Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun Oleh :

Christina Sitompul

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROGRAM B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKER PAYUNG NEGERI

PEKANBARU

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-
teman yang telah memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis mengakui bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik serta saran demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Pekanbaru, 20 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................


DAFTAR ISI .....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………..........................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penulisan...................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengantar Kesehatan Komunitas...........................................................
B. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas................................................
C. Program Kesehatan/Kebijakan Dalam Menanggulangi Masalah Kesehatan Utama
Di Indonesia...........................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Simpulan...............................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan,
serta bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat
kesehatan komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan,
pemeliharaan, promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja
ditujukan kepada individu, keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang
disebut dengan keperawatan komunitas. Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah
pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan
yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan
klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan.
Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah keadaan
sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan yang optimal
bagi setiap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat merupakan tujuan dari
keperawatan, khususnya keperawatan komunitas (Ferry Efendi dan Makhfudli,
2009).
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Keperawatan komunitas ditujukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui
intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah
keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Ferry Efendi dan
Makhfudli, 2009). Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan
dengan tidak melupakan upaya-upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi
yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap
penyakit (Wahit Iqbal dkk, 2011). Dari penjelasan diatas maka kelompok tertarik
membahas mengenai konsep dasar keperawatan kounitas.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep dasar keperawatan komunitas ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan komunitas
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengantar kesehatan komunitas
b. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan komunitas
c. Untuk mengetahui program kesehatan/kebijakan dalam menanggulangi
masalah kesehatan Utama di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengantar Kesehatan Komunitas
1. Pengertian Sehat
UU No.23,1992 tentang Kesehatan: “Kesehatan adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara
sosial dan ekonomi.
2. Indicator sehat
a. Individu
b. Kelompok
c. Sarana pelayanan kesehatan
d. Cakupan pelayanan kesehatan
e. Keberhasilan dan target pencapaian kesehatan
3. Karateristik kesehatan
a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh
b. Sehat mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal
c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup
4. Perilaku sehat
a. Faktor pencetus
Faktor-faktor yang mendorong untuk berperilaku sebagai alasan atau
motivasi berperilaku. Kecenderungan dalam pengalaman belajar
(mis.pengetahuan, sikap, keyakinan, norma, sosial demografi).
b. Faktor Pemungkin
Faktor-faktor pendorong yang membuat motivasi atau alasan berperilaku
menjadi kenyataan. Keahlian melakukan perilaku sehat (mis.sumber
daya masyarakat, keahlian petugas, aksesibilitas pelayanan).
c. Faktor Penguat
Faktor-faktor yang muncul dari perilaku yang menyediakan ganjaran,
insentif, sanksi & hukuman sehingga perilaku tetap ada. Sumber-sumber
penguat (positif atau negatif) tergantung pada jenis program (mis.tatanan
rumah sakit,dokter, perawat, keluarga).
5. Pusat Kesehatan Komunitas
a. Sekolah atau kampus
Pelayanan yang diselenggrakan meliputi pendidikan pencegahan
penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan seks,. Selain itu
perawat yang bekerja disekolah dapat memberikan perawatan untuk
peserta didik pada penyakit akkut yang bukan kasusu kegawadaduratan
seperti influenza.
b. Lingkungan kesehatan kerja
Asuhan keperawatan ditempat ini bertujuan untuk
1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengnan mengurangi
jumlah kecelakaan yang ada.
2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
3) Mengurangi transmisi penyakit antar sesame anggota kerja.
4) Memberikan program peningkatan kesehatan.
5) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedariratan dan
memberikan pertolongan pertama.
c. Lembaga kesehatan perawatan di rumah
Perawat dibidang komunitas juga dapat memberikan perawatan
kesehatan dirumah, misalnya, perawatan dirumah, home care.
d. Lingkungan kesehatan kerja lain
Seorang perawat dapat mendirikan praktek sendiri, bekerja sama dengan
perawat lain. Selain itu dimanapun perawat bekerja dituntut untuk
memberikan pelayanan yang terbaik.

B. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


1. Defenisi
a. komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang di tentutkan oleh batas-
batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa
saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan
yang lainnya.
b. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi,
sosial dan spritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu
keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup
manusia (Harnilawati, 2013).
c. Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas
mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse health family) juga
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat
mengindentifikasi masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan
yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang
lain (WHO,1947).
2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan
dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai
berikut :
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care ) terhadap
individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat ( health
general community ) dengan mempertimbangkan permasalahan atau
isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok. 
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :

1) Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami


2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah
tersebut
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi
b. Fungsi keperawatan komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannnya di bidang kesehatan.
3) Memeberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat
proses penyembuhan (Mubarak,2006).
3. Prinsip Keperawatan Komunitas
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa 
prinsip, yaitu :
a. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang  besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan
harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2009).
b. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007)
c. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,
klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
d. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas
dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau
tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak,
2009).
e. Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan  beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).

4. Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri dari:
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spritual.
b. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan
maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan.
c. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita.
5. Falsafah Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan pelayanan
terhadap pengaruh lingkunngan (bio-psiko-sosial-cultural-spritual) terhadap
kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan
penyakit dan peningkatan pencegahan. Falsafah yang melandasi komunitas
mengacu kepada falsafah atau paradigma keperawatan secara umum yaitu
manusia atau kemanusia merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan
kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan bertolak dari pandangan ini
disusun falsafah atau paradigma keperawatan komunitas yang terdiri dari 4
komponen dasar. Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-
masing unsur sbg berikut :
a. Manusia.
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien  yang
berada pada lokasi atau batas geografi  tertentu yang memiliki  niliai-
nilai, keyakinan dan minat  yang  relatif  sama serta adanya interaksi satu
sama lain  untuk mencapai tujuan.
b. Kesehatan.
Sehat adalah suatu kondisi  terbebasnya  dari  gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien / komunitas.  Sehat merupakan  keseimbangan 
yang  dinamis  sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan.
Semua factor internal dan eksternal  atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
d. Keperawatan.
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk  menekan  stressor, melalui 
pencegahan primer, sekunder dan tersier (Efendi Ferry dan Makhfudli,
2009).
6. Tingkat Pencegahan Keperawatan Komunitas
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup kesehatan
komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga
tingkat yaitu (Mubarak, 2009) :
a. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit
sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan
derajat kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik. Promosi
kesehatan secara umum mencakup pendidikan kesehatan baik pada
individu maupun kelompok. Pencegahan primer juga mencakup tindakan
spesifik yang melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya
tindakan perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi
pada bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.
b. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih
awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang
mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder
misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
secara berkala melalui posyandu dan puskesmas.
c. Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang
dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami
kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan
kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada penderita
patah tulang.
7. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Dalam Efendi Ferry dan Makhfudli (2009) dijelaskan strategi intervensi
keperawatan komunitas antara lain :
a. Proses kelompok (group process) 
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan
yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan
masalah  kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya
sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang
mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit
tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah
kesehatan melalui proses kelompok. 
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari
dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan
tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan
No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik
fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun
secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam
upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini
berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi
dengan lebih cepat.

C. Program Kesehatan / Kebijakan dalam Menanggulangi Masalah


Kesehatan Utama di Indonesia
1. Masalah Kesehatan Komunitas di Indonesia
Dewasa ini di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk
yang masih perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua
pihak antara lain: anemia pada ibu hamil, kekurangan kalori dan protein
pada bayi dan anak-anak, terutama di daerah endemic, kekurangan vitamin
A pada anak, anemia pada kelompok mahasiswa, anak-anak usia sekolah,
serta bagaimana mempertahankan dan meningkatkan cakupan imunisasi.
Permasalahan tersebut harus ditangani secara sungguh-sungguh karena
dampaknya akan mempengaruhi kualitas bahan baku sumber daya manusia
Indonesia di masa yang akan datang. Perubahan masalah kesehatan ditandai
dengan terjadinya berbagai macam transisi kesehatan berupa transisi
demografi, transisi epidemiologi, transisi gizi dan transisi perilaku. Transisi
kesehatan ini pada dasarnya telah menciptakan beban ganda (double burden)
masalah kesehatan.
a. Transisi demografi, misalnya mendorong peningkatan usia harapan
hidup yang meningkatkan proporsi kelompok usia lanjut sementara
masalah bayi dan BALITA tetap menggantung.
b. Transisi epidemiologi, menyebabkan beban ganda atas penyakit
menular yang belum pupus ditambah dengan penyakit tidak menular
yang meningkat dengan drastis.
c. Transisi gizi, ditandai dengan gizi kurang dibarengi dengan gizi
lebih.
d. Transisi perilaku, membawa masyarakat beralih dari perilaku
tradisional menjadi modern yang cenderung membawa resiko.

Masalah kesehatan tidak hanya ditandai dengan keberadaan penyakit, tetapi


gangguan kesehatan yang ditandai dengan adanya perasaan terganggu fisik,
mental dan spiritual. Gangguan pada lingkungan juga merupakan masalah
kesehatan karena dapat memberikan gangguan kesehatan atau sakit. Di
negara kita mereka yang mempunyai penyakit diperkirakan 15% sedangkan
yang merasa sehat atau tidak sakit adalah selebihnya atau 85%. Selama ini
nampak bahwa perhatian yang lebih besar ditujukan kepada mereka yang
sakit. Sedangkan mereka yang berada di antara sehat dan sakit tidak banyak
mendapat upaya promosi. Untuk itu, dalam penyusunan prioritas anggaran,
peletakan perhatian dan biaya sebesar 85 % seharusnya diberikan kepada
85% masyarakat sehat yang perlu mendapatkan upaya promosi kesehatan.
Dengan adanya tantangan seperti tersebut di atas maka diperlukan suatu
perubahan paradigma dan konsep pembangunan kesehatan. Beberapa
permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan
antara lain :

a. Masih tingginya disparitas status kesehatan. Meskipun secara


nasional kualitas kesehatan masyarakat telah meningkat, akan tetapi
disparitas status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi, antar
kawasan, dan antar perkotaan-pedesaan masih cukup tinggi.
b. Status kesehatan penduduk miskin masih rendah.
c. Beban ganda penyakit. Dimana pola penyakit yang diderita oleh
masyarakat adalah penyakit infeksi menular dan pada waktu yang
bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular, sehingga
Indonesia menghadapi beban ganda pada waktu yang bersamaan
(double burden)
d. Kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih
rendah.
e. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya tidak merata.
f. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan
sehat.
g. Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah.
h. Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan. Masih rendahnya kondisi
kesehatan lingkungan juga berpengaruh terhadap derajat kesehatan
masyarakat. Kesehatan lingkungan merupakan kegiatan lintas sektor
belum dikelola dalam suatu sistem kesehatan kewilayahan.
i. Lemahnya dukungan peraturan perundang-undangan, kemampuan
sumber daya manusia, standarisasi, penilaian hasil penelitian produk,
pengawasan obat tradisional, kosmetik, produk terapetik/obat, obat
asli Indonesia, dan sistem informasi.
j. Peran serta masyarakat dan kerja sama lintas sektor masih perlu
ditingkatkan.
k. Manajemen upaya kesehatan masih lemah.
l. Hal-hal yang dapat menyebabkan cacat fisik dan gangguan jiwa
masih tinggi.
2. Program Pembinaan Kesehatan Komunitas
a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
1) Langkah-langkah RPJK
Untuk tercapainya tujuan dan sasaran  RPJK tersebut maka perlu di
ambil langka-langkah sebagai berikut :
a) Sektor Di Luar Kesehatan
Sektor di luar kesehatan yang bukan menjadi kewernegaraan
sektor kesehatan yang banyak berpengaruh pada sektor
kesehatan. Untuk itu perlu di adakan pendekatan sehingga sektor
luar kesehatan tersebut di harapkan dapat melaksanakaan/
membantu upaya-upaya yang berkaitan dengan kesehatan.

1. Pengaruh-pengaruh sektor di luar kesehatan tersebut antara


lain:
a. Penyediaan dan distribusi pangan berpengaruh pada
pengurangan masalah gizi.
b. Pengadaan dan pemeliharaan sarana fisik dapat
menunjang perbaikan lingkungan pemukiman.
c. Peningkatan pendidikan masyarakat dapat menunjang
proses penyuluhan kesehatan masyarakat.
d. Peningkatan jumlah dan mutu rumah yang sehat dapat
menunjang peningkatan mutu kesehatan.
2. Sektor kesehatan
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan,langkah-
langkah yang khusus berhubungan dengan sektor kesehatan
adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan peningkatan swadaya masyarakat
dalam pembangunan kesehatan dengan pendedakat
edukatif.
b. Pengembangan puskesmas agar dapat mengatasi
masalah kesehatan dan membina peran serta
masyarakat dalam wilayah kerjanya.
c. Pengembangan sistem rujukan agar dapat menampung
permasalahan kesehatan yang ada.
2) Pokok-pokok Upaya Kesehatan
Berdasarkan permasalahan yang di hadapi serta kebjaksanaan
dan langkah-langkah pembangunan kesehatan seperti yang di
kemukakan di atas, maka di susun pokok-pokok upaya kesehatan
yang meliputi peningkatan upaya kesehatan,perbaikan
gizi,peningakatan kesehatan lingkungan,pencegahan dan
pembrantasan penyakit, pengendalian pengadaan,pengaturan dan
pengawasan obat,makanan dan sebagaiannya peningkatan kesehatan
kerja, peningkatan manajemen hukum,pengembangan tenaga serta
penelitian dan pengembangan kesehatan.
Upaya kesehatan ini dapat di selenggarakan baik oleh
masyarakat maupun pemerintah,atau oleh sektor kesehatan maupun
sektor-sektor lainya yang berkaitan dengan kesehatan. Upaya
kesehatantersebut dapat bersifat langsung maupun menunjang.
Upaya kesehatan langsung mencangkup peningkatan upaya
kesehatan,perbaikan gizi,peningkatan kesehatan lingkungan,
pencegahan dan pembrantasan penyakit,pengendalian
pengadaan,pengaturan dan pengawasan obat, makanan dan sebagaian
serta peningkatan kesehatan kerja upaya kesehatan penunjang
mencangkup peningakatan manajemen dan hukum,pengembangan
tenag kesehatan serta penelitian dan pengembangan kesehatan. Perlu
di tekankan bahwa dalam semua upaya kesehatan tersebut telah
mencangkup kegiatan penyuluhan kesehatan yang di selenggarakan
sesuai keperluannya.
Uapaya tersebut merupakan inti dari rencana pembangunan
jangka panjang bidang kesehatan,seangkan pelaksanaanya secara
bertahap dapat di ubah dan di sesuaikan dengan perkembangan setiap
repelita selanjutnya.
Seluruh upaya kesehatan di laksanakan dan di kembangkan secara
serasi dan menyeluruh.upaya kesehatan tersebut di selengarakan
melalui upya kesehatan puskesmas peran serta masyarakat serta
rujukan upaya kesehatan.
a) Peningkatan upaya kesehatan
Tujuan peningakatan upaya kesehatan adalah untuk
menyelenggarakan  upayakesehatan yang bermutu,mereta dan
terjangkau oleh masyarakat terutama yang berpenghasiln rendah
dengan peran serta masyarakat secara aktif.
Peningakatan upaya kesehatan ini di selenggarakan melalui
pendekatan dan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Fungsi puskesmas sebagai pusat pengembangan pembinaan
dan pelaaksanaan upaya kesehatan wilayah kerjanya. Secara
bertahap puskesmas mengembangkan kesejahteraan ibu dan
anak,keluarga berencana,perbaikan gizi, kesehatan
lingkungan, pencegahan dan pembrantasan penyakit
khususnya imunisasi penyuluhan kesehatan masyarakat,
pengobatan termasuk pelayanan karena
kecelakaan,kesehatan sekolah,perawatan kesehatan
masyarakat,kesehatan gigi, kesehatan jiwa,laboraturium
sederhana serta pencatatan dan laporan dalam rangka sistem
informasi kesehatan.
2. Untuk pemerataan upaya kesehatan sampai desa secara
bertahap di bangun puskesmas termasuk puskesmas keliling
puskesmas pembantu dan pos kesehatan atau bentuk sarana
kesehatan lainya serta di kembangankan peran serta
masyarakat dengan upaya pembangunan kesehatan
masyarakat pada tingkat desa.
3. Fungsi pelayanan rumah sakit dan laboraturium secara
bertahap di tingkatkan supaya menjadi lebih efisien sehinga
dapat menampung rujukan dari puskesmas sarana kesehatan
lainnya.
b) Perbaikan gizi
Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat
terutama golongan yang berpenghasilan rendah.sasaran utama
upaya ini ialah anak-anak 0-6 tahun.wanita hamil dan menyusui
golongan pekerja yang berpenghasilan rendah serta penduduk di
daerah rawan pangan. Untuk menjamin tercapainya tujuan
tersebut perlu adanya upaya pangan dan gizi nasional yang
menjamin ketertiban semua faktor,baik pemerintah maupun
masyarakat termasuk swasta.
Langkah-langkah dan kegiytan pokok yang di lakukan dalam
rangka pelaksanaan upaya ini adalah sebagai berikut:
1. Peningakatan dan perluasan upaya perbaikan gizi keluarga
untuk mengembangkan kemampuan perorangan keluarga
dan masyarakat dalam kegiatan peningkatan gizi dan mutu
hidup.
2. Peningkatan mutu gizi dan bahan pangan yang bnyak di
konsumsi rakyat ntara lain dengan suplementasi dan
fortifikasi bahan pangan sesuai dengan pola masalah gizi
utama yang terhadap dalam masyarakat.
3. Pemantapan upaya bantuan pangan dengan
mengembangkan sistem kewaspadaan (surveillance)pangan
dan gizi di daerah rawan pangan.

c) Peningkatan Kesehatan Lingkunga


Upaya ini bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dalam
rangka mencapai kualitas hidup yang optimal melalui upaya
kesehatan lingkungan dan pelestarian lingkungan yang dinamis
serta membangkitkan dan memupuk swasembada masyarakat
dalam upaya kesehatan lingkungan.
Langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan lingkungan
adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan kesehatan lingkungan dengan
pembangunan sarana yang di perlukan dan peningkatan
pemanfaatan serta pemeliharaan sarana yang ada.
2. Peningakatan pengawasan kualitas lingkungan .
3. Pengelolahan lingkungan biologik dan pembinaan
lingkungan sosial yang mendukung upaya penyehatan
lingkungan
4. Pembinaan upaya penganaan dan penanggulangan
masalah kesehatan lingkungan sebagai akibat negatif
pembangunan(tekanan pembangunan)
d) Pencegahan Dan Pemberantasan  Penyakit
Tujuan upaya ini adalah menurunkan angka kesakitan dan
kematian serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari
penyakit.
Dalam menentukan penyakit mana yang diberantas di
pertimbangan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Angka kesakitan atu angka kematian yang tinggi
2. Yang dapat menimbulkan wabah.
3. Yang menyerang terutama bayi,anak-anak,ibu dan
angkatan kerja
4. Yang menyerang terutama daerah-daerah pembangunan
sosial ekonomi.
5. Adanya metoda teknologi efektif.
6. Adanya ikatan internasional.
e) Peningkatan Kesehatan Kerja
Tujuan upaya ini adalah meningkatkn produktifitas kerja
melalui peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja.
Langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan kerja anatara
lain mencangkup:
1. Pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan .
2. Pembinaan lingkungan kerja yang memenuhi syarat
kesehatan.
3. Penyelenggaraan upaya kesehatan tenaga kerja dan
keluarganya secara menyeluruh.
4. Pembinaan tenaga kesehatan untuk upaya peningkatan
kesehatan kerja.
5. Penyusunan,pembakuan dan peraturan syarat-syarat
kesehatan bagi tenaga kerja.
f) Pengengendalian pengandaan,pengaturan dan pengawasan
obat,makanan dan sebagainya.
Upaya ini bertujuan untuk :
1. Memperluas,meratakan dan meningkatkan mutu upaya
kesehatan dengan mencukupi persediaan obat dan alat-
alat kesehatan yang bermutu baik dengan penyebaran
yang makin merata dn harga yang terjangkau oleh daya
beli masyarakat luas secara meningkatkan
ketetapan,kerasionalan dan efisien penggunaan upaya ini
makin di arahkan kepada peningkatan kemampuan
bangsa indonesia.
2. Melindungi masyarakat dari kerugian dan bahaya
terhadap penggunaan obat,alat kesehatan,makanan dan
minuman ,kosmetika dan obat tradisional yang tidak
memenuhi syarat kesehatan serta mencegah
penyalahgunaan narkotika dan bahan bahaya lainya.
b. Rencana Pokok Program Pembangunan Jangka Panjang Di Bidang
Kesehatan (Rp3jpk)
Dalm pemikiran Dasar Sistem Kesehatan Nasional telah dikemukakan
tujuan pembangunan kesehatan yang merupakan cita-cita bangsa, yaitu :
tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, sebagai salah
satu unsur kesejahteraan umum sebagai bagian tujuan nasional. Dalam
RPJPK tujuan ini di jabarkan menjadi lima tujuan utama pembangunan
jangka panjang bidang kesehatan. Selanjutnya, dalam RP3JPK kelima
tujuan utama ini dipertegas lagi sebagai cita-cita yang telah jelas arahnya
sehingga merupakan kemauan yang nyata atau karsa, yang disebut
PANCAKARSA HUSADA yang terdiri dari :
1) Peningkatan kemampuan masyarakat menolong dirinya sendiri
dalam bidang kesehatan.
2) Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
3) Peningkatan status gizi masyarakat.
4) Pengurangan kesakitan dan kematian.
5) Pengembangan keluarga sehat sejahtera dalam makin diterimanya
norma kecil yang bahagia dan sejahtera.
c. Kebijaksanaan Kesehatan Di Indonesia
1) Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan.
2) Masyarakat diartikan perseorangan, keluarga, 1/kelompok
masyarakat, dan masyarakat secara keseluruhan. Dalam pengertian
pencegahan penyakit sudah termasuk pemberantasan penyakit, yang
merupakan upaya untuk mnegurangi jumlah penderita atau kematian
akibat penyakit tertentu.
3) Penyelenggaraan upaya kesehatan yang menyeluruh terpadu dan
berkesinambungan yang dijabarkan kedalam kegiatan pokok
merupakan upaya untuk memecahkan permasalahan kesehatan yang
dihadapi.
Penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan melalui kegiatan :
1) Kesehatan keluarga
2) Perbaikan gizi
3) Pengamanan makanan dan minuman
4) Kesehatan lingkungan
5) Kesehatan kerja
6) Kesehatan jiwa
7) Pemberantasan penyakit
8) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
9) Penyuluhan kesehatan masyarakat
Beberapa kegiatan pokok yang berkaitan erat dengan pelayanan
keperawatan sebagai berikut :
1) Kesehatan Keluarga
Kesehatan keluarga diselenggarakan untuk meweujudkan kelurga
sehat, kecil, bahagia, dan sejahtera. Keluarga sehat, kecil, bahagia,
dan sejahtera adalah keluarga yang terbentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah, mampu memberikan kehidupan dan material
yang layak, bertaqwa kepada Tuhan YME, memilki hubungan yang
serasi, selaras dans eimbang antar anggota keluarga dengan
masyarakat dan lingkungannya, dengan jumlah anak yang ideal
untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin. Kesehatan keluarga
sebagaimana dimaksud meliputi kesehatan suami istri, anak, dan
anggota keluarga lainnya.
2) Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktifitas
kerja kerja yang optimal, kesehatan kerja diselenggarakan agar tetap
pekerja dapat secara sehat tanpa membahayakan diri dan masyarakat
disekelilingnya, agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal,
sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.Kesehatan kerja
meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat
kerja dan syarat kesehatan kerja. Upaya kesehatan kerja pada
hakikatnya merupakan penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja. Pelayanan kesehatan kerja adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pekerja sesuai dengan jaminan
sosial tenaga kerj dan mencakup upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan, dan pemulihan kesehatan.
Syarat kesehatan kerja meliputi persyaratan kesehatan pekerja baik
fisik maupun psikis dengan jenis pekerjaannya, persyaratan bahan
baku, perlatan dan proses kerja serta persyaratan tempat atau
lingkungan kerja.
3) Kesehatan jiwa
Kesehatan jiwa diselenggarakan untuk mewujudkan jiwa yang sehat
secara optimal baik intelektual maupun emosional. Upaya
peningkatkan kesehatan jiwa dilakukan untuk mewujudkan jiwa
yang sehat secara optimal, baik intelektual maupun emosional
melalui pendekatan peningkatan kesehatan, pencegahan dan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, agar seseorang
dapat tetap atau kembali hidup secara harmonis, baik dalam
lingkungan keluarga, leingkungan kerja dan atau dalam lingkungan
masyarakat.
Kesehatan jiwa meliputi pemeliaharaan dan pengingkatan kesehatan
jiwa, pencegahan dan penganggulangan masalah psikososial dan
gangguan jiwa, penyembuhan dan pemulihan penderita gangguan
jiwa. Masalah psikososial adalah masalah psikososial atau kejiwaan
yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.
4) Pemberantasan Penyakit
Pemberantasan penyakit di selenggarakan untuk menurunkan angka
kesakitan dan atau angka kematian. Angka kesakitan adalah angka
penderita yang terjadi diantara penduduk dalam masa tertentu.
Angka kesakita dan angka kematian merupakan tolak ukur tinggi
rendahnya derajat kesehatan. Upaya penurunan angka kesakitan dan
kematian dilakukan dengan upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit, baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular
yang dapat menimbulkan kematian seperti malaria, TBC, kolera,
gondok endemik, infeksi saluran pernapasan akut, kardiovaskuler,
dan penyakit lain yang sejenis. Pemberantasan penyakit dilaksanakan
terhadap penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Pemberantasan penyakit menular atau penyakit yang dapat
menimbulkan angka kesakita dan atau angka kematian yang tinggi
dilaksanakan sedini mungkin.
5) Penyembuhan Penyakit dan Pemulihan Kesehatan
Penyembuhan penyait dan pemulihan kesehatan diselenggarakan
untuk mengembalikan status kesehatan akiba penyakit,
mengembalikan fungsi badan akibat cacat atau menghilangkan cacat.
Cacat meliputi cacat bawaan atau cacat yang diperoleh sebagai
dampak dari penyakit atau kecelakaan yang dapat bersifat sementara
atau menetap. Selain itu cacat dapat berupa cacat pada organ secara
anatomis atau secara fungsional seperti berkurangnya kemampuan
mendengar atau melihat. Penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan.
6) Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Penyuluhan kesehatan masyarakat diselenggarakan guna
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemuan dan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat, dan aktif berperan serta dalam upaya
kesehatan. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan kegiatan
yang melekat pada setiap kegiatan upaya kesehatan. Penyuluhan
kesehatan masyarakat diselenggarakan untuk mengubah perilaku
seseorang atau kelompok masyarakat agar hidup sehat melalui
komunikasi, informasi dan edukasi.
7) Kesehatan Sekolah
Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara
harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih
berkualitas. Penyelenggaraan kesehatan sekolah dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi peserta didik untuk
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan
optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
Disamping itu kesehatan sekolah juga diarahkan untuk memupuk
kebiasaan hidup sehat agar memiliki pengetahuan, sikap dan
ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat serta aktif
berpartisipasi dalam usaha peningkatan kesehatan, baik disekolah,
rumah tangga, maupun dalam lingkungan masyarakat. Kesehatan
sekolah sebagai mana dimaksudkan diselenggarakan melalui sekolah
atau melalui lembaga pendidikan lain. Lembaga pendidikan lain
adalah tempat pendidikan luar sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Keperawatan komunitas merupakan sintesis teori keperawatan dan teori
kesehatan masyarakat untuk promosi, pemeliharaan dan perawatan kesehatan
populasi melalui pemberian pelayanan keperawatan pada individu, keluarga dan
kelompok yag mempunyai pengaruh terhadapat kesehatan komunitas. Tujuan proses
keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan
masyarakat.Keperawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan
beberapa  prinsip, yaitu kemanfaatan, keerjasama, secara langsung, keadilan dan
otonomi klien.  Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu,
keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit. Keperawatan
komunitas merupakan pelayanan yang memberikan pelayanan terhadap pengaruh
lingkunngan (bio-psiko-sosial-cultural-spritual) terhadap kesehatan komunitas dan
memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan
pencegahan.
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup kesehatan
komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat
yaitu pencegahan primer, sekunder dan tertier. Intervensi keperawatan komunitas
dapat dilakukan dengan proses kelompok (group process), pendidikan kesehatan
(health promotion) dan kerjasama (partnership).
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah sumber bacaan bagi mahasiswa
keperawatan khusus pada mata kuliah keperawatan komunitas.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson & McFarlane, 2011. Community As Partner: Theory And Practice In


Nursing. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Efendi,Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Harnilawati.2013. Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi: Pustaka As


Salam
Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba
Medika : Jakarta.

Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1.
Jakarta : CV. Sagung Seto

Riyadi. 2007. Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika


Stanhope dan Lancaster, 2010) community & public health nursing (six ed. St.
Louis, Missouri: Mosby.

Sumijatun, dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai