DISUSUN OLEH:
Kelompok 15 :
TAHAP AKADEMIK
T.A 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 1
bantuan dan pihak yang telah berpatisipasi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
2.3 FungsiKeluarga
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga merupakan tempat dimana individu melakukan sosialisasi. Tahap
perkembangan individu dan keluarga akan dicapai melalui interaksi atau hubungan yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, memiliki nilai/norma,
budaya dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga sehingga individu mampu
berperan di masyarakat.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan meningkatkan
sumber daya manusia.Dengan adanya program keluarga berencana, maka fungsi ini
sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain banyak kelahiran yang tidak diharapakan atau
diluar ikatan perkawinan sehingga lahirnya keluarga baru dnegan satu orangtua (single
parent).
d. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan
rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan.Fungsi ini sulit dipenuhi oleh
keluarga dibawah garis kemiskinan (Gakin atau pra keluarga sejahtera).
e. Fungsi perawatan kesehatan
Selain keluarga menyediakan makanan, pakaian dan rumah, keluarga juga
berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya, baik untuk mencegah
terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang sakit.Keluarga juga menentukan
kapan anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan memerlukan bantuan atau
pertolongan tenaga professional.Kemampuan ini sangat mempengaruhi status kesehatan
individu dan keluarga.
2. Diare
3. Demam
Seorang anak dikatakan demam apabila suhu tubuh melebihi 38ºC (suhu
ketiak).Negara Indonesia tahun 2011 dilaporkan mencapai 52-74% anak balita
mengalami demam (Pasaribu, 2013). Angka kejadian demam di Riau tahun 2014 tercatat
65% pada anak, sedangkan pada tahun 2015 mengalami peningkatan hingga 77% (Profil
Kesehatan Riau, 2014). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, dari 21
Puskesmas yang ada di Kota Pekanbaru, didapatkan jumlah anak yang mengalami
demam yang paling terbanyak tercatat di Puskesmas Harapan Raya yaitu 352 orang anak
pada tahun 2016 dan tahun 2017 meningkat menjadi 387 orang anak.
Demam lebih sering terjadi pada anak dibandingkan orang dewasa.Demam timbul
sebagai respon terhadap pembentukan sitokin tertentu, termasuk interleukin-1,
interleukin-6, dan faktor nekrosis tumor.Sitokin ini disebut pirogen endogen (penghasil
panas).Demam yang tidak diatasi secara tepat berdampak demam tinggi pada anak,
4. Kejang
Serangan kejang demam pada anak yang satu dengan yang lain tidaklah sama,
tergantung nilai ambang kejang masing-masing. Oleh karena itu setiap serangan kejang
harus mendapat penanganan yang cepat dan tepat, apalagi kejang yang berlangsung lama
dan berulang.Sebab keterlambatan dan kesalahan prosedur bisa mengakibatkan gejala
sisa pada anak, bahkan bisa menyebabkan kematian (Fida & Maya, 2012).
Para peneliti telah membuat berbagai kesimpulan bahwa bangkitan kejang demam
berhubungan dengan usia, tingkatan suhu serta kecepatan peningkatan suhu, termasuk
faktor hereditas yang memiliki peran terhadap bangkitan kejang demam pada anggota
keluarga penderita memiliki peluang untuk mengalami kejang lebih banyak dibandingkan
dengan anak normal. Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering
terjadi pada anak, 1 dari 25 anak akan mengalami satu kali kejang demam
(Harjaningrum, 2012).
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti mendapatkan data angka
kejadian kejang demam yang terdapat pada rekam medic sepanjang tahun 2014-2016 di
Puskesmas Kampar Timur Kabupaten Kampar sebanyak 28 anak dari usia 1-5 tahun dan
merupakan angka kejadian kejang demam tertinggi. Bahkan dalam kurun waktu kurang
dari 5 tahun terdapat beberapa anak yang kembali dirawat dengan kasus yang sama.
5. Menginitis
Meningitis adalah suatu reaksi peradangan yang mengenai seluruh selaput otak
(meningen) yang melapisi otak dan medulla spinalis yang ditandai dengan adany sel
darah putih dalam cairan serebrospinal (Irawan dan Saharso, 2002).Selain karena bakteri,
meningitis juga dapat disebabkan oleh virus, jamur, parasite dan akibat adanya trauma
kepala yang menyebabkan rusaknya meningen.
Di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya tahun 1988-1993 angka kematian
didapatkan 13-20% dengan kecacatan 30-40%. Sekitar 80% dari kasus meningitis bakteri
6. Cacingan
Infeksi cacing usus merupakan masalah kesehatan yang sering dijumpai di
Indonesia.Angka kejadian infeksi cacing yang tinggi tidak terlepas dari keadaan
Indonesia yang beriklim tropis dengan kelembaban udara yang tinggi serta tanah yang
subur, yang merupakan lingkungan optimal bagi kehidupan cacing. Kementrian
Kesehatan, drg. Vensya Sitohang, mengatakan bahwa angka prevalensi kecacingan di
Indonesia mencapai 28,12%.
Faktor utama yang menyebabkan terjadinya infeksi cacing usus adalah faktor
perilaku yang mencermikan rendahnya sanitasi pribadi seperti kebiasaan cuci tangan
sebelum makan dan setelah buang air besar (BAB), kebersihan kuku, jajan di tempat
yang kebersihannya tidak terjaga, dimana hal ini menyebabkan pencemaran tanah dan
lingkungan oleh tinja yang berisi telur cacing serta ketersediaan sumber air bersih. Infeksi
cacing usus yang sering terjadi akibat faktor kebersihan yang kurang adalah infeksi yang
disebabkan oleh cacing-cacing yang termasuk di golongan Soil Transmitted Helminths
7. ISPA
ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di
dunia.Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98% nya disebabkan
oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak-
anak, dan lanjut usia, terutama di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah
dan menengah.
ISPA masih merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita di
Indonesia.Dari beberapa hasil SKRT diketahui bahwa 80 sampai 90% dari seluruh kasus
kematian ISPA disebabkan Pneumonia.
Pada tahun 2007, penyakit ISPA di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 9,78% dengan
diagnosis dan sebanyak 22,60% dari semua Penduduk Jakarta. Dari angka tersebut,
sebanyak 8,4% didiagnosis menderita ISPA dan 17,7% penduduk dengan diagnosis dan
gejala ISPA di Kabupaten Jakarta Selatan.
Dari tahun 2010 sampai dengan 2012, kejadian ISPA yang tercatat di puskesmas
kelurahan Tebet Barat semakin meningkat dan berada pada posisi tertinggi dari 10
penyakit terbanyak. Tahun 2013 ISPA juga masih merupakan penyakit menular yang
berada di posisi tertinggi di 10 deretan penyakit terbanyak.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Keluarga Tn.G (37 Tahun) memiliki istri yang bernama Ny.D yang berusia 34
tahun, mempunyai 2 orang anak. Anak pertama bernama An.S berusia 9 tahun yang
sedang duduk di bangku sekolah dasar dan anak ke 2 bernama An. F berusia 25
Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang
MEDAN-0618214020-0618225509
I. Data Umum
Bandung,
25 Oktober
1980
Istri (34 Tahun)
2. Ny.D Pr Sma Ibu rumah
tangga
Medan 13
Juni 2005
(9 Tahun)
3. An.s Lk Pelajar
12Februari
Anak
2013
-
(2Tahun)
4. An.F An.s
Anak -
Tn. Y Ny.Y
Tn. H
67 th Ny.S
Ny. P 38
th
Tn.A
Tn. G Tn.w
36 th
32th
37 th
Keterangan :
1. Tipe keluarga
Keluarga Tn.G dan Ny.D merupakan keluarga sejahtera 2 yang dimana dalam kelurga Tn.G
2. Suku
Keluarga Tn.G dan Ny.D merupakan suku bangsa batak toba yang dimana keluarga dari awal
merupakan suku batak toba
3. Agama
Keluarga Tn.G dan Ny.D percaya dengan agama kristen dimana keluarga selalu berdoa ketika
mau makan dan selalu beribadah setiap hari minggunya .
4. Status sosial ekonomi keluarga
III. Lingkungan
Kama
Kama
Ruang Tamu
Kandang
Ayam
Rumah yang memiliki Luas 80 m2 dengan tipe 18, dan memiliki 1 lantai yang terdiri dari:
ruang tamu, 2 Kamar tidur, 1 kamar mandi dan dapur,. Jumlah jendela ada 2, dan terdapat
ventilasi di depan. Jarak septic tank dengan sumber air sekitar 2,5 m. Sumber air minum
dan air untuk masak yang digunakan berasal dari sumur milik sendiri yang letaknya ada
di dalam jamban.
Komunikasi yang digunakan adalah secara verbal dengan menggunakan bahasa Batak toba dan
Bahasa Indonesia. Komunikasi menggunakan dua arah dan anggota keluarga selalu menghormati
orang yang sedang berbicara dalam artian jika ada orang yang sedang berbicara maka yang lain
mendengarkan tidak boleh memotong pembicaraan tersebut.
Tn.G merupakan keluarga yang menyenangkan meskipun hidup dalam keadaan ekonomi yang
kurang dari cukup. Ny.D istrinya dan kedua anaknya yang selalu menghormati dan menyayangi
mereka. Tn.G selalu mengajarkan kepada anaknya untuk menghormati orang yang