Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PADA PASIEN TN. S DENGAN RECENT STEMI


DI RUANG ELANG 1 PUTRA RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Disusun Oleh:
Fauzy Waskito Aji P1337420921058

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
2022
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PADA PASIEN TN. S DENGAN RECENT STEMI
DI RUANG ELANG 1 PUTRA RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Tgl Pengkajian : 25 Januari 2022


Pukul : 09.30 WIB

I. PENGKAJIAN
1. Biodata Klien
a. Nama : Tn.S
b. Umur : 67 tahun
c. Alamat : Banyumanik
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Pegawai swasta
f. No CM : B012xxxx

2. Biodata Penanggung jawab


a. Nama : Tn.E
b. Umur : 44 tahun
g. Alamat : Banyumanik
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Pegawai swasta
e. Hubungan dengan klien : anak
f. No hp : 085612xxxxxx

3. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh sesak nafas dan badannya terasa lemas

1
4. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Riwayat Keperawatan Sekarang
Klien mengatakan di rumah merasakan nyeri di area dada sejak 4 hari sebelum
masuk Rumah Sakit yaitu pada tanggal 16 Januari 2022, kemudian dibawa ke
Puskesmas terdekat dan diduga karena asam lambung naik namun, 2 hari sebelum
masuk rumah sakit yaitu pada tanggal 20 Januari 2022 nyeri di area dada klien
semakin berat dan mengalami serangan jantung kemudian dibawa ke Rumah Sakit
Hermina kemudian, pada tanggal 21 Januari dibawa ke RSUP Dr. Kariadi dengan
keluhan sesak nafas, nyeri area dada dan sulit untuk BAB sejak 3 hari sebelum
masuk RSUP Dr. Kariadi Semarang.
b. Riwayat Keperawatan Dahulu
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit jantung maupun penyakit
lainnya. Klien mengatakan baru pertama kali ini dirawat di Rumah Sakit
c. Riwayat Keperawatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa tidak terdapat anggota keluarga klien yang mengalami
penyakit jantung seperti klien maupun penyakit kronis seperti DM, TBC, dan Hiv
Aids.

Keterangan :
: Laki – laki : laki-laki meninggal
:Perempuan : perempuan meninggal
: Garis Perkawinan : Klien
: Garis Keturunan :Garis Serumah

2
5. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : composmetis (E: 4 M: 6 V:5 , EVM:15)
Tanda-Tanda Vital
TD : 96/71 mmHg
RR : 26 x/menit
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,7o C
Spo2 : 97 %
Balance cairan :
- Intake : 596 ml (infus) + 50 ml (makan) + 350 ml (minum)
: 996 ml
- Outake : 240,6 ml (IWL) + 800 ml (BAB dan BAK)
: 1040,6 ml

Pemeriksaan Head to Toe


Kepala:
 Rambut : lurus dan beruban, bersih tidak berminyak
 Kulit kepala : Bersih, tidak ada lesi dan benjolan, serta tidak ada luka
maupun bekas luka
Mata:
 Bentuk : simetris kanan-kiri, terdapat kantung mata di kedua mata klien
 Konjungtiva : Anemis
 Sclera : tidak ikterik
Kulit
 Kulit berwarna sawo matang
 Turgor kulit baik, bersih, tidak terdapat udem (CRT≤2 detik), tidak terdapat
lesi, luka maupun bekas luka
Hidung
 Tidak terdapat pembesaran polip hidung
 Tidak terdapat pernafasan cupping hidung
 Tidak terdapat nyeri tekan maupun massa/benjolan

3
Telinga
 Inspeksi : simetris antara kanan kiri, tidak terdapat tanda peradangan, terdapat
sedikit secret
 Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan maupun massa
Mulut
 Mukosa bibir kering, kebersihan mulut terjaga, tidak terdapat benjolan
maupun luka pada area mulut
Leher
 Inspeksi : simetris, tidak terdapat perubahan warna , tidak telihat adanya
benjolan pada kelenjar tyroid
 Palpasi : tidak terjadi hipertiroidisme, JVP tidak meningkat
Paru
 Inspeksi : Pengembangan dada simetris kanan dan kiri, tidak terdapat
jejas, tidak terdapat pembengkakan, frekuensi nafas 26x/menit,
 Auskultasi : terdapat bunyi whezing (-) , terdapat bunyi ronkhi (-)
 Palpasi : Tidak timbul nyeri ketika dada dipalpasi
 Perkusi : Sonor antara kanan dan kiri
Jantung
 I : tak nampak luka, nampak simetris, tak tampak iktus cordis
 P : tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat thrill,
tidak terdapat iktus cordis
intercostal 2 parasternal sinistra
intercostal 2 parasternal dextra
intercostal 5 parasternal sinistra
intercostal 5 midclavicula sinistra
 P:
Batas atas : intercostal 2 parasternal sinistra
Batas kanan : intercostal 4 parasternal dextra
Batas kiri : intercostal 4 midclavicula sinistra
 A : Gallop (-/-), murmur (-/-)

4
Abdomen
 Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak ada luka maupun
bekas luka, asites (-)
 Auskultasi : terdapat suara bising usus (+) 6 x/menit
 Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
 Perkusi : suara normal (tympani)
Ekstermitas
 Atas : Tidak ada luka pada tangan pasien, tidak ada nyeri tekan,
tangan kanan terpasang infus Nacl 0,9 % 8 tpm. Tidak terjadi edema disekitar
pemasangan infus. Tangan kanan kiri pasien dapat digerakkan, capille refill
kurang dari 2 detik.
 Bawah : Kaki kanan dan kiri simetris dapat digerakkan, tidak terdapat
edema maupun lesi
Tingkat kekuatan otot :
5 5

5 5

Keterangan:
0: tidak bisa menggerakan sama sekali
1: hanya bisa menggerakkan ujung jari
2: mampu melakukan gerakan dua sendi, tidak bisa melawan tahanan minimal
3: mampu mengangkat ekstremitas / badan, tetapi tidak bisa melawan tahanan
sedang
4: mampu melakukan gerakan normal, tidak bisa melawan tahanan maksimal
5: normal

6. PENGKAJIAN FUNGSIONAL POLA GORDON


 Pola Persepsi Kesehatan
Pasien telah memahami tentang kondisi penyakit yang dideritanya saat ini setelah
dijelaskan oleh dokter maupun perawat, pasien memahami bahwa kesehatan dapat
dicapai dengan makan makanan bergizi seimbang, hal yang biasa dilakukan pasien
untuk mencapai kesehatannya biasanya berobat ke pusat kesehatan terdekat.

5
 Pola Nutrisi dan Metabolik
Kebutuhan nutrisi:
Klien makan 3 kali sehari dengan 1 porsi RS habis. Klien juga mengatakan suka
nyemil. Tiap hari Tn. S suka minum air putih 1 botol aqua (600cc) dan 2 gelas
(400cc) tiap hari. Klien juga terpasang infus NaCl 8 tpm 500cc.
Pengkajian nutrisi :
Antropometri :
BB : 60 kg, TB : 159 cm, IMT : 23,24 kg/m2 (normal ).
Biochemichal Data:
Hemoglobin : 12,1 g/dL
Hematokrit : 35,4 %
GDS : 135 mg/dL
Clinical Sign of Nutrional Status :
Pasien tampak lemas, konjungtiva anemis, membran mukosa bibir kering
Dietery History:
Pasien tidak punya spesifikasi khusus terhadap makanan kesukaan. Pasien tidak
terlalu menyukai bubur. Pasien tidak mempunyai riwayat alergi terhadap makanan
tertentu
 Pola Eliminasi
- Sebelum sakit: pasien mengatakan bahwa frekuensi BAK ±8 x/hari jumlah tidak
terdeteksi, warna urine kuning jernih, bau khas, konsistensi encer, BAK lancar.
Untuk BAB pasien mengatakan bahwa pasien BAB 1x/hari, warna kuning
kecoklatan, konsistensi lembek, bau khas, tidak ditemukan adanya lendir.
- Selama sakit: Warna urine kuning jernih,bau khas, konsistensi encer, pasien
terpasang DC dengan volume urine yang keluar yaitu 800 cc, sedangkan untuk
BAB klien mengatakan belum bisa BAB sejak masuk rumah sakit (3 hari yang
lalu).
 Pola Istirahat dan tidur
- Sebelum sakit : Pasien tidak mengalami kesulitan untuk tidur, pasien mengatakan
bahwa biasanya tidur selama ±8 jam dari pukul 20:00 WIB dan bangun pukul
04.00 WIB.

6
- Selama Sakit : Pasien mengalami kesulitan untuk tidur ketika sesak nafas,namun
dengan pengaturan posisi setengah duduk pasien dapat tidur, keluarga pasien
mengatakan bahwa Tn.S tidur selama ±6 jam dari pukul 22.00-05.00 WIB.
 Pola Aktivitas dan Latihan
- Sebelum sakit, klien menjalankan aktivitasnya secara mandiri
- Saat sakit, klien mengatakan masih dapat menjalankan aktivitasnya dengan
dibantu orang lain.
Skor barthel index
Aktivitas skor Aktivitas Skor
Personal Hygiene 3 Memakai Pakaian 8
Mandi 3 BAB 8
Makan 8 BAK 8
Toileting 5 Ambulasi/ menggunakan kursi roda 4
Menaiki Tangga 5 Transfer kursi- tempat tidur 8
Total Skor= 60 (Ketergantungan Sedang)
 Pola Peran dan Hubungan
Klien mengatakan klien merupakan seorang kakek yang tinggal dengan anak dan
cucunya. Klien juga mengatakan tidak memiliki hubungan yang renggang dengan
anak klien. Apabila terdapat masalah, klien sering bercerita dengan anak klien.
 Pola Persepsi Sensori
Klien mengatakan sudah tidak terdapat nyeri yang dirasakan klien
 Pola Persepsi Diri dan Konsep Diri
- Gambaran diri : klien mengatakan sering khawatir jika penyakitnya tidak bisa
teratasi
- Identitas diri : klien mengatakan dirinya merupakan seorang kakek yang
berusia 67 tahun
- Ideal diri : klien mengatakan ingin cepat sembuh agar dapat
menjalankan aktivitasnya seperti semula dan bisa berkumpul dengan
keluarganya
- Harga diri: klien percaya bahwa klien akan sembuh dan sehat kembali
- Peran diri: klien merupakan seorang kakek di keluarganya dimana klien
merupakan orang paling dewasa di rumahnya

7
- Pola Seksual dan reproduksi
Klien mengatakan klien tidak memiliki masalah seksual dan gangguan alat
reproduksi
 Pola Mekanisme Koping
Klien mengatakan koping yang dilakukan klien ketika sakit yaitu terkadang cemas,
sedangkan ketika menghadapi masalah biasanya klien bercerita kepada anaknya.
 Pola Nilai dan Kepercayaan
Klien mengatakan bahwa klien sering beribadah di masjid

8
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil laboratorium
Per tanggal 22 September 2019
Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Darah Lengkap

Hemoglobin 12.1 g/dl 11,7-15,5


Leukosit H 21,6 10^3 / uL 3.6 – 11
Trombosit 256 10^3 / uL 150 – 440
Hematokrit 35,6 % 35 – 47
Eritrosit 4,04 10^6 / uL 3,8-5,2
MCV 88,1 fL 80 – 100
MCH 30,0 pg 26 – 34
MCHC 34 g/dl 32 - 36
RDW 12,7 % 11,60-14,80
MPV 9,6 fL 4,0-11,0
Hitung Jenis (diff)
Eosinofil 0 % 0–3
Basofil 0 % 0–1
Neutrofil H 90,4 % 28 – 78
Limfosit L6 % 25 – 40
Monosit 6 % 2–8

Lain-lain
GDS 135 mg/dl
Asam laktat 2.0 mg/dl
CKMB 56
LDL Direk 100
Ureum H 77 15-39
Creatinin H 1,58 0.60-1.30
Magnesium 0,85 0.74-0.99
Calcium 2,24 2.12-2.52

