Anda di halaman 1dari 103

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal utama hidup, namun pada
kenyataan tidak semua orang mampu memiliki derajat kesehatan yang optimal,
karena masih dianggap sebagai masalah kesehatan, diantaranya kesehatan
lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah maka untuk mewujudkannya
dilaksanakan praktek kebidanan komunitas.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang bertujuan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas.
Pelayanan kebidanan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak di keluarga
maupun masyarakat. Dalam rangka pemberi pelayanan kebidanan pada ibu dan
anak di komunitas diperlakukan bidan komunitas yaitu bidan yang bekerja
melayani ibu dan anak di suatu wilayah tertentu.
Perkembangan nasional di bidang kesehatan bertujuan untuk mencapai
kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat secara optimal diperlukan peran
serta masyarakat dan sumber daya masyarakat sebagai modal dasar dalam
pembangunan nasional, termasuk keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat.
Pentingnya kesehatan bagi semua maka untuk mencapai derajat kesehatan
bagi semua pada tahun 2025 tersebut akan digunakan suatu pendekatan dan alat
untuk mencapai tujuan tersebut yaitu suatu pelayanan pokok yang berdasarkan
kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara
umum baik oleh individu maupun oleh keluarga dalam masyarakat melalui
partisipasi mereka sepenuhnya serta dengan biaya yang dapat dijangkau oleh
masyarakat dan negara untuk memelihara setiap perkembangan mereka dalam
semangat untuk hidup mandiri (Self Relience), menentukan nasib sendiri (Self
Determination), yaitu Primary Health Care (PHC) yang memiliki bentuk
2

operasional yaitu program pembangunan kesehatan masyarakat desa. (World


Health Essembly, 2011)
Kebidanan komunitas akan menyangkut komunitas wanita, inti dari
sasaran kebidanan komunitas adalah sebenarnya kelompok wanita. Kaum ibu
sesuai kodratnya mengalami masa hamil, melahirkan, menyusui bayi, mengasuh
dan mendidik anaknya. Komunitas kebidanan tidak memandang ibu sebagai
manusia kodratnya. Sebagai ibu, wanita memiliki hak dan kewajiban di dalam
bangsa dan negara. Di dalam UUD 1945 tidak membedakan antara pria dan
wanita. Hak-hak wanita dan kewajibannya dijamin di Indonesia, hal ini sesuai
konfrensi PBB tahun 1952 tentang hak-hak politik wanita dan peniadaan segala
bentuk diskriminasi terhadap wanita (Kebidanan Komunitas, 2010).
Kecamatan Cigasong merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Majalengka. Kondisi geografis Kecamatan Cigasong terdiri atas daerah
pegunungan, dataran tinggi, dan daerah pekotaan. Pembangunan kesehatan
menjadi hal yang paling diutamakan oleh pemerintah Kecamatan Cigasong. Salah
satu Puskesmas yang terdapat di Kecamatan Cigasong adalah Puskesmas
Cigasong. Wilayah kerja Puskesmas Cigasong secara administratif terdiri atas 3
kelurahan dan 7 desa. Sedangkan menurut sosiologis dan akar budaya, wilayah
kerja UPTD Puskesmas merupakan rumpun budaya sunda/priangan. Wilayah
kerja UPTD Puskesmas Cigasong meliputi: Desa Cigasong, Simpeureum,
Tenjolayar, Tajur, Kawunghilir, Cicenang, Baribis, Batujaya, Kutamanggu, dan
Karayunan.
Lingkungan fisik/keadaan geografis wilayah kerja UPTD Puskesmas
Cigasong yaitu: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Dawuan dan
Jatiwangi, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Maja, sebelah timur
berbatasan dengan Kecamatan Sukahaji, sebelah barat berbatasan dengan
Kecamatan Majalengka. Tipologi wilayah kerja UPTD Puskesmas Cigasong
terdiri dari 70% dataran dan 30% perbukitan. Sedangkan iklim di Wilayah kerja
Puskesmas Cigasong adalah kemarau dan penghujan.
Daerah yang menjadi lahan praktik PBL Komunitas adalah Desa Batujaya
Kecamatan Cigasong Kabutapen Majalengka. Hal ini sesuai dengan rekomendasi
3

dari Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, karena Desa Batujaya merupakan


salah satu desa yang masih perlu mendapat dukungan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat terutama kebidanan komunitas.

B. Tujuan PBL Komunitas


1. Tujuan Umum
Membangun masyarakat dalam mengupayakan hidup sehat dan mencapai
derajat kesehatan yang optimal yang merupakan bagian internal dari
pembangunan desa.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan
ibu dan anak pada keluarga.
b. Menemukan masalah yang ada dan memprioritaskannya.
c. Merumuskan sebagai alternatif pemecahan masalah.
d. Implementasi hasil rumusan alternatif pemecahan masalah.
e. Mendorong dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi para warga
dalam upaya mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, serta
menanamkan perilaku hidup sehat.
f. Sebagai syarat mengikuti akhir program.
g. Mahasiswi mampu berbicara secara efektif di masyarakat dan membuat
laporan sesuai dengan realitas yang ada di lapangan.

C. Manfaat
1. Bagi Aparat Desa
Meningkatkan hubungan tim kesehatan dan warga sehingga dapat terciptannya
kerjasama yang baik untuk meningkatkan derajat kesehatan.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat menjadi sadar akan pentingnya kesehatan dan mengaplikasikan
kehidupan sehari-hari untuk berperilaku hidup sehat.
4

3. Bagi Tenaga Kesehatan


Sebagai informasi tenaga kesehatan khususnya bidan mengenai pokok-pokok
penting tentang pemasaran Sosial Asuhan Kebidanan.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah pengetahuan referensi yang menjungjung ilmu pengetahuan dan
berkontribusi terhadap masalah yang ada di masyarakat.
5. Bagi Peserta PBL Komunitas
Menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai Praktek Belajar di
Komunitas. Selain itu terjalin hubungan baik antara mahasiswa dan
masyarakat sehingga dapat bekerja sama meningkatkan kesehatan.

D. Lokasi Praktek Kebidanan Komunitas


Berlokasi di Desa Batujaya Kecamatan Cigasong mencakup 2 blok yaitu: Blok
Karyalaksana dan Blok Jayaraksa.

E. Langkah-Langkah Kegiatan
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada saat praktek kebidanan komunitas
dari tanggal 19 November 2019 sampai 06 Desember 2019 ada beberapa yaitu:
pembentukan POKJAKES, Survei Mawas Diri, FGD (Focus Group Discussion),
Pra MMD, MMD, Penyuluhan dan kegiatan lainnya. Semua kegiatan
dilaksanakan oleh mahasiswi prodi DIII Kebidanan bersama masyarakat Desa
Batujaya Blok Karyalaksana dan Jayaraksa.
5

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Kebidanan Komunitas


Komunitas berasal dari kata bidan yang menurut Internasional
Confederation Of Midwife (ICM) berarti seseorang yang telah mengikuti
program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari
pendidikan tersebut serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar dan atau
memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.
Pengertian Bidan menurut IBI adalah seorang perempuan yang lulus
dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di
wilayah RI serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister serta
secara sah mendapat lisensi atau menjalankan praktik kebidanan.
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu “Comunitas” yang berarti
kesamaan, dan juga “Communis” yang berarti sama, publik ataupun banyak
dapat diterjemahkan sebagai kelompok orang yang berada di suatu
lokasi/daerah area tertentu (Meilani, Niken, dkk, 2009: 1). Menurut Saundera
(1991) komunitas adalah tempat atau kumpulan orang atau sistem sosial.
Jenis Komunitas:
1. Geografi/daerah
2. Administrasi
3. Fungsional tujuan sama
4. Etnicmpy satu kultur dengan kultur lain
Menurut United Kingdom Central Council For Nursing Midwife and
Health Bidan komunitas adalah praktisi bidan yang berbasis comumnity yang
harus dapat memberikan supervisi yang dibutuhkan oleh wanita, pelayanan
berkualitas. Nasihat atau saran pada masa kehamilan, persalinan, nifas dengan
tanggungjawabnya sendiri dan untuk memberikan pelayanan pada BBL dari
bayi secara komprehensif. Menurut J.H Syahlan, SKM., Bidan community
adalah bidan yang bekerja melayani keluarga masyarakat di wilayah tertentu.
6

Kebidanan komunitas adalah salah satu bidan/area layanan yang


menjadi tugas bidan dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat
khususnya KIA di wilayah kerjanya (Kebidanan Komunitas 2009).
Dari uraian di atas dapat dirumuskan definisi kebidanan komunitas
sebagai segala aktifitas yang dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan
pasiennya dari gangguan kesehatan. Pengertian kebidanan komunitas yang
lain menyebutkan upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap
masalah kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga dan masyarakat.
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang
ditunjukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko
tinggi dengan upaya mencapai derajat kesehatan, menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly
1985: Logan dan Dawkin 1997 dalam Syafrudin dan Hamidah 2009: 1).
Pelayanan kesehatan kebidanan komunitas didasarkan pada empat
konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu: manusia/masyarakat/
lingkungan kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep
paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya
taraf kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani.Niken dkk,2009: 8). Istilah
Bidan Komunitas Indonesia sering disebut “bidan” saja.
B. Riwayat Bidan Komunitas
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda tahun 1807, pertolongan
persalinan dilakukan oleh dukun. Tahun 1951 didirikan sekolah bidan bagi
wanita pribumi di Batavia, kemudian tahun 1953 kursus tambahan bidan
(KTB) di masyarakat Yogyakarta dan berkembang di daerah lain. Seiring
dengan pelatihan ini dibukalah BKIA, bidan sebagai penanggungjawab,
memberikan pelayanan antenatal care, post natal care, pemeriksaan bayi dan
gizi, intranatal di rumah, kunjungan rumah pasca salin. Tahun 1952 diadakan
pelatihan secara formal untuk kualitas persalinan, tahun 1967 Kursus
tambahan bidan (KTB) ditutup, kemudian BKIA terintegrasi dengan
Puskesmas.
7

Puskesmas memberikan pelayanan di dalam dan di luar gedung dalam


wilayah kerja. Bidan di puskesmas memberi pelayanan kesehatan ibu dan
anak (KIA) termasuk keluarga berencana (KB). Di luar gedung pelayanan
kesahatan keluarga dan posyandu yang mencakup pemeriksaan kehamilan,
KB, Imunisasi, Gizi dan kesehatan lingkungan. Tahun 1990 merata pada
semua masyarakat.
Instruksi presiden secara lisan pada sidang cabinet tahun 1992 tentang
perlunya mendidik bidan untuk ditempatakan di seluruh desa sebagai
pelaksana KIA tahun 1994 merupakan titik tolak dari konverensi
kependudukan dunia di Kairo yang menekankan pada reproduksi health
memperluas garapan bidan antara lain safe motherhood, keluarga berencana,
penyakit menular seksual (PMS), kesehatan reproduksi remaja, dan kesehatan
reproduksi orangtua.
Sebagaian besar wanita lebih menyukai persalinan di rumah daripada
di institusi pelayanan kesehatan (Rumah Sakit). Hasil penelitian McKee
(1982) menggambarkan bahwa jika persalinan dilakukan di comunity dan
dilaksanakan oleh bidan maka akan terjadi peningkatan kunjungan antenatal,
penurunan frekuensi persalinan dengan induksi, penurunan frekuensi
persalinan premature, BBLR, IUGR, persalinan forcef, frekuensi SC dan
pemeriksaan rutin antenatal dan intranatal di rumah sakit. Berdasarkan hal
tersebut, sebaiknya masa kehamilan, persalinan, dan nifas dikembalikan ke
komunitas sebaagai asal dari childbirth tersebut.
C. Fokus/Sasaran Kebidanan Komunitas
Comunity adalah sasaran pelayanan kebidanan komunitas. Di dalam
Comunity terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau
kelompok masyarakat, dan sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas
adalah ibu dan anak.
Menurut UU no. 23 tahun 1999 tentang kesehatan, yang dimaksud
dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
Ibu : Pra kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas, dan masa interval.
8

Anak : Meningkatkan kesehatan anak dalam kandungan, bayi, balita,


prasekolah, dan sekolah.
Keluarga : Pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan
anak, pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi,
imunisasi dan kelompok usia subur (gangrep).
Masyarakat (community) : Remaja, calon ibu, dan kelompok ibu.
Fokus/sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu,
keluarga, dan masyarakat baik yang sehat, sakit, maupun yang mempunyai
masalah kesehatan secara umum (Meilani, Niken dkk,2009: 9)
D. Tujuan Kebidanan Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan
keluarga. Kesahatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya
kesehatan di masyarakat yang ditujukan pada keluarga. Penyelenggaraan
kesehatan keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat,
bahagia dan sejahtera. Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jadi, tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud
keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu. (Syahlan, 1996: 15)
E. Philosophy Kebidanan Komunitas
1. Bahwa proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang sangat wajar
dan fisiologis sehingga asuhan yang diberikan meminimalkan intervensi
dan tidak perlu di institusi.
2. Kebutuhan individu, wanita dan keluarga harus dihargai dan didukung,
kebutuhan tersebut berbeda-beda karena dipengaruhi oleh lingkungan
kepercayaan, sosial dan kultural.
3. Bahwa pengalaman proses kehamilan dan persalinan bagi wanita dan
keluarga adalah berharga sehingga bidan komunitas yang harus menjaga
supaya pengalaman tersebut menyenangkan.
4. Setiap wanita berhak untuk menentukan melewati persalinan di tengah
keluarga atau kerabat.
9

5. Asuhan berkualitas adalah asuhan yang dilaksanakan secara


berkelanjutan dan menyeluruh dengan melihat aspek lingkungan.
6. Informed Choise dan Informed Consent.
7. Kehamilan dan persalinan berasal dari masyarakat dan ada di
masyarakat.
Pelayanan kebidanan di komunitas dilakukan di luar rumah sakit dan
merupakan bagian atau lanjutan dari pelayanan kebidanan yang diberikan
rumah sakit, misalnya: ibu yang melahirkan di rumah sakit dan stelah 3 hari
kembali ke rumah. Pelayanan di rumah oleh bidan merupakan kegiatan
kebidanan komunitas.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas, kunjungan rumah
dan pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan
kegiatan kebidanan komunitas sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka
bidan harus memahami perannya di komunitas, yaitu:
a. Sebagai pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat sebagai
pendidik, bidan berupaya merubah prilaku komunitas di wilayah kerjanya
sesuai dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh
bidan di komunitas dalam berperan sebagai pendidik masyarakat antara
lain dengan memberikan penyuluhan di bidang kesehatan khususnya
kesehatan ibu, anak dan keluarga. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti ceramah, bimbingan, diskusi, demonstrasi
dan sebagainya yang mana cara tersebut merupakan penyuluhan secara
langsung. Sedangkan penyuluhan yang tidak langsung misalnya dengan
poster, leaflet, spanduk, dan sebagainya.
b. Sebagai pelaksana (provider)
Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan
kebidanan kepada komunitas. Di sini bidan bertindak sebagai pelaksana
pelayanan kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai
pengetahuan dan teknologi kebidanan serta melaksanakan kegiatan
sebagai berikut:
10

 Bimbingan terhadap kelompok remaja pra perkawinan.


 Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan
interval dalam keluarga.
 Pertolongan persalinan di rumah.
 Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan resiko
tinggi di keluarga.
 Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.
 Pemeliharaan kesehatan keelompok wanita dengan gangguan
reproduksi.
 Pemeliharaan kesehatan anak balita.
c. Sebagai pengelola
Sesuai dengan kewenangan bidan dapat melaksanakan kegiatan
praktek mandiri. Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang
dilakukannya. Peran bidan di sini adalah sebagai pengelola kegiatan
kebidanan di unit puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan.
Sebagai pengelola bidan memimpin dan mendayagunakan bidan lain atau
tenaga kesehatan yang mendidiknya lebih rendah. Contoh: praktek
mandiri/BPS.
d. Sebagai peneliti
Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang di
layaninya. Perkembangan keluarga dan masyarakat, secara sederhana
bidan dapat memberikan kesimpulan atau hipotesis dan hasil analisanya.
Sehingga bila peran ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat mengetahui
secara cepat tentang permasalahan komuniti yang di lajaninya dan dapat
pula dengan segera melaksanakan tindakan.
e. Sebagai pemberdaya
Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam
memecahkan permasalahan yang terjadi. Bidan perlu menggerakan
individu, keluarga dan masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya
memelihara kesehatan diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.
11

f. Sebagai pembela klien (advokat)


Peran bidan sebagai penasihat didefinisikan sebagai kegiatan
memberi informasi dan dukungan kepada seseorang sehingga mampu
membuat keputusan yang terbaik yang memungkinkan bagi dirinya.
g. Sebagai kolaborator
Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program maupun
sektoral.
h. Sebagai perencana
Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan
keluarga serta berpartisipasi dalam perencanaan program di masyarakat
luas untuk suatu kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan
kesehatan. (Syafrudin dan Hamidah, 2009)
Dalam memberikan kesehatan masyarakat bidan sewaktu-waktu
bekerja dalam tim, misalnya kegiatan puskesmas keliling, dimana salah
satu anggotanya bidan.
F. Jaringan Kerja
Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu puskesmas atau
puskesmas pembantu, polindes, posyandu, BPS, rumah pasien, desa wisma,
PKK (syahlan, 1996: 235) di puskesmas bidan sebagai anggota tim bidan
diharapkan mengenali kegiatan yang akan dilakukan, mengenal dan
menguasai tugas masing-masing. Selalu berkomunikasi dengan pemimpin
dan anggota lainnya. Memberi dan menerima saran serta turut
bertanggungjawab atau keseluruhan kegiatan tim dan hasilnya.
Di polindes, posyandu, BPS, dan rumah pasien. Bidan merupakan
pimpinan tim atau kader dimana bidan diharapkan mampu berperan sebagai
pengelola sekaligus pelaksana kegiatan kebidanan di komunitas (Mealani,
DKK, 2009: 11).
Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan kerja sama lintas
program dan lintas sector. Kerja sama lintas program merupakan bentuk
kerjasama yang dilaksanakan di dalam satu instansi terkait. Misalnya:
imunisasi, pembelian tablet fe, vitamin A, PMT dan sebagainya. Sedangkan
12

kerja sama lintas sector merupakan kerja sama yang melibatkan institusi atau
departemen lainnya. Misalnya: bulan imunisasi anak sekolah (BIAS).
Pendidikan anak usia dini (PAUD). Dan sebagainya.
G. Strategi Pelayanan Kesehatan di Komunitas
1. Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat
Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola
hidup masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat,
ekonomi, sosial budaya, dan lain-lain. Sebagai masalah komunitas
merupakan hasil perilaku masyarakat sehingga perlu melibatkan
masyarakat secara aktif. Keberadaan kader kesehatan dari masyarakat
sangat penting dalam meningkatkan rasa percaya diri masyarakat
terhadap kemampuan yang dimiliki.
a. Definisi
 Secara Umum
Rangkaian kegiatan yang dilaksanaan secara sistematik,
terencana dan terarah dengan partisipasi aktif individu, kelompok,
masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan masalah yang
dirasakan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor sosial,
ekonomi, dan budaya setempat.
 Secara Khusus
Merupakan model dari pelaksanaan organisasi dalam
memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat dengan
pendekatan pokok yaitu pemecahan masalah dan proses
pemecahan masalah tersebut.
b. Tujuan Pendekatan Edukatif
 Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang
merupakan kebidanan komunitas.
 Kembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berada dengan
memecahkan masalah yang dihadapi atas dasar swadaya sebatas
kemampuan.
13

c. Strategi Dasar Pendekatan Edukatif


Mengembangkan provider, perlu adanya kesamaan persepsi dan
sikap mental positif terhadap pendekatan yang ditempuh serta
sepakat untuk mensukseskan.
Langkah-langkah pengembangan provider:
 Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat
Bertujuan untuk mendapat dukungan, sehingga dapat
menentukan kebijakan nasional atau regional. Bentuknya
pertemuan perorangan, dalam kelompok kecil, pernyataan
beberapa pejabat yang berpengaruh.
 Pendekatan terhadap pelaksana sektor diberbagai tingkat
administrasi sampai dengan tingkat desa
Tujuan yang akan dicapai adalah adanya kesepahaman,
memberi dukungan dan merumuskan kebijakan serta pola
pelaksanaan secara makro. Berbentuk loka karya, seminar, raker,
musyawarah.
d. Pengumpulan Data oleh Sektor Kecamatan/Desa
Merupakan pengenalan situasi dan masalah menurut
pandangan petugas/provider. Macam data yang dikumpulkan
meliputi data umum, dan khusus, dan data perilaku.
Pengembangan masyarakat adalah menghimpun tenaga
masyarakat untuk mampu mengatasi masalahnya sendiri secara
swadaya sebatas kemampuan. Dengan melibatkan partisipasi aktif
masyarakat untuk menentukan masalah, merencanakan alternatif,
melaksanakan dan menilai usaha pemecahan masalah yang
dilakukan.
Langkah-langkahnya meliputi pendekatan tingkat desa,
survay mawas diri, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian serta
pemantapan dan pembinaan.
14

e. Pelayanan yang Berorientasi pada Kebutuhan Masyarakat


Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan
dan tentukan prioritas dari kebutuhan tersebut, serta
mengembangkan keyakinan masyarakat untuk berusaha memenuhi
kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas sumber-sumber
yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara
gotong royong. Terdiri dari 3 aspek penting meliputi proses,
masyarakat dan memfungsingkan masyarakat.
Terdiri dari 3 pendekatan:
1. Specific Conteen Approach
Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan
masalah melalui proposal program kepada instansi yang
berwenang. Contoh: pengasapan pada kasus DBD.
2. General Conteen Approach
Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasi berbagai upaya
dalam bidang kesehatan dalam bidang tertentu. Contoh:
posyandu meliputi KIA, imunisasi, gizi, KIE, dsb.
3. Prosses Objective Approach
Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang
dilaksanakan masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian
dikembangkan sendiri sesuai kemampuan. Contoh: kader.
f. Menggunakan atau Memanfaatkan Fasilitas dan Potensi yang ada di
masyarakat
Masalah kesehatan pada umumnya disebabkan rendahnya
status sosial ekonomi yang diakibatkan ketidaktahuan dan
ketidakmampuan memelihara diri sendiri (Self Care) sehingga
apabila berlangsung terus akan berdampak pada status kesehatan
keluarga dan masyarakat juga produktivitas.
15

1. Definisi
 Usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap
masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan orang,
berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya.
 Pengembangan manusia yang bertujuannya adalah untuk
mengembangkan potensu dan kemampuan manusia
mengontrol lingkungan.
2. Langkah-langkah
 Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan
dan dimanfaatkan.
 Tingkatkan potensi yang ada.
 Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.
 Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
3. Prinsip-prinsip dalam mengembangkan masyarakat
 Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat
 Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat.
 Dalam pelaksanakan kegiatan harus ada bimbingan,
pengarahan, dan dorongan agar dari satu kegiatan dapat
dihasilkan kegiatan lainnya.
 Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil
fungsi sebagai katalisator untuk mempercepat proses.
4. Bentuk-bentuk program masyarakat
 Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui
koordinasi dengan dinas terkait/kerjasama lintas sektoral.
 Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya
ditugaskan pada salah satu instasi atau departemen yang
bersangkutan saja secara khusus untuk melaksanakan kegiatan
tersebut/kerjasama lintas program.
16

 Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam


bentuk usaha-usaha terbatas di wilayah tertentu dan program
disesuaikan dengan kebutuhan wilayah tersebut.
5. Dana sehat/tabulin/dasolin
Tabulin ini sifatnya insidensial, keberadaannya terutama pada
saat mulainya kehamilan dan dapat berakhir pada saat seseorang
ibu sudah melahirkan tabungan ini akan saat membantu terutama
bagi ibu hamil dan keluarganya pada saat menghadapi persalinan
terutama masalah kendala biaya sudah dapat teratasi. Secara
psikologi ibu akan merasa tenang menghadapi saat persalinan dan
karena pengelola tujuannya menurunkan angka kematian ibu dan
bayi, meningkatkan derajat esehatan masyarakat terutama ibu
hamil, memotivasi masyarakat terutama ibu hamil, menyisihkan
sebagian dananya untuk ditabungkan sebagai persiapan
persalinan.
Dasolin yaitu untuk masyarakat pasangan usia subur, juga ibu
yang mempunyai balita dianjurkan menabung yang kegunaannya
untuk membantu ibu tersebut saat hamil lagi.
6. Asupan Kadar Gizi Ibu Hamil
Merupakan hal penting harus dipenuhi selama kehamilan
berlangsung. Resiko akan kesehatan janin yang sedang dikandung
dan ibu yang mengandung akan berkurang jika ibu hamil
mendapatkan gizi yang seimbang. Oleh karena itu keluarga dan
ibu hamil haruslah memperhatikan hal ini. Gizi atau nutrisinya
ibu hamil kondisinya sama saja dengan pengaturan gizi mengenai
pola makan yang sehat. Jika ibu hamil tidak mengalami berbagai
macam gejala seperti anemia, gusi berdarah dan gejala lainnya,
maka ibu hamil tersebut dapat dikatakan telah tercukupi
kebutuhan akan gizi dan nutrisi dan tentunya melalui
perkembangan berat badan selama kehamilan.
17

7. Golongan Darah
Darah mempunyai peran yang penting bagi tubuh yaitu
mengirimkan oksigen keberbagai organ dan bagian tubuh lainnya
sehingga dapat berfungsi dengan optimal. Jenis-jenis golongan
darah A mempunyai antigen A pada sel darah merah dan antibodi
B pada plasma, golongan darah B mempunyai antigen B pada sel
darah merah dan antibodi A pada plasma, golongan darah AB
mempunyai antigen A dan B pada sel darah merah namun tidak
memiliki antibodi pada plasma, golongan darah O tidak
mempunyai antigen pada sel darah merah namun memiliki
antibodi A dan B pada plasma.
18

BAB III
PENELUSURAN SEJARAH DESA

A. Teknik Pengumpulan Data yang Parsitipatif


Survey mawas diri merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
pelaksanaan PBL komunitas, karena survey mawas diri merupakan suatu
proses pengumpulan data dari masyarakat yang dilaksanakan oleh peserta
PBL komunitas dan langsung dari rumah dengan membawa kuisioner yang
sudah dipersiapkan.
1. Metode yang digunakan
 Wawancara Atau Tanya Jawab
 Mencatat
 Membawa Laporan
2. Sumber data
 Penduduk Sendiri
 Kadus, RT, RW
 Kader
 Bidan
 Tokoh Masyarakat
3. Hari atau tanggal : Kamis-Sabtu (21-23) November 2019
 Waktu : 07.00-16.00 WIB
 Tempat : Desa Batujaya

B. Sejarah Desa
Asal muasal tahun 1941 ada seorang penyebar agama islam bersama
beberapa orang muridya yang datang ke wilayah Desa Batujaya (waktu itu
Wilayah Desa Batujaya dan Desa Baribis masih bersatu belum mempunyai
nama baribis) untuk menyebarkan agama islam, yang konon katanya untuk
penyebaran agama di wilayah Desa Baribis dan Desa Batujaya bersama Kyai
Abdul Halim di wilayah Desa Baribis dan Desa Batujaya termasuk Blok
Cidarepa.
19

Dengan adanya penyebaran agama islam di Wilayah Desa Batujaya


dan Baribis maka penduduknya dari hari ke hari makin ta’at dalam
menjalankan perintah allah Allah Swt, pada tahun 1982 ada seorang tokoh
Masyarakat/Agama nama perkampungan Desa Batujaya yang artinya pada
waktu itu masyarakat mata pencahariannya dibidang (Batu Kapur keur jaya
istilah bahasa sundanya).

Seiring dengan perkembangan zaman maka kedua wilayah tersebut


menjadi dua buah Desa yang berdirinya dengan nama Desa Batujaya yang
ada di Baribis hilir dan masuk ke Wilayah Kecamatan Cigasong dan Desa
Baribis sama termasuk Kecamatan Cigasong sedangkan Blok Cidarepa yang
masuk wilayah Desa Baribis berubah nama menjadi Blok Cirahayu hingga
sekarang. Dengan sejarah singkat asal muasal nama Desa Batujaya yang kami
dengar dari mulut ke mulut secara turun temurun.

Keadaan perkampungan pada waktu itu terbagi 3 perkampungan


penduduk yng sekarang dikenal nama Desa Batujaya, Baribis Girang, Blok
Cidarepa, penyebaran agama islam itu Kyai Abdul.

Adapun silsilah Kepala Desa Batujaya dari awal berdiri sampai


sekarang adalah sebagai berikut :
NO NAMA JABATAN MASA JABATAN
1. H. ABDUL PLT. KEPALA 08-06-1982 S/D 07-06-
ROHMAN DESA 1985
2. SUKANTA KEPALA DESA 07-06-1985 S/D 06-03-
1993
3. SUHERNA PLT. KEPALA 06-03-1993 S/D 06-04-
DESA 1994
4. SUKANTA KEPALA DESA 06-04-1994 S/D 24-05-
2002
5. EDI SETIADI KEPALA DESA 24-05-2002 S/D 16-04-
2012
20

6. ONENG KEPALA DESA 16-04-2012 S/D 16-04-


2018
7. JAJA SUJANA PLT. KEPALA 02-05-2018 S/D 02-11-
DESA 2018
8. SOLEHUDIN,S.E PLT. KEPALA 10-12-2018 S/D
DESA SEKARANG

PERANGKAT DESA
NO NAMA JABATAN NO.SK
1. SOLEHUDIN,S,E PENJABAT 141/KEP.343-TAPEM/2018
KEPALA DESA
2. DARSO SEKRETARIS 141/SK.05 TAHUN 2016
DESA
3. MAMAN SUHERMAN KAUR UMUM 141/SK.23 TAHUN 2017

4. M.YUNUS TAUFIK KAUR 141/SK.10 TAHUN 2016


KEUANGAN
5. LILIK SUKATININGSIH KAUR ASET 141/SK.07 TAHUN 2016

6. NANA SUJANA KASIE 141/SK.06 TAHUN 2016


PEMERINTAHAN
7. TATA SASMITA KASIE EKBANG O8 TAHUN 2018
8. NONO DARSONO KASIE KESRA 141/SK.16 TAHUN 2016

9. ARIP HIDAYAT KADUS I 141/SK.09 TAHUN 2016

10. MUNAJAR TAUFIK KADUS II 141/SK.17 TAHUN 2016


HIDAYAT,S,E
21

KEANGGOTAAN BPD
JUMLAH BPD : 8 ORANG
NO NAMA JABATAN
1. ACENG SASMITA,S.PD.I KETUA
2. MOMON,S.PD. ANGGOTA
3. DEDE GUSNIADI,S.PD. ANGGOTA
4. MAMAN RUMANTA ANGGOTA
5. TITIN FATONAH ANGGOTA
6. DIDI SUHERDI,S.PD. ANGGOTA
7. OCO SUHARTO ANGGOTA
8. H.SOIM ANGGOTA

KEANGGOTAAN LPM
JUMLAH KEANGGOTAAN LPM : 9 ORANG
NO NAMA JABATAN
1. YAHDI,S.PD. KETUA
2. MAMAN,S.SOS. SEKRETARIS
3. TURSANA BENDAHARA
4. ANDI RAHMAN ANGGOTA
5. DRS.SAPTARI,M.PD ANGGOTA
6. KUSWARA ANGGOTA
7. SALDI ANGGOTA
8. SUHARJA ADANG EPENDI ANGGOTA
9. ZAENAL ABIDIN ANGGOTA

KEANGGOTAAN KARANG TARUNA


JUMLAH KEANGGOTAAN KARANG TARUNA : 7 ORANG
NO NAMA JABATAN
1. JUNAEDI KETUA
2. YAYAT SUPRIADI WAKIL KETUA
22

3. ASEP AWAN SUGIAWAN SEKRETARIS


4. ERPAN GILANG RAMADAN ANGGOTA
5. NANA SUPRIATNA ANGGOTA
6. ANTO HERDIANTO ANGGOTA
7. RIAN ANGGOTA

JUMLAH ANGGOTA PKK : 10 ORANG


NO NAMA JABATAN
1. YAYAH KHOERIYAH KETUA
2. NUR LAELA SARI ANGGOTA
3. IDA WIDIANINGSIH ANGGOTA
4. NENENG SUKAESIH ANGGOTA
5. MIMIN MINTARSIH ANGGOTA
6. NENG LENI ANGGOTA
7. HJ.EUIS ROHAINI ANGGOTA
8. ENDE SOPIAH ANGGOTA
9. LILIK SUKATI NINGSIH ANGGOTA
10. AAM AMYATI ANGGOTA

LUAS WILAYAH
LUAS WILAYAH BATUJAYA : 252,023 HA
LUAS WILAYAH MENURUT KEBUTUHAN
LUAS PEMUKIMAN : 233.763 HA/M2

LUAS PERSAWAHAN : 171.904 HA/M2

LUAS KUBURAN : 10.300 HA/M2

LUAS PEKARANGAN :- HA/M2


LUAS PERKANTORAN : 400 HA/M2
23

LUAS TAMAN :- HA/M2


LUAS PRASARANA LAINNYA :- HA/M2

BATAS BATAS
BATAS DESA /KELURAHAN KECAMATAN

SEBELAH UTARA JATI MULYA KASOKANDEL


SEBELAH SELATAN BARIBIS CIGASONG

SEBELAH TIMUR KARAYUAN CIGASONG


SEBELAH BARAT LEUWIKIDANG KASOKANDEL

JUMLAH DUSUN :2
JUMLAH RW :4
JUMLAH RT : 13

PENDUDUK
JUMLAH KEPALA KELUARGA 927 KK

JUMLAH LAKI-LAKI 1.442 ORANG


JUMLAH PEREMPUAN 1427 ORANG
JUMALAH TOTAL 2.869 ORANG

JARAK KE IBU KOTA KECAMATAN 6 KM


LAMA JARAK TEMPUH KE IBU KOTA 0,5 JAM
KECAMATAB DENGAN JALAN KAKI
TANPAKENDARAAN BERMOTOR
LAMA JARAK TEMPUH KE IBU KOTA 1.5 JAM
KECAMATAN DENGAN JALAN KAKI
TANPA KENDARAAN BERMOTOR
KENDARAAN UMUM KE IBU KOTA -
JARAK KE IBU KOTA KABUPATEN 7 KM
24

LAMA JARAK TEMPUH KE IBU KOTA 0.75 KM


KABUPATEN DENGAN BERMOTOR
LAMA JARAK TEMPUH KE IBU KOTA 2.5 JAM
KABUPATEN DENGAN JALAN KAKI
TANPA KENDARAAN BERMOTOR
KENDARAAN UMUM KE IBU KOTA -
KABUPATEN
JARAK KE IBU KOTA PROVINSI 90 KM
JARAK LAMA TEMPUH KE IBU KOTA 9 JAM
PROVENSI DENGAN KENDARAAN
BERMOTOR
LAMA JARAK TENPUH KE IBU KOTA 48 JAM
PROVINSI DENGAN JALAN KAKI TANPA
KENDARAAN BERMOTOR
KENDARAAN UMU KE IBU KOTA -
PROVINSI

NAMA PRODUK UNGGULAN DESA : BUBUR PAIT


JUMLAH MATA AIR : 1 (SUMUR)
JUMLAH BALITA : 123
JUMLAH BALITA MENINGGAL TAHUN 2018 :
JUMALH IBU HAMIL : 23 ORANG
JUMLAH MENINGGAL MELAHIRKAN TAHUN 2018 : -
JUMLAH KADER FIX REMAJA :-
25

DATA SARANA SEEKOLAH

NO NAMA SEKOLAH JUMLAH GURU ALAMAT

1 TK PERTIWI 3 BLOK KARYALAKSANA

2 SDN Batujaya 1 7 BLOK KARYALAKSANA

3 SDN Batujaya 2 BLOK KARYALAKSANA

DATA SARANA KESEHATAN


NAMA POLINDES : POSKESDES
JUMLAH POSYANDU : 3
JUMLAH KADER : 10 ORANG
NAMA POSYANDU JUMLAH SASARAN
POSYANDU TANJUNG 1 70
POSYANDU TANJUNG 2 120
POSYANDU TANJUNG 3 25

JUMLAH PUSKESMAS :-
JUMLAH KLINIK :-
JUMLAH PUSTU :1
JUMLAH PRAKTEK DOKTER :-
JUMLAH APOTEK :-
JUMLAH TOKO OBAT :-

WUS YANG MENGGUNAKAN KONTRRASEPSI KONDOM :-


JUMLAH WUS YANG MENGGUNAKAN PIL : 95
JUMLAH WUS YANG MENGGUNAKAN IUD : 13
JUMLAH WUS YANG MENGGUNAKAN MOW :8
JUMLAH WUS YANG MWNGGUNAKAN MOP :-
JUMLAH WUS YANG MENGGUNAKAN IMPLAN : 16
JUMLAH WUS YANG MENGGUNAKAN SUNTIK : 286
26

SARANA EKONOMI
JUMLAH PASAR :-
JUMLAH WARUNG : 70
JUMLAH WARNAS :1
JUMLAH TOKO : 37
JUMLAH KIOS :-
JUMLAH TOKO MEBEL :-
JUMLAH WARNET :-
JUMLAH MARKET :-
JUMLAH TOKO PUPUK :-
JUMLAH TOKO TOSERBA :-
JUMLAH TOKO BANGUNAN :-
JUMLAH SALON :1
JUMLAH BENGKEL MOBIL :-
JUMLAH BENGKEL MOTOR :3
JUMLAH BANK :-

JUMLAH PENDUDUK MENURUT PENDIDIKAN


BELUM SEKOLAH 193
TAMAT SD 1590
TAMAT SLTP 299
TANAT SARMUD 230
TAMAT SARJANA/S1/ TAMAT S2 29
TIDAK PERNAH SEKOLAH/BH 20
PUTUS SEKOLAH -
27

JUMLAH PENDUDUK MENURUT AGAMA


JUMLAH PEMELUK AGAMA ISLAM : 2.648

JUMLAH PEMELUK KRISTEN : -

JUMLAH PEMELUK HINDU : -

JUMLAH PEMELUK BUDHA : -

SARANA KEAGAMAAN

NO NAMA MESJID/ MUSHOLA ALAMAT KET

1 MESJID AL IKLAS BLOK


KARYALAKSANA
2 ABU SALAM BLOK
JAYARAKSA
3 MESJID RT 12 BLOK
JAYARAKSA
4 MUSHOLA BLOK
HIDAYATULLOH JAYARAKSA
5 MUSHOLA NASDIN BLOK
JAYARAKSA

SARANA OLAHRAGA
NO JENIS SARANA OLAHRAGA BANYAKNYA

1 LAPANG SEPAK BOLA 1

2 LAPANG FUTSAL -

3 LAPANG BULU TANGKIS -

4 LAPANG BOLA VOLY 2

5 TENIS MEJA 1
28

SARANA SENI BUDAYA

NO NAMA GRUP SENI BUDAYA BANYAKNYA

1 ORKES DANGDUT 2
2 KUDA RENGGONG -
3 MARAWIS -
4 QOSIDAH -
5 PENCAK SILAT -

SARANA PERTANIAN
JENIS SARANA
NO BANYAKNYA KETERANGAN
PERTANIAN
1 TRAKTOR 1

2 POMPA AIR 1

Terkait dengan administrasi pemerintahan, wilayah Desa Batujayaterbagi


kedalam wilayah blok, RW dan RT. Adapun jumlah blok RW dan RT sebagaiman
tercantum dalam tabel berikut ini :

NO BLOK JUMLAH RW JUMLAH RT


1. KARYALAKSANA 2 7
2. JAYALAKSANA 2 6
JUMLAH 4 13
Pembagian Wilayah Administrasi Desa Batujaya
Sumber Data : Sekretariat Desa Batujaya Tahun 2018

Jumlah Penduduk per Blok


Jumlah penduduk terbanyak dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2019 berada di
Blok Karyalaksana/RW 01 dan 02, sedangkan Blok yang berpenduduk rendah
29

terdapat di blok Jayaraksa/ RW 03 dan 04 . Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Jumlah Penduduk per Blok Tahun

NO BLOK JUMLAH PENDUDUK


Tahun 2018 Tahun 2019
1. Karyalaksana 1367 1367
2. Jayaraksa 1281 1281
JUMLAH 2648 2648

Jenis Pekerjaan
Penduduk usia kerja adalah penduduk usia 15 tahun keatas. Jenis
pekerjaan di Batujaya pada tahun sampai dengan 2017 sampai tahun 2018
dominan pada jenis mata pencaharian pertanian dan jebor bata.
Sumber Daya Alam
Kondisi topografi, Desa Batujaya memiliki relative daerah dataran rendah.
Desa Batujaya merupakan salahsatu desa yang tiang perekonomiannya berada
pada sektor jebor bata da nada beberapa persawahan. Melihan kondisi seperti ini,
maka rata-rata dari masyarakatnya bekerja sebagai buruh dan memiliki persedian
padi yang cukup produktif dan tanaman holtikutura yang meliputi cabai keriting,
leunca, dan tomat.
Sumber daya alam sangat bermanfaat bagi kehidupanmahluk hidup seperti
tumbuhan hewan dan manusia.kenyataan yang ada sekarang ini sumber daya air
yang ada di Desa Batujaya pada musim kemarau ini sedikit kesulitan untuk
mendapatkan air keadaan iklim adalah tropis dengan suhu rata-rata 28oC, suhu
minimum 32oC dan suhu Maksimum 38oC.

Struktur Organisasi Pemerintahan


Desa Batujaya menganut system kelembagaan Pemerintah Desa dengan Pola
Maksimal, selengkapnya adalah sebagai berikut :
30

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA

BPD Kepala Desa

SOLEHUDIN,S,E

Sekretaris desa

DARSO

Kadus 1 Kadus 2

ARIP HIDAYAT MUNAJAR TAUFIK.H,S.E

Blok Kaur umum Kaur keuangan Kaur asset

karyalaksana MAMAN M.YUNUS TAUFIK LILIK SUKATININGSIH


SUHERMAN
Blok

jayaraksa

Kasi pemerintahan Kasi ekbang Kasi kesra

NANA SUJANA TATA SASMITA NONO DARSONO

Kadus 1 Kadus 2

ARIP HIDAYAT MUNAJAR TAUFIK.H,S.E

BLOK BLOK
KARYALAKSANA
JAYARAKSA

Aspek Pelayanan Umum


Anggaran yang dipergunakan dalam rangka Pelayanan kepada Masyarakat
pada tahun 2019-2020 adalah sebagai berikut.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Pelaksanaan kegiatan ini diarahkan untuk menciptakan kelancaran
operasional perkantoran yang ditempuh melalui kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
31

1) Penyediaan jasa surat menyurat dan alat tulis kantor.


2) Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya listrik, surat kabar.
3) Penyediaan barang cetakan dan penggadaan.
4) Penyediaan makanan dan minuman/jamuan tamu.
5) Rapat-rapat koordinasi.
6) Rapat-rapat keluar desa.
7) Honorarium /belanja pegawai.
8) Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa.
9) Penghargaan/pensiunan Kepala Desa dan Perangkat Desa.
10) Tunjangan Kesejahteraan Kepala Desa dan Perangkat Desa.
11) Tunjangan kinerja Aparatur Pemerintah Desa.
12) Tunjangan BPD.
13) Honorarium Tenaga Honorer Desa/Pegawai Desa.
14) Pengadaan jasa gambar & RAB proyek fisik.
15) Penyediaan jasa PBB Tanah Kas Desa.
Program ini dialokasikan anggaran dengan relisasi kegiatan berupa
terwujudnya berbagai penyediaan barang dan jasa administrasi perkantoran,
penghasilan Kepala Desa dan Perangkat Desa, insentif, tunjangan, penghargaan
dan honorarium serta penghasilan tenaga pegawai desa sehingga dapat
mendukung terwujudnya tertib administrasi perkantoran, serta kelancaran
mekanisme dan prosedur kerja.

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur


Program ini diarahkan untuk meningkatkan kelengkapan, pemeliharaan
dan penataan sarana dan prasarana pelayanan yang representif dan berorientasi
kepada peningkatan kinerja, peningkatan mutu pelayanan. Pencapaian program ini
ditempuh dengan kegiatan yang meliputi.
1) Pemeliharaan rutin/berkala komputer, netbook, printer, kamera.
2) Pemeliharaan rutin/berkala alat-alat listrik, alat-alat kebersihan.
3) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas.
4) Pemeliharaan Papan Informasi dan Papan Organisasi.
32

5) Pengadaan barang-barang lain kantor.


6) Pengadaan Belanja lain-lain.
Program ini dialokasikan anggaran dengan pencapaian kegiatan yaitu
terwujudnya peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perkantoran
untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan pelayanan serta menciptakan
kenyamanan suasana kerja.

Program Peningkatan Kinerja Aparatur Pemerintah Desa


Aparatur pemerintah Desa Batujaya perlu meningkatkan kapasitas
kinerjanya dan dibina secara berkelanjutan agar masing-masing bidan dapat
berfungsi dengan baik dan melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksi masing-
masing, sehingga tidak terjadi tumpang tindih tugas. Dengan demikian diharapkan
aparatur desa akan mendapat kepercayaan dari masyarakat.

Program Peningkatan Pengembangan Sistem pelaporan capaian kinerja


Program ini diarahkan kepada terwujudnya pelaporan pencapaian kinerja,
ditempuh melalui kegiatan:
1) Tertib administrasi laporan pertanggungjawaban kegiatan.
2) Pengadaan, pendataan dan pengolahan buku profil desa.
3) Dokumentasi kegiatan.
4) Pengadaan papan nama proyek.
Program ini dialokasikan anggaran dengan realisasi kegiatan:
1. Terlaksananya pengadaan dan pengisian buku profil desa.
2. Terciptanya tertib administrasi laporan pertanggungjawaban.
3. Terwujudnya buku dokumentasi kegiatan.
4. Terwujudnya papan nama proyek dan kegiatan lainya.

Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Pemerintahan


Program ini diarahkan untuk menuju terciptanya peningkatan kualitasaa
sarana dan prasarana pemerintahan. Program ini dialokasikan anggaran dengan
realisasi kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan desa.
33

Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan


Program ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi sarana dan prasarana
perhubungan meliputi jalan dan jembatan kearah yang lebih baik.
Program ini dialokasikan anggaran dengan realisasi kegiatan betonisasi
jalan di RT dan sarana prasarana perhubungan lainnya yang dinilai memperlancar
arus transportasi dan kenyamanan perhubungan.

Program Pembangunan Prasarana Sosial


Program ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi sarana dan prasarana
sosial kearah yang lebih baik. Program ini dialokasikan anggaran dengan realisasi
kegiatan pembangunan di bidang Prasarana Sosial.

Program Pembangunan Modal Lain-Lain


Program ini diarahkan untuk meningkatkan pengadaan sarana dan
prasarana perkantoran kearah yang lebih baik. Program ini dialokasikan anggaran
dengan realisasi kegiatan peningkatan sarana dan prasarana perkantoran yang
memadai untuk mendukung pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

Program Pemberian Hibah


Pemberian hibah dianggarkan bantuan pada pos Hibah untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan/atau pembangunan kemasyarakatan yang
dilaksanakan untuk mendukung kegiatan pemerintahan Desa.

Program Belanja Bantuan Sosial


Bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam
bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pencapaian program ini ditempuh melalui:
1. Bantuan kesejahteraan Imam Masjid dan Guru Ngaji.
2. Bantuan Masyarakat Jompo.
3. Bantuan pembangunan Mushola.
34

Program Belanja Bantuan Keuangan


Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan
kepada lembaga-lembaga masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Pencapaian dari program ini ditempuh melalui:
1. Bantuan Keuangan Penunjang Kegiatan LPMD.
2. Bantuan Keuangan Penunjang TP-PKK Desa.
3. Bantuan Keuangan kegiatan RT/RW.
4. Bantuan Keuangan Penunjangan kegiatan Karang Taruna.
5. Bantuan Keuangan operasional MUI Desa.
6. Bantuan Keuangan operasional RT/RW.
7. Bantuan Keuangan LINMAS.
8. Bantuan Operasional PKK Desa.
9. Bantuan Operasional Jebor/Bata.
10. Bantuan Operasional Kelompok Tani.

Program Belanja Tidak Terduga


Belanja tidak terduga merupakan untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa
atau tidak diharapkan berulang, seperti penanggulangan bencana alam dan
bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas
kelebihan penerimaan desa tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.

Permasalahan Pembangunan
Dalam mengungkap isu-isu strategis harus berangkat dari permasalahan-
permasalahan pembangunan di Desa Batujaya secara rinci sebagai berikut:

Pelayanan Dasar
Bidang Pendidikan
1. Sudah ada ketersediaan sarana prasarana TK, dan SD.
2. Sudah optimalnya penyelenggaraan pendidikan TK, dan SD.
35

3. Masih rendahnya kualitas pendidik dan tenaga kependidikan.


4. Masih rendahnya kualitas manajemen penyelenggaraan pelayanan
pendidikan.

Bidang Kesehatan
1. Optimalnya pelayanan kesehatan .
2. Optimalnya kurangnya mutu pelayanan kesehatan baik sarana, prasarana
maupun sumberdaya kesehatan.
3. Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan obat rasional. Hal
ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang membeli obat diluar resep
dokter atau obat generik.
4. Cakupan pelayanan masyarakat miskin masih sudah optimal.

Bidang Pekerjaan Umum


Jalan
1. Masih belum memadainya pelayanan jaringan transportasi angkutan umum,
hal ini dapat didasarkan atas kondisi keadaan jalan yang ada.

Sampah
1. Meningkatnya volume sampah akibat bertambahnya jumlah penduduk.
2. Belum adanya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) untuk Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).

Sumber Daya Air


1. Sudah optimalnya pemanfaatan air tanah.

Limbah
1. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas sarana sanitasi dipemukiman.
2. Belum adanya pembangunan sarana pengelolaan air limbah dalam skala
komunitas (kelompok masyarakat).
36

Pembangunan Saluran Drainase


1. Belum optimalnya saluran drainase untuk mengatasi kekeringan.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat didalam memelihara saluran drainase.

Penataan Lingkungan
1. Penataan pembangunan lingkungan pemukiman penduduk belum sesuai
harapan.
2. Optimalnya terwujudunya pembangunan jalan poros desa atau dusun yang
memadai.

Bidang Perumahan
1. Masih adanya kualitas rumah yang kurang layak huni, karena sebagian besar
merupakan wilayah yang didomisili karakter masyarakat yang bermata
pencaharian buruh jebor/bata.
2. Masih rendahnya upaya peningkatan kualitas pemukiman.
3. Masih kuragnya pembinaan teknis tentang bangunan dan gedung,
dikarenakan terbatasnya SDM yang ada.
4. Belum adanya norma, standar, pedoman dan manual dalam pencegahan
bahaya kebakaran bangunan.
5. Masih banyaknya rumah yang tidak layak huni di Desa Batujaya.
6. Masih adanya rumah yang belum menikmati fasilitas air bersih.
7. Masih adanya rumah yang tidak memiliki jamban keluarga.
8. Belum seimbangnya pertumbuhan rumah tangga dengan pertumbuhan
pengadaan rumah.

Bidang Penataan Ruang


1. Belum adanya data dan/atau dokumen tentang perencanaan tata ruang desa.
2. Rendahnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam pemanfaatan ruang
sesuai dengan peruntukannya, dan belum optimalnya upaya penegakan
37

hukum terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang dalam upaya pengendalian


pemanfaatan ruang.
Perencanaan Perhubungan
1. Terbatasnya ketersediaan data dan informasi penunjang perencanaan
pembangunan Desa.
2. Belum optimalnya penyusunan dokumen perencanaan pembangunan.
3. Masih rendahnya kapasitas/ kemampuan sumber daya manusia dalam
perencanaan, pengelolaan dan pemanfaatan data, belum optimalnya
pengembangan serta belum tersedianya Standar Operating System
Perencanaan.

Perhubungan
1. Belum meratanya pengelolaan sarana dan prasarana perhubungan.
2. Masih kurangnya fasilitas pengamanan lalu lintas yang ada.
3. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas.

Lingkungan Hidup
1. Meningkatnya kuantitas sampah, terutama sampah plastik.
2. Meningkatnya pencemaran air dan kerusakan lingkungan hidup yang
disebabkan aktivitas rumah tangga.
3. Meningkatnya pencemaran tanah akibat penggunaan bahan kimia pada
kegiatan jebor/bata.
4. Meningkatnya intensitas pemanasan global (globalwarming)
5. Terbatasnya luas ruang terbuka hijau.
6. Belum dipahaminya pengelolaan lingkungan hidup oleh masyarakat dan
instansi pemerintah.

Pertanahan
1. Kesadaran masyarakat akan pertanahan masih kurang.
2. Masih kurangnya pemahaman akan Hukum dan aturan tentang Pertanahan.
3. Kurangnya kesadaran Masyarakat tentang administrasi Hak atas Tanah.
38

4. Masih kurangnya pemahaman Masyarakat tentang cara Pemanfaatan Tanah


yang baik dan benar.
Kependudukan
1. Kesadaran masyarakat akan hak dan kewajiban terhadap tertib administrasi
kependudukan masih rendah, hal ini dapat dilihat dari rendahnya kepemilikan
KTP, Akte kelahiran dan dokumen kependudukan lainnya.

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


1. Masih kurangnya partisipasi laki-laki dalam kesertaan Program KB.
2. Masih kurangnya sarana prasarana pelayanan KB.
3. Masih tingginya presentase keluarga pra-sejahtera dan sejahtera I.

Sosial
1. Masih tingginya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS),
terutama fakir miskin, keluarga berumah tidak layak huni, penyandang cacat
dan wanita rawan sosial ekonomi.
2. Masih ada jumlah penduduk miskin.
3. Sebagian besar tahu tingkat kesadaran dan partisipasi social masyarakat
dalam penanganan masalah sosial.
4. Masih perlunya kemitraan dengan dunia usaha.

Ketenagakerjaan
1. Rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Hal ini terlihat dari
tingkat keterampilan tenaga kerja yang minim dan pendidikan tenaga kerja
yang masih rendah, rata-rata SD.
2. Rendahnya peluang kesempatan kerja. Hal ini ditandai dengan tidak
sebandingnya jumlah angkatan kerja dengan jumlah lapangan kerja yang
tersedia.
3. Kurangnya ini informasi peluang kesempatan kerja bagi para pencari kerja.
Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
39

1. Masih adanya usaha mikro, kecil dan menengah yang berbadan hukum,
sehingga menghambat pengembangan usaha.
2. Belum tumbuhnya penciptaan wirausaha baru dan daya saing UMKM.
3. Masih rendah nya akses UMKN terhadap sumber daya produktif, terutama
permodalan, bahan baku teknologi, sarana pemasaran dan informasi pasar.
4. Masih rendahnya kapasitas pengelolaan koperasi dan UMKM berpendidikan
rendah dengankimpetensi dan manajemen seadanya.

Penanaman modal
Sudah optimal sarana dan prasarana investasi, diantaranya jaringan jalan,
jembatan, listriktelekomunikasi dan BRI link, dll.

Kebudayaan
1. Belum optimalnya Upaya-upaya pelestariam peninggalan sejarah sebagai
aset budaya.
2. Rendahnya inofasi dalam pengembangan seni dan budaya untuk mengangkat
citra budaya daerah.

Kepemudaan dan Olahraga


1. Meningkatkan kerentanan pemuda terhadap budaya narkoba dan pergaulan
hal ini disebabkan oleh budaya luar dan teknologi informasi yang sangat
pesat.
2. Belum optimalnya peran pemuda dalam membangun . hal ini disebabkan
kapasitas pemuda belum sesuai harapan,sehingga keterlibatan pemuda dalam
tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembanguna masih
rendah,serta akses pemuda dalam pembangunan sudah sebagian diwujudkan.
3. Sudah sdikitnya optimal menumbuhkembangkan kewiraussahaan dikalangan
pemuda. Hal ini dikarenakan jiwa kewirausahaan dikalangan generasi muda
sudah ada.
40

4. Sudah optimalnya presentasi dan pemasyarakatan olahraga. Hal ini


dikarenakan kegiatan kejuaraan untuk menggali bibit-bibit atlit berprestasi
sudah bagus.
5. Sedikitnya sudah adanya sarana prasana olahraga yang ada.

Otonomi Desa, Pemerintah Umum,Administrasi Keuangan Desa dan


Perangkat desa
1. Sudah optimalnya fungsi BPD dalam melaksanakan fungsi legislasi fungsi
pengawasan fungsi pengawasan dan fungsi penganggaran.
2. Pemerintah desa dalam pelaksanaan pemerintah belum memenuhi aspirasi
masyarakat secara optimal.
3. Sudah optimalnya penyediaan sarana prasarana teknologi informasi yang
dapat meningkatkan kinerja pelayanan publik secara efektif dan efesien.
4. Belum tersusunnya peraturan desa sesuai dengan kebutuhan respon
pengembangan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
5. Tingkat profesionalisme untuk kemampuan aparatur pemerintah desa yang
sudah ada,sarana dan prasarana kurang memadai menyebabkan pelayanan
publik masyarakat yangb transparan,respondis dan akuntable belum dapat
diwujudkan.

Ketahanan Pangan
1. Pertumbuhan penduduk yang semakin menignkat membawa konsekuensi
terhadap kebutuhan pangan yang semakin meningkat pula.
2. Masih tingginya ketergantungan pada beras yang menyebabkan terhadap
peningkatan produksi beras semaki tinggi.
3. Masih ada kendala untuk mewujudkan ketahanan pangan tingkat rumah
tangga.
4. Masih banyaknya angka kemiskinan yang berpotensi terjadi kerawanan
pangan.
5. Kualitas pola konsumsi pangan masyarakat yang sudah beraneka ragam dan
gizi seimbang.
41

Pemberdayaan Masyarakat
1. Lemahnya kapasitas masyarakat terhadap pemanfaatan potensi sumberdaya
produksi dan pengembang usaha ekonomi produktif relatif sedikit dan belum
mampu mengelola dan memngembanghkan usaha secara baik.
2. Sudah sedikitnya optimal partisipasi masyarakat dalam mendukung
pelaksanaan pembangunan.
3. Belum optimalnya fungsi kelembagaan dan sistem masyarakat baik sosial
maupun ekonomi dalam meunjang pemberdayaan masyarakat.
4. Peran perempuan dan laki-laki dalam tahapan peranan,pelaksanaa,dan
evaluasi hasil pembangunan sudah sedikit tinggi.

STATISTIK
1. Belum terwujudnya sinkronisasi data untuk keperluan perencanaan dan
evaluasi pembangunan.
2. Belum tersedianya system informasi data yang cepat dan akurat. Hal ini
menjadi kendala dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan
desa dan dokumen-dokumen lainnya.

KEARSIPAN
1. Belum terbangunnya system administrasi kearsipan yang informatif dan
handal, disebabkan belum adanya data base dan jaringan informasi dan
kearsipan.
2. Belum optimalnya upaya penyelamatan dan pelestarian dokumen / arsip desa,
disebabkan terbatasnya SDM pengelola kearsipan yang masih kurang
melakukan pendataan dan pengolahan dokumen arsip.
3. Kurang optimalnya pemeliharaan terhadap dokumen / arsip desa dan sarana
prasarana pengolahan dan penyimpanan dokumen / arsip desa.

KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA


1. Optimalnya penyelenggaraan komunikasi, informasi dan media massa kepada
masyarakat.
42

2. Belum optimalnya system informasi manajemen pemerintah Desa untuk


penyebaran informasi penyebaran informasi pembangunan Desa. Hal ini
disebabkan keterbatasan sarana prasarana serta pengelolaan data dan
informasi yang belum optimal.
3. Kurang memadainya kualitas SDM di bidang komunikasi dan informatika
karena minimnya keterampilan dan keahlian dalam hal penggunaan dan
pembangunan teknologi dan informasi.
4. Kurang optimalnya penyebarluasan informasi dan penyelenggaraan
pemerintahan desa. Hal ini disebabkan karena terbatasnya sarana dan
prasarana di bidang teknologi informasi.

PERPUSTAKAAN
1. Masih rendahnya minat baca masyarakat yang di sebabkan oleh rendahnya
budaya membaca masyarakat dan terbatasnya jumlah koleksi buku
perpustakaan.
2. Belum optimalnya penyelenggaraan dan pelayanan perpustakaan desa, di
sebabkan kurang memadainya sarana prasarana perpustakaan dan
minimnya tenaga pengelola perpustakaan pelayanan lainnya.

PERTANIAN DAN PETERNAKAN


1. Masih rendahnya tingkat pemahaman masyarakat tentang cara bertani
yang benar.
2. Masih kurangnya baiknya saluran pengairan ke lahan pertanian pada saat
musim kemarau.
3. Belum optimalnya peningkatan SDM kelembagaan kelompok tani.
4. Belum optimalnya diversifikasi dan intensifikasi seta pemanfaatan lahan
pertanian dan pengembangan pembanguanan sarana buah-buahan dan
sayuran.
5. Lemahnya permodalan usaha pertanian sarta masih tingginya bunga bank
untuk usaha tani.
6. Tidak stabilnya stok pupuk, obat serta tingginya harga prodi pertanian.
43

7. Tidak stabilnya harga produksi pertanian dan rendahnya nilai tukar produk
pertanian serta masih rendahnya pemasaran hasil pertanian.
8. Masih rendahnya hasil produksi ternak, di tandai dengan fluktualitifnya
hasil produksi perternakan.
9. Masih rendahnya kualitas dan kuantitas pakan ternak pada musim
kemarau.
10. Belum optimalnya pengelolaan hasil-hasil pertanian dan perternakan.
11. Belum optimalnya penyebaran informasi pertanian.
12. Belum optimalnya penyajian data statistik pertanian.

PARIWISATA
1. Belum adanya jalinan kemitraan antara pemerintah desa dengan dunia
usaha untuk menggali potensi pariwisata di Desa.
2. Belum adanya master plan pengembangan pariwisata berbasis pertanian (
agrowisata ) desa.

PERDAGANGAN
1. Belum optimalnya ketersediaan dan distribusi bahan kebutuhan pokok
masyarakat dengan harga yang layaknya dan terjangkau dan belum
terintegrasi pasar local.
2. Munculnya masalah social sebagai akibat dari banyaknya pasar swalayan /
pasar modern dan keberadaan took kelontong dan atau tradisional yang
sudah ada kurang mendapat perlindungan.
3. Tingginya biaya ekonomi sebagai akibat dari masih rendahnya infastruktur
penunjang yang telah menyebabkan turunnya daya saing produk.

ISU-ISU STATEGIS
Kondisi lingkungan secara nasional saat ini yang terkait dengan isu-
isu strategis adalah sebagai berikut :
44

1. Tingginya Angka Kemiskinan Dan Angka Pengangguran


Angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Hal ini sangat ironis dimana Indonesia
merupakan Negara kepulauan terbesar yang memiliki sumber daya alam
yang sangat melimpah, selain di bidang pertanian dan kelautan. Beberapa
penyebab tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia
adalah karena kualitas sumber daya manusia yang masih rendah dan
kesempatan kerja bagi rakyat miskin sangat kecil. Hal tersebut dapat kita
jumpai di perdesaan banyak sekali rakyat miskin yang mendapatkan
kesempatan untuk memperoleh pekerjaan. Di lain pihak meningkatnya
pengangguran di Indonesia.
Disebabkan pula dengan banyaknya pihak swasta yang mengirimkan
barang ke luar negeri. Hal itu mengurangi tingkat para pekerja yang
seharusnya mereka layak mendapatkan pekerjaan, karena itu merupakan
produk lokal.
2. Tuntunan perwujudan good and clean govermence yang semakin kuat
Menciptakan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa merupakan
salah satu agenda penting dalam pembanguanan. Hal tersebut merupakan
upaya untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik sesuai dengan
tuntunan dan kebutuhan rakyat Indonesia diantaranya : keterbukaan,
akuntabilitas, efektifitas, dan efisiensi, menjunjung tinggi supremasi
hokum, dan membuka partisipasi masyarakat dapat menjamin kelancaran,
keserasian, dan keterpaduan tugas dan fungsi penyelengaraan
pemerintahan dan pembangunan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah
kebijakan yang terarah pada perubahan kelembagaan dan system
ketatalaksanaan, kualitas, sumber daya aparatur, dan system pengawasan
dan pemeriksaan yang efektif. Untuk itu di butuhkan suatu upaya yang
lebih komprehensif dan terintegrasi dalam mendorong peningkatan kinerja
biro krasiapatur Negara dalam menciptakan pemerintahan yang bersih
dana kuntabel yang merupakan reformasi dan tutunan rakyat.
45

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) merrupakan rencana


pengelolaan keuangan tahunan pemerintah desa yang disetujui oleh Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Peraturan Desa. Dalam hubungannya
dengan RPJM-Desa, APBDesa merupakan komitmen penyelenggaraan
pemerintah desa untuk menandai strategi pembangunan pada satuan program dan
kegiatan selama kurun waktu 6 tahun. Arah kebijakan keuangan desa yang
diambil oleh Desa Batujaya mengandung makna:
a. Arah belanja APBDesa Batujaya digunakan sepenuhnya untuk mendukung
kebijakan dan prioritas jangka menengah 6 tahunan.
b. Untuk menjamin ketersediaan dana makna kebijakan pendapatan desa
diarahkan untuk mendapatkan berbagai sumber pendapatan yang substensial
dan dengan jumlah yang memadai.
Pada tahap berikutnya, untuk menutup semua kebutuhan belanja, APBDesa
harus mengoptimalkan sumber-sumber pendapatannya. Semua potensi
pendapatan semaksimal mungkin digali agar mampu menutup seluruh
kebutuhan belanja. Kebijakan pendapatan diarahkan agar sumber-sumber
pendapatan yang mendukung APBDesa selama ini diidentifikasi dengan baik,
ditingkatkan penerimaannya (intensifikasi) dan diupayakan sumber-sumber
data (ekstensifikasi) oleh Pemerintah Desa Batujaya mengingat bahwa
komponen APBDesa menggunakan struktur surplus/deficit, maka selisih
antara pendapatan dan belanja dihitung sebagai surplus/deficit dan
dialokasikan ke pembiayaan. Dalam hal APBDesa mengalami deficit, maka
kebijakan pembiayaan mengupayakan sumber pemasukan kas untuk menutup
deficit tersebut (penerimaan pembiayaan). Sebaliknya, apabila APBDesa
mengalami sisa lebih, maka atas surplus tersebut akan dialokasikan dalam
pengeluaran pembiayaan pada pos-pos pembiayaan yang diperkenankan
dalam peraturan perundang-undangan. Sebagaimana amanat Undang-Undang
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 113 tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa serta Peraturan
Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 2 tahun 2015 tentang Desa
selanjutnya APBDesa tersebut dijadikan dasar bagi pemerintah desa delam
46

pengelolaan penerimaan dan pengeluaran desa yang disusun sesuai dengan


kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan serta kemampuan keuangan desa,
oleh karena itu prinsip pengelolaan ini akan tercermin pada proses
penyusunan anggaran desa, struktur pendapatan dan struktur belanja desa.
Realisasi Pendapatan Desa Batujaya 2015-2018

Arah Kebijakan Belanja Desa


Difokuskan pada belanja untuk membiayayi urusan penyelenggaran pemerintah
dan pembangunan serta pemberian stimulan maupun motivasi pengembangan
serta bantuan kepada lembaga kemasyarakatan di desa yang sinergi dengan
program-program pembangunanyang berdampak signifikan terhadap pencapaian
visi, misi dan kebijakan pembangunan desa. Pemerintah Desa Batujaya berupaya
menetapkan target capaian dan mengupayakan agar belanja modal mendapat porsi
yang lebih besar dari belanja pegawai atau belanja barang dan jasa.

Arah kebijakan Pembiayaan


Pembiayaan desa dipersiapkan untuk menganggarkan setiap penerimaan
yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima
kembali,baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya. Berdasarkan peraturan mentri dalam negeri republic
Indonesi Nomor 113 tahun 2014 Tentang Pengelolaan keuangan desa,yang
selanjutnya diikuti dengan Peraturan Bupati Majalengka Nomor 14 tahun 2015
tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa menyebutkan bahwa
pengelolaan dan/atau pelaksanaan pembiayaan desa dilakukan oleh pejabat
pengelola keuangan desa (PPKD). Secara umum pemerintah desa pada nyusun
APBD Desa akan menganut prinsip.

Arah kebijakan Pembiayaan


Pembiayaan desa dipersiapkan untuk menganggarkan setiap penerimaan
yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima
kembali,baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
47

anggaran berikutnya. Berdasarkan peraturan mentri dalam negeri republic


Indonesi Nomor 113 tahun 2014 Tentang Pengelolaan keuangan desa,yang
selanjutnya diikuti dengan Peraturan Bupati Majalengka Nomor 14 tahun 2015
tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa menyebutkan bahwa
pengelolaan dan/atau pelaksanaan pembiayaan desa dilakukan oleh pejabat
pengelola keuangan desa (PPKD). Secara umum pemerintah desa pada nyusun
APBD Desa akan menganut prinsip.
VISI DAN MISI DESA BATU JAYA
1. VISI
Visi adalah suatu persyaratan yang merupakan ungkapan atau arti kulasi
dari nilai,cita-cita,arah dan tujuan organisasi yang realistis memberi
kekuatan,semangat dan komitmen serta memiliki daya Tarik yang dapat
dipercaya sebagai pemandu dalam pelaksanaan aktifitas dan pencapaian tujuan
organisasi dan visi desa Batu Jaya adalah :
Visi :
“Terwujudnya Desa Batu Jaya yang maju, damai, indah, dan Harmonis
(MADINAH) menuju desa Mandiri”
Visi tersebut mengandung makna dan cita-cita yang tinggi dalam
mewujudkan pembangunan desa yang maju yang setra dengan desa-desa lain
sehingga dapat dicapai kesetaraan dalam pembangunan fisik maupun
masyarakatnya sehungga tercapai pembangunan desa yang maju,harmonis serta
mandiri tanpa melupakan nilai-nilai budaya desa itu sendiri yaitu adat gotong
royong dan saling menghargai antara sesama suku dan golongan agama dan ras
yang mampu menciptakan kedamaian sebagai ciri khas desa Batu jaya.

2. MISI
Misi merupakan sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh desa
batujaya untuk mencapai visi yang telah ditetapkan agar tujuan terlaksana dan
berhasil dengan baik.
48

Untuk memberikan arah dan tujuan dalam melaksanakan penyelenggaraan


pemerintah dan pembangunan desa Batu Jaya maka dirumuskan misi desa
sebagai berikut :
1. Meningkatkan taraf kehidupan masyarakat melalui
perekonomian,pendidikan,dan kesehatan.
2. Menjaga kehidupan beragama dengan menjujungjung tinggi
kebersamaan,kepedulian dan gotong royong.
3. Menciptakan lingkungan yang kondusif,tertib,aman,bersih dan sehat .
4. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui peningkatan aparatur
pemerintah dan birokrasi.
5. Meningkatkan pembangunan infrastuktur perdesaan dengan suak kelola
yang berkualitas dan berkelanjutan sebagai penduduk perekononian
masyarakat.

PROGRAM KERJA
A. BIDANG PEMERINTAHAN
Pemerintahan desa merupakan unit terkecil dari pemerintahan pusat,dimana
berbagai permasalahan dimulai dari desa. Untuk itulah desa harus berdaulat
secara politik,berdaya secara ekonomi,berdikari secara budaya,serta harus
solid,akuntabel,professional,amanah serta ramah dalam memberikan
pelayanan terhadap masyarakat.
Untuk mencapai hal tersebut diatas dan menciptakan hal tersebut diatas dan
menciptakan pemerintahan yang baik ( Good Government ) perlu dilakukan
beberapa hal :
1. Peningkatan kinerja aparatur pemerintahan desa :
Aparatur pemerintah desa Batujaya perlu meningkatkan kapasitas
kinerjanya dan dibina secara berkelanjutan agar masing-masing bidang
dapat berfungsi dengan baik dan melaksanakan tugas sesuai dengan
tupoksi masing-masing,sehingga tidak terjadi tumpang tindih tugas.
Dengan demikian diharapkan aparatur desa akan mendapat kepercayaan
dari masyarakat.
49

2. Peningkatan Pelayanan Publik


Pelayanan terhadap masyarakat perlu ditingkatkan sehingga masyarakat
dapat dengan mudah memperoleh pelayanan sesuai dengan kebutuhan
dengan tidak membeda-bedakan status dalam masyarakat,sepanjang
pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak bertentangan dengan
norma-norma dalam masyarakat dan hokum yang berlaku.
3. Transparansi Keuangan
Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Kepala Desa dan
Aparaturnya,masalah keuangan harus transparan (terbuka). Transparasi
keuangan yang dimaksud adalah dimana masyarakat harus mengetahui
sumber-sumber keuangan yang didapat dengan bpengalokasiannya
minimal satu kali dalam setahun dan membuat laporan kepada BPD dan
dialokasikan kepada masyarakat melalui RT.
4. Sinergisitas dengan BPD
Badab Permusyawaratan desa (BPD) yang anggotanya merupakan
anggota/wakil masyarakat dan sebagai mitra sejajar Kepala Desa serta
penampung aspirasi masyarakat harus diajak musyawarah terutama
menyangkut masalah-masalah yang strategis terhadap pembangunan di
desa.
Selain itu BPD juga dapat diminta pendapat sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

B. BIDANG PEMBANGUNAN
Pembangunan pada hakekatnya adalah mengadakan perubahan terhadap
sesuatu dari yang tidak/kurang baik menjadi baik,dari yang tidak manfaat
menjadi manfaat dan dari rusak menjadi bagus. Pembangunan ada dua
macam yaitu pembangunan mental atau Akhlak dan pembangunan Fisi.
1. Bidang Pembangunan Akhlak/Mental
Pembangunan akhlak diarahkan untuk menjadi manusia yang berahlaqul
karimah. Sasarannya adalah pengajian-pengajian, diskusi-diskusi
50

keagamaan, hal ini perlu mendapat perhatian serius terutama generasi


muda untuk menghadapi tangtangan jaman yang semakin berat.
2. Bidang Pembangunan Fisik
3. Pembangunan sasarana transportasi
4. Pembangunan sarana kesehatan
5. Pembanguna sarana kesehatan antara lain posyandu dan poskesdes
6. Pembangunan sarana keamanan
7. Belum sepenuhnya optimal Pembangunan sarana keamnan antara lain
pengadaan POSKAMLING di setiap dusun.
8. Pembangunan sarana pendidikan
9. Pembangunan sarana pendidikan diarahkan kepada pendidikan formal
dan non formal. Pendidikan formal antara lain TK,SD,SMP,SMA,dan
Perguruan Tinggi. Sedangkan pendidikan non formal diantaranya
kelompok bermain, TPA, DTA dan pondok pesantren
10. Pembangunan sarana olahraga
11. Pembangunan sarana olahraga antara lain sarana sepak bola, lapangan
futsal,lapangan volley,dll.
12. Pembanguna sarana Seni dan Budaya
13. Bidang seni : pengadaan alat-alat seni tradisional seperti wayang
golek,jaipong,angklung,dll
14. Bidang budaya : pembangunan tempat ibadah
(mushola/masjid),pembangunan rehab atau rumah adat.

3. BIDANG PERTANIAN
Sebagian penduduk desa Batujaya adalah hidup dari Buruh jebor bata dan
seagian petani.

4. BIDANG SOSIAL DAN KEMASYARKATAN


Bidang social dan kemasyarakatan meliputi :
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
51

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) adalah lembaga


kemasyarakatan yang bertujuan menggerakan dan megembangkan
partisipasi,gotong royong dan fungsinya.
Pembinaan Kinerja RT dan RW
Rukun Tetangga (RT) merupakan pemimpin yang paling bawah dan
paling dekat dengan masyarakat. Permasalahan-permasalahan muncul
dilingkungan masyarakat sehingga keberadaan RT dan RW perlu dibina
dalam menyelesaikan masalah dilingkungannya .
Pembinaan Generasi Muda
Pembinaan generasi muda sangat penting karena generasi muda adalah
milik Negara di masa yang akan datang. Oleh karena itu yang sangat penting
membina akhlak melalui pengajian-pengajian, ceramah agama, diskusi
keagaman melalui wadah Remaja Mesjid, Karang Taruna dan sejenisnya.
selain akhlak generasi muda harus kuat fisiknya yaitu melalui pembinaan
olahraga,melalui wadah karang taruna, club-club olahraga, yang semuanya
untuk mendukung dan berperan dalam memajukan Desa Batujaya.
Pembinaan PKK
PKK merupakan wadah pembinaan ibu-ibu diharapkan perannya dalam
masyarakat dapat meningkatkan peran ibu dalam mendidik anak,
meminimalisir kenakalan remaja, pergaulan bebas dan kekerasan terhadap
anak. Karena ibu adalah pendidik anak yang pertama dan utama dalam
keluarga,sehingga ketika anak remaja meskipun anak gaul tapi berakhlak
mulia.
Lembaga lain
Lembaga lain yang berada di Desa harus bias memberikan
kontribusinya terhadap kemajuan pembangunan Desa Batujaya.
52

SASARAN YANG INGIN DICAPAI


BIDANG PEMERINTAHAN
1. Pemerintah Desa menjalankan Fungsi management dengan baik
2. Pemerintah Desa menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, disiplin
dan amanah
3. Pelayanan kepada masyarakat cepat, mudah dan ramah
4. Tumbuhnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah desa baik pada
bidang pelayan maupun bidan keuangan
5. Tumbuhnya kepercayaan masyarakat kepada RT/RWdalam menangani
permasalahan yang timbul dalam masyarakat
BIDANG PEMBANGUNAN
1. Terbentuknya masyarakat Batujaya yang agamis, berakhlak Mulia dan
menghargai orang lain
2. Tersedia fasilitas transportasi, kesehatan, pemdidikan, keamanan, olahraga
yang memadai sehingga masyarakat akan lebih mudah dan nyaman dalam
menggunakannya.
3. Meningkatkan hasil pertanian sehingga masyarakat sejahtera

BAGAN PERUBAHAN DAN KECENDERUNGAN


Fasilitas Kesehatan 2004-2009 2009-2014 2014-2019
Dukun Bayi 00 00 0
Dukun Patah
000 000 000
Tulang
Bidan 0 0 0
Puskesmas
0 0 0
Pembantu
Puskesmas 0 0 0
53

KALENDER MUSIM
Masalah/kegiatan/ Pancaroba Kemarau Hujan
Keadaan Maret April Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des Jan Feb
Kesehatan
(Penyakit Flu dan *** *** *** **
pilek)
Masa Tanam ***** ***** *****
Masa Panen ***** ***** ****
Hama Tanaman *** ***
Kekurangan Air
*** ***
bersih

Kekurangan Pangan *

Kabut tebal *
KALENDER MUSIM
Masalah/ke Pancaroba Kemarau Hujan
giatan/
Maret April Mei Juni Juli Agt sept Okt Nov Des Jan Feb
Keadaan

Angin

Pengolahan
kebun
Gent
eng, Genteng,
Kemarau
Batu batu bata
bata
Hujan *** ***

Tanam
54

Panen

Paceklik *
Kerja
Keluar desa
55

PETA TRANSEK
100 M 350 M 200 M 1 KM
Jenis tanah Tanah liat Berbatu kapur Tanah liat Tanah retak
Kemiringan Datar Naik Datar Datar
Penggunaan Perumahan, jalan Pegunungan Perumahan, Jalan,
lahan setapak, sawah, batu kapur, jalan sekolah, jalan, pesawahan,
Lio, mesjid, desa, jembatan,
sekolah, lapangan lapangan, kebun
Pendapatan Petani, buruh, Petani, buruh, Petani, buruh, Petani, buruh,
tukang bangunan, pedagang, pedagang,
pedagang
Bahaya/resiko Penyakit menular Banjir, penyakit Penyakit Banjir,
menular menular
Masalah ISPA, diare ISPA, diare ISPA, diare ISPA, diare
kesehatan
Kelompok rentan Anak-anak, Anak-anak, Anak-anak, Anak-anak,
lansia, ibu hamil lansia, ibu hamil lansia, ibu hamil lansia, ibu
hamil
Potensi Sekolah, petani Tokoh Sekolah, guru, Bidan desa,
baik untuk masyarakat, tokoh agama tokoh
perkebunan, kader desa masyarakat
kader, posyandu
Gender Ibu bekerja Ibu sebagai IRT Kelompok Kelompok
sebagai buruh Lio pengajianibu-ibu ibu-ibu atlet
56

BAB IV
ANALISA MASALAH DALAM ASUHAN
KEBIDANAN DI KOMUNITAS

A. Analisis Masalah Dalam Kebidanan Komunitas


1. Ibu Hamil Yang Tidak Punya Tabulin/Dasolin
No. Blok Jumlah %

1 Karyalaksana 16 69.56

2 Jayaraksa 6 26,08
Jumlah 22 95,64

2. Ibu Hamil Yang Tidak Mempunyai Transportasi Rujukan


No Blok Jumlah %
1 Karyalaksana 15 68,42

2 Jayaraksa 5 15,78
Jumlah 20 84,2

3. KK Yang Merokok
No Blok Jumlah %
1 Karyalaksana 310 68,73

2 Jayaraksa 204 50,62


Jumlah 514 55,68
57

4. Kurangnya Kesadaran Untuk Memberikan Asi Ekslusif Pada Bayi 0-6


Bulan
No Blok Jumlah %
1 Karyalaksana 6 54,54

2 Jayaraksa 8 61,53

Jumlah 14 58,33

5. Remaja Yang Tidak Tahu HIV/AIDS


No Blok Jumlah %
1 Karyalaksana 4 50

2 Jayaraksa 4 50
Jumlah 8 100

B. Menentukan Masalah Inti


1. Kurangnya Kesadaran Untuk Memberikan Asi Ekslusif Pada Bayi 0-6
Bulan
2. Remaja Yang Tidak Tahu HIV/AIDS
3. Ibu Hamil Yang Tidak Punya Tabulin/Dasolin

C. Akibat Dan Dampak Dari Inti Masalah Kesehatan


1. Kurangnya kesadaran untuk memberikan Asi ekslusif pada bayi 0-6 bulan
Ibu hamil yang kurang menyadari tentang asi ekslusif
2. Remaja yang tidak tahu HIV/AIDS
Remaja yang kurang mengetahui tentang HIV/AIDS
3. Ibu hamil yang tidak punya tabulin/dasolin
Ibu hamil yang kurang mempersiapkan tabungan untuk persalinan
58

BAB V
ANALISA GENDER
A. Seks dan Gender
Pada dasarnya antara laki-laki dan perempuan, tidak hanya menunjuk
pada aspek biologis, tetapi aspek non biologis. Perbedaan secara biologis inilah
yang dikenal sebagai gender, yakni yang menunjuk pada bagaimana konsepsi
masyarakat tentang laki-laki dan perempuan pada tataran normatif, apa yang
dianggap layak dan tidak layak. Apa yang dianggap mampu dan tidak mampu
dilakukan bagi laki-laki dan perempuan.
Secara umum gender adalah konsep yang mengacu pada pembedaan
peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang terjadi dari akibat
perubahan olehkeadaan social dan budaya masyarakat (Permendagri No.
15/2008). Secara lebih luas gender diartikan sebagai perbedaan antara laki-laki
dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, dan tanggung jawab, dan perilaku
yang berbentuk oleh nilai social, budaya dan adat istiadat dari kelompok
masyarakat yang dapat berubah menurut waktu secara kondisi setempat
(MOWE, UNFPA & BKKBN 2015). Dengan demikian gender tidak bersifat
universal, dipengaruhi atau dipelajari oleh lingkungan (disosialisasikan) serta
dapat berubah-ubah.
Harapan masyarakat atas laki-laki dan perempuan ini mencerminkan
kontruksi social budaya yang tertuangdalam system norma nilai di masyarakat,
atau dikenal sebagai norma gender (gender norma) di masyarakat. Dengan kata
lain, gender merujuk pada seperangkat norma, nilai, serta keyakinan (believe)
tentang kapasitas, karakteristik, peran serta kepentingan laki-laki dan
perempuan. Dalam hal kapasitas misalnya laki-laki dianggap fisiknya kuat
sedangkan perempuan lemah. Adapun menyangkut peran misalnya: laki-laki
mencari nafkah, sedangkan perempuan mengasuh anak di rumah, anak laki-laki
bermain dengan temannya, sedangkan anak perempuan membantu ibu di
dapur.
Sebagai ilustrasi, dalam kultur masyarakat jawa berkembang
beranggapan bahwa peran istri di rumah, yang kegiatan berkisar di Kasur
59

(melayani suami), sumur (mencuci dan membersihkan rumah), dan dapur


(memasak), ungkapan lain menyangkut peran perempuan adalah “macak,
manak, masak” (berdandan, melahirkan dan memasak). Anggapan atau ucapan
ini mencerminkan adanya perbagian peran dan tanggung jawab berbasis jenis
kelamin(laki-laki dan perempuan) yang mana ini dikenal sebagai peran gender,
peran gender ini terkait status social seorang istri, suami, ayah, ibu, anak dan
lain-lain. Ilustrasi lain yang menunjukan bahwa gender itu tidak bersifat
universal adalah pembagian peran dalam masyarakat aceh, yaitu secara budaya
laki-laki merupakan pihak yang berperan dan bertanggung jawab belanja ke
pasar dikarenakan berkembangnya anggapan bahwa perempuan sebaiknya di
rumah saja.
Sebagai ilustrasi adalah masalah tingginya angka kematian ibu, yang
secara medis disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan, pendarahan, dan
infeksi. Namun di luar factor medis, ada factor social budaya yang
melatarbelakangi tingginya angka kematian ibu, yakni: ketidakmampuan
perempuan mengambil keputusan, pola makan yang merugikan perempuan,
terutama saat hamil (misalnya larangan makan telor dan ikan dikarenakan
kekhawatiran janin dan berbau amis) pola makan ini berkontribusi pada
kecenderungan tingginya anemia pada perempuan, beban kerja perempuan
yang mana perempuan hamil tetap dituntut bekerja sesuai tanggungjawabnya
sebagai perempuan, misalnya mengambil air, mencuci, bertani, dan lain-lain.
Identifikasi factor social kultural yang menunjukan adanya isu gender
bias dilakukan melalui analisis gender. Manfaat pada program pengembangan
layanan kebidanan komunitas adalah teridentifikasi masalah/kebutuhan dengan
lebih focus dan jelasnya kelompok sasaran/dampingan. Lebih dari itu, layanan
kebidanan komunitas diharapkan akan menunjang nilai atau prinsip setara dan
adil bagi perempuan dan laki-laki atau apa yang dikenal sebagai “layanan
kebidanan komunitas yang responsive gender dan HAM (Hak Asasi Manusia).
Singkatnya melalui identifkasi issue gender dan factor penyebab atau factor
yang melatarbelakanginya, maka bias dikembangkan upaya-upaya yang perlu
60

dilakukan dalam mengatasi kesenjangan atau ketimpangan yang ada sehingga


kesetaraan gender bisa dicapai.

B. Analisis Gender
Kesenjangan atau ketimpangan gender dapat didefinisikan melalui
analisa gender, world bank mendefinisikan analisa gender sebagai “proses
mengidentifikasi sekaligus mengkaji dan tidaknya perbedaan kondisi maupun
posisi laki-laki maupun perempuan, serta relasi sosialnya baik di lingkungan
keluarga, komunitas bahkan di tingkat negara serta global” (World Bank 2000).
Sederhananya, analisis gender adalah upaya mengidentifkasi dan mengungkap
perbedaan kehidupan laki-laki dan perempuan baik dalam aspek social maupun
ekonomi, termasuk kesenjangan. Analisis gender juga mengidentifikasi factor-
faktor penyebab ketimpangan/kesenjangan dan menjadi dasar untuk
memperbaiki atau menghapus kesenjangan. Hasil analisis ini bermanfaat untuk
kebijakan pembangunan dan layanan publik.

Analisis gender berpijak pada data informasi yang terpilih menurut


jenis kelamin (sex deseggrated dara). Ditambah perlunya memahami norma
dan nilai masyarakat tentang pembagian hak, tanggung jawab, kontribusi,
dinilai/diapresiasi menurut jenis kelamin. Dalam analisis gender juga
didefinisikan dan dipahami factor penyebab langsung atas pembagian kerja
berbasis gender. Melalui analisis gender, diagnose komunitas menjadi lebih
tajam dan komprehensif, yang nantinya akan membantu upaya-upaya untuk
mengatasi kesenjangan atau keseimbangan gender di komunitas.
61

C. Alur Kerja Analisis Gender (GAP)

Outcome
kebijakan: Indikator
ada tidak gender:
kesenjang kesenjangan
Sasaran
an
Sasaran kebijakan
umum: kajian Masalah gender:
gender: Kuantita
formulasi bagaimana
apa dan tif dan
kebijakan/pro mengurangi
mengapa kualitatif
gram upaya
? kesenjangan
Kesenjang gender?
an gender: Perencanaan
akses kebijakan
partisipasi program

Berdasarkan alur kerja analisis gender pathway (GAP) diatas, maka tahapan
terpokok adalah mengidentifikasi ada tidaknya kesenjangan gender dengan
menggunakan 4 indikator, yakni akses, partisipasi, control, dan
pemanfaat/beneficiaries. Identifikasi kesenjangan ibu akan menghantarkan
pada pertanyaan “apa bentuk kesenjangan”, jawab atas pertanyaan mengapa,
mengarah pada identifikasi factor-faktor penyebab langsung dan penyebab
tidak langsung.
Identifikasi kesenjangan dan factor-faktor yang melatarbelakanginya bias
menggunakan atau memanfaatkan beberapa alat analisis gender (tools of
gender analysis), misalnya kerangka Harvard, analisis moser, dan lain-lain.
62

D. Seks Atau Jenis Kelamin


Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin Desa Batujaya Kecamatan
Cigasong
Tahun 2018/2019
No BLOK LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 Karyalaksana 694 673
2 Jayaraksa 648 633
TOTAL 1.342 1.306

Analisa : dari tabel di atas jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin laki-
laki 1.342 dan perempuan 1.306

E. Isu Gender Kesenjangan Dan Ketimpaan Gender


Isu gender adalah situasi, kondisi, dan posisi perempuan di bandingkan
dengan laki-laki, termasuk relasi social antar keduanya di berbagi
aspek/dimensi kehidupan. Merujuk pada kementrian pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak (KKP-PA) iau gender bias berpijak pada
identifikasi antara laki-laki dan perempuan menyangkut 4 indikator yakni:
partisipasi,control, dan beneficiaries (pemanfaatan). Ada tidaknya perbedaan
menyangkut 4 hal tersebut akan mengindikasikan ada tidaknya kesenjangan
gender (gender gap). World bank (2000) menegaskan bahwa gender gap bias
menyangkut 3 aspek yakni:
1. Hak (rights)
2. Sumberdaya (resources)
3. Suara (voices)
Kesenjangan gender ini di mungkinkan terjadi jika laki-laki dan perempuan
bukan saja dibedakan peran gendernya, namun ada kecenderungan peran
tertentu dianggap lebih penting dan lebih di hargai, misalnya peran dan posisi
laki-laki tingkat pendidikan perempuan di bandingkan laki-laki merupakan
implikasi dari adanya anggapan perempuan tidak perlu pendidikan tinggi
63

mengingat peran utamanya adalah mengurus keluarga /rumah tangga. Kondisi


ketidaksamaan ini dikenal sebagai kesenjangan gender (gender gap).
Indikator kesenjangan gender adalah:
1. Aspek kesejahteraan
2. Akses
3. Kesadaran kritis
4. Partisipasi
5. Control
Pengutamaan pada jenis kelamin tertentu, tentunya akan berdampak pada
pengabaian atau hilangnya kesempatan, bahkan perbedaan perlakuan
(diskriminasi) berbasis gender akan mengkondisikan terjadinya ketimpangan
gender. Misalnya, tinggi angka kematian ibu (AKI) salah satu dikontribusikan
oleh terlambatnya pengambilan keputusan dalam keluarga yang mana laki-laki
(suami) sebagai pengambilan keputusan. Hal ini dilatari oleh berkembangnya
anggapan bahwa hamil dan melahirkan adalah kodrat perempuan, sehingga
peristiwa hamil dan persalinan tersebut di anggap sebagai hal alamiah dan
wajar. Konsekuensinya laki-laki beranggapan tidak perlu terlibat karena hamil
dan persalinan menjadi urusan perermpuan. Lebih dari itu laki-laki/suami juga
menggap kehamilan tidak perlu pelayanan kesehatan, apalagi yang berjarak
cukup jauh dan harus mengeluarkan biaya.
Berkenaan dengan kesenjangan dan ketimpangan gender, di tengarai ada
sejumlah factor yang mempengaruhi kondisi tersebut, yakni:
1. Taat nilai social budaya dan adat istiadat
2. Kebijakan peraturan dan perundang-undangan
3. Penafsiran ajaran agama dana tau praktik keagamaan
4. Sikap dan persepsi masyarakat, khususnya perempuan sendiri
5. Rendahnya pemahaman masyarakat tentang gender
6. Kemiskinan dan kebodohan/keterbelakangan.
64

Analisis Gender

IBU HAMIL (5 Ibu Hamil)


1. ASPEK KESEJAHTERAAN
NO HASIL WAWANCARA KETERANGAN
1. Sebagian besar ibu hamil mengatakan bahwa
mereka makan 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan
malam serta diselingi cemilan
2. Seluruh ibu hamil mengatakan tidak ada perbedaan
menu makanan dengan anggota keluarga lainnya
3. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa mereka Apabila basah atau
hanya berganti baju 2 kali dalam sehari kotor ganti4
4. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa mereka Siang < +1 jam
memiliki waktu istirahat yang cukup pada siang
hari
5. Seluruh ibu hamil tidak mempunyai penghasilan < 500
sendiri
6. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa mereka
mengelola penghasilan yang didapat oleh suami
mereka
7. Seluruh ibu hamil sudah mengalokasikan dana Lebih dari 100.000 –
untuk kepentingan kesehatannya 200.0000

8. Sebagian besar ibu hamil sudah mengalokasikan Simpanan, bpjs


dana untuk pemeriksaan kehamilan dan rencana
persalinan nanti
9. Seluruh ibu hamil tidak mempunyai alokasi dana Ibu sedang tidak
khusus menyusui
10. Seluruh ibu hamil tidak memiliki kesempatan
untuk meningkatkan pendikan kejengjang yang
lebih tinggi, karena terlalu sibuk mengurus rumah
65

tangga dan tidak minat


11. Seluruh ibu hamil tidak pernah mengalami
kekerasan fisik
12. Seluruh ibu hamil tidak pernah mengalami
tindakan kekerasan psikis
13. Seluruh ibu hamil tidak pernah mengalami Dilarang bergaul
tindakan sosial dengan tetangga
NOTE : BAIK (76,92%)

2. AKSES
NO HASIL WAWANCARA KETERANGAN
1. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa mereka tahu BPM Poskesdes,
tempat pelayanan kesehatan ada diwilayahnya Klinik, Puskesmas,
Rumah sakit
2. Seluh ibu hamil mengtakan bahwa mereka Bidan, puskesmas
memeriksakan kesehatan jika sakit
3. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa jarak tempat
pelayanan kesehatan terjangkau, yaitu < 1-5 KM
4. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa tenaga
kesehatan selalu ditempat dan dapat ditemui
dengan mudah
5. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa tenaga
kesehatan selalu memberi pelayanan kesehatan
dengan ramah
6. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa biaya
pemeriksaan terjangkau
7. Seluruh ibu hamil tidak mengetahui pilihan KB
cukup lengkap sesui dengan pilihn ibu
8. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa harga
kontrasepsi terjangkau
66

9. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa memiliki


jamban sendiri
10. Sebagian besar ibu hamil mengatakan bahwa Sudah punya sejak
mereka mempunyai tempat tinggal sendiri sesudah menikah
11. Seluruh ibu hamil mempunyai tempat istirahat
sendiri bersama suami
12. Sebagian besar ibu hamil mempunyai tabungan Untuk shoping
sendiri
13. Sebagian besar ibu hamil tidak pernah mencoba
untuk mengajukan pinjaman kridit
14. Seluruh ibu hamil tidak memiliki kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan
15. Seluruh ditempat ibu hamil ada fasilitas sosial yang Balai desa
digunakan untuk perkumpul
NOTE : BAIK (86,66%)

3. KESADARAN KRITIS
NO. HASIL WAWANCARA KETERANGAN
1. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa mereka Diberi nafkah,
mengetahui hak-hak perempuan atau istri diperhatikan,
disayangi, dicintai
2. Seluruh ibu hami ltahu tentang kesehatan Ganti celana dalam
reproduksi
3. Seluruh ibu hamil percaya bahwa kodrat Karena sudah adat
perempuan yang hanya disekitar sumur, dapur, dan istiadat
kasur
4. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa mereka Karena semua
percya bahwa perempuan terbuat dari tulang rusuk pekerjaan yang berat
laki-laki dilakukan oleh laki-
laki
67

5. Seluruh ibu hamil percaya jika tidak mau melayani Ibu mengatakan itu
suami dalam hubungan intim akan dikutuk malaikat sudah tercantum pada
sampai pagi hadits
6. Seluruh ibu hamil mereka percaya untuk
menghentikan kehamilan melakukan dengan cara
minum air tape, minum sprit atau melompat-lompat
setelah behubungan pasutri
7. Seluruh ibu hamil mereka tidak mengetahui bahwa Belum mencobanya
setiap jenis alat Kb punya efek samping dan tidak tahu
8. Seluruh ibu hamil mengetahui kapan waktu
melakukan kontrol kehamilan
9. Semua ibu hamil mereka masih percaya terhadap
mitos-mitos atau pantangan-pantangan yang harus
dihindari saat sedang hamil
NOTE : CUKUP BAIK (60%)

4. PARTISIPASI
NO Hasil Wawancara Keterangan
1. Seluruh ibu hamil selalu diajak berdiskusi oleh
suami dalam pengambilan keputusan.
2. Seluruh ibu hamil mereka diberikan kesempatan
oleh suami untuk mengikuti kegiatan diluar rumah
3. Seluruh ibu hamil apabila mengemukakan pendapat Contohnya, pengajian,
atau saran selalu diterima atau didengar suami kelas ibu hamil
4. Seluruh ibu hamil memiliki kesempatan untuk Segimana dikasihnya
memutuskan hamil atau tidak dan jumlah anak yang
diinginkan
5. Seluruh ibu hamil mereka tidak dilibatkan dalam Karena kerja
kegiatan sosial dimasyarakat, seperti PKK dan
posyandu
68

6. Seluruh ibu hamil selalu diberi kesempatan untuk Contohnya tentang


mengajukan pendapat atau saran pada setiap kelas ibu hamil yang
kegiatan dimasyarakat disaran kepada bidan
desa yang
diwilayahnya
7. Seluruh ibu hamil mereka mendapatkan kesempatan Keluhan flu sakit
untuk bertanya pada bidan atau dokter/nakes
lainnya
8. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa Contohnya keluhan
bidan/dokter/nakes lainnya menyediakan waktu pada saat mereka
untuk mendengarkan keluhan-keluhan yang mereka sedang mengalami
sampaikan masalah kehamilan
9. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa mereka suka
diundang untuk ikut serta membahas kebijakan
pembangunan diwilayahnya
10. Seluruh ibu hamil mereka mendapat kesempatan
untuk berpendapat
NOTE : SANGAT BAIK (90%)

5. KONTROL
NO Hasil Wawancara Keterangan
1. Seluruh ibu hamil mereka mengatakan memiliki
kuasa untuk menentukan keputusan hamil tidak
hamil dan menentukan beberapa anak yang
diinginkan.
2. Seluruh ibu hamil memiliki kuasa dan menentukan
pilihan berkb atau tidak
3. Seluruh ibu hamil mereka mengatakan memiliki
kuasa untuk mengatur hak-hak kesehatan
reproduksi sendiri
69

4. Seluruh ibu hamil mereka mengatakan memiliki


kuasa untuk menolak ajakan suami untuk
melakukan hubungan pasutri ketika ibu tidak siap
5. Seluruh ibu hamil mereka mengatakan memiliki
kuasa untuk memilih sendiri pemeriksaan
kehamilan dan pertolongan persalinan ke bidan atau
dokter
6. Seluruh ibu hamilmengatakan bahwa mereka
memiliki kuasa untuk mengaturpengelolaan
pemghasilan keluarga
7. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa mereka
memiliki kuasa untuk mengatur penghasian sendiri
8. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa mereka
memiliki kuasa untuk mengontrol kebijakan
pembangunan didesa yang berkaitan dengan
pemberdayaan perempuan
NOTE : SANGAT BAIK (100%)

ANALISIS SARAH LONGWEI


EQUALITY PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
KONTROL
PARTISIPASI
KESADARAN KRITIS
AKSES
KESEJAHTERAAN
70

IBU NIFAS (8 Ibu Nifas dan Bayi)


1. ASPEK KESEJAHTERAAN
No. Hasil Wawancara Keterangan
1. Hampir seluruh ibu nifas mengatakan bahwa
mereka makan 3x sehari yaitu pagi, siang dan
sore yang diselingi cemilan
2. Seluruh ibu nifas mengatakan ada perbedaan Karena mudah
frekuensi makan sebelum dan selama masa nifas lapar
3. Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa ada Ada makanan
perbedaan menu makan dengan anggota keluarga pantangan selama
lainnya. masa nifas
4. Seluruh ibu nifas mengatakan ada makanan yang
dipantang selama masa nifas
5. Hampir seluruh ibu nifas mengatakan mereka
memberikan ASI pada bayinya
6. Hampir seluruh ibu nifas mengatakan tidak
memberikan makanan tambahan pada bayinya
7. Seluruh ibu nifas mengatakan mereka ganti baju Karena mudah
3x dalam sehari berkeringat
8. Seluruh ibu nifas memiliki waktu istirahat yang Apabila bayi tidur
cukup setiap harinya ibu ikut tidur
9. Seluruh ibu nifas tidak mempunyai penghasilan
sendiri
10. Seluruh ibu nifas mengatakan penghasilan suami
diserahkan sepenuhnya kepada ibu
11. Hampir seluruh ibu nifas mengatakan bahwa
mereka belum mengalokasikan dana untuk
kepentingan pemeliharaan kesehatan
12. Seluruh ibu nifas mengatakan selalu
memeriksakan kesehatan ibu dan bayi selama
71

masa nifas
13. Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa mereka
membawa bayinya untuk dilakukan imunisasi
14. Seluruh ibu nifas mengatakan tidak memiliki Uangnya tidak
persiapan dana untuk pemeriksaan ibu dan bayi cukup
15. Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa tidak ada Semuanya untuk
alokasi dana khusus untuk keperluan ibu pada kepentingan
saat menyusui keluarga
16. Seluruh ibu nifas mengatakan mereka tidak Karena sudah
memiliki kesempatan untuk meningkatkan menjadi ibu rumah
pendidikan oleh suami dan keluarganya tangga
17. Seluruh ibu nifas mengatakan tidak pernah
mengalami tindakan kekerasan dalam bentuk fisik
18. Seluruh ibu nifas mengatakan tidak pernah
mengalami tindakan kekerasan dalam bentuk
psikis
19. Seluruh ibu nifas mengatakan tidak pernah
mengalami tindakan kekerasan sosial
NOTE: CUKUP BAIK (78,94%)

2. AKSES
No. Hasil Wawancara Keterangan

1 Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa mereka tahu


tempat pelayanan kesehatan yang ada di
wilayahnya
2 Seluruh ibu nifas mengatakan memeriksakan
kesehatannya di bidan
3 Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa jarak tempat
pelayanan kesehatan terjangkau, yaitu kurang
lebih 1 KM
72

4 Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa tenaga


kesehatan selalu ada di tempat dan mudah di
temui oleh ibu
5 Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa tenaga
kesehatan selalu memberi pelayanan kesehatan
dengan ramah
6 Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa biaya
pemeriksaan kesehatan terjangkau
7 Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa mereka
sudah memakai KB
8 Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa pelayanan
KB cukup lengkap sesuai dengan pilihan ibu
9 Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa harga
kontrasepsi yag ada terjangkau
10 Seluruh ibu nifas mengatakan memiliki jamban
keluarga sendiri
11 Seluruh ibu nifas mengatakan telah memiliki
rumah sendiri
12 Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa telah
memiliki kamar tempat istirahat sendiri bersama
suami
13 Hamper seluruh ibu nifas tidak memiliki tabungan
sendiri
14 Hamper seluruh ibu nifas tidak dapat dengan
mudah memperoleh pinjaman kredit untuk
peningkatan ekonomi dari pemerintah
15 Seluruh ibu nifas tidak memiliki kesempatan
untuk meningkatkan pendidikan yang di sediakan
oleh pemerintah
16 Seluruh ibu nifas mengatakan tidak ada fasilitas
73

social yang dapat di gunakan untuk tempat


berkumpul kaum perempuan
17 Seluruh ibu nifas mengatakan tidak terdapat pojok
ASI di dekat tempat tinggal

NOTE: BAIK (82,35%)

3. KESADARAN KRITIS
No. Hasil Wawancara Keterangan

1. Seluruh ibu nifas mengatakan sudah mengetahui


tentang adanya hak perempuan atau istri
2. Seluruh ibu nifas mengatakan tidak mengetahui
hak-hak kesehatan reproduksi
3. Seluruh ibu nifas mengatakan percaya bahwa
kodrat perempuan hanya sekitar sumur, kasur dan
dapur
4. Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa perempuan
terbuat dari tulang rusuk laki-laki
5. Seluruh ibu nifas mengatakan tidak percaya jika
tidak melayani suami dalam berhubungan intim
akan di kutuk oleh malaikat sampai subuh
6 Seluruh ibu nifas mengatakan mengetahui bahwa
setiap jenis KB mempunyai efek samping
7 Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa mereka
mengetahui kapan waktunya melakukan kontrol
8 Seluruh ibu nifas mengatakan tidak percaya
terhadap mitos pada masa nifas
9 Seluruh ibu nifas mengatakan percaya jika
seorang ibu meninggal karena melahirkan di sebut
mati syahid
74

10 Seluruh ibu nifas mengatakan tidak percaya


bahwa imunisai itu haram

NOTE: SANGAT BAIK (100%)

4. PARTISIPASI
No. Hasil Wawancara keterangan

1 Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa ibu selalu


diajak berdiskusi oleh suami dalam pengambilan
keputusan di keluarga
2 Seluruh ibu nifas mengatakan diberikan
kesempatan oleh suami untuk mengikuti kegiatan
diluar rumah
3 Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa
saran/pendapat yang diberikan selalu diterima dan
di dengar suami
4 Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa memiliki
kesempatan untuk memutuskan hamil atau tidak
hamil dan jumlah anak dalam keluarga
5 Seluruh ibu nifas mengatakan dilibatkan dalam
kegiatan social masyarkat
6 Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa tidak
diberikan kesempatan untuk mengajukan
pendapat pada setiap kegiataan di masyarakat
7 Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa
mendapatkan kesempatan untuk bertanya pada
tenaga kesehatan saat memperoleh pelayanan
kesehatan
8 Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa tenaga
kesehatan menyediakan waktu untuk
mendengarkan keluhan yang ibu sampaikan
75

9 Seluruh ibu nifas mengatakan tidak perna ikut


serta membahas kebijakan desa
10 Seluruh ibu njfas mengatakan tidak memiliki
kesempatan untuk berpendapat
NOTE: BAIK (80%)

5. KONTROL
No Hasil wawancara Keterangan
Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa memiliki
1 kuasa untuk menentukan keputusan hamil dan
jumlah anak yang di inginkan keluarga
2 Seluruh ibu nifas mengatakan ber KB
Seluruh ibu nifas mengatakan memiliki kuasa
3
untuk mengatur hak kesehatan reproduksi
Seluruh ibu nifas memiliki kuasa untuk menolak
4 ajakan suami untuk berhubungan intim ketika ibu
tidak siap
Seluruh ibu nifas memiliki kuasa untuk memilih
5 sendiri pemeriksaan kehamilan dan persalinan di
tenaga kesehatan
Seluruh ibu nifas mengatakan mengelola
6
penghasilan keluarga
Seluruh ibu nifas mengatakan tidak memiliki
7
kuasa untuk mengatur penghasilan sendiri
Seluruh ibu nifas mengatakan tida memiliki kuasa
8
untuk mengontrol kebijakan di desa
Seluruh ibu nifas mengatakan tidak memiliki
9 untuk menolak kebijakan pembangunan
merugikan kaum perempuan
NOTE: CUKUP BAIK (77,7%)
76

ANALISIS SARAH LONGWEI


EQUALITY PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
KONTROL
PARTISIPASI
KESADARAN KRITIS
AKSES
KESEJAHTERAAN

AKSEPTOR KB (4 Akseptor KB)


1. ASPEK KESEJAHTERAAN
No. Hasil Wawancara Keterangan
1 Sebagian aseptor KB mengatakan bahwa
mereka makan 2 kali sehari yaitu pagi dan
sore hari dengan di selingi oleh cemilan
2 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
tidak ada pembeda menu pada anggota
keluarga
3 Sebagian besar aseptor KB mengatakan
bahwa mereka berganti pakaian 2 kali
sehari yaitu pagi dan sore hari
4 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka memiliki waktu istirahat yaitu di
sore hari
5 Sebagian aseptor KB mengatakan bahwa 500.000,-
mereka mempunyai penghasilan sendiri
6 Sebagian aseptor KB mengatakan bahwa Dibawa suami untuk
mereka tidak sepenuhnya mengelola pegangan
keuangan yang sudah di berikan oleh suami
77

7 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa


mereka sudah mengalokasikan dana untuk
ber-KB
8 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka memiliki persiapan dana unrtuk
pmeriksaan KB
9 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka pernah menyusui
10 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka mengalokasikan dana khusus untuk
keperluan ber-KB
11 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka tidak memiliki kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan oleh suami atau
keluarga
12 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka tidak pernah mengalami tindakan
kekerasan dalam bentuk fisik
13 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka tidak pernah mengalami tindakan
kekerasan psikis
14 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka tidak pernah mengalami tindakan
kekerasan sosial

NOTE : SANGAT BAIK (100%)


78

2. AKSES
NO Hasil wawancara Keterangan

1 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa Bidan, Puskesmas,


mereka mengetahui tempat pelayanan rumah sakit
kesehatan yang dapat di kunjungi setiap
saat
2 Sebagian aseptor KB mengatakan bahwa
mereka mendapatkan pelayanan KB di
bidan
3 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa 1-5 KM
jauh tempat pelayanan kesehatan dengan
tempat tinggal ibu adalah 1-5 km
4 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
tenaga kesehatan seperti bidan desa selalu
ada di tempat dan mudah di temui
5 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa saat
mendapatkan pelayanan kesehatan ibu
dilayani dengan baik dan ramah oleh
petugas kesehatan
6 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
biaya pelayanan dan kesehatan dapat
terjangkau
7 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
pelayanan KB yang ada cukup lengkap
sesuai dengan pilihan ibu
8 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
harga kontrasepsi terjangkau
9 Sebagian aseptor KB mengatakan bahwa
ibu dan keluarga telah memiliki rumah
sendiri
79

10 Sebagian aseptor KB mengatakan bahwa


mereka tidak memiliki kamar tempat
istirahat sendiri bersama suami
11 Sebagian aseptor KB mengatakan bahwa
mereka tidak memiliki tabungan sendiri
12 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka tidak dapat dengan mudah
memperoleh pinjaman kredit untuk
peningkatan ekonomi dari pemerintah
13 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka tidak memiliki kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan yang disediakan
dari pemerintah
14 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa ada
fasilitas sosial yang dapat digunakan untuk
tempat mendapatkan informasi tentang KB

NOTE : BAIK (85,71%)

3. KESADARAN KRITIS
NO Hasil Wawancara Keterangan
1 Sebagian besar aseptor KB mengatakan
bahwa mereka mengetahui tentang adanya
hak-hak perempuan atau istri termasuk hak
ber KB
2 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka memiliki keyakinan tentang ber KB
3 Sebagian aseptor KB mengatakan bahwa
mereka mengetahui manfaat ber KB
4 Sebagian aseptor KB mengatakan bahwa
ada larangan dari agama untuk mengunakan
80

KB
5 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka mempunyai keyakinan bahwa
menggunakan KB harus persetujuan suami
6 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka mempunyai keyakinan bahwa
banyak anak banyak rezeki
7 Sebagian aseptor KB mengatakan bahwa
mereka percaya dengan menggunakan KB
dapat mengurangi kenikmatan dalam
hubungan seksual
8 Sebagian aseptor KB mengatakan bahwa
mereka mengetahui setiap jenis alat KB
mempunyai efek samping
9 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka mengetahui kapan waktunya
melakukan kunjungan ulang ber KB
10 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka masih percaya terhadap mitos-mitos
tentang KB
NOTE : BAIK (80%)

4. PARTISIPASI
NO Hasil Wawancara Keterangan

1 Seluruh aseptor KB mengatakn bahwa


mereka sealalu diajak untuk berdiskusi oleh
suami dalam pengambilan keputusan di
keluarga
81

2 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa


mereka di berikan kesempatan oleh suami
untuk mengikuti kegiatan di luar rumah
3 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
pendapat atau saran selalu diterima atau di
dengar oleh suami
4 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka tidak diantar suami saat ber- KB
5 Sebagian aseptor KB mengatakan bahwa
mereka mendapatkan kesempatan untuk
bertanya pada bidan atau dokter/nakes
lainnya saat memperoleh pelayanan KB
6 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
bidan atau dokter/nakes lainnya
menyediakan waktu untuk mendengarkan
keluhan-keluhan yang ibu sampaikan
7 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka tidak pernah di undang untuk ikut
serta dalam penyuluhan KB
8 Sebagian aseptor KB mengatakan bahwa
mereka mendapatkan kesempatan untuk
memberikan informasi KB pada orang lain
9 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa jika
ibu mngalami efek samping dari KB yang
ibu gunakan, ibu tidak menggunakan KB
tersebut
10 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
menurut mereka bahwa laki-laki tidak perlu
ber KB
NOTE : BAIK (70%)
82

5. KONTROL
No. Hasil wawancara Keterangan

1 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa mereka


memiliki kuasa mengatur hak-hak ber-KB
2 Sebagian aseptor KB mengatakan bahwa
mereka memiliki kuasa untuk menentukan
pilihan KB
3 Sebagian aseptor KB mengatakn bahwa mereka
kuasa menolak ajakan suami untuk melakukan
hubungan intim ketika mereka tidak siap
4 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa mereka
memiliki kuasa untuk memilih sendiri tempat
pelayanan KB
5 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa mereka
memiliki kuasa untuk mengatur pengelolaan
penghasilan keluarga
6 Sebagian besar aseptor KB mengatakan bahwa
mereka memiliki kuasa untuk mengatur
penghasilan ibu sendiri
7 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa mereka
memiliki kuasa untuk mengontrol kebijakan
pembangunan di desa yang berkaitan dengan
KB
8 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa mereka
memiliki kuasa untuk menolak kebijakn
program KB yang akan merugikan kaum
perempuan

NOTE : SANGAT BAIK (100%)


83

ANALISIS SARAH LONGWEI


EQUALITY PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
KONTROL
PARTISIPASI
KESADARAN
KRITIS
AKSES
KESEJAHTERAAN

PUS (6 PUS)
1. ASPEK KESEJAHTERAAN
No Hasil Wawancara Keterangan

1. Seluruh PUS mengatakan bahwa mereka Sakeyengna wae


makan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari
yang diselingi dengan cemilan
2. Seluruh PUS mengatakan bahwa tidak ada
perbedaan menu makanan dengan anggota
keluarganya
3. Sebagian besar PUS mengatakan mandi 3 kali Da tereh hareudamg
dalam sehari
4. Sebagian besar PUS mengatakan bahwa Budak sare nya ngilu
mereka memiliki waktu istirahat yang cukup sare, uih damel
pada siang hari
5. Sebagian besar PUS mengatakan mempunyai < 500.000
penghasilan sendiri Nyitak bata mah
perharina tiga puluh
ribu
84

6. Sebagian besar PUS mengatakan bahwa Penghasilanna teu


mereka mengelola penghasilan yang tentu
didapatkan oleh suami mereka
7. Sebagian PUS sudah mengalokasikan dana
untuk kepentingan pemeliharaan kesehatan
ibu
8. Sebagian besar PUS memiliki persiapan dana
untuk pemeriksaan kehamilan dan persalinan
9. Sebagian besar PUS pada saat menyusui tidak
ada dana khusus untukkeperluan ibu
10. Seluruh PUS tidak memiliki kesempatan
meningkatkan pendidikan oleh suami atau
keluarga
11. Seluruh PUS tidak pernah mengalami
kekerasan fisik
12. Seluruh PUS tidak pernah mengalami
kekerasan fsikis
13. Seluruh PUS tidak pernah mengalami
kekerasan sosial
NOTE: CUKUP BAIK (92,30%)

2. AKSES
No Hasil Wawancara Keterangan

1. Sebagian PUS mengetahui tempat pelaynan Bidan, puskesmas,


kesehatan dokter
2. Seluruh PUS tahu tempat pelayanan kesehtan Lamun di puskesmas
yang ada di wilayahnya teu cocok nya ka bidan
3. Seluruh PUS mengatakan bahwa jarak tempat < 1 km
pelayana kesehatan terjangkau
85

4. Sebagian besar PUS mengatakan tenaga


kesehatan misalnya bidan desa selalu ada di
desa dan mudah di temui
5. Sebagian besar PUS mengatakan mendapatkan
pelayanan kesehatan dengan baik dan ramah
6. Sebagian PUS mengatakan biaya pelayanan
kesehatan yang ada di tempat ibu tinggal
terjangkau dengan kondisi keuangan keluarga
7. Sebagian besar pelaynan KB yang ada cukup
lengkap sesuai dengan pilihan PUS
8. Sebagian besar harga kontrasepsi cukup
terjangkau oleh kondisi keuangann
9. Sebgian besar PUS memiliki jamban keluarga
sendiri
10. Sebagian besar PUS memiliki tempat tinggal
rumah sendiri
11. Sebagian besar PUS memiliki ruang atau
kamar tempat tinggal sendiri
12. Sebagian besar PUS memiliki tabungan
sendiri
13. Sebagian besar PUS tidak mudah memperoleh Da embung di ganggu
pinjaman kredit untuk meningkatkan ekonomi lamun keur sare sok di
dari pemerintah gedog-gedog
14. Sebagian besar PUS tidak memiliki kesepatan
untuk meningkatkan pendidikan yang di
sediakan oleh pemerintah
15. Seluruh besar PUS tidak memiliki fasilitas
sosial yang di gunakan untuk berkumpul kaum
perempuan
NOTE: BAIK (86,66%)
86

3. KESADARAN KRITIS
No Hasil Wawancara Keterangan

1. Sebagian bessr PUS mengetahui tentang


adanya hak hak perempuan atau istri
2. Sebagian besar PUS tahu tentang hak hak
kesehatan reproduksi
3. Sebagain besar PUS percaya bahwa kodrat
perempuan adalah di sekitar sumur, kasur, dan
dapur
4. Sebagian besar PUS percaya bahwa Nya enya da istri mah
perempuan terbuat dari tulang rusuk laki-laki sanes tulang punggung
5. Sebagian besar PUS percaya jika tidak mau
melayani suami dalam berhubungan intim
akan di kutuk oleh malaikat sampai pagi
6. Sebagian besar PUS percaya untuk
menghentikan kehamilan dapat dilakukan
dengan minum air tape, minum sprit, atau
melompat lompat setelah berhubungan suami
istri
7. Sebagian besar PUS mengetahui setiap jenis
KB mempunyai efek samping
8. Sebagian besar PUS mengetahui waktunya
kunjungan kehamilan
9. Sebagian besar PUS percaya terhadap mitos Ulah sok kaluar
mitos atau pantangan yang harus dihindari saat peuting
hamil
10. Sebagian besar PUS percaya jika seorang ibu
meninggal karena melahirkan disebut mati
sahid
NOTE: BAIK (80%)
87

4. PARTISIPASI
No Hasil Wawancara Keterangan

1. Sebagian besar PUS selalu di ajak berdiskusi


dalam pengambilan di keluarga
2. Sebagian besar PUS diberi kesempatan oleh
suami untuk mengikuti kegiatan di luar rumah
3. Seluruh PUS mengatakan bahwa pendapat/
saran de dengar oleh suaminya
4. Seluruh PUS mendapatkan kesempatan untuk
memutuskan hamil atau tidak dan jumlah anak
dalam keluarga
5. Sebagian PUS tidak dilibatkan dalam kegiatan Da tara di undang
sosial di masyarakat
6. Sebagian besar PUS tidak diberikan
kesempatan untuk mengajukan pendapat atau
saran saran pada setiap kegiatan di masyarakat
7. Seluruh PUS mendapatkan kesempatan untuk
bertanya pada bidan atau dokter / nakes
lainnya saat memperoleh pelayanan kesehatan
8. Seluruh PUS mengatakan anggota tenaga
kesehatan mendengarkan keluhan keluhan
yang disampaikan
9. Sebagian besar PUS tidak di undang untuk Tara di undang
ilkut sertan membahas kebijakan
pembangunan kesehatan
10. Sebagian besar PUS mendapatkan kesempatan
untuk erpendapat
NOTE: SANGAT BAIK (100%)
88

5. KONTROL
No Hasil Wawancara Keterangan

1. Hampir seluruh PUS nmemiliki kuasa untuk


memntukan keputusan hamil, tidak hamil dan
menentukan berapa jumlah anak yang di
inginkan
2. Seliuruh PUS memiliki kuasa untuk
menentukan pilihan ber KB atau tidak
3. Hampir semua PUS memiliki kuasa umtuk
mengatur hak hak nkesehatan reproduksi
4. Sebagian besar PUS memiliki kuasa untuk Ari hoream mah
menolak ajakkan suami untuk melakukan kumaha, keunwae sina
hubungan intim ngasuh budak, sok
kalah di tukangan
5. Seluruh PUS memeriksakan kehamilan dan
pertolongan persalinan ke bidan atau dokter
6. Hampir semua PUS memiliki kuasa untuk
mengatur pengeolaan penghasilan keluarga
7. Semua PUS memiliki kuasa untuk mengatur
penghasilan ibu sendiri
8. Sebagian PUS memiliki kuasa untuk
mengontrol kebijakan pembangunan di desa
yang berkaitan dengan pemerdayaan
perempuan
NOTE: SANGAT BAIK (100%)
89

ANALISIS SARAH LONGWEI

EQUALITY PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
KONTROL
PARTISIPASI
KESADARAN KRITIS
AKSES
KESEJAHTERAAN

REMAJA (8 Remaja)
1. ASPEK KESEJAHTERAAN
No. Hasil wawancara Keterangan
1. Seluruh remaja mengatakan bahwa mereka makan
2x sehari
2. Seluruh remaja mengatakan bahwa tidak ada
perbedaan menu makanan
3. Seluruh remaja mengatakan 2x sehari mengganti
pakaian
4. Seluruh remaja mengatakan tidak memiliki waktu Dikarenakan
yang cukup untuk istirahat bekerja atau
sekolah full day
5. Seluruh remaja belum/tidak menyisihkan uang
ketika sakit untuk kepentingan pemeliharaan
kesehatan
6. Seluruh remaja memiliki kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan oleh orang tua
7. Seluruh remaja megatakan tidak pernah
mengalami tindakan kekerasan dalam bentuk
fisik,seperti ditampar,dipukul,ditendang,dianiaya
90

oleh ayah,pacara atau sodara laki-laki


8. Seluruh remaja mengatakan tidak pernah 1 dari 8 remaja
mengalami tindakan kekerasan fsikis, seperti pernah mengalami
dihina,disudutkan atau dilecehkan oleh hinaan
ayah,pacar,atau sodara laki-laki
9. Seluruh remaja mengatakan tidak pernah
mengalami tindakan kekerasan social,seperti
dilarang bergaul dengan teman,dilarang
mengikuti kegiatan diluar rumah,oleh ayah,pacar
atau sodara laki-laki
NOTE: CUKUP BAIK (77,7%)

2. AKSES
No Hasil wawancara Keterangan
1. Semua remaja mengetahui dimana saja tempat Seperti puskesmas
pelayanan kesehatan yang dapat dikunjung atau tenaga
setiap hari. kesehatan terdekat
lainnya.
2. Semua remaja memeriksakan kesehatannya jika
sakit ke puskesmas.
3. Sejauh 1-5 KM tempat pelayanan kesehatan
dengan tempat tinggal.
4. Seluruh remaja mengatakan bahwa tenaga
kesehatan, misalnya bidan desa selalu ada
ditempat dan dengan mudah ditemui.
5. Seluruh remaja mendapatkan pelayanan
kesehatan yang dilayani dengan baik dan ramah
oleh petugas kesehatan.
6. Seluruh remaja bahwa pelayanan kesehatan
yang ada ditempat sangat terjangkau dengan
91

kondisi keuangan.
7. Seluruh remaja sudah memiliki jamban keluarga
sendiri.
8. Seluruh remaja mengatakan telah memiliki Dengan orangtua
tempat tinggal atau rumah sendiri
9. Seluruh remaja mengatakan sudah memiliki
ruang atau kamar tempat istirahat sendiri.
10. Sebagian remaja belum memiliki tabungan 2 dari 8 remaja
sendiri. sudah memiliki
tabungan sendiri
11. Seluruh remaja mengatakan memiliki
kesempatan untuk meningkatkan pendidikan
yang disediakan oleh pemerintah.
12. Seluruh remaja mengatakan bahwa didaerahnya Fasilitas masih
tidak ada tempat fasilitas social untuk digunakan kurang dan
tempat berkumpul kaum remaja perempuan. kurangnya keaktifan
pada remaja itu
sendiri
NOTE : BAIK (83,3%)

3. KESADARAN KRITIS
No. Hasil wawancara Keterangan
1. Seluruh remaja mengetahui tentang adanya hak-
hak perempuan.
2. Seluruh remaja mengetahui tentang hak-hak Contohnya seperti
kesehatan reproduksi. perawatan ms V
3. Sebagian remaja tidak percaya bahwa kondrat
perempuan adalah disekitar sumur, kasur, dan
dapur.
4. Seluruh remaja tidak percaya bahwa perempuan
92

terbuat dari tulang rusuk laki-laki.


5. Seluruh remaja mengatkan tidak percaya
apabila untuk membuktikan cinta terhadap
pacar harus berhubungan intim.
6. Seluruh remaja mengetahui tentang menstruasi.
7. Seluruh remaja memakai pembalut ketikan
menstruasi.
8. Seluruh remaja tidak mengkonsumsi obat 1 dari 8 remaja
penghilang rasa sakit saat mengalami nyeri mengkonsumsi obat
pada saat menstruasi. penghilang rasa
sakit.
9. Seluruh remaja mengatakan makanan yang
dikonsumsi saat menstruasi adalah makanan
pedas.
10. Seluruh remaja mengatakan bahwa pengaruh
rokok terhadap kesehatan sangat buruk.
11. Menurut remaja pengaruh narkoba terhadap
kesehatan sangat buruk.
12. Seluruh remaja mengatakan tidak setuju dengan 1 remaja menyutujui
pernikahan dini pernikahan dini jika
alasanya dijodohkan
oleh orangtua.
13 Seluruh remaja tidak mengetahui tentang
HIV/AIDS.
14. Seluruh remaja mengatakan takut dan tidak
ingin terjerumus apabila ada yang merokok,
menggunakan narkoba, melakukan seks pra
nikah dan ODHA.
15. Seluruh remaja mengatakan bahwa yang perlu
dilakukan untuk mencegah HIV/AIDS adalah
93

dengan cara tidak terjerumus dalam pergaulan


bebas.
16. Selur.uh remaja mengetahui tentang anemia
17. Seluruh remaja berpendapat bahwa junk food
dan fast food sering dikonsumsi.
NOTE : CUKUP BAIK (76,4%)

4. PARTISIPASI
No. Hasil wawancara Keterangan
1. Seluruh remaja selalu diajak berdiskusi dalam
pengambilan keputusan dikeluarga.
2. Seluruh remaja mendapatkan kesempatan
untuk mengikuti kegiatan diluar rumah.
3. Seluruh remaja selalu menerima rau
mendengarkan pendapat atau saran dari
orangtua.
4. Seluruh remaja tidak dilibatkan atau jarang Kurang fasilitas dan
dilibatkan dalam kegiatan social di masyarakat keaktifan remaja itu
sperti karangtaruna dan rohis. sendiri.
5. Seluruh remaja selalu diberikan kesempatan
untuk mengajukan pendapat atau saran-saran
pada saat kegiatan dimasyarakat.
6. Seluruh remaja mendapatkan kesempatan
untuk bertanya pada bidan/dokter/ nakes
lainnya saat memperoleh pelayanan kesehatan.
7. Seluruh remaja mengatakan bahwa bidan,
dokter, atau nakes lainnya menyediakan waktu
untuk mendengarkan keluhan-keluhan yang
remaja sampaikan.
NOTE: BAIK (85,7%)
94

5. KONTROL
No Hasil wawancara Keterangan
1. Seluruh remaja mengatakan memiliki kuasa
untuk berpacaran atau menikah.
2. Seluruh remaja mengatakan memiliki kuasa
untuk mengatur hak-hak kesehatan
reproduksi remaja itu sendiri.
NOTE: SANGAT BAIK (100%)

ANALISIS SARAH LONGWEI


EQUALITY PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
KONTROL
PARTISIPASI
KESADARAN
KRITIS
AKSES
KESEJAHTERAAN

LANSIA (3 Wanita Lansia)


1. ASPEK KESEJAHTERAAN
No Hasil Wawancara Keterangan
1. Seluruh ibu lansia tinggal bersama keluarga.
2. Seluruh ibu lansia makan 2 kali dalam satu
hari.
3. Seluruh lansia ada perbedaan menu makanan
yang disediakan dalam keluarga.
4. Seluruh ibu lansia berganti pakaian 2 kali “ayenamah da cai nateh
dalam satu hari. saat”
95

5. Seluruh ibu lansia mempunyai waktu istirahat “ba’da lohor dugika


yang cukup dalam setiap harinya. ashar”
“tabuh 8wengi dugika
tabuh 4 subuh”
6. Seluruh ibu lansia sudah tidak aktif bekerja.
7. Seluruh ibu lansia tidak bekerja dan tidak
mempunyai penghasilan sendiri.
8. Seluruh ibu lansia yang tidak memiliki Ditanggung oleh
penghasilan sendiri biaya hidup sehari-hari keluarga.
ada yang menanggung.
9. Seluruh lansia tidak mengelokasikan dana
untuk pemeliharaan kesehatan lansia
NOTE: BAIK (88,9%)

2. AKSES
No. Hasil Wawancara Keterangan
1. Seluruh ibu lansia mengetahui tempat Poskesdes, Puskesmas
pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi
setiap saat.
2. Seluruh ibu lansia tidak mengetahui
tentang adanya posyandu lansia.
3. Tidak ada posbindu di semua blok.
4. Seluruh ibu lansia memeriksakan kesehatan Poskesdes, Puskesmas,
oleh nakes. Rumah Sakit
5. Jarak antara tempat tinggal lansia dengan <3km-4km
pelayanan kesehatan jauh.
6. Seluruh lansia mengatakan nakes mudah
ditemui.
7. Sebagian besar lansia mendapatkan
pelayanan kesehatan dengan baik dan
96

ramah dengan nakes.

8. Biaya pelayanan kesehatan yang ada di Karena mempunyai KIS


tempat lansia seluruhnya terjangkau
dengan kondisi keuangan lansia.
9. Seluruh lansia mempunyai jamban
keluarga sendiri di dalam rumahnya.
10. Seluruh lansia mempunyai ruang/kamar
tempat istirahat sendiri.
11. Sebagian besar lansia mempunyai tabungan
sendiri.
12. Seluruh lansia mengatakan bahwa di Pengajian
desanya terdapat fasilitas sosial yang
khusus untuk lansia perempuan.
NOTE: CUKUP BAIK (75%)

3. KESADARAN KRITIS
No. Hasil Wawancara Keterangan
1. Sebagian besar lansia mengatakan bahwa
mereka mengetahui mengenai hak-hak
perempuan untuk lansia.
2. Seluruh lansia mengetahui mengenai hak-
hak reproduksi.
3. Seluruh lansia tidak mengetahui kegiatan
posbindu yang akan diadakan balai desa.
4. Sebagian besar lansia rutin memeriksakan
kesehatannya di pelayanan kesehatan.
5. Sebagian besar lansia mengikuti kegiatan
senam lansia.
6. Sebagian besar lansia mengetahui tentang
menopause.
97

7. Seluruh lansia tidak percaya untuk


menghentikan kehamilan dapat dilakukan
dengan minum air tape, minum sprit, dll.
8. Seluruh lansia menyempatkan waktu untuk
berolahraga.
NOTE: SANGAT BAIK (100%)

4. PARTISIPASI
No Hasil Wawancara Keterangan
1. Sebagian besar lansia selalu diajak berdiskusi
dalam pengamilan keputusan dalam
keluarganya.
2. Seluruh lansia mempunyai kesempatan
mengikuti kegiatan diluar rumah.
3. Sebagian besar lansia mengatakan bahwa
pendapat mereka didengar oleh suaminya.
4. Sebagian lansia ikut aktif dalam kegiatan
yang ada di masyarakat.
5. Sebagian lansia tidak ikut berpendapat dalam
kegiatan yang ada di masyarakat karena
mereka tidak aktif dalam kegiatan yang ada
di masyarakat.
6. Sebagian besar lansia mempunyai
kesempatan untuk bertanya kepada tenaga
kesehatan dan tenaga kesehatan selalu
menyediakan waktu untuk mendengar
keluhan mereka.
7. Hampir seluruh lansia mengatakan tidak ikut
membahas kebijakan pembangunan fasilitas
umum lansia.
98

5. KONTROL
No Hasil Wawancara Keterangan
1. Sebagian lansia mempunyai kesempatan
untuk mengatur hak-hak kesehatan
reproduksi ibu sendiri.
2. Hampir seluruh lansia yang tidak memiliki
pasangan tidak memiliki keinginan untuk
menikah lagi.
3. Sebagian besar lansia memiliki kekuasaan
untuk menentukan pilihan berKb sendiri.
NOTE: SANGAT BAIK (100%)

ANALISIS SARAH LONGWEI


EQUALITY PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
KONTROL
PARTISIPASI
KESADARAN KRITIS
AKSES
KESEJAHTERAAN
99

BAB VI
HASIL KEGIATAN

A. Prioritas Masalah
1. Pentingnya kesadaran memberikan Asi eksklusif 0-6 bulan
2. Pentingnya pengetahuhan remaja terhadap bahaya HIV/AIDS
3. Pentingnya tabungan ibu bersalin untuk ibu hamil
B. Alternatif Penyelesaian Masalah
1. Memberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif kepada ibu hamil yang
dilakukan pada tanggal 2 Desember 2019 di masjid Abu Salam.
2. Memberikan penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS kepada siswa-siswi
MTS AL-ikhlas pada tanggal 2 Desember 2019.
3. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang tabulin yang
dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2019
C. POA
No Masalah Tujuan Sasaran Waktu/ Materi Metode Alat Evaluasi
Tempat Peraga
1. Pentingnya Agar ibu Ibu hamil Senin, 2 Penyulihan Penyul Leaflet Ibu hamil
ibu hamil hamil dan kader desember tentang ASI uhan sudah
yang tidak tahu kesehatan 2019 di eksklusif mengetahui
mengetahui tentang masjid pentingnya
ASI pentingn Abu Salam ASI
eksklusif ya ASI Eksklusif
Eksklusif
2. Pentingnya Agar Remaja Senin, 2 Penyuluhan Penyul Leaflet Remaja
pengetahuan para desember tentang uhan telah
terhadap remaja 2019 di HIV/AIDS mengetahui
bahaya mengeta MTs Al- tentang
HIV/AIDS hui Ikhlas bahaya
tenteang HIV/AIDS
HIV/AI
DS
3. Pentingnya Agar Ibu hamil Senin,, 2 Penyuluhan Penyul Leaflet Ibu hamil
adanya biaya desember tentang uhan telah
tabungan ibu persalina 2019 di tabulin mengetahui
bersalin n tidak masjib petingnya
terlalu Abu Salam tabulin
berat sendiri,
100

karena tabulin di
sudah simpan di
memiliki ibu hamil itu
tabungan sendiri.
dan jika
ada
sesuatu
yang
tidak
diinginka
n sudah
ada dana
yang
tersedia
dari
tabungan
tersebut
101

BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional
yang di tunjukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok
risiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
kebidanan. Sasaran pelayanan kebidanan komunitas individu (ibu dan
anak), keluarga dan masyarakat.
Hasil dari PBL komunitas yang dilaksanakan pada tanggal 19
November sampai tanggal 06 Desember 2019 di Desa Batujaya Kecamatan
Cigasong Kabupaten Majalengka, berdasarkan survey mawas diri yang
dilakukan melalui pendataan, maka didapatkan masalah sebagai berikut:
1. Ibu hamil yang tidak mempunyai tubulin/dasolin
2. KK yang merokok
3. Kurangnya kesadaran untuk pemberian asi ekslusif 0-6 bulan.
4. Remaja yang tidak mengetahui bahaya HIV/AIDS
5. Ibu hamil yang tidak mempunyai Dana Sehat/Tabulin/Dasolin
Prioritas masalah dalam kebidanan Komunitas yaitu:
1. Kurangnya kesadaran untuk pemberian asi ekslusif 0-6 bulan.
2. Remaja yang tidak mengetahui bahaya HIV/AIDS
3. Ibu hamil yang tidak mempunyai Dana Sehat/Tabulin/Dasolin
Implementasi yang dilakukan pada masalah kebidanan komunitas:
1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya Tabulin kepada ibu hamil
yang dilakukan pada tanggal 2 Desember 2019 di masjid Abu Salam.
2. Memberikan penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS kepada siswa-siswi
MTS AL-ikhlas pada tanggal 2 Desember 2019.
3. Memberikan penyuluhan pentingnya ASI Eksklusif kepada ibu hamil
yang dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2019
102

Masyarakat Desa Batujaya menjadi tahu tentang bahaya merokok


dalam rumah, pentingnya tubulin bagi ibu hamil, pentingnya pemberian
ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan, pentingnya pengetahuan tentang
bahaya HIV/AIDS, serta peran serta masyarakat, kader kesehatan, dan
aparat desa menjadi lebih meningkat terhadap upaya peningkatan
derajat kesehatan di Desa Batujaya.
Mahasiswa atau peserta PBL Komunitas mendapatkan pengalaman
dan ilmu yang luar biasa setelah terlaksananya kegiatan ini.
B. Saran
1. Aparat Desa
a. Diharapkan aparat Desa Batujaya Kecamatan Cigasong Kabupaten
majalengka lebih meningkatkan hubungan tim kesehatan dan warga
dapat terciptannya kerjasama yang baik untuk meningkatkan derajat
kesehatan.
b. Diharapkan peran serta aparat desa lebih ditingkatkan lagi dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan yang optimal, sehingga
diharapkan tercapainnya hidup sehat.
2. Masyarakat Desa Batujaya
Diharapkan warga Desa Batujaya lebih meningkatkan lagi upaya
peningkatan derajat kesehatan yang optimal sehingga terciptanya hidup
sehat.
3. Tenaga Kesehatan
a. Diharapkan bidan desa lebih meningkatkan pelayanan kesehatan
kepala masyarakat Desa Batujaya.
b. Meningkatkan hubungan dengan masyarakat dengan memberikan
informasi mengenai puskesmas, posyandu dan diharapkan
masyarakat dapat memanfaatkannya.
4. Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi pendidikan lebih meningkatkan kualitas
pendidikan kepada para mahasiswanya agar ketika mahasiswa terjun ke
lapangan memiliki potensi yang maksimal.
103

5. Peserta PBL Komunitas


a. Meningkatkan hubungan baik antara mahasiswa dan masyarakat
agar dapat bekerja sama meningkatkan kesehatan
b. Menciptakan suasana yang harmonis setiap aktivitas dalam kegiatan
PBL komunitas.
c. Dapat menjaga sikap dan perilaku sehingga dimanapun kita berada
dapat diterima baik oleh masyarakat.
d. Diharapkan mahasiswa dapat menciptakan kerja sama dan
bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan kegiataan karena
PBL Komunitas merupakan pengalaman yang berharga dan
berdasar dalam mengoptimalkan ilmu pengetahuan yang di dapat di
bantu kepada dunia nyata dalam lingkup luas.
e. Dalam pelaksanaan PBL Komunitas seharusnya tidak terjadi
persaingan antara kelompok karena tujuan PBL Komunitas bukan
untuk bersaing melainkan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
f. Setelah pelaksanaan PBL Komunitas diharapkan mahasiswa dapat
lebih menghayati arti kebidanan lebih mendalam. Maka hal ini
dapat menumbuhkan sikap atau perilaku yang baik dan benar pada
pribadi masing-masing yang sebentar lagi akan benar-benar
mengembang tanggung jawab besar dan mulia sebagai bidan
profesional.

Anda mungkin juga menyukai