Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 2

Konsep
dasar
kebidanan
komunitas

tinggalkan orang orang yang menyakitimu


Universitas
bengkulu

Members of the group 1


Maya Lestari (F0G022001)
Izzah Halimah (F0G021007)
Serly Wahyuningsih (F0G022014)
Nurul Janah Andriani (F0G022017)
Melani Nurhalisa (F0G022019)
Dewi Intan Fitriani (F0G022021)
Lydia Fitriani (F0G022023)

Cut off orang yang tidak berguna di hidup kita


Universitas
bengkulu

A. Pengertian kebidanan
komunitas

1. Pengertian
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan
professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya
mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan, menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan.
2. Tujuan dari Kebidanan Komunitas

1. Tujuan umum
Asuhan kebidanan di komunitas
harus mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
khususnya kesehatan perempuan di
wilayah kerja bidan.

Tinggikan Solidaritas
2. Tujuan khusus
1) Meningkatkan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan
tanggung jawab bidan.
2) Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalnan,
perawatan nifas dam perinatal secara terpadu.
3) Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko
kehamilan, persalinan, nifas dan perinatal.
4) Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan anak.
5) Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh
masyarakat setempat atau terkait.
Universitas

B. Sejarah Pelayanan Kebidanan


bengkulu

Komunitas Di Indonesia
Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan di Indonesia dimana bidan
sebagai ujung tombak pemberi pelayanan kebidanan komunitas. Bidan yang
bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu disebut bidan
komunitas (community midwife) (Syahlan, 1996 : 12).
Di Indonesia istilah “bidan komunitas” tidak lazim digunakan sebagai
panggilan bagi bidan yang bekerja di luar Rumah Sakit. Secara umum di
Indonesia seorang bidan yang bekerja di masyarakat termasuk bidan desa
dikenal sebagai bidan komunitas.
Sampai saat ini belum ada pendidikan khusus untuk menghasilkan tenaga
bidan yang bekerja di komuniti. Pendidikan yang ada sekarang ini diarahkan
untuk menghasilkan bidan yang mampu bekerja di desa.
Pendidikan tersebut adalah program pendidikan bidan A (PPB A), B (PPB B), C
(PPB C) dan Diploma III Kebidanan. PPB-A, lama pendidikan 1 tahun, siswa
bera sal dari lulusan SPK (Sekolah Perawat Kesehatan). PPB-B,lama
pendidikan 1 tahun, siswa berasal dari lulusan Akademi Perawat. PPB-C, lama
pendidikan 3 tahun, siswa berasal dar i lulusan SMP (Sekolah Menengah
Pertama). Diploma III Keb Idanan lama pendidikan 3 tahun, berasal dari
lulusan SMU, SPK maupun PPB-A mulai ta hun 1996.
Kelompok 2

Kurikulum pendidikan bidan tersebut diatas disiapkan


sedemikian rupa sehingga bidan yang dihasilkan mampu mem
berikan pelayanan kepada ibu dan anak balita di masyarakat
terutama di desa. Disamping itu Departemen Kesehatan melatih
para bidan yang telah dan akan bekerja untuk memperkenalkan
kondisi dan masalah kesehatan serta penanggulangan nya di
desa terutama berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak balita.
Mereka juga mendapat kesempatan dalam berbagai kegiatan
untuk mengembangkan kemampuan, seperti pertemuan ilmiah
baik dilakukan oleh pemerintah maupun oleh organisasi profesi
seperti IBI. Bidan yang bekerja di desa, puskesmas, puskesmas
pembantu, dilihat dari tugasnya berfungsi sebagai bidan
komunitas.