Elektrolit
Natrium L 130 136-145
Kalium 3,7 3.5-5.1
Chlorida 102 98-107

9
Troponin
Plasma Prothrombin Time
(PPT)

Waktu prothrombin
11,8
PPT kontrol
10,9
Partial thromboplastin Time
(PTTK)
Waktu thromboplastin
28,3
APIT Kontrol
26,0
BGA Kimia
Measured
37 C
pH 7.37-7.45
7,478
pCO2 35-45
L 26,3
pO2 83.0-108
102,9
Calculated Temp
36,5
FiO2
32,0
pH (T) 7.35-7.45
7,485
pCO2 (T)
25,8
pO2 (T)
99,9
HCO3 mmol/L 22-26
L 19,1
TCO2 mmol/L
19,9
Beecf mmol/L
-4,5
BE mmol/L -2-3
-2,7
SO2C mmol/L 95-100
98,1
A-aDO2 mmol/L
97,2
RI mmHg
1,0

10
Pemeriksaan EKG

Bacaan :
Irama : sinus tachycardia Gelombang P : 0,04 s dan 0,1 mv
Heart Rate : 1500 / 13 = 115 Gelombang Q patologis
x/menit Gelombang ST elevasi
8. PROGRAM TERAPI
Nama Obat Dosis Rute
Infus NaCl 0,9 % 8 tpm IV
Aspilet 80 mg/24 jam PO
Clopidogrel 75 mg/24 jam PO
Atorvastatin 40 mg/24 jam PO
Diazepam 2 mg/24 jam PO
Spironolacton 25 mg/24 jam PO
Amiodaron 200 mg/24 jam PO
n-block 6,25 mg/12 jam PO
Ramipril 2,5 mg/24 jam PO
Furosemide 40 mg/24 jam PO

11
DAFTAR MASALAH
Masalah
Tanggal
No Data Fokus Etiologi Keperaw Ttd
/ Jam
atan
1 25 DS : Hambatan Pola
Januari Klien mengatakan masih sering sesak nafas upaya nafas nafas
2022 / DO : tidak
10.00 - Klien tampak sulit mengatur pernfasannya efektif
- Mukosa bibir tampak kering, konjungtiva (D.0005
anemis SDKI)
- Tanda-tanda vital:
TD : 96/71 mmHg
Suhu : 36,7o C
RR : 26 x/menit
Nadi : 88x/menit
SPO2 : 97%
- Hasil lab tgl 22/1/2022
PCO2 : 26,3 mmHg (L)
PO2 : 102,9
HCO3 : 19,1 (L)
pH : 7,478
2 25 DS : Ketidaksei Intoleran
Januari - Klien mengatakan badannya terasa mudah mbangan si
2022 / kecapekan setelah beraktivitas suplai dan aktivitas
10.10 - Pasien mengatakan sesekali sesak nafas kebutuhan (D.0056
setelah beraktivitas oksigen SDKI)
DO :
- Pasien tampak sering kelelahan setelah
beraktivitas
- RR: 26x/menit
Skor barthel index

Aktivitas skor Aktivitas Skor

12
Personal 3 Memakai 8
Hygiene Pakaian
Mandi 3 BAB 8
Makan 8 BAK 8
Toileting 5 Ambulasi/ 4
menggunakan
kursi roda
Menaiki 5 Transfer 8
Tangga kursi- tempat
tidur
Total Skor= 60 (Ketergantungan Sedang)

II. PRIORITAS MASALAH


1. Pola napas tidak efektif b.d. hambatan upaya napas
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen
3. Pola napas tidak efektif b.d. hambatan upaya napas

13
III. RENCANA KEPERAWATAN
TTD
Tgl Diagnosa Kep Tujuan Intervensi
Perawat
25 Januari Pola nafas tidak Setelah dilakukan Tindakan Manajemen jalan nafas (I.01011)
2022 / efektif berhubugan keperawatan selama 3x24 Observasi
dengan hambatan jam diharapkan pola nafas 1. Monitor pola nafas (frekuensi kedalaman, usaha
upaya nafas membaik (l.01004) dengan nafas)
(D.0005 SDKI) kriteria hasil : 2. Monitor bunyi nafas tambahan
1. Tidak ada dypsneu 3. Monitor sputum (jumlah dan warna)
2. Penggunaan otot bantu Terapeutik
nafas menurun 1. Pertahankan kepatenaan jalan nafas
3. Frekuensi nafas 2. Posisikan semi fowler atau fowler
membaik 3. Berikan minuman air hangat
4. Kedalaman nafas 4. Lakukan fisioterapi dada
membaik 5. Berikan oksigen
Edukasi
1. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian ekspectron, mukolitik, dan
bronkodilator jika diperlukan
25 Januari Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan  Manajemen energi (1.05178 SIKI)
2022 berhubungan keperawatan selama 3 x 24 Observasi:
dengan jam diharapkan toleransi 1. Monitor kelelahan fisik dan emosional
ketidakseimbangan aktivtas meningkat 2. Monitor pola dan jam tidur
suplai dan (I.05047 SLKI) dengan 3. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
kebutuhan oksigen kriteria hasil: melakukan aktivitas
(D.0056 SDKI) 1. Kemudahn dalam Terapeutik:
aktivitas meningkat 1. Sediakan lingkungan yang naman dengan rendah
2. Kekuatan tubuh stimulus (mis. Cahaya, suara, kunjungan)
meningkat 2. Lakukan latihan rentang gerk aktif/pasif
3. Keluhan lelah menurun 3. Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
4. Dispnea setelah aktivitas Edukasi
menurun 1. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari, Diagnosa Tindakan Respon Tindakan TTD
tanggal Keperawatan
Selasa, 25 Januari 2022
10.00 Pola nafas tidak 1. Memonitor TTV DS: Pasien kooperatif saat dilakukan
efektif berhubungan 2. Memonitor hasil laboratorium pengukuran tanda-tanda vital
dengan hambatan (BGA Kimia) DO:
upaya nafas (D.0005  Hasil TTV
SDKI) TD : 96/71 mmHg
Suhu : 36,7o C
RR : 26 x/menit
Nadi : 88x/menit
SPO2 : 97%
 Hasil lab per 22 januari 2022
PCO2 : 26,3 mmHg (L)
PO2 : 102,9
HCO3 : 19,1 (L)
pH : 7,478
10.30 Intoleransi aktivitas 1. Memonitor kelelahan fisik dan DS:
berhubungan dengan emosional - Klien mengatakan tisur hanya 5-6
kelelahan (D.0056 2. Memonitor pola dan jam tidur jam karena sering terbangun
SDKI) 3. Memonitor lokasi dan - Klien mengatakan tidak nayaann
ketidaknyamanan selama jika aktivitas berat karena sering
melakukan aktivitas berdebar-debar dadanya.
DO:
- Klien tampak lemas
10.45 Pola nafas tidak Memberikan terapi oksigen 3 lpm DS:
efektif berhubungan melalui nassal kanul - Pasien mengatakan sesak nafasnya
dengan hambatan berkurang
upaya nafas (D.0005 DO:
SDKI) - Pasien tampak lebih rileks
HR : 90 x/menit
RR : 22x/menit
SPO2 : 98%
10.50 Intoleransi aktivitas Menganjurkan melakukan DS: pasien mengatakan paham dengan
berhubungan dengan aktivitas secara bertahap anjuran
kelelahan (D.0056 DO:
SDKI) Pasien tampak paham dengan anjuran
13.00 Pola nafas tidak 1. Memberikan obat sesuai Ds: Pasien bersedia untuk dilakukan
efektif berhubungan advice dokter pemberian obat
dengan hambatan a. Aspilet 80 mg/24 jam per Do: Pasien terlihat rileks
upaya nafas (D.0005 oral
SDKI) b. Spironolacton 25 mg/24
jam per oral
Rabu, 26 Januari 2022
09.00 Intoleransi aktivitas 1. Memonitor kelelahan fisik dan DS:
berhubungan dengan emosional - Klien mengatakan tisur hanya 5-6
kelelahan (D.0056 2. Memonitor pola dan jam tidur jam karena sering terbangun
SDKI) DO:
Klien tampak lemas dan letih
10.00 Pola nafas tidak Monitor TTV DS: Pasien kooperatif saat dilakukan
efektif berhubungan pengukuran tanda-tanda vital
dengan hambatan DO:
upaya nafas (D.0005  Hasil TTV
SDKI) TD : 98/65 mmHg
Suhu : 36,6o C
RR : 23 x/menit
Nadi : 90x/menit
SPO2 : 97%
10.30 Intoleransi aktivitas Menganjurkan melakukan rentang DS: pasien mengatakan paham dengan
berhubungan dengan gerak aktif secara sederhana anjuran
kelelahan (D.0056 DO: pasien tampak paham dengan
SDKI) anjuran
10.45 Pola nafas tidak Memonitor pemberian terapi DS:
efektif berhubungan oksigen 3 lpm melalui nassal - Pasien mengatakan sudah enakan,
dengan hambatan kanul sesak nafasnya berkurang
upaya nafas (D.0005 DO:
SDKI) - Pasien tampak lebih rileks
HR : 80 x/menit
RR : 22x/menit
SPO2 : 98%
12.30 Pola nafas tidak Memberikan obat sesuai advice Ds: Pasien bersedia untuk dilakukan
efektif berhubungan dokter pemberian obat
dengan hambatan  Aspilet 80 mg/24 jam per oral Do: Pasien terlihat rileks
upaya nafas (D.0005  Spironolacton 25 mg/24 jam
SDKI) per oral
 Amiodaron 200 mg/24 jam
per oral
Kamis, 27 Januari 2022
14.00 Pola nafas tidak Memberikan terapi oksigen 3 lpm S:
efektif berhubungan melalui nassal kanul - Klien mengatakan sesak
dengan hambatan nafasnya berkurang dan badannya
upaya nafas (D.0005 sudah enakan
SDKI) O:
Pasien tampak lebih rileks
15.00 Intoleransi aktivitas 1. Memonitor kelelahan fisik dan DS:
berhubungan dengan emosional - Klien mengatakan tisur hanya 5-6
kelelahan (D.0056 2. Memonitor pola dan jam tidur jam karena sering terbangun
SDKI) Memonitor lokasi dan DO:
ketidaknyamanan selama Klien tampak lemas dan letih
melakukan aktivitas
3. Menganjurkan melakukan
rentang gerak aktif secara
sederhana
16.00 Pola nafas tidak Monitor TTV - Hasil TTV
efektif berhubungan - Tekanan Darah 109 / 77
dengan hambatan mmHg
upaya nafas (D.0005 - Nadi 89 x / menit
SDKI) - Respiratory Rate 18 x / menit
- Suhu 36,4 oC
18.00 Memberikan obat sesuai advice -
dokter
 Miniaspi 80 mg
 Spironolacton 25 mg
 Amiodaron 200 mg
V. CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tanggal / jam Diagnosa keperawatan Subjektif, Obyektif, Assasment , Planning (SOAP) Ttd perawat

Selasa, Pola nafas tidak efektif S:


25 Januari 2022 berhubungan dengan - Klien mengatakan sesak nafasnya berkurang
13.00 hambatan upaya nafas O:
(D.0005 SDKI) - Hasil TTV
- Tekanan Darah 105 / 76 mmHg
- Nadi 105 x / menit
- Respiratory Rate 20 x / menit
- Suhu 36oC
A: Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan
upaya nafas
P:
Lanjutkan intervensi
- Monitor pola nafas (frekuensi kedalaman, usaha
nafas)
- Berikan oksigen melalui nasal kanul
- Monitor KU dan TTV
Intoleransi aktivitas S:
berhubungan dengan Pasien mengatakan paham tentang batasan kegiatn fisik
kelelahan (D.0056 SDKI) yang dilakukan
O:
- Pasien mampu mengungkapkan kegiatan fisik yang
membuat pasien merasa kelelahan
- Hasil TTV
- Tekanan Darah 105 / 76 mmHg
- Nadi 105 x / menit
- Respiratory Rate 20 x / menit
- Suhu 36oC
- Index Barthel
Faktor ketergantungan
Aktivitas Skor
Personal Hygiene 3
Mandi 3
Makan 8
Toileting 5
Menaiki Tangga 5
Aktivitas Skor
Memakai Pakaian 8
BAB 8
BAK 8
Ambulasi/ menggunakan 4
kursi roda
Transfer kursi- tempat tidur 8
Total skor= 60 (ketergantungan sedang)

A: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan


P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor kelelahan fisik dan emosional
2. Monitor pola dan jam tidur
3. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Rabu, Pola nafas tidak efektif S:
26 Januari 2022 berhubungan dengan - Klien mengatakan sesak nafasnya berkurang dan
13.30 hambatan upaya nafas badannya sudah enakan
(D.0005 SDKI) O:
- Hasil TTV
TD : 91/64 mmHg
Suhu : 36,6o C
RR : 22 x/menit
Nadi : 93x/menit
SPO2 : 98%Klien tampak lebih rileks
A:
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan
upaya nafas
P:
Lanjutkan intervensi
- Monitor pola nafas (frekuensi kedalaman, usaha
nafas)
- Berikan oksigen melalui nasal kanul
- Monitor KU dan TTV
Intoleransi aktivitas S:
berhubungan dengan - Pasien mengatakan paham tentang batasan kegiatn
kelelahan (D.0056 SDKI) fisik yang dilakukan
- Pasien mengatakan bisa tidur 5-6 jam karena sering
terbangun
O:
- Pasien mampu mengungkapkan kegiatan fisik yang
membuat pasien merasa kelelahan
- Hasil TTV
TD : 91/64 mmHg
Suhu : 36,6o C
RR : 22 x/menit
Nadi : 93x/menit
SPO2 : 98%
Index Barthel
Faktor ketergantungan
Aktivitas Skor
Personal Hygiene 3
Mandi 3
Makan 8
Toileting 5
Menaiki Tangga 5

Aktivitas Skor
Memakai Pakaian 8
BAB 8
BAK 8
Ambulasi/ menggunakan 4
kursi roda
Transfer kursi- tempat tidur 8
Total skor= 60 (ketergantungan sedang)

A: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan


P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor kelelahan fisik dan emosional
2. Monitor pola dan jam tidur
3. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Kamis, Pola nafas tidak efektif S:
27 Januari 2022 berhubungan dengan - Klien mengatakan sesak nafasnya berkurang dan
13.30 hambatan upaya nafas badannya sudah enakan
(D.0005 SDKI) O:
- Hasil TTV
- Tekanan Darah 109 / 77 mmHg
- Nadi 89 x / menit
- Respiratory Rate 18 x / menit
- Suhu 36,4 oC
A:
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan
upaya nafas
P:
Lanjutkan intervensi
- Monitor pola nafas (frekuensi kedalaman, usaha
nafas)
- Berikan oksigen melalui nasal kanul
Monitor KU dan TTV
Intoleransi aktivitas S:
berhubungan dengan - Pasien mengatakan paham tentang batasan kegiatn
kelelahan (D.0056 SDKI) fisik yang dilakukan
- Pasien mengatakan bisa tidur 5-6 jam karena sering
terbangun
O:
- Pasien mampu mengungkapkan kegiatan fisik yang
membuat pasien merasa kelelahan
- Hasil TTV
- Tekanan Darah 109 / 77 mmHg
- Nadi 89 x / menit
- Respiratory Rate 18 x / menit
- Suhu 36,4 oC
Index Barthel
Faktor ketergantungan
Aktivitas Skor
Personal Hygiene 3
Mandi 3
Makan 8
Toileting 5
Menaiki Tangga 5
Aktivitas Skor
Memakai Pakaian 8
BAB 8
BAK 8
Ambulasi/ menggunakan 4
kursi roda
Transfer kursi- tempat tidur 8
Total skor= 60 (ketergantungan sedang)

A: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan


P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor kelelahan fisik dan emosional
2. Monitor pola dan jam tidur
3. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap

Anda mungkin juga menyukai