Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

Dosen Pengampu : Budi Widiyanto, MN

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Rika Fatma Anindea Amir P1337420621058


Mirza Fakhri Kusuma P1337420621114
Safira Firda Maritina P1337420621116
Novita Ambar Ariyanti P1337420621128
Adi Isworo P1337420621152

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ALIH JENJANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
Konsep Keperawatan Komunitas ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus
satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAWT tidak lupa pula saya
ucapkan terima kasih kepada bapak Budi Widiyanto, MN, selaku dosen mata
kuliah Keperawatan Komunitas . Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari
masih banyak terdapat kekurangan, baik yang berkenaan dengan materi
pembahasan maupun dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha
maksimal kami selaku para penulis usahakan. Semoga dalam makalah ini para
pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan diharapkan kritik yang
membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana
mestinya.

Semarang, 4 Agustus 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Keperawatan Komunitas.................................................................3
B. Perbedaan Keperawatan Komunitas dengan Disiplin Keperawatan Lain....5
C. Area Praktik Keperawatan Komunitas..........................................................7
D. Sasaran Keperawata Komunitas....................................................................8
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya
keperawatan komunitas (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma
dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah
keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Ferry Efendi
dan Makhfudli, 2009).
Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan
kesehatan dengan tidak melupakan upaya-upaya pengobatan, perawatan,
serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam
kondisi pemulihan terhadap penyakit (Wahit Iqbal dkk, 2011). Dari
penjelasan diatas maka kelompok tertarik membahas mengenai konsep
dasar keperawatan kounitas.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah konsepep keperawatan komunitas itu ?
2. Apa saja perbedan keperawatan komunitas dengan disiplin lain ?

1
3. Bagaimana area praktik keperawatan komunitas ?
4. Siapa sasaran keperawatan komunitas ?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang konsep keperawatan komunitas.
2. Mengetahui tentang perbedaan keperawatan komunitas dengan
disiplin keperawatan lain.
3. Mengetahui tentang area praktik keperawatan komunitas.
4. Mengetahui tentang sasaran keperawatan komunitas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Keperawatan Komunitas


1. Definisi Keperawatan Komunitas
Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada
wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang
relative sama, serta berinteraki satu sama lain untuk mencapai tujuan.
(Mubarak & Chayatin, 2009). Keperawatan komunitas merupakan
suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan
masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara
kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas
adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia
lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga
yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas.
Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit
yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ratih Dwi
Ariani, 2015).
Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah
dikeluarkan oleh organisasi-organisasi profesional. Berdasarkan
pernyataan dari American Nurses Association (2004) yang
mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas sebagai tindakan
untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari populasi
dengan mengintegrasikan ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai
dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat. Praktik yang
dilakukan komprehensif dan umum serta tidak terbatas pada kelompok
tertentu, berkelanjutan dan tidak terbatas pada perawatan yang bersifat
episodik. (Effendi & Makhfudli, 2010).
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan

3
4

pada kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat


kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan
Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,
keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga
penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil
(Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
2. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai
berikut:
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan
atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga,
individu dan kelompok
Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami.
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut.
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi.
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka
hadapi , yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam
mempelihara kesehatan secara mandiri (self care).
5

B. Perbedaan Keperawatan Komunitas dengan Disiplin Keperawatan


Lain
Keperawatan kesehatan komunitas dapat dibedakan dari bidang
keperawatan lainnya berdasarkan delapan prinsip berikut:
1. Klien keperawatan kesehatan komunitas adalah populasi
Walaupun perawat komunitas memberikan asuhan pada individu,
keluarga, dan kelompok tetapi tanggung jawab tetap lebih dominan
pada populasi keseluruhan.
2. Klien dianggap sebagai mitra yang sejajar
Mitra yang sejajar, artinya perawat komunitas harus
bekerjasama dengan klien dalam mengkaji kebutuhan klien secara
komprehensif. Perawat komunitas harus memahami bagaimana
perspektif, prioritas, dan nilai-nilai yang ada dalam populasi tersebut
dalam menginterpretasikan data dan kebijakan, memutuskan program,
serta memilih strategi yang sesuai untuk dilaksanakan. Selain itu,
klien berperan secara aktif. Pada awalnya memang perawat komunitas
berperan dominan. Akan tetapi seiring waktu berjalan diharapkan
klien semakin mandiri dan perannya semakin meningkat.
3. Tugas utama adalah meraih yang terbaik bagi sejumlah orang atau
populasi keseluruhan
Mungkinkah ada individu yang kebutuhannya ternyata tidak
sesuai dengan prioritas kesehatan yang menguntungkan bagi populasi
keseluruhan? Inilah tugas perawat komunitas untuk
mengidentifikasinya.
4. Berfokus pada pencegahan primer

Pencegahan primer meliputi promosi kesehatan dan proteksi


kesehatan, dimana outcomenya adalah tercipta masyarakat yang
mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.

5. Memilih strategi untuk menciptakan lingkungan yang sehat (fisik,


mental, sosial, ekonomi)
6

Intervensi keperawatan kesehatan komunitas meliputi


pendidikan, pengembangan masyarakat, perencanaan sosial, kebijakan
pengembangan, serta enforcement. Dalam melaksanakan
intervensinya, perawat komunitas mungkin berbenturan dengan
hukum, peraturan, kebijakan, dan prioritas dana. Untuk itu
kemampuan advokasi merupakan bagian yang sangat penting dalam
keperawatan kesehatan komunitas.

6. Tanggung jawab mencakup keseluruhan populasi yang memerlukan


intervensi atau pelayanan spesifik

Ada beberapa faktor resiko yang tidak terdistribusi secara


acak, jadi subpopulasi yang memiliki faktor resiko tersebut lebih dapat
dipantau perkembangan penyakitnya. Atau ada bagian dari populasi
yang sulit menjangkau pelayanan kesehatan. Oleh karena itu
keperawatan kesehatan komunitas harus bersifat case finding, jadi
tidak terbatas pada masyarakat yang datang ke pelayanan kesehatan
saja.

7. Penggunaan sumber-sumber dengan optimal

Perawat kesehatan komunitas harus bergerak berdasarkan


bukti-bukti ilmiah. Bukti-bukti ilmiah didapatkan dari literatur
maupun studi lapangan, sehingga setiap aksi spesifik maupun program
memiliki landasan ilmiahnya yang kuat.

8. Kolaborasi dengan berbagai jenis profesi

Komunitas yang sehat merupakan proses yang sangat


kompleks dan memerlukan sumber daya yang intensif. Perawat
kesehatan komunitas diharapkan bekerjasama dengan berbagai
disiplin ilmu dalam upaya peningkatan kesehatan populasi.
7

C. Area Praktik Keperawatan Komunitas


Menurut Depkes RI (2006), pelayanan keperawatan kesehatan
komunitas dapat diterapkan langsung pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatan, seperti:
1. Unit pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas rawat inap dan
rawat jalan (rumah sakit, puskesmas, dan sebagainya).
2. Rumah.
Perawat home care memberikan pelayanan keperawatan
pada keluarga di rumah yang menderita penyakit akut dan kronis.
Peran home care adalah untuk meningkatkan fungsi keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang beresiko tinggi mengalami
masalah kesehatan.
3. Sekolah.
Area praktik perawat komunitas juga mencakup seluruh
warga di lingkungan institusi pendidikan seperti siswa, guru dan
karyawan baik di TK, SD, SMP, SMA maupun perguruan tinggi.
Perawat sekolah dapat memberikan pelayanan sesaat (day
care), screening, maupun memberikan pendidikan kesehatan.
4. Tempat kerja atau industri.
Perawat melakukan kegiatan perawatan langsung terhadap
kejadian kesakitan maupun kecelakaan minimal yang terjadi di
tempat kerja, industri rumah tangga, pabrik dan lainnya. Selain itu
perawat memberikan pendidikan kesehatan tentang keamanan dan
keselamatan kerja, nutrisi seimbang, penurunan stres, olahraga,
penanganan perokok, serta pengawasan makanan.
5. Barak penampungan.
Perawat memberikan perawatan langsung terhadap kasus
akut, penyakit kronis, serta kecacatan fisik ganda dan mental.
6. Kegiatan Puskesmas keliling.
Pelayanan keperawatan dalam puskesmas keliling diberikan
kepada individu, kelompok masyarakat di pedesaan, dan kelompok
8

terlantar. Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi


pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan kasus
penyakit akut dan kronis, serta pengelolaan dan rujukan penyakit.
7. Panti atau kelompok khusus lain seperti panti asuhan anak, panti
wreda, panti sosial lain, rumah tahanan serta lembaga
pemasyarakatan.
8. Pelayanan pada kelompok resiko tinggi.
Kelompok resiko tinggi seperti (1) kelompok wanita, anak-
anak, dan lansia yang mendapat perlakuan kekerasan, (2) pusat
pelayanan kesehatan jiwa dan penyalahgunaan obat, (3) tempat
penampungan kelompok lansia, gelandangan, pengemis, kelompok
orang dengan HIV/AIDS (ODHA), dan wanita tuna susila (WTS).
Keperawatan kesehatan komunitas identik dengan "penyuluhan
kesehatan". Hal ini tidak sepenuhnya salah karena penyuluhan kesehatan
juga bagian dari keperawatan kesehatan komunitas. Akan tetapi tugas
perawat komunitas ternyata tidak sesimpel itu. Banyaknya area praktik
dari perawat komunitas menuntut agar seorang perawat komunitas
memahami konsep dari berbagai area dan melakukan fungsi advokasi pada
berbagai tingkat sistem.

D. Sasaran Keperawata Komunitas


Sasaran keperawatan komunitas (DEPKES, 2006).
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh daria
aspek biologi, psikologi, sosial, dan spiritual. Sasara prioritas individu
adalah balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usialanjut, penderita
penyakit menular dan penderita penyakit degeneratif.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
dari kepela keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
9

dan tinggal dalam satu rumah tangga karena ikatan darah , ikatan
perkawinan atau adopsi.
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap
masalah kesehatan atau resiko tinggi dengan prioritas sebagai berikut :
a. Keluarga miskin yang belum pernah kontak dengan saran
pelayanan kesehatan dan belum mempunyai kartu sehat.
b. Keluarga miskin yang sudah memanfaatsaran pelayanan
kesehatan serta mempunyai masala kesehatan terkait dengan
pertumbuhan dan perkembangan balia, kesehatan reproduksi
dan penyakit menular.
c. Keluarga yang tida termasuk miskin danmempunyai masalah
kesehatan priorits serta belum memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan.
3. Kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang
rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terkait aupun
yang tidak terkait dalam suatu institusi.
a. Kelompok masyarakat khusus yang tidak terkait dalam suatu institusi
seperti posyandu, kelompok balita, usia lanjut, penderita penyakit
tertentu dan pekerja informal.
b. Kelompok masyarakat khusus yang terkait dalam suatu institusi
seperti sekolah, pesantren, panti asuhan, panti wreda, rutan dan lapas.
4. Masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau yang
mempunyai resiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehtan seperti
berikut :
a. Masyarakat di suatu wilayah(RT, RW, kelurahan, desa) yang
mempunyai :
1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi dibandingkan dari daerah
lain.
10

2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan dari


daerah lain.
3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain.
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular ( malaria, diare,
demam berdarah, dan lainnya).
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada
kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan. Tujuan keperawatan komunitas adalah
untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat. Area praktik
keperawatan komunitas meliputi unit layanan kesehatan, rumah, sekolah
pelayanan pada resiko tinggi. Untuk sasaran keperawatan komunitas
antara lain, indvidu , keluarga, kelompok, masyarakat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Makhfudli & Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Merdika.
Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas (Depkes, 2006)
https://eprints.umm.ac.id/51995/4/BAB%20II.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai