Disusun oleh :
Aisah
(171009314401001)
Kecepatan pernafasan. Wanita bernafas lebih cepat daripada pria. Kalau bernafas
secara normal maka ekspirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat
sebentar. Inspirasi-ekspirasi istirahat, pada bayi yang sakit urutan ini ada kalanya
terbalik dan urutannya menjadi : inspirasi istirahat-ekspirasi. Hal ini disebut
pernafasan terbalik.
Kecepatan pernafasan normal setiap menit
Bayi baru lahir ...................... 30-40 x/menit
12 bulan ...................... 30 x/menit
Dari 2-5 tahun ...................... 24 x/menit
Orang dewasa ...................... 12-20 x/menit
b. Pengenalan masalah ventilasi
Penentuan adanya jalan nafas yang baik barulah langkah yang pertama yang
penting, langkah kedua adalah memastikan bahwa ventilasi yang cukup. Ventilasi
dapat terganggu karena sumbatan jalan nafas, tetapi juga dapat terganggu oleh
mekanika pernafasan atau depresi Susunan Saraf Pusat (SSP). Bila pernafasan tidak
bertambah baik dengan perbaikan jalan nafas, penyebab lain dari gangguan ventilasi
harus dicari. Trauma langsung ke thoraks dapat menjadi dangkal dan selanjutnya,
hipoksemia. cedera servikal rendah dapat menyebabkan penafasan diafragma
sehingga dibutuhkan bantuan ventilasi.
c. Tanda objektif masalah ventilasi
1. Look : perhatikan peranjakan thorax simetris atau tidak. Bila asimetris pikirkan
kelainan intra-torakal atau flail chest. Setiap pernafasan yang sesak harus dianggap
sebagai ancaman terhadap oksigenisasi.
2. Listen : auskultasi kedua paru. Bising nafas yang berkurang atau menghilang pada
satu atau kedua hemi thorax menunjukkan kelainan intra torakal. Berhati-hatilah
terhadap tachypneu karena mungkin disebabkan hipoksia.
3. Feel : lakukan perkusi, seharusnya sonor dan sama ke-2 lapang paru. Bila
hipersonor berarti ada pneumotoraks, bila pekak ada darah (hematoraks).
d. Pengelolaan
Penilaian patensi jalan nafas serta cukupnya ventilasi harus dilakukan dengan
cepat dan tepat. Bila ditemukan atau dicurigai gangguan jalan nafas atau ventilasi
harus segera diambil tindakan ini memperbaiki oksigenisasi dan mengurangi resiko
penurunan keadaan. Tindakan ini meliputi teknik menjaga jalan nafas, jalan nafas
definitif (termasuk surgical airway) dan cara untuk membantu ventilasi. Karena
semua tindakan diatas akan menyebabkan gerakan pada leher, harus diberikan
proteksi servikal, terutama bila dicurigai atau diketahui adanya fraktur servikal.
Pemberian oksigen harus memberikan sebelum dan setelah tindakan
mengatasi masalah airway. Suction selalu harus tersedia, dan sebaiknya dengan ujung
penghisap yang kaku.
e. Penanganan
Berikan tambahan oksigen bila tersedia. Jika udara masuk ke dalam lambung,
jangan dikeluarkan dengan menekan lambung karena akan berisiko aspirasi. Nafas
korban harus terbuka. Perhatikan kedua tangan penolong pada gambar masih
tetap melakukan teknik membuka jalan nafas “Chin lift”. Hidung korban
harus ditutup bisa dengan tangan atau dengan menekankan pipi penolong pada
berkunang-kunang. Untuk bayi dan anak, nafas buatan yang diberikan lebih
korban tidak dapat dilakukan misalnya terdapat luka yang berat pada mulut
korban, mulut tidak dapat dibuka, korban di dalam air atau mulut penolong
Cara ini diberikan pada pasien trakeostomi. Caranya sama dengan mulut
ke mulut hanya saja lubang tempat masuknya udara adalah lubang trakeostomi
Ambu bag terdiri dari bag yang berfungsi untuk memompa oksigen udara
bebas, valve/pipa berkatup dan masker yang menutupi mulut dan hidung
rahang bawah, menekan sungkup ke muka korban dengan kuat dan memompa
udara dengan memeras bagging. Penolong harus dapat melihat dengan jelas
Tangan yang memegang masker, ibu jari dan jari telunjuk memegang masker
mana penderita mengalami henti nafas dan henti jantung, dilakukan resusitasi
jantung-paru-otak.