Anda di halaman 1dari 113

HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KEDISIPLINAN

MEMAKAI MASKER DI MASA ERA NEW NORMAL PADA


WARGA RT 04 RW 05 KELURAHAN BINTARO

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu


syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan

Oleh :

NAMA : IKA SULISTIA DAMAYANTI


NIM : 11202010

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
JAKARTA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Penelitian dengan judul

HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KEDISIPLINAN MEMAKAI


MASKER DI MASA ERA NEW NORMAL PADA WARGA RT 04 RW 05
KELURAHAN BINTARO

Telah mendapatkan persetujuan untuk dilaksanakan

Jakarta, 21 Juli 2021


Menyetujui,
Pembimbing

(Ns. Diana R M. Kep Sp. KMB)

Mengetahui,
Kepala Program Studi SI Keperawatan

(Wasijati, S.Kp.,M.Si.,M.Kep)

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil penelitian ini dengan judul “Hubungan Self Awareness Dengan
Kedisilplinan Memakai Masker Di Masa Era New Normal Pada Warga RT
04 RW 05 Kelurahan Bintaro “ ini telah diajukan dan dinyatakan dapat
dilanjutkan pada tahap siding skripsi dalam uji sidang dihadapan tim penguji
pada tanggal 21 Juli 2021

Pembimbing

(Ns. Diana R M. Kep Sp. KMB)

Penguji I

(Ns. Maryati, S.Sos.S.Kep., MARS)

Penguji II

( Ns. Achirman, S. Kep., M.Kep)

iii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA PROGRAM
STUDI SI KEPERAWATAN
Riset, Jun1 2021
IKA SULISTIA DAMAYANTI
HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KEDISIPLINAN MEMAKAI
MASKER DIMASA ERA NEW NORMAL PADA WARGA RT 04 RW 05
KELURAHAN BINTARO
VII bab+ 113 halaman + 10 table + 2 skema + 9 lampiran

ABSTRAK

Virus Corona (SARS-CoV-2) telah melanda ke seluruh dunia sejak akhir desember
tahun 2019, seseorang dapat terinfeksi Covid-19 melalui kontak langsung atau tidak
langsung melalui droplet/percikan saluran napas. Tujuan dari penelitian adalah
peneliti menganalisa hubungan self awareness dengan kedisiplinan memakai
masker dimasa era new normal pada warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif analitik dengan menggunakan
pendekatan cross sectional. Populasinya adalah warga yang tinggal RT 04 RW 05
Kelurahan Bintaro dengan jumlah Sample sebanyak 90 orang . Pengambilan
sempel dilakukan dengan non probability sampling dengan teknik purposive
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner Self
Awareness dan kedisiplinan dalam bentuk google form.. Uji yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Chi Square dengan hasil nilai uji p value 0,003 (p value
≤ 0,05) artinya ada hubungan dengan self masker dengan kedisiplinan memakai
masker dimasa era new normal. Pada warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro.
Berdasarkan hasil uji diatas dengan disiplin memakai masker diharapkan mampu
mencegah tersebarnya virus lebih luas lagi. Dengan memiliki tingkat self awareness
yang tinggi, berkemungkinan seseorang akan memiliki tingkat kedisplinan yang
tinggi pula.
Kata kunci : self awareness, kedisiplinan, masker, covid 19
Daftra Pustaka : 46 (2000-2021)

iv
PERTAMEDIKA SCHOOL OF HEALTH CARE SCIENCES NURSING
UNDERGRADUATE PROGRAM
Research, July 2021
IKA SULISTIA DAMAYANTI
Correlation Of Self Awareness With The Discipline O Wearing Mask During The
New Normal Era in Citizens Of RT 04 RW 05 Bintaro Village.
VII + 113 pages + 10 tables +2 schemes +9 attachments

ABSTRACT

The Corona Virus (SARS-CoV-2) has hit the world since the end of December
2019, a person can be infected with Covid-19 through direct or indirect contact
through respiratory droplets/splashes. The purpose of this study is to analyze the
relationship between self-awareness and discipline in wearing masks in the new
normal era for residents of RT 04 RW 05, Bintaro Village. This research is a
quantitative descriptive analytic study using a cross sectional approach. The
population is residents who live in RT 04 RW 05, Bintaro Village with a total
sample of 90 people. Sampling is done by non-probability sampling with purposive
sampling technique. Data collection was carried out by distributing self-awareness
and discipline questionnaires in the form of google form. The test used in this study
was Chi Square with the results of the p-value test of 0.003 (p-value ) 0.05),
meaning that there was a relationship with self-mask and discipline in wearing
masks. in the new normal era. For residents of RT 04 RW 05, Bintaro Village.
Based on the test results above, the discipline of wearing a mask is expected to
prevent the spread of the virus more widely. By having a high level of self-
awareness, it is likely that someone will have a high level of discipline as well.

Keywords: self awareness, discipline, masks, covid 19


Bibliography : 46 (2000 – 2021)

v
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :


Nama : Ika Sulistia Damayanti
NIM : 11202010
Mahasiswa SI Keperawatan / Angkatan : Non Reguler 14
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan laporan
penelitian mata ajar riset keperawatan saya yang berjudul :

“Hubungan Self Awareness Dengan Kedisilplinan Memakai Masker Di Masa


Era New Normal Pada Warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro “

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan Tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sangsi yang telah ditetapkan.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 21 Juli 2021


Yang Membuat Pernyataan

(materai)

(Ika Sulistia Damayanti)

vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitis akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA


( STIKes PERTAMEDIKA), saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ika Sulistia Damayanti


NIM : 11202010
Program Studi : SI Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA Hak Bebas Royalti Noneklusif
(Non-exclusive Royalti Free Right) atas skripsi saya yang berjudul :

“Hubungan Self Awareness Dengan Kedisilplinan Memakai Masker Di Masa


Era New Normal Pada Warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro “.

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini STIKes Pertamedika berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (Database), merawat
dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat : Jakarta
Pada Tanggal : 21 Juli 2021
Yang Menyatakan

Ika Sulistia Damayanti

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan KaruniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal yang
berjudul “Hubungan Self Awareness Dengan Kedisilplinan Memakai Masker Di
Masa Era New Normal Pada Warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro”

Penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata ajar Riset Keperawatan
pada Program Studi Non Reguler SI Keperawatan – Sekolah Tingi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA.Peneliti menyadari banyak pihak yang turut
membantu sejak awal penyusunan sampai selesainya penelitian ini. Pada
kesempatan kali ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. dr. Fathema Djan Rachmat, Sp.B, Sp. BTKV (K), MPH selaku Direktur
Utama PERTAMEDIKA/IHC dan Pembina Yayasan Pendidikan
PERTAMEDIKA.
2. Dr. Asep Saefudin, SH, MM., CHRP., CHRA selaku Ketua Pengurus
Yayasan Pendidikan PERTAMEDIKA.
3. Ns. Maryati, S.Sos. S.Kep, MARS, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA, sekaligus penguji II yang telah memberikan
masukkan.
4. Dr. Lenny Rosbi Rimbun, SKp., M.Si., M.Kep, selaku Wakil Ketua I
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
5. Sri Sumartini, SE., MM, selaku Wakil Ketua II, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA.
6. Ns. Achirman, S.Kep, selaku Wakil Ketua III, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA, sekaligus penguji III yang telah memberikan
masukkan.
7. Wasijati, S.Kp., M.Si., M.Kep, selaku Kepala Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
8. Ns. Diana R M. Kep Sp. KMB selaku Pembimbing Penelitian dan Ketua
Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

viii
PERTAMEDIKA yang dengan kesabaran dan kebaikannya telah
membimbing penulis selama proses penelitian ini.
9. Para Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
10. Bapak Asnawi s e l a k u k e t u a R T . 0 4 K e l u r a h a n B i n t a r o yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian di RT 04 RW 05 Kelurahann
Bintaro.
11. Untuk Mama dan bapak tercinta yang selalu mendoakan, memberikan
dukungan, dan semangat yang tiada hentinya.
12. Suami dan anak saya Fathur Nandyka dan Fathir Nandyka, Farzan
Mohammed Nandyka serta anankku yang cantik Fatimah Azzahra Nandyka
yang sudah di surganya Allah, yang selalu memberikan dukungan dan
semangat dalam melakukan penelitian ini, sehingga laporan penelitian ini
dapat selesai waktu yang telah ditentukan.
13. Teman–teman Program Studi Non Reguler S1 Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
14. Warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro atas keikutsertaan dan
kerjasamanya menjadi responden, sehingga laporan penelitian ini dapat
selesai sesuai waktu yang telah ditentukan.
15. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut
berpartisipasi sehingga selesainya penelitian ini.

Semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua


yang telah membantu peneliti dalam mewujudkan skripsi ini. Peneliti menyadari
bahwa dalam penyusunan penelitian ini banyak sekali kekurangannya, sehingga
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan penulisan
dan penyusunan hasil penelitian dimasa mendatang.

Jakarta, Juli 2021,

Peneliti

ix
DAFTAR ISI
Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... ii


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
ABSTRACT ........................................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN....................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR SKEMA ............................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
BAB I 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1


B. Perumusan Masalah .................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
BAB II ..................................................................................................................... 9
A. Deskripsi Teoritik ..................................................................................... 9
B. Penelitian Terkait .................................................................................... 29
C. Kerangka Teori Penelitian ...................................................................... 32
BAB III ................................................................................................................. 33
A. Kerangka Konsep .................................................................................... 33
B. Hipotesis ................................................................................................. 34
C. Definisi Operasional ............................................................................... 35
BAB IV ................................................................................................................. 39
A. Desain Penelitian .................................................................................... 39
B. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel ............................... 39
C. Tempat Penelitian ................................................................................... 42
D. Waktu Penelitian ..................................................................................... 42
E. Etika Penelitian ....................................................................................... 42
F. Alat Pengumpulan Data/Instrumen Penelitian ........................................ 43
BAB V................................................................................................................... 57
A. Hasil Univariat ........................................................................................ 57

x
B. Hasil Bivariat .......................................................................................... 60
BAB VI ................................................................................................................. 63
A. Interprestasi Hasil Penelitian .................................................................. 63
B. Pembahasan Keterbatasan Penelitian ...................................................... 68
BAB VII ................................................................................................................ 69
A. Kesimpulan ............................................................................................. 69
B. Saran ....................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

3.1. Defenisi Operasional …………………………………………………….37

4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ……………………………….. 44

4.2 Hasil Uji reliabelitas Instrumen Penelitian……………………………….46

4.3 Uji Normalitas…………………………………………………………… 51

5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur………….55

5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin…55

5.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan Pendidikan...…56

5.4 Distribusi frekuensi Self Awareness …………………………………….57

5.5 Distribusi frekuensi Kedisiplinan…………………………………………57

5.6 Hubungan antara Variabel pengetahuan tentang Self Awareness (X) dengan
kedisiplinan memakai masker(Y)……………………………………………..58

xii
DAFTAR SKEMA
2.1. Kerangka Teori ………………………………..……………………………… 32
3.1. Kerangka Konsep Penelitian …………………………………………….. 35

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Penjelasan Penelitian

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 Lembar Petunjuk Pengisian Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Lembar Kuesioner

Lampiran 5 Lembar Output Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6 Lembar Output Analisis Univariat

Lampiran 7 Lembar Output Bivariat

Lampiran 8 Lembar Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 9 Lembar Daftar Riwayat Hidup

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-
CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernafasan. Penyakit karena
infeksi virus ini disebut COVID-19, Virus Corona bisa menyebabkan
gangguan ringan pada sistem pernafasan, infeksi paru-paru yang berat,
hingga kematian. Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia
(golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi termasuk ibu
hamil dan menyusui. Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus
yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle East Respiratoy
Sydsdndrome (MERS).Covid-19 ini memilliki perbedaan dengan SARS dan
MERS yaitu dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala
(Kemenkes RI , 2020).

Pada awalnya, berjangkitnya SARs CoV-2 hanya terbatas di propinsi Hubei,


tetapi menyebar dengan cepat ke banyak Negara lain, dan Organisasi
Kesehatan Dunia secara resmi mendeklalarasikan pandemic global pada 11
Maret 2020. Secara umum, virus corona menyebabkan penyakit sistem
pernafasan, pencernaan, dan sistem saraf pusat yang meluas pada manusia
dan hewan lain, mengancam kesehatan manusia dan menyebabkan kerugian
ekonomi. Gambaran klinis pada kebanyakan pasien adalah gejal ringan yang
mirip dengan flu seperti demam, batuk, dan mialgia tetapi pada seperempat
kasus, virus menyebabkan gangguan pernafasan akut yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit dan perawatan dalam Intensive care unit (ICU)
(Sari, 2020)

Manifestasi klinis Covid-19 biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari


setelah paparan. Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus anatara lain
gejala gangguan pernafasan akut seperti demam, batuk, dan sesak nafas.
Pada kasus yang berat menyebabkan pneumonia, sindrom pernafasan akut,

1
2

gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tingkat keparahan dipengaruhi oleh


daya tahan tubuh, usia dan penyakit yang telah ada sebelumnya (kormobid),
sperti hipertensi, DM, asma, dan lain-lain. Seperti penyakit infeksi saluran
pernafasan lainnya, virus Covid-19 dapat menular melalui percikan saat
bersin atau batuk, namun saat ini masih sedikit bukti terjadinya penularan
antar manusia (Kemenkes, 2020).

Seseorang dapat terinfeksi Covid-19 melalui kontak langsung atau tidak


langsung melalui droplet/percikan saluran napas orang yang terinfeksi.
Droplet yang keluar saat batuk, bersin, atau berbicara dari orang yang
terinfeksi dapat menyebabkan penularan secara langsung. Virus dapat
masuk melalui mulut, hidung, dan mata seseorang yang berada dalam jarak
yang dekat dan melakukan kontak erat dengan orang yang terinfeksi. Selain
itu, penularan melalui kontak tidak langsung juga dapat terjadi, yaitu saat
menyentuh benda atau permukaan yang sudah terkontaminasi oleh virus
kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan
terlebih dahulu (Lotfi, Hamblin and Rezaei, 2020). Transmisi virus SARS-
COV-2 dapat menular melalui udara (airborne) saat berada di tempat yang
ramai dengan sirkulasi udara yang buruk. Hal ini berdasarkan kejadian luar
biasa Covid-19 di tempat ramai seperti restoran dan kelab malam (World
Health Organizaion, 2020).

Menurut WHO (2020) wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di kota


Wuhan, Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019, dan ditetapkan
sebagai pandemic oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal
11 Maret 2020, lebih dari 53.281.350 orang kasus telah dilaporkan lebih dari
219 negara dan wilayah seluruh dunia, mengakibatkan lebih dari 1.301.021
orang meninggal dunia dan lebih dari 34.394.214 orang sembuh.

Menurut WHO (2020) menyatakan bahwa virus ini penularannya sangat


cepat dan dapat menyebabkan kematian.Virus ini menyerang infeksi saluran
pernapasan seperti batuk dan pilek namun sifatnya lebih mematikan. Akibat
adanya kasus Covid-19 di Indonesia update terakhir menurut web resmi
3

Menurut Kemenkes 2020 pada hari Senin, 04 Mei 2020 korban meninggal
dunia sebanyak 864 jiwa, terkonfirmasi terpapar Covid-19 sebanyak 11.587
jiwa, Jumlah Orang Dalam Pengawasan (ODP) sebanyak 238.178
sedangkan jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 24.020 dan
yang telah sembuh sebanyak 1.954 jiwa.

Berdasarkan data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (2020), Jakarta


Selatan mengalami jumlah kenaikan kasus positif Covid-19 sebesar 306
pasien, hal ini menunjukkan bahwa Jakarta Selatan mempunyai resiko lebih
tinggi dalam penyebaran virus Covid-19.

New normal merupakan perubahan perilaku masyarakat akibat mengalami


krisis yang berkepanjangan. (Febrianty, et.al, 2020). Pandemi COVID 19
telah mengubah perilaku masyarakat, organisasi dan para pemangku
kepentingan untuk menerapkan protokol kesehatan guna memutus
penyebaran Covid-19 serta menjaga kesehatan keselamatan banyak orang.
Dalam menjalankan new normal, masyarakat perlu memperbarui pemikiran
di tengah pandemi Covid 19 seperti mempersiapkan diri untuk menghadapi
konsekuensi-konsekuensi baru yang mungkin terjadi, memiliki perilaku
atau kebiasaan baru yang harus diterapkan seperti mengadakan pengecekan
suhu tubuh di tempat-tempat tertentu, mencuci tangan dengan air mengalir
dan sabun, menjaga jarak satu sama lain, dan harus menyiapkan selalu
masker dan Handsanitizer saat keluar rumah. (VTR/RS, 2020).

Kebijakan lain yang diberlakukan pemerintah Indonesia dalam rangka


mencegah penularan dan penyebaran Covid-19, adalah himbauan untuk
melakukan isolasi atau karantina mandiri. Esensi utama dalam pelaksanaan
isolasi mandiri adalah memisahkan orang yang berpotensi sebagai sumber
penyebar virus kepada orang-orang di sekitarnya. Isolasi mandiri perlu
dilakukan pada orang sakit yang telah melakukan pemeriksaan dan
ditemukan adanya virus SARS-CoV-2 di tubuhnya dan sangat berpotensi
untuk menularkan virusnya ke orang lain, orang dengan hasil rapid test
positif, serta yang memiliki keluhan yang menyerupai gejala penyakit
4

COVID-19, seperti suhu tubuh panas melebihi 38,5℃, batuk, serta saluran
pernapasan tidak nyaman (Zendrato, 2020).

Dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit Covid pemerintah telah


menerapkan kebijakan baru yaitu dengan protokol kesehatan bagi semua
masyarakat Indonesia. Self Awareness merupakan kesadaran atau kesiapan
diri terhadap peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar dan peristiwa
kognitif yang meliputi perasaan, memori, fisik, dan pikiran. Sikap ini perlu
dibangun oleh setiap orang agar lebih peka terhadap kondisi sekitar (Solso,
2016).Faktor-faktor yang mempengaruhi Self Awareness antara lain :
pikiran, perasaan, motivasi, perilaku, pengetahuan, lingkungan (Uswatun,
2017).

Self Awareness atau kesadaran diri adalah wawasan kedalam atau wawasan
mengenai alasan-alasan dari tingkah laku atau pemahaman diri sendiri dan
juga proses-proses mental sendiri atau mengenai eksistensi sebagai individu
yang unik (Chaplin, 2011). Seseorang dengan kesadaran diri (self
awareness) yang tinggi dapat secara akurat mengukur suasana hati, perasaan
mereka sendiri, dan memahami bagaimana perasaan mereka mempengaruhi
orang lain, terbuka terhadap umpan balik dari orang lain tentang bagaimana
cara untuk terus berkembang, dan mampu membuat keputusan yang tepat
meskipun ada ketidakpastian dan tekanan ( Okpara, 2015).

Disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata


tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya
tanpa adanya paksaan dari pihak luar menurut Arikunto (1980) Menurut
Acmad Yurianto juru bicara penanganan Covid-19 mengatakan bahwa new
normal adalah tatanan, kebiasaan, dan perilaku hidup bersih dan sehat.
Caranya yaitu dengan mencuci tangan dengan sabun, memakai masker saat
keluar rumah, jaga jarak dan menghindari kerumunan. Kedisplinan
memakai masker sudah menjadi peraturan yang wajib di patuhi selam
pandemic menyerang Indonesia hingga sekarang. Masker kini menjadi alat
5

pelindung diri (APD) yang harus digunakan untuk beraktivitas diluar rumah
(Kemenkes, 2020).

Menurut Kemenkes (2020) dijelaskan bahwa salah satu faktor yang paling
menyumbang kasus positif terbanyak karena ketidak disiplinan
menggunakan masker. Ketidakdisiplinan masyarakat menggunakan masker
saat beraktifitas dapat disebabkan karena produk masker yang tidak nyaman
sehingga orang terkadang sering melepas maskernya tanpa disadari. Adapun
alasan tidak nyaman juga penyebab salah satu seseorang kurang disiplin
dalam memakai masker dengan alasan sesak dan susah untuk bernafas.

Dalam penelitian Maharani dan Mustika (2016), dengan judul “Hubungan


Self Awareness Dengan Kedisiplinan Peserta Didik Kelas VIII di SMP
Wiyatama Bandar Lampung”. Dengan hasil penelitian yang menyatakan
bahwa peserta didik yang memiliki self awareness tertutup sebesar 41,7%
dan yang terbuka sebesar 58,3% sedangkan peserta didik yang disiplin
sebesar 78,3% dan yang tidak disiplin sebesar 21,7%.Terkait dengan jurnal
diatas, Self awareness seharusnya menjadi salah satu faktor dari
kedisiplinan masyarakat untuk selalu memakai masker saat berada diluar
rumah. Self awareness merupakan langkah yang diyakini dapat
mengantarkan individu mendapatkan keberhasilan hidup dengan membuat
suatu tujuan atas apa yang diinginkan.

Sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Cahyaningsih (2012), Universitas


Sebelas Maret, yang berjudul “Pengaruh Tingkat Pengetahuan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Terhadap Kedisplinan Pemakaian Masker Pada
Pekerja Bagian Winding PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta”, di
dapatkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan
keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh sebesar 51% terhadap
kedisiplinan pemakaian masker dengan p < 0,05. Hal ini dapat dilihat dari
pemahaman masyarakat tentang Covid-19 terkait penyebab, gejalanya,
memakai masker, menjaga jarak dan etika batuk/bersin pada umumnya
sudah tinggi, yakni sekitar 75 % (Sumber: Kemenkes, 2020). Sedangkan
tingkat kedisiplinan aktivitas masyarakat untuk melaksanakan protokol
6

Covid masih rendah, terutama kedisiplinan menggunakan masker, menjaga


jarak (physical distancing), mencuci tangan, menjaga kebersihan tubuh.

RT 04 RW 05 Kelurahan adalah salah satu tempat pemukiman tempat


tinggal yang berada ditengah kota. Peneliti memilih RT 04 untuk diteliti
karena RT 04 memiliki angka kesakitan Covid-19 yang tertinggi. Dan
Sebagian besar tempat tinggalnya saling berdekatan dan padat. Sehingga
rentan untuk terkena penyebaran Covid 19 apabila warganya tidak memakai
masker saat beraktifitas keluar rumah. Menurut data Puskesmas Kelurahan
Bintaro Tahun 2020 angka terkonfirmasi terpapar Covid-19 di daerah RT
04 RW 05 Kelurahan Bintaro sebanyak 92 jiwa, adapun korban meninggal
dunia sebanyak 15 jiwa, Jumlah Orang Dalam Pengawasan (ODP)
sebanyak 53 sedangkan jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak
84 dan yang telah sembuh sebanyak 75 jiwa. Kondisi ini kemungkinan
terjadi karena Tingkat self awareness atau kesadaran yang rendah sehingga
kedisiplinan warga RT 04 dalam menerapkan protocol kesehatan Covid-19
masih kurang baik terutama dalam memakai masker. Hal ini dibuktikan
dengan masih banyaknya warga yang melakukan aktifitas kumpul-kumpul
di pagi hari terutam ibu-ibu tanpa social distancing dan sebagian tidak
menggunakan masker, anak-anak masih bermain bebas seperti biasa tanpa
menggunakan masker dan bapak-bapak yang melakukan kerja bakti tanpa
memperhatikan social distancing dan tanpa menggunakan masker.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti terhadap 20 orang


warga RT 04 RW 05 yang melakukan aktifitas sehari-hari, peneliti
menemukan 10 orang (50%) tidak menggunakan masker, dan 20 orang
(100%) tanpa social distancing. Hasil wawancara peneliti terhadap 20 orang
tentang penyakit Covid 19 serta cara pencegahannya didapatkan data 10
orang (50%) sudah mengetahui dan 10 orang (50%) tidak mengetahui. Saat
ditanya mengenai protokol kesehatan, 15 orang ( 75%) sudah mengetahui
namun malas dalam menerapkan protocol kesehatan terutama memaki
masker dengan alasan memakai masker tidak nyaman dan nafas sesak dan
5 orang (5%) tidak mengetahui. Upaya yang sudah dilakukan oleh pejabat
7

setempat adalah melakukan sosialisasi tentang protokol kesehatan melalui


pemasangan spanduk di pinggir jalan dan mambangun wastafel umum untuk
warga setempat serta member sangsi bagi warga yang kedapatan tidak
memakai masker saat beraktifitas keluar rumah.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian dengan judul “Hubungan Self Awareness dengan kedisiplinan
memakai masker dimasa Era New Normal pada warga RT 04 RW 05
Kelurahan Bintaro”.

B. Perumusan Masalah
Self Awareness atau kesadaran diri akan pentingnya menerapkan protocol
kesehatan terutama memakai masker dalam rangka mengurangi
kemungkinan terjangkit Covid-19 patut tetap dikembangkan. Seiring
dengan tingginya self awareness maka akan diikuti juga dengan baiknya
kedisipilinan dalam pemakaian masker . Hal ini bisa dijadikan benang
merah, jika masyarakat umum sadar dan mampu akan menjaga ketahanan
dan kesehatan dirinya mengahadapi pandemic menjadi wujud nyata
kontribusi dalam menekan angka penyebaran Covid-19 (Sabriana &
Indrawan , 2020).

Dalam Kenyataannya masih rendahnya Self Awareness atau kesadaran diri


dalam kedisipilinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan
pada Warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro seperti melakukan kumpul-
kumpul di pagi hari tanpa memakai masker dan tanpa ada social distancing,
anak-anak masih bermain bebas tanpa memakai masker dan bapak-bapak
yang masih melakukan kerja bakti tanpa memakai masker dan social
distancing. Berdasarkan uraian tersebut maka maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut “Apakah terdapat hubungan self awareness
dengan kedisiplinan memakai masker di masa era normal pada warga RT 04
RW 05 Kelurahan Bintaro?”.
8

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan self awareness dengan kedisiplinan memakai
masker dimasa era new normal pada warga RT 04 RW 05 Kelurahan
Bintaro.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik responden dalam penggunaaan
masker berdasarkan umur, jenis kelamin dan Pendidikan pada
warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro.
b. Untuk mengetahui gambaran self awareness memakai masker pada
warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro.
c. Untuk mengetahui gambaran kedisiplinan memakai masker pada
warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro.
d. Menganalisa hubungan self awareness dengan kedisiplinan
memakai masker pada warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, manfaat tersebut
antara lain:
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya dengan
variable yang berbeda.Penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan
mengenai self awareness pada warga dalam kedisiplinan memakai
masker, sehingga dapat mencegah penyebaran virus Covid-19.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Penelitian ini dapat menjadi masukkan dalam memberikan asuhan
keperawatan komunitas, khususnya dalam memberikan edukasi kepada
warga dalam penanganan pencegahan Covid-19.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik
1. Konsep Self Awareness
a. Pengertian Self Awareness
Chaplin (2001) Self – awareness atau kesadaran diri adalah wawasan
kedalam atau wawasan mengenai alasan-alasan dari tingkah laku sendiri
atau pemahaman diri sendiri. Dahlan (2015) Kesadaran diri merupakan
aspek utama dalam dimensi psikologis individu. Keberadaannya
merupakan gambaran umum mengenai pemahaman, evaluasi, dan
pengenalan jati diri.

Igbinovia (2016) Kesadaran diri (self awareness) menjadi dasar dari


tumbuhnya perilaku kecerdasan emosi dimana kesadaran diri mengacu
kepada kemampuan untuk membaca emosi sendiri dan mengenali
dampaknya untuk memandu keputusan termasuk keputusan dalam
karier sehingga penting bagi individu untuk memiliki penilaian diri yang
akurat dengan mengetahui kekuatan dan keterbatasannya sendiri.

Okpara (2015) Memiliki kesadaran diri (self awareness) yang tinggi


memungkinkan seseorang untuk mengetahui atau memahami kekuatan
dan kelemahan, nilai-nilai, dan motivasinya. Seseorang dengan
kesadaran diri (self awareness) yang tinggi dapat secara akurat
mengukur suasana hati, perasaan mereka sendiri, dan memahami
bagaimana perasaan mereka mempengaruhi orang lain, terbuka terhadap
umpan balik dari orang lain tentang bagaimana cara untuk terus
berkembang, dan mampumembuat keputusan yang tepat meskipun ada
ketidakpastian dan tekanan.
Daliana (2016), “Kesadaran adalah kesiapan (awareness) terhadap
peristiwa yang di lingkungan sekitarnya dan peristiwa kognitif yang
terdiri dari memori, pikiran, perasaan dan sensasi fisik”.

9
10

Howard (2017) kesadaran diri adalah kemampuan mengenali perasaan,


alasannya merasakan hal tersebut, serta menyadari pengaruh perilaku
seseorang terhadap orang lain. Hal tersebut meliputi kemampuan
menyampaikan secara jelas pikiran dan perasaan seseorang, membela
diri dan mempertahankan pendapat (asertif), mengarahkan dan
mengendalikan diri, kemampuan untuk mandiri, mengenali dan
menerima kekurangan serta kelebihan dirinya, mewujudkan potensi
yang dimiliki, serta puas dengan potensinya tersebut.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kesadaran diri


(self awareness) merupakan kamampuan seseorang untuk mengetahui
dan memahami dirinya meliputi kelebihan dan kelemahan, dorongan,
nilai, serta dampaknya terhadap orang lain yang dapat memandu
individu dalam pengambilan keputusan yang tepat.

b. Kemampuan dalam Kesadaran Diri (Self Awareness)


Goleman mengartikan kesadaran diri sebagai kemampuan seseorang
untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, dorongan, nilai, dan
dampaknya pada orang lain. Lebih lanjut Goleman yang dikutip oleh
Ramdani (2018) menyebutkan terdapat tiga kemampuan dalam
kesadaran diri (self awareness) antara lain:

1) Kemampuan dalam mengenali emosi serta pengaruh dari emosi


tersebut. Individu dengan kecakapan ini akan mengetahui makna
dari emosi yang mereka rasakan serta mengapa emosi tersebut
terjadi, menyadari keterkaitan antara emosi yang dirasakan dengan
apa yang dipikirkan, mengetahui pengaruh emosi mereka terhadap
kinerja, serta mempunyai kesadaran yang dapat dijadikan pedoman
untuk nilai-nilai dan tujuan-tujuan individu.
2) Kemampuan pengakuan diri yang akurat meliputi pengetahuan akan
sumber daya batiniah, kemampuan dan keterbatasan diri. Individu
dengan kecakapan ini menyadari kelebihan dan kelemahan dirinya,
menyediakan waktu untuk instropeksi diri, belajar dari pengalaman,
11

dapat menerima umpan balik maupun perspektif baru, serta mau


terus belajar dan mengembangkan diri. Selain itu individu juga
menunjukkan rasa humor serta bersedia memandang diri dari banyak
perspektif.
3) kebenaran, serta tegas dan mampu membuat keputusan yang tepat
walaupun dalam keadaan yang tidak pasti.

c. Kerangka Kerja Self Awareness


Karakteristik utama kerangka kerja self awareness Solso (2016) adalah
attention, wakefulness, architecture, recall of knowledge, dan emotive.
1) “Attention (Perhatian) merupakan pemusatan sumber daya mental
baik ke hal yang eksternal atau pun yang internal”. Self awareness
dapat diarahkan dari peristiwa eksternal atau pun internal.
2) “Wakefulness (Kesiagaan) merupakan kondisi yang dialami
seseorang setiap hari.
3) Pada saat seseorang tertidur dan bangun keesokan harinya akan
terjaga (seharusnya)”.
4) “Architecture adalah sebuah aspek fisiologis, dimana kesadaran
bukan proses tunggal yang dilakukan oleh sebuah neuron tunggal”.
5) “Recall of knowledge (Mengingat Pengetahuan) adalah proses
pengambilan pengetahuan tentang diri pribadi dan lingkungan yang
ada di sekelilingnya”. Self awareness dapat mengambil pengetahuan
dari diri sendiri dengan mengingat informasi-informasi atau ilmu-
ilmu yang ada pada diri dan lingkungan sekitarnya.
6) “Emotive (emotif) adalah komponen-komponen afektif yang
diasosiasikan dengan kesadaran”. Self awareness dapat membentuk
perasaan atau emosi.

d. Jenis-jenis Kesadaran Diri (Self Awareness)


Kesadaran diri (self awarenes) dibagi menjadi dua jenis yakni kesadaran
diri objektif dan kesadaran diri subjektif. Kesadaran diri yang objektif
12

digambarkan sebagai proses di mana diri mengarahkan perhatiannya ke


dalam, sedangkan kesadaran diri subyektif adalah ketika perhatian
diarahkan menjauh dari diri (Galleno & Liscano, 2013).

Hal tersebut selaras dengan yang diutarakan oleh Duval dan Wicklund
bahwa Kesadaran diri yang obyektif adalah keadaan di mana individu
berfokus pada dirinya sebagai objek perhatian.Ketika perhatian
seseorang difokuskan ke dalam diri maka perhatian bergeser ke aspek-
aspek penting diri.Sedangkan ketika perhatian individu berfokus pada
lingkungan, semua perhatiannya diarahkan pada aspek-aspek penting
dari situasi, yang membuat seseorang menyadari dan mampu
membedakan antara dirinya dengan lingkungan fisik atau sosial sebagai
ciri dari kesadaran diri subjektif (Williams, 1985).

e. Sifat dan Kecakapan dalam Self Awareness


Dalam pembentukan self awareness dibutuhkan sebuah kecakapan-
kecapakan yang muncul sebagai sebuah kesadaran, menurut Ramdani
(2018) kecakapan-kecakapan tersebut antara lain:
1) Mengenal emosi; mengenali emosi diri dan pengaruhnya, orang
dengan kecakapan ini akan:
a) Mengetahui emosi makna yang sedang mereka rasakan dan
mengapa terjadi.
b) Menyadari keterkaitan perasaan mereka dengan yang mereka
pikirkan mengetahui bagaimana perasaan mereka yang
mempengaruhi kinerja.

c) Mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai


dan sasaran-sasaran mereka.

2) Pengakuan diri yang akurat: mengetahui sember daya batiniah


kemampuan dan keterbatan ini, orang dengan kecakapan ini akan
a) Sadar tentang kekuatan dan kelemahan-kelemahannya
13

b) Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari pengalaman,


terbuka bagi umpan balik yang tulus, terus menerus belajar dan
mengembangkan diri
c) Mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang
diri sendiri dengan perspektif yang luas.
3) Kepercayaan diri: kesadaran yang kuat tentang harga diri dan
kemampuan diri sendiri, orang dengan kemampuan ini akan
a) Berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan
b) mampu keberadaannya
c) Berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan
bersedia berkorban demi kebenaran
d) Tegas, membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan
tidak pasti.

f. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Self Awareness


Menurut (Uswatun, 2017) faktor yang mempengaruhi self awareness
antara lain:
1) Pikiran
Berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan dimulai
dengan adanya suatu masalah. Pikiran sendiri terdiri dari dua yaitu
pikiran sadar dan pikiran bawah sadar.
2) Perasaan
Perasaan merupakan keadaan individu sebagai akibat dari persepsi
dan stimulus yang bersifat internal dan eksternal.Dari beberapa
sifat tertentu perasaan berkaitan dengan persepsi dan hasil reaksi
dari stimulus.
3) Motivasi
Motivasi merupakan sesuatu yang timbul pada diri seseorang yang
sadar maupun tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan
tujuan tertentu.
4) Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia yang
14

mempunyai bentangan arti yang sangat luas seperti berjalan,


berbicara, menangis, tertawa dan sebagainya.
5) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil mengingat sesuatu hal, termasuk
mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik sengaja
maupun tidak disengaja.
6) Lingkungan
Lingkungan Merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar
manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan
perilaku orang tersebut.

Dalam salah satu upaya pertama untuk mengembangkan skala untuk


mengukur kesadaran diri. Fenigstein, Scheier & Buss (2016)
menyarankan dimensi sebagai berikut:
1) Kepekaan terhadap perasaan batin
Orang yang memiliki perasaan batin ia akan mampu menghargai
dan menilai dirinya, di samping itu ia juga tanggap terhadap
lingkungan sekitar yang membutuhkan bantuannya. Mampu
merasakan perasaan orang lain dan peka terhadap kondisi
lingkungan.
2) Mengakui hal positif dan negatif dalam dirinya
Mengakui hal positif dan negatif dalam dirinya adalah orang yang
mampu memahami dan mengerti apa kekurangan dan kelebihannya
dalam dirinya, ia tahu mana sifat dan perilakunya yang baik dan
tidak baik.
3) Perilaku introspektif
Orang yang intropektif adalah orang yang bisa menyadari apa yang
menjadi kesalahannya, ia akan mampu memperbaiki dirinya saat ia
15

berbuat salah, dan berani mengakui kesalahan yang pernah ia


lakukan.
4) Sadar diri dalam bertindak
Orang yang memiliki kesadaran diri ia akan membayangkan
dirinya saat ia akan bertindak, mampu berfikir positif dan
negatifnya saat ia melalukan segala sesuatu dan mampu berfikir
secara rasional mengenai fakta akan dirinya.
5) Sadar akan penampilan fisik dan kemampuan dirinya
Orang yang memiliki kesadaran ia akan sadar diri terhadap dirinya
terasuk fisiknya dan kemampuannya. Ia tahu porsinya dimana ia
harus bersikap dan bertindak di depan umum. Ia bisa menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan sekitarnya dan bisa menghargai orang
lain yang memiliki penampilan fisik dan kemampuan yang berbeda
darinya.
6) Menerima penilaian orang lain
Orang yang memiliki kesadaran diri ia akan selalu bisa menerima
kritikan orang, kemudian dari kritikan tersebut akan ia jadikan
sebagai sebuah masukkan untuk membenahi dirinya dan saat di
nilai orang lain, ia pun tak akan terseinggung, ia selalu positif
thingking terhadap pendapat orang atas dirinya.

g. Manfaat Self Awareness


Ali ( 2013) memaparkan manfaat kesadaran diri yang terangkum dalam
6 bagian yaitu:
1) Kesadaran diri adalah alat kontrol kehidupan. Yang paling penting
dalam konteks ini adalah seorang Mukmin bisa tahu bahwa ia
adalah ciptaan Tuhan yang sangat berharga dan tidak melihat
2) yang senantiasa mencari alasan bagi keberadaan hidupnya. Melalui
kesadaran diri, perenungan dan tujuan penciptaan, orang akan
3) sadar bahwa pribadi masing-masing itu unik (berbeda satu sama
lain) dengan satu misi dalam kehidupan.
16

4) Manusia akan memperoleh bantuan besar dalam menghargai unsur


kesadaran dengan benar dan kritis terhadap proses perkembangan
dan penyucian ruhani.

h. Ciri-ciri Individu dengan Self-Awareness yang baik


Glenn (2008), ciri-ciri individu yang mempunyai self-awareness yang
baik adalah sebagai berikut:

1) Memahami diri sendiri. Individu dapat memahami keadaan dirinya,


apa yang menjadi keinginannya ke arah yang baik. Misalnya, ia
dapat mengambil keputusan terbaik bagi kehidupannya, apa punya
yang dilakukannya merupakan gambaran dirinya sendiri, sehingga
ia pun dapat bertanggungjawab pada dirinya sendiri.
2) Menyusun tujuan hidup dan karir dengan tepat. Individu dapat
melakukan perencanaan mengenai tujuan hidup dan karir di masa
depan sesuai dengan bakat dan minat yang ia miliki.
3) Membangun relasi dengan orang lain. Individu dapat membangun
dan mengembangkan hubungan interpersonal secara lebih baik.
4) Membangun nilai-nilai keberagamaan. Individu menjadikan agama
sebagai salah satu pedoman yang akan menuntun hidupnya lebih
bermakna, menyadari tujuan ia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa.
5) Mampu menyeimbangkan antara tuntutan kebutuhan diri dengan
kebutuhan komunitas. Individu tidak melulu dikuasai oleh
egoisitas pribadi, tetapi juga dapat memahami kepentingan orang
lain.
6) Mengembangkan kontrol diri terhadap stimulus dengan tepat.
Individu mampu mengontrol dirinya sendiri terhadap stimulus
17

dengan kesadaran penuh mengenai baik dan buruknya stimulus


tersebut terhadap dirinya.

i. Fungsi-fungsi Self awareness


Solso ( 2008) mengungkapkan sejumlah fungsi kesadaran diri, berikut
ini adalah penjabaran fungsi-fungsi tersebut:

1) Konteks-setting (context-setting), yakni fungsi dimana sistem-


sistem bekerja mengidentifikasi korteks dan pengetahuan
mengenai sebuat stimuli yang datang dalam memori. Fungsi ini
berperan untuk menjernikan pemahaman mengenai stimulus yang
bersangkutan.
2) Adaptasi dan pembelajaran (adaptation and learning), yakni fungsi
yang mengendalikan bahwa keterlibatan sadar di perlukan untuk
menangani informasi baru dengan sukses.
3) Prioritisasi (prioritizing), yakni fungsi akses dimana kesadaran
diperlukan untuk mengakses besarnya jumlah informasi yang
tersedia di tingkat ketidaksadaran.
4) Rekrutmen dan kontrol (recruitment and control), yakni fungsi
dimana kesadaran memasuki sistem-sistem motorik untuk
menjalankan tindakan-tindakan sadar.
5) Pengambilan keputusan (decision-making), yakni fungsi eksekutif
yang berperan membawa informasi dan sumber daya keluar dari
ketidaksadaran untuk membantu pengambilan keputusan dan
penerapan kendali.
6) Deteksi dan penyuntingan kekeliruan (error detection and editing),
yakni fungsi yang berfokus pada kesadaran yang memasuki sisten
norma kita. Sehingga kita dapat mengetahui saat kita membuat
suatu kekeliruan.
7) Pengorganisasian dan fleksibilitas (organization and flexibility),
yakni fungsi yang memungkinkan kita mengendalikan fungsi-
fungsi otomatis dalam situasi-situasi yang telah dapat
18

diprediksikan, namun sekaligus memungkinkan kita memasuki


sumber-sumber daya pengetahuan yang terspesialisasi dalam
situasi-situasi tidak terduga.

j. Tahap-Tahap Dalam Self Awareness


Sarwono (2010) untuk mencapai kesadaran diri yang kreatif seseorang
harus melalui empat tahapan yaitu:
1) Tahap ketidaktahuan
Tahap ini terjadipada seorang anak yang masih bayi yang belum
memiliki kesadaran diri atau disebut juga dengan tahap kepolosan
2) Tahap berontak
Tahap ini identik memperlihatkan rasa permusuhan dan
pemberontakan untuk memperoleh kebebasan usaha membangun
"inner strength" pemberontakan ini merupakan tahap wajar sebagai
masa transisi yang perlu dialami dalam pertumbuhan, menghentikan
ikatan-ikatan lama untuk masuk ke situasi yang baru dengan
keterkatan yang baru pula.
3) Tahap kesadaran normal akan diri
Dalam tahap ini seseorang dapat melihat kesalahan-kesalahannya
untuk kemudian membuat dan mengambil tindakan yang
bertanggung jawab. Belajar dari pengalaman-pengalaman sadar
akan diri disini di maksudkan satu kepercayaan yang positif terhadap
kemampuan diri. Kesadaran diri ini memperluas pengendalian
manusia atas hidupnya dan tahu bagaimana harus mengambil
keputusan dalam hidupnya.
4) Tahap kesadaran diri yang kreatif
Dalam tahap ini seseorang mencapai kesadaran diri yang kreatif
mampu melihat kebenaran secara objektif tanpa disimpangkan oleh
perasaan-perasaan dan keinginan-keinginan subjektifnya. Tahapan
ini bisa diperoleh antara lain melalui aktifitas religious, ilmiah atau
dari kegiatan-kegiatan di luar yang dilakukannya secara rutin.
Melalui tahapan ini seseorang mampu melihat hidupnya dari
19

perspektif yang lebih luas, bisa memperoleh inspirasi-inspirasi dan


membuat peta mental yang menunjukan langkah dan tindakan yang
akan diambilnya.

k. Pengukuran Self Awareness


Cara pengukuran Self Awarenees menggunakan metode skala Likert
dalam bentuk ceklist variable self awareness dengan indikator pikiran,
perasaan, motivasi, perilaku, pengetahuan dan Lingkungan. Dan untuk
mengukur hasil dari pengukuran tersebut menggunakan cut of point by
Median.

2. Konsep Kedisiplinan
a. Pengertian Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan latihan waktu dan batin agar segala perbuatan
seseorang sesuai dengan peraturan yang ada.Kedisiplinan berhubungan
dengan pembinaan, pendidikan dan perkembangan pribadi
manusia.Manusia atau individu menjadi sasaran dalam pembinaan
tersebut dengan segala aspek keseluruhannya.Semua aspek tersebut
diatur, dibina dan dikontrol hingga pribadi yang bersangkutan mampu
mengatur dirinya sendiri (Unaradjan, 2003).

Tulus (2004) kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan


terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan
nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

Sirait (2008) menyatakan bahwa tujuan utama dari sebuah sikap


kedisiplinan adalah untuk mengarahkan seseorang supaya ia mampu
untuk mengontrol dirinya sendiri. selain itu juga supaya seseorang dapat
melakukan aktivitas dengan terarah, sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

Wirantasa (2017) kedisiplinan adalah bersedia untuk taat, tunduk, nurut,


dan patuh terhadap aturan, norma-norma (norma agama maupun
20

kesusilaan) baik norma itu tertulis ataupun tidak tertulis, serta norma itu
didalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat,

b. Karakteristik Disiplin
Menurut Shochib (2010), “Disiplin memiliki peran yang penting untuk
membentuk individu yang memiliki budi pekerti yang mantap dan
stabil, proses untuk memiliki budi perkerti tersebut memerlukan Latihan
disiplin yang baik juga”. Menurut Tu’u (2004) menyatakan mengenai
pentingnya karakter disiplin pada seseorang, yaitu sebagai berikut:
1) Disiplin muncul karena kesadaran diri seseorang, jika seseorang
memiliki kesadaran diri terhadap pentingnya disiplin, maka
seseorang tersebut akan berhasil.
2) Memberikan dukungan positif pada proses pembelajaran karena
memiliki kondisi lingkungan yang tertib dan kondusif.
3) Mejadikan seseorang memiliki sikap tertib dan teratur.
4) Disiplin dapat mencapai kepada kesuksesan seseorang baik.

c. Fungsi Kedisiplinan
Ada beberapa fungsi kedisiplinan Tulus (2004) sebagai berikut:
1) Menata hidup bersama
Sebagai makhluk individu, manusia juga sebagai makhluk sosial
yang selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam hubungan ini
diperlukan adanya norma, nilai dan peraturan yang harus di
laksanakan untuk mengatur agar kehidupan dan kegiatan berjalan
dengan lancar dan baik.
2) Membangun kepribadian
Membangun kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh
faktor lingkungan, keluarga dan pergaulan.Dengan adanya
kedisiplinan, seseorang dibiasakan untuk mengikuti, mematuhi dan
mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungannya.
21

Lingkungan yang berdisiplin baik akan menjadikan seseorang


memiliki kepribadian baik, dan sebaliknya.
3) Melatih kepribadian
Memiliki kedisiplinan yang baik terbentuk dari suatu proses yang
membutuhkan waktu panjang dan terus dilakukan latihan,
pembiasan diri, mencoba, berusaha dengan gigih dan bahkan dengan
terpaan keras.
4) Menciptakan lingkungan kondusif
Menjaga keamanan dan kenyaman bersama merupakan awal yang
harus dilakukan pedagang dan pembeli. Dengan selalu mematuhi
peraturan-peraturan yang berlaku akan menjadikan tempat yang
akan memberikan manfaat untuk pedagang dan pembeli.

d. Jenis-jenis Kedisiplinan
Menurut Rachman (2000) mengatakan bahwa jenis-jenis untuk
menciptakan sebuah kedisiplinan yang akan tertimbul, antara lain:
1) Self imposed disipline yaitu kedisiplinan yang timbul dari diri sendiri
karene kerelaan, kesadaran dan bukan dari paksaan. Hal ini terjadi
karena seseorang merasa terpenuhi kebutuhannya dan merasa telah
menjadi bagian organisasi sehingga orang akan tergugah hatinya
untuk sadar dan sukarela memeuhi peraturan yang ada.
2) Command disipline yaitu kedisiplinan yang timbul karena paksaan,
perintah dan hukuman. Kedisiplinan ini timbul bukan karena
sukarela dan kesadaran dari diri sendiri.

e. Faktor-faktor Kedisiplinan
Arifin (2015) pembentukan sikap disiplin, bukan merupakan sesuatu
yang terjadi secara otomatis atau spontan pada diri seseorang, melainkan
sikap tersebut terbentuk atas dasar beberapa faktor yang mempengaruhi
dan pembentukan ini tentu melalui beberapa proses secara bertahap.
22

Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplian dapat digolongkan


menjadi dua antara lain:
1) Faktor Internal
Faktor yang berasal dari diri sendiri yang mampu memberi dorongan
untuk bersikap disiplin dengan baik, tanpa dorongan dari luar atau
orang lain. Dorongan yang juga mampu membiasakan seseorang
untuk berdisiplin terus menerus dan sanggup mengerjakan sesuatu
dengan senang hati tanpa paksaan.Dalam hal ini keadaan fisik dan
psikis seseorang mempengaruhi unsur pembentukan disiplin dalam
individu.
a) Keadaan fisik
Individu yang sehat secara fisik atau biologis akan dapat
melaksanakan tugas-tugas yang ada denagan baik. Dengan
penuh vitalitas dan ketenangan. Dalam situasi semacam ini,
kesabaran individu tidak akan terganggu, sehingga ia akan
mentaati norma-norma atau peraturan yang ada secara tanggung
jawab.
b) Keadaan psikis
Keadaan fisik sesorang mempunyai kaitan erat dengan keadaan
batin atau psikis seseorang tersebut.Karena hanya orang-orang
yang normal secara psikis atau mental yang dapat menghayati
norma-norrma yang ada dalam masyarakat.Disamping itu,
terdapat beberapa sifat atau sikap yang menjadi penghalang
usaha pembentukan perilaku disiplin pada diri individu.Seperti
sifat perfectionis, perasaan sedih, perasaan rendah diri atau
inferior.

2) Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari diri seseorang, yang mampu memberi
dorongan untuk berdisiplin. Faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi kedisiplinan yaitu:
23

a) Faktor keluarga
Keluarga sebagai tempat pertama dan utama dalam pembinaan
pribadi seseorang.Keluarga dapat menjadi faktor pendukung
atau Penghambat usaha pembinaan perilaku disiplin.Jadi orang
tua memegang peran penting bagi perkembangan disiplin dari
anggota keluarga, seperti penanaman sikap disiplin sejak dini,
yang mana penanaman sejak dini ini harus diterapkan didalam
kehidupan keluarga.
b) Faktor masyarakat
Lingkungan tidak kalah penting dalam usaha penanaman
kedisiplinan. Disiplin merupakan cara masyarakat dalam
mengajarkan anak mengenai perulaku moral yang disetujui
kelompok dimana diperlukan unsur kesukarelaan dan adanya
kesadaran diri. Artinya, kemauan dan kemampuan untuk
berprilaku sesuai aturan yang disetujui kelompok, perilaku ini
muncul dari dalam diri tanpa adanya paksaan.
c) Faktor teman
Teman dalam lingkungan kerja sangat memberi pengaruh besar
dalam berdisiplin. Karena teman dalam lingkungan kerja dalah
orang yang setiap hari kita ajak berkomunikasi dan berinteraksi,
sehingga kebiasaan dan tingkah laku teman-teman akan sangat
mempengaruhi perilaku seseorang, baik perilaku positif maupun
perilaku negative.
d) Pembiasaan
Perilaku disiplin merupakan latihan atau pembiasaan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan pembasaan atau latihan, lama
kelamaan akan tertanam jiwa disiplin yang kuat dalam diri
individu, yang nantinya akan tercermin dalam sikap dan tingkah
laku sehari-harinya.
24

f. Tujuan Kedisiplinan
Menurut Durkheim dan White tujuan disiplin adalah :
1. Untuk mengontrol kemauan didalam diri sendiri
2. Agar seseorang dapat menjadi pengendali atau pengontrol atas
dirinya sendiri.
3. Untuk memperbaiki berbagai kebiasaan seseorang
4. Untuk menciptakan dan mengembangkan suatu keteraturan dalam
berbagai Tindakan manusia.
5. Untuk memeberikan sasaran tertentu yang ingin dicapai sekaligus
membatasi cakrawala.
6. Mentaati segala peraturan atas dasar prinsip bukan paksaan.

g. Pengukuran Kedisiplinan
Cara pengukuran Kedisiplinan menggunakan metode skala Likert dalam
bentuk ceklist variable Kedisiplinan dengan indikator Keadaaan fisik,
keadaan psikis, factor keluarga, faktor masyarakat, faktor teman,dan
pembiasaan. Dan untuk mengukur hasil dari pengukuran tersebut
menggunakan cut of point by Median.

h. Tinjauan Tentang Masker


Masker adalah perlindungan pernafasan yang digunakan sebagai metode
untuk melindungi individu dari menghirup zat-zat bahaya atau
kontaminan yang berada di udara, perlindungan pernafasan atau masker
tidak dimaksudkan untuk menggantikan metode pilihan yang dapat
menghilangkan penyakit, tetapi digunakan untuk melindungi secara
memadai pemakainya menurut Cohen & Birdner (2012).

Kemenkes, (2020) melalui Direktur Jenderal Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit dr. Achmad Yurianto mengimbau masyarakat
untuk memakai masker yang baik dan bahan yang benar. Ada tiga jenis
masker yang direkomendasikan antara lain masker N95, masker bedah,
dan masker kain. Untuk masker kain pun tidak boleh sembarangan
25

dengan kain tipis seperti masker scuba tidak diperbolehkan dan bila
memakai kain tersebut harus dua lapis.

Masker berfungsi untuk melindungi dari debu atau partikel-partikel


yang lebih kasar yang masuk ke dalam saluran pernafasan.Masker
terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu. Terdiri atas beberapa
jenis masker yaitu:
1. Masker penyaring debu
Masker ini berguna untuk melindungi pernafasan dari serbuk-serbuk
logam, penggerindaan atau serbuk kasar lainya.
2. Masker berhidung
Masker ini dapat menyaring debu atau benda sampai ukuran 0,5
mikron, bila kita sulit bernafas waktu memakai alat ini maka
hidungnya harus diganti karena filternya tersumbat oleh debu. Alat
pelindung pernapasan/masker diperlukan di tempat kerja dimana
udara didalamnya tercemar.Pencemaran udara berkisar dari
pencemaran yang tidak berbahaya sampai pada pencemaran yang
sangat berbahaya. Bahan pencemaran udara biasanya dalam bentuk
debu, uap, gas, asap, atau kabut. Untuk menentukan alat pelindung
diri pernapasan, maka lebih dahulu ditentukan jenis dan kadar bahan
pencemar yang ada serta dievaluasi tingkat bahayanya.
3. Masker bertabung
Masker bertabung mempunyai filter yang baik daripada masker
berhidung. Masker ini sangat tepat digunakan untuk melindungi
pernafasan dari gas tertentu.Bermacam-macam tabungnya tertulis
untuk macam-macam gas yang sesuai dengan jenis masker yang
digunakan.
4. Masker kertas
Masker ini digunakan untuk menyerap partikel-pertikel berbahaya
dari udara agar tidak masuk ke jalur pernafasan.Pada penggunaan
masker kertas, udara disaring permukaan kertas yang berserat
26

sehingga partikel-partikel halus yang terkandung dalam udara tidak


masuk ke saluran pernafasan.

Indriyani (2021) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan


memakai masker, yaitu:
1) Panas
2) Sesak
3) Tidak nyaman
4) Mengganggu pekerjaan
5) Tidak ada pengawasan

Salah satu kebijakan yang dianggap sangat efektif untuk mencegah


penularan Covid-19 antar individu adalah dengan menerapkan
kewajiban menggunakan masker apabila seorang individu harus berada
di luar rumah, berada di tempat umum, atau sedang menjadi terduga
sebagai penderita Covid-19. Kebijakan ini dilakukan untuk membatasi
penyebaran percikan air liur (droplets) dari penderita Covid19 kepada
orang yang sehat.Meskipun awalnya kebijakan ini ditujukan kepada
individu-individu yang sedang menderita batuk atau menjadi terduka
penderita Covid-19 saja; namun untuk lebih melindungi masyarakat
maka pada akhirnya diterapkan menyeluruh untuk semua masyarakat
baik yang sedang sakit maupun yang sehat.

Setiap orang diwajibkan menggunakan masker penutup wajah ketika


berada di tempat umum ketika kebijakan physical distancing sulit untuk
dilaksanakan dengan disiplin. Masker kain direkomendasikan sebagai
penghalang sederhana untuk mencegah aerosol pernapasan di udara
terhirup oleh orang lain pada saat orang dengan infeksi Covid-19 bersin,
batuk, atau berbicara. Hal ini disebut sebagai kontrol sumber.
Rekomendasi ini berdasarkan hal yang telah diketahui tentang dampak
pernapasan dalam penyebaran virus yang menyebabkan Covid-19
dikaitkan dengan bukti yang didapatkan dari studi klinis dan
27

laboratorium yang menunjukkan masker kain mengurangi semprotan


saat dipakai dengan baik yakni menutupi hidung, mulut hingga dagu.
Covid-19 menyebar terutama pada orang-orang yang berjarak sekitar 1
meter, sehingga penggunaan masker kain sangat penting ketika orang-
orang saling berdekatan satu sama lain atau pembatasan jarak sulit untuk
dilaksanakan (CDC, 2020).

Bukti bahwa masker wajah dapat memberikan perlindungan yang


efektif terhadap infeksi pernapasan di masyarakat masih langka.Sangat
sedikit penelitian berkualitas yang tersedia tentang penggunaan masker
kain, terutama dalam konteks non-medis.Penggunaan masker kain
selama pandemi coronavirus (Covid-19) sampai dengan saat ini masih
diperdebatkan (Tirupathi, Bharathidasan, Palabindala, Salim, & Al
Tawfiq, 2020).

3. Era New Normal


Menurut Achmad Yurianto juru bicara penanganan COVID-19 mengatakan
bahwa new normal adalah tatanan, kebiasaan, dan perilaku yang baru
berbasis pada adaptasi untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan
sehat.Caranya yaitu dengan mencuci tangan dengan sabun, memakai
masker saat keluar rumah, jaga jarak dan menghindari kerumunan
(Pemerintah RI, 2020).

Wabah ini telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global.Virus ini


sempat membuat semua kegiatan sehari-hari manusia terhambat.Karantina
saja mungkin tidak cukup untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 ini,
dan dampak global dari infeksi virus ini adalah salah satu yang semakin
memprihatinkan (Sohrabi ,2020).

Pemerintah Indonesia telah melakukan banyak langkah-langkah dan


kebijakan untuk mengatasi permasalahan pandemic ini.Salah satu langkah
awal yang dilakukan oleh pemerintah yaitu mensosialisasikan gerakan
Social Distancing untuk masyarakat. Langkah ini bertujuan untuk memutus
28

mata rantai penularan pandemi Covid-19 ini karena langkah tersebut


mengharuskan masyarakat menjaga jarak aman dengan manusia lainnya
minimal 2 meter, tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain serta
menghindari pertemuan massal (Buana D.R, dalam Putri, 2020).

Pandemi Covid-19 memberikan banyak kerusakan pada berbagai sector di


kehidupan manusia, berbagai aspek kehidupan menjadi kacau baik itu dunia
perekonomian, kesehatan, pembangungan, bahkan pendidikan.Untuk
melawan penyebaran Covid-19 pemerintah Indonesia mengeluarkan
tindakan tegas agar seluruh rakyat Indonesia dapat melakukan PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar).Warga yang memang harus keluar
rumah pun harus mengikuti potokol kesehatan yang sudah berlaku seperti
memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mencuci
tangan.

Yuliana (2020) Pada awal tahun 2020, dunia dikagetkan dengan


menyebarnya wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah
melanda 215 negara di dunia.Diketahui asal virus ini berasal dari Wuhan,
Tiongkok.Virus ditemukan di Bulan Desember akhir tahun 2019. World
Health Organization (WHO) memberi nama pada virusbaru tersebut Severe
acute respiratory syndrome corovavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama
penyakitnya Coronavirus disease 2019 (COVID-19)).

Beberapa kebijakan umum yang dilakukan oleh pemerintah untuk menahan


laju penularan Covid-19 dengan menerapkan: (1) Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB); (2) Pembatasan mobilisasi penduduk antar daerah
dengan pengetatan ijin keluar masuk daerah melalui sistem pengecekan
SWAB dan Rapid Test Covid- 19 di bandara, stasiun kereta api, pelabuhan
laut dan pintu-pintu masuk perbatasan antar daerah; (3) Penegasan
Kebijakan 3 M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak);
(4) Penerapan Sistem Kerja dari Rumah (Work From Home) pada kantor-
kantor pemerintah; (5) Penerapan Sistem Belajar Daring pada proses
belajarmengajar di sekolah dan perguruan tinggi; (6) Pemberlakuan
29

Kebijakan Isolasi kepada individu terduga (suspect) Covid-19; hingga (7)


Himbauan sosial untuk tetap dirumah saja (stay at home) kepada sebanyak
mungkin warga masyarakat. Selain dari kebijakan-kebijakan tersebut masih
banyak lagi kreasi kebijakan yang dilakukan secara mandiri oleh masing-
masing pemerintah daerah dan masyarakat di tempatnya masing-masing.

B. Penelitian Terkait
Kerangka teori penelitian adalah model konseptual yang menggambarkan
hubungan diantara berbagai macam faktor yang telah di indentifikasi sebagai
sesuatu hal yang penting bagi suatu masalah.(Notoatmojo, 2015).
1. Cahyaningsih (2012), dengan judul “Pengaruh Tingkat Pengetahuan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kedisplinan Pemakaian
Masker Pada Pekerja Bagian Winding PT Iskandar Indah Printing Textile
Surakarta” . Dengan menggunakan metode observasional analitik dengan
pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian adalah 31 pekerja bagian
winding dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dengan teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner dan pengamatan. Teknik
analisis data yang digunakan yaitu uji statistic Chi Square dan koefisien
kontingensi. Dan hasil penelitian yang menyatakan bahwa tingkat
pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh sebesar 51%
terhadap kedisplinan pemakaian masker dengan p – value 0,01.

2. Maharani dan Mustika (2016) dengan judul “Hubungan Self Awareness


dengan Kedisiplinan Peserta Didik Kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar
Lampung”. Dengan menggunakan metode kuantitatif korelasioanl dan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 120
orang dengan sampel sebanyak 60 orang dengan cara purposive sampling.
Dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa peserta didik yang
memiliki self awareness tertutup sebesar 41,7% dan yang terbuka sebesar
58,3% sedangkan peserta didik yang disiplin sebesar 78,3% dan yang tidak
disiplin sebesar 21,7% dengan nilai p-value 0,001.
30

3. Nurhamidah (2018), dengan judul “Pengaruh Kedisplinan dan Lingkungan


Kerja terhadap Kinerja Pegawai Kantor Desa Pujimulio Kecamatan
Sunggal”. Penelitian ini menggunakan Teknik kuantitatif dengan sampel
yang digunakan adalah pegawai Kantor Desa Pujimulyo Kecamatan
Sunggal sebanyak 40 responden. Instrumen pengumpulan data
menggunakan data primer. Hasil uji hipotesis ini menunjukkan bahwa
disiplin dan lingkungan kerja secra simultan berpengaruh signifiakn
terhadap kinerja pegawai secara statistic. Hal ini dibuktikan dengan hasil
statistic uji t untuk variable bukti fisik dengan nilai t hitung sebesar 2,050
dengan nilai signifikansi sebesar 0,047 lebih kecil dari 0,05 (0,047<0,05),
dan nilai koefisien mempunyai nilai positif sebesar 0,255.

4. Indriyani (2021), dengan judul “Hubungan Antara Self Awareness Dengan


Kedisiplinan Memakai Masker di Masa New Normal Pada Pedagang di
Pasar Suwatu Tanon Sragen”. Penelitian ini menggunakan teknik penelitian
kuantitatif korelasional. Dengan populasi penelitian ini berjumlah 80 orang
dan sampel sebanyak 40 orang dengan pengambilan sampel secara
Accidental sampling didapat 22,5% atau sebanyak 9 pedagang memiliki
tingkat self awareness rendah dan 77,5% atau sampel di dapat 27,5 % atau
sebanyak pedagang memiliki tingkat kedisiplinan memakai masker rendah
sedangkan 72,5 % atau sebanyak 29 pedagang memiliki tingkat kedisiplinan
memakai masker tinggi . Analisis data dalam penelitian ini dengan
menggunakan teknik korelasi rank spearman dan teknik pengumpulan data
dengan menggunakan kuesioner. Hasil analisis yang dilakukan
menggunakan teknik koreasi Rank Spearman menghasilkan nilai r sebesar
0,885 dan nilai p- value atau signifikan 0,000 (0,000 < 0,05) yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self
awareness dengan kedisiplinan memakai masker di masa new normal pada
pedagang di pasar Suwatu Tanon Sragen.

5. Nurbuwat (2020), dengan judul “ Pengaruh Self Awareness terhadap


perilaku disiplin peserta didik di MA Al-Badri Kalisat. Penelitian ini
31

menggunakan tehnik penelitan kuantitatif asosiatif. Dengan populasi


penelitian ini berjumlah 111 peserta. Peneliti ini menggunakan skala simple
random sampling . Hasil uji hipotesa menggunakan regresi linier sederhana
dengan taraf sig 0,000 < 0,05 maka dapat diartikan bahwa self awareness
mempengaruhi perilaku disiplin pada peserta didik di MA Al-Badri yang
ditunjukkan dari hasil nilai R hitung 0,434 atau 43% dengan kontribusi
variable R square 0,188 atau 19%. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh positif sebesar 19% .
32

C. Kerangka Teori Penelitian


Kerangka teori penelitian adalah model konseptual yang menggambarkan
hubungan diantara berbagai macam factor yang telah di indentifikasi sebagai
sesuatu hal yang penting bagi suatu masalah.(Notoatmojo, 2015).
Adapun kerangka teori yang dapat digambarkan dalam peneitian ini adalah
sebagai berikut:

Faktor yang mempengaruhi Self


Awareness :
1. Pikiran
2. Perasaan
3. Motivasi
4. Perilaku
5. Pengetahuan Faktor yang Mmempengaruhi
6. Lingkungan Kedisiplin Memakai Masker:
1. Faktor Internal
(Faktor pembentukan
Kedisiplinan disiplin dalam diri individu
Kemampuan karena keadaan fisik,
Self memakai
dalam keadaan psikis)
Awareness masker
kesadaran diri 2. Faktor Eksternal
(Faktor pembentukan
disiplin individu dari luar
karena faktor keluarga,
faktor masyarakat, faktor
Sifat dan Kedisiplinan teman, pembiasaan
Kecakapan kehidupan sehari-hari)
memakai
masker
meningkat

Sumber : Goleman (2018); Uswatun (2017); Arifin (2015)


Gambar 2.1
Kerangka Teori Penelitian
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara
konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian
yang akan dilakukan (Notoatmojo, 2015).

Secara teoritis variable dapat dikatakan sebagai atribut seseorang atau objek
yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lainnya atau satu
objek yang lainnya (Hatch dan Farhandy, 1981). Penelitian ini melibatkan dua
variable yaitu Self Awareness sebagai variabel X dan Disiplin Memakai Masker
sebagai variabel Y.

1. Variabel Independen, merupakan variable inti atau variable bebas, yaitu


variable yang mempengaruhi atau menjadi penyebab. Penelitian ini variable
independen (X) adalah Self Awareness.
2. Variabel Dependen, merupakan variable tergantung, tidak bebas atau
terikat. Penelitian ini variable (Y) adalah Disiplin Memakai Masker.
3. Karakteristik Responden digunakan untuk mengetahui keragaman dari
responden berdasarkan jenis kelamin, umur dan pendidikan yang dapat
memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai kondisi dari responden
dan kaitannya dengan masalah dan tujuan penelitian tersebut. Berdasarkan
teori yang diuraikan pada tinjauan kepustakaan, maka kerangka konsep yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

33
34

Variable Independen Variable Dependen

Self Awareness KedisiplinanMemakai


Masker

Ksrakteristik Responden

1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan

Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan:
= variable diteliti
= variable tidak diteliti

B. Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan yang masih harus di buktikan kebenarannya
melalui analisis terhadap bukti-bukti empiris (Danim, 2013).
1. Hipotesis nihil/H0
Hipotesis nihil (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan
antara variable satu dengan yang lain. H0 dalam penelitian ini adalah tidak
ada hubungannya self awareness dengan kedisiplinan memakai masker
dimasa era new normal pada warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro.
2. Hipotesis alternatif/Ha
Hipotesis alternative (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya
hubungan antara variable satu dengan yang lain. Ha dalam penelitian ini
35

adalah ada hubungan Self Awareness dengan kedisplinan memakai masker


dimasa era new normal pada warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro.

C. Definisi Operasional
Menghindari salah penaksiran dalam penelitian ini, maka perlu adanya
pembatasan istilah secara operasional terhadap istilah yang terdapat dalam judul
penelitian hubungan antara Self Awareness dengan Kedisiplinan memakai
masker dimasa era new normal pada warga RT.04 RW.05 Kelurahan Bintaro.

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Definisi Cara Alat


Variabel Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur Ukur
Variabel Independen
Self Awareness adalah Responden Kuesioner Hasil ukur Nominal
keadaan individu mengisi digital dikategorikan
mampu mengontrol form berdasarkan
keadaan dirinya yang Kuesioner cut of point by
dapat dinilai dari terdiri dari 20 Median yaitu:
beberapa aspek pertanyaan 1. Tinggi skor
diantaranya :Sadar dengan Skala ≥ 72,5.
dengan masa lalu, Likert pada
masa sekarang dan pilihan:
Self
masa depan perilaku, 1. Sangat Setuju 2. Rendah
Awarene
Pengakuan atribut 2. Setuju skor <
ss
positif dan negative 3. Ragu-Ragu 72,5.
seseorang, Perilaku 4. Tidak Setuju
Intriopeksi, Sadar diri 5. Sangat
dalam bertindak, Tidak Setuju
Sadar akan
penampilan fisik dan
kemampuan dirinya,
Menerima penilaian
orang lain
36

Kedisiplinan Responden Respond Hasil ukur Nominal


memakai Mengisi en dikategorika
masker adalah Kuesioner dengan mengisi n
suatu bentuk Skala Likert pada Kuesione berdasarkan
yang pilihan: r cut of point
berkenaan 1. Sangat Setuju by Median
dengan 2. Setuju yaitu:
pengendalian 3. Ragu-Ragu 1. Baik
diri seseorang 4. Tidak Setuju skor ≥
Disiplin terhadap 5. Sangat Tidak 73
Memakai bentuk aturan Setuju 2. Buruk
Masker yang dilihat skor <
dari aspek : 73
Kepatuhan,
Kataatan,
Perilaku yang
sesuai nilai
yang
diajarkan,
Hukuman,
Pedoman

Definisi Alat
Variabel Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur Skala
Karakteristik Responden
37

Umur Lama hidup Subjek penelitian Kuesioner 1. Remaja Ordinal


responden dari diminta mengisi Awal (12-
lahir sampai umur yang telah 16 tahun)
saat penelitian. dilalui dengan 2. Remaja
cara memberikan akhir
tanda (check list) (17-25
pada pilihan yang tahun)
tersedia di 3. Dewasa
kuesioner Awal (26-
35 tahun)
4. Dewasa
akhir
(36-45
tahun)
5. Lansia
Awal (46-
55 tahun)
6. Lansia
Akhir (56-
65 tahun )
Depkes RI
(2009)
Jenis Karakteristik Subjek penelitian Kuesioner 1. Laki-laki Nominal
kelamin biologis yang diminta mengisi 2. Perempuan
dilihat dari jenis kelamin
penampilan yang telah dilalui
luar. dengan cara
memberikan tanda
(check list) pada
pilihan yang
tersedia di
kuesioner
38

Pendidikan Jenjang Subjek penelitian Kuesioner 1. Pendidikan Ordinal


pendidikan diminta mengisi Dasar
formal yang pendidikan (SD,SMP)
diselesaikan terakhir yang telah 2. Pendidikan
oleh dilalui dengan Menengah (
responden cara memberikan SMA,MA,S
berdasarkan tanda (check list) MK)
ijasah terakhir pada pilihan yang 3. Pendidikan
yang dimiliki. tersedia di Tinggi (D
kuesioner III/SI)
UU RI No.20
(2003)
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab


pertanyaan dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin selama
proses penelitian, hal ini penting karena desain penelitian merupakan strategi
untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis
atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol
variable yang berpengaruh dalam penelitian (Sugiyono, 2010).

Rancangan yang digunakan pada penelitian ini deskriptif analitik yaitu suatu
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif kemudian
dianalisa untuk mencari hubungan antara dua variable. Metode ini digunakan
untuk memecahkan untuk menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada
situasi sekarang (Notoatmodjo,2005).

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian
deskripktif analitik dengan metode croos sectional, dimana peneliti bertujuan
mencari hubungan antara variable yang diteliti. Penelitian cross sectional
adalah suatu penelitian di mana pengambilan data terhadap beberapa variable
penelitian dilakukan pada satu waktu.

B. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti atau diselidiki, dapat terjadi
didalam alam, atau yang sedang terjadi di masyarakat (Notoatmodjo, 2012).
Penelitian dalam penelitian adalah subjek yang telah memenuhi kriteria
yang ditetapkan (Nursalam, 2008).
Populasi (universe) adalah keseluruhan obyek yang diteliti, baik berupa

39
40

orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi (Zaenal arifin,
2013). Dalam penelitian ini mengambil populasi yaitu 450 warga RT. 04
RW. 05 Kelurahan Bintaro.

2. Sample
Menurut Arikunto (2012) menyatakan bahwa ”Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita
bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.Yang
dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan
penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.

Besaran atau ukuran sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian
atau toleransi kesalahan (error tolerance) yang diinginkan peneliti.Namun,
dalam hal tingkat toleransi kesalahan pada penelitian adalah 5% dan 10%
.Semakin besar tingkat kesalahan maka semakin kecil jumlah sampel, dan
sebaliknya semakin kecil tingkat kesalahan maka semakin besar jumlah
sampel yang diperoleh.

Dalam penelitian ini penulis mempersempit populasi yaitu jumlah seluruh


warga RT.04 RW.05 Kelurahan Bintaro 450 warga dengan menghitung
ukuran sampel yang dilakukan dengan menggunakan teknik Slovin menurut
Sugiyono (2011) sebagai berikut :

N
n =
1 + Ne²

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e2 = Batas Ketelitian yang diinginkan 10%

1 = Angka Konstan
41

Dalam penelitian kuantitatif besarnya presisi atau penyimpangan biasanya


antara 5% sampai 10%. Pada penentuan ukuran sampel ini peneliti
menggunakan estimasi penyimpangan terhadap populasi sebesar 5%,
sehingga dapat diperoleh nilai n seperti tertera dibawah ini :

450
n =
1 + 450 (0.10)2

450
n =
1 + 450 (0.01)

450
n = = 81,818 dibulatkan menjadi 82
5,5

Untuk menghindari drop out total sampel ditambah 10% jadi:

(10% x 82)+82= 8,2+ 82 = 90,2

Dibulatkan menjadi 90 orang (Sugiyono,2017)

3. Tehnik Pengambilan Sampling

Teknik yang digunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel


dengan pertimbangan tertentu menurut Sugiyono (2015).Peneliti
mengambil sampel sebanyak 90 responden warga RT.04 RW.05
Kelurahan Bintaro.

Pengambilan sempel dilakukan dengan nonprobability sampling dengan


teknik purposive sampling suatu teknik penetapan sampel dengan criteria
tertentu (Nursalam, 2016). Purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria sampel
meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria tersebut
menentukan dapat atau tidaknya sampel digunakan (Sugiyono, 2008).
42

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat


mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai
sampel (Notoatmodjo, 2002).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :


1) Pria dan wanita usia 12 tahun s.d 65 tahun (remaja awal s.d
lansia).
2) Sehat jasmani dan rohani.
3) Bersedia menjadi reponden.
b. Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi merupakan criteria dimana subjek penelitian tidak
dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian (Notoatmodjo, 2002).

Kriteria eksklusi penelitian ini:

Responden yang tidak berada ditempat saat pengambilan data.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah RT.04 RW.05 Kelurahan Bintaro.


Alasannya dipilihnya tempat penelitian tersebut karena tempat penelitian ini
angka kesakitan Covid-19 tinggi.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada Mei 2021 – Juli 2021.

E. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2014), etika penelitian diperlukan untuk menghindari


terjadinya tindakan yang tidak etis dalam melakukan penelitian, maka
dilakukan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Lembar Persetujuan (Informed consent)


43

Peneliti menjelaskan kepada responden maksud dan tujuan serta manfaat


penelitian ini. Setelah responden yang setuju dalam penelitian ini kemudian
menanda tangani lembar persetujuan yang diberikan oleh peneliti tanpa
adanya unsur pemaksaan dan bersifat suka rela. Kemudian peneliti
mengumpulkan jawaban kuesioner yang telah diisi di digital form oleh
responden yang setuju.

2. Anonimitas

Peneliti hanya mencantumkan inisial nama responden sebagai kode untuk


mengganti nama responden. Dan hanya peneliti yang mengetahui kode
tersebut.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Data yang telah terkumpul akan disimpan untuk waktu lima tahun ke depan
oleh peneliti di email yang hanya peneliti yang tahu password email tersebut
dan akan tetap terjaga kerahasiaan oleh peneliti.

4. Sukarela

Responden dalam mengisi kuesioner bersifat sukarela artinya tidak ada


unsur paksaan atau tekanan secara langsung maupun tidak langsung dari
peneliti kepada calon responden atau sampel yang akan diteliti. Responden
boleh menolak bila tidak berkenan untuk mengisi kuesioner.

F. Alat Pengumpulan Data/Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian
a) Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data agar penelitian dapat berjalan dengan baik
(Polit, 2012). Instrumen yang digunakan disusun secara sistematis
terlebih dahulu agar menghasilkan data yang baik dan akurat..
Dalam penelitian ini instrument yng digunakan adalah kuesioner
dengan daftar pertanyaan yang terperinci. Pertanyaan yang diajukan
digunakan untuk menggali data dan aspek yang berhubungan
dengan variable yang dipilih. Informasi yang digali menggunakan
44

kuesioner mandiri atau diisi oleh responden. Instrumen terdiri dari


tiga bagian yaitu :
a). Identitas Responden terdiri atas :

1). Umur : 1. Remaja Awal (12-16 tahun)

2. Remaja Akhir (17-25 tahun)

3. Dewasa Awal (26 – 35 tahun)

4. Dewasa akhir ( 36 – 45 tahun)

5. Lansia awal ( 46 – 55 tahun)

6. Lansia akhir ( 56-65 tahun)

Depkes RI ( 2009 )

2). Jenis kelamin : 1. Perempuan

2. Laki-laki

3). Pendidikan : 1. Pendidikan Dasar (SD,SMP)

2. Pendidikan Menengah (SMA,MA,SMK)

3. Pendidikan Tinggi (D III/ SI )

UU RI No 20 (2003)

b). Kuesioner untuk mengukur tingkat self awareness terdiri dari 20


pertanyaan dengan skala Likert dengan pilihan jawaban

1). SS : Sangat Setuju

2). S : Setuju

3). RR : Ragu-ragu

4). TS : Tidak Setuju

5). STS : Sangat Tidak Setuju

c). Kuesioner untuk mengukur kedisiplinan, terdiri dari 20


pertanyaan dengan skala Likert dengan pilihan jawaban:

1). SS : Sangat Setuju


45

2). S : Setuju

3). RR : Ragu-ragu

4). TS : Tidak Setuju

5). STS : Sangat Tidak Setuju

2. Uji Coba Instrumen Penelitian

Uji Coba Instrumen Penelitian adalah serentetan pertanyaan atau latihan


serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok” menurut Arikunto (2013). Uji coba instrument
akan dilakukan di RT.02 RW 05 Kelurahan Bintaro dengan jumlah
responden 30 orang, responden yang sudah dilibatkan uji coba tidak
dilibatkan lagi dalam penelitian.

a. Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2002) yang dikatakan validitas adalah


“Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidian atau
kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah”.

Untuk mengetahui validits suatu instrument, dilakukan dengan cara


melakukan korelasi antar skor masing-masing variable dengan skor
totalnya. Suatu variable dikatakan valid bila skor variable tersebut
berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya menurut Sutanto
(2016). Untuk uji coba validitas instrument self awarareness ( X1),
kedisiplinan (X2) dianalisis dengan korelasi Pearson Product Moment
dengan rumus sebagai berikut :
46

𝑁∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 (∑𝑌)
𝑟𝑥𝑦 = √{𝑁∑𝑋2 − (∑𝑋) 2 𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌) 2 }

Mengingat dengan korelasi product moment ini masih ada pengaruh


kotor dari butir soal maka perlu dilakukan korelasi untuk
menghilangkan pengaruh itu. Adapun koreksinya dengan
menggunakan Part Whole Correlation dengan rumus sebagai berikut:

rbt = (rxy)(SBy)-(SBx)
{(Vy+vx) 2(rxy)(SBy)(SBx)}

Keterangan :
Rbt : Part Whole Correlation
Rxy : korelasi moment tangkar
Sby : Simpangan Baku Total (komposit)
SBx : Simpangan Baku Bagian (Butir)
Vx : Varian Totalsw
Vy : Varian bagian
Keputusan Uji :
1. Bila r hitung lebih besar dari r tabel artinya variable valid

2. Bila r hitung lebih kecil atau sama dengan r tabel artinya variable tidak
valid.
Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung ≥ r table (≥ 0,361) dengan jumlah
sampel 30 orang.
47

Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Variabel Nomor Soal r. hitung Keterangan

Self 1-20 0,364 - 0,801 Valid


Awareness
1-18 dan 20 0,378 – 0,818 Valid
Kedisiplinan
19 0,153 Tidak Valid

Hasil uji validitas instrument penelitian yang dilakukan pada warga RT 02 RW


05 Kelurahan Bintaro diketahui konsep variable self awareness terdiri dari 20
pertanyaan dinyatakan valid karena nilai corrected item-total correlation
(0,364-0,801) lebih besar dari r table yaitu 0,361 (p-value) dan diketahui
pertanyaan konsep variable kedisiplinan memakai masker terdiri dari 20
pertanyaan, 19 pertanyaan dinyatakan valid karena nilai corrected item total
correlation (0,378-0,818) lebih besar dari r table yaitu 0,361 (p-value). Dan 1
pertanyaan tidak valid dengan nilai r hitung 0,153 pada soal nomor 19 maka
pertanyaan tersebut digugurkan atau tidak dipakai oleh penelitian.

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik menurut Suharsimi Arikunto (2002). Dalam
penelitian ini uji reliabilitas diperoleh dengan cara menganalisis data dari
satu kali pengetesan. Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus Cronbach
Alpha, sebagai berikut:

r= 𝑘 ∑𝑎2𝑏
( ) 1−
(𝑘 − 1) 𝑎2𝑡

Keterangan:

r : Reliabilitas instrument

k : Banyak butir pertanyaan


48

∑σ2b : Jumlah varian butir

σ2t : Varian total (Suharsimi Arikunto. 2002)

Hasil penelitian dengan menggunakan rumus di atas di interpretasikan


dengan tingkat keadaan koefisien kolerasi tinggi sebagai berikut:

0,800 sampai dengan 1,000 = sangat tinggi

0,600 sampai dengan 0,799 = tinggi

0,400 sampai dengan 0,599 = cukup

0,200 sampai dengan 0,399 = rendah

0,000 sampai dengan 0,199 = sangat rendah

(Suharsimi Arikunto, 2002)

Pengujian reabilitas dimulai dengan menguji validitas terlebih


dahulu. Jika pertanyaan tidak valid, maka pertanyaan tersebut dibuang.
Pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid kemudian baru bersama-sama
diukur reliabilitasnya.

Keputusan Uji :

1. Bila Crombach Alpha ≥ 0,6 artinya variable reliable dan


dapat dinyatakan instrument uji reliabilitas Self Awareness reliable.

2. Bila Crombach Alpha < 0,6 artinya variable tidak reliable


dan dapat dinyatakan instrument uji reliabilitas Self awareness
tidak reliable.
Tabel 4.2
Hasil Reliabilitas Instrument Penelitian
Nomor Soal Soal Yang Valid Nilai hasil
Variabel
Yang Valid Dan Reliabel Cronbach’s Alpha
Self 1-20 20 0,947
Awareness (Sangat Tinggi)
Kedisplinan 1-18 dan 20 19 0,944
(Sangat Tinggi)
49

Hasil uji validitas reliabelitas instrument penelitian dilakukan di RT.02


RW. 05 Kelurahan Bintaro, diketahui pernyataan konsep variable self
awareness terdiri dari 20 pernyataan dinyatakan valid dan reliabel
karena nilai nilai hasil Cronbach,s Alpha (0,968) dan variable
kedisiplinan memakai masker terdiri dari 19 pernyataan. Pernyataan
dinyatakan valid dan reliabel. Kedua variable memiliki nilai
Cronbach,s Alpha 0,968 (sangat tinggi) dan 0,895 (sangat tinggi), lebih
besar dari 0,6 dan satu pernyataan yang tidak valid digugurkan untuk
penelitian.

a. Prosedur Pengumpulan Data


Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Prosedur Administratif
a. Peneliti mengajukan surat ijin penelitian ke STIKes Pertamedika.
b. Setelah surat ijin penelitian dikeluarkan oleh STIKes peneliti
menyerahkan surat ijin penelitian ke RT. 04 RW 05 Kelurahan
Bintaro.
c. Setelah surat ijin penelitian dikeluarkan oleh RT, Peneliti melakukan
penelitian.
b. Prosedur Teknis

a. Peneliti didampingi dengan Pak RT 04 dan kader mengunjungi warga


yang akan menjadi responden untuk informed consent yang akan
diberikan melalui digital form. Dan bila warga setuju dapat langsung
mengisi jawaban pada digital form yang akan otomatis lanjut ke
pertanyaan dan bila tidak setuju warga tidak dapat melanjutkan ke
pertanyaan yang diberikan peneliti. Seluruh kegiatan ini telah
mengikuti protokol Kesehatan yaitu dengan memakai masker,
menjaga jarak dan mencuci tangan memakai sabun air mengalir
setelah kegiatan selesai.

b. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

c. Peneliti membuat group dalam digital komunikasi untuk


mempermudah komunikasi dengan warga setempat yang telah
50

menyetujui dalam pengisian kuesioner yang akan di berikan melalui


link
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSczTyx0tyVS1vjstAQC
C0kg23-fX0kC6uHXbcMl7cZx5vEemw/viewform?usp=sf_link.

d. Peneliti menjelaskan cara mengisi kuesioner dan bila selesai


menjawab semua pertanyaan maka responden melakukan submit pada
digital kuesioner tersebut.

e. Peneliti mempersilahkan responden bertanya jika ada pertanyaan yang


kurang jelas dan langung menjawabnya.

f. Peneliti memberikan waktu 3 hari untuk Responden mengisi


kuesioner pada link yang diberikan oleh peneliti.

g. Peneliti mengumpulkan jawaban kuesioner yang telah di submit oleh


responden

h. Data secara otomatis terkumpul dalam excel, kemudian peneliti akan


melakukan pengolahan dan analisis data.

b. Prosedur Pengolahan data

Setelah data terkumpul kemudian peneliti melakukan pengolahan data.


