Manusia
(komunitas dengan keluarga
sebagai unit pelayanan dasar)
Keperawatan Kesehatan
(3 level prevensi) (sehat – sakit)
Lingkungan
(bio, psiko, sosial, spiritual)
1. Manusia : Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/ klien yang berada
pada lokasi atau batas geografis tertentu yang memiliki nilai – nilai , keyakinan dan
minat relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga. Komunitas sebagai klien
yang dimaksudkan termasuk kelompok risiko tinggi, natara lain adalah daerah
terpencil, daerah rawan, daerah kumuh
2. Kesehatan : Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien ( komunitas ). Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis
sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stresor.
3. Lingkungan : Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien, yang
bersifat biologis, psikologis, sosial kultural dan spiritual.
4. Keperawatan ; Intervensi yang bertujuan untuk menekan stresor atau meningkatkan
kemampuan klien ( komunitas ) menghadapi stresor, melalui pencegahan primer,
sekunder dan tersier.
D. Aturan CHN di Indonesia
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (CHN, 1977). Di Indonesia dikenal
dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai sejak
permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan
profesional terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
komprehensif.
Keperawatan kesehatan komunitas juga beperan dalam pembangunan
kesehatan tahun 2015-2019, terutama mengenai pendekatan keluarga sebagai
strateginya. Menurut peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 39 tahun
2016, pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini merupakan
pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas).
1. Tatanan praktik dalam keperawatan kesehatan komunitas
a. Perawat Keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat kesehatan
masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan yang dirawat dengan
sehat sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai upaya (Bailon dan Maglaya,
1978). Perawat keluarga adalah perawat terregistrasi dan telah lulus dalam bidang
keperawatan yang dipersiapkan untuk praktik memberikan pelayanan individu dan
keluarga disepanjang rentang sehat sakit.
Peran yang dilakukan perawat keluarga adalah melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga, berpartisipasi dan menggunakan hasil riset, mengembangkan
dan melaksanakan kebijakan dibidang kesehatan, kepemimpinan, pendidikan, case
management dan konsultasi.
b. Perawat Kesehatan Sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan pada anak ditatanan
pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan mengikut sertakan keluarga
maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986). Fokus
utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkungannya dan sasaran
penunjang adalah guru dan kader.
Penjelasan dari konsep mayor model sistem Neuman adalah sebagai berikut:
1. Stressor
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan berpotensial
untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut
(Potter dan Perry, 2005):
a. Stressor intrapersonal
Stressor intrapersonal terjadi dalam diri individu dan berasal dari dalam diri klien, serta
berhubungan dengan lingkungan internal. Misalnya : respons autoimmun
b. Stressor interpersonal
Lingkungan eksternal, segala sesuatu pengaruh yang berasal di luar diri klien. Stessor ini
terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya
: ekspektasi peran
c. Stressor ekstrapersonal
Stressor yang juga terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga tetapi lebih jauh
jaraknya dari sistem dari pada stressor interpersonal. Misalnya : sosial politik.
3. Tingkatan pencegahan
Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri dari: 1)
pencegahan primer, 2) sekunder, dan 3) tersier (Neuman, 1982 dalam Potter dan Perry, 2005)
1) Pencegahan primer
Pencegahan primer berfokus pada peningkatan pertahanan tubuh melalui identifikasi
faktor-faktor resiko yang potensial dan aktual terjadi akibat stressor tertentu. Atau
pencegahan ini terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi
kesehatan dan mempertahankan kesehatan.
2) Pencegahan sekunder.
Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahanan dan sumber internal
melalui penetapan prioritas dan rencana pengobatan pada gejala-gejala yang tampak.
Pencegahan ini meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor.
3) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Prinsip dari pencegahan
tersier adalah untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh terhadap stressor, dilakukan
setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sekunder. Tujuan utamanya
adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali
atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier cenderung untuk
kembali pada pencegahan primer.
4. Sistem klien
Neuman meyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem, memiliki lima variabel yang
membentuk sistem klien yaitu fisik, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual.
Selanjutnya juga dijelaskan oleh Neuman bahwa klien merupakan cerminan secara wholistik
dan multidimensional (Fawcett, 2005). Dimana secara wholistik klien dipandang sebagai
keseluruhan yang bagian-bagiannya berada dalam suatu interaksi dinamis. Pernyataan
tersebut membuktikan bahwa setiap orang itu akan memiliki keunikan masing-masing dalam
mempersepsikan dan menanggapi suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari.
Neuman mengubah ejaan atau istilah dari “Holistik” menjadi “Wholistik” dalam edisi
keduanya untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap orang secara
keseluruhan.
Konsep utama yang terdapat pada model Neuman, meliputi: stresor, garis pertahanan dan
perlawanan, tingkatan pencegahan, lima variabel sistem klien, struktur dasar, intervensi
dan rekonstitusi (Fitzpatrick & Whall, 1989). Berikut ini akan diuraikan tentang masing-
masing variable:
1. Stressor
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan berpotensial
untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut :
2) Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang
memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran
Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan respon awal atau perlindungan pada
sistem dari stressor. Garis ini bisa menjauh atau mendekat pada garis pertahanan normal.
Bila jarak antara garis pertahanan meningkat maka tingkat proteksipun meningkat. Oleh
sebab itu untuk mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien, maka perlu melindungi
garis pertahanan normal dan bertindak sebagai buffer. Kondisi ini bersifat dinamis dan
dapat berubah dalam waktu relatif singkat. Disamping itu hubungan dari berbagai variabel
(fisiologi, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual) dapat mempengaruhi
tingkat penggunaan garis pertahanan diri fleksibel terhadap berbagai reaksi terhadap
stressor.
3. Tingkatan pencegahan
Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri dari
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1) Pencegahan primer
Terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan dan
mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan flexible
lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko.
Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi
terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan
perubahan gaya hidup.
2) Pencegahan sekunder.
Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor. Pencegahan
sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi
dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui
tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh
kestabilan sistem secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak
berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem
dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian
3) Pencegahan Tersier
4. Sistem klien
Model Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan dinamis
terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu kesatuan fokus definisi
masalah keperawatan dan pemahaman terbaik dari interaksi klien dengan lingkungannya.
Elemen-elemen yang ada dalam sistem terbuka mengalami pertukaran energi informasi
dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi terhadap stres merupakan komponen
dasar dari sistem terbuka. Klien sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok,
komunitas atau sosial issue (Tomey & Alligood, 1998). Klien sebagai suatu sistem
memberikan arti bahwa adanya keterkaitan antar aspek yang terdapat dalam sistem
tersebut. Kesehatan klien akan dipengaruhi oleh keluarganya, kelompoknya,
komunitasnya, bahkan lingkungan sosialnya.
Neuman meyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem, memiliki lima variabel yang
membentuk sistem klien yaitu fisik, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual.
Selanjutnya juga dijelaskan oleh Neuman bahwa klien merupakan cerminan secara
wholistik dan multidimensional (Fawcett, 2005). Dimana secara wholistik klien dipandang
sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya berada dalam suatu interaksi dinamis.
Pernyataan tersebut membuktikan bahwa setiap orang itu akan memiliki keunikan masing-
masing dalam mempersepsikan dan menanggapi suatu peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan sehari- hari. Perubahan istilah dari Holistik menjadi Wholistik untuk
meningkatkan pemahaman terhadap orang secara keseluruhan.
Disamping itu klien atau sistem dapat menangani stressor dengan baik, sehingga sakit atau
kematian.tan atau stabilitasasi system. perubazhan dapat mempertahankan kesehatan
secara adekuat. Keseimbangan fungsional atau harmonis menjaga keutuhan integritas
sistem. Apabila bagian-bagian dari klien berinteraksi secara harmonis, maka akan terwujud
jika kebutuhan-kebutuhan sistem telah terpenuhi. Namun apabila terjadi
ketidakharmonisan diantara bagian-bagian dari system, hal ini disebabkan karena adanya
kebutuhan yang tidak terpenuhi.
5. Struktur dasar
Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang biasa
terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-variabel tersebut
yaitu variabel sistem, genetik, dan kekuatan/kelemahan bagian-bagian sistem.
6. Intervensi
7. Rekonstitusi
Model Sistem Neuman ini sangat sesuai untuk diterapkan pada pengkajian di masyarakat,
karena pendekatan yang dipergunakan adalah pada komunitas sebagai sistem klien.
1. Manusia
Neuman memandang manusia atau klien secara keseluruhan (holistik) yang terdiri dari 5
(lima) variabel faktor fisiologis, psikologis, sosial budaya, faktor perkembangan, dan faktor
spiritual.
3) Faktor sosial budaya meliputi fungsi sistem yang menghubungkan sosial dan
ekspektasi kultural dan aktivasi.
Klien juga dipandang mengalami kondisi yang bervariasi,sesuai stress yang dialami. Ketika
stressor terjadi individu banyak membutuhkan informasi atau bantuan untuk mengatasi
stressor. Pemberian motivasi dan atau berbagai jenis pencegahan (primer, sekunder dan
tersier) merupakan rencana tindakan perawat untuk membantu klien.
Sistem klien diartikan dalam struktur dasar dan lingkaran-lingkaran konsentrik yang saling
berkaitan . Struktur dasar meliputi faktor dasar kelangsungan hidup yang lebih umum dari
karakter sehat dan sakit yang merupakan gambaran yang unik dari sistem klien. Secara
umum gambaran keunikan sistem klien dari Neuman adalah range normal, struktur genetik
, pola respon, kekuatan dan kelemahan organ, struktr ego dan pengetahuan atau kebiasaan.
Neuman selanjutnya menyatakan bahwa normal lines of defense adalah :
1) Merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk individu,
sistem atau kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya stressor yang disebut
keadaan wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi
dari keadaan wellness untuk sistem klien.
2) Berbagai stressor dapat menginvasi normal line of defense jika flexible lines of
defensetidak dapat melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi maka sistem klien akan
bereaksi yang akan tampak pada adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan
mengurangi kemampuan sistem untuk mengatasi stressor tambahan.
3) Normal lines of defense terbentuk dari beberapa variabel dan perilaku seperti pola
koping individu, gaya hidup dan tahap perkembangan.
4) Bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu yang relatif singkat.
Lines of Resistance Merupakan serangkaian lingkaran putus-putus yang mengelilingi
struktur dasar. Artinya garis resisten ini melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika
ada invasi dari stressor lingkungan melalui garis normal pertahanan (normal line of
defense). Misalnya adalah mekanisme sistem immun tubuh.
Jika lines of resistance efektif dalam merespon stressor tersebut, maka sistem depan
berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi berkurang dan bisa timbul kematian.
2. Lingkungan
Menurut Neuman lingkungan adalah seluruh faktor-faktor internal dan eksternal yang
berada di sekitar klien . Neuman mengatakan baik lingkungan internal maupun ekternal
pada manusia memiliki hubungan yang harmonis dan keduanya mempunyai keseimbangan
yang bervariasi, dimana keseimbangan atau keharmonisan antara lingkungan internal dan
eksternal tersebut dipertahankan. Pengaruh lingkungan terhadap klien atau sebaliknya bias
berdampak positif atau negatif. Stressor yang berasal dari lingkungan meliputi 3 hal yaitu
intrapersonal, interpersonal dan extrapersonal. Neuman membagi lingkungan menjadi:
1) Lingkungan internal yaitu lingkungan intrapersonal yang ada dalam system klien.
2) Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar system klien.
Kekuatan-kekuatan dan pengaruh interaksi yang berada di luar sistem klien
2) Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang
memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran.
3. Sehat
Sehat menurut Neuman, definisi sehat digambarkan dengan model komponen. Sehat
adalah kondisi dimana bagian dan sub bagian keseluruhan manusia yang selalu harmoni.
Kesehatan manusia dalam status baik atau sakit, selalu berubah dalam lima variable :
fisiologi, psikologi, sosiobudaya, spiritual dan perkembangan. Sehat relatif dan dinamik
dengan stabilitas yang bervariasi.
Garis normal sebagai parameter status sehat. Sehat adalah individual kadang seimbang atau
stabilitas klien atau berubah. Garis pertahanan manusia dapat permiabel, berbeda dengan
individu lain dan menghasilkan status kesehatan yaitu garis pertahanan normal. Sehat untuk
individu lain mungkin berarti retensi komponen yang tercontitusi, contoh penggunaan
protesa setelah amputasi dapat menghasilkan garis normal. Sehat untuk individu adalah
hubungan antara faktor genetik dan pengalaman.Tipe definisi sehat mengikuti individu
,tidak ada standart absolut. Status yang terbaik adalah status optimal untuk klien bervariasi
dari beberapa poin dalam hubungannya dengan konsep dasar
4. Keperawatan
Penggunaan model keperawatan dapat membantu individu, keluarga dan kelompok untuk
mencapai dan mempertahankan level maksimum dari total wellness. Keunikan
keperawatan adalah berhubungan dengan integrasi dari semua variabel yang mana
mendapat perhatian dari keperawatan . Neuman (1981) menyatakan bahwa dia memandang
model sebagai sesuatu yang berguna untuk semua profesi kesehatan dimana mereka dan
keperawatan mungkin berbagi bahasa umum dari suatu pengertian. Neuman juga percaya
bahwa keperawatan dengan perspektif yang luas dapat dan seharusnya mengkoordinasi
pelayanan kesehatan untuk pasien supaya fragmentasi pelayanan dapat dicegah.
5. Aktivitas Keperawatan.
Perawat dalam model Neuman dipandang sebagai “aktor” atau pemberi intervensi yang
mempunyai tujuan mengurangi pertemuan individu dengan stressor yang jelas atau
meminimalkan efeknya. Perawat memberikan pelayanan sebagai peserta yang aktif dalam
mendukung pertahanan klien dengan membantu klien berespon yang sesuai terhadap
stressor yang datang. Partisipasi aktif dari klien membenarkan arti dari pengalamannya
dengan perawat. Selanjutnya pembuatan tujuan kolaborasi dan kemajuannya adalah istilah
yang digunakan Neuman untuk menjelaskan aktivitas antara perawat dan klien. Keputusan
dibuat oleh proses kolaborasi antara perawat dan klien, klien terlibat dalam merundingkan
tujuan kolaborasi yang sesuai. Perawat membantu klien berbeda tergantung pencegahan
primer, sekunder atau tersier yang diperlukan. Dalam situasi perawatan tiap klien perawat
mengkaji dan mengintervensi secara berbeda. Contoh jika stressor ada di lingkungan klien
tapi tidak merusak garis pertahanan normal (tingkat pencegahan primer), perawat mungkin
mengkaji faktor-faktor resiko dan mencari kemungkinan untuk mengajari atau membantu
klien sesuai dengan kebutuhannya. Jika stressor telah menembus garis pertahanan normal
(tingkat pencegahan sekunder perawat mungkin bertindak untuk menentukan sifat dari
proses penyakit dan mulai berurusan dengan respon maladaptive. Jika stressor dihasilkan
dalam gejala-gejala sisa (tingkat pencegahan tertier) perawat berusaha untuk membatasi
atau mengurangi efek, barangkali dengan menggunakan sumber-sumber rehabilitasi.
Perawat mengkaji semua faktor yang berpengaruh pada klien. Contoh Neuman menyatakan
bahwa lapang persepsi pemberi pelayanan professional dan klien harus dikaji karena
persepsi klien dan caregiver mungkin bervariasi. Dengan demikian hal ini akan
mempengaruhi tindakan caregiver. Pengkajian persepsi berarti bahwa perawat mengkaji
prasangka, kebutuhan dan nilai-nilai yang dimiliki klien yang berhubungan dengan kondisi
klien sebelum membuat keputusan. Hal ini penting bahwa pengkajian persepsi harus
menjadi aspek yang dimuat karena ini akan sangat berguna pada format proses perawatan
yang selanjutnya dibuat oleh Neuman (Neuman, 1995).
Salah satu aplikasi / praktek yang menggunakan model neuman adalah penulisan atau
pengumpulan data klien sebagai alat penilaian dan intervensi untuk membantu perawat
dalam mengumpulkan dan mensintesa data klien, sebuah format untuk pencegahan sebagai
intervensi, dan sebuah format untuk aplikasi proses keperawatan dalam kerangka model
sistem neuman. Format proses keperawatan Neuman terdiri dari 3 tahap berikut: (1)
diagnosa keperawatan, (2) tujuan keperawatan dan (3) hasil keperawatan . Diagnosis
keperawatan berdasarkan pengkajian awal yang komprehensif. Tujuan
keperawatan tersebut kemudian ditetapkan bersama klien untuk perubahan preskriptif
yang diinginkan guna memperbaiki kesehatan. Hasil keperawatan ditentukan oleh
intervensi keperawatan yang diberikan. Evaluasi dilakukan untuk mengkonfirmasi tujuan
hasil yang diinginkan atau untuk reformasi tujuan keperawatan.
Luasnya model Neuman telah berpengaruh dalam aplikasi dan adaptasi berbagai
setting praktek keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Banyak
contoh yang dikutip dalam buku-buku Neuman. Model ini telah digunakan juga dengan
sukses pada klien dalam pengaturan pelayanan kesehatan, termasuk rumah sakit, panti
jompo, pusat rehabilitasi, dan tempat penampungan anak. Model pendekatan holistik
dibuat terutama berlaku bagi klien yang mengalami stres yang kompleks dan
mempengaruhi variabel beberapa klien. Sistem model Neuman digunakan dalam praktik
berbasis masyarakat / kelompok dan perawatan kesehatan masyarakat. Sistem model
Neuman digunakan secara efektif untuk meningkatkan praktek perawatan lanjutan. Model
ini telah dipelajari dan diterapkan dalam disiplin lain seperti terapi fisik. Penelitian lebih
lanjut terus memvalidasi aplikasinya di luar keperawatan.
Model ini telah diterima di kalangan akademisi dan digunakan secara luas sebagai
panduan kurikulum. Telah digunakan di semua tingkat pendidikan keperawatan di seluruh
Amerika Serikat dan di negara lain, termasuk Australia, Kanada, Denmark, Inggris, Korea,
Kuwait, Portugal, Taiwan, Belanda dan Jepang. Model Neuman telah dipilih untuk
program sarjana muda berdasarkan perspektif teoretis dan komprehensif untuk kurikulum
holistik, dan karena ber potensi untuk digunakan pada individu, keluarga, kelompok kecil,
dan masyarakat. Efektivitas model ini telah dibuktikan dalam mendukung transisi
konseptual antara tingkat pendidikan keperawatan.
Kesimpulan model, baik terhadap persepsi klien dan persepsi perawat membuatnya
sangat relevan Untuk mempelajari konsep kebudayaan dan mempelajari lintas budaya.
Model system Neuman menggunakan pengembangan konseptual model kerangka kerja
untuk tingkat berganda dari keperawatan dan kurikulum yang berhubungan dengan
kesehatan didunia. Penerimaaan oleh pendidikan keperawatan komunitas adalah sebuah
bukti yang jelas.
Penelitian sangat penting bagi keperawatan untuk maju sebagai suatu disiplin ilmu.
Penelitian komponen model untuk penjelasan tambahan dan generasi teori keperawatan
dapat diuji melalui penelitian adalah contoh kontribusi potensi Model Neuman untuk
kegiatan penelitian dan pengetahuan keperawatan. Tinjauan penelitian saat ini
menggunakan model Sistem Neuman menunjukkan bahwa sering dipilih sebagai kerangka
kerja konseptual untuk praktisi penelitian dan mahasiswa pascasarjana. Model ini biasa
dipakai oleh mahasiswa sebagai kerangka kerja konseptual untuk tesis dan
disertasi. Contoh terbaru meliputi studi mahasiswa tentang penggunaan
kondom dikalangan wanita kulit hitam, kebiasaan koping dan penggunaan narkoba di
kalangan anak SMU, efek manajemen nyeri untuk tekanan darah, hubungan karakteristik
lingkungan keluarga dengan resiko penyakit kardiovaskuler, penyedia layanan kesehatan
militer kepatuhan terhadap pedoman pasien nasional untuk mengelola hipertensi.Model ini
dapat beradaptasi dengan baik untuk mempelajari bidang yang diminati di seluruh
hambatan budaya. The neuman Sistem Model digunakan secara luas untuk menyediakan
kerangka kerja konseptual untuk proyek-proyek penelitian di Amerika Serikat dan di
negara lain. Penerimaan oleh komunitas riset keperawatan adalah bukti yang jelas.
F. Teori Leininger
Teori Madeleine Leininger (Cultural Demiversity and Universality)
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity and universality, atau
yang kini lebih dikenal dengan transcultural nursing. Transcultural nursing merupakan
subbidang dari praktik keperawatan yang telah diadakan penelitiannya. Berfokus pada
nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan pelayanan kesehatan berbasis budaya.
1. Culture
Apa yang dipelajari, disebarkan dan nilai yang diwariskan, kepercayaan, norma, cara
hidup dari kelompok tertentu yang mengarahkan anggotanya untuk berfikir, membuat
keputusan, serta motif tindakan yang diambil.
2. Culture care
Suatu pembelajaran yang bersifat objektif dan subjektif yang berkaitan dengan nilai
yang diwariskan, kepercayaan, dan motif cara hidup yang membantu, menfasilitasi
atau memampukan individu atau kelompok untuk mempertahankan
kesejahteraannya, memperbaiki kondisi kesehatan, menangani penyakit, cacat, atau
kematian.
3. Diversity
Keanekaragaman dan perbedaan persepsi budaya, pengetahuan, dan adat kesehatan,
serta asuhan keperawatan.
4. Universality
Kesamaan dalam hal persepsi budaya, pengetahuan praktik terkait konsep sehat dan
asuhan keperawatan.
5. Worldview
Cara seseorang memandang dunianya
6. Ethnohistory
Fakta, peristiwa, kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, budaya, lembaga,
terutama sekelompok orang yang menjelaskan cara hidup manusia dalam sebuah
budaya dalam jangka waktu tertentu.
b. Edukasi (Education)
Dimasukannya keanekaragaman budaya dalam kurikulum pendidikan
keperawatan bukan merupakan hal yang baru.
Promosi kurikulum pertama tentang Transcultural Nursing dilaksanakan antara
tahun 1965-1969 oleh Madeleine Leininger. Saat itu Leininger tidak hanya
mengembangkan Transcultural Nursing di bidang kursus. Tetapi juga mendirikan
program perawat besama ilmuwan Ph-D, kemudian dia memperkenalkan teori ini
kepada mahasiswa pascasarjana pada tahun 1977. Ada pandangan, jika beberapa
program keperawatan tidak mengenali pengaruh dari perawatan peka budaya, akan
berakibat pelayanan yang diberikan kurang maksimal. Teori Leininger memberikan
pengaruh yang sangat besar dalam proses pembelajaran keperawatan yang ada di
dunia. Namun, Leinginger merasa khawatir beberapa program menggunkannya
sebagai fokus utama. Karena saat ini pengaruh globalisasi dalam pendidikan sangatlah
signifikan dengan presentasi dan konsultasi di setiap belahan dunia.
c. Kolaborasi (Colaboration)
Dalam mengaplikasikan teori Leininger di lingkungan pelayanan kesehatan
memerlukan suatu proses atau rangkaian kegiatan sesuai dengan latar belakang budaya
klien. Hal ini akan sangat menunjang ketika melakukan kolaborasi dengan klien,
ataupun dengan staf kesehatan yang lainnya. Nantinya, pemahaman terhadap budaya
klien akan diimplentasikan ke dalam strategi yang digunakan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan. Strategi ini merupakan strategi perawatan peka budaya yang
dikemukakan oleh Leininger, antara lain adalah :
i. Strategi I, Perlindungan/mempertahankan budaya.
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan
kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan
nilai-nilai yang relavan, misalnya budaya berolah raga setiap pagi.
ii. Strategi II, Mengakomodasi/negosiasi budaya.
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk
membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan
kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya
lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil
mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan
sumber protein hewani atau nabati lain yang nilai gizinya setara dengan ikan.
iii. Strategi III, Mengubah/mengganti budaya klien
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status
kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya
merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang
lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
e. Manajemen
Dalam pengaplikasiannya di bidang keperawatan Transcultural Nursing bisa
ditemukan dalam manajemen keperawatan. Diantaranya ada beberapa rumah sakit
yang dalam memberikan pelayanan menggunakan bahasa daerah yang digunakan oleh
pasien. Hal ini memugkinkan pasien merasa lebih nyaman, dan lebih dekat dengan
pemberi pelayanan kesehatan. Bisa saja, tidak semua warga negara Indonesia fasih dan
nyaman menggunakan bahasa Indonesia. Terutama bagi masyarakat awam, mereka
justru akan merasa lebih dekat dengan pelayanan kesehatan yang menggunakan bahasa
ibu mereka. Hal ini dikarena nilai-nilai budaya yang dipegang oleh tiap orangnya masih
cukup kuat.
f. Sehat dan Sakit
Leininger menjelaskan konsep sehat dan sakit sebagai suatu hal yang sangat
bergantung, dan ditentukan oleh budaya. Budaya akan mempengaruhi seseorang
mengapresiasi keadaan sakit yang dideritanya.
Apresiasi terhadap sakit yang ditampilakan dari berbagai wilayah di Indonesia
juga beragam. Contohnya, Si A, yang berasal dari suku Batak mengalami influenza
disertai dengan batuk. Namun, dia masih bisa melakukan aktivitas sehari-harinya
secara normal. Maka dia dikatakan tidak sedang sakit. Karena di Suku Batak, seseorang
dikatakan sakit bila dia sudah tidak mampu untuk menjalankan aktivitasnya secara
normal
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Cv
Sagung Seto : Jakarta.
Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 39 tahun 2016 tentang pedoman
penyelenggaraan program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga
Scribd. 2013. Konsep Dasar keperawatan Kesehatan Komunitas (Community Health Nursing),
[online], https://www.scribd.com/doc/130290105/Konsep-CHN, diakses tanggal 18
Maret 2017.
Neuman, B. (1989). The Neuman systems model (2nd ed.). Norwalk, CT: Appleton-Lange.
Neuman, B. (1995). The Neuman systems model (3rd ed.). Norwalk, CT: Appleton-Lange.
Potter dan Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktek
Edisi 4. Jakarta: EGC
Potter dan Perry, (2009). Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika
Tomey dan Alligood, (2002). Nursing Theory: Utilization &Application .3rd ed. Missouri:
Elsevier Mosby Publications
Tomey dan Alligood, (2002). Nursing theorists and their work. (5th
ed.). Mosby, Philadelphia