Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KELOMPOK 4B

MAKALAH TUTORIAL KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

SKENARIO II

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

2019
PENYUSUN

1. NURHIDAYAH 04174528 KETUA

2. SITI RAHAYU Y 04174534 SEKRETARIS

3. NUR AZZAHROTU 04174527 ANGGOTA

4. SITI NURFAIDAH 04174531 ANGGOTA

5. NURYA APRICA 04174529 ANGGOTA

6. SITI MAIMUNAH 04174532 ANGGOTA

7. SITI AISYAH HUMAIRAH 04174533 ANGGOTA


BAB I

PENDAHULUAN

A. KASUS
CKD (Chronic Kidney Disease)
Seorang laki-laki berusia 25 tahun sedang menjalani terapi hemodialisa.
Klien mengeluh cemas dengan penusukan fistula. Pasien 2 bulan ini di
diagnosis gagal ginjal kronis. Hasil pemeriksaan tekanan darah 180/100
mmHg, nadi 98 x/menit, respirasi 22x/menit, suhu, 37o C.
B. DAFTAR KATA SULIT
1. TERAPI HEMODIALISA
2. PENUSUKAN FISTULA
3. KRONIS
4. CKD
5. RESPIRASI
6. CEMAS
C. DAFTAR PERTANYAAN\
1. Apa manfaat terapi hemodialisa dari kasus ini?
2. Apa tanda-tanda gagal ginjal kronis?
3. Apa hubungannya terapi hemodialisa dengan gagal ginjal kronis?
4. Cara penegakan CKD
5. Apa penyebab dari gagal ginjal kronis
6. Pengobatan lain dari terapi hemodialisa
7. Bagaimana proses kerusakan ginjal
8. Dalam CKD ini ada berapakah stadium
9. Bagaimana cara penanganan psikologi pada pasien hemodialisa
10. Apakah ada komplikasi dari gagal ginjal kronis
11. Apa pencegahan dari gagal ginjal atau CKD
12. Tata laksana pada kasus ini
13.
BAB II
HASIL

A. KLARIFIKASI ISTILAH
1. TERAPI HEMODIALISA : Proses pembersihan darah dari zat
sampah,cuci darah, proses
menggantikan faal ekresi
ginjal,pengobatan gagal ginjal
yang menggunakan mesin, terapi cuci
darah dari luar tubuh.
2. PENUSUKAN FISTULA : Koneksi yang dibuat oleh ahli bedah
vaskuler dari arteri ke vena, terletak di
lengan, hubungan abnormal antara dua
tempat yang berepital
3. KRONIS : Penyakit yang lama diderita
membutuhkan waktu yang lama
4. CKD : Proses kerusakan ginjal lebih dari 3
bulan, gagal ginjal kronis
5. RESPIRASI : Pernapasan
6. CEMAS : Khawatir, respon tubuh terhadap
ketakutan

B. JAWABAN PERTANYAAN
 JAWABAN PERTANYAAN DARI KASUS
1) Untuk memperlambat perkembangan CKD, membersihkan
darah dari sel-sel otot, mengganti darah yang kotor dengan
yang baru, menyaring darah
2) Adanya pembekakan cairan dibagian kulit, sulit buang air kecil,
sakit bagian pinggang belakang, tekanan darahnya
meningkat, penurunan fungsi neufron, badan lemah, mual,
nafsu makan menurun dan bb menurun
3) Salah satu terapi pengobatannya, pengganti fungsi ginjal,
membantu penyaringan darah
4) Dari tanda-tanda vital, usg, pemeriksaan urine, tes darah,
bunkreatinin
5) Hipertensi, infeksi ginjal, sumbatan batu ginjal, isk, anemia,
glomerunefritis, dm
6) Transplantasi ginjal
7) Penyebab peradangan pada glomerulurus
8) Stadium 4, stadium 5
9) Mekanisme kopingnya, cara komunikasi terapeutik, memotivasi,
memberi informasi
10) Ada
11) Pengobatan pada pasien hipertensi, pola nutrisi
12) Mengkaji pasien, kontrol tekanan darahnya, merekomendasikan
terapi
 PERTANYAAN LO (LEARNING OBJECTIVE)
1) IRK
a. Allah SWT berfirman Hai anak adam, pakailah pakaian mu
yang indah disetiap (memasuki)masjid, makan dan
minumlah dan jangan berlebih lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihlebihan”
(QS. Al-a’raf 7:31)
b. Rasulullah SAW bersabda “Tidaklah anak cucu adam
mengisi wadah atau bejana yang lebih buruk dari perutnya,
sebenarnya beberapa suap saja suda cukup menegukkan
tulang rusuknya. Kalaupun dia harus mengisinya, maka 1/3
untuk makanan, 1/3 untuk minuman, dan 1/3 untuk
bernafas”. (HR. Muslim, Tirmidzi dan Ibn Majah)
2) DEFINISI CKD
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis
didefinisikan sebagai kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan
dengan atau tanpa penurunan glomerulus filtration rate (GFR)
(Nahas & Levin,2010). CKD atau gagal ginjal kronis (GGK)
didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal mengalami
penurunan fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan
samar (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal dalam
mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan
elektrolit, sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer,
2009).
Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang
progresif dan irreversible, yang menyebabkan kemampuan
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan maupun elektrolit, sehingga timbul gejala
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).
3) TANDA DAN GEJALA CKD
- Gatal-gatal secara terus menerus bagian tubuh
- Tidak nafsu makan
- Pembengkakan cairan di bagian kulit
- Hemoglobin menurun
- Sulit BAK
- Tekanan darah meningkat
4) ETIOLOGI CKD
Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis,
penyakit vaskuler (nefrosklerosis), proses obstruksi (kalkuli),
penyakit kolagen (luris sutemik), agen nefrotik (amino
glikosida), penyakit endokrin (diabetes).
Penyebab GGK menurut Price, 2006; 817, dibagi menjadi
delapan kelas, antara lain:
 Infeksi misalnya pielonefritis kronik
 Penyakit peradangan misalnya glomerulonephritis
 Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis
benigna, nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
 Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus
eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis
sistemik progresif
 Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit
ginjal polikistik,asidosis tubulus ginjal
 Penyakit metabolic misalnya
DM,gout,hiperparatiroidisme,amyloidosis
 Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan
analgesik,nefropati timbal
 Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas:
kalkuli neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih
bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra, anomali
kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
5) KOMPLIKASI
Komplikasi dari CKD menurut Smeltzer dan Bare (2001) serta
Suwitra (2006) antara lain adalah :
a. Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik,
katabolisme, dan masukan diit berlebih.
b. Perikarditis, efusi perikardial, dan tamponad jantung akibat
retensi produk sampah uremik dan dialisis yang tidak
adekuat.
c. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi
sistem renin angiotensin aldosteron.
d. Anemia akibat penurunan eritropoitin.
e. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi
fosfat, kadar kalsium serum yang rendah, metabolisme
vitamin D yang abnormal dan peningkatan kadar
alumunium akibat peningkatan nitrogen dan ion anorganik.
f. Uremia akibat peningkatan kadar uream dalam tubuh.
g. Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang
berlebihan.
h. Malnutrisi karena anoreksia, mual, dan muntah.
i. Hiperparatiroid, Hiperkalemia, dan Hiperfosfatemia.
6) Pathway
infeksi vaskuler zat toksik Obstruksi saluran
kemih
reaksi arteriosklerosis tertimbun ginjal Retensi urin batu besar dan iritasi / cidera
antigen kasar jaringan
antibodi suplai darah ginjal hematuria
menekan saraf
turun
perifer
anemia
nyeri pinggang
GFR turun

GGK

sekresi protein retensi Na sekresi eritropoitis


terganggu turun
sindrom uremia urokrom total CES naik resiko suplai nutrisi dalam produksi Hb turun
tertimbun di darah turun
perpospatemia gang. tek. kapiler gangguan nutrisi
kulit oksihemoglobin turun
keseimbangan perubahan naik
pruritis gangguan intoleransi
asam - basa warna kulit vol. interstisial suplai O2 kasar turun
naik perfusi jaringan aktivitas
gang. integritas prod. asam
edema payah jantung bendungan atrium kiri
kulit as. lambung
(kelebihan volume kiri naik
nausea, vomitus iritasi lambung preload naik COP turun
tek. vena
resiko infeksi perdarahan beban jantung naik aliran darah ginjal suplai O2 suplai O2 ke pulmonalis
gangguan turun jaringan otak turun kapiler paru naik
gastritis
nutrisi - hematemesis hipertrofi ventrikel turun
RAA turun metab. syncope edema paru
mual, kiri
muntah anemia retensi Na & H2O timb. as.
(kehilangan
naik laktat naik gang. pertukaran
kesadaran)
gas
kelebihan vol. - fatigue intoleransi
cairan
- nyeri sendi aktivitas
7) ASKEP
 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada CKD adalah
sebagai berikut:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluran
urin dan retensi cairan dan natrium.
2. Perubahan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi paru.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia mual muntah.
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai
O2 dan nutrisi ke jaringan sekunder.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan anemia, retensi
produk sampah dan prosedur dialysis.
6. Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan
alveolus sekunder terhadap adanya edema pulmoner.
7. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidak
seimbangan cairan mempengaruhi sirkulasi, kerja miokardial dan
tahanan vaskuler sistemik, gangguan frekuensi, irama, konduksi
jantung (ketidak seimbangan elektrolit).
 Rencana keperawatan

N Diagnosa Tujuan & KH Kode Intervensi Keperawatan


O Keperawatan NIC
1. Kelebihan volume Tujuan: 4130 Fluid Management :
cairan b.d Setelah dilakukan 1. Kaji status cairan ; timbang
penurunan haluran asuhan keperawatan berat badan,keseimbangan
urin dan retensi selama 3x24 jam masukan dan haluaran,
cairan dan natrium. volume cairan turgor kulit dan adanya
seimbang. edema
Kriteria Hasil: 2. Batasi masukan cairan
NOC : Fluid Balance 3. Identifikasi sumber
 Terbebas dari potensial cairan
edema, efusi, 2100 4. Jelaskan pada pasien dan
anasarka keluarga rasional
 Bunyi nafas pembatasan cairan
bersih,tidak 5. Kolaborasi pemberian
adanya dipsnea cairan sesuai terapi.
 Memilihara
tekanan vena Hemodialysis therapy
sentral, tekanan 1. Ambil sampel darah dan
kapiler paru, meninjau kimia darah
output jantung dan (misalnya BUN, kreatinin,
vital sign normal. natrium, pottasium, tingkat
phospor) sebelum perawatan
untuk mengevaluasi respon
thdp terapi.
2. Rekam tanda vital: berat
badan, denyut nadi,
pernapasan, dan tekanan
darah untuk mengevaluasi
respon terhadap terapi.
3. Sesuaikan tekanan filtrasi
untuk menghilangkan
jumlah yang tepat dari
cairan berlebih di tubuh
klien.
4. Bekerja secara kolaboratif
dengan pasien untuk
menyesuaikan panjang
dialisis, peraturan diet,
keterbatasan cairan dan
obat-obatan untuk mengatur
cairan dan elektrolit
pergeseran antara
pengobatan
2 Gangguan nutrisi Setelah dilakukan 1100 Nutritional Management
kurang dari asuhan keperawatan 1. Monitor adanya mual dan
kebutuhan tubuh selama 3x24 jam muntah
b.d anoreksia mual nutrisi seimbang dan 2. Monitor adanya kehilangan
muntah. adekuat. berat badan dan perubahan
Kriteria Hasil: status nutrisi.
NOC : Nutritional 3. Monitor albumin, total
Status protein, hemoglobin, dan
 Nafsu makan hematocrit level yang
meningkat menindikasikan status nutrisi
 Tidak terjadi dan untuk perencanaan
penurunan BB treatment selanjutnya.
 Masukan nutrisi 4. Monitor intake nutrisi dan
adekuat kalori klien.

 Menghabiskan porsi 5. Berikan makanan sedikit tapi

makan sering

 Hasil lab normal 6. Berikan perawatan mulut


(albumin, kalium) sering
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
dalam pemberian diet sesuai
terapi
3 Perubahan pola Setelah dilakukan 3350 Respiratory Monitoring
napas berhubungan asuhan keperawatan 1. Monitor rata – rata,
dengan selama 1x24 jam pola kedalaman, irama dan usaha
hiperventilasi paru nafas adekuat. respirasi
Kriteria Hasil: 2. Catat pergerakan dada,amati
NOC : Respiratory kesimetrisan, penggunaan
Status otot tambahan, retraksi otot
 Peningkatan supraclavicular dan
ventilasi dan intercostal
oksigenasi yang 3320 3. Monitor pola nafas :
adekuat bradipena, takipenia,
 Bebas dari tanda kussmaul, hiperventilasi,
tanda distress cheyne stokes
pernafasan 4. Auskultasi suara nafas, catat
 Suara nafas yang area penurunan / tidak
bersih, tidak ada adanya ventilasi dan suara
sianosis dan tambahan
dyspneu (mampu Oxygen Therapy
mengeluarkan 1. Auskultasi bunyi nafas, catat
sputum, mampu adanya crakles
bernafas dengan 2. Ajarkan pasien nafas dalam
mudah, tidak ada 3. Atur posisi senyaman
pursed lips) mungkin

 Tanda tanda vital 4. Batasi untuk beraktivitas

dalam rentang 5. Kolaborasi pemberian

normal oksigen

4 Gangguan perfusi Setelah dilakukan 4066 Circulatory Care


jaringan asuhan keperawatan 1. Lakukan penilaian secara
berhubungan selama 3x24 jam komprehensif fungsi sirkulasi
dengan penurunan perfusi jaringan periper. (cek nadi
suplai O2 dan adekuat. priper,oedema, kapiler refil,
nutrisi ke jaringan Kriteria Hasil: temperatur ekstremitas).
sekunder. NOC: Circulation 2. Kaji nyeri
Status 3. Inspeksi kulit dan Palpasi
 Membran mukosa anggota badan
merah muda 4. Atur posisi pasien,
 Conjunctiva tidak ekstremitas bawah lebih
anemis rendah untuk memperbaiki
 Akral hangat sirkulasi.

 TTV dalam batas 5. Monitor status cairan intake

normal. dan output

 Tidak ada edema 6. Evaluasi nadi, oedema


7. Berikan therapi antikoagulan.
8. Jurnal CKD
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Dialisis Pada Diabetes Melitus.


http://internis.files.wordpress.com/2011/01/dialisis-pada-diabetes-
melitus.pdf diakses pada tanggal 23 Februari 2014

Anita dkk. Penggunaan Hemodialisis pada Bidang Kesehatan yang Memakai


Prinsip Ilmu Fisika. http://dc128.4shared.com/doc/juzmT0gk/preview.html
diakses pada tanggal 23 Februari 2014

Bakta, I Made & I Ketut Suastika,. Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam.
Jakarta : EGC. 1999

Black, Joyce M. & Jane Hokanson Hawks. Medical Surgical Nursing Clinical
Management for Positive Outcome Seventh Edition. China : Elsevier inc.
2005

Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dotcherman, Joanne M. Nursing


Intervention Classification (NIC). USA: Mosby Elsevier. 2008.

Herdinan, Heather T. Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan Klasifikasi


2012-2014. Jakarta: EGC. 2012.

Johnson, M. Etal. Nursing Outcome Classification (NOC). USA: Mosby Elsevier.


2008.

Nahas, Meguid El & Adeera Levin. Chronic Kidney Disease: A Practical Guide
to Understanding and Management. USA : Oxford University Press. 2010

Price, Sylvia A. & Lorraine M. Wilson. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-


Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta : EGC. 2002

Smeltzer, S. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.


Volume 2 Edisi 8. Jakarta : EGC. 2001

Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2006

Anda mungkin juga menyukai