Pengolahan data menggunakan perhitungan statistik :

a. Editing

Peneliti melakukan pengecekan ulang hasil kuesioner yang sudah diisi


oleh responden melalui digital form kemudian nantinya akan dipindahkan
ke excel setelah itu dianalisa oleh peneliti hasil jawaban responden. Hasil
data dari penelitian harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih
dahulu. Secara umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan
perbaikan. Apabila ada data-data yang belum lengkap, jika memungkinkan
perlu dilakukan pengambilan data ulang melengkapi data-data tersebut.
Tetapi apabila tidak memungkinkan, maka data yang tidak lengkap
tersebut tidak diolah atau dimasukan dalam pengolahan “data missing”.
51

b. Coding data

Peneliti menggunakan Coding dalam mengelompokkan karakteristik


responden yang ada misalnya pada karakteristik responden

1. Jenis kelamin dengan kode :

a) 1 : Laki-laki

b) 2: Perempuan

2. Umur dengan kode :

a) 1 : Remaja awal (12-16 tahun)

b) 2 : Remaja akhir (17-25 tahun)

c) 3 : Dewasa awal (26-35 tahun)

d) 4 : Dewasa akhir (36-45 tahun)

e) 5 : Lansia awal (46-55 tahun)

f) 6 : Lansia akhir (56-65 tahun)

3. Pendidikan dengan kode :

a) 1 : Pendidikan rendah (SD,SMP)

b) 2 : Pendidikan menengah (SMA,SMK,MA)

c) 3 : Pendidikan tinggi (DIII,SI)

c. Scoring
Untuk pemberian scoring peneliti memberikan pada pengelompokkan
pertanyaan positif dan negative.
1. Variable self awareness
a) Pertanyaan positif : skor 2
b) Pertanyaan negative : skor 1

a) Variabel Kedisiplinan
a). Pertanyaan positif : skor 2
52

b). Pertanyaan negative : skor 1

d. Tabulating

Peneliti membuat beberapa table atau tabulasi data untuk menggambarkan


dan meringkas hasil penelitian. Adapun table yang digunakan peneliti
adalah table definisi operasianal untuk menjelaskan variable penelitian,
definisi operasional, cara ukur, alat ukur, hasil ukur dan skala. Dan juga
table untuk menggambarkan karakteristik responden seperti umur,jenis
kelamin, dan Pendidikan. Serta untuk menggambarkan hubungan variable
self awareness dengan variable kedisiplinan.

e. Entri data

Peneliti menginput data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel


atau data base komputer kemudian membuat distribusi frekuensi
sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi. Dari penelitian
ini peneliti menginput data ke dalam data set seperti variable view dan data
view sebelum data tersebut diolah.

f. Cleaning

Peneliti melakukan pengecekan ulang untuk memastikan data yang sudah


di-entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut
dimungkinkan terjadi pada saat kita meng-entry ke komputer. Proses ini
dilakukan ketika tahap sebelumnya sudah selesai.

7. Penyajian Data
Peneliti membuat hasil penelitian dalam bentuk laporan dengan tujuan data
yang telah dikumpulkan dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan
tujuan dari peneliti. Penyajian laporan disajikan dalam bentuk tulisan,
table, dan grafik

c. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan tahapan untuk mengolah data yng diperoleh dari
penelitian ini. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
53

analisis statistik menggukan SPSS versi 20.00. Menurut Nursalam (2016)


analisis statistik inferensial bertujuan untuk mengetahui ada/tidaknya
pengaruh, perbedaan, hubungan antara sampel yang diteliti pada taraf
signifikan tertentu.

Analisa data penelitian ini menggunakan:

1. Hasil Uji normalitas


Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji Skewness. Skewness
diartikan sebagai kemiringan distribusi data, yang dimaksud kemiringan
data adalah besarnya pembagian data atau rata-rata sebaran data yang
biasanya di wujudkan dengan bentuk lonceng, untuk data yang
berdistribusi normal. Namun demikian dari hasil pengujian data kita bisa
bisa mengetahui kecenderungan distribusi data tersebut apakah bentuk
lonceng tersebut sudah simetris atau cenderung miring ke kiri atau miring
ke kanan. Apabila skewness menunjukkan simetri maka dikatakan data
membentuk distribusi normal, apabila kemiringan distribusi data agak
condong ke kanan ditunjukkan dengan nilai skewness yang negatif,
selanjutnya apabila kemiringan distribusi data condong ke kiri yang
ditunjukkan bahwa nilai skewness positif.

Rumus Skewness sebagai berikut:


Sk = 3 ( Ẋ - Med)S
Keterangan :
Sk : Koefisien Skewness
Ẋ : Rata-rata Hitung
Med : Median
S :Simpangan Baku
54

Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
Skewn Skewness
Std error
Variabel ess value/std Median Keterangan
Skewness
value error
Data tidak
Self
-0,898 0,254 -3,535 72,5 berdistribusi
Awareness(X)
normal

Kedisiplinan 0,881 0,254 3,469 73 Data tidak


(Y) berdistribu
si normal

Table 4.3 menunjukkan bahwa hasil rasio Skewness (nilai Skewness dibagi
standar erorrnya) untuk kedua variable penelitian berada diluar nilai yang
dipersyaratkan (-2 s.d +2). Sedangkan untuk variable self awareness (X)
dengan rasio Skewness -3,535 dan rasio Skewness variable kedisiplinan
memakai masker (Y) yakni 3,469. Hasil tersebut membuktikan bahwa
kedua nilai variable tidak berdistribusi normal, sehingga untuk penentuan
titik potong ditentukan dengan median sebagai cut of point. Median dari
Variabel Self Awareness (X) adalah 72,5 dan median untuk kedisiplinan
(Y) adalah 73.

2. Analisa Univariat
Analisa unnivariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variable peneliti (Notoadmodjo, 2012). Analisis
univariat dilakukan untuk melihat gambaran masing-masing variable
dengan menggunakan didtribusi frekuensi tiap kelas diubah dalam bentuk
persen (%). Perubahan menjadi persen dilakukan dengan membagi
frekuensi (f) dengan jumlah observasi (N) dan dikalikan 100% dengan
rumus :
55

P = F/N x 100%

Keterangan :
P : Persentase
F : Frekuensi
N : Jumlah

Pada penelitian ini variable-variabel peringkasan datanya adalah kategorik


oleh karena itu karakterisktik responden (umur, jenis kelamin,dan
Pendidikan), variable independent yaitu self awareness dan Variabel
dependen yaitu kedisiplinan.

3. Analisis Bivariat

Menurut Sugiyono (2011), analisis bivariat yaitu menganalisis data


berdasarkan dua variable untuk menguji pengaruh atau perbandingan
Sedangkan menurut Polit (2012), analisis bivariat dilakukan untuk melihat
hubungan antara dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi

Analisis yang digunakan untuk penelitian ini adalah uji chi-square (X2)
dengan coefficient contingency karena penelitian menggunakan data
kategorik. Uji chi-squere untuk menentukan ada hubungan (assosiasi)
antara dua variable.

Variabel independent dalam penelitian ini adalah Self Awareness,


sedangkan variable dependennya adalah kedisiplinan memakai masker.
Pembuktian uji statistic chi-square (X2), dengan derajat kemaknaan 95%
atau a=0,05 menggunakan rumus (Sugiyono, 2011):

Keterangan:

X2 : Statistik chi square

0 : Frekuensi Observasi
56

E : Nilai yang diharapkan/frekuensi harapan

Keputusan uji pada penelitian ini adalah P value ≤ 0,05 maka H0 ditolak
dan Ha gagal ditolak. Artinya : benar ada hubungannya maka artinya
diterima ada hubungan Self Awareness dengan kedisplinan memakai masker
dimasa era new normal pada warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro.
BAB V
HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas hasil penelitian disertai tentang hubungan self
awareness dengan kedisiplinan memakai masker. Jumlah responden yang
terlibat didalam penelitian ini 90 orang yaitu warga RT.04 RW.05 Kelurahan
Bintaro, dimana pengambilan sampel dilakukan dengan non probability
sampling dengan teknik purposive sampling.

Hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk deskripsi sesuai dengan tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan self awareness dengan
kedisiplinan memakai masker dan masing-masing variabel yang diteliti
dengan menggunakan alat instrumen berupa kuisioner.

Hasil penelitian telah dianalisis dalam dua bagian, yaitu : 1) Analisis


univariat yang menggambarkan distribusi frekuensi, 2) Analisis bivariat untuk
melihat hubungan antara variabel bebas (independen) dan variabel terikat
(dependen).

A. Hasil Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini untuk melihat distribusi frekuensi
dari karakteristik responden (Umur,Jenis kelamin dan Pendidikan), variable
dependen (kedisiplinan memakai masker) dan variabel independen (self
awareness).
1. Deskripsi Karakteristik Responden (umur,jenis kelamin dan
Pendidikan).
a) Berdasarkan Umur Responden

57
58

Tabel 5.1.
Distribusi Karakteristik Umur Responden di
RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro Tahun 2021 (n=90)

Usia Frekuensi %
12 – 16 tahun 7 7,8
17 – 25 tahun 7 7,8
26 - 35 tahun 33 36,7
36 – 45 tahun 16 17,8
46 – 55 tahun 24 26,7
56 – 65 tahun 3 3,3
Jumlah 90 100,0

Dari Tabel 5.1 di bawah ini menunjukkan deskripsi frekwensi


responden berdasarkan umur dimana responden terbanyak adalah
responden kelompok umur 26-35 tahun sebanyak 33 orang (36,7 %),
kemudian kelompok umur 46-55 tahun sebanyak 24 orang (26,7%),
sementara responden kelompok umur 12-16 tahun dan kelompok 17-25
tahun masing-masing sebanyak 7 orang (7,8%) dan paling sedikit
responden dengan responden kelompok 56-65 tahun sebanyak 3 orang
(3,3%).

b). Berdasarkan jenis kelamin Responden

Tabel 5.2.
Distribusi Karakterisitik berdasarkan Jenis Kelamin
Responden di RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro Tahun 2021
(n=90)

Jenis Kelamin Frekuensi %


59

Laki – laki 67 74,4

Wanita 23 25,6

Total 90 100,0

Tabel 5.2 digambarkan distribusi frekwensi responden berdasarkan jenis


kelamin , dimana terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 67 orang
(74,4% ). Dan untuk Wanita sebanyak 23 orang ( 25,6%).

c). Berdasarkan Pendidikan Responden


Tabel 5.3.
Distribusi Karakterisitik berdasarkan Pendidikan Responden di
RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro Tahun 2021 (n=90)

Pendidikan
Frekuensi %
Responden

Rendah 8 8,9

Menengah 70 77,8

Tinggi 12 133

Total 90 100,0

Tabel 5.3 dibawah menunjukkan distribusi frekwensi responden


berdasarkan pendidikan, dimana responden terbanyak adalah pendidikan
menengah (SMA/SMK/MA) sebanyak 70 orang (77,8%) dan 36 orang
yang disiplin baik. Untuk responden dengan pendidikan rendah
(SD,SMP) ada 8 orang (8,9%) .Sedangkan yang berpendidikan tinggi (
DIII,S I) dengan jumlah 12 orang (13,3%).
60

2. Deskripsi Variabel Self Awareness memakai masker

Tabel 5.4.
Distribusi Frekuensi Self Awareness di
RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro Tahun 2021 (n=90)

Self Awareness Frekuensi %


Rendah 45 50,0
Tinggi 45 50,0
Total 90 100,0

Tabel 5.4 diatas menggambarkan bahwa dari 90 orang responden


masing-masingnya 45 orang (50%) memiliki self awareness yang rendah
dan tinggi.

3. Deskripsi Variabel Kedisiplinan Memakai Masker

Tabel 5.5.
Distribusi Frekuensi Kedisiplinan Memakai Masker di
RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro Tahun 2021 (n=90)
Kedisiplinan Memakai masker Frekuensi %
Buruk 49 54,4
Baik 41 45,6
Total 90 100,0

Tabel 5.5 dibawah menunjukkan bahwa warga RT.04 RW.05 Kelurahan


Bintaro memiliki disiplin memakai masker yang buruk yakni sebanyak 49
orang (54,4%) dari 90 orang responden selama penelitian ini
berlangsung, dan 41 orang lainnya (45,6%) disiplin memakai masker.
B. Hasil Bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk menguji hipotesis dengan menentukan
hubungan antara variabel dependen dan variabel independen menggunakan
61

uji Chi- Square karena jenis data yang peneliti gunakan untuk analisis adalah
data kategorik. Sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah uji Chi-Square
dengan tingkat kemaknaan 5%. Pada analisis bivariat ini diuraikan hubungan
antara Self Awareness dengan kedisiplinan memakai masker pada warga RT
04 RW 05 Kelurahan Bintaro.

Tabel 5.6
Hubungan antara Variabel Self Awareness (X) dengan Variabel
Kedisiplinan Memakai Masker (Y) di
RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro Tahun 2021 (n=90)

Kedisiplinan memakai

Self Awareness masker OD
value
Buruk Baik Total Hitung

17 28 45
Rendah 37,8% 62,2% 100%
32 13 45 10,080 0,001 0,247
Tinggi 71,1% 28,9% 100%
49 41 90
Total 54,4% 45,6% 100%

Tabel 5,6 menjelaskan bahwa dari 90 responden didapatkan dengan self


awareness rendah ada 17 responden (37,8%) yang buruk dalam
kedisiplinan memakai masker dan yang baik ada 28 responden (62,2%)
yang baik dalam kedisiplinan memakai masker. Sedangkan untuk self
awareness tinggi didapatkan ada 32 responden (71,1%) yang buruk
dalam kedisiplinan memakai masker dan yang baik ada 13 responden
(28,9%) dalam kedisplinan memakai masker. Hasil uji diperoleh nilai OR
0,247 .

Sedangkan untuk nilai X² hitung = 10,080 dengan nilai signifikan (p


value) 0,003<0,05 berarti kesimpulannya adalah Ho ditolak yang
62

artinya ada hubungan self awareness dengan kedisplinan memakai


masker pada warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro.
BAB VI
PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan pembahasan terhadap hasil penelitian dan keterbatasan
penelitian yang dihadapi peneliti selama penelitian ini berlangsung. Pembahasan
hasil penelitian juga dianalisis dihadapkan dengan berbagai teori yang diacu serta
terhadap beberapa penelitian terdahulu.

A. Interprestasi Hasil Penelitian


Hasil penelitian ini telah disajikan secara jelas mengenai hubungan gabungan
dari hasil univariat dan bivariat. Pembahasan mengenai tiap-tiap variable telah
disajikan pada bab sebelumnya.

1. Hasil Analisa Univariat


a. Umur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang mempunyai kedisplinan
yang buruk berada dikategori dewasa awal umur 26-35 tahun
sebanyak 33 orang (36,7 %),

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh


Cahyaningsih (2012), dengan judul “Pengaruh Tingkat Pengetahuan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kedisplinan Pemakaian
Masker Pada Pekerja Bagian Winding PT Iskandar Indah Printing
Textile Surakarta” didapatkan hasil dari 31 responden didapatkan
bahwa mayoritas usia responden yaitu kelompok dewasa tua (46 – 55
tahun) dengan jumlah 24 responden ( 77,4%).

Menurut Elizabeth (2010) usia adalah umur individu yang terhitung


mulai dari saat dilahirkan sampai berulang tahun. Menurut Hurlock
(2007) menyatakan bahwa umur seseorang dapat mempengaruhi
pengetahuan, semakin lanjut umur seseorang maka kemungkinan
semakin meningkat pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Usia

63
64

mempengaruhi daya tangkap pola piker seseorang. Bertambahnya


usia akan semakin berkembang pola pikir tangkap seseorang sehingga
pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak.

Berdasarkan Analisa peneliti didapatkan usia terbanyak adalah 26-


35 tahun dimana dikategorikan dewasa awal dikarenakan banyaknya
pendatang yang berasal dari daerah luar Jakarta yang bermukim di RT
04 RW 05 yang kebanyakan adalah pasangan baru menikah sehingga
populasi RT 04 RW 05 terbanyak usia 26-35 tahun.

b. Jenis kelamin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 90 responden didapatkan
mayoritas responden berjenis kelamin Laki-laki dengan jumlah 67
orang (74,4% ). Dan untuk Wanita sebanyak 23 orang ( 25,6%).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurbuwat


(2020), dengan judul “ Pengaruh Self Awareness terhadap perilaku
disiplin peserta didik di MA Al-Badri Kalisat” didapatkan hasil
peserta didik yang berperilaku disiplin yang terbanyak berjenis
kelamin laki-laki dengan jumlah 47 peserta didik (92%).

Faqih (2003) ,pengertian jenis kelamin adalah pensifatan atau


pembagian jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis
yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya, manusia jenis
laki-laki adalah yang memiliki penis dan memproduksi sperma.
Sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi seperti Rahim dan
saluran untuk melahirkan, memproduksi telur, memiliki vagina, dan
mempunyai alat untuk menyusui.

Menurut Friedman dam Schustack (2008) ada beberapa area di mana


kita dapat menemukan perbedaan gender yang reliable berkaitan
dengan kemampuan psikologis, khusunya dalam area-area yang
menyangkut kemampuan berpikir, persepsi, dan memori. Pada
65

umunya, kaum pria (sejak kecil hingga dewasa) memperlihatkan


kemampuan special yang lebih baik, sedangkan
kaum wanita (sejak kecil hingga dewasa) menunjukkan kemampuan
verbal yang lebih maju.

