Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

I.A. LATAR BELAKANG

Pelayanan Kamar Bedah perlu dikelola dengan sistem yang baik dan benar,
melalui pengelolaan manajemen yang baik oleh para pelaksana yang
kompeten dibidangnya. Pelaksanaan pelayanan Kamar Bedah melibatkan
pelbagai disiplin ilmu dan petugas, disamping itu makin pesatnya
perkembangan tehnologi kedokteran khususnya dalam bidang keahlian
bedah dan tuntutan pelanggan atas pelayanan yang bermutu, mendorong
petugas untuk bekerja lebih hati-hati sesuai standar dan prosedur yang
benar, untuk itulah perlu disusun suatu Pedoman Pelayanan Kamar Bedah;

Diharapkan Pedoman Pelayanan Kamar Bedah Rumah Sakit Delta Surya


Sidoarjo ini menjadi pegangan seluruh petugas baik medis, non medis yang
bekerja di bagian Kamar Bedah maupun bagian-bagian yang terkait dalam
melaksanakan tugas-tugas pelayanannya;

I.B. TUJUAN PEDOMAN


1. Tujuan Umum
a. Menyediakan pelayanan pembedahan sesuai kebutuhan
masyarakat dengan mengutamakan mutu dan kepuasan
pelanggan (dokter, pasien dan keluarga pasien);
b. Menekan angka kejadian resiko infeksi pasca pembedahan
dengan memperhatikan tingkat kesterilan Kamar Bedah;
c. Mengoptimalkan kemampuan dan ketrampilan perawat Kamar
Bedah sesuai kemajuan teknologi Ilmu Bedah.;

1
2. Tujuan Khusus

a. Memberikan pelayanan bedah secara profesional dengan tujuan


kesembuhan, meningkatkan derajad kesehatan pasien secara
optimal atau meningkatkan kualitas hidup pasien;
b. Memberikan bantuan penjelasan kepada pasien / keluarga
tentang tindakan pembedahan dan tujuannya;
c. Memberi support mental kepada pasien dan keluarga;
d. Memelihara hubungan kerjasama yang efektif dengan semua
anggota tim kamar bedah;
e. Melakukan pemantauan untuk mencegah komplikasi pembiusan;
f. Memberi kesempatan proses belajar mengajar bagi petugas di
bagian kamar bedah;
g. Memberi motivasi dan kesempatan bagi petugas di bagian
kamar bedah mengikuti pendidikan berkelanjutan agar dapat
mengikuti perkembangan IPTEK khususnya di bidang tindakan
pembedahan;

I.C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1. Operasi Bedah Obsgyne
a. Sectio Caesaria
b. Hysterectomy
c. Oovarectomy
d. Rekanalisasi tuba
e. MOW dan MOP
f. Vagina Plastie
g. Laparascopy ( Cysta Ovarii ,KET, myomektomi )
2. Operasi Bedah Tulang ( Orthopedi )
a. Open Reposisi
b. Close Reposisi

2
c. Rekontruksi
d. AMP ( Pasang Protese )
3. Operasi Bedah Digestive
a. Laparatomy ( Apendic, Hernia dll )
b. Cholesistektomy
c. Low Anterior / Posterior
d. Miles
e. Colostomy / Duramel
f. Anusplastie
g. Laparascopy ( Cholesistektomi , Apendictomi )
h. Hemoroidektomi
4. Operasi Bedah Urologi
a. Sectio Alta
b. Cystotomie
c. Open Prostatektomi
d. Neprolitotomie
e. Uretrolitotomie
f. Orchidopeksi
g. Varicocele
h. TURP
i. Cytoscopy
j. URS
k. Litotripsi
l. Sachse
m. Meatotomi
5. Operasi Bedah Tumor
a. Mastektomi
b. Struma / Lubektomi
c. Limphadenopati
6. Operasi bedah Cardiovasculer
a. Thoracotomie

3
b. By Pass
c. AV Shunt
d. Embolektomie
7. Operasi Bedah Mulut
a. ORIF Mandibula daj maxilla
b. Odontektomi
c. Hemimandibulektomi
8. Operasi Bedah Syaraf
a. Craniotomi
b. Laminektomi
c. Pasang Shunting
9. Operasi Mata
a. Catarac IOL
b. Ptyregium
c. Gloucoma
d. Trabiculektomi
e. Parasintese
10. Operasi THT
a. ATE
b. SR
c. CWL
d. Reposisi Hidung
e. NAW
f. FESS
g. Timpanoplastie
h. Konka reduksi/konkotomi
11. Operasi Bedah Plastie
a. Pemasangan silikon
b. Labio plastie / Labio palatoplastie
c. Skin graft

4
12. Operasi Kulit & Kelamin
a. Lipo Suction
13. Operasi Endoscopy
a. Gastroscopy
b. Colonoscopy

I.D. BATASAN OPERASIONAL


 UNIT BEDAH SENTRAL yaitu :
Suatu sakit unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai
tempat untuk melakukan tindakan operasi secara elektif maupun
akut, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi lainnya;
 KAMAR OPERASI yaitu ;
Ruangan tindakan di dalam kamar bedah;
 PATIENT SAFETY :
Proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan
pasien lebih aman termasuk didalamnya penilaian resiko,
identifikasi dan manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti
insiden, menerapkan solusi mengurangi serta meminimalkan
resiko;
 PERAWAT ASISTEN :
Perawat yang melakukan kegiatan sebagai asisten bedah;
 SCRUB NURSE :
Perawat yang bertugas sebagai instrumentator;
 INFORMED CONSENT :
Memberikan penjelasan tentang prosedur tindakan secara tertulis
pada pasien / keluarga;

I.E. LANDASAN HUKUM

5
1. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045/2006
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

II.A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

TABEL KUALIFIKASI PERSONIL

KUALIFIKASI
Nama Jumlah
No Formal & Masa
Jabatan Sertifikasi Kebutuhan
Non Formal Kerja
1 Kepala Dokter tahun 1
Instalasi Spesialis
2 Kepala D3/S 1 5 tahun PPGD, pelatihan 1
Ruang Keperawatan tehnik dasar
kamar bedah
3 Pelaksana D3 1 tahun PPGD, pelatihan 12
Keperawatan tehnik dasar
kamar bedah

7
KUALIFIKASI PERSONIL YANG ADA
Jumlah
No Pendididkan Pelatihan Jumlah
Personil
Menejemen kamar operasi 1
1. S1 Keperawatan 1 Laparascopy 1
CPR 1
Orthopedi 1
2. D III Keperawatan 11 PPGD 11
C.Arm 2
PPGD 4
D III + Penata
3. 4 GELS 1
Anesthesi
PL Anestesi 4
4. SMU umum 2 - -
Jumlah 18

II.B. DISTRIBUSI KETENAGAAN


Distribusi ketenagaan di bagian Unit Bedah Sentral :
Jadwal dinas Jenis tenaga Jumlah Keterangan
Perawat 4 Bila ada kebutuhan krn
Dinas pagi Pos Perawat 1 operasi banyak, menggu
Penata Anestesi 1 nakan sistem oncall
Perawat 2
Dinas Tanggung
Penata Anestesi 2
Perawat 4
Dinas sore Penata Anestesi 1
Pos Perawat 1
Dinas Malam Perawat 2

8
II.C. PENGATURAN JAGA
Pengaturan jaga yang ada di Unit Bedah Sentral
Jadwal Dinas Waktu
Dinas Pagi Pkl. 07.00 – 14.00 WIB
Dinas Tanggung 1 Pkl. 10.00 – 17.00 WIB
Dinas Tanggung 2 Pkl. 12.00 – 19.00 WIB
Dinas Sore Pkl. 14.00 – 21.00 WIB
Dinas Malam Pkl. 21.00 – 07.00 WIB

9
BAB III
STANDAR FASILITAS

III.A. DENAH RUANGAN

OK 1
OK 2 OK 3

R KONSUL

RR R. PRIMEDIKASI

ICU

10
III.B.STANDAR FASILITAS
1. Standar Fisik / Bangungan / Sarana di Unit Bedah Sentral ( UBS )

No Fasilitas Jumlah
1. Ruang operasi 3
2. Ruang recovery 1
3. Ruang penerimaan pasien ( selasar luar ) 1
4. Ruang administrasi ( komputer ) 1
5. Ruang primedikasi ( selasar dalam ) 1
6. Ruang obat 1
7. Ruang cuci tangan 2
8. Ruang linen kotor dan sampah 1
9. Ruang cuci alat ( CSSD ) 1
10. Ruang alat steril ( CSSD ) 1
11. Ruang linen bersih ( CSSD ) 1
12. Ruang istirahat dokter 1
13. Ruang ganti baju 2
14. Ruang kantor perawat (Blm ada ) 1
15. Kamar mandi 2
16. Gudang 2
17. Ruang menu ( jadi satu dgn R.dokter ) 1

2. Standar Alat Kesehatan di UBS

No Fasilitas Jumlah
1. Ruang Operasi I
a. Meja Operasi 1
b. Mesin Anestesi 1
c. Lampu Operasi 2

11
No Fasilitas Jumlah
d. Mesin Couter & Meja 1/1
e. Mesin Suction 1
f. Bedside Monitor & Meja ( px monitor ) 1
g. Meja Instrumen besar 1
h. Meja Instrumen kecil 1
i. Laparascopy set 1
j. Meja troli 1
 kotak benang 1
 Bak jarum 1
 Tromol Kassa 1
 Tromol darm gaas 1
 Tromol tampon & still 1
 Bak mandrain kateter 1
 Alkohol 1
 Perhidrol 1
 Savlon 1
 Betadin 1
 Korentang 1
k. Kursi anesthesia ( plastik ) 1
l. Kursi operator 1
m. Rol kabel 2
n. Standar infus 1
o. Light box 1
p. Lampu emergency 1
q. AC 2
r. Ex House Fan 2

12
No Fasilitas Jumlah
2. Ruang Operasi II 1

a. Meja operasi 1
b. Mesin anesthesi 1
c. Lampu operasi 2
d. Mesin couter & meja 1/1
e. Mesin Suction 1
f. Bedside monitor & meja 1
g. Meja Instrumen besar 1
h. Meja Instrumen kecil 1
i. Mesin Respirator 1
j. Meja troli 1
 Kotak benang 1
 Bak jarum 1
 Tromol kassa 1
 Tromol darmgaas 1
 Tromol tampon & still 1
 Alkohol 1
 Perhidrol 1
 Savlon 1
 Betadin 1
 Korentang 1
k. Kursi anestesi 2
l. Kursi operator 1
m. Rol kabel 1
n. Standar infus 1
o. Light box 1
p. Lampu emergency 1

13
No Fasilitas Jumlah
q. Mikroskop mata 1
r. AC 2
s. Ex Hause Fan 2
3. Kamar Operasi III
a. Meja Operasi 1
b. Mesin Anestesi
c. Lampu Operasi 2
d. Bedside Monitor &Meja 1/1
 Alkohol 1
 Savlon
e. Meja Instrumen besar 1
f. Meja Instrumen kecil 1
g. Kursi anestesi 1
h. Kursi operator 1
i. Monitor C Arm & Printer 1/1
j. C Arm 1
k. Pendan Anestesi 1
l. Rol kabel 1
m. Standar infus 1
n. AC central 1
o. APD C Arm 5
p. Suction Sentral 1
4. Recovery Room
a. Tempat tidur pasien 4
b. Bedside monitor & meja 4
c. Infant Warmer ( pasien Monitor ) 1
d. Monitor saturasi pasien 1
e. Mesin Suction kecil 1
f. Standar Infus 4

14
No Fasilitas Jumlah
g. Tensimeter manual 1
h. Almari kaca besar 1
i. Oksigen Sentral 4
j. Timbangan bayi 1
k. Tempat sampah 2
l. Lampu emergency 1
m. Roll kabel 1
n. Troli 1
 Slang suction Disposible 1
 Bak injeksi 3
 Box Obat Emergency 1

15
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

IV.A. TATA LAKSANA PELAYANAN BEDAH ELEKTIF DI UNIT


BEDAH SENTRAL
1. Penanggungjawab
Perawat
2. Perangkat Kerja
a. Alat dan linen sesuai dengan jenis operasi
b. Logistik farmasi
c. Status medis lengkap
3. Tata Laksana Pelayanan
a. Pasien yang siap menjalani operasi di daftarkan oleh ruang
perawatan atau perawat RI menghubungi / telpon ke unit bedah
sentral ( UBS ) untuk daftar rencana operasi yang sudah
direncanakan;
b. Perawat RI menghubungi / lapor kondisi pasien ke dokter
Anestesi ( sesuai jadwal jaga anestesi ) ;
c. Pasien di kirim perawat ruangan minimal 30 menit sebelum
jadwal operasi membawa RM lengkap yang sudah di informed
consent beserta hasil pemeriksaan penunjang lainnya dan darah
transfusi bila ada, sebelumnya perawat UBS/RI menghubungi
dokter operator untuk memastikan jadwal kembali apabila ada
perubahan;
d. Perawat ruangan melakukan serah terima pasien dengan perawat
UBS;
e. Perawat UBS menyiapkan ruangan dan alat sesuai dengan jenis
operasi dan menyiapkan obat anastesi sesuai dengan jenis
anastesi;
f. Pasien yang telah menjalani operasi di monitor keadaan umum
di ruang recovery room;

16
g. Pasien yang telah menjalani operasi dan telah siap untuk di
kirim kembali ke ruangan dijemput oleh perawat ruangan;

IV.B. TATA LAKSANA PELAYANAN BEDAH CITO DI UBS


1. Pasien yang harus menjalani cito di daftarkan oleh perawat ruangan
dengan cara menghubungi/telpon petugas jaga cito pada waktu itu
baik dokter operator , dokter anestesi, perawat kamar bedah, untuk
menentukan rencana jam operasinya serta melaporkan keadaan umum
pasien secara lengkap;
2. Perawat UBS meyiapkan alat dan anastesi sesuai dengan jenis operasi;
3. Pasien yang telah menjalani operasi dan harus segera di rawat, bila
perlu di ICU bisa langsung dikirim ke ICU;

IV.C. TATA LAKSANA PELAYANAN OPERASI RAWAT JALAN


1. Pasien yang akan menjalani operasi dengan rawat jalan di antar oleh
perawat RJ dengan sudah mengisi informed consent lengkap;
2. Perawat RJ memberitahu kepada dokter operator kalau pasien sudah
siap menjalani operasi;
3. Untuk pasien operasi rawat jalan dengan pembiusan, perawat UBS
menghubungi dokter anastesi dan memberitahu kepada dokter anastesi
bila pasien sudah datang;
4. Dokter anastesi memeriksa keadaan pasien apakah layak untuk
menerima pembiusan di ruang persiapan;
5. Pasien yang telah selesai menjalani operasi, pasien/keluarga diantar
oleh petugas UBS ke kasir untuk menyelesaikan administrasi;

17
BAB V
LOGISTIK

Yaitu : suatu kegiatan yang meliputi perencanaan, permintaan, penyimpanan,


pendistribusian dan pengendalian logistik di Unit Bedah Sentral yang berguna
mendukung pelayanan bedah;
1. BAHP ( bahan alkes habis pakai )
Yang dimaksud BAHP adalah benang, alkes, obat injeksi, desinfektan,
handscoon, spuit dll;
2. BTHP ( bahan tidak habis pakai )
ET, Cateter, Cateter Suction, Slang Suction, Slang O2, dll;
3. Linen
Baju Operasi, Stik, Doek, dll
4. Alat Tulis
Pensil, Spidol, Blangko Laporan Operasi, Laporan Anesthesi, dll
5. Alat kebersihan, Plastik Infeksius dan Non Infeksius

VI.A. PERENCANAAN

1. Perencanaan dilakukan untuk linen, alat tulis dan alat kebersihan.


Setiap hari di hitung sisa stok dan di buat perencanaan untuk
permintaan ke gudang logistik dan di buat permintaannya ;
2. BAHP dan BTHP, UBS telah mempunyai stok awal dan akan diganti
dengan pembebanan ke pasien segera ( dengan lembar pemakaian )
setelah BAHP dan BTHP tersebut digunakan.

VI.B. PERMINTAAN / PENYEDIAAN


1. BAHP dan BTHP : Tersedia berdasarkan stok dan diganti langsung
setelah ada lembar pemakaian operasi di berikan ke farmasi .
2. Alat tulis dan alat kebersihan : UBS meminta ke gudang logistik
3. Linen : UBS meminta linen baru atau ganti linen rusak ke logistik

18
VI.C. PENYIMPANAN

1. BAHP :
a. Yang membutuhkan suhu 4° di simpan di almari pendingin;
b. Yang membutuhkan suhu kamar di simpan dalam alamari kaca;
c. Obat narkotika di simpan dalam lemari/laci yang mempunyai
kunci;
d. Cairan infus di simpan di lemari kaca;
2. BTHP : di simpan dalam lemari kaca di susun rapi;
3. Alat tulis dan alat kebersihan: di simpan dalam lemari dan tersusun
rapi;
4. Linen : di simpan di lemari pakaian di susun rapi;

IV.D. PENDISTRIBUSIAN

BAHP BTHP
FARMASI RAWAT INTALASI BEDAH
INAP SENTRAL

ALAT TULIS
GUDANG FARMASI RAWAT
LOGISTIK RS INAP

ALAT KEBERSIHAN
KAMAR LINEN INSTALASI BEDAH
JAHIT SENTRAL

19
IV.E. PENGENDALIAN BARANG-BARANG LOGISTIK DI UNIT KERJA

Cara Melaksanakan Kegiatan Pengendalian BAHP, BTHP, Alat Tulis Dan


Alat Kebersihan:
1. UBS menulis jenis barang yang di butuhkan lalu menyerahkan ke
farmasi / bagian logistik dengan persetujuan pimpinan;
2. Petugas mengambil barang sesuai dengan pesanan;
a. SPO ( terlampir )
b. Bon Gudang Farmasi, Buku ( terlampir )

20
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

VI.A. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

1. Perawat ruangan melakukan serah terima dengan perawat UBS


dengan blangko serah terima;
2. Perawat UBS harus melakukan verifikasi pasien yang akan di operasi
dengan menanyakan secara aktif : nama pasien, tanggal lahir/umur
pasien dan mencocokkan dengan rekam medis pasien dan gelang
identifikasi pasien;
3. Perawat UBS yang dengan indikasi tertentu harus melepas gelang
identitas pasien, harus meletakkan gelang identitas di rekam medis
pasien dan memasangkan kembali oleh perawat yang melepas gelang
tersebut;
4. Sebelum anastesi dan insisi kulit tim bedah harus sign in terlebih
dahulu;

VI.B. PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

1. Tim bedah harus berkomunikasi secara efektif dan bertukar informasi


tentang hal-hal penting mengenai pasien untuk melaksanakan
pembedahan yang aman;
2. Tim bedah harus memperkenalkan diri dan menyebutkan perannya
dalam sign in;

VI.C. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DI


WASPADAI

21
VI.D. KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR, TEPAT
PASIEN OPERASI

1. Tim bedah harus melakukan sign in dan sign out;


2. Tim bedah harus melakukan operasi pada pasien dan lokasi tubuh
yang benar;
3. Tim bedah harus menggunakan metode yang sudah di kenal untuk
mencegah bahaya dari pengaruh anestesi, pada saat melindungi pasien
dari rasa nyeri;
4. Tim bedah harus mengetahui dan secara efektif mempersiapkan
bantuan hidup dari adanya bahaya kehilangan atau gangguan
pernafasan;
5. Tim bedah harus mengetahui dan secara efektif mempersiapkan
adanya resiko kehilangan darah;
6. Tim bedah harus menghindari adanya reaksi alergi obat dan
mengetahui adanya resiko alergi obat pada pasien;
7. Tim bedah harus mencegah terjadinya tertinggal sisa kasa dan
instrument pada luka pembedahan;
8. Tim bedah harus mengidentifikasi secara aman dan akurat specimen
pembedahan (contoh bahan pemeriksaan lab);

VI.E. PENGURANGAN RESIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN


KESEHATAN
1. Tim bedah harus secara konsisten menggunakan metode yang sudah
dikenal untuk meminimalkan adanya resiko infeksi pada lokasi
operasi;
2. Tim bedah harus melakukan surgical washing sebelum menyiapkan
alat, dan sebelum melakukan tindakan membedahan;
3. Tim bedah harus memakai gaun steril dan sarung tangan steril sesuai
SPO;

22
4. Tim bedah harus memperhatikan prinsip asepsis dan antiseptik;

VI.F. PENGURANGAN RESIKO JATUH

1. Tim bedah harus memastikan bahwa fungsi meja operasi berfungsi


secara baik;
2. Pengaman tempat tidur harus di pasang pada :
a. Pasien anak-anak
b. Pasien dengan pengaruh sedative

23
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

VII.A. PROGRAM KEBERSIHAN TANGAN DI UBS


1. Semua perawat, dokter dan petugas di UBS harus selalu handscrub 6
langkah dan hand washing 12 langkah di setiap 5 moment
menggunakan chlorhexidine 2% dan dilakukan evaluasi terhadap
kepatuhan;
2. Semua tim bedah harus melakukan surgical washing dalam setiap
kegiatan pembedahan dan menyiapkan alat bedah menggunakan
chlorhexidine 4% dengan memperhatikan prinsip asepsis dan anti
sepsis;

VII.B. PROGRAM PENANGGULANGAN KEBAKARAN


1. UBS mempunyai APAR untuk mengantisipasi kebakaran;
2. UBS mengikuti pelatihan kebakaran yang diselenggarakan RS;

VII.C. PENGGUNAAN APD


1. Setiap tim bedah harus berganti baju dan alas kaki bila masuk ke
kamar bedah;

2. Setiap tim bedah harus memakai topi dan masker bila masuk kamar
bedah;
3. Setiap petugas harus memakai sarung tangan dalam melakukan
aktifitas di dalam kamar bedah;

VII.D. PENGELOLAAN SANITASI DAN LIMBAH RUANGAN


1. Ruangan UBS setiap hari dibersihkan oleh petugas ;

24
2. Ruangan operasi setelah dipakai harus segera dibersihkan dan disteril
dengan voging dengan cairan desinfektan ( Ethanol, Propanol dan
wetting agen ) ;
3. Setiap hari Jumat dilakukan pembersihan besar;
4. Semua linen dari UBS diperlakukan sebagai linen yang terkontaminasi
dan dilakukan dekontaminasi di laundry;

5. Semua limbah cair dibuang di pembuangan limbah yang disediakan;

25
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

VIII.A. INDIKATOR KLINIS


1. Respon Time Di Unit
Judul Waktu Tunggu Operasi Elektif

Kesinambungan pelayanan, efisiensi dan


Dimensi Mutu
efektifitas

Tergambarnya kecepatan penanganan antrian


Tujuan
pelayanan bedah

Waktu tunggu operasi elektif adalah tenggang


waktu mulai dokter memutuskan untuk
operasi yang terencana sampai dengan
Definisi operasional operasi mulai dilaksanakan.
(tidak termasuk waktu yang diperlukan untuk
pemeriksaan penunjang dan waktu untuk
perbaikan kondisi umum pasien)

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 3 bulan

Jumlah kumulatif waktu tunggu operasi yang


Numerator terencana dari seluruh pasien yang di operasi
dalam satu bulan

Jumlah pasien yang di operasi dalam bulan


Denominator
tersebut

Metodelogi Concurent

Sumber data Rekam Medis Pasien

26
Standar < 24 Jam

Penanggung jawab Karu UBS


pengumpul data

2. Angka kunjungan visitte pre anastesi dokter anastesi (pasien


sudah rawat inap)
Angka Kunjungan Visite Pre Operasi Dokter
Judul
Anestesi ( Pasien Sudah Rawat Inap)

Dimensi Mutu Manajemen

Untuk melihat angka pasien yang benar –


benar siap dilakukan tindakan anastesi
Tujuan
sebelum menjalani tindakan operasi melalui
visit pra anastesi oleh dokter anastesi.

Kunjungan yang dilakukan dokter anastesi


kepada pasien yang akan menjalani operasi
Definisi operasional yang telah rawat inap untuk melihat kesiapan
pasien untuk menerima tindakan pembiusan
yang akan dilakukan.

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 3 bulan

Jumlah kumulatif visite pre anastesi yang


Numerator dilakukan dokter anastesi untuk pasien yang
sudah rawat inap dalam satu bulan

Jumlah pasien yang di operasi yang di rawat


Denominator
inap dalam bulan tersebut

Metodelogi Concurent

27
Tipe Pengukuran Proses

Sumber data Rekam Medis Pasien

Standar >70%

Penanggung jawab Koord Perawat UBS


pengumpul data

3. Pelaksanaan “Time Out” Sebelum Tindakan Operasi Di Kamar


Bedah
Pelaksanaan “Time Out” Sebelum Tindakan
Judul Operasi Di Kamar Bedah

Keselamatan Pasien (Kepastian Tepat Lokasi,


Dimensi Mutu
Tepat Prosedur dan Tepat Pasien Operasi)

Tujuan Mencegah KTD

Terlaksananya “Time Out” sebelum tindakan


Definisi
operasi di kamar bedah , untuk mencegah
operasional
kesalahan lokasi, prosedur dan pasien operasi .

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data

Periode analisa 3 bulan

Jumlah formulir surgical safety yang terisi


Numerator
lengkap

Denominator Jumlah seluruh tindakan operasi

Metodologi Concurent

Tipe Pengukuran Proses

28
Surgical Safety Checklyst yang terisi
Sumber data
Buku Tindakan Operasi

Standar 0%

Penanggung Koordinator Keperwatan UBS


jawab pengumpul
data

4. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh


pasien setelah operasi.
Tidak Adanya Kejadian Tertinggalnya Benda
Judul
Asing Pada Tubuh Pasien Setelah Operasi.

Dimensi Mutu Klinis

Tergambarnya ketelitian dan kecermatan tim


Tujuan bedah dalam dalam melaksanakan tindakan
operasi

Kejadian tertinggalnya benda asing adalah


kejadian dimana benda asing seperti bahan (kassa,
Definisi
kapas, dll) atau peralatan operasi (jarum, gunting,
operasional
dll) dalam tubuh pasien akibat suatu tindakan
pembedahan.

Frekuensi 1 bulan dan sentinel event


pengumpulan
data

Periode analisa 3 bulan dan sentinel event

Jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya


Numerator benda asing (bahan dan peralatan operasi) dalam
tubuh akibat tindakan pembedahan dalam satu

29
bulan.

Denominator Jumlah pasien yang di operasi dalam satu bulan

Metodelogi Concurent

Tipe Pengukuran Proses

Rekam Medis Pasien, Laporan Keselamatan


Sumber data
Pasien

Standar 100%

Penanggung Karu UBS


jawab pengumpul
data

5. Ketepatan Pasien Paska Anastesi Di Transfer Dari Recovery


Room Ke Rawat Inap Sesuai Dengan Aldrette Score
Tidak Adanya Kejadian Tertinggalnya
Judul Benda Asing Pada Tubuh Pasien Setelah
Operasi.

Dimensi Mutu Anastesi dan Sedasi

Tujuan

Definisi operasional

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 3 bulan

Jumlah pasien paska anastesi dengan


general anastesi yang di transfer dari
Numerator recovery room ke ruang rawat inap yang
sesuai dengan Aldreete Score dalam satu
bulan.

30
Jumlah pasien paska anastesi dengan
Denominator
general anastesi dalam satu bulan

Metodelogi Concurent

Tipe Pengukuran Proses

Sumber data Rekam Medis Pasien,

Standar 100%

Penanggung jawab Koordinator Perawatan UBS


pengumpul data

31
BAB IX
PENUTUP

Demikian telah disusun Pedoman Pelayanan Bedah di Unit Bedah Sentral Rumah
Sakit Delta Surya Sidoarjo yang terdiri dari :
1. Bab I : Pendahuluan
2. Bab II : Standar Ketenagaan
3. Bab III : Standar Fasilitas
4. Bab IV : Tata Laksana Pelayanan
5. Bab V : Logistik
6. Bab VI : Keselamatan Pasien
7. Bab VII : Keselamatan Kerja
8. Bab VIII : Pengendalian Mutu
9. Bab IX : Penutup

Kami mengharapkan agar buku Pedoman Pelayanan Bedah ini dapat


dipergunakan sebagai acuan kerja bagi setiap staf UBS dalam melaksanakan
tugasnya;

32

Anda mungkin juga menyukai