FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2021
SKRIPSI
i
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN
PERILAKU IBU DALAM MENJAGA HIGIENITAS BOTOL
SUSU PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II
DENPASAR BARAT
Diajukan Oleh:
NIM. 17C10061
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2021
Skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Ibu
dalam Menjaga Higienitas Botol Susu pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas II
Denpasar Barat” telah mendapatkan persetujuan pembimbing dan disetujui untuk
ii
diajukan kehadapan Tim Penguji Skripsi pada Program Studi Sarjana
Keperawatan ITEKES Bali.
Skripsi ini telah Diuji dan Dinilai oleh Panitia Penguji pada Program Studi
Sarjana Keperawatan Institut Teknologi dan Kesehatan Bali pada Tanggal:
17 Juni 2021
iii
Panitia Penguji Skripsi Berdasarkan SK Rektor ITEKES Bali Nomor:
DL.02.02.1784.TU.IX.20
Anggota :
iv
Dewan Penguji Skripsi
Mengetahui
v
NIM : 17C10061
Sebagai civitas akademik Ilmu Teknologi dan Kesehatan Bali (ITEKES) Bali,
saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Ni Made Sintya Indriantari
NIM : 17C10061
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Demikian pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui, memberikan kepada
ITEKES Bali Hak Bebas Royalty Nonekslusif (Non-exclusive Royalty Free
vi
Right) atas karya saya yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan
Perilaku Ibu dalam Menjaga Higienitas Botol Susu pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas II Denpasar Barat”.
Dengan Hak Bebas Royalty Nonekslusif ini dari ITEKES Bali berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan Skripsi saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Denpasar
Pada Tanggal : 17 Juni 2021
Yang menyatakan
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Ibu dalam Menjaga
Higienitas Botol Susu pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar
Barat”.
1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D.selaku rektor Institut
Teknoogi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada
penulis menyelesaikan skripsi ini.
vii
2. Ibu dr. Linawati, M.Kes., selaku Kepala Puskesmas II Denpasar Barat yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan pengumpulan data di Puskesmas II Denpasar
Barat.
3. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., MNS selaku Wakil Rektor (Warek) II
4. Bapak Ns. I Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS selaku Dekan Fakultas Kesehatan yang
memberikan dukungan kepada penulis.
5. Ibu Ns. A.A.A. Yuliati Darmini, S.Kep., MNS selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan yang memberikan dukungan moral dan perhatian kepada penulis.
6. Bapak I Ketut Swarjana, SKM., MPH., Dr.PH selaku pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Idah Ayu Wulandari,S.Si.T.,M.Keb selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Ibu Ni Wayan Novi Suryati, S.Pd.,M.Pd. selaku wali kelas tingkat IV kelas A yang
memberikan motivasi dan dukungan moral kepada penulis.
9. Bapak I Ketut Jati dan ibu Ni Wayan Budiarsi sebagai orangtua yang banyak
memberikan dukungan serta dorongan moral dan materil dalam penyelesaian
Skripsi ini.
10. Kakak Ni Luh Medijayanti dan adik I Ketut Odit Okta Dijaya sebagai saudara
kandung yang banyak memberikan dukungan serta dorongan moral dan materil
dalam penyelesaian Skripsi ini.
11. Teman-teman angkatan 2017 yang selalu memberikan dukungan hingga selesainya
Skripsi ini.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyusunan Skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Skripsi ini masih belum sempurna, untuk
itu dengan hati terbuka, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk Skripsi ini.
viii
Penulis
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU IBU
DALAM MENJAGA HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA BALITA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR BARAT
ABSTRAK
Latar Belakang. Diare merupakan salah satu penyakit utama yang masih menjadi
masalah kesehatan di Indonesia pada anak di bawah lima tahun. Upaya untuk
menurunkan resiko diare pada anak yaitu dengan cara perawatan botol susu yang
meliputi cara membersihkan, sterilisasi, cara penggunaan, dan penyimpanan botol
susu.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan
sikap dengan perilaku ibu dalam menjaga higienitas botol susu pada balita di
wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.
Metode. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik koleratif dengan
pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah ibu dengan balita
yang menggunakan botol susu yang berjumlah 217 responden yang dipilih dengan
teknik probability sampling dengan tipe Stratified random sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner serta analisis menggunakan
Spearman’s Rho Correlation. Hasil. Sebagian besar responden menjaga higienitas
botol susu dengan pengetahuan baik sebanyak (47,0%), mempunyai sikap baik
sebanyak (47,9%) dan mempunyai perilaku baik sebanyak (59,9%). Terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan (Pvalue<0,001, r = 0,586) dan
sikap (Pvalue<0,001, r = 0, 693) dengan perilaku ibu dalam menjaga higienitas
botol susu pada balita Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat.
Kesimpulan. Ibu balita diharapkan agar tetap mempertahankan higienitas botol
susu pada balita dengan baik dan benar sehingga tingkat higienitas botol susu
tetap terjaga.
ix
THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE
WITH MOTHER BEHAVIOR IN MAINTAINING THE HYGIENE OF
MILK BOTTLES FOR TODDLERS IN THE WORKING AREA OF PUBLIC
HEALTH CENTRE II WEST DENPASAR
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN .................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DENGAN SPESIFIKASI ...................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ............................... iv
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN .............................................. v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PUBLIKASI SKRIPSI ............. vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... x
ABSTRACT ................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xviii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................
xix BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8
A. Konsep Pengetahuan ..................................................................... 8
B. Konsep Sikap................................................................................. 14
C. Konsep Perilaku ............................................................................ 18
D. Konsep Higienitas Botol Susu ...................................................... 22
E. Susu Formula................................................................................. 30
F. Konsep Diare ................................................................................. 32
G. Konsep Dasar Balita ...................................................................... 37
H. Penelitian Terkait .......................................................................... 40
xi
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN VARIABEL ........... 44
A. Kerangka Konsep .......................................................................... 44
B. Hipotesis ........................................................................................ 46
C. Variabel Penelitian ........................................................................ 46
BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 51
A. Desain Penelitian ........................................................................... 51
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 51
C. Populasi, Sample, Sampling .......................................................... 52
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 55
E. Analisa Data .................................................................................. 61
F. Etika Penelitian ............................................................................. 67
BAB V HASIL PENELITIAN ...................................................................... 70
A. Gambaran Tempat Penelitian ........................................................ 70
B. Karakteristik Umum Responden ................................................... 71
C. Hasil Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan
Perilaku Ibu dalam Menjaga Higienitas Botol Susu pada
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat ................. 72
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................... 83
A. Pengetahuan Ibu dalam Menjaga Higienitas Botol Susu
pada Balita ..................................................................................... 83
B. Sikap Ibu dalam Menjaga Higienitas Botol Susu pada Balita ...... 87
C. Perilaku Ibu dalam Menjaga Higienitas Botol Susu pada
Balita ............................................................................................. 90
D. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Ibu dalam Menjaga
Higienitas Botol Susu pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas II Denpasar Barat ........................................................ 94
E. Hubungan Sikap dengan Perilaku Ibu dalam Menjaga Higienitas Botol
Susu pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
II Denpasar Barat .......................................................................... 96
F. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 98
xii
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 99
A. Simpulan........................................................................................ 99
B. Saran .............................................................................................. 100
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3. 1 Kerangka konsep penelitian hubungan pengetahuan dan
sikap dengan perilaku ibu dalam menjaga higienitas botol susu pada balita di
Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar
Barat..............................................................................................................................45
DAFTAR TABEL ........................................................................................................
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel..............................................................................................48
Tabel 4.1 Jumlah sampel yang di perlukan pada setiap Desa dengan Metode Stratified Random
Sampling...............................................................................................................................................55
Tabel 4.2 Kisi-kisi penyusunan kuesioner hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku ibu
dalam menjaga higienitas botol susu pada balita di wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat.....58
Tabel 5.1 Karakteristik Umum Responden di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Bulan
Maret 2021 (n = 217)............................................................................................................................71
Tabel 5.2 Pernyataan Pengetahuan Ibu dalam Menjaga Higienitas Botol Susu pada Balita di Wilayah
Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Bulan Maret tahun 2021 (n=217)..............................................72
Tabel 5.3 Kategori Pengetahuan Ibu dalam Menjaga Higienitas Botol Susu pada Balita di Wilayah
Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Bulan Maret tahun 2021 (n= 217).............................................73
Tabel 5.4 Pernyataan Sikap Ibu dalam Menjaga Higienitas Botol susu pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas II Denpasar Barat Bulan Maret tahun 2021 (n = 217)......................................................74
Tabel 5.5 Kategori Sikap Ibu dalam Menjaga Higienitas Botol Susu pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas II Denpasar Barat Bulan Maret tahun 2021 (n=217).........................................................75
Tabel 5.6 Pernyataan Perilaku Ibu dalam Menjaga Higienitas Botol Susu pada Balita di Wilayah
Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Bulan Maret tahun 2021 (n=217)...............................................76
Tabel 5.7 Kategori Perilaku Ibu dalam Menjaga Higienitas Botol Susu pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas II Denpasar Barat Bulan Maret tahun 2021 (n = 217)......................................................79
Tabel 5.8 Tabel Silang Pengetahuan dengan Perilaku Ibu dalam Menjaga Higienitas Botol Susu pada
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Bulan Maret tahun 2021 (n=217).................79
Tabel 5.9 Tabel Silang Sikap dengan Perilaku Ibu dalam Menjaga Higienitas Botol Susu pada Balita
di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Bulan Maret tahun 2021 (n=217)............................81
Halaman
xiv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 7. Surat izin Ethical Clearance dari Komite Etik Institut Teknologi dan
Kesehatan Bali
Lampiran 11. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Satu Pintu Provinsi Bali
xvi
DAFTAR SINGKATAN
ASI : Air Susu Ibu
BPA : Bisphenol-A
PP : Polypropylene
PS : Polystryrene
SD : Sekolah Dasar
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare merupakan salah satu penyakit utama yang masih menjadi
masalah kesehatan dunia terutama di Negara berkembang seperti
Indonesia. Hal tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan
kematian akibat diare. Menurut World Healt Organization (WHO) tahun
2017 diare adalah gangguan buang air besar/BAB ditandai dengan BAB
lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan
darah dan atau lendir.
Menurut WHO (2017), penyakit diare adalah penyebab kematian
kedua pada anak di bawah lima tahun, dan bertanggung jawab untuk
membunuh sekitar 525.000 anak setiap tahunnya. Secara global, ada
hampir 1,7 miliar kasus penyakit diare pada anak setiap tahun. Angka
berdasarkan kasus 4,6 miliar diare dan 1,6 juta kematian karena diare yang
terjadi di seluruh dunia di 2010, serupa dengan angka-angka yang terjadi di
tahuntahun berikutnya.
ASI atau pun pemberian susu formula melalui botol harus memperhatikan
berbagai hal seperti cara mencuci botol susu dan cara penyimpanannya
(Setyaningsih dan Fitriyanti, 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Ayaz, Furrukh, & Matee (2017)
mengatakan bahwa susu sebagai makanan pelengkap untuk bayi lebih
mudah dan terkontaminasi bakteri. Penelitian ini menemukan bahwa 52%
botol yang dianggap bersih oleh pengasuh di Rawal pindi Pakistan ternyata
telah terkontaminasi bakteri penyebab diare. Pencegahan risiko terjadinya
penyakit diare dapat dilakukan melalui perilaku keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan gizi untuk anaknya selalu memperhatikan
kebersihan.
Upaya pemerintah dalam pengendalian penyakit diare dengan
strategi tatalaksana melalui lima langkah tuntaskan diare (Lintas Diare)
sesuai standar di sarana kesehatan. Penanggulangan diare di titik beratkan
pada penanganan penderita untuk mencegah kematian dan promosi
kesehatan tentang hygiene sanitasi dan makanan untuk mencegah
penyebarluasan kasus diare (Kemenkes RI, 2019).
Tingginya angka kejadian diare pada bayi dan balita merupakan
masalah yang sangat serius dan perlu dicari jalan keluarnya. Salah satu
upaya untuk menurunkan resiko anak terkena diare akibat minum susu
botol yaitu dengan cara perawatan botol susu yang meliputi pengetahuan,
sikap dan praktek yang benar mengenai cara membersihkan, sterilisasi,
cara pemakian, dan penyimpan botol susu yang dilakukan oleh ibu. Cara
pencucian yang buruk membuat mikroorganisme atau bakteri berkembang
pada botol susu. Sisa susu yang masih menempel pada botol susu akibat
cara pencucian yang kurang baik menjadi media berkembangnya
mikroorganisme atau bakteri. Jika sisa lemak dan protein itu masih ada di
botol susu maka akan menjadi media untuk berkembangnya bakteri.
Bakteri yang berkembang itulah yang akan menjadi penyebab terjadinya
suatu penyakit dan salah satunya diare (Harris, dkk. 2017)
Botol susu merupakan sarana tempat berkembang biaknya kuman
maupun bakteri karena botol susu sulit dibersihkan. Perilaku ibu dalam
penggunaan botol yang tidak bersih atau sudah dipakai selama berjam-jam
dibiarkan dilingkungan terbuka, sering menyebabkan infeksi karena botol
dapat tercemar oleh kuman/bakteri penyebab diare. Sehingga balita
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti dapat merumuskan
masalah sebagai berikut: Bagaimanakah hubungan pengetahuan dan sikap
dengan perilaku ibu dalam menjaga higienitas botol susu pada balita di
wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan
perilaku ibu dalam menjaga higienitas botol susu pada balita di
wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.
2. Tujuan Khusus
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan dalam memberikan
informasi kepada masyarakat tentang pentingnya higienitas botol susu
pada balita.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai suatu pengalaman belajar dalam kegiatan penelitian,
sehingga dapat pengalaman dan meningkatkan wawasan peneliti
tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku
ibu pengguna botol susu balita.
b. Bagi Keluarga
Sebagai masukan dan pembelajaran bagi keluarga klien dalam
penggunaan botol susu yang benar.
c. Bagi masyarakat
Untuk masyarakat yang belum tahu akan bahaya penggunaan botol
susu yang bisa menimbulkan bakteri berkembangbiak yang bisa
7
A. Konsep Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2014) menyebutkan pengetahuan adalah
hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui paca indra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Jadi Pengetahuan adalah berbagai macam hal yang diperoleh
oleh seseorang melalui panca indra
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2014, ada 6 tingakat pengetahuan yang
dicapai dalam domain kognitif yaitu: a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk
mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang
telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
8
9
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau komdisi sebenarnya,
aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih
dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan,
mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisi merupakan
kempuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
e. Sintesa (Syntesis)
Sintesa adalah kemampuan untuk meletakkan atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada
misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat
meringkaskan, dapat membuat kesimpulan terhadap suatu teori
atau rumusan yang telah ada.
f. Penilaian (Evaluation)
Evaluasi yaitu menentukan nilai materi dan metode untuk
tujuan tertentu. Evaluasi bersangkutan dengan penentuan secara
kuantitatif atau kualitatif tentang nilai materi atau metode untuk
sesuatu maksud dengan memenuhi tolak ukur tertentu.
3. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2014) cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahaun dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a. Cara tradisional
1) Cara coba-salah (Trial and Error)
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,
bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila
10
B. Konsep Sikap
1. Definisi Sikap
Notoatmodjo (2014) menyebutkan bahwa sikap merupakan konsep yang
sangat penting dalam komponen sosio-psikologis, karena merupakan
kecenderungan bertindak, dan berpersepsi. Sikap adalah respon tertutup
seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan
faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senangtidak senang,
setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan sebagainya).
2. Tingkatan Sikap
Menurut Notoatmodjo (2014) Sikap terdiri dari berbagai tingkatan,
yaitu:
a. Menerima (receiving) artinya bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
b. Merespon (responding), yaitu dapat berupa memberikan jawaban
apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan.
c. Menghargai (valuating), yaitu dapat berupa mengajak orang lain
untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
d. Bertanggung jawab (responsible) atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya
3. Komponen Sikap
Menurut Azwar (2012), struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang
saling menunjang yaitu:
a. Komponen kognitif (cognitive)
Disebut juga komponen perseptual, yang berisi kepercayaan
individu yang berhubungan dengan hal-hal bagaimana individu
berpresepsi terhadap objek sikap, dengan apa yang dilihat dan
15
5. Pembentukan sikap
Ada dua faktor yang mempengaruhi sikap, yaitu faktor interisik
individu diantaranya kepribadian, intelegensi, bakat, minat, perasaan,
serta kebutuhan dan motivasi seseorang dan faktor ekstrisik antara lain
adalah faktor lingkungan, pendidikan, ediologi, ekonomi, dan politik.
Selain itu ada berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
diantaranya pengalaman pribadi, kebudayaan orang lain, media massa,
institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta emosi
dalam diri individu (Notoatmodjo, 2014)
6. Pengukuran sikap
Menurut Notoatmodjo (2014), pengukuran sikap dapat dilakukan
berdasarkan jenis atau metode penelitian yang digunakan.
1. Kuantitatif
Pengukuran sikap dalam penelitian kuantitatif, digunakan dengan
dua cara seperti pengukuran pengetahuan, yakni: a. Wawancara
Metode wawancara untuk pengukuran sikap sama dengan
pengukuran pengetahuan, bedanya pada substansi
pertanyaannya saja. Jika pada pengukuran pengetahuan
pertanyaannya menggali jawaban yang diketahui oleh
responden, sedangkan pengukuran sikap pertanyaannya
menggali pendapat atau penilaian responden terhadap objek.
b. Angket
Demikian pengukuran sikap menggunakan metode angket,
juga menggali pendapat atau penilaian responden terhadap
objek kesehatan melalui pertanyaan dan jawaban tertulis.
2. Kualitatif
Pengukuran sikap dengan metode kualitatif, substansi
pertanyaannya sama dengan pertanyaan pada metode penelitian
kuantitatif, yaitu wawancara mendalam dan Diskusi Kelompok
Terfokus (DKT). Dalam wawancara mendalam dan diskusi
17
C. Konsep Perilaku
1. Definisi Perilaku
Perilaku adalah suatu reaksi atau tanggapan individu yang dapat
terwujud melalui gerakan (sikap) tidak hanya berupa badan atau ucapan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Perilaku adalah suatu bentuk aktivitas manusia baik secara langsung
maupun tidak langsung yang dapat diamati oleh pihak luar dimana
aktivitas atau tindakan ini memiliki bentangan yang sangat luas, seperti:
berjalan, menangis, berbicara, bekerja, tertawa, kuliah, menulis, membaca
dan lain sebagainya (Notoatmodjo, 2014)
Dari tanggapan beberapa ahli tersebut, penulis dapat menyimpulkan
bahwa perilaku merupakan suatu tindakan, aktivitas, atau perbuatan yang
dilakukan oleh seseorang berdasarkan suatu stimulus yang berasal dari
dalam diri dan hal tersebut dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung oleh pihak luar.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
a. Faktor genetik atau faktor internal.
Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal
untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor
genetik berasal dari dalam diri individu (Internal), antara lain:
1) Ras
Setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda
satu dengan yang lainya.
2) Jenis kelamin
Perbedan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara
berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Pria berperilaku
atas dasar pertimbangan rasional atau akal sedangkan wanita atas
dasar pertimbangan, emosional tau perasaan.
3) Sifat fisik
18
4) Sosial ekonomi
Lingkungan sosial dapat menyangkut sosial budaya dan sosial
ekonomi. Khusus menyangkut lingkungan sosial ekonomi, sebagai
contoh keluarga yang status ekonominya berkecukupan akan
mampu menyediakan segala fasilitas yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini akan berpengaruh terhadap
perilaku individu-individu yang ada di dalam keluarga tersebut.
Sebaliknya keluarga yang sosial ekonominya rendah akan
mengalami kesulitan didalam memenuhi kebutuhan hidup
seharihari.
5) Kebudayaan
Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau
peradaban manusia, ternyata hasil kebudayaan manusia akan
mempengaruhi perilaku manusia itu sendiri (Notoatmodjo, 2014).
3. Proses Pembentukan Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2014) perilaku merupakan hasil hubungan
antara perangsang (stimulus) dan respon. Perilaku baru terjadi apabila ada
sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yaitu yang disebut
rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau
perilaku tertentu. Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena
adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun
tidak langsung
Individu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah seorang,
pribadi orang (terpisah dari orang lain), organisme yang hidupnya berdiri
sendiri, secara fisiologi ia bersifat bebas tidak mempunyai hubungan
organik dengan sesamanya).
4. Domain Perilaku
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dimana hal ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
(Notoatmodjo, 2014)
Pengetahuan mencakup 6 tingkan di dalam domain kognitif: 1)
Tahu
Dapat mengingat kembali suatu materi yang telah di pelajari.
20
(Notoatmodjo, 2014).
5. Botol Susu
Botol susu yang aman untuk bayi adalah botol susu yang bebas dari
polikarbonat yang mengandung BPA (Bisphenol-A). BPA dapat
menimbulkan beberapa masalah kesehatan pada anak seperti gangguan
hormon, reproduksi, gangguan saraf, dan sistem daya tahan tubuh yang
berpengaruh pada proses perkembangan anak. Bahaya tersebut dapat
dihindari dengan memilih botol susu yang aman, tepat, dan terjaga
kualitasnya
Botol susu merupakan sarana tempat berkembang biaknya kuman
maupun bakteri karena botol susu sulit dibersihkan. Perilaku ibu dalam
penggunaan botol yang tidak bersih atau sudah dipakai selama berjam-
jam dibiarkan dilingkungan terbuka, sering menyebabkan infeksi karena
botol dapat tercemar oleh kuman/bakteri penyebab diare. Sehingga balita
beresiko mengalami diare apabila perilaku perawatan botol susu yang
dilakukan ibu kurang tepat.
a. Cara memilih botol susu yang aman
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih botol susu, yaitu:
1. Pilihlah botol susu yang sesuai dengan usia bayi. Perlu
memperhatikan ujung botol bayi dan pastikan sesuai ukuran mulut
bayi.
2. Saat memilih botol susu, pastikan produk tersebut tidak
mengandung bahan kimia berbahaya. Pilihlah botol susu yang
terdapat tulisan “recycle” yang berarti bisa digunakan kembali,
atau pilihlah produk dengan tanda “food grade. Perlu diketahui,
kodekode tersebut merupakan informasi tentang jenis plastik botol
tersebut. Menurut Menteri Perindustrian RI Nomor
24
F. Konsep Diare
1. Definisi Diare
Diare merupakan salah satu penyakit utama yang masih menjadi
masalah kesehatan dunia terutama di Negara berkembang seperti
Indonesia. Hal tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan
kematian akibat diare (WHO, 2017).
Diare adalah gangguan buang air besar/BAB ditandai dengan BAB
lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai
dengan darah dan atau lendir. Diare merupakan salah satu masalah
kesehatan terbesar di masyarakat, penyakit yang berbasis lingkungan
terutama karena masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik
maupun rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
Penyakit diare dapat berakibat fatal dan menjadi penyakit berbahaya
30
b. Faktor Malabsorpsi
Faktor malabsorpsi dibagi menjadi dua yaitu malabsorpsi
karbohidrat dan lemak. Malabsorpsi karbohidrat pada bayi, kepekaan
terhadap lactoglobulis dalam susu formula dapat menyebabkan diare.
Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam dan sakit di
daerah perut. Sedangkan malabsorpsi lemak, terjadi bila dalam
makanan terdapat lemak yang disebut triglyserida. Triglyserida,
dengan bantuan kelenjar lipase, mengubah lemak menjadi micelles
yang siap diabsorpsi usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan
mukosa usus, diare dapat muncul karena lemak tidak terserap dengan
baik.
c. Faktor Makanan
Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang
tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak mentah (sayuran) dan
kurang matang. Makanan yang terkontaminasi jauh lebih mudah
mengakibatkan diare pada anak-anak balita.
d. Faktor Psikologis
Rasa takut, cemas, dan tegang jika terjadi pada anak dapat
menyebabkan diare kronis. Tetapi jarang terjadi pada anak balita,
umumnya terjadi pada anak yang lebih besar.
3. Manifestasi Klinik
Menurut (Ngastiyah, 2014), manifestasi klinik penyakit diare
antara lain cengeng, rewel, gelisah, suhu meningkat, nafsu makan
menurun, feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan adanya
darah. Kelamaan feses ini akan berwarna hijau dan asam, anus lecet,
dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi penurunan volume
dan tekanan darah, nadi cepat dan kecil, peningkatan denyut jantung,
penurunan kesadaran dan diakhiri dengan syok, berat badan menurun,
turgor kulit menurun, mata dan ubun-ubun cekung, mulut serta kulit
menjadi kering.
4. Klasifikasi Diare
Terdapat beberapa pembagian diare (Octa, dkk. 2014)
a. Berdasarkan lamanya diare:
1) Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari
32
Supariasa (2012), status gizi adalah hasil akhir dari keseimbangan antara
asupan makan dengan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sehingga,
status gizi merupakan keadaan seseorang sebagai gambaran dari asupan zat
gizi dan kebutuhan zat gizi yang diukur dengan indikator tertentu.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi balita yaitu
pola pengasuhan, infeksi penyakit, asupan makanan, ketahanan pangan di
keluarga, riwayat ASI eksklusif, tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku
orang tua serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan (Supariasa,
2012)
4. Masalah Kesehatan Pada Balita
Menurut Su Laurent dan Peter Reader, (2010) dalam Yeni Wulandari
(2013), ada beberapa masalah kesehatan pada balita yang umum terjadi
dan kemungkinan penyebabnya, yaitu:
a. Batuk-batuk (kemungkinan disebabkan oleh selesma, atau dikenal juga
sebagai infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), asma, bronkiolitis,
batuk rejan atau pneumonia.
b. Diare (Pada bayi di bawah usia 3 tahun (batita) terkadang diare
disebabkan oleh sistem pencernaan yang belum sempurna.)
c. Sulit bernapas (disebabkan karena kondisi seperti asma, bronkiolitis
atau pneumonia)
d. Sakit telinga (disebabkan oleh adanya infeksi pada telinga bagian
tengah dan luar
e. Menangis berlebihan (kondisi yang mengakibatkan sakit perut, nyeri
pada tulang atau adanya infeksi tulang)
f. Demam (merupakan pertanda terjadinya infeksi dan masalah kesehatan
pada batita yang disebabkan oleh bakteri atau virus.
g. Kejang yang disebabkan karena demam yang terlalu tinggi.
h. Ruam yang disebabkan oleh banyak hal, seperti penyakit infeksi,
alergi, eksim dan juga infeksi kulit
i. Sakit perut (salah satu penyebab yang paling umum adalah sembelit
(konstipasi) atau susah buang air besar dan gastroenteritis.
H. Penelitian Terkait
1. Penelitian yang dilakukan oleh Lanida dan Farapti (2016) tentang
pencegahan kejadian diare pada balita melalui higienitas botol susu.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis cara menjaga higienitas
botol susu dalam mencegah kejadian diare pada balita di Kelurahan
Sidotopo, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya. Penelitian ini
merupakan penelitian analitik observasional dengan desain studi cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu yang memiliki balita
di Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya.
Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode simple random
sampling dengan perhitungan berdasarkan rumus slovin sehingga
sampel yang didapat sebanyak 60 balita. Pengumpulan data dilakukan
mulai dari tanggal 2 Januaria - 5 Februari 2018 Pengumpulan data
dengan mengggunakan kuisioner dan wawancara mendalam. Analisis
data menggunakan uji chisquare. Penelitian ini menunjukkan bahwa
teknik menjaga higienitas botol susu dapat mencegah kejadian diare
pada balita (p < 0.05). Hasil uji chi square menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara teknik mencuci tangan ibu dengan
menggunakan sabun dan tidak menggunakan sabun dengan kejadian
diare (p = 0,03), namun hasil uji pada perilaku kebiasaan cuci tangan
ibu dengan kejadian diare menunjukkan hasil yang tidak signifikan (p =
0,27). Simpulan dari penelitian ini yaitu Ada hubungan teknik dalam
menjaga higienitas botol
susu dengan upaya pencegahan kejadian diare di Kelurahan Sidotopo
Kecamatan Semampir Kota Surabaya.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Harris, dkk. (2017) tentang hubungan
higienitas botol susu dengan kejadian diare di wilayah Puskesmas
Kelayan Timur Banjarmasin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan higienitas botol susu dengan kejadian diare di wilayah
Puskesmas Kelayan Timur. Penelitian bersifat observasional analitik
dengan pendekatan case control. Analisis data menggunakan uji
Chisquare dan prevalence odds ratio. Sampel yang diambil sebanyak
66 sampel, dimana 33 sampel yang diambil sebagai kelompok kasus
menunjukkan 21 sampel (63,63%) dengan higienitas botol susu yang
buruk dan 12 sampel (36,36%) dengan higienitas botol susu yang baik,
38
A. Kerangka Konsep
Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan
dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel baik
variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti. Kerangka konsep akan
membantu peneliti menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam,
2014, hal. 49).
Kerangka konsep (conceptual framework) adalah metode pendahuluan
Dari sebuah masalah penelitian dan merupakan refleksi dari hubungan-
hubungan variable yang diteliti (Swarjana, 2015, hal. 38). Kerangka konsep
akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori.
44
41
Hubungan Pengetahuan
dan sikap dengan
perilaku ibu dalam
menjaga higienitas botol
susu
Keterangan:
: Alur pikir
Misalnya bila ibu kurang berminat dan terbiasa dalam pengelolaan higienitas
maka akan timbul suatu higienitas yang buruk. Sebaliknya bila ibu memiliki
minat dan terbiasa dalam pengelolaan higienitas maka akan timbul higienitas
yang baik. Semakin baik pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dalam menjaga
higienitas botol susu maka semakin sedikit resiko terjadinya diare pada bayi.
B. Hipotesis
jawaban berupa
Tidak Pernah
(TP), Jarang
(JR), Kadang -
Kadang (KD),
Sering (SR), dan
Selalu (SL).
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan kerangka yang mana menjawab pertanyaan
penelitian dan mengarahkan peneliti dalam melaksanakan penelitiannya.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik koleratif menggunakan
pendekatan cross-sectional. Menurut De Vaus (2001) dalam Swarjana (2015),
penelitian koleratif adalah penelitian yang menghubungkan variabel yang satu
dengan yang lainnya, selanjutnya mengujinya secara statistik (uji hipotesis)
atau yang dikenal dengan uji kolerasi yang menghasilkan koefisien kolerasi.
Menurut Polit dan Beck (2003) dalam Swarjana (2015), corss-sectional
adalah desain penenlitian yang pengumpulan datanya dilakukan pada satu titik
waktu atau (at one point in time). Jadi koleratif cross-sectional study adalah
penelitian yang menghubungkan variabel yang satu dengan yang lainnya
selanjutnya menguji statistik atau dikenal dengan uji kolerasi dimana
dilakukan determinasi terhadap paparan (exposure) dan hasil (disease
outcome) secara simulutan pada setiap subyek penelitian (Swarjana, 2015).
51
2. Waktu Penelitian
48
d²(N-1) + z².p.(1-p)
2,20
n’= 217
Keterangan:
49
Precision (d=0.05)
b. Kriteria Sampel
Dalam penelitian keperawatan, kriteria sampel meliputi kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria itu menentukan dapat
dan tidaknya sampel tersebut digunakan:
1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu
dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang diambil sebagai
sampel (Notoatmodjo, 2014). Kriteria inklusi dalam penelitian
ini adalah:
a) Ibu yang mempunyai balita dengan menggunakan botol susu
b) Ibu dan balita yang melakukan kunjungan dan bertempat
tinggal di wilayah kerja puskesmas II denpasar barat
c) Ibu yang memiliki balita yang bisa membaca dan menulis
d) Ibu yang memiliki balita yang bersedia menjadi responden
yang telah menyetujui informed consent
2) Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian
tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat
sebagai sampel penelitian yang penyebabnya antara lain
hambatan etis, menolak responden atau berada pada suatu
keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian
(Notoatmodjo, 2014). Kriteria eksklusi, yaitu:
Tabel 4.1 Jumlah sampel yang di perlukan pada setiap Desa dengan Metode
Stratified Random Sampling.
No Desa Populasi Perhitungan Sampel Sampel
Tiap Desa
1 Pemecutan Kelod 102 N = 217 (102/498) 44
2 Dauh Puri Kauh 74 N = 217 (74/498) 33
51
Total
217
2) Kuesioner sikap
Kuesioner sikap terdiri dari 10 pernyataan yang menggunakan
skala Likert. Dimana setiap pernyataan positif dengan pilihan
jawaban sagat setuju (SS) diberi skore 5, setuju (S) diberi sekor 4,
ragu-ragu (RR) diberi sekor 3, tidak setuju (TS) diberi sekor 2,
sangat tidak setuju (STS)
3) Kuesioner perilaku
Kuesioer perilaku terdiri dari 15 pernyataan yang
menggunakan skala Likert. Dimana pernyataan berupa pernyatan
positif dan negatif dengan pilihan jawaban berupa Tidak Pernah
(TP) diberi skor 1, Jarang (JR) diberi sekor 2, Kadang – Kadang
(KD) diberi sekor 3, Sering (SR) diberi sekor 4, Selalu (SL) diberi
sekor 5.
Sikap 1. Cara 10 1, 3 2, 4, 5, 6
membersihkan
botol susu
2. Sterilisasi botol 7
susu
3. Penyajian susu 8
formula
4. Penyimpanan botol 9, 10
susu
c. Uji Validitas
Peneliti menguji alat ukur yang digunakan sebelum melakukan
penelitian. Uji validitas adalah instrument pengukuran untuk apa yang
seharusnya diukur, yang dapat dikatagorikan menjadi logikal (face
validity), content validity, criterion, dan construct validity (Swarjana,
2015). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji face
validity dengan dua orang dosen yang expert dibidang penelitiannya
dan kuesioner penelitian telah dinyatakan valid. Selama uji validitas
peneliti mendapatkan masukan terhadap kuesioner yang diajukan,
seperti memperjelas petunjuk pengisian lembar kuesioner dan
memperhatikan pertanyaan yang memiliki makna serupa.
3. Teknik Pengumpulan Data
55
E. Analisa Data
1. Tehnik Pengolahan Data
Analisa data merupakan mengolah data agar dapat disimpulkan atau
di interprestasikan menjadi informasi. Data yang telah terkumpul akan
diolah dengan proses pengolahan data sebagai berikut:
57
a. Editing (pengeditan)
Editing merupakan suatu cara untuk memeriksa kembali kebenaran
data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui instrument penelitian.
Dalam tahap ini, peneliti melakukan pemeriksaan antara lain
kesesuaian jawaban dan kelengkapan pengisian lembar kuesioner
ketika data telah terkumpul.
Dalam penelitian ini editing dilakukan peneliti pada tahap
pengumpulan data dan setelah terkumpul dengan melakukan
pemeriksaan/mengecek kelengkapan kuesioner, yaitu kelengkapan
data umum (nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan)
dan memastikan bahwa setiap pernyataan dalam kuesioner telah diisi
scara lengkap, jelas, relevan dan konsisten.
b. Coding (pengkodean)
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode
pada setiap jawaban dari lembar kuesioner tentang pengetahuan
sikap dan perilaku yang terkumpul akan dikelompok untuk
memudahkan dalam proses pengolahan data. Pemberian kode
yang dilakukan sebagai berikut:
1) Karakteristik Demografi Responden:
a) Karakteristik berdasarkan umur ibu balita dibagi menjadi 4,
yaitu 20-25 tahun diberi kode 1, 26-30 tahun diberi kode 2,
3135 tahun diberi kode3, dan >35 tahun diberi kode 4.
Sedangkan karakteristik umur balita dibagi menjadi 4 yaitu
012 bulan diberi kode 1, 13-24 diberi kode 2, 24-36 diberi
kode 3, dan 37-59 diberi kode 4.
b) Karakteristik berdasarkan pekerjaan responden dibagi
menjadi 7, yaitu Pegawai Negeri diberi kode 1, Wiraswasta
diberi kode 2, Swasta diberi kode 3, Ibu Rumah Tangga
(IRT) diberi kode 4, Petani diberi kode 5, Pedagang diberi
kode 6, dan Lainlainya diberi kode 7.
c) Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan responden
dibagi menjadi 5, yaitu tidak bersekolah diberi kode 1, SD
58
file khusus yang benar-benar milik pribadi sehingga hanya peneliti dan
responden yang mengetahuinya.
4. Benificience (kebaikan)
a. Bebas dari bahaya
Peneliti harus berusaha melindungi yang diteliti agar terhindar dari
bahaya atau ketidaknyamanan fisik dan mental. Pada saat pengisian
kuesioner, peneliti mengupulkan subjek penelitian disebuah ruangan
kelas yang nyaman dan bebas dari bahaya.
b. Bebas eksploitasi
Keterlibatan peserta dalam penelitian tidak seharusnya merugikan
mereka atau memaparkan mereka pada situasi yang mereka tidak siap.
Pada saat penelitian, peneliti meyakinkan subjek bahwa partisipasi
mereka atau informasi yang mereka berikan pada peneliti tidak akan
digunakan untuk melawan atau merugikan mereka.
c. Keseimbangan antara risiko dan manfaat
Peneliti dan penilai menelaah keseimbangan antara risiko dan manfaat
penelitian. Untuk menentukan keseimbangan risiko dan manfaat,
peneliti memprediksi hasil studi, mengkaji risiko dan manfaat yang
nyata maupun potensial terjadi berdasarkan hasil dan memaksimalkan
manfaat serta meminimalkan risiko.
5. Resfect For Human (Menghargai martabat manusia)
a. Self determination
Peneliti memberikan subjek penelitian hak untuk memutuskan secara
sukarela apakah dia ingin berpartisipasi dalam suatu penelitian, tanpa
berisiko untuk dihukum, dipaksa atau diperlakukan tidak adil.
b. Full disclosure (mendapat penjelasan lengkap)
Peneliti menjelaskan secara penuh tentang sifat penelitian, hak subjek
untuk menolak berperan serta, tanggung jawab peneliti serta
kemungkinan risiko dan manfaat yang bisa terjadi.
BAB V
HASIL PENELITIAN
70
B. Karakteristik Umum Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas
II Denpasar Barat dengan jumlah sampel sebanyak 217 responden, dapat
disajikan sebagai berikut:
Tabel 5.1 Karakteristik Umum Responden di Wilayah Kerja Puskesmas II
Denpasar Barat Bulan Maret 2021 (n = 217)
Karakteristik n %
Umur Ibu (Tahun) 20-25
72 33,2
26-30 94 43,3
31-35 39 18,0
> 35 12 5,5
Umur Balita (Bulan) 0-
12 126 58,1
13-24 55 25,3
24-36 22 10,1
37-59 14 6,5
Tingkat Pendidikan SD
10 4,6
SMP 39 18,0
SMA 132 60,8
Diploma/Sarjana 36 16,6
Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil 24 11,1
Wiraswasta 26 12,0
Swasta 33 15,2
Ibu Rumah Tangga 97 44,7
Pedagang 22 10,1
Lain-lainnya 15 6,9
Jumlah Anak
1 51 23,5
2 98 45,2
3 55 25,3
4 13 6,0
67
No Pernyataan Benar
n %
7. Perawatan botol susu anak dengan baik 163 75,1
dan benar dapat mencegah diare
8. Sisa-sisa susu di dalam botol susu anak 165 76,0
dapat menimbulkan adanya bakteri dan
bau busuk
9. Tempat menyimpan botol susu anak 58 26,7
harus di lingkungan yang tertutup dan
dalam keadaan lembab
10. Cara mensterilkan botol susu dengan air 64 29,5
panas yang direbus dengan suhu lebih
dari 100 ° C
Tabel 5.4 Pernyataan Sikap Ibu dalam Menjaga Higienitas Botol susu
pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat
Bulan Maret tahun 2021 (n = 217)
No Pernyataan Sangat Setuju Raguragu Tidak Sangat
Setuju Setuju Tidak
n Setuju
n n (%) n n
(%) (%) (%) (%)
Mencuci botol susu anak 50 115 40 12 0
sebaiknya di air (23,0) (53,0) (18,5) (5,5) (0)
mengalir
Mencuci botol susu anak 3 24 64 91 35
sebaiknya hanya (1,4) (11,1) (29,5) (41,9) (16,1)
menggunakan sikat
botol
Sebelum digunakan 28 (54,8) 50 (8,8) 1
putting (dot) botol (12,9) (23,0) (0.5)
susu anak perlu
dicuci
Botol susu anak 5 25 53 (47,0) 32
sebaiknya dicuci (2,4) (11,5) (24,4) (14,7)
tanpa membuka
cincin dan karet dot
Botol susu anak boleh 7 22 66 85 37
digunakan langsung (3,2) (10,1) (30,4) (39,2) (17,1)
setelah dicuci
Mengeringkan botol 8 24 61 (47,9) (9,2)
susu anak harus (3,7) (11,1) (28,1)
menggunakan
kain katun
Botol susu anak 31 (47,5) 56 23 4
sehabis dicuci (14,3) (25,8) (10,6) (1,8)
harus disterilkan
Menyajikan susu 8 (9,2) 59 (47,5) 27
formula (3,7) (27,2) (12,4)
menggunakan
botol susu
sebaiknya
menggunakan air
mendidih dengan
suhu 80° C
No Pernyataan Sangat Setuju Raguragu Tidak Sangat
58 17 6
Setuju Setuju Tidak
n Setuju
70
n n (%) n n
(%) (%) (%) (%)
9. Menyimpan botol 36 100 (26,7) (7,8) (2,8)
susu di tempat (16,6) (46,1)
kering, bersih dan
tertutup dapat
mencegah diare
10. Botol susu anak yang 47 95 54 17 4
digunakan (21,7) (43,8) (24,9) (7,8) (1,8)
berjamjam dan
dibiarkan ditempat
terbuka
dapat menyebabkan
diare
n n (%) n n
(%) (%) (%)
1. Saya memilih 49 32 5 13
menggunakan (22,6) (54,4) (14,7) (2,3) (6,0)
botol susu
yang terbuat
dari plastik
dan aman
digunakan
secara
berulang
2. Saya mencuci 5 25 43 100 44
botol susu (2,3) (11,5) (19,8) (46,1) (20,3)
hanya
menggunakan
sabun
3. Setelah botol 46 114 45 10 2
susu digunakan (21,2) (52,5) (20,7) (4,6) (1,0)
oleh anak saya,
botol susu
tersebut dicuci
4. Saat saya 7 13 56 97 44
membersihkan (3,2) (6,0) (25,8) (44,7) (20,3)
botol susu,
bagian- bagian
botol susu
seperti cincin
dot dan karet
dot tidak
dilepaskan
5. Saya mencuci 35 114 51 16 1
botol susu (16,1) (52,5) (23,5) (7,4) (0,5)
pada air yang
mengalir
dengan
menggunakan
sikat dan sabun
untuk
membersikan
botol dan dot
2 (%)
6. Saya membilas (1,0) 62 106 32
botol susu dengan (6,9) (28,6) (48,8) (14,7)
air mengalir
sebelum botol
susu diisi susu
formula tanpa
melakukan
sterilisasi.
7. Saya merebus 36 98 63 20 0
botol dan dot (16,6) (45,2) (29,0) (9,2) (0)
susu setelah
dicuci bersih
8. Saya mensterilkan 3 25 53 110 26
botol susu (1,4) (11,5) (24,4) (50,7) (12,0)
dengan cara
merebus botol
susu kurang dari
10 menit
9. Saya juga 29 109 61 14 4
melakukan (13,4) (50,2) (28,1) (6,5) (1,8)
sterilisasi botol
susu dengan
merendam botol
susu di dalam
panci yang
berisi air hangat
10. Saya 10 24 45 102 36
mendiamkan (4,6) (11,1) (20,7) (47,0) (16,6)
botol susu yang
telah di
disterilkan di
dalam panci,
sampai botol
susu akan segera
digunakan
11. Saya mencuci 42 106 48 15 6
tangan dengan (19,4) (48,8) (22,1) (6,9) (2,8)
sabun sebelum
mengambil
dan
menggunakan
botol susu
No Pernyataan Selalu Sering Kadangkadan Jaran Tidak
gn g Perna
n n (%) hn
73
(%) n (%)
9 (%)
12. Saya menyimpan (4,1) (9,2) 55 99 34
susu formula di (25,4) (45,6) (15,7)
dalam botol susu
lebih dari 6 jam
di dalam suhu
ruangan
13. Saya menyimpan 48 90 57 18 4
botol susu dan (22,1) (41,5) (26,3) (8,3) (1,8)
dot dengan
menempatkanny
a di rak khusus
pada posisi
terbalik
14. Setelah botol susu 7 16 50 105 39
kering, saya (3,2) (7,4) (23,0) (48,4) (18,0)
menyimpan botol
ditempat yang
bersih, kering
tanpa memasang
dot dan
penutupnya.
15. Saya menutup 40 109 55 13 0
putting (dot) (18,4) (50,2) (25,4) (6,0) (0)
botol susu anak
saya untuk
mencegah
diare
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 217 responden,
sebagian besar responden menjawab “Selalu” dilakukan adalah pada
pernyataan “Saya memilih menggunakan botol susu yang terbuat dari
plastik dan aman digunakan secara berulang” sebanyak 49 (22,6%)
responden, yang sering dilakukan adalah pada pernyataan “Saya
mencuci botol susu pada air yang mengalir dengan menggunakan
sikat dan sabun untuk membersikan botol dan dot sebanyak 114
(52,5%) responden, yang “Kadang-kadang dilakukan adalah pada
pernyataan
“Saya merebus botol dan dot susu setelah dicuci bersih” sebanyak 63
(29,0%) responden, akan tetapi masih ada responden menjawab
“Tidak Pernah” pada pernyataan “Mencuci tangan dengan sabun
74
*Spearman rho
Berdasarkan tabel 5.8 hasil penelitian menunjukkan responden
dengan pengetahuan baik sebagian besar memiliki perilaku baik
dalam menjaga higienitas botol susu pada balita sebanyak 93 (43,0%)
responden, responden dengan pengetahuan cukup sebagian besar
memiliki perilaku cukup dalam menjaga higienitas botol susu pada
balita sebanyak 51 (23,4%) responden, sedangkan responden dengan
pengetahuan kurang sebagian besar memiliki perilaku kurang dalam
75
n n n
(%) (%) (%)
76
PEMBAHASAN
83
dapat menimbulkan adanya bakteri dan bau busuk sebanyak 165 (76,0%)
responden. Temuan dalam penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Silvia, dkk. (2019) di Kelurahan
Cempaka Kota Banjarbaru tentang manajemen botol susu dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan, pengetahuan, dan sikap ibu bayi/balita diperoleh
hasil pengetahuan ibu terkait manajemen botol susu dalam kategori baik
34 (35%) responden. Dalam penelitian tersebut pengetahuan ibu baik
disebabkan oleh kepatuhan ibu dalam pemilihan bahan botol susu yang
benar dan ibu di Kelurahan Cempaka sudah bisa melakukan sterilisasi
dengan baik. Adapun faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
ibu dalam penelitian tersebut yaitu pengalaman, pendidikan, dan umur.
Sementara itu, penelitian lainnya yang dilakukan oleh Setiawan
dan Basuki (2012) di Wilayah Kerja Puskesmas Wedung I Kabupaten
Demak tentang faktor pengetahuan dan pemakaian botol susu steril yang
berhubungan dengan kejadian diare pada balita menemukan hal
sebaliknya. Penelitian tersebut memperoleh hasil pengetahuan ibu dalam
sterilisasi botol susu dalam kategori cukup 40 (64,5%) responden.
Pengetahuan ibu yang kurang baik diakibatkan dari cara pencucian,
sterilisasi, penyajian dan penyimpanan botol susu yang kurang baik. Hasil
penelitian tersebut menunjukan ibu balita memiliki kesadaran yang kurang
akan higienitas botol susu, hal ini dilihat dari masih banyak ibu tidak
mencuci botol susu dengan air bersih yang mengalir, tidak memakai sabun
dan tidak menggunakan sikat khusus, serta masih banyak ibu tidak
menggunakan air yang direbus hingga mendidih untuk menyajikan susu
formula.
Pengetahuan ibu dalam menjaga higienitas botol susu pada balita
tergolong baik tetapi masih ada responden mempunyai pengetahuan cukup
dan pengetahuan kurang akan higienitas botol susu pada balita. Hal ini
bisa dilihat dari jawaban responden pada kuesioner yang menunjukkan
sebanyak 55 (25,3%) responden menyatakan salah pada pernyataan
perawatan botol susu adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara
kebersihan botol susu, sebanyak 67 (30,9%) responden hanya
79
Bab penutup ini terdiri dari dua bagian yaitu kesimpulan dan saran.
Adapun kesimpulan dan saran tersebut dibuat berdasarkan uraian dari bab-bab
sebelumnya.
A. Simpulan
Berdasarkan tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku ibu dalam menjaga
higienitas botol susu pada balita di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar
Barat. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pengetahuan ibu dalam menjaga higienitas botol susu pada balita sebagian
besar baik sebanyak 102 (47,0%) responden akan tetapi masih ada
responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 88 (40,6%)
responden
2. Sikap ibu dalam menjaga higienitas botol susu pada balita sebagian besar
baik sebanyak 104 (47,9%) responden akan tetapi masih ada responden
yang memiliki sikap cukup sebanyak 89 (41,0%) responden.
3. Perilaku ibu dalam menjaga higienitas botol susu pada balita sebagian
besar baik sebanyak 130 (59,9%) akan tetapi masih ada responden yang
memiliki perilaku cukup sebanyak 64 (29,5%) responden.
93
Dinkes Kota Denpasar. (2018). Profil Kesehatan Kota Denpasar tahun 2018.
Denpasar: Dinas Kesehatan Kota Denpasar.
Dinkes Provinsi Bali. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2018. Bali:
Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Dinkes Provinsi Bali. (2018). Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2018. Bali:
Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Fitri, S. M. (2017). Gambaran tingkat pengetahuan tentang diare pada balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan. [Skripsi].
Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidyatullah Jakarta.
Harris, M.F., Farida, H., & Lisda, H. (2017). Hubungan higienitas botol susu
dengan kejadian diare di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin.
Berkala Kedokteran, 13 (1), 74-52.
Lanida, B. P., & Farapti. (2016). Pencegahan kejadian diare pada balita melalui
higienitas botol susu. Jurnal Berkala Epidemiologi, 6 (3), 244-251.
Paramitha, G.W., Soprima, M., & Haryanto, B (2010). Perilaku ibu pengguna botol
susu dengan kejadian diare pada balita. Makara, Kesehatan, 14 (1), 46-50.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2013. Susu formula dan produk
bayi lainnya. Jakarta: Sekretariat Negara.
Rothstein, J. D., Mendoza, A. L., Cabrera, L. Z., Pachas, J., Calderón, M.,
Pajuelo, M. J., & Gilman, R. H. (2019). Household contamination of baby
bottles and opportunities to improve bottle hygiene in Peri-Urban Lima,
Peru. International Journal of Medical Science, 100 (4), 988-997.
Sani, A., Sartika, S., & Anugrah, I. (2020). Kontaminasi bakteri escheriscia coli
pada botol susu balita dengan kejadian diare pada balita. Window of Public
Health Journal, 1 (1), 22-30.
Saripah, S. (2020). Hubungan higienitas botol susu dengan kejadian diare pada
balita di Wilayah Puskesmas Astambul Kabupaten Banjar. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. [Doktoral Disertasi]. Banjarmasi: Universitas
Islam Kalimantan MAB.
Seid, M. A., & Hussen, M. S. (2018). Knowledge and attitude towards
antimicrobial resistance among final year undergraduate paramedical
students at University of Gondar, Ethiopia. BMC infectious diseases, 18(1),
1-8.
Setiadi. (2013). Konsep dan praktek penulisan riset keperawatan (Edisi 2).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiawan, B. B., & Basuki, R. (2012). Faktor pengetahun dan pemakian botol susu
steril yang berhubungan dengan kejadian diare pada batit di Wilayah
Puskesmas Wedung I. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, 1(2).
Silvia, A., Rahmawati, & Erminawati (2019). Manajemen botol susu dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu bayi/balita. Jurnal
Kesehatan Lingkungan, 16 (2).
Utami, N., & Nabila, L. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi diare pada
anak. Majority, 5 (4).
Penyusunan
1 Skripsi
2 ACC Skripsi
Penyebaran
3 Skripsi
4 Ujian Skripsi
Ujian Ulang
5 Skripsi
Pengumpulan
6 Data
Penyusunan
Hasil
7 Penelitian
Penyebaran
8 Skripsi
9 Ujian Skripsi
Ujian Ulang
10 Skripsi
Perbaikan dan
11
Pengumpulan
Lampiran 2 KISI-KISI PENYUSUNAN KUESIONER
Lampiran 3
KUISIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU IBU
DALAM MENJAGA HIGIENITAS BOTOL PADA BALITA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS II DENPASAR BARAT
A. Data Umum:
1. Nama (inisial) : ………………………………..
2. Umur Ibu : …………..tahun
3. Umur Anak terakhir : …………..tahun
4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Petani
Swasta Pedagang
Lain-
lain…………………..
NIM : 17C10061
Pekerjaan : Mahasiswa semester VII Program Studi Sarjana
Keperawatan, ITEKES Bali
Nama :.................................................................
Jenis Kelamin : .................................................................
Pekerjaan : .................................................................
Alamat : ..................................................................
…………,
…………………………
Responden
…………………………
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
skala yang
digunakan
2. Cek lampiran
dan daftar
pustaka.
5 Senin, 31Mei
Ni Made Sintya Indriantari 2021
9 Sabtu, 05 Juni
Ni Made Sintya Indriantari 2021
Indriantari
10 Ni Made Sintya
Indriantari Kamis 10 Juni 2021
Lampiran 15
Lampiran 16
1. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Umur Umur Pekerjaan Tingkat Jumlah
Ibu Balita Pendidikan Anak
N Valid 217 217 217 217 217
Missing 0 0 0 0 0
Mean 1.96 1.65 3.69 3.89 2.14
Median 2.00 1.00 4.00 4.00 2.00
Mode 2 1 4 4 2
Std. Deviation .857 .906 1.603 .722 .844
Range 3 3 6 3 3
Minimum 1 1 1 2 1
Maximum 4 4 7 5 4
Umur Ibu
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
20-25 Tahun 72 33.2 33.2 33.2
26-30 Tahun 94 43.3 43.3 76.5
Valid 31-35 Tahun 39 18.0 18.0 94.5
> 35 Tahun 12 5.5 5.5 100.0
Total 217 100.0 100.0
Umur Balita
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
0-12 Bulan 126 58.1 58.1 58.1
13-24 Bulan 55 25.3 25.3 83.4
Valid 24-36 Bulan 22 10.1 10.1 93.5
37-59 Bulan 14 6.5 6.5 100.0
Total 217 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Pegawai 24 11.1 11.1 11.1
Negeri Sipil
Wiraswasta 26 12.0 12.0 23.0
Swasta 33 15.2 15.2 38.2
Valid Ibu Rumah 97 44.7 44.7 82.9
Tangga
Pedagang 22 10.1 10.1 93.1
Lain-lainnya 15 6.9 6.9 100.0
Total 217 100.0 100.0
Tingkat Pendidikan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
SD 10 4.6 4.6 4.6
SMP 39 18.0 18.0 22.6
Valid SMA 132 60.8 60.8 83.4
Diploma/Sarjana 36 16.6 16.6 100.0
Total 217 100.0 100.0
Jumlah Anak
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 51 23.5 23.5 23.5
2 98 45.2 45.2 68.7
Valid 3 55 25.3 25.3 94.0
4 13 6.0 6.0 100.0
Total 217 100.0 100.0
2. VARIABEL PENGETAHUAN
Botol susu yang aman adalah botol susu yang terbuat dari kaca
dan bergambar
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Benar 70 32.3 32.3 32.3
Valid Salah 147 67.7 67.7 100.0
Total 217 100.0 100.0
Setelah mencuci botol susu bilas dengan air dingin untuk menghilangkan
busa dan sisa sabun
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Benar 65 30.0 30.0 30.0
Valid Salah 152 70.0 70.0 100.0
Total 217 100.0 100.0
Perawatan botol susu anak dengan baik dan benar dapat mencegah diare
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Salah 54 24.9 24.9 24.9
Valid Benar 163 75.1 75.1 100.0
Total 217 100.0 100.0
Cara Mensterilkan botol susu dengan air panas yang direbus dengan suhu
lebih dari 100 o C
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Benar 64 29.5 29.5 29.5
Valid Salah 153 70.5 70.5 100.0
Total 217 100.0 100.0
Statistics
Total Skor KP
N Valid 217
Missing 0
Mean 7.29
Median 7.00
Mode 7
Range 7
Minimum 3
Maximum 10
Total Skor KP
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
3 3 1.4 1.4 1.4
4 8 3.7 3.7 5.1
5 16 7.4 7.4 12.4
6 32 14.7 14.7 27.2
Valid 7 56 25.8 25.8 53.0
8 52 24.0 24.0 77.0
9 40 18.4 18.4 95.4
10 10 4.6 4.6 100.0
Total 217 100.0 100.0
Kategori KP
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Baik 102 47.0 47.0 47.0
Valid Cukup 88 40.6 40.6 87.6
Kurang 27 12.4 12.4 100.0
Total 217 100.0 100.0
3. VARIABEL SIKAP
Mencuci botol susu anak sebaiknya di air mengalir
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak Setuju 12 5.5 5.5 5.5
Ragu-ragu 40 18.4 18.4 24.0
Valid Setuju 115 53.0 53.0 77.0
Sangat Setuju 50 23.0 23.0 100.0
Total 217 100.0 100.0
Botol susu anak sebaiknya dicuci tanpa membuka cincin dan karet dot
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat Setuju 5 2.3 2.3 2.3
Setuju 25 11.5 11.5 13.8
Valid Ragu-ragu 53 24.4 24.4 38.2
Tidak Setuju 102 47.0 47.0 85.3
Sangat Tidak 32 14.7 14.7 100.0
Setuju
Total 217 100.0 100.0
Menyimpan botol susu di tempat kering, bersih dan tertutup dapat mencegah diare
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat Tidak 6 2.8 2.8 2.8
Setuju 17 7.8 7.8 10.6
Valid Tidak Setuju 58 26.7 26.7 37.3
Ragu-ragu
Setuju 100 46.1 46.1 83.4
Sangat Setuju 36 16.6 16.6 100.0
Total 217 100.0 100.0
Botol susu anak yang digunakan berjam-jam dan dibiarkan ditempat terbuka
dapat menyebabkan diare
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat Tidak 4 1.8 1.8 1.8
Setuju 17 7.8 7.8 9.7
Valid Tidak Setuju 54 24.9 24.9 34.6
Ragu-ragu
Setuju 95 43.8 43.8 78.3
Sangat Setuju 47 21.7 21.7 100.0
Total 217 100.0 100.0
Statistics
Total Skor KS
N Valid 217
Missing 0
Mean 36.49
Median 37.00
Mode 42
Range 22
Minimum 24
Maximum 46
Total Skor KS
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
24 3 1.4 1.4 1.4
25 6 2.8 2.8 4.1
26 6 2.8 2.8 6.9
27 9 4.1 4.1 11.1
28 3 1.4 1.4 12.4
29 4 1.8 1.8 14.3
30 2 .9 .9 15.2
31 3 1.4 1.4 16.6
32 12 5.5 5.5 22.1
33 13 6.0 6.0 28.1
34 7 3.2 3.2 31.3
35 13 6.0 6.0 37.3
Valid
36 13 6.0 6.0 43.3
37 20 9.2 9.2 52.5
38 19 8.8 8.8 61.3
39 16 7.4 7.4 68.7
40 9 4.1 4.1 72.8
41 10 4.6 4.6 77.4
42 23 10.6 10.6 88.0
43 9 4.1 4.1 92.2
44 9 4.1 4.1 96.3
45 3 1.4 1.4 97.7
46 5 2.3 2.3 100.0
Total 217 100.0 100.0
Kategori KS
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Baik 104 47.9 47.9 47.9
Valid Cukup 89 41.0 41.0 88.9
Kurang 24 11.1 11.1 100.0
Total 217 100.0 100.0
4. Variabel Perilaku
Saya memilih menggunakan botol susu yang terbuat dari plastik dan aman
digunakan secara berulang
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak Pernah 13 6.0 6.0 6.0
Jarang 5 2.3 2.3 8.3
Valid Kadang-kadang 32 14.7 14.7 23.0
Sering 118 54.4 54.4 77.4
Selalu 49 22.6 22.6 100.0
Total 217 100.0 100.0
Setelah botol susu digunakan oleh anak saya, botol susu tersebut dicuci
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak Pernah 2 .9 .9 .9
Jarang 10 4.6 4.6 5.5
Valid Kadang-kadang 45 20.7 20.7 26.3
Sering 114 52.5 52.5 78.8
Selalu 46 21.2 21.2 100.0
Total 217 100.0 100.0
Saat saya membersihkan botol susu, bagian- bagian botol susu seperti cincin dot
dan karet dot tidak dilepaskan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Selalu 7 3.2 3.2 3.2
Sering 13 6.0 6.0 9.2
Valid Kadang-kadang 56 25.8 25.8 35.0
Jarang 97 44.7 44.7 79.7
Tidak Pernah 44 20.3 20.3 100.0
Total 217 100.0 100.0
Saya mencuci botol susu pada air yang mengalir dengan menggunakan sikat dan
sabun untuk membersikan botol dan dot
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak Pernah 1 .5 .5 .5
Jarang 16 7.4 7.4 7.8
Valid Kadang-kadang 51 23.5 23.5 31.3
Sering 114 52.5 52.5 83.9
Selalu 35 16.1 16.1 100.0
Total 217 100.0 100.0
Saya membilas botol susu dengan air mengalir sebelum botol susu diisi susu
formula tanpa melakukan sterilisasi.
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Selalu 2 .9 .9 .9
Sering 15 6.9 6.9 7.8
Valid Kadang-kadang 62 28.6 28.6 36.4
Jarang 106 48.8 48.8 85.3
Tidak pernah 32 14.7 14.7 100.0
Total 217 100.0 100.0
Saya mensterilkan botol susu dengan cara merebus botol susu kurang dari 10
menit
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Selalu 3 1.4 1.4 1.4
Sering 25 11.5 11.5 12.9
Valid Kadang-kadang 53 24.4 24.4 37.3
Jarang 110 50.7 50.7 88.0
Tidak pernah 26 12.0 12.0 100.0
Total 217 100.0 100.0
Saya juga melakukan sterilisasi botol susu dengan merendam botol susu di dalam
panci yang berisi air hangat
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak Pernah 4 1.8 1.8 1.8
Jarang 14 6.5 6.5 8.3
Valid Kadang-kadang 61 28.1 28.1 36.4
Sering 109 50.2 50.2 86.6
Selalu 29 13.4 13.4 100.0
Total 217 100.0 100.0
Saya mendiamkan botol susu yang telah di disterilkan di dalam panci, sampai
botol susu akan segera digunakan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Selalu 10 4.6 4.6 4.6
Sering 24 11.1 11.1 15.7
Valid Kadang-kadang 45 20.7 20.7 36.4
Jarang 102 47.0 47.0 83.4
Tidak pernah 36 16.6 16.6 100.0
Total 217 100.0 100.0
Saya mencuci tangan dengan sabun sebelum mengambil dan menggunakan botol
susu
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak Pernah 6 2.8 2.8 2.8
Jarang 15 6.9 6.9 9.7
Valid Kadang-kadang 48 22.1 22.1 31.8
Sering 106 48.8 48.8 80.6
Selalu 42 19.4 19.4 100.0
Total 217 100.0 100.0
Saya menyimpan susu formula di dalam botol susu lebih dari 6 jam di dalam
suhu ruangan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Selalu 9 4.1 4.1 4.1
Sering 20 9.2 9.2 13.4
Valid Kadang-kadang 55 25.3 25.3 38.7
Jarang 99 45.6 45.6 84.3
Tidak Pernah 34 15.7 15.7 100.0
Total 217 100.0 100.0
Saya menyimpan botol susu dan dot dengan menempatkannya di rak khusus
pada posisi terbalik
Frequen Percent Valid Cumulative
cy Percent Percent
Tidak pernah 4 1.8 1.8 1.8
Jarang 18 8.3 8.3 10.1
Valid Kadang-kadang 57 26.3 26.3 36.4
Sering 90 41.5 41.5 77.9
Selalu 48 22.1 22.1 100.0
Total 217 100.0 100.0
Setelah botol susu kering, saya menyimpan botol ditempat yang bersih, kering
tanpa memasang dot dan penutupnya.
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Selalu 7 3.2 3.2 3.2
Sering 16 7.4 7.4 10.6
Valid Kadang-kadang 50 23.0 23.0 33.6
Jarang 105 48.4 48.4 82.0
Tidak Pernah 39 18.0 18.0 100.0
Total 217 100.0 100.0
Saya menutup putting (dot) botol susu anak saya untuk menceggah diare
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Jarang 13 6.0 6.0 6.0
Kadang-kadang 55 25.3 25.3 31.3
Valid Sering 109 50.2 50.2 81.6
Selalu 40 18.4 18.4 100.0
Total 217 100.0 100.0
Statistics
Total Skor KPR
N Valid 217
Missing 0
Mean 55.79
Median 58.00
Mode 60
Std. Deviation 7.461
Range 29
Minimum 37
Maximum 66
Total Skor KPR
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
37 2 .9 .9 .9
38 1 .5 .5 1.4
39 1 .5 .5 1.8
40 4 1.8 1.8 3.7
41 14 6.5 6.5 10.1
42 1 .5 .5 10.6
43 1 .5 .5 11.1
44 1 .5 .5 11.5
45 1 .5 .5 12.0
46 4 1.8 1.8 13.8
47 9 4.1 4.1 18.0
Valid
48 3 1.4 1.4 19.4
49 4 1.8 1.8 21.2
50 2 .9 .9 22.1
51 9 4.1 4.1 26.3
52 4 1.8 1.8 28.1
53 5 2.3 2.3 30.4
54 5 2.3 2.3 32.7
55 10 4.6 4.6 37.3
56 6 2.8 2.8 40.1
57 16 7.4 7.4 47.5
58 15 6.9 6.9 54.4
59 12 5.5 5.5 59.9
60 20 9.2 9.2 69.1
61 13 6.0 6.0 75.1
62 11 5.1 5.1 80.2
63 15 6.9 6.9 87.1
64 18 8.3 8.3 95.4
65 9 4.1 4.1 99.5
66 1 .5 .5 100.0
Total 217 100.0 100.0
Kategori KPR
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Baik 130 59.9 59.9 59.9
Cukup 64 29.5 29.5 89.4
Valid Kurang 23 10.6 10.6 100.0
Total 217 100.0 100.0
5. Uji Normality
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Total Skor KP .154 217 .000 .944 217 .000
Total Skor KS .104 217 .000 .957 217 .000
Total Skor KPR .163 217 .000 .900 217 .000
6. Uji Correlations
Uji Correlations Pengetahuan*Perilaku
Total Skor Total Skor
KP KPR
Total Skor KP Correlation Coefficient 1.000 .586**
Spearman's rho Sig. (2-tailed) . .000
N 217 217
Total Skor KPR Correlation Coefficient .586** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 217 217
CROSSTABS
Pengetahuan * Perilaku
Perilaku Total
Baik Cukup Kurang
Pengetahua n Baik Count 93 8 1 102
Expected Count 61,1 30,1 10,8 102,0
% within 91,2% 7,8% 1,0% 100,0%
Pengetahuan
% within Perilaku 71,5% 12,5% 4,3% 47,0%
% of Total 42,9% 3,7% 0,5% 47,0%
Cukup Count 37 51 0 88
Expected Count 52,7 26,0 9,3 88,0
% within 42,0% 58,0% 0,0% 100,0%
Pengetahuan
% within Perilaku 28,5% 79,7% 0,0% 40,6%
% of Total 17,1% 23,5% 0,0% 40,6%
Kurang Count 0 5 22 27
Expected Count 16,2 8,0 2,9 27,0
% within 0,0% 18,5% 81,5% 100,0%
Pengetahuan
% within Perilaku 0,0% 7,8% 95,7% 12,4%
% of Total 0,0% 2,3% 10,1% 12,4%
Total Count 130 64 23 217
Expected Count 130,0 64,0 23,0 217,0
% within 59,9% 29,5% 10,6% 100,0%
Pengetahuan
% within Perilaku 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 59,9% 29,5% 10,6% 100,0%
Sikap * Perilaku
Perilaku Total
Baik Cukup Kurang
Sikap Baik Count 103 0 1 104
Expected Count 62,3 30,7 11,0 104,0
% within Sikap 99,0% 0,0% 1,0% 100,0%
% within Perilaku 79,2% 0,0% 4,3% 47,9%
% of Total 47,5% 0,0% 0,5% 47,9%
Cukup Count 27 61 1 89
Expected Count 53,3 26,2 9,4 89,0
% within Sikap 30,3% 68,5% 1,1% 100,0%
% within Perilaku 20,8% 95,3% 4,3% 41,0%
% of Total 12,4% 28,1% 0,5% 41,0%
Kurang Count 0 3 21 24
Expected Count 14,4 7,1 2,5 24,0
% within Sikap 0,0% 12,5% 87,5% 100,0%
% within Perilaku 0,0% 4,7% 91,3% 11,1%
% of Total 0,0% 1,4% 9,7% 11,1%
Total Count 130 64 23 217
Expected Count 130,0 64,0 23,0 217,0
% within Sikap 59,9% 29,5% 10,6% 100,0%
% within Perilaku 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 59,9% 29,5% 10,6% 100,0%