GAMBARAN KEJADIAN
POST OPERATIVE NAUSEA AND VOMITING (PONV)
PADA PASIEN PEROKOK DENGAN GENERAL ANESTESI
DI RSAD TINGKAT II UDAYANA
FAKULTAS KESEHATAN
GAMBARAN KEJADIAN
POST OPERATIVE NAUSEA AND VOMITING (PONV)
PADA PASIEN PEROKOK DENGAN GENERAL ANESTESI
DI RSAD TINGKAT II UDAYANA
Diajukan Oleh:
I MADE OKTAVIAN DWI CHANDRA
NIM. 18D10016
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Gambaran Kejadian Post Operative Nausea And Vomiting
(PONV) pada Pasien Perokok dengan General Anestesi RSAD Tingkat II
Udayana” telah mendapatkan persetujuan pembimbing dan disetujui untuk
diajukan ke hadapan Tim Penguji Skripsi pada Program Studi DIV Keperawatan
Anestesiologi Institut Teknologi dan Kesehatan Bali.
Ns. Made Rismawan, S.Kep., MNS Ns. I Nengah Adiana, S.Kep.,M.Kep., Sp.KMB
NIDN. 0820018101 NIDN. 0820058504
iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
Skripsi ini telah Diuji dan Dinilai oleh Panitia Penguji pada Program Studi D IV
Keperawatan Anestesiologi Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali
pada Tanggal 1 Juni 2022
Nomor : DL.02.02.1820.TU.IX.20
NIDN. 0823067802
NIDN. 0820018101
NIDN. 0820058504
iv
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Gambaran Kejadian Post Operative Nausea and Vomiting
(PONV) Pada Pasien Perokok Dengan General Anestesi di Rsad Tingkat II
Udayana”, telah disajikan di depan dewan penguji pada tanggal 1 Juni 2022 telah
diterima serta disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi dan Rektor Institut Teknologi
Dan Kesehatan Bali.
Mengetahui
I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.,M.Ng.,Ph.D dr. I Gede Agus Shuarsedana, Sp. An.
NIDN. 0823067802 NIDN. 892164002
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat – Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Gambaran Kejadian Post Operative Nausea and Vomiting (PONV) Pada Pasien
Perokok Dengan General Anestesi di RSAD Tingkat II Udayana”. Dalam
penyusunan Skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan dan
bantuan dari semua pihak sehingga Skripsi ini bisa diselesaikan tepat pada
waktunya. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada:
1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D. selaku Rektor
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan
kesempatan kepada penulis menyelesaikan Skripsi ini.
2. Ibu Dr. Ns Ni Luh Dina Susanti, S.Kep., MNS selaku Wakil Rektor I
Institut Teknologi dan Kesahatan Bali yang telah memberikan ijin dan
kesempatan kepada penulis menyelesaikan Skripsi ini.
3. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., MNS selaku Wakil Rektor II
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan
kesempatan kepada penulis menyelesaikan Skripsi ini.
4. Bapak Ns. I Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS selaku Dekan Fakultas
Kesehatan yang memberikan dukungan kepada penulis.
5. Bapak dr. I Gede Agus Shuarsedana, Sp. An selaku Ketua Program Studi
D IV Keperawatan Anestesiologi yang memberikan dukungan kepada
penulis.
6. Bapak Ns. Made Rismawan, S.Kep., MNS. Selaku pembimbing I yang
telah banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan Skripsi ini.
vi
7. Bapak Ns. I Nengah Adiana, S.Kep., M.Kep., Sp.KMB. Selaku
pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
8. Ibu Putu Rusanti, S.Pd., M.Pd. selaku wali kelas yang memberikan
motivasi dan dukungan moral kepada penulis.
9. Seluruh keluarga terutama Ibu, Bapak, kakak dan adik yang banyak
memberikan dukungan serta dorongan moral dan materil hingga selesainya
Skripsi ini.
10. Teman – teman penulis (Indah Sari, Kresna Saputra dan Made Laksmana)
yang selalu memberikan dukungan dan semangat baik itu dalam bentuk
pengetahuan maupun moril hingga selesainya Skripsi ini.
11. Teman – teman D-IV Keperawatan Anestesiologi angkatan tahun 2018
yang selalu memberikan dukungan hingga selesainya Skripsi ini.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu penyusunan Skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Skripsi ini masih belum sempurna untuk itu
dengan hati terbuka penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya konstruktif
untuk kesempurnaan Skripsi ini
vii
Gambaran Kejadian Post Operative Nausea and Vomiting (PONV)
Pada Pasien Perokok Dengan General Anestesi
di RSAD Tingkat II Udayana
ABSTRAK
viii
POSTOPERATIVE NAUSEA AND VOMITING (PONV) INCIDENCE
IN SMOKERS WITH GENERAL ANESTHESIA
IN RSAD TK. II UDAYANA HOSPITAL
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anestesia adalah tindakan pemberian obat anestetikum yang menimbulkan
efek trias anesthesia (hipnotik, analgesia, relaksasi) sehingga pasien
mengalami penurunan kesadaran, reflex proteksi diri menghilang akibat mati
rasa dan kelumpuhan otot rangka termasuk otot pernafasan (Mangku dan
Senapathi, 2017). Anestesi umum merupakan faktor risiko penting terhadap
perkembangan PONV dibandingkan dengan anestesi lokal, dan terjadinya
PONV tersebut dipengaruhi oleh durasi anestesi umum. Sekitar 75 juta
tindakan operasi dilakukan setiap tahun di seluruh dunia terutama pasien di
bawah anestesi umum dengan anestesi inhalasi, dan setiap tiga dari empat
pasien menderita postoperative nausea and vomiting (PONV) akibat anestesi
umum berupa anestesi inhalasi (Ikhsan dan Yunafri, 2020).
Pada General Anestesi salah satu resiko komplikasi yaitu Post Operative
Nausea and Vomiting (PONV). PONV merupakan suatu komplikasi yang
menyebabkan ketidak nyamanan kepada pasien post operatif. PONV mungkin
terlihat sebagai masalah ringan dan jarang berakibat fatal apabila terjadi
dalam jangka pendek sedangkan dalam jangka panjang masalah ini bisa
berakibat dehidrasi dan keseimbangan elektrolit terganggu. Post Operatif
Nausea (PON) dapat menyebabkan atau memperburuk Ansietas, sedangkan
pada Post Operative Vomiting (POV) dapat menyebabkan komplikasi serius
seperti hematoma, dehidrasi, aspirasi dan cedera pada esophageal (Stoicea
dkk, 2015).
PONV menjadi salah satu faktor yang membuat pemulihan di ruang
Recovery menjadi panjang (Farhat, Waheed, Pasha, Iqbal dan Mansoor,
2019). Pernyataan dari Ikhsan dan Yunafri (2020) bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi PONV yaitu faktor anestesi, faktor pasien, dan faktor
prosedural. Menurut Murakami dkk. (2017) kejadian PONV dipengaruhi oleh
1
2
operasi. Dalam penelitian Farhat, Waheed, Pasha, Iqbal, dan Mansoor (2014)
menemukan hasil bahwa diantara 72 pasien perokok yang menjalani operasi,
20 orang diantaranya mengalami PONV, sedangkan pada pasien non-perokok
yang berjumlah 75 orang sebanyak 59 orang yang mengalami PONV. Dalam
penelitian David (2016) yang menemukan hasil bahwa pasien yang
mengalami PONV berjumlah 25 orang, 10 (40%) diantaranya adalah pasien
dengan riwayat merokok, dan 15 (60%) sisanya dengan riwayat tidak
merokok. Perbedaan hasil didapatkan dari penelitian Czarnetzki dkk (2011)
mengatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap kejadian
PONV pada pasien perokok maupun non-perokok dengan hasil dari 55 orang
yang mengalami PONV, 31 orang dari kelompok perlakuan nicotel (zat dalam
rokok) mengalami PONV sedangkan 24 orang kelompok perlakuan placebo
mengalami PONV. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, sebagian besar
pasien perokok jarang mengalami PONV akan tetapi ditemukan satu jurnal
yang mengatakan sebaliknya yakni pada penelitian Czarnetzki dkk (2011)
sehingga terdapat perbedaan hasil yang ditemukan dari jurnal – jurnal
sebelumnya.
Penanganan yang dapat dilakukan terhadap pasien PONV adalah dengan
pemberian antiemetik. Antiemetik secara luas digunakan untuk mengatasi
PONV dan umunya menjadikannya penanganan dan profilaksis untuk pasien
beresiko. Beberapa kelas anti-emetik tersedia diantaranya histamine
antagonists, muscarinic acetylcholine antagonists, dopamine antagonists,
corticosteroids, 5-HT3antagonists, dan tachykinin 1 antagonists. 5-HT3
receptor antagonists adalah tipe antiemetik yang umum digunakan dengan
ondansetron yang paling sering diresepkan.
RSAD Tingkat II Udayana merupakan salah satu rumah sakit yang berada
di Kota Denpasar. Peneliti memilih lokasi ini karena RSAD Tingkat II
Udayana mewakili masyarakat Denpasar yang akan melakukan tindakan
operasi karena banyak masyarakat Denpasar yang pergi ke RSAD Tingkat II
Udayana untuk melakukan pengobatan baik itu berupa tindakan pembedahan
atau hal lainnya. Setelah penulis melakukan studi pendahuluan pada tanggal
4
28 Desember 2021 didapatkan data rata – rata pasien yang dilakukan tindakan
dengan general anestesi berkisar 94 pasien perbulan. Penulis juga melakukan
wawancara dengan penata mengenai kejadian PONV dan ditemukan sekitar
tiga sampai lima kali kejadian PONV pada pasien yang dilakukan general
anestesi.
Berdasarkan uraian diatas, kejadian PONV merupakan suatu komplikasi
yang menyebabkan ketidak nyamanan kepada pasien post operatif yang
terlihat sepele namun apabila tidak ditangani dengan tepat maka dapat
memperburuk keadaan pasien sehingga mengganggu atau memperpanjang
masa pemulihan pasien di ruang PACU (Post Anestesi Care Unit).
Belakangan ini ditemukan penelitian yang menyebutkan bahwa pasien
perokok resisten terhadap kejadian PONV, maka dari itu peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai Gambaran Kejadian Post Operative
Nausea and Vomiting pada pasien perokok dengan General Anestesi di
RSAD Tingkat II Udayana.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang sudah dipaparkan
sebelumnya maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu, sebagai berikut:
“Bagaimana Gambaran Kejadian Post Operative Nausea And Vomiting
(PONV) Pada Pasien Perokok dengan general anestesi di RSAD Tingkat II
Udayana?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian Post
Operative Nausea and Vomiting (PONV) pada pasien dengan kebiasaan
merokok yang diberikan general anestesi di RSAD Tingkat II Udayana.
2. Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah untuk :
a. Mengetahui Karakteristik Responden dengan Kebiasaan Merokok
yang akan diberikan general Anestesi
b. Mengetahui Karakteristik PONV Pada Pasien Perokok dengan
General Anestesi
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Memberikan gambaran mengenai masalah yang terkait pada pasien
dengan status perokok dengan kejadian mual dan muntah pasca operasi
di RSAD Tingkat II Udayana, sehingga dapat digunakan sebagai sumber
informasi penelitian lanjutan, dan juga dapat bermanfaat di bidang
pendidikan khususnya di mata kuliah Asuhan Keperawatan Anestesi
pada bagian Pasca Operasi
2. Manfaat praktis ditunjukan kepada
a. Masyarakat
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca
terkait dampak Positif dan Negatif dari merokok pada pasca operasi
sehingga masyarakat dapat menyikapi dampak merokok terhadap
pemberian Anestesi
b. Pasien
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membantu
mengedukasi pasien terhadap pengaruh merokok baik itu dalam segi
positif maupun negatif dari merokok sehingga pasien dapat
menyikapi dan mengetahui apa saja dampak merokok terhadap
tindakan anestesi
c. Penata anestesi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber
informasi dan menambah pengetahuan dibidang ilmu keperawatan
anestesiologi tentang kejadian PONV pada pasien perokok sehingga
profesi penata anestesi bisa membeikan tindakan yang optimal pada
pasien perokok.
d. Manajemen Rumah Sakit
Diharapkan hasil penelitian ini digunakan sebagai data tambahan
terkait dengan kejadian PONV pada pasien perokok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. General Anestesi
1. Pengertian general anestesi
General anestesi merupakan pemberian obat yang mengakibatkan
penurunan kesadaran, amnesia, antinocicepsi, dan immobilitas, dengan
maintenance stabilitas fisiologis. Ansetesi umum imbang, manajemen
yang paling umum digunakan dalam perawatan anestesi, dengan
memberikan kombinasi dari agen anestesi yang berbeda untuk
menciptakan keadaan anestesi (Anestesic State) (Brown, Pavone dan
Naranjo, 2018).
Anestetik umum bekerja di dalam sistem saraf pusat dengan
memberikan efek analgesia (hilangnya sensasi nyeri) atau efek anestesia
(analgesia yang disertai hilangnya kesadaran), sedangkan anestetik lokal
bekerja di sistem saraf perifer dengan memberikan efek analgesia saja
(Zunilda dalam Ratnasari, 2016).
2. Tehnik anestesi umum
Pada anestesi umum terdapat beberapa tehnik yang digunakan
diantaranya anestesi umum dengan intravena, anestesi umum dengan
sungkup muka, dan gabungan keduanya (Pramono dalam Ananda, 2020).
a. Anestesi umum intravena
Anestesi intravena total merupakan salah satu bagian dari teknik
anestesi umum. Pada penelitian tentang cost anestesi didapatkan
anestesi intravena total lebih rendah dibandingkan teknik anestesi
umum inhalasi isoflurane dengan kelebihan lain yaitu onset yang
cepat, angka insiden PONV yang lebih rendah, dan waktu pemulihan
yang lebih cepat (Okta, Subagiartha, dan Wiryana, 2017).
b. Anestesi umum inhalasi
6
7
b. Aspirasi
Asipirasi pulmonal muncul ketika isi lambung memasuki cabang
pulmonal, diperkirakan kejadian ini muncul 2 – 5 per 10.000
anestetik dan biasanya pada operasi emergensi. Keparahan aspirasi
tergantung dari sifat cairan lambung, pH, dan volumenya. Sindrom
dari aspirasi pulmonal bisa bervariasi mulai dari iritasi ringan sampai
ke Acute Respiratory distress syndrome (ARDS) yang mengancam
nyawa.
c. Awaeness
Merupakan prioritas absolute dalam general anestesi, awareness saat
anestesi bisa sangat berbahaya untuk pasien yang masih dalam
proses pembedahan. Terdapat dua jenis awareness, yaitu:
1) explicit awareness
kesadaran dengan ingatan. reaksi spontan atau pada respon
ketika pasien dibangunkan.
2) implicit awareness
persepsi tanpa kesadaran dan ingatan yang akan mempengaruhi
sikap individual nantinya.
Awareness mungkin muncul pada stage manapun saat
pemberian anestesi mulai dari induksi hingga emergensi. Resiko
terjadinya awareness atau terbangunnya pasien saat di operasi
berhubungan dengan kedalaman anestesi saat di meja operasi.
d. Gangguan Respirasi
1) Hipoksia
Hipoksia dalam anestesi merupakan scenario yang umum dan
kemungkinan timbul kapan saja mulai dari induksi hingga
emergensi. Hipoksia merupakan penurunan kadar O2 perifer
hingga 93%. Hipoksia merupakan masalah yang fatal dan dapat
mengancam nyawa apabila tidak ditindak lanjuti segera. Faktor
penyebab terjadinya Hipoksia beragam diantaranya bisa karena
obstruksi, hipoventilasi, bronkospasme, penurunan curah
10
2021). Satu point diberikan pada item yang diaplikasikan dengan skor
maksimum 4 point. Sesuai dengan guidlinenya, skor apfel dibagi
menjadi:
a. Low/rendah (0 – 1)
b. Mild/sedang (2)
c. High/tinggi (3 – 4)
Myles dan Wengritzky (2012) membuat rancangan tentang skala
mual muntah yang disederhanakan berdasarkan penilaian yang
dilakukan oleh pasien terhadap dampak dari mual pasca operasi dan
berapa kali mereka mengalami muntah pada pemulihan pasca operasi.
Berikut scoring yang ditetapkan oleh Myles dan Wengritzky (2012):
Mengenai frekuensi muntah dan dry retching/upaya untuk muntah
0 = tidak ada
1 = Satu kali
2 = Dua kali
3 = Tiga kali atau lebih
Mengenai rasa mual
0 = Tidak sama sekali
1 = Kadang-kadang
2 = Sering,
3 = Selalu
Kedua jawaban dijumlahkan, apabila jumlah skor 0 – 4 = pasien tidak
mengalami PONV, jika skor 5 – 6 = pasien mengalami PONV.
Penelitian Pang, Wu, Lin, Chang, dan Huang (2002) memiliki drajat
penilaian PONV dengan 5 skala yaitu :
0 = tidak ada mual muntah.
1 = mual kurang dari 10 menit dan muntah hanya sekali, tidak
memerlukan terapi.
2 = mual menetap lebih 10 menit, muntah 2 kali, tidak memerlukan
terapi. „
29
C. Kebiasaan Merokok
1. Definisi
Rokok merupakan produk tembakau yang dikonsumsi dengan cara
dibakar dan dihisap atau dihirup asapnya, produk yang terbuat dari
tembakau antara lain cerutu, rokok kretek, rokok putih, atau produk
lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana
rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung
nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan (PP RI NOMOR 109,
2012).
Perilaku merokok adalah suatu aktivitas membakar dan menghisap
tembakau kemudian mengeluarkan asapnya yang dapat terhisap oleh orang
di sekitarnya (Sanjiwani dan Budisetyani, 2014). Perilaku merokok
seseorang secara keseluruhan dapat dilihat dari jumlah rokok yang
dihisapnya. Seberapa banyak seseorang merokok dapat diketahui melalui
intensi merokoknya. Intensi merokok dapat diartikan sebagai besaran atau
kekuatan untuk suatu tingkah laku. Berdasarkan hal tersebut perilaku
merokok seseorang dapat dikatakan tinggi maupun rendah yang dapat
diketahui dari intensi merokoknya yaitu banyaknya seseorang dalam
merokok (Kartono, 2003 dalam Giyati, 2017). Perilaku merokok adalah
suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok, kemudian menghisap dan
menghembuskannya keluar, serta dapat menimbulkan asap yang dapat
terhisap oleh diri sendiri maupun orang-orang di sekitarnya, dan apabila
dilihat dari berat sampai ringannya perilaku merokok dapat diukur dengan
melihat intensi merokok, tempat merokok, situasi merokok, dan fungsi
30
D. Penelitian Terkait
Sesuai hasil studi literature yang dilakukan, penulis menemukan lima
artikel yang terkait dengan penelitian ini:
1. Penelitian pertama
Penelitian yang dilakukan Farhat dkk (2014) yang berjudul Effect of
smoking on nausea, vomiting and pain in the post-operative period.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek kebiasaan
merokok pada post operative nausea and vomiting (PONV) dan juga
keparahan nyeri di periode post-op. Desain penelitian yang digunakan
adalah Randomized controlled trial. Pengumpulan data dilakukan di
Operation Theatre, Combined Military Hospitals Rawalpindi dari
Agustus 2012 – Januari 2013 dengan. Populasi dalam penelitian ini
adalah pasien yang akan menjalani operasi elektif laparaskopi
38
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kerangka konsep, variabel dan
definisi oprasional yang digunakan dalam penelitian.
General Anestesi
Faktor – faktor
Kejadian PONV: PONV
Pengkajian Pre Usia/umur
Anestesi: Ya Jenis kelamin
Riwayat merokok Tidak Riwayat merokok
Riwayat pemberian
Opioid
41
42
Keterangan:
: alur penelitian
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lainnya), didalam riset, variable
dikarakteristikkan sebagai derajat, jumlah dan perbedaan, variable juga
merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai
suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian
(Nursalam, 2020).
Variabel yang akan di teliti di penelitian hanya satu yaitu kejadian PONV
(post operative nausea and vomiting) pada pasien dengan status perokok di
RSAD Tingkat II Udayana, variabel perancu pada penelitian ini adalah
Usia/umur, Jenis kelamin, Riwayat merokok dan pemberian Opioid. Variabel
43
perancu ini berasosiasi dengan kejadian PONV pada pasien perokok dengan
general anestesi sebagai faktor resiko terjadinya PONV
5 ) mual
muntah
membandel
yang tidak
berespon
dengan
pengobatan
(skor 4)
Jika skor
responden 0 =
tidak PONV
Jika 1-4 =
PONV
dengan
kategori skor
1 = PONV
ringan
2 = PONV
Sedang
3 = PONV
Berat
4 = PONV
Sangat Berat
Sumber
Kutipan dari
Pang dkk
(2002)
BAB IV
METODE PENELITIAN
Dalam BAB ini menguraikan tentang desain penelitian, tempat dan waktu
penelitian, populasi, sampel dan sampling, metode, alat dan teknik
pengumpulan data, analisa data serta etika penelitian.
A. Desain penelitian
Desain penelitian yang telah digunakan adalah desain deksriptif dengan
pendekatan Cross-sectional. Menurut Nursalam (2020) penelitian deskriptif
adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan)
peristiwa – peristiwa penting yang terjadi pada masa kini, dilakukan secara
sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada penyimpulan.
Pendekatan Cross-sectional adalah pendekatan yang menekankan waktu
pengukuran/observasi data hanya satu kali dalam satu saat (Nursalam, 2020).
Fenomena disajikan secara apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti tidak
mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa
terjadi, oleh karena itu penelitian jenis ini tidak memerlukan adanya suatu
hipotesis (Nursalam, 2020). Hubungan antar variabel diidentifikasi untuk
menggambakan secara keseluruhan suatu peristiwa yang sedang diteliti, tetapi
pengujian mengenai tipe dan tingkat hubungan bukan merupakan tujuan
utama dari suatu penelitian deskriptif (Nursalam, 2020). Pada saat peneliti
melaksanakan pengumpulan data peneliti mengaplikasikan disain yang telah
ditentukan sesuai dengan konsep teori, akan tetapi hasil yang didapatkan
kurang dari target sampel awal, sehingga peneliti melanjutkan penelitian ke
tahap analisa data.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu penelitian
Waktu penyusunan Skripsi dilakukan mulai pada bulan Oktober hingga
Desember 2021 dimana pada saat itu masih dalam tahap Proposal. Ijin dan
pengumpulan hasil penelitian telah dilakukan pada bulan Februari hingga
45
46
2. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di ruang recovery Instalasi Bedah Sentral (IBS)
hingga pasien dipindahkan ke ruang rawat inap di RSAD Tingkat II
Udayana. Alasan peneliti memilih RSAD Tingkat II Udayana sebagai
lokasi penelitian karena pasien yang menjalani pembedahan di RSAD
Tingkat II Udayana dapat mewakili populasi masyarakat Denpasar. Selain
itu berdasarkan wawancara yang dilakukan, kejadian PONV rata – rata
berikisar tiga hingga empat kali dalam sehari. Pasien yang melakukan
tindakan general anestesi yaitu mencapai 94 orang pada bulan Desember
2021 (Studi pendahuluan dan Penata anestesi melalui komunikasi pribadi).
3. Sampling
D. Pengumpulan Data
1. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Nursalam, 2020). Rencana pengumpulan data pada penelitian
ini dilakukan selama dua bulan. Jenis data yang dikumpulkan adalah data
primer dan sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan dari
kuesioner perokok yang diberikan penulis kepada responden untuk
mengetahui karakteristik perilaku merokok pasien. Kuesioner adalah
sederet pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti yang
akan digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data penelitian
(Swarjana, 2016). Kemudian untuk pengumpulan data PONV pada pasien
perokok, peneliti menggunakan metode observasi. Metode observasi
adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengamati suatu variabel
(Swarjana, 2016). Pada data sekunder yaitu riwayat pemberian opioid
peneliti menggunakan rekam medis untuk mengetahui apakah pasien
49
b) rokok non-filter
tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui karakteristik
kebiasaan pasien dalam mengkonsumsi jenis rokok. Hasil pada
pertanyaan ini hanya digunakan sebagai salah satu karakteristik
dalam penelitian. Pada pelaksanaanya, diperoleh hasil bahwa
keseluruhan responden mengkonsumsi rokok berfilter, hal ini
kemungkinan karena rokok filter lebih ringan saat dihisap dan
banyak di perjual belikan daripada rokok non filter sehingga
menjadi salah satu pilihan banyak perokok.
4) Dimanakah tempat biasa anda menghisap rokok?
Pada pertanyaan ini responden ditanya mengenai lokasi dimana
responden menghisap rokok dengan pilihan yaitu
a) di kantor/kampus
b) kendaraan umum
c) tempat umum (restoran, stasiun, swalayan),
d) smoking area
e) toilet
tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui karakteristik
kebiasaan responden. Responden akan diberikan pertanyaan
mengenai lokasi biasa menghisap rokok responden dengan
disiapkan lima jawaban. Jawaban – jawaban ini tidak memiliki
scoring dan bukan merupakan pertanyaan negative maupun
positif hanya semata – mata untuk mengetahui kebiasaan
responden. Pada pelaksanaannya diperoleh hasil bahwa
kebanyakan responden mengkonsumsi rokok di tempat umum,
yang dimana dalam keterangan nasution (2007) menjelaskan
bahwa perokok yang mengkonsumsi rokok di tempat umum
merupakan perokok heterogen yang menghisap rokok dimana
ada orang lain yang tidak mengkonsumsi rokok.
Kuesioner ini dirujuk kemudian dikembangkan sendiri untuk
mendapatkan data yang diinginkan. Pada pelaksanaannya sudah
52
c. Rekam Medik
Pada rekam medik disini, peneliti mencari riwayat pemberian opioid
kepada pasien yang sudah selesai diberikan tindakan pembedahan.
Data ini merupakan data sekunder. Pada pelaksanaannya keseluruhan
responden merupakan pasien yang diberikan general anestesi, yang
berarti keseluruhan responden diberikan obat analgesik opioid.
3. Tehnik pengumpulan data
a. Tahap persiapan
Hal – hal yang dipersiapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Peneliti melakukan penyusunan proposal penelitian
2) Peneliti mengurus surat pengantar permohonan izin penelitian
dari institusi pendidikan ITEKES Bali dengan Nomor surat :
DL.02.02.0694.TU.IL2022 untuk memohon ijin dilakukannya
penelitian
3) Peneliti juga mengurus legal etik penelitian di Komisi Etik
Penelitian ITEKES Bali dengan Nomor Surat :
03.0099/KEPITEKES-BALI/II/2022
4) Peneliti mengajukan surat izin penelitian di Badan Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali dengan
nomor surat : B.30.070/527.E/IZIN-C/DPMPTSP
5) Setelah surat izin dari Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali terbit, peneliti telah
menyerahkan surat tersebut ke Kantor Kesbang Pol dan Limnas
Kabupaten Denpasar
6) Peneliti selanjutnya menyerahkan surat izin penelitian dari pihak
Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Denpasar kepada Direktur
RSAD Tingkat II Udayana Denpasar
7) Setelah peneliti mendapatkan surat izin melakukan penelitian dari
Direktur RSAD Tingkat II Udayana Denpasar dan Surat
Keterangan Etik Penelitian dari poin Komisi Etik Penelitian
54
E. Analisa Data
Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan
pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan penelitian yang mengungkap
fenomena (Nursalam, 2020).
F. Etika Penelitian
Etika penelitian dalam keperawatan merupakan masalah yang sangat
penting dan perlu diperhatikan, mengingat penelitian keperawatan
berhubungan langsung dengan manusia. Peneliti mengurus legal etik
penelitian ke bagian Komisi Etik Penelitian ITEKES Bali. Etika penelitian
yang harus dilakukan yaitu, sebagai berikut:
Pada Bab ini, akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dengan mengacu pada
tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran kejadian Post Operative
Nausea and Vomiting (PONV) pada pasien dengan general anestesi berdasarkan
kebiasaan merokok di RSAD Tingkat II Udayana.
61
62
B. Karakteristik Responden
Karakteristik Responden dalam penelitian ini tergolong karakteristik
demografi terbagi berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin. Karakteristik
responden yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 5.4 Tingkat Keparahan Post Operative Nausea And Vomiting pada
pasien perokok dengan General Anestesi. (n=80)
Karakteristik PONV Frekuensi Persentase Tingkat
Keparahan
Tidak Mual dan Tidak Muntah 66 82,5 Tidak
PONV
Mual kurang dari 10 menit, muntah 4 5,0 Ringan
hanya sekali dan tidak memerlukan
terapi terapi
Mual menetap selama lebih dari 10 6 7,5 Sedang
menit, muntah dua kali dan tidak
membutuhkan pengobatan
Mual menetap selama lebih dari 10 4 5,0 Berat
menit, muntah lebih dari dua kali dan
65
membutuhkan pengobatan
mual muntah membandel yang tidak 0 0,0 Sangat
berespon dengan pengobatan. Berat
Berdasarkan tabel 5.4 mengenai Karakteristik dan kejadian PONV yang
dialami Responden menunjukan Responden yang tidak mengalami Mual dan
Muntah Berjumlah 66 (82,5%) yang menunjkan tidak PONV, yang
mengalami mual selama kurang dari 10 menit muntah sekali dan tidak
memerlukan pengobatan berjumlah 4 Responden (5%) yang mengindikasikan
PONV Ringan, Responden yang mengalami Mual menetap selama lebih dari
10 menit muntah dua kali dan tidak membutuhkan pengobatan berjumlah 6
(7,5%) yang mengindikasikan PONV Sedang, Responden yang mengalami
Mual menetap selama lebih dari 10 menit muntah lebih dari dua kali dan
membutuhkan pengobatan berjumlah 4 (5%) yang mengindikasikan PONV
berat.
batang perhari dan 2 kejadian PONV pada kelompok perokok sedang yang
merokok 10 sampai 20 batang perharinya. Dari kelompok lama waktu
merokok, keseluruhan responden merokok sudah lebih dari 6 bulan lamanya,
dan ditemukan hasil dimana 14 orang mengalami PONV. Pada tempat biasa
merokok, ditemukan hasil bahwa 39 responden merupakan perokok yang
biasa merokok di tempat umum dimana 6 responden didalamnya mengalami
PONV, 38 responden mengatakan biasa merokok di smoking area yang
dimana 8 diantaranya mengalami PONV dan 3 orang biasa merokok di toilet.
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab Ini akan membahas secara lebih lengkap dari hasil penelitian yang
telah di sajikan pada bab V, secara berturut – turut akan dibahas sesuai dengan
tujuan penelitian untuk mengetahui Gambaran Kejadian Post Operative
Nausea And Vomiting Pada Pasien Perokok Dengan General Anestesi di RSAD
Tingkat II Udayana, serta membahas mengenai keterbatasan penelitian.
A. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian ini, responden terbanyak berasal dari umur 26-
35 tahun, hal ini menandakan bahwa jumlah perokok lebih banyak pada usia
produktif. Sesuai dengan pernyataan Nasution (2007), fungsi merokok
ditunjukkan dengan perasaan yang dialami perokok, seperti perasaan positif
maupun perasaan negatif. Hal ini juga sesuai dengan data Badan Pusat Statistik
yang menjelaskan persentase penduduk Indonesia berumur 15 tahun ke atas
yang merokok sebanyak 28,96% pada 2021.
Pada karakteristik berdasarkan jenis kelamin, kelompok laki – laki
mendominasi penelitian ini dengan jumlah 79 orang, sedangkan perempuan
hanya 1 orang, kemungkinan hal ini terjadi karena umunya rokok dikonsumsi
oleh laki – laki bersama dengan kawan – kawannnya ini membuktikan
pernyataan Nasution (2007) yang menjelaskan jumlah perokok laki-laki jauh
lebih tinggi dibandingkan perempuan dimana jika diuraikan menurut umur,
prevalensi perokok laki-laki paling tinggi pada umur 15-19 tahun. Remaja
laki-laki pada umumnya mengkonsumsi 11-20 batang/hari (49,8%) dan yang
mengkonsumsi lebih dari 20 batang/hari sebesar 5,6%. Kemungkinan
perilaku ini terjadi akibat situasi yang dialami oleh perokok yang dimana hal
ini didukung oleh Mu’tadin (2002) yang mengatakan situasi merokok adalah
perilaku merokok yang dipengaruhi oleh keadaan yang dialaminya pada saat
itu, misalnya ketika sedang berkumpul dengan teman, cuaca dingin, setelah
dimarahi orangtua dan lain sebagainya. Kebiasaan ini juga timbul
67
68
diakibatkan oleh faktor prosedural dimana waktu prosedural yang lama dapat
meningkatkan persentase terjadinya PONV. Hal ini didukung oleh pernyataan
Elvir-Lazo, White, Yumul, dan Eng (2020) yang menyatakan pada faktor
prosedural, waktu pembedahan yang lama bisa menjadi predictor terjadinya
PONV, setiap 30 menit resiko PONV bertambah hingga 60%. Selain itu
volatile agent juga sangat berpengaruh dimana semakin lama pasien terpapar
volatile agent maka semakin meningkat resiko terjadinya PONV sesuai
dengan pernyataan Hasegawa, Abe, Hayashi, Furuta dan Ishihama, (2021)
dengan pernyataan penggunaan volatile agent meningkatkan resiko PONV
13,35 kali dibandingkan induksi anestesi intravena menggunakan propofol.
cenderung lebih toleran terhadap zat emetogenik yang terkandung pada obat –
obatan anestesi (Vacanti dan Charles, 2011).
E. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat keterbatasan penelitian. Keterbatasan
penelitian ini adalah pada pengumpulan data. Keterbatasan ini akan
dijelaskan sebagai berikut:
Pengumpulan Data
Sebelum penelitian dilaksanakan peneliti berencana untuk mencari
target responden sebanyak 94 responden dalam sebulan. Namun pada
kenyataannya, peneliti menghabiskan waktu selama dua bulan untuk
mengumpulkan data, hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan jumlah
kasus Covid-19 sehingga mahasiswa diliburkan selama seminggu dan
jumlah pasien yang akan dilakukan tindakan anestesi dibatasi, untuk
mengatasi hal ini peneliti memperpanjang waktu penelitian dan ketika
data sudah terkumpul, peneliti melanjutkan proses penelitian ke tahap
analisa data dengan diperoleh hasil dari 80 responden.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian
post operative nausea and vomiting pada pasien perokok dengan general
anestesi di RSAD tingkat II udayana. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
adalah 14 (17,5%) responden mengalami PONV dan 66 (82,5%).
Tujuan khusus pertama pada penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
karakteristik pasien yang memiliki kebiasaan merokok yang akan diberikan
general anestesi dengan hasil yang diperoleh 56 responden (70%) mengaku
menghisap rokok sebanyak kurang dari 10 batang per hari, Keseluruhan
responden merokok lebih dari 6 bulan lamanya, seluruh responden
mengatakan menggunakan rokok filter, dan mayoritas responden memilih
merokok di Tempat Umum sebanyak 39 (48.8%).
Tujuan khusus kedua yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik post
operative nausea and vomiting (PONV) pada pasien dengan general anestesi
berdasarkan kebiasaan merokok. Didapatkan hasil 66 (82,5%) responden
yang tidak mengalami Mual dan Muntah, 4 responden (5%) yang mengalami
mual selama kurang dari 10 menit muntah sekali dan tidak memerlukan
pengobatan, 6 responden (7,5%) yang mengalami Mual menetap selama lebih
dari 10 menit muntah dua kali dan tidak membutuhkan pengobatan, 4
75
76
responden (5%) yang mengalami Mual menetap selama lebih dari 10 menit
muntah lebih dari dua kali dan membutuhkan pengobatan.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dari kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian,
penulis menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Profesi Penata Anestesi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi penelitian
tentang keperawatan anestesiologi bahwa ada beberapa faktor resiko
yang perlu diperhatikan sebelum melakukan tindakan anestesi sehingga
dapat mengurangi komplikasi pasca anestesi terutama PONV
2. Peneliti selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai referensi untuk
melakukan penelitian lanjutan sebagai salah satu referensi yang berkaitan
dengan perokok dan PONV. Serta diharapkan untuk merencanakan
waktu pengumpulan data dengan rentang waktu yang panjang untuk
mencegah kurangnya sample yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, A., Maulinda, L., dan Amin, S. (2017). Isolasi Nikotin dari Puntung Rokok
sebagai Insektis. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 4(1), 100-120.
Ariff, M. N. E. B. M. (2016). Studi Penggunaan Obat Anti Mual Dan Muntah
Pada Pasien Pasca Operasi (penelitian dilakukan di gedung bedah pusat
terpadu RSUD Dr. Soetomo Surabaya) Muhammad Nazim Efendy bin Md
Ariff nim: 051211133104 Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Departemen Farmasi Klinis Surabaya 2016 (Doctoral Dissertation,
Universitas Airlangga).
Czarnetzki, C., Schiffer, E., Lysakowski, C., Haller, G., Bertrand, D., dan Tramèr,
M. R. (2011). Transcutaneous Nicotine Does Not Prevent Postoperative
Nausea and Vomiting: a randomized controlled trial. British journal of
clinical pharmacology, 71(3), 383-390.
77
78
Elvir-Lazo, O. L., White, P. F., Yumul, R., dan Eng, H. C. (2020). Management
Strategies for The Treatment And Prevention Of Postoperative/
Postdischarge Nausea and Vomiting: an updated review. F1000Research, 9.
Farhat, K., Waheed, A., Pasha, A. K., Iqbal, J., dan Mansoor, Q. (2014). Effect of
Smoking on Nausea, Vomiting and Pain in the Post-operative
Period. Journal of Postgraduate Medical Institute, 28(3).
Hasegawa, H., Abe, A., Hayashi, H., Furuta, H., dan Ishihama, T. (2021). Risk
factors for postoperative nausea and vomiting after the removal of impacted
third molars: a cross-sectional study. BMC Oral Health, 21(1), 1-5.
Ikhsan, M., dan Yunafri, A. (2020). Gambaran angka kejadian post operative
nausea and vomiting (ponv) pada pasien yang menjalani anestesi inhalasi
dengan isofluran pada bulan Oktober-Desember 2018 di RSU Putri Hijau
Tingkat II Kesdam I/BB. Jurnal Ilmiah Simantek, 4(4), 35-39.
Mangku, dan Senapathi. (2017). Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Jakarta
Barat : PT Indeks Permata Puri Media
Murakami, C., Kakuta, N., Kume, K., Sakai, Y., Kasai, A., Oyama, T., ... dan
Tsutsumi, Y. M. (2017). A Comparison of Fosaprepitant and Ondansetron
for Preventing Postoperative Nausea and Vomiting in Moderate to High
Risk Patients: A Retrospective Database Analysis. BioMed research
international, 2017.
Myles, P. S., Chan, M. T., Kasza, J., Paech, M. J., Leslie, K., Peyton, P. J., ... dan
Forbes, A. (2016). Severe Nausea and Vomiting in the Evaluation of Nitrous
Oxide in the Gas Mixture For Anesthesia II Trial. Anesthesiology, 124(5),
1032-1040.
Pang, W. W., Wu, H. S., Lin, C. H., Chang, D. P., dan Huang, M. H. (2002).
Metoclopramide decreases emesis but increases sedation in tramadol
patient-controlled analgesia. Canadian Journal of Anesthesia, 49(10), 1029-
1033.
Sundari, R., Widjaya, D. S., dan Nugraha, A. (2015). Lama Merokok dan Jumlah
Konsumsi Rokok terhadap Trombosit pada Laki-laki Perokok
Aktif. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public
Health Journal), 9(3), 257-263.
Sanjiwani, N. L. P. Y., dan Budisetyani, I. G. (2014). Pola asuh permisif ibu dan
perilaku merokok pada remaja laki-laki di SMA Negeri 1 Semarapura.
Jurnal Psikologi Udayana, 1(2), 344-352.
Siyoto, Sandhu dan Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. (Edisi 1).
Literasi Media Publishing.
Sprung .J, dkk. (2013). Perilaku Merokok dan Mual Muntah Pasca Operasi.
Journal of Elsevier.
Stoicea, N., Gan, T. J., Joseph, N., Uribe, A., Pandya, J., Dalal, R., dan Bergese,
S. D. (2015). Alternative Therapies for the Prevention of Postoperative
Nausea and Vomiting. Frontiers in medicine, 2, 87.
Wang, X. X., Zhou, Q., Pan, D. B., Deng, H. W., Zhou, A. G., Huang, F. R., dan
Guo, H. J. (2015). Dexamethasone Versus Ondansetron in The Prevention
Of Postoperative Nausea and Vomiting in Patients Undergoing
Laparoscopic Surgery: A Meta-Analysis Of Randomized Controlled
Trials. BMC anesthesiology, 15(1), 1-9.
Zhong, W., Shahbaz, O., Teskey, G., Beever, A., Kachour, N., Venketaraman, V.,
dan Darmani, N. A. (2021). Mechanisms of Nausea and Vomiting: Current
Knowledge and Recent Advances in Intracellular Emetic Signaling
Systems. International Journal of Molecular Sciences, 22(11), 5797
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
JADWAL PENELITIAN
GAMBARAN KEJADIAN POST OPERATIVE NAUSEA AND VOMITING PADA PASIEN PEROKOK DI RSAD
TINGKAT II UDAYANA
BULAN
N Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni
KEGIATAN 2021 2021 2021 2022 2022 2022 2022 2022 2022
o
II I I I II I I I II I I I II I I I II I I I II I I I II I I I II I I I II IV
I V I I V I I V I I V I I V I I V I I V I I V I I
1 Penyusunan
Proposal
2 ACC proposal
3 Penyebaran
Proposal
4 Ujian Proposal
5 Ujian ulang
proposal
6 Pengumpulan data
7 Penyusunan Hasil
8 Penyebaran Skripsi
9 Ujian Skripsi
10 Ujian Ulang
Skripsi
11 Perbaikandan
Pengumpulan
Lampiran 2
A. Tujuan
Untuk Mengetahui apakah pasien memiliki kebiasaan merokok dan perilaku
merokok pasien.
Petunjuk mengisian :
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan hati – hati sehingga dapat anda pahami
2. Pada identitas, nama responden hanya ditulis inisial saja dengan
menuliskan 2 huruf saja contoh : “Oktavian” menjadi “OK”
3. Harap mengisi seluruh pertanyaan yang ada dan pastikan tidak ada yang
terlewat
4. Dengan hormat dimohon untuk menjawab sejujur – jujurnya
5. Isilah titik – titik dan beri tanda (√) pada kolom jawaban ()
6. Jawaban bapak/ibu dijamin kerahasiaannya
Identitas Responden
No Identitas Responden
A. Tujuan
Untuk mengetahui apakah pasien perokok mengalami PONV atau tidak
Petunjuk pengisian :
1. Islah kotak dibawah ini dengan lambang centang (√)
2. Isilah identitas dan centanglah kotak jawaban dengan sejujur – jujurnya
sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan
B. Identitas Responden
No Identitas Responden
Ket : Skor
Kepada:
Yth......................
di......................
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : I Made Oktavian Dwi Chandra
NIM : 18D10016
Nama :............................................................................................
Pekerjaan :............................................................................................
Alamat :............................................................................................
…………………………
Responden
……………
Lampiran 5
Surat Ijin penelitian Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Provinsi Bali
Lampiran 9
Surat Ijin Penelitian dari Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota
Denpasar
Lampiran 10
jenis_kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
apakah_bapak_ibu_meroko
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
jumlah_rokok_dihisap_dalam_sehari
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang_dari_10_batang_sehari 56 70.0 70.0 70.0
sejak_kapan_bapak_ibu_meroko
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
jenis_rokok_yang_digunakan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Dimanakah_tempat_biasa_bapak_ibu_merokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
mengalami_PONV
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
karakteristik_PONV
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Input
Split File <none>
CROSSTABS
/TABLES=Umur JK
Jumlahrokok Sejakkapan
Jenisrokok tempatmerokok BY
MengalamiPONV
Syntax
/FORMAT=AVALUE
TABLES
/CELLS=COUNT
Cases
Count
Ya Tidak
19 0 2 2
20 1 2 3
21 0 1 1
23 0 2 2
24 1 0 1
25 3 6 9
26 1 1 2
30 0 8 8
34 0 2 2
35 1 7 8
36 0 1 1
Umur
37 0 2 2
38 0 1 1
40 1 5 6
42 0 1 1
44 0 1 1
45 2 3 5
47 0 1 1
50 1 4 5
52 0 3 3
55 1 4 5
56 0 2 2
57 0 1 1
60 2 4 6
65 0 2 2
Total 14 66 80
Count
Ya Tidak
Laki-laki 13 66 79
Jenis Kelamin
Perempuan 1 0 1
Total 14 66 80
Count
Ya Tidak
Total 14 66 80
Ya Tidak
Total 14 66 80
Count
Ya Tidak
Total 14 66 80
Count
Ya Tidak
Tempat Umum 6 33 39
Toilet 0 3 3
Total 14 66 80