Anda di halaman 1dari 120

SKRIPSI

HUBUNGAN PERILAKU OLAHRAGA TERHADAP TINGKAT


HIPERTENSI LANSIA DI PUSKESMAS KLUNGKUNG 1

KOMANG AYU TRISNA MAHARANI

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2021
SKRIPSI

HUBUNGAN PERILAKU OLAHRAGA TERHADAP TINGKAT


HIPERTENSI LANSIA DI PUSKESMAS KLUNGKUNG 1

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Institut


Teknologi Dan Kesehatan Bali

Diajukan Oleh :

KOMANG AYU TRISNA MAHARANI

NIM. 17C10149

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2021

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PENELITIAN

Skripsi dengan judul “Hubungan Perilaku Olahraga Terhadap Tingkat Hipertensi


Lansia Di Puskesmas I Klungkung” telah mendapatkan persetujuan pembimbing
untuk diajukan kehadapan Tim Penguji Skripsi pada Program Studi Sarjana
Keperawatan Institut Teknologi dan Kesehatan Bali.

Denpasar, 04 Juni 2021


Pembimbing I Pembimbing II

A.A.A
Yuliati
Darmini, S.Kep. Ns., MNS
NS. Ni Putu J. Sastamidhayani, S. Kep., M. Kep
NIDN. 0821076701
NIDN. 0319067701

ii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi ini telah Diuji dan Dinilai Oleh Panitia Penguji Skripsi pada

Program Studi Sarjana Keperawatan Institut Teknologi dan Kesehatan Bali

pada tanggal 08 Juni 2021

Panitia Penguji Skripsi berdasarkan SK Rektor ITEKES Bali

Nomor: DL.02.02.1784.TU.IX.20

Ketua : Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti,S.Kep.,M.Kep


NIDN. 0808117701

Anggota :
1. A.A.A Yuliati Darmini, S.Kep. Ns., MNS
NIDN. 0821076701

2. NS. Ni Putu J. Sastamidhayani, S. Kep., M. Kep


NIDN. 0319067701

iii
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Hubungan Perilaku Olahraga Terhadap Tingkat Hipertensi
Lansia di Puskesmas Klungkung I” telah disajikan di depan dewan penguji pada
tanggal 08 Juni 2021 dan telah diterima serta disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi
dan Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan Bali.

Denpasar, 08 Juni 2021

Disahkan Oleh:

Dewan Penguji Skripsi

1. Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti,S.Kep.,M.Kep


NIDN. 0808117701

2. A.A.A Yuliati Darmini, S.Kep. Ns., MNS


NIDN. 0821076701

3. NS. Ni Putu J. Sastamidhayani, S. Kep., M. Kep


NIDN. 0319067701

Mengetahui

Institut Teknologi dan Kesehatan Bali Program Studi Ilmu Keperawatan


Rektor Ketua

I Gede Putu Darma Suyasa,S.Kp.,M.Ng.,Ph.D. A.A.A Yuliati Darmini, S.Kep. Ns.,


NIDN. 0823067802 NIDN. 0821076701

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Komang Ayu Trisna Maharani


NIM : 17C10149

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul


“Hubungan Perilaku Olahraga Terhadap Tingkat Hipertensi Lansia Di
Puskesmas Klungkung I”, yang saya tulis ini adalah benar-benar hasil karya
saya sendiri. Semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya
cantumkan dengan benar. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa
skripsi adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, tanpa adanya


tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik
jika dikemudian hari pernyatan ini tidak benar.

Dibuat di : Denpasar

Pada Tanggal : 04 Juni 2021


Yang Menyatakan

(Komang Ayu Trisna Maharani)

v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali, saya yang
bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Komang Ayu Trsna Maharani

NIM : 17C10149

Program Studi : Sarjana Keperawatan Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui memberikan kepada


ITEKES Bali Hak Bebas Royalty Nonekslusif (Non-exclusive Royalty Free Right)
atas karya saya yang berjudul : Hubungan Perilaku Olahraga Terhadap Tingkat
Hipertensi Lansia Di Puskesmas Klungkung I.

Dengan Hak Bebas Royalty Nonekslusif ini ITEKES Bali berhak menyimpan,
mengalih media/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Denpasar


Pada Tanggal : 04 Juni 2021
Yang Menyatakan

(Komang Ayu Trisna Maharani)

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan
Perilaku Olahraga Terhadap Tingkat Hipertensi Lansia”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan,


pengarahan, dan bantuan dari semua pihak sehingga skripsi ini bisa diselesaikan tepat
pada waktunya. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.,M.Ng.,Ph.D. Selaku Rektor Institut


Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada
penulis menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti, S.Kep.,M.Kep. Selaku Wakil Rektor (Werek) I
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan kesempatan
kepada penulis menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S. Kep., MNS Selaku Wakil Rektor (Werek) II
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan kesempatan
kepada penulis menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Ns. Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS Selaku Dekan Fakultas Kesehatan yang
memberikan dukungan kepada penulis menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu A.A.A Yuliati Darmini, S.Kep. Ns., MNS Selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan dan Pembimbing I yang memberikan dukungan moral dan perhatian
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. NS. Ni Putu J. Sastamidhayani, S. Kep., M. Kep Selaku pembimbing II yang telah


banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

vii
7. Ns. Ni Kadek Sutini, S.Kep.,M.Kes Selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan motivasi kepada penulis.
8. Bapak I Wayan Gunawan dan Ibu Ni Nyoman Ariani sebagai orangtua yang
banyak memberikan dukungan serta dorongan moral dan materil hingga selesainya
skripsi ini.

9. Seluruh keluarga terutama kakak yang telah banyak mendukung dan membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman semester VII Program Studi Sarjana Keperawatan ITEKES BALI
serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu
dengan hati yang terbuka, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya konstruktif
untuk kesempurnaan skripsi ini.

Denpasar, 4 Juni 2021

Penulis

viii
Hubungan Perilaku Olahraga Terhadap Tingkat Hipertensi Lansia
Di Puskesmas Klungkung I

Komang Ayu Trisna Maharani


Fakultas Kesehatan
Program Studi Sarjana Keperawatan
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
Email : komangayutrisnamaharani@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Kejadian hipertensi banyak di temukan pada lansia. Hipertensi


merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni
mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Secara
alamiah lansia akan mengalami penurunan fungsi organ dan mengalami labilitas
tekanan darah. Olahraga sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi, di mana pada
orang yang kurang aktivitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung
lebih tinggi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan perilaku olahraga terhadap tingkat hipertensi
lansia
Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan metode
pendekatan cross-sectional. Menggunakan 100 sampel lansia hipertensi dengan
menggunakan tehknik purposive sampling. Instrumen pengumpulan data yaitu lembar
kuesioner perilaku olahraga dan lembar observasi dan data dianalisa menggunakan
uji korelasi spearman rho.
Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku olahraga tergolong baik
sebanyak 73 responden (73%) dan untuk tekanan darah tergolong pre-hipertensi
sebanyak 57 responden (57%). Hasil korelasi spearman rho menunjukan bahwa tidak
terdapat hubungan terhadap perilaku olahraga dengan tingkat kejadian hipertensi
lansia (p-value = 0.368 > 0.05).
Kesimpulan : Tingkat hipertensi lansia di Puskesmas Klungkung I tidak ditentukan
oleh perilaku olahraga, masih banyak faktor yang mungkin mempengaruhi tekanan
darah lansia. Disarankan agar peneliti selanjutnya untuk mengeksplor atau meneliti
faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah pada lansia.

Kata kunci : Perilaku Olahraga, Hipertensi, Lansia

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN

HALAMAN SAMPUL DENGAN SPESIFIKASI ................................................i

PERNYATAAN PERSETUJUAAN PEMBIMBING ..........................................ii

LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ........................................iii

LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN .......................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..............................................................v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................................vi

KATA PENGANTAR .............................................................................................vii

ABSTRAK ...............................................................................................................ix

ABSTRAC ................................................................................................................x

DAFTAR ISI.............................................................................................................xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR................................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................xvi

DAFTAR SINGKATANxvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar Belakang ..................................................................................1


B. Rumusan Masalah .............................................................................3
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................5

x
A. Konsep Dasar Usia Lanjut ................................................................5
B. Konsep Dasar Perilaku Olahraga ......................................................10
C. Konsep Dasar Hipertensi ...................................................................12

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN VARIABLE

PENELITIAN ............................................................................................24

A. Kerangka Konsep ..............................................................................24


B. Hipotesis ............................................................................................25
C. Variable Penelitian ............................................................................26

BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................32

A. Desain Penelitian ...............................................................................32


B. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................32
C. Populasi, Sample dan Sampling ........................................................33
D. Alat dan Tehnik Pengumpulan Data .................................................35
E. Analisa Data.......................................................................................40
F. Etika Penelitian .................................................................................45

BAB V HASIL PENELITIAN ...............................................................................47


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................47
B. Hasil Penelitian Terhadap Variabel ..................................................47

BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................................57


A. Perilaku Olahraga ..............................................................................57
B. Tingkat Hipertensi Lansia .................................................................58
C. Hubungan Perilaku Olahraga terhadap Tingkat Hipertensi
pada lansia .........................................................................................59
D. Keterbatasan Penelitian .....................................................................61

xi
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .....................................................................62
A. Simpulan............................................................................................62
B. Saran ..................................................................................................62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC – VII 2003..............................12

Tabel 2.2. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO-ISH (World Health


Organization-International Society of Hypertension), dan ESH-ES
(European Society of Hypertension-European Society of Cardiology),
2014.........................................................................................................13

Tabel 3.1. Definisi Operasional Hubungan Perilaku Olah Raga Terhadap Tingkat
Hipertensi Lansia di Puskesmas 1 Klungkung........................................27

Tabel 5.1. Frekuensi (f) dan persentase (%) karakteristik umum responden pada
Puskesmas Klungkung I..........................................................................48

Tabel 5.2. Distribusi domain perilaku olahraga terhadap tingkat hipertensi lansia di
Puskesmas Klungkung I (n=100)............................................................50

Tabel 5.3. Kategori Perilaku olahraga terhadap tingkat hipertensi lansia di


Puskesmas Klungkung I..........................................................................52

Tabel 5.4. Frekuensi Hipertensi berdasarkan nilai MAP post olahraga....................53

Tabel 5.5. Kategori Hipertensi berdasarkan nilai MAP post olahraga......................53

Tabel 5.6. Hasil uji normalitas perilaku olahraga dan tingkat hipertensi menurut
MAP (n=100)..........................................................................................54

Tabel 5.7. Hasil korelasi spearman (rho) perilaku olahraga dengan tingkat hipertensi
menurut MAP (n=100)............................................................................55

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Hubungan Perilaku Olahraga terhadap Tingkat


Hipertensi Lansia di Puskesmas Klungkung I.........................................24

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Instrumen Penelitian

Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden


Lampiran 5. Lembar Pernyataan face validity
Lampiran 6. Surat Rekomendasi penelitian dari Rektor ITEKES Bali
Lampiran 7. Surat ijin penelitian dari Badan Penanaman Modal dan Perizinan
Provinsi Bali
Lampiran 8. Surat ijin penelitian dari Kesbangpolinmas Kabupaten/Kota
Lampiran 9. Surat ijin penelitian dari komite etik
Lampiran 10. Surat ijin penelitian dari Institusi lokasi penelitian
Lampiran 11. Lembar Pernyataan Analisa Data
Lampiran 12. Hasil Analisa Data
Lampiran 13. Formulir Persetujuan Perbaikan Proposal
Lampiran 14. Lembar Bimbingan Proposal
Lampiran 15. Surat Permohonan Ujian Skripsi
Lampiran 16. Persyaratan Mengikuti Ujian Skripsi
Lampiran 17. Lembar Bimbingan Skripsi

xv
DAFTAR SINGKATAN
ACE : Angiotensin-Converting Enzyme atau inhibitor atau penghambat
enzim pengubah angiotensin
ACE-I : Angioestin – Converting – Enzyme atau inhibitor
ADH : Anti-Deuretik Hormon
ARB : Angiotensin II Receptor Blockers atau golongan obat untuk
menurunkan tekanan darah pada kondisi hipertensi
DepKes-RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
LDL : Low-Density Lipoprotein atau lipoprotein densitas rendah
MAP : Mean Arterial Pressure atau tekanan darah rata-rata
NaCl : Natrium Klorida atau garam
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
WHO-ISH : World Health Organization-International Society Of Hypertension
WSH-ES : European Society Of Hypertension-European Society Of Cardiology

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO, 1999), usia lanjut dibagi
menjadi empat kriteria yaitu : usia pertengahan (middle age) ialah 45-59
tahun, lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90
tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun (Nugroho, 2008).
Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang
semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan
hidup. Jumlah lansia meningkat di seluruh indonesia menjadi 15,1juta jiwa
pada tahun 2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup
64,05 tahun. Tahun 2006 usia harapan hidup meningkat menjadi 66,2 tahun
dan jumlah dan jumlah lansia menjadi 19 juta orang, dan diperkirakan pada
tahun 2020 akan menjadi 29 juta atau 11,4%. Hal ini menunjukkan bahwa
jumlah lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu
(Riskesdas,2013 dalam Asnuddin, 2017).
Kejadian hipertensi banyak di temukan pada lansia. Hipertensi
merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni
mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia.
Berdasarkan data dari Depertemen Kesehatan, kasus tertinggi penyakit tidak
menular tahun 2011 adalah kelompok penyakit jantung dan pembuluh darah,
salah satunya adalah penyakit hipertensi sebesar 67.101 kasus (19,56%)
dibanding dengan jumlah keseluruhan hipertensi yang ada di Indonesia
(Depkes RI, 2011). Dari data profil kesehatan bali (2017), Di provinsi Bali
diketahui memiliki penduduk sebanyak 2.624.778, didapatkan hasil penduduk
laki-laki dan perempuan yang mengalami hipertensi sebanyak 132.444 dengan
persentase 13,71% (Dinkes Bali, 2017). Dari data profil Kabupaten
Klungkung pada tahun (2018), bahwa sebanyak 16.584 mengalami hipertensi
dan lebih banyak di alami oleh usia lanjut di daerah Klungkung (Dinkes
Klungkung, 2018)
Lansia cenderung mengalami masalah kesehatan yang disebabkan oleh
penurunan fungsi tubuh akibat proses penuaan. Proses penuaan merupakan
proses yang mengakibatkan perubahan-perubahan meliputi perubahan fisik,
psikologis, sosial dan spiritual. Pada perubahan fisiologis terjadi penurunan
sistem kekebalan tubuh dalam menghadapi gangguan dari dalam maupun luar
tubuh. Salah satu gangguan kesehatan yang paling banyak dialami oleh lansia
adalah pada sistem kardiovaskuler (Teguh, 2009). Secara alamiah lansia akan

1
mengalami penurunan fungsi organ dan mengalami labilitas tekanan darah
(Mubarak dkk, 2006). Oleh sebab itu, lansia dianjurkan untuk selalu
memeriksakan tekanan darah secara teratur agar dapat mencegah penyakit
kardiovaskuler khususnya hipertensi (Martono & Pranaka, 2009).
Olahraga merupakan upaya dalam menurunkan Hipertensi pada lansia,
tetapi olahraga secara berlebihan akan memicu peningkatan tekanan darah
sehingga semakin mendongkrak tekanan darah yang sudah tinggi ke level
yang bertambah tinggi dan beresiko terjadinya serangan jantung (Triangto,
2012). Olahraga sangat mempengaruhi terjadinya Hipertensi, di mana pada
orang yang kurang aktivitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut
jantung lebih tinggi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada
tiap kontraksi. Jika otot jantung semakin di pompa maka semakin besar
tekanan yang di berikan kepada arteri (Harianto, 2010). Perilaku olahraga
merupakan pergerakan anggota tubuh yang dapat menyebabkan pengeluaran
tenaga untuk pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, serta mempertahankan
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Perilaku olahraga
sangat penting peranannya terutama bagi lanjut usia (lansia). Olahraga secara
rutin mampu mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatannya lansia
(Fatmah, 2013). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan waktu
olahraga untuk lansia intensitas sedang minimal 150 menit dalam seminggu,
atau intensitas berat 75 menit dalam seminggu, olahraga keseimbangan paling
sedikit 3 kali seminggu dan olahraga kekuatan/ketahanan otot minimal 2 kali
seminggu (WHO, 2015 dalam Eko Kuswandono, 2019).
Dari penelitian yang dilakukan oleh Eko Kuswandono (2019),
didapatkan hasil yang menunjukkan nilai chi-square test sebesar 0,004
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
prilaku olahraga terhadap hipertensi. Demikian hasil penelitian ini
menunjukan ada hubungan secara signifikan antara prilaku olahraga terhadap
Hipertensi pada lansia di Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru dengan nilai Chi-
Square= 0.004, pada responden dengan penyait Hipertensi derajat 1 yang
melakukan aktivitas fisik olahraga dengan efektif terdapat 35 orang,

