Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN MATA KULIAH

PKL KOMUNITAS
PADA TANGGAL 10 - 27 JANUARI 2022

OLEH:
KELOMPOK 3

1. Hijriah Wahyu Safitri P07124221063


2. Ni Luh Putu Widyantari P07124221070
3. Putu Meidiana Karmilasari P07124221080
4. Ni Komang Esawitri Aprilia P07124221092
5. I Dewa Agung Ayu Intan Krisnadewi P07124221095
6. Ayu Trisna Suciari P07124221061
7. Luh Gede Erawati P07124221083
8. Luh Ayu Adnyani P07124221084
9. Ni Wayan Widarini P07124221088
10. Ni Wayan Sukariasih P07124221086

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI STR KEBIDANAN
2022

i
DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ....................................................................................................1
B.Tujuan..................................................................................................................2
C.Manfaat................................................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI
A. PKMD .............................................................................................................. 4
B. Asuhan Keluarga .............................................................................................. 11
C. Asuhan di Komunitas........................................................................................ 15
D. Penyuluhan Kesehatan dan SAP....................................................................... 17
E. Media dan Metode Promosi Kesehatan............................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan kebidanan komunitas adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang
dilakukan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri
sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhan dibidang
kesehatan dan dibidang lain yang berkaitan agar mempu mencapai kehidupan
sehat sejahtera (Departemen Kesehatan RI, 2017).
Kematian Ibu Dan Kematian Neonatal di Indonesia masih menjadi tantangan
besar, apalagi pada saat situasi bencana. Indonesia sedang menghadapi bencana
nasional non alam covid 19 sehingga pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
menjadi salah satu layanan yang terkena dampak baik secara akses maupun
kuaitas. Dikhawatirkan, hal ini menyebabkan adanya peningkatan morbiditas dan
mortalitas ibu dan bayi baru lahir.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikitan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing – masing
yang merupakan bagian dari keluarga. Keluarga memiliki pengaruh yang penting
tehadap pembentukan identitas individu, status kesehatan dan perasaan harga diri
individu. Sistem pendukung yang vital bagi individu adalah keluarga, dimana
keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga
dengan menjalankan fungsi biologi, fungsi pendidikan, fungsi psikis, fungsi
sosiokultural, serta fungsi kesehatan.
Wanita dan Ibu adalah dua sosok yang tidak pernah lepas dari kehidupan kita.
Tanpa sosok Ibu kita tidak akan pernah ada di dunia ini. Bahkan banyak orang-
orang hebat yang tidak akan pernah bisa menjadi hebat tanpa didukung dengan
sosok wanita hebat di belakangnya. Ada begitu banyak definisi dan arti dari wanita
namun semua arti dan definisi itu bersumber pada satu kesimpulan, bahwa wanita
adalah sosok yang sangat hebat terlepas dari segala kekurangan yang dimilikinya.

1
Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas
dimana pelayanan kebidanan komunitas merupakan upaya yang dilakukan bidan
untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan lansia di dalam keluarga dan
masyarakat supaya keluarga dan masyarakat selalu berada dalam kondisi
kesehatan yang optimal. Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas termasuk di
dalamnya adalah penyuluhan dan nasihat tentang kesehatan, pemeliharaan
kesehatan lansia , pengobatan sederhana bagi ibu dan balita, perbaikan gizi
keluarga, imunisasi ibu dan anak, pertolongan persalinan serta pelayanan KB.
Yang menjadi sasaran kebidanan komunitas yaitu ibu (prahamil, hamil, bersalin,
nifas), anak (bayi baru lahir, balita, anak pra sekolah, remaja), keluarga (wanita
dengan gangguan sistem reproduksi), masyarakat. Yang menjadi sasaran utama
adalah ibu dan anak dalam keluarga.
Untuk keberhasilan kegiatan yang dilakukan dalam acara PKMD setiap
individu diberikan tugas untuk melakukan penyuluhan pada KK binaan. Setiap
individu diwajibkan mempunyai KK binaan, dimana setiap KK binaan minimal
ada tiga masalah yang dikaji kemudian dilakukan penyuluhan. Setiap individu
wajib melakukan kunjungan terhadap KK binaan yang diambil dalam waktu
beberapa hari.
Pendekatan yang akan digunakan oleh bidan komunitas harus memperhatikan
strategi pelayanan kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan serta aspek
perlindungan hukum bagi bidan komunitas (Pudiastuti, 2011). Oleh karena itu
sebelum menjalankan peran sesungguhnya maka mahasiswa dilatih untuk
menjalan perannya pada praktek kerja lapangan komunitas dengan harapan dapat
melakukan proses pembelajaran masyarakat dengan cara dimulai dari pengkajian,
analisa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kehamilan merupakan proses
alamiah dari periode pertumbuhan seorang wanita (Rahyani, 2012).

B. Tujuan
Pada akhir Kepaniteraan Klinik diharapkan lulusan profesi bidan mampu dalam
memberikan asuhan kebidanan KB dan Kesehatan Reproduksi sesuai dengan standar

2
asuhan kebidanan secara mandiri, profesional, dan berkualitas dengan selalu
memperhatikan aspek budaya lokal
1. Melaksanakan Asuhan Kebidanan Komunitas dengan menggunakan pendekatan
Manajemen Kebidanan pada keluarga, dengan inovasi yang dimunculkan
2. Meningkatnya Pengetahuan dan Pemahaman dengan dilaksanakan kegiatan
Kebidanan Komunitas dengan menggunakan pendekatan Manajemen Kebidanan
pada keluarga, dengan inovasi yang dimunculkan
3. Menjadi Program baru dalam setiap penyelesaian masalah yang terdapat di
masyarakat
4. Terpantaunya kesehatan masyarakat pada ibu hamil, persalinan, bayi, balita, KB
dan kespro.

C. Manfaat
Praktik kepaniteraan klinik dilakukan agar mahasiswa mendapatkan
pengalaman nyata dalam memberikan asuhan kebidanan komunitas, serta dapat
mengimplementasi ilmu yang telah didapat dari pendidikan.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)


Pembangunan kesehatan masyarakat adalah rangkaian kegiatan masyarakat
yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka
menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi
kebutuhannya dibidang kesehatan dan dibidang lain yang berkaitan agar mampu
mencapai kehidupan sehat sejahtera (Soetomo, 2006).
Karena PKMD sebagai bentuk aplikasi mata kuliah asuhan kebidanan
komunitas. Dalam pelaksanaannya, PKMD terdiri dari sebagai berikut:
1. PTD (Pertemuan Tingkat Desa)
Pertemuan tingkat desa sebagai langkah awal pendekatan kepada tokoh
masyarakat dan pemimpin desa guna memperoleh dukungan upaya pelayanan
kebidanan komunitas. Yang bertujuan sebagai berikut :
a. Dikenalnya masalah kesehatan setempat secara umum.
b. Dikenalnya program-program kesehatan sebagai upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
c. Diperoleh dukungan pamong dan pemuka masyarakat guna melaksanakan
kesehatan terpadu.
d. Disadari pentingnya survei diri untuk menelaah masalah kesehatan
setempat.
e. Tersusunnya kelompok kerja untuk survei diri dan ditemukannya jadwal
survei.
2. SMD (Survei Mawas Diri)
SMD adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah
kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat setempat dibawah
bimbingan petugas kesehatan atau perawat di desa.
Survei Mawas Diri (SMD) sangat penting untuk dilaksanakan agar
masyarakat menjadi sadar akan adanya masalah kesehatan yang sedang

4
dihadapi, masyarakat mampu mengenal, mengumpulkan data dan mengkaji
masalah yang ada dalam lingkungannya sendiri, timbulnya minat dan
kesadaran untuk mengetahui masalah-masalah kesehatan dan pentingnya
masalah tersebut segera diatasi, serta mampu untuk menggali sumber daya
yang ada atau dimiliki. Hasil SMD Puskesmas kemudian akan menjadi dasar
untuk menyusun pemecahan masalah yang dihadapi.
3. MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah pertemuan seluruh warga
desa untuk membahas hasil survei diri yang merencanakan penanggulangan
masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil survei diri dengan
bermusyawarah sehingga menjadi keputusan bersama. Tujuan MMD adalah :
a. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi disuatu wilayah.
b. Memperoleh kesepakatan bersama menanggulanggi masalah kesehatan
desa.
c. Menyusun rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan desa.
MMD sebaiknya dihari oleh seluruh warga desa, petugas puskesmas,
bidan, dan sector lain tingkat kecamatan yang berkaitan.
Menurut Effendy (1998), pendekatan dalam pelayanan yang berorientasi pada
kebutuhan masyarakat terdiri dari 3 jenis pendekatan, yaitu :
a. Specifict Content Approach
Pendekatan baik perorangan (promotor kesehatan desa), lembaga
swadaya atau badan tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan
dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan mengajukan
suatu proposal atau program kepada instansi yang berwenang untuk
mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut.
Misalnya program penanggulangan sampah.
b. General Content Objektive Approach
Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang
kesehatan dalam wadah tertentu. Misalnya program pos pelayanan
terpadu yang melaksanakan 5 sampai 7 upaya kesehatan yang dijalankan

5
sekaligus, seperti KIA, KB, gizi, imunisasi, penanggulangan diare,
penyediaan air bersih, dan penyediaan obat-obat esensial.
c. Proses Objective Approach
Pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan
oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi
masalah, analisa, menyusun perencanaan penanggulangan masalah,
pelaksanaan kegiatan samapai dengan penilaian dan pengembangan
kegiatan, di mana masyarakat sendiri yang mengembangkan
kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Dan yang
dipentingkan dalam pendekatan ini adalah partisipasi masyarakat atau
peran serta masyarakat dalam pengembangan kegiatan. Misalnya adalah
kader.
4. Pelaksanaan
Langkah-langkah kebidanan komunitas:
1) Identitas masalah
Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data
berdasarkan sumber data, pengumpulan dilakukan secara langsung di
masyarakat (data subyektif) dan secara tidak langsung (data obyektif).
Data subyektif didapat dari informasi yang langsung diterima dari
masyarakat melalui wawancara. Data obyektif adalah data yang diperoleh
dari hasil obserfasi pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga,
masyarakat dan lingkungannya.
Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini
adalah pengumplan data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan
data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan. 2. Data Desa
2) Data desa
Data desa meliputi:
a. Wilayah desa (Luas, keadaan geografi, jarak desa dan fasilitas
kesehatan pemeriksaan).

6
b. Penduduk (jumlah, komposisi penduduk, jumlah keluarga, mata
pencaharian, pertumbuhan penduduk, dinamika penduduk)
c. Status kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesaktan ibu, anak
dan balita).
d. Keadaan lingkungan (jumlah sarana air minum, jumlah jamban
keluarga, pembuangan sampah dan kotoran, pembuangan tinja dan
kondisi tinja).
e. Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan perkapita, organisasi dari
lembaga swadaya masyarakat yang ada, media komunikasi yang
dimiliki masyarakat).
f. Data keluarga
g. Pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu ibu, bayi dan balita.
h. Pemeriksaan lingkungan keluarga (rumah, pekarangan, pembuangan
sampah dan kotoran).
3) Analisa dan Perumusan Masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan
ditetapkan masalah kesehatan lingkungan di komuniti.
a. Analisis
Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan
mencari kaitan satu dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai
masalah, melalui proses analisis ditemukan jawaban tentang
hubungan antara penyakit atau kasus kesehatan dengan lingkungan
keadaan sosial budaya (perilaku). Pelayanan kesehatan serta faktor
keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil analisi.
Dalam rumusan masalah mencakup masalah utama dan penyebabnya
serta masalah potensial.

7
4) Rencana dan Tindakan
Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan serta
penyebannya, maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan.
Tindakan dilakukan berdasarkan rencana yang disusun:
a. Rencana
Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan lingkungan di
komunitas dapat dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan, dan
evaluasi. Untuk pencapaian tujuan tersebut perlu ditetapkan sasaran,
maka disusun rencana pelaksanaan.
Di dalam pelaksanaan mencakup:
(1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
(2) Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan pada
keluarga.
Untuk mengetahui hasil suatu upaya, maka perlu ditentukan kriteria
keberhasilan, kriteria ini ditetapkan di dalam rencana evaluasi
tercakup:
(1) Tingkat kesehatan lingkungan.
(2) Frekuensi penyuluhan.
(3) Partisipasi keluarga dalam bentuk tindakan.
b. Tindakan
Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor
perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap lingkungan
kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi,
maka perlu dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan perubahan
dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi.
5. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan antara hasil
yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian dinyatakan
berhasil bila evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai. Bila tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji kembali penyebabnya.

8
Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan dalam
mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul akibat
keberhasilan tersebut.
Evaluasi (penilaian) PKMD:
a. Penilaian hasil kegiatan
b. Penilaian hasil sementara
c. Penilaian hasil akhir
6. Konsep Masyarakat dan Konsep Sehat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang bergaul, atau dengan istilah
lain saling berintereaksi. Kesatuan hidup manusia berintereaksi menurut suatu
sistm adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terkait oleh suatu rasa
identitas bersama. Sehat adalah suatau keadaan yang lengkap, meliputi :
kesejahteraan fisik, mental, dan sosia, bukan hanya bebas dari penyakit dan
kecacatan/ kelemahan.
Lembaga Sosial Desa atau Lembaga Kerja Pembangunan Masyarakat
Desa (LKPMD) adalah suatu wadah kegiatan antar disiplin di tingkat desa,
tiap kelurahan atau desa mempunyai lembaga semacam ini. Tugas utama
lembaga ini adalah merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan-
kegiatan pembangunan di desanya, termasuk juga pembangunan di bidang
kesehatan. Oleh karena itu, tenaga kesehatan dari puskesmas dapat
memanfaatkan lembaga ini untuk menjual idenya, dengan memasukkan ide-
idenya ke dalam program LKPMD. (Waahit iqbal.dkk. 2009)
7. Tujuan dari Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
1) Tujuan Umum:
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri
dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup.
2) Tujuan Khusus:
a) Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang
dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam
meningkatkan mutu hidup mereka.

9
b) Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk
berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri.
c) Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat
yang mampu, trampil serta mau berperan aktif dalam kegiatan
pembangunan desa.
d) Meningkatnya kesehatan masyarakatdalam arti memenuhi
beberapa indikator : Angka kesakitan menurun, angka kematian
menurun terutama angka kematian bayi dan anak, angka kelahiran
menurun, dan menurunnya angka kekurangan gizi pada anak
balita.
3) Ciri-ciri Pembangunan Kesehatan Masyarakat dan masyarakat sehat
a) Kegiatan dilaksanakan atas dasar kesadaran, kemampuan dan
prakarsa masyarakat sendiri, dalam arti bahwa kegiatan dimulai
dengan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang memang
dirasakan oleh masyarakat sendiri sebagai kebutuhan.
b) Perencanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat secara
musyawarah dan mufakat.
c) Pelaksanaan kegiatan berlandaskan pada peran serta aktif dan
swadaya masyarakat dalam arti memanfaatkan secara optimal
kemampuan dan sumber daya yang dimiliki masyarakat.
d) Masukan dari luar hanya bersifat memacu, melengkapi dan
menunjang, tidak mengakibatkan ketergantungan.
e) Kegiatan dilakukan oleh tenaga-tenaga masyarakat setempat.
f) Memanfaatkan teknologi tepat guna.
g) Kegiatan yang dilakukan sekurang-kurangnya mencakup salah satu
dari 8 unsur PHC.
4) Ciri-ciri Masyarakat Sehat
Ciri-ciri masyarakat sehat adalah sebagai berikut:

10
a) Adanya peningkaatan kemampuan dari masyarakat untuk hidup
sehat
b) Mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya
peningkatan kesehatan (healt promotion), pencegahan penyakit
(healt prevention), penyembuhan penyakit (curative), dan
pemulihan kesehatan (healt rrehabilitation)tertama ibu dan anak
c) Berupaya selalau meningkaatkan kesehatan lingkungan , terutama
penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatan oleh
masyarakat untukeningkatkan mutu lingkungan hidup.
d) Selalu meningkatkan status gizi masyarakat berkaitan dengan
peningkatan status sosial ekonomi masyarkat.
e) Berrupaya selalu menurunkan angka kesakitan dan kematian dari
berbagai sebab dan penyakit. (Sumijatun.dkk.2005)

