Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS

Dosen Pembimbing:Ns Andi Parelangi.S.Kep.,M.Kep.MH

Disusun Oleh:

Indra Wardani P07220218003


Laelatul Hasannah
Muhammad Tedy Kurniawan P07220218015
Priska P07220218026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah “Konsep Dasar
Keperawatan Komunitas” untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan baik tulisan
maupun informasi yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada
bapak Andi Parelangi.S.Kep.,M.Kep.MH. atas bimbingannya dalam menulis dan menyusun
makalah ini, sehingga penulis dapat membuat makalah sesuai dengan kaidah dalam
membuat karya tulis.

Walaupun makalah ini masih banyak terdapat banyak kekurangan, kami sangat
mengharapkan kepada para pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kebaikan dan kesempurnaan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat selalu bermanfaat bagi pembaca dan atas kekurangan
dalam makalah ini kami mohon maaf. Terakhir tidak lupa kami mengucapkan terima kasih.

Samarinda, 4 Juni 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ………………………………………………………………………………………. i
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5

C. Tujuan Penulisan............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6

A. Pengertian Keperawatan Komunitas ..............................................................................6

B. Paradigma Kesehatan Komunitas .....................................................................................6-8

C. Prinsip Kesehatan Komunitas .....................................................................................8-9

D. Faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan kelompok khusus………………9-10

E. Tingkat Pencegahan pada Praktik Keperawatan Komunitas ………………………..10

F. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas…………………………………………11

G. Asumsi dasar dan keyakinan dalam keperawatan komunitas ……………………12-14

H. Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas………………………………...14-17

BAB III PENUTUP..................................................................................................................18

A. Kesimpulan...................................................................................................................18

B. Saran..............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek keperawatan dan
praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara
kesehatan penduduk.

Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan


kesehatan menuntun perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di
berbagai bidang. Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang, dimana perawat
memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat dianggap
sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di indonesia.

Dalam menjalankan visi dan misinya tentu perawat komunitas memiliki peran dan
fungsi. Diantaranya peran yang dapat dilaksanakan adalah sebagai pelaksana
pelayanan keperawatan, pendidik, koordinator pelayanana kesehatan, pembaharu
( innovator), pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer), panutan (role
model), sebagai fasilitator ( tempat bertanya), dan sebagai pengelola (manager).
Selain perawat juga memiliki fungsi, diantara adalah fungsi independen, fungsi
dependen dan fungsi interdependen. Dengan tanggung jawab fungsi dan peran
tersebut kehadiran perawat diharapkan mmapu meningkatkan status kesehatan
masyarakat indonesia.

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang


bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinabungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui
langkah-langkah seperti pengkajian, perencanan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan. (Wahyudi,2010; Irnanda,2013)

4
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu
“Bagaimana Konsep Dasar Keperawatan Komunitas Dalam Tatanan Pelayanan
Kesehatan Komunitas ?”

B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah maka didapat tujuannya yaitu :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan komunitas dalam tatanan
pelayanan kesehatan komunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian komunitas
b. Untuk mengetahui paradigma kesehatan komunitas
c. Untuk mengetahui prinsip kesehatan komunitas
d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan
komunitas
e. Untuk mengetahui tingkat pencegahan pada praktik keperawatan
komunitas
f. Untuk mengetahui strategi intervensi keperawatan komunitas
g. Untuk mengetahui asumsi dasar keyakinan dalam keperawatan komunitas
h. Untuk mengetahui sejarah perkembangan keperawatan komunitas

5
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik
kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan
penduduk. Sasaran dari keperawatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil
resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga yang
termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas
baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ariani,
Nuraeni, & Supriyono, 2015).
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan profesional yang ditujukan kepada masyarakat
dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan
yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dna melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan
Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang berisiko
tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk beyi, balita, lansia dna ibu hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu dan berkesinabungan dalam rangka memecahkan masalah
kesehatan klien, keluarga, kelompok serta mayarakat melalui langkah-langkah pengkajian,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyu, 2010).

B. Paradigma Kesehatan Komunitas


Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat
dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan
komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan
pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkung (bio-psiko-sosio-kultural-
spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu

6
kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu : manusia, kesehatan,
lingkungan dna keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan
manusiawi yang ditunjukkan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk
meningkatkan pertumbuhan dna perkembnagan bagi terwujudnya manusia yang sehat
khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh
sumua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.
d. Upaya preventif dna promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif
dan rehabilitatif.
e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinabungan.
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klieb sebagai consumer pelayanan
keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan
mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah
peningkatan status kesehatan masyarakat.
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinabungan dna terus-menerus.
h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas kesehatannya, ia harus ikut
dalam upaya mendorong, mendiidk dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan
mereka sendiri.

7
Bersadarkan gambar diatas, dapat dijabarkan masing-masing unsur sebgai berikut :
a. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti B sekumpulan individu/klien yang berada pada
lokasi atau B batas geografi tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan dna
minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan. Komunitas merupakan sumber dan lingkngan bagi keluarga, komunitas,
komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok resiko tinggi antara
lain : daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.
b. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar klien/komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat
biologis, psikologis, social, cultural, dan spiritual.
d. Keperawatan
Intervensi/tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui pencegahan
primer, sekunder dan tersier.

C.Prinsip Keperawatan Komunitas


Memberikan dukungan serta merawat, bukan hanya kepada individual, namun juga
keluarga. Dengan demikian, dilihat dari pengertian serta tujuan diatas bisa disimpulkan bahwa
penekanan keperawatan komunitas terletak pada ‘health promotion, health maintenance,
disease, prevention and treatment of minor illments and restoration og health and rehabilitation
(MN, 2012)
a. Pelaksanaannya berdasarkan kebutuhan dna fungsi dalam program kesehatan yang
menyeluruh
b. Maksud dan tujuannya hendaknya jelas dalam pelayanan .
c. Kelompok yang terorganisasi atau perwakilannya adalah bagian integral dari program
kesehatan komunitas.

8
d. Keperawatan komunitas tersedia bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan
asal, sosial budaya, ekonomi, umur, jenis kelamin, politik serta bangsa.
e. Keperawatan komunitas mengakui keluarga dan komunitas adalah bagian dari unit
pelayanan.
f. Pendidikan kesehatan dan pelayanan konsultasi adalah integral dari keperawatan
komunitas.
g. Penerima jasa pelayanan kesehatan perlu diikutsertakan dalam perencanaan terkait
dengan tujuan bagi pemeliharaan kesehatan.
h. Perawat komunitas harus kualified.
i. Keperawatan komunitas harus dilandaskan pada kebutuhan pasien dan kelangsungan
pelayanan kepada pasien yang tepat.
j. Evaluasi pelayanan kesehatan ini harus dikerjakan secara periodik dan kontinue.
k. Perawat komunitas berfungsi sebagai bagian terpenting dari tim kesehatan.
l. Perawat komunitas membantu mengarahkan pasien yang membutuhkan dukungan
finansial
m. Community health agency perlu menyediakan program kelangsungan pendidikan bagi
perawat.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan


Menurut Lawrence W Green terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan yaitu
faktor prediposisi (predisposing factors), faktor pemungkin (enabling factors), faktor penguat
(reinforcing factors).
a. Faktor predisposisi (predisposing factors)
Faktor predisposisi, yang meliputi pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai, dan persepsi,
berhubungan dengan motivasi seseorang individu atau kelompok untuk bertindak. Dalam
pengertian umum, kita bisa memikirkan faktor predisposisi “pribadi” preferensi itu dan
individu atau kelompok dan membawa pengalaman dengan pendidikan.
b. Faktor Pendukung (enabling factors )
Faktor pendukung adalah keterampilan dan sumber daya necessery untuk melakukan
perilaku kesehatan. Sumber tersebut meliputi sarana prasarana, fasilitas pelayanan

9
kesehatan, tenaga, sekolah, klinik outreach atau sumber daya yang sama. Faktor
pendukung juga berkaitan dengan aksesibilitas berbagai sumber.
c. Faktor Penguat (reinforcing factors )
Faktor penguat adalah mereka yang menentukan apakah tindkaan kesehatan yang
didukung. Dalam program pendidikan kesehatan misalnya, penguatan dapat diberikan
oleh rekan kerja, supervisor, pimpinan serikat buruh, dan keluarga. Dalam pengaturan
pendidikan pasien, penguatan dapat berasal dari perawat, dokter, rekan pasien, dan lagi
keluarga.

E.Tingkat pencegahan pada Praktik Komunitas


a. Prevensi primer
Ditunjukkan bagi orang-orang yang termasuk resiko tinggi yakni mareka yang belum
menderita tetapi berpotensi menderita. Perawat komunitas harus mengelkan faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap timbulknya dan upaya yang perlu dilakukan untuk
menghilangkan faktor-faktor tersebut.
b. Prevensi sekunder
Bertujuan untuk mencegah atau menghambat timbulnya penyulit dengan tindakan deteksi
dini dan memberikan intervensi keperawatan sejak awal penyakit. Dalam mengelola,
sejak awal sudah harus diwaspadai dan sependapat mungkin dicegah kemungkinan
terjadinya penyulit menahun. Penyuluhan mengenai kepatuhan pasien. Sistem rujukan
yang baik akan sangat mendukung pelayanan kesehatan primer.
c. Prevensi tersier
Apabila sudah muncul penyakit menahun, maka perawat komunitas harus berusaha
mencegah terjadinya kecatatan/kompikasi lebih lanjut dan merehabilitasi pasien sedini
mungkin, sebelum kecatatan tersebut menetap. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk
melindungi upaya rekonstitusi, yaitu mendorong untuk patuh mengikuti program PKP,
pendidikan kesehatan kepada keluarga untuk mencegah hipoglikemi terulang dan
memelihara stabilitas klien.

10
F. Strategi Intervensi Kepperawatan
Dalam Effendi & Makhfudli (2009) dijelaskan intervensi keperawatan komunitas antara
lain:
a. Proses Kelompok (Group Process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari
pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa,
televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga
dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit
yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penanganan
atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan
yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit
tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan
melalui proses kelompok.
b.Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan
tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan
bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya
kesadaran dari dalam diri individu, kelompok, atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan
dari pendidikan kesehatan menurut Undang-undang Kesehatan No 23 Tahun 1992
maupun WHO yaitu “meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental, dan sosialnya: sehingga produktif
secara ekonomi maupun sosial.”
c. Kerjasama (partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak
ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi masyarakat luas. Oleh karena itu,
kerjasama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan didalam lingkungan masyarakat akan
dapat diatasi dengan lebih cepat.

11
G. Asumsi Dasar dan Keyakinan dalam Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan dasar
yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas. Sedangkan
asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American Nurses Assicoation (ANA, 1980)
didasarkan pada asumsi:
a. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks;
b. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen pelayanan
kesehatan;
c. Keperawatan merupakan subsistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan dan
penelitian melandasi praktek;
d. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu
dikembangkan di tatanan kesehatan utama;
Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi dasar
mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
a.Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan;
b.Merupakan bidang khusus keperawatan;
c.Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial (interaksi
sosial dan peran serta masyarakat);
d.Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan komunitas
adalah:

a.Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua orang;

b.Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini komunitas;

c.Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin
kerjasama yang baik;

d.Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung maupun


mengahambat;

e.Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan;

12
f. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.

Berdasarkan asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat
dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan
komunitas. Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian
terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap kesehatan
komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma
keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan, dan
keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;

b.Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk


meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat
khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya;

c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua
orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan;

d.Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif
dan rehabilitatif;

e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara


berkesinambungan;

f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayanan
keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan
mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah
peningkatan status kesehatan masyarakat;

g.Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara


berkesinambungan dan terus menerus;

13
h.Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut
dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan
mereka sendiri.

H. Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas


a.Di Dunia
Spradley ( 1985 ) membagi perkembangan keperawatan komunitas ( CHN )
menjadi 3 periode, yaitu :

1) Tahun 1860-1900
Direct Nursing, fokusnya adalah orang sakit yang dalam hal ekonomi rendah
(miskin). Alasan dibentuknya direct nursing ini adalah karena lebih banyanya klien
yang menderita penyakit terminal dan banyaknya orang miskin yang sakit hanya
dirawat dirumah saja. Orientasi direct nursing adalah keperawatan individual.
2) Tahun 1900-1970
Public Health Nursing, fokusnya adalah masyarakat. Alasan dibentuknya
public health nursing ini adalah karena banyaknya keluarga miskin yang tidak
mampu membayar biaya pelayanan rumah sakit. Orientasi public health nursing
adalah keperawatan keluarga.
3) Tahun 1970-Sekarang
Health Nursing, fokusnya adalah seluruh komunitas. Alasan dibentuknya
community health nursing adalah karena bukan hanya keluarga miskin yang
membutuhkan pelayanan kesehatan dikomunitas, tetapi seluruh komunitas baik kaya
maupun miskin. Orientasi CHN adalah keperawatan penduduk.
b.Di Indonesia
Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia Abad Ke-16 Pemerintahan
Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera dengan melakukan upaya-
upaya kesehatan masyarakat.
1) Tahun 1807
Pemerintahan Jendral Daendels, melakukan pelatihan dukun bayi dalam
praktek persalinandalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi,tetapi tidak
berlangsung lama karena langkanya tenaga pelatih.

14
2) Tahun 1850
Diadakan pelatihan dibidang kebidanan pertama oleh RS. Militer Batavia
3) Tahun 1882
Dimulainya usaha kesehatan oleh Belanda, yaitu Millitair Geness Kundege
Dienst (MDG) & Burgelyke Geness Kudige Dienst (BGD)dengan tujuan untuk
melancarkan pengobatan kepada orang Belanda pada waktu para pekerjaperkebunan
terjangkit penyakit. Selanjutnya melayani masyarakat umum(saat berdiri Rockefeller
Foundation).
4) Tahun 1888
Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung kemudian berkembang
pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya, dan Yogyakarta.
Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar,
gizi dan sanitasi.
5) Tahun 1925
Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan
daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan) penyuluhan
kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian dan kesakitan.
6) Tahun 1927
STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah menjadi sekolah
kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947 berubah menjadi FKUI.
Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga
(dokter-dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia.

7) Tahun 1930
Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan.
8) Tahun 1935.
Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi, dengan
penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
9) Tahun 1951
Diperkenalkannya konsep Bandung Plan oleh Dr.Y. Leimena dan dr.Patah
(yang kemudian dikenal dengan Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam

15
pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan,
konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Gagasan inilah yang kemudian dirumuskan
sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan
membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di tiap
kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian disebut
Puskesmas.
10) Tahun 1952
Pelatihan intensif dukun bayi
11) Tahun 1956
Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek percontohan/model
pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan pusat pelatihan, sebuah
model keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis.
12) Tahun 1967
Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat terpadu
sesuai dengan masyarakat Indonesia. Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya
sistem Puskesmas yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B, dan C.
13) Tahun 1968
Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas adalah sistem
pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah
(Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas
disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan
kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau,
dalamwilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.
14) Tahun 1969
Sistem Puskesmas disepakati dua saja, yaitu tipe A (dikepalai dokter) dan tipe
B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal dengan masa Pelita I,
dimulaiprogram kesehatan Puskesmas di sejumlah kecamatan dari sejumlah
Kabupaten di tiap Propinsi. Kemudian Pelita II mulai dikembangkan PKMD, sebagai
bentuk operasional dari Primary Heatlh Care (PHC). Pada saat ini juga mulai timbul
kesadaran untuk keterlibatan partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan.
15) Tahun 1979 -1982

16
Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe Puskesmas
saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat baik,
rata-rata dan standard). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial
yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan Lokakarya Mini (LokMin)
untuk pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim.Pada tahun 1982
dikenal sebagai masa Pelita III, dimana lahir SKN yang menekankan pada
pendekatan ke sistem, pendekatan ke masyarakat, kerjasama linta program (KLP) dan
lintas sektoral ( KS ), peran masyarakat dan menekankan pada pendekatan promotif
dan preventif.
16) Tahun 1984
Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana di
Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi). Dikenal sebagai
masa Pelita IV dimana PHC/PKMD diwarnai dengan prioritas untuk menurunkan
tingkat kematian bayi, anak dan ibu serta menurunkan tingkat kelahiran dan
menyelenggarakan posyandu di tiap desa.
17) Awal tahun 1990-an
Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga memberdayakan
peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok dan salah satu
bentuk peran serta masyarakat adalah pelayanan posyandu untuk ibu/balita dan
lansia. Adanya masa Pelita V yang digalangkan dengan upaya peningkatan mutu
posyandu, melaksanakan panca krida posyandu serta sapta krida posyandu.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan profesional yang ditujukan kepada masyarakat
dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu dan berkesinabungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta mayarakat melalui langkah-langkah
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyu, 2010).

B. Saran
Diharapkan dengan disusunnya makalah ini ,maka para pembaca maupun penulis
Sendiri dapat lebih memahami mengenai konsep dasar keperawatan komunitas dalam
tatanan pelayanan kesehatan komunitas.

18
DAFTAR PUSTAKA

H. L. Muhamad Amin. 2019 . Jurnal Kesehatan Qamarul Huda, Volume 7, Nomor 2, Fakultas Kesehatan
Universitas Qamarul Huda Badaruddin

19

Anda mungkin juga menyukai