Hargai kelebihan dan kekurangan temanmu


D. Prinsip pelayanan asuhan dan
tanggung jawab bidan pada
pelayanan kebidanan
komunitas
1. Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat, sosial,
psikologi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran bidan di komunitas.
2. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan martabat
kemanusiaan klien.
3. Ciri Kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit analisis. Populasi bisa
berupa kelompok sasaran (jumlah perempuan, jumlah Kepala Keluarga (KK), jumlah laki- laki,
jumlah neonatus, jumlah balita, jumlah lansia) dalam area yang bisa ditentukan sendiri oleh
bidan. Contohnya adalah jumlah perempuan usia subur dalam 1 RT atau 1 kelurahan/ kawasan
perumahan perkantoran.
4. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya bidan, tetapi hasil kerjasama dengan
mitra-mitra seperti PKK, kelompok ibu-ibu pengajian, kader kesehatan, perawat. PLKB, dokter,
pekerja sosial, dll.
5. Sistem pelaporan bidan di komunitas, berbeda dengan kebidanan klinik. Sistem pelaporan
kebidanan komunitas berhubungan dengan wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
▪︎Tanggung jawab bidan pada pelayanan kebidanan komunitas
1. Bertanggung jawab terhadap kesehatan ibu dan anak di keluarga maupun masyarakat.
Bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan kompetensi
serta wewenang.
2. Bertanggung jawab memberikan pelayanan kebidanan kepada seluruh orang tanpa
memandang latar belakang, status sosial, dan lainnya serta wajib mengutamakan
kepentingan khalayak ramai daripada kepentingannya sendiri.
3. Bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan di Puskesmas sesuai urutan prioritas
masalah berdasarkan wewenang bidan.
4. Bertanggung jawab memberikan pendidikan mengenai reproduksi remaja seperti
pernikahan dini, kehamilan dini, aborsi, pergaulan bebas, kesehatan pada remaja, dan
lainnya.
5. Bertanggung jawab untuk menurunkan morbilitas serta mortalitas ibu dan anak.
6. Bertanggung jawab untuk mengkampanyekan, meningkatkan, dan membina masyarakat
untuk hidup sehat.
7. Bertanggung jawab untuk melakukan promosi, pencegahan dan pengendalian penyakit
pada ibu dan anak.
Universitas
bengkulu

D. Ruang lingkup pelayanan


kebidanan di komunitas
01
1. Preventif atau pencegahan penyakit
Upaya preventif adalah suatu rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan pelaksanaan tindakan untuk menghindari 02munculnya penyakit
ataupun permasalahan kesehatan yang mungkin terjadi.
2. Promotif atau Peningkatan Kesehatanan
Upaya promotif adalah suatu rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan kegiatan peningkatan derajat kesehatan03 yang bersifat promosi,
edukasi dan pemberian informasi secara langsung maupun tidak langsung dengan
bantuan alat atau media.
3. Kuratif atau pemeliharaan dan pengobabatan
04
Upaya kuratif adalah suatu rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan berupa upaya
penyembuhan penyakit, pengurangan rasa sakit, pengendalian penyakit dan
pencegahan terjadinya kecacatan yang akan ditimbulkan oleh penyakit yang diderita.
Universitas
bengkulu

4. Rehabilisasi atau pemulihan kesehatan.


Upaya rehabilisasi adalah suatu rangkaian kegiatan pelayanan01kesehatan kegiatan pemulihan kesehatan
untuk mengembalikan penderita yang telah selesai menjalankan terapi pengobatan kepada masyarakat agar
dapat kembali beraktivitas normal dan berfungsi kembali sebagai anggota masyarakat.
5.Deteksi dini komplikasi dan pertolongan kegawatdaruratan
02 melalui keterampilan yang dimiliki untuk
Bidan harus mempunyai kemampuan dalam deteksi dini komplikasi
menangani kasus kegawatdaruratan matemal dan neonatal sehingga dalam proses rujukan tidak mengalami
keterlambatan.
6. Kemitraan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial, kelompok masyarakat yang
melakukan upaya untuk mengembalikan individu ke lingkungan 03 keluarga dan masyarakat.
7.Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya yang bersifat persuasif dan tidak memerintah.
Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan kemampuan
masyarakat dalam menemukan, merencanakan dan memecahkan 04 masalah menggunakan sumber daya dan
potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi aktif dan dukungan tokoh-tokoh masyarakat serta LSM yang
ada di masyarakat.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

kelompok 2

Bersainglah tanpa menjatuhkan teman-teman mu!

Anda mungkin juga menyukai