Anda di halaman 1dari 125

SKRIPSI

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN PRESTASI BELAJAR


DI MASA PANDEMI COVID-19 PADA MAHASISWA D-IV
KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
ITEKES BALI

KADEK ARI SAPUTRA JAYA

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2021

i
SKRIPSI

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN PRESTASI BELAJAR


DI MASA PANDEMI COVID-19 PADA MAHASISWA D-IV
KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
ITEKES BALI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Pada Institut Teknologi dan Kesehatan Bali

Diajukan Oleh:

KADEK ARI SAPUTRA JAYA


18C10007

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2021

ii
iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi ini telah Diuji dan Dinilai oleh Panitia Penguji pada Program Studi
Sarjana Keperawatan Institut Teknologi dan Kesehatan Bali pada
Tanggal…….2022

Panitia Penguji Skripsi Berdasarkan SK Rektor ITEKES Bali


Nomor:

Ketua: Ns, I Kadek Nuryanto, S.Kep.,MNS ....................


NIDN. 0823077901
Anggota :
1. Dr. Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti, S.Kep.,M.Kep ....................
NIDN. 0808117701
2. Komang Ayu Purnama Dewi, S.Si.T.,M.Kes .....................
NIDN. 0801128201

iv
LEMBAR PERNYATAAAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi Belajar Di Masa
Pandemi Covid-19 Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan Anastesiologi ITEKES
Bali”, telah mendapatkan persetujuan pembimbing pada tanggal….. dan disetujui
untuk diajukan ke hadapan Tim Penguji Skripsi pada Program Studi Sarjana
Keperawatan Institut Teknologi dan Kesehatan Bali.

Denpasar,…. Mei 2022


Disahkan oleh:
Dewan Penguji Skripsi

1. Ns, I Kadek Nuryanto, S.Kep.,MNS …………………….


NIDN. 0823077901
2. Dr. Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti,S.Kep.,M.Kep ..................................
NIDN. 0808117701
3. I Gede Putu Darma Suyasa,S.Kp.,M.Ng.,Ph.D …………………….
NIDN. 0823067802
Mengetahui
Fakultas Kesehatan Program Studi Sarjana Keperawatan
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
Dekan, Ketua,

Ns, I Kadek Nuryanto, S.Kep.,MNS AAA Yuliati Darmini, S.Kep.,Ns.,MNS


NIDN. 0823077901 NIDN.082107601

Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali


Rektor

I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng.,Ph.D.


NIDN. 0823067802

v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Kadek Ari Saputra Jaya

NIM : 18C10007

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul


“Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi Belajar Di Masa Covid-19 Pandemi
Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan Anestesiologi ITEKES Bali”, yang saya tulis
ini adalah benar-benar hasil karya saya sendiri. Semua sumber baik yang dikutip
maupun yang dirujuk telah saya cantumkan dengan benar. Apabila dikemudian
hari dapat dibuktikan bahwa Skripsi adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, tanpa adanya
tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi
akademik jika dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Dibuat di : Denpasar
Pada Tanggal :.......Mei 2022
Yang menyatakan

Materai 10000
Kadek Ari Saputra Jaya

KATA PENGANTAR

vi
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi Belajar Di Masa Pandemi Covid-19
Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan Anestesiologi ITEKES Bali”.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan,


pengarahan, dan bantuan dari semua pihak sehingga proposal ini bisa diselesaikan
tepat pada waktunya. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar – besarnya kepada:

1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.,M.Ng.,Ph.D selaku Rektor Institut


Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan bimbingan
kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
2. Ibu Dr.Ns. NL.P Dina Susanti, S.Kep.,M.Kep selaku Wakil Rektor (Warek) I
sekaligus pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dalam
menyelesaikan proposal ini.
3. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.kep., MNS selaku Wakil Rektor (Warek) II
yang memberikan dukungan moral dan perhatian kepada penulis.
4. Bapak Ns. Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS selaku Dekan Fakultas Kesehatan
yang memberikan dukungan kepada penulis.
5. Ibu A.A Ayu Yuliati Darmini, S.Kep.,Ns.,MNS selaku Ketua Program Studi
Sarjana Keperawatan yang telah memberikan dukungan moral kepada
penulis.
6. Ibu Komang Ayu Purnama Dewi, M.Kes selaku pembimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan dalam menyelesai proposal ini.
7. Ibu Ns. Ni Made Sri Rahyanti, S.Kep.,M.Kep.,Ns.Sp selaku wali kelas
tingkat IV kelas A yang memberikan motivasi dan dukungan moral kepada
penulis.
8. Bapak Ns. Emanuael Ileatan Lewar, S.Kep.,MM Selaku Sekretaris prodi D-
IV Keperawatan Anastesiologi yang memberikan motivasi dan dukungan
moral kepada penulis

vii
9. Bapak Putu Kirana Jaya dan Luh Kartini sebagai orang tua yang banyak
memberikan dukungan serta dorongan moral dan materil dalam penyelesaian
proposal ini.

10. Kakak Gede Arlik kusuma Jaya dan kekasih Luh Kartika Dewi yang banyak
memberikan dukungan serta dorongan moral dan materil dalam penyelesaian
proposal ini.
11. Teman-teman angkatan 2018 yang selalu memberikan dukungan hingga
selesainya proposal ini.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal ini masih belum
sempurna, untuk itu dengan hati terbuka, penulis menerima kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk proposal ini.

Denpasar, 21 Desember 2021

Penulis

Kadek Ari Saputra Jaya

viii
HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN PRESTASI BELAJAR DI
MASA PANDEMI COVID-19 PADA MAHASISWA D-IV
KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI ITEKES BALI

Kadek Ari Saputra Jaya


Fakultas Kesehatan
Program Studi Sarjana Keperawatan
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
Email:kadekari86544@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Kualitas tidur pada masa Pandemi Covid-19 tentunya
berpengaruh dalam menyebabkan masalah tidur terhadap orang serta dapat
memperburuk gejala pada orang-orang yang sudah memiliki masalah tidur dan
tentunya memiliki pengaruh pada prestasi belajar seseorang. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi Belajar Di
Masa Pandemi Covid-19 Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan Anestesiologi
ITEKES Bali.
Metode: Penelitian ini mengunakan deskriftif korelatif, dengan metode
pendekatan cros-sectional. Sampel yang digunakan berjumlah 118 responden
dipilih dengan teknik probability sampling dengan tipe Stratified random
sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner analisis menggunakan
Spearman’s-Rho.
Hasil: Dari 118 responden 99 responden (83.9%) adalah perempuan,19
responden (16.1%) adalah laki-laki. Hasil penelitian menunjukan mayoritas
responden memiliki Kualitas tidur buruk sebanyak 116 responden (98,4%),1
responden (0,8%) memiliki kualitas tidur sangat buruk, dan 1 responden (0,8%)
memiliki kualitas tidur baik. Sebanyak 80 responden (67,8%) memiliki Prestasi
Belajar Mahasiswa dengan pujian, sebanyak 38 responden (32,2%) memiliki
prestasi belajar sangat memuaskan. Arah hubungan sangat rendah dari dua
variabel, r=0.171, n=118, p<0.001.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara Kualitas Tidur dengan Prestasi
Belajar di masa Pandemi pada Mahasiswa D-IV Keperawatan Anestesiologi
ITEKES Bali.

Kata Kunci:Kualitas Tidur,Prestasi Belajar

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN................................................................. i


HALAMAN SAMPUL DENGAN SPESIFIKASI.................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI............................ iv
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN............................................ v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................ vi
KATA PENGANTAR.................................................................................. vii
ABSTRAK.................................................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiv
DAFTAR SINGKATAN............................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kulaitas Tidur...................................................................... 7
B. Konsep Prestasi Belajar.................................................................... 22
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESA DAN VARIABEL
A. Kerangka Konsep.............................................................................. 33
B. Hipotesis............................................................................................. 34
C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional..................................... 34
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian................................................................................. 37

x
B. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................. 37
C. Populasi, Sampel dan Sampling.......................................................... 38
D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data.................................................... 41
E. Teknik Analisa Data............................................................................ 45
F. Etika Penelitian..................................................................................... 50
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................... 53
B. Karakteristik Responden..................................................................... 55
C. Hasil penelitian Variabel .................................................................... 55
BAB VI PEMBAHASAN
A. Kualitas Tidur Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan Anastesiologi
ITEKES Bali ....................................................................................
B. Prestasi Belajar Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan Anestesiologi
ITEKES Bali.....................................................................................
C. Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi Belajar Di Masa
Pandemic Covid 19 Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan
Anestesiologi ITEKES Bali..............................................................
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 67
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan............................................................................................ 70
B. Saran................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi Belajar Di Masa Pandemi
Covid-19 Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan Anestesiologi ITEKES
Bali........................................................................................................34
Tabel 4.1 Jumlah sampel yang di perlukan setiap kelas dengan Metode Stratified
Random Sampling.................................................................................39
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden pada Mahasiswa D-IV
Keperawatan Anastesiologi ITEKES Bali............................................55
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Komponen Kualitas Tidur pada Mahasiswa D-IV
Keperawatan Anastesiologi ITEKES Bali............................................56
Tabel 5.3. Distribusi Variabel Kualitas tidur pada Mahasiswa D-IV Keperawatan
Anastesiologi ITEKES Bali..................................................................58
Tabel 5.4. Hasil Penelitian Katagori Prestasi Belajar Mahasiswa pada Mahasiswa
D-IV Keperawatan Anastesiologi ITEKES Bali...................................58
Tabel 5.5. Uji Normalitas Variabel Kualitas tidur dengan Prestasi Belajar di masa
Pandemi pada Mahasiswa D-IV Keperawatan Anastesiologi ITEKES
Bali........................................................................................................59
Tabel 5.6. Korelasi Kualitas Tidur dengan Prestasi Belajar di masa pandemic
Covid 19 pada Mahasiswa D-IV Keperawatan Anastesiologi ITEKES
Bali........................................................................................................59

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar. 3.2.Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi Belajar Di Masa
Pandemi Covid-19 Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan
Anestesiologi ITEKES Bali.........................................................25

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Instrument Penelitian


Lampiran 3. Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4. Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lempiran 5. Lembar Permohonan Data Responden


Lampiran 6. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 7. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 8. Surat Rekomendasi Penelitian dari Rektor Institut Teknologi dan


Kesehatan Bali

Lampiran 9. Surat izin Ethical Clearance dari Komite Etik Institut Teknologi dan
Kesehatan Bali

Lampiran 10. Lembar Pernyataan Face Validity

Lampiran 11. Surat Rekomendasi dari kampus ITEKES Bali

Lampiran 12. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Satu Pintu Provinsi Bali

Lampiran 13. Surat Izin Penelitian dari Kesbangpolinmas Kota Denpasar

Lampiran 14. Lembar Pernyataan Analisa data

Lampiran 15. Hasil Analisa Data

xiv
DAFTAR SINGKATAN

EEG : Electroencephalograph
EOG : elektro-okulogram
NREM : Non-rapid eye movement
REM : Rapid Eye Movement
ASHS : Adolescent Sleep Hygiene Scale
TV : Television
SQS : Sleep Quality Scale
PSQI : Pittsburgh Sleep Quality
IPS : Indeks Prestasi Semester
SMA/K : Sekolah Menengah Atas/Kejuruan
PA : Pembimbing Akademik

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan setiap orang
untuk memulihkan kondisi tubuh sehingga dapat mengembalikan stamina
tubuh dalam kondisi yang optimal (Nilifda dkk., 2016). Tidur dapat
mempengaruhi bagianbagian tertentu dari otak, terutama lobus frontal.
Lobus frontal berfungsi mengontrol membuat keputusan, rencana untuk
masa depan dan menghambat perilaku yang tidak diinginkan secara sosial.
Selain itu, tidur memiliki fungsi yang sangat penting terutama dalam
proses konsolidasi memori, belajar, pengambilan keputusan, dan berpikir
kritis. Hal-hal tersebut sangat diperlukan untuk operasi yang optimal dari
fungsi kognitif terkait dengan keberhasilan dalam bidang akademik dan
sosial (Nastity, 2015). Tidur yang baik merupakan salah satu prioritas dari
manusia. Efek dari tidur yang kurang secara kualitas maupun kuantitas
bervariasi, bukan hanya menyebabkan perasaan tidak menyenangkan,
tetapi juga memiliki efek yang bervariasi pada mood individu, bagaimana
performa individu dalam pekerjaan maupun sekolah, sampai dengan
kemampuan individu mengendarai kendaraan bermotor (Japardi, 2002,
dalam Awaludin, 2017).
Tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap
orang. Setiap orang memerlukan kebutuhan istirahat dan tidur yang cukup
agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur,
tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh
hingga berada dalam kondisi yang optimal (Guyton & Hall, 2007, dalam
Laniwaty, 2015). Pola tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang
bagus terhadap kesehatan. Perubahan pola tidur umumnya disebabkan oleh
tuntutan aktivitas sehari-hari yang menyebabkan berkurangnya kebutuhan
untuk tidur, akibatnya sering mengantuk yang berlebihan pada siang
harinya (Potter & Perry, 2005 dalam Ayukawati 2015).

1
2

Menurut Awaluddin, H. Q. A. (2017), kebutuhan tidur yang cukup


tidak hanya ditentukan oleh faktor jam tidur (kuantitas tidur), tetapi juga
oleh kedalaman tidur (kualitas tidur). Kualitas tidur meliputi aspek
kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang
diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan aspek subjektif
seperti kedalaman dan kepulasan tidur (Buysse et al, 1998, dalam
Ayukawati 2015). Menurut Hidayat (2016), kualitas tidur seseorang
dikatakan baik apabila tidak menunjukkan berbagai tanda kekurangan tidur
dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Kondisi kurang tidur pun
banyak ditemui dikalangan dewasa muda terutama mahasiswa yang
nantinya bisa menimbulkan banyak efek, seperti berkurangnya konsentrasi
belajar dan gangguan kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian oleh National Sleep Foundation di
Amerika tahun 2014, lebih dari 36% dewasa muda usia 18-29 tahun
dilaporkan mengalami kesulitan untuk bangun pagi dibandingkan dengan
20% pada usia 30-64 tahun dan 9% di atas umur 64 tahun. Selain itu,
hampir seperempat dewasa muda (22%) sering terlambat masuk kelas atau
bekerja karena sulit bangun tidur dibandingkan dengan 11% pada pekerja
usia 30-64 tahun dan 5% di atas umur 64 tahun dan 4% dewasa muda
mengeluh mengantuk ketika beraktivitas sekurangnya 2 hari dalam
seminggu atau lebih. Di samping itu, pada tahun 2011, juga dilakukan
penelitian yang melibatkan 1.508 responden dengan hasil 51% responden
yang mengalami gangguan tidur adalah responden yang berusia 19-29
tahun. (Dewi, 2011)
Menurut Deshinta (2009, dalam Awal 2016) pelajar sangat rentan
mengalami kualitas tidur yang buruk, hal itu dibuktikan dengan
penelitiannya. Didapatkan 220 pelajar dari jumlah total 287 pelajar SMA
Negeri 1 Tanjung Morawa mempunyai kualitas tidur yang buruk.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewald et al.,2011 disimpulkan bahwa
kualitas tidur yang buruk berdampak pada kemampuan kognitif dan
psikomotorik menjadi menurun dan emosional tidak stabil sehingga tidak
3

bisa mengintegrasi dan menyimpan informasi dengan baik serta


kesimpulan yang didapatkan, kualitas tidur buruk memiliki hubungan yang
bermakna dengan nilai akademik yang rendah. Menurut ( Hanafi Nilifda
2016), yang telah melakukan penelitian pada 177 orang mahasiswa FK
Universitas Andalas ada 99 orang yang memiliki kualitas tidur buruk dan
78 orang memiliki kualitas tidur baik yang memberikan dampak pada
prestasinya. Semakin baik kualitas tidur seseorang, maka semakin baik
kemampuannya untuk memecahkan suatu masalah. Selain itu, keluhan
berupa kesulitan tidur lebih sering dilaporkan daripada keluhan lain yang
berhubungan dengan tidur. Perkiraan prevalensinya pada orang dewasa
bervariasi dari 15% sampai 40% dan semakin meningkat pada lansia.
Sedangkan pada anak usia 3 tahun sebanyak 14% mengalami kesulitan
tidur dan 50-80% anak mengalami gangguan belajar akibat kualitas tidur
yang tidak baik (Laking & Puri, 2011).
Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan agar terjadi
perubahan pada diri individu khususnya peserta didik. Kegiatan tersebut
dapat berupa mengembangkan kemampuan individu, menumbuhkan daya
berpikir, membentuk kebiasaan dan tingkah laku serta mengembangkan
sikap kritis terhadap masalah yang dihadapi. Seorang individu yang baru
lahir tentu tidak mengetahui apapun mengenai dunianya, seperti teori
tabularasa milik John Locke yakni saat lahir jiwanya seperti kertas putih
belum berisi coretan dan tulisan (Mulyati, 2005, dalam Winari 2015).
Belajar membantu individu mengenal dunianya, dari yang semula tidak
tahu menjadi tahu, dan yang semula tidak bisa menjadi bisa.
Keberhasilan dalam belajar sendiri dapat terlihat dari prestasi
belajar yang diraih peserta didik. Prestasi belajar yang berhasil dicapai
tersebut tidak terlepas dari adanya peranan berbagai faktor, salah satunya
adalah motivasi. Hal ini dikarenakan motivasi memiliki fungsi untuk
mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi tidak
timbul perbuatan seperti belajar (Oemar Hamalik, 2012). Motivasi tidak
muncul dengan sendirinya, perlu adanya stimulus atau rangsangan baik
4

yang berasal dari dalam diri individu maupun yang berasal dari luar.
Stimulus yang bersumber dari dalam berupa kemauan individu untuk
melakukan sesuatu yang ia inginkan bukan karena imbalan dari luar.
Relevan dengan pernyataan (Santrock 2014),
Penelitian yang dilakukan oleh Sutarti, et al., (2018) menyebutkan
bahwa kualitas tidur yang buruk berhubungan dengan Prestasi belajar
seseorang. Prestasi dan Motivasi belajar berperan penting dalam kegiatan
pembelajaran sebab siswa yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar
akan berdampak buruk bagi aktivitas belajar dan tentunya juga berdampak
terhadap hasil belajar dan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa
yang memiliki semangat motivasi belajar yang tinggi akan berupaya lebih
baik untuk mencapai prestasi yang diinginkannya. Siswa akan mencoba
untuk senantiasa belajar dan mencari sumber ilmu. Proses pembelajaran
juga tidak akan mencapai tujuan jika siswa tidak memiliki niat, semangat,
dan motivasi terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Prestasi belajar yang bagus dapat membangkitkan minat dan
mengarahkan peserta didik untuk mempelajari sesuatu yang baru. Motivasi
dan prestasi belajar siswa juga berpengaruh terhadap respon siswa
terhadap kegiatan pembelajaran yang diberikan. Prestasi belajar yang
bagus membuat aktivitas belajar siswa akan berjalan lancar dan begitu juga
sebaliknya yang mana hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap hasil
dan motivasi belajar siswa, prestasi belajar dalam situasi pandemic
berpengaruh pada seluruh mahasiswa di perguruan tinggi. (Rizal, et al.,
2018: Rahmawati, et al., 2017).
Pandemi Covid-19 tentunya berpengaruh dalam menyebabkan
masalah tidur pada beberapa orang serta dapat memperburuk gejala pada
orang-orang yang sudah memiliki masalah tidur. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hartini et al pada tahun 2021 dimana
hasilnya menunjukkan bahwa 78% remaja mengalami masalah tidur
selama pandemi dan jumlah ini lebih tinggi dari pada sebelum pandemi
Covid-19 (Caesarridha, 2021)
5

Itekes Bali merupakan salah satu perguruan tinggi yang


menerapkan pemebelajaran online sejak diberikannya surat edaran normor
4 tahun 2020 tentang pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat
coronavirus diseases (Covid19). Selama pandemic berlansung mahasiswa
itekes bali menerapkan pembelajaran berbasis online salah satunya
pembelajaran berbasis online sudah diterapkan pada mahasiswa D-IV
Keperawatan Anastesiologi. Jadi dari urain diatas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitin tentang Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi
Belajar Di Masa Pandemi Covid-19 Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan
Anestesiologi ITEKES Bali.

B. Rumusan Masalah
Apakah Ada Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi Belajar Di
Masa Pandemi Covid-19 Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan
Anestesiologi ITEKES Bali.?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi
Belajar Di Masa Pandemi Covid-19 Pada Mahasiswa D-IV
Keperawatan Anestesiologi ITEKES Bali
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengidentifikasi Kualitas Tidur pada Mahasiswa D-IV
Keperawatan Anestesiologi ITEKES Bali Di Masa Pandemi
Covid-19
b. Untuk Mengidentifikasi Prestasi Belajar pada Mahasiswa D-IV
Keperawatan Anestesiologi ITEKES Bali Di Masa Pandemi
Covid-19
c. Untuk Menganalisis Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi
Belajar Di Masa Pandemi Covid-19 Pada Mahasiswa D-IV
Keperawatan Anestesiologi ITEKES Bali
6

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan
menambah keberagaman penelitian dalam bidang kualitas Tidur, dan
Tingkat prestasi belajar sehinga nantinya dapat menunjang penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Bagi Masyarakat diharapkan dapat menambah informasi
khususnya bagi mahasiswa ITEKES Bali ( Dewasa Muda ) yang
mengalami ganguan kualitas tidur, serta penurunan prestasi belajar
yang tidak efektif.
b. Bagi kampus
Bagi Institusi diharapkan dapat menjadi bahan yang berguna
bagi pembaca khususnya mahasiswa ITEKES Bali yang memiliki
masalah dalama kualitas tidur sehingga natinya dapat
meningkatkan prestasi belajar yang efektif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kulaitas Tidur


Tidur adalah suatu keadaan berulang, teratur, mudah reversibel yang
ditandai dengan keadaan relatif tidak bergerak dan tingginya peningkatan
ambang respon terhadap stimulus eksternal dibandingkan dengan keadaan
terjaga (Sadock, 2011). Waktu tidurnya kurang dari 3 jam dalam 24 jam dapat
menyebabkan seseorang mudah marah dan cakupan perhatiannya berkurang.
Kurang tidur dalam waktu lama menyebabkan kesulitan berkonsentrasi,
kemunduran performa umum, mudah terpengaruh dan bisa terjadi halusinasi
(Puri K, 2011)
Tidur diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang berada dalam
kondisi bawah sadar, akan tetapi masih dapat dibangunkan dengan pemberian
rangsangan sensorik ataupun dengan rangsang yang lainnya. Definisi ini
harus dibedakan dengan koma, yang merupakan keadaan bawah sadar tetapi
tidak dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang (Guyton dan Hall,
2012).
1. Fisiologi Tidur
Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam
mesensefalon dan pada bagian pons. Selain itu, reticular activating system
(RAS) dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran nyeri dan
perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk
rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam
RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepinefrin. Pada saat tidur,
kemungkinan disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel
khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar
synchronizing regional (BSR), sedangkan bangun bergantung pada
keseimbangan implus yang diterima di pusat otak dan sistem limbik
(Hidayat A, 2015).

7
2. Tahapan Tidur
Sejak adanya alat EEG (Electroencephalograph), maka aktivitas-
aktivitas di dalam otak dapat direkam dalam suatu grafik. Alat ini juga
dapat

8
8

memperlihatkan fluktuasi energi (gelombang otak) pada kertas


grafik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat
elektroensefalogram (EEG), elektro-okulogram (EOG), dan
elektromiogram (EMG) diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu gerakan
mata tidak cepat (non-rapid eye movement-NREM) dan gerakan mata cepat
(rapid eye movement-REM) (Kozier, 2010 dalam Nursiati 2018).
a. Tidur REM (Rapid Eye Movement-REM)
Tidur REM biasanya kembali terjadi sekitar setiap 90 menit dan
berlangsung selama 5 sampai 30 menit. Tidur REM tidak setenang
tidur NREM dan mimpi paling sering terjadi selama tidur REM
(Kozier, 2010 dalam Nursiati 2018).
b. Tidur NREM (Non-Rapid Eye Movement-NREM)
Tidur NREM juga disebut sebagai tidur gelombang lambat karena
gelombang otak orang yang sedang tidur lebih lambat dibandingkan
gelombang alfa dan beta orang yang sedang bangun atau terjaga
(Kozier, 2010). Tidur NREM dibagi menjadi empat tahap :
1). Tahap I : Tahap tidur sangat ringan. (Kozier, 2010 dalam Nursiati 2018).
2). Tahap II : Tahap tidur ringan dan selama tahap ini prose tubuh terus
menerus menurun. (Kozier, 2010 dalam Nursiati 2018).
3). Tahap III : Denyut jantung dan frekuensi pernapasan, serta tubuh lain,
terus menurun karena dominasi sistem saraf parasimpatik. Orang yang
tidur menjadi lebih sulit bangun (Kozier, 2010 dalam Nursiati 2018).
4). Tahap IV : Menandai tidur yang dalam, disebut tidur delta. Denyut
jantung dan frekuensi pernapasan orang yang tidur menurun sebesar
20% sampai 30% dibandingkan denyut jantung dan frekuensi
pernapasan selama terjaga (Kozier, 2010 dalam Nursiati 2018).
3. Siklus Tidur
Selama tidur individu, melewati tahap tidur NREM dan REM, siklus
komplet biasanya berlangsung sekitar 1,5 jam pada orang dewasa. Dalam
siklus tidur pertama, orang yang tidur melalui ketiga tahap pertama tidur
NREM dalam total waktu 20 sampai 30 menit. Kemudian, tahap IV dapat
9

berlangsung sekitar 30 menit. Setelah tahap IV NREM, tidur kembali ke


tahap III dan II sekitar 20 menit. Setelah itu, terjadi tahap rem pertama,
yang berlangsung sekitar 10 menit, melengkapi siklus tidur pertama.
Orang tidur biasanya mengalami empat sampai enam siklus tidur selama 7-
8 jam. Orang tidur yang dibangunkan di tahap manapun harus memulai
tahap I tidur NREM yang baru dan berlanjut ke seluruh tahap tidur REM
(Kozier, 2010 dalam Nursiati 2018).
4. Fungsi dan Tujuan Tidur
Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi diyakini
bahwa tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental,
emosional, kesehatan, mengurangi stres pada paru, kardiovaskuler,
endokrin, dan lain- lainnya. Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat
diarahkan kembali pada fungsi seluler yang penting. Secara umum dapat
dua efek fisiologis dari tidur yaitu pertama, efek pada sistem saraf yang
diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di
antara berbagai susunan saraf dan efek pada struktur tubuh dengan
memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena selama tidur
terjadi penurunan (Hidayat A, 2015).
5. Pola Tidur Normal Pada Remaja
Sebagian besar remaja memerlukan 8 sampai 10 jam waktu tidur
setiap malam untuk mencegah keletihan yang tidak perlu dan kerentanan
terhadap infeksi. Perubahan pola tidur biasa terjadi pada remaja. Anak-
anak yang tadinya bangun tidur lebih awal kini mulai tidur lama di pagi
hari dan kadang-kadang tidur siang. Alasan tidur siang tidak sepenuhnya
dipahami, tetapi mungkin itu merupakan hasil dari kematangan fisik dan
pengurangan tidur di waktu malam. Sekitar 20% tidur pada usia ini berupa
tidur REM. Selama remaja, remaja putra mulai mengalami emisi nokturnal
(orgasme dan emisi semen selama tidur), dikenal sebagai “mimpi basah”,
beberapa kali setiap bulan. Remaja putra perlu diberi informasi mengenai
perkembangan normal ini untuk mencegah rasa malu dan rasa takut
(Kozier, 2010 dalam Nursiati 2018).
10

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan kualitas Tidur


Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapaa faktor. Kualitas
tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan
memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Faktor yang
dapat mempengaruhi adalah sebagai berikut :
a. Penyakit
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak
penyakit yang memperbesar kebutuhan tidur, misalnya penyakit yang
disebabkan oleh infeksi (infeksi limpa) akan memerlukan lebih
banyak waktu tidur untuk keletihan. Banyak juga keadaan sakit
menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur (Hidayat A,
2015).
b. Umur
Umur menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tidur dan
kebutuhan tidur seseorang (Pemi, 2011). Kebutuhan tidur berkurang
dengan pertambahan usia. Kebutuhan tidur anak-anak berbeda dengan
kebutuhan tidur orang dewasa. Kebutuhan tidur orang dewasa juga
berbeda dengan lansia.
c. Keletihan
Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih
banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah
dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah
melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut
akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang
lambatnya diperpendek (Hidayat A, 2015).
1). Stres Psikologis
Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat
ketegangan jiwa. Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang
memiliki masalah psikologis mengalami kegelisahan sehingga sulit
untuk tidur (Hidayat A, 2015).
2). Obat
11

Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek


menyebabkan tidur, adapula yang sebaliknya mengganggu tidur
(Asmadi, 2011).
3). Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang
untuk tidur. Pada lingkungan bersih, suhu dingin, suasana yang
tidak gaduh (tenang), dan penerangan yang tidak terlalu terang
akan membuat seseorang tersebut tertidur dengan nyenyak,
begitupun sebaliknya jika kotor, bersuhu panas, suasana yang ramai
dan penerangan yang sangat terang, dapat mempengaruhi kualitas
tidurnya.
4). Stimulus dan alcohol
Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat
merangsang SSP sehingga dapat mengganggu pola tidur.
Sementara konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu
siklus tidur REM.
5). Merokok
Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulus
pada tubuh. Akibatnya, perokok sering kali kesulitan untuk tidur
dan mudah terbangun di malam hari.
7. Ganguan Tidur Gangguan tidur dapat disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya :
a. Insomnia
Insomnia merupakan suatu keadaan ketidak mampuan
mendapatkan tidur yang adekuat, baik kualitas maupun kuantitas,
dengan keadaan tidur yang hanya sebentar atau susah tidur.
b. Hipersomnia
Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur
berlebihan, pada umumnya lebih dari sembilan jam pada malam hari,
disebabkan oleh kemungkinan adanya masalah psikologis, depresi,
kecemasan, gangguan susunan saraf pusat, ginjal, hati, dan gangguan
12

metabolisme.
c. Parasomnia
Parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat
mengganggu pola tidur, seperti somnambulism
(sleepwalking/berjalan- jalan dalam tidur) yang banyak terjadi pada
anak-anak, yaitu tahap III dan IV dari tidur NREM. Somnambulism
ini dapat menyebabkan cidera.
1) Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang
muncul secara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga
sebagai serangan tidur atau sleep attack.
2) Apnea Saat Tidur
Apnea saat tidur adalah kondisi terhentinya nafas secara periodik
pada saata tidur.
3) Sleep Walking
Merupakan perilakuyang dapat mengganggu tidur atau muncul
saat seseorang tidur/perilaku tidak normal. Gangguan ini umum
terjadi pada anak-anak.
4). Sleep Apnea
Sleep apnea adalah gangguan tidur dengan kesulitan bernafas
(apnea/tanpa nafas) berulang kali ketika sedang tidur.
5). DelayedSleep Phase Disorder
Orang dengan kondisi ini ditandai dengan kesulitan tidur pada
malam hari, sehingga mengalami kesulitan untuk bangun pagi.
6). Somnambulisme
Somnambulisme adalah suatu keadaan perubahan kesadaran,
fenomena tidur-bangun terjadi pada saat bersaman.
7). Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di
hidung dan mulut. Amandel yang membengkak dan adenoid dapat
menjadi faktor yangturut menyebabkan mendengkur.
13

8). Nightmare/Night Terror


Biasanya terjadi pada sepertiga awal tidur, umumnya terjadi pada
anak usia enem tahun atau lebih, setelah tidur beberapa jam, anak
tersebut langsung terjaga dan bertetiak, pucat dan ketakutan.
8. Kualitas Tidur
Kualitas tidur merupakan fenomena yang sangat kompleks yang
melibatkan berbagai domain antara lain, penilaian terhadap lama waktu
tidur, gangguan tidur, masa laten tidur, disfungsi tidur pada siang hari,
efisiensi tidur, kualitas tidur, penggunaan obat tidur. Jadi apabila salah satu
dari ketujuh domain tersebut terganggu maka akan mengakibatkan
terjadinya penurunan kualitas tidur (Indarwati, 2012). Pada penilaian
terhadap penilaian terhadap lama waktu tidur yang dinilai adalah waktu dari
tidur yang sebenarnya yang dialami seseorang pada malam hari. Penilaian
ini dibedakan dengan waktu yang yang dihabiskan diranjang. Pada penilaian
terhadap gangguan tidur dinilai apakah seseorang terbangun tidur pada
tengah malam atau bangun pagi terlalu cepat, bangun untuk pergi kekamar
mandi, sulit bernafas secara nyaman, batuk atau mendengkur keras, merasa
kedinginan, merasa kepanasan, mengalami mimpi buruk, merasa sakit, dan
alasan lain yang mengganggu tidur (Indarwati, 2012).
Kualitas tidur yang buruk mencakup durasi tidur pendek sedangkan
kualitas tidur yang buruk mencakup kesulitan untuk tidur dan seringkali
terbangun dimalam hari atau dini hari. Tanda kekurangan tidur dapat dibagi
menjadi tanda fisik dan tanda psikologis. Tanda fisik kekurangan tidur
meliputi ekspresi wajah (area gelap disekitar maka, bengkak dikelopak
mata, konjungtiva berwarna kemerahan, dan mata cekung), kantuk yang
berlebihan ditandai dengan seringkali menguap, tidak mampu
berkonsentrasi dan adanya tanda-tanda keletihan seperti penglihatan kabur,
mual dan pusing. Tanda psikologis dari kekurangan tidur meliputi menarik
diri, apatis dan respon menurun, bingung, daya ingat berkurang, halusinasi,
14

ilusi penglihatan atau pendengaran dan kemampuan memberiikan


pertimbangan atau keputusan menurun (Sagala, 2011).
9. Aspek kualitas tidur
Adapun menurut Wolniczak (2013), bahwa aspek-aspek dari kualitas
tidur yaitu;
a. Durasi tidur (lamanya waktu tidur),
b. Gangguan saat tidur seperti pencahayaan dan kebisingan,
c. Atency (interval waktu antara respon yang diharapkan),
d. Efisiensi tidur.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
aspek-aspek kualitas tidur menurut Wolniczak (2013) adalah durasi tidur,
gangguan saat tidur, atency, efisience tidur, Kualitas tidur dan kebiasaan
dapat dilihat dari enam aspek yakni, tidur dalam keadaan miring ke kanan,
badan dalam keadaan rileks, nyenyak selama tidur, waktu tidur yang
cukup, merasa segar saat terbangun, nyaman secara psikologis, sedangkan
menurut Nashori (2012) dapat dilihat dari lima aspek yakni, nyenyak
selama tidur, waktu tidur yang cukup, tidur dan bangun lebih awal, merasa
segar ketika terbangun, tidak bermimpi buruk. Kelima aspek dari Nashori
(2012) tersebut nantinya akan peneliti gunakan sebagai acuan dalam
penyusunan alat ukur guna mengungkap kualitas tidur, karena penjelasan
dan contohnya lebih kongkrit sehingga memudahkan penulis dalam
menyusun aitem Skala Kualitas Tidur.
10. Pengertian kebiasaan sebelum tidur pada remaja
Kebiasaan sebelum tidur adalah praktek perilaku yang dapat
meningkatkan durasi dan kualitas tidur sehingga dapat meningkatkan
kesehatan individu. Menurut Kor K, Mullan BA (2011 dalam Nursalam,
dkk 2013) kebiasaan sebelum tidur adalah praktek perilaku yang dapat
meningkatkan kualitas tidur, durasi tidur yang cukup dan penuh kesiapan
pada siang hari. Mastin DF, Bryson J, Corwyn R (2006 dalam Nursalam,
dkk 2013) menyatakan bahwa kebiasaan sebelum tidur penting untuk
memprediksi kualitas dan kuantitas tidur pada remaja.Walker, Johnson,
15

Miaskowski, Lee, dan Duff (2010) mengartikan kebiasaan tidur sebagai


suatu gaya hidup yang dapat mempengaruhi kualitas tidur atau
menghambat tidur seseorang.
11. Faktor-faktor kebiasaan sebelum tidur pada remaja
Adolescent Sleep Hygiene Scale (ASHS) (2013) memaparkan
kebiasaan sebelum tidur terdiri dari 8 faktor, yaitu:
a. Faktor fisiologis
Faktor ini terdiri dari 5 item seperti mengkonsumsi kafein
(misalnya: cola, teh, kopi, alkohol) setelah jam 6 sore, melakukan
kegiatan aktif 1 jam sebelum tidur (misalnya: berlari, bermain diluar,
latihan fisik), meminum air atau cairan lebih dari 4 gelas pada saat 1
jam sebelum tidur, pergi ke tempat tidur dengan kondisi perut yang
sakit, dan pergi ke tempat tidur dengan rasa lapar.
b. Faktor perilaku
Faktor ini terdiri dari 3 item yaitu melakukan hal-hal yang dapat
membuat terjaga (misalnya: bermain video game, menonton TV,
berbicara di telepon) selama 1 jam sebelum tidur, melakukan hal-hal di
tempat tidur yang dapat membuat tetap terjaga (misalnya: menonton
TV, membaca), dan menggunakan tempat tidur untuk hal-hal selain
tidur (misalnya: berbicara di telepon, menonton TV, bermain video
game, melakukan pekerjaan rumah).
c. Faktor kognitif/emosional
Faktor ini terdiri dari 6 item seperti pergi ke tempat tidur dan
memikirkan hal-hal yang harus dilakukan, pergi ke tempar tidur dan
memutar ulang kejadian hari ini berulang-ulang dalam pikiran,
memeriksa jam berulang kali pada malam hari, terjadi hal-hal yang
membuat emosi yang kuat (misalnya: kesedihan, kemarahan,
kegembiraan) selama 1 jam sebelum tidur, pergi ke tempat tidur
dengan perasaan marah, dan pergi ke tempat tidur dengan perasaan
khawatir tentang hal-hal yang terjadi di rumah atau sekolah.
16

d. Faktor lingkungan tidur


Faktor ini terdiri dari 5 item yaitu tertidur sambil mendengarkan
musik keras, tertidur saat menonton TV, tertidur di ruangan yang
terang, tertidur di kamar yang terasa terlalu panas atau terlalu dingin,
dan tertidur di suatu tempat kemudian pindah ke tempat yang lain pada
malam hari.
e. Faktor stabilitas tidur
Faktor ini terdiri dari 3 item seperti tetap terjaga lebih dari 1 jam
dari pada waktu tidur biasanya selama minggu sekolah, tetap terjaga
lebih dari 1 jam dari pada waktu tidur biasanya pada akhir pekan, dan
tidur lebih dari 1 jam dari pada waktu bangun biasanya pada akhir
pekan.
f. Faktor tidur siang
Faktor ini terdiri dari dua item yaitu tidur siang lebih dari 1 jam
dan tidur siang setelah pukul 6 di malam hari.
g. Faktor zat
Faktor ini terdiri dari 2 item yaitu merokok atau mengunyah
tembakau setelah dan meminum bir (atau beberapa minuman lain
dengan alkohol) setalah pukul 6 di malam hari.
h. Faktor rutinitas tidur
Faktor ini seperti melakukan rutinitas tidur (misalnya: mandi,
menyikat gigi, membaca).Menurut Centre for Clinical Interventions
(2010) kebiasaan tidur yang dapat mempegaruhi kualitas tidur dan
kesehatan pada remaja yaitu:
1). Kebiasaan harian
Salah satu cara yang terbaik untuk melatih tubuh agar dapat tidur
dengan baik adalah pergi ke tempat tidur untuk memulai tidur dan
bangun pada waktu yang kurang lebih sama di setiap harinya, baik itu
pada akhir pekan atau hari libur maupun pada hari-hari yang banyak
disibukan dengan aktivitas. Ritme yang teratur ini akan membuat
17

individu merasa lebih baik dan akan memberikan tubuh yang siap
untuk menjalankan aktivitas.
2). Tidur disaat mengantuk
Mencoba untuk tidur ketika tubuh benar-benar merasa lelah atau
mengantuk dari pada menghabiskan terlalu banyak waktu terjaga di
tempat tidur.
3). Aktivitas yang merangsang atau menarik
Jika belum bisa tidur setelah sekitar 20 menit atau lebih, lakukan
sesuatu yang dapat menenangkan atau mungkin membosankan sampai
merasa mengantuk misalnya dengan cara mematikan lampu (cahaya
yang terang akan memberitahu otak bahwa sudah waktunya untuk
bangun) atau membaca sesuatu yang membosankan, kemudian coba
kembali ke tempat tidur dan coba tidur kembali. Hindari melakukan
sesuatu yang merangsang atau menarik misalnya memainkan gadjet,
karena ini akan membuat terjaga kembali.
4). Kafein dan nikotin
Kafein atau nikotin menggangu kemampuan untuk tidur karena
zat-zat ini bertindak sebagai stimulan. Oleh karena itu cara terbaik
adalah untukmenghindari mengkonsumsi setiap kafein (seperti di
dalam kopi, teh, minuman bersoda, dan coklat) atau nikotin (rokok)
setidaknya untuk 4-6 jam sebelum tidur
5). Alkohol
Banyak orang yang percaya bahwa alkohol dapat membuat santai
dan membantu mereka untuk dapat segera tidur pada awalnya, namun
sebenarnya alkohol dapat mengganggu kualitas tidur, oleh karena itu
hindari alkohol 4-6 jam sebelum pergi ke tempat tidur.
6). Tempat tidur
Tempat tidur hanya digunakan saat tidur, sehingga tubuh akan
mengasosiasikan tempat tidur dengan tidur. Jangan melakukan
aktivitas lainnya di atas tempat tidur seperti tempat untuk menonton
18

TV, makan, membaca, bekerja pada laptop, ataupun melakukan hal-


hal yang lainnya.

7). Tidur siang


Cara yang terbaik adalah untuk menghindari tidur di siang hari,
hal ini untuk memastikan bahwa tubuh benar-benar merasa lelah
pada saat waktu tidur malam.
8). Ritual tidur
Ritual tidur bertujuan untuk mengingatkan tubuh bahwa sudah
waktunya tidur. Beberapa orang menemukan cara ritual tidur seperti
melakukan peregangan santai atau latihan pernafasan 15 menit
sebelum tidur setiap malamnya, duduk tenang dengan secangkir teh
tanpa kafein ataupun menganti pakaian khusus untuk tidur.
9). Mandi
Mandi air hangat 1-2 jam sebelum tidur dapat berguna, karena
akan meningkatkan suhu tubuh dan membuat rasa ngantuk karena
suhu tubuh dalam keadaan turun kembali. Penelitian menunjukan
bahwa kantuk dikaitkan dengan penurunan suhu tubuh.
10). Melihat jam
Banyak orang yang berusaha untuk tidur cenderung melihat jam
terlalu sering, memeriksa jam pada malam hari yang dapat membuat
terbangun dan berpikiran sulit untuk tidur kembali.
11). Buku harian tidur
Lembar kerja ini dapat menjadi suatu cara yang berguna yang
berisi fakta-fakta yang benar terkait tidur, bukan sekedar membuat
asumsi. Buku harian tidur melibatkan bagaimana kebiasaan kita
terbangun melihat jam (lihat butir 10) dan itu merupakan ide yang
baik jika hanya melakukannya dalam dua minggu, kemudian melihat
kemajuan yang terjadi di minggu-minggu selanjutnya, apakah masih
sering terbangun dan melihat jam kembali.
19

12). Olahraga
Olahraga yang teratur adalah cara yang baik untuk membantu
mendapatkan tidur yang berkualitas, misalnya dengan cara lari-lari
pagi setiap hari akan membuat tubuh merasa lebih segar. Jangan
melakukan olahraga yang berat 4 jam sebelum tidur.
13). Nutrisi
Kondisi perut yang kosong saat sebelum tidur itu sangat
mengganggu, sehingga disarankan untuk memilih mengkonsumsi
makanan ringan yang mengandung kalsium, magnesium, l-
tryptophan, dan makanan yang kaya akan vitamin B, karena jika
memilih mengkonsumsi makanan yang berat juga akan dapat
mengganggu tidur. Misalnya, meminum segelas susu hangat yang
mengandung l-tryptophan dan juga kalsium yang dapat membantu
seseorang untuk tidur dengan mudah. Hal ini dikarenakan dapat
meningkatkan produksi melatonin. Melatonin adalah neurohormon
yang memberikan konstribusi untuk siklus tidur-bangun. Hormon ini
akan dilepas pada malam hari dan juga membantu menenangkan
aktivitas otak dan mempermudah seseorang untuk tidur.
14). Ruangan yang tepat
Ruangan tidur yang kondusif (tidak bising, tidak kotor, cahaya
yang tidak teralalu terang) akan memberikan rasa tenang dan
nyaman untuk tidur. Sebuah pendingin ruangan yang cukup serta
selimut untuk tetap hangat adalah hal yang terbaik, memiliki tirai
atau penutup mata untuk menghalangi cahaya pagi secara langsung
dan penutup telinga jika ada suara di luar ruangan.
15). Rutinitas siang hari
Lakukan rutinitas siang hari seperti biasanya dan yang telah
direncanakan. Jangan menghindari kegiatan karena merasa lelah, hal
ini dapat memperkuat insomnia dan memiliki tidur malam yang
buruk.
20

12. Penilaian kualitas tidur


Kualitas tidur memengaruhi kesehatan dan kualitas hidup secara
keseluruhan. Kualitas tidur diukur menggunakan pengukuran kualitas tidur
dapat berupa kuisioner maupun sleep diary, noctural polysomnography,
dan multiple sleep latency test (Hermawati dkk, (2010) dalam D
Rahmawati (2012).
Pengukuran kualitas tidur telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Yi,
Si, dan Shin (2011) melakukan pengukuran kualitas tidur yang disebut
dengan Sleep Quality Scale (SQS). Busye, dkk (1989) dalam Rush (2011),
melakukan penelitian tentang pengukuran kualitas tidur menggunakan
instrumen pengukuran kualitas tidur yang disebut Pittsburgh Sleep Quality
Index (PSQI).
PSQI adalah instrumen efektif yang digunakan untuk mengukur
kualitas tidur dan pola tidur pada orang dewasa. PSQI dikembangkan
untuk mengukur dan membedakan individu dengan kualitas tidur baik dan
kualitas tidur buruk. Kualitas tidur merupakan fenomena yang kompleks
dan melibatkan beberapa dimensi yang seluruhnya dapat tercakup dalam
PSQI. Dimensi tersebut antara lain;
a. Kualitas tidur subjektif
Evaluasi kualitas tidur secara subjektif merupakan evaluasi
singkat terhadap tidur seseorang tentang apakah tidurnya sangat baik
atau sangat buruk
b. Latensi tidur
Latensi tidur adalah durasi mulai dari berangkat tidur hingga
tertidur. Seseorang dengan kualitas tidur baik menghabiskan waktu
kurang dari 15 menit untuk dapat memasuki tahap tidur selanjutnya
secara lengkap. Sebaliknya, lebih dari 20 menit menandakan level
insomnia yaitu seseorang yang mengalami kesulitan dalam memasuki
tahap tidur selanjutnya
21

c. Durasi tidur
Durasi tidur dihitung dari waktu seseorang tidur sampai terbangun
di pagi hari tanpa menyebutkan terbangun pada tengah malam. Orang
dewasa yang dapat tidur selama lebih dari 7 jam setiap malam dapat
dikatakan memiliki kualitas tidur yang baik.
d. Efisiensi kebiasaan tidur
Efisiensi kebiasaan tidur adalah rasio persentase antara jumlah
total jam tidur dibagi dengan jumlah jam yang dihabiskan di tempat
tidur. Seseorang dikatakan mempunyai kualitas tidur yang baik apabila
efisiensi kebiasaan tidurnya lebih dari 85%.
e. Gangguan tidur
Gangguan tidur merupakan kondisi terputusnya tidur yang mana
pola tidur-bangun seseorang berubah dari pola kebiasaannya, hal ini
menyebabkan penurunan baik kuantitas maupun kualitas tidur
seseorang.
f. Penggunaan obat
Penggunaan obat-obatan yang mengandung sedatif
mengindikasikan adanya masalah tidur. Obat-obatan mempunyai efek
terhadap terganggunya tidur pada tahap REM. Oleh karena itu, setelah
mengkonsumsi obat yang mengandung sedatif, seseorang akan
dihadapkan pada kesulitan untuk tidur yang disertai dengan frekuensi
terbangun di tengah malam dan kesulitan untuk kembali tertidur,
semuanya akan berdampak langsung terhadap kualitas tidurnya.
g. Disfungsi di siang hari
Seseorang dengan kualitas tidur yang buruk menunjukkan
keadaan mengantuk ketika beraktivitas di siang hari, kurang antusias
atau perhatian, tidur sepanjang siang, kelelahan, depresi, mudah
mengalami distres, dan penurunan kemampuan beraktivitas. Semua
dimensi tersebut dinilai dalam bentuk pertanyaan dan memiliki bobot
penilaian masing-masing sesuai dengan standar baku (Smyth, 2012).
22

Kuisioner PSQI terdiri dari 9 pertanyaan dengan masing-masing


pertanyaan memiliki skor 0-3. Total skor diperoleh dengan
menjumlahkan skor komponen 1-7 dengan rentang 0-21. Skor diatas 5
mengindikasikan pola tidur yang buruk. Kuisioner ini telah diuji
validitas dan reabilitas (Cronbach’s alpha) yaitu 0,83 (Smyth, 2012).

B. Konsep Prestasi Belajar


1. Definisi Belajar
Belajar adalah suatu usaha proses yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Belajar adalah proses mental yang terjadi di
dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan
prilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu
dengan lingkungan yang disadari (Sanjaya Wina, 2012). Belajar adalah
suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau
pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan. Berdasarkan definisi
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalamannya sendiri karena adanya interaksi dengan lingkungan
yang disadari.
2. Pengertian prestasi belajar
Menurut Rosyid Moh. Zaiful, dkk (2019) mengartikan prestasi
belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun
kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
mahasiswa dalam periode tertentu dan dapat dinyatakan bahwa prestasi
belajar merupakan hasil dari suatu kegiatan pembelajaran yang disertai
perubahan yang dicapai mahasiswa.
Istilah prestasi di Kamus Ilmiah Populer di definisikan sebagai
hasil yang telah dicapai. Menurut Wahab (2015) menyimpulkan bahwa
23

belajar dalam arti luas dapat di artikan sebagai suatu proses yang
memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai
hasil dari terbentuknya respons utama, dengan syarat bahwa perubahan
atau munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya
kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.
Menurut Djamarah (2012) menyatakan bahwa prestasi belajar
adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan
perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam
belajar. Pendapat lain dari Helmawati (2018) menyatakan bahwa
prestasi belajar adalah hasil dari pembelajaran. Prestasi diperoleh dari
evaluasi atau penilaian. Setiap anak akan memiliki hasil belajar atau
prestasi yang berbeda antara satu dengan yang lain. Prestasi yang
diperoleh dari hasil pembelajaran setelah dinilai dan di evaluasi dapat
saja rendah, sedang ataupun tinggi. Sependapat dengan ahli tersebut,
Susanti (2019) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan
menyelesaikan hal sulit, menguasai, mengungguli, menandingi, dan
melampaui mahasiswa lain sekaligus mengatasi hambatan dan
mencapai standar yang tinggi.
Dari beberapa pengertian prestasi belajar, dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar adalah hasil atau perubahan pembelajaran yang
dicapai dan suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau
berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respons
utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah baru
itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya
perubahan sementara karena sesuatu hal.
3. Aspek-aspek prestasi belajar
Pencapaian prestasi belajar atau hasil belajar mahasiswa, merujuk
kepada aspek-aspek :
a. Kognitif adalah kegiatan mental (otak), yaitu: pengetahuan,
pemahaman,penerapan,dan,penilaian.
24

b. Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai,


mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi
dan nilai.
c. Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu.

Syah Muhibbin (2015) mengemukakan bahwa aspek aspek prestasi


belajar yaitu:
a. Ranah cipta (kognitif), yaitu: pengamatan, ingatan, pemahaman,
aplikasi/penerapan, analisis, sintesis
b. Ranah rasa (afektif), yaitu: penerimaan, sambutan, apresiasi,
internalisasi, karakterisasi
c. Ranah karsa (psikomotor), yaitu: keterampilan bergerak dan
bertindak, kecakapan ekspresi verbal dan non-verbal.
(Wahab 2015) menyatakan bahwa aspek-aspek belajar yaitu:
a. Perubahan adalah keadaan yang berubah dan peralihan keadaan
yang sebelumnya seperti pola pikir, perilaku sebelumnya.
b. Tingkah baru adalah hal-hal yang baru saja dilakukan
c. Kematangan merupakan suatu kedaan atau tahap pencapaian proses
dalam pertumbuhan atau perkembangan.
Helmawati (2018) menyatakan bahwa aspek-aspek prestasi
belajar yaitu: ranah afektif (rasa/ sikap/ perilaku/ akhlak) dan ranah
psikomotor (keterampilan)
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Rosyid dkk, (2019) mengemukakan faktor-faktor prestasi
belajar, yaitu: faktor internal adalah faktor yang datangnya dari diri
mahasiswa berupa faktor fisiologis (kesehatan dan keadaan tubuh),
psikologis (minat, bakat, inteligensi, emosi, kelelahan, dan cara
belajar). Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang datangnya
25

dari luar diri mahasiswa yang dipengaruhi oleh lingkungan keluarga,


lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan alam.
a. Faktor dari dalam diri (Internal)
Sehubungan dengan faktor internal ini ada tingkatan yang perlu
diketahui yaitu faktor kondisi fisik, tingkat emosi, daya ingat,
dan daya konsentrasi.
1) Faktor Kondisi Fisik (Jasmani)
Dalam faktor jasmania ini dapat dibagi menjadi dua faktor
yaitu factor kesehatan dan faktor cacat tubuh.
2) Kecerdasan Emosi
Kemunculan istilah kecerdasan emosi dalam pendidikan,
dan adanya pengaruh kecerdasan emosi dalam belajar, bagi
sebagian orang mungkin dianggap sebagai hal yang yang baru.
Teori Daniel Goleman, sesuai dengan judul bukunya,
memberikan definisi baru terhadap kata cerdas. Menurut
Goleman, khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki
kecerdasan cenderung menarik diri, terkesan dingin dan
cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya
secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan
emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi
sumber masalah.akademis tinggi, mereka cenderung memiliki
rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung
menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit
mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat.
Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan
emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi
sumber masalah.
Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ
tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka
cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit
bergaul, mudah frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang
26

lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus


asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh
orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki
kecerdasan emosional yang tinggi (Goleman,2009 dalam Awal
2017).

3) Daya Ingat
a) Memori Jangka Pendek (Short Term Memory)
Semua individu memiliki akses menuju memori jangka
pendek. Memori ini menahan data memori selama beberapa detik
dan terkadang juga bisa sampai beberapa menit. Menurut model
Atkinson dan Shiffrin, simpanan jangka pendek hanya dapat
mengingat beberapa hal saja. Ia juga dapat diakses oleh sejumlah
proses pengontrolan yang mengatur aliran informasi kepada dan
dari simpanan jangka panjang. Biasanya, materi masih tetap
bertahan di dalam memori jangka pendek kira-kira 30 detik saja,
kecuali dilatih untuk mempertahankannya lagi. Kapasitas memori
jangka pendek menyimpan informasi dalam suatu area
penyimpanan sementara bersifat sangat terbatas dan rentan
terhadap memudarnya informasi dengan cepat (Wade, 2008
dalam Awal 2017).
b) Memori Jangka Panjang (Long Term Memory)
Ingatan jangka panjang adalah suatu tipe memori yang
relatif tetap dan tidak terbatas. Kapasitas yang dimiliki memori
jangka panjang sepertinya tidak terbatas. Informasi dalam jumlah
yang sangat besar yang tersimpan dalam memori jangka panjang
memungkinkan individu untuk belajar, menyesuaikan diri dengan
lingkungan, serta mengembangkan identitas diri dan sejarah
kehidupan. Memori jangka panjang tempat menyimpan memori-
27

memori yang terus tinggal dalam pikiran selama periode yang


panjang. Lokasi tempat memori tersimpan adalah di seluruh
bagian otak, meskipun juga terpusat di bagian-bagian tertentu
(Wade,2008 dalam Awal 2017).

4) Daya Konsentrasi
Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal
dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak
berhubungan. Dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan
perhatian dan kesadaran sepenuhnya kepada materi pelajaran yang
sedang dipelajari denganmengeyampingkan semua hal yang sama
sekali tidak ada hubungannya dengan kegiatan tersebut. Bila
seseorang tidak bias berkonsentrasi, proses tersebut tidak berjalan
dengan baik sehingga kemungkinan besar tidak dapat menyerap,
menyimpan, dan mengingat kembali informasi dengan baik.
b. Faktor dari luar (Eksternal)
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah
interaksi sosial. Faktor ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu faktor
keluarga, factor kampus, faktor lingkungan masyarakat.
1) Faktor keluarga
Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi mahasiswa dan
dapat mempengaruhi keluarga antara lain : cara mendidik, relasi
antara anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang
tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan
suasana rumah.
2) Faktor kampus
Faktor kampus dapat berupa : cara mengajar dosen,
peralatan belajar mengajar, kurikulum, waktu kuliah, interaksi
dosen dan mahasiswa, kode etik mahasiswa, dan media
pendidikan.
28

3) Faktor lingkungan masyarakat


Faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar
mahasiswa antara lain : teman bergaul, kegiatan lain di luar
kampus dan cara hidup lingkungan keluarganya (Slameto, 2010
dalam Awal 2017).
Pendapat senada disampaikan Sudjana (2011), yang
mengatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai peserta
didikdipengaruhi oleh dua faktor yakni:
1). Faktor yang berasal dari diri peserta didik. Faktor yang datang
dari peserta didikterutama kemampuan yang dimilikinya, di
samping faktor kemampuan yang dimiliki peserta didik, ada
juga faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian,
sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan serta faktor fisik dan
psikis.
2). Faktor yang berasal dari luar peserta didik. Prestasi belajar
peserta didiksangat dipengaruhi oleh kualitas pengajaran. Yang
dimaksud dengan kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya
atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai
tujuan pengajaran.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yakni faktor yang muncul dari dalam diri
individu yang berupa faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat
tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, kesiapan, kecerdasan, latihan, motivasi dan
faktor pribadi) dan faktor kelelahan. Faktor eksternal yakni
kondisi lingkungan di sekitar peserta didikdiantaranya
lingkungan sosial seperti lingkungan sosial sekolah yang di
dalamnya termasuk metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik,
29

disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran


di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah.
Lingkungan keluarga dan faktor masyarak.

3). Pengukuran Prestasi Belajar


Menurut Arikunto (2006) pengukuran prestasi belajar dapat
dilakukan dengan berbagai cara memberikan test yang
mempunyai fungsi yaitu untuk mengukur kemampuan siswa dan
keberhasilan program pengajaran. Tes tersebut dibedakan
menjadi 3 macam:
a). Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa sehingga dapat memberikan
perlakuan yang tepat.
b). Tes formatif adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa
telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu
dan tes ini digunakan pada akhir pelajaran.
c). Tes sumatif adalah suatu tes yang dilaksanakan setelah
berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah
program yang lebih besar dan dilaksanakan setiap akhir
semester.
Menurut Sudjana (1998) prestasi belajar dapat dibagi menjadi 3 tingkatan
yaitu:
1). Prestasi belajar tinggi, dengan nilai atau skor di atas rata-rata yang
diperoleh dari hasil evaluasi belajar, sehingga mengetahui nilai atau
skor tersebut siswa dapat dinyatakan berhasil mencapai tujuan dari
pendidikan.
2). Prestasi belajar sedang, nilai atau skor rata-rata yang dapat diperoleh
dengan evaluasi belajar atau ujian yang diperoleh siswa sehingga
dengan mengetahui skor yang didapat tersebut siswa dapat dikatakan
berhasil dan tercapai tujuan pendidikan.
30

3). Prestasi belajar rendah, nilai atau skor dibawah rata-rata yang
diperoleh dari hasil penelitian atau ujian, dengan hasil skor tersebut
maka dapat dikatakan bahwa siswa tesebut gagal dalam belajarnya
dan gagal dalam tujuan pendidikannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
pengukuran prestasi belajar dapat dilakukan dengan cara memberikan
tes yang mempunyai fungsi untuk mengukur kemampuan siswa dan
keberhasilan program pengajaran dan mengevaluasi hasil belajar
siswa dengan melihat hasil skor akhir tes siswa.
D. Penelitian Terkait
Menurut (Deshinta, 2009 dalam Jaka Sarfriyanda, Darwin Karim,
Ari Pristiana Dewi 2015) Pelajar dan mahasiswa sangat rentan
mengalami kualitas tidur yang buruk hal itu dibuktikan dengan
penelitiannya di dapatkan 220 pelajar dari jumlah total 287 pelajar di
SMA Negeri 1 Tanjung Morawa mempunyai kualitas tidur yang buruk.
Penelitian Listiani (2005) menunjukkan bahwa responden yang
mengalami gangguan pola tidur pada malam hari akan merasa lelah dan
merasa mengantuk pada saat siang hari sehingga tidak konsentrasi dalam
belajar dan menyebabkan nilai anak didik menurun.
Menurut Wolfson dan Carskadon (1998) (dalam Aulyanti, 2013),
menilai kebiasaan tidur bangun pada 3120 anak sekolah usia 13-19 tahun
di Amerika Serikat dan menemukan bahwa rerata lama tidur malam
adalah 7,3 jam. Waktu tidur malam adalah pukul 22:35 dan bangun pagi
pukul 06:05. Pada hari libur, waktu tidur dimulai pukul 00:25 dan bangun
pagi pukul 09:32, dengan durasi tidur 9 jam 7 menit. Tidur tidak hanya
berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun
emosional namun juga sangat terkait dengan fungsi kognitif,
pembelajaran dan atensi.
Menurut penelitian yang dilakukan Aulyanti,(2013). Usia remaja
memiliki waktu belajar di kampus lebih lama daripada durasi tidur harian
yaitu 7,5-8 jam per hari dibandingkan 6 jam 47 menit (durasi tidur
31

normal 8- 9 jam). Hal ini ditambah kegiatan tambahan sebesar 76 % di


antaranya harus mengikuti kegiatan tambahan diskusi kelompok ataupun
kegiatan ekstra kurikuler
Penelitian yang dilakukan oleh BaHammam, Al-Faris, Shaikh, dan
Saeed (2006) menyatakan bahwa 64% siswa dengan prestasi unggul,
mereka tidur dengan jumlah waktu yang normal enam sampai delapan
jam, sedangkan 35.9% siswa tidak mempunyai waktu tidur sesuai dengan
kebutuhan normal. Sehingga didapatkan data bahwa responden
berprestasi unggul karena kualitas tidurnya baik dan cukup memenuhi
kebutuhan tubuh.
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESA DAN VARIABEL

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep (Conceeptual framework) adalah suatu model
pendahuluan dari sebuah masalah penelitian, dan merupakan refleksi dari
hubungan variabel – variabel yang diteliti. Kerangka konsep dibuat
berdasarkan literature dan teori yang sudah ada (Swarjana, 2015).

Faktor – faktor yang Kualitas Tidur


mempengaruhi Kualitas Tidur:
1. Adanya Penyakit
2. Faktor Umur Prestasi Belajar
3. Keletihan
4. Setres Pisikologi
5. Faktor Obat
Faktor –faktor yang
6. Lingkungan
mempengaruhi Prestasi
7. Stimulus dan alkohol
Belajar
8. Merokok
1. Faktor internal
a. Faktor Kondisi Fisik
b. Kecerdasan Emosi
c. Daya Ingat
d. Daya Konsentrasi
2. Faktor eksternal
a. Faktor keluarga
b. Faktor kampus
c. Faktor lingkungan masyarakat

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi


Belajar di Masa Pandemi
Keterangan :
Variabel yang tidak diteliti :
Variabel yang diteliti :
Pengaruh :

33
34

Penjelasan Kerangka Konsep:


Kualitas Tidur dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
adanya faktor penyakit, umur, keletihan, stres pisikologi, obat, lingkungan,
stimulus dan alkohol, serta merokok. Dalam proses mencapai prestasi belajar
remaja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya faktor internal dan
faktor ekternal. Sehingga dalam hal ini situasi di masa pandemi saat ini dapat
mempengarui kualitas tidur dan prestasi belajar mahaiswa di masa pandemi.
B. Hipotesis
Menurut Swarjana (2015) hipotesis merupakan jawaban yang
diharapkan pada sebuah penelitian. Hipotesis dibuat berdasarkan teori dan studi
empiris. Dalam penelitian terdapat dua jenis hipotesis yaitu alternative
hypothesis (Ha) dan null hypothesis (H₀). Alternative hypothesis (Ha)
merupakan hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara dua atau lebih
variable. Sebaliknya, null hypothesis (H₀) menyatakan tidak ada hubungan di
antara variabel. Alternative hypothesis (Ha) pada penelitian ini yaitu, ada
hubungan antara Kualitas Tidur dengan Prestasi Belajar di masa pandemi.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Menurut Swarjana (2015) variabel merupakan sebuah konsep yang
dapat dioperasionalkan. Pendapat lainnya menyatakan variabel adalah
suatu objek yang dapat diukur. Hal terpenting dari sebuah variabel adalah
measureable. Jika variabel tidak dapat diukur maka aka menyulitkan pada
tahap analisa secara statistik (Swarjana, 2015)
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang
menyebabkan perubahan terhadap variabel yang lain, atau variabel yang
dikatakan sebagai cause. Variabel dependen atau variabel terikat dikenal
sebagai akibat (effect), atau variabel yang dapat berubah akibat perubahan
variabel yang lain (Swarjana, 2015). Pada penelitian ini terdapat dua
variabel yaitu :
a). Variabel independen
Variabel independen pada penelitian ini adalah Kualitas tidur
35

b). Variabel dependen


Variabel dependen pada penelitian ini adalah Prestasi Belajar
2. Definisi Operasional
Menurut Swarjana (2015) definisi operasional merupakan definisi
terhadap variabel berdasarkan konsep teori namun bersifat operasional
agar variabel tersebut dapat diukur dan dan dapat diuji dengan baik oleh
peneliti. Pada umumnya definisi opersional dibuat secara naratif, namun
ada juga yang membuat definisi operatif menggunakan tabel yang terdiri
dari beberapa kolom.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Kualitas Tidur dengan Prestasi Belajar
N Variabel Definisi Cara dan Hasil Sk
o operasional alat Pengukuran ala
Pengumpul
an data
1. Variabel kualitas tidur Kuesioner Penilain Ordin
Independen : adalah Pittsburgh skor al
Kualitas Tidur kemampuan Sleep Quality Kualitas
individu untuk Index (PSQI) Tidur:
dapat tetap tidur, yang mana a. Kualitas
tidak hanya keseluruhan tidur baik skor
mencapai pernyataan <5
jumlah atau berjumlah 9 b. Kualitas
lamanya tidur butir tidur buruk
skor= 5-12
c Kualitas
tidur
sangat buruk,
skor= 13-21

Variabel
36

2. dependen: Prestasi belajar


Prestasi Belajar adalah hasil a. Dengan Ordin
yang diperoleh Penelitian ini Pujian (3,51- al
berupa kesan- mengunakan 400)
kesan yang Lembar b. Sangat
mengakibatkan Observasi memuaskan
perubahan melalui IPS (3,01-3,50)
dalam diri Mahasiswa c.Memuas
individu sebagai dengan kriteria kan (2,76-
hasil dari a. Dengan 300)
aktivitas dalam Pujian (3,51-
belajar. 400)
b. Sangat
memuaskan
(3,01-3,50)
c. Memuaskan
(2,76-300)
BAB IV
METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai desain penelitian, tempat dan
waktu penelitian, populasi, sampel dan sampling, alat dan teknik
pengumpulan data, rencana analisa data serta etika dalam penelitian.
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian deskriftif korelatif, dengan metode pendekatan cros-sectional.
Desain penelitian deskriftif korelatif adalah penelitian yang menghubungkan
variabel bebas dengan variabel terikat, selanjutnya diuji secara statistic (uji
hipotesis) atau dikenal dengan uji korelasi yang menghasilkan koefisien
korelasi (Swarjana, 2015).
Metode pendekatan cross-sectional merupakan penelitian yang pada
tahap pengumpulan data dilakukan pada satu titik waktu (at one point in
time), fenomena yang diteliti adalah selama satu periode pengumpulan data
(Swarjana, 2015). Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi Belajar Di Masa Pandemi Pada
Mahasiswa D-IV Keprawatan Anastesiologi ITEKES Bali.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ITEKES Bali yang terletak di Jalan
Tukad Balian No 108 .Denpasar, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota
Denpasar, Provinsi Bali. Alasan memilih Institut Teknologi Dan
Kesehatan Bali (Itekes Bali) sebagai tempat penelitian karena Itekes Bali
merupakan salah satu perguruan tinggi yang menerapkan pemebelajaran
online sejak diberikannya surat edaran normor 4 tahun 2020 tentang
pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat coronavirus diseases
(Covid19). Berdasarkan junral yang didaptkan bahwa kualitas tidur
yang buruk memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar. Mahasiswa

37
tingkat 4 kususnya mahasiswa tingkat 4 keperawatan D-IV Anestesiologi
yang

38
39

memiliki tanggung jawab yang lebih, yaitu menjalani praktik rumah


sakit, menjalani perkuliahan secara normal dan menyelesaikan tugas
akhir (proposal&skripsi). Dibandingkan tingkat 1,2,dan 3 yang tidak
memiliki beban tugas yang begitu berat dalam situasi pandemic saat ini,
sehinga sertiap tingkat memliki besar tangung jawab yang berbeda.
Berdasarakn hal tersebut besar kemungkinan terjadinya kualitas tidur
yang buruk terhadap prestasi belajar mahasiswa ada pada mahasiswa
tingkat 4.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari Bulan Februari sampai dengan Maret 2022.
POA terlampir.
C. Populasi, Sampel dan Sampling
1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu atau objek yang secara
potensial dapat diukur sebagai bagian dari penelitian (Swarjana, 2015).
Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Mahasiswa D-IV
keperawatan Anastesiologi Tingkat 4 Itekes Bali yang berjumlah 168
Mahasiswa.
2. Sampel
Sampel adalah kumpulan individu atau objek yang dapat diukur
mewakili populasi. Dalam penelitian, sampel yang diambil hendaknya
sampel yang dapat mewakili populasi (Swarjana, 2015). Sampel dalam
penelitian ini adalah mahasiswa D-IV keperawatan Anastesiologi
tingkat 4 kelas A,dan B yang sudah memenuhi kriteria Inklusi.
40

3. Besar Sampel
Besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak
responden yaitu. Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus
Sugiyono (2013) :

N
n= 2
1+ N (d)
168
n= 2
1+168( 0,05)
168
n=
1+168(0,0025)
Keterangan :
168
n : besar sampel n=
1,42
N : Jumlah populasi
n=118
d : Tingkat kesalahan (0,05)
e. jumlah sampel dalam penelitain ini adalah 118 mahasiswa

4. Kriteria sampel
Menurut Nursalam (2015) dalam penelitian kriteria sampel
meliputi kriteria inklusi dan eksklusi, dimana kriteria ini menentukan
dapat dan tidaknya sampel itu digunakan.
1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum subjek penelitan
dari populasi target yang akan diteliti (Nursalam, 2015). Adapun
kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Siswa yang terdaftar di ITEKES Bali
b) Responden yang mengisi informed consent
c) Siswa yang sehat secara jasmani dan rohani
2) Kriteria ekslusi
Kriteria ekslusi adalah mengeluarkan atau menghilangkan
subjek yang tidak memenuhi syarat sebagai kriteria inklusi
(Nursalam, 2015). Adapun kriteria ekslusi dalam penelitian ini
adalah responden sedang sakit saat dimana siswa tersebut merasa
41

tidak mampu untuk mengisi kuesioner penelitian dan mahasiswa


yang cuti akademi.
5. Sampling
Sampling adalah sebuah strategi yang digunakan untuk memilih
elemen atau bagian dari populasi atau proses untuk memilih elemen
populasi untuk diteliti (Swarjana,2015). Cara pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah dengan teknik probability sampling dengan tipe
Stratified random sampling. Probality sampling adalah setiap elemen di
dalam populasi memiliki peluang yang sama dan kesempatan untuk
dipilih (Swarjana, 2015). Metode stratified random sampling adalah
metode yang dilakukan melibatkan kelompok atau group atau
memastikan elemen setiap group terpilih (Swarjana, 2015). Metode
stratified random sampling menentukan beberapa banyak item yang
akan dipilih dalam setiap strata atau bagaimana mengalokasikan besar
sampel dalam setiap strata (Swarjana, 2015). Jumlah sampel yang akan
digunakan pada penelitian ini adalah 118 siswa yang masuk kedalam
kriteria inklusi dan kriteria ekslusi dan akan dipilih pada masing-masing
kelas dengan metode stratified random sampling dengan perhitungan
(Swarjana, 2015). Berikut adalah cara perhitungan jumlah sampel pada
masing-masing kelas:
jumlah siswadalam kelas
𝑁=𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎=
jumlah total siswa

Tabel 4.1 Jumlah sampel yang di perlukan setiap kelas dengan Metode
Stratified Random Sampling

No Kelas Jumlah Perhitungan Sampel Tiap Sampel


Siswa Kelas
1 A. 84 N=118 (84/168) 59

2 B. 84 N=118 (84/168) 59

3 Total 168 118


Keseluruhan
42

Selanjutnya, pemilihan responden untuk masing-masing kelas akan


menggunakan metode Simple Random Sampling. Simple random
sampling adalah metode yang paling umum dan sederhana, dimana
subjek memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai subjek
penelitian (Swarjana, 2015). Setiap responden yang dipilih pada tiap
kelas akan diundi menggunakan teknik Simple Random Sampling
dengan cara peneliti membuat undian (dengan menggunakan kertas
kecil yang berisikan nomor absen siswa kemudian di gulung sebanyak
jumlah siswa setiap kelas kemudian dimasukkan ke dalam kotak
undian. Kemudian kertas tersebut dikeluarkan secara acak. Kertas
undian yang keluar pertama yang berisi nomor absen siswa. laki-laki
akan menjadi responden nomor satu. Demikian seterusnya sampai
mendapatkan sejumlah responden yang diperlukan.

D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data


1. Metode pengumpulan Data
Dalam penelitian akurat data yang dikumpulkan sangat
mempengaruhi hasil dari penelitian. Agar data yang dikumpulkan
tersebut akurat atau tepat maka diperlukan pengumpulan data
(instrument penelitian). Selain ketepatan instrument penelitian, metode
pengumpulan data sebaiknya tepat atau sesuai dengan data yang
dikumpulkan (Swarjana, 2015). Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner. Kuesioner
yang digunakan pada penelitian adalah lembar kuesioner atau google
form Kualitas tidur dan Lembar observasi Indeks Prestasi Belajar
Semester 7.
2. Alat Pengumpulan Data
1. Kuesioner (questionnaires)
Menurut Swarjana (2015) kuesioner adalah sebuah form yang
berisikan pertanyaan – pertanyaan yang telah ditentukan dan dapat
digunakan untuk mengumpulkan informasi (data) dari orang-orang
43

sebagai bagian dari survei. Kuesioner diperlukan untuk


mengetahui tingat Kualitas tidur dan Prestasi Belajar Mahasiswa.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur kualitas
tidur subjek penelitian adalah PSQI Kuesioner PSQI terdiri dari 7
kelompok dengan total 19 buah pertanyaan tentang kebiasaan-
kebiasaan tidur seseorang dalam sebulan terakhir. Untuk menilai
efisiensi tidur pada komponen nomor 4 berdasarkan hasil
penjumlahan dan pembagian nilai yang diperoleh dari skor item
pertanyaan nomor 1, 3, 4. Penghitungannya adalah dengan
menjumlahkan lamanya waktu tidur (dalam jam) dibagi waktu
lamanya di atas tempat tidur kemudian dikalikan 100%. Jika
hasilnya >85% diberi skor 0, 75-84% diberi skor 1, 65-74% diberi
skor 2, dan <65% diberi skor 3. Total skor kuesioner PSQI
diperoleh dengan menjumlahkan skor 1-7 dengan rentang 0-21.
Skor tinggi menunjukkan kualitas tidur yang buruk (Buysse,1989).
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikelompokkan ke dalam 7 sub
bagian yaitu:
a. Kualitas tidur subjektif
b. Latensi tidur
c. Durasi tidur
d. Efisiensi kebiasaan tidur
e. Gangguan tidur
f. Penggunaan obat-obat tidur
g. Gangguan fungsi harian
Berdasarkan respon terhadap pertanyaan tersebut, masing-masing
sub bagian akan dikalkulasi dalam skala Likert 0 sampai 3. Semua
subbagian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai total dengan
rentang nilai 0 -21. Instrumen ini telah mengalami uji reliabilitas,
dengan koefisien korelasi interclass (r)=0,87.
2. Lembar observasi prestasi belajar
Untuk menilai Prestasi belajar mahasiswa mengunakan lembar
44

observasi yang mana dilihat dari nilai IPS Masing-masing


Mahasiswa yang sudah memenuhi kriteria inklusi. Adapun hasil
nilai dari kriteria lembar observasi tersebut adalah 1. Dengan pujian
jika nilai IPS yang didapatkan yaitu “tiga koma lima satu hingga
empat koma kosong-kosong (3,51-4,00)” 2. Sangat memuaskan jika
nilai IPS yang didapatkan yaitu “ tiga koma kosong satu hingga tinga
koma lima puluh (3,01-3,50). 3. Memuaskan jika nilai IPS yang
didapatkan yitu “ dua koma tujupuluh enam hingga tiga koma
kosong-kosong (2,76-3,00).
3. Uji validitas
Mengingat kuesioner ini diadopsi dari penelitian Rahmawati
(2018) maka akan dilakukan uji validitas. Uji validitas merupakan
derajat dimana fungsi dari instrument yaitu mengukur apa yang
harus diukur (Swarjana, 2015). Pada penelitian ini, uji validitas yang
digunakan adalah face validity. Face validity dilakukan untuk
menguji apakah instrument sudah baku dan pengujiannya dapat
dilakukan oleh seseorang yang ahli atau expert dalam bidangnya
(Swarjana, 2015).
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Tahap persiapan
Pada Tahap persiapan yang perlu diperhatikan adalah hal-hal
sebagai berikut :
1). Sebelum penelitian dilakukan, peneliti mengajukan surat izin
penelitian dari Rektor ITEKES Bali untuk memohon izin
dilakukannya penelitian.
2). Peneliti mengajukan surat izin Etichal Clearance dari Komisi
Etik penelitian Itekes Bali untuk melakukan penelitian.
3). Peneliti kemudian mengajukan surat izin penelitian kepada
Kepala Badan Penanaman Modal Provinsi Bali
4). Setelah surat izin dari Kepala Badan Penanaman Modal
Provinsi Bali keluar, peneliti kemudian menyerahkan surat izin
45

tersebut kepada Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan


Sarjana Keperawatan.
5). Peneliti membawa surat tersebut kepada masing-masing
pembimbing akademik (PA) Tingkat IV Yang mahasiswanya
akan dijadikan Responden.
6). Setelah surat izin penelitian selesai diproses, kemudian
peneliti mempersiapkan lembar permohonan menjadi
responden (informed consent).
7). Peneliti mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam
penelitian, yaitu lembar kuesioner yang sudah di uji validitas
dan dinyatakan valid.
b. Tahap pelaksanaan
Setelah mendapatkan izin penelitian, dilanjutkan tahap
pelaksanaan antara lain:
1). Penelitian menentukan sampel dengan menggunakan rumus
besar sampel yang berjumlah 118 siswa.
2). Peneliti menentukan sampling yang akan digunakan dalam
penelitian ini yaitu dengan teknik probability sampling
dengan tipe stratified random sampling, yaitu pada saat
pengumpulan data peneliti membuatkan grup Whatsapp yang
tergabung dalam grup tersebut adalah siswa yang menjadi
sampel penelitian, sementara itu data siswa akan dimintakan
ke pihak Kampus dan juga nomor telepon masing- masing
siswa untuk masuk ke grup whatsaap tersebut, kemudian
peneliti menjelaskan kriteria inklusi dan ekslusi dalam
penelitian.
3). Peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan penelitian serta
memberikan lembar informasi. Bila bersedia menjadi
responden, calon responden wajib menandatangani informed
consent.
4). Peneliti memberikan kuesioner dengan media google form
46

kepada responden yang berisikan pertanyaan mengenai


Kualitas Tidur dan mengumpulkan data IPS mahasiswa
berdasarkan lembar observasi yang sudah kita buat.
5). Peneliti menjelaskan kepada responden agar responden
mengisi atau menjawab kuesioner sesuai dengan petunjuk
pengisian.
6). Setelah responden selesai menjawab kuesioner, peneliti
memeriksa data yang masuk dari google form, jika sudah
sesuai dengan jumlah sampel yang ditentukan maka peneliti
akan mengakhiri proses pengambilan data.
7). Peneliti mengakhiri pertemuan online dengan mengucapkan
terimakasih kepada responden karena telah bersedia
mendukung penelitian ini.
8). Selanjutnya peneliti melakukan pengolahan dan analisis data

E. Teknik Analisa Data


a. Teknik Pengolahan Data
Menurut Swarjana (2015) langkah-langkah dalam proses pengolahan
data adalah sebagai berikut :
1). Editing
Editing merupakan suatu cara untuk memeriksa kembali
kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui instrument
penelitian. Dalam tahap ini, peneliti melakukan pemeriksaan antara
lain kesesuaian jawaban dan kelengkapan pengisian lembar
kuesioner ketika data telah terkumpul. Dalam proses editing ini,
tidak dilakukan penggantian atau penafsiran jawaban.
2). Coding
Coding adalah suatu kegiatan pemberian kode numeric (angka)
terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Dalam penelitian
ini, peneliti melakukan coding untuk memudahkan proses
pengolahan data. Pemberian kode yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
47

1. Pada Karakteristik Responden


a) Jenis Kelamin
Jenis kelamin laki-laki diberi kode 1,dan perempuan diberi
kode 2.
b) Umur
Umur < 20 tahun diberi kode 1,umur 20-22 tahun diberi kode
2, dan umur >22 tahun diberi kode 3.
c) Kelas
Kelas A diberi kode 1, kelas B diberi kode 2
d). Agama
Agama Islam kode (1), agama Hindu kode (2), agama
Protestan kode (3), agama Katolik kode (4)
2. Pernyataan Kuesioner
a). Kuesioner Kualitas Tidur mengunakan Kuesioner PSQI terdiri
dari 7 kelompok dengan total 19 buah pertanyaan tentang
kebiasaan-kebiasaan tidur seseorang dalam sebulan terakhir.
Total skor kuesioner PSQI diperoleh dengan menjumlahkan
skor 1-7 dengan rentang 0-21. Skor tinggi menunjukkan
kualitas tidur yang buruk (Buysse,1989). Pertanyaan-
pertanyaan tersebut dikelompokkan ke dalam 7 sub bagian
yaitu :
1. Kualitas tidur subjektif
2. Latensi tidur
3. Durasi tidur
4. Efisiensi kebiasaan tidur
5. Gangguan tidur
6. Penggunaan obat-obat tidur
7. Gangguan fungsi harian
Berdasarkan respon terhadap pertanyaan tersebut, masing-
masing sub bagian akan dikalkulasi dalam skala Likert 0
48

sampai 3. Semua subbagian dijumlahkan untuk mendapatkan


nilai total dengan rentang nilai 0 -21.
b). Untuk menilai Prestasi belajar mahasiswa mengunakan
lembar observasi. Yang mana dilihat dilihat dari nilai IPS
Masing-masing Mahasiswa yang sudah memenuhi kriteria
inklusi Adapun hasil nilai dari kriteria lembar observasi
tersebut adalah 1. Dengan pujian jika nilai IPS yang
didapatkan yaitu “tiga koma lima satu hingga empat koma
kosong-kosong(3,51-4,00)” 2. Sangat memuaskan jika nilai
IPS yang didapatkan yaitu “ tiga koma kosong satu hingga
tinga koma lima puluh(3,01-3,50)”. 3. Memuaskan jika nilai
IPS yang didapatkan yitu “ dua koma tujupuluh enam hingga
tiga koma kosong-kosong(2,76-3,00)”.

3). Entry Data


Entry Data adalah suatu kegiatan memasukan data yang telah
dikumpulkan dalam database computer. Peneliti memasukkan semua
data yang diperoleh dari responden dengan menggunakan Statistical
Program for Social Science (SPSS). Dalam entry data, peneliti harus
teliti dalam memastikan agar tidak ada data yang tertinggal.
4). Cleaning
Setelah data dimasukkan ke dalam computer, tahap selanjutnya
adalah melakukan pemeriksaan dan memastikan bahwa data telah
dimasukan bebas dari kesalahan pada pengkodean maupun pembacaan
kode, sehingga diharapkan data benar-benar siap untuk dilakukan
analisis dan tidak ada missing data.
b. Teknik Analisa Data
Analisa data penelitian merupakan salah satu tahapan penelitian
yang sangat penting yang harus dikerjakan dan dilalui oleh seorang
peneliti (Swarjana, 2015). Analisa data yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah analisa univariat dan analisa bivariat namun
sebelum itu perlu dilakukan uji asumsi untuk menilai apakah data
49

berdistribusi nomal.
a. Uji Asumsi
Sebelum dilakukan analisa data, terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi, karena skala yang digunakan adalah skala interval. Adapun
uji asumsi yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji normalitas.
Uji normalitas digunakan pada penelitian ini adalah Kolmogorov-
smirnov karena sampel yang digunakan pada peneliti lebih dari 50
orang. Apabila nilai sig. > 0,05 maka dapat disimpulkan data
berdistribusi normal, jika nilai sig < 0,05 maka data berdistribusi
tidak normal.

b. Analisis Univariat
Analisa univariat adalah data yang terkait dengan pengukuran
terhadap suatu variabel pada waktu tertentu (Swarjana, 2016). Hasil
analisis yang akan didapatkan yaitu mengidentifikasi hubungan
Kualitas tidur Dengan Prestasi Belajar.
1). Kuesioner Kualitas Tidur mengunakan Kuesioner PSQI terdiri
dari 7 kelompok dengan total 19 buah pertanyaan tentang
kebiasaan-kebiasaan tidur seseorang dalam sebulan terakhir.
Total skor kuesioner PSQI diperoleh dengan menjumlahkan skor
1-7 dengan rentang 0-21. Skor tinggi menunjukkan kualitas tidur
yang buruk begitupun sebaliknya Berdasarkan respon terhadap
pertanyaan tersebut, masing-masing sub bagian akan dikalkulasi
dalam skala Likert 0 sampai 3. Angka 0 menunjukkan tidak
adanya kebiasaan tersebut, sedangkan angka 3 menunjukkan
presentasi yang tinggi dari kebiasaan tersebut. Semua pada
subbagian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai total dengan
rentang nilai 0 -21. Selanjutanya skor pada setiap responden akan
dikategorikan yaitu rentang skor Penilaian Kualitas Tidur apabila
“Kualitas Tidur baik dengan skor <5 diberi kode 1, Kualitas tidur
buruk skor= 5-12 diberi kode 2 ,dan Kualitas Tidur sangat buruk
skor=13-21 diberi kode3. (Buysse,1989).
50

2). Untuk menilai Prestasi belajar mahasiswa mengunakan lembar


observasi. Yang mana dilihat dilihat dari nilai IPS Masing-
masing Mahasiswa yang sudah memenuhi kriteria inklusi
Adapun hasil nilai dari kriteria lembar observasi tersebut adalah
1. Dengan pujian jika nilai IPS yang didapatkan yaitu “tiga
koma lima satu hingga empat koma kosong-kosong (3,51-4,00)
diberikan kode 1” 2. Sangat memuaskan jika nilai IPS yang
didapatkan yaitu “ tiga koma kosong satu hingga tinga koma
lima puluh (3,01-3,50) diberikan kode 2. 3. Memuaskan jika
nilai IPS yang didapatkan yitu “ dua koma tujupuluh enam
hingga tiga koma kosong-kosong (2,76-3,00) diberikan kode3.
c. Analisis Bivariat
Analisa bivariat merupakan data yang terkait dengan mengukur
dua variabel yang dilakukan pada waktu tertentu (Swarjana, 2016).
Analisa bivariat digunakan untuk Mengetahui apakah terdapat
Hubungan Kualitas tidur dengan prestasi belajar di masa pandemi
pada Mahasiswa Keperawatan D-IV Anastesiologi ITEKES Bali
tingkat 4. Dalam Penelitian ini mengunakan skala Ordinal, yang mana
datanya bersifat ordinary atau berjenjang, data yang satu lebih tinggi
atau lebih rendah dibandingkan data yang lainya (Swarjana,2015)
Karena data bersifat ordinal maka uji hipotesis yang digunakan yaitu
non-parametrik tes. Non-parametrik tes merupakan uji hipotetesis
yang memiliki ciri-ciri yaitu data tidak harus berdistribusi normal,
data bersifat kategorial, biasanya digunakan sebagai uji alternatif jika
uji parametrik tidak memenuhi syarat (Sawarjana, 2015).
Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah
Spearman (rho). Berg and Latin (2008) dalam Swarjana (2015)
Spearman r (sering dikenal dengan spearman rho) adalah non-
paramteric version dari pearson . biasanya digunakan untuk menguji
data yang ordinal lavel atau masalah-masalah small data sets. Uji
statistik ini digunakan untuk mengukur seberapa besar hubungan
51

kualitas tidur dengan prestasi belajar di masa pandemi pada


Mahasiswa Keperawatan D-IV Anastesiologi ITEKES Bali tingkat 4.
Data akan di kalkulasikan dari yang terendah sampai yang tertinggi
(Swarjana, 2015).
Data selanjutnya akan diolah dengan menggunakan program
Microsof Excel dan dianalisis dengan program Statistical Program
for Social Science (SPSS).

1. Nilai signifikansi hipotesis


Nilai signifikansi hipotesis menurut (Swarjana, 2016) yaitu :
a) Jika nilai signifikansi (sig) <α (0,05), maka Ho ditolak dan Ha
diterima merupakan hipotesis yang menyatakan adanya hubungan
diantara dua atau lebih variabel.
b) Jika nilai signifikansi >α (0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak
merupakan hipotesis tidak adanya hubungan diantara dua variabel.
2. Arah korelasi
Arah korelasi menurut Swarjana (2016), yaitu:

a) Sifat hubungan positif (+) berarti jika variabel X mengalami kenaikan


maka variabel Y juga akan mengalami kenaikan atau sebaliknya jika
variabel Y mengalami kenaikan maka variabel X juga akan
mengalami kenaikan.
b) Sifat hubungan negatif (-) berarti jika variabel X mengalami kenaikan
maka variabel Y mengalami penurunan atau sebaliknya jika variabel
Y mengalami kenaikan maka variabel X akan mengalami penurunan.
3. Kekuatan korelasi
Pedoman untuk menginterpretasikan hubungan atau koefisien kolerasi
menurut Dahlan (2009), yaitu:
a) 0,00-0,199 berarti tingkat hubungan sangat rendah

b) 0,20-0,399 berarti tingkat hubungan rendah

c) 0,40-0,599 berarti tingkat hubungan sedang


52

d) 0,60-0,799 berarti tingkat hubungan kuat


e. 0,80-1,000 berarti tingkat hubungan sangat kuat

F. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap
kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang
diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak
hasil penelitian tersebut. Dalam penelitian keperawatan, etika penelitian
harus diperhatikan, karena penelitian keperawatan berhubungan langsung
dengan manusia. Prinsip-prinsip etika dalam penelitian yaitu
(Swarjana,2015):
a. Lembar persetujuan (Informed Consent)
Pada penelitian ini, peneliti berencana untuk menjelaskan tujuan
dan manfaat penelitian kepada responden. Selain itu peneliti akan
menjelaskan prosedur pelaksanaan pengumpulan data, tidak ada
pemungutan biaya apapun dan tidak ada unsur pemaksaan dalam
mengikuti penelitian ini.
Peneliti akan memberikan informed consent kepada responden
tiga hai sebelum pelaksanaan penelitian. Selanjutnya siswa diminta
untuk memberikan informed consent kepada orang tua agar dapat
dibaca dan dipahami, yang mana orang tua menjadi perwakilan
responden untuk menandatangani informed consent sehingga
diperlukan persetujuan orang tua siswa.p Setelah orang tua siswa
menyetujui dan menandatangani informed consent, siswa dapat
memutuskan juga apakah bersedia atau tidaknya menjadi responden.
Apabila ada beberapa responden menolak untuk dijadikan responden
atau menolak untuk diteliti. Maka peneliti tidak memaksa dan tetap
menghormati hak responden untuk menolak menjadi responden
penelitian.
b. Tanpa nama (Anonimity)
Anonimity merupakan masalah etika dalam penelitian
53

keperawatan dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama


responden. Pada penelitian ini peneliti tidak mencantumkan nama
responden dan hanya mencantumkan inisial responden agar
kerahasiaan data responden tetap terjaga.
c. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan merupakan masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitiaan, baik informasi maupun masalah-
masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan pada saat
pengumpulan data dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

d. Kebaikan (Beneficience)
Beneficience adalah salah satu prinsip etika yang dilakukan
dalam peneltian, bertujuan untuk memberikan manfaat bagi partisipan
yang didapatkan dari penelelitian yang dilakukan.Peneliti telah
menjelaskan manfaat penelitian bagi responden yang berpartisipasi
dalam penelitian.
e. Menghormati Martabat Manusia (Respect for Human Dignity)
Prinsip ini adalah prospective participants yang memiliki hak
untuk menentukan secara sukarela (volunteer) apakah ingin
berpartisipasi dalam penelitian ataupun menolaknya. Pada penelitian
ini peneliti tidak memaksakan calon responden untuk berpartisipasi
dalam penelitian dan calon responden memiliki hak untuk menentukan
secara sukarela untuk berpartisipasi dalam penelitian.
f. Keadilan (Justice)
Pada penelitian ini responden telah diperlakukan secara adil
selama berpartisipasi dalam penelitian dan peneliti tidak melakukan
diskriminasi pada saat memilih responden
BAB V
HASIL PENELITIAN

Pada penelitian ini akan menguraikan tentang gambaran umu tempat


penelitain dan hasil penelitain mengenai “Hubungan Kualitas Tidur Dengan
Prestasi Belajar Di Masa Pandemi Covid-19 Pada Mahasiswa D-IV
Keperawatan Anestesiologi ITEKES Bali” yang meliputi karakteristik umu
responden seperti umur, jenis kelamin, dan kelas serta variable kealitas Tidur,
Prestasi Belajar dan Hubungan Variabel Kualitas Tidur dengan prestasi
Belajar. Penelitian ini melibatkan 118 responden Mahasiswa Tingkat Akhir
Semester 8 Program D-IV Keperawatan Anestesiologi ITEkES Bali yang
dilaksanakan pada tanggal 14 Februari-31 Maret 2022. Selanjutnya dilakukan
pengolahan data yang melalui tahapan editing, coding, entry, dan tabulating.
A. Gambaran Umum ITEKES Bali
1. Sejarah ITEKES Bali

ITEKES Bali merupakan kampus Kesehatan yang terletak di jalan Tukad


Balian No 180 Renon Denpasar. Untuk mengantisipasi tuntutan masyarakat
akan pendidikan sarjana dibidang keperawatan dan pendidikan tenaga
kesehatan lainnya, maka didirikan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) PPNI
diselenggarakan berdasarkan ijin dari Departermen Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 89/Kep/Dikat/Kes/83 tertanggal 24 Mei 1983. Sesuai
dengan himbauan pemerintah untuk meningkatkan jenjang pendidikan dari
SPK ke jenjang Akademi, maka pada tahun 1995 SPK PPNI ditingkatkan
menjadi Akademi Keperawatan (AKPER) PPNI dengan surat Keputusan dari
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HL.00.06.1.1.8900 tertanggal
28 Maret 1995. Kemudian pada tahun 2003 dengan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.03.2.4.1.4458 tertanggal 28
Oktober 2003, Akademi Keperawatan (AKPER) PPNI berubah nama menjadi
Akademi Keperawatatan (AKPER) Bali.
Dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 58/D/O/2005 tanggal 10 Mei 2005 Akademi Keperawatan

54
55

BaIi ditingkatkan statusnya menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


(STIKES) Bali. Dan dengan Surat Keputusan Menteri Riset Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor l97/KPT/I/2019 tertanggal 14
Maret 2019, STIKES Bali ditingkatkan statusnya menjadi Institut Teknologi
dan Kesehatan Bali (ITEKES BaIi). Dan kini ITEKES Bali memiliki sepuluh
program studi diantaranya, Keperawatan Program Magister, Pendidikan
Profesi Ners Program Profesi, Keperawatan Program Sarjana, Keperawatan
Anestesiologi Program Sarjana Terapan, Kebidanan Program Diploma Tiga,
Keperawatan Program Diploma Tiga, Farmasi Klinik dan Komunitas Program
Sarjana, Teknologi Pangan Program Sarjana, Kebidanan Program Sarjana dan
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi.
2. Visi dan Misi ITEKES Bali
a. VISI ITEKES Bali
Menjadi pusat inovasi teknologi dan kesehatan yang berkarakter dan
berwawasan global.

b. MISI ITEKES Bali


1). Melaksanakan tata kelola institusi yang baik sesuai dengan sistem
penjaminan mutu.
2). Menyelenggarakan pendidikan di bidang teknologi dan kesehatan
yang dinamis berlandaskan kearifan lokal.
3). Meyelenggaraka penelitian yang berkualitas dan berkesinambungan
di bidang teknologi dan kesehatan.
4). Menyelenggarakan pengabdian masyarakat di bidang teknologi dan
kesehatan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5). Mengembangkan kerjasama di tingkat regional, nasional maupun
internasional.
6). Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan di
bidang teknologi dan kesehatan.
56

B. Hasil Penelitian

Pada sub bab ini dijelaskan mengenai hasil penelitian meliputi,


karakteristik respoden, analisa univariat dan analisa bivariat. Karakteristik
responden berdasarkan umur responden. Data demografi responden terkait
sumber informasi Kualitas tidur. Analisa univariat meliputi dua variabel yang
mana mengidentifikasi hubungan Kualitas tidur Dengan Prestasi Belajar.
Analisa bivariat meliputi Hubungan Kualitas tidur dengan prestasi belajar di
masa pandemi pada Mahasiswa Keperawatan D-IV Anastesiologi ITEKES
Bali
1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden pada Mahasiswa
D-IV Keperawatan Anastesiologi ITEKES Bali (n=118)

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

Jenis Kelamin
Laki-laki 19 16.1
Perempuan 99 83.9
Umur
< 20 2 1.7
20-22 90 76.3
>22 26 22.0
Kelas
A 59 50.0
B 59 50.0
Agama
Islam 50 42.4
Hindu 62 52.5
Protestan 4 3.4
Katolik 2 1.7
57

Berdasarkan tabel 5.1 di bawah ini menunjukan bahwa dari 118


responden, karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, Perempuan
lebih banyak dibandingkan dengan Laki-laki yaitu sebanyak 99 responden
(83,9%). Berdasarkan umur yang terbanyak adalah 20-22 tahun yaitu
sebanyak 90 responden (76,3%). Berdasarkan kelas yang mana memiliki
jumlah responden yang sama yaitu sebaganyak 59 responden (50,0%).
Dan berdasarkan Agama yang terbanyak Adalah agama Hindu dengan
jumlah 62 responden (52,5%).

2. Analisa Univariat
a. Variabel Kualitas Tidur
Pada sub ini dijelaskan tentang distribusi kualitas tidur pada
mahasiswa D-IV Keperawatan Anastesiologi ITEKES Bali dalam table
sebagai berikut:
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Komponen Kualitas Tidur pada
Mahasiswa D-IV Keperawatan Anastesiologi ITEKES Bali
(n=118).

Komponen (0) (1) (2) (3)


Kualitas Tidur Sangat Baik Kurang Sangat
baik ƒ(%) ƒ(%) Kurang
1. Kualitas ƒ(%) ƒ(%)
69 (58.5) 27 (22.9)
Tidur 17 (14.4) 5 (4.2)
subjektif
(0) (1) (2) (3)
2. Latensi Tidur Sekor =0 Sekor =1-2 Sekor =3-4 Sekor =5-6
ƒ(%) ƒ(%) ƒ(%) ƒ(%)
20 (16.9) 55 (46.6) 28 (23.7) 15 (12.7)

3. Lama Tidur (0) (1) (2) (3)


>7 Jam 6-7 Jam 5-6 Jam <5 Jam
ƒ(%) ƒ(%) ƒ(%) ƒ(%)
22 (18.6) 49 (41.5) 33 (28.0) 14 (11.9)
4. Efisiensi (0) (1) (2) (3)
Tidur >85% 75-84% 65-74% <65%
58

ƒ(%) ƒ(%) ƒ(%) ƒ(%)


8 (6.8) 40 (33.9) 67 (56.8) 3 (2.5)
5. Gangguan (0) (1) (2) (3)
Tidur Di Sekor =0 Sekor =1-9 Sekor=10-18 Sekor=19-
malam hari 27 ƒ(%)
ƒ(%) ƒ(%) ƒ(%)
1 (0.8) 40 (33.9) 75 (63.6) 2.(1.7)

6. Menggunakan (0) (1) (2) (3)


Obat tidur Tidak 1 Kali 2 Kali 3 Kali
Pernah Seminggu Seminggu Seminggu
ƒ(%) ƒ(%) ƒ(%) ƒ(%)
83 (70.3) 21 (17.8) 13 (11.0) 1 (0.8)

7. Terganggu (0) (1) (2) (3)


Aktivitas Di Sekor =0 Sekor =1-2 Sekor =3-4 Sekor =5-6
Siang Hari
ƒ(%) ƒ(%) ƒ(%) ƒ(%)
4 (3.4) 54 (45.8) 51 (43.2) 9 (7.6)

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa dari 118 responden


diketahui bahwa pada komponen kualitas tidur subjektif menunjukan
bahwa Sebagian besar responden menyebutkan secara subjektif memiliki
kualitas tidur baik denga persentase sebesar 69 (58.5). Selanjutanya
berdasarkan komponen dari latensi tidur dengan sekor 1-2 dengan
persentase responden sebesar 55 (46.6%). Selanjutnya pada komponen
lamanya tidur Sebagian besar responden memiliki waktu tidur 6-7 jam
dengan persentase sebesar 49 (41.5%). Berdasarkan komponen efisiensi
tidur dapat diketahui bahwa Sebagian besar responden memiliki efisiensi
tidur 65-74% dengan jumlah responden 67 (56.8%) selanjutanya
bedasarkan pengunaan obat tidur menunjukan bahwa Sebagian besar
responden tidak pernah mengunakan obat tidur dengan persetase sebesar
83 (70.3%). Sedangkan pada komponen tergangunya aktivitas di siang
59

hari dapat diketahui bahwa Sebagian besar responden memiliki sekor 1-2
dengan persentase responden sebesar 54 (45.8%).
Tabel 5.3 Distribusi Variabel Kualitas tidur pada Mahasiswa D-IV Keperawatan
Anastesiologi ITEKES Bali (n=118)

No Kualitas Tidur Frekuensi (n)


Persentase(%)
1. Kualitas Tidur Baik <5 1 0 .8
2. Kualitas Tidur Buruk 5-12 116 98.4
3. Kualitas Tidur Sangat Buruk 13-21 1 0 .8

Berdasarkan tabel 5.3. diatas dapat dilihat bahwa Kualitas Tidur


Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan Tingkat 4 dengan kategori Kualitas
tidur Buruk sebanyak 116 orang (98,4%), kategori Kualitas tidur baik
sebanyak 1 orang (0,8%), dan Kategori Kualitas Tidur Sangat buruk
sebanyak 1 orang (0,8%).

b. Prestasi Belajar Mahasiswa


Tabel 5.4 Hasil Penelitian Katagori Prestasi Belajar Mahasiswa pada
Mahasiswa D-IV Keperawatan Anastesiologi ITEKES Bali
(n=118)

NoPrestasi Belajar Mahasiswa Frekue Persenta


nsi (f) se (%)
Dengan Pujian (3,51- 80 67.8
4,00)
Sangat memuaskan 38 32.2
(3,01-3,50)
Memuaskan (2,67- 0 0.0
3,00)

Berdasarkan tabel 5.10 diatas dapat dilihat bahwa Prestasi Belajar


Mahasiswa Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan Anestesiologi Tingkat 4 dengan
katagori Sangat Memuaskan sebanyak 38 responden (32,2%), katagori Prestasi
60

Belajar Mahasiswa dengan Pujian sebanyak 80 responden (67,8%), dan


Kategori Memuaskan sebanyak 0 responden (0,0%)

3. Uji Bivariat
Pada subu ini menjelaskan tentang uji bivariat antara variabel
Kualitas Tidur dengan Prestasi Belajar di masa Pandemi Covid 19 pada
Mahasiswa D-IV Keperawatan Anestesiologi ITEKES Bali.
Untuk melakukan analisi univariat wajib melakukan uji normalitas
yang mana dalam penelitian ini digunakan uji normalitas Kolmogorov-
Smirnov Adapun hasil sebagai berikut:

Tabel 5.5. Uji Normalitas Variabel Kualitas tidur dengan Prestasi Belajar
di masa Pandemi pada Mahasiswa D-IV Keperawatan
Anastesiologi ITEKES Bali (n=118).

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statisti
c df Sig. Statistic df Sig
Kualitas Tidur .120 118 .000 .952 118 .000
Prestasi Belajar .113 118 .001 .942 118 .000

Berdasarkan table uji normalitas Kolmogorov-Smirnov di dapatkan


hasil signifikasi p= 0,00 < 0,05 yang artinya bahwa data tidak berdistribusi
normal. Oleh sebab itu uii bivariat yang digunakan pada penelitain ini adalah uji
korelasi Sperman rho.
c. Hubungan Kualitas Tidur dengan Prestasi Belajar
Tabel 5.6 Korelasi Kualitas Tidur dengan Prestasi Belajar di masa
pandemic Covid 19 pada Mahasiswa D-IV Keperawatan
Anastesiologi ITEKES Bali (n=118)

Kualitas Prestasi
Tidur Belajar
61

Mahasiswa
Spearman' Kualitas Correlation
1,000 -.171
s rho Tidur Coefficient
Sig, (2-tailed) . .064
N 118 118
Prestasi Correlation
Belajar Coefficient -.171 1,000
Mahasiswa
Sig, (2-tailed) .064 .
N 118 118

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukan bahwa di dapatkan Pvalue


>0,001 yang artinya bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang mana hasilnya
menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara Kualitas Tidur dengan
Prestasi Belajar di masa Pandemi pada Mahasiswa D-IV Keperawatan
Anestesiologi ITEKES Bali. Hal ini ditunjukan dengan arah korelasi atau
kekuatan korelasi (r =0,171) yang berarti tingkat hubungan sangat rendah
(0,00-0,199) dengan arah hubungan Negatif (-) yang berarti jika kualitas
tidur Mahasiswa mengalami kenaikan maka prestasi belajar mahasiswa D-
IV Keperawatan Anastesiologi ITEKES Bali mengalami penurunan dan
sebaliknya jika Prestasi Belajar Mahasiswa D-IV Keperawatan
Anestesiologi ITEKES Bali mengalami kenaikan maka kualitas tidur
Mahasiswa mengalami penurunan.
BAB VI
PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan dibahas lebih lanjut dari data hasil penelitian
yang di bandingkan dengan teori maupun hasil-hasil penelitian sebelumnya
yang sesuai dengan tujuan penelitian dan berdasarkan hasil penelitian yang
didapatkan.

A. Kualitas Tidur Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan Anastesiologi


ITEKES Bali
Kualitas tidur merupakan suatu keadaan dimana seseorang dengan
kondisi tidur yang puas yang menyebabkan kesegaran dan kebugaran saat
bangun tidur. Dimana Individu dengan tidur yang cukup tidak
menunjukkan perasaan kelelahan, pusing, menguap atau mengantuk di
siang hari (Wicaksono, 2012) Kebutuhan tidur yang cukup tidak hanya
ditentukan oleh jumlah jam tidur (kuantitas tidur), tetapi juga oleh
kedalaman tidur (kualitas tidur). Kualitas tidur meliputi aspek jumlah dan
kualitas tidur, seperti jumlah jam tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa
terlelap, berapa kali terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman dan
kepulasan tidur. Kualitas tidur yang optimal jika tidak menunjukkan tanda-
tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidur. Kurang
tidur pada seseorang, sangat berdampak pada aspek utama yang paling
dipengaruhi yaitu aspek memori dan konsentrasi belajar. Keadaan kurang
tidur sering terdapat dikalangan para remaja akhir terutama mahasiswa
yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan, seperti tidak siap dalam
diskusi, menurunnya konsentrasi belajar dan menimbulkan permasalahan
kesehatan (Nilifda , et al., 2016).
Pada penelitain Kualitas Tidur Mahasiswa D-IV Keperawatan
Anestesiologi ITEKES Bali tingkat 4 didapatkan hasil tersebut dimana
hasil tersebut dapat dibedakan menjadi 3 kategori yaitu kualitas tidur baik,
buruk dan sangat buruk. Berdasarkan penelitain Kualitas Tidur Mahasiswa

61
D-IV Keperawatan Anastesiologi ITEKES Bali tingkat 4, hasil penelitian
yang

61
62

diperoleh menunjukan bahwa tingkat Kualitas Tidur Mahasiswa D-IV


Keperawatan Anastesiologi Sebagian besar adalah memiliki kualitas tidur
buruk. Berdasarkan 118 responden didapatkan sebanyak 116 responden
(98.4%) memiliki kualitas tidur buruk, memiliki kualitas tidur baik sebayak
1 responden (0.8%), dan sebanyak 1 responden (0.8%) memiliki kualitas
tidur sangat buruk.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Manalu (2014) yang
dilakukan kepada 81 responden didapatkan 68 orang (84%) memiliki
kualitas tidur yang buruk, dan 13 orang (16%) memiliki kualitas tidur yang
baik. Kualitas tidur yang buruk dapat disebabkan oleh aktifitas sosial,
karena pada usia dewasa muda seseorang sedang berada di puncak
keaktifan dalam aktifitas sosial. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Sarfriyanda et al., 2015). Didapatkan
82,2% responden yang memiliki kualitas tidur buruk namun mempunyai
prestasi belajar yg baik. Selain itu ada beberapa faktor yang menyebabkan
kualitas tidur buruk salah satunya yaitu faktor aktifitas social dan faktor
elektronik yang mana faktor tersebut juga sangat mempengaruhi kualitas
tidur seseorang, seperti akses internet, peralatan elektronik yang ada di
kamar tidur seperti televisi, gadget, dan komputer (Syamsoedin, 2015).
Hasil ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Genzel et al
(2013) yaitu kuantitas tidur tidak mempunyai hubungan yang bermakna
dengan nilai ujian.
Wicaksono (2012) dalam penelitiannya yang berjudul analisis faktor
dominan yang berhubungan dengan kualitas tidur pada mahasiswa fakultas
keperawatan Universitas Airlangga didapatkan ternyata stress juga dapat
mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Selain faktor stress, depresi dan
ansietas terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas tidur
seseorang, seperti penyakit, lingkungan, kelelahan, alkohol, makanan dan
minuman (Potter & Perry, 2005 dalam Aminuddin 2018).
62

Masalah tidur dan gangguan tidur dapat mengganggu keberhasilan


akademik mahasiswa. Sebuah studi menunjukkan bahwa 31% dari semua
siswa menunjukkan kelelahan di pagi hari apabila kurang tidur (Buboltz et
63

al., 2011) Penelitian yang lain, tidur yang buruk menyebabkan penurunan
kinerja di siang hari (Alapin et al., 2010). Mahasiswa fakultas kedokteran
merupakan kelompok paling tinggi risiko terkena gangguan tidur. Hasil
penelitian dari berbagai negara menyatakan bahwa tingkat distres
psikologis, ansietas, dan depresi yang tinggi, terdapat pada mahasiswa
fakultas kedokteran. Mahasiswa fakultas kedokteran rentan untuk
mempunyai kualitas tidur yang buruk (Fenny et al., 2016). Berdasarkan
penelitian secara epidemiologi menyatakan bahwa kelompok usia paling
banyak terdampak gangguan tidur adalah usia 19-29 tahun (Nilifda et al.,
2016)

B. Prestasi Belajar Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan Anestesiologi


ITEKES Bali
Prestasi belajar adalah kemampuan yang dicapai mahasiswa ketika
melakukan tugas kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar menilai aspek
kognitif dari mahasiswa, sebagai indikator keberhasilan terkait dengan
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi. Prestasi
belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. Kegiatan belajar
merupakan proses, sedangkan prestasi belajar merupakan output dari proses
belajar. Prestasi belajar mahasiswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui
nilai atau angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh pengajar terhadap
tugas mahasiswa dan ujian yang ditempuhnya. Prestasi belajar adalah
kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalammencapai tingkat
kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes (Aminuddin, 2018).
Pada penelitian Prestasi belajar Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan
Anestesiologi ITEKES Bali dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu
katagori Indeks Prestasi Mahasiswa (IPS) Sangat Memuaskan, dengan
Pujian, dan Memuaskan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan
bahwa Prestasi Belajar Mahasiswa sebaian besar adalah memiliki kategori
dengan pujian. Berdasarkan hasil penelitian dari 118 responden didaptkan
sebanyak 80 responden (67,8%) memiliki kategori prestasi dengan pujian
64

dan sebanyak 38 responden (32,2%) memiliki kategori prestasi sangat


memuaskan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aini
(2011), dengan judul “Hubungan antara pola tidur dengan prestasi belajar
pada siswa SMA Dharma Pancasila Medan Tahun 2011”, bahwa analisa
sistematika diperoleh nilai signifikan (p value) sebesar 0,060 sehingga
lebih besar dari α=0,05, hal ini menunjukkan Ho gagal ditolak sehingga
disimpulkan tidak ada hubungan antara pola tidur dan prestasi belajar pada
siswa, hal ini disebabkan banyak faktor lain yang berpengaruh kepada
remaja untuk prestasi belajar tersebut. Pada penelitian ini didapatkan
bahwa tidak ada perbedaan antara pola tidur yang baik atau buruk dengan
prestasi belajar siswa.
Peneliti berasumsi bahwa banyaknya prestasi belajar remaja yang
baik bisa saja disebabkan karena dipengaruhi oleh faktor internal individu
(kognitif dan fisik) dapat berupa kesiapan anak menerima pelajaran, tidak
adanya cacat fisik ataupun fisiologis dan masalah lain yang timbul dari diri
anak itu sendiri. Sedangkan faktor ekternal berupa kebisingan ataupun
masalah lain yang timbul dari lingkungan (Sekolah, Rumah, dan
lingkungan tempat tinggal) dan lain-lain sekitar remaja itu. Hasil yang
didapatkan tidak sesuai dengan teori dan juga penelitian sebelumnya
mungkin dikarenakan bukan hanya faktor kualitas tidur yang berperan
dalam menentukan prestasi belajar seseorang tersebut tetapi juga wujudnya,
faktor-faktor lain misalnya, faktor fisiologis tubuh seperti kesehatan tubuh
badan, faktor psikologi seperti kecerdasan (intelegensia), sikap dan minat
siswa dalam mengikuti pembelajaran serta motivasi yang dimiliki oleh
siswa tersebut.
Kualitas tidur dan kuantitas tidur pada dewasa muda bukan faktor
utama yang mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh mahasiswa.
Menurut Sarwono (2004 dalam Sarfriyanda.,dkk 2015) prestasi belajar juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kualitas dari pengalaman belajar
(kurikulum, cara penyampaian pelajaran dan hubungan dengan guru),
65

toleransi terhadap stress dan keterampilan sosial. Soemanto (2006 dalam


Sarfriyanda.,dkk 2015) juga menambahkan faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar yaitu konsep diri, locus of control, motivasi hasil
belajar.selain itu Penelitian yang dilakukan oleh Daruyani (2013)
menunjukan bahwa jalur masuk, pilihan jurusan, tempat tinggal, metode
belajar, hubungan mahasiswa dengan teman, hubungan mahasiswa dengan
keluarga serta motivasi belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa.
Selain itu, terdapat juga faktor lingkungan yang berpengaruh seperti
lingkungan dan sosial ekonomi keluarga, orang tua berperan aktif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa dengan cara selalu memperhatikan,
mengawasi, dan mengingatkan siswa untuk belajar lebih giat yang
membantu dalam proses pembelajaran, lingkungan sekolah, yang memiliki
sistem pendidikan sekolah mempunyai hubungan dengan prestasi akademik
murid, baik mutu sekolah dengan fasilitas yang menunjang saat
pembelajaran, seperti wifi, LCD disetiap kelas, mutu pengajaran dengan
jumlah guru yang memadai 50 tenaga pengajar, gaji guru, dan lain-lain
Prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh metode pembelajaran
(kurikulum, cara penyampaian topik pembelajaran dan relasi dengan
pengajar) manajemen terhadap stress pribadi dan keterampilan hubungan
sosial (Prasadja, 2009 dalam Sarfriyanda.,dkk 2015). Aspek lain
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa adalah kepandaian, minat, bakat,
lingkungan tempat tinggal, pergaulan sesama teman, suasana dan relasi
mahasiswa tehadap keluarga (Ambarwati, 2017). Prestasi belajar
mahasiswa juga dipengaruhi oleh metode mengajar kurikulum, antusias
belajar mahasiswa, dan lingkungan kampus (Saputri, 2013)

C. Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi Belajar Di Masa Pandemic


Covid 19 Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan Anestesiologi ITEKES
Bali
66

Berdasarkan uji korelasi dengan spearman’s Rho menggunakan


program computer SPSS 25 For Windows didapatkan Pvalue >0,001 yang
artinya bahwa nilai p>0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang mana
hasilnya menunjukan tidak ada hubungan antara Kualitas Tidur Dengan
Prestasi Belajar Di Masa Pandemic Covid-19 Pada Mahasiswa D-IV
Keperawatan Anestesiologi ITEKES Bali. Hal ini ditunjukan dengan arah
korelasi atau kekuatan korelasi (r =0,171) yang berarti tingkat hubungan
sangat rendah (0,00-0,199) dengan arah hubungan Negatif (-) yang berarti
jika kualitas tidur Mahasiswa mengalami kenaikan maka prestasi belajar
mahasiswa D-IV Keperawatan Anastesiologi ITEKES Bali mengalami
penurunan dan sebaliknya jika prestasi belajar Mahasiswa D-IV
Keperawatan Anastesiologi ITEKES Bali mengalami kenaikan maka
kualitas tidur Mahasiswa mengalami penurunan.
Hasil ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Marpaung
(2013) yang didapatkan 14% responden yang memiliki kualitas tidur dan
kuantitas tidur yang buruk namun mempunyai prestasi belajar yang baik.
Aini (2011) dalam penelitiannya juga menemukan hasil yang sama, yaitu
tidak ada hubungan antara pola tidur dengan prestasi belajar siswa SMA
Dharma Pancasila Medan. Penelitian yang dilakukan Rasyid (2011) pada
mahasiswa kedokteran usia 17-22 tahun juga menunjukkan hasil yang sama
yaitu tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kuantitas tidur dan
daya ingat (p=0,926) serta tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
kuantitas tidur dengan tingkat konsentrasi (p=0,084). Hasil ini juga sama
dengan penelitian yang dilakukan oleh Genzel et al (2013) yaitu kuantitas
tidur tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan nilai ujian. Sari
(2011) juga mendapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara insomnia
dengan prestasi belajar pada santri di Madrasah Aliyah Tahfidzhul Quran
Isy-Karima Karanganyar.
Penelitian yang dilakukan oleh Aminuddin juga menyatakan tidak ada
hubungan antara kualitas tidur dengan prestasi belajar (Aminuddin, 2018).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aini juga mendapatkan hasil yang
67

sama, yaitu tidak ada hubungan antara pola tidur dengan prestasi belajar
siswa (Aini, 2011). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Sarfriyanda et al., 2015). Didapatkan 82,2% responden
yang memiliki kualitas tidur buruk namun mempunyai prestasi belajar yg
baik.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aini
(2011), dengan judul “Hubungan antara pola tidur dengan prestasi belajar
pada siswa SMA Dharma Pancasila Medan Tahun 2011”, bahwa analisa
sistematika diperoleh nilai signifikan (p value) sebesar 0,060 sehingga
lebih besar dari α=0,05, hal ini menunjukkan Ho gagal ditolak sehingga
disimpulkan tidak ada hubungan antara pola tidur dan prestasi belajar pada
siswa, hal ini disebabkan banyak faktor lain yang berpengaruh kepada
remaja untuk prestasi belajar tersebut.
Soemanto (2014) juga menambahkan faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar yaitu konsep diri, locus of control, motivasi hasil belajar.
Penelitian yang dilakukan oleh Daruyani (2013) bahwa jalur masuk, pilihan
jurusan, tempat tinggal, metode belajar, hubungan mahasiswa dengan
teman, hubungan mahasiswa dengan keluarga serta motivasi belajar sangat
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Selain faktor motivasi dan
metode belajar, kesiapan belajar mahasiswa, kemandirian dan lingkungan
belajar juga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
(Saputri, 2013)
Peneliti berasumsi bahwa banyaknya prestasi belajar remaja yang
baik bisa saja disebabkan karena dipengaruhi oleh faktor individu (kognitif
dan fisik) dapat berupa kesiapan anak menerima pelajaran, tidak adanya
cacat fisik ataupun fisiologis dan masalah lain yang timbul dari diri anak
itu sendiri. Sedangkan faktor ekternal tidak dapat berupa kebisingan
ataupun masalah lain yang timbul dari lingkungan (Sekolah, Rumah, dan
lingkungan tempat tinggal) dan lain-lain sekitar remaja itu. Hasil yang
didapatkan tidak sesuai dengan teori dan juga penelitian sebelumnya
mungkin dikarenakan bukan hanya faktor kualitas tidur yang berperan
68

dalam menentukan prestasi belajar seseorang tersebut tetapi juga wujudnya,


faktor-faktor lain misalnya, faktor fisiologis tubuh seperti kesehatan tubuh
badan, faktor psikologi seperti kecerdasan (intelegensia), sikap dan minat
siswa dalam mengikuti pembelajaran serta motivasi yang dimiliki oleh
siswa tersebut.
Selain itu, terdapat juga faktor lingkungan yang berpengaruh seperti
lingkungan dan sosial ekonomi keluarga, orang tua berperan aktif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa dengan cara selalu memperhatikan,
mengawasi, dan mengingatkan siswa untuk belajar lebih giat yang
membantu dalam proses pembelajaran, lingkungan sekolah, yang memiliki
sistem pendidikan sekolah mempunyai hubungan dengan prestasi akademik
murid, baik mutu sekolah dengan fasilitas yang menunjang saat
pembelajaran, seperti wifi, LCD disetiap kelas, mutu pengajaran dengan
jumlah guru yang memadai 50 tenaga pengajar, gaji guru, dan lain-lain

D. Keterbatasan Penelitian
1. Keterbatasan penelitian ini ialah tidak dapat diketahui apakah
pertanyaan kuesioner yang telah diisi sesuai dengan apa yang dialami
karena pada penelitian ini, peneliti tidak melakukan observasi pada
responden.
2. Pada saat melakukan pengumpulan data banyak responden yang belum
menyempatkan diri untuk mengisi kuesioner sehingga mengharuskan
saya untuk menghubungi satu persatu orang yang belum mengisi link
kuesioner yang sudah saya sebarkan.
69
BAB VII
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hubungan Kualitas Tidur
dengan Prestasi Belajar di masa pandemic Covid-19 Pada Mahasiswa D-
IV Keperawatan Anestesiologi Itekes Bali dapat disimpulkan hasil sebagai
berikut:
1. Tingkat Kualittas tidur Mahasiswa Itekes bali tingkat 4 dari 118
responden sebagian besar memiliki Kualitas tidur Buruk yaitu sebanyak
116 (98.4%) responden
2. Prestasi belajar mahasiswa di masa pandemic covid-19 dari 118
responden sebagian besar memiliki tingkat kategori prestasi dengan
pujian dengan jumlah responden 80 (67,8%)
3. Tidak ada Hubungan antara Kualitas tidur dengan Prestasi belajar di
masa pandemic covid-19 mahasiswa D-IV Keperawatan Itekes bali
dengan hasil nilai yaitu P value >0,001 dengan kekuatan korelasi (r
=0,171) yang berarti tingkat hubungan sangat rendah (0,00-0,199).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat memberikan
beberapa saran yang dapat dijadikan masukan antara lain sebagai berikut:
1. Bagi Responden
Responden diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
pentingnya kualitas tidur yang baik dengan durasi tidur 7jam dalam
sehari yang nantinya hal tersebut bisa berdampak positif terhadap
Kesehatan kognitif dan fisikis, dan responden juga diharapkan agar bisa
membagi waktu dalam proses pembelajaran yang lebih bermanfaat
untuk tetap meningkatkan prestasi belajar di masa pandemic civid -19.
2. Bagi Kampus
Disarankan memberikan sosialisasi ataupun konseling tentang
Pentingnya kualitas Tidur yang baik untuk meningkatkan kualitas tidur

69
70

ahasiswa menjadi lebih baik serta diharapkan bagi dosen bisa


memberikan pemahaman bagi mahasiswa tentang pentignya tidur yang
cukup dalam meningkatkan kualitas tidur yang baik sehingga
meningkatkan kesehtan scara fisik dan fisikis dan pemenuhan
kebutuhan tidur mahasiswa terpenuhi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai salah satu referensi yang berkaitan dengan Kualitas tidur dan
Prestasi Belajar pada Mahasiswa Kususnya Mahasiswa Itekes Bali guna
melanjutkan penelitian berikutnya. Bagi peneliti yang akan meneliti
tentang Kualitas Tidur disarankan untuk melakukan penelitian dengan
menggunakan seluruh Mahasiswa D-IV Keperawatan Anestesiologi
tersebut yang sesuai dengan kriteria yang digunakan, mengingat responden
penelitian yang digunakan pada penelitian ini hanya Mahasiswa D-IV
Keperawatan Anestesiologi tingkat 4 saja. Peneliti selanjutnya juga
sebaiknya menggunakan teknik pengumpulan data dengan lembar
observasi dan lembar kuesioner yang telah diuji reliabilitas agar
memperoleh hasil yang lebih valid dan akurat dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

`
Adolescent Sleep Hygiene Scale. (2013). Retrieved on November 20, 2011, from
http://sleep.colorado.edu 2011/02/prestasi-belajar.html. Diakses tanggal
27 November 2021
Aini N. 2011. Hubungan pola tidur dengan prestasi belajar pada siswa
SMADharma Pancasila Medan. Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara; Medan.; 23.
Aini, N. (2011). Hubungan pola tidur dengan prestasi belajar pada siswa SMA
Dharma Pancasila Medan. Scholarly article, 22-27
Ambarwati R. 2017. Tidur, irama sirkardian dan metabolisme tubuh. Jurnal
keperawatan, 10(1):42-46.
Aminuddin M. 2018. Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa Akademi Keperawatan Pemprov Kaltim Samarinda. 1(1) :
65: 51-71.
Arthur C, Guyton, John E. Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12
Awal, M. (2016). Pengaruh Perhatian Orang Tua, Konsep Diri, Persepsi Tentang
MAtematia Terhadap Hasil Belajar Matematika Melalui Motivasi
Belajar Siswa KElas VIII SMP Negeri di Kecamatan Ujung Loe
Bulukumba. Jurnal Matematika dan Pembelajarannya, 2(2), 64-79.
Awaluddin, H. Q. A. (2017). Hubungan Antara Kualitas Tidur dengan Prestasi
Belajar pada Mahasiswa Keperawatan Angkatan 2014 UIN Alauddin
Makassar (Doctoral dissertation, UIN Alauddin Makassar).
Caesarridha, D. K. (2021). Hubungan Kualitas Tidur Dengan Konsentrasi Belajar
Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Di Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal Medika Hutama, 2(04 Juli), 1213-1217.
Candra, W. N. (2018). Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah
Pada Siswa Kelas X-Xi Di Sma N 1 Kwadungan Kabupaten Ngawi
(Doctoral Dissertation, Stikes Bhakti Husada Mulia).
Dahlan, M. S. (2009). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Dahlan, M. Sopiyudin. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel
dalam
Daruyani, S. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa
fsm Universitas Diponegoro semester pertama dengan metode regresi
logistik biner. Scholarly article.
Databoks dalam Newzoo (2019). Diperoleh tanggal 20 oktober 2021, dari
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/01/20/berapa-jumlah-
pengguna-smartphone-dunia-2020
Dewi, A. P. (2015). Hubungan antara kualitas tidur dan kuantitas tidur dengan
prestasi belajar mahasiswa (Doctoral dissertation, Riau
University).Diperoleh tanggal 23 November 2021Internet:
https://docplayer.info/96155624-Psikologi-tidur-dari-kualitas-tidur
hingga-insomnia.html
Djamarah Syaiful Bahri (2012). Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru.
Surabaya: Usaha Nasional.from http://repository.stikes-bhm.ac.id/141
Fenny F & S Supriatmo. 2016. Hubungan Kualitas dan Kuantitas Tidur dengan
Prestasi Belajar pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran. Jurnal
Pendidikan Kedokteran Indonesia, 5(3):140-147.
Genzel, L., et al. (2013) Sleep timing is more important than sleep lenght or
quality for medical school performance. Chronobiology International,
1-6
Hamalik Omar.(2012). Pendekatan Baru Strategi Belajra mengajar Berdasarkan
CBSA.Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Harfiyanto, D., Utomo, C. B., & Budi, T. (2015). Pola Interaksi Sosial Siswa
Hariani, Y. R. D. (2020). Hubungan Antara Penggunaan Smartphone Dengan
Kualitas Tidur Pada Siswa Sman 1 Mataram Di Kota Mataram Dan
Sman 1 Gunungsari Di Kabupaten Lombok Barat Naskah Publikasi
(Doctoral dissertation, Universitas Mataram).
Hastuti, Retno Yuli., Sukandar, Anis., & Nurhayati, Tri. (2016). Hubungan
Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa yang
Menyusun Skripsi di STIKES Muhammadiyah Klaten. J MOTORIK,
11(22) : 9-21.
Heriyanto & Puspo A. 2016. Mobile Phone Forensics and Security Series.
Yogyakarta:C.V Andi offset.
Hidayat, A. Alimul Aziz dan Uliah, Musrifatul.2015.Pengantar Kebutuhan
Dasar Manusia Edisi 2-Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A.A.. (2014). Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data.
Jakarta : Salemba Medika Jakarta : EGC
Indrawati, N.B., 2012. Hubungan antara Kualitas Tidur Mahasiswa yang
Mengikuti UKM dan Tidak Mengikuti UKM pada Mahasiswa Reguler
Fakultas Ilmu Keperawatan. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan,
Universitas Indonesia. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas
Indonesia.Jakarta : EGC
Khusniyah, N., L., & Hakim, L. (2019). Efektivitas pembelajaran berbasis daring:
Sebuah bukti pada pembelajaran bahasa inggris. Jurnal Pemikiran dan
Penelitian Pendidikan. 17(1), 19-33. Tersedia pada:
http://journal.uinmataram.ac.id/index.php/tatqif. Diakses 21 November
2020.Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Lakshono, B. D., & Zulaikha, F. (2018). Hubungan Penggunaan Smartphone
dengan Kualitas Tidur pada Remaja di SMA Negeri 2 Kota Bangun.
Marpaung, P. P. (2013). Gambaran lama tidur dengan prestasi belajar siswa.
Scholarly article, 545-549..
Meirianto, M. T. (2018). Hubungan kecanduan smartphone dengan kualitas tidur
pada remaja.
National Sleep Foundation 2014, „Sleep In The Modern Family‟, National Sleep
Foundation, April 2014, diakses 29 Desember 2021
https://sleepfoundation.org/sites/default/files/2014-NSF-Sleep-in-
America-polll-summary-of-findings---FINAL-Updated-3-26-14-.pdf
Nilifda H, Nadjmir, Hardisman. 2016. Hubungan Kualitas Tidur dengan Prestasi
Akademik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan
2010 FK Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(1):243-249
Nilifda H, Nadjmir, Hardisman. 2016. Hubungan Kualitas Tidur dengan Prestasi
Akademik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan
2010 FK Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(1):243-249
Nilifda, H 2016, Hubungan Kualitas Tidur dengan Prestasi Akademik Mhasiswa
Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2010, Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas, Padang, diakses 29 Desember 2021
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/477
Noshri, (2012) Fisikologi Tidur Dari Kualitas Tidur Hinga Insomnia
Nur Rahmawati, A. I. (2018). Prestasi belajar pada Remaja Pelaku Substance
Abuse: Penyebab atau Akibat? Buletin Psikologi, 26(1), 64–70.
https://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.31164
Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 3. Jakarta :
Salemba Medika.
Nursiati, C. W. (2018). Hubungan antara Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah
pada Siswa Kelas X-XI di SMA Kwadungan Kabupaten Ngawi.
Retrieved
Pandey, C. M., Ratag, B. T., & Langi, F. L. (2019). Hubungan antara kecanduan
smartphone dengan kualitas tidur pada siswa SMA Negeri 1 Maesaan
Kabupaten Minahasa Selatan. KESMAS, 8(2).
Pebrianty, t. S. (2018). Hubungan Penggunaan Smartphone Dengan Kualitas
Tidur Pada Remaja Di Smk Negeri 3 Bandung.Penelitian Kedokteran
dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika Pengguna Gadget di SMA N
1 Semarang. Journal of Educational Social Pengguna Gadget di SMA
N 1 Semarang. Journal of Educational Social
Potter & Perry. (2005) dalam Muhammad aminuddin (2018) . Fundamental
Keperawatan :Konsep,Proses, dan Praktik. (4). Jakarta : EGC
Prasadja, A. (2009). Ayo bangun dengan bugar karena tidur yang benar. Jakarta:
Penerbit Hikma
Puri K. Buku ajar psikiatri edisi 2. Jakarta : EGC, 2011
Puri, B.K., Laking, P.J., & Treasaden, I.H., 2011. Buku Ajar Psikiatri Edisi 2.
PUtri, A. D. (2017). Hubungan Kualitas Tidur Dengan Nilai Akademik
Mahasiswa Akademi Kebidanan Alifah Padang. JIK (JURNAL ILMU
KESEHATAN), 1(1), 22-26.
Putri, A. Y. (2018). Hubungan antara kecanduan smartphone dengan kualitas
tidur pada remaja (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).
Rahmawati, H.N., Iqom, M.K.B., dan Hermanto. (2017). Hubungan durasi
penggunaan media sosial dengan motivasi belajar remaja. Jurnal
Keperawatan. 5(2): halaman 77-81
Rasyid. (2011). The relationship of quantity of sleep, concentration and short term
memory capability in the students of Brawijaya University. Scholarly
article.
Rosyid, Moh Zaiful, Mustajab, Aminol. 2019. Prestasi Belajar. Malang: CV
Literasi Nusantara Abadi.
Rosyid, Moh. Zaiful, dkk. 2019. Prestasi Belajar. Jawa Timur : Literasi
Nusantara
RS, Yauri, SP et al. 2013. ‘Association between Facebook Dependence
and Poor Sleep Quality: A Study in A Sample of Undergraduate
Students in Peru’. Journals PLoS One. Dilihat 22 November 2021.
<https://journals.plos.org>.
Sadock, Benjamin J, Sadock, Virginia A. Buku ajar psikiatri klinis edisi 1.
Jakarta: EGC, 2010
Sadock, Benjamin J, Sadock, Virginia A. Buku ajar psikiatri klinis edisi 2.
Jakarta: EGC, 2011
Sagala, V. (2011). Kualitas Tidur dan Faktor-Faktor Gangguan Tidur.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7/Cover.pdf (Diakses
pada 11 november 2017).
Sanjaya.2011.”Pengertian Prestasi Belajar”. http://aadesanjaya.blogspot.com/
Santrock, J. W. (2014). Psikologi Pendidikan.motivasi belajar Edisi 5. Buku 1.
Alih bahasa oleh Harya Bhimasena. Jakarta: Salemba Humanika.
Saputri D. 2013. Pengaruh kesiapan, kemandirian dan lingkungan belajar terhadap
prestasi akademik mahasiswa pendidikan. Scholarly article
Sarfriyanda J, Karim D, & Dewi PA. 2015. Hubungan Antara Kualitas Tidur Dan
Kuantitas Tidur Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Universitas Riau.
2(2) : 1178-1185
Sari, A. W. (2011). Hubungan antara insomnia dengan prestasi belajar pada santri
di madrasah aliyah tahfidzhul Quran Isy- Karima Karanganyar.
Scholarly Article,11-15.
Sarwono, S. W. (2004). Psikologi remaja. (edisi revisi 8). Jakarta: Raja Grafindo
Pustaka
Sembiring, M. N., & Harahap, S. (2021). Hubungan Penggunaan Smartphone
Dengan Kualitas Tidur Pada Siswa/I Di Sma Negeri 6 Binjai Tahun
2020. Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara, 20(2), 49-56.
Sherief Salbino, 2015, Buku Pintar Gadget Android Untuk Pemula. Kuncikom,
Jakarta.
Smyth, C., 2012. The Pittshburgh Sleep Quality Index. The Harford Institute for
Geriatric Nursing. New York University: Carole Smyth Studies, 4 (1).
Soemanto, W. (2006). Psikologi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosda Karya.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Sulistiani, Okta. 2012. Peningkatan Kedisiplinan Belajar Matematika Melalui
Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Modelling The Way. Surakarta:
Skripsi, UMS (Tidak diterbitkan)
Swarjana, I. K. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Andi.
Swarjana, I. K. (2016). Statistik Kesehatan (A. Ari (ed.); 1st ed.). Yogyakarta:
ANDI.
Syah, Muhibbin. 2015. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Wicaksono DW. 2012, Analisis Faktor Dominan yang Berhubungan dengan
Kualitas Tidur pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga, Journal Universitas Airlangga, 1(2):92-101.
Winarni, P. E. (2015). Prestasi Belajar Mahasiswa Bidikmisi Angkatan 2011
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses
dari: http://eprints. uny. ac. id/id/eprint/27068.
Wolniczak, I, Cáceres-DelAguila, JA, Ardiles, GP, Arroyo, KJ, Visscher, 189
Lampiran 1

JADWAL PENELITIAN
No Kegiatan Bulan
Okt November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
ober
IV I I II I I I II I I I II I I I II I I I II I I I II I I I II I I I II IV
I I V I I V I I V I I V I I V I I V I I V I I
1. Penyusunan
Proposal
2. ACC
Proposal
3. Penyebaran
Proposal
4. Ujian
Proposal
5. Ujian Ulang
Proposal
6. Pengumpulan
Data
7. Penyusunan
Hasil
Penelitian
8. Penyebaran
Skripsi
9. Ujian Skripsi

10. Ujian Ulang


Skripsi
11. Perbaikan
dan
Pengumpulan
Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)

PETUNJUK

Pertanyaan berikut ini berkaitan dengan kebiasaan tidur yang biasa anda

lakukan selama sebulan lalu. Jawaban dari anda akan mengindikasikan tanggapan

yang paling akurat pada mayoritas sehari-hari atau malam-malam yang anda lalui

sebulan lalu. Mohon anda menjawab semua pertanyaan.

DATA UMUM

 Usia :

 Jenis kelamin :

 Agama :

 Kelas :

A. Jawablah pertanyaan berikut ini! Selain pertanyaan no 1 dan 3 Berikan tanda


(√) pada salah satu jawaban yang anda anggap paling sesuai!
1. Jam berapa biasanya anda
tidur pada malam hari?
≤15 menit 16-30 menit 31-60 menit >60 menit
2. Berapa lama (dalam menit)
yang anda perlukan untuk
dapat mulai tertidur setiap
malam?
Waktu Yang Dibutuhkan
Saat Mulai Berbaring
Hingga Tertidur
3. Jam berapa biasanya anda
bangun di pagi hari?

>7 jam 6-7 jam 5-6 jam <5 jam


4. Berapa jam lama tidur anda
pada malam hari? (hal ini
mungkin berbeda dengan
jumlah jam yang anda
habiskan ditempat tidur)
Jumlah Jam Tidur Per
Malam
B. Berikan tanda (√) pada salah satu jawaban yang anda anggap paling sesuai!
5. Selama sebulan terakhir
Tidak 1x 2x ≥ 3x
seberapa sering anda
pernah seminggu seminggu seminggu
mengalami hal di bawah ini:
a. Tidak dapat tidur di
malam hari dalam waktu
30 menit
b. Bangun tengah malam
atau dini hari
c. Harus bangun untuk ke
kamar mandi
d. Tidak dapat bernafas
dengan nyaman
e. Batuk atau mendengkur
keras
f. Merasa kedinginan
g. Merasa kepanasan
h. Mimpi buruk
i. Merasakan nyeri
j. Tolong jelaskan penyebab
lain yang belum
disebutkan di atas yang
menyebabkan anda
terganggu di malam hari
 . ganguan ekternal
 .ganguan internal

6. Selama sebulan terakhir,


seberapa sering anda
mengkonsumsi obat
tidur(diresepkan oleh dokter
ataupun obat bebas) untuk
membantu anda tidur?

7. Selama sebulan terakhir


seberapa sering anda merasa
terjaga atau mengantuk
ketika melakukan aktifitas
mengemudi, makan atau
aktifitas sosial lainnya?
Sangat Cukup Cukup Sangat
baik baik buruk buruk
8. Selama sebulan terakhir,
bagaimana anda menilai
kualitas tidur anda secara
keseluruhan?
Hanya
Tidak Ada Masalah Masalah
Masalah
Masalah Sedang Besar
Kecil
9. Selama sebulan terakhir,
adakah masalah yang anda
hadapi untuk bisa
berkonsentrasi atau menjaga
rasa antusias untuk
menyelesaikan suatu
pekerjaan/tugas?

Skor komponen 1:
Skor komponen 2:
Skor komponen 3:
Skor komponen 4:
Skor komponen 5:
Skor komponen 6:
Skor komponen 7:
Skor Global PSQI:

Kisi-kisi Instrumen Penelitian PSQI

Kompone No Penilaia
n Item n
1. Kualitas tidur secara subyektif 8 Sangat baik 0
Cukup baik 1
Cukup buruk 2
Sangat buruk 3
2. Durasi tidur (lamanya waktu tidur) 4 >7 jam 0
6-7 jam 1
5-6 jam 2
<5 jam 3
3. Latensi tidur 2 ≤15 menit 0
16-30 menit 1
31-60 menit 2
>60 menit 3
5a Tidak pernah 0
1x seminggu 1
2x seminggu 2
≥ 3x seminggu 3
Skor total 0 0
komponen 3 1-2 1
3-4 2
5-6 3
4. Efisiensi tidur 1+3+4 >85% 0
Rumus: 75-84% 1
Jumlah lama tidur 65-74% 2
<65% 3
x100% Jumlah lama ditempat
tidur
5. Gangguan tidur 5b, 5c, 5d, 5e, Tidak pernah 0
5f, 5g, 5h, 1x seminggu 1
5i, 5j 2x seminggu 2
≥ 3x seminggu 3
Skor total 0 0
komponen 5 1-9 1
10-18 2
19-27 3
6. Penggunaan obat tidur 6 0 0
1-2 1
3-4 2
5-6 3
7. Disfungsi siang hari 7 0 0
<1 1
1-2 2
>3 3
9 Tidak ada 0
masalah
Hanya Masalah 1
kecil
Masalah sedang 2
Masalah besar 3
Skor 0 0
1-2 1
total 3-4 2
komponen 7 5-6 3
0-21
LEMBAR OBSERVASI
INDEKS PRESTASI SEMESTER MAHASISWA TINGKAT IV
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN ANASTESIOLOGI
ITEKES BALI

Nama (inisial) :
Kelas : D-IV Keperawatan Anastesiologi A
D-IV Keperawatan Anastesiologi B
Nomor Absen :
Indeks Prestasi Semester : Dengan Pujian (3,51-4,00)
Sangat Memuaskan (3,01-3,50)
Memuaskan (2,76-3,00)
Lampiran 3

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Kepada :
Yth. Calon Responden Penelitian
di tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Kadek Ari Saputra Jaya
NIM : 18C10007
Pekerjaan : Mahasiswa semester VII Program Studi Sarjana Keperawatan
Alamat : Jln. Tukad Balian No.180, Denpasar – Bali
Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada saudari untuk bersedia
menjadi responden dalam penelitian saya yang berjudul “Hubungan Kualitas
Tidur Dengan Prestasi Belajar Di Masa Pandemi Covid -19 Pada Mahasiswa
D-IV Keperawatan Anastesiologi ITEKES Bali”. Pengumpulan datanya akan
dilaksanakan pada tanggal 7 s/d 31 Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi Belajar Di Masa
Pandemi Covid-19 Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan Anestesiologi Itekes Bali.
Saya akan tetap menjaga segala kerahasiaan data maupun informasi yang
diberikan.

Demikian surat permohonan ini disampaikan, atas perhatian, kerjasamanya


dan kesediaannya saya mengucapkan terim kasih.

Denpasar, 21 Desember 2021

Peneliti

Kadek Ari Saputra Jaya


NIM. 18C10007
Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :

Setelah membaca Lembar Permohonan Menjadi responden yang diajukan


oleh saudara, Kadek Ari Saputra Jaya, Mahasiswa Tingkat IV/Semester VIII
Program D-IV Keperawatan Anestesiologi Itekes Bali, yang penelitiannya
berjudul “Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi Belajar Di Masa Pandemi
Covid-19 Pada Mahasiswa D-IV Keperawatan Anastesiologi ITEKES Bali”,
maka dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian
tersebut, secara sukarela dan tanpa ada unsur paksaan dari siapapun. Demikian
surat persetujuan ini saya berikan agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar,…………….2022

Responden
(………………………..
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Etik clirance
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
HASIL ANALISIS DATA

1.Uji Normalitas

Tests of Normality
Kolmogorov- Shapiro-Wilk
Smirnova
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Total .120 118 .000 .952 118 .000
Sekor
(IPS .113 118 .001 .942 118 .000
7)
Ket data Tidak Berdistribusi normal
2. Analisis Univariat
Frequencies

Statistics

Jenis Umur Kelas Agama Durasi Efisiensi


Kelamin Tidur Tidur

N Valid 118 118 118 118 118 118

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 1.8390 2.2034 1.5000 1.6949 1.3305 1.5508

Median 2.0000 2.0000 1.5000 2.0000 1.0000 2.0000

Mode 2.00 2.00 1.00a 2.00 1.00 2.00

Std. Deviation .36911 .44452 .50213 .78999 .91572 .66149

Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00 .00 .00

Maximum 2.00 3.00 2.00 5.00 3.00 3.00

Sum 217.00 260.00 177.00 200.00 157.00 183.00


Statistics

Latensi Gangguan Penggunaan Disfungsi Kualitas


Tidur Tidur Obat Tidur Siang hari Tidur
Subyektif

Valid 118 118 118 118 118


N
Missing 0 0 0 0 0

Mean 1.3220 1.6610 .4237 1.5508 1.1695

Median 1.0000 2.0000 .0000 2.0000 1.0000

Mode 1.00 2.00 .00a 1.00 1.00

Std. Deviation .90470 .52657 .72095 .68684 .71975

Minimum .00 .00 .00 .00 .00

Maximum 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00

Sum 156.00 196.00 50.00 183.00 138.00

Frequency Table

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Laki-laki 19 16.1 16.1 16.1

Valid Perempuan 99 83.9 83.9 100.0

Total 118 100.0 100.0

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

<20 Tahun 2 1.7 1.7 1.7

21-22 Tahun 90 76.3 76.3 78.0


Valid
>23 Tahun 26 22.0 22.0 100.0

Total 118 100.0 100.0

Kelas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

A 59 50.0 50.0 50.0

Valid B 59 50.0 50.0 100.0

Total 118 100.0 100.0

Agama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Islam 50 42.4 42.4 42.4

Hindu 62 52.5 52.5 94.9

Valid Katolik 4 3.4 3.4 98.3

Buda 2 1.7 1.7 100.0

Total 118 100.0 100.0

Durasi Tidur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

<15 Menit 22 18.6 18.6 18.6

16-30 Menit 49 41.5 41.5 60.2

Valid 31-60 Menit 33 28.0 28.0 88.1

>60 Menit 14 11.9 11.9 100.0

Total 118 100.0 100.0

Efisiensi Tidur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid >85% 8 6.8 6.8 6.8

75-84% 40 33.9 33.9 40.7


65-74% 67 56.8 56.8 97.5

<65% 3 2.5 2.5 100.0

Total 118 100.0 100.0

Latensi Tidur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

0 20 16.9 16.9 16.9

1-2 55 46.6 46.6 63.6

Valid 3-4 28 23.7 23.7 87.3

5-6 15 12.7 12.7 100.0

Total 118 100.0 100.0

Gangguan Tidur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Pernah 1 .8 .8 .8

1 kali seminggu 40 33.9 33.9 34.7

Valid 2 kali seminggu 75 63.6 63.6 98.3

>3 kali seminggu 2 1.7 1.7 100.0

Total 118 100.0 100.0

Penggunaan Obat Tidur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Tidak Pernah 83 70.3 70.3 70.3

1 kali semingg 21 17.8 17.8 88.1

2 kali seminggu 13 11.0 11.0 99.2

>3 kali seminggu 1 .8 .8 100.0


Total 118 100.0 100.0

Disfungsi Siang hari

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

0 4 3.4 3.4 3.4

1-2 54 45.8 45.8 49.2

Valid 3-4 51 43.2 43.2 92.4

5-6 9 7.6 7.6 100.0

Total 118 100.0 100.0

Kualitas Tidur Subyektif

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Sangat Baik 17 14.4 14.4 14.4

Cukup Baik 69 58.5 58.5 72.9

Valid Cukup Buruk 27 22.9 22.9 95.8

Sangat Buruk 5 4.2 4.2 100.0

Total 118 100.0 100.0

Kualitas Tidur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kualitas Tidur Baik 1 .8 .8 .8

Kualitas Tidur buruk 116 98.3 98.3 99.2

Valid
Kualitas Tidur Sangat
1 .8 .8 100.0
Buruk

Total 118 100.0 100.0


Katagori IPS

Frequency Percent Valid Percent Cumulativ


e Percent

Dengan Pujian 83 70.3 70.3 70.3

Valid Sangat Memuaskan 35 29.7 29.7 100.0

Total 118 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Perce N Percent N Percent


nt

100.0
Kualitas Tidur * Katagori IPS 118 0 0.0% 118 100.0%
%

Kualitas Tidur * Katagori IPS Crosstabulation

Katagori IPS

Dengan Sangat
Pujian Memuaskan

Kualitas Tidur Count 1 0

% within Kualitas Tidur 100.0% 0.0%


Kualitas Tidur Baik
% within Katagori IPS 1.2% 0.0%

% of Total 0.8% 0.0%

Count 81 35

% within Kualitas Tidur 69.8% 30.2%


Kualitas Tidur buruk
% within Katagori IPS 97.6% 100.0%

% of Total 68.6% 29.7%

Kualitas Tidur Count 1 0


% within Kualitas Tidur 100.0% 0.0%

Sangat Buruk % within Katagori IPS 1.2% 0.0%

% of Total 0.8% 0.0%

Count 83 35

% within Kualitas Tidur 70.3% 29.7%


Total
% within Katagori IPS 100.0% 100.0%

% of Total 70.3% 29.7%

Kualitas Tidur * Katagori IPS Crosstabulation

Total

Count 1

% within Kualitas Tidur 100.0%


Kualitas Tidur Baik
% within Katagori IPS 0.8%

% of Total 0.8%

Count 116

% within Kualitas Tidur 100.0%


Kualitas Tidur buruk
Kualitas Tidur % within Katagori IPS 98.3%

% of Total 98.3%

Count 1

% within Kualitas Tidur 100.0%


Kualitas Tidur Sangat
0.8%
Buruk
% within Katagori IPS

% of Total 0.8%
Count 118

% within Kualitas Tidur 100.0%


Total
% within Katagori IPS 100.0%

% of Total 100.0%

Correlations

Correlations

Kualitas Tidur Katagori IPS

Pearson Correlation 1.000 -.171

Kualitas Tidur Sig. (2-tailed) .064

N 118 118

Pearson Correlation -.171 1.000

.
Katagori IPS Sig. (2-tailed) .064

N 118 118

Anda mungkin juga menyukai