2
sedangkan responden dengan perilaku tidk efektif terdapat 21 orang. Pada
responden dengan Hipertensi derajat 2 terdapat perilaku efektif sebanyak 9
orang, sedangkan dengan perilaku tidak efektif sebanyak 21 orang. Pada uji
chi square, didapatkan nilai P sebesar 0,004.
Hasil data-data dan studi yang telah dilakukan, diketahui perilaku olah
raga memiliki hubungan yang signifikan pada tingkat hipertensi lansia.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap lansia penderita hipertensi disekitar lingkungan rumah dengan judul
“Hubungan Perilaku Olah Raga Terhadap Tingkat Hipertensi Lansia di
Puskesmas Klungkung 1”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, didapatkan rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Ada Hubungan Perilaku Olah
Raga Terhadap Tingkat Hipertensi Lansia?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya hubungan antara perilaku olah raga
terhadap tingkat hipertensi lansia
2. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi perilaku olah raga
b) Mengidentifikasi tingkat hipertensi lansia
c) Menganalisis hubungan perilaku olahraga terhadap tingkat
hipertensi lansia

3
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan bisa digunakan sebagai
acuan bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan perilaku
olah raga terhadap tingkat hipertensi lansia.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan agar bermanfaat bagi :
a. Bagi Masyarakat/Lansia
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan
bayangan kepada lansia bahwa perilaku olahraga memiliki
hubungan terhadap tingkat hipertensi.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Penelitian ini diharapkan bias digunakan sebagai acuan untuk
perawatan lansia (gerontik) bahwa perilaku olah raga memiliki
hubungan terhadap tingkat hipertensi pada lansia.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini membantu peneliti mengetahui bahwa adanya
hubungan perilaku olah raga terhadap tingkat hipertensi lansia.
Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sarana dalam
menerapkan ilmu dan teori di bangku kuliah dan dalam
melakukan perawatan lansia (gerontik).

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Usia Lanjut


1. Definisi
Lansia adalah sebuah proses normal menjadi tua tanpa suatu
kriteria usia tertentu di mana pada usia itu mengalami berbagai macam
perubahan baik perubahan molekul, sel dan perubahan kemampuan
fungsi organ. Ditinjau dari ilmu Geriatri (Stanley dan Patricia, 2007
dalam Kunti, dll 2016).

2. Klasifikasi
Klasifikasi umur menurut World Health Organization (WHO, 1999),
usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria yaitu :
a. usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun
b. lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun
c. lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun
d. usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun (Nugroho, 2008
dalam Asnuddin, 2017).

3. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia


Semakin bertambahanya umur manusia, terjadi proses penuaan
secara degenerative yang akan berdampak pada perubahan-perubahan
pada diri manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif,
perasaan, sosial dan sexual (Azizah, 2011).
a. Perubahan Fisik
1) Sistem Indra
a) Sistem pendengaran; Prebiakusis (gangguan pada pendengaran)
oleh karena hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada
telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada

5
yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata,
50% terjadi pada usia diatas 60 tahun.
b) Sistem Intergumen: Pada lansia kulit yang mengalami atropi,
kendur, tidak elastis kering dan berkerut. Kulit akan kekurangan
cairan sehingga menjadi tipis dan berbercak. Kekeringan kulit
disebabkan atropi glandula sebasea dan glandula sudoritera,
timbul pigmen atropi glandula sebasea dan glandula sudoritera,
timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal dengan liver
spot.

2) Sistem Muskuloskeletal:
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia yaitu jaringan
penghubung (kolagen dan elastin), kartilago, tulang, otot dan sendi.
a) Jaringan penghubung (kolagen dan elastin): Kolagen sebagai
pendukung utama kulit, tendon, tulang, kartilago dan jaringan
pengikat mengalami perubahan menjadi bentangan yang tidak
tertaur.
b) Kartilago: jaringan kartilago pada persendian menjadi lunak dan
mengalami granulasi, sehingga permukaan sendi menjadi rata.
Kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang dan
degenerasi yang terjadi cenderung kearah progresif,
konsekuensinya kartilago pada persendian menjadi rentan
terhadap gesekan. Tulang: kepadatan tulang setelah diamati
adalah bagian dari penuaan fisiologi, sehingga akan
mengakibatkan osteoporosis dan lebih lanjut akan
mengakibatkan nyeri, deformitas dan fraktur.
c) Otot: perubahan struktur otot pada penuaan sangat bervariasi
penurunan jumlah dan ukuran serabut otot, peningkatan jaringan,
penghubung dan jaringan lemak pada otot mengakibatkan efek
negatif.

6
d) Sendi: pada lansia jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon,
ligament dan fasia mengalami penuaan elastisitas.
3) Sistem Kardiovaskuler
Perubahan pada sistem kardiovaskuler pada lansia adalah
massa jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertropi
sehingga peregangan jantung berkurang, kondisi ini terjadi karena
perubahan jaringan ikat perubahan ini disebabkan oleh penumpukan
lipofusin, klasifikasi SA Node dan jaringan konduksi berubah
menjadi jaringan ikat.
4) Sistem Respirasi
Pada proses penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru,
kapasitas totalparu tetap teteapi volume cadangan paru bertambah
untuk mengkompensasi kenaikan ruang paru, udara yang mengalir
ke paru berkurang. Perubahan pada otot, kartilago dan sendi torak
mengakibatkan gerakan pernapasan terganggu dan kemampuan
peregangan toraks berkurang.
5) Pencernaan dan Metabolisme
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti
penurunan produksi sebagai kemunduran fungsi yang nyata karena
kehilangan gigi, indra pengecap menurun, rasa lapar menurun
(kepekaan rasa lapar menurun), liver (hati) makin mengecil dan
menurunnya tempat penyimpanan, dan berkurangnya aliran darah.
6) Sistem Perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan.
Banyak fungsi yang mengalami kemunduran, contohnya: laju
filtrasi, ekskresi dan reabsorpsi oleh ginjal.
7) Sistem Saraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan
atropi yang progresif pada serabut saraf lansia. Lansia mengalami

7
penurunan koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
8) Sistem Reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan
menciutnya ovary dan uterus. Terjadinya atropi payudara. Pada
laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun
adanya penurunan secara berangsur-angsur.

b. Perubahan Kognitif
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kognitif adalah:
1) Memory (Daya ingat, Ingatan)
2) IQ (Intellegent Quotient)
3) Kemampuan Belajar (Learning)
4) Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
5) Pemecahan Masalah (Problem Solving)
6) Pengambilan Keputusan (Decision Making)
7) Kebijaksanaan (Wisdom)
8) Kinerja (Performance)
9) Motivasi

c. Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah:
1) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (hereditas)
5) Lingkungan
6) Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
7) Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.

8
8) Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman
dan famili.
9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambar
diri, perubahan konsep diri.

d. Perubahan Spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya.
Lansia semakin matang (mature) dalam kehidupan keagamaan, hal ini
terlihat dalam berfikir dan bertindak sehari-hari.

e. Perubahan Psikososial
1) Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal
terutama jika lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti
menderita penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan
sensorik terutama pendengaran.
2) Duka Cita (Bereavement)
Meninggalnya psangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan
kesayangan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh
pada lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik dan
kesehatan.
3) Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu
diikuti dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi
suatu depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena stres lingkungan
dan menurunnya kemampuan adaptasi.
4) Gangguan Cemas
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panic, gangguan cemas
umum, gangguan stres setelah trauma dan gangguan obsesif
kompulsif, gangguan-gangguan tersebut merupakan kelanjutan dari

9
dewasa muda dan berhubungan dengan sekunder akibat penyakit
medis, depresi, efek samping obat, atau gejala penghentian mendadak
dari suatu obat.
5) Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham
(curiga), lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-barangnya
atau berniat membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang
terisolasi/diisolasi atau menarik diri dari kegiatan sosial.
6) Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku
sangat mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia
bermain-main dengan feses dan urinenya, sering menumpuk barang
dengan tidak teratur. Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut
dapat terulang kembali.

B. Konsep Dasar Perilaku Olah Raga


1. Definisi Perilaku Olahraga
Perilaku olahraga merupakan pergerakan anggota tubuh yang dapat
menyebabkan pengeluaran tenaga untuk pemeliharaan kesehatan fisik
dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
bugar sepanjang hari. Perilaku olahraga sangat penting peranannya
terutama bagi lanjut usia (lansia). Olahraga secara rutin mampu
mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatannya lansia
(Fatmah, 2013 dalam, Eko Kuswandono, 2019).

2. Manfaat Berolahraga
Manfaat berolahraga untuk lansia menurut Angga (2010: 2) adalah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan kekuatan otot jantung, memperkecil resiko
serangan jantung.

10
b. Melancarkan sirkulasi darah dalam tubuh, sehingga
menurunkan tekanan darah dan menghindari penyakit tekanan
darah tinggi.
c. Menurunkan kadar lemak dalam tubuh, sehingga membantu
mengurangi berat badan yang berlebih dan terhindar dari
obesitas.
d. Menguatkan otot-otot tubuh, sehingga otot tubuh menjadi
lentur dan terhindar dari penyakit rematik.
e. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga terhindar dari
penyakit-penyakit yang menyerang kaum lansia.
f. Mengurangi stress dan ketegangan pikiran.
g. Latihan atau olahraga dengan intensitas sedang dapat
memberikan keunmngan bagi para lansia melalui berbagai hal,
antara lain status kardiovaskuler, resiko fraktur, abilitas
fungsional dan proses mental.
h. Latihan menahan beban (might bearing exerase) yang intensif,
misainya berjalan adalah yang paling aman, murah dan paling
mudah serta sangat bermanfaat bagi sebagian besar lansia.

3. Durasi Berolahraga
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan waktu olahraga
untuk lansia intensitas sedang minimal 150 menit dalam seminggu,
atau intensitas berat 75 menit dalam seminggu, olahraga keseimbangan
paling sedikit 3 kali seminggu dan olahraga kekuatan/ketahanan otot
minimal 2 kali seminggu (WHO, 2015 dalam Eko Kuswandono,
2019).

4. Jenis-jenis Olahraga
Menurut Kementerian Kesehatan (2018), ada banyak pilihan
jenis olahraga atau aktivitas fisik untuk lansia yang dapat disesuaikan

11
dengan kebutuhan. Untuk intensitas sedang, misalnya, jalan kaki jarak
dekat, membersihkan rumah, bersepeda santai, naik tangga, hingga
berkebun. Sementara itu, aktivitas berat meliputi berenang, tai chi,
yoga, joging, jalan cepat, menggendong anak, sampai bulu tangkis.

C. Konsep Dasar Hipertensi


1. Definisi Hipertensi
Hipertensi didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah
sistolik, sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90
mmHg (Price & Wilson, 2006 dalam Grace dan Munawira, 2016).
Hipertensi adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja, baik
muda maupun tua. Hipertensi juga sering disebut sebagai silent killer
karena termasuk penyakit yang mematikan. Bahkan, hipertensi tidak
dapat secara langsung membunuh penderitanya, melainkan hipertensi
memicu terjadinya penyakit lain yang tergolong kelas berat dan
mematikan serta dapat meningkatkan resiko serangan jantung, gagal
jantung, stroke dan gagal ginjal (Pediastuti, 2013 dalam Nur Azizah,
dkk 2018). Hipertensi juga merupakan salah satu penyakit degeneratif,
umumnya tekanan darah bertambah secara perlahan dengan seiring
bertambahnya umur (Triyanto, 2014 dalam Nur Azizah, dkk 2018).

2. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC – VII 2003 (dalam Klasifikasi
Hipertensi Kementerian Kesehatan Indonesia, 2018)

12
Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC – VII 2003

Klasifikasi tekanan darah menurut WHO-ISH (World Health Organization-


International Society of Hypertension), dan ESH-ES (European Society of
Hypertension-European Society of Cardiology), 2014

Klasifikasi Sistolik Diastolik


Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Normal Tinggi 130 – 139 85 – 89
Hipertensi 140 – 159 90 – 99
Derajat I
Hipertensi 160 – 179 100 - 109
Derajat II
Hipertensi ≥ 180 ≥ 110
Derajat III
Hipertensi ≥ 140 < 90
Sistolik Terisolasi

Tabel 2.2. Klasifikasi tekanan darah menurut WHO-ISH (World


Health Organization-International Society of Hypertension), dan
ESH-ES (European Society of Hypertension-European Society of
Cardiology), 2014

3. Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya
angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme
(ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur

13
tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi
dihati. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan
diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru,
angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang
memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua
aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik
(ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar
pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan
volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang
diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan
tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan
ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian
intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya
akan meningkatkan tekanan darah.
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari kortek
sadrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki
peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan
ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam)
dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi
NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume
cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume
dan tekanan darah.

4. Manifestasi Klinis Hipertensi


Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H.,2016), tanda
dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri

14
oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial
tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan darahtidak teratur.

b. Gejala yang lazim


Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa
pasien yang menderita hipertensi yaitu :
1) Mengeluh sakit kepala, pusing
2) Lemas,
3) Kelelahan
4) Sesak nafas
5) Gelisah
6) Mual
7) Muntah
8) Epistaksis
9) Kesadaran menurut

5. Komplikasi Hipertensi
Menurut Ardiansyah, M. (2012) dalam AB Dewi (2019) komplikasi
dari hipertensi adalah :
a. Stroke
Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada di dalam otak
atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh nonotak.
Stroke bisa terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri-arteri
yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan
pembuluh darah sehingga aliran darah pada area tersebut
berkurang. Arteri yang mengalami aterosklerosis dapat
melemah dan meningkatkan terbentuknya aneurisma.

15
b. Infark Miokardium
Infark miokardium terjadi saat arteri koroner mengalami
arterosklerotik tidak pada menyuplai cukup oksigen ke
miokardium apabila terbentuk thrombus yang dapat
menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Karena
terjadi hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka
kebutuhan okigen miokardioum tidak dapat terpenuhi dan
dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
c. Gagal Ginjal
Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada
kapiler-kapiler glomerulus. Rusaknya glomerulus membuat
darah mengalir ke unti fungsionl ginjal, neuron terganggu, dan
berlanjut menjadi hipoksik dan kematian. Rusaknya
glomerulus menyebabkan protein keluar melalui urine dan
terjadilah tekanan osmotic koloid plasma berkurang sehingga
terjadi edema pada penderita hipertensi kronik.
d. Ensefalopati
Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi pada hipertensi maligna
(hipertensi yang mengalami kenaikan darah dengan cepat).
Tekanan yang tinggi disebabkan oleh kelainan yang membuat
peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam
ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Akibatnya
neuro-neuro disekitarnya terjadi koma dan kematian.

6. Penyebab Terjadi Hipertensi


Berdasarkan penyebab (Kemenkes, 2013)
a. Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial Hipertensi yang
penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun dikaitkan
dengan kombinasi faktor gaya hid up seperti kurang bergerak

16
(inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90%
penderita hipertensi.
b. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial Hipertensi yang
diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10% penderita
hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-
2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian
obat tertentu (misalnya pil KB).

7. Faktor Risiko Hipertensi


Menurut (Kemenkes, 2013) faktor risiko terjadinya hipertensi adalah:
a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
Faktor risiko yang melekat pada penderita hipertensi dan tidak
dapat diubah, antara lain: umur, jenis kelamin dan genetic.
1) Umur
Umur mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan
bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi menjadi
lebih besar. Menurut Riskesdas 2007 pada kelompok
umur >55 tahun prevalensi hipertensi mencapai >55%.
Pada usia lanjut, hipertensi ditemukan hanya berupa
kenaikan tekanan darah sistolik. Kejadian ini
disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh
darah besar.
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi.
Pria mempunyai risiko sekitar 2,3 kali lebih banyak
mengalami peningkatan tekanan darah sistolik
dibandingkan dengan perempuan, karena pria diduga
memiliki gaya hidup yang cenderung meningkatkan
tekanan darah. Namun, setelah memasuki menopause
prevalensi hipertensi pada perempuan meningkat.

17
Bahkan setelah usia 65 tahun, hipertensi pada
perempuan lebih tinggi disbanding dengan pria, akibat
faktor hormonal.

3) Keturunan (Genetik)
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi
(faktor keturunan) juga meningkatkan risiko hipertensi,
terutama hipertensi primer (essensial). Tentunya faktor
lingkungan lain ikut berperan. Faktor genetik juga
berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam dan
renin membran sel. Menurut Davidson bila kedua orang
tuanya menderita hipertensi, maka sekitar 45% akan
turun ke anak-anaknya, dan bila salah satu orang tuanya
yang menderita hipertensi maka sekitar 30% akan turun
ke anak-anaknya.

b. Faktor risiko yang dapat diubah


Faktor risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari
penderita hipertensi antara lain merokok, diet rendah serat,
konsumsi garam berlebihan, kurang aktivitas fisik, berat badan
berlebihan/kegemukan, konsumsi alcohol, dyslipidemia dan
stress.
1) Kegemukan (obesitas)
Kegemukan (obesitas) adalah persentase abnormalitas
lemak yang dinyatakan dalam Indeks Masa Tubuh
(Body Mass Index) yaitu perbandingan antara berat
badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Berat
badan dan indeks masa tubuh (MT) berkolerasi
langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah

18
sistolik. Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan
tetapi prevalensi hipertensi pada obesitas jauh lebih
besar. Risiko relative untuk menderita hipertensi pada
orang-orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan seorang yang badannya normal. Sedangkan,
pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33%
memiliki berat badan lebih (overweight).
2) Merokok
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon
monoksida yang dihisap melalui rokok akan memasuki
sirkulasi darah dan merusak lapisan dan merusak
lapisan endotel pembuluh darah arteri, zat tersebut
mengakibatkan proses artereosklerosis dan tekanan
darah tinggi. Pada studi autopsy, dibuktikan adanya
kaitan erat antara kebiasaan merokok dengan proses
artereosklerosis pada seluruh pembuluh darah.
Merokok juga meningkatkan denyut jantung, sehingga
kebutuhan oksigen otot-otot jantung bertambah.
Merokok pada penderita tekanan darah tinggi akan
semakin meningkatkan risiko kerusakan pembuluh
darah arteri.
3) Olah Raga
Olahraga yang teratur dapat membantu menurunkan
tekanan darah dan bermanfaat bagi penderita hipertensi
ringan. Dengan melakukan olahraga yang teratur
tekanan darah dapat turun, meskipun berat badan belum
turun.
4) Konsumsi garam berlebihan
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh
karena menarik cairan di luar sel agar tidak

19
dikeluarkan, sehingga akan meningkatkan volume dan
tekanan darah. Pada sekitar 60% kasus hipertensi
primer (essensial) terjadi respon penurunan tekanan
darah dengan mengurangi asupan garam. Pada
masyarakat yang mengkonsumsi garam 3 gram atau
kurang, ditemukan tekanan darah rerata yang rendah,
sedangkan pada masyarakat asupan garam sekitar 7-8
gram tekanan darah rerata lebih tinggi.
5) Dislipidemia
Kelainan metabolisme lipid (lemak) ditandai dengan
peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida,
kolesterol LDL dan atau penurunan kadar kolesterol
HDL dalam darah. Kolesterol merupakan faktor
penting dalam terjadinya aterosklerosis, yang kemudian
mengakibatkan peningkatan tahanan perifer pembuluh
darah sehingga tekanan darah meningkat.
6) Konsumsi alkohol berlebih
Pengaruh alcohol terhadap kenaikan tekanan darah
telah dibuktikan, namun mekanismenya masih belum
jelas. Diduga peningkatan kadar kortisol, peningkatan
volume sel darah merah dan peningkatan kekentalan
darah berperan dalam menaikkan tekanan darah.
Beberapa studi menunjukan hubungan langsung antara
tekanan darah dan asupan alcohol. Dikatakan bahwa,
efek terhadap tekanan darah baru Nampak apabila
mengkonsumsi alcohol sekitar 2-3 gelas ukuran standar
setiap harinya.
7) Psikososial dan stress
Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung,
marah, dendan, rasa takut, rasa bersalah) dapat

20
merangang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon
adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat
serta lebih kuat, sehingga tekanan darah meningkat.
Jika stress berlangsung lama, tubuh akan berusaha
mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan
organis atau perubahan patologis. Gejala yang muncul
dapat berupa hipertensi atau penyakit maag.

8. Penatalaksanaan Hipertensi
a. Non farmakologis
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat
menurunkan tekanan darah, dan secara umum sangat
menguntungkan dalam menurunkan risiko permasalahan
kardiovaskular. Pada pasien yang menderita hipertensi derajat
1, tanpa faktor risiko kardiovaskular lain, maka strategi pola
hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang harus
dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan. Bila setelah jangka
waktu tersebut, tidak didapatkan penurunan tekanan darah
yang diharapkan atau didapatkan faktor risiko kardiovaskular
yang lain, maka sangat dianjurkan untuk memulai terapi
farmakologi. Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh
banyak guidelines adalah :
1) Penurunan berat badan.
Mengganti makanan tidak sehat dengan memperbanyak
asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan
manfaat yang lebih selain penurunan tekanan darah,
seperti menghindari diabetes dan dislipidemia.
2) Mengurangi asupan garam.
Di negara kita, makanan tinggi garam dan lemak
merupakan makanan tradisional pada kebanyakan

21
daerah. Tidak jarang pula pasien tidak menyadari
kandungan garam pada makanan cepat saji, makanan
kaleng, daging olahan dan sebagainya. Tidak jarang,
diet rendah garam ini juga bermanfaat untuk
mengurangi dosis obat antihipertensi pada pasien
hipertensi derajat ≥ 2. Dianjurkan untuk asupan garam
tidak melebihi 2 gr/ hari
3) Olah raga
Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 –
60 menit/ hari, minimal 3 hari/ minggu, dapat
menolong penurunan tekanan darah. Terhadap pasien
yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga secara
khusus, sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk berjalan
kaki, mengendarai sepeda atau menaiki tangga dalam
aktifitas rutin mereka di tempat kerjanya.
4) Mengurangi konsumsi alkohol.
Walaupun konsumsi alkohol belum menjadi pola hidup
yang umum di negara kita, namun konsumsi alkohol
semakin hari semakin meningkat seiring dengan
perkembangan pergaulan dan gaya hidup, terutama di
kota besar. Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari
pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat
meningkatkan tekanan darah. Dengan demikian
membatasi atau menghentikan konsumsi alkohol sangat
membantu dalam penurunan tekanan darah.
5) Berhenti merokok.
Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti berefek
langsung dapat menurunkan tekanan darah, tetapi
merokok merupakan salah satu faktor risiko utama

22
penyakit kardiovaskular, dan pasien sebaiknya
dianjurkan untuk berhenti merokok.

b. Terapi farmakologi
Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila
pada pasien hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami
penurunan tekanan darah setelah > 6 bulan menjalani pola
hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi derajat ≥ 2.
Beberapa prinsip dasar terapi farmakologi yang perlu
diperhatikan untuk menjaga kepatuhan dan meminimalisasi
efek samping, yaitu :
1) Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal
2) Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat
mengurangi biaya
3) Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80
tahun ) seperti pada usia 55 – 80 tahun, dengan
memperhatikan faktor komorbid
4) Jangan mengkombinasikan angiotensin converting
enzyme inhibitor (ACE-i) dengan angiotensin II
receptor blockers (ARBs)
5) Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien
mengenai terapi farmakologi
6) Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur.
Algoritme tatalaksana hipertensi yang direkomendasikan
berbagai guidelines memiliki persamaan prinsip, dan dibawah
ini adalah algoritme tatalaksana hipertensi secara umum, yang
disadur dari A Statement by the American Society of
Hypertension and the International Society of Hypertension
2013 (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia,
2015).

23
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN VARIABEL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan kerangka konsep, hipotesis penelitian,
variable penelitian dan definisi operasional.
A. Kerangka Konsep
Kerangka Konsep adalah hubungan antara konsep yang dibangun
berdasarkan hasil-hasil studi empiris terdahulu sebagai pedoman dalam melakukan
penelitian (Moudy, 2016).

Faktor – Faktor Terjadi Hipertensi :


A. Faktor risiko yang tidak
Hipertensi (variable dependent) :
dapat diubah
1. Hipertensi Derajat I
1. Umur (sistolik 140-159,
2. Jenis Kelamin diastolik 90-99)
3. Keturunan (genetik)
2. Hipertensi Derajat II
B. Faktor risiko yang dapat
(sistolik 160-179, diastolic
diubah 100-109)
1. Kegemukan 3. Hipertensi Derajat III
(obesitas) (sistolik ≥ 180, diastolic
2. Merokok ≥110
3. Dislipidemia
4. Konsumsi garam
berlebih
5. Konsumsi alcohol
berlebih Komplikasi Hipertensi :
6. Psikososial dan 1. Stroke
stress 2. Infark Miokardium
7. Olah Raga (variable 3. Gagal ginjal
independent) 4. Ensefalopati

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Hubungan Perilaku Olahraga terhadap Tingkat


Hipertensi Lansia di Puskesmas Klungkung I.

Keterangan:
: Variabel yang tidak diteliti

24
: Variabel yang diteliti
: Alur penelitian
Penjelasan Kerangka Konsep

Faktor-faktor terjadinya hipertensi pada dibagi menjadi 2, yaitu : faktor risiko


yang tidak dapat diubah (umur, jenis kelamin, keturunan (genetik)) dan faktor risiko
yang dapat diubah (kegemukan (obesitas), merokok, dislipidemia, konsumsi garam
berlebih, konsumsi alkohol berlebih, psikososial dan stress, dan olah raga). Dalam
penelitian ini variabel yang diteliti adalah perilaku olah raga dan hipertensi pada
lansia. Perilaku olah raga merupakan variabel independent (bebas) yang
mempengaruhi variabel dependent (terikat) yaitu hipertensi pada lansia. Olah raga
yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/ hari, minimal 3 hari/ minggu,
dapat menolong penurunan tekanan darah.

B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan atau tuduhan bahwa sementara masalah
penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu benar) sehingga
harus diuji secara empiris (Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih
Sulistyastuti (2007:137)). Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya, dibagi
menjadi dua bagian yaitu hipotesis nihil yang biasa disingkat dengan (Ho) dan
hipotesis alternatif biasanya disebut hipotesis kerja atau disingkat (Ha).
Hipotesis nihil (Ho) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungannya
atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Sedangkan hipotesis
alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau
pengaruh antara variabel dengan variabel lain (Khaerul Muslim, 2013).
Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat, hipotesis dari
penelitian ini adalah Hipotesis alternatif (Ha) yaitu adanya hubungan perilaku
olah raga terhadap tingkat hipertensi lansia di Puskesmas Klungkung I.

25
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variable Penelitian
Variabel penelitian adalah karakter yang dapat diobservasi dari
unit amatan yang merupakan suatu pengenal atau atribut dari
sekelompok objek. Maksud dari variabel tersebut adalah terjadinya
variasi antara objek yang satu dengan objek yang lainnya dalam
kelompok tertentu (Sugiarto, 2017 dalam Muchlisin Riadi 2020).
Variable dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Variable Terikat
Variabel terikat (dependent variable) adalah
variabel respon atau output. Variabel terikat atau
dependen atau disebut variabel output, kriteria,
konsekuen, adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas
(Winarno, 2013 Muchlisin Riadi 2020). Variabel terikat
pada penelitian ini adalah hipertensi pada lansia.
b. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel
yang diduga sebagai sebab munculnya variabel variabel
terikat (Winarno, 2013 Muchlisin Riadi 2020). Variable
bebas pada penelitian ini adalah olah raga.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono
(2015) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau
kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun
definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut.

26
Table 3.1. Definisi Operasional Hubungan Perilaku Olah Raga Terhadap Tingkat
Hipertensi Lansia di Puskesmas 1 Klungkung.

No Variabel Definisi Cara dan Alat Hasil Skala


Operasional Pengumpulan Pengukuran
Data
1 Olahraga Olahraga merupakan Alat ukur yang Rentang skor Ordinal
upaya dalam digunakan adalah 10-50.

menurunkan hipertensi lembar kuesioner Semakin


perilaku olahraga tinggi skor
pada lansia, tetapi
yang maka
olahraga secara
dikembangkan perilaku
berlebihan akan
sendiri oleh okahraga
memicu peningkatan
peneliti dengan dikatakan
tekanan darah sehingga Skala Likert yang baik dan
semakin mendongkrak dibuat oleh peneliti semakin
tekanan darah yang dengan rendah skor
sudah tinggi ke level menggunakan perilaku
yang bertambah tinggi referensi kuesioner olahraga
dan beresiko terjadinya (Ch. M. Kristiani maka
serangan jantung. dan Julianty dikatakan
Pradono) dengan kurang. Maka
memberikan 10 perilaku
pertanyaan kepada olahraga
responden dan dikategorikan
responden akan sebagai
memberikan berikut:
jawaban yang Baik: 37-50
tegas. Cukup: 22-36
Kurang: 10-
21

2 Hipertensi Hipertensi Pengumpulan data Tekanan Ordinal


pada lansia didefenisikan sebagai yang digunakan darah dalam

27
peningkatan tekanan adalah dengan satuan
darah sistolik, mengumpulkan mmHg.

sedikitnya 140 mmHg data sekunder a. Hipertensi


melalui puskesmas Derajat I
atau tekanan diastolic
ketika pasien (akumulas
sedikitnya 90 mmHg.
melakukan i sistol
kunjungan untuk 140-159
pengecekan mmHg
tekanan darah. dan diastol
90-99
mmHg)
b. Hipertensi
Derajat II
(akumulas
i sistol
160-179
mmHg
dan diastol
100-109
mmHg)
c. Hipertensi
Derajat III
(akumulas
i sistol ≥
180
mmHg
dan
diastole ≥
110
mmHg)

28
Penelitian Terkait

1. Pada penelitian Eko Kuswandono (2019) dengan judul “Hubungan Perilaku


Olahraga Terhadaphipertensipada Lansia Di Puskesmas Sidomulyo
Pekanbaru” dengan tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
hubungan perilaku olahraga terhadap penyakit hipertensi pada lansia di
Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan metode cross
sectional. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dengan
jumlah 86 responden. Hasil studi penelitian menunjukkan adanya hubungan
perilaku olahraga terhadap penyakit hipertensi pada lansia di puskesmas
sidomulyo pekanbaru (p-value 0,004), sehingga perilaku olahraga dapat terus
dijadikan intervensi keperawatan khusus dan keperawatan komunitas.
2. Pada penelitian Ihsan Kurniawan, dkk (2019) dengan judul “Hubungan
Olahraga, Stress Dan Pola Makan Dengan Tingkat Hipertensi Di Posyandu
Lansia Di Kelurahan Sudirejo I Kecamatan Medan Kota” dengan survei
analitik dengan desain cross sectional yang dilakukan di puskesmas di
posyandu lansia di Kelurahan Sidorejo Di Kecamatan Medan kota pada bulan
maret – juli 2018 dengan tujuan mengetahui olahraga, stress dan pola makan
dengan tingkat hipertensi di posyandu lansia di kelurahan siderejo i
kecamatan medan kota tahun 2018. Populasi dan sampel dalam penelitian
berjumlah 45 orang. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan
olahraga, stres, dan pola makan tingkat hipertensi. Dari hasil uji statistik
dengan menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95% dengan
α= 0’05 diperoleh olahraga dengan tingkat hipertensi p=0,031 < 0,05, stress
dengan tingkat hipertensi p=0,018 < 0,05, pola makan dengan tingkat
hipertensi p=0,014 < 0,05. Disarankan pada para lansia untuk menyadari
betapa pentingnya menjaga kesehatan bagi para lansia yang menderita
hipertensi.
3. Pada penelitian Kesuma Indah Sriani, dkk (2016) dengan judul “Hubungan
Antara Perilaku Merokok Dan Kebiasaan Olahraga Dengan Kejadian

29
Hipertensi Pada Laki-Laki Usia 18-44 Tahun” bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara perilaku merokok dan kebiasaan olahraga dengan kejadian
hipertensi pada laki-laki usia 18-44 tahun di wilayah kerja Puskesmas Sungai
Besar Kecamatan Banjarbaru Selatan. Penelitian ini menggunakan rancangan
observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian
sebanyak 9.854 orang dan besar sampel diambil dengan rumus slovin
sebanyak 109 orang. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar isian dan
tensimeter. Variabel bebas yaitu perilaku merokok dan kebiasaan olahraga,
sedangkan variabel terikat yaitu kejadian hipertensi. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan uji chi– square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada hubungan antara perilaku merokok (p- value=0,0001 dan or=15,471) dan
kebiasaan olahraga (p-value=0,0001 dan or=11,147) dengan kejadian
hipertensi pada usia 18-44 tahun. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara perilaku merokok dan kebiasaan olahraga dengan
kejadian hipertensi pada laki-laki usia 18-44 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Sungai Besar Kecamatan Banjarbaru Selatan.
4. Pada penelitian Rizqia Risnawati, dkk (2020) dengan judul “Hubungan Pola
Makan, Tingkat Stres Dan Perilaku Olahraga Dengan Penyakit Hipertensi
Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Intan 2 Tahun 2020“
bertujuan mengetahui hubungan pola makan, tingkat stres dan perilaku
olahraga dengan penyakit hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas
Karang Intan 2 tahun 2020. Metode penelitian survey analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi lansia penderita hipertensi yang
berkunjung pada bulan januari sampai februari tahun 2020 di puskesmas
karang intan 2 kabupaten banjar sebanyak 103 orang dengan sampel sebanyak
51 responden menggunakan teknik simple random sampling. Uji statistik
menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
responden mengalami penyakit hipertensi ringan sebanyak 20 orang (39,2%).
Pola makan baik sebanyak 32 orang (62,7%). Tingkat stres mengalami stres
sedang sebanyak 32 orang (62,7%). Perilaku olahraga lansia ringan sebanyak

30
33 orang (64,7%). Ada hubungan pola makan dengan penyakit hipertensi pada
lansia (p-value = 0,000). Ada hubungan tingkat stres dengan penyakit
hipertensi pada lansia (p-value = 0,004). Ada hubungan perilaku olahraga
dengan penyakit hipertensi pada lansia (p-value = 0,029). Diharapkan
memperbaiki pola makan mengurangi kebiasaan mengkonsumsi makanan asin
dan berlemak, menghindari stres, dan melakukan olahraga secara teratur.
5. Pada penelitian Dwi Wahyuningsih, dkk (2015) dengan judul “Hubungan
Antara Perilaku Olahraga Dan Merokok Dengan Kejadian Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo” bertujuan
penelitian ini ialah untuk menganalisis hubungan antara perilaku olahraga dan
merokok dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kartasura
Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini bersifat analitik kuantitatif dengan desain
penelitian cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Kartasura Kabupaten Sukoharjo dengan jumlah sampel 137 orang.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sedangkan
teknik uji statistik menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara perilaku olahraga dengan
kejadian hipertensi (p=0,048>α=0,05; rp=1,425; 95% ci: 0,987-2,058). Ada
hubungan antara merokok dengan kejadian hipertensi (p=0,048>α=0,05;
rp=1,477; 95% ci: 1,016-2,148) di wilayah kerja Puskesmas Kartasura
Kabupaten Sukoharjo.

31
BAB IV

METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan tentang desain penelitian, waktu dan tempat penelitian,
populasi dan sampel, alat dan tehnik pengumpulan data, tehnik analisa data serta etika
dalam penelitian.

A. Desain Penelitian
Desain penelitian memberikan kerangka kerja untuk mengumpulkan
serta menganalisa data. Pemilihan desain penelitian merefleksikan tentang
prioritas dalam proses penelitian, termasuk menggambarkan hubungan sebab
akibat diantara variabel-variabel penelitian (Swarjana, 2015). Desain penelitian
yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik korelasi dengan metode
pendekatan cross-sectional. Desain penelitian analitik korelasi merupakan
penelitian yang menghubungkan variabel satu dan variabel lainnya, selanjutnya
diuji secara statistic (uji hipotesis) atau dikenal dengan uji korelasi yang
menghasilkan koefisien korelasi (Swarjana, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan perilaku olahraga terhadap tingkat hipertensi lansia di
Puskesmas Klungkung I.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas 1
Klungkung. Berdasarkan data dari profil Kabupaten Klungkung pada tahun
(2018), bahwa sebanyak 16.584 mengalami hipertensi dan lebih banyak di
alami oleh usia lanjut di daerah Klungkung (Dinkes Klungkung, 2018).
Lokasi penelitian ini dipilih karena masih kurangnya perilaku olahraga pada
lansia untuk mengurangi tingkat hipertensi sehingga tingginya tingkat
prevalensi hipertensi di Kabupaten Klungkung.

32
2. Waktu Penelitian
Pengambilan data penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari
sampai dengan Maret 2021.

C. Populasi, Sampel dan Sampling


1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu atau objek atau fenomena
yang secara potensial dapat diukur sebagai bagian dari penelitian
(Mazhindu dan Scott, 2005 dalam Swarjana, 2016). Populasi dalam
penelitian ini adalah lansia penderita hipertensi yang mengunjungi
Puskesmas 1 Klungkung dengan jumlah 663 responden.
2. Sampel
Sampel adalah kumpulan individu-individu atau objek-objek yang
dapat diukur yang mewakili populasi. Sampel adalah bagian dari populasi
yang dipilih secara random maupun non-random sekaligus dapat
digunakan untuk menggambarkan keadaan populasi (Swarjana, 2016).
a. Besar Sampel
Besar sampel ditentukan dengan rumus Slovin menurut Sugiyono
(2011).

N
n=
1+ N (e)2

Keterangan :

n = Ukuran sampel / jumlah sampel

N = Ukuran populasi

e = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan


sampel yang masih bias ditolerir; e = 0,1

33
Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut :

Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar

Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 663


responden, sehingga presentase kelonggaran yang digunakan
adalah 10% dan hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk
mencapai kesesuaian. Maka untuk mengetahui sampel penelitian,
dengan perhitungan sebagai berikut :

N
n=
1+ N (e)2

663
n= 2
1+663 (0,1)

663
n=
1+663 (0,01)

663
n=
7,63

n=86,8

Disesuaikan oleh peneliti menjadi 100 responden.

b. Kriteria Sampel
1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karateristik umum subjek penelitian
dalam suatu populasi yang akan diteliti (Nursalam, 2017 dalam,

34
KANL Ariandini 2019). Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a) Lansia yang mengunjungi Puskesmas I Klungkung
b) Lansia yang rajin mengikuti kegiatan olahraga
c) Lansia yang berumur 60-69 tahun
d) Lansia yang memiliki riwayat hipertensi
e) Lansia yang memiliki dan mampu menggunakan
gadget
f) Lansia yang bersedia menjadi responden dan yang
menandatangani informed consent.
2) Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah mengeluarkan subjek yang tidak
memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena dapat
mengganggu pengukuran maupun interprestasi hasil
(Nursalam, 2017 dalam KANL Ariandini 2019). Kriteria
eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Lansia yang dengan penyakit komplikasi.
b) Lansia yang sedang sakit atau tidak bisa mengikuti
kegiatan
c) Lansia yang berumur 70 tahun keatas
3. Sampling
Teknik sampling adalah merupakan pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat
berbagai Teknik sampling yang digunakan (Sugiyono, 2015 dalam R.
Rizaldi 2017). Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.
Metode purposive sampling dilakukan yangmana pengambilan sampel
dengan menetapkan ciri-ciri khusus sesuai tujuan penelitian sehingga
diharapkan dapat menjawab masalah penelitian (Swarjana, 2015).

D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data

35
1. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini membutuhkan data yang akurat, karena data yang


didapatkan sangat mempengaruhi hasil penelitian. Maka dari itu diperlukan
alat pengumpulan data (instrument penelitian) yang tidak saja valid tetapi
juga reliable. Selain ketepatan instrument penelitian, metode pengumpulan
data harus sesuai dengan data yang dikumpulkan (Swarjana, 2015). Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang merupakan
data langsung dari responden melalui pengisian kuesioner perilaku
olahraga dengan link google form dan mengumpulkan data lansia hipertensi
melalui data sekunder. Responden yang telah memenuhi kriteria inklusi
kemudian diberikan lembar inform consent. Setelah responden mengisi
lembar inform consent selanjutnya peneliti meminta nomor telepon yang
akan dimasukkan ke grup whatsapp. Setelah semua responden didapatkan,
responden dibagikan link google form melalui grup whatsapp tersebut dan
responden mengisi kuesioner perilaku olahraga. Data yang didapat
berdasarkan kuesioner kemudian dikumpulkan dan diolah agar menjadi
sebuah informasi.. Responden yang telah memenuhi kriteria insklusi
diberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian.

2. Alat Pengumpulan Data


a. Data Demografi Responden
Kuesioner berisikan tentang identitas responden, yaitu identitas
lansia meliputi nama inisial, umur, jenis kelamin, pendidikan
terakhir, status perkawinan, pekerjaan terakhir.
b. Kuesioner
Kuesioner adalah sederet pertanyaan-pertanyaan yang telah
disiapkan oleh peneliti yang digunakan sebagai alat untuk
mengumpulkan data penelitian (Swarjana, 2016). Kuesioner
diperlukan untuk mengetahui perilaku olahraga lansia. Pertanyaan

36
di dalam kuesioner merupakan pertanyaan bersifat tertutup (closed
ended item/ restricted items) (Swarjana, 2015). Kuesioner perilaku
olahraga merupakan pertanyaan tertutup yang menggunakan skala
ordinal dengan menggunakan skala likert yang memiliki 10
pernyataan. Pernyataan positif no 1,2,3,7,10 diberi kode 5 sangat
setuju (SS), kode 4 setuju (S), kode 3 kurang setuju (KS), kode 2
tidak setuju (TS), kode 1 sangat tidak setuju (STS). Penyataan
negatif no 4,5,6,8,9 diberi kode 1 sangat setuju (SS), kode 2 setuju
(S), kode 3 kurang setuju (KS), kode 4 tidak setuju (TS), kode 5
sangat tidak setuju (STS). Adapun kategori rentang skor perilaku
olahraga, yaitu : 10-22 : kurang baik, 23-36 : cukup baik, 37-50 :
baik
c. Uji Validitas
Uji validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti
prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan sebuah data.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengujikan alat ukur yang
digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut valid atau
tidak melalui uji validitas (Nursalam, 2020). Uji validitas dilakukan
untuk menguji apakah kuesioner dianggap valid atau tidak, maka
perlu dilakukan uji coba dan analisa. Pada penelitian ini, uji
validitas yang digunakan adalah face validity. Face validity
dilakukan untuk menguji apakah sudah baku dan pengujiannya
dapat dilakukan oleh seseorang yang ahli atau expert dalam
bidangnya (Swarjana, 2015). Pada face falidity akan diuji oleh dua
expert yang ahli dalam bidangnya. Uji validitas kuesioner ini
dilakukan di ITEKES Bali menggunakan uji validitas yaitu face
validity. Uji face validity ini dilakukan oleh dua orang dosen yang
expert (expert I dan expert II). Selama uji validitas peneliti
mendapatkan masukan dan arahan terhadap kuesioner yang
diajukan, seperti memperjelas petunjuk pengisian kuesioner dan

37
memperhatikan pertanyaan yang memiliki makna serupa. Hasil
pertanyaan dalam kuesioner tersebut akan dinyatakan valid jika
memenuhi syarat yaitu instruksi yang diberikan dalam kuesioner
jelas, tidak ada kata/ kalimat/ istilah yang tidak dimengerti oleh
responden, item atau pertanyaan yang ditanya jelas dan kategori
pilihan jawaban jelas. Pembimbing expert I dan II menyatakan
kuesioner memenuhi kriteria atau alat pengumpulan data dalam
lembar pernyataan face validity dengan menandatangani surat
keterangan uji validitas tersebut yang mana dapat digunakan
sebagai instrumen penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data


a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut:
1) Peneliti mempersiapkan SKRIPSI lengkap terlebih dahulu.
2) Peneliti telah mengajukan surat izin rekomendasi penelitian kepada
Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan Bali dengan nomor surat
DL.02.02.0735.TU.II.2021. Kemudian peneliti membawa surat
tersebut ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Provinsi Bali.
3) Peneliti telah mengajukan surat Ethical Clearance di Komisi Etik
Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali dengan Nomor
DL.02.02.0991.TU.II.2021
4) Peneliti mendapatkan izin dari Kepala Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali dengan nomor surat
070/865/IZIN-C/DISPMPT
5) Setelah surat izin dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali keluar, peneliti menyerahkan surat

38
rekomendasi ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Klungkung.
6) Peneliti mendapatkan surat izin dari Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Kabupaten Klungkung dengan nomor surat
503/031/RP/DPMPTSP/2020.
7) Peneliti membawa surat rekomendasi dari Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Kabupaten Klungkung ke Penanaman Modal dan Pelayanan
Satu Pintu, Dinas Kesehatan Klungkung, Dinas Kebudayaan,
Kepemudaan dan Olahraga Klungkung, Kapolsek Klungkung,
Danramil Klungkung, Camat Klungkung, dan Puskesmas Klungkung I.
8) Peneliti telah menyerahkan surat tembusan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Klungkung kepada Kepala UPTD Puskesmas Klungkung I.
9) Peneliti telah mempersiapkan lembar persetujuan (informend consent)
yaitu permohonan menjadi responden dan persetujuan menjadi
responden, dan mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam
penelitian, yaitu berupa kuesioner online.
b. Tahap Pelaksanaan
Setelah izin penelitian diperoleh, dilanjutkan ke tahap pelaksanaan
1) Peneliti bekerjasama dengan Kepala UPTD dan kader lansia
Puskesmas Klungkung I, untuk menginformasikan kepada lansia
maupun keluarga lansia terkait pelaksanaan penelitian secara online.
2) Proses seleksi responden dilakukan berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi dengan melakukan tehnik purposive sampling. Peneliti
memberikan surat persetujuan (inform concent) pada responden
sebelum pengumpulan data dilakukan.
3) Selanjutnya peneliti meminta nomor telepon lansia atau anggota
keluarga lansia yang ditemui saat melakukan pemeriksaan di poli
maupun saat bertemu di posyandu lansia yang akan dimasukkan ke
group whatsapp.

39
4) Ketika responden mengisi kuesioner online pada lembar pertama berisi
biodata peneliti secara lengkap, tujuan, manfaat penelitian dan
persetujuan menjadi responden yang disetujui oleh ibu hamil.
Pengisian kuesioner diharuskan mengisi sesuai dengan keadaan yang
dialami oleh responden tanpa campur tangan orang karena tidak akan
mempengaruhi pelayanan yang akan diperoleh terhadap lansia di
puskesmas
5) Jika responden mengalami masalah saat pengisian kuesioner,
responden dapat menghubingi peneliti ke nomor yang telah disediakan
atau bisa bertanya langsung kepada peneliti melalui Whatsapp group.
6) Peneliti mengucapkan terimakasih kepada responden karena telah
meluangkan waktu mengisi kuesioner dan bersedia menjadi responden.
7) Setelah selesai melakukan pengumpulan data, peneliti mengatakan
kepada Kepala UPTD dan kader lansia Puskesmas Klungkung I bahwa
pengumpulan data sudah selesai dilakukan dan mengucapkan
terimakasih.
8) Kemudian peneliti menginput data melalui google form dengan kolom
respon yang telah tersedia pada google form.
9) Selanjutnya peneliti telah melakukan pengolahan data dan analisa data

E. Rencana Analisa Data


1. Teknik Pengolahan Data
Menurut (Swarjana, 2015) langkah-langkah dalam proses pengolahan data
adalah sebagai berikut:
a. Editing
Editing merupakan tahap pertama dalam pengolahan data penelitian atau
data statistik. Editing yaitu proses melengkapi data yang kurang dan
memperbaiki atau mengoreksi data yang sebelumnya belum jelas. Peneliti
melakukan pemeriksaan pada kuesioner yang telah dijawab oleh responden,

40
peneliti memeriksa lembar inform consent responden. Pada lembar inform
consent, semua responden sudah mengisi tanda tangan yang berarti bersedia
menjadi responden dalam penelitian. Selanjutnya peneliti memeriksa
kejelasan jawaban, kesesuaian jawaban responden dengan kunci jawaban,
kelengkapan jawaban dan memberikan total skor.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data
yang terdiri dari beberapa kategori. Dalam penelitian ini, peneliti akan
melakukan coding untuk memudahkan proses pengelolaan data. Pemberian
kode yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Pada data demografi responden
a) Berdasarkan nama, ditulis dengan inisial
b) Berdasarkan jenis kelamin, kode (1) untuk laki-laki, kode (2)
untuk perempuan.
c) Berdasarkan pendidikan terakhir, kode (1) SD, kode (2) SMP,
kode (3) SMA), kode (4) Perguruan Tinggi, kode (5) Tidak
Sekolah.
d) Berdasarkan status perkawinan, kode (1) Menikah, kode (2) Tidak
Menikah, kode (3) Duda/Janda.
e) Berdasarkan pekerjaan terakhir, kode (1) PNS, kode (2) Pegawai
Swasta, kode (3) Wiraswata, kode (4) Tidak Bekerja, kode (5)
Lainnya.
2) Pada pernyataan dalam kuesioner
Pada penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner perilaku olahraga.
Pada kuesioner perilaku olahraga ini menggunakan skala likert yang
pernyataan positif diberi kode 5 sangat setuju (SS), kode 4 setuju (S),
kode 3 kurang setuju (KS), kode 2 tidak setuju (TS), kode 1 sangat tidak
setuju (STS) dan penyataan negatif no 4,5,6,8,9 diberi kode 1 sangat
setuju (SS), kode 2 setuju (S), kode 3 kurang setuju (KS), kode 4 tidak
setuju (TS), kode 5 sangat tidak setuju (STS).

41
c. Entry Data
Entry data merupakan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
dalam database komputer. Peneliti akan memasukkan semua data yang
diperoleh dari responden dengan menggunakan Statistical Program for
Social Science (SPSS). Dalam entry data, peneliti harus teliti dalam
memastikan agar tidak ada data yang tertinggal.
d. Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dimasukkan ke
dalam computer, tahap selanjutnya peneliti akan melakukan pemeriksaan
dan memastikan bahwa data yang telah dimasukkan bebas dari kesalahan
pada pengkodean maupun pembacaan kode, sehingga diharapkan data benar-
benar siap untuk dilakukan analisa data dan tidak ada missing data, peneliti
melanjutkan dengan analisis data.

2. Teknik Analisa Data


Analisa data penelitian merupakan salah satu tahapan penelitian yang sangat
penting yang harus dikerjakan dan dilalui oleh seorang peneliti (Swarjana,
2015). Penelitian ini menggunakan statistik inferensial yangmana untuk
melakukan analisis data penelitian yang ingin menguji hipotesis (hypothesis
test). Variabel dalam penelitian ini adalah perilaku olahraga dan hipertensi pada
lansia. Adapun analisa yang dilakukan diantaranya yaitu:
a. Analisa Univariat
Analisa univariat merupakan analisa data yang terkait dengan pengukuran
satu variabel pada waktu tertentu (Swarjana, 2016). Variabel dalam
penelitian ini adalah perilaku olahraga dan hipertensi pada lansia. Variabel
pada penelitian ini yaitu:
1) Analisa data untuk perilaku olahraga
Data variabel perilaku olahraga menggunakan skala likert yang
memiliki 6 pernyataan. Pernyataan positif no 1,2,3,7,10 diberi kode

42
5 sangat setuju (SS), kode 4 setuju (S), kode 3 kurang setuju (KS),
kode 2 tidak setuju (TS), kode 1 sangat tidak setuju (STS).
Penyataan negatif no 4,5,6,8,9 diberi kode 1 sangat setuju (SS),
kode 2 setuju (S), kode 3 kurang setuju (KS), kode 4 tidak setuju
(TS), kode 5 sangat tidak setuju (STS). Hasil skor terendah adalah
10 dan skor tertinggi adalah 50. Dari hasil jawaban kuesioner
perilaku olahraga, skor yang didapatkan dijumlahkan dan hasilnya
digolongkan dalam kategori yang sudah ditentukan. Semakin
rendah skor yang didapat oleh responden makan perilaku olahraga
responden semakin kurang dan sebaliknya apabila responden
mendapat skor semakin tinggi, maka perilaku olahraga responden
semakin baik. Adapun kategori rentang skor perilaku olahraga,
yaitu : 10-22 : kurang baik, 23-36 : cukup baik, 37-50 : baik
2) Analisa data untuk Hipertensi
a) Hipertensi Derajat I (akumulasi sistol 140-159 mmHg dan diastol 90-
99 mmHg)
b) Hipertensi Derajat II (akumulasi sistol 160-179 mmHg dan diastol
100-109 mmHg)
c) Hipertensi Derajat III (akumulasi sistol ≥ 180 mmHg dan diastol ≥
110 mmHg)
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat merupakan analisa data yang terkait dengan pengukuran
dua variabel pada waktu tertentu (Swarjana, 2016). Analisa bivariat dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independent dengan variabel dependent. Variabel independent dalam
penelitian ini adalah perilaku olahraga sedangkan variabel dependent dalam
penelitian ini adalah hipertensi. Pada penelitian ini menggunakan analisa
bivariat, data yang dianalisa adalah hubungan perilaku olahraga terhadap
tingkat hipertensi lansia menggunakan uji Spearman Rank (Rho), dimana uji
ini digunakan untuk menguji data yang ordinal level atau masalah dengan

43
small data sets (Swarjana, 2016). Penelitian ini menggunakan uji asumsi
Kolmogorov-smirnov. Uji Kolmogorov-smirnov digunakan karena jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah lebih dari 50. Dengan demikian
hubungan perilaku olahraga terhadap tingkat hipertensi lansia di Puskesmas
Klungkung I dapat diketahui. Data selanjutnya diolah dengan komputer
menggunakan program Microsoft Excel dan dianalisa dengan program
Statistical Program for Social Science (SPSS) for windows versi 25. Setelah
mendapatkan hasil pengolahan data, kemudian bandingkan nilai korelasi
berdasarkan tabel Spearman, sehingga dapat disimpulkan uji hipotesis yang
didapatkan. Interpretasi hasil uji hipotesis yang dibuat berdasarkan kekuatan
korelasi, nilai signifikan dan arah korelasi. Dari uji statistik tersebut hasil
yang bisa didapatkan yaitu:
1) Nilai signifikansi hipotesis
Nilai signifikansi hipotesis menurut Swarjana (2016), yaitu:
a) Jika nilai signifikansi (sig) <α (0,05), maka Ho ditolak dan Ha
diterima merupakan hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan
atau hubungan diantara dua variabel.
b) Jika nilai signifikansi (sig) >α (0,05), maka Ho diterima dan Ha
ditolak merupakan hipotesis yang menyatakan tidak adanya
hubungan antara perbedaan atau hubungan diantara dua variabel.
2) Arah kolerasi
Arah korelasi menurut Swarjana (2016), yaitu:
a) Sifat hubungan positif (+) berarti jika variabel X mengalami
kenaikan maka variabel Y juga akan mengalami kenaikan atau
sebaliknya jika variabel Y mengalami kenaikan maka variabel X
juga akan mengalami kenaikan.
b) Sifat hubungan negatif (-) berarti jika variabel X mengalami
kenaikan maka variabel Y akan mengalami penurunan atau
sebaliknya jika variabel Y mengalami kenaikan maka variabel X
akan mengalami penurunan.

44
3) Pedoman untuk menginterpretasikan hubungan atau koefisien kolerasi
menurut Sugiyono (2016), yaitu:
a) 0,00 – 0,199 : korelasi memiliki hubungan sangat rendah.
b) 0,20 – 0,399 : korelasi memiliki keeratan rendah.
c) 0,40 – 0,599 : korelasi memiliki keeratan sedang.
d) 0,60 – 0,799 : korelasi memiliki keeratan kuat.
e) 0,80 – 1,000 : korelasi memiliki keeratan sangat kuat.

F. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam
penelitian, mengingat begitu penting dan seriusnya aspek etika dalam penelitian,
seorang peneliti harus betul-betul berpegang teguh terhadap beberapa prinsip etika
dalam penelitian (Swarjana, 2015). Masalah etika yang harus diperhatikan antara
lain sebagai berikut:
1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Lembar persetujuan adalah suatu lembaran yang berisikan tentang permintaan
persetujuan kepada calon responden dengan membutuhkan tanda tangan pada
lembaran informed consent tersebut. Informed consent diberikan sebelum
responden mengisi lembar kuesioner dengan tujuan agar responden mengerti
maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampak dari penelitian tersebut.
Beberapa informasi yang ada dalam informed consent tersebut antara lain
meliputi partisipasi, responden, tujuan dilakukannya pengumpulan data,
potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, biaya dan lain-lain.
Apabila responden menerima atau setuju dilakukan penelitian, maka responden
menandatangani lembar persetujuan terlebih dahulu. Apabila saat penelitian ada
responden yang tidak bersedia menjadi responden penelitian, maka peneliti
tidak memaksa dan tetap menghormati hak responden untuk menolak menjadi
responden penelitian.

45
2. Tanpa nama (anonimity)
Anonimity merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan
cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden dalam alat ukur
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data (kuesioner)
tersebut sehingga kerahasiaan data responden akan tetap terjaga.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Kerahasiaan merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
penelitian penelitian.
4. Beneficence
Beneficence adalah salah satu prinsip etika yang dilakukan dalam penelitian,
bertujuan untuk memberikan manfaat bagi partisipan yang didapatkan dari
penelitian yang dilakukan.
5. Menghormati Martabat Manusia (Respect for Human Dignity)
a. The right to selft- determination
Prinsip ini adalah prospective participant yang memiliki hak untuk
menentukan secara sukarela apakah ingin berpartisipasi dalam penelitian
ataupun menolaknya.
b. The right to full disclosure
Full disclosure berarti peneliti sudah menjelaskan secara detail tentang
sifat dari penelitian.
6. Keadilan (Justice)
Partisipan berhak diperlakukan secara adil selama berpartisipasi dalam
penelitian dan peneliti tidak melakukan diskriminasi pada saat memilih
responden.

46
BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan ditampilkan hasil penelitian yang dikelompokkan menjadi
gambaran umum lokasi penelitian, karakteristik responden yang meliputi umur, jenis
kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan dan status perkawinan serta hasil penelitian
tentang hubungan perilaku olahraga terhadap tingkat hipertensi lansia.

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Klungkung I terletak di Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung


tepatnya di Jl. Kubon Tubuh, Gelgel, Kec. Klungkung, Kabupaten Klungkung, Bali
80716. Didirikan pada tahun 1974 dan beroperasi mulai bulan April 1975. Adapun
Visi Puskesmas Klungkung I yaitu Prima Dalam Pelayanan dan Mantap Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Menuju Kecamatan Klungkung Yang Unggul dan
Sejahtera. Visi Puskesmas Klungkung I adalah gambaran masyarakat Indonesia
umumnya serta masyarakat di wilayah kerja Klungkung I khususnya yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan yaitu masyarakat yang individunya hidup
dalam lingkungan bersih dan sehat, berprilakunya hidup bersih dan sehat, memiliki
kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,
sehingga memilki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Puskesmas ini melayani
berbagai program puskesmas seperti periksa kesehatan (check up), pembuatan surat
keterangan sehat, rawat jalan, lepas jahitan, ganti balutan, jahit luka, cabut gigi,
periksan tensi, tes hamil, bersalin / persalinan, periksa anak, tes golongan darah, asam
urat, kolesterol dan lainnya.

B. Hasil Penelitian terhadap Variabel


Pada sub bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian meliputi karakteristik responden,
distribusi frekuensi variable penelitian, uji korelasi analisa univariat dan analisa
bivariat. Analisa univariat meliputi analisa perilaku olahraga dan tingkat (derajat)

47
hipertensi lansia. Analisa bivariat meliputi hubungan perilaku olahraga terhadap
tingkat hipertensi lansia.
1. Analisa Univariat
a. Karakteristik Responden
Karakteristik responden di Puskesmas Klungkung I diuraikan
berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan dan
status perkawinan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100
responden.

Tabel 5.1. Frekuensi (f) dan persentase (%) karakteristik


umum responden pada Puskesmas Klungkung I

Pada Tabel 5.1. dapat dilihat bahwa dari 100 responden, karakteristik
responden berdasarkan umur yang terbanyak pada umur 60-65 tahun yaitu sebanyak
53 Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
Umur
60-65 tahun 53 53,0
66-69 tahun 47 47,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 40 40,0
Perempuan 60 60,0
Pendidikan Terakhir
SD 3 3,0
SMP 17 17,0
SMA 61 61,0
Perguruan Tinggi 18 18,0
Tidak Sekolah 1 1,0
Perkawinan
Menikah 68 68,0
Tidak Menikah 2 2,0
Janda/duda 30 30,0
Pekerjaan
PNS 25 25,0
Pegawai Swasta 9 9.0
Wiraswasta 14 14,0
48
Tidak Bekerja 19 19,0
Lainnya… 33 33,0
responden (53,0%). Berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih banyak
dibandingkan laki-laki yaitu sebanyak 60 responden (60,0%). Berdasarkan
pendidikan terkahir yang terbanyak adalah SMA sebanyak 61 responden (61,0%).
Berdasarkan perkawinan yang terbanyak adalah menikah sebanyak 68 responden
(68%). Berdasarkan pekerjaan yang terbanyak adalah lainnya (seperti buruh, tukang
bersih dll) sebanyak 33 responden (33,0%).

b. Perilaku Olahraga

49
Tabel 5.2. Distribusi domain perilaku olahraga terhadap tingkat hipertensi
lansia di Puskesmas Klungkung I (n=100)

No Pernyataan SS S KS TS STS
n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)
1 Saya melakukan olahraga 22 (22%) 51 (51%) 22 (22%) 6 (6%) 0 (0%)
minimal 3 kali seminggu

2 Sebelum olahraga, saya 26 (26%) 64 (64%) 9 (9%) 1 (1%) 0 (0%)


melakukan pemanasan

3 Saya melakukan olahraga 24 (24%) 70 (70%) 6 (6%) 0 (0%) 0 (0%)


selama 30-60 menit setiap
berolahraga

4 Berolahraga hanya 1 2 (2%) 12 (12%) 74 (74%) 14 (14%) 0 (0%)


kali dalam seminggu
mampu membantu
mengurangi tanda dan
gejala akibat penyakit
hipertensi
5 Setelah berolahraga, tidak 8 (8%) 2 (2%) 17 (17%) 70 (70%) 3 (3%)
perlu melakukan
pendinginan

6 Berolahraga setiap hari 0 (0%) 0 (0%) 7 (7%) 83 (83%) 10 (10%)


dengan durasi ≥120 menit
setiap berolahraga
7 Setelah berolahraga saya 80 (80%) 18 (18%) 2 (2%) 0 (0%) 0 (0%)
merasa lebih sehat

8 Gerakan senam/yoga untuk 0 (0%) 0 (0%) 7 (7%) 38 (38%) 55 (55%)


lansia sulit dilakukan

9 Saya tidak berolahraga 11 (11%) 55 (55%) 28 (28%) 1 (1%) 5 (5%)


karena saya sibuk. Contoh :
mengajak cucu, ke sawah,
dll.
10 Rutin berolahraga minimal 3 38(38%) 60 (60%) 2 (2%) 0 (0%) 0 (0%)
kali seminggu mampu
meringankan dan
mengurangi tanda dan gejala
akibat penyakit hipertensi

Berdasarkan Tabel 5.2. untuk pernyataan perilaku olahraga no 1 sebanyak


51% responden memilih S (setuju). Lansia rutin melakukan olahraga dirumah

50
maupun dibanjar sangat banyak memiliki manfaat untuk tubuh seperti
meningkatkan kekuatan otot jantung, memperkecil resiko serangan
jantung, melancarkan sirkulasi darah dalam tubuh, sehingga
menurunkan tekanan darah dan menghindari penyakit tekanan darah
tinggi, menurunkan kadar lemak dalam tubuh, sehingga membantu
mengurangi berat badan yang berlebih dan terhindar dari obesitas, dll.

