DISUSUN OLEH :
KELOMPOK A
1. Agung Jossutiarko P27220011158
2. Agus Trianto P27220011159
3. Agus Triwahyudi P27220011160
4. Amalia Nuril Afifah P27220011161
5. Anggie Yulianti Musyarofah P27220011162
6. Ayunda Prita Mutiara P27220011163
7. Bayu Cahyo Oktafian P27220011164
8. Bayu Muhammad Ikhrom P27220011165
9. Budi Sari Dewi P27220011166
10. Cahya Ari Widya Ningrum P27220011167
11. Darniati Alimah P27220011168
12. Desy Indah Ratnawati P27220011169
C. Rumusan Masalah.............................................................................. 4
B. Klasifikasi......................................................................................... 4
C. Etiologi.............................................................................................. 5
D. Patofisiologi...................................................................................... 6
Pengkajian............................................................................. 15
Diagnosa keperawatan.......................................................... 17
Intervesi keperawatan........................................................... 17
A. Kesimpulan ............................................................................ 24
KATA PENGANTAR
25
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan YME, karena berkat Rahmat-
Nya makalah tentang ASKEP HEMOTHORAX dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dan juga kami ucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman
Terutama kami ucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen yang telah
membimbing kami dan memberikan kami waktu serta kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini. Kami dari kelompok A menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan dari kemampuan kami. Untuk itu kami sebagai penyusun
makalah ini mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
25
A. LATAR BELAKANG
Trauma adalah penyebab kematian utama pada anak dan orang dewasa kurang
dari 44 tahun. Penyalahgunaan alkohol dan obat telah menjadi faktor implikasi pada
trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau yang tidak disengaja.
Thoraks adalah daerah pada tubuh manusia (atau hewan) yang berada di antara
leher dan perut (abdomen). Thoraks dapat didefinisikan sebagai area yang dibatasi
di superior oleh thoracic inlet dan inferior oleh thoracic outlet, dengan batas luar
adalah dinding thoraks yang disusun oleh vertebra torakal, iga-iga, sternum, otot,
Cedera dada sering terjadi dan menyebabkan suatu variasi luka, berkisar dari
luka lecet sederhana dan luka memar sampai yang mengancam nyawa yang
mengenai isi rongga dada. Trauma dada juga memiliki morbiditas yang tinggi. Dua
puluh persen dari semua kematian akibat trauma disebabkan oleh trauma dada,
terbanyak kedua setelah cedera pada kepala dan tulang belakang. Secara kebetulan,
banyak cedera dada tidak membutuhkan intervensi bedah mayor. Banyak cedera
dinding dan dalam dada dapat diatasi dengan pipa thoracostomy sederhana,
ventilasi mekanik, pengendalian nyeri yang agresif, dan tindakan suportif lainnya.
Pasien-pasien tua dan pasien lainnya dengan penurunan volume cadangan paru
lebih mudah mendapatkan serangan gawat napas dan paling kurang akan
darurat akan sering menghadapi pasien-pasien dengan cedera paru dan dinding
dada, perlu seluk- beluk pengetahuan patofisiologi dan pengobatan trauma dada.
B. Tujuan Penulisan
25
1. Tujuan Umum: Untuk memperluas wacana pengetahuan tentang asuhan
2. Tujuan Khusus:
dengan Hemotorax.
C. Rumusan Masalah
BAB 2
PEMBAHASAN
25
Trauma dada dapat merupakan trauma tajam atau tembus thoraks yang dapat
Trauma thorax adalah semua ruda paksa pada thorax dan dinding thorax, baik
trauma atau ruda paksa tajam atau tumpul. Trauma thorak dapat disebut juga trauma
yang terjadi pada toraks yang menimbulkan kelainan pada organ-organ di dalam
toraks.
B. Klasifikasi
1. Trauma tembus
- Luka Tembak
2. Trauma tumpul
- Jatuh
D. Patofisiologi
Dada merupakan organ besar yang membuka bagian dari tubuh yang sangat
25
mudah terkena tumbukan/ benturan. Karena dada merupakan tempat jantung,
paru dan pembuluh darah besar. Trauma dada sering menyebabkan gangguan
ancaman kehidupan. Luka pada rongga thorak dan isinya dapat membatasi
pertukaran udara dan oksigen darah. Bahaya utama berhubungan dengan luka
Luka dada dapat meluas dari benjolan dan goresan yang relatif kecil
menjadi suatu yang dapat mengancurkan atau terjadi trauma penetrasi. Luka
dada dapat berupa penetrasi atau non penetrasi (tumpul). Luka dada penetrasi
mungkin disebabkan oleh luka dada yang terbuka, memberi kesempatan bagi
ventilasi normal. Luka dada penetrasi dapat menjadi kerusakan serius bagi paru,
a. Trauma tumpul
kira lebih dari 90% trauma thoraks. Dua mekanismeyang terjadi pada
trauma tumpul: (1) hantaran energi secara langsung pada dinding dada
dan organ thoraks dan (2) deselerasi differensial, yang dialami oleh organ
dan kerusakan dari jaringan lunak dan tulang seperti tulang iga. Cedera
yang berisi cairan atau gas (udara).(2,3) Cedera yang disebabkan deselerasi
25
dapat berlaku apabila pergerakan thoraks yang kedepan secara tiba-tiba
(organ-organ dalam tubuh) yang tidak melekat pada dinding dada, akan
dinding thoraks pada benturan internal yang kedua kalinya atau sehingga
pada titik benturan dan kerusakan pada paru bisa terjadi luka berupa
b. Trauma tembus
secara langsung yang berlaku tiba-tiba pada suatu area fokal. Pisau atau
batas luka yang sama dengan bahan yang tembus pada jaringan. Berat
ringannya cedera internal yang berlaku tergantung pada organ yang telah
Derajat cedera tergantung pada dua mekanisme dari penetrasi dan temasuk,
diantara faktor lain, adalah efisiensi dari energi yang dipindahkan dari obyek ke
karakteristik dari senjata, seperti kecepatan, ukuran dari permukaan benturan, serta
densitas dari jaringan tubuh yang terpenetrasi. Pisau biasanya menyebabkan cidera
yang lebih kecil karena ia termasuk proyektil dengan kecepatan rendah. Luka tusuk
25
yang disebabkan oleh pisau sebatas dengan daerah yang terjadi penetrasi. Luka
disebabkan tusukan pisau biasanya dapat ditoleransi, walaupun tusukan tersebut pada
maksimal.
1. Pneumothoraks
Pneumothoraks merupakan
trauma tumpul yang sering terjadi akibat adanya penetrasi fraktur iga pada
2. Hemothoraks (Hematothoraks)
penderita trauma thoraks yang sering disebabkan oleh trauma pada paru,
jantung, pembuluh darah besar. Pada lebih 80% penderita dengan trauma thoraks
dimana biasanya terdapat darah >1500ml dalam rongga pleura akibat trauma
25
tumpul atau tembus pada dada. Sumber perdarahan pada umumnya berasal dari
interna maupun pembuluh darah lainnya seperti aorta dan vena cava. Dalam
dapat syok berat (kegagalan sirkulasi) tanpa terlihat adanya perdarahan yang
nyata, distres nafas juga akan terjadi karena paru di sisi hemothoraks akan
kolaps akibat tertekan volume darah. Pada pemeriksaan dapat ditemukan shock,
menjadi colaps akibat hipovolemia atau penekanan karena efek mekanik oleh
darah di intrathoraks.
Kontusio paru terjadi pada kecelakaan lalu lintas dengan kecepatan tinggi,
jatuh dari tempat yang tinggi dan luka tembak dengan peluru cepat (high
velocity) maupun setelah trauma tumpul thoraks, dapat pula terjadi pada trauma
tajam dengan mekanisme perdarahan dan edema parenkim. Penyulit ini sering
terjadi pada trauma dada dan potensial menyebabkan kematian. Proses, tanda
dan gejala mungkin berjalan pelan dan makin memburuk dalam 24 jam pasca
25
suara nafas berkurang atau tidak terdengar pada sisi kontusio, patah tulang iga,
sianosis.
4. Laserasi paru
Laserasi paru adalah robekan pada parenkim paru akibat trauma tajam atau
trauma tumpul keras yang disertai fraktur iga sehingga dapat menimbulkan
yang kuat pada thoraks dan robekan pada percabangan trakeobronchial atau
esophagus. Perdarahan dari laserasi paru dapat berhenti, menetap, atau berulang.
1. Pengertian Hemothorak
pleura viseralis dan pleura parietalis). Hemathorax adalah adanya darah dalam
rongga pleura . Sumber berasal dari darah yang berada pada dinding dada ,
parenkim paru – paru , jantung atau pembuluh darah besar . kondisi ini biasanya
konsekuensi dari trauma tumpul atau tajam. Ini juga merupakan komplikasi dari
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang akan menyebabkan ruda paksa
tumpul pada rongga thorak ( Hemothorak ) dan rongga Abdomen. Trauma tajam
a. Traumatis
Trauma tumpul.
Penetrasi trauma.
25
Neoplasia ( primer atau metastasis ).
Emfisema.
Tuberkulosis.
2. Pembagian Hemothorak
3. Pathofisiologi
dari jaringan dinding dada dan pleura atau struktur intratoracic yang fisiologis
terhambat oleh ruang efek menduduki akumulasi besar darah dalam rongga
pleura.
terutama jika dikaitkan dengan cedera pada dinding dada. Dalam beberapa kasus
25
Nursing Gejala / tanda klinis Hemothorak tidak menimbulkan nyeri selain dari
luka yang berdarah di dinding dada. Luka di pleura viseralis umumnya juga
merupakan keluhan dan gejala yang pertama muncul. Secara klinis pasien
tahikardia dan peningkatan awal tekanan darah, di ikuti dengan hipotensi sesuai
4. Manifestasi Klinis
a. Blunt trauma
Cedera tulang sederhana terdiri dari satu atau beberapa patah tulang rusak
Gangguan atau robekan besar struktur arteri / vena di dalam dada dapat
5. Pemeriksaan diagnostik
a. Sinar X dada : menyatakan akumulasi udara / cairan pada area pleura, dapat
25
b. GDA : Variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengeruhi,
Tn K usia 25 tahun.
gangguan mekanikDibawa
pernapasan
ke dan
RS kemampuan
dengan mengkompensasi. PaCO2
keluhan PaO2
kadang-kadang meningkat. 2 jammungkin
yang lalu
normal atau menurun, saturasi
jatuh dari sepeda motor.
oksigen biasanya menurun.
Tidak terjadi perdarahan
c. Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa
tetapi merasakan nyeri (Hemothorak).
Skenario Kasus
25
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian :
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. K
Umur : 25 th
25
Alamat : Mojosongo, Surakarta
Pemeriksaan Fisik :
1. Sistem Pernapasan :
a. Inspeksi
b. Auskultasi
c. Palpasi
d. Perkusi
Resonan
2. Sistem Kardiovaskuler :
Takhikardia, lemah
Pucat, Hb turun.
Hipotensi.
3. Sistem Persyarafan :
Normal
25
4. Sistem Perkemihan.
Normal
5. Sistem Pencernaan :
Normal
Ada memar.
Terdapat kelemahan.
7. Sistem Endokrine :
Kelemahan.
Normal.
9. Spiritual :
Normal.
B. Diagnosa Keperawatan :
2. Inefektif bersihan jalan napas b/d sekresi banyak dan kental. (Doenges
hal.210)
C. Intevensi Keperawatan :
25
1. Ketidakefektifan pola pernapasan b/d penurunan ekpansi paru karena gangguan
Kriteria hasil :
normal.
Intervensi :
R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai
akibat stress fifiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock
c. Kaji pasien adanya area nyeri tekan bila batuk, napas dalam.
R/ sokongan terhadap dada dan otot abdominal membuat batuk lebih efektif
d. Kaji fremitus
R/ Suara dan taktil fremitus (vibrasi) menurun pada jaringan yang terisi
25
e. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan
2) Periksa batas cairan pada botol penghisap, pertahankan pada batas yang
ditentukan.
seiring dnegan ekspansi paru dimana area pleural menurun. Tak adanya
buntu.
25
yang memerlukan upaya intervensi.
2. Inefektif bersihan jalan napas b/d sekresi banyak dan kental. (Doenges
Kriteria hasil :
Klien nyaman.
Intervensi :
pernapasan.
menyebabkan frustasi.
25
R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.
ventilasi alveolar.
4) Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan
sekresi sekret.
bau mulut.
Pemberian expectoran.
Pemberian antibiotika.
Fisioterapi dada.
25
Konsul photo toraks.
hal.210)
Kriteria hasil :
Intervensi :
a. Jelaskan dan bantu klien dnegan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan
non invasif.
relaksasi masase.
b. Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang
25
R/ Istirahat akan merelaksasi semua jaringan sehingga akan meningkatkan
kenyamanan.
teraupetik.
tepat.
25
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trauma dada dapat merupakan trauma tajam atau tembus thoraks yang dapat
Trauma dada ada dua yaitu trauma tembus dan tumpul. Trauma dada bisa
Hemothorak adalah adanya darah yang masuk kearea pleural (antara pleura
edisi 3, hal.197) ; 2. Inefektif bersihan jalan napas b/d sekresi banyak dan kental.
25
DAFTAR PUSTAKA
Education/FisiologiAnatomi/ Anatomi-Toraks-Surface-Anatomy-Dinding-
Toraks.html
http://www.bedahtvk.com/index.php?/e-Education/Toraks/Trauma-Toraks-I-
Umum.html
http://www.emedicine.com/radio/byname/Thorax-Trauma.htm
5. Sandra Wanek. MD, John C. Mayberry. MD, FACS Division of General Surgery,
Vol.1,EGC, Jakarta
25
8. Jonh. A Boswick (1997), Perawatan Gawat Darurat, EGC, Jakarta.
9. LAB/UPF ILMU BEDAH (1988), Pedoman Diagnosis Dan Terapi, RSUD Dr.
Soetomo, Surabaya.
10. Sjasuhidajat. R (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta.
25