Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

WEB OF CAUTIONS (WOC) CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUANG


RAJAWALI 2B RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Disusun Oleh:

CECILIA YANASARI SINAGA

NIM. P1337420922159

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2022
WEB OF CAUSATION CKD
(CHRONIC KIDNEY DISEASE)
Pengertian: gagalnya ginjal
dalam menjalankan
fungsinya mempertahankan Klasifikasi:
metabolisme serta Stadium 1: GFR > 90
Vaskuler Diabetes Zat toksik Obstruksi saluran Stadium 2: GFR 60-89
keseimbangan cairan
(hipertensi) Mellitus tertimbun di ginjal kemih Stadium 3: GFR 30-59
elektrolit karena rusaknya
struktur ginjal (Muttaqin & Stadium 4: GFR 15-29
Sari, 2014). Stadium 5: GFR < 15
Zat toksik Refluks
Arterosklerosis Penurunan
pemakaian tertimbun di ginjal
Komplikasi: glukosa Hidronefrosis Manifestasi klinik:
- Hiperkalemia - Ginjal dan gastrointestinal:
Infeksi Hiponatremi dan muncul
- Perikarditis
- Asidosis Suplai darah ke Hiperglikemia Tekanan hipotensi
metabolik Reaksi antigen ginjal ↓ darah ↑ - Kardiovaskuler: aritmia,
- Neuropati antibodi hipertensi, kardiomiopati,
perifer Poliphagi, Risiko ketidak pitting edema
polidipsi, stabilan kadar - Pernapasan: edema pleura,
Ginjal poliurea glukosa darah sesak napas, nyeri pleura
- Integumen: kulit pucat, urea
pada kulit, pruritus, ekimosis
- Neurologis: neuripathy perifer,
Pola napas Gagal Ginjal nyeri, gatal lengan dan kaki,
GFR menurun Fungsi ekskresi ginjal ↓
tidak efektif Kronik - Endokrin: infertilitas,
penurunan libido, gangguan
siklus mens, impoten
Hipersekresi Sindrom uremia
jalan napas Asidosis Tidak mampu Retensi Na dan
Hiperventilasi
sekresi asam dan H20 ↑ Pemeriksaan penunjang:
(retensi CO2) Gangguan keseimbangan
asam basa - Pemeriksaan urine
Bersihan Gangguan Gangguan - Pemeriksaan darah lengkap
CES ↑
jalan napas ventilasi pertukaran - Ultrasono ginjal
tidak efektif spontan gas - Biopsi ginjal
Produksi asam ↑ Risiko
Tek. kapiler ↑ defisit
nutrisi
Hipervolemia Edema Risiko ketidak
Vol. intersial ↑
seimbangan
cairan
DIAGNOSA, LUARAN, DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah Bersihan jalan napas tidak efektif (D. 0001)
(D.0038)
SIKI:
SIKI: Manajemen jalan napas (I. 01011).
Manajemen hiperglikemia (I.03115) 1. Observasi
Mengidentifikasi dan mengelola kadar - Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
glukosa darah di atas normal usaha napas)
1. Observasi - Monitor bunyi napas tambahan (mis.
- Identifikasi kemungkinan penyebab Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering)
hiperglikemia - Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
- Monitor kadar glukosa darah 2. Terapeutik
- Monitor tanda dan gejala - Posisikan semi-Fowler atau Fowler
hiperglikemia - Berikan minum hangat
2. Terapeutik - Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Berikan asupan cairan oral - Lakukan hiperoksigenasi sebelum
- Konsultasi dengan medis jika tanda - Berikan oksigen, jika perlu
dan gejala hiperglikemia tetap ada 3. Edukasi
atau memburuk 1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
3. Edukasi tidak kontraindikasi.
- Anjurkan monitor kadar glukosa 2. Ajarkan teknik batuk efektif
darah secara mandiri 4. Kolaborasi
- Ajarkan pengelolaan diabetes - Kolaborasi pemberian bronkodilator,
4. Kolaborasi ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
- Kolaborasi pemberian insulin SLKI:
- Kolaborasi pemberian cairan IV Bersihan jalan napas (L. 01001)
SLKI: - Batuk efektif meningkat
Kestabilan kadar glukosa darah (L. 03022) - Gelisah menurun
- Pusing menurun - Produksi sputum menurun
- Lelah/lesu menurun
- Kadar glukosa dalam darah membaik
Pola Nafas Tidak Efektif (D.0005) Risiko ketidakseimbangan cairan (D. 0036)

SIKI: SIKI:
Manajemen Jalan Napas (I. 01011) Manajemen cairan (I. 03098)
1. Observasi 1. Observasi
- Monitor pola napas (frekuensi, - Monitor status hidrasi (frekuensi nadi,
kedalaman, usaha napas) kekuatan nadi, akral, kelembaban
- Monitor bunyi napas tambahan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
(mis. Gurgling, mengi, weezing, - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
ronkhi kering) (Ht, Na, K, Cl, BUN)
- Monitor sputum (jumlah, warna, - Monitor status hemodinamik (MAP,
aroma) CVP, PAP)
2. Terapeutik 2. Terapeutik
- Posisikan semi-Fowler atau Fowler - Catat intake output dan hitung balance
- Berikan oksigen, jika perlu cairan 24 jam
3. Edukasi - Berikan asupan cairan
- Anjurkan asupan cairan 2000 - Berikan cairan intravena
ml/hari, jika tidak kontraindikasi. 3. Kolaborasi
4. Kolaborasi - Kolaborasi pemberian diuretik
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, SLKI:
ekspektoran, mukolitik, jika perlu. Keseimbangan cairan (L. 03020)
SLKI: - Asupan cairan meningkat
Pola napas (L.01004) - Asupan makanan meningkat
- Frekuensi napas membaik - Kelembaban membran mukosa meningkat
- Kedalaman napas membaik - Mata yang cekung membaik
- Penggunaan otot bantu napas menurun
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan. (2019). Asuhan Keperawatan pada Ny, A deengan Chronic Kidney Disease
(CKD) dengan Pemberian Inovasi intervensi Terapi Musk di Ambun Suri Lantai IV,
KIA-N. STIKES Perintis Padang

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2018), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia


(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai