Vol.
55, Issue 5). Diakses pada tanggal 27 Juli 2021.
https://doi.org/10.1331/JAPhA.2015.14093

Sajed, A. N., & Amgain, K. 2020. Corona Virus Disease (COVID-19) Outbreak
and the Strategy for Prevention. Europasian Journal of Medical
Sciences, 2(1), 1–4. Diakses pada tanggal 24 Juli 2021.
https://doi.org/10.46405/ejms.v2i1.38\

Sartika, U & Akbar, S. 2020. Hubungan Persepsi Masyarakat terhadap Tindakan


Pencegahan COVID-19 di Desa Bangun Rejo Dusun III Tanjung
Morawa. Jurnal Kedokteran Ibnu Nafis. Vol 9, No 2.

Shereen, M. A, Khan, S, Kazmi, A, Bashir, N, & Siddique, R .2020. COVID-19


Infection: Origin, Transmission, and Characteristics of Human
Coronaviruses.
Suarnianti, S., & Angriani, S. 2019. Persepsi dan Sikap Keluarga terhadap
Perilaku Keluarga dalam Mencegah Penularan TB Paru. Nursing
Inside Community, 2(1), 12–18. Diakses pada tanggal 22 Juli 2021.
https://doi.org/10.35892/nic.v2i1.260

Suryaningrum, N. F, Nurjazuli, & Rahardjo, M. 2021. Hubungan Pengetahuan


dan Persepsi Masyarakat dengan Upaya Pencegahan Covid-19 di
Kelurahan Srondol Wetan, Semarang.

Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Sinto,
R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Khie, L., Widhani, A.,
Wijaya, E., Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F., Jasirwan, O.
M., Yunihastuti, E., Penanganan, T., New, I., … Cipto, R. 2020.
Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus
Disease 2019 : Review of Current Literatures. Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia, 7(1), 45–67.

Wahyuni, M. D. 2021. Persepsi Masyarakat terhadap Berita-Berita Covid-19 di


Media Sosial Facebook (Studi Desa Sungai Puar Kecamatan Mersam
Kabupaten Batang Hari).

Wardani, R. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Dalam


Memilih Makanan Sehari ?? Hari Dalam Keluarga Di Rt 25 Rw 09
Lingkungan Tirtoudan Kelurahan Tosaren. Jurnal EduHealth, 3(2),
245223.

WHO, World Health Organization. 2020. Overview On Coronavirus.

Willy. 2021. Hubungan Pengetahuan, Persepsi, Dan Sikap Masyarakat Dengan


Perilaku Pencegahan Wabah Virus Corona.

Yuki, K., Fujiogi, M., & Koutsogiannaki, S. 2020. COVID-19 pathophysiology: A


review. Diakses pada tanggal 27 Juli 2021.
https://doi.org/10.1016/j.clim.2020.108427

Zhou, W. 2020. The Coronavirus Prevention Handbook 101 Based Tips That
Cloud Save Your Life. Wuhan Center for Disease CoMD, W. Z.
(2020). The Coronavirus Prevention Handbook 101 Based Tips That
Cloud Save Your Life. Wuhan Center for Disease Control &
Prevention, 1–120.Ntrol & Prevention, 1–120.
Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN
HUBUNGAN PERSEPSI MASYARAKAT DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN VIRUS CORONA PUSKESMAS BUKIT
KERMAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2021
No Kegiatan BULAN
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI-JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
1 Memilih masalah penelitian
2 Mengajukan judul penelitian
3 Menyusun Proposal Penelitian
4 Konsultasi proposal
5 Semiar proposal
6 Pelaksaan penelitian
7 Penyusunan hasil penelitian
dan perbaikan
8 Ujian hasil penelitian dan
konsultasi
9 Yudisium
10 Wisuda
Padang, Agustus 2021

Pembimbing I Pembimbing II Peneliti

Ns. Weni Sartiwi, M.Kep Ayu Gustia Ningsih, M. Pd AGIL ZEFRI. M


Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada YTH :
Ibu/Bapak Calon Responden
Di Tempat

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan STIKES Syedza Saintika Padang :

Nama : Agil Zefri. M

Nim : 1902088

Alamat : Lolo Kecil, Kecamatan Bukit Kerman, Kabupaten Kerinci.

Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Persepsi

Masyarakat Dengan Perilaku Pencegahan Virus Corona Di Wilayah Kerja

Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci Tahun 2021”. Penelitian ini

tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara responden. Kerahasiaan

semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk

kepentingan penelitian saja.

Atas perhatian saudara sebagai responden saya ucapkan terimakasih.

Bukit Kerman, Agustus 2021

Peneliti
Lampiran 3

PERSETUJUAN KEPADA RESPONDEN

Setelah membaca dan memahami isi penjelasan pada lembar pertama

(Lembar Permohonan Responden), saya menyatakan bersedia turut berpartisipasi

sebagai responden pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa STIKes

Syedza Saintika Padang yang bernama Agil Zefri. M (1902088) dengan judul

penelitian “Hubungan Persepsi Masyarakat Dengan Perilaku Pencegahan

Virus Corona Di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten

Kerinci Tahun 2021”. Saya memahami bahwa penelitian ini tidak berakibat

negative pada saya, sehingga jawaban yang saya berikan adalah benar adanya dan

sesuai dengan kenyataan, pengetahuan dan pengalaman saya serta dirahasiakan.

Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini

dengan sukarela dan tanpa paksaan siapapun.

Bukit Kerman, Agustus 2021

( )
Lampiran 4

INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Saya menyadari partisipasi ini bersifat suka rela dan tidak menimbulkan
dampak buruk dalam kehidupan saya maka saya bersedia dijadikan responden
peneliti oleh Agil Zefri. M mahasiswa STIKes Syedza Saintika Padang dengan
judul “Hubungan Persepsi Masyarakat Dengan Perilaku Pencegahan Virus
Corona Di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kerman Kabupaten Kerinci
Tahun 2021”. Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya diberikan informasi
dan memutuskan berpartisipasi dalam penelitian ini.

Bukit Kerman, Agustus 2021

Yang Membuat Pernyataan

( )
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7

PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR


KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PERSEPSI MASYARAKAT DENGAN PERILAKU


PENCEGAHAN VIRUS CORONA PUSKESMAS BUKIT
KERMAN KABUPATEN KERINCI
TAHUN 2021

1. Anda tidak perlu menuliskan nama, cukup dengan nomor responden yang

diisi oleh petugas.

2. Berikan jawaban anda sejujurnya, karena kejujuran anda sangat penting

pada penelitian ini.

3. Anda dipersilahkan memilih satu jawaban yang tersedia tersebut

dibawah dengan memilih perilaku pencegahan dilakukan dan tidak

dilakukan, sedangkan persepsi masyarakat 1 (Sangat Tidak Setuju), 2

(Tidak Setuju), 3 (Setuju), dan 4 (Sangat Setuju) dengan memberikan tanda

checklist (√).

4. Usahakan agar tidak satupun pertanyaan yang terlewatkan.

5. Dalam hal ini tidak ada penilaian baik dan buruk, juga tidak ada benar atau

salah.

6. Anda sepenuhnya bebas melakukan pilihan.

7. Setelah semua kuesioner penelitian ini diisi, mohon diserahkan kembali

kepada kami, dan terima kasih.


Lampiran 8

LEMBAR KUISIONER

HUBUNGAN PERSEPSI MASYARAKAT DENGAN PERILAKU


PENCEGAHAN VIRUS CORONA PUSKESMAS BUKIT
KERMAN KABUPATEN KERINCI
TAHUN 2021

I. DATA DEMOGRAFI
No.Responden :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Umur : Tahun

II. PERILAKU PENCEGAHAN


No Pertanyaan Dilakuka
Tidak Dilakukan
n
1 Cara pencegahan dari COVID-19 dengan cara
mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan
masker.
2 Cara penyembuhan COVID-19 adalah
memberikan terapi simptomatis (terapi pada
gejala yang muncul dan memberikan antibiotik.
3 COVID-19 ini dapat menyebar melalui batuk,
makanan dan lingkungan yang tidak bersih.
4 COVID-19 lebih berbahaya pada orang >50
tahun dan berkomplikasi.
5 Untuk mencegah penyebaran COVID-19 kita
dapat menggunakan masker medis (masker yang
tidak dapat dicuci kembali) selama satu hari saja.
6 Selain masker medis, masker yang lebih efektif
dalam pencegahan COVID-19 adalah masker
medis yang dijemur dibawah matahari dapat
dipakai berulang.
7 COVID-19 dapat menyebabkan infeksi berulang
pada semua orang.
8 Jika kita berpergian keluar rumah salah satu cara
upaya pencegahan penyebaran COVID-19 adalah
cukup dengan mencuci tangan saja dimanapun
berada.
9 Waktu yang diperlukan untuk mencuci tangan
sekurang-kurangnya selama 10 detik.
10 Cara melepas masker yang benar setelah
digunakan adalah dimulai dari ujung kiri atau
kanan tanpa menyentuh bagian depan masker.

III.PERSEPSI MASYARAKAT

Sangat
Sangat Tidak
Setuju Tidak
No Pertanyaan Setuju setuju
(3) Setuju
(4) (2)
(1)
1 Isolasi diri dirumah mencegah
penyebaran virus CORONA-19.
2 Masker dipakai hanya untuk orang yang
sakit.
3 Mencuci tangan tidak memerlukan 6
langkah yang direkomendasikan WHO.
4 COVID-19 sangatlah fatal dan
berbahaya.
5 Mencuci tangan tidak perlu
menggunakan air dan sabun tetapi dapat
diganti dengan menggunakan
handsanitizer (cairan atau gel
mengandung alcohol) saja.
6 Masker digunakan hanya pada tempat
tertentu yang rawan menyebarkan virus
COVID-19.
7 Responden COVID-19 tanpa komplikasi
dan dalam keadaan sehat tetap harus di
isolasi dirumah sakit.
8 Isolasi hanya dilakukan pada responden
COVID-19 yang bergejala saja.
9 Virus COVID-19 hanya berbahaya pada
orang >50 tahun.
10 Area publik seperti mall, sekolah, dan
tempat ramai mempermudah penyebaran
virus COVID-19 (Willy, 2021).
ANALISA DATA

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Perilaku Pencegahan 70 76,1% 22 23,9% 92 100,0%


Persepsi 70 76,1% 22 23,9% 92 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

6,37 ,164
Mean

6,04
Lower Bound
95% Confidence Interval for
Mean 6,70
Upper Bound

6,35
5% Trimmed Mean

6,00
Median

2,889
Variance

1,374
Perilaku Pencegahan Std. Deviation

3
Minimum

8
Maximum

5
Range

2
Interquartile Range

,294 ,287
Skewness

-,837 ,566
Kurtosis

Persepsi 20,03 ,545


Mean

95% Confidence Interval for 18,94


Lower Bound
Mean
Upper Bound 21,12
19,83
5% Trimmed Mean

19,00
Median

21,811
Variance

4,562
Std. Deviation

12
Minimum

31
Maximum

19
Range

6
Interquartile Range

,826 ,287
Skewness

-,262 ,566
Kurtosis

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Perilaku Pencegahan ,198 70 ,000 ,908 70 ,000


Persepsi ,175 70 ,000 ,911 70 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Hasil Penelitian

Frequencies

Statistics

Perilaku Persepsi
Pencegahan

Valid 70 70
N
Missing 4 4
Std. Deviation ,503 ,498

Frequency Table

Perilaku Pencegahan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Baik 33 44,6 47,1 47,1

Valid Tdk Baik 37 50,0 52,9 100,0

Total 70 94,6 100,0


Missing System 4 5,4
Total 74 100,0

Persepsi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Positif 30 40,5 42,9 42,9

Valid Negatif 40 54,1 57,1 100,0

Total 70 94,6 100,0


Missing System 4 5,4
Total 74 100,0
Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Persepsi * Perilaku 70 94,6% 4 5,4% 74 100,0%


Pencegahan

Persepsi * Perilaku Pencegahan Crosstabulation

Perilaku Pencegahan Total

Baik Tdk Baik

Count 19 11 30
Positif
% within Persepsi 63,3% 36,7% 100,0%
Persepsi
Count 14 26 40
Negatif
% within Persepsi 35,0% 65,0% 100,0%
Count 33 37 70
Total
% within Persepsi 47,1% 52,9% 100,0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 5,523 a


1 ,019
Continuity Correction b
4,444 1 ,035
Likelihood Ratio 5,587 1 ,018
Fisher's Exact Test ,029 ,017
Linear-by-Linear Association 5,444 1 ,020
N of Valid Cases 70

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,14.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Persepsi 3,208 1,196 8,604


(Positif / Negatif)
For cohort Perilaku 1,810 1,095 2,991
Pencegahan = Baik
For cohort Perilaku ,564 ,335 ,951
Pencegahan = Tdk Baik
N of Valid Cases 70

Anda mungkin juga menyukai