Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan,
serta bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya
perawat kesehatan komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam
hal pencegahan, pemeliharaan, promosi kesehatan dan pemulihan penyakit,
yang bukan saja ditujukan kepada individu, keluarga, tetapi juga dengan
masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan komunitas.

Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan  profesional


yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko
tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan. (Pradley, 2015; Logan dan Dawkin, 2017).

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan
interest yang sama (WHO). Salah satu kelompok sosial yang ada di masyarakat
adalah remaja. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis
dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari
masa anak kemasa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial yang berlangsung pada dekade kedua
kehidupan. Masa remaja berhubungan dengan suatu fenomena fisik yang
berhubungan dengan pubertas. Pubertas adalah suatu bagian penting dari masa
remaja dimana yang lebih ditekankan adalah proses biologis yang mengarah
kepada kemampuan bereproduksi. Pada wanita, kedua ovarium akan
menghasilkan ovum. Pada saat ini perempuan akan mengalami ovulasi dan
menstruasi. Permasalahan nyeri haid adalah permasalahan yang sering
dikeluhkan saat perempuan datang ke dokter atau tenaga kesehatan yang
berkaitan dengan haid. Kondisi ini dapat bertambah parah bila disertai dengan
kondisi psikis yang tidak stabil. Nyeri haid dapat menyerang perempuan yang
mengalami haid pada usia berapapun (Anurogo & Wulandari, 2011).

Hasil pengkajian yang didapat berdasarkan kuesioner . Didapatkan data bahwa


terdapat remaja sebanyak 51 orang. Sebanyak 35 orang (68,6%) dari 51 remaja
sudah mengalami menstruasi. Sebanyak 28 orang remaja (54,9%) yang sudah
menstruasi, mengalami nyeri haid dan kram perut. Data lain yang ditemukan
bahwa sebanyak 30 remaja (58.8%) tidak mengetahui tentang penyimpangan
pengetahuan seks

Berdasarkan hasil pengkajian diatas, maka kelompok kami mengangkat dua


diagnosa keperawatan yang akan diintervensi, yaitu defisit pengetahuan
tentang manajemen nyeri dan kesiapan peningkatan pengetahuan
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah menyelesaikan stase praktik belajar lapangan ini mahasiswa
mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas dengan pendekatan
proses komunitas
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan komunitas pada remaja
b. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan komunitas pada remaja
c. Untuk mengetahui rencana keperawatan komunitas pada remaja
d. Untuk mengetahui implementasi keperawatan komunitas pada remaja
e. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan komunitas pada remaja
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Definisi komunitas
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok
khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai
yang telah melembaga (Sumijatun et. al, 2006). Misalnya di dalam
kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,
kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam
suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam
kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang,
masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak,
2006).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang


merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, 2006).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan


yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/


kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer,
sekunder dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang
kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam
mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan
menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang
optimal (Elisabeth, 2007).

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas


sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir
tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara
mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat
(Mubarak, 2005).

2. Tujuan keperawatan komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan
yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung
(direction) terhadap individu, keluarga dan kelompok didalam konteks
komunitas serta perhatian lagsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat
dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang
dapat mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara
meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal secara mandiri.
b. Tujuan Khusus
1) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
2) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam
rangka mengatasi masalah keperawatan
3) Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan
pembinaan dan asuhan keperawatan
4) Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang
memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di
panti dan di masyarakat
5) Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan
tindaklanjut dan asuhan keperawatan di rumah
6) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko
tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di
rumah dan di Puskesmas
7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial
untuk menuju keadaan sehat optimal.

3. Sasaran keperawatan komunitas


Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran
ini terdiri dari:
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
b. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada
Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
c. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Yang
termasuk kelompok khusus adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti:
 Ibu hamil
 Bayi baru lahir
 Balita
 Anak usia sekolah
 Lansia
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
 Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
 Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental
dan lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, yaitu:
 Wanita tunasusila
 Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
 Kelompok pekerja-pekerja tertentu, dan lain-lain
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
 Panti werdha
 Panti asuhan
 Pusat-pusat rehabilitasi
 Penitipan balita
d. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama
cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-
batas yang telah ditetapkan dengan jelas.Masyarakat merupakan
kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota
masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan
sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan
khususnya.
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam
praktekkeperawatan.Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat
dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).
a. Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauan menuju kemandirian klien (Riyadi, 2007).
b. Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dalam lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat
pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa
aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri
(Riyadi, 2007).
c. Masyarakat sebagai klien
Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu
indentitas bersama (Riyadi, 2007).

4. Strategi keperawatan komunitas.


Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas perlu
digunakan strategi sebagai berikut:
a. Locality Development: yang menekankan pada peran serta masyarakat
dan masyarakat terlibat langsung dalam proses pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
b. Social Planning: dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan
menggunakan birokrasi
c. Social Action: adanya proses perubahan yang berfokus pada
masyarakat atau program yang dibuat oleh pemerintah untuk
perubahan yang mendasar. Sedangkan dalam melaksanakan program
pelayanan keperawatan kesehatan komunitas perlu juga diberi strategi:
1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola
perawatan kesehatan komunitas serta tenaga pelaksana puskesmas
melalui kegiatan penataran.
2) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector, melalui
kegiatan temu karya dan forum pertemuan di kecamatan ataupun
puskesmas.
3) Membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan melalui pendidikan kesehatan pada keluarga,
memberikan bimbingan teknis dalam bidang kesehatan khususnya
pelayanan keperawatan.
4) Mengadakan buku-buku pedoman pelayanan keperawatan.
5) Sesuai dengan teori Blum bahwa derajat kesehatan seseorang
dapat dipengaruhi oleh 4 faktor:
a) Lingkungan, yaitu segala sesuatu yang berada disekeliling
keluarga dimana ia tumbuh dan berkembang. Factor ini
mencakup lingkungan. Fisik, social budaya, dan biologi.
b) Perilaku dari keluarga, baik sebagai satu kesatuan terkecil
dalam masyarakat, maupun perilaku dari tiap anggota keluarga
tersebut.
c) Pelayanan kesehatan, terutama pelayanan kesehatan keluarga
baik sebagai upaya professional maupun sebagai upaya
pelayanan swadaya masyarakat dan atau keluarga sendiri.
d) Keturunan, yaitu sifat genetika yang ada dan diturunkan
kepada keluarga

5. Prinsip keperawatan komunitas


Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan
beberapa prinsip, yaitu:
a. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang
dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian
(Mubarak, 2009).
b. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007).
c. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan
(Riyadi, 2007).
d. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan
upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas
komunitas (Mubarak, 2009).
e. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).

6. Peran perawat komunitas


Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah:
a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah
keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan
yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di
masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku
sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
c. Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun
hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan
perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional
dan intelektual. Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu :
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan
dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat
mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk
belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan
strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi
pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah
didapat (Mubarak, 2005).
d. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang
baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat
ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
e. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan
fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan
termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
(Mubarak, 2005). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah
bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan
karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi
dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
f. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
g. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi,
ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat
proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama
merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada
tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
h. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah
menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. 
Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami
perbaikan kondisi kesehatan.
i. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring  terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang
timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan
rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
j. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak,
2005).
k. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent
and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada
dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa
peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji
motivasi dan kemampuan klien untuk berubah,
menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,
mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari
proses perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini
(Mubarak, 2005). Peningkatan dan perubahan adalah komponen
essensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan,
perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan
menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan
perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).
l. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care
Provider And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan
kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah
yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah
kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat
komunitas.

B. PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. PENGKAJIAN
a. Core/ inti komunitas
1) Histori dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas.
2) Data demografi: umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,
ras, tipe keluarga, status perkawinan.
3) Vital statistik: angka kelahiran, angka kematian, angka
kesakitan.
4) Agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok
atau komunitas.
b. Subsistem
1) Lingkungan fisik: perumahan yang dihuni oleh penduduk,
bagaimana penerangannya, sirkulasi dan kepadatan penduduk.
2) Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan. Status pendidikan
(lama sekolah, jenis sekolah, bahasa), fasilitas pendidikan (SD,
SMP, dll) baik di dalam maupun di luar komunitas.
3) Keamanan dan transportasi: Bagaimana keselamatan dan
keamanan di lingkungan tempat tinggal, apakah tidak
menimbulkan stress. Transportasi apa yang tersedia di
komunitas.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan:
Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas
mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan,
jenjang pemerintahan, kebijakan depkes.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi
dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan
sudah terjadi.
6) Sistem komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit. Misalnya
televisi, radio, koran atau leaflet yang diberikan kepada
komunitas.
7) Sistem ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara
keseluruhan apakah sesuai dengan UMR (Upah Minimum
Regional), dibawah UMR atau diatas UMR sehingga upaya
pelayanan kesehatan yang ditujukan pada anjuran dapat
dilaksanakan, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan
sesuai status ekonomi tersebut.
8) Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan
apakah biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini
hendaknya dapat digunakan komunitas untuk membantu
mengurangi stressor.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi diagnosa keperawatan
adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan
masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.
Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah
yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran
masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan
yang mungkin terjadi  (Mubarak, 2009). Diagnosa keperawatan
ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi terhadap stressor yang ada.
Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen: Problem, Etiologi,
Simptom(Herawati & Neny FS, 2012).

3. RENCANA KEPERAWATAN
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Tahap berikutnya dari
proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa yang harus
dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan
adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah
yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan. Dalam
menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka
ada dua faktor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam
menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/potensi
masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.

Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui


tahapan sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat,
mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.
b. Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam
masyarakat.Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu
wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong
royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan
memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan,
meningkatkan kemampuan masyarakat berperanserta dalam
pembangunan kesehatan di wilayahnya.
c. Tahap pendidikan dan latihan
1) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
2) Melakukan pengkajian
3) Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose
keperawatan
4) Melatih kader
5) Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan
masyarakat
d. Tahap formasi kepemimpinan
e. Tahap koordinasi intersektoral
f. Tahap akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk
mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan
kegiatan kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.

4. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan
anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak
Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009).
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi
pada keperawatan komunitas adalah:
a. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ)
(Mubarak, 2009)
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya
rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2009).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan
dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta
kompeten (Mubarak, 2009).

Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat bertanggung jawab


untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya:
a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan
kesehatan.
b. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang
gizi.
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi
terpenuhinya kebutuhan komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat
pencegahan, yaitu :
a. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan
pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara
umum serta perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh:
imunisasi, edukasi gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam
kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada
diagnosa dini dan tindakan untuk mnghambat proses penyakit,
Contoh: Mengkaji keter¬belakangan tumbuh kembang anak,
memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan
seperti mata, gigi, telinga, dll.
c. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian
individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga, Contoh: Membantu keluarga yang
mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk
melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.

5. EVALUASI
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara
tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari
dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan
yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009).

Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian:


a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan
yang telah ditetapkan
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
d. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa
evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap
implementasi yang telah dilakukan.

Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan


komunitas adalah :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan
perencanaan, peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah
peserta.
c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan
penggunaannya serta keuntungan program.
d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan
tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
C. Konsep Remaja

1. Pengertian

Remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin “adolescence” yang

berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence

berasal dari bahasa inggris mempunyai arti cukup luas meliputi

kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Sedangkan menurut

WHO, disebut remaja apabila usia anak sudah mencapai usia 10-18 tahun

(Proverawati & Misaroh, 2009)


Menurut Efendi (2009) pengertian remaja adalah masa peralihan dari

masa anak-anak menuju masa dewasa. Seseorang bisa disebut remaja

apabila usia anak sudah mencapai usia 10-18 tahun. Pada periode ini

berbagai perubahan terjadi dimulai dengan timbulnya perubahan yang

ditandai dengan perubahan fisik, perilaku kognitif, biologis, dan emosi.

Menurut Proverawati & Misaroh (2009) pengertian masa remaja adalah

suatu tahap antara masa anak-anak menuju masa dewasa, pertumbuhan

dan perkembangan pada masa remaja sangat cepat baik fisik maupun

psikologis. Perkembangan yang cepat ini berlangsung pada usia mulai 11-

16 tahun pada laki-laki dan pada perempuan usia mulai 10-15 tahun.

Salah satu ciri masa pubertas adalah mulai terjadinya menstruasi pada

perempuan.

2. Pengelompokan Remaja

Menurut Bobak (2010) masa remaja dibagi dalam 3 tahap yaitu :

a. Remaja tahap awal (usia 10-14 tahun)

Seorang remaja pada tahap ini hanya memiliki pemahaman yang

kurang terhadap perubahan dirinya. Perubahan yang terjadi pada masa

ini sangat cepat, Pada masa initugas perkembangannya lebih

dipengaruhi oleh perubahan fisik dan mentalyang cepat, yaitu adaptasi

dan penerimaan keadaan tubuh yang berubah.

b. Remaja tahap menengah (usia 15-16 tahun)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman, karena

teman-teman sebaya menggantikan kedudukan orang tua. Pada masa


ini remaja secara fisik menjadi percayadiri dan mendapatkan

kebebasan dari orang tua, memperluas pergaulan dengan teman

sebaya, mulai menjalin persahabatan dan ketertarikan dengan lawan

jenis.

c. Remaja tahap akhir (usia 17-21 tahun)

Masa menuju masa periode dewasa, memahami dirinya dengan lebih

baik. Seorang individu yang mencapai kematangan fisik,emosi dan

kesadaran akan keadaan sosialnya, memiliki identitas personal dalam

relasinya dengan orang lain, mengetahui peran sosial, sistem nilai, dan

tujuan dalam hidupnya. 3. Menurut Hurlock (1980) perubahan-

perubahan yang terjadi pada usia remaja yaitu:

1) Perubahan Fisik
a) Perubahan eksternal
 Tinggi badan, Anak perempuan rata-rata mencapai tinggi
maksimal pada usia 17-18 tahun sedang anak laki-laki antara
usia 19-20 tahun.
 Berat badan, perubahan berat badan mengikuti jadwal yang
sama dengan perubahan tinggi badan.
 Proporsi tubuh, berbagai anggota tubuh mencapai
perbandingan yang seimbang. Organ seks, organ seks
perempuan dan laki-laki mencapai ukuran yang matang tetapi
fungsi belum maksimal sampai beberapa tahun kemudian,
sedangkan ciri seks sekunder mencapai tingkat
perkembangan matang pada akhir masa remaja.
b) Perubahan Internal
 Sistem pencernaan, perut menjadi lebih panjang, usus
bertambah panjang dan bertambah besar, otot perut dan
dinding usus bertambah tebal dan lebih kuat, ukuran hati
bertambaha besar dan kerongkongan bertambah panjang.
 Sistem peredaran darah, jantung bertambah besar dengan
pesat, pada usia remaja akhir berat jantung dan kerongkongan
bertambah panjang.
 Sistem pernafasan, Kapasitas paru anak wanita matang pada
usia 17 tahun sedangkan laki-laki beberapa tahun kemudian.
 Sistem Endokrin, kelenjar seks berkembang pesat meskipun
belum mencapai ukuran matang.
 Jaringan tubuh, perkembangan rangka berhenti pada usia 18
tahun, jaringan lain terus berkembang terutama jaringan otot.
c) Perubahan Emosi
Emosi pada remaja sama dengan anak-anak bedanya terletak
pada rangsangan dan derajat yang menimbulkan emosi. Emosi
yang umum yang dimiliki oleh remaja antara lain : amarah,
takut, cemburu, ingin tahu, irihati, gembira, sedih, kasih sayang.
Remaja yang memiliki kematangan emosi yang memberikan
reaksi emosional yang stabil tidak berubah-ubah dari suasana
hati kesuasana hati yang lain.
d) Perubahan Sosial
Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah
berhubungan dengan penyesuaian sosial, hal tersebut
dikarenakan oleh kuatnya pengaruh kelompok sebaya
disebabkan remaja lebih banyak diluar rumah bersama teman
sebaya sebagai kelompok.
3. Perkembangan seksual remaja menurut Efendi (2009)
Perubahan dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat dengan
mulainya pubertas. Aktivitas kelenjar pituitary pada masa ini berakibat
dalam sekresi hormon yang meningkat dengan efek fisiologis yang
tersebar luas. Hormon pertumbuhan memproduksi dorongan pertumbuhan
yang cepat, yang membawa tubuh mendekati tinggi dan berat dewasanya
dalam rentang waktu sekitar 2 tahun.Dorongan pertumbuhan terjadi lebih
awal pada wanita daripada pria, juga menandakan bahwa wanita lebih
dahulu matang secara seksual daripada pria. Pencapaian kematangan
seksual ditandai dengan datangnya menstruasi (pada wanita) atau
produksi semen yang biasanya timbul dalam bentuk mimpi basah (pada
pria). Datangnya menstruasi dan mimpi basah pertama tidak sama pada
setiap orang.

Usia yang menandakan mentruasi pertama kali (menarche) pada wanita


adalah 8 atau 9 tahun namun, pada umunya sekitar 12 tahun. Menstruasi
terjadi karena sel telur yang diproduksi ovarium tidak dibuahi oleh sel
sperma dalam uterus. Sel telur tersebut menempel pada dinding uterus dan
membentuk lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah, yang
biasanya tejadi antara 3 sampai 7 hari. Jarak antara siklus haid dengan
siklus berikutnya tidak sama pada setiap wanita, adakalanya 21 hari atau
bisa juga 35 hari.
Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas memicu munculnya
dorongan seksual. Pemuasan dorongan seksual masih dipersulit dengan
banyaknya tabu sosial. Dan juga kurangnya pengetahuan yang benar
tentang Reproduksi.

Perubahan fisik remaja juga mengalami perubahan emosional dan


psikososial. Tugas psikososial remaja adalah untuk tumbuh dari orang
yang bergantung menjadi orang yang tidak bergantung. Yang identitasnya
memungkinkan orang tersebut untuk berhubungan dengan orang lain
dalam gaya dewasa. Perubahan emosional menimbulkan problem
emosional yang bervariasi antara remaja yang satu dengan remaja yang
lain. Perubahan emosional tersebut tercermin dalam sikap dan tingkah
laku. Sedangkan, perkembangan kepribadian pada masa ini dipengaruhi
tidak saja oleh orang tua dan lingkungan keluarga, tetapi juga oleh
lingkungan sekolah maupun teman-teman pergaulan di luar sekolah.
BAB III
PEMBAHASAN

Data yang didapat dari hasil pendataan yang dilakukan mulai tanggal 07-08
Sepetember 2021, dianalisis dan diperoleh diagnosis keperawatan komunitas,
kemudian dilakukan penapisan untuk menentukan prioritas diagnosa keperawatan.

A. ANALISA DATA
No Analisa Data Diagnosis Keperawatan Komunitas
1 Data Subjektif Defisit pengetahuan tentang
Hasil wawancara pada manajemen nyeri D. 0111
tanggal 07-08 september
2021
o Dari 51 responden
remaja 35 (68,6%)
diantara menayakan
masalah nyeri haid
yang di alami normal
atau tidak
Data Objektif
Hasil Quesioner dan
observasi
o 51 responden remaja (
100%), 35 (68,8%)
sudah mengalami
menstruasi 16
(31,4%)belum
menstruasi
o 51 responden remaja
(100%) ,28 (54,9%)
mengalami nyeri saat
haid ,23 (45,1%)
tidak mengalami
nyeri menstruasi
o
2 Data Subjektif Kesiapan Peningkatan Pengetahuan D.
Hasil wawancara pada 07-08 0113
september 2021
o 51 responden remaja
mengekspresikan
keinginan untuk
mengetahui masalah
kesehatan dan
pencegahan
penyimpangan seks
Data Objektif
Hasil Quesioner dan
Observasi
o 51 responden 30
(58,8%) tidak
mengetahui
penyimpangan seks
dan 21 ( 41,2%)
mengetahui
penyimpangan seks
B. Penapisan Masalah
Dari hasil analisa data didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas masalah, adapun
penapisan tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
No. Diagnosa Keperawatan Kriteria Skor Keterangan
Komunitas
Besarnya masalah Kesadaran Sumber Daya yang Keterangan Perbobot
Masyarakat untuk tersedia 1. Sangat Rendah
berubah 2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi
1 Defisit pengetahuan
tentang manajemen
nyeri D. 0111
2 Kesiapan Peningkatan
Pengetahuan D. 0113
C. Prioritas Diagnosis Keperawatan.
Berdasarkan scoring di atas, maka prioritas diagnosis keperawatan komunitas
Responden Remaja adalah sebagai berikut
No Diagnosis Keperawatan Jumlah
Prioritas
1 Defisit pengetahuan tentang manajemen nyeri D.
0111
2 Kesiapan Peningkatan Pengetahuan D. 0113
BAB IV
RENCANA DAN STRATEGI KOMUNITAS DI RT 01 – 05 RW 004 KELURAHAN MUNJUL KECAMATAN CIPAYUNG
JAKARTA TIMUR.

Dari hasil analisis data maka telah di dapatkan diagnosis keperawatan komunitas sesuai prioritas. Dari diagnosis tersebut, kami
melakukan perencanaa bersama dengan peran ketua RW , tokoh masyarakat , dan kelompok kerja kesehatan (popjakes) yang di
laksanakan pada tanggal 19-20 maret 2019. Adapun perancanaan yang akan kami laksanankan adalah sebagai berikut :

N Diagnosis Rencana Implementasi Indikator Kriteria hasil Penanggung Wak


o keperawa kegiatan jawab tu
tan
1 Defisit 1. Identifikasi 1. Koordina 1. Seluruh 1. Mahphendr Juma
pengetahu 1. Edukasi kesiapan dan si dengan ketua RT 01- a Subakti t 29-
an tentang seksualitas. kemampuan ketua RT 05 hadir S.kep. Mare
menejeme 2. Edukasi menerima 01 – 05 dalam t-
n kesehatan informasi. RW 004 kegiatan 2019.
Reproduks tentang 2. Identifikasi edukasi 2. Ketua RW 2. Resty
i. penyakit faktor-faktor kesehatan menghadiri Marpaung 19:00
menular yang dapat tentang kegiatan. S.kep. WIB.
seksual meningkatkan reproduks 3. Seluruh
(HIV) dan menurukan i berjalan kader hadir
3. Edukasi motivasi baik. dalam
perawatan perilaku hidup. 2. Semua kegiatan.
perineum / 3. Sediakan materi perwakila 4. Seluruh
vulva dan pedidikan n kader remaja laki-
higiene kesehatan. di RT 01- laki yang ada
4. Jadwalkan 05 RW di RT 01-05
pendidikan 004 RW 004
kesehatan menghan menghadiri
sesuai diri kegiatan.
kesepakatan. kegiatan
5. Berikan edukasi.
kesempatan 3. 50% ( 44)
untuk bertanya. Remaja
6. Jelaskan faktor laki-laki
resiko yang menghadi
dapat ri edukasi
mempengaruhi tentang
kesehatan. reproduks
7. Ajarkan i di rumah
perilaku hidup pak RT
bersih dan 02 .
sehat.
8. Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan
sehat.
2 Diagnosis 1. Edukasi 1. Identifikasi 1. Kegiatan 1. Seluruh 1. Iswati Juma
keperawat kesehatan kesiapan edukasi ketua RT S.kep. t 29-
an tentang tentang dan berjalan 01- 05 Mare
menejeme siklus haid. kemampuan dengan hadir t-
n nyeri. 2. Edukasi menerima lancar. dalam 2019.
kesehatan informasi. 2. Remaja kegiatan 2. Maria Ulfa
tentang 2. Identifikasi perempua 2. Ketua S.kep. 19:00
penangana faktor- n (50%) RW WIB.
n nyeri faktor yang yang menghadi
dengan dapat menghadi ri
terapi pijat. meningkatk ri kegiatan.
3. Demonstra an dan edukasi 3. Seluruh
si menurukan tentang kader
penangana motivasi menstruas hadir 3. Firmansya
n nyeri perilaku i dalam h made
dengan hidup. 3. Acara kegiatan. S.kep.
dark 3. Sediakan berlangsu 4. Seluruh
chocolate materi dan ng remaja
dan jahe. pedidikan dengan perempua
4. Demonstra kesehatan. rencana. n yang
si 4. Jadwalkan 4. Remaja ada di RT
penangana pendidikan perempua 01-05 4. Fantesya
n nyeri kesehatan n (50%) RW 004 Tuhusula
dengan sesuai mengerti menghadi S.kep
kompres kesepakatan tentang ri
air hangat. . mentruasi kegiatan.
5. Demonstra 5. Berikan dan
si kesehatan dismenor
penangana unutuk e. 5. Warih
n nyeri bertanya. 5. Remaja S.kep
dengan 6. Jelaskan perempua
rebusan faktor resiko n banyak
kunyit yang dapat bertanya
asam mempengar tentang
terhadap uhi dismenor
penurunan kesehatan. e.
disminore. 7. Ajarkan
6. Demonstra perilaku
si hidup bersih
penangana dan sehat. 6. Yatim puji
n nyeri 8. Ajarkan lestari
dengan strategi S.kep.
senam yang dapat
haid. digunakan
7. Demonstra untuk
si vulva meningkatk 7. Arya sofie
hygenie an perilaku S.kep.
dengan hidup bersih
rebusan dan sehat.
binahong.
BAB V
IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS (PELAKSANAAN KEGIATAN) DI RT 01 – 05 RW 004
KELURAHAN MUNJUL KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR.

NO Diagnosis Kegiatan Waktu/Tempat Peserta Pelaksana Hambatan Solusi


1 Defisit 1. Edukasi kesehatan Jumat 29 – 03 Remaja Mahphendra 30 % remaja Mengkoordinasi
pengetahuan tentang reproduksi. – 2019 . Laki – laki subakti S.kep laki – laki melalui ketua
tentang ( 19:00 – 19 : RT 01 – 05 yang hadir. karang taruna.
Reproduksi 30) RW 004
Di rumah ketua
RT 02.
2. Edukasi kesehatan Jumat 29 – 03 Remaja Resty 30 % remaja Mengkoordinasi
tentang penyakit – 2019 . Laki – laki marpaung laki – laki melalui ketua
menular dan HIV ( 19:30 – 20: RT 01 – 05 S.kep yang hadir. karang taruna.
AIDS. 00) RW 004
Di rumah ketua
RT 02.
2 Defisit 1. Edukasi kesehatan Jumat 29 – 03 Remaja Iswati S.kep 27 % remaja Mengkoordinasi
pengetahuan tentang siklus haid. – 2019 . perempuan perempuan melalui kader.
tentang ( 19:00 – 19: RT 01 – 05 yang hadir.
manajemen 15) RW 004
nyeri haid. Di rumah ketua
RT 02.
2. Edukasi kesehatan Jumat 29 – 03 Remaja Maria ulfa 27 % remaja Mengkoordinasi
tentang penanganan – 2019 . perempuan S.kep perempuan melalui kader.
nyeri dengan terapi ( 19:15 – 19: RT 01 – 05 yang hadir.
pijat 30) RW 004
Di rumah ketua
RT 02.
3. Demonstrasi Jumat 29 – 03 Remaja Firmansyah 27 % remaja Mengkoordinasi
penanganan nyeri – 2019 . perempuan made S.kep perempuan melalui kader.
dengan dark ( 19:30 – 19: RT 01 – 05 yang hadir.
chocolate dan jahe. 45) RW 004
Di rumah ketua
RT 02.
4. Demonstrasi Jumat 29 – 03 Remaja Fantesya 27 % remaja Mengkoordinasi
penanganan nyeri – 2019 . perempuan tuhusula perempuan melalui kader.
dengan kompres air ( 19:45 – RT 01 – 05 S.kep yang hadir.
hangat. 20:00) RW 004
Di rumah ketua
RT 02.
5. Demonstrasi Jumat 29 – 03 Remaja Warih S.kep 27 % remaja Mengkoordinasi
penanganan nyeri – 2019 . perempuan perempuan melalui kader.
dengan rebusan ( 20:00 – 20: RT 01 – 05 yang hadir.
kunyit asam 15) RW 004
terhadap penurunan Di rumah ketua
disminore. RT 02.
6. Demonstrasi Jumat 29 – 03 Remaja Yatim puji 27 % remaja Mengkoordinasi
penanganan nyeri – 2019 . perempuan lestari S.kep perempuan melalui kader.
dengan senam haid. ( 20:15 – 20 : RT 01 – 05 yang hadir.
30) RW 004
Di rumah ketua
RT 02.
7. Demonstrasi vulva Jumat 29 – 03 Remaja Arya sofi 27 % remaja Mengkoordinasi
hygenie dengan – 2019 . perempuan S.kep perempuan melalui kader.
rebusan binahong. ( 20:30 – RT 01 – 05 yang hadir.
20:45) RW 004
Di rumah ketua
RT 02.
BAB VI
EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RT 01 – 05 RW 004 KELURAHAN MUNJUL KECAMATAN
CIPAYUNG JAKARTA TIMUR.
Diagnosis Strength Weakness Opportunity Threatened Tindak lanjut
keperawatan
komunitas
Defisit  Sudah  Belum adanya  Adanya  Terbatasnya  Karang
pengetahuan terbentuk penyeluhan dukungan pengetahuan taruna
tentang karang secara rutin dri setiap RT para remaja sebagai
Reproduksi taruna. dari instasi dan RW tentang sarana
 Jumlah bersangkutan. 004, untuk Reproduksi. kegiatan
remaja putra  Minimalnya remaja putra  Terbatasnya untuk remaja
putri 208. kegiatan yang putri. waktu para hendaknya
 Remaja putra dilaksanakan  Adanya remaja dalam dapat di
putrid aktif oleh remaja di wadah berorganisasi di optimalkan
berorganisasi RW 004 (hanya karang wilayah RW fungsinya
. pada saat hari taruna bagi 04. dengan
 Adanya kemerdekaan) para remaja  Keterbatasan pembinaan
koordinasi  Sebanyak 19 % untuk danah. yang lebih
setiap RT di atau 34 remaja melakukan intensif.
RW 004. tidak kegiatan.  Perlu di
 Semua mengetahui  Adanya adakan
remaja putra tentang fungsi dukungan pendidikan
putrinya reproduksi. dan program kesehatan
bersekolah. puskesmas yang
 Antusias bagi para berkelanjuta
remaja dalam remaja. n bagi para
menghadiri remaja di
edukasi tingkat
kesehatan. lingkungan
rw 04
Defisit  terbentuk  Belum adanya  Adanya  Terbatasnya  Karang
pengetahuan karang penyeluhan dukungan pengetahuan taruna
tentang taruna. secara rutin dri setiap RT para remaja sebagai
menejemen nyeri  Jumlah dari instasi dan RW tentang sarana
mestruasi. remaja putri bersangkutan. 004, untuk penanganan kegiatan
182 org.  Minimalnya remaja putri. nyeri haid. untuk remaja
 Remaja putri kegiatan yang  Adanya  Terbatasnya hendaknya
aktif dilaksanakan wadah waktu para dapat di
berorganisasi oleh remaja karang remaja dalam optimalkan
. putri di RW taruna bagi berorganisasi di fungsinya
 Adanya 004 (hanya para remaja wilayah RW dengan
koordinasi pada saat hari putri untuk 04. pembinaan
setiap RT di kemerdekaan) melakukan  Keterbatasan yang lebih
RW 004.  Sebanyak 58 % kegiatan. dana. intensif.
 Semua atau 120 orang  Adanya  Perlu di
remaja sudah dukungan adakan
putrinya menstruasi. dan program pendidikan
bersekolah. Sebanyak 52% puskesmas kesehatan
 Antusias atau 62 orang bagi para yang
remaja dalam remaja yang remaja putri. berkelanjuta
menghadiri sudah haid dan n bagi para
edukasi nyeri haid remaja
kesehatan putrid di
tingkat
lingkungan
rw 04

Anda mungkin juga menyukai