B. Asuhan Keluarga
1. Konsep Keluarga
Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang
berarti "anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang
masih memiliki hubungan darah Menurut Departemen Kesehatan RI ( 2019 ),
keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Sedangkan menurut
Salvicion dan Ara Celis (2005), keluarga adalah dua atau lebih dari dua
individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Bentuk Tipe Keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear Familly), adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.

11
b. Keluarga besar (ETtended Familly), adalah keluarga inti ditambah sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi,
dan sebagainnya.
c. Keluarga berantai (Serial Familly), adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (Composite), adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi, adalah yang perkawinannya berpoligami dan
hidup secara bersama-sama.
f. Keluarga kabitas (Cabitation), adalah dua orang yang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk satu keluarga. (Effendi, 2006).
3. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
Pemegang kekuasaan keluarga menurut (Effendi, 2006):
a. Patrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
pihak ayah.
b. Matrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalah keluarga adalah
pihak ibu.
c. Equalitarian, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
pihak ayah dan ibu.
4. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Menurut (Effendi, 2006) penaran dalam keluarga adalah:

a. Peranan ayah

12
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pecari nafkah, pendidik,
pelindung, kepala keluarga, anggota dari kelompok sosialnya, anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga, mengasuh
dan pendidik, pelindung dari salah satu kelompok dari peranan sosialnya,
serta sebagai anggota masnyarakat dari lingkungannya, pencari nafkah
tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik
fisik, mental maupun spiritial.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis
Untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memenuhi kebutuhan gizi keluarga, memelihara dan merawat anggora
keluarga.
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan kasih sayang diantara anggota keluarga.
c. Fungsi sosial
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma tingkah laku sesuai tingkat perkembangan anak.
d. Fungsi ekonomi
1) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
2) Mencari sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang.
e. Fungsi Pendidikan

13
1) Menyekolahkan anak untuk membekali pendidikan, ketrampilan dan
membentuk perilaku sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang,
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.
6. Gambaran Keluarga Sehat
Gambaran keluarga sehat dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial.
b. Cepat meminta bantuan tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan
bila timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga.
c. Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.
d. Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.
e. Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Seorang bidan yang bekerja di komuniti harus mengetahui data wilayah
kerjanya, data tersebut mencakup komposisi keluarga, keadaan sosial, ekonomi,
adat kebiasaan, kehidupan beragama, status kesehatan serta masalah ibu dan
anak balita. Keberhasilan bidan yang bekerja dibidang komuniti tergantung pada
peningkatan kesehatan ibu dan anak balita di wilayah kerjanya.
Sasaran umum kebidanan komunitas asalah ibu dan anak dalam keluarga.
Menurut undang-undang no.12 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan
keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
Di dalam kesehatan keluarga, kesehatan istri mencakup kesehatan masa pra
kehamilan, persalinan, pasca persalinan dan masa di luar masa kehamilan (masa
interfal) serta persalinan. Upaya kesehatan ibu dan anak dilakukan melalui
peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita dan masa
pra sekolah. (Effendi, 2006).

C. Asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi, balita, KB, kespro di Komunitas


Sebenarnya kegiatan kebidanan komunitas telah lama terlaksana ditengah-
tengah masyarakat. Aktifitas kebidanan komunitas terutama adalah melayani ibu

14
dan anak balita diluar rumah sakit. Sebelum bekerja dikomunitas seorang bidan
harus mempunyai kompetensi yaitu memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan
komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya
setempat.
Pengetahuan dasar yang harus dimiliki bidan :
1. Konsep dasar kebidanan komunitas
2. Masalah kebidanan komunitas
3. Pendekatan asuhan kebidanan pada keluarga, kelompok dan masyarakat
4. Strategi pelayanan kebidanan komunitas
5. Ruang lingkup kebidanan komunitas
6. Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak dalam keluarga
dan masyarakat
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak
8. Sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak
Keterampilan dasar yang harus dimiliki bidan:
1. Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas, bayi balita dan KB
dimasyarakat
2. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak
3. Melakukan pertolongan persalinan dirumah dan polindes
4. Mengelola polindes
5. Melakukan kunjungan rumah pada ibu hamil, nifas, laktasi, bayi dan balita
6. Melakukan pembinaan dan penggerakan PSM
7. Melakukan penyuluhan dan konseling kesehatan
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan
Dilihat dari peran dan fungsi bidan yang sesuai dengan kode etik bidan maka
peran bidan didalam komunitas adalah sebagai pelaksana, pengelola, pendidik
dan juga peneliti.
Pelayanan kebidanan komunitas mencakup pencegahan penyakit, pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan. Sebagian
besar kegiatan bidan komunitas adalah memberikan pelayanan kesehatan selama

15
kehamilan, persalinan, nifas, juga pada bayi dan anak, tetapi bidan juga bekerja
dalam keluarga berencana serta masa sebelum dan sesudah kehamilan.
Secara garis besar kegiatan pelayanan kebidanan dimasyarakat dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Pelayanan kesehatan ibu
Bertujuan meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu yang
dilakukan pada :
a. Pra hamil
b. Hamil
c. Persalinan
d. Nifas
e. Menyusui
2. Pelayanan medik keluarga berencana
Bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam keluarga dalam rangka
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pemberian
kontrasepsi. Kegiatannya meliputi :
a. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
b. Pelayanan kontrasepsi
c. Pembinaan dan pengayoman medis kontrasepsi peserta KB
d. Pelayanan rujukan KB
e. Pencatatan dan pelaporan
3. Pelayanan kesehatan anak
a. Pemeriksaan kesehatan balita secara berkala
b. Penyuluhan pada orang tua, menyangkut pada perbaikan gizi, kesehatan
lingkungan dan pengawasan tumbuh kembang anak
c. Imunisasi dan upaya pencegahan penyakit lainnya
d. Identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul pada bayi
dan balita serta cara penanngulangannya
4. Peran serta masyarakat
a. Pelatihan dukun

16
b. Pelatihan kader kesehatan masyarakat
c. Kursus ibu
d. Pengembangan kesehatan masyarakat desa (PKMD)
e. Posyandu
f. Dana sehat

D. Penyuluhan Kesehatan dan SAP


1. Pengertian penyuluhan kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui tehnik praktik
belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku
manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih
mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Diantari, 2019).
2. Sasaran Penyuluhan Kesehatan
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di
rumah sakit, klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat
binaan. Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko
tinggi, seperti keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan
sosial ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga
dengan sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya. Selain itu penyuluhan
juga dapat diberikan pada beberpa kelompok orang seperti kelompok ibu
hamil, kelas balita dan kelas ibu nifas.
3. Tujuan Penyuluhan
Tujuan dari penyuluhan kesehatan adalah tersosialisasinya program-
program kesehatan, terwujudnya masyarakat yang berbudaya hidup bersih dan
sehat, serta terwujudnya gerakan hidup sehat di masyarakat untuk menuju
terwujudnya desa, kabupaten/kota sehat, provinsi sehat dan Indonesia sehat
(Syafrudin dan Frathidina, 2009). Menurut Suprapto (2009), tujuan
penyuluhan dapat meliputi tujuan kognitif, afektif dan psikomotor. Tujuan

17
afektif adalah memberikan informasi, wacana atau menyebarkan pengetahuan
mengenai adanya inovasi. Tujuan afektif adalah untuk merangsang minat
terhadap hal yang dikomunikasikan dengan menumbuhkan kesadarannya,
sedangkan tujuan psikomotor adalah mengubah perilaku seseorang untuk
menerima invormasi.
Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga peserta
tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu
anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Terjadinya peningkatan
pengetahuan responden pasca-penyuluhan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu penyuluh, peserta penyuluhan, metode serta media penyuluhan yang
digunakan (Permatasari, 2013).
Penyuluhan ini juga diberikan dengan memanfaatkan fungsi panca
indera dalam menerima informasi seperti melihat, membaca serta
mendengarkan informasi yang akan menambah daya ingat seseorang
(Rampersad, 2006). Berdasrkan penelitian yang dilakukan Sawitri (2009,
Dewi (2010) dan Maylani (2012) mengenai efektifitas penyuluhan dan
manfaat penyuluhan, evaluasi atau pemberian posttest pada penyuluhan
dilakukan dengan memberikan jeda 1 hari dengan tujuan agar responden dapat
memahami materi yang diberikan saat penyuluhan dan mendapatkan ingatan
informasi yang diberikan sehingga dapat meningkatkan pengetahuannya.
Karena responden lebih ingat dengan kejadian 1 hari yang lalu dan responden
mampu melakukan pengulangan ingatan mengenai penyuluhan yang telah
dilakukan sebelumnya yang dapat mempengaruhi hasil nilai posttest.

4. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu penyuluhan


Faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan
masyarakat menurut Effendy (2010), baik itu dari penyuluh, sasaran atau
dalam proses penyuluhan itu sendiri.

18
a. Faktor sasaran
1) Tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit menerima pesan
yang disampaikan
2) Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu
memperhatikan pesan–pesan yang disampaikan, karena lebih
memikirkan kebutuhan–kebutuhan lain yang lebih mendesak.
3) Kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit
untuk mengubah misalnya, makan ikan dapat menimbulkan cacingan,
makan telur dapat menimbulkan cacingan
4) Kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin
terjadi perubahan perilaku. Misalnya masyarakat yang tinggal di
daerah tandus yang sulit air akan sangat sukar untuk memberikan
penyuluhan tentang hygiene dan sanitasi dan perseorangan.

E. Media dan Metode Promosi Kesehatan


Media penyuluhan dapat memberikan pengalaman yang sama kepada sasaran
mengenai kejadian di lingkungan sekitar dan memungkinkan terjadinya interaksi
langsung antara penyuluh dengan sasaran (Notoatmodjo, 2017).
1. Media Video
a. Pengertian Media Video
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, video merupakan
rekaman gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat
pesawat televisi, atau dengan kata lain video merupakan tayangan gambar
bergerak yang disertai dengan suara. Video sebenarnya berasal dari
bahasa Latin, video-vidi-visum yang artinya melihat (mempunyai daya
penglihatan); dapat melihat. Media video merupakan salah satu jenis
media audio visual. Media audio visual adalah media yang mengandalkan
indera pendengaran dan indera penglihatan. Media audio visual
merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran
menyimak.

19
b. Kelebihan dan kekurangan media video
Kelebihan media video adalah sebagai berikut :
1) Menarik perhatian sasaran.
2) Sasaran dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber.
3) Menghemat waktu dan dapat diulang kapan saja.
4) Volume audio dapat disesuaikan ketika penyaji ingin menjelaskan
sesuatu.
Kekurangan media video adalah sebagai berikut :
1) Kurang mampu dalam menguasai perhatian peserta.
2) Komunikasi bersifat satu arah.
3) Dapat bergantung pada energi listrik.
4) Detail objek yang disampaikan kurang mampu ditampilkan secara
sempurna.
2. Media Aplikasi Whatsapp
Whatsapp merupakan aplikasi berbasis internet yang memungkinkan setiap
penggunanya dapat saling berbagi berbagai macam konten sesuai dengan fitur
pendukungnya. Whatsapp juga memiliki berbagai fitur yang dapat digunakan
untuk berkomunikasi dengan bantuan layanan internet (Rahartri, 2019).
Beberapa fitur yang ada pada aplikasi Whatsapp antara lain chat group,
whatsapp di web dan desktop, panggilan suara dan video whatsapp, enskripsi
end-to-end, pengiriman foto dan video, pesan suara, dan dokumen. Penelitian
ini menggunakan aplikasi whatsapp dengan fitur whatapp group dalam
melakukan penyuluhan.

Metode atau teknik penyuluhan adalah sutau kombinasi antara cara-cara dan
alat-alat bantu atau media yang digunakan dalam setiap pelaksanaan promosi
kesehatan. Menurut (Notoatmodjo, 2010), metode dan teknik promosi kesehatan
dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Metode Promosi Kesehatan Individual

20
Metode ini digunakan apabila antara promotor kesehatan dan sasaran atau
kliennya dapat berkomunikasi langsung, baik bertatap muka (face to face)
maupun melalui sarana komunikasi lainnnya, misalnya telepon.
2. Metode Promosi Kesehatan Kelompok
Teknik dan metode promosi kesehatan kelompok ini digunakan untuk sasaran
kelompok. Sasaran kelompok dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Metode dan teknik promosi kesehatan untuk kelompok kecil, di sebut
kelompok kecil karena terdiri dari 6-15 orang. Misalnya; diskusi
kelompok, metode curahan pendapat (brain storming), bola salju (snow
ball), bermain peran (role play) dan metode permainan simulasi
(simulation game).
b. Metode dan teknik promosi kesehatan untuk kelompok besar, disebut
kelompok besar karena terdiri dari 15 sampai dengan 50 orang. Misalnya;
ceramah, seminar dan loka karya.
3. Metode Promosi Kesehatan Massa
Metode dan teknik promosi kesehatan untuk massa yang sering digunakan
adalah:
a. Ceramah umum (public speacking), misalnya di lapangan terbuka dan
tempat-tempat umum (public places).
b. Penggunaan media massa elektronik, seperti radio dan televisi.
c. Penggunaan media cetak, seperti koran, majalah dan buku.
d. Penggunaan media di luar ruang, misalnnya; billboard, spanduk dan
umbul-umbul.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Advokasi Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat. (Online).


Available:http://materi-paksyaf.blogspot.com/2014/04/advokasi-kemitraan-dan-
pemberdayaan.html (Diakses tanggal 8 Januari 2022).

Effendy, Nasrul. 2006. Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Eka, Arsita Prasetyawati. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Nuha


Medika.

Friedman, Marilyn M. 2012. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Lisnawati, Lilis. 2012. Panduan Praktis Menjadi Bidan Komunitas. Jakarta : Tran
Info Media.

Malarcher, S. (2010). A View of sexual and reproductive health through the equity
lens. In World Health Organization (2010). Social determinants of sexual and
reproductive health. Informing future and programme implementation. Geneva:
Switzerland.

Notoatmodjo S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Rahyani, R.(2016). Modul Perkuliahan Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Pada


Kesehatan Reproduksi. Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar: Poltekkes
Denpasar

Rahyani, R. (2012). Kesehatan Reproduksi Buku Ajar Bidan. EGC: Jakarta

Runjati. 2010. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.

Pinem, Saroha. (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Trans Info Media:
Jakarta.

Syafrudin, Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.

Turrahmi, Hirfa. 2017. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Fakultas Kedokteran


dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah.

Ubarsari. Dewi. 2013. Pergerakan dan Pemberdayaan Masyarakat. ( online ), avaible


: http://indah-fedri.blogspot.com/2014/02/pergerakan-dan-pemberdayaan-
masyarakat.html (Diakses tanggal 6 Januari 2022).

22
UN Millennium Project. (2006). Public choices, private decisions; sexuall and
reproductive health and the Millennium Goals. India: United Nations
Development Programme.

Varney, H. 2004. "Ilmu Kebidanan" Edisi 3. Bandung: Sekeloa Publisher.

Wiknjosastro, H. (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

World Health Organization. (2007). Unsafe abortion: Global and regional estimates
of the incidence of unsafe abortion and associated mortality in 2003. Fifth
edtion. Geneva: Switzerland

World Health Organization. Burden of disease project. Avaulable at:


http://www.who.int/healthinfo/statistics/bodprojections2030/en/index/html

Yanti. (2011). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Yulifah, Rita. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Yuniati, Ina. 2010. Catatan Dan Dokumentasi Pelayanan Kebidanan. Jakarta: CV.
Agung Seto.

23

Anda mungkin juga menyukai