Berdasarkan Analisa peneliti karena data yang ada di RT setempat


didapatkan populasi terbanyak di RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro
adalah laki-laki sehingga berpengaruh terhadap hasil penelitian yang
mayoritasnya adalah laki-laki.

c. Pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 90 responden didapatkan
mayoritas responden berpendidikan menengah (SMA/SMK/MA)
dengan jumlah 70 orang (77,8%).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nurhamidah (2018),


dengan judul “Pengaruh Kedisplinan dan Lingkungan Kerja terhadap
Kinerja Pegawai Kantor Desa Pujimulio Kecamatan Sunggal”
didapatkan hasil responden terbanyak yang berpendidikan terbanyak
adalah Pendidikan menengah (SMA,SMK,MA) sebanyak 25 orang
(60%).

Pengertian Pendidikan menurut UU SISDIKNAS No,20 tahun 2003


adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlah mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Hurlock (2007) menyatakan Pendidikan memiliki peranan sangat


penting dalam menentukan kualitas manusia dengan Pendidikan
manusia akan memperoleh pengetahuan dan informasi. Semakin
66

tinggi tingkat Pendidikan seseorang maka akan semakin berkualitas


hidupnya.

Pendidikan adalah suatu untuk mengembangkan kepribadian dan


kemampuan didalam dan diluar sekolah yang berlangsung seumur
hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi
Pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi. Pendidikan tinggi seseorang akan mendapatkan
informasi baik dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak
informasi yang masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang
didapat tentang Kesehatan.

Berdasarkan Analisa peneliti Pendidikan terbanyak adalah Pendidikan


menengah, hal disebabkan karena masih banyaknya penduduknya
berada ditaraf perekonomian menengah ke bawah sehingga untuk
melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi agak sulit dikarenakan
faktor biaya.

2. Hasil Analisa Bivariat


Analisa Hubungan Self Awareness dengan kedisiplinan memakai masker
di masa era new normal pada warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro.
Berdasarkan hasil analisis uji chi square didapatkan ada hubungan antara
self awareness dengan kedisiplinan memakai masker dengan p value =
0,003 (<0,05).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriyani
(2021), dengan judul “Hubungan Antara Self Awareness Dengan
Kedisiplinan Memakai Masker di Masa New Normal Pada Pedagang di
Pasar Suwatu Tanon Sragen” dengan menggunakan Teknik rank spearman
menghasilkan nilai sig. 0,000(sig.< 0,005). Hal ini berarti H0 ditolak dan
dapat disimpulkan ada hub 1qungan antara self awareness dengan
67

kedisiplinan memakai masker dimasa era new normal pada pedagang di


pasar Suwatu Tanon Sragen.
Okpara (2015) Memiliki kesadaran diri (self awareness yang tinggi
memungkinkan seseorang untuk mengetahui atau memahami kekuatan dan
kelemahan, nilai – nilai, dan motivasinya. Seseorang dengan kesadaran diri
(self awareness) yang tinggi dapat secara akurat mengukur suasana hati,
perasaan mereka sendiri, dan memahami bagaimana perasaan mereka
mempengaruhi orang lain, terbuka terhadap umpan balik dari orang lain
tentang bagaimana cara untuk terus berkembang ada, dan mampu membuat
keputusan yang tepat meskipun ada ketidakpastian dan tekanan.

Menurut Shochib (2010), “Disiplin memiliki peran yang penting untuk


membentuk individu yang memiiki budi pekerti yang mantab dan stabil,
proses untuk memiliki budi pekerti tersebut memerlukan latihan disiplin
yang baik juga”.

Analisa Peneliti terkait dengan penelitian yang telah dilakukan


dilingkungan RT 04 RW 05 didapatkan bahwa pada warga RT 04 RW 05
Kelurahan Bintaro yang dengan tingkat Self Awarenees tinggi tidak
menjamin baik pula dalam kedisiplinan dalam memakai masker. Seperti
yang telah peneliti telah bahas dikarenakan factor Pendidkan yang
Sebagian besarnya adalah Pendidikan menengah sehingga berpengaruh
terhadap sikap ketaatan dan kepatuhan dalam disiplin dalam memakai
masker. Sehingga masih banyak warga yang tidak menjalankan protokol
Kesehatan terutama dalam memakai masker. Banyak alasan yang didapat
dari warga kenapa mereka tidak menggunakan masker saat keluar rumah
salah satunya adalah mereka merasa sehat-sehat saja bila tidak
menggunakan masker dan tidak ada keluhan apa-apa. Adapun alasan lain
yang menyebabkan tidak disiplin memakai masker adalah rasa tidak
nyaman,dan sesak bila memakai masker.Ada pula yang mengatakan bahwa
penyakit Covid itu sebenarnya tidak ada. Hal inilah yang menyebakan
68

semakin meningkat angka kesakitan Covid-19 di wilayah RT 04 RW 05


Kelurahan Bintaro.

B. Pembahasan Keterbatasan Penelitian


a. Metode Pengambilan Data
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan disebabkan situasi
pandemi covid 19 ini sehingga peneliti tidak bisa menjelaskan terkait
esensi penelitian ini secara langsung (tatap muka) dan lebih rinci. Data
yang diperoleh melalui angket dengan digital form yang didistribusikan
via whatsapp. Ketika responden memiliki pertanyaan terkait pertanyaan
angket, peneliti tidak bisa menjelaskan secara lebih leluasa, hanya
terbatas melalui alat komunikasi handphone atau chat whatsapp dan
tidak semua warga warga RT.04 RW.05 Kelurahan Bintaro bersedia
mau menjadi responden penelitian ini.
b. Instrumen Penelitian
Kendala yang didapatkan ternyata beberapa handphone responden tidak
mensupport untuk menggunakan digital form sehingga peneliti harus
bertemu langsung ke responden untuk menjelaskan cara agar digital
form dapat digunakan di handphone responden.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian pada tanggal 01 Juli 2021 Mengenai Hubungan Self Awareness
dengan Kedisiplinan memakai masker di masa era New Normal pada warga RT 04
RW 05 Kelurahan Bintaro, dengan jumlah 90 responden.

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Mayoritas responden untuk kategori umur adalah umur 26-35 tahun
sebanyak 33 orang (36,7 %) , sedangkan untuk jenis kelamin yang
terbanyak adalah Laki-laki dengan jumlah 67 orang (74,4% ) dan untuk
kategori Pendidikan yang terbanyak adalah berpendidikan menengah
(SMA/SMK/MA) dengan jumlah 70 orang (77,8%).
2. Sebagian besar responden memiliki kedisiplinan memakai masker
buruk (54,4%).
3. Sebagian besar responden memiliki self awareness yang tinggi (50%).
4. Ada hubungan yang signifikan antara self awareness dengan
kedisplinan memakai masker pada warga RT 04 RW 05 Kelurahan
Bintaro (p value = 0,003).

B. Saran
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Peneliti mengharapkan dapat memberikan informasi tentang
kedisiplinan memakai masker kepada masyarakat terutama warga
RT.04 RW.05 Kelurahan Bintaro sehingga dapat dilakukan
kebijakan dan pendekatan persuasif agar masyarakat lebih
mematuhi protokol kesehatan.

69
70

2. Bagi Institusi Pendidikan


Peneliti mengharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa
dan mendapatkan informasi tentang hubungan self awareness
dengan kedisiplinan memakai masker dan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ali. (2013). Kesadaran diri (self awareness) bagian I. Hariadi Memed.


http://hariadimemed.blogspot.com/2013/05/kesadaran-diri-self-
awareness-bagian-1-html. (Diakses 20 Mei 2021).

Arifin, S. (2015). "Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Growth Potential, Dan


Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Dividen". Jurnal Ilmu &
Riset Akuntansi Vol. 4 No. 2, Vol. 4 No. 2.

Arifin, Zainal ED. (2013) Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja.


Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Cahyaningsih (2012). Pengaruh Tingkat Pengetahuan Keselamatan dan


Kesehatan
Kerja Terhadap Kedisiplinan Pemakaian Masker pada Pekerja Bagian Winding
PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Skripsi. Universitas Sebelas
Maret.

CDC. 2020. Considerations for Wearing Cloth Face Coverings. Retrieved June 2,
2020,from https://www.cdc.gov/corona virus/ 2019-ncov/prevent-
gettingsick/cloth-face-cover-guidance.html.

Covid-19. (2021) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 From


covid19.go.id:https://covid-19.go.id/edukasi/pengantar.

Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan Kartini Kartono)


Jakarta: Rajawali Pers.

Dahlan (2015), Kemampuan Pemahaman Matematis Komunikasi Matematis dan


kecemasan Matematis Siswa MTa dalam brain based learning. Tesis UPL
UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Daliana, Salis. (2016). Deskripsi Self Awareness Dan Kemampuan Penalaran


Matematis Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah Sokaraja. Thesis
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Depdiknas, (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia,.Jakarta ; Balai Pustaka.

Danim, Sudarwan. (2013). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV Pustaka


Setia.

Dolet, Unaradjan. (2003). Manajemen Disiplin. Jakarta: PT. Gramedia


Widiasarana Indonesia.
Ekosiswoyo, R dan Rachman, M. (2000). Manajemen Kelas: Sesuai dengan.
Kurikulum D-II PGSD. Semarang: CV IKIP Semarang Press.

Galleno, L., & Liscano, M. (2013). Revitalizing the Self : Assessing the
Relationship between Self-awareness and Orientation to Change.
International Journal of Humanities and Social Science.

Glenn, (2008). Mengembangkan kesadran diri (self


awareness).http://rhytem82.multiply.com. Diakses tanggal 21 Mei 2021.

Hani, (2008). “Strategi Pengembangan Kedisiplinan di Madrasah Ibtidaiyah Negri


Otak-Alen Selorejo Blitar “. Skrpsi. Fakultas Tarbiyah UIN Maliki
Malang.

Hidayat, A.A.. (2014). Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data.
Jakarta: Salemba Medika.

Howard , (2017). (Wikipedia).http://id.wikipedia.org/wiki/Howard_Gardner

Igbinovia, (2016). Magnus Osahon, “Emotional Self Awareness and Information


Literacy Competence as Correlates of Task Perfomance of Academia
Library Personal”. Library Philosophy and Practice (e-journal).

Taylor, D.A. (2006). Social Penetration: The development or interpersonal


relationship. New York: Holt.

Kemenkes RI. (2020). Keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor


hk.01.07/menkes/328/2020 tentang panduan pencegahan dan
pengendalian. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01. 07/Menkes /413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), 2019.

Maharani, Laila & Meri Mustika. (2016). Hubungan Self-Awareness dengan


Kedisplinan Peserta Didik Kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar
Lampung. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 3 (01), 17-31. (Online):
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/konseli/article/view/555.

Lotfi, Hamblin, Rezai (2020) Covid-19: Transmission, Prevention, and Potential


Therapeutic Opportunities. Clinica chimika acta.

Notoatmodjo, S, (2015), Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Okpara,Agwu M. Edwin. (2015). Self Awareness and Organizational


Performance in the Nigerian Banking Sector. European Journal of
Research and Reflection in Management Sciences. Vol. 3 No. 1.
Ramdani. (2018) “Peningkatan Kemampuan Pemahaman Self Awareness Siswa
SMK melalui pendekatan Rigorous Mathematical Thingking”. Skripsi
FKIP UNPAS.

Ririn Noviyanti Putri. (2020). Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Covid-19.


Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(2). ISSN 1411-8939
(Online), ISSN 2549-4236.

Sabrina & Indrawan. (2020) Mengembangkan Kesadaran Diri (Self Awarness)


Masyarakat untuk Menghadapi Ancaman Non-tradisonal: Studi Kasus
Covid-19. Jurnal Kajian Lemhanas RI. Vol 8 No 2.

Sohrabi, C., (2020). World Health Organization declares global emergency:A


review of the 2019 coronavirus (COVID-19). International Journal of
Surgery.

Sari. (2020). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) . Jurnal Sains dan Kesehatan
: https://jsk.farmasi.unmul.ac.id.

Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Shochib, (2010). Pola Asuh Orang Tua (Dalam Membantu Anak


Mengembangkan Disiplin Diri). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sirait, (2008). http://oreniffmilano,wordpress,com/2009/04/03/pengaruh


disiplinbelajar-lingkungan-keluarga-sekolah-terhadap-prestasi-
belajarsiswa.

Solso, R.L., Maclin, O.H., dan Maclin, M.K. (2008). Psikologi Kognitif (Edisi
Kedelapan). Alih Bahasa : Mikael Rahardanto dan Kristanto Batuadji.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sutanto, (2016). Analisis Data Pada Bidang Kesehatan, Depok: Penerbit


PT.RajaGrafindo Persada.

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,.


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tirupathi, R., Bharathidasan, K., Palabindala, V., Salim, S. A., & Al-Tawfiq, J.
A. (2020). Comprehensive review of mask utility and challenges during
the COVID19 pandemic. Le Infezioni in Medicina.

Tulus. (2004). Peranan disiplin pada perilaku dan prestasi siswa. Jakarta:
Gramedia Widyasarana Indonesia.
Wirantasa. (2017). Pengaruh Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi Belajar
Matematika. Jurnal Formatif 7(1). ISSN: 2088-351X.

Uswatun. (2017). Telaah Kalimat Asosiatif Kritik Sosial Dalam Meme. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Malang.

VTR/RS, (2020). Empat aspek perrlu Diperhatikan dalam Penerapan New


Normal. Artikel Online, diakses tanggal 20 Mei 2021 .
https://www.uii.ac.id/empat-aspek -perlu-diperhatikan-dalam-penerapan-
new-normal//.

WHO. (2020). Rolling Updates on Coronavirus Disease (COVID-19).Tersedia


pada : www.who.int (Diakses 5 April 2020).

Yuliana. (2020). Corona virus diseases (Covid-19); Sebuah tinjauan literature.


Volume 2, Nomor 1. ISSN 2655-9951.

Zendrato, W (2020). Gerakan mencegah daripada mengobati terhadap pandemic


COVID-19. Jurnal Education and Development.
LAMPIRAN
Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Ika Sulistia Damayanti
NIM : 11202010
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Mawar III no 40 RT 04 RW 04 Kelurahan Bintaro

Adalah mahasiswa mahasiswa S1 Program Studi Keperawatan STIKes


PERTAMEDIKA. Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul
“Hubungan Self Awareness dengan kedisiplinan memakai masker di Masa
New Era Normal pada warga Rt 04 Rw 05 Kelurahan Bintaro” yang dibimbing
oleh Ns Diana R M. Kep Sp. KMB . Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan Self Awareness dengan kedisiplinan memakai masker di
masa New Era Normal warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro. Penelitian ini akan
dilaksanakan selama kurang lebih 15-20 menit waktu pertemuan dan untuk mengisi
kuesioner.

Dalam penelitian ini tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh keterlibatan
Bapak/Ibu dalam penelitian ini, oleh karena dalam penelitian ini tidak ada
perlakuan apapun melainkan dengan pengisian instrumen kuesioner. Manfaat
penelitian ini diharapkan peneliti akan mendapatkan informasi bagaimana
Hubungan Self Awareness terhadap kedisiplinan memakai masker pada warga RT
04 RW 05 Kelurahan Bintaro .

Dalam penelitian ini peneliti akan memperhatikan etika penelitian. Hasil


pengumpulan data dan semua informasi yang berkaitan dengan penelitian ini akan
dirahasiakan. Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden, saya mohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk menandatangani lembar persetujuan yang saya lampirkan dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya sertakan. Jika Bapak/Ibu tidak
bersedia menjadi responden, Bapak/Ibu bisa sampaikan ke peneliti. Atas perhatian
dan kesediaannya menjadi responden saya mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,

Ika Sulistia Damayanti

Hp. 081319534541
Email: ikasulistia80@gmail.com
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Usia :
No HP :
Menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian
yang akan dilakukan oleh:

Nama : Ika Sulistia Damayanti


NIM : 11202010
Judul : “Hubungan Self Awareness dengan kedisiplinan memakai masker
di masa New Era Normal pada Warga RT 04 RW 05 Kelurahan
Bintaro”
Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
penelitian yang meliputi mengisi koesioner yang diberikan pada responden ,
manfaat penelitian dan hak undur diri. Dan saya telah diberi kesempatan untuk
bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti dan telah mendapatkan jawaban
dari pertanyaan yang saya ajukan, saya memahami bahwa prosedur tindakan yang
dilakukan tidak akan memberikan dampak dan risiko apapun yang membahayakan.
Peneliti akan menjaga kerahasiaan informasi saya sebagai responden.
Oleh karena itu saya bersedia secara sukarela untuk menjadi responden dalam
penelitian dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan. Demikian pernyataan
ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak manapun.

Jakarta, Juni 2021

Responden

(...............................................)

Nama dan tanda tangan


Lampiran 3

Kode inisial

Nama responden

KUESIONER PENELITIAN

“Hubungan Self Awareness dengan kedisplinan memakai masker di masa


New Era Normal pada Warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro ”

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap bagian pertanyaan dalam


kuesioner ini.
2. Isilah titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang menurut
Bapak/Ibu/Sdr benar.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Sdr paling sesuai
dengan kondisi yang dialami oleh Bapak/Ibu/Sdr dengan cara
memberikan tanda centang ( √ ) pada pilihan jawaban yang dipilih.

A. Karakteristik Demografi Responden


1. Umur : ……………….. tahun
2. Jenis Kelamin: Perempuan Laki-laki
3. Pendidikan :

SD, SLTP atau Diploma, Sarjana, Magister,


Sederajat Spesialis, Doctor atau yang
Diselenggarakan oleh
SMA, SMK atau Perguruan Tinggi
Sederajat

PETUNJUK PENGISIAN

Untuk pernyataan di bawah ini pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda
paling tepat dengan cara memberikan tanda (X) atau (√) di dalam kolom pilihan
yang tersedia, pada alternatif jawaban yang terdiri dari:
Jawaban Responden Skor

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Ragu-Ragu 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

Penulis mohon kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk memberikan jawaban dengan


keadaan yang sebenarnya, yang Bapak/Ibu/Saudara rasakan terhadap aspek tersebut
di atas.

Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara memberikan jawaban pada kuesioner ini saya


ucapkan terima kasih.
KUESIONER SELF AWARNESS (X)

Frekuensi

Deskripsi Jawaban
No
Pernyataan SS S RR TS STS

5 4 3 2 1

1. Saya pernah sakit, sehingga sekarang saya


selalu menjaga Kesehatan
2. Saya menyadari perbuatan yang saya lakukan
saat ini
3. Saya selalu memakai masker Ketika keluar
rumah untuk kebaikan saya di masa depan
4. Saya tidak mendapatkan pelajaran dari
perilaku saya di masa lalu
5. Saya tidak peduli perilaku yang saya lakukan
saat ini baik atau buruk
6. Jika seandainya saya terkena virus corona, saya
tidak tahu harus mempersiapkan apa
7. Saat ini saat mampu menghargai diri saya
sendiri

8. Saya dapat merasakan apa yang di alami oleh


pasien covid
9. Saya menegur orang lain yang tidak memakai
masker di area lingkungan RT 04
10. Saya tahu bahaya covid, tapi saya sering
melepas masker karena susah bernafas
11. Saya tidak peduli bagaimana perasaan orang
lain disekitar saya
12. Saya cuek Ketika ada orang di dekat saya tidak
memakai masker
13. Saya mampu menerima kekurangan saya

14. Saya memanfaatkan kelebihan saya dengan


baik
15. Saya pelupa tapi tidak suka jika suka jika selalu
diingatkan untuk memakai masker
16. Saya merasa kurang puas terhadap kelebihan
yang saya punya
17. Saya menyadari kesalahan saya sebelum orang
lain menegur saya
18. Saya akan selalu memakai maker setelah satu
kali ditegur oleh orang lain
19. Saya tidak merasa bersalah saat orang keluar
rumah tanpa memakai masker
20. Saya selalu lupa memakai masker hingga
ditegur berkali-kali oleh apparat setempat

KUESIONER KEDISIPLINAN MEMAKAI MASKER (Y)

Frekuensi

Deskripsi Jawaban
No
Pernyataan SS S RR TS STS

5 4 3 2 1

1. Saya mentaati aturan pemerintah untuk


menggunakan masker diluar rumah

2. Saya memakai masker karena kebutuhan saya

3. Saya memakai masker karena disuruh oleh


petugas

4. Memakai masker merupakan kebiasaan yang


saat ini harus saya lakukan

5. Saya rela di denda Ketika saya lupa memakai


masker

6. Saya mengikuti arahan pemerintah untuk


menggunakan masker saat keluar rumah

7. Saya jarang sekali memakai masker Ketika


keluar rumah

8. Saya memakai masker karena terpaksa

9. Saya memakai masker karena saya takut


dimarahi oleh aparat setempat

10. Saya masih sering lupa memakai masker

11. Saya tidak mau membayar denda jika saya


ketahuan tidak memakai masker saat keluar
rumah

12. Terkadang saya hanya mengalungkan masker


dileher selama keluar rumah

13. Saya memakai masker karena tinggal di RT 04


memiliki resiko tinggi terpapar covid

14. Saya memakai masker demi kebaikan saya


sendiri

15. Saya memakai masker karena takut didenda

16. Saya akan selalu memakai masker meskipun dalam


keadaan new normsl

17. Saya terima untuk di marahin Ketika saya lupa


memakai masker selama keluar rumah

18. Saya mulai nyaman memakai masker selama


keluar rumah

20. Saya memakai masker karena orang lain juga


memakainya
Lampiran 5
LAMPIRAN SPSS – UJI VALIDITAS
Uji Validitas & reliabilitas Variabel Self Awareness tentang pemakaian masker (X
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.947 20

Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
x01 68.5667 207.840 .771 .942
x02 67.7333 226.547 .316 .948
x03 68.5667 207.840 .771 .942
x04 68.6667 210.161 .667 .944
x05 68.5000 212.328 .690 .944
x06 68.5667 207.840 .771 .942
x07 68.5000 212.328 .690 .944
x08 68.5667 207.840 .771 .942
x09 68.5000 212.328 .690 .944
x10 67.9000 219.128 .645 .945
x11 68.5000 211.431 .657 .944
x12 67.9000 219.128 .645 .945
x13 68.5667 207.840 .771 .942
x14 67.9000 219.128 .645 .945
x15 68.5000 211.431 .657 .944
x16 68.6667 210.161 .667 .944
x17 68.5000 211.431 .657 .944
x18 68.6667 210.161 .667 .944
x19 68.0667 220.478 .512 .946
x20 68.6667 210.161 .667 .944

Uji Validitas & Reliabilitas Variabel Kedisplinan tentang pemakaian masker (Y)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.944 19

Item Statistics
Std.
Mean Deviation N
Y01 3.4667 1.16658 30
Y02 4.2333 .85836 30
Y03 3.5000 1.13715 30
Y04 3.2667 1.22990 30
Y05 3.5000 1.07479 30
Y06 3.4333 1.16511 30
Y07 3.5000 1.07479 30
Y08 3.4333 1.16511 30
Y09 3.5000 1.07479 30
Y10 4.1000 .80301 30
Y11 3.5000 1.16708 30
Y12 4.1000 .80301 30
Y13 3.4333 1.16511 30
Y14 4.1000 .80301 30
Y15 3.4667 1.16658 30
Y16 3.3333 1.21296 30
Y17 3.5000 1.16708 30
Y18 3.3333 1.21296 30
Y19 3.8667 .89955 30

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Y01 65.1000 184.162 .785 .939
Y02 64.3333 201.609 .330 .946
Y03 65.0667 184.823 .785 .939
Y04 65.3000 187.459 .636 .942
Y05 65.0667 188.823 .691 .941
Y06 65.1333 183.982 .793 .939
Y07 65.0667 188.823 .691 .941
Y08 65.1333 183.982 .793 .939
Y09 65.0667 188.823 .691 .941
Y10 64.4667 195.085 .654 .942
Y11 65.0667 188.202 .650 .942
Y12 64.4667 195.085 .654 .942
Y13 65.1333 183.982 .793 .939
Y14 64.4667 195.085 .654 .942
Y15 65.1000 188.024 .657 .941
Y16 65.2333 188.323 .619 .942
Y17 65.0667 188.202 .650 .942
Y18 65.2333 188.323 .619 .942
Y19 64.7000 196.079 .536 .943
Scale Statistics
Std.
Mean Variance Deviation N of Items
68.5667 210.392 14.50489 19

Lampiran 6
UJI NORMALITAS

Rasio Skewness diperoleh dari nilai


RASIO
VARIABEL statistic skewnes dikurangi std. Error
SKEWNESS

Self Keputusan uji skewness: normal jika


Awareness -3,535
rasio antara -2 sampai 2 artinya dalam
Kedisiplinan penelitian ini kedua variabel distribusi
3,469
tidak normal

Statistics
Self
Awareness Kedisiplinan
N Valid 90 90
Missing 0 0
Mean 71.30 72.81
Median 72.50 73.00
Mode 73 74
Std. Deviation 7.502 3.705
Skewness -.898 .881
Std. Error of Skewness .254 .254
Kurtosis 1.788 3.687
Std. Error of Kurtosis .503 .503
Range 41 24
Minimum 46 65
Maximum 87 89

Frequenc
Skor Self Awareness
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 46 1 1.1 1.1 1.1
48 1 1.1 1.1 2.2
49 1 1.1 1.1 3.3
60 4 4.4 4.4 7.8
61 1 1.1 1.1 8.9
62 1 1.1 1.1 10.0
63 2 2.2 2.2 12.2
64 7 7.8 7.8 20.0
66 2 2.2 2.2 22.2
67 2 2.2 2.2 24.4
68 4 4.4 4.4 28.9
69 3 3.3 3.3 32.2
70 6 6.7 6.7 38.9
71 7 7.8 7.8 46.7
72 3 3.3 3.3 50.0
73 9 10.0 10.0 60.0
74 8 8.9 8.9 68.9
76 5 5.6 5.6 74.4
77 3 3.3 3.3 77.8
78 7 7.8 7.8 85.6
79 8 8.9 8.9 94.4
80 1 1.1 1.1 95.6
82 1 1.1 1.1 96.7
86 2 2.2 2.2 98.9
87 1 1.1 1.1 100.0
Total 90 100.0 100.0

Skor Kedisiplinan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 65 2 2.2 2.2 2.2
66 2 2.2 2.2 4.4
67 2 2.2 2.2 6.7
68 3 3.3 3.3 10.0
69 6 6.7 6.7 16.7
70 10 11.1 11.1 27.8
71 3 3.3 3.3 31.1
72 14 15.6 15.6 46.7
73 7 7.8 7.8 54.4
74 16 17.8 17.8 72.2
75 5 5.6 5.6 77.8
76 15 16.7 16.7 94.4
77 2 2.2 2.2 96.7
82 1 1.1 1.1 97.8
83 1 1.1 1.1 98.9
89 1 1.1 1.1 100.0
Total 90 100.0 100.0

LAMPIRAN SPSS-DESKRIPSI RESPONDEN


Statistics
UMUR GENDER PENDIDIKAN
RESPONDEN RESPONDEN RESPONDEN
N Valid 90 90 90
Missing 0 0 0
Mean 3,58 1,74 2,04
Median 3,00 2,00 2,00
Mode 3 2 2
Std. Deviation 1,272 ,439 ,472
Skewness -,228 -1,140 ,147
Std. Error of Skewness ,254 ,254 ,254

Frequency Table
UMUR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 12-16 tahun 7 7,8 7,8 7,8
17-25 tahun 7 7,8 7,8 15,6
26-35 tahun 33 36,7 36,7 52,2
36-45 tahun 16 17,8 17,8 70,0
46-55 tahun 24 26,7 26,7 96,7
>/=56 tahun 3 3,3 3,3 100,0
Total 90 100,0 100,0

GENDER
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid WANITA 23 25,6 25,6 25,6
PRIA 67 74,4 74,4 100,0
Total 90 100,0 100,0

PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PENDIDIKAN RENDAH 8 8,9 8,9 8,9
PENDIDIKAN MENENGAH 70 77,8 77,8 86,7
PENDIDIKAN TINGGI 12 13,3 13,3 100,0
Total 90 100,0 100,0
LAMPIRAN SPSS-TABULASI SILANG HUBUNGAN VARIABEL
PENELITIAN

EXPLORE SELF AWARENESS (X)


Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
SELF AWARENESS 90 100,0% 0 0,0% 90 100,0%

Descriptives
Statistic Std. Error
SELF AWARENESS Mean 71,30 ,791
95% Confidence Interval for Lower Bound 69,73
Mean Upper Bound 72,87
5% Trimmed Mean 71,64
Median 72,50
Variance 56,280
Std. Deviation 7,502
Minimum 46
Maximum 87
Range 41
Interquartile Range 9
Skewness -,898 ,254
Kurtosis 1,788 ,503

SKOR SELF AWARENESS


SELF AWARENESS Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

3,00 Extremes (=<49)


15,00 6 . 000012334444444
11,00 6 . 66778888999
33,00 7 . 000000111111122233333333344444444
23,00 7 . 66666777888888899999999
2,00 8 . 02
3,00 8 . 667

Stem width: 10
Each leaf: 1 case(s)
DATASET ACTIVATE DataSet1.
DATASET CLOSE DataSet2.
FREQUENCIES VARIABLES=X Y
/STATISTICS=MEDIAN
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies
Statistics
KEDISIPLINAN MEMAKAI
SELF AWARENESS MASKER
N Valid 90 90
Missing 0 0
Median 72,50 73,00

SELF AWARENESS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 46 1 1,1 1,1 1,1
48 1 1,1 1,1 2,2
49 1 1,1 1,1 3,3
60 4 4,4 4,4 7,8
61 1 1,1 1,1 8,9
62 1 1,1 1,1 10,0
63 2 2,2 2,2 12,2
64 7 7,8 7,8 20,0
66 2 2,2 2,2 22,2
67 2 2,2 2,2 24,4
68 4 4,4 4,4 28,9
69 3 3,3 3,3 32,2
70 6 6,7 6,7 38,9
71 7 7,8 7,8 46,7
72 3 3,3 3,3 50,0
73 9 10,0 10,0 60,0
74 8 8,9 8,9 68,9
76 5 5,6 5,6 74,4
77 3 3,3 3,3 77,8
78 7 7,8 7,8 85,6
79 8 8,9 8,9 94,4
80 1 1,1 1,1 95,6
82 1 1,1 1,1 96,7
86 2 2,2 2,2 98,9
87 1 1,1 1,1 100,0
Total 90 100,0 100,0

EXPLORE KEDISIPLINAN (Y)

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KEDISIPLINAN MEMAKAI
90 100,0% 0 0,0% 90 100,0%
MASKER

Descriptives
Statistic Std. Error
KEDISIPLINAN MEMAKAI Mean 72,81 ,391
MASKER 95% Confidence Interval for Lower
72,04
Mean Bound
Upper
73,59
Bound
5% Trimmed Mean 72,69
Median 73,00
Variance 13,728
Std. Deviation 3,705
Minimum 65
Maximum 89
Range 24
Interquartile Range 5
Skewness ,881 ,254
Kurtosis 3,687 ,503

KEDISIPLINAN MEMAKAI MASKER Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

,00 6.
15,00 6 . 556677888999999
50,00 7 . 00000000001112222222222222233333334444444444444444
22,00 7 . 5555566666666666666677
1,00 8. 2
2,00 Extremes (>=83)

Stem width: 10
Each leaf: 1 case(s)
KEDISIPLINAN MEMAKAI MASKER
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 65 2 2,2 2,2 2,2
66 2 2,2 2,2 4,4
67 2 2,2 2,2 6,7
68 3 3,3 3,3 10,0
69 6 6,7 6,7 16,7
70 10 11,1 11,1 27,8
71 3 3,3 3,3 31,1
72 14 15,6 15,6 46,7
73 7 7,8 7,8 54,4
74 16 17,8 17,8 72,2
75 5 5,6 5,6 77,8
76 15 16,7 16,7 94,4
77 2 2,2 2,2 96,7
82 1 1,1 1,1 97,8
83 1 1,1 1,1 98,9
89 1 1,1 1,1 100,0
Total 90 100,0 100,0
Frequency Table
KEDISIPLINAN
SELF MEMAKAI
AWARENESS MASKER
N Valid 90 90
Missing 0 0

DISTRIBUSI FREKWENSI VARIABEL SELF AWARENESS (X)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 45 50.0 50.0 50.0
Tinggi 45 50.0 50.0 100.0
Total 90 100.0 100.0

DISTRIBUSI FREKWENSI VARIABEL KEDISIPLINAN MEMAKAI


MASKER (Y)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Buruk 49 54.4 54.4 54.4
Baik 41 45.6 45.6 100.0
Total 90 100.0 100.0

CROSSTABS HUBUNGAN VARIABEL SELF AWARENESS (X) DENGAN


KEDISIPLINAN MEMAKAI MASKER (Y)
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
SELF AWARENESS * 90 100.0% 0 0.0% 90 100.0%
KEDISIPLINAN MEMAKAI
MASKER
SELF AWARENESS * KEDISIPLINAN MEMAKAI MASKER Crosstabulation
KEDISIPLINAN
MEMAKAI MASKER
Buruk Baik Total
SELF Rendah Count 17 28 45
AWARENESS % within SELF AWARENESS 37.8% 62.2% 100.0%
% within KEDISIPLINAN 34.7% 68.3% 50.0%
MEMAKAI MASKER
% of Total 18.9% 31.1% 50.0%
Tinggi Count 32 13 45
% within SELF AWARENESS 71.1% 28.9% 100.0%
% within KEDISIPLINAN 65.3% 31.7% 50.0%
MEMAKAI MASKER
% of Total 35.6% 14.4% 50.0%
Total Count 49 41 90
% within SELF AWARENESS 54.4% 45.6% 100.0%
% within KEDISIPLINAN 100.0% 100.0% 100.0%
MEMAKAI MASKER
% of Total 54.4% 45.6% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square 10.080a 1 .001
Continuity Correctionb 8.780 1 .003
Likelihood Ratio 10.284 1 .001
Fisher's Exact Test .003 .001
Linear-by-Linear Association 9.968 1 .002
N of Valid Cases 90
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Screenshoot percakapan dengan warga RT 04 RW 05 Kelurahan Bintaro dan
permintaan ijin ke pak RT 04 RW 05 .
DAFTAR RIWAYAT HDUP

Nama : Ika Sulistia Damayanti


Tempat/tgl.Lahir : Jakarta, 18 Agustus 1980
Tempat Tugas : RS dr. Suyoto Pustehab Kemhan
Alamat : Jl Mawar III no 40 RT 04 RW 05 Kelurahan
Bintaro
Riwayat Pendidikan :

1. SDN Dukuh II Lulus Tahun 1991


2. SMP Seroja Bekasi Lulus Tahun 1994
3. SMA Martia Bhakti Bekasi Lulus Tahun 1997
4. Akper RSPAD Gatot Soebroto Lulus Tahun 2000
5. Sedang menempuh Program Studi SI
Keperawatan STIKes Pertamedika sejak tahun
2020

Riwayat Pekerjaan :

1. Rs Hermina Jatinegara Jakarta


(2000 s.d 2007)
2. Rs dr Suyoto Pusrehab Kemhan
(2008 s.d Sekarang)

Anda mungkin juga menyukai