PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu
bagaimana konsep teori keperawatan komunitas dan bagaimana asuhan
keperawatan komunitas.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan materi atau referensi pembelajaran dan menambah
pengetahuan khususnya mengenai asuhan keperawatan komunitas.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi bagi institusi Pendidikan khususnya prodi keperawatan
universitas jambi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica,
Nuraeni, & Supriyono, 2017).
Definisi keperawatan kesehatan komunitas menurut American Public
Health Association (2004) yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan
teori keperawatan profesional yang bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan pada keseluruhan komunitas.
Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan
proteksi kesehatan populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial
dan ilmu kesehatan masyarakat (American Public Health Association,
1996). Praktik yang dilakukan berfokus pada populasi dengan tujuan utama
promosi kesehatan dan mencegah penyakit serta kecacatan untuk semua
orang melalui kondisi yang dicipakan dimana orang bisa menjadi sehat.
Perawat kesehatan komunitas bekerja untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, komunitas dan populasi melalui fungsi inti dari
pengkajian,jaminan dan kebijakan pengembangan (IOM,2003). Fungsi inti
diaplikasikan dalam cara sistematik dan komprehensif. Proses pengkajian
meliputi identifikasi kepedulian, kekuatan dan harapan populasi dan dipandu
dengan metode epidemiologi. Jaminan diperoleh melalui regulasi, advokasi
pada penyedia layanan kesehatan profesional lain untuk memenuhi
kebutuhan layanan yang dikehendaki populasi, koordinasi pelayanan
komunitas atau ketentuan langsung pelayanan.
4
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatanmasyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu
dankelompok
Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko
tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (TB Paru, Kusta, Malaria,
Demam Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia) dan penderita penyakit
degeneratif.
2. Sasarankeluarga
5
masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk
group), dengan prioritas :
a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
(Puskesm
dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
6
demam berdarah,dll)
5. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau
akibatlainnya
7
adalah pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan kasus
penyakit akut dan kronis, pengelolaan dan rujukan kasuspenyakit.
7. Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti
wreda, dan panti sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga
pemasyarakatan (Lapas).
8. Pelayanan pada kelompok kelompok resikotinggi
8
masyarakat sadar bahwa penanganan yang bersifat individual tidak akan
mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka
telah melakukan pendekatan pemecahan masalah kesehatan
menggunakan proses kelompok.
2. Pendidikan kesehatan (health promotion)
9
2.1.6 Model Asuhan Keperawatan Menurut BettyNeuman
Asuhan Keperawatan yang di berikan pada komunitas atau kelompok
adalah sebagai berikut.
1. Pengkajian
Hal yang perlu di kaji pada komunitas atau kelompok, antara lain
sebagai berikut :
a. Inti (Core)meliputi
10
keseluruhan, apakah pendapatan yang diterima sesuai dengan
kebijakan Upah Minimun Regional (UMR) atau sebaliknya di
bawah upahminimum.
Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka,
apakah biayanya dapat di jangkau oleh masyakarat.
2. DiagnosisKeperawatan
11
rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya (Mubarak, 2009).
1. Tingkat individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan
memberikan asuhan keperawatan pada individu tersebut. Pelayanan
pada tingkat individu dapat dilaksanakan pada rumah atau puskesmas,
meliputi penderita yang memerlukan pelayanan tindak lanjut yang
tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan di rumah dan perlu
kepuskesmas, penderita resiko tinggi seperti penderita penyakit demam
darah dan diare. Kemudian individu yang memerlukan pengawasan
dan perawatan berkelanjutan seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan
balita.
2. Tingkat keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan
keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi
12
diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga yang
anggota keluarganya menderita penyakit menular dan kronis. Hal ini
dikarenakan keluarga merupakan unit utama masyarakat dan lembaga
yang menyakut kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya,
keluarga tetap juaga berperan sebagai pengambil keputusan dalam
memelihara kesehatan anggotanya.
3. Tingkat komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan
dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu
wilayah kerja puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh
wilayah atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya
kebudayaan, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.
13
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan
dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat
mengkaji kebutuhanpembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk
belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan
strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi
pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat.
3. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang
baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh oleh masyarakat.
4. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela
klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di
dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan
kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien.Tugas perawat
sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan
untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harusdilakukan karena
klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan
banyak petugas kesehatan.
5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan
beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
6. Sebagai kolaborator
14
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi,
ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat
proses penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama
merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap
proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan.
7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini
dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi
kesehatan.
8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul
serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak professional.
10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada
dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa
peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi
dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative,
menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya,
15
menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan
hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan
membimibing klien melalui fase-fase ini.Peningkatan dan perubahan
adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses
keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan,
melaksanakan dan menjaga perubahan seperti: pengetahuan,
ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan.
11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care
Provider And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.
Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain
juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.
16
Sedangkan menurut Setyowati dan Murwani (2008) menyebutkan
asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktik keperawatan kepada keluarga, untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
2.2.2 Tujuan
Menurut Setyowati dan Murwani (2008) tujuan keperawatan keluarga
terdiri dari:
1. Tujuan umum
Ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya secara mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
b. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah
kesehatan keluarga.
c. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota
keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan atau
yang membutuhkan bantuan atau asuhan keperawatan.
d. Memelihara lingkungan (fisik, psikis dan sosial) sehingga dapat
menunjang peningkatan kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat misalnya:
puskesmas, puskesmas pembantu, kartu sehat dan posyandu untuk
memperoleh pelayanan kesehatan.
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan diantaranya:
17
3. Masalah kesehatan di dalam keluarga akan saling memengaruhi terhadap
individu dalam keluarga
4. Keluarga merupakan lingkungan yang serasi untuk mengembangkan
potensi tiap individu dalam keluarga
5. Keluarga merupakan pengambil keputusan dalam mengatasi masalah
6. Keluarga merupakan saluran yang efektif dalam menyalurkan dan
mengembangkan kesehatan kepada masyarakat (Mubarak, dkk., 2012).
Hambatan – hambatan yang sering dihadapi dalam memecahkan
masalah kesehatan, yaitu:
2.2.3 Sasaran
Menurut Setyowati dan Murwani (2008) mengatakan sasaran dari
asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga- keluarga yang rawan
kesehatan yaitu: keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau yang
beresiko terhadap timbulnya masalah kesehatan
18
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan
sebagai sarana/penyalur. Salah satu lingkup praktik keperawatan keluarga
adalah asuhan keperawatan keluarga karena keluarga merupakan unit
terkecil dalam masyarakat sebagai akibat pola penyesuaian keluarga yang
tidak sehat sehingga tidak terpenuhi kebutuhan keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiaitan
yang diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan (Padila, 2012).
19
d) Asi kurang.
e) Ibu menderita penyakit menular.
2) Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara
anggotanya.
a) Anak yang tidak kehendaki dan pernah dicoba untuk
digugurkan.
b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan
seringtimbul cecok dan ketegangan.
c) Ada anggota keluarga yang serig sakit.
d) Salah satu orang tua meninggal, cerai atau lari dari tanggung
jawab.
20
a. Seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus utama
dari pengkajian dan perawatan
b. Keluarga menjadi fokus dan individu sebagai latar belakang
c. Keluarga dipandang sebagai interaksi system
d. Fokus intervensi: dinamika internal keluarga, hubungan dalam
keluarga, struktur dan fungsi keluarga, hubungan subsistem keluarga
dengan lingkungan luar.
21
Pelayanan keperawatan meliputi: pengkajian fisik atau psikososial,
menunjukan pemberian tindakan secara terampil, dan memberikan
intervensi. Adannya kerja sama dari klien, keluarga dan perawat sebagai
pemberi perawatan utama di keluarga pada tahap perencanaan sangat
penting. Perawat hanya memberikan perawatan dalam waktu yang
terbatas, sedangkan perawatan yang dilakukan di rumah merupakan
tanggung jawab dari keluarga. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan
menjadi intervensi yang utama dalam perawatan di rumah.
2. Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat
penting untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dialaminya.
3. Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
Perawat bertanggung jawab untuk mengoordinasikan para professional
lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Fokus peran perawat
menjadi manager kasus adalah kemampuan untuk mengkaji kebutuhan,
menentukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasikan cara memenuhi
kebutuhan, dan mengimplementasikan rencana yang telah disusun.
4. Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama
periode waktu tertentu, sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu
perawatan yang dilakukan di rumah.
5. Advokasi
Peran perawat sebagai penasihat berhubungan dengan masalah
pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan.
22
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Pelayanan kesehatan adalah
upaya yang diberikan oleh Puskesmaskepada masyarakat, mencakup
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan,pelaporan, dan dituangkan
dalam suatu sistem (Permenkes RI, 2014).
2.3.2 PelayananKeperawatan
23
keperawatan sebagai profesi (Kusnanto, 2009).
2.3.3 Model SERVQUAL (ServiceQuality)
24
Responsiveness merupakan respons atau kesigapan karyawan dalam
membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap,
yang meliputi kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan
karyawan dalam menangani transaksi dan penanganan keluhan pelanggan
ataupasien.
2.3.4 Puskesmas
25
Indikator Keberhasilan Layanan Konseling Berhenti Merokok
Input - Adanyarencana
- Adanya tenaga konseling yangterlatih
- Adanya ruangan untuk memberikan layanan
konseling berhentimerokok
- Adanya media, sarana dan prasarana alatkesehatan
- Adanya danapendukung
Proses - Adanya kegiatan layanan konseling berhenti
merokok
- Terselenggaranya pelatihan konseling tenaga
kesehatan
Output - Jumlah tenaga kesehatan yangterlatih
- Jumlah klien yang berhenti merokok dari masing-
masing unitlayanan
- Jumlah klien yang berhenti merokok dari
masyarakat umum.
26
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan terkait berhenti merokok sesuai
denganalur yang telahditentukan.
27
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Analisa kassus :
1. Pegkajian
2. Diagnosis keperawatan komunitas
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Peran dan fungsi perawat komunitas
6. Tindak lanjut untuk individu,keluarga dan komunitas
1. Perawat praktisi
2. Klinik berbasis masyarakat
3. Konseling
Jawab :
28
1. Menurut According to the American Association of Nurse
PractitionersSeorang perawat praktisi ( NP ) adalah seorang perawat
terdaftar praktik maju yang diklasifikasikan sebagai praktisi tingkat
menengah . Seorang praktisi perawat dilatih untuk menilai kebutuhan
pasien, memesan dan menginterpretasikan tes diagnostik dan laboratorium,
mendiagnosis penyakit dan penyakit, meresepkan obat dan merumuskan
rencana perawatan. Pelatihan NP mencakup pencegahan penyakit dasar,
koordinasi perawatan, dan promosi kesehatan, tetapi tidak memberikan
kedalaman keahlian yang diperlukan untuk mengenali kondisi yang lebih
kompleks.
2. Klinik berbasis masyarakat merupakan organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok.contohnya adalah puskesmas (Depkes RI, 1991)
3. Konseling atau penyuluhan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor/pembimbing) kepada
individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama
kali digunakan oleh Frank Parsons pada tahun 1908 saat ia melakukan
konseling karier.
29
8. Apa saja batasan dari pean perawat praktisi ?
9. Apa yang terkandung dalam rokok yang dapat mengurangi stress ?
10. Apakah ada perbedaan konselor yang di berika perawat dngan profesi lain
STEP III ANALISA MASALAH
1. Konseling yang harus dilakukan :
1) Menganjurkan pasien untuk berhenti merokok
2) Menjelaskan apa saja bahaya dari merokok terutama pada ibu hamil
3) Menjelaskan bagaimana cara /tips untuk berhenti merokok
4) Menjelaskan bagaimana memanagemen stres
5) Menganjurkan pasien untuk menjaga kahamilannya dengan cara
menerapkan hidup sehat dan memenuhi kebutuhan nutrisinya.
2. Peran dan tanggung jawab perawat praktisi :
1) Pemberi asuhan keperawatan
2) Pendidik/penyuluh
3) Pengelola/manager kasus
4) Fasilitator / kolaborator
5) Organisator
6) Penemu kasus
7) Role model
8) Change agent/inovator
3. LO
4. Jenis – jenis :
1) Perawat praktisi keluarga
2) Perawat praktisi gerontology
3) Perawat praktisi pediatric
4) Perawat praktisi perawatan akut
5. Dampak merokok :
1) Keguguran
2) Ketuban pecah dini
3) Plasenta previa
4) Janin terpapar bahan kimia
30
5) Lahir premature
6) Asma
7) BBLR
8) Cacat bawaan
9) Gangguan pola perilaku, emosional serta kemampuan belajar
6. Cara berhenti merokok :
1) Mengelola stres (mis : mendengarkan musik, pijat atau yoga)
2) Hindari pemicu (mis : berkumpul dengan sesama perokok)
3) Terapi penggantian nikotin/NRT (mis : permen karet)
4) Libatkan keluarga dan teman dekat
5) Terapi perilaku (mis : konseling untuk berhenti merokok)
6) Membersihkan rumah dari aroma rokok dan hal yang dapat mendukung
keinginan merokok
7) Olahraga (mis : lari & berenang)
8) Pola makan sehat, akupuntur, hipnosis, dan obat-obatan.
7. LO
8. Batasan karakteristik :
1) Tidak boleh memberikan resep obat tertentu
2) Tidak boleh melakukan operasi medis
9. Ada beberapa kandungan didalam rokok yaitu karbon monoksida, tar,
hidrogen sianida, benzena, formaldehida, arsenik, kadmium, amonia, dan
nikotin. Semua kandungan dalam rokok ini memiliki efek buruk untuk tubuh,
walaupun pada nikotin mengandung efek menenangkan sementaranamun hal
ini tidak dapat menghilangkan stres, para peneliti dari oxford university dan
king’s collage London mengungkapkan mengenai keyakinan bahwa merokok
bisa menghilangkan stres ini merupakan hal yang sudah pasti salah.
10. Perbedaan konselor yang diberikan perawat praktisi dengan profesi lain
adalah terletak pada bidang keahlinya dan ilmu yang dipelajari dari masing-
masing konselor tiap profesi.
31
3.5 STEP IV MIND MAPPING
Definisi
Syarat
Peran
menjadi
Perawat
prawat Keperawatan Praktisi
praktisi PerawatanPra
ktisi
Batasan
Jenis
tanggung
Perawat
jawab
Komunita
perawat
s
praktisi
32
1) Komunitas sebagai system sosial (dimensi system)
a) Pola komunikasi
b) Pengambilan keputusan
d) Batas wilayah
33
Sebagaimana mengkaji fisik pada individu. Pengkajian lingkungan dilakukan
dengan metode winshield survey atau survey dgn mengelilingi wilayah komunitas
Pelayanan kesehatan :
a) Hospital
b) Praktik swasta
c) Puskesmas
d) Rumah perawatan
f) Perawatan di rumah
4) Ekonomi
34
% pendapatan kelas bawah
b) Karakteristik pekerjaan
@ status ketergantungan
% yg menganggur
% yg bekerja
% yg menganggur terselubung
5) Keamanan transportasi
a) Keamanan
- Protection service
- Jenjang pemerintahan
- Kebijakan Dep.Kes
7) Komunikasi
- Formal
35
- Informal
8) Pendidikan
9) Recreation
7. Bagaimana cara menjadi perawat praktisi dan apa perbedaan dengan perawat
lain ?
Jawab :
Praktisi perawat harus mendapat pelatihan dan edukasi sebagai Perawat Terdaftar
agar bias melakukan praktek. Mereka harus mengejar program keprofesian
36
demi mendapat izin praktek keperawatan. Ketika mereka sudah mendapat izin
ini, mereka bias mengambil kuliah spesialisasi dalam pediatrik, perawatan
diabetes atau gerontologi. Praktisi perawat banyak diterima dalam fasilitas
kesehatan swasta dan klinik komunitas, namun perawat terdaftar lebih banyak
ditemukan di rumah sakit dan di ruang operasi, beberapa praktisi perawat
memilih untuk mengejar pendidikan berkelanjutan yang membuatnya bias
bekerja dengan jam kerja yang fleksibel, gaji lebih tinggi dan karir lebih maju.
PENGKAJIAN
I. DATA DEMOGRAFI
A. Struktur Keluarga
Nama KK : Tn. K
Umur :-
Agama :-
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku/ Bangsa :-
L P Sehat Sakit
1. Tn. K L Suami
3. An. L L Anak
37
C. Data Ekonomi
a. Penghasilan rata-rata perbulan : Tidak terkaji
1. <Rp 1.000.000 2. Rp 1.000.000-3.000.000 3. >Rp
3.000.000
b. Asuransi yang dimiliki : Tidak terkaji
1. BPJS 3. Jamsostek
2. Jamkesmas 4. Tidak memiliki
c. Apakah keluarga menabung :
1. Ya 2. Tidak
38
1. < 10% 2. >10%
i. Penerangan yang digunakan : Tidak terkaji
1. Listrik 2. Non listrik
j. Pemanfaatan pekarangan : Tidak terkaji
1. Kebun 2. Kolam 3. Kandang
k. Berapa luas rumah………m2 : Tidak terkaji
B. Sumber Air
a. Sumber air untuk masak dan minum : Tidak terkaji
1. PAM 2. Sumur 3. Sungai/mata air
b. Tempat penyimpanan air : Tidak terkaji
1. Ember terbuka 2. Ember tertutup 3. Tidak ada
c. Sumber air mandi/ mencuci : Tidak terkaji
1. PAM 2. Sumur 3. Sungai
4. Lain-lain, sebutkan………..
39
b. Jenis jamban yang digunakan : Tidak terkaji
1. Cemplung 2. Plengsengan 3. Leher angsa
c. Pembuangan air limbah : Tidak terkaji
1. Resapan 2. Got 3. Semabarangan
d. Kondisi saluran pembuangan : Tidak terkaji
1. Lancar 2. Tersumbat/ tergenang
e. Jarak dengan sumber air : Tidak terkaji
1. Dekat (< 10 m) 2. Jauh (> 10 m)
E. Kandang Ternak
a. Kepemilikan kandang tenak : Tidak terkaji
1. Tidak 2. Ya, jenisnya………….
b. Bila Ya, letak kandang : Tidak terkaji
1. Dalam rumah 2. Di luar rumah
c. Kondisi kandang dalam rumah : Tidak terkaji
1. Sekat penuh 2. Sekat sebagian 3. Tidak disekat
d. Kondisi secara umum : Tidak terkaji
1. Terawat 2. Tidak terawat
III. KONDISI KESEHATAN UMUM
A. Pelayanan Kesehatan
a. Sarana kesehatan terdekat
1. Rumah sakit 2. Puskesmas 3. dr/ Perawat/ Bidan
4. Balai pengobatan 5. Lain-lain, Klinik berbasis masyarakat
dirumah tetangganya
40
4. Kendaraan pribadi
e. Jarak rumah dengan sarana kesehatan : Tidak terkaji
1. < 1 Km 2. 1- 2 Km 3. 2- 5 Km
4. > 5 Km
B. Masalah Kesehatan Khusus
a. Penyakit yang paling sering diderita keluarga dalam 6 bulan terakhir :
Tidak terkaji
1. Demam berdarah 2. Batuk pilek 3. Asma
4. TBC 5. Thypoid 6. Infeksi menular seksual
7. Lain-lain, sebutkan………..
B. Ibu Hamil
a. Apakah ada ibu hamil dalam keluarga
1. Tidak 2. Ya
b. Bila Ya, umur kehamilan trimester
1. I (0- 3 bulan) 2. II (4- 6 bulan) 3. III (7- 9 bulan)
c. Bila Ya, kehamilan yang ke
41
1. 1 2. 2 3. 3 4. > 3
d. Berapa usia bumil saat ini
1. < 20 tahun 2. 20 – 35 tahun 3. > 35 tahun
e. Apakah ibu memeriksakan kehamilannya
1. Tidak, Perawat praktisi hanya memberi tahu Ny Ratna bahwa Ny.
Ratna hamil 2 bulan 2. Ya,
f. Bila Ya : Tidak terkaji
1. 2 kali 2. 3 kali 3. 4 kali
g. Bila Tidak, alasannya : Tidak terkaji
1. Tidak ada biaya 2. Tidak sempat
3. Tidak tahu 4. Lain-lain, …………
C. Ibu Menyusui
a. Apakah ada buteki : Tidak terkaji
1. Tidak 2. Ya
b. Bila Ya, apakah ibu meneteki anaknya : Tidak terkaji
1. Tidak 2. Ya
c. Bila Ya, lamanya menyusui : Tidak terkaji
1. < 1 bulan 2. 1 – 4 bulan 3. 5 – 12 bulan 4. > 12
bulan
d. Bila Tidak, alasannya : Tidak terkaji
42
1. Pekerjaan 2. Tidak tahu 3. Penyakit
4. Lain-lain, sebutkan………
D. Balita
a. Apakah ada anggota keluarga yang berusia balita
1. Tidak 2. Ya
b. Apakah setiap bulan balita dibawa ke posyandu
1. Tidak 2. Ya
c. Bila Tidak, alasannya
1. Jauh 2. Tidak ada waktu 3. Lain-lain, sebutkan….
d. Apakah anak ibu sudah diimunisasi
1. Tidak 2. Ya
e. Jenis imunisasi yang sudah didapatkan
1. Polio….kali 2. BCG 3. DPT…..kali
4. Hepatitis 5. Campak
43
c. Pendidikan anak berada pada tingkat : Tidak terkaji
1. SD 3. SMP
2. PT 4. SMA
d. Kegiatan anak di luar sekolah : Tidak terkaji
1. Kegamaan, sebutkan….. 2. Karang Taruna
3. Olahraga, sebutkan……… 4. Lain-lain,…..
44
10. Liver 11.Lain-lain, sebutkan…….
45
g. Jika ada yang membutuhkan, bersediakah menjadi donor?
1. Ya 2. Tidak
H. Struktur Keluarga
1. Struktur komunikasi : Tidak terkaji
2. Struktur kekuatan : Tidak terkaji
3. Struktur peran : Tidak terkaji
4. Struktur nilai dan norma budaya : Tidak terkaji
I. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif : Tidak terkaji
2. Fungsi sosialisasi : Tidak terkaji
3. Fungsi perawatan keluarga : Tidak terkaji
K. Harapan Keluarga
Ny. Ratna dan suaminya berharap dapat berhenti merokok
L. Pemeriksaan Fisik Keluarga
Tidak terkaji
46
ANALISA DATA
DO:
47
- Klien mengatakan sulit
untuk berhenti
merokok karena
lingkungan tempat
tinggal rata-rata
perokok.
DO:
-
3 DS: Penyalahgunaan Zat Resiko gangguan
(tembakau/ rokok) hubungan ibu dan
- Klien mengatakan ia
janin
merokok dan
berkeinganan untuk
berhenti namun belum
bisa semenjak
kehamilan terakhirnya
DO:
48
INTERVENSI KEPERAWATAN
49
membiasakan terkait efek
untuk tidak positif jangka
terpengaruh pendek dari
temannya untuk berhenti
merokok. merokok
3. Membuat daripada efek
keputusan terkait positif jangka
kesehatannya panjangnya.
dengan 4. Berikan
memutuskan dan pendidikan
meniatkan untuk kesehatan
berhenti merokok. terkait bahaya
merokok bagi
tubuh.
5. Ajarkan
strategi yang
mungkin dapat
digunakan
untuk melawan
kebiasaan atau
perilakunya
yang tidak
sehat
(merokok)
6. Kolaborasi
dengan
keluarga untuk
mendukung
perubahan
perilaku klien
yang tidak
50
sehat
(merokok)
Ketidakefektifan
2. Setelah dilakukan 1. Berikan
manajemen pendidikan
tindakan
kesehatan di keperawatan selama kesehatan
keluarga b.d X jam diharapkan tentang bahaya
dukungan sosial masalah merokok
kurang memadai 2. Bantu keluarga
ketidakefektifan
dalam
manajemen
membuat
kesehatan keluarga
keputusan
teratasi dengan KH :
3. Bantu keluarga
1. Keluarga mampu
dalam
mengenal
membangun
masalah tentang
harapan
pengetahuan
4. Bantu keluarga
kesehatan dan
dalam perilaku
perilaku sehat.
meningkatkan
2. Keluarga mampu
kesehatan.
memutuskan
5. Diskusikan
untuk merawat,
perubahan gaya
meningkatkan
hidup yang
atau
mungkin
memperbaiki
diperlukan
kesehatan
untuk
3. Keluarga mampu
mencegah
merawat anggota
komplikasi
keluarga untuk
6. Diskusikan
meningkatkan
pilihan terapi
kesehatan
51
atau
penanganan
52
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
sosialnya. P: lanjutkan
intervensi
2. Mengidentifikasi
faktor internal
maupun eksternal
yang mungkin
meningkatkan
atau menurunkan
perilakunya.
3. Menegaskan
kepada klien
dengan segera
terkait efek
positif jangka
53
pendek dari
berhenti merokok
daripada efek
positif jangka
panjangnya.
4. Memberikan
pendidikan
kesehatan terkait
bahaya merokok
bagi tubuh.
5. Mengajarkan
strategi yang
mungkin dapat
digunakan untuk
melawan
kebiasaan atau
perilakunya yang
tidak sehat
(merokok)
6. Berlaborasi
dengan keluarga
untuk
mendukung
perubahan
perilaku klien
yang tidak sehat
(merokok)
Ketidakefektifan S: keluarga
1. Memberikan
mengatakan
manajemen pendidikan paham tentang
54
kesehatan di kesehatan memberikan
stimulus motorik
keluarga b.d tentang bahaya
kasar
dukungan sosial merokok
O: keluarga Bp. Y
kurang memadai 2. Membantu kooperatif
keluarga dalam mendengarkan
perawat dan yang
membuat
diajarkan perawat
keputusan
A: tindakan
3. Membantu keperawatan
keluarga dalam keluarga tercapai
sebagian
membangun
P: lanjutkan
harapan
intervensi.
4. Membantu
keluarga dalam
perilaku
meningkatkan
kesehatan.
5. Mendiskusikan
perubahan gaya
hidup yang
mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi
6. Mendiskusikan
pilihan terapi
atau penanganan
55
penyalahgunaan orang tua percaya.
zat 2. Mengkaji untuk O : keluarga Bp Y
(tembakau/rokok) faktor yang dapat kooperatif
mendengarkan dan
menyebabkan mempraktikkan
munculnya cara membina
hubungan saling
masalah
percaya
perlekatan (mis,
A : tindakan
nyeri keperawatan
penyalahgunaan keluarga Bp Y
tercapai sebagian
zat, bayi
P : lanjutkan
prematur)
intervensi.
3. Mengidentifikasi
kesiapan orang
tua untuk belajar
mengenai
perawatan bayi
56
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok
resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas
adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok
yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk didaerah kumuh,
daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok
bayi, balita, lansia dan ibu hamil
2. Tujuan keperawatan komunitas adalah Pelayanan keperawatan secara
langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, kelompok, dalam
konteks komunitas, Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh
masyarakt (health general community) dengan mempertimbangkan
permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok
3. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas: Sasaran individu. Sasaran
keluarga, Sasaran kelompok, Sasaran masyarakat
4. Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dapat diberikan secara
langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan ,yaitu :Di dalam unit
pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang mempunyai
pelayanan rawat jalan dan rawatnginap, Di rumah Perawat,Di sekolah
Perawat, Ditempatkerja/industriPerawat, Di barak-barak penampungan
Perawat memberikan tindakan perawatan langsung , Dalam kegiatan
Puskesmas keliling Pelayanan keperawatan, Di Panti atau kelompok khusus
lain.
57
5. Strategi Intervensi KeperawatanKomunitas : Proses kelompok (
groupprocess), Pendidikan kesehatan (health promotion), Kerja Sama
(PartnerShip)
6. Asuhan Keperawatan yang di berikan pada komunitas atau kelompok adalah
sebagai berikut: Pengkajian, DiagnosisKeperawatanDiagnosis di tegakkan
berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang ada,
PerencanaanIntervensiyang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosis
keperawatan komunitas yang muncul, ImplementasiPerawat bertanggung
jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah di rencanakan,
Evaluasi/penilaian
7. keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktik keperawatan kepada keluarga, untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
8. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan/ atau masyarakat.Pelayanan
kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada
masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem
4.2. Saran
58
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E,.T. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktek.
Jakarta: EGC
Effendi & Makhfudli, 2010. Komunikasi Teori Dan Praktek. Jakarta: Pt Grasindo
Rosdakarya
Kemenkes RI, 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kemenkes
RI
59
Setyowati, Murwani. 2008. Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Masalah
Psikososial. Jakarta: Mitra Candika Press
60