BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal utama hidup, namun pada
kenyataan tidak semua orang mampu memiliki derajat kesehatan yang optimal,
karena masih dianggap sebagai masalah kesehatan, diantaranya kesehatan
lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah maka untuk mewujudkannya
dilaksanakan praktek kebidanan komunitas.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang bertujuan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas.
Pelayanan kebidanan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak di keluarga
maupun masyarakat. Dalam rangka pemberi pelayanan kebidanan pada ibu dan
anak di komunitas diperlakukan bidan komunitas yaitu bidan yang bekerja
melayani ibu dan anak di suatu wilayah tertentu.
Perkembangan nasional di bidang kesehatan bertujuan untuk mencapai
kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat secara optimal diperlukan peran
serta masyarakat dan sumber daya masyarakat sebagai modal dasar dalam
pembangunan nasional, termasuk keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat.
Pentingnya kesehatan bagi semua maka untuk mencapai derajat kesehatan
bagi semua pada tahun 2025 tersebut akan digunakan suatu pendekatan dan alat
untuk mencapai tujuan tersebut yaitu suatu pelayanan pokok yang berdasarkan
kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara
umum baik oleh individu maupun oleh keluarga dalam masyarakat melalui
partisipasi mereka sepenuhnya serta dengan biaya yang dapat dijangkau oleh
masyarakat dan negara untuk memelihara setiap perkembangan mereka dalam
semangat untuk hidup mandiri (Self Relience), menentukan nasib sendiri (Self
Determination), yaitu Primary Health Care (PHC) yang memiliki bentuk
2
C. Manfaat
1. Bagi Aparat Desa
Meningkatkan hubungan tim kesehatan dan warga sehingga dapat terciptannya
kerjasama yang baik untuk meningkatkan derajat kesehatan.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat menjadi sadar akan pentingnya kesehatan dan mengaplikasikan
kehidupan sehari-hari untuk berperilaku hidup sehat.
4
E. Langkah-Langkah Kegiatan
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada saat praktek kebidanan komunitas
dari tanggal 19 November 2019 sampai 06 Desember 2019 ada beberapa yaitu:
pembentukan POKJAKES, Survei Mawas Diri, FGD (Focus Group Discussion),
Pra MMD, MMD, Penyuluhan dan kegiatan lainnya. Semua kegiatan
dilaksanakan oleh mahasiswi prodi DIII Kebidanan bersama masyarakat Desa
Batujaya Blok Karyalaksana dan Jayaraksa.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
kerja sama lintas sector merupakan kerja sama yang melibatkan institusi atau
departemen lainnya. Misalnya: bulan imunisasi anak sekolah (BIAS).
Pendidikan anak usia dini (PAUD). Dan sebagainya.
G. Strategi Pelayanan Kesehatan di Komunitas
1. Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat
Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola
hidup masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat,
ekonomi, sosial budaya, dan lain-lain. Sebagai masalah komunitas
merupakan hasil perilaku masyarakat sehingga perlu melibatkan
masyarakat secara aktif. Keberadaan kader kesehatan dari masyarakat
sangat penting dalam meningkatkan rasa percaya diri masyarakat
terhadap kemampuan yang dimiliki.
a. Definisi
Secara Umum
Rangkaian kegiatan yang dilaksanaan secara sistematik,
terencana dan terarah dengan partisipasi aktif individu, kelompok,
masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan masalah yang
dirasakan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor sosial,
ekonomi, dan budaya setempat.
Secara Khusus
Merupakan model dari pelaksanaan organisasi dalam
memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat dengan
pendekatan pokok yaitu pemecahan masalah dan proses
pemecahan masalah tersebut.
b. Tujuan Pendekatan Edukatif
Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang
merupakan kebidanan komunitas.
Kembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berada dengan
memecahkan masalah yang dihadapi atas dasar swadaya sebatas
kemampuan.
13
1. Definisi
Usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap
masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan orang,
berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya.
Pengembangan manusia yang bertujuannya adalah untuk
mengembangkan potensu dan kemampuan manusia
mengontrol lingkungan.
2. Langkah-langkah
Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan
dan dimanfaatkan.
Tingkatkan potensi yang ada.
Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.
Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
3. Prinsip-prinsip dalam mengembangkan masyarakat
Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat
Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat.
Dalam pelaksanakan kegiatan harus ada bimbingan,
pengarahan, dan dorongan agar dari satu kegiatan dapat
dihasilkan kegiatan lainnya.
Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil
fungsi sebagai katalisator untuk mempercepat proses.
4. Bentuk-bentuk program masyarakat
Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui
koordinasi dengan dinas terkait/kerjasama lintas sektoral.
Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya
ditugaskan pada salah satu instasi atau departemen yang
bersangkutan saja secara khusus untuk melaksanakan kegiatan
tersebut/kerjasama lintas program.
16
7. Golongan Darah
Darah mempunyai peran yang penting bagi tubuh yaitu
mengirimkan oksigen keberbagai organ dan bagian tubuh lainnya
sehingga dapat berfungsi dengan optimal. Jenis-jenis golongan
darah A mempunyai antigen A pada sel darah merah dan antibodi
B pada plasma, golongan darah B mempunyai antigen B pada sel
darah merah dan antibodi A pada plasma, golongan darah AB
mempunyai antigen A dan B pada sel darah merah namun tidak
memiliki antibodi pada plasma, golongan darah O tidak
mempunyai antigen pada sel darah merah namun memiliki
antibodi A dan B pada plasma.
18
BAB III
PENELUSURAN SEJARAH DESA
B. Sejarah Desa
Asal muasal tahun 1941 ada seorang penyebar agama islam bersama
beberapa orang muridya yang datang ke wilayah Desa Batujaya (waktu itu
Wilayah Desa Batujaya dan Desa Baribis masih bersatu belum mempunyai
nama baribis) untuk menyebarkan agama islam, yang konon katanya untuk
penyebaran agama di wilayah Desa Baribis dan Desa Batujaya bersama Kyai
Abdul Halim di wilayah Desa Baribis dan Desa Batujaya termasuk Blok
Cidarepa.
19
PERANGKAT DESA
NO NAMA JABATAN NO.SK
1. SOLEHUDIN,S,E PENJABAT 141/KEP.343-TAPEM/2018
KEPALA DESA
2. DARSO SEKRETARIS 141/SK.05 TAHUN 2016
DESA
3. MAMAN SUHERMAN KAUR UMUM 141/SK.23 TAHUN 2017
KEANGGOTAAN BPD
JUMLAH BPD : 8 ORANG
NO NAMA JABATAN
1. ACENG SASMITA,S.PD.I KETUA
2. MOMON,S.PD. ANGGOTA
3. DEDE GUSNIADI,S.PD. ANGGOTA
4. MAMAN RUMANTA ANGGOTA
5. TITIN FATONAH ANGGOTA
6. DIDI SUHERDI,S.PD. ANGGOTA
7. OCO SUHARTO ANGGOTA
8. H.SOIM ANGGOTA
KEANGGOTAAN LPM
JUMLAH KEANGGOTAAN LPM : 9 ORANG
NO NAMA JABATAN
1. YAHDI,S.PD. KETUA
2. MAMAN,S.SOS. SEKRETARIS
3. TURSANA BENDAHARA
4. ANDI RAHMAN ANGGOTA
5. DRS.SAPTARI,M.PD ANGGOTA
6. KUSWARA ANGGOTA
7. SALDI ANGGOTA
8. SUHARJA ADANG EPENDI ANGGOTA
9. ZAENAL ABIDIN ANGGOTA
LUAS WILAYAH
LUAS WILAYAH BATUJAYA : 252,023 HA
LUAS WILAYAH MENURUT KEBUTUHAN
LUAS PEMUKIMAN : 233.763 HA/M2
BATAS BATAS
BATAS DESA /KELURAHAN KECAMATAN
JUMLAH DUSUN :2
JUMLAH RW :4
JUMLAH RT : 13
PENDUDUK
JUMLAH KEPALA KELUARGA 927 KK
JUMLAH PUSKESMAS :-
JUMLAH KLINIK :-
JUMLAH PUSTU :1
JUMLAH PRAKTEK DOKTER :-
JUMLAH APOTEK :-
JUMLAH TOKO OBAT :-
SARANA EKONOMI
JUMLAH PASAR :-
JUMLAH WARUNG : 70
JUMLAH WARNAS :1
JUMLAH TOKO : 37
JUMLAH KIOS :-
JUMLAH TOKO MEBEL :-
JUMLAH WARNET :-
JUMLAH MARKET :-
JUMLAH TOKO PUPUK :-
JUMLAH TOKO TOSERBA :-
JUMLAH TOKO BANGUNAN :-
JUMLAH SALON :1
JUMLAH BENGKEL MOBIL :-
JUMLAH BENGKEL MOTOR :3
JUMLAH BANK :-
SARANA KEAGAMAAN
SARANA OLAHRAGA
NO JENIS SARANA OLAHRAGA BANYAKNYA
2 LAPANG FUTSAL -
5 TENIS MEJA 1
28
1 ORKES DANGDUT 2
2 KUDA RENGGONG -
3 MARAWIS -
4 QOSIDAH -
5 PENCAK SILAT -
SARANA PERTANIAN
JENIS SARANA
NO BANYAKNYA KETERANGAN
PERTANIAN
1 TRAKTOR 1
2 POMPA AIR 1
terdapat di blok Jayaraksa/ RW 03 dan 04 . Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Jumlah Penduduk per Blok Tahun
Jenis Pekerjaan
Penduduk usia kerja adalah penduduk usia 15 tahun keatas. Jenis
pekerjaan di Batujaya pada tahun sampai dengan 2017 sampai tahun 2018
dominan pada jenis mata pencaharian pertanian dan jebor bata.
Sumber Daya Alam
Kondisi topografi, Desa Batujaya memiliki relative daerah dataran rendah.
Desa Batujaya merupakan salahsatu desa yang tiang perekonomiannya berada
pada sektor jebor bata da nada beberapa persawahan. Melihan kondisi seperti ini,
maka rata-rata dari masyarakatnya bekerja sebagai buruh dan memiliki persedian
padi yang cukup produktif dan tanaman holtikutura yang meliputi cabai keriting,
leunca, dan tomat.
Sumber daya alam sangat bermanfaat bagi kehidupanmahluk hidup seperti
tumbuhan hewan dan manusia.kenyataan yang ada sekarang ini sumber daya air
yang ada di Desa Batujaya pada musim kemarau ini sedikit kesulitan untuk
mendapatkan air keadaan iklim adalah tropis dengan suhu rata-rata 28oC, suhu
minimum 32oC dan suhu Maksimum 38oC.
SOLEHUDIN,S,E
Sekretaris desa
DARSO
Kadus 1 Kadus 2
jayaraksa
Kadus 1 Kadus 2
BLOK BLOK
KARYALAKSANA
JAYARAKSA
Permasalahan Pembangunan
Dalam mengungkap isu-isu strategis harus berangkat dari permasalahan-
permasalahan pembangunan di Desa Batujaya secara rinci sebagai berikut:
Pelayanan Dasar
Bidang Pendidikan
1. Sudah ada ketersediaan sarana prasarana TK, dan SD.
2. Sudah optimalnya penyelenggaraan pendidikan TK, dan SD.
35
Bidang Kesehatan
1. Optimalnya pelayanan kesehatan .
2. Optimalnya kurangnya mutu pelayanan kesehatan baik sarana, prasarana
maupun sumberdaya kesehatan.
3. Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan obat rasional. Hal
ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang membeli obat diluar resep
dokter atau obat generik.
4. Cakupan pelayanan masyarakat miskin masih sudah optimal.
Sampah
1. Meningkatnya volume sampah akibat bertambahnya jumlah penduduk.
2. Belum adanya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) untuk Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).
Limbah
1. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas sarana sanitasi dipemukiman.
2. Belum adanya pembangunan sarana pengelolaan air limbah dalam skala
komunitas (kelompok masyarakat).
36
Penataan Lingkungan
1. Penataan pembangunan lingkungan pemukiman penduduk belum sesuai
harapan.
2. Optimalnya terwujudunya pembangunan jalan poros desa atau dusun yang
memadai.
Bidang Perumahan
1. Masih adanya kualitas rumah yang kurang layak huni, karena sebagian besar
merupakan wilayah yang didomisili karakter masyarakat yang bermata
pencaharian buruh jebor/bata.
2. Masih rendahnya upaya peningkatan kualitas pemukiman.
3. Masih kuragnya pembinaan teknis tentang bangunan dan gedung,
dikarenakan terbatasnya SDM yang ada.
4. Belum adanya norma, standar, pedoman dan manual dalam pencegahan
bahaya kebakaran bangunan.
5. Masih banyaknya rumah yang tidak layak huni di Desa Batujaya.
6. Masih adanya rumah yang belum menikmati fasilitas air bersih.
7. Masih adanya rumah yang tidak memiliki jamban keluarga.
8. Belum seimbangnya pertumbuhan rumah tangga dengan pertumbuhan
pengadaan rumah.
Perhubungan
1. Belum meratanya pengelolaan sarana dan prasarana perhubungan.
2. Masih kurangnya fasilitas pengamanan lalu lintas yang ada.
3. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas.
Lingkungan Hidup
1. Meningkatnya kuantitas sampah, terutama sampah plastik.
2. Meningkatnya pencemaran air dan kerusakan lingkungan hidup yang
disebabkan aktivitas rumah tangga.
3. Meningkatnya pencemaran tanah akibat penggunaan bahan kimia pada
kegiatan jebor/bata.
4. Meningkatnya intensitas pemanasan global (globalwarming)
5. Terbatasnya luas ruang terbuka hijau.
6. Belum dipahaminya pengelolaan lingkungan hidup oleh masyarakat dan
instansi pemerintah.
Pertanahan
1. Kesadaran masyarakat akan pertanahan masih kurang.
2. Masih kurangnya pemahaman akan Hukum dan aturan tentang Pertanahan.
3. Kurangnya kesadaran Masyarakat tentang administrasi Hak atas Tanah.
38
Sosial
1. Masih tingginya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS),
terutama fakir miskin, keluarga berumah tidak layak huni, penyandang cacat
dan wanita rawan sosial ekonomi.
2. Masih ada jumlah penduduk miskin.
3. Sebagian besar tahu tingkat kesadaran dan partisipasi social masyarakat
dalam penanganan masalah sosial.
4. Masih perlunya kemitraan dengan dunia usaha.
Ketenagakerjaan
1. Rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Hal ini terlihat dari
tingkat keterampilan tenaga kerja yang minim dan pendidikan tenaga kerja
yang masih rendah, rata-rata SD.
2. Rendahnya peluang kesempatan kerja. Hal ini ditandai dengan tidak
sebandingnya jumlah angkatan kerja dengan jumlah lapangan kerja yang
tersedia.
3. Kurangnya ini informasi peluang kesempatan kerja bagi para pencari kerja.
Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
39
1. Masih adanya usaha mikro, kecil dan menengah yang berbadan hukum,
sehingga menghambat pengembangan usaha.
2. Belum tumbuhnya penciptaan wirausaha baru dan daya saing UMKM.
3. Masih rendah nya akses UMKN terhadap sumber daya produktif, terutama
permodalan, bahan baku teknologi, sarana pemasaran dan informasi pasar.
4. Masih rendahnya kapasitas pengelolaan koperasi dan UMKM berpendidikan
rendah dengankimpetensi dan manajemen seadanya.
Penanaman modal
Sudah optimal sarana dan prasarana investasi, diantaranya jaringan jalan,
jembatan, listriktelekomunikasi dan BRI link, dll.
Kebudayaan
1. Belum optimalnya Upaya-upaya pelestariam peninggalan sejarah sebagai
aset budaya.
2. Rendahnya inofasi dalam pengembangan seni dan budaya untuk mengangkat
citra budaya daerah.
Ketahanan Pangan
1. Pertumbuhan penduduk yang semakin menignkat membawa konsekuensi
terhadap kebutuhan pangan yang semakin meningkat pula.
2. Masih tingginya ketergantungan pada beras yang menyebabkan terhadap
peningkatan produksi beras semaki tinggi.
3. Masih ada kendala untuk mewujudkan ketahanan pangan tingkat rumah
tangga.
4. Masih banyaknya angka kemiskinan yang berpotensi terjadi kerawanan
pangan.
5. Kualitas pola konsumsi pangan masyarakat yang sudah beraneka ragam dan
gizi seimbang.
41
Pemberdayaan Masyarakat
1. Lemahnya kapasitas masyarakat terhadap pemanfaatan potensi sumberdaya
produksi dan pengembang usaha ekonomi produktif relatif sedikit dan belum
mampu mengelola dan memngembanghkan usaha secara baik.
2. Sudah sedikitnya optimal partisipasi masyarakat dalam mendukung
pelaksanaan pembangunan.
3. Belum optimalnya fungsi kelembagaan dan sistem masyarakat baik sosial
maupun ekonomi dalam meunjang pemberdayaan masyarakat.
4. Peran perempuan dan laki-laki dalam tahapan peranan,pelaksanaa,dan
evaluasi hasil pembangunan sudah sedikit tinggi.
STATISTIK
1. Belum terwujudnya sinkronisasi data untuk keperluan perencanaan dan
evaluasi pembangunan.
2. Belum tersedianya system informasi data yang cepat dan akurat. Hal ini
menjadi kendala dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan
desa dan dokumen-dokumen lainnya.
KEARSIPAN
1. Belum terbangunnya system administrasi kearsipan yang informatif dan
handal, disebabkan belum adanya data base dan jaringan informasi dan
kearsipan.
2. Belum optimalnya upaya penyelamatan dan pelestarian dokumen / arsip desa,
disebabkan terbatasnya SDM pengelola kearsipan yang masih kurang
melakukan pendataan dan pengolahan dokumen arsip.
3. Kurang optimalnya pemeliharaan terhadap dokumen / arsip desa dan sarana
prasarana pengolahan dan penyimpanan dokumen / arsip desa.
PERPUSTAKAAN
1. Masih rendahnya minat baca masyarakat yang di sebabkan oleh rendahnya
budaya membaca masyarakat dan terbatasnya jumlah koleksi buku
perpustakaan.
2. Belum optimalnya penyelenggaraan dan pelayanan perpustakaan desa, di
sebabkan kurang memadainya sarana prasarana perpustakaan dan
minimnya tenaga pengelola perpustakaan pelayanan lainnya.
7. Tidak stabilnya harga produksi pertanian dan rendahnya nilai tukar produk
pertanian serta masih rendahnya pemasaran hasil pertanian.
8. Masih rendahnya hasil produksi ternak, di tandai dengan fluktualitifnya
hasil produksi perternakan.
9. Masih rendahnya kualitas dan kuantitas pakan ternak pada musim
kemarau.
10. Belum optimalnya pengelolaan hasil-hasil pertanian dan perternakan.
11. Belum optimalnya penyebaran informasi pertanian.
12. Belum optimalnya penyajian data statistik pertanian.
PARIWISATA
1. Belum adanya jalinan kemitraan antara pemerintah desa dengan dunia
usaha untuk menggali potensi pariwisata di Desa.
2. Belum adanya master plan pengembangan pariwisata berbasis pertanian (
agrowisata ) desa.
PERDAGANGAN
1. Belum optimalnya ketersediaan dan distribusi bahan kebutuhan pokok
masyarakat dengan harga yang layaknya dan terjangkau dan belum
terintegrasi pasar local.
2. Munculnya masalah social sebagai akibat dari banyaknya pasar swalayan /
pasar modern dan keberadaan took kelontong dan atau tradisional yang
sudah ada kurang mendapat perlindungan.
3. Tingginya biaya ekonomi sebagai akibat dari masih rendahnya infastruktur
penunjang yang telah menyebabkan turunnya daya saing produk.
ISU-ISU STATEGIS
Kondisi lingkungan secara nasional saat ini yang terkait dengan isu-
isu strategis adalah sebagai berikut :
44
2. MISI
Misi merupakan sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh desa
batujaya untuk mencapai visi yang telah ditetapkan agar tujuan terlaksana dan
berhasil dengan baik.
48
PROGRAM KERJA
A. BIDANG PEMERINTAHAN
Pemerintahan desa merupakan unit terkecil dari pemerintahan pusat,dimana
berbagai permasalahan dimulai dari desa. Untuk itulah desa harus berdaulat
secara politik,berdaya secara ekonomi,berdikari secara budaya,serta harus
solid,akuntabel,professional,amanah serta ramah dalam memberikan
pelayanan terhadap masyarakat.
Untuk mencapai hal tersebut diatas dan menciptakan hal tersebut diatas dan
menciptakan pemerintahan yang baik ( Good Government ) perlu dilakukan
beberapa hal :
1. Peningkatan kinerja aparatur pemerintahan desa :
Aparatur pemerintah desa Batujaya perlu meningkatkan kapasitas
kinerjanya dan dibina secara berkelanjutan agar masing-masing bidang
dapat berfungsi dengan baik dan melaksanakan tugas sesuai dengan
tupoksi masing-masing,sehingga tidak terjadi tumpang tindih tugas.
Dengan demikian diharapkan aparatur desa akan mendapat kepercayaan
dari masyarakat.
49
B. BIDANG PEMBANGUNAN
Pembangunan pada hakekatnya adalah mengadakan perubahan terhadap
sesuatu dari yang tidak/kurang baik menjadi baik,dari yang tidak manfaat
menjadi manfaat dan dari rusak menjadi bagus. Pembangunan ada dua
macam yaitu pembangunan mental atau Akhlak dan pembangunan Fisi.
1. Bidang Pembangunan Akhlak/Mental
Pembangunan akhlak diarahkan untuk menjadi manusia yang berahlaqul
karimah. Sasarannya adalah pengajian-pengajian, diskusi-diskusi
50
3. BIDANG PERTANIAN
Sebagian penduduk desa Batujaya adalah hidup dari Buruh jebor bata dan
seagian petani.
KALENDER MUSIM
Masalah/kegiatan/ Pancaroba Kemarau Hujan
Keadaan Maret April Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des Jan Feb
Kesehatan
(Penyakit Flu dan *** *** *** **
pilek)
Masa Tanam ***** ***** *****
Masa Panen ***** ***** ****
Hama Tanaman *** ***
Kekurangan Air
*** ***
bersih
Kekurangan Pangan *
Kabut tebal *
KALENDER MUSIM
Masalah/ke Pancaroba Kemarau Hujan
giatan/
Maret April Mei Juni Juli Agt sept Okt Nov Des Jan Feb
Keadaan
Angin
Pengolahan
kebun
Gent
eng, Genteng,
Kemarau
Batu batu bata
bata
Hujan *** ***
Tanam
54
Panen
Paceklik *
Kerja
Keluar desa
55
PETA TRANSEK
100 M 350 M 200 M 1 KM
Jenis tanah Tanah liat Berbatu kapur Tanah liat Tanah retak
Kemiringan Datar Naik Datar Datar
Penggunaan Perumahan, jalan Pegunungan Perumahan, Jalan,
lahan setapak, sawah, batu kapur, jalan sekolah, jalan, pesawahan,
Lio, mesjid, desa, jembatan,
sekolah, lapangan lapangan, kebun
Pendapatan Petani, buruh, Petani, buruh, Petani, buruh, Petani, buruh,
tukang bangunan, pedagang, pedagang,
pedagang
Bahaya/resiko Penyakit menular Banjir, penyakit Penyakit Banjir,
menular menular
Masalah ISPA, diare ISPA, diare ISPA, diare ISPA, diare
kesehatan
Kelompok rentan Anak-anak, Anak-anak, Anak-anak, Anak-anak,
lansia, ibu hamil lansia, ibu hamil lansia, ibu hamil lansia, ibu
hamil
Potensi Sekolah, petani Tokoh Sekolah, guru, Bidan desa,
baik untuk masyarakat, tokoh agama tokoh
perkebunan, kader desa masyarakat
kader, posyandu
Gender Ibu bekerja Ibu sebagai IRT Kelompok Kelompok
sebagai buruh Lio pengajianibu-ibu ibu-ibu atlet
56
BAB IV
ANALISA MASALAH DALAM ASUHAN
KEBIDANAN DI KOMUNITAS
1 Karyalaksana 16 69.56
2 Jayaraksa 6 26,08
Jumlah 22 95,64
2 Jayaraksa 5 15,78
Jumlah 20 84,2
3. KK Yang Merokok
No Blok Jumlah %
1 Karyalaksana 310 68,73
2 Jayaraksa 8 61,53
Jumlah 14 58,33
2 Jayaraksa 4 50
Jumlah 8 100
BAB V
ANALISA GENDER
A. Seks dan Gender
Pada dasarnya antara laki-laki dan perempuan, tidak hanya menunjuk
pada aspek biologis, tetapi aspek non biologis. Perbedaan secara biologis inilah
yang dikenal sebagai gender, yakni yang menunjuk pada bagaimana konsepsi
masyarakat tentang laki-laki dan perempuan pada tataran normatif, apa yang
dianggap layak dan tidak layak. Apa yang dianggap mampu dan tidak mampu
dilakukan bagi laki-laki dan perempuan.
Secara umum gender adalah konsep yang mengacu pada pembedaan
peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang terjadi dari akibat
perubahan olehkeadaan social dan budaya masyarakat (Permendagri No.
15/2008). Secara lebih luas gender diartikan sebagai perbedaan antara laki-laki
dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, dan tanggung jawab, dan perilaku
yang berbentuk oleh nilai social, budaya dan adat istiadat dari kelompok
masyarakat yang dapat berubah menurut waktu secara kondisi setempat
(MOWE, UNFPA & BKKBN 2015). Dengan demikian gender tidak bersifat
universal, dipengaruhi atau dipelajari oleh lingkungan (disosialisasikan) serta
dapat berubah-ubah.
Harapan masyarakat atas laki-laki dan perempuan ini mencerminkan
kontruksi social budaya yang tertuangdalam system norma nilai di masyarakat,
atau dikenal sebagai norma gender (gender norma) di masyarakat. Dengan kata
lain, gender merujuk pada seperangkat norma, nilai, serta keyakinan (believe)
tentang kapasitas, karakteristik, peran serta kepentingan laki-laki dan
perempuan. Dalam hal kapasitas misalnya laki-laki dianggap fisiknya kuat
sedangkan perempuan lemah. Adapun menyangkut peran misalnya: laki-laki
mencari nafkah, sedangkan perempuan mengasuh anak di rumah, anak laki-laki
bermain dengan temannya, sedangkan anak perempuan membantu ibu di
dapur.
Sebagai ilustrasi, dalam kultur masyarakat jawa berkembang
beranggapan bahwa peran istri di rumah, yang kegiatan berkisar di Kasur
59
B. Analisis Gender
Kesenjangan atau ketimpangan gender dapat didefinisikan melalui
analisa gender, world bank mendefinisikan analisa gender sebagai “proses
mengidentifikasi sekaligus mengkaji dan tidaknya perbedaan kondisi maupun
posisi laki-laki maupun perempuan, serta relasi sosialnya baik di lingkungan
keluarga, komunitas bahkan di tingkat negara serta global” (World Bank 2000).
Sederhananya, analisis gender adalah upaya mengidentifkasi dan mengungkap
perbedaan kehidupan laki-laki dan perempuan baik dalam aspek social maupun
ekonomi, termasuk kesenjangan. Analisis gender juga mengidentifikasi factor-
faktor penyebab ketimpangan/kesenjangan dan menjadi dasar untuk
memperbaiki atau menghapus kesenjangan. Hasil analisis ini bermanfaat untuk
kebijakan pembangunan dan layanan publik.
Outcome
kebijakan: Indikator
ada tidak gender:
kesenjang kesenjangan
Sasaran
an
Sasaran kebijakan
umum: kajian Masalah gender:
gender: Kuantita
formulasi bagaimana
apa dan tif dan
kebijakan/pro mengurangi
mengapa kualitatif
gram upaya
? kesenjangan
Kesenjang gender?
an gender: Perencanaan
akses kebijakan
partisipasi program
Berdasarkan alur kerja analisis gender pathway (GAP) diatas, maka tahapan
terpokok adalah mengidentifikasi ada tidaknya kesenjangan gender dengan
menggunakan 4 indikator, yakni akses, partisipasi, control, dan
pemanfaat/beneficiaries. Identifikasi kesenjangan ibu akan menghantarkan
pada pertanyaan “apa bentuk kesenjangan”, jawab atas pertanyaan mengapa,
mengarah pada identifikasi factor-faktor penyebab langsung dan penyebab
tidak langsung.
Identifikasi kesenjangan dan factor-faktor yang melatarbelakanginya bias
menggunakan atau memanfaatkan beberapa alat analisis gender (tools of
gender analysis), misalnya kerangka Harvard, analisis moser, dan lain-lain.
62
Analisa : dari tabel di atas jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin laki-
laki 1.342 dan perempuan 1.306
Analisis Gender
2. AKSES
NO HASIL WAWANCARA KETERANGAN
1. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa mereka tahu BPM Poskesdes,
tempat pelayanan kesehatan ada diwilayahnya Klinik, Puskesmas,
Rumah sakit
2. Seluh ibu hamil mengtakan bahwa mereka Bidan, puskesmas
memeriksakan kesehatan jika sakit
3. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa jarak tempat
pelayanan kesehatan terjangkau, yaitu < 1-5 KM
4. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa tenaga
kesehatan selalu ditempat dan dapat ditemui
dengan mudah
5. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa tenaga
kesehatan selalu memberi pelayanan kesehatan
dengan ramah
6. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa biaya
pemeriksaan terjangkau
7. Seluruh ibu hamil tidak mengetahui pilihan KB
cukup lengkap sesui dengan pilihn ibu
8. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa harga
kontrasepsi terjangkau
66
3. KESADARAN KRITIS
NO. HASIL WAWANCARA KETERANGAN
1. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa mereka Diberi nafkah,
mengetahui hak-hak perempuan atau istri diperhatikan,
disayangi, dicintai
2. Seluruh ibu hami ltahu tentang kesehatan Ganti celana dalam
reproduksi
3. Seluruh ibu hamil percaya bahwa kodrat Karena sudah adat
perempuan yang hanya disekitar sumur, dapur, dan istiadat
kasur
4. Seluruh ibu hamil mengatakan bahwa mereka Karena semua
percya bahwa perempuan terbuat dari tulang rusuk pekerjaan yang berat
laki-laki dilakukan oleh laki-
laki
67
5. Seluruh ibu hamil percaya jika tidak mau melayani Ibu mengatakan itu
suami dalam hubungan intim akan dikutuk malaikat sudah tercantum pada
sampai pagi hadits
6. Seluruh ibu hamil mereka percaya untuk
menghentikan kehamilan melakukan dengan cara
minum air tape, minum sprit atau melompat-lompat
setelah behubungan pasutri
7. Seluruh ibu hamil mereka tidak mengetahui bahwa Belum mencobanya
setiap jenis alat Kb punya efek samping dan tidak tahu
8. Seluruh ibu hamil mengetahui kapan waktu
melakukan kontrol kehamilan
9. Semua ibu hamil mereka masih percaya terhadap
mitos-mitos atau pantangan-pantangan yang harus
dihindari saat sedang hamil
NOTE : CUKUP BAIK (60%)
4. PARTISIPASI
NO Hasil Wawancara Keterangan
1. Seluruh ibu hamil selalu diajak berdiskusi oleh
suami dalam pengambilan keputusan.
2. Seluruh ibu hamil mereka diberikan kesempatan
oleh suami untuk mengikuti kegiatan diluar rumah
3. Seluruh ibu hamil apabila mengemukakan pendapat Contohnya, pengajian,
atau saran selalu diterima atau didengar suami kelas ibu hamil
4. Seluruh ibu hamil memiliki kesempatan untuk Segimana dikasihnya
memutuskan hamil atau tidak dan jumlah anak yang
diinginkan
5. Seluruh ibu hamil mereka tidak dilibatkan dalam Karena kerja
kegiatan sosial dimasyarakat, seperti PKK dan
posyandu
68
5. KONTROL
NO Hasil Wawancara Keterangan
1. Seluruh ibu hamil mereka mengatakan memiliki
kuasa untuk menentukan keputusan hamil tidak
hamil dan menentukan beberapa anak yang
diinginkan.
2. Seluruh ibu hamil memiliki kuasa dan menentukan
pilihan berkb atau tidak
3. Seluruh ibu hamil mereka mengatakan memiliki
kuasa untuk mengatur hak-hak kesehatan
reproduksi sendiri
69
masa nifas
13. Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa mereka
membawa bayinya untuk dilakukan imunisasi
14. Seluruh ibu nifas mengatakan tidak memiliki Uangnya tidak
persiapan dana untuk pemeriksaan ibu dan bayi cukup
15. Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa tidak ada Semuanya untuk
alokasi dana khusus untuk keperluan ibu pada kepentingan
saat menyusui keluarga
16. Seluruh ibu nifas mengatakan mereka tidak Karena sudah
memiliki kesempatan untuk meningkatkan menjadi ibu rumah
pendidikan oleh suami dan keluarganya tangga
17. Seluruh ibu nifas mengatakan tidak pernah
mengalami tindakan kekerasan dalam bentuk fisik
18. Seluruh ibu nifas mengatakan tidak pernah
mengalami tindakan kekerasan dalam bentuk
psikis
19. Seluruh ibu nifas mengatakan tidak pernah
mengalami tindakan kekerasan sosial
NOTE: CUKUP BAIK (78,94%)
2. AKSES
No. Hasil Wawancara Keterangan
3. KESADARAN KRITIS
No. Hasil Wawancara Keterangan
4. PARTISIPASI
No. Hasil Wawancara keterangan
5. KONTROL
No Hasil wawancara Keterangan
Seluruh ibu nifas mengatakan bahwa memiliki
1 kuasa untuk menentukan keputusan hamil dan
jumlah anak yang di inginkan keluarga
2 Seluruh ibu nifas mengatakan ber KB
Seluruh ibu nifas mengatakan memiliki kuasa
3
untuk mengatur hak kesehatan reproduksi
Seluruh ibu nifas memiliki kuasa untuk menolak
4 ajakan suami untuk berhubungan intim ketika ibu
tidak siap
Seluruh ibu nifas memiliki kuasa untuk memilih
5 sendiri pemeriksaan kehamilan dan persalinan di
tenaga kesehatan
Seluruh ibu nifas mengatakan mengelola
6
penghasilan keluarga
Seluruh ibu nifas mengatakan tidak memiliki
7
kuasa untuk mengatur penghasilan sendiri
Seluruh ibu nifas mengatakan tida memiliki kuasa
8
untuk mengontrol kebijakan di desa
Seluruh ibu nifas mengatakan tidak memiliki
9 untuk menolak kebijakan pembangunan
merugikan kaum perempuan
NOTE: CUKUP BAIK (77,7%)
76
2. AKSES
NO Hasil wawancara Keterangan
3. KESADARAN KRITIS
NO Hasil Wawancara Keterangan
1 Sebagian besar aseptor KB mengatakan
bahwa mereka mengetahui tentang adanya
hak-hak perempuan atau istri termasuk hak
ber KB
2 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka memiliki keyakinan tentang ber KB
3 Sebagian aseptor KB mengatakan bahwa
mereka mengetahui manfaat ber KB
4 Sebagian aseptor KB mengatakan bahwa
ada larangan dari agama untuk mengunakan
80
KB
5 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka mempunyai keyakinan bahwa
menggunakan KB harus persetujuan suami
6 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka mempunyai keyakinan bahwa
banyak anak banyak rezeki
7 Sebagian aseptor KB mengatakan bahwa
mereka percaya dengan menggunakan KB
dapat mengurangi kenikmatan dalam
hubungan seksual
8 Sebagian aseptor KB mengatakan bahwa
mereka mengetahui setiap jenis alat KB
mempunyai efek samping
9 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka mengetahui kapan waktunya
melakukan kunjungan ulang ber KB
10 Seluruh aseptor KB mengatakan bahwa
mereka masih percaya terhadap mitos-mitos
tentang KB
NOTE : BAIK (80%)
4. PARTISIPASI
NO Hasil Wawancara Keterangan
5. KONTROL
No. Hasil wawancara Keterangan
PUS (6 PUS)
1. ASPEK KESEJAHTERAAN
No Hasil Wawancara Keterangan
2. AKSES
No Hasil Wawancara Keterangan
3. KESADARAN KRITIS
No Hasil Wawancara Keterangan
4. PARTISIPASI
No Hasil Wawancara Keterangan
5. KONTROL
No Hasil Wawancara Keterangan
EQUALITY PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
KONTROL
PARTISIPASI
KESADARAN KRITIS
AKSES
KESEJAHTERAAN
REMAJA (8 Remaja)
1. ASPEK KESEJAHTERAAN
No. Hasil wawancara Keterangan
1. Seluruh remaja mengatakan bahwa mereka makan
2x sehari
2. Seluruh remaja mengatakan bahwa tidak ada
perbedaan menu makanan
3. Seluruh remaja mengatakan 2x sehari mengganti
pakaian
4. Seluruh remaja mengatakan tidak memiliki waktu Dikarenakan
yang cukup untuk istirahat bekerja atau
sekolah full day
5. Seluruh remaja belum/tidak menyisihkan uang
ketika sakit untuk kepentingan pemeliharaan
kesehatan
6. Seluruh remaja memiliki kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan oleh orang tua
7. Seluruh remaja megatakan tidak pernah
mengalami tindakan kekerasan dalam bentuk
fisik,seperti ditampar,dipukul,ditendang,dianiaya
90
2. AKSES
No Hasil wawancara Keterangan
1. Semua remaja mengetahui dimana saja tempat Seperti puskesmas
pelayanan kesehatan yang dapat dikunjung atau tenaga
setiap hari. kesehatan terdekat
lainnya.
2. Semua remaja memeriksakan kesehatannya jika
sakit ke puskesmas.
3. Sejauh 1-5 KM tempat pelayanan kesehatan
dengan tempat tinggal.
4. Seluruh remaja mengatakan bahwa tenaga
kesehatan, misalnya bidan desa selalu ada
ditempat dan dengan mudah ditemui.
5. Seluruh remaja mendapatkan pelayanan
kesehatan yang dilayani dengan baik dan ramah
oleh petugas kesehatan.
6. Seluruh remaja bahwa pelayanan kesehatan
yang ada ditempat sangat terjangkau dengan
91
kondisi keuangan.
7. Seluruh remaja sudah memiliki jamban keluarga
sendiri.
8. Seluruh remaja mengatakan telah memiliki Dengan orangtua
tempat tinggal atau rumah sendiri
9. Seluruh remaja mengatakan sudah memiliki
ruang atau kamar tempat istirahat sendiri.
10. Sebagian remaja belum memiliki tabungan 2 dari 8 remaja
sendiri. sudah memiliki
tabungan sendiri
11. Seluruh remaja mengatakan memiliki
kesempatan untuk meningkatkan pendidikan
yang disediakan oleh pemerintah.
12. Seluruh remaja mengatakan bahwa didaerahnya Fasilitas masih
tidak ada tempat fasilitas social untuk digunakan kurang dan
tempat berkumpul kaum remaja perempuan. kurangnya keaktifan
pada remaja itu
sendiri
NOTE : BAIK (83,3%)
3. KESADARAN KRITIS
No. Hasil wawancara Keterangan
1. Seluruh remaja mengetahui tentang adanya hak-
hak perempuan.
2. Seluruh remaja mengetahui tentang hak-hak Contohnya seperti
kesehatan reproduksi. perawatan ms V
3. Sebagian remaja tidak percaya bahwa kondrat
perempuan adalah disekitar sumur, kasur, dan
dapur.
4. Seluruh remaja tidak percaya bahwa perempuan
92
4. PARTISIPASI
No. Hasil wawancara Keterangan
1. Seluruh remaja selalu diajak berdiskusi dalam
pengambilan keputusan dikeluarga.
2. Seluruh remaja mendapatkan kesempatan
untuk mengikuti kegiatan diluar rumah.
3. Seluruh remaja selalu menerima rau
mendengarkan pendapat atau saran dari
orangtua.
4. Seluruh remaja tidak dilibatkan atau jarang Kurang fasilitas dan
dilibatkan dalam kegiatan social di masyarakat keaktifan remaja itu
sperti karangtaruna dan rohis. sendiri.
5. Seluruh remaja selalu diberikan kesempatan
untuk mengajukan pendapat atau saran-saran
pada saat kegiatan dimasyarakat.
6. Seluruh remaja mendapatkan kesempatan
untuk bertanya pada bidan/dokter/ nakes
lainnya saat memperoleh pelayanan kesehatan.
7. Seluruh remaja mengatakan bahwa bidan,
dokter, atau nakes lainnya menyediakan waktu
untuk mendengarkan keluhan-keluhan yang
remaja sampaikan.
NOTE: BAIK (85,7%)
94
5. KONTROL
No Hasil wawancara Keterangan
1. Seluruh remaja mengatakan memiliki kuasa
untuk berpacaran atau menikah.
2. Seluruh remaja mengatakan memiliki kuasa
untuk mengatur hak-hak kesehatan
reproduksi remaja itu sendiri.
NOTE: SANGAT BAIK (100%)
2. AKSES
No. Hasil Wawancara Keterangan
1. Seluruh ibu lansia mengetahui tempat Poskesdes, Puskesmas
pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi
setiap saat.
2. Seluruh ibu lansia tidak mengetahui
tentang adanya posyandu lansia.
3. Tidak ada posbindu di semua blok.
4. Seluruh ibu lansia memeriksakan kesehatan Poskesdes, Puskesmas,
oleh nakes. Rumah Sakit
5. Jarak antara tempat tinggal lansia dengan <3km-4km
pelayanan kesehatan jauh.
6. Seluruh lansia mengatakan nakes mudah
ditemui.
7. Sebagian besar lansia mendapatkan
pelayanan kesehatan dengan baik dan
96
3. KESADARAN KRITIS
No. Hasil Wawancara Keterangan
1. Sebagian besar lansia mengatakan bahwa
mereka mengetahui mengenai hak-hak
perempuan untuk lansia.
2. Seluruh lansia mengetahui mengenai hak-
hak reproduksi.
3. Seluruh lansia tidak mengetahui kegiatan
posbindu yang akan diadakan balai desa.
4. Sebagian besar lansia rutin memeriksakan
kesehatannya di pelayanan kesehatan.
5. Sebagian besar lansia mengikuti kegiatan
senam lansia.
6. Sebagian besar lansia mengetahui tentang
menopause.
97
4. PARTISIPASI
No Hasil Wawancara Keterangan
1. Sebagian besar lansia selalu diajak berdiskusi
dalam pengamilan keputusan dalam
keluarganya.
2. Seluruh lansia mempunyai kesempatan
mengikuti kegiatan diluar rumah.
3. Sebagian besar lansia mengatakan bahwa
pendapat mereka didengar oleh suaminya.
4. Sebagian lansia ikut aktif dalam kegiatan
yang ada di masyarakat.
5. Sebagian lansia tidak ikut berpendapat dalam
kegiatan yang ada di masyarakat karena
mereka tidak aktif dalam kegiatan yang ada
di masyarakat.
6. Sebagian besar lansia mempunyai
kesempatan untuk bertanya kepada tenaga
kesehatan dan tenaga kesehatan selalu
menyediakan waktu untuk mendengar
keluhan mereka.
7. Hampir seluruh lansia mengatakan tidak ikut
membahas kebijakan pembangunan fasilitas
umum lansia.
98
5. KONTROL
No Hasil Wawancara Keterangan
1. Sebagian lansia mempunyai kesempatan
untuk mengatur hak-hak kesehatan
reproduksi ibu sendiri.
2. Hampir seluruh lansia yang tidak memiliki
pasangan tidak memiliki keinginan untuk
menikah lagi.
3. Sebagian besar lansia memiliki kekuasaan
untuk menentukan pilihan berKb sendiri.
NOTE: SANGAT BAIK (100%)
BAB VI
HASIL KEGIATAN
A. Prioritas Masalah
1. Pentingnya kesadaran memberikan Asi eksklusif 0-6 bulan
2. Pentingnya pengetahuhan remaja terhadap bahaya HIV/AIDS
3. Pentingnya tabungan ibu bersalin untuk ibu hamil
B. Alternatif Penyelesaian Masalah
1. Memberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif kepada ibu hamil yang
dilakukan pada tanggal 2 Desember 2019 di masjid Abu Salam.
2. Memberikan penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS kepada siswa-siswi
MTS AL-ikhlas pada tanggal 2 Desember 2019.
3. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang tabulin yang
dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2019
C. POA
No Masalah Tujuan Sasaran Waktu/ Materi Metode Alat Evaluasi
Tempat Peraga
1. Pentingnya Agar ibu Ibu hamil Senin, 2 Penyulihan Penyul Leaflet Ibu hamil
ibu hamil hamil dan kader desember tentang ASI uhan sudah
yang tidak tahu kesehatan 2019 di eksklusif mengetahui
mengetahui tentang masjid pentingnya
ASI pentingn Abu Salam ASI
eksklusif ya ASI Eksklusif
Eksklusif
2. Pentingnya Agar Remaja Senin, 2 Penyuluhan Penyul Leaflet Remaja
pengetahuan para desember tentang uhan telah
terhadap remaja 2019 di HIV/AIDS mengetahui
bahaya mengeta MTs Al- tentang
HIV/AIDS hui Ikhlas bahaya
tenteang HIV/AIDS
HIV/AI
DS
3. Pentingnya Agar Ibu hamil Senin,, 2 Penyuluhan Penyul Leaflet Ibu hamil
adanya biaya desember tentang uhan telah
tabungan ibu persalina 2019 di tabulin mengetahui
bersalin n tidak masjib petingnya
terlalu Abu Salam tabulin
berat sendiri,
100
karena tabulin di
sudah simpan di
memiliki ibu hamil itu
tabungan sendiri.
dan jika
ada
sesuatu
yang
tidak
diinginka
n sudah
ada dana
yang
tersedia
dari
tabungan
tersebut
101
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional
yang di tunjukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok
risiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
kebidanan. Sasaran pelayanan kebidanan komunitas individu (ibu dan
anak), keluarga dan masyarakat.
Hasil dari PBL komunitas yang dilaksanakan pada tanggal 19
November sampai tanggal 06 Desember 2019 di Desa Batujaya Kecamatan
Cigasong Kabupaten Majalengka, berdasarkan survey mawas diri yang
dilakukan melalui pendataan, maka didapatkan masalah sebagai berikut:
1. Ibu hamil yang tidak mempunyai tubulin/dasolin
2. KK yang merokok
3. Kurangnya kesadaran untuk pemberian asi ekslusif 0-6 bulan.
4. Remaja yang tidak mengetahui bahaya HIV/AIDS
5. Ibu hamil yang tidak mempunyai Dana Sehat/Tabulin/Dasolin
Prioritas masalah dalam kebidanan Komunitas yaitu:
1. Kurangnya kesadaran untuk pemberian asi ekslusif 0-6 bulan.
2. Remaja yang tidak mengetahui bahaya HIV/AIDS
3. Ibu hamil yang tidak mempunyai Dana Sehat/Tabulin/Dasolin
Implementasi yang dilakukan pada masalah kebidanan komunitas:
1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya Tabulin kepada ibu hamil
yang dilakukan pada tanggal 2 Desember 2019 di masjid Abu Salam.
2. Memberikan penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS kepada siswa-siswi
MTS AL-ikhlas pada tanggal 2 Desember 2019.
3. Memberikan penyuluhan pentingnya ASI Eksklusif kepada ibu hamil
yang dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2019
102