Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan,


serta bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat
kesehatan komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal
pencegahan, pemeliharaan, promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang
bukan saja ditujukan kepada individu, keluarga, tetapi juga dengan masyarakat
dan inilah yang disebut dengan keperawatan komunitas.

Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan


profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok
resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).

Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan


meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan yang
dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Ferry Efendi dan Makhfudli,
2009).Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak
melupakan upaya-upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang
sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit
(Wahit Iqbal dkk, 2011).Dari penjelasan diatas maka kelompok tertarik membahas
mengenai konsep keperawatan komunitas.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu
bagaimana konsep teori keperawatan komunitas dan bagaimana asuhan
keperawatan komunitas.

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umumnya adalah untuk memenuhi tugas keperawatan
komunitas 1.untuk memberi pengetahuan kepada mahasiswa mengenai
bagaimana konsep teori keperawatan komunitas dan bagaimana asuhan
keperawatan komunitas..

1.3.2 Tujuan Khusus:

1. Untuk mengetahui definisi keperawatan komunitas.


2. Untuk mengetahui tujuan keperawatan komunitas.
3. Untuk mengetahui sasaran keperawatan komunitas.
4. Untuk mengetahui Pelayanan Keperawatan KesehatanKomunitas.
5. Untuk mengetahui strategi intervensi keperawatan komunitas.
6. Untukmengetahui Model ASKEP Menurut Betty Neuman.
7. Untuk mengetahuikonsep dasar keperawatan keluarga.
8. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan berhenti merokok.
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan komunitas.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan materi atau referensi pembelajaran dan menambah
pengetahuan khususnya mengenai asuhan keperawatan komunitas.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi bagi institusi Pendidikan khususnya prodi keperawatan
universitas jambi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP KEPERAWATANKOMUNITAS


2.1.1 Definisi KeperawatanKomunitas
Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah
tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta
berinteraki satu sama lain untuk mencapai tujuan. (Mubarak & Chayatin,
2009). Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari
keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk,
ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran
keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan
dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun
sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ratih Dwi
Ariani, 2015)
Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah
dikeluarkan oleh organisasi-organisasi profesional. Berdasarkan pernyataan
dari American Nurses Association (2004) yang mendefinisikan keperawatan
kesehatan komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan
ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan
kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan komprehensif dan umum
serta tidak terbatas pada kelompok tertentu, berkelanjutan dan tidak terbatas
pada perawatan yang bersifat episodik. (Effendi & Makhfudli, 2010)
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok
resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien

3
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica,
Nuraeni, & Supriyono, 2017).
Definisi keperawatan kesehatan komunitas menurut American Public
Health Association (2004) yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan
teori keperawatan profesional yang bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan pada keseluruhan komunitas.
Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan
proteksi kesehatan populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial
dan ilmu kesehatan masyarakat (American Public Health Association,
1996). Praktik yang dilakukan berfokus pada populasi dengan tujuan utama
promosi kesehatan dan mencegah penyakit serta kecacatan untuk semua
orang melalui kondisi yang dicipakan dimana orang bisa menjadi sehat.
Perawat kesehatan komunitas bekerja untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, komunitas dan populasi melalui fungsi inti dari
pengkajian,jaminan dan kebijakan pengembangan (IOM,2003). Fungsi inti
diaplikasikan dalam cara sistematik dan komprehensif. Proses pengkajian
meliputi identifikasi kepedulian, kekuatan dan harapan populasi dan dipandu
dengan metode epidemiologi. Jaminan diperoleh melalui regulasi, advokasi
pada penyedia layanan kesehatan profesional lain untuk memenuhi
kebutuhan layanan yang dikehendaki populasi, koordinasi pelayanan
komunitas atau ketentuan langsung pelayanan.

2.1.2 Tujuan KeperawatanKomunitas


Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagaiberikut:
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, kelompok, dalam kontekskomunitas.

4
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatanmasyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu
dankelompok
Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami

2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalahtersebut

3. Merumuskan serta memecahkan masalahkesehatan

4. Menanggulangi masalah kesehatan yang merekahadapi

5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi ,


yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara
kesehatan secara mandiri (selfcare)

2.1.3 Sasaran Keperawatan Komunitas

Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas


adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan,membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok,
masyarakat untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup
sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajad
kesehatannya.

Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas (Depkes, 2006)


1. Sasaranindividu

Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko
tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (TB Paru, Kusta, Malaria,
Demam Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia) dan penderita penyakit
degeneratif.
2. Sasarankeluarga

Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap

5
masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk
group), dengan prioritas :
a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
(Puskesm
dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.

b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan


mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan balita, kesehatan reproduksi, penyakitmenular.
c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan
prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
3. Sasarankelompok

Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan


terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak
terikat dalam suatu institusi.
a. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi
antaralainPosyandu,KelompokBalita,Kelompokibuhamil, Kelompok
Usia Lanjut, Kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok
pekerja informal.
b. Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara
lain sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah
tahanan (rutan), lembaga pemasyarakatan(lapas).
4. Sasaran masyarakat Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan
atau mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan,
diprioritaskan pada a. Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW,
Kelurahan/Desa) yang mempunyai:
1. Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerahlain

2. Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan


daerahlain
3. Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerahlain

4. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare,

6
demam berdarah,dll)
5. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau
akibatlainnya

2.1.4 Pelayanan Keperawatan KesehatanKomunitas


Menurut Depkes (2006) Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas
dapat diberikan secara langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan
,yaitu :
1. Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang
mempunyai pelayanan rawat jalan dan rawatnginap
2. Di rumah Perawat “home care” memberikan pelayanan secara langsung
pada keluarga di rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis.
Peran home care dapat meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang mempunyai resiko tinggi masalahkesehatan.
3. Di sekolah Perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day
care) diberbagai institusi pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan
Perguruan tinggi, guru dan karyawan). Perawat sekolah
melaksanakanprogramscreening kesehatan, mempertahankan kesehatan,
dan pendidikan kesehatan
4. Di tempat kerja/industri Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan
langsung dengan kasus kesakitan/kecelakaan minimal di tempat
kerja/kantor, home industri/ industri, pabrik dll. Melakukan pendidikan
kesehatan untuk keamanan dan keselamatan kerja, nutrisi seimbang,
penurunan stress, olah raga dan penanganan perokok serta pengawasan
makanan.
5. Di barak-barak penampungan Perawat memberikan tindakan perawatan
langsung terhadap kasus akut, penyakit kronis, dan kecacatan fisik
ganda, danmental.
6. Dalam kegiatan Puskesmas keliling Pelayanan keperawatan dalam
puskesmas keliling diberikan kepada individu, kelompok masyarakat di
pedesan, kelompok terlantar. Pelayanan keperawatan yang dilakukan

7
adalah pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan kasus
penyakit akut dan kronis, pengelolaan dan rujukan kasuspenyakit.
7. Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti
wreda, dan panti sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga
pemasyarakatan (Lapas).
8. Pelayanan pada kelompok kelompok resikotinggi

a. Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia


mendapat perlakukankekerasan
b. Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatanjiwa

c. Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaanobat

d. Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia,


gelandangan pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV
(ODHA/Orang Dengan Hiv-Aids), danWTS

e. Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas


adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan,
membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok,
masyarakat untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilaku
hidup sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan
derajad kesehatannya.

2.1.5 Strategi Intervensi KeperawatanKomunitas

1. Proses kelompok ( groupprocess)

Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah


belajar dari pengelaman sebelumnya, selain dari faktor pendidikan/
pengetahuan individu, media massa, televisi, penyuluhan yang dilakukan
oleh pettugas kesehatan, dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah
kesehatan lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit
yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat memengaruhi
upaya penanganan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika

8
masyarakat sadar bahwa penanganan yang bersifat individual tidak akan
mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka
telah melakukan pendekatan pemecahan masalah kesehatan
menggunakan proses kelompok.
2. Pendidikan kesehatan (health promotion)

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,


dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi/ teori
dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan
tetapi, perubahan tersebut terjadi adnya kesadaran dari dalam diri
individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Tujuan utama pendidikan
kesehatan adalah agar seorang mampu:
a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri;

b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap maslaahnya,


dengan sumberdaya yang ada pada mereka dan di tambah dengan
dukungan dariluar
c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna, untuk meningkatkan
taraf hidup sehat dan kesejahteraanmasyarakat.
Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-
Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu
“meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan ; baik fisik, mental, dan sosialnya ;
sehingga produktif secara ekonomi maupun secara social.

3. Kerja Sama (PartnerShip)

Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat


jika tidak di tangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam
upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas, melalui upaya
ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat
diatasi dengan lebih cepat

9
2.1.6 Model Asuhan Keperawatan Menurut BettyNeuman
Asuhan Keperawatan yang di berikan pada komunitas atau kelompok
adalah sebagai berikut.
1. Pengkajian

Hal yang perlu di kaji pada komunitas atau kelompok, antara lain
sebagai berikut :
a. Inti (Core)meliputi

 Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia


yang berisiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama,
nilai- nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.

b. Mengkaji 8 susbsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:

 Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana


kepadatannya karena dapat menjadi stressor bagipenduduk
 Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuanmasyarakat.
 Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan
keamanan dilingkungan tempat tinggal, apakah masyarakat
merasa nyaman atau tidak, apakah sering mengalami stress
akibat keamanan dan keselamatan yang tidakterjamin.
 Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah
cukup menunjang, ssehingga memudahkan masyarakat
mendapatkan pelayan di berbagai bidang termasukkesehatan.
 Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini
dan merawat/ memantau gangguan yangterjadi.
 System komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia
dan dapat di manfaatkan di masyarakat tersebut untuk
meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguanpenyakit.
 System ekonomi, tingkat social ekonomi masyakarat secara

10
keseluruhan, apakah pendapatan yang diterima sesuai dengan
kebijakan Upah Minimun Regional (UMR) atau sebaliknya di
bawah upahminimum.
 Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka,
apakah biayanya dapat di jangkau oleh masyakarat.
2. DiagnosisKeperawatan

Diagnosis di tegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap


stressor yang ada.
3. PerencanaanIntervensi

Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosis


keperawatan komunitas yang muncul.
4. Implementasi
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah di
rencanakan.
5. Evaluasi/penilaian
a. Menilai respon verbal dan non verbal komunitas setelah di lakukan
intervensi.
b. Menilai kemajuan yang di capai oleh komunitas setelah dilakukan
intervensikeperawatan
c. Meencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke RS.

2.1.7 Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan


Kesehatan Utama

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang


merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan
kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya
promotif dan perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan

11
rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya (Mubarak, 2009).

Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai


klien yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri
dari individu dan masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan
totalitas individu dari Neuman (1972, dalam Anderson, 2006) untuk
melihat masalah pasien, model komunitas sebagai klien dikembangkan
untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai
sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah
diganti namanya menjadi model komunitas sebagai mitra, untuk
menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi
landasannya.

Anderson (2006) menyebutkan secara lebih rinci dijabarkan sebagai


berikut:

1. Tingkat individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan
memberikan asuhan keperawatan pada individu tersebut. Pelayanan
pada tingkat individu dapat dilaksanakan pada rumah atau puskesmas,
meliputi penderita yang memerlukan pelayanan tindak lanjut yang
tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan di rumah dan perlu
kepuskesmas, penderita resiko tinggi seperti penderita penyakit demam
darah dan diare. Kemudian individu yang memerlukan pengawasan
dan perawatan berkelanjutan seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan
balita.

2. Tingkat keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan
keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi

12
diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga yang
anggota keluarganya menderita penyakit menular dan kronis. Hal ini
dikarenakan keluarga merupakan unit utama masyarakat dan lembaga
yang menyakut kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya,
keluarga tetap juaga berperan sebagai pengambil keputusan dalam
memelihara kesehatan anggotanya.

3. Tingkat komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan
dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu
wilayah kerja puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh
wilayah atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya
kebudayaan, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.

2.1.8 Peran Perawat Komunitas (Provider of Nursing Care)

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan


masyarakat diantaranya adalah (Mubarok, 2009):
1. Sebagai penyedia pelayanan (Care Provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah
keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang
telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara
terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal.Konseling adalah proses membantu klien untuk
menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk
membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan
perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional
dan intelektual.Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu:

13
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan
dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat
mengkaji kebutuhanpembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk
belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan
strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi
pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat.
3. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang
baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh oleh masyarakat.
4. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela
klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di
dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan
kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien.Tugas perawat
sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan
untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harusdilakukan karena
klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan
banyak petugas kesehatan.
5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan
beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
6. Sebagai kolaborator

14
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi,
ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat
proses penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama
merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap
proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan.
7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini
dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi
kesehatan.
8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul
serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak professional.
10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada
dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa
peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi
dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative,
menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya,

15
menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan
hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan
membimibing klien melalui fase-fase ini.Peningkatan dan perubahan
adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses
keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan,
melaksanakan dan menjaga perubahan seperti: pengetahuan,
ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan.
11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care
Provider And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.
Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain
juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.

2.2 KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA


2.2.1 Pengertian Keperawatan Keluarga
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia (Setiadi, 2008).

Perawatan kesehatan keluarga adalah perawatan kesehatan yang


ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan
yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya yang dilakukan oleh seorang
perawat yang profesional dengan proses keperawatan yang berpedoman
pada standart praktik keperawatan dengan berlandaskan etik dan etika
keperawatan dalam lingkup dan wewenang serta tanggung jawab
keperawatan (Setiadi, 2008).

16
Sedangkan menurut Setyowati dan Murwani (2008) menyebutkan
asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktik keperawatan kepada keluarga, untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.

2.2.2 Tujuan
Menurut Setyowati dan Murwani (2008) tujuan keperawatan keluarga
terdiri dari:

1. Tujuan umum
Ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya secara mandiri.

2. Tujuan khusus
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
b. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah
kesehatan keluarga.
c. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota
keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan atau
yang membutuhkan bantuan atau asuhan keperawatan.
d. Memelihara lingkungan (fisik, psikis dan sosial) sehingga dapat
menunjang peningkatan kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat misalnya:
puskesmas, puskesmas pembantu, kartu sehat dan posyandu untuk
memperoleh pelayanan kesehatan.
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan diantaranya:

1. Keluarga merupakan bagian dari masyarakat yang dapat dijadikan


sebagai gambaran manusia
2. Perilaku keluarga dapat menimbulkan masalah kesehatan, tetapi dapat
pula mencegah masalah kesehatan dan menjadi sumber daya pemecah
masalah kesehatan.

17
3. Masalah kesehatan di dalam keluarga akan saling memengaruhi terhadap
individu dalam keluarga
4. Keluarga merupakan lingkungan yang serasi untuk mengembangkan
potensi tiap individu dalam keluarga
5. Keluarga merupakan pengambil keputusan dalam mengatasi masalah
6. Keluarga merupakan saluran yang efektif dalam menyalurkan dan
mengembangkan kesehatan kepada masyarakat (Mubarak, dkk., 2012).
Hambatan – hambatan yang sering dihadapi dalam memecahkan
masalah kesehatan, yaitu:

1. Pendidikan keluarga rendah.


2. Keterbatasan sumber daya keluarga (keuangan sarana dan prasarana).
3. Kebiasaan yang melekat.
4. Sosial budaya yang tidak menunjang (Mubarak, dkk., 2012).

2.2.3 Sasaran
Menurut Setyowati dan Murwani (2008) mengatakan sasaran dari
asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga- keluarga yang rawan
kesehatan yaitu: keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau yang
beresiko terhadap timbulnya masalah kesehatan

2.2.4 Konsep Pelayanan Keperawatan Keluarga


Perawat sebagai pelaksana keperawatan pada zaman dulu dikatakan
sebagai pekerjaan vokasional dimana dalam melaksanakan kegiatannya
sebagai tim kesehatan selalu bergantung pada profesi kesehatan lain. Sejalan
dengan berkembangnya ilmu dan tuntutan kebutuhan terhadap pelayanan
kesehatan yang bermutu sejak tahun 1983, PPNI dalam lokakarya nasional
mengikrarkan bahwa keperawatan adalah professional.
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau

18
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan
sebagai sarana/penyalur. Salah satu lingkup praktik keperawatan keluarga
adalah asuhan keperawatan keluarga karena keluarga merupakan unit
terkecil dalam masyarakat sebagai akibat pola penyesuaian keluarga yang
tidak sehat sehingga tidak terpenuhi kebutuhan keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiaitan
yang diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan (Padila, 2012).

2.2.5 Karakteristik Perawatan Keluarga


Karakteristik perawatan keluarga adalah memprioritaskan pada
tindakan preventif dan promotif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif,
cara pelayananpun terpadu dan berkesinambungan serta pendekatan
pelayanan holistik atau menyeluruh (Padila, 2012).

Keluarga Kelompok beresiko tinggi:

1. Keluarga dengan anggotanya dalam masa usia subur dengan masalah:


a. Tingkat sosial ekonomi rendah.
b. Keluarga tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri.
c. Keluarga dengan keturunan baik.
2. Keluarga ibu dengan resiko tiggi kebidanan waktu hamil.
a. Umur ibu (16 Thn/35 Thn).
b. Menderita kurang gizi atau anemia.
c. Primipara / Multipara.
d. Menderita Hipertensi.
e. Riwayat persalinan dengan komplikasi.
1) Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi
a) Lahir premature.
b) BB suka naik.
c) Lahir dengan cacat bawaan.

19
d) Asi kurang.
e) Ibu menderita penyakit menular.
2) Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara
anggotanya.
a) Anak yang tidak kehendaki dan pernah dicoba untuk
digugurkan.
b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan
seringtimbul cecok dan ketegangan.
c) Ada anggota keluarga yang serig sakit.
d) Salah satu orang tua meninggal, cerai atau lari dari tanggung
jawab.

2.2.6 Tingkatan Keperawatan Keluarga


Terdapat 4 tingkatan dalam keperawatan keluarga (Padila, 2012):
1. Tingkatan keperawatan keluarga level I
a. Keluarga menjadi latar belakang individu/anggota keluarga.
b. Fokus pelayanan keperawatan: individu.
c. Individu atau anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi.
d. Keluarga akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan.
2. Tingkatan keperawatan keluarga level II
a. Keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya.
b. Masalah kesehatan atau keperawatan yang sama dari masing-masing
anggota akan diintervensi bersamaan.
c. Masing-masing anggota keluarga dilihat sebagai unit yang terpisah.
3. Tingkat keperawatan keluarga level III
a. Fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah subsistem dalam
keluarga
b. Anggota-anggota keluarga dipandang sebagai unit yang berinteraksi
c. Fokus intervensi: hubungan ibu dengan anak, hubungan ayah dengan
anak, hubungan pernikahan, dll.
4. Tingkat keperawatan keluarga level IV

20
a. Seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus utama
dari pengkajian dan perawatan
b. Keluarga menjadi fokus dan individu sebagai latar belakang
c. Keluarga dipandang sebagai interaksi system
d. Fokus intervensi: dinamika internal keluarga, hubungan dalam
keluarga, struktur dan fungsi keluarga, hubungan subsistem keluarga
dengan lingkungan luar.

2.2.7 Kriteria Keluarga Mandiri


Keluarga mandiri adalah keluarga yang mengetahui dengan
kriteria(Padila, 2012):
1. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari masalah
kesehatan yang ada.
2. Keluarga dapat menyebutkan faktor penyebab masalah kesehatan.
3. Keluarga dapat menyebebutkan faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan.
4. Keluarga memiliki persepsi yang positif terhadap masalah keluarga, mau
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah.
5. Masalah kesehatan dirasakan keluarga.
6. Keluarga dapat mengungkapkan/menyebutkan akibat dari masalah
kesehatan tersebut.
7. Keluarga dapat membuat keputusan yang tepat tentang penanganan
masalah kesehatan tersebut.
8. Keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber daya dan fasilitas
yang diperlukan untuk perawatan.
9. Keluarga dapat terampil melaksanakan perawatan pada anggota keluarga.
10. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan.
2.2.8 Tanggung Jawab Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Keluarga
Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah mempunyai
tanggung jawab sebagai berikut (Mubarak, dkk., 2012):
1. Memberikan pelayanan secara langsung

21
Pelayanan keperawatan meliputi: pengkajian fisik atau psikososial,
menunjukan pemberian tindakan secara terampil, dan memberikan
intervensi. Adannya kerja sama dari klien, keluarga dan perawat sebagai
pemberi perawatan utama di keluarga pada tahap perencanaan sangat
penting. Perawat hanya memberikan perawatan dalam waktu yang
terbatas, sedangkan perawatan yang dilakukan di rumah merupakan
tanggung jawab dari keluarga. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan
menjadi intervensi yang utama dalam perawatan di rumah.
2. Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat
penting untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dialaminya.
3. Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
Perawat bertanggung jawab untuk mengoordinasikan para professional
lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Fokus peran perawat
menjadi manager kasus adalah kemampuan untuk mengkaji kebutuhan,
menentukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasikan cara memenuhi
kebutuhan, dan mengimplementasikan rencana yang telah disusun.
4. Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama
periode waktu tertentu, sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu
perawatan yang dilakukan di rumah.
5. Advokasi
Peran perawat sebagai penasihat berhubungan dengan masalah
pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan.

2.3 Pelayanan Kesehatan Berhenti Merokok

2.3.1 Pengertian Pelayanan Kesehatan

22
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Pelayanan kesehatan adalah
upaya yang diberikan oleh Puskesmaskepada masyarakat, mencakup
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan,pelaporan, dan dituangkan
dalam suatu sistem (Permenkes RI, 2014).

2.3.2 PelayananKeperawatan

Pelayanan keperawatan adalah upaya untuk membantu individu baik


yang sakit maupun yang sehat, dari lahir hingga meninggal dalam bentuk
pengetahuan, kemauan, dan kemampuan yang dimiliki. Sehingga individu
tersebut dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dan optimal
(Yulihastin, 2009). Sedangkan pelayanan keperawatan professional
dilaksanakan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan, menjangkau
seluruh golongan dan lapisan masyarakat yang memerlukan, baik di
tatanan pelayanan kesehatan di masyarakat, maupun di tatanan pelayanan
rumah sakit (Kusnanto,2009).
Pelayanan keperawatan dikembangkan bersifat berjenjang mulai dari
keperawatan dasar sampai dengan keperawatan yang bersifat rumit atau
spesialistik bahkan subspesialistik, disertai dengan sistem rujukan
keperawatan sebagai bagian dari rujukan kesehatan yang efektif dan
efisien. Pelayanan/ asuhan keperawatan yang bersifat spesialistik, baik
keperawatan klinik maupun keperawatan komunitas antara lain adalah
keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan medical bedah,
keperawatan jiwa, keperawatan gawat darurat, keperawatan keluarga,
keperawatan gerontik, dan keperawatan komunitas. Secara
bersamaandikembangkan kemampuan pengelolaan keperawatan
professional (professional nursing management) dengan kepemimpinan
professional keperawatan (professional nursing leadership), sehingga
memungkinkan keperawatan berkembang sesuai dengan kaidah-kaidah

23
keperawatan sebagai profesi (Kusnanto, 2009).
2.3.3 Model SERVQUAL (ServiceQuality)

Dalam mengukur kualitas pelayanan kesehatan ada lima dimensi


yang biasanya digunakan dan dikembangkan oleh Zeithalm dan
Parasuraman yaitu dimensi RATER. Lima dimensi kualitas pelayanan
tersebut antara lain seperti diuraikan dibawah ini. (Satrianegara,2014)
1. Reliability(reliabilitas)
Reliability merupakan kemampuan dalam memberikan pelayanan sesuai
dengan janji yang telah ditawarkan sebelumnya. Penilaian kualitas
pelayanan bisa dilihat dari kemapuan pelayanan kesehatan yang berkaitan
dengan ketepatan pelayanan,waktu mengurus pendaftaran, waktu memulai
pengobatan/pemeriksaan, kesesuaian antara harapan dan realisasi waktu
bagi pasien.
2. Assurance(jaminan)
Assurance meliputi kemampuan karyawan atas keterampilan dan
pengetahuan dalam memberikan pelayanan, keramahan, perhatian, sikap
para karyawan, kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan seperti reputasi
dan prestasi.
3. Tangibles (tampilan/buktifisik)
Tangibles merupakan wujud kenyataan secara fisik yang meliputi
penampilan dan kelengkapan fasilitas fisik seperti ruang perawataan,
gedung, dan ruang front office yang nyaman, tersedianya tempat parkir,
kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruang tunggu dan ruang
pemeriksaan, kelengkapan peralatan komunikasi danpenampilan.
4. Emphaty(empati)
Emphaty merupakan perhatian secara individual yang diberikan oleh
pelayanan kesehatan terhadap pasien dan keluarganya meliputi kemudahan
untuk menghubungi, kemampuan untuk berkomunikasi, perhatian yang
tinggi dari petugas, kemudahan dalam mencapai lokasi, kemudahan dalam
membayar dan mengurus administrasi.
5. Responsiveness (ketanggapan dan kepedulian)

24
Responsiveness merupakan respons atau kesigapan karyawan dalam
membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap,
yang meliputi kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan
karyawan dalam menangani transaksi dan penanganan keluhan pelanggan
ataupasien.

2.3.4 Puskesmas

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakanupaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No 75, 2014).

Tujuan puskesmas berupa tujuan pembangunan kesehatan yang di


selenggarakan puskesmas yang tertera pada peraturan menteri kesehatan
Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 Pasal 2 yang mana tujuan
tersebut Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat
yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; untuk
mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan
bermutu;untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan
sehat;untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan
yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2.3.5 Standar Program Berhenti Merokok di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Primer

Pada program berhenti merokok akan dilakukan penilaian untuk


melihat keberhasilan layanan konseling berdasarkan indikator input,
proses dan output. Indikator tersebut bisa dilihat pada tabel seperti
diuraikan dibawah ini (Kemenkes RI, 2013).
Tabel 2.1 Penilaian Indikator Input, Proses dan Output
terhadapKeberhasilan Layanan Konseling
BerhentiMerokok

25
Indikator Keberhasilan Layanan Konseling Berhenti Merokok

Input - Adanyarencana
- Adanya tenaga konseling yangterlatih
- Adanya ruangan untuk memberikan layanan
konseling berhentimerokok
- Adanya media, sarana dan prasarana alatkesehatan
- Adanya danapendukung
Proses - Adanya kegiatan layanan konseling berhenti
merokok
- Terselenggaranya pelatihan konseling tenaga
kesehatan
Output - Jumlah tenaga kesehatan yangterlatih
- Jumlah klien yang berhenti merokok dari masing-
masing unitlayanan
- Jumlah klien yang berhenti merokok dari
masyarakat umum.

Puskesmas sebagai pemberi layanan upaya berhenti merokok harus


melakukan beberapa hal seperti diuraikan dibawah ini. (Kemenkes RI,
2013)

1. Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) teknis


berhenti merokok kepada masyarakat berupa poster, leaflet danbrosur.
2. Melaksanakan pelayanan dan rujukan kepada klien
berhentimerokok.Proses pelayanan konseling akan memerlukan waktu
antara 30-60 menit dalam sekali sesi. Frekuensi pelaksanaan konseling
seharusnya dilakukan oleh setiap klien minimal 6 kali. Adapun jarak
pertemuan konseling pertama ke pertemauan konseling selanjutnya
yaitu idealnya 2 minggu.
3. Melaksanakan pembentukan kelompok masyarakat peduli berhenti
merokok di Desa/Kelurahan melalui kegiatan POSBINDUPTM.

26
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan terkait berhenti merokok sesuai
denganalur yang telahditentukan.

27
BAB III

PEMBAHASAN KASUS

3.1 KASUS TUTOR

Ratna, berusia 33 tahun sedang menerima pelayanan kesehatan klinik berbasis


masyarakat di rumah tetangganya.klinik masyarakat yang di biayai oleh
penemerintah.Ny. ratna mengunungi perawat pratisi dan perawat rersebut
meyakini bahwa Ny.Ratna hamil 2 bulan.Ny.ratna menikah dan memiliki anak
laki-laki berusia 8 tahun,Ny.ratna berkata pada perawat bahwa ia merokok dan
berkeinginan untuk berhenti namun belum bisa berhenti semenjak kemahilan
terakhirnya.ia berkata kepada perawat “saya merokok pada saat saya merasa stress
“ banyak yang harus banyak yang harussaya pikirkan.suami saya juga perokok
berat dan sedang berusaha untuk berhenti merokok juga,Ny.ratna mengataka
sangat sulit untuk berhenti merokok,karena lingkungan tempat dia tinggal rat-rata
perokok.kemudia perawat tesebut merujuk Ny.ratna kepada mahasiswi
keperawatan komunitas yang bernama rina untuk konseling,pendidikan dan
penindak lanjutan

Analisa kassus :

1. Pegkajian
2. Diagnosis keperawatan komunitas
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Peran dan fungsi perawat komunitas
6. Tindak lanjut untuk individu,keluarga dan komunitas

3.2 STEP I ANALISA KATA SULIT

1. Perawat praktisi
2. Klinik berbasis masyarakat
3. Konseling

Jawab :

28
1. Menurut According to the American Association of Nurse
PractitionersSeorang perawat praktisi ( NP ) adalah seorang perawat
terdaftar praktik maju yang diklasifikasikan sebagai praktisi tingkat
menengah . Seorang praktisi perawat dilatih untuk menilai kebutuhan
pasien, memesan dan menginterpretasikan tes diagnostik dan laboratorium,
mendiagnosis penyakit dan penyakit, meresepkan obat dan merumuskan
rencana perawatan. Pelatihan NP mencakup pencegahan penyakit dasar,
koordinasi perawatan, dan promosi kesehatan, tetapi tidak memberikan
kedalaman keahlian yang diperlukan untuk mengenali kondisi yang lebih
kompleks.
2. Klinik berbasis masyarakat merupakan organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok.contohnya adalah puskesmas (Depkes RI, 1991)
3. Konseling atau penyuluhan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor/pembimbing) kepada
individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama
kali digunakan oleh Frank Parsons pada tahun 1908 saat ia melakukan
konseling karier.

3.3 STEP II IDENTIFIKASI KATA SULIT

1. Bagaimna konseling yang harus di lakukan kepada Ny.ratna ?


2. Apa peran dan tanggung jawab perawat praktisi ?
3. Bagaimana pengakajian kesehatan berbasis masyarakat ?
4. Jenis-jenis perawat praktisi ?
5. Dampak merokok padda ibu hamil ?
6. Bagaimana cara berhenti merokok ?
7. Bagaimana cara menjadi perawat praktisi dan apa perbedaannya dengan
perawat lainnya ?

29
8. Apa saja batasan dari pean perawat praktisi ?
9. Apa yang terkandung dalam rokok yang dapat mengurangi stress ?
10. Apakah ada perbedaan konselor yang di berika perawat dngan profesi lain
STEP III ANALISA MASALAH
1. Konseling yang harus dilakukan :
1) Menganjurkan pasien untuk berhenti merokok
2) Menjelaskan apa saja bahaya dari merokok terutama pada ibu hamil
3) Menjelaskan bagaimana cara /tips untuk berhenti merokok
4) Menjelaskan bagaimana memanagemen stres
5) Menganjurkan pasien untuk menjaga kahamilannya dengan cara
menerapkan hidup sehat dan memenuhi kebutuhan nutrisinya.
2. Peran dan tanggung jawab perawat praktisi :
1) Pemberi asuhan keperawatan
2) Pendidik/penyuluh
3) Pengelola/manager kasus
4) Fasilitator / kolaborator
5) Organisator
6) Penemu kasus
7) Role model
8) Change agent/inovator
3. LO
4. Jenis – jenis :
1) Perawat praktisi keluarga
2) Perawat praktisi gerontology
3) Perawat praktisi pediatric
4) Perawat praktisi perawatan akut
5. Dampak merokok :
1) Keguguran
2) Ketuban pecah dini
3) Plasenta previa
4) Janin terpapar bahan kimia

30
5) Lahir premature
6) Asma
7) BBLR
8) Cacat bawaan
9) Gangguan pola perilaku, emosional serta kemampuan belajar
6. Cara berhenti merokok :
1) Mengelola stres (mis : mendengarkan musik, pijat atau yoga)
2) Hindari pemicu (mis : berkumpul dengan sesama perokok)
3) Terapi penggantian nikotin/NRT (mis : permen karet)
4) Libatkan keluarga dan teman dekat
5) Terapi perilaku (mis : konseling untuk berhenti merokok)
6) Membersihkan rumah dari aroma rokok dan hal yang dapat mendukung
keinginan merokok
7) Olahraga (mis : lari & berenang)
8) Pola makan sehat, akupuntur, hipnosis, dan obat-obatan.
7. LO
8. Batasan karakteristik :
1) Tidak boleh memberikan resep obat tertentu
2) Tidak boleh melakukan operasi medis
9. Ada beberapa kandungan didalam rokok yaitu karbon monoksida, tar,
hidrogen sianida, benzena, formaldehida, arsenik, kadmium, amonia, dan
nikotin. Semua kandungan dalam rokok ini memiliki efek buruk untuk tubuh,
walaupun pada nikotin mengandung efek menenangkan sementaranamun hal
ini tidak dapat menghilangkan stres, para peneliti dari oxford university dan
king’s collage London mengungkapkan mengenai keyakinan bahwa merokok
bisa menghilangkan stres ini merupakan hal yang sudah pasti salah.
10. Perbedaan konselor yang diberikan perawat praktisi dengan profesi lain
adalah terletak pada bidang keahlinya dan ilmu yang dipelajari dari masing-
masing konselor tiap profesi.

31
3.5 STEP IV MIND MAPPING

Definisi

Syarat
Peran
menjadi
Perawat
prawat Keperawatan Praktisi
praktisi PerawatanPra
ktisi

Batasan
Jenis
tanggung
Perawat
jawab
Komunita
perawat
s
praktisi

3.6 STEP V LEARNING OBJEKTIVE


2. Bagaimana pengkajian pelayanan kesehatan berbasis masyarakat ?
Jawab :
Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
systematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok
yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, social ekonomi,
maupun spiritual dapat ditentukan.Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan,
yaitu :pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau
penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).

Beberapa teori yang membahas tentang pengkajian komunitas:

1. Sanders Interactional Framework


Model ini menekankan pada proses interaksi komunitas. Model ini juga dikenal
sebagai model tiga dimensi dengan komponen pengkajian:

32
1) Komunitas sebagai system sosial (dimensi system)

2) Masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat)

3) Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi populasi)

1. Kliens interactional framework


1) Masyarakat sebagai system social

a) Pola komunikasi

b) Pengambilan keputusan

c) Hubungan dengan system lain

d) Batas wilayah

2) Penduduk dan lingkungannya

a) Karakter penduduk (demografi)

b) Faktor lingkungan, biologi dan social

c) Lingkungan psikis (nilai-2, agama, kepercayaan)

1. Community assessment wheel (community as client model)


Pada model initerdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti
dari masyarakat itu sendiri (community core)

1) Community core (data inti)

Aspek yang dikaji:

a) Historis dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas

b) Demografi :umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status perkawinan

c) Vital statistik :angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan

d) Sistem nilai/ norma/ kepercayaan dan agama

2) Phisical environment pada komunitas

33
Sebagaimana mengkaji fisik pada individu. Pengkajian lingkungan dilakukan
dengan metode winshield survey atau survey dgn mengelilingi wilayah komunitas

3) Pelayanan kesehatan dan social

Pelayanan kesehatan :

a) Hospital

b) Praktik swasta

c) Puskesmas

d) Rumah perawatan

e) Pelayanan kesehatan khusus

f) Perawatan di rumah

g) Counseling support services

h) Pelayanan khusus (social worker)

Dari tempat pelayanan tsb aspek yg di data:

a) Pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja)

b) Sumber daya (tenaga, tempat, dana & perencanaan)

c) Karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, sarana


transportasi)

d) statistik, jumlah pengunjung perhari/ minggu/ bulan

e) Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian pelayanan

4) Ekonomi

Aspek/ komponen yang perlu di kaji:

a) Karakteristik pendapatan keluarga/ RT

@ rata-2 pendapatan keluarga/ rumah tangga

34
% pendapatan kelas bawah

% keluarga mendapat bantuan social

% keluarga dengan kepala keluarga wanita

@rata-2 pendapatan perorangan

b) Karakteristik pekerjaan

@ status ketergantungan

Jumlah populasi secara umum (umur> 18 th)

% yg menganggur

% yg bekerja

% yg menganggur terselubung

Jumlah kelompok khusus

@ kategori yang bekerja, jml dan %

5) Keamanan transportasi

a) Keamanan

- Protection service

- Kwalitasudara, air bersih

b) Transportasi (milikpribadi/ umum)

6) Politik & Government

- Jenjang pemerintahan

- Kebijakan Dep.Kes

7) Komunikasi

- Formal

35
- Informal

8) Pendidikan

a) Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa)

b) Fasilitaspendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar komunitas

9) Recreation

Menyangkut tempat rekreasi

Kerangka pengkajian profile masyarakat (modifikasi) Pengkajian ini merupakan


hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya tentang pengkajian komunitas

7. Bagaimana cara menjadi perawat praktisi dan apa perbedaan dengan perawat
lain ?

Jawab :

Praktisi perawat merupakan tenaga kesehatan yang bertanggung jawab dan


berpengetahuan luas yang bias memberikan pelayanan kesehatan terbaik
kepasien. Faktanya, karena latar belakang mereka adalah perawat, mereka
biasanya menyebut memiliki suatu bentuk hubungan yang lebih kuat dengan
pasien mereka. Biasanya, praktisi perawat menggunakan proses saintifik dan
pengetahuan teoritis dalam praktek, dengan demikian mereka bias memiliki
lebih banyak pilihan pekerjaan dalam praktek keperawatan. Tanggung jawab
yang sering dipegang oleh praktisi perawat adalah tenaga kesehatan, konsultan,
edukator, peneliti, pengajar dan administrator. Fokus utama mereka para
promosi kesehatan dan juga cara menurunkan pengaruh penyakit membuat
pelayanan yang diberikan para praktisi perawat tampak sebagai pekerjaan yang
mulia di mata pasien dan sejawat lainnya.

Perbedaan praktisi perawat dengan perawat lainnya

Praktisi perawat harus mendapat pelatihan dan edukasi sebagai Perawat Terdaftar
agar bias melakukan praktek. Mereka harus mengejar program keprofesian

36
demi mendapat izin praktek keperawatan. Ketika mereka sudah mendapat izin
ini, mereka bias mengambil kuliah spesialisasi dalam pediatrik, perawatan
diabetes atau gerontologi. Praktisi perawat banyak diterima dalam fasilitas
kesehatan swasta dan klinik komunitas, namun perawat terdaftar lebih banyak
ditemukan di rumah sakit dan di ruang operasi, beberapa praktisi perawat
memilih untuk mengejar pendidikan berkelanjutan yang membuatnya bias
bekerja dengan jam kerja yang fleksibel, gaji lebih tinggi dan karir lebih maju.

3.7 ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

I. DATA DEMOGRAFI
A. Struktur Keluarga
Nama KK : Tn. K

Umur :-

Agama :-

Pendidikan :-

Pekerjaan :-

Suku/ Bangsa :-

B. Daftar Anggota Keluarga


No Nama/ Jenis Hub Agm Pend Pekj Keadaan Fisik Ket
Umur Kelamin Klg

L P Sehat Sakit

1. Tn. K L Suami

2. Ny. Ratna P Istri

3. An. L L Anak

37
C. Data Ekonomi
a. Penghasilan rata-rata perbulan : Tidak terkaji
1. <Rp 1.000.000 2. Rp 1.000.000-3.000.000 3. >Rp
3.000.000
b. Asuransi yang dimiliki : Tidak terkaji
1. BPJS 3. Jamsostek
2. Jamkesmas 4. Tidak memiliki
c. Apakah keluarga menabung :
1. Ya 2. Tidak

II. LINGKUNGAN FISIK


A. Perumahan
a. Status Kepemilikan : Tidak terkaji
1. Sewa 2. Menumpang 3. Milik sendiri
b. Tipe Rumah : Tidak terkaji
1. Permanen 2. Semi permanent 3. Tidak permanen
c. Lantai : Tidak terkaji
1. Tanah 2. Papan 3. Tegel 4. Semen
d. Ada jendela di setiap kamar : Tidak terkaji
1. Ya 2. Tidak
e. Ada jendela di setiap rumah : Tidak terkaji
1. Ya 2. Tidak
f. Jika Ya, apakah dibuka setiap hari : Tidak terkaji
1. Ya 2. Tidak
g. Pencahayaan dalam rumah di siang hari : Tidak terkaji
1. Baik (25 cm jarak baca)
2. Kurang (<25 cm jarak baca)
h. Luas vengtilasi : Tidak terkaji

38
1. < 10% 2. >10%
i. Penerangan yang digunakan : Tidak terkaji
1. Listrik 2. Non listrik
j. Pemanfaatan pekarangan : Tidak terkaji
1. Kebun 2. Kolam 3. Kandang
k. Berapa luas rumah………m2 : Tidak terkaji
B. Sumber Air
a. Sumber air untuk masak dan minum : Tidak terkaji
1. PAM 2. Sumur 3. Sungai/mata air
b. Tempat penyimpanan air : Tidak terkaji
1. Ember terbuka 2. Ember tertutup 3. Tidak ada
c. Sumber air mandi/ mencuci : Tidak terkaji
1. PAM 2. Sumur 3. Sungai
4. Lain-lain, sebutkan………..

d. Jarak sumber air dengan septic tank : Tidak terkaji


1. < 10 m 2. > 10 m
e. Kondisi air dalam penampungan : Tidak terkaji
1. Berwarna 3. Berbau
2. Berasa 4. Tidak berasa/ berwarna
f. Ada jentik dalam penampungan air : Tidak terkaji
1. Ya 2. Tidak
C. Pembuangan Sampah
a. Dimana keluarga membuang sampah : Tidak terkaji
1. Sungai 2. Ditimbun 3. Dibakar
4. Sembarang tempat 5. Lain-lain, sebutkan……….

b. Penampungan sampah sementara : Tidak terkaji


1. Ada, terbuka 2. Ada, tertutup 3. Tidak ada
D. Pembuangan Limbah
a. Kebiasaan keluarga BAB & BAK : Tidak terkaji
1. Jamban/ WC 2. Sungai 3. Sembarang

39
b. Jenis jamban yang digunakan : Tidak terkaji
1. Cemplung 2. Plengsengan 3. Leher angsa
c. Pembuangan air limbah : Tidak terkaji
1. Resapan 2. Got 3. Semabarangan
d. Kondisi saluran pembuangan : Tidak terkaji
1. Lancar 2. Tersumbat/ tergenang
e. Jarak dengan sumber air : Tidak terkaji
1. Dekat (< 10 m) 2. Jauh (> 10 m)
E. Kandang Ternak
a. Kepemilikan kandang tenak : Tidak terkaji
1. Tidak 2. Ya, jenisnya………….
b. Bila Ya, letak kandang : Tidak terkaji
1. Dalam rumah 2. Di luar rumah
c. Kondisi kandang dalam rumah : Tidak terkaji
1. Sekat penuh 2. Sekat sebagian 3. Tidak disekat
d. Kondisi secara umum : Tidak terkaji
1. Terawat 2. Tidak terawat
III. KONDISI KESEHATAN UMUM
A. Pelayanan Kesehatan
a. Sarana kesehatan terdekat
1. Rumah sakit 2. Puskesmas 3. dr/ Perawat/ Bidan
4. Balai pengobatan 5. Lain-lain, Klinik berbasis masyarakat
dirumah tetangganya

b. Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit : Tidak terkaji


1. RS 2. Puskesmas 3. Dokter praktik
4. Perawat 5. Bidan 6. Lain-lain,…….

c. Kebiasaan Keluarga sebelum ke pelayanan kesehatan : Tidak terkaji


1. Beli obat bebas 2. Jamu
d. Sarana transportasi ke pelayanan kesehatan keluarga : Tidak terkaji
1. Jalan kaki 2. Becak 3. Angkot

40
4. Kendaraan pribadi
e. Jarak rumah dengan sarana kesehatan : Tidak terkaji
1. < 1 Km 2. 1- 2 Km 3. 2- 5 Km
4. > 5 Km
B. Masalah Kesehatan Khusus
a. Penyakit yang paling sering diderita keluarga dalam 6 bulan terakhir :
Tidak terkaji
1. Demam berdarah 2. Batuk pilek 3. Asma
4. TBC 5. Thypoid 6. Infeksi menular seksual

7. Lain-lain, sebutkan………..

IV. IBU HAMIL DAN MENYUSUI


A. Pasangan Usia Subur
a. Apakah salah satu anggota keluarga ada PUS (Pasangan Usia Subur) :
Tidak terkaji
1. Tidak 2. Ya
b. Bila Ya, apakah menjadi akseptor KB : Tidak terkaji
1. Tidak 2. Ya
c. Bila Ya, jenia kontrasepsi yang dipakai : Tidak terkaji
1. IUD 2. Suntik 3. Pil 4. Susuk
5. Kondom 6. Tubektomi 7. Vasektomi

d. Bila tidak, alasannya : Tidak terkaji


1. Dilarang suami 2. Agama
3. Tidak tahu 4. Lain-lain, sebutkan……….

B. Ibu Hamil
a. Apakah ada ibu hamil dalam keluarga
1. Tidak 2. Ya
b. Bila Ya, umur kehamilan trimester
1. I (0- 3 bulan) 2. II (4- 6 bulan) 3. III (7- 9 bulan)
c. Bila Ya, kehamilan yang ke

41
1. 1 2. 2 3. 3 4. > 3
d. Berapa usia bumil saat ini
1. < 20 tahun 2. 20 – 35 tahun 3. > 35 tahun
e. Apakah ibu memeriksakan kehamilannya
1. Tidak, Perawat praktisi hanya memberi tahu Ny Ratna bahwa Ny.
Ratna hamil 2 bulan 2. Ya,
f. Bila Ya : Tidak terkaji
1. 2 kali 2. 3 kali 3. 4 kali
g. Bila Tidak, alasannya : Tidak terkaji
1. Tidak ada biaya 2. Tidak sempat
3. Tidak tahu 4. Lain-lain, …………

h. Apakah mendapatkan TT : Tidak terkaji


1. Tidak 2. Ya
i. Bila Ya : Tidak terkaji
1. Lengkap (2 kali) 2. Tidak lengkap (1 kali)
j. Adakah penyakit/ keluhan yang dirasakan bumil saat ini
1. Lemah, letih, lesu 2. Pusing
3. Mual & muntah 4. Bengkak di kaki/tempat
lain

5. Lain-lain, Merasa sulit untuk berhenti merokok karena lingkungan


tempat tinggalnya rata-rata perokok.

C. Ibu Menyusui
a. Apakah ada buteki : Tidak terkaji
1. Tidak 2. Ya
b. Bila Ya, apakah ibu meneteki anaknya : Tidak terkaji
1. Tidak 2. Ya
c. Bila Ya, lamanya menyusui : Tidak terkaji
1. < 1 bulan 2. 1 – 4 bulan 3. 5 – 12 bulan 4. > 12
bulan
d. Bila Tidak, alasannya : Tidak terkaji

42
1. Pekerjaan 2. Tidak tahu 3. Penyakit
4. Lain-lain, sebutkan………
D. Balita
a. Apakah ada anggota keluarga yang berusia balita
1. Tidak 2. Ya
b. Apakah setiap bulan balita dibawa ke posyandu
1. Tidak 2. Ya
c. Bila Tidak, alasannya
1. Jauh 2. Tidak ada waktu 3. Lain-lain, sebutkan….
d. Apakah anak ibu sudah diimunisasi
1. Tidak 2. Ya
e. Jenis imunisasi yang sudah didapatkan
1. Polio….kali 2. BCG 3. DPT…..kali
4. Hepatitis 5. Campak

f. Bila tidak diimunisasi, alasannya


1. Tidak tahu 2. Waktu 3. Lain-lain, sebutkan
g. Apakah anak memiliki KMS
1. Tidak 2. Ya
h. Penyakit yang sering diderita
1. Batuk pilek 2. Diare 3. Kulit 4.
Tidak ada
i. Hasil penimbangan di KMS, pada saat ini berat badan anak berada
pada
1. Di daerah garis hijau 2. Diatas garis hijau sampai kuning
3. Di bawah garis titik-titik 4. Di bawah garis merah

E. Anak dan Remaja


a. Dalam keluarga mempunyai anak sekolah/ remaja
1. Tidak 2. Ya
b. Jika Ya, usia anak saat ini
1. 6 – 10 tahun 2. 11 – 15 tahun 3. 16 – 21 tahun

43
c. Pendidikan anak berada pada tingkat : Tidak terkaji
1. SD 3. SMP
2. PT 4. SMA
d. Kegiatan anak di luar sekolah : Tidak terkaji
1. Kegamaan, sebutkan….. 2. Karang Taruna
3. Olahraga, sebutkan……… 4. Lain-lain,…..

e. Apakah ada anak yang menderita penyakit : Tidak terkaji


1. Tidak 2. Ya, sebutkan............................
f. Jika Ya, sudahkah berobat :Tidak terkaji
1. Sudah 2. Belum, alasannya
g. Jika sudah, berobat kemana : Tidak terkaji
1. Medis, sebutkan…. 2. Non medis, sebutkan….
h. Bagaimana penggunaan waktu luang anak : Tidak terkaji
1. Musik/ TV 2. Olahraga 3. Rekreasi
4. Keagamaan

i. Pola makan anak : Tidak terkaji


1. Teratur 2. Tidak teratur
j. Kebiasaan anak : Tidak terkaji
1. Merokok 2. Alkohol 3. Narkoba
4. Lain-lain, sebutkan……..
F. Usia Lanjut
a. Apakah anggota keluarga ada yang berusia lanjut (lebih dari 60 tahun)
1. Tidak ada 2. Ada, usianya……..
b. Apakah lansia memiliki keluhan penyakit
1. Tidak 2. Ya
c. Jika Ya, jenis penyakitnya
1. Asma 2. TBC 3. Hipertensi
4. Kencing manis 5. Rheumatik/arthritis 6. Katarak

7. Osteoporosis 8. Penyakit kulit 9. Jantung

44
10. Liver 11.Lain-lain, sebutkan…….

d. Upaya yang telah dilakukan


1. Berobat ke sarana kesehatan 2. Berobat ke non medis
3. Diobati sendiri 4. Lain-lain, sebutkan……..

e. Kebiasaan buruk lansia


1. Merokok 3. Minum alkohol
2. Minum kopi 4. Lain-lain
f. Penggunaan waktu senggang pada lansia
1. Berkebun/pekerjaan rumah 2. Jalan-jalan
3. Senam 4. Lain-lain, sebutkan………

g. Apakah ada posyandu lansia di daerah tempat tinggal saudara


1. Tidak ada 2. ada
h. Jika ada, apakah lansia ikut posyandu lansia tersebut
1. Tidak 2. Ya…….kali/bulan
i. Jika tidak, alasannya
1. Tidak tahu 2. Tidak mau
G. Desa Siaga
a. Apakah diperlukan adanya sarana kesehatan desa?
1. Ya 2. Tidak
b. Fasilitas pelayanan kesehatan desa: Tidak terkaji
1. Ada 2. Tidak
c. Tempat fasilitas transportasi desa: Tidak terkaji
1. Balai desa 2. RW 3. Lain-lain
d. Tenaga terlatih siaga bencana: Tidak terkaji
1. Ada 2. Tidak ada
e. Tempat mencari darah donor: Tidak terkaji
1. PMI 3. Tetangga
2. Saudara 4. Lain-lain
f. Perlukah adanya bank darah di desa?
1. Ya 2. Tidak

45
g. Jika ada yang membutuhkan, bersediakah menjadi donor?
1. Ya 2. Tidak

H. Struktur Keluarga
1. Struktur komunikasi : Tidak terkaji
2. Struktur kekuatan : Tidak terkaji
3. Struktur peran : Tidak terkaji
4. Struktur nilai dan norma budaya : Tidak terkaji
I. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif : Tidak terkaji
2. Fungsi sosialisasi : Tidak terkaji
3. Fungsi perawatan keluarga : Tidak terkaji

J. Stresor dan Koping Keluarga


1. Sterssor yang dihadapi keluarga : Ingin berhenti merokok, namun sulit
karena suami perokok berat dan lingkungan tempat tinggal Ny. Ratna
rata rata perokok.
2. Stres jangka panjang: Ny Ratna merokok hanya pada saat merasa stress
3. Kemampuan keluarga merespon terhadap masalah: Tidak terkaji
4. Strategi koping yang digunakan: Tidak terkaji
5. Strategi adaptasi fungsional: Tidak terkaji

K. Harapan Keluarga
Ny. Ratna dan suaminya berharap dapat berhenti merokok
L. Pemeriksaan Fisik Keluarga
Tidak terkaji

46
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS: Merokok Perilaku kesehatan
cenderung
- Klien mengatakan ia
beresiko
merokok dan
berkeinganan untuk
berhenti namun belum
bisa semenjak
kehamilan terakhirnya.
- Klien merokok disaat
merasa stress

DO:

- Klien sedang hamil 2


bulan.

2 DS: Dukungan sosial Ketidakefektifan


kurang memadai manajemen
- Klien mengatakan ia
kesehatan di
merokok dan
keluarga
berkeinganan untuk
berhenti namun belum
bisa semenjak
kehamilan terakhirnya
- Suami klien perokok
berat dan sedang
berusaha untuk
berhenti merokok juga

47
- Klien mengatakan sulit
untuk berhenti
merokok karena
lingkungan tempat
tinggal rata-rata
perokok.

DO:

-
3 DS: Penyalahgunaan Zat Resiko gangguan
(tembakau/ rokok) hubungan ibu dan
- Klien mengatakan ia
janin
merokok dan
berkeinganan untuk
berhenti namun belum
bisa semenjak
kehamilan terakhirnya

DO:

- Klien sedang hamil 2


bulan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan merokok


2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan di keluarga berhubungan dengan
dukungan sosial kurang memadai
3. Resiko gangguan hubungan ibu dan janin berhubungan dengan
penyalahgunaan zat (tembakau/rokok)

48
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Rencana Keperawatan


No.
Keperawatan
NOC NIC

Perilaku kesehatan Setelah dilakukan 1. kaji


1
cenderung berisiko tindakan pengetahuan
b/d merokok,). keperawatan selama klien tentang
X jam diharapkan kesehatan
perilaku kesehatan khususnya
cenderung beresiko bahaya rokok
teratasi dengan KH : terhadap tubuh
1. Klien mampu dan gaya
mengenali situasi hidupnya,
atau kondisi keluarga
kesehatannya maupun
secara nyata lingkungan
(mampu sosialnya.
mengenali 2. Identifikasi
perubahan pada faktor internal
tubuhnya akibat maupun
rokok) eksternal yang
2. Mampu mungkin
menyesuaikan meningkatkan
diri untuk atau
mengubah status menurunkan
kesehatannya perilakunya.
menjadi lebih 3. Tegaskan
baik dengan kepada klien
mulai dengan segera

49
membiasakan terkait efek
untuk tidak positif jangka
terpengaruh pendek dari
temannya untuk berhenti
merokok. merokok
3. Membuat daripada efek
keputusan terkait positif jangka
kesehatannya panjangnya.
dengan 4. Berikan
memutuskan dan pendidikan
meniatkan untuk kesehatan
berhenti merokok. terkait bahaya
merokok bagi
tubuh.
5. Ajarkan
strategi yang
mungkin dapat
digunakan
untuk melawan
kebiasaan atau
perilakunya
yang tidak
sehat
(merokok)
6. Kolaborasi
dengan
keluarga untuk
mendukung
perubahan
perilaku klien
yang tidak

50
sehat
(merokok)

Ketidakefektifan
2. Setelah dilakukan 1. Berikan
manajemen pendidikan
tindakan
kesehatan di keperawatan selama kesehatan
keluarga b.d X jam diharapkan tentang bahaya
dukungan sosial masalah merokok
kurang memadai 2. Bantu keluarga
ketidakefektifan
dalam
manajemen
membuat
kesehatan keluarga
keputusan
teratasi dengan KH :
3. Bantu keluarga
1. Keluarga mampu
dalam
mengenal
membangun
masalah tentang
harapan
pengetahuan
4. Bantu keluarga
kesehatan dan
dalam perilaku
perilaku sehat.
meningkatkan
2. Keluarga mampu
kesehatan.
memutuskan
5. Diskusikan
untuk merawat,
perubahan gaya
meningkatkan
hidup yang
atau
mungkin
memperbaiki
diperlukan
kesehatan
untuk
3. Keluarga mampu
mencegah
merawat anggota
komplikasi
keluarga untuk
6. Diskusikan
meningkatkan
pilihan terapi
kesehatan

51
atau
penanganan

Resiko gangguan Setelah


3. dilakukan 1. Kaji kebutuhan
hubungan ibu dan tindakan pembelajaran
janin b.d keperawatan selama orang tua
penyalahgunaan zat 2. Kaji untuk
X jam diharapkan
(tembakau/rokok) faktor yang
masalah Resiko
dapat
gangguan hubungan
menyebabkan
ibu dan janin teratasi
munculnya
dengan KH :
masalah
1. Mempraktikkan
perlekatan
perilaku hidup
(mis, nyeri
sehat selama
penyalahgunaa
kehamilan.
n zat, bayi
2. Mempersiapkan
prematur)
janin sebelum
3. Identifikasi
kelahiran
kesiapan orang
tua untuk
belajar
mengenai
perawatan bayi
4. Kaji
kemampuan
orang tua untuk
belajar
mengenali
kebutuhan
fisiologis bayi.

52
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Diagnosa Tgl Implementasi Evaluasi Paraf


keperawatan dan
waktu
Perilaku S: keluarga
1. Mengkaji
mengatakan
kesehatan pengetahuan mengerti tentang
cenderung klien tentang ketidakseimbangan
berisiko b/d nutrisi
kesehatan
merokok,). O: kelurga terlihat
khususnya
kooperatif dalam
bahaya rokok pemberian materi
terhadap tubuh tentang kebutuhan
nutrisi.
dan gaya
A: tindakan
hidupnya,
keperawatan
keluarga maupun keluarga tercapai
lingkungan sebagian

sosialnya. P: lanjutkan
intervensi
2. Mengidentifikasi
faktor internal
maupun eksternal
yang mungkin
meningkatkan
atau menurunkan
perilakunya.
3. Menegaskan
kepada klien
dengan segera
terkait efek
positif jangka

53
pendek dari
berhenti merokok
daripada efek
positif jangka
panjangnya.
4. Memberikan
pendidikan
kesehatan terkait
bahaya merokok
bagi tubuh.
5. Mengajarkan
strategi yang
mungkin dapat
digunakan untuk
melawan
kebiasaan atau
perilakunya yang
tidak sehat
(merokok)
6. Berlaborasi
dengan keluarga
untuk
mendukung
perubahan
perilaku klien
yang tidak sehat
(merokok)

Ketidakefektifan S: keluarga
1. Memberikan
mengatakan
manajemen pendidikan paham tentang

54
kesehatan di kesehatan memberikan
stimulus motorik
keluarga b.d tentang bahaya
kasar
dukungan sosial merokok
O: keluarga Bp. Y
kurang memadai 2. Membantu kooperatif
keluarga dalam mendengarkan
perawat dan yang
membuat
diajarkan perawat
keputusan
A: tindakan
3. Membantu keperawatan
keluarga dalam keluarga tercapai
sebagian
membangun
P: lanjutkan
harapan
intervensi.
4. Membantu
keluarga dalam
perilaku
meningkatkan
kesehatan.
5. Mendiskusikan
perubahan gaya
hidup yang
mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi
6. Mendiskusikan
pilihan terapi
atau penanganan

Resiko gangguan S: Keluarga Bp. Y


1. Mengkaji
mengatakan sudah
hubungan ibu dan kebutuhan paham tentang
janin b.d cara membina
pembelajaran
hubungan saling

55
penyalahgunaan orang tua percaya.
zat 2. Mengkaji untuk O : keluarga Bp Y
(tembakau/rokok) faktor yang dapat kooperatif
mendengarkan dan
menyebabkan mempraktikkan
munculnya cara membina
hubungan saling
masalah
percaya
perlekatan (mis,
A : tindakan
nyeri keperawatan
penyalahgunaan keluarga Bp Y
tercapai sebagian
zat, bayi
P : lanjutkan
prematur)
intervensi.
3. Mengidentifikasi
kesiapan orang
tua untuk belajar
mengenai
perawatan bayi

56
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok
resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas
adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok
yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk didaerah kumuh,
daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok
bayi, balita, lansia dan ibu hamil
2. Tujuan keperawatan komunitas adalah Pelayanan keperawatan secara
langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, kelompok, dalam
konteks komunitas, Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh
masyarakt (health general community) dengan mempertimbangkan
permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok
3. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas: Sasaran individu. Sasaran
keluarga, Sasaran kelompok, Sasaran masyarakat
4. Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dapat diberikan secara
langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan ,yaitu :Di dalam unit
pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang mempunyai
pelayanan rawat jalan dan rawatnginap, Di rumah Perawat,Di sekolah
Perawat, Ditempatkerja/industriPerawat, Di barak-barak penampungan
Perawat memberikan tindakan perawatan langsung , Dalam kegiatan
Puskesmas keliling Pelayanan keperawatan, Di Panti atau kelompok khusus
lain.

57
5. Strategi Intervensi KeperawatanKomunitas : Proses kelompok (
groupprocess), Pendidikan kesehatan (health promotion), Kerja Sama
(PartnerShip)
6. Asuhan Keperawatan yang di berikan pada komunitas atau kelompok adalah
sebagai berikut: Pengkajian, DiagnosisKeperawatanDiagnosis di tegakkan
berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang ada,
PerencanaanIntervensiyang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosis
keperawatan komunitas yang muncul, ImplementasiPerawat bertanggung
jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah di rencanakan,
Evaluasi/penilaian
7. keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktik keperawatan kepada keluarga, untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
8. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan/ atau masyarakat.Pelayanan
kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada
masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem

4.2. Saran

4.2.1 Bagi Mahasiswa Keperawatan

Diharapkan mahasiswa dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan


materi atau referensi pembelajaran dan menambah pengetahuan mahasiswa
khususnya mengenai Konsep Keperawatan Komunitas dan Asuhan Keperawatan
Komunitas.

4.2.2 Bagi Program Studi Keperawatan

Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi institusi pendidikan


khususnya prodi Keperawatan Universitas Jambi.

58
DAFTAR PUSTAKA

American Public Health Association. 2004. Diagnostic And Statistical Manua Of


Mental Disorders. Dsm-Iv-Tr: Washington Dc

Anderson, E,.T. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktek.
Jakarta: EGC

Depkes, 2006. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas.


Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Dan Keteknisan Medik

Effendi & Makhfudli, 2010. Komunikasi Teori Dan Praktek. Jakarta: Pt Grasindo
Rosdakarya

Kemenkes RI, 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kemenkes
RI

Kusnanto,2009. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Professional.


Jakarta: EGC

Mubarak & Chayatin, 2009.Keperawatan Kesehatan Masyarakat : Teori Dan


Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Mubarak, Dkk., 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salmba Medika

Padila, 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan


Masyarakat

Ratih Dwi Ariani, 2015. Efektivitas Senam Ergonomic Terhadap Penurunan


Kadar Gula. E-Jurnal

Satrianegara, M Fais. 2014. Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan


Teori dan Aplikasi dalam Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta:
Salemba Medika

Setiadi, 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha


Ilmu

59
Setyowati, Murwani. 2008. Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Masalah
Psikososial. Jakarta: Mitra Candika Press

Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017. Efektivitas Pelaksanaan Pendampingan


Oleh Kader Dalam Pengaturan Diet Rendah Garam Terhadap Kestabilan
Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di Kelurahan Purwoyoso
Semarang. e- Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan Volume 9 No 1.
Stikes Telogorejo

Yulihastin, Ermsa. 2009. Bekerja Sebagai Perawat. Jawa Barat: Erlangga

60

Anda mungkin juga menyukai