DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
Ni Luh Awitya Pratiwi (2014901197)
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2020
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberi karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas proposal MMD
(Musyawarah Masyarakat Desa). Proposal ini bertujuan untuk memenuhi tugas
PKL Profesi Ners stase komunitas.
Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak dan Ibu pembimbing akademik
sehingga proposal ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Kami menyadari
proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna kesempurnaan dan perbaikan laporan analisa
kegiatan ini.
Hormat Kami,
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kualitas sumber daya manusia sangat berperan dalam mendukung
keberhasilan pembangunan kesehatan di Era Globalisasi saat ini. Kementerian
Kesehatan RI telah menetapkan visi dan misi pembangunan kesehatan
terdapat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
(RPJP-K) 2005-2025 adalah rencana pembangunan nasional di bidang
kesehatan, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN). Keadaan masyarakat Indosensia di masa depan
atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan dirumuskan
sebagai “Indonesia Sehat 2025”. Dalam Indonesia Sehat 2025, lingkungan
strategis pembangunan kesehatan yang diharapkan adalah lingkungan yang
kondusif bagi terwujudnya keadan sehat jasmani, rohani maupun sosial, yaitu
lingkungan yang bebas dari kerawanan sosial budaya dan polusi, tersedianya
air minum dan sarana sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan
pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan,
serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang memiliki solidaritas ssosial
dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Diharapkan dengan
terwujudnya lingkungan dan perilaku hidup sehat, serta meningkatnya
kemampuan masyarakat dan memperoleh pelayanan kesehata yang bermutu,
maka akan dapat tercapai derajat kesehatan individu, keluarga, dan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam upaya mencapai visi dan misi
tersebut, Kementerian Kesehatan menetapkan beberapa strategi. Pelaksanaan
strategi dimaksud akan dilaksanakan berbeda di masing-masing provinsi
sesuai dengan kemampuan masing-masing daerah. Upaya tersebut bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang
di tandai dengan perilaku sehat, lingkungan sehat dan memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata.
2
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran umum tentang asuhan keperawatan komunitas
(remaja) secara online di 15 wilayah tempat tinggal mahasiswa.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
a. Mengkaji masalah kesehatan yang ada di 15 wilayah tempat tinggal
mahasiswa
b. Menganalisa data masalah kesehatan masyarakat khususnya remaja
yang ada di 15 wilayah tempat tinggal mahasiswa.
5
C. METODE PENULISAN
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menggunakan metode deskriptif
yaitu metode yang menggambarkan upaya memecahkan masalah atau
menjawabpermasalahan yang sedang dihadapi masyarakat khususnya remaja
dengan mengumpulkan data dan menganalisa serta memecahkannya
bersamadengan masyarakat khususnya remaja. Tehnik pengumpulan data
yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara melakukan komunikasi
melalui online kepada masyarakat khususnya remaja.
2. Survei Online
Merupakan tehnik survei online dengan alat pengumpulan data berupa
kuesioner terhadap sejumlah responden sesuai dengan besarnya sampel
yang sudah ditentukanoleh kelompok.
3. Observasi
Merupakan tehnik pengumpulan data dengan melihat atau mengamati
melalui onlineperilaku remaja dan lingkungan khususnya yang berkaitan
dengan masalah kesehatan.
6
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika dari laporan hasil kegiatan PKL ini adalah sebagai
berikut :
1. BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
a. Manusia
Manusia merupakan klien (individu, keluarga, kelompok,
komunitas) pada wilayah tertentu yang memiliki nilai, keyakinan
dan minat yang relatif sama dan berinteraksi untuk mencapai
tujuan. Manusia merupakan klien dengan perhatian khusus pada
kasus risiko tinggi dan daerah terpencil, konflik, rawan, serta
kumuh.
b. Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor internal dan eksternal yang
memengaruhi klien, termasuk biopsikososiokultural-spiritual.
c. Keperawatan
Paradigma keperawatan adalah tindakan keperawatan yang
bertujuan menekan stressor atau meningkatkan kemampuan
komunitas untuk mengatasi stressor melalui pencegahan primer,
pencegahan sekunder dan pencegahan tersier.
d. Kesehatan
Sehat merupakan kondisi terbebas dari masalah pemenuhan
kebutuhan dasar komunitas atau merupakan keseimbangan yang
dinamis sebagai dampak keberhasilan mengatasi stressor.
4. Tujuan Keperawatan Komunitas
Adapun tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui :
a. Pelayanan kesehatan langsung (direction) terhadap individu, keluarga
dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Pelatihan langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan
mempertimbangkan masalah dan isu kesehatan masyarakat yang
mempengaruhi individu, keluarga dan masyarakat.
5. Sasaran
Sasaran keperawatan kesehatan komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga dan kelompok resiko tinggi (Keluarga dan
penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi, dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan bumil).
10
B. REMAJA
1. Pengertian
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat
pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia
mencapai kematangan sosial (Sarwono, 2013).
12
2. Batasan Remaja
a. Menurut WHO rentang usia remaja antara 10-19 tahun.
b. Menurut Mentri Kesehatan RI No 2005 tahun 2014 rentang usia
remaja antara 10-18 tahun.
c. Menurut Kemenkes RI (2014) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun
dan belum menikah.
3. Fase Pertumbuhan Remaja
a) Masa pra-pubertas (12 - 13 tahun)
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari
kanak-kanak ke remaja.Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat
dibandingkan dengan anak laki-laki.Pada masa ini, terjadi perubahan
yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan
mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ
reproduksi remaja.Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang
sangat pesat jga terjadi pada fase ini. Akibatnya, remaja-remaja ini
cenderung bersikap suka mengkritik (karena merasa tahu segalanya),
yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun
pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang
dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai "hero" atau pujaannya.
Perilaku ini akan diikuti dengan meniru segala yang dilakukan oleh
pujaannya, seperti model rambut, gaya bicara, sampai dengan
kebiasaan hidup pujaan tersebut.Selain itu, pada masa ini remaja juga
cenderung lebih berani mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani
mengemukakan pendapatnya, bahkan akan mempertahankan
pendapatnya sekuat mungkin. Hal ini yang sering ditanggapi oleh
orang tua sebagai pembangkangan.Remaja tidak ingin diperlakukan
sebagai anak kecil lagi. Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok
yang dianggapnya sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga
semakin berani menentang tradisi orang tua yang dianggapnya kuno
dan tidak/kurang berguna, maupun peraturan-peraturan yang menurut
mereka tidak beralasan, seperti tidak boleh mampir ke tempat lain
selepas sekolah, dan sebagainya. Mereka akan semakin kehilangan
13
3. Tipe keluarga.
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1) Keluarga inti (nuclear family)
Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang
diperoleh dari keturunannya atau adopsi.
2) Keluarga besar (extended family)
Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih
mempunyai hubungan darah (kakek - nenek, paman - bibi).
Namun dengan berkembangnya peran individu dan
meningkatnya rasa indivualisme, pengelompokan tipe keluarga selain
kedua di atas berkembang menjadi :
1) Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah
cerai, atau kehilangan pasangannya.
2) Orang tua tunggal (single parent family)
Adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan
anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
3) Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage
mother)
4) The single adult living alone
Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal tanpa
pernah menikah.
5) The non marital heterosexual cohabiting family
Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya.
6) Gay and Lesbian family. (Suprajitno, 2004, hal. 2 )
4. Tingkat perkembangan keluarga
Delapan tahap siklus kehidupan keluarga (Duvall, 1985 dalam
Suprajitno, 2004, hal.2) yaitu ;
1) Tahap I Keluarga Baru Menikah dengan tugas:
a) Membina hubungan intim yang memuaskan.
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman,
kelompok sosial.
17
4) Rokok filter
Bahan pembuat rokok filter hamper sama dengan rokok kretek
yang membedakan yaitu ditambahkanya saringan yang terbuat
23
7. Psoriasis
Perokok 2-3 kali lebih sering terkena psoriasis yaitu proses
inflamasi kulit tidak menular yang terasa gatal, dan
meninggalkan guratan merah pada seluruh tubuh.
8. Kerontokan rambut
Merokok menurunkan sistem kekebalan, tubuh lebih mudah
terserang penyakit seperti lupus erimatosus yang menyebabkan
kerontokan rambut, ulserasi pada mulut, kemerahan pada wajah,
kulit kepala dan tangan.
9. Dampak merokok pada kehamilan
Merokok selama kehamilan menyebabkan pertumbuhan janin
lambat dan dapat meningkatkan risiko Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR). Risiko 19 keguguran pada wanita perokok 2-3
kali lebih sering karena Karbon Monoksida dalam asap rokok
dapat menurunkan kadar oksigen.
10. Impotensi
Merokok dapat menyebabkan penurunan seksual karena aliran
darah ke penis berkurang sehingga tidak terjadi ereksi.
11. Gangguan pola tidur
Menurut merokok juga dapat menggangu frequensi tidur
seseorang karena nikotin yang terkandung dalam merokok dapat
menyebabkan susah tidur.
4. Alkohol
a. Pengertian alcohol
Minuman keras adalah semua jenis minuman beralkohol.
Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol
yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung
karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi
tanpa destilasi, baik dengan cara memberi perlakuan terlebih
dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak, maupun
yang diproses dengan cara mencampur konsentrat dengan alkohol
atau dengan cara pengenceran minuman yang mengandung
26
d. Bahaya alcohol
Selama ini, stigma yang berkembang di masyarakat adalah
alkohol dapat merusak tubuh. Agaknya, pandangan seperti ini perlu
diluruskan. Pasalnya, pada dosis yang rendah (tidak memabukkan),
alkohol justru menguntungkan bagi tubuh. Beberapa hasil studi
melaporkan studi menyatakan bahwa konsumsi alkohol mampu
menurunkan serangan jantung, stroke, dan mencegah kemungkinan
munculnya serangan alzheimer. Kendati alkohol dalam dosis yang
rendah bermanfaat bagi tubuh, namun alkohol juga bersifat racun.
Ada dua jenis alkohol yang bersifat racun yaitu etil alkohol
atau etanol dan metil alkohol atau metanol. Etil alkohol terdapat
dalam minuman alkohol dan obat yang diolah (larutan alkohol),
keracunan ini ditandai dengan mabuk, perubahan emosi yang
mendadak, mual, muntah, tidak sadarkan diri bahkan meninggal
akibat lumpuhnya alat pernapasan. Metil alkohol biasanya
digunakan sebagai campuran cat, bahan pengencer, penghancur,
dan pemberi panas pada makanan yang dikalengkan. Gejala yang
ditimbulkan pada keracunan alkohol etil hampir sama dengan
keracunan etil alkohol. Hanya saja penderita biasanya mengalami
kebutaan akibat adanya pengrusakan saraf mata.
Pada umumnya, konsumsi alkohol merusak semua organ
tubuh secara berangsur-angsur akibat penggunaannya, dapat
menyebabkan peradangan hati (liver chirrhosis), menyebabkan
pendarahan dalam perut (mag), penyakit jantung
(cardiomyopathy), hormon seks, dan sistem kekebalan tubuh.
Pengaruhnya terhadap otak dapat secara akut (intoksisasi, delirium)
atau kronis (ataxia, pelupa, koordinasi motorik).
e. Alkohol dalam campuran
Berdasarkan ketentuan Standar Industri Indonesia (SII) dari
departemen perindustrian RI, minuman berkadar alkohol dibawah
20 % tidak tergolong minuman keras tapi juga bukan minuman
ringan. Sedangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
29
6. Vulva Hygiene
a. Pengertian
Vulva hygiene adalah perilaku memelihara alat kelamin bagian luar
(vulva) guna mempertahankan kebersihan dan kesehatan alat
kelamin, serta untuk mencegah terjadinya infeksi. Perilaku tersebut
seperti melakukan cebok dari arah vagina ke arah anus
menggunakan air bersih, tanpa memakai antiseptik,
mengeringkannya dengan handuk kering atau tisu kering, mencuci
tangan sebelum membersihkan daerah kewanitaan (Darma, 2017).
b. Manfaat Vulva Hygiene
35
saat perlu saja dan jangan terlalu lama, paling tidak 3-6 jam
sehari.
8) Mengganti pakaian dalam dua kali sehari saat mandi.
9) Memakai pakaian dalam dari bahan yang mudah menyerap
keringat misalnya katun. Bahan lain yang tidak menyerap
keringat seperti nylon atau polyester menyebabkan alat kelamin
terasa gerah dan panas, sehingga vagina menjadi lembab dan
menjadi tempat berkembangbiaknya bakteri dan jamur.
10) Memakai celana dalam yang tidak ketat. Celana dalam yang
terlalu ketat menyebabkan tidak adanya sirkulasi udara di sekitar
alat kelamin sehingga daerah sekitar vagina menjadi lembab.
agregat remaja
Kurangnya kebiasaan
3 4 3 3 3 3 3 3 25
hygiene personal
2. Perencanaan
Tahap selanjutnya setelah merumuskan diagnosis keperawatan
komunitas adalah melakukan perencanaan. Perencanaan diawali dengan
merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta rencana tindakan untuk
mengatasi masalah yang ada. Tujuan dirumuskan untuk mengatasi atau
meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat
pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan
fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis pertahanan
normal, dan pencegahna tersier untuk memperkuat garis pertahanan
resistan (Anderson & McFarlane, 2000 dalam Achjar, 2013).
Tujuan terdiri atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Penetapan tujuan jangka panjang (tujuan umum/TUM) mengacu pada
bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di komunitas, sedangkan
penetapan tujuan jangka pendek (tujuan khusus/TUK) mengacu pada
bagaimana mengatasi etiologi (E). Tujuan jangka pendek harus SMART
(S=spesifik, M=measurable/dapat diukur, A=achievable/dapat dicapai,
R=reality, T=time limited/punya limit waktu).
Rencana kegiatan yang akan dilakukan bersama masyarakat
dijabarkan secara operasional dalam planning of action (POA) yang
disusun dan disepakati bersama masyarakat saat MMD atau lokakarya
mini masyarakat. (Achjar, 2013).
3. Implementasi
Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah
perencanaan program. Program dibuat untuk menciptakan keinginan
berubah masyarakat. Implementasi keperawatan dilakukan untuk
42
A. PERSIAPAN
1. Penjajakan Tempat dan Persiapan Masyarakat
Kegiatan meliputi upaya mengenal secara langsung karakteristik
wilayah binaan dengan cara mencari informasi dari berbagai pihak terkait
wilayah yang akan menjadi sasaran.
2. Persiapan Teknis
Persiapan teknis dimulai dengan mencari responden, yang
manasetiap mahasiswa mencari 5 responden remaja dengan usia 15-18
tahun setelah itu dibuatkanlah grup remaja binaan melalui aplikasi
whatsapp dan Selanjutnya melalui grup tersebut dilakukan sosialisasi dan
penyebaran kuisioner yang dilakukan mulai tanggal 17 -18Oktober 2020
melalui online di 13 wilayah tempat tinggal mahasiswa yang selanjutnya
pada tanggal 25Oktober 2020 dilakukan pertemuan Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD I).
45
B. PELAKSANAAN
1. Pengkajian
Penyebaran kuisioner kesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan
COVID-19 dilaksanakan melalui online pada tanggal 17 – 18 Oktober
2020 dengan menggunakan metode Total Sampling yangmana seluruh
responden remaja pada masing-masing wilayah tempat tinggal mahasiswa
sebanyak 75 responden dijadikan sample penelitian.
a. Profil wilayah
13 Desa wilayah tempat tinggal masing – masing tempat tinggal
mahasiswa yaitu :
1) Desa Ubud, Gianyar
2) Desa Keramas, Blahbatuh, Gianyar
3) Desa Candikuning, Baturiti, Tabanan
4) Desa Sesetan, Denpasar Selatan
5) Desa Kayubihi, Bangli
46
b. Data Demografi
Wilayah yang kami pergunakan ada 13 desa antara lain Desa
Ubud, Gianyar, Desa Keramas, Blahbatuh, Gianyar, Desa
Candikuning, Baturiti, Tabanan, Desa Sesetan, Denpasar Selatan,
Desa Kayubihi, Bangli, Desa Sibanggede, Badung, Desa Adat
Semarapura, Denpasar Utara, Denpasar selatan, Samarinda
Kalimantan Timur, Nusa Penida, Mengwi,
BadungdanSingarajadengan jumlah responden yang terkaji yaitu 75
responden remaja.Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu
dengan cara total sampling dimana pelaksanaan pengambilan data
dilaksanakan oleh mahasiswa secara online dengan metode kuesioner
online pada keseluruhan jumlah sampel responden.
