Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA MASYARAKAT DESA LABUHAN RATU


INDUK DI KECAMATAN LABUHAN RATU
LAMPUNG TIMUR

Oleh:
WIWIK WINARTI
NPM : 190101042P

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
LAMPUNG 2020

1
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum w. w.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan studi kasus ini yang
berjudul “Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Masyarakat Desa
Labuhan Ratu Induk Di Kecamatan Labuhan Ratu Lampung Timur” Dalam
rangka pemenuhan tugas kelompok mata kuliah keperawatan komunitas
            Selesainya penyusunan studi kasus ini tentunya tidak luput dari dukungan
beberapa pihak. Sehingga perkenankan kami untuk mengucapkan rasa terimakasih
kepada:
1. Orang tua kami yang telah memberi kesempatan bagi kami untuk
menempuh pendidikan di bidang kesehatan khususnya keperawatan
2. Teman-teman yang telah saling memberi semangat untuk menyelesaikan
tugas-tugas perkuliahan.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya
kepada kami dan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan penyusunan studi kasus ini.
Tentunya karena keterbatasan yang dimiliki penyusun sebagai manusia, studi
kasus ini belum sempurna. Sehingga penyampaian atau pemberian kritik dan
saran mengenai penyusunan studi kasus ini sangat diharapkan oleh penyusun.
Wassalammua’alaikum w.w.
Pringsewu, April 2020
Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
LAPORAN PENDAHULUAN.........................................................................1
A. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas................................1
B. Proses Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas...............................3
LAPORAN KASUS...........................................................................................9
A. Pengkajian...............................................................................................9
B. Analisis Data.........................................................................................19
C. Penapisan Masalah................................................................................19
D. Prioritas Masalah...................................................................................19
E. Rencana Keperawatan...........................................................................20
F. Implementasi Dan Evaluasi...................................................................23
DAFTAR PUSTAKA

3
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas


1. Definisi Keperawatan Kesehatan Komunitas
WHO (1974) mendefinisikan komunitas merupakan kelompok
sosial yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilasi keyakinan dan
minat yang sama, serta adanya saling mengenal dana interaksi antara
anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya
Sedangkan Koentjaraningrat (1990) menjelaskan komunitas
sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah
nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta terikat oleh
rasa identitas suatu komunitas. (Wahit Iqbal Mubarak & Nurul Chayatin,
2013).
Keperawatan komunitas sendiri didefinisikan oleh Ruth B.
Freeman (1981) sebagai kesatuan yang unik dari praktik keperawatan dan
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada pengembangan dan
peningkatan kemampuan kesehatan baik diri sendiri sebagai perorangan
maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus, atau
masyarakat dan pelayanan tersebut mencakup spektrum pelayanan
kesehatan untuk masyarakat.
 American Nursing Association (1973) mendefinisikan
keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan
dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan
serta memelihara kesehatan penduduk. (Wahit Iqbal Mubarak & Nurul
Chayatin, 2013)
2. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya berikut ini:
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau

1
isu kesehatan masyarakat dapat memengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2) Menetapkan dan memprioritaskan masalah kesehatan
3) Merumuskan serta memecahkkan masalah
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (self care).
3. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga, dan kelompok, baik yang sehat maupun yang
sakit, khususnya mereka yang berisiko tinggi dalam masyarakat.
a. Individu: Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, sosial, dan spiritual. Peran perawat
komunitas disini adalah membantu individu agar dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan fisik dna mental yang
dialami, keterbatasan pengetahuannya, dan kurangnya kemauan
menuju kemandirian.
b. Keluarga: Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya yang
berkumpul dan tinggal dalam satu rumah tangga karena pertalian
darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antara keluarga yang satu
dengan yang lainnya saling bergantung dan berinteraksi. Dan fokus
pelayanan kesehatan yang strategis adalah keluarga.
c. Kelompok Khusus: Kelompok khusus merupakan sekumpulan
individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, usia,
permasalahan (problem), serta kegiatan terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan. Berikut ini kelompok khusus yang

2
ada di masyarakat dna institusi yang diklasifikasikan berdasarkan
permasalahan dan kebutuhan yang mereka hadapi:
d. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan (growth development) seperti:
kelompok ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, anak balita, anak
usia sekolah dan kelompok usia lanjut.
e. Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, seperti:
penderita penyakit menular, penderita penyakit tidak menular, dan
kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi.
B. Proses Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas
1. Definisi Proses Keperawatan Kesehatan Komunitas
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-lagkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010).
Keperawatan kesehatan komunitas berorientasi pada proses
pemecahan masalah yang dikenal dengan proses keperawatan (nursing
proses), yaitu suatu metode ilmiah dalam keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan sebagai cara terbaik dalam memberikan pelayanan
keperawatan yang sesuai respon manusia dalam menghadapi masalah
kesehatan. Langkah-langkah dalam proses keperawatan kesehatan
komunitas adalah pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Dalam penerapan proses keperawatan, terjadi proses alih peran
dari tenaga keperawatan kepada klien (sasaran) secara bertahap dan
berkelanjutan untuk mencapai kemandirian sasaran dalam menyelesaikan
masalah kesehatannya (Depkes RI, 2006; dikutip dari Ferry Efendi dan
Makhfudli, 2009).

3
2. Tujuan dan Fungsi Proses Keperawatan Kesehatan Komunitas
a. Tujuan proses keperawatan komunitas: Tujuan proses keperawatan
dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan  peningkatan kesehatan
masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas. 
2) Perhatian langsung  terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau
isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok. 
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut;
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi,
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri  (self care). 
3. Langkah-langkah Proses Keperawatan Kesehatan Komunitas
Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan melalui beberapa
fase yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase
pada proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan
komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partner
ship dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan
evaluasi (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
a. Pengkajian:
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan
untuk mengenal komunitas. Orang-orang yang berada di komunitas

4
merupakan mitra dan berperan didalam proses keperawatan kesehatan
komunitas. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah
mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan dengan
masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki
komunitas dengan tujuan merancang strategi untuk promosi kesehatan.
Pengkajian suatu komunitas dimulai dengan mengidentifikasi sistem yang
ada didalamnya perlu diingat, bahwa sistem adalah keseluruhan unit yang
berfungsi karena saling tergantungnya bagian tersebut. Komunitas juga
merupakan keseluruhan kesatuan fungsi karena saling ketergantungan
antar bagian subsistem.
Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan sosialisasi program
keperawatan kesehatan komunitas serta program apa saja yang akan
dikerjakan bersama-sama dalam komunitas tersebut. Sasaran dari
sosialisasi ini meliputi tokoh masyarakat baik formal maupun nonformal,
kader masyarakat, serta perwakilan dari setiap elemen dimasyarakat
(PKK, Karangtaruna, dan lainnya). Setelah itu, kegiatan dilanjutkan
dengan dilakukannya survei mawas diri (SND) yang diikuti dengan
kegiatan musyawarah masyarakat desa (MMD).
b. Metode dan pendekatan pengkajian komunitas
Beberapa metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang
ada di komunitas adalah sebagai berikut:
· Windshield survey
 Digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi berbagai
dimensi dari komunitas, lingkungan, serta gaya hidup masyarakat.
· Data sekunder
 Pada metode ini perawat menggunakan data yang telah tercatat
sebelumnya, yang termasuk dalam data sekunder meliputi data-
data seperti data statistik, dokumen yang telah diterbitkan, catatan
dalam pertemuan, hasil survey kesehatan, dan catatan kesehatan
(C. O. Helvie, 1998)
 Selain data sekunder diatas, metode pengkajian komunitas bisa
didapatkan dari data survey, wawancara dengan informan,

5
observasi komunitas, serta forum komunikasi. (Ferry Efendi dan
Makhfudli, 2009)
c. Diagnosa
Anderson dan Mc Farlane (1996) menggunakan teori
Neuman dari komunitas dan mengembangkan diagnosis
keperawatan berdasarkan sistem penggabungan penarikan
kesimpulan. Pada sistem ini mereka menggunakan logika berpikir
atau penarikan kesimpulan untuk menggambarkan masalah,
menjelaskan faktor etiologi, serta identifikasi tanda dan gejala yang
menjadi karakteristik masalah. Tanda dan gejala dari diagnosis
keperawatan kesehatan komunitas adalah pernyataan kesimpulan
yang menjelaskan durasi atau besarnya masalah. Sedangkan, Carl
O. Helvie (1998) berfokus pada konsep energi atau memasukkan
teori energi dalam diagnosis keperawatan kesehatan komunitas.
(Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009)
d. Perencanaan/Intervensi
Langkah-langkah dalam perencanaan yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
 Menentukan prioritas
Melalui pengkajian, perawat akan mampu mengidentifikasi
respon komunitas yang aktual atau potensial yang memerlukan
suatu tindakan. Dalam menentukan perencanaan perlu disusun
suatu sistem untuk menentukan diagnosis yang akan diambil
tindakan pertama kali. Salah satu sistem yang bisa digunakan
adalah hierarki Kebutuhan Komunitas.
 Menentukan kriteria hasil
Penentuan kriteria hasil (outcomes) harus ditunjukkan untuk
komunitas. Kriteria hasil harus menunjukkan “apa yang akan
dilakukan komunitas serta kapan dan sejauh mana tindakan
akan dilaksanakan”. Kriteria hasil harus spesifik, dapat diukur,
dapat dicapai, rasional, dan ada batas waktu.
 Menentukan rencana tindakan

6
Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk
membantu komunitas dalam mencapai kriteria hasil. Rencana
tindakan dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab dari
diagnosis keperawatan. Oleh sebab itu, rencana mendefinisikan
suatu aktivitas yang dilakukan untuk membatasi faktor-faktor
pendukung terhadap suatu permasalahan.
 Dokumentasi
Rencana tindakan keperawatan ditulis dalam suatu bentuk
yang bervariasi untuk mempromosikan perawatan yang
meliputi: perawatan individu, keluarga, dan komunitas;
perawatan yang kontinu (berkesinambungan); komunikasi; dan
evaluasi.
 Perencanaan asuhan keperawatan pada klien (komunitas)
seyogyanya menyertakan 3 prinsip, yaitu pemberdayaan
(empowerment), negosiasi (negotiation) dan kerjasama lintas
sektor (networking). (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009)
e. Pelaksanaan/Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (lyer dkk, 1996).
Tahap implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditunjukkan pada rencana strategi untuk membantu komunitas
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, rencana
tindakan yang spesifik direncanakan untuk memodifikasi faktor-
faktor yang memengaruhi masalah kesehatan komunitas. Tujuan
dari implementasi adalah membantu komunitas dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi
koping. Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat
dilaksanakan dengan baik, jika selama tahap pelaksanaan, perawat
terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan
keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan komunitas.
(Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009)

7
f. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi
proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis
keperawatan, rencana tindakan, dan implementasinya sudah
berhasil dicapai. Evaluasi memungkinkan perawat untuk
memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisis
perencanaan, dan implementasi tindakan (Ignatavicius dan Bayne,
1994). Tujuan evaluasi adalah melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan
hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan
keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil
keputusan. Proses evaluasi terdiri atas dua tahap yang mengukur
pencapaian tujuan klien baik kognitif, afektif, psikomotor, dan
perubahan fungsi tubuh serta gejalanya, dan membandingkan data
yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan. (Ferry
Efendi dan Makhfudli, 2009)

8
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA
MASYARAKAT DESA LABUHAN RATU INDUK DI KECAMATAN
LABUHAN RATU LAMPUNG TIMUR

Tahap pertama diawali dengan pertemuan pertama dengan ketua Rt: 04 Rw: 2
Desa Labuhan Ratu Induk Di Kecamatan Labuhan Ratu Lampung Timur. Melalui
pertemuan ini diperoleh profil demografi Rt 04 Rw 02 Desa Labuhan Ratu Induk.
Berdasarkan karakteristik sosial masyarakat yang ada, terdapat perkumpulan
jamaah tahlil dan posyandu yang berjalan dengan baik dan rutin. Dalam rangka
mengenal dan membina hubungan saling percaya antara mahasiswa dengan warga
Rt: 04 Rw: 2 Desa Labuhan Ratu Induk Di Kecamatan Labuhan Ratu Lampung
Timur, kelompok melakukan pendekatan terhadap tokoh masyarakat yakni bidan
desa dan kader posyandu daerah setempat karena fokus askep mengarah pada
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan posyandu
A. PENGKAJIAN
Pada  tahap pengkajian dilakukan penyusunan angket (kuesioner) yang
akan diisi oleh masyarakat. Melalui angket tersebut diharapkan akan diperoleh
informasi tentang masalah masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
kemudian dilakukan penyebaran 10  buah angket secara langsung kepada
masyarakat yang menjadi sampel untuk mewakili keseluruhan masyarakat
Rt:04 Rw:02 Rt: 04 Rw: 2 Desa Labuhan Ratu Induk Di Kecamatan Labuhan
Ratu Lampung Timur. Penyebaran angket berlangsung selama satu hari pada
tanggal 04 Mei 2020. Pengisian angket dilakukan dengan metode wawancara.
Setelah angket terkumpul dilakukan tabulasi data melalui proses
komputerisasi kemudian data disajikan dalam bentuk diagram untuk
selanjutnya dianalisa.
1. Data Demografi
Rt: 04 merupakan rukun tetangga yang berada di lingkup Rw: 02
dari Desa Labuhan Ratu Induk. Desa Labuhan Ratu Induk sendiri
merupakan desa yang berada di wilayah Kecamatan Labuhan Ratu
Kabupaten Lampung Timur. Kondisi wilayah yang berjarak 1 kilometer
dari jalan raya yang membuat desa ini mudah dijangkau. Selain itu,

9
kondisi wilayah yang dekat dengan sungai menjadikan desa ini sering
terkena banjir saat musim penghujan serta berpotensi adanya
perilaku Open Defecation Free (ODF) serta buang sampah di sungai. Rt
04 ini berbatasan langsung dengan sungai. Di wilayah Rt: 04 memiliki satu
mushola yang setiap hari digunakan masyarakat menunaikan ibadah sholat
lima waktu dan kegiatan keagamaan lainnya. Wilayah rukun tetangga ini
juga dekat dengan bidan desa sehingga masyarakat sering menggunakan
pelayanan kesehatan di tempat praktek bidan tersebut. Jumlah KK dari Rt:
04 Rw: 02 ini adalah 38 KK.
2. Data Lingkungan Fisik
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada 10 keluarga di
lingkup Rt. 04 Rw. 02 Desa Labuhan Ratu Induk Di Kecamatan Labuhan
Ratu Lampung Timur diperoleh data sebagai berikut:
a.  Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin f %
1 Laki-laki 15 39,4737
2 Perempuan 17 44,7368
Jumlah 38 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10 keluarga
terdapat 53% laki-laki dan 47% perempuan. Dari 10 keluarga yang ada
semua kepala keluarga masih bekerja.
b.  Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia

No Usia F %
1 0-5 3 7,895
2 6-12 4 10,53
3 13-18 2 5,263
4 19-35 13 34,21
5 36-54 9 23,68
6 > 55 7 18,42
Total 38 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 34% penduduk yang berusia 19-35 tahun. Dan
terendah usia 6-12 tahun yang hanya 5%.

10
c. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikn F %
1 Belum Sekolah 2 5,263
2 Tidak Sekolah 1 2,632
3 TK 0 0
4 SD 21 55,26
5 SMP 4 10,53
6 SMA 4 10,53
7 PT 0 0
Jumlah 38 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 66% memiliki tingkat pendidikan SD. Dan tidak ada
yang tidak sekolah sehingga tidak ada yang buta huruf.
d. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan F %
1 Belum Bekerja 9 23,7
2 PNS 0 0
3 IRT 1 2,63
4 Wiraswasta 10 26,3
5 Pelajar 6 15,8
6 TNI/Polri 0 0
Jumlah 38 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 38% bekerja sebagai wiraswasta. 35% belum bekerja
dan 23% pelajar.
e. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
No Agama F %
1 Islam 38 100
2 Kristen 0 0
3 Hindu 0 0
4 Budha 0 0
5 Konghuchu 0 0
Jumlah 38 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 10% beragama islam sehingga dapat dikatakan jenis
penduduk yang homogen berdasarkan porsentase agama yang dianut.
f. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Rumah

11
No Kepemilikan Rumah F %

1 Sendiri 10 100
2 Sewa 0 0
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 100% menempati rumah mereka sendiri.
Sehingga tidak ada ancaman tidak memiliki tempat tinggal.
g. Distribusi Penduduk Berdasarkan Perumahan
No Bentuk Bangunan F %
1 Permanen 10 100
2 Semi Permanen 0 0
3 Tidak Permanen 0 0
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 100% rumah penduduknya bertipe permanen
sehingga jangka waktu rusaknya lebih lama.
h. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tipe Lantai Rumah
No Lantai F %
1 Tanah 4 40
2 Papan 0 0
3 Keramik 6 60
4 Semen/Plester 0
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 60% memiliki tipe lantai keramik. Sehingga
rumah keluarga terhindar dari debu dan lebih mudah
membersihkanya.
i. Distribusi Penduduk Berdasarkan Ventilasi
No Ventilasi F %
1 Tidak 1 10
2 Ya 9 90
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 10% keluarga yang tidak memiliki ventilasi yang

12
baik. Artinya dari 10 keluarga hanya ada 1 keluarga yang tidak
memiliki ventilasi rumah yang baik.
j. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekarangan Rumah

No Pemanfaatan pekarangan F %

1 Ada 0 0
2 Tidak ada 10 100
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 100% tidak memiliki pekarangan rumah.
k. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi Air di Bak Mandi
No Kondisi air F %
1 Bersih 10 100
2 Berwarna, kotor, bau 0 0
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 100% keluarga yang sudah memiliki sumber air
bersih dengan menggunakan sumur pompa.
l. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi Bak Mandi

No Keadaan bak mandi F %

1 Bersih 9 90
2 Berlumut 1 10
3 Berjentik 0 0
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 10% keluarga yang bak mandinya berlumut.
m. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pembersihan Kamar Mandi

No Waktu pembersihan F %

1 1 minggu 4 40
2 2 minggu 5 50
3 > 2 minggu 1 10
4 Tidak pernah 0 0
Jumlah 10 100

13
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 40% keluarga melakukan pembersihan bak
mandi sebanyak 1x/minggu.
n. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi Tempat Pembuangan
Sampah

No Kondisi Penampungan F %

1 Tertutup 0 0
2 Terbuka 10 100
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 100% keluarga memiliki tempat pembuangan
sampah terbuka. Mayoritas keluarga melakukan pembuangan
sampah dengan ditumpuk dipekarangan setelah itu dibakar.
o. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan WC

No Kepemilikan WC F %

1 Punya 8 80
2 Tidak punya 2 20
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 20% tidak memiliki WC sehingga BABnya
masih di sungai.
p. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pembuangan Air Limbah

No Tempat pembuangan air kotor F %

1 Sembarangan 3 30
2 Resapan 1 10
3 GOT 6 60
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10 keluarga
terdapat 60% keluarga mengalirkan pembuangan air limbah rumah tangga
ke GOT.
q. Distribusi Penduduk Berdasarkan Hewan Peliharaan
No Hewan Peliaraan F %

14
1 Burung 0 0
2 Ayam 4 40
3 Sapi 4 40
4 Kambing 2 20
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 100% keluarga memiliki hewan peliharaan
dengan mayoritas memelihara sapi dan ayam. Dan untuk
kandangnya bersatu dengan rumah.
3. Kondisi Kesehatan Umum
a. Distribusi Penduduk Berdasarkan Keluhan
No Keluhan F %
1 Tidak ada keluhan 2 5,263
2 Nyeri sendi 8 21,05
3 Nyeri kepala 7 18,42
4 Sesak 0 0
5 Gatal –gatal 1 2,632
6 Nyeri dada 0 0
7 Demam 0 0
8 Diare 1 2,632
9 DBD 0 0
10 Gastritis 1 2,632
Jumlah 38 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 40% nyeri sendi dan 35% nyeri kepala. Dan
kebanyakan dari mereka tidak tahu cara penanganannya.
b. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Sebelum Berobat
No Tindakan F %
1 Pelayanan kesehatan 5 11,3636
2 Obat bebas 3 6,81818
3 Dibiarkan 1 2,27273
4 Lain-lain 1 2,27273
Jumlah 44 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 50% keluarga memiliki kebiasaan berobat ke
pelayanan kesehatan.
c. Distribusi Penduduk Berdasarkan Akseptor KB

15
No Akseptor F %
1 Tidak 0 0
2 Ya 10 100
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 100% merupakan akseptor KB
d. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kontrasepsi
No Jenis Kontrasepsi F %
1 Suntik 9 90
2 Pil 0 0
3 Implan 0 0
4 Steril 1 10
5 IUD 0 0
6 Kondom 0 0
7 Lain-lain 0 0
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 90% menggunakan KB suntik dan 10%
menggunakan KB steril.
e. Distribusi Penduduk Berdasarkan Balita
No Balita F %
1 Tidak ada 9 90
2 Ada 1 10
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat hanya ada 1 keluarga yang memiliki balita dengan
prosentase 1%.
f. Distribusi Penduduk Berdasarkan Posyandu
No Kebiasaan F %
1 Tidak 0 0
2 Ya 10 100
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 100% keluarga baik yang masih memiliki balita atau
tidak mengaku rutin melakukan posyandu untuk balitanya.
g. Distribusi Penduduk Berdasarkan Imunisasi

16
No Imunisasi F %
1 Tidak Lengkap 0 0
2 Ya 10 100
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 100% keluarga mengaku telah melakukan imunisasi
lengkap.
h. Distribusi Penduduk Berdasarkan KMS
No KMS F %
1 Tidak 0 0
2 Ya 10 100
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 100% persen masih memiliki KMS dan pernah
memilki KMS.
i. Distribusi Penduduk Berdasarkan Penimbangan
No Penimbangan F %
1 Tidak 0 0
2 Ya 10 100
Jumlah 10 100

Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10


keluarga terdapat 100% keluarga ketika mengikuti posyandu selalu
melakukan penimbangan.
j. Distribusi Penduduk Berdasarkan Gosok Gigi
No Frekuensi (Kali/Hari) F %
1 1-2 x/hari 3 30
2  > 2 x/hari 7 70
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 70% melakukan gosok gigi lebih dari 2x/hari. Dan
tidak ada keluhan sakit gigi.
k. Distribusi Penduduk Berdasarkan Keramas
No Frekuensi(Kali/Minggu) F %
1 1x 0 0
2 2x 6 60

17
3 > 3x 4 40
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 60% keluarga yang melakukan keramas 2x/minggu.
l. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pemakaian Handuk
No Penggunaan Handuk F %
1 Sendiri 7 70
2 Bersama 3 30
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 30% keluarga yang memakai handuk secara
bersamaan sehingga memicu penyebaran penyakit kulit.
m. Distribusi Penduduk Berdasarkan Cuci Tangan
No Cuci Tangan F %
1 Tidak 0 0
2 Ya 10 100
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 100% keluarga tahu momen cuci tangan. Tetapi tidak
tahu cara cuci tangan 6 langkah.
n. Distribusi Penduduk Berdasarkan Sabun
No Penggunaan Sabun F %
1 Tidak 0 0
2 Ya 10 100
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 100% keluarga menggunakan sabun ketika cuci
tangan.
o. Distribusi Penduduk Berdasarkan Rokok
No Keluarga yang Merokok F %
1 Tidak 4 40
2 Ada 6 60
Jumlah 10 100
Analisa: Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 10
keluarga terdapat 60% keluarga yang masih terpapar asap rokok.
Sehingga dapat memicu pertumbuhan penyakit pernapasan.

18
B. ANALISIS DATA

No. Data Subjektif Data Objektif Masalah Kesehatan


1. Klien: “Tidak punya WC,      Tidak ada WC di rumah Defisit perawatan
kalau BAB disungai.      Rumah dekat dengan diri: eliminasi
Sudah biasa.” sungai.
     Ada beberapa orang yang
terlihat mandi di sungai
dan BAB di sungai.
2. Klien: “Biasanya linu P: Asam urat Nyeri akut
mbak. Tapi tidak saya Q: pyar-pyar.
periksakan.” R: Lutut kiri
S: 4
T: kalau berjalan jauh
3. Klien: “Sampahnya saya 7 keluarga, ada sampah Perilaku kesehatan
bakar karena tidak punya yang berserakan di cenderung beresiko
tempat sampah.” samping rumah.

C. PENAPISAN MASALAH

Kriteria Jumlah
No Diagnosa Keperawatan
A B C D E F G H I J K L
1 Defisit perawatan diri: eliminasi 5 5 4 5 4 5 4 3 2 1 1 3 42
b/d pola eliminasi disungai

2. Nyer akut b/d penyempitan 4 5 4 5 4 3 3 4 5 5 5 5 52


pembuluh darah.
3. Perilaku Kesehatan Cenderung 5 4 3 3 3 4 5 5 1 2 2 3 40
beresiko b/d pengelolaan sampah
yang kurang tepat.

Keterangan kriteria :
A. Sesuai dengan peran perawat komunitas
B. Resiko terjadi
C. Resiko parah
D. Potensi untuk pendidikan kesehatan
E. Interest untuk komunitas
F. Kemungkinan diatasi
G. Relevan dengan program
H. Tersedianya tempat
I. Tersedianya waktu

19
J. Tersedianya dana
K. Tersedianya fasilitas
L. Tersedianya sumber daya
Keterangan pembobotan :
1. sangat rendah
2. rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi

D. Prioritas Masalah

No
Priorita Diagnosa Keperawatan Jumlah
s
1 Perilaku Kesehatan Cenderung beresiko b/d
pengelolaan sampah yang kurang tepat.
40

2 Defisit perawatan diri: eliminasi b/d pola eliminasi


disungai 42

3 Nyer akut b/d penyempitan pembuluh darah. 52

20
E. PERENCANAAN

Diagnosa Evaluasi
Hari,
No Keperawatan Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Tempat
Tgl Kriteria Standar
Komunitas
1. Perilaku Setelah 10 Memberikan 1. Beri edukasi 05 Rt: 04 1.   Klien dapat Kriteria 1
Kesehatan dilakukan keluarga penyuluhan tentang dampak April Rw: 02 mengetahui dan 2
Cenderung tindakan selama yang dengan metode pengelolaan 2020 Desa dampak terpenuhi.
beresiko b/d 1x24 jam menjadi ceramah. Dan sampah yang Labuhan pengelolaan
pengelolaan keluarga akan sampel memberikan tidak tepat. Ratu sampah yang
sampah yang memiliki rasa contoh 2. Beri edukasi Induk tidak tepat.
kurang tepat. untuk membuat pengelolaan tentang 2.  Klien dapat
tempat sampah. sampah di salah pengelolaan menyebutkan
satu rumah sampah yang cara
warga. tepat. pengelolaan
3. Lakukan sampah yang
pengelolaan tepat.
sampah di salah 3. Klien
satu rumah menunjukkan
warga. keinginan
membuat
tempat sampah.

2. Defisit Setelah 10 Memberikan 1. Berikan edukasi 05 Rt: 04 1.Klien sadar Kriteria 1


perawatan diri: dilakukan keluarga penyuluhan tentang dampak April Rw: 02 dampak BAB di dan 2
eliminasi b/d tindakan  selama yang dengan metode BAB di sungai. 2020 Desa sungai terpenuhi.
pola eliminasi 1x24 jam menjadi ceramah. 2. Berikan edukasi Labuhan 2.Klien

21
disungai keluarga akan sampel tentang perilaku Ratu memahami
memahami hidup bersih dan Induk indikator PHBS
dampak sehat. rumah tangga.
melakukan BAB
di sungai.

3. Nyer akut b/d Setelah 10 Memberikan 1. Berikan edukasi 05 Rt: 04 1. Klien Kriteria 1
penyempitan dilakukan keluarga penyuluhan tentang proses April Rw: 02 memahami dan 2 dapat
pembuluh tindakan selama yang dengan metode terjadinya nyeri. 2020 Desa tentang proses terpenuhi
darah. 1x24 jam menjadi ceramah dan 2. Berikan edukasi Labuhan terjadi nyeri dan
keluarga dapat sampel praktik. tentang diet Ratu penyakit-
mempraktekkan makanan. Induk penyakit yang
cara penanganan 3. Berikan berhubungan
nyeri dirumah. demonstrasi dengan nyeri.
penanganan 2.Klien
nyeri di rumah. mengetahui diet
makanan yang
bisa dilakukan.
3.Klien dapat
mempraktekkan
penanganan
nyeri.

22
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No. Diagnosa Tgl Implementasi Evaluasi


1 Perilaku Kesehatan 05 April 2020 1. Memberikan edukasi tentang S: Keluarga mengatakan mengerti akan
dampak
Cenderung beresiko b/d pengelolaan sampah yang tidak tepat. dampak pengelolaan sampah yang tidak
pengelolaan sampah yang baik.
2. Memberikan edukasi tentang pengelolaan sampah
kurang tepat. yang tepat. O: Dari 10 keluarga 6 keluarga merespon
3. Melakukan pengelolaan sampah di salah satudengan baik. Akan tetapi belum
rumah warga. menunjukkan keinginan membuat tempat
sampah.
A: Perilaku Kesehatan Cenderung beresiko
P: Lanjutkan intervensi 2 dan 3.
- Beri edukasi tentang pengelolaan
sampah yang tepat.
- Lakukan pengelolaan sampah di salah
satu rumah warga.
2 Defisit perawatan diri: 05 April 2020 1. Memberikan edukasi tentang dampak BAB di S: Keluarga mengatakan mengerti akan
eliminasi b/d pola sungai. dampak BAB di sungai dan ingin merubah
eliminasi disungai 2. Memberikan edukasi tentang perilaku hidup pola kebiasaan itu menjadi lebih baik
bersih dan sehat. O: Dari 10 keluarga 7 orang memahami
dampak BAB di sungai dan mengetahui
indikator PHBS.
A: Defisit perawatan diri: eliminasi
P: Ulangi intervensi 1 dan 2.
- Berikan edukasi tentang dampak BAB
di sungai.
- Berikan edukasi tentang perilaku
hidup bersih dan sehat.

23
3 Nyer akut b/d 05 April 2020 1. Memberikan edukasi tentang proses terjadinya S: Kelurga mengatakan sudah paham
penyempitan pembuluh nyeri. bagaimana proses nyari itu terjadi dan
darah. 2. Memberikan edukasi tentang diet makanan. mengerti diet makanan yang ada
O: Klien memahami proses terjadinya
nyeri dan makanan yang boleh dan tidak.
A: Nyer akut
P: Lanjutkan intervensi ke 3.
Berikan demonstrasi penanganan nyeri di
rumah

24
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Ferry dan Makhfudi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

 Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori
dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

Wilkinson, Judith M dan Nancy R. Ahern. 2009. Buku Saku Diagnosis Keperawatan:


Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC, Ed. 9. Jakarta: EGC.

25

Anda mungkin juga menyukai