Anda di halaman 1dari 34

Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas II

Dosen Pembimbing:Ns. Jumiarsih Purnama AL, S.Kep., M.Kep

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DENGAN KESEHATAN


WANITA

KELOMPOK 2

AYU SRIWAHYUNI 201801006


INNA 201801008
NURANI ST. JUWAERIYAH 201801009
RESKY SHAFA 201801011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG STRATA SATU (S1)


ITKes MUHAMMADIYAH SIDRAP
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah
dengan judul Asuhan Keperawatan Komunitas dengan Kesehatan Wanita sebagai
tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II.
Pembuatan makalah ini tidak akan terlaksana tanpa adanya kerjasama,
bantuan, dukungan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini banyak kekurangan, untuk itu penyusun
mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah
ini, yang diharapkan dapat menjadi perbaikan kami di masa mendatang.
Demikian makalah ini disusun, apabila banyak kesalahan penyusun mohon
maaf dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Pangkajene, 27 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I TINJAUAN PUSTAKA


LATAR BELAKANG......................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI
A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS......................................3
B. USIA DEWASA SEBAGAI KELOMPOK RESIKO..........................7
C. PENGERTIAN WANITA DEWASA..................................................8
D. PERKEMBANGAN USIA DEWASA.................................................10
E. KONSEP KANKER PAYUDARA......................................................14
F. ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................22
PENGKAJIAN.....................................................................................22
ANALISA DATA.................................................................................24
DIAGNOSA KEPERAWATAN..........................................................24
INTERVENSI KEPERAWATAN.......................................................25
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI..................................................30

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................31

ii
BAB I
LATAR BELAKANG

Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di


dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar, kanker
lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia
menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker
payudara, kanker getah bening, kulit dan kanker nasofaring. Kanker payudara
merupakan kanker terbanyak yang diderita oleh wanita. Angka kematian akibat
kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Kanker payudara merupakan
penyebab kematian karena kanker tertinggi pada wanita yaitu sekitar 19%. Lima
data terakhir menunjukkan bahwa kema tian akibat kanker payudara pada wanita
menunjukkan angka ke 2 tertinggi (WHO). Menurut WHO (1980) diare adalah
buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare akut adalah diare
yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam atau
beberapa hari
Payudara di miliki oleh setiap orang, lelaki maupun wanita. Pada lelaki
payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedangkan wanita menjadi
berkembang dan penting. Payudara merupakan salah satu organ paling penting
bagi wanita yang erat kaitannya dengan fungsi reproduksi dan kewanitaan
(kecantikan), karena itu gangguan payudara tidak sekedar memberikan gangguan
kesakitan sebagaimna penyakit pada umumnya, tetapi juga akan mempunyai efek
estetika dan psikologis khusus.
Menurut World Health Organization (WHO), 8-9 % perempuan akan
mengalami cancer mammae. Setiap tahun, lebih dari 250.000 kasus
cancer mammae terdiagnosis di Eropa dan kurang lebih 175.000 di Amerika
Serikat, sedangkan pada tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta perempuan terdiagnosis
cancer mammae dan lebih dari 700.000 meninggal karena cancer mammae.
(Mulyani & Nuryani, 2013). Berdasarkan data dari Medical Record Rumah
Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, jumlah pasien cancer
mammae tahun 2011 sebanyak 872. Kemudian meningkat 14,7 % menjadi 1000

1
orang. Kemudian pada tahun 2012 menurun 16,4 % menjadi 846 orang.
Cancer mammae di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Moehammad Hoesin
Palembang menduduki peringkat pertama setelah kanker serviks.
(RSUP. Dr. Mohammad Hoesin Palembang, 2014).
Amerika Serikat tercatat lebih dari lebih dari 190.000 kasus baru dan 40.000
kematian. Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada
wanita usia 50 keatas, sedangkan 6% nya pada usia kurang dari 40 tahun. Di
Negara Indonesia jumlah kanker payudara didapatkan kurang lebih 200 juta
populasi atau 23.140 kasus baru setiap tahun (Emir & Suyatno,2010). Defisiensi
imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang mengakibatkan terjadinya
berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida.
Menurut Ramli dkk (2010), di dapatkan jumlah penderita kanker payudara
stadium IIIA dan IIIB sebanyak 43,4%, Stadium IV sebanyak 14,3 %, berbeda
dengan negara maju dimana kanker payudara ditemukan lebih banyak dalam
stadium dini.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keperawatan Komunitas


Definisi Menurut WHO, keperawatan komunitas adalah bidang perawatan
khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat
secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang
lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah
dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (menurut CHN).
Di Indonesia dikenal dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat
(PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan
sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional terdepan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif.
Paradigma Keperawatan Komunitas Paradigma keperawatan komunitas terdiri
dari empat komponen pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan
lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik keperawatan klien
dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
1) Individu Sebagai Klien Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai
kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat
pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya
kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

3
2) Keluarga Sebagai Klien Keluarga merupakan sekelompok individu yang
berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain
baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan
fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan
aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah
satu fokus pelayanan keperawatan yaitu :
- Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
- Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya
sendiri.
- Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita
salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga
tersebut.
3) Masyarakat Sebagai Klien Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi
antar warga, diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas
dan memiliki identitas yang kuat mengikat semua warga.
Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai
kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah
proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif.
Menurut Hendrik L. Belum ada empat faktor yang mempengaruhi
kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.
Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik
yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah,
iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan
penyakit kulit akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor yang telah
ada pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma.
Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang

4
lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai
bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga,
dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses
keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial
dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia. Lingkungan
dalam paradigm keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana
lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan disini
meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.
Sasaran Keperawatan Komunitas Sasaran keperawatan komunitas adalah
seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko
tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah
yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil.
Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga
tingkat yaitu:
1. Tingkat Individu. Perawat memberikan asuhan keperawatan
kepada individu yang mempunyai masalah kesehatan tertentu
(misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang dijumpai di poliklinik,
Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah
kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu
2. Tingkat Keluarga. Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana
anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dirawat
sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana
terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota keluarga,

5
menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber
daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada
keluarga rawan yaitu :
- Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga
dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh
dukun dan neo¬natusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa
diintervensi oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau
keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
- Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang
memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun
Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti
perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga
dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan
kasus percobaan bunuh diri.
- Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.
a. Pembinaan kelompok khusus
b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah.

4) Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas Keperawatan komunitas mencakup


berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan baik upaya promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif.
- Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan,
peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.
- Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan
terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui kegiatan
imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan

6
kunjungan rumah, pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan
peme¬liharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
- Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau
masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan
orang sakit sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan
ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan
tali pusat bayi baru lahir.
- Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau
kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan
cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patch
tulang dan lain sebagai¬nya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk
efektif pada penderita TBC, dll.
- Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan pen¬derita ke
masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti,
penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.

B. Usia Dewasa sebagai Kelompok Resiko


Masa dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh tantangan,
penghargaan dan krisis. Tantangan ini meliputi tuntunan kerja dan membentuk
keluarga, meskipun orang dewasa juga dapat diberi penghargaan karena
kesuksesan karier mereka dan kehidupan pribadi mereka. Orang dewasa juga
menghadapi krisis seperti merawat orang tua mereka yang telah lanjut usia.
Kemungkinan kehilangan pekerjaan dengan berubah lingkungan ekonomi dan
menghadapi kebutuhan perkembangan mereka sendiri seperti juga kebutuhan
anggota keluarga mereka. Peran orang dewasa (usia produktif) di masyarakat
menjadi sangat urgent sesuai dengan tugas perkembangan yang menunjukkan
bahwa mereka memiliki pengaruh yang besar pada taraf kesehatan di lingkungan
tempat tinggalnya. Jumlah yang mendominasi di masyarakat juga menjadi sebuah
alasan yang tepat untuk menjadikan kelompok khusus usia produktif mendapatkan
perhatian lebih dalam asuhan keperawatan di komunitas.

7
C. Pengertian Wanita Dewasa
1. Pengertian Wanita
Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan perempuan
dewasa. Perempuan yang sudah menikah juga biasa dipanggil dengan sebutan ibu.
Untuk perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21
tahun disebut juga dengan anak gadis.
2. Pengertian Dewasa
Istilah adult atau dewasa berasal dari kata kerja latin yang berarti tumbuh
menjadi dewasa. Oleh karena itu orang dewasa adalah seseorang yang telah
menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya di dalam
masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya (Elizabeth Hurlock,
Developmental Psychology, 1991).
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Hurlock (1986)
mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai kira-kira usia
40 tahun. Secara umum, mereka yang tergolong dewasa awal ialah mereka yang
berusia 20-40 tahun. Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi,
baik secara fisik, transisi secara intelektual serta transisi peran sosial.
Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan
sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya
pandangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini,
penentuan relasi sangat memegang peranan penting.
Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin
hubungansecara intim dengan lawan jemisya. Hurlock (1986) mengemukakan
beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu initinya dikatakan bahwa
dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan
memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya.
3. Ciri-ciri Umum Masa Dewasa Awal
Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola
kehidupan yang baru dan harapan-harapan sosial yang baru. Masa dewasa awal
adalah kelanjutan dari masa remaja, sehingga ciri-ciri masa dewasa awal

8
tidak jauh berbeda dengan masa remaja. Ciri-ciri masa dewasa awal menurut
Hurlock :
1) Masa dewasa awal sebagai usia reproduktif.
Masa dewasa awal adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai
dengan membentuk rumah tangga. Pada masa ini khususnya wanita,
sebelum usia 30 tahun, merupakan masa reproduksi, dimana
seorang wanita siap menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu.
Pada masa ini, alat-alat reproduksi manusia telah mencapai
kematangannya dan sudah siap untuk melakukan reproduksi
2) Masa dewasa awal sebagai masa bermasalah. Setiap masa dalam
kehidupan manusia, pasti mengalami perubahan, sehingga seseorang
harus melakukan penyesuaian diri kembali terhadap diri maupun
lingkungannya. Demikian pula pada masa dewasa awal ini, seseorang
harus banyak melakukan kegiatan penyesuaian diri dengan kehidupan
perkawinan, peran sebagai orang tua dan sebagai warga negara yang
sudah dianggap dewasa secara hukum.
3) Masa dewasa awal sebagai masa yang penuh dengan ketegangan
emosional. Ketegangan emosional seringkali ditampakkan dalam
ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau
kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada
tercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi
pada suatu saat tertentu atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang
dialami dalam penyelesaian persoalan.
4) Masa dewasa awal sebagai masa ketergantungan dan perubahan
nilai. Ketergantungan disini mungkin ketergantungan kepada orang tua,
lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa atau pada pemerintah
karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan
mereka. Sedangkan masa perubahan nilai masa dewasa awalterjadi karena
beberapa alasan seperti ingin diterima pada kelompok orang dewasa,
kelompok-kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa.

9
4. Pengertian Wanita Dewasa
Secara etimologis (istilah) fiqih seorang wanita dianggap dewasa apabila
sudah memasuki masa haid, biasanya saat usia 13 – 14 tahun. Setelah memasuki
masa inilah berlaku kewajiban dan larangan agama seperti kewajiban salat lima
waktu dan larangan bergaul dengan pria yang bukan muhrim.
Menurut hukum negara, wanita baru dianggap dewasa saat berusia 17 tahun
saat di mana dia mulai memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara penuh
seperti hak untuk mengenyam pendidikan, berpartisipasi dalam pemilu, hak untuk
menikah, memiliki KTP atau SIM serta kewajiban untuk menaati peraturan
pemerintah yang berlaku.
Dewasa dalam pengertian di atas adalah definisi dewasa yang formal yang
terkait dengan hukum tertentu baik hukum islam maupun hukum negara.
Sedangkan dewasa dalam tinjauan umum, termasuk dalam tinjauan psikologi,
adalah sempurnanya pertumbuhan fisik dan mental seseorang. Pertumbuhan fisik
yang normal mudah diketahui karena dapat dilihat oleh pancaindra. Akan tetapi
pertumbuhan mental yang sempurna dan matang merupakan hal yang berbeda.

D. Perkembangan pada Usia Dewasa


Proses perkembangan itu berlangsung secara bertahap, dalam arti sebagai
berikut:
1. Bahwa perubahan yang terjadi bersifat maju meningkat dan atau
mendalam/ meluas, baik secara kuantitatif maupun kualitatif (prinsip
progressif)
2. Bahwa perubahan yang terjadi antar bagian dan atau fungsi organisme
itu terdapat interpedensi sebagai kesatuan integral yang harmonis (prinsip
sitematik).
3. Bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung
secara beraturan dan berurutan dan tidak secara kebetulan dan meloncat-
loncat (prinsip berkesinambungan).

10
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan
oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam Developmental Psycology to day(1975) dan
Elizabeth B. Hurlock dalam Developmental Psycology(1980) tampak sudah
lengkap mencakup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan
manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian
periodisasinya.Berikut periodisasi berdasarkan didaktis menurut Elizabeth B.
Hurlock:
a. Masa sebelum lahir (pranatal): 9 bulan
b. Masa bayi baru lahir (new born): 0-2 minggu
c. Masa bayi (babyhood): 2 minggu- 2 th
d. Masa kanak-kanak awal (early childhood):2-6 th
e. Masa kanak-kanak akhir (later chilhood): 6-12 th
f. Masa puber (puberty) 11/12 – 15/16 th
g. Masa remaja ( adolesence) : 15/16 – 21 th
h. Masa dewasa awal (early adulthood) : 21-40 th
i. Masa dewasa madya(middle adulthood): 40-60 th
j. Masa usia lanjut (later adulthood) : 60-…..
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai klasifikasi periode/fase
perkembangan manusia yang paling luas digunakan:
– Periode prakelahiran (prenatal period), ialah saat dari pembuahan hingga
kelahiran. Periodeini merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel
tunggal hingga menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan
perilaku, yang dihasilkan kira-kira dalam periode 9 bulan.
– Masa bayi (infacy), ialah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran
hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada
orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan
seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial.
– Masa awal anak-anak (early chidhood), yaitu periode pekembangan yang
merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya
disebut dengan periode prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar
semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan

11
kesiapan bersekolah (mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf), dan
meluangkan waktu berjam jam untuk bermain dengan teman-teman sebaya. Jika
telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara umum mengakhiri masa
awal anak-anak.
– Masa pertengahan dan akhir anak-anak (middle and late childhood), ialah
periode perkembangan yang merentang dari usia kira-kira enam hingga sebelas
tahun, yang kira-kira setara dengan tahun-tahun sekolah dasar, periode ini
biasanya disebut dengan tahun-tahun sekolah dasar. Keterampilanketerampilan
fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah dikuasai. Anak secara
formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan. Prestasi
menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai
meningkat.
– Masa remaja (adolescence), ialah suatu periode transisi dari masa awal
anakanak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga
12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula
pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang
dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti
pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.
Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol
(pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak
menghabiskan waktu di luar keluarga.
– Masa awal dewasa (early adulthood), ialah periode perkembangan yang
bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan tahun dan yang
berakhir pada usia tiga puluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian
pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa
pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai
keluarga, dan mengasuh anak anak.
– Masa pertengahan dewasa (middle adulthood), ialah periode perkembangan
yang bermula pada usia kira-kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia
enam puluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan
tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya menjadi

12
individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan
kepuasan dalam berkarir.
– Masa akhir dewasa (late adulthood), ialah periode perkembangan yang bermula
pada usia enam puluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini
adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap
kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial
baru.

5. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal (21-40)


 Memilih pasangan.
 Belajar hidup dengan pasangan.
 Memulai suatu kehidupan berkeluarga.
 Memelihara anak.
 Mengelola rumah tangga.
 Memulai bekerja.
 Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
 Menemukan suatu kelompok yang serasi.

13
E. Konsep Kanker Payudara
1. Anatomi Payudara
Kata payudara berasal dari bahasa Sansekerta payau yang artinya air dan
dara yang artinya perempuan. Dalam bahasa Latin, payudara disebut
glandhula mammae. Salah satu fungsi payudara adalah untuk menyusui.
(Suryaningsih & Sukaca, 2009). Kelenjar mama atau payudara adalah
perlengkapan pada organ reproduksi perempuan yang mengeluarkan air susu.
Payudara terletak di dalam fasia superfisialis di daerah pektoral antara
sternum dan aksila dan melebar dari kira-kira iga kedua atau ketiga sampai iga
keenam atau iga ketujuh. Berat dan ukuran payudara berlain-lainan, pada masa
pubertas membesar, dan bertambah besar selama hamil dan sesudah
melahirkan, dan menjadi atrofik pada usia lanjut. Bentuk payudara cembung
ke depan dengan puting di tengahnya, yang terdiri atas kulit dan jaringan
erektil dan berwarna tua. Puting ini dilingkari daerah yang berwarna cokelat
yang disebut areola. Dekat dasar puting terdapat kelenjar sebaseus, yaitu
kelenjar Montgomery, yang mengeluarkan zat lemak supaya puting tetap
lemas. Puting berlubang-lubang 15-20 buah, yang merupakan saluran dari
kelenjar susu.
Payudara terdiri atas bahan kelenjar susu atau jaringan aleolar, tersusun
atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan lemak.
Setiap lobulus terdiri atas sekelompok aleolus yang bermuara ke dalam duktus
laktiferus (saluaran air susu) yang bergabung dengan duktus-duktus lainnya
untuk membentuk saluran yang lebih besar dan berakhir dalam saluran
sekretorik.
Ketika saluran-saluran ini mendekat puting, membesar untuk membentuk
wadah penampungan air susu, yang disebut sinus laktiferus, kemudian saluran
itu menyempit lagi dan menembus puting dan bermuara di atas
permukaannya. Sejumlah besar lemak ada di dalam jaringan pada permukaan
payudara, dan juga di antara lobulus. Saluran limfe banyak dijumpai. Saluran
limfe mulai sebagai pleksus halus dalam ruang interlobuler jaringan kelenjar,

14
bergabung dan membentuk saluran lebih besar, yang berjalan ke arah
kelompok pektoral kelenjar aksiler, yaitu kelenjar mammae bagian dalam dan
kelenjar supraklaikuler. Persediaan darah diambil dari cabang arteria aksilaris,
interkostalis, dan mama interna, dan pelayanan persarafan dari saraf-saraf
kutan dada. (Pearce, 2011).
2. Fisiologi Payudara
Organ payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi
utamanya menyekresi susu untuk nutrisi bayi yang dimulai pada minggu
keenam belas. Sesudah bayi lahir, dari payudara akan keluar sekret yang
berupa cairan bening yang disebut kolostrum yang kaya protein, dan
dikeluarkan selama 2-3 hari pertama;
Kemudian air susu mengalir lebih lancar dan menjadi air susu sempurna.
Sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofisis, yaitu prolaktin
penting dalam merangsang pembentukan air susu. (Pearce, 2011).
3. Definisi Cancer mammae
Cancer mammae disebut juga dengan Carcinoma Mammae adalah sebuah
tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat
tumbuh dalam susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara.
(Suryaningsih & Sukaca 2013).
Cancer mammae adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran
kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kullit payudara.
(Romauli & indari, 2013).
Cancer mammae adalah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol lantaran
perubahan abnormal dari gen yang bertanggung-jawab atas pengaturan
pertumbuhan sel. Secara normal, sel payudara yang tua akan mati, lalu
digantikan oleh sel baru yang lebih ampuh.
Regenerasi sel seperti ini berguna untuk mempertahankan fungsi
payudara, gen yang bertanggung-jawab terhadap pengaturan pertumbuhan sel
termutasi. Kondisi itulah yang disebut cancer mammae. (Satmoko, 2012). Dari
beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa cancer mammae
adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan sel yang tidak terkendali

15
pada payudara, sehingga menyebabkan terjadinya benjolan atau kanker yang
ganas.
4. Faktor Resiko Cancer Mammae
Menurut Mulyani & Nuryani (2013), Sukaca & Suryaningsih (2009)
terdapat beberapa faktor yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya
cancer mammae, diantaranya:
a. Gender Perempuan memiliki risiko terkena cancer mammae
lebih besar dibanding pria. Perbandingannya seratus banding satu
perempuan yang terkena cancer mammae dibandingkan pria.
b. Pemakaian hormon Laporan dari Harvard School of Public Health
menyatakan bahwa terdapat peningkatan bermakna pada pengguna
terapi Estrogen Replacement. Suatu metaanalisis menyatakan
bahwa walaupun tidak terdapat risiko cancer mammae pada
pengguna kontrasepsi oral, perempuan yang menggunakan obat ini
untuk mengalami kanker ini sebelum menopause. Oleh sebab itu
jika kita bisa menghindari adanya penggunaan hormon ini secara
berlebihan maka akan lebih aman.
c. Kegemukan (obesitas) setelah menopause Seorang perempuan
yang mengalami obesitas setelah menopause akan beresiko 1,5
kali lebih besar untuk terkena cancer mammae dibandingkan
dengan perempuan yang berat badannya normal.
d. Radiasi payudara yang lebih dini Sebelum usia 30 tahun,
seorang perempuan yang harus menjalani terapi radiasi di dada
(termasuk payudara) akan memiliki kenaikan risiko terkena cancer
mammae. Semakin muda ketika menerima pengobatan radiasi,
semakin tinggi risiko untuk terkena cancer mammae di kemudian
hari.
e. Riwayat cancer mammae Seorang perempuan yang mengalami
cancer mammae pada satu payudaranya mempunyai kesempatan
yang lebih besar untuk menderita kanker baru pada payudara

16
lainnya atau pada bagian lain dari payudara yang sama. Tingkat
risikonyo bisa tiga sampai empat kali lipat.
f. Riwayat keluarga Risiko dapat berlipat ganda jika ada lebih dari
satu anggota keluarga inti yang terkena cancer mammae dan
semakin mudah ada anggota keluarga yang terkena kanker maka
akan semakin besar penyakit tersebut menurun.
g. Periode menstruasi Perempuan yang mulai mempunyai periode
awal (sebelum usia 12 tahun) atau yang telah melalui perubahan
kehidupan (fase menopause) setelah usia 55 tahun mempunyai
risiko terkena cancer mammae yang sedikit lebih tinggi. Mereka
yang mempunyai periode menstruasi yang lebih sehingga lebih
banyak hormon estrogen dan progesteron.
h. Umur atau usia Sebagian besar perempuan penderita cancer
mammae berusia 50 tahun ke atas. Resiko terkena cancer mammae
meningkat seiring bertambahnya usia.
i. Ras Cancer mammae lebih umum terjadi pada perempuan berkulit
putih. Kemungkinan terbesar karena makanan yangmereka makan
banyak mengandung lemak. Ras seperti Asia mempunyai bahan
pokok yang tidak banyak mengandung lemak yang berlebih.
j. Perubahan payudara Jika seorang perempuan memiliki perubahan
jaringan payudara yang dikenal sebagai hiperplasia atipikal (sesuai
hasil biopsi), maka seorang perempuan memiliki peningkatan
risiko cancer mammae.
k. Aktivitas fisik Penelitian terbaru dari Women’s Health Initiative
menemukan bahwa aktivitas fisik pada perempuan menopause
yang berjalan sekitar 30 menit per hari dikaitkan dengan penurunan
20 persen resiko cancer mammae. Namun, pengurangan risiko
terbesar adalah pada perempuan dengan berat badan normal.
Dampak aktivitas fisikk tidak ditemukan pada perempuan dengan
obesitas. Jika aktivitas fisik dikombinasikan dengan diet dapat

17
menurunkan berat badan sehingga menurunkan risiko cancer
mammae dan berbagai macam penyakit.
l. Konsumsi alcohol, Perempuan yang sering mengkonsumsi alkohol
akan beresiko terkena cancer mammae karena alkohol
menyebabkan perlemakan hati, sehingga hati bekerja lebih keras
sehingga sulit memproses estrogen agar keluar dari tubuh dan
jumlahnya akan meningkat.
m. Merokok Merokok dapat meningkatkan resiko berkembangnya
cancer mammae, apalagi bagi perempuan yang memiliki riwayat
keluarga yang mengidap cancer mammae.
5. Manifestasi Klinis
Romauli & Vindari (2011) menyebutkan bahwa pada tahap awal
tidak terdapat tanda dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapat
terlihat pada tahap lanjut antara lain :
 Adanya benjolan di payudara, 2.
 Adanya borok atau luka yang tidak sembuh, 3.
 Keluar cairan abnormal dari puting susu, cairan dapat berupa
nanah, darah, cairan encer atau keluar air susu pada perempuan
yang tidak hamil dan menyusui. 4.
 Perubahan bentuk dan besarnya payudara, 5.
 Kulit puting susu dan areola melekuk ke dalam atau berkerut. 6.
 Nyeri di payudara. Menurut Mulyani & Nuryani (2013), jika
metastase (penyebaran) luas, maka tanda dan gejala yang biasa
muncul adalah:
- Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.
- Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.
- Gejala penyebaran yang terjadi di paru-paru ditandai dengan
batuk yang sulit untuk sembuh, terdapat penimbunan cairan antara
paru- paru dengan dinding dada sehingga akan menimbulkan
kesulitan dalam bernafas.

18
- Nyeri tulang dengan penyebaran ke tulang.
- Fungsi hati abnormal.
6. Jenis Cancer mammae
Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca (2009); Santoso
(2009) menjelaskan bahwa terdapat beberapa jenis cancer mammae yang
sering terjadi :
a. Ductul Carcinoma In Situ (DCIS) DCIS merupakan tipe cancer mammae
noninvasif yang sering terjadi. DCIS terdeteksi pada mamogram
sebagai microcalsifications (tumpukan kalsium dalam jumlah kecil). DCIS
muncul dari ductal epithelium dan masuk ke duktus.
b. Lobular Carcinoma In Situ (LCIS) LCIS merupakan kanker yang tidak
menyebar. Pada LCIS, pertumbuhan jumlah sel terlihat jelas dan berada di
dalam kelenjar susu (lobulus).
c. Invasive (infiltrating) Ductal Carcinoma (IDC) IDC terjadi di dalam
saluran susu payudara lalu menjebol dinding saluran dan menyerang
jaringan lemak payudara. Bila dipalpasi akan terasa benjolan yang keras.
Biasanya terjadi metastasis ke nodus lympha aksila.
d. Invasive (Infiltrating) Lobular Carcinoma (ILC) ILC mulai terjadi di
dalam lobulus (kelenjar) payudara, tetapi sering mengalami metastase
(penyebaran) ke bagian tubuh yang lain. Berikut adalah beberapa jenis
cancer mammae yang jarang terjadi :
- Medullary Carcinoma Medullary carcinoma ialah jenis cancer
mammae inasif yang membentuk satu batas yang tidak lazim antara
jaringan tumor dan jaringan normal.
- Mucinous Carcinoma Mucinous Carcinoma terbentuk oleh sel kanker
yang memiliki mukus (lendir) dan biasanya mucul bersama tipe
kanker lainnya. Pertumbuhannya lambat, namun lama-lama dapat
meluas.
- Tubular Carcinoma Tubular carcinoma adalah tipe khusus dari cancer
mammae invasif.

19
- Inflammatory Breast Cancer (IBC) Inflammatory breast cancer ialah
kondisi payudara yang terlihat meradang (merah dan hangat) dengan
cekungan dan pinggiran tebal yang disebabkan oleh sel kanker
yang menyumbat pembuluh limfe kulit pembungkus payudara.
Pertumbuhannya cepat.
- Paget’s Disease of The Nipple Paget’s disease of the nipple ialah jenis
cancer mammae yang berawal dari saluran susu, lalu menyebar ke areola
dan puting payudara. Gejala yang tampak seperti kulit payudara akan
pecah-pecah, memerah, timbul borok, dan mengeluarkan cairan.
- Phylloides Tumor Phylloides tumor ialah jenis kanker yang dapat
bersifat jinak ataupun ganas dan berkembang di dalam jaringan konektif
payudara yang dapat ditangani dengan operasi pengangkatan.
7. Stadium Cancer mammae
Dijelaskan lebih rinci tentang stadium cancer mammae, yaitu :
 Stadium 0 Disebut Ductal Carcinoma In Situ atau Noninvasive Cancer
yaitu kanker yang tidak menyebar keluar dari pembuluh/ saluran payudara
dan kelenjar-kelenjar (lobulus) susu pada payudara.
 Stadium 1 Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada
titik pada pembuluh getah bening.
 Stadium IIA Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah
ditemukan pada titik-titik saluran getah bening di ketiak.
 Stadium IIB Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tetapi tidak melebihi 5
cm, telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak, dan
diameter tumor lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar.
 Stadium IIIA Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar
pada titiktitik di pembuluh getah bening ketiak.
 Stadium IIIB Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan
pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara dapat
didiagnosis sebagai infalammatory breast cancer. Dapat juga sudah atau
bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di

20
ketiak dan lengan atas, tetapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ
tubuh.
 Stadium IIIC Seperti stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada
pembuluh getah bening dalam group N3.
 Stadium IV Ukuran tumor dapat berapa saja, tetapi telah menyebar pada
lokasi yang jauh, seperti tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.
8. Program Deteksi Cancer mammae
Menurut Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca (2009)
terdapat beberapa proses deteksi cancer mammae, yaitu : 1.
- Periksa Payudara Sendiri (SADARI)
- Thermografi Payudara
- Mamografi Mamografi adalah suatu metode pendeskripsian dengan
menggunakan sinar X berkadar rendah.
- Ductography Ductography merupakan bagian dari mamografi.
- Biopsi payudara
- USG USG merupakan kelanjutan pemeriksaan mamography atau uji
klinis payudara.
9. Pencegahan Cancer Mammae
Menurut Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca , (2009) terdapat
beberapa cara mencegah cancer mammae, yaitu :
Strategi Pencegahan Primer Merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan
karena dilakukan pada orang yang sehat untuk menghindarkan diri dari
keterpaparan pada berbagai resiko. Pencegahan primer dapat berupa deteksi dini
dan melakukan pola hidup sehat untuk mencegah cancer mammae.
Pencegahan Sekunder Pencegahan ini dilakukan terhadap individu yang
memiliki risiko untuk terkena cancer mammae. Pada setiap perempuan yang
normal serta memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk cancer
mammae. Pencegahan ini dilakukan dengan melakukan deteksi dini berupa
skrining melalui mammografi yang memiliki akurasi 90% tetapi paparan yang
terus-menerus dapat menjadi risiko cancer mammae

21
F. Asuhan Keperawatan
Hasil pengkajian didaerah binaan diperoleh data sebanyak 34% warga
perempuan usia dewasa menderita kanker payudara ,selain itu, sebanyak 35%
penderita sedih dengan keadaanya,20% sering menangis di malam hari, 35%takut
akan kematian,10%menyalahkan Tuhan atas cobaan yang berat. Beberapa
perempuan tersebut juga mengatakan tidak ingin bertemu dengan anggota
keluarga atau teman-temannya. Penderita mengatakan sudah Lelah dengan
penyakitnya.
I. Pengkajian
a) DATA INTI
Di Desa N, terdapat 34% perempuan usia dewasa menderita kanker
payudara
Umur : 36-45 tahun
Pekerjaan :Sebagian besar perempuan yang menderita kanker
payudara memilki pekerjaan ibu rumah tangga, dan perkerja kantoran
Agama : Mayoritas Islam.
Data statistik: Berdasarkan informasi dari kader setempat
- 35% takut akan kematian
- 20% sering menangis di malam hari
- 10% menyalahkan Tuhan atas cobaan yang berat
b) DATA SUBSISTEM
Lingkungan Fisik
1. Perumahan dan lingkungan: antar rumah berdekatan, tipe rumah
permanen, pembangunan gorong- gorong di sungai sehingga air
di bendung dan tidak mengalir lancar, selokan di depan rumah
warga banyak yang tersumbat, jalan di depan rumah kotor,
banyak kardus basah sisa sampah banjir yang di buang
sembarangan
2. Lingkungan terbuka : mayoritas tidak mempunyai halaman
rumah yang luas.
3. Kebiasaan: wanita di desa N sering mengkonsumsi makanan
junkfood daripada bikin sendiri di rumah
4. Transportasi: biasanya kalua para wanita di desaN menggunakan
transportasi sepeda motor

22
5. Pusat pelayanan: terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas
6. Tempat belanja: dipasar tradisional dan mini market
7. Tempat ibadah: 1 masjid dan 1 gereja
8. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial: Pelayanan kesehatan terdapat
1 posyandu dan 1 puskesmas.
- Ekonomi: Berdasarkan hasil wawancara, penghasilan rata- rata kepala keluarga
perbulan Rp. 500.000 – Rp. 3.000.0000.

- Keamanan Dan Transportasi: Bila terjadi kebakaran, mobil pemadam kebakaran


kesulitan untuk masuk di pemukiman warga karena jarak antar rumah berdekatan
dan gangnya sangat sempit. Mayoritas warga menggunakan alat transportasi
sepeda motor untuk pergi beraktivitas.
- Pemerintahan:Posyandu flamboyant merupakan RT 02 dan RW 03 di Desa N,
Kader yang dimiliki sebanyak 7 orang.
- Politik: Pemerintah sudah memberikan pelatihan kepada kader, untuk
mengajarkan kepada wanita yang sudah dewasa agarmemperhatikan pola makan
dan makanannya dan kader menyarankan untuk membuat makanan sendiri di
rumah jangan membeli junkfood
- Komunikasi:Komunikasi oleh kader kepada warga perempuannya secara verbal
dan non verbal .Informasi dari RT/RW setempat dialkuakn dengan menggunakan
pengeras suara melalui siaran di masjid.
- Pendidikan:Tingkat Pendidikan perempuan dewasa 20 orang lulusan SD ,18
orang SMP dan selebihnya SMA/ SMK.Terdapat 1 TK, 1 Paud, 1 atap SDN di
Desa N.
- Rekreasi: Dari hasil wawancara, para wanita disana sering mnagdakan rekreasi
setiap 1 bulan sekali menurut mereka jalan jalan yang mereka buat itu supaya
mereka lebaih segar tidak berkutik dirumah atau dikantor melulu dan agar
mempererat silahturahmi antar tetangga.

23
I. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
.
1. - lingkugan fisik yang kurang kurang Ketidakefektifan
bersih pengetahuan pemeliharaan
tentang kesehatan
- Rata -rata perempuan disana
keuntungan
makan makanan junk food
olahraga bagi
- tingkat Pendidikan yang masih kesehatan
rendah di desa N
- para wanita di desa N juga tidak
pernah
menyempatkan untuk olahraga di
pagi hari. Karen amereka terlalu
sibuk dengan urusannya masing
masing

2. - Data dari kader setempat 35% Kurang Ketidakefektifan


dukungan sosial. manajemen
takut akan kematian 20% sering
kesehatan
menangis di malam hari
10% menyalahkan Tuhan atas
cobaan yang berat

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d kurang
pengetahuan tentang keuntungan olahraga bagi kesehatan.
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan b.d kurang dukungan
sosial.

24
IV. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tujuan Evaluasi Intervensi


Diagnosa
keperawatan
Ketidakefektifa TUM Kriteria NIC :
n pemeliharaan Selama 5 kali kunjungan ke rumah, di harapkan dewasa Respon verbal
wanita lebih memelihara kesehatan, dengan kriteria hasil : Respon verbal 1. Berikan
kesehatan b.d
1. Keseimbangan Gaya Hidup : 2013 Respon verbal pendidikan kesehatan.
kurang
pengetahuan Respon verbal
a) 201301: Mengenali kebutuhan untuk 2. Peningkatan kesadaran
Respon verbal
tentang menyeimbangkan aktivitas-aktivitas hidup: dipertahankan kesehatan.
Respon verbal
keuntungan pada 2 ditingkatkan ke 5. Respon verbal 3. Lakukan Skrining kesehatan.
olahraga bagi Respon verbal
kesehatan : b) 201302: Mencari informasi tentang startegi untuk 4. Berikan panduan sistem
Respon verbal
00099 aktivitas hidup yang seimbang : dipertahankan pada 2 pelayanan kesehatan.
Psikomotor
ditingkatkan pada 4.
Psikomotor
5. Fasilitasi
2. Pengetahuan : Manajemen Kanker : 1833 Respon verbal
pembelajaran.
a) 183301 : hasil skrining abnormal : Dipertahankan
pada 2 ditingkatkan ke 4.
b) 183302 : Tanda dan gejala kanker : dipertahankan
pada 2 ditingkatkan ke 4.
c) 183303 : Diagnosis kanker tertentu : dipertahankan
pada 2 ditingkatkan ke 4.

25
3. Pengetahuan : Manajemen Hipertensi : 1837
a) 183703 : Target tekanan darah dipertahankan pada 3
ditingkatkan ke 5.
b) 183705 : komplikasi potensial hipertensi
dipertahankan pada 2 ditingkatkan pada 4.
c) 183706 : Pilihan pengobatan yang tersedia
dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4.
d) 183707 : manfaat pengobatan jangka panjang
dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4.
4. Pengetahuan : gaya hidup sehat : 1855
a) 185522 : strategi pencegahan penyakit
dipertahankan pada 2 ditingkatkan di 4.
b) 185527 : Pentingnya skrining pencegahan
dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4.
c) 185535 : strategi meningkatkan keseimbangan hidup
dipertahankanpada 2 ditingkatkan ke 4.
Dx. 2 Setelah 5 kali kunjungan ke rumah, dewasa muda bias Respon verbal NIC :
memanajemen kesehatannya dengan kriteria hasil :
Ketidakefektifan Respon verbal 1. Membangun hubungan
Kriteria hasil :
manajemen Perilaku patuh : 1600 Respon verbal yang kompleks.
a) 160001 : Menanyakan pertanyaan 2. Modifikasi perilaku.
kesehatan b.d Respon verbal
terkait kesehatan dipertahankan pada 2 ditingkatkan

26
kurang dukungan ke 4. Respon verbal
b) 160002 : mencari informasi kesehatan dari berbagai 3. Peningkatan koping.
sosial : 00078 Psikomotor
macam sumber dipertahakan pada 2 ditingkatkan ke 4. 4. Konseling.
c) 160003 : Menggunakan informasi kesehatan yang dapat Psikomotor
dipercaya untuk mengembangkan strategi dipertahakan 5. Dukungan emosional.
Psikomotor
pada 2 ditingkatkan ke 4 Panduan system pelayanan
Psikomotor
kesehatan
Respon verbal
Respon verbal

Diagnosa Tujuan Rencana tindakan Sasaran Metode Waktu Tempat PJ PJ Sumber


keperawatan KADER dana

27
Ketidakefekti Tujuan umum : 12 Penyuluhan Warga Komunika 26 Balai desa Vabella Ibu Uang kas
fan Memberikan tentang Desa N si dan Februar & Davita Sumiati Desa
y 2019 RT 02/RW
pemeliharaan edukasi kepada makanan sehat informasi
Wanita 03
kesehatan b.d masyarakat 13 Lakukan (Lobi)
yang
kurang akan hidup skrining
terkena Ceramah,
pengetahuan sehat kesehatan
kanker tanya
14 Memberikan
tentang jawab,
panduan sistem Keluarga
keuntungan diskusi
layanan yang
olahraga bagi kesehatan mempunyai Praktik
kesehatan : kecendrung langsung
00099 an
mempunyai
penyakit
kanker

28
Balai desa Vera S& Ibu Uang Kas
Desa
Dx. 2 Tujuan umum : G. Pemyuluhan Warga Komunika 27 RT 03 RW Insyafiat Yuli
Ketidakefekti tentang masyarakat si dan 02 ul
Memberikan kesehatan RT 02, RW observasi Februar aminah
fan edukasi tentang y 2019
manajemen H. Penyuluhan 03,
dukungan social tentang cara
kesehatan b.d kepada memberikan Ceramah,
kurang masyarakat dukungan tanya
dukungan
kepada orang jawab,
sosial : 00078 sedang sakit diskusi

V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

29
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Ketidakefektifan pemeliharaan 1. Berikan pendidikan kesehatan. S: warga mengatakan tadinya blm mengerti
kesehatan b.d 2. Peningkatan kesadaran kesehatan. pentingnya kesehtan sekarang sudah mengerti
kurang 3. Lakukan Skrining kesehatan. artinya pentingnta kesehatan
pengetahuan tentang 4. Berikan panduan sistem pelayanan kesehatan. O: para wanita disana sudah memeriksakan
keuntungan olahraga bagi 5. Fasilitasi pembelajaran. dirinya ke dokter , dan berhenti dari makanan
kesehatan yang junkfood
A: Masalah teratasi
sebagian P: Intervensi di
lanjutkan
Ketidakefektifan manajemen 1. Membangun hubungan yang kompleks. S: warga mengatakan betapa pentingnya
kesehatan b.d kurang 2. Modifikasi perilaku. dukungan social untuk para penderita kanker
dukungan sosial 3. Peningkatan koping. O: para wanita didesa N sudah saling support
4. Konseling. sesame penderita kanker,
5. Dukungan emosional. Rata rata menderiita kanker sudah tidak
6. Panduan sistem pelayanan kesehatan. meratapi nansib yang ada tapi mereka sudah
harus berjuang untuk sembuh
A: Masalah teratasi
sebgaian P: Intervensi
dilanjutkan

30
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2013. Angka Kejadian Kanker Payudara


MasihTinggi.
http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2233. 2013. Jakarta.

Doenges, Marilynn E, dkk. 2000. Penerapan Proses Keperawatan dan


Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan


Keperawatan berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA.
Yogyakarta : Medi Action Publishing.

Pearce, Evelyne C. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.


Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Abdullah, A. (2011). Kanker Payudara. Diambil dari


http://medicastore.com/penyakit/1045/Kanker_Payudara.html. 13
Oktober 2017.

31

Anda mungkin juga menyukai