PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak
faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun
kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan
pelayanan kesehatan. Salah satu area risiko yang menarik perhatian adalah
faktor risiko pada penyebab penyakit, ketidakmampuan, cedera, kondisi,
gangguan, dan kematian.
Fokus pada faktor risiko adalah penting karena fokus tersebut akan
menunjukkan arah intervensi, pendidikan, kesehatan, promosi kesehatan,
pencegahan, dan perlindungan kesehatan. Setiap orang sudah diharapkan
kepada risiko sakit dan risiko kematian. Besarnya risiko untuk terkena suatu
penyakit dapat dihitung dan dibandingkan dengan cara menghitung
incidence pada kelompok yang tidak terpapar. Perhitungan ini dapat
diperoleh pada penelitian prospektif (observasional atau intervensional) dan
retrospektif (perkiraan).
B. Tujuan
Mahasiswa dapat mendeskripsikan tentang faktor resiko kesehatan pada
komunitas.
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan serta kemampuan
mahasiswa tentang faktor resiko kesehatan pada komunitas.
2. Bagi institusi pendidikan
Sebagai sumber bacaan dan acuan dalam kegiatan proses belajar
mengajar tentang faktor resiko kesehatan pada komunitas.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
dengan kapasitas yang mereka miliki. Tujuan proses keperawatan dalam komunitas
adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui
upayaupaya sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok.
3
2.4 Asumsi dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan Komunitas
Menurut ANA (American Nurses Association)
2.4.1 Asumsi
a. Sistem pemeliharaan yang kompleks.
b. Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan
tersier.
c. Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan
dasar praktek penelitian.
d. Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan
tersier.
e. Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan
primer
2.4.2 Kepercayaan
a. Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang.
b. Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.
c. Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan
kesehatan.
d. Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu.
e. Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.
f. Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka waktu
yang lama.
g. Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.
h. Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab
secara mandiri dan aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan.
2.5 Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran yang dituju untuk keerawatan komunitas dibagi menjadi beberapa,
diantaranya :
a. Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan
merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun
sosial.
b. Keluarga
Merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan
4
maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan (Ariani, Nuraeni, & Supriyono, 2015).
c. Kelompok Khusus
Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
a) Ibu hamil
b) Bayi baru lahir
c) Balita
d) Anak usia sekolah
e) Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya
adalah:
a. Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS,
penyakit kelamin lainnya.
b. Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental
dan lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya:
a) Wanita tuna susila
b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
a. Panti wredha
b. Panti asuhan
c. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d. Penitipan balita
2.5 Area Keperawatan Komunitas
Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi
kesehatan populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial dan ilmu
kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan berfokus pada populasi dengan
tujuan utama promosi kesehatan dan mencegah penyakit serta kecacatan untuk
semua orang melalui kondisi yang dicipakan dimana orang bisa menjadi sehat.
Meskipun praktik yang dilakukan berada pada berbagai jenis organisasi dan
masyarakat, semua perawat kesehatan komunitas berfokus pada populasi. Populasi
dapat didefinisikan pada mereka yang hidup pada area geografis yang spesifik
5
(contoh : tetangga, komunitas, kota atau negara) atau mereka kelompok etnik atau
ras khusus yang mengalami beban berlebihan dari outcome kesehatan yang rendah.
Perawat kesehatan komunitas bisa bekerja sama dengan komunitas dan populasi
untuk mengurangi resiko kesehatan dan meningkatkan, mempertahankan serta
memperbaiki kembali kesehatan. Perawat kesehatan komunitas melakukan
advokasi pada tingkat sistem untuk merubah kesehatan. Perawat kesehatan
komunitas harus memahami dan menerapkan konsep dari berbagai area. Perawat
komunitas juga harus mengaplikasikan konsep pengorganisasian dan
pengembangan komunitas, koordinasi perawatan, pendidikan kesehatan, kesehatan
lingkungan dan ilmu kesehatan masyarakat.
6
harapan populasi dan dipandu dengan metode epidemiologi. Jaminan diperoleh
melalui regulasi, advokasi pada penyedia layanan kesehatan professional lain untuk
memenuhi kebutuhan layanan yang dikehendaki populasi, koordinasi pelayanan
komunitas atau ketentuan langsung pelayanan. Srategi asuransi meliputi
ketersediaan, bisa diterima, dapat diakses dan kualitas layanan. Kebijakan
ditetapkan berdasarkan hasil pengkajian, prioritas ditentukan oleh populasi dan
dengan pertimbangan dari subpopulasi dan komunitas pada resiko terbesar, seperti
bukti keefektifan dari berbagai aktivitas atau strategi.
