Anda di halaman 1dari 16

6

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Asuhan Keperawatan Komunitas


2.1.1 Pengertian
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan
nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam
kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok
anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah
desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat
ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja,
masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh
dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing
process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010).
7

2.1.2 Asumsi Dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan


Komunitas Menurut ANA (American Nurses Association)
a. Asumsi
1) Sistem pemeliharaan yang kompleks.
2) Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder
dan tersier.
3) Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk
pendidikan dasar praktek penelitian.
4) Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder
dan tersier.
5) Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan
kesehatan primer.
b. Kepercayaan
1) Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua
orang.
2) Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.
3) Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen
pelayanan kesehatan.
4) Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan
individu.
5) Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan
kesehatan.
6) Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka
waktu yang lama.
7) Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.
8) Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung
jawab secara mandiri dan aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan
kesehatan.

2.1.3 Falsafah Keperawatan Komunitas


Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar
tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas
8

sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah


keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan membrikan prioritas
pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah
yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma
keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan,
lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang
luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi
terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat
pada umumnya.
c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan.
d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
berlangsung secara berkesinambungan.
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu
hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam
kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status
kesehatan masyarakat.
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat
direncanakan secara berkesinambungan dan terus-menerus.
h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan
berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.
9

Komunitas Dengan Keluarga


Sebagai Unit Pelayanan Dasar.

MANUSIA

KEPERAWATAN KESEHATAN
3 Tingkatan (SEHAT-SAKIT)
Pencegahan.

LINGKUNGAN
(Physic, Biologic,
Psychologist, Social,
Cultural, Dan Spiritual.

Gambar 2.1 : Paradigma / Falsafah Keperawatan Komunitas

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur sbg


berikut :
 Manusia.
Komunitas sebagai klien berarti B sekumpulan individu / klien yang berada
pada lokasi atau B batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai,
keyakinan dan minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain
untuk mencapai Tujuan.
Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga, komunitas,
Komunitas sebagaiklien yang dimaksud termasuk kelompok resiko tinggi
antara lain: daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.
 Kesehatan.
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis
sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
10

 Lingkungan.
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.

 Keperawatan.
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui
pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Berdasarkan falsafah di atas maka dikembangkan : tujuan, sasaran dan strategi
intervensi keperawatan komunitas.

2.2 Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas


2.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
2.2.2 Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/
keperawatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/
keperawatan.
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
11

i. Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian


bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan.
2.3 Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan/perawatan.

2.3.1 Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena
ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan
dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental
maupun sosial.

2.3.2 Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi,
satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau
beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan,
maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-
keluarga yang aada di sekitarnya.

2.3.3 Kelompok Khusus


Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi
yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya
adalah:
12

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat


perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita

2.3.4 Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama
cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap
diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah
ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang
saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai
tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak
13

permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik


maupun kesehatan khususnya.

2.4 Strategi
Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi :
1. Proses kelompok.
2. Pendidikan kesehatan.
3. Kerja sama (partnership).

2.5 Ruang Lingkup Perawatan Komunitas


Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang
ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan
upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

2.5.1 Upaya Promotif


Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks.

2.5.2 Upaya Preventif


14

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan


gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
melalui kegiatan:
a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas
maupun kunjungan rumah
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun
di rumah.
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.

2.5.3 Upaya Kuratif


Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-
anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau
masalah kesehatan, melalui kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas
dan rumah sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan
nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

2.5.4 Upaya Rehabilitatif


Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-
kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta,
TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi
manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.
15

2.5.5 Upaya Resosialitatif


Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga
dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah
kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita
suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat
khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di
samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat
menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut
dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal
ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-
batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

2.6 Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat
pelayanan kesehatan, wilayah kerja perawat tetapi secara umum kegiatan
praktek keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

2.6.1 Tahap Persiapan:


a. Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang
program praktek.
b. Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas,
masalah dan kesehatan utama.
c. Penyusunan instrumen data.
d. Uji coba instrumen pengumpulan data.
e. Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan,
penjelasan program praktek dan mengadakan kontrak dengan
komunitas.
f. Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader
kesehatan setempat.
16

g. Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan


demografi, epidemiologi dan statistik serta membuat
visualisasi/penyajian data.
h. Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun kepanitiaan,
menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan terlibat dalam
musyawarah dan menyebarkan undangan.
i. Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:
1) Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat
2) Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas
masalah, garis besar rencana kegiatan
3) Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang
telah ditetapkan.
4) Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas
kesehatan dari instansi terkait.

2.6.2 Tahap Pelaksanaan:


a. Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan
kelompok kerja kesehatan.
b. Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok
kerja kesehatan:
1) Pelatihan kader kesehatan
2) Penyuluhan kesehatan
3) Simulasi/demonstrasi
4) Pembuatan model/percontohan
5) Kunjungan rumah (home health care)
6) Kerja bakti, daan lain-lain.
c. Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait dalam pelaksanaan
kegiatan.

2.6.3 Tahap Evaluasi:


17

a. Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal


kesesuaian, kefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari
komunitas.
b. Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian
tujuan, keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan komunitas
dalam pemecahan masalah.

2.7 Tahap Asuhan Keperawatan Komunitas


2.7.1 Mengunakan pendekatan proses keperawatan, dengan langkah-langkah :
a.Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c.Perencanaan
d. Pelaksanaan
e.Evaluasi.
2.7.2 Mengunakan Pendekatan Pengorganisasian Masyarakat
a. Tujuan pengorganisasian Komunitas :
Diharapkan mampu berproses dalam mengidentifikasikan
kebutuhannya, mengembangkan keyakinan untuk memenuhi kebutuhan
dengan menggunakan potensi dan sumber daya yang ada di dalam
komunitas dan di luar komunitas. Pendekatan yang digunakan
menggunakan prinsip, landasan dan langkah dasar seperti tertera pada
gambar 2.3
b. Langkah-langkah pengorganisasian Masyarakat :
1) Persiapan :
a) Pengenalan komunitas
 Pendekatan Jalur Formal
Dilakukan terhadap instansi birokrasi yang bertanggung jawab
pada wilayah komunitas dengan cara ;
1. Pengajuan proposal dan perijinan
2. Penjelasan tujuan dan program
18

à hasil : surat ijin/persetujuan


 Pendekatan Jalur Informal
Dilakukan setelah adanya ijin/persetujuan dari institusi dari
birokrasi dengan melakukan pendekatan kepada :
1. Tokoh-tokoh masyarakat
2. Ketua RW, RT
3. Kader kesehatan
à Dengan menjelaskan tujuan, program kegiatan, meminta
dukungan dan partisipasi serta kontrak kerjasama.

Gambar 2.3 : Prinsip Pendekatan dalam Asuhan Keperawatan


Komunitas
b) Pengenalan Masalah
Tujuan : untuk mengetahui masalah kesehatan secara menyeluruh yang
benar-benar menjadi kebutuhan komunitas saai ini.
Tahap pengenalan masalah :
 Membuat instrumen pengkajian/pengumpulan data
1. Diawali dengan survey awal pada komunitas yang menjadi
sasaran, meliputi :
o Survey wilayah
o Survey populasi
o Survey masalah utama dan faktor penyebab
o Survey kebijakan program dan frasilitas layanan
kesehatan.
o Survey potensi-potensi, sumber pendukung di komunitas.
2. Membuat instrument pengumpulan data.
19

 Tabulasi Data:
1. Membuat table tabulasi data
2. Menghitung frekuensi distribusi
3. Membuat table, diagram, grafik frekuensi distribusi
 Analisa Data
1. Analisa Deskriptif
Membuat gambaran suatu keadaan dari obyek yang diteliti.

2. Analisa Korelasi
Menganalisa tingkat hubungan pngaruh dari dua atau lebih
subvariabel yang diteliti dengan menggunkan perhitungan
statistik.
 Perumusan Masalah
1. Adalah merumuskan diagnosa keperawatan pada komunitas
yang dikaji dengan berdasarkan hasil analisa data.
2. Mengunakan klarifikasi masalah OMAHA
3. Formulasi :
o Problem
o Etiologi
o Data yang menyokong.
c) Penyadaran komunitas
1) Tujuan :
1. Mengenalkan masalah kesehatan yang sedang dihadapi
oleh komunitas
2. Mengikutsertakan komunitas dalam pemecahan masalah
3. Menumbuhkan kesadaran komunitas untuk terlibat aktif
menjadi tenaga potensial dalam kegiatan pemecahan
masalah.
2) Kegiatan :
Mengadakan musyawarah komunitas dengan metode lokakarya
mini, dengan langkah :
20

1. Penyajian data hasil survey


2. Diskusi kelompok :
o Perumusan masalah dan faktor penyebab
o Menyusun rencana pemecahan masalah (bentuk masalah,
waktu, tempat, penanggung jawab dan biaya)
o Pembentukan kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) dari
anggota komunitas yang merupakan calon kader
kesehatan yang bertanggung jawabterhadap kegiatan
yang direncanakan.
3. Penyajian hasil diskusi kelompok
4. Tangapan-tanggapan dari tokoh formal, informal,
puskesmas.
2) Pelaksanaan
Adalah tahap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah
direncanankan dengan melihat aktifitas kelompok kerja yang telah
terbentuk melalui kerja sama dengan aparat desa/kelurahan,
puskesmas/dinkes yang meliputi kegiatan :
a) Pelatihan Kader
b) Penyuluhan kesehatan
c) Pelayanan kesehatan langsung
d) Home care
e) Rujukan
3) Evaluasi
Hal-hal yang harus dievaluasi :
a) Perkembangan masalah kesehatan yang ditemukan
b) Pencapaian tujuan perawatan (terutama tujuan jangka pendek)
c) Efektifitas dan efisiensi tindakan/kegiatan yang telah dilakukan
d) Rencana tindak lanjut.
Tujuan akhir perawat komunitas adalah kemandirian keluarga yang
terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga,
21

menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan


kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan
masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai