Oleh
Edi Sukamto
TEORI BIOPSIKOSOSIAL
• Penyebab kekerasan, DEBAT:
NATURE vs NURTURE???
• VARIABEL BIOLOGI:
– Faktor genetik
– Faktor hormonal
– Faktor neurotransmitter,
neurofisiologi (Kneisl; Wilson &
Trigoboff, 2004)
Struktur otak yang berhubungan dengan perilaku agresif
(Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
ROLE OF NEUROTRANSMITTERS IN AGGRESSION
(Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
• TEORI PSIKOANALITIK
– Freud (1961): agresif adalah salah satu dari
dorongan (drive) yang bersifat bawaan yang
mempunyai prinsip kesenangan
• TEORI PSIKOLOGIKAL
– Agresif kemungkinan terjadi karena
kebutuhan dan kekurangan
• TEORI SOSIOKULTURAL
– Disfungsional keluaarga
– Budaya
Mental Disorders in Which Aggressiveness Often Occurs
(Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
Perilaku kekerasan
pada diri sendiri/orang lain
PENGKAJIAN
• PENINGKATAN RISIKO KEKERASAN
KEMUNGKINAN BERKAITAN DENGAN
– Riwayat kekerasan
– Tingkat keparahan psikopatologi
– Tingkat permusuhan-curiga, gangguan proses pikir,
dan agitasi-kegembiraan
– Lamanya hospitalisasi
– Frekuensi rawat inap di RS (Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
INDIKATOR VIOLENCE
(Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
PERILAKU
VERBAL
• Rahang
Ancaman kaku
kejahatan
• Dahi
Suaraberkerut
keras
• Tatapan
Kasar mata tajam
• Muka
Kata-kata
dansarcastic
leher memerah
• Menyeringai
Kata-kata menekan
• Dilatasi
Responspupil
tidak logis
• Gerakan
Berteriak,cepat
menjerit
• Tinju
Kondisi
mengepal
takut dan atau curiga
• Kewaspadaan meningkat
PERILAKU AGRESIF DAPAT BERKAITAN
DENGAN
• Pola tidur
• Status nutrisi
• Riwayat masalah
kesehatan, seperti
epilepsi
• Kemampuan klien
mengatasi masalah,
koping penyelesaian
masalah(Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
FAKTOR YANG MENDUKUNG PENINGKATAN PERILAKU KEKERASAN
(VIOLENCE)
DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
• Kurangnya staf
• Perubahan pada tingkat kemampuan staff,
peningkatan jumlah para profesional
• Tingkat kegawatan dari gejala psikiatrik pada
sebagian kecil dari klien yang sangat agresif
(Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
NURSING SELF AWARENESS
• Tidak semua perawat dapat bekerja
dengan klien gangguan mental yang
mengalami perilaku kekerasan
• Selama merasa pekerjaan itu
menakutkan maka butuh refleksi
dan latihan
• Refleksi diri membantu untuk
memahami nilai-nilai dan respons
klien (Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
NURSING SELF AWARENESS
• Faktor yang mempengaruhi respon perawat
pada perilaku kekerasan
• Pengaman
• Sediakan telepon jika
perlu (Kneisl; Wilson &
Trigoboff, 2004)
PENERAPAN TERAPI WARNA DI BIDANG
KESEHATAN
NO GANGGUAN WARNA
• Jelaskan bahwa staf tidak akan • Mendukung rasa aman & ekternal
mengijinkan klien melukai diri kontrol
sendiri maupun orang lain
INTERVENSI “LIMIT SETTING” (Kneisl;
Wilson & Trigoboff, 2004)lanjutan…
INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL
• Himbau seluruf staf untuk tetap • Konsistensi mendukung
konsisten dengan pembatasan pembentukan perilaku
yang diberikan pada klien
• Strategi untuk
menurunkan agresifitas
(Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
Cegah klien dari injury dengan restrain dan
pengasingan
• Beritahu klien
• Basa situasi dan kondisi klien
• Tentukan posisi klien pada kontinuum perilaku agresif
• Pahami makna perilaku klien
• Ketahui intervensi yang dibutuhkan
• Jalin hubungan interpersonal dengan klien
• Sesuaikan intervensi dengan kebutuhan klien (Kneisl;
Wilson & Trigoboff, 2004)
•
Strategi untuk menurunkan agresivitas
• Pengalihan
• Beri latihan
• Ubah lingkungan sekitar klien
• Lepaskan klien dari jadwal dan tuntutan-tuntutan
• Relaksasi
• Musik
• Berikan periode tenang
• Jalani dengan tenang
• Berikan cerita atau hitungan
• Stop berpikir (Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
STOP BERPIKIR
• Membantu klien mengubah proses pikir
• Dilakukan pada klien yang
– Berulang-ulang berpikir negatif tentang diri
– Khawatir, cemas
• Caranya melalui
– Visualisasi ---gambarkan lampu merah tanda
berhenti pada traffic light
– Imajinasi ---imajinasikan mendengarkan orang berhenti
bicara
– Sensasi ---taktil sensasi suara pintu ditutup (Kneisl; Wilson &
Trigoboff, 2004)
EVALUASI
• Menahan diri dari mengucapkan kata-
kata yang bersifat amarah
• Menahan diri dari menyudutkan orang
lain
• Menahan diri dari tindakan kekerasan
pada orang lain
• Teridentifikasi faktor pencetus kekerasan
• Teridentifikasi perasaan-perasaan marah
atau frustrasi
• Terungkap perasaan negatif
• Teridentifikasi alternatif pemecahan
masalah (Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
STRATEGI UMUM PEMERIKSAAN PASIEN
38
• Cegah pasien menciderai orang lain
• Pendekatan pasien dengan sikap tidak
mengancam
• Beri keyakinan pada pasien
• Tawarkan pengobatan
• Informasikan pasien bahwa pengikatan atau
pengurungan mungkin diperlukan
• Serahkan prosedur pengikatan kepada mereka
yang menguasai
• Pastikan tim selalu siap menahan pasien
39
PEMERIKSAAN
• diagnosis awal
pemeriksaan fisik
wawancara psikiatrik
pemeriksaan status mental
• mengidentifikasi faktor pencetus
• mengidentifikasi kebutuhan segera
untuk segera mendapat penanganan psikiatrik
untuk segera rujuk ke tempat yang paling berkompeten
• pemeriksaan laboratorium yang relevan
40
PENATALAKSANAAN PENGIKATAN FISIK
41
• Staf yang akan membantu pengikatan harus sudah berada
ditempat.
– Sering terjadi dengan banyaknya staf akan membuat
pasien berubah pikiran untuk tidak melawan.
• Susunan tim (5 - 6 orang)
Empat menahan anggota gerak.
Satu mengendalikan kepala.
Satu melakukan prosedur pengikatan.
• Siapkan peralatan dan medikasi.
42
• Lakukan pengikatan
– Tiap anggota gerak satu ikatan
– Ikatan pada posisi sedemikian agar tidak
mengganggu aliran cairan IV jika diperlukan
– Posisi kepala lebih tinggi untuk menghindari
aspirasi
– Lakukakan pemeriksaan vital sign
tiap setiap ½ jam
– Tempatkan pasien pada tempat yang mudah
dilihat oleh staf
43
• Lanjutkan dengan medikasi
• Setelah pasien dapat dikendalikan dengan
medikasi, mulai dengan melepaskan satu
ikatan
• Dua ikatan terakhir harus dilakukan bersama-
sama (tidak menganjurkan mengikat pasien
dengan hanya satu ikatan pada anggota gerak
• Buat catatan mengapa pasien harus diikat
44
FARMOKOTERAPI
• Golongan benzodiazepin
Diazepam
Lorazepam
Clonazepam
• Golongan antipsikotik
Chlorpromazine
Haloperidol
Olanzapine
Fluphenazine
45
Untuk pasien non psikotik
Golongan benzodiazepin
46
Diazepam ampul 10 mg/2cc
Pemberian inj. IM atau IV
Pemberian IV hati-hati dengan depresi sistim
pernafasan, berikan secara perlahan 1 ampul
dalam 10 menit
Dapat diulang tiap ½ jam
47
Haloperidol ampul 5 mg/cc
Pemberian inj. IM atau IV
D of Ch untuk kecurigaan etiologi organik
Dapat diulang tiap ½ jam
Olanzapine vial 10 mg
Pemberian 5 – 10 mg inj. IM
Dapat diulang 2 jam kemudian.
Maksimal dosis 20 mg/hr.
Maksimal u 3 hari dilanjutkan dengan p.o.
48
PERHATIAN
Medikasi hanya bertujuan untuk mengontrol
target simptom
Pasien eksaserbasi akut sebaiknya diketahui obat
yang sedang/terakhir dipakai, kemudian berikan
obat yang sama dengan meningkatkan dosisnya
Pemberian golongan benzodiazepin dengan
antipsikotik akan menurunkan kebutuhan dosis
antipsikotik dan mengurangi efek EPS
Pemberian obat harus segera dimulai pada hari itu
juga
49
3 S Perilaku marah
Tugas Kelompok no.absen 14-26 (II)