7
a. Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang
mempunyai pelayanan rawat jalan dan rawat inap
b. Di rumah
Perawat “home care” memberikan pelayanan secara langsung pada
keluarga di rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis. Peran
home care dapat meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang mempunyai resiko tinggi masalah kesehatan.
c. Di sekolah
Perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day care)
diberbagai institusi pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan
tinggi, guru dan karyawan). Perawat sekolah melaksanakan program
screening kesehatan, mempertahankan kesehatan, dan pendidikan
kesehatan.
d. Di tempat kerja/industri
Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan langsung dengan kasus
kesakitan/kecelakaan minimal di tempat kerja/kantor, home industri/
industri, pabrik dll. Melakukan pendidikan kesehatan untuk keamanan
dan keselamatan kerja, nutrisi seimbang, penurunan stress, olah raga dan
penanganan perokok serta pengawasan makanan.
e. Di barak-barak penampungan Perawat memberikan tindakan perawatan
langsung terhadap kasus akut, penyakit kronis, dan kecacatan fisik
ganda, dan mental.
f. Dalam kegiatan Puskesmas keliling Pelayanan keperawatan dalam
puskesmas keliling diberikan kepada individu, kelompok masyarakat di
pedesan, kelompok terlantar. Pelayanan keperawatan yang dilakukan
adalah pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan kasus
penyakit akut dan kronis, pengelolaan dan rujukan kasus penyakit.
g. Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti
wreda, dan panti sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga
pemasyarakatan (Lapas).
h. Pelayanan pada kelompok kelompok resiko tinggi
8
1) Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia
mendapat perlakukan kekerasan
2) Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa
3) Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaan obat
4) Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia,
gelandangan pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV
(ODHA/Orang Dengan Hiv-Aids), dan WTS. Fokus utama kegiatan
pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan
mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk
menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat
sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatannya.
Besarnya risiko untuk terkena suatu penyakit dapat dihitung dan dibandingkan
dengan cara menghitung incidence pada kelompok yang tidak terpapar. Perhitungan
ini dapat diperoleh pada penelitian prospektif (observasional atau intervensional)
dan retrospektif (perkiraan).
9
1. Sejarah
a. Adanya penelitian Framingham sebagai tiang sejarah perkembangan
epidemiologi penyakit tidak menular seperti :
b. Penelitian yang dilakukan terhadap penyakit cardiovaskular di negara
bagian Masschusetts USA, jumlah penduduk 30.000 jiwa ( yang diteliti
2.336 laki-laki dan 2.873 perempuan kulit putih)
c. Penelitian tentang penggunaan obat (thalidomide yang diedarkan tahun
1958 di inggris)
d. Akibat konsumsi obat tersebut mengakibatkan cacat pada bayi baru lahir
(hypoplastic atau aplastic limb defeormitas, phocomelia)
e. Penelusuran terhadap kelahiran menunjukkan kecenderungan cacat
pada bayi di jerman barat pada tahun : 1859 (10 bayi), 1960 (26 bayi),
1961 (477 bayi).
1) Faktor risiko yang berasal dari dalam diri organisme, disebut sebagai faktor
risiko intrinsik.
a. Faktor risiko ini berupa tingkat septibilitas individu terhadap suatu
penyakit.
b. Individu yang suseptibel adalah individu yang lebih mudah
terjangkit penyakit.
c. Dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan
10
Contohnya:
a. Faktor genetik, suseptibilitas terhadap penyakit TB paru, Ras
Negroid> Ras Kaukasoid
b. Faktor jenis kelamindan umur.
c. Faktor anatomi / faali → mukosa atau kulit
d. Faktor Nutrisi, malnutrisi tingkatan suseptibilitas, over weight
tingkatan risiko terserang serebrovaskular.
2) Faktor risiko yang bersal dari luar organisme, disebut sebagai faktor risiko
ekstrinsik.
a. Faktor-faktor lingkungan yang memudahkan individu terjangkit
suatu penyakit.
b. Berupa keadaan fisik,biologik, dan sosial.
c. Mekanisme faktor ekstrinsik mempengaruhi timbulnya penyakit.
d. Mengkaitkan suseptibilitas individu
e. Mempengaruhi atau merupakan exposure agen penyakit.
4. Pengukuran Risiko
Suatu ukuran untuk mengetahui / menaksir berapa besar risiko terkena suatu
penyakit yang harus dihadapi kelompok / populasi terpapar dibandingkan dengan
11
kelompok / populasi tidak terpapar. Ukuran risiko disebut sebagai ukuran asosiasi
antara paparan dan penyakit juga disebut ukuran efek. Ada dua ukuran risiko yaitu
:
1) Ukuran Rasio
a. Ukuran rasio : suatu ukuran yang dapat memberi petunjuk dalam
mengetahui berapa kali lebih besar risiko yang dihadapi populasi terpapar
dibandingkan populasi tidak terpapar.
b. Risiko relatif (RR)= Kumulatif Incidence Ratio (CIR) adalah ukuran yang
menunjukkan berapa kali (lebih besar atau lebih kecil) risiko mengalami
penyakit pada kelompok yang terpapar dibandingkan pada kelompok tidak
terpapar.
c. Ratio laju insiden (IDR) adalah ukuran yang menunjukkan berapa kali (bisa
lebih cepat atau lebih lambat terkena sakit) pada kelompok yang terpapar
dibandingkan pada kelompok yang tidak terpapar.
d. Odds Ratio (OR)
Yang dimaksud dengan odds ratio (OR) / rasio odds adalah kemungkinan
paparan faktor risiko pada kelompok kasus dengan kemungkinan paparan
faktor risiko pada kelompok kontrol. Peluang terpajandan risiko terkena
suatupenyakit dapat ditentukan dengan odds ratio. Artinya berapa kalikah
faktor risiko menyebabkan penyakit bagi kelompok terpapar dibandangkan
dengan kelompok yang tidak terpapar.
OR= {A/(A+B) : B/(A+B)}/{C/(C+D) : D/(C+D)}
= A/B: C/D
= AD/BC
2) Ukuran Beda
Ukuran beda atau juga bisa disebut attributable risk adalah suatu ukuran
yang dapat memberi petunjuk dalam mengetahui berapa besar beda risiko
yang dihadapi populasi terpapar dibandingkan populasi tidak terpapar.
Attributable risk dapat dihitung dengan cara mengurangi angka insidence
(atau angka kematian) penyakit pada individu yang tidak terpajan dari
individu yang terpajan. Attributable risk adalah risiko perorangan atau
selisih /perbedaan risiko.
12
Ukurannya adalah :
a. Beda risiko (Risk Different = RD )
Menggunakan data insidence kumulatif.
b. Beda laju insiden (insidence Dencity Different = IDD) menggunakan data
laju insiden
Outcome (hasil akhir dapat disajikan dalam tabel 2x2 seperti berikut :
Efek
+ -
Lama + A b a+b
paparan
- E d e+d
RR= a/a+b
‾‾‾‾‾‾‾‾‾
c/c+d
RA= a c
‾‾‾‾‾ - ‾‾‾‾
a+b c+d
RR= 1→ faktor risiko bersifat netral; risiko kelompok terpapar sama dnegan
kelompok tidak terpapar. RR> 1→ Confident Interval (CI) > 1 → faktor risiko
menyebabkan sakit.
13
Contoh faktor risiko :
a. Merokok
b. Minum alkohol
c. Diet makanan
d. Gaya hidup
e. Kegemukan
f. Radiasi
g. Perilaku seksual
h. Obat-obatan
i. Dan lain-lain
a Faktor Genetik
14
ada peluang faktor genetiknya berkembang menjadi faktor resiko terjadinya
DM pada dirinya. Jadi dapat di umpamakan, genetik adalah peluru (bullet)
tubuh manusia adalah pistol (senjata), dan lingkungan/prilakun manusia
adalah pelatuknya (trigger).
Semakin besar penduduk yang memiliki resiko penyakit bawaan
akan semakin sulit upaya meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu
perlu adanya konseling perkawinan yang baik untuk menghindari penyakit
bawaan yang sebenarnya dapat dicegah munculnya. Akhir-akhir ini
teknologi kesehatan dan kedokteran semakin maju. Teknologi dan
kemampuan tenaga ahli harus diarahkan untuk meningkatkan upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
15
c Faktor Perilaku Masyarakat
Bentuk pasif adalah respon internal, yakni yang terjadi dalam diri
manusia dan tidak secara langsung dapat diamati oleh orang lain. Respon
16
bentuk pasif ini antara lain adalah berfikir, tanggapan atau sikap batin,
dan pengetahuan. Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu hádala
bermanfaat untuk mencegah statu penyakit tertentu, tetapi inu tersebut
tidak pernah membawa anaknya ke posyandu atau ke puskesmas untuk
di imunisasi. Perilaku seperti ini masih terselubung (covert behaviour).
1) faktor presdiposisi
2) faktor pendukung
17
3) faktor pendorong
d Faktor Lingkungan
1. Lingkungan fisik
18
keadaan cuaca (seperti panas, dingin, lembab, atau kering), dan lain
sebagainya
2. Lingkungan biologis
Adanya hewan atau makhluk hidup lainnya yang berguna serta yang
merugikan manusia. Yang berguna misalnya ternak, dan yang merugikan
misalnya bakteri, virus, cacing parasit, dan lain-lain. Adanya tumbuh-
tumbuhan yang berguna bagi manusia berupa bahan pangan, sedangkan yang
merugikan dapat berbentuk jamur penyebab penyakit, dan lain-lain.
a. Tingkat pendidikan
b. Adat istiadat dan kepercayaan seperti tahayul, dan pantangan-pantangan
yang tidak sesuai dengan kesehatan.
c. Adanya lembaga-lembaga masyarakat yang dapat menjadi wadah
kerjasama.
d. Upacara-upacara.
4. Lingkungan ekonomi
a. Struktur ekonomi
b. Status ekonomi
19
ketidak adaan skill atau keahlian khusus dari warga yang pindah ke kota
sehingga menimbulkan penganggur atau pengemis dan masalah
lainnya. penduduk yang pindah itu terkadang pindah tampa memiliki tempat
tinggal tetap sehingg menciptakan lingkungan kumuh dll.
20
C. Manajemen Resiko
1. Pengertian
Manajemen resiko adalah untuk menidentifikasi resiko,mengendalikan
kejadian-kejadian,mencegah kerusakan.manajemen resiko memutuskan apakah
akan menginvestigasi insiden lebih lanjut ( huber 2000 ). Manajemen resiko
dalam keperawatan adalah sisitem yang menjamin pelayanan keperawatan
yang tepat dan berusaha mengenai potensial bahaya dan menghilangkan
sebelum terjadi.
Langkah-langkah dalam manajemen resiko yaitu mengenali resiko yang
mungkin terjadi, menganalisanya, melakukan tindakan untuk mengururangi
resiko tersebut, dan mengevaluasi langkah-langkah yang diambil.
Salah satu alat yang di gunakan dalam manajemen resiko adalah laporan insiden
dan laporan kejadian. Laporan kejadian memberikan data dasar untuk penelitian
selanjutnya dalam upaya menjelaskan penyimpangan dari standar
pelayanan,memperbaiki tindakan yang diperlukan untuk ,mencegah frekuensi,
dan untuk meningkatkan manajemen resiko terhdap situasi yang berpotensi
menjadi tuntutan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko
yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada
tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis
ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan
politik.
21
g. Mencari cara penanggulangan yang paling baik, tepat dan ekonomis
h. Mengkoordinir dan melaksanakan keputusan untuk penanggulangan
i. Mencatat, memonitor, dan mengevaluasi langkah-langkah yang
ditempuh
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko
tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan.Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica,
Nuraeni, & Supriyono, 2017).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan . “Health is not
everything but without health everything is nothing” artinya “Kesehatan
bukanlah segalanya tetapi tanpa kesehatan segalanya bukan apa-apa”. Menurut
Hendrik L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat, yaitu: faktor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan
kesehatan.
B. Saran
Kami menyadari akan kekurangan dalam makalah ini, maka pembaca dapat
menggali kembali sumber- sumber lain untuk menyempurnakannya. Jadi kami
harapkan kritik yang membangun dari rekan sekalian, untuk kami lebih bisa
baik dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
23
Maskoeri, Jasin.1994. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Gafindo Persada.
TIM IAD MKU UMS, TIM MUP.2008. Ilmu Kealaman Dasar. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
24