Untuk pernyataan perilaku olahraga no 2 sebanyak 64%


responden memilih S (setuju). Sebelum melakukan olahraga, wajib
melakukan pemanasan agar saat berolahraga otot tubuh tidak tegang
yang menyebabkan terjadinya kram, mengurangi resiko cedera, dan
meningkatkan fleksibilitas tubuh saat berolahraga.

Untuk pernyataan perilaku olahraga no 3 sebanyak 70%


memilih S (setuju) dan pernyataan no 6 sebanyak 83% memilih TS
(tidak setuju). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan waktu
olahraga untuk lansia intensitas sedang minimal 150 menit dalam
seminggu, atau intensitas berat 75 menit dalam seminggu. Yang mana
bisa dikatakan 30-60 menit setiap berolahraga dengan frekuensi 3 kali
dalam seminggu.

Untuk pernyataan perilaku olahraga 4 sebanyak 74% memilih


KS (kurang setuju) dan pernyataan no 10 sebanyak 60% memilih S
(setuju). Berolahraga secara rutin pada lansia mampu mengurasi tanda
dan gejala dari hipertensi seperti mengurangi sakit kepala, pusing dan
mual karena membantu melancarkan sirkulasi darah dalam tubuh.

Untuk pernyataan perilaku olahraga no 5 sebanyak 70 %


responden memilih TS (tidak setuju). Melakukan pendinginan setelah
melakukan olahraga wajib dilakukan untuk merilekskan otot-otot yang
tegang saat berolahraga, mengembalikan frekuensi detakan jantung
kembali normal dan mengatur laju nafas setelah berolahraga.

51
Untuk pernyataan perilaku olahraga no 7 sebanyak 80%
memilih SS (sangat setuju). Setelah berolahraga, lansia mengatakan
merasa badan terasa lebih ringan dan segar dibandingkan tidak
melakukan pergerakan atau olahraga. Yang mana berolahraga mampu
mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatannya pada lansia.

Untuk pernyataan perilaku olahraga no 8 sebanyak 55%


memilih STS (sangat tidak setuju). Gerakan olahraga atau senam pada
lansia telah dirancang sedemikian rupa agar lansia mudah untuk
mengikuti gerakan-gerakan senam dan senang melakukan olahraga.

Untuk pernyataan perilaku olahraga no 9 sebanyak 60%


memilih S (setuju). Sebagian lansia mengatakan terhalang waktu
untuk berolahraga karena harus mengajak cucu, bekerja, dll yang
mana membuat beberapa lansia tidak bisa melakukan olahraga
maupun hanya sekedar bergerak agar dapat berolahraga.

Tabel 5.3. Kategori Perilaku olahraga terhadap tingkat hipertensi


lansia di Puskesmas Klungkung I

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)


Kategori Tingkat Perilaku Olahraga
Baik 73 73,0
Cukup 27 27,0
Berdasarkan Tabel 5.3. menunjukan bahwa sebanyak 73%
responden memiliki perilaku olahraga yang baik.

c. Tingkat (Derajat) Hipertensi

52
Pada tingkat (derajat) hipertensi menggunakan Mean Arterial
Pressure (MAP) yang mana MAP adalah hasil rata-rata tekanan darah
arteri yang dibutuhkan untuk sirkulasi darah sampai ke otak.
sistol+2(diastol)
Rumus menghitung MAP : MAP =
3

Tabel 5.4. Frekuensi Hipertensi berdasarkan nilai MAP post


olahraga

Nilai MAP Frekuensi (f) Persentase


(%)
83 15 15%
90 18 18%
93 26 26%
97 18 18%
100 8 8%
103 5 5%
107 3 3%
110 4 4%
Berdasarkan Tabel 5.4. menunjukan bahwa sebanyak 26%
responden memiliki nilai MAP 93.

Tabel 5.5. Kategori Hipertensi berdasarkan nilai MAP post


olahraga

Kategori Nilai MAP Frekuensi (f) Persentase


(mmHg) (%)
Normal <93 36 36%
Pre Hipertensi 93-105 57 57%
Hipertensi Stage 1 106-119 7 7%
Hipertensi Stage 2 120 atau >120 0 0%

53
Hipertensi Stage 0%
133 atau >133 0
Krisis
Berdasarkan Tabel 5.5. menunjukan bahwa sebanyak 57%
responden memiliki nilai MAP 93-105 yang termasuk dalam kategori
pre-hipertensi.

2. Analisa Bivariat
Pada analisa bivariat merupakan hasil penelitian berupa hubungan
antara perilaku olahraga terhadap tingkat hipertensi lansia yang disajikan
dalam bentuk tabel. Setelah dilakukan uji normalitas data menggunakan
Kolmogorov Smirnov, hasil menunjukkan data tidak berdistribusi normal.
Oleh karena itu, uji korelasi yang digunakan pada penelitian ini adalah uji non
parametric yaitu Spearman (rho) dengan hasil sebagai berikut :
a. Uji Normalitas data
Pada penelitian ini, dilakukan uji normalitas data untuk menentukan
parameter uji univariat dan sekaligus sebagai uji asumsi untuk analisa
bivariat. Sampel pada penelitian ini >50 0rang, maka untuk menguji
normalitas data digunakan Kolmogorov Smirnov.
Berdasarkan Tabel 5.6. Hasil uji normalitas perilaku olahraga
dan tingkat hipertensi menurut MAP (n=100)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Total Skor MAP Post
Perilaku Olah Olga
Raga
N 100 100
Mean 38.7500 94.1400
Normal Parameters a,b Std.
2.85464 6.19224
Deviation
Absolute .119 .193

54
Most Extreme Positive .102 .193
Differences Negative -.119 -.094
Kolmogorov-Smirnov Z 1.193 1.930
Asymp. Sig. (2-tailed) .116 .001
Berdasarkan Tabel 5.6. hasil test normality dengan
Kolmogorov Smirnov yaitu nilai signifikan untuk variable perilaku
olahraga adalah 0,116 dan tingkat hipertensi menurut MAP adalah
0.001 dapat disimpulkan bahwa nilai kedua variable baik perilaku
olahraga maupun tingkat hipertensi menurut MAP adalah tidak
berdistribusi normal.

b. Hubungan Perilaku Olahraga terhadap Tingkat Hipertensi Lansia


Tabel 5.7. Hasil korelasi spearman (rho) perilaku olahraga dengan
tingkat hipertensi menurut MAP (n=100)
Correlations
Kategori Skor Kategori MAP
Perilaku Olah Post Olga
Raga

Correlation
Kategori Skor 1.000 .091
Coefficient
Perilaku Olah
Sig. (2-tailed) . .368
Raga
Spearman's N 100 100
rho Correlation
.091 1.000
Kategori MAP Coefficient

Post Olga Sig. (2-tailed) .368 .

N 100 100

Berdasarkan Tabel 5.7. diatas menunjukkan bahwa hasil uji


statistic dengan Spearman (rho) n = 100 dengan level signifikan p-value
(0.368) > 0,05 yang artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini

55
menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara kedua variable, yaitu
tidak ada hubungan perilaku olahraga terhadap tingkat hipertensi lansia.

56
BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan yaitu
tentang hubungan perilaku olahraga terhadap tingkat hipertensi lansia. Pada bab ini
juga akan dijelaskan tentang keterbatasan penelitian.

A. Perilaku Olahraga
Sesuai dengan tujuan pertama penelitian ini yaitu mengidentifikasi
perilaku olahraga lansia. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Klungkung I
yang melibatkan 100 responden lansia. Hasil pada penelitian perilaku
olahraga didapatkan hasil sebagian besar responden memiliki perilaku
olahraga yang baik. Pihak puskesmas maupun kader mengingatkan responden
maupun lansia yang ada di wilayah kerja untuk berolahraga yang baik dan
benar sesuai anjuran.
Perilaku olahraga memperoleh hasil lebih tinggi karena lansia
mengikuti anjuran kader puskesmas untuk rutin melakukan olahraga guna
membantu menurunkan tekanan darah dan menyehatkan tubuh. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan waktu olahraga untuk lansia
intensitas sedang minimal 150 menit dalam seminggu, atau intensitas berat 75
menit dalam seminggu (WHO, 2015 dalam Eko Kuswandono, 2019).
Perilaku olahraga merupakan pergerakan anggota tubuh yang dapat
menyebabkan pengeluaran tenaga untuk pemeliharaan kesehatan fisik dan
mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar
sepanjang hari. Perilaku olahraga baik sangat penting peranannya untuk
kesehatan tubuh terutama bagi lanjut usia (lansia). Olahraga secara rutin
mampu mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatannya lansia
(Fatmah, 2013 dalam, Eko Kuswandono, 2019). Secara alamiah lansia akan
mengalami penurunan fungsi organ dan mengalami labilitas tekanan darah.
Oleh sebab itu, lansia dianjurkan untuk selalu memeriksakan tekanan darah

57
secara teratur agar dapat mencegah penyakit kardiovaskuler khususnya
hipertensi
Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini sebanyak 73% dari 100
responden yang ada di wilayah kerja Puskesmas Klungkung I memiliki
perilaku olahraga yang masuk dalam kategori baik.

B. Tingkat Hipertensi Lansia


Sesuai dengan tujuan kedua penelitian ini yaitu mengidentifikasi
tingkat hipertensi. Lansia cenderung mengalami masalah kesehatan yang
disebabkan oleh penurunan fungsi tubuh akibat proses penuaan. Proses
penuaan merupakan proses yang mengakibatkan perubahan-perubahan
meliputi perubahan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Pada perubahan
fisiologis terjadi penurunan sistem kekebalan tubuh dalam menghadapi
gangguan dari dalam maupun luar tubuh. Salah satu gangguan kesehatan yang
paling banyak dialami oleh lansia adalah pada sistem kardiovaskuler (Teguh,
2009). Secara alamiah lansia akan mengalami penurunan fungsi organ dan
mengalami labilitas tekanan darah (Mubarak dkk, 2006). Oleh sebab itu,
lansia dianjurkan untuk selalu memeriksakan tekanan darah secara teratur agar
dapat mencegah penyakit kardiovaskuler khususnya hipertensi (Martono &
Pranaka, 2009).
Tingkat hipertensi pada lansia bisa terjadi karena beberapa penyebab,
salah satunya kurang aktivitas fisik atau olahraga. Rutin melakukan aktivitas
fisik atau olahraga melancarkan sirkulasi darah dalam tubuh, sehingga
menurunkan tekanan darah dan menghindari penyakit tekanan darah tinggi,
meningkatkan kekuatan otot jantung dan memperkecil resiko serangan
jantung.
Pada penelitian ini dapat disimpulkan 57% responden masih memiliki
tekanan darah diatas normal masuk dalam kategori pre hipertensi meskipun
sebagian besar responden memiliki nilai perilaku olahraga yang baik. Tingkat
hipertensi lansia disebabkan dari berbagai macam faktor tidak hanya karena

58
kurangnya aktivitas fisik melainkan bisa juga karena stress dan pola makan
tidak sehat atau konsumsi garam berlebih.
C. Hubungan Perilaku Olahraga terhadap Tingkat Hipertensi pada Lansia
Sesuai dengan tujuan penelitian yang ketiga yaitu menganalisa
hubungan perilaku olahraga terhadap tingkat hipertensi lansia. Penelitian ini
dilakukan di Puskesmas Klungkung I yang melibatkan 100 responden.
Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan analisa bivariat dengan
menggunakan uji non parametrik Spearman (Rho) didapatkan hasil bahwa
tidak ada hubungan antara perilaku olahraga dengan tingkat hipertensi lansia
dengan nilai p-value (0.368) > 0,05.
Menurut asumsi peneliti, tidak adanya hubungan perilaku olahraga
terhadap tekanan darah pada lansia karena masih banyak faktor penyebab
meningkatnya tekanan darah pada lansia. Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya hipertensi dibagi dalam dua kelompok besar yaitu faktor yang
melekat atau tidak dapat diubah seperti jenis kelamin, umur, genetik dan
faktor yang dapat diubah seperti pola makan, kebiasaan olah raga dan lain-
lain. Untuk terjadinya hipertensi perlu peran faktor risiko tersebut secara
bersama - sama (common underlying risk factor), dengan kata lain satu faktor
risiko saja belum cukup menyebabkan timbulnya hipertensi (Depkes RI,
2003). Pada penelitian ini, responden sebagian besar memiliki perilaku
olahraga yang baik dan terjadi penurunan tekanan darah namun tekanan darah
responden masih termasuk dalam kategori pre-hipertensi yang mana bisa
dikatakan tingkat hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Klungkung I masih
tinggi. Terjadinya tingkat hipertensi tetap tinggi pada responden walaupun
perilaku olahraga baik bisa dikarenakan responden tidak menerapkan hidup
sehat dalam pola makan maupun responden sedang mengalami stres akibat
sesuatu hal.
Menurut Yundini (2006), menyatakan saat ini terdapat kecenderungan
pada masyarakat perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan
masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya

59
hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan risiko hipertensi seperti
stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olah raga, merokok, alkohol, dan
makan makanan yang tinggi kadar lemaknya. Perubahan gaya hidup seperti
perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap yang mengandung
banyak lemak, protein, dan garam tinggi tetapi rendah serat pangan,
membawa konsekuensi sebagai salah satu faktor berkembangnya penyakit
degeneratif seperti hipertensi.
Pada penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Perilaku Olahraga
Dan Merokok Dengan Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kartasura Kabupaten Sukoharjo” menyatakan bahwa hasil analisis bivariat
dengan uji Chi-square diketahui bahwa hampir sepauh responden yang
melakukan olahraga tidak teratur dengan kejadian hipertensi sebanyak 46
responden (57,5%) dan responden yang melakukan olahraga teratur tidak
terkena hipertensi sebanyak 34 responden (59,6%). Hasil uji Chi-square
didapatkan nilai p=0,048>α=0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan antara perilaku olahraga dengan kejadian hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Diketahui nilai Ratio
Prevalens (RP) sebesar 1,425 (95% CI: 0,987- 2,058)artinya responden yang
melakukan olahraga tidak teratur mempunyai risiko sebesar 1,425 kali terkena
hipertensi dibanding seseorang yang melakukan olahraga teratur.
Sejalan dengan penelitian ini Hasil ini sejalan dengan penelitian Jufri
(2012) menyimpulkan bahwa perilaku olahraga tidak ada hubungan
bermakana dengan kejadian hipertensi p=0,510 α=0,05. Diketahui bahwa
lebih separuh responden sebanyak (82,3%) kurang olahraga atau aktivitas
fisik dengan kejadian hipertensi (48,4%) dan (33,9%) tidak hipertensi,
sedangkan responden yang melakukan olahraga atau aktifitas fisik sebanyak
(17,7%), responden dengan kejadian hipertensi sebanyak (8,1%) dan (9,7%)
tidak hipertensi. Tidak ada hubungan hubungan olahraga dengan kejadian
hipertensi dalam penelitian karena tidak ditanyakan durasi perilaku olahraga,
untuk mencegah terjadinya hipertensi perilaku olahraga yang teratur dalam

60
mengontrol tekanan darah sebaiknya dilakukan dengan frekuensi 3-5 kali
dalam seminggu dengan durasi 20-60 menit.

D. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan merupakan kelemahan dan hambatan yang dialami oleh peneliti
dalam melakukan suatu penelitian. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini
antara lain :
1. Peneliti tidak dapat mengawasi responden selama pengisian kuesioner
dikarenakan proses pengumpulan data dilakukan secara online.
2. Keakuratan hasil kuesioner tidak 100% valid.
3. Peneliti sedikit mengalami kendala dan kesulitan saat melakukan
pengumpulan data dikarenakan sebagian lansia ada yang tidak memiliki
handphone maupun keterbatasan pengelihatan sehigga harus menunggu
bantuan saudara yang ada dirumah untuk mengisi kuesioner.

61
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan tentang simpulan dan saran dari hasil penelitian
tentang hubungan perilaku olahraga terhadap tingkat hipertensi lansia di
Puskesmas Klungkung I.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan, adapun simpulan dalam penelitian
ini adalah :
1. Perilaku olahraga dari 100 responden terdapat sebanyak 73%
responden memiliki perilaku olahraga baik dan 27% memiliki
perilaku olahraga cukup baik.
2. Tingkat hipertensi dari 100 responden terdapat 57% responden
memiliki tekanan darah masuk dalam kategori pre-hipertensi
dan 36% responden memiliki tekanan darah normal.
3. Hasil uji korelasi dengan Spearman (rho) didapatkan hasil
bahwa tidak ada hubungan perilaku olahraga terhadap
penurunan tingkat kejadian hipertensi lansia (p-value 0.368 >
0,05) yang mana perilaku olahraga responden tidak
mempengaruhi tingkat kejadian hipertensi lansia di Puskesmas
Klungkung I.

B. Saran
1. Lansia
Sebagai bahan masukan agar lansia tetap rajin berolahraga karena
mengingat pentingnya berolahraga untuk kesehatan lansia tidak hanya
untuk melancarkan sirkulasi darah dalam tubuh, sehingga menurunkan
tekanan darah dan menghindari penyakit tekanan darah tinggi namun
untuk meningkatkan kekuatan otot jantung, memperkecil resiko
serangan jantung. Lansia juga perlu memperhatikan faktor-faktor lain
yang bisa menyebabkan hipertensi dikarenakan dari hasil kuesioner

62
perilaku olahraga terdapat 73% memiliki perilaku olahraga yang baik
namun tingkat hipertensi terdapat 57% responden masih termasuk
dalam katergori pre-hipertensi yang mana artinya tingkat hipertensi
masih tinggi dan memungkinkan akan meningkat lagi.
2. Keluarga
Sebagai bahan masukkan untuk keluarga, membantu mengawasi dan
mengingatkan lansia agar tetap rutin berolahraga dan juga
memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi pada lansia.
3. Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini dengan metode
pengumpulan data yang berbeda dan dengan menambahkan variable
dari faktor-faktor penyebab hipertensi pada lansia dan selanjutnya
dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi dalam
melakukan penelitian sejenis.

63
Daftar Pustaka

Asnuddin, A. (2017). PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI.
JIKP Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah Vol 6 No 1, 65-69. Diakses pada
tanggal 07 Oktober 2020. https://stikesmu-sidrap.e-
journal.id/JIKP/article/view/93/76
Arif, D., Rusnoto, R., & Hartinah, D. (2013). Faktor–Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Pusling Desa Klumpit Upt
Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus. Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan, 4(2). Diakses pada tanggal 31 Mei 2021.
https://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/jikk/article/view/205/136
Astari, P. D. (2012). Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah Lansia
dengan Hipertensi pada Kelompok Senam Lansia di Banjar Kaja Sesetan
Denpasar Selatan. Diakses pada tanggal 07 Oktober 2020. Retrieved from
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/35456145/5.Journal_senam_lansia.pdf?
1415337590=&response-content disposition=inline%3B+filename
%3DPENGARUH_SENAM_LANSIA_TERHADAP_TEKANAN_D.pdf&E
xpires=1610548935&Signature=eTRGbviHnAGU5pwEpvctvd6aSJxuF1ZUP
v4UcLIH3UIdd.
Azizah, N., & Yuliani, F. C. (2018). PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI
DESA SUKOREJO KECAMATAN WONOSARI KLATEN. STIKES
DUTAGAMA KLATEN Vol 10 No 2, 31-44. Diakses pada tanggal 07 Oktober
2020. https://www.e-journal.stikesdutagama.ac.id/index.php/e-
journal/article/view/429

Bali, D. K. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Bali 2017. Diakses pada tanggal 20
September 2020. Retrieved from https://diskes.baliprov.go.id/wp-
content/uploads/2019/06/Bali_Profil_2017_ds.pdf
Djami, M. (2016). Bahan Ajar Metlit : Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori, Kerangka
Konsep dan Hipotesis. Diakses pada tanggal 19 Januari 2021. Retrieved from
http://akbidbinahusada.ac.id/publikasi/artikel/105-bahan-ajar-metlid-tinjauan-
pustaka-kerangka-teori-kerangka-konsep-dan-hipotesis
Klungkung, D. K. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten Klungkung. Diakses pada
tanggal 19 Januari 2021 Retrieved from
https://www.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_
2018/5105_Bali_Kab_Klungkung_2018.pdf

64
Kurniawan, I., & Sulaiman , S. (2019). Hubungan Olahraga, Stress dan Pola Makan
dengan Tingkat Hipertensi di Posyandu Lansia di Kelurahan Sudirejo I
Kecamatan Medan Kota. Journal of Health Science and Physiotherapy Vol 1
No 1, 10-17. Diakses pada tanggal 24 Januari 2021. http://jurnal.stikes-
sitihajar.ac.id/index.php/jhsp/article/view/4
Kuswandono , E. (2019). Hubungan Perilaku Olahraga Terhadap Hipertensi pada
Lansia di Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru. Ensiklopedia of Journal Vol 1 No
4. Diakses pada tanggal 24 Januari 2021.
http://jurnal.ensiklopediaku.org/ojs-2.4.8-
3/index.php/ensiklopedia/article/view/197
Muslim, K. (2013). Jenis-Jenis Hipotesis. Diakses pada tanggal 21 Januari 2021.
Retrieved from https://prabugomong.wordpress.com/2013/11/30/jenis-jenis-
hipotesis/
Nuraini, B. (2015). RISK FACTORS OF HYPERTENSION. Diakses pada tanggal 18
Januari 2021. Retrieved from
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/602
Pendidikan 2, D. (2021). Hipotesis adalah . Diakses pada tanggal 21 Januari 2021.
Retrieved from https://www.dosenpendidikan.co.id/hipotesis-adalah/
Pratiwi, A. (2017). PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN
DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL
TRESNA WERDHA WARGATAMA OGAN ILIR TAHUN 2016. Masker
Medika Vol 5 No 1, 271-289. Diakses pada tanggal 07 Oktober 2021.
https://jmm.ikestmp.ac.id/index.php/maskermedika/article/view/166/140
Ramdhani, T. (2019). PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, NON
PERFORMING FINANCING (NPF) DAN ISLAMICITY PERFORMANCE
INDEX TERHADAP NILAI PERUSAHAAN UNIT USAHA SYARIAH DI
INDONESIA (Survey pada Unit Usaha Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI. Sarjana thesis, Universitas
Siliwangi, 68-85.
Riadi, M. (2020). Pengertian dan Jenis-Jenis Variabel Penelitian. Diakses pada
tanggal 21 Januari 2021 Retrieved from
https://www.kajianpustaka.com/2020/09/pengertian-dan-jenis-variabel-
penelitian.html
Risnawati, R. (2020). HUBUNGAN POLA MAKAN, TINGKAT STRES DAN
PERILAKU OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA
LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG INTAN 2
TAHUN 2020. Doctoral dissertation, Universitas Islam Kalimantan MAB.
Diakses pada tanggal 24 Januari 2021. http://eprints.uniska-bjm.ac.id/2301/

65
Sriani, K. I., Fakhriadi, R., & Rosadi, D. (2016). Hubungan antara Perilaku Merokok
dan Kebiasaan Olahraga dengan Kejadian Hipertensi Pada Laki-laki Usia 18-
44 Tahun. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol 3 No 1.
Diakses pada tanggal 24 Januari 2021.
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/JPKMI/article/view/2729
Swarjana, I. K. (2015). Metodelogi Penelitian Kesehatan . Yogyakarta: CV Andi
Offset.
Swarjana, I. K. (2016). Statistik Kesehatan . Yogyakarta: CV Andi Offset.
Tulak, G. T. (2017). Pengaruh Senam Lansia terhadap Penurunan Tekanan Darah
Lansia Penderita Hipertensi di Puskesmas Wara Palopo. Perspektif: Jurnal
Pengembangan Sumber Daya Insani Vol 2 No 1, 169-172. Diakses pada
tanggal 07 Oktober 2020.
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/Perspektif/article/view/432
Wahyuningsih, D. (2015). Hubungan Antara Perilaku Olahraga Dan Merokok
Dengan Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura
Kabupaten Sukoharjo. Doctoral dissertation, Universitas Muhammaiyah
Surakarta. Diakses pada tanggal 24 Januari 2021.
http://eprints.ums.ac.id/39426/16/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
WP, I. I., Andayani, N. L., & Sugiritama, I. W. (2019). THE EFFECTS OF EDERLY
GYMNASTICS ON THE BLOOD PRESSURE OF EDERLY WITH
HYPERTENSION IN THE ELDERLY GYMNASTICS GROUP IN PIKAT
VILLAGE KLUNGKUNG. Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia, Vol 7 No
3, 32-34. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2020.
https://ocs.unud.ac.id/index.php/mifi/article/view/54733/32404

66
Lampiran 1

PETA RENCANA KEGIATAN UJIAN AKHIR


PROGRAM (UAP) TAHAP AKADEMIK PROGRAM
STUDI SARJANA KEPERAWATAN INSTITUT
TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI TAHUN
AKADEMIK 2020/2021

67
Lampiran 2
Kuesioner

Hubungan Perilaku Olahraga Terhadap Tingkat Hipertensi Lansia

Tanggal :

No. Responden (diisi oleh peneliti)

A. Petunjuk Pengisian Kuesioner Hubungan Perilaku Olahraga Terhadap


Tingkat Hipertensi Lansia
1. Bacalah petunjuk dibawah ini dengan teliti.
2. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dengan pendapat anda
seperti yang telah digambarkan oleh pernyataan yang tersedia.
3. Lingkari penyataan data umum yang paling sesuai.
4. Jawablah pertanyaan sesuai dengan keadaan anda dan berikan tanda centang (√)
pada salah satu pertanyaan yang sesuai dengan keadaan anda dengan tepat.
5. Keterangan tabel :

a. SS : Sangat Setuju
b. S : Setuju
c. KS : Kurang Setuju
d. TS : Tidak Setuju
e. STS : Sangat Tidak Setuju

6. Semua data/informasi yang diberikan dijamin kerahasiannya.

B. Data Demografi

Nama (inisial) :

68
Umur : (1) 60-65 tahun

(2) 66-69 tahun

Jenis Kelamin : (1) Laki-laki (2) Perempuan

Pendidikan terakhir : (1) SD (4) Perguruan Tinggi

(2) SMP (5) Tidak Sekolah.

(3) SMA)

Status perkawinan : (1) Menikah

(2) Tidak Menikah

(3) Duda/Janda.

Pekerjaan terakhir : (1) PNS (4) Tidak Bekerja

(2) Pegawai Swasta (5) Lainnya.

(3) Wiraswata,

Berikan tanda centang (√) pada salah satu pertanyaan yang sesuai dengan
keadaan anda dengan tepat.
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya melakukan olahraga minimal 3 kali
seminggu
2 Sebelum olahraga, saya melakukan
pemanasan
3 Saya melakukan olahraga selama 30-60
menit setiap berolahraga

4 Berolahraga hanya 1 kali dalam


seminggu mampu membantu

69
mengurangi tanda dan gejala
akibat penyakit hipertensi
5 Setelah berolahraga, tidak perlu
melakukan pendinginan

6 Berolahraga setiap hari dengan durasi


≥120 menit setiap berolahraga
7 Setelah berolahraga saya merasa lebih
sehat
8 Gerakan senam/yoga untuk lansia sulit
dilakukan
9 Saya tidak berolahraga karena saya
sibuk. Contoh : mengajak cucu, ke
sawah, dll.
10 Rutin berolahraga minimal 3 kali
seminggu mampu meringankan dan
mengurangi tanda dan gejala akibat
penyakit hipertensi

70
Lampiran 2
KISI-KISI KUESIONER

NO NAMA KETERANGAN
1. Pernyataan  Pernyataan positif : no 1,2,3,7,10
diberi kode 5 sangat setuju (SS), kode 4 setuju
(S), kode 3 kurang setuju (KS), kode 2 tidak
setuju (TS), kode 1 sangat tidak setuju (STS)

 Penyataan negatif : no 4,5,6,8,9


diberi kode 1 sangat setuju (SS), kode 2 setuju
(S), kode 3 kurang setuju (KS), kode 4 tidak
setuju (TS), kode 5 sangat tidak setuju (STS)

2. Rentang jumlah skor 10-22 : kurang baik


23-36 : cukup baik
37-50 : baik

71
Lampiran 3

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :
Yth. Seluruh Lansia Hipertensi di Puskesmas Klungkung I
Di Semarapura
Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Komang Ayu Trisna Maharani


NIM : 17C1049

Pekerjaan : Mahasiswa semester VII Program Studi Sarjana


Keperawatan ITEKES BALI
Alamat Kampus : Jalan Tukad Balian No. 180 Renon, Denpasar-Bali
Alamat Peneliti : Banjarangkan, Klungkung
No. Tlp Peneliti : 087-771-778-932

Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada Saudara untuk


bersedia menjadi responden dalam penelitian saya yang berjudul “Hubungan
Perilaku Olahraga Terhadap Tingkat Hipertensi Lansia” yang
pengumpulan data akan dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret
2021. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalis hubungan
perilaku olahraga terhadap tingkat hipertensi lansia. Saya akan tetap menjaga
segala kerahasiaan data maupun informasi yang diberikan.
Demikian surat permohonan ini disampaikan, atas perhatian,
kerjasamanya dan kesediaannya saya ucapkan terimakasih.
Denpasar,…........................................2021

Peneliti

Komang Ayu Trisna Maharani


NIM. 17C10149

72
Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :……………………………………………………………

Umur :……………………………………………………………

Pekerjaan :……………………………………………………………

Alamat :……………………………………………………………

Setelah membaca Lembar Permohonan Menjadi Responden yang diajukan oleh


Saudari Komang Ayu Trisna Maharani, Mahasiswa semester VII Program
Studi Sarjana Keperawatan ITEKES Bali, yang penelitiannya berjudul “
Hubungan Perilaku Olahraga Terhadap Tingkat Hipertensi Lansia”, maka
dengan ini saya menyatakan setuju menjadi responden dalam penelitian
tersebut, secara sukarela dan tanpa ada unsur paksaan dari siapapun. Demikian
persetujuan ini saya berikan agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar,...........................2021

Responden

(……………………)

73
Lampiran 5
LEMBAR PERNYATAAN FACE VALIDITY

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Ns. I Nengah Adiana, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.M.B
NIDN : 0820058504
Menyatakan bahwa mahasiswa yang disebutkan sebagai berikut :
Nama : Komang Ayu Trisna Maharani
Nim : 17C10149
Judul Proposal: Hubungan Perilaku Olahraga Terhadap Tingkat Hipertensi
Lansia
Menyatakan bahwa dengan ini telah selesai melakukan bimbingan face
validity terhadap instrument penelitian yang bersangkutan.
Demikian surat ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 25 Februari 2021


Expert,

Ns. I Nengah Adiana, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.M.B


NIDN. 0820058504

74
Lampiran 5
LEMBAR PERNYATAAN FACE VALIDITY

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Ns. Ni Wayan Kesari Dharmapatni, S.Kep., MNS
NIDN : 15118
Menyatakan bahwa mahasiswa yang disebutkan sebagai berikut :
Nama : Komang Ayu Trisna Maharani
Nim : 17C10149
Judul Proposal: Hubungan Perilaku Olahraga Terhadap Tingkat Hipertensi
Lansia
Menyatakan bahwa dengan ini telah selesai melakukan bimbingan face
validity terhadap instrument penelitian yang bersangkutan.
Demikian surat ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 15 Februari 2021


Expert,

Ns. Ni Wayan Kesari Dharmapatni, S.Kep., MNS


NIDN. 15118

75
Lampiran 6

76
Lampiran 7

77
Lampiran 8

78
79
Lampiran 9

80
Lampiran 10

81
Lampiran 11
LEMBAR PERNYATAAN ANALISA DATA

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Ns. Ni Nyoman Nuartini, S.Kep., M.Kes.
NIDN : 0810068101
Menyatakan bahwa mahasiswa yang disebutkan sebagai berikut :
Nama : Komang Ayu Trisna Maharani
NIM : 17C10149
Judul Proposal : Hubungan Perilaku Olahraga Terhadap
Tingkat Hipertensi Pada Lansia di Puskesmas
Klungkung I
Menyatakan bahwa dengan ini bahwa telah selesai melakukan analisa data pada data
hasil penelitian yang bersangkutan.
Demikian surat ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 02 Juni 2021


Penganalisa Data

(Ns. Ni Nyoman Nuartini, S.Kep., M.Kes.)


NIDN. 0810068101

82
Lampiran 12
Frequency Table

Distribusi Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

60-65 53 53.0 53.0 53.0

Valid 66-69 47 47.0 47.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Distribusi Jenis Kelamin Responde

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Laki-laki 40 40.0 40.0 40.0

Valid Perempuan 60 60.0 60.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Distribusi Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

SD 3 3.0 3.0 3.0

SMP 17 17.0 17.0 20.0

SMA 61 61.0 61.0 81.0


Valid
Perguruan Tinggi 18 18.0 18.0 99.0

Tidak Sekolah 1 1.0 1.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Distribusi Perkawinan Responden

83
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Menikah 68 68.0 68.0 68.0

Tidak menikah 2 2.0 2.0 70.0


Valid
Janda/duda 30 30.0 30.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Distribusi Pekerjaan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

PNS 25 25.0 25.0 25.0

Pegawai Swasta 9 9.0 9.0 34.0

Wiraswasta 14 14.0 14.0 48.0


Valid
Tidak bekerja 19 19.0 19.0 67.0

Lainnya 33 33.0 33.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

TS 6 6.0 6.0 6.0

KS 22 22.0 22.0 28.0

Valid S 51 51.0 51.0 79.0

SS 21 21.0 21.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

P2

84
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

TS 1 1.0 1.0 1.0

KS 9 9.0 9.0 10.0

Valid S 64 64.0 64.0 74.0

SS 26 26.0 26.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

P3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

KS 6 6.0 6.0 6.0

S 70 70.0 70.0 76.0


Valid
SS 24 24.0 24.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

SS 2 2.0 2.0 2.0

S 12 12.0 12.0 14.0

Valid KS 72 72.0 72.0 86.0

TS 14 14.0 14.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

P5

85
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

SS 8 8.0 8.0 8.0

S 2 2.0 2.0 10.0

KS 17 17.0 17.0 27.0


Valid
TS 70 70.0 70.0 97.0

STS 3 3.0 3.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

P6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

KS 7 7.0 7.0 7.0

TS 83 83.0 83.0 90.0


Valid
STS 10 10.0 10.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

KS 2 2.0 2.0 2.0

S 18 18.0 18.0 20.0


Valid
SS 80 80.0 80.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

P8

86
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

KS 7 7.0 7.0 7.0

TS 38 38.0 38.0 45.0


Valid
STS 55 55.0 55.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

P9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

SS 11 11.0 11.0 11.0

S 55 55.0 55.0 66.0

KS 28 28.0 28.0 94.0


Valid
TS 1 1.0 1.0 95.0

STS 5 5.0 5.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

P10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

KS 2 2.0 2.0 2.0

S 60 60.0 60.0 62.0


Valid
SS 38 38.0 38.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Total Skor Perilaku Olah Raga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid 33.00 3 3.0 3.0 3.0

34.00 7 7.0 7.0 10.0

35.00 5 5.0 5.0 15.0

87
36.00 12 12.0 12.0 27.0

37.00 6 6.0 6.0 33.0

38.00 10 10.0 10.0 43.0

39.00 12 12.0 12.0 55.0

40.00 13 13.0 13.0 68.0

41.00 12 12.0 12.0 80.0

42.00 13 13.0 13.0 93.0

43.00 5 5.0 5.0 98.0

44.00 2 2.0 2.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Kategori Skor Perilaku Olah Raga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Baik 73 73.0 73.0 73.0

Valid Cukup Baik 27 27.0 27.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequency Table

88
MAP Post Olga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

83.00 3 3.0 3.0 3.0

87.00 15 15.0 15.0 18.0

90.00 18 18.0 18.0 36.0

93.00 26 26.0 26.0 62.0

97.00 18 18.0 18.0 80.0


Valid
100.00 8 8.0 8.0 88.0

103.00 5 5.0 5.0 93.0


107.00 3 3.0 3.0 96.0

110.00 4 4.0 4.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Kategori MAP Post Olga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Normal 36 36.0 36.0 36.0

Pre Ht 57 57.0 57.0 93.0


Valid
Ht Stage I 7 7.0 7.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

89
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Total Skor Perilaku MAP Post Olga


Olah Raga

N 100 100
Mean 38.7500 94.1400
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 2.85464 6.19224
Absolute .119 .193
Most Extreme Differences Positive .102 .193
Negative -.119 -.094
Kolmogorov-Smirnov Z 1.193 1.930
Asymp. Sig. (2-tailed) .116 .001

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

NONPAR CORR
/VARIABLES=Skorolga MAPpost
/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations

Total Skor Perilaku MAP Post


Olah Raga Olga

Spearman's Total Skor Perilaku Olah Raga Correlation 1.000 -.125


rho Coefficient

90
Sig. (2-tailed) . .216

N 100 100

Correlation
-.125 1.000
Coefficient
MAP Post Olga
Sig. (2-tailed) .216 .

N 100 100

NONPAR CORR
/VARIABLES=KategoriSkorolga KatMAPpost
/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

91
Lampiran 13
DAFTAR REVISI PROPOSAL

Nama : Komang Ayu Trisna Maharani

Nim : 17C10149

Tanggal Ujian : Selasa, 26 Januari 2021

Judul Proposal : Hubungan Perlaku Olahraga Terhadap Tingkat Hipertensi


Lansia di Puskesmas Klungkung I
Penguji I : Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti , S . Kep.,M.Kep
Penguji II : A.A.A Yuliati Darmini, S.Kep. Ns., MNS
Penguji III : NS. Ni Putu J. Sastamidhayani, S. Kep., M. Kep
No Materi Materi Perbaikan Paraf
Revisi
1 Cek kembali populasi Jumlah populasi 663 dan video Penguji
dan membuat video senam lansia telah dibuat I
senam atau yoga
untuk lansia

2 Lanjutkan ke uji Revisi kuesioner Penguji


validitas dan cek II
kembali kuesioner

3 Cek Kembali - (Pediastuti, 2013 dalam Penguji


penulisan yang Nur Azizah, dkk 2018). III
kurang tepat - (silent killer).
- (might bearing exerase)
- Menurut World Health
Organization (WHO,
1999),
- autopsy,
- Kriteria eksklusi

92
93
Mahasiswa

Komang Ayu Trisna Maharani

Lampiran 14
FORMAT BUKU BIMBINGAN PROPOSAL
MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
ITEKES BALI TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama Mahasiswa : Komang Ayu Trisna Maharani


NIM : 17C10149
Pembimbing I : A.A.A Yuliati Darmini, S.Kep. Ns., MNS
Pembimbing II : NS. Ni Putu J. Sastamidhayani, S. Kep., M. Kep.

No Hari/ Tanggal/ Jam Kegiatan Komentar/ Paraf


Bimbingan Saran Pembimbing
Perbaikan
1 Selasa/ 3 Nopember 2020 Diskusi Cari lagi
interest area jurnal-jurnal
penelitian yang berkaitan
2 Senin/ 7 Desember 2020 Diskusi topik Tambahkan
penelitian data dan
sumber
sebagai
pendukung
3 Jumat/ 11 Desember Diskusi topik Ganti variabel
2020 penelitian
4 Jumat/ 14 Desember Diskusi topik Tabel GAP
2020 penelitian
5 Rabu/ 16 Desember 2020 Bimbingan Tambahkan
Bab I data
5 Senin/ 21 Desember 2020 Revisi Bab I Acc Bab I
lanjut Bab II
6 Jumat/ 25 Desember Bimbingan Tambahkan
2020 Bab II data lagi di
bagian
hipertensi
7 Senin/ 4 Januari 2021 Revisi Bab II Lanjutkan Bab

94
III
8 Senin/ 11 Januari 2021 Bimbingan Perbaiki
Bab III Definisi
Operasional
9 Jumat/ 15 Januari 2021 Revisi Bab III Lanjutkan Bab
IV
10 Rabu/ 19 Januari 2021 Bimbingan Perbaiki pada
Bab IV sampling dan
Analisa data
11 Kamis/ 21 Januari 2021 Bimbingan Perbaiki
Bab I-IV pengutipan
dan tulisan
12 Minggu/ 24 Januari 2021 Kumpul Bab Acc ujian
I-IV proposal

95
Lampiran 14
FORMAT BUKU BIMBINGAN PROPOSAL
MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
ITEKES BALI TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama Mahasiswa : Komang Ayu Trisna Maharani


NIM : 17C1049
Pembimbing I : A.A.A Yuliati Darmini, S.Kep. Ns., MNS
Pembimbing II : NS. Ni Putu J. Sastamidhayani, S. Kep.,

No Hari/ Kegiatan Bimbingan Komentar/ Paraf


Tanggal/ Jam Saran Pembimbing
Perbaikan
1 Selasa/ 22 Bimbingan Bab I Tambahkan data
Desember tentang
2021 hipertensi dan
tambahkan
kutipan
2 Sabtu/ 2 Revisi Bab I Perbaiki
Januari 2021 penulisan

3 Kamis/ 7 Bimbingan Bab II Tambahkan


Januari 2021 tentang
hipertensi dan
bedakan tanda
dan gejala
hipertensi.
Jelaskan kutipan
pada tahun
berapa.
4 Jumat/ 8 Revisi Bab II Perbaiki
Januari 2021 penulisan dan
kutipan

96
5 Kamis/ 14 Bimbingan Bab III Perbaiki di
Januari 2021 bagian kerangka
konsep

6 Selasa/ 19 Revisi Bab III Perbaiki


Januari 2021 penulisan yang
perlu italic dan
kutipan
7 Rabu/ 20 Bimbingan Bab IV Perbaiki di
Januari 2021 bagian besar
sampel

8 Kamis/ 21 Revisi Bab IV Perbaiki besar


Januari 2021 sampel dan
kutipan

9 Jumat/ 22 Bimbingan Bab IV Perbaiki


Januari 2021 penulisan besar
sampel, kutipan
dan penulisan
yang seharusnya
italic
10 Sabtu/ 23 Kumpul Bab I, II, III, IV Acc ujian
Januari 2021 proposal

97
Lampiran 15

FORMAT PERMOHONAN PENGAJUAN UJIAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Komang Ayu Trisna Maharani


Program Studi : Sarjana Keperawatan
NIM : 17C10149
Judul Skripsi : Hubungan Perilaku Olahraga Terhadap Tingkat Hipertensi
Pada Lansia di Puskesmas Klungkung I

Penguji I : Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti, S.Kep.,M.Kep Institusi : ITEKES


Bali
Penguji II : A.A.A Yuliati Darmini.S.Kep.Ns.,MNS Institusi : ITEKES Bali
Penguji III : Ns. Ni Putu J. Sastamidhyani, S.Kep.,M.Kep Institusi : ITEKES
Bali

Tanda Tangan Mahasiswa : Hari/ Tanggal : Sabtu 05 Juni 2021


( Komang Ayu Trisna Maharani )
Permohonan diterima :
Tanggal presentasi : 08/06/2021

Tanda Tangan : (Pembimbing I)

(Pembimbing II)
Disetujui:
Tanda Tangan: ……………………Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan
(A.A.A Yuliati Darmini., S.Kep.Ns.,MNS)
Tanggal: 05/06/2021

98
Lampiran 16
FORMAT ISIAN
PERSYARATAN MENGIKUTI UJIAN SKRIPSI
MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
ITEKES BALI TAHUN AKADEMIK 2020/2021

NAMA : KOMANG AYU TRISNA MAHARANI


NIM : 17C10149
TK/SMT : IV/ VIII
ALAMAT : JLN. SEMA AGUNG, TUSAN, BANJARANGKAN,
KLUNGKUNG

No Syarat yang ditentukan Ada Tidak Ada


(√) (√)
1 Telah menyelesaikan administrasi keuangan (SPP 
dan Komite) semester Gasal dan Genap
2 Menyerahkan fotocopy sertifikat seminar 
nasional/ international (minimal 3)
3 Jumlah bimbingan dengan Pembimbing I 
minimal 10 kali
4 Jumlah bimbingan dengan Pembimbing II 
minimal 10 kali
5 Bukti penyerahan laporan/ skripsi pada Penguji I 
6 Bukti penyerahan laporan/ skripsi pada Penguji II 
7 Bukti penyerahan laporan/ skripsi pada Penguji 
III

Catatan :
Bukti point diatas harus dilampirkan berupa foto copy dan menunjukan aslinya
Wali kelas Mahasiswa

Ns. Ni Kadek Sutini, S.Kep.,M.Kes Komang Ayu Trisna Maharani


Mengetahui/Menyetujui
Program Studi Sarjana Keperawatan
Ketua,

A.A.A Yuliati Darmini, S.Kep.Ns.,MNS


NIDN. 0821076701
99
Lampiran 17
FORMAT BUKU BIMBINGAN SKRIPSI
MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
ITEKES BALI TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama Mahasiswa : Komang Ayu Trisna Maharani


NIM : 17C10149
Pembimbing 1 : A.A.A Yuliati Darmini, S.Kep.Ns.,MNS
Pembimbing II : NS. Ni Putu J. Sastamidhayani, S. Kep., M. Kep.

No Hari/Tanggal/ Kegiatan Bimbingan Komentar/ Paraf


Jam Saran Perbaikan Pembimbing

1. Rabu/17 Bimbingan kuesioner Memperjelas


Februari sebelum dilanjutkan pilihan jawaban
2021 ke uji expert pada kuesioner
2. Sabtu/27 Bimbingan kuesioner Lanjutkan ke uji
Februari etik
2021
3. Minggu/28 Bimbingan mengenai Penyesuaian
Februari revisi kuesioner pertanyaan
2021
4. Kamis/18 Lanjut ke expert 1 Sudah selesai
Maret 2021 dengan expert 2

5. Jumat/19 Mengganti expert 1 Lanjut dengan


Maret 2021 karena tidak ada expert 1 baru
konfirmasi jangka
waktu lama
6. Selasa/23 Mengirimkan hasil Lanjut
Maret 2021 uji expert dan berkas pengumpulan
face validity data
7. Senin/12 Bimbingan hasil Lanjut

100
April 2021 coding pembuatan
revisi coding
8. Jumat/17 Bimbingan hasil Lanjut membuat
April 2021 analisa data bab

9. Senin/31 mei Bimbingan BAB I Perbaiki


2021 sampai BAB VII pembahasan dan
saran
10 Jumat/04 ACC BAB 1-BAB VII ACC maju ujian
Juni 2021 Skripsi

101
Lampiran 17
FORMAT BUKU BIMBINGAN SKRIPSI
MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
ITEKES BALI TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama Mahasiswa : Komang Ayu Trisna Maharani


NIM : 17C10149
Pembimbing I : A.A.A Yuliati Darmini, S.Kep.Ns.,MNS
Pembimbing II : Ns. Ni Putu J. Sastamidhyani, S.Kep.,M.Kep

No Hari/Tanggal/ Kegiatan Komentar/ Paraf


Jam Bimbingan Saran Perbaikan Pembimbing

1. Sabtu/6 Bimbingan revisi Lanjut uji valid


Februari ujian proposal
2021
2. Rabu, 10 Bimbingan Melanjutkan
Februari mengenai mengurus uji
2021 pengurusan uji validtas
validitas
3. Selasa/16 Bimbingan Melanjutkan
Februari mengenai mengurus izin
2021 pengurusan izin penelitian
penelitian
4. Selasa/16 Bimbingan Lanjutkan
Maret 2021 mengenai pengumpulan
pengumpulan data data
5. Senin/26April Bimbingan BAB Perbaiki
2021 IV penulisan

6. Jumat/07 Mei Bimbingan BAB V Perbaiki


2021 – VII penulisan

102
7. Rabu/12 Mei Bimbingan BAB I Perbaiki daftar
2021 – VII isi

8. Selasa/25 Mei Bimbingan BAB I Penulisan BAB


2021 – VII IV kearah
bahasa skripsi
9. Rabu/26 Mei Bimbingan BAB I Perbaiki saran
2021 – VII penelitian sesuai
pembahasan

10 Jumat/4 juni ACC skripsi Lanjut ke


2021 pembimbing 1

103

Anda mungkin juga menyukai