c. Data Survey
Pengumpulan data dilakukan secara online dimana mahasiswa
dan responden tetap berdiam diri dirumah masing-masing dan hanya
berkomunikasi melalui media sosial. Kuesioner online yang berisikan
pertanyaan tentang kesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan
COVID-19 disebarkan di group whatsapp kelompok remaja binaan
mahasiswa dari tanggal 17 – 18 Oktober 2020. Pengumpulan data
dilakukan menggunakan kuesioner online dengan metode total
sampling. Hasil survey di analisa secara deskriptif kuantitatif dengan
47
Intepretasi :
2) Kesehatan Remaja
a) Distribusi Responden Berdasarkan Sudah Menstruasipada
tanggal 12 Oktober – 22 November 2020
3) Covid – 19
a) Survey Pengetahuan Remaja Tentang Covid-19
(1) Distribusi Responden Berdasarkan PertanyaanPengertian
Covid-19 pada tanggal 12 Oktober – 22 November 2020
Intepretasi :
Dari 75 responden.Mayoritas responden menjawab bahwa
penyakit covid-19 disebabkan oleh virus sebanyak 50
orang (66.7%), responden mejawab bahwa penyakit covid-
19 disebabkan oleh virus dan bakteri sebanyak 23 orang
(30.7%) dan responden menjawab bahwa penyakit covid-
19 disebabkan oleh konsumsi daging hewan yang sakit
sebanyak 2 orang (2.7%)
Intepretasi :
Dari 75 responden. Mayoritas responden menjawab bahwa
penyakit covid-19 bukan ditularkan melalui udara
sebanyak 51 orang (68.0%), responden menjawab bahwa
penyakit covid-19 ditularkan bukan melalui berjabat
tangan, menyentuh benda sebanyak 11 orang (14.7%) dan
responden menjawab bahwa penyakit covid-19 ditularkan
bukan melalui udara dan dorplet sebanyak 7 orang (9.3%)
dan responden mejawab bahwa penyakit covid-19
ditularkan bukan melalui droplet (percikan batuk atau
bersin) sebanyak 6 orang (8.0%)
Intepretasi :
Dari 75 responden. Mayoritas responden menjawab bahwa
tanda dan gejala penyakit covid-19 yaitu demam, batuk,
lu, sesak nafas sebanyak 70 orang (93.3%), responden
menjawab bahwa tanda dan gejala penyakit covid-19 yaitu
lemas, sesak nafas, flu, batuk, tekanan darah tinggi
sebanyak 4 orang (5.3%) dan responden menjawab bahwa
tanda dan gejala penyakit covid-19 yaitu susah tidur,
demam, mata berkunang, lemas, sesak nafas sebanyak 1
orang (1.3%)
Intepretasi :
Dari 75 responden. Mayoritas responden menjawab bahwa
yang paling rentan terinfeksi covid-19 adalah orang usia
lanjut dengan penyakit penyerta sebanyak 65 orang
(86.7%), responden menjawab bahwa yang paling rentan
terinfeksi covid-19 adalah orang yang memiliki riwayat
asma sebanyak 10 orang (13.3%)
61
Intepretasi :
Dari 75 responden. Mayoritas responden menjawab 7-14
hari sebanyak 74 orang (98.7%) dan responden menjawab
7-12 hari sebanyak 1 orang (1.3%)
Intepretasi :
Dari 75 responden. Mayoritas responden menjawab
kontak erat dengan benda yang terkontaminasi covid-19
sebanyak 69 orang (92.0%) dan responden menjawab
tidak menggunakan masker saat bepergian sebanyak 2
orang (2.7%) dan dan responden menjawab tidak
menggunakan sarung tangan steril saat bepergian
sebanyak 4 orang (5.3%)
(3) Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Yang
Bukan Cara Mencegah Virus Covid-19 pada tanggal 12
Oktober – 22 November 2020
Intepretasi :
Dari 75 responden. Mayoritas responden menjawab 6
langkah sebanyak 73 orang (97.3%) dan responden
menjawab 2 langkah sebanyak 2 orang (2.7%)
(6) Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Mengenai
Sikap Dalam Upaya Mencegah Penularan Infeksi Covid-
19 pada tanggal 12 Oktober – 22 November 2020
Intepretasi :
Dari 75 responden. Mayoritas responden menjawab rutin
mandi sebanyak 70 orang (93.3%) dan responden
menjawab langsung masuk kamar sebanyak 5 orang
(6.7%)
(8) Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang
Diminta Keluar Rumah Namun Sedang Tidak Dalam
Kondisi Sehat pada tanggal 12 Oktober – 22 November
2020
Intepretasi :
Dari 75 responden. Mayoritas responden menjawab
membersihkan benda dengan cairan desinfektan sebanyak
64 orang (85.3%), responden menjawab selalu
menggunakan sarung tangan ketika beraktivitas sebanyak
8 orang (10.7%) dan responden menjawab membersihkan
benda dengan air biasa sebanyak 3 orang (4.0%)
Intepretasi :
Dari 75 responden. Mayoritas responden menjawab ya
sebanyak 62 orang (82.7%) dan responden menjawab
tidaksebanyak 13 orang (17.3%)
Intepretasi :
Dari 75 responden. Mayoritas responden menjawab ya
sebanyak 61 orang (81.3%) dan responden menjawab
tidaksebanyak 14 orang (18.7%)
Intepretasi :
Dari 75 responden. Mayoritas responden menjawab ya
sebanyak 64 orang (85.3%) dan responden menjawab
tidaksebanyak 11 orang (14.7%)
75
Intepretasi :
Dari 75 responden. Mayoritas responden menjawab ya
sebanyak 71 orang (94.7%) dan responden menjawab
tidaksebanyak 4 orang (5.3%)
Intepretasi :
Dari 75 responden. Mayoritas responden menjawab tidak
sebanyak 47 orang (62.7%) dan responden menjawab
yasebanyak 28 orang (37.3%)
Intepretasi :
Dari 75 responden. Mayoritas responden menjawab ya
sebanyak 65 orang (86.7%) dan responden menjawab
tidaksebanyak 10 orang (13.3%)
d. Analisa Data
COVID
temannya.
3. Sebanyak 11 orang (14.7%)
remaja mengkonsumsi alcohol.
3 : Tinggi 3 : Tinggi
Gangguan 2 3 3 8
Kesehatan Pada
Remaja
Perempuan
Kurangnya 3 3 3 9
Pengetahuan
Remaja Tentang
SADARI dan
Personal Hygine
Perilaku 3 2 2 7
Kesehatan
Cenderung
83
Beresiko
Prioritas (1) : Kurangnya Pengetahuan Remaja Tentang SADARI dan Hand Hygine
2. Perencanaan Keperawatan
RENCANA KEGIATAN
MASALAH PENANGGUNG
NO RENCANA KEGIATAN WAKTU TEMPAT SASARAN
KESEHATAN JAWAB
1 Kurang 1. Penyuluhan kesehatan tentang Rabu, 04 Rumah Remaja Pembimbing
pengetahuan COVID - 19 November masing- Perempuan Akademik dan
Remaja tentang 2. Penyuluhan kesehatan tentang Etika 2020 masing
Batuk Anggota
SADARI, responden Binaan
Etika Batuk, melalui media Kelompok 9
Mahasiswa
Dampak online aplikasi
Psikososial dan 3. Penyuluhan kesehatan tentang Senin, 09 zoom meeting Remaja laki-laki
COVID-19 Dampak Psikososial Novmber dan Perempuan
Mei 2020
Binaan
4. Penyuluhan kesehatan tentang
Mahasiswa
SADARI Rabu, 11
November
85
2020
2 Gangguan 1. Penyuluhan kesehatan tentang Jumat, 13 Rumah Remaja Pembimbing
Kesehatan Pada Reproduksi November masing- Perempuan Akademik dan
Remaja 2020 masing
2. Penyuluhan kesehatan tentang Anggota
Perempuan responden Binaan
Personal Hygiene melalui media Kelompok 9
Mahasiswa
online aplikasi
zoom
3 Perilaku 1. Penyuluhan kesehatan tentang Jumat, 6 Rumah Remaja laki-laki Pembimbing
Kesehatan bahaya merokok November masing- dan Perempuan Akademik dan
Cenderung 2020 masing
2. Penyuluhan kesehatan tentang Anggota
Berisiko responden Binaan
bahaya minum minuman keras melalui media Kelompok 9
Mahasiswa
(alkohol) online aplikasi
zoom
86
4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan komunitas mencakup evaluasi kegiatan yang
dilakukan selama implementasi keperawatan komunitas berupa pemberian
penyuluhan kesehatan pada responden remaja pada tanggal 04 November
2020 sampai 13 November 2020. Materi penyuluhan berisikan tentang,
maslah mengenai pengetahuan COVID-19 dan etika batuk, perilaku
penyimpangan (merokok dan alcohol), dampak psikososial (manajemen
stress), perilaku SADARI, Reproduksi dan personal Hygine. Dari evaluasi
keseluruhan kegiatan dengan pemberian penyuluhan kesehatan didapatkan
hasil masalah yang terjadi pada komunitas remaja dapat teratasi dengan
evaluasi sebagai berikut :
a. Evaluasi pada kegiatan untuk masalah: pengetahuan COVID-19 dan etika
batuk
1) Penyuluhan mengenai pengetahuan COVID-19
Sasaran kegiatan ini adalah seluruh remaja yang berjumlah 75
orang di 13 desa binaan mahasiswa yang dilaksanakan pada rabu,
04 november 2020 kegiatan penyuluhan tersebut dapat
dilaksanakan dengan baik dan lancar. Responden remaja yang
hadir tampak cukup antusias untuk mengikuti kegiatan penyuluhan
dengan materi COVID-19 melalui media online aplikasi zoom.
Responden remaja aktif dalam berdiskusi dan tanya jawab.
Sebagian besar remaja yang mengikuti penyuluhan mengatakan
sudah memahami tentang materi yang diberikan.hal tersebut juga
dapat dilihat dari hasil evaluasi akhir melalui media penyebaran
quesioner post test setelah penyuluhan dilaksanankan yaitu sebagai
berikut:
89
Intepretasi :
Hasil questioner pre test sebelum diberikannya penyuluhan
kesehatan tentang COVID-19 yaitu dari 75 responden, sebanyak 13
orang dengan katagori rendah tentang pengetahuan covid -19
(17,3%) dan sebanyak 62 orang (82,7%) memiliki pengetahuan
Covid-19 dengan katagori baik. dan setelah diberikannya
penyuluhan kesehatan tentang COVID-19 didapatkan persentase
dari hasil questioner post test yaitu dari 75 responden dengan
katagori baik (100%) sehingga didapatkan evaluasi hasil terjadinya
peningkatan pengetahuan responden remaja tentang penyebab
COVID-19.
Intepretasi :
Hasil questioner pre test sebelum diberikannya penyuluhan
kesehatan tentang merokok dan alcohol yaitu dari 75 responden
remaja, Sebanyak 9 orang dengan katagori rendah (9,3%) dan
sebanyak 68 orang memiliki pengetahuan tentang merokok dan
alcohol dengan katagori baik (90,7%) begitu pula setelah diberikan
penyuluhan kesehatan tentang merokok dan alcohol didapatkan
persentase dari hasil questioner post test yaitu hasilnya sebanyak
91
Intepretasi :
Hasil questioner pre test sebelum diberikannya penyuluhan
kesehatan tentang dampak psikososial (manajemen stress) yaitu
dari 75 responden remaja, Sebanyak 15 orang dengan katagori
cukup (28,0%) dan sebanyak 54 orang memiliki pengetahuan
tentang dampak psikososial (manajemen stress) dengan katagori
baik (72,0%) begitu pula setelah diberikan penyuluhan kesehatan
tentang dampak psikososial (manajemen stress) didapatkan
persentase dari hasil questioner post test yaitu hasilnya sebanyak
75 remaja memiliki pengetahuan tentang dampak psikososial
(manajemen stress) dengan katagori baik (100%).
Intepretasi :
Hasil questioner pre test sebelum diberikannya penyuluhan
kesehatan tentang perilaku SADARI yaitu dari 68 responden
remaja perempuan, Sebanyak 15 orang dengan katagori rendah
(22,1%) dan sebanyak 53 orang memiliki pengetahuan tentang
94
Intepretasi :
Hasil questioner pre test sebelum diberikannya penyuluhan
kesehatan tentang Reproduksi dan Personal Hygiene yaitu dari 68
responden remaja perempuan, Sebanyak 14 orang dengan katagori
rendah (20,6%) dan sebanyak 54 orang memiliki pengetahuan
tentang Reproduksi dan Personal Hygiene dengan katagori baik
(79,4%) begitu pula setelah diberikan penyuluhan kesehatan
tentang Reproduksi dan Personal Hygiene didapatkan persentase
dari hasil questioner post test yaitu hasilnya sebanyak 68 remaja
prempuan memiliki pengetahuan tentang Reproduksi dan Personal
Hygiene dengan katagori baik (100%).
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Pada tahap pengkajian, mahasiswa melakukan penyebaran kuesioner
kepada beberapa remaja yang telah ditunjuk sebagai sampel pada tiap-tiap
lingkungan yang ada di masing – masing wilayah tempat tinggal mahasiswa.
Pengkajian dilakukan dengan mengobservasi langsung melalui survey mawas
diri dan dapat diidentifikasi adanya beberapa hal yang dapat mempengaruhi
pengkajian tersebut yaitu :
1. Faktor Kekuatan
Faktor yang mendukung dan memungkinkan tahap ini terlaksana antara
lain potensi remaja sebagai sumber daya manusia sangat tinggi, dimana
kegiatan nantinya dapat dilakukan lebih cepat dan dapat dilakukan dimana
saja. Dalam situasi saat ini yang mana tidak memungkinkan untuk
melakukan kegiatan melalui petemuan langsung, sehingga kegiatan harus
dilakukan secara online dengan memanfaatkan teknologi yang ada seperti
melalui zoom, yang mana dalam hal tersebut tentunya remaja lebih fasih
dan sering dalam penggunaannya mengingat kondisi mereka yang juga
masih sekolah sehingga setiap hari tentunya memanfaaatkan zoom sebagai
media untuk belajar.
2. Faktor Kelemahan
Faktor kelemahan dalam hal ini yang dirasakan adalah keterbatasan dalam
pelaksanaan musyawarah yang dilakukan secara online, dimana ada yang
mengalami kesulitan sinyal, paket data, waktu responden yang bersamaan
dengan mengerjakan tugas sekolah dan durasi kegiatan yang cukup lama.
3. Faktor Kesempatan
97
4. Faktor Ancaman
Tidak ada faktor ancaman yang mempengaruhi proses kegiatan ini,
mengingat kegiatan ini didukung oleh pembimbing dan responden.
B. PERENCANAAN
Pada tahap ini diidentifikasi adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
penyusunan kegiatan perencanaan yang dilakukan untuk menanggulangi
masalah-masalah yang ditemukan.
1. Faktor Kekuatan
Faktor kekuatan yang dirasakan sebagai pendukung perencanaan
keperawatan adalah adanya dukungan dari pembimbing dalam
pelaksanaannya
2. Faktor Kelemahan
Faktor kelemahan yang dirasakan pada proses perencanaan adalah
penyesuaikan waktu antara mahasiswa sebagai penyelenggara kegiatan
selama proses implementasi keperawatan dengan kesibukan remaja untuk
berpartisipasi dalam kegiatan bersama mahasiswa seperti penyuluhan dan
sosialisasi yang dilakukan secara online sehingga pemahaman remaja tidak
selamanya sama dengan mahasiswa.
3. Faktor Kesempatan
Faktor kesempatan pada tahap ini dirasakan adanya kesediaan remaja ikut
terlibat dalam penyusunan perencanaan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ditemukan di masing-masing wilayah tempat tinggal
mahasiswa.
4. Faktor Ancaman
Tidak dirasakan adanya faktor ancaman pada kegiatan perencanaan ini.
98
C. PELAKSANAAN
Tahap ini dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan
yang telah ditemukan. Terlebih dahulu dilakukan perencanaan kemudian
diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu keberhasilan program
yang telah dibuat sesuai dengan perencanaan.
1. Faktor Kekuatan
Faktor kekuatan yang dirasakan sebagai pendukung pelaksanaan adalah
dari pembimbing yang sangat membantu untuk mengatasi permasalahan
yang disesuaikan dengan perencanaan MMD I, yang mana pembimbing
selalu dapat memberikan masukan dan saran. Dalam pelaksanaan
penyuluhan yang dilakukan pada waktu sore hari ketika remaja memiliki
waktu senggang membuat pelaksanaan ini dilakukan dengan sangat baik
untuk meningkatkan pengetahuan remaja dan wawasan remaja terkait
masalah kesehatan yang dialami.
2. Faktor Kelemahan
Faktor kelemahan yang dirasakan pada proses pelaksanaan adalah
kesibukan remaja di masing-masing wilayah karena tugas sekolah, ada
juga faktor kelemahan lainnya yang mana walaupun kegiatan
dilaksanakan sudah sesuai dengan POA. Namun ada beberapa remaja
dalam mengikuti penyuluhan via zoom terhambat karena sinyal, akses
internet di wilayah tempat tinggalnya dan masih adanya kegiatan sekolah
yang tidak bisa ditinggalkan oleh remaja.
3. Faktor Kesempatan
Faktor kesempatan pada tahap ini adalah adanya kesediaan remaja untuk
ikut terlibat dalam hal menyusun rencana dalam mengatasi masalah yang
ditemukan pada wilayah masing-masing tempat tinggal, memiiki
kesempatan untuk rneningkatkan pengetahaun masing-masing remaja dan
dapat memperbaiki atau merubah masalah kesehatan yang dialami untuk
menjadi lebih baik dan sehat
99
4. Faktor Ancaman
Faktor ancaman yang dirasakan adalah kegiatan cenderung dinomor
duakan mengingat masyarakat lebih fokus pada kegiatan rutin yaitu
mengerjakan tugas sekolah dan ada beberapa dari mereka yang juga
bekerja.
D. EVALUASI
Tahap evaluasi adalah tahap penilaian terhadap keberhasilan program yang
telah dilaksanakan yang disesuaikan dengan kriteria yang telah dibuat pada
tahap perencanaan.
1. Faktor Kekuatan
Faktor kekuatan yang dirasakan sebagai pendukung evaluasi adalah
adanya dukungan dari pembimbing yang sangat membantu untuk
mengatasi suatu permasalahan yang disesuaikan dengan perencanaan
MMD I yang mana pembimbing selalu dapat memberikan masukan dan
saran. Evaluasi juga dilakukan secara online melalui kuesioner online yang
disebarkan melalui group whatsapp sehingga waktu menjadi lebih efisien.
Hasil evaluasi dari penyuluhan yang dilakukan pengetahuan COVID-19
dan etika batuk, perilaku penyimpangan (merokok dan alcohol), dampak
psikososial (manajemen stress), perilaku SADARI, Reproduksi dan
personal Hygine dianggap efektif untuk mengatasi masalah kesehatan
komunitas pada remaja dengan evaluasi keseluruhan hasil yaitu terjadinya
peningkatan pengetahuan remaja tentang materi yang diberikan dan
perbaikan sikap dan perilaku responden remaja menjadi lebih baik setelah
diberikannya penyuluhan kesehatan dimana hal tersebut dapat dilihat dari
hasil kuesioner post test. Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan guna
untuk meningkatkan derajat kesehatan remaja dan mempertahankan hasil
yang telah didapat yaitu: mengajurkan remaja untuk mencari informasi
yang tepat melalui link resmi pemerintah, mengajurkan remaja untuk tetap
mengaplikasikan cara batuk yang baik dan benar di lingkungan sosialnya,
mengajurkan remaja untuk dapat merubah perilaku mengenai cara batuk,
mengajurkan remaja perempuan untuk melakukan SADARI secara rutin
100
A. KESIMPULAN
Data yang terkumpul didapat dari penyebaran kuesioner melalui
survey mawas diri. Ada 5 masalah kesehatan yang muncul di masing-
masing wilayah tempat tinggal mahasiswa yaitu : Kurang Pengetahuan
remaja tentang SADARI, Etika Batuk, Dampak Psikososial dan COVID-
19, Gangguan Kesehatan pada Remaja Perempuan tentang Kesehatan
Reproduksi dan Personal Hyginie, Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko
tentang Bahaya Merokok dan Bahaya Minum minuman Keras (alcohol).
Kegiatan yang dilaksanakan bersama-sama dengan 75 responden remaja
13 Desa binaan antara lain :
1. Untuk mengatasai masalah Kurang Pengetahuan Remaja tentang
SADARI, Etika Batuk, Dampak Psikososial dan COVID-19
a. Penyuluhan kesehatan tentang COVID-19
b. Penyuluhan kesehatan tentang Etika Batuk
c. Penyuluhan kesehatan tentang Dampak Psikososial
d. Penyuluhan kesehatan tentang SADARI
2. Untuk mengatasi Kesehatan Pada Remaja Perempuan
a. Penyuluhan kesehatan tentang Reproduksi
b. Penyuluhan kesehatan tentang Personal Hygiene
3. Untuk mengatasi Kesehatan Cenderung Berisiko
a. Penyuluhan kesehatan tentang Bahaya Merokok
b. Penyuluhan kesehatan tentang Bahaya Minum-Minuman Keras
(alcohol).
Hasil setelah dilakukan evaluasi melalui penyebaran kembali kuesioner
online (post test) didapat hasil, penyuluhan kesehatan yang dilakukan
untuk mengatasi masalah kesehatan komunitas remaja dapat dianggap
efektif dengan adanya peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap dan
perilaku responden remaja menjadi lebih baik setelah diberikannya
penyuluhan kesehatan. Sedangkan untuk rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan guna untuk meningkatkan derajat kesehatan komunitas remaja
dan mempertahankan hasil yang telah didapat yaitu menganjurkan remaja
binaan untuk mencari informasi yang tepat melalui link resmi pemerintah
terkait covid-19, Menganjurkan remaja untuk tetap mengaplikasikan
mengenai cara batuk yang baik dan benar di lingkungan sosialnya,
Menganjurkan remaja untuk dapat merubah perilaku mengenai cara batuk
agar dapat terhindar dari virus covid-19, Menganjurkan remaja perempuan
untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin
minimal seminggu dua kali, Menganjurkan remaja perempuan apabila saat
melakukan SADARI dan menemukan masalah pada payudara seperti
benjolan maka dapat melakukan konsultasi atau pemeriksaan lebih lanjut
ke dokter spesalis bedah, Menganjurkan remaja untuk dapat menjaga
kesehatan reproduksi dan personal hygiene setelah diberikan penyuluhan,
Menganjurkan remaja untuk dapat merubah perilaku dalam menjaga
kesehatan reproduksi dan personal hygiene menjadi lebih baik,
Menganjurkan remaja apabila medapatkan masalah mengenai kesehatan
reproduksi dan personal hygiene agar dapat mengkonsultasikan dan
melakaukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter spesialis obgyn atau
puskesmas terdekat di sekitar lingkungan remaja, Menganjurkan remaja
untuk dapat merubah perilaku mengenai merokok dan alkohol agar dapat
menjaga kesehatan menjadi lebih baik, Menganjurkan remaja untuk
memberikan informasi yang didapat dalam penyuluhan kepada masyarakat
atau remaja lain di ligkungan setempat remaja binaan tinggal,
Menganjurkan remaja apabila mengalami masalah yang diakibatkan oleh
merokok dan mengkonsumsi alkohol agar dapat secepatnya memeriksakan
kesehatan ke dokter atau puskesmas terdekat yang berada di lingkungan
tempat tinggal remaja, Melakukan manajemen stres seperti materi
penyuluhan yang telah diberikan, Meganjurkan remaja untuk menceritakan
masalah yang dialami dengan orang tua dan teman terdekat, Mencari
informasi tambahan di youtube maupun platform lain mengenai
pencegahan dan pengendalian stress yang dapat dilakukan dirumah selama
masa pandemic, Menganjurka remaja untuk melakukan konsultasi dengan
psikolog/psikiater yang dikenal apabila tidak dapat menangani masalah
psikososial secara mandiri.
B. SARAN
1. Institusi ITEKES Bali
a. Diharapkan dapat meningkatkan penyedian kebutuhan literature
yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat
b. Perlu persiapan yang lebih efektif dari segi waktu dan kelengkapan
PKL
2. Desa Binaan Mahasiswa
a. Agar masyarakat Desa binaan mempertahankan dan memperbaiki
status kesehatan yang telah dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
3. Membuat Instrument 13 – 16
Pengkajian Oktober
2020
4. Melakukan Survey 17 – 18
Pengkajian Oktober
2020
9. Melakukan penyuluhan 11
tentang sadari Penyebaran Nopember
kuesioner (pre dan post 2020
test)
10. Membuat Laporan 12
kegiatan dan menginput Nopember
hasil kuesioner 2020
11 Melakukan penyuluhan 13
tentang personal hygiene Nopember
dan reproduksi Penyebaran 2020
kuesioner (pre dan post
test)
12 Membuat Laporan 14
kegiatan dan menginput Nopember
hasil kuesioner 2020
Lampiran 2
PROPOSAL KEGIATAN
OLEH :
KELOMPOK 9
FAKULTAS KESEHATAN
2020
PROPOSAL KEGIATAN
A. LATAR BELAKANG
Dari hasil MMD I yang dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober
2020 dibuat rencana kegiatan untuk menangani masalah – masalah
kesehatan yang ada, rencana kegiatan, rencana kegiatan tersebut
dilaksanakan pada tanggal 04 November – 13 November 2020 dan akan di
evaluasi kembalioleh remaja untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari
pelaksanaan rencana tersebut.
Berdasarkan hal tersebut kami mahasiswa Program Studi Profesi
Ners ITEKES BALI akan mengadakan MMD II yang bertujuan untuk
membehas masalah tersebut.
Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan
keperawatan profesional yang ditujukan kepada kelompok resiko tinggi
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan
klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pelayanan keperawatan. Dengan demikian, peran serta dari remaja sangat
dibutuhkan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan remaja secara
swadaya, sadar, dan mandiri. Dalam rangka peningkatan peran serta
remaja, perawat komunitas perlu mengadakan pndekatan pada remaja,di
daerah binaan untuk menunjang keberhasilan keperawatan komunitas.
Salah satu bentuk pendekatan kesehatan yaitu dengan memebrdayakan
kesehatan remaja.
Dalam hal ini, mahasiswa melaksanakan kegiatan yang telah
diprogramkan dari tanggal 4 November – 13 November 2020. Dengan
telah dilaksakannya PKL oleh mahasiwa Profesi Ners ITEKES BALI di 13
wilayah tempat tinggal mahasiswa selama 6 minggu, hingga tiba saatnya
mahasiswa Profesi Ners ITEKES BALI untuk mengadakan penutupan.
Semoga apa yang kami laksanakan Bersama dengan remaja di 13 wilayah
tempat tinggal mahasiswa bia bermanfaat bagi remaja dan kita semua.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran secara umum mengenai hasil kegiatan yang
telh dilaksanakan
2. Tujuan Khusus
Acara MMD II :
a. Mengevaluasi hasil kegiatan yang telah dilaksanakan
b. Membuat rencana tindak lanjut
C. KEGIATAN
Kegiatan ini adalah “Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) II, dengan
membahas dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya
dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami remaja.
F. PESERTA
1. Undangan – undangan
2. Perwakilan remaja dari 8 wilayah tempat tinggal mahasiswa
3. Mahasiswa Profesi Ners ITEKES BALI
G. ANGGARAN KEGIATAN
H. SUSUNAN KEPANTIAAN
Terlampir
I. SUSUNAN ACARA
Terlampir
Demikianlah proposal kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) II
dan penutupan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini akan kami ajukan untuk
dapat menjadi pertimbangan bagi pihak yang terkait. Atas perhatiannya
dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih
Mengetahui,
Pembimbing Pembimbing
Ns. I Nyoman Arya Mahaputra,S.Kep.,M.Kep.Sp.KMB Ns. I Gst Ayu Rai Rahayuni, S.Kep.,MNS
NIDN. NIDN.
Lampiran 1
Total 92
Lampiran 2
SEKSI – SEKSI
1. Sie Kegiatan
Koordinator : Ni Putu Anggi Adelina
I Gusti Agung Astari Adikarapatni
Komang Ayu Meyani Pradani Andisuari
Ni Putu Devi Yanti
2. Sie Administrasi
Koordinator : Ayu Darmayanti
Ni Putu Diah Putri Pradnyani Wati
Putu Dian Satria Udayani
3. Sie Dokumentasi
Koordinator : Putu Ari Sasmita
Kade Asmela Twomarhensa
4. Sie Perlengkapan
Koordinator : Aditya Yudistira Kilip
Kadek Ari Nita Krisnawan
Lampiran 3
SUSUNAN ACARA MMD II
1. Pembukaan
2. Doa
3. Sambutan ketua panitia
4. Penyajian materi evaluasi
5. Diskusi
6. Penyajian hasil diskusi
7. Masukan-masukan hasil diskusi Musyawarah Masyarakat Desa II dari
masyarakat dan pembimbing akademik/penanggung jawab
8. Pengesahan hasil MMD II
9. Penutupan acara MMD II
LAMPIRAN 2
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERSONAL HYGIENE DAN KESEHATAN REPRODUKSI
I. Latar belakang
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental
dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,fungsi serta
prosesnya. Atau suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan
seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara
sehat dan aman (Rejeki, 2008).
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. (WHO, 2009). Dalam kehidupan sehari-hari
kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena
kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan
itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan,sosial, keluarga, pendidikan,
persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. (Efendy,
2006).
Sudah seharusnya setiap orang selalu berusaha untuk meningkatkan
personal hygiennya terutama pada area genetalia. Kebersihan pada area
genetalia seringkali dianggap sebagai masalah sepele, padahal jika hal
tersebut dibiarkan secara terus menerus maka dapat mempengaruhi kesehatan
reproduksi secara umum.
II. Tujuan penyuluhan khusus
Setelah diberikan penyuluhan, dapat menjelaskan :
1. Pengertian kesehatan reproduksi
2. Pengertian personal hygiene
3. Tujuan personal hygiene
4. Macam-macam Personal Hygiene
5. Cara melakukan personal hygiene terkait kesehatan reproduksi
III. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
VI. Evaluasi
Pertanyaan :
1. Apa pengertian kesehatan reproduksi?
2. Apa pengertian personal hygiene?
3. Apa tujuan personal hygiene?
4. Apa Macam-macam Personal Hygiene?
5. Bagaimana cara melakukan personal hygiene terkait kesehatan reproduksi?
VII.Lampiran materi
1. Pengertian kesehatan reproduksi
Menurut WHO, kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan
sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan
sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya. Sedangkan menurut Depkes RI
(2000), kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara
menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan
dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan
reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan
bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan
memuaskan sebelum dan sesudah menikah.
Daftar Pustaka
Aisyaroh, N., Kebidanan, S. P. P. D. I., & Unissula, F. I. K. (2010). Kesehatan
Reproduksi Remaja. Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung.
Universitas Sultan Agung.
Kristiana, D., & Karjiyem, E. K. (2012). Hubungan Persepsi Tentang Kesehatan
Reproduksi dengan Personal Hygiene pada Siswi Sekolah
Menengah Pertama.Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, 8(1), 1-
11.
Maolinda, N. (2012). Hubungan pengetahuan dengan sikap siswa terhadap
pendidikankesehatan reproduksi remaja di SMAN 1 Margahayu.
Students e-Journal, 1(1),28.
Nurlita, W. (2014). Gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga
kebersihan organ genetalia eksterna pada siswi MI Pembangunan.
Sulistyawati, E. I. (2012). Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Remaja
PutriTentang Personal Hygiene Organ Reproduksi Di Smp Negeri
1 Gesi Sragen.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENGETAHUAN COVID-19
DAN ETIKA BATUK
Sub Bahasan :
1. Pengertian Covid-19
2. Tanda dan gejala Covid-19
3. Penyebab atau Penyebaran Covid-19
4. Pencegahan covid-19
5. Etika batuk
Sasaran : Remaja
Waktu : 15 menit
A. Latar Belakang.
Virus corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
(SARA-CoV-2) adalah virus yang menyerang system pernapasan. Penyakit
karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus corona bisa menyebabkan
gangguan ringan pada system pernapasan, infeksi paru-paru, hingga kematian.
Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu
kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar
kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai
sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi
pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). ada
3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu
Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius), Batuk kering, Sesak napas
Covid dinyatakan sebagia pandemi didunia oleh WHO dan ditetapkan
pemerintah sebagai bencana non alam berupa wabah penyakit yang
perludilakukan langkah-langkah penanggulan terpadu termasuk keterlibatan
seluruh komponen masyarakat (KEMENKES RI, 2020)
Tragedi pada akhir 2019 tersebut terus berlanjut hingga penyebaran virus
Corona mewabah ke seluruh dunia. Metode penyebaran virus ini sangat cepat
dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya
dalam waktu beberapa bulan. Jika dibiarkan saja maka akan sangat berdampak
pada penurunan fungsi paru-paru bahkan berakibat kematian. Oleh karena itu
perlunya pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan COVID-19. Pemberian
informasi dengan mengedukasi supaya masyarakat mampu berperan serta
dalam melakukan pencegahan terhadap penularan COVID-19.
G. Materi
1. Pengertian Covid-19
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem
pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus
Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan,
infeksi paruparu yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARSCoV-2) yang lebih dikenal dengan
nama virus Corona adalah jenis baru dari corona virus yang menular
ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak,
orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.
Corona virus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi
sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan
infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa
menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru
(pneumonia). Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang
juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab MiddleEast
Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari
kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki
beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal
kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
Indonesia masih bergelut melawan virus Corona hingga saat ini,
sama dengan negara lain di dunia. Jumlah kasus virus Corona terus
bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tak sedikit
yang meninggal. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan
demi melawan COVID-19 dengan gejala mirip flu. Kasus virus Corona
diketahui lewat penyakit misterius yang melumpuhkan Kota Wuhan,
China. Tragedi pada akhir 2019 tersebut terus berlanjut hingga
penyebaran virus Corona mewabah ke seluruh dunia. Metode
penyebaran virus ini sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua
negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
2. Gejala
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang
terinfeksi virus Corona, yaitu:
a. Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
b. Batuk
c. Sesak napas. Kelelahan.
d. Tubuh terasa sakit.
e. Sakit kepala.
f. Kehilangan rasa atau bau.
g. Sakit tenggorokan.
h. Pilek/hidung tersumbat.
i. Mual.
j. Diare
Tempat : di Rumah
Sasaran : Remaja
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks dimana
individu baik laki-laki maupun perempuan mengalami berbagai masalah
seperti perubahan fisik, perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan
terhadap diri sendiri (penghargaan diri), mengalami krisis identitas,
mengalami konflik otonomi dan ragu-ragu dalam menyelesaikan masalah.
Dari beberapa perubahan yang terjadi pada remaja terdapat kemungkinan-
kemungkinan yang akan mengundang keinginan perilaku beresiko dan
berdampak negatif pada remaja, timbulnya keinginan berperilaku yang
beresiko dikarenakan adanya rasa takut dianggap tidak cakap, perlu untuk
menegaskan identitas dan dinamika kelompok seperti adanya tekanan dari
teman sebaya.
E. Media
Media yang digunakan: Leaflet
Kegiatan :
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN METODE
1 5 menit Pembukaan:
1. Membuka kegiatan dengan
mengucap salam. Ceramah
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan
2 20 menit Pelaksanaan:
1. Menjelaskan pengertian tentang
rokok dan alkohol
2. Menjelaskan tipe-tipe perokok Ceramah
3. Menjelaskaan penyebab/alasan
orang merokok dan minum
alkohol
4. Menjelaskan bahaya rokok dan
alkohol
5. Menjelaskan kandungan rokok
6. Cara atau langkah berhenti
merokok dan minum alkohol
F. Materi :
a. Pengertian Rokok
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rokok adalah
gulungan tembakau yang dibungkus kertas. Rokok adalah salah satu
produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap dan atau
dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya
yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, yang
asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan
(Peraturan Menkes,2013).
b. Kategori Perokok
a. Perokok Pasif
Perokok pasif adalah asap rokok yang dihirup oleh seseorang yang
tidak merokok (pasif smoker). Asap rokok tersebut biasa menjadi
polutan bagi manusia dan lingkungan sekitar. Asap rokok yang
terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada disekitar
perokok biasa menimbulkan secone handsmoke.
b. Perokok aktif
Perokok aktif adalah orang yang suka merokok (Hasan alwi, 2010:960)
Kemudian menurut M.N.Burstan (1997:86 )rokok aktif adalah asap
rokok yang berasal dari isapan perokok(mainstream).
Dari perokok aktif ini dapat digolongkan menjadi tiga bagian:
1. Perokok berat adalah perokok yang menghabiskan 21-30 batang
rokok setiap hari dengan selang waktu merokok berkisar 6-30
menit setelah bangun tidur pagi hari.
2. Perokok sedang adalah perokok yang mengkomsumsi rokok
cukup yaitu 11-21 batang per hari dengan selang waktu 31-60
menit mulai bangun tidur pagi hari.
3. Perokok ringan adalah perokok yang mengkomsumsi rokok jarang
yaitu sekitar 10 batang per hari dengan selang waktu 60 menit dari
bangun tidur pagi. (Mu‟tadin, 2011).
c. Alasan Yang Mempengaruhi Orang Merokok Dan Minum Alkohol
1. Alasan Merokok
Menurut Komalasari dan Helmi (2012), perilaku merokok selain
disebabkan dari dalam diri (internal) juga disebabkan dari
lingkungan (eksternal)
a) Faktor Diri (internal) Orang mencoba untuk merokok karena
alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit dan
kebosanan. Merokok juga memberi image bahwa merokok dapat
menunjukkan kejantanan (kebanggaan diri) dan menunjukkan
kedewasaan. Individu juga merokok dengan alasan sebagai alat
menghilangkan stress. Remaja mulai merokok berkaitan dengan
adanya krisis psikososial yang dialami pada perkembangannya
yaitu pada masa ketika mereka sedang mencari jati dirinya
(Komalasari dan Helmi, 2012
b) Lingkungan (eksternal)
1) Orang Tua
Pada masa remaja, remaja memulai berjuang melepas
ketergantungan kepada orang tua dan berusaha mencapai
kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai
orang dewasa. Pada masa ini hubungan keluarga yang dulu
sangat erat sekarang tampak terpecah. Orang tua sangat
berperan pada masa remaja, salah satunya adalah pola asuh
keluarga akan sangat berpengaruh pada perilaku remaja.
Pola asuh keluarga yang kurang baik akan menimbulkan
perilaku yang menyimpang seperti merokok, minum-
minuman keras, menggunakan obat-obat terlarang dan lain-
lain(Depkes RI, 2010).
2) Teman Sebaya
Pengaruh kelompok sebaya terhadap perilaku beresiko
kesehatan pada remaja, ketika remaja bergabung dengan
kelompok sebayanya maka seorang remaja akan dituntut
untuk berperilaku sama dengan kelompoknya, sesuai dengan
norma yang dikembangkan oleh kelompok tersebut
(Mu’tadin, 2011). Remaja pada umumnya bergaul dengan
sesama mereka, karakteristik persahabatan remaja
dipengaruhi oleh kesamaan: usia, jenis kelamin dan ras.
(Yusuf, 2006).
3) Iklan Rokok
Banyaknya iklan rokok di media cetak, elektronik, dan
media luar telah mendorong rasa ingin tahu remaja tentang
produk rokok. Iklan rokok mempunyai tujuan mensponsori
hiburan bukan untuk menjual rokok, dengan tujuan untuk
mengumpulkan kalangan muda yang belum merokok untuk
mencoba merokok dan setelah mencoba merokok akan terus
berkelanjutan sampai ketagihan (Istiqomah, 2010).
H. Refrensi :
Adnyani, N. N. T., & Supriyadi, S. (2020). Peran keberfungsian keluarga,
subjective well-being dan karakteristik perilaku minum minuman keras
terhadap perilaku minum minuman keras pada remaja laki-laki di Kabupaten
Karangasem, Bali. Jurnal Psikologi Udayana, 168-177.
Sub topik :
a. Pengertian Stress
b. Penyebab Stress
c. Tanda dan Gejala Stress
d. Manajemen Stress
Penyuluh : Kelompok 9
I. Latar Belakang
Masyarakat saat ini sedang berjuang melawan virus berbahaya baru yang
dikenal dengan nama virus Covd-19 atau Corona Virus Diseases. Corona
Virus menjadi guncangan bagi hampir semua negara pada tahun 2020 ini.
Seluruh negara di dunia terkena dampak dari persebaran virus tersebut yang
menyebar begitu cepat dan tidak terduga, begitupula dengan Indonesia.
Dalam upaya mencegah penyebaran virus ini, masyarakat dunia, khususnya di
Indonesia menerapkan Social Distancing serta Phyisical Distancing. Mereka
membatasi dirinya untuk tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain
dan tetap berada di rumah untuk mencegahnya terjangkit virus Covid-19.
Segala kegiatan yang biasa dilakukan di luar rumah diberhentikan untuk
sementara dan seluruh masyarakat dihimbau untuk tetap berada di rumah
masing-masing. Akibatnya, kondisi tidak biasa tersebut membuat semua
kalangan terpaksa harus bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru. Salah satu
yang terkena dampaknya adalah para remaja yang biasanya sering melakukan
aktivitas di luar rumah seperti bersekolah, bermain, dan lain –lain menjadi
terhambat. Berbagai macam sektor penting seperti sektor ekonomi, politik,
dan pendidikan mengalami perubahan dalam pelaksanaannya. Salah satu
contohnya adalah sektor pendidikan yang mana dalam pelaksanaanya sudah
tidak dilakukan lagi secara offline atau langsung di kelas, namun pertemuan
diadakan secara online melalui berbagai platform yang mendukung jalannya
pembelajaran bagi siswa. Hal tersebut mengakibatkan remaja menjadi bosan
terutama siswa yang melakuakan pembelajara dirumah atau secara online
mengalami peningkatan stress akibat pembelajaran secara online ini.
Salah satu faktor penyebab tingkat stress anak remaja saat ini adalah
karena mereka mengalami kesulitan saat harus belajar di rumah akibat
pandemi. Mereka beranggapan bahwa dengan sistem daring ini, pembelajaran
menjadi kurang efektif untuk dilaksanakan. Dari survei yang dilakukan
KPAI, sebanyak 79,9 % anak berpendapat bahwa interaksi berkurang dan
guru hanya memberikan tugas berat saja sehingga anak mengalami
peningkatan stress dan 20,1 % yang menganggap adanya interaksi dalam
proses pembelajaran. Ternyata, dampak negatif dari adanya peraturan seperti
Social & Physical Distancing serta PSBB, anak-anak merasa jiwanya menjadi
lebih tertekan. Menurut WHO (2019), stress yang muncul selama masa
pandemi Covid-19 bisa berupa rasa takut dan cemas mengenai kesehatan diri
dan kesehatan orang terdekatnya, pola tidur atau pola makan berubah, sulit
berkonsentrasi. Kondisi psikologis para remaja yang notabenenya masih
rentan dan mudah terganggu, makin diperparah dengan kondisi di lingkungan
sekitarnya yang tidak mendukung mereka melakukan aktivitas seperti
biasanya. Apalagi dengan situasi seperti sekarang ini yang mengharuskan
sang anak untuk bisa bertindak sesuai dengan kondisi dan aturan yang ada
dan mereka tidak bebas melakukan sesuatu yang menjadi kebiasaan mereka
untuk dilakukan di luar rumah. Berdasarkan data yang diperoleh
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) yang
meneliti tentang perkembangan psikologis masyarakat saat pandemi Covid-19
menunjukkan bahwa 64,3 % dari 1.522 responden mengalami masalah
kecemasan/stress sebagai dampak dari adanya pandemi ini. Responden
tersebut terdiri dari perempuan sebanyak 76,1 % yang berusia dari 14 tahun-
71 tahun. Mereka berasal dari beberapa wilayah yaitu Jawa Barat (23,4 %),
Jawa Tengah (15,5 %), Jawa Timur (12,8 %), dan DKI Jakarta (16,9%).
II. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta penyuluhan diharapkan mengerti
dan memahami tentang manajemen stress
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit, peserta
diharapkan mampu:
1. Memahami pengertian tentang stress
2. Mengetahui penyebab dari stress
3. Mengetahui tanda dan gejala stress
4. Mengerti dan memahami tentang manajemen stress
No Kegiatan Waktu
.
Penyuluh Peserta
1. Pembukaan: a. Menjawab salam 5 menit
b. Memperhatikan
a. Salam pembuka
b. Perkenalan
c. Mengkomunikasikan
tujuan
2. Kegiatan inti penyuluhan a. Menyimak dan 15 menit
menyampaikan materi memperhatikan
tentang: penyuluhan
IV. Media
Leaflet
Power Point (PPT)
V. Materi
Terlampir
VI. Evaluasi
A. Evaluasi struktur
1. SAP sudah siap 1 hari sebelum kegiatan.
2. Alat dan tempat sudah disiapkan.
3. Penyaji dan peserta siap.
B. Evaluasi proses
1. Alat dan tempat sesuai dengan rencana.
2. Peserta mampu menyimak dan merespon kegiatan penyuluhan.
C. Evaluasi hasil
Peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian dari stress.
2. Menjelaskan penyebab stress.
3. Mengenal tanda dan gejala stress.
4. Menjelaskan respon tentang respon tubuh terhadap stress
5. Menjelaskan kembali manajeme stress
VII. Referensi
Ananda, S. S. D., & Apsari, N. C. 2020. Mengatasi Stress Pada Remaja Saat
Pandemi Covid-19 Dengan Teknik Self Talk. Prosiding Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat, 7(2), 248-256. Diakses tanggal
26 Oktober 2020, dari
http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/29050
Jebriela, B., Halim, C., & Hartanti, H. 2020. Peyuluhan Terkait Stres Dan
Mekanisme Coping Skill. Ristekdik: Jurnal Bimbingan dan
Konseling, 5(1), 86-93. Diakses tanggal 26 Oktober 2020, dari
http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/Ristekdik/article/view/1276
Livana, P. H., Mubin, M. F., & Basthomi, Y. 2020. " Learning Task"
Attributable to Students' Stress During the Pandemic Covid-19.
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 3(2), 203-208. Diakses tanggal 26
Oktober 2020, dari
http://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj/article/view/590
Safety Sign Indonesia. 2020. Stress Saat Diam di Rumah Selama Pandemi
Covid-19. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2020, dari
https://safetysignindonesia.id/stres-saat-diam-di-rumah-selama-
pandemi-covid-19-atasi-dengan-cara-ini/
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Stress merupakan perasaan yang dialami oleh seorang individu saat
menghadapi situasi yang tertekan. Menurut Cameron dan Meichenbaum,
stress terbagi menjadi beberapa macam bentuk, tergantung dari ciri-ciri
individu yang merasakannya, kemampuan untuk menghadapinya (coping
skills), dan sifat stressor yang dihadapinya. Stress adalah usaha penyesuaian
diri dimana bila individu tidak mampu mengatasinya, maka dapat
memunculkan gangguan fisik, perilaku, perasaan hingga gangguan jiwa
dengan berbagai faktor seperti frustasi, konflik, tekanan, serta krisis
(Maramis & Maramis, 2012). Sumber dari munculnya stress disebut dengan
stressor. Penyebab dari munculnya stress bisa dikarenakan adanya
penyaluran dari proses penilaian kognitif yang tidak sesuai sehingga
memunculkan pikiran-pikiran negatif yang berakibat stress (Ananda &
Apsarai, 2020)
Stres diawali dengan adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dan
sumber daya yang dimiliki individu, semakin tinggi kesenjangan terjadi
semakin tinggi pula tingkat stres yang dialami individu dan akan merasa
terancam. Stres merupakan respon adaptif yang dipengaruhi oleh
karakteristik individual dan atau proses psikologis, yaitu akibat situasi atau
kejadian eksternal yang menyebabkan tuntutan fisik dan atau psikologis
terhadap seseorang (Doka, 2018)
B. Penyebab dari Stress
Stresor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang
menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu
terpaksa mengadakan adaptasi atau mengulangi stresor yang timbul.
Penyebab terjadinya stresor psikososial adalah :
1. Faktor keluarga dimana stres dialami oleh anak dan remaja yang
disebabkan karena kondisi keluarga yang tidak baik
2. Problem orangtua
3. Hubungan interpersonal berupa konflik dengan teman dekat, kekasih,
atasan atau pun bawahan
4. Masalah pekerjaan
5. Kondisi lingkungan yang buruk dimana seseorang merasa tercekam
atau tidak aman yang mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup.
6. Masalah keuangan yang tidak sehat
7. Ada masalah hukum
8. Penyakit fisik dan cedera
9. Adanya masalah perkawinan
Manfaat SADARI
Penyuluhan : Kelompok 9
Tempat : Dirumah
A. LATAR BELAKANG
Kanker payudara adalah kanker paling umum pada wanita baik di
negara maju maupun berkembang. Kanker payudara adalah tumor ganas
yang terbentuk dari sel-sel payudara yang tumbuh dan berkembang tanpa
terkendali sehingga dapat menyebar di antara jaringan atau organ di dekat
payudara atau ke bagian tubuh lainnya. Data GLOBOCAN, International
Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui bahwa tahun 2012
terdapat 14.067.894 kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian akibat
kanker di seluruh dunia.1 Persentase kasus baru kanker payudara sebesar
43,3% dan persentase kematian akibat kanker payudara sebesar 12,9%.
Menurut data WHO (2018) menyatakan bahwa, kanker merupakan
penyebab kematian nomer dua di dunia. Angka prevalensi kanker di
Indonesia meningkat jika dibandingkan dengan prevalensi tahun 2013.
Angka prevalensi kanker pada tahun 2013 sebanyak 1,4% sedangkan pada
tahun 2018 meningkat sebesar 1,8%. Menurut data RIKESDAS (2018)
menyatakan bahwa kanker pada perempuan yang paling banyak disebabkan
oleh kanker payudara. Menurut Kemenkes RI (2018) menyatakan bahwa,
kanker payudara yang terjadi pada wanita usia 30-50 tahun yaitu sebanyak
2.747.662 orang. Provensi Bali memiliki perungkat ke 17 dengan kasus
kanker payudara di Indonesia dengan jumlah 1.915. Berdasarkan data Dinas
Kesehatan Provinsi Bali didapatkan hasil bahwa, prevalensi benjolan dan
tumor payudara sebanyak 2.648 (7, 2%).
Kanker payudara dapat dideteksi sedini mungkin dan bisa dilakukan
sendiri di rumah. Cukup beberapa menit, sebulan sekali, dengan melakukan
pemeriksaan payudara sendiri. Melakukan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) dapat menjadi langkah awal mendeteksi kelainan pada payudara.
Lakukan SADARI secara rutin, yakni setiap bulan pada hari ke-1 s/d hari
ke3setelah bersih menstruasi. SADARI bisa dilakukan perempuan sejak
merasakan adanya pertumbuhan payudara dengan tujuan untuk lebih
membiasakan diri dalam memeriksakan payudara sejak dini selain sebagai
sarana deteksi dini kanker payudara, karena dengan melakukan pemeriksaan
dini, kanker payudara bisa dicegah dari risiko yang lebih tinggi, serta dapat
menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang ditemukan pada
stadium awal akan memberikan harapan hidup lebih lama.
Benjolan di payudara bukan berarti kanker. Sehingga untuk memastikan
setiap benjolan perlu diperiksa dengan seksama. Tak perlu menunggu
hingga timbul gejala untuk mulai melakukan deteksi dini SADARI.di
rumah. Langkah penting yang dapat dilakukan setiap perempuan untuk
menurunkan risiko kematian akibat adanya kanker payudara adalah dengan
melakukan deteksi dini. Menurut Sumary dalam Wardana (2012), minat
masyarakat untuk melakukan pemeriksaan SADARI masih sangat rendah,
hal ini banyak dipengaruhi oleh ketidaktahuan wanita akan bahaya kanker
payudara.
Berdasarkan hasil survey kuesioner yang dilakukan pada remaja di 13
wilayah didaptkan hasil yaitu kurangnya pengetahuan remaja tentang
SADARI sebanyak 42 orang remaja (56,0%) dan remaja perempuan yang
tidak mengetahui cara melakukan SADARI sebanyak 46 orang (61,3%) dari
total remaja perempuan sebanyak 68 orang (93%) . Saat pelaksanaan MMD
1, didapatkan masalah kurangnya pengetahuan remaja tentang perilaku
melakukan SADARI dan cara melakukan pemeriksaan SADARI. Dengan
demikian tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah yang dialami remaja
saat ini yaitu penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara dengan
SADARI.
E. MEDIA
1. Leaflet
2. Power point
3. Zoom meating
F. KEGIATAN PENYULUHAN
2. Penugasan
a) Ketua
Mengontrol penyuluhan
b) Penyaji
Mengapresiasikan materi sebelum mulai menyajikan dan
menyajikan materi penyuluhan
c) Moderator
1) membuka jalannya penyuluhan
2) memberi salam
3) memperkenalkan peserta penyuluhan
4) menyampaikan tujuan
5) mengontrak waktu untuk penyuluhan
6) menanyakan ke pasien, apakah ada yg kurang jelas tentang apa
yang telah di bawakan penyaji
7) memperjelas pertanyaan dan jawaban yang telah ditanyakan
peserta dan yg di jawab penyuluh
8) menutup jalannya penyuluhan
d) Observer
Mengobservasi jalannya penyuluhan dan menyimpulkan hasil
kegiatan penyuluhan
e) Fasilitator
Menfasilitasi jalannya penyuluhan
H. MATERI
1. Pengertian Kanker Payudara
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam payudara
yang berasal dari kelenjar, saluran, dan jaringan penunjang payudara
tetapi tidak termasuk kulit payudara. Kanker payudara dapat
menyebabkan kematian karena mempunyai sifat menyebar ke bagian
tubuh lainnya melelui pembuluh darah maupun pembuluh getah bening.
Menurut laporan WHO (Badan Kesehatan Dunia), kanker payudara
menempati peringkat kedua penyebab kematian setelah kanker servik
(mulut rahim). Kanker payudara biasanya menyerang wanita berusia di
atas 35 tahun. Setiap perempuan berisiko terkena kanker payudara.
(Anonim,2012)
4. Pemeriksaan SADARI
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah cara yang efektif
untuk mendeteksi sedini mungkin. Para wanita disarankan untuk
melakukannya sendiri karena mereka sendiri yang benar-benar
mengenal struktur payudara normalnya. Oleh karena itu jika ada
benjolan atau ada hal normal lainnya, maka mereka akan langsung
menyadarinya.
J. REFERENSI
Anonim. 2012. kanker payudara 2012. Diakses tanggal 23 oktober 2020
http://medicastore.com/penyakit/103/kanker_payudara.html
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2018). Profil kesehatan Bali 2017. Diakses
tanggal 29 Oktober 2020. Dari
https://www.diskes.baliprov.go.id/profil-kesehatan-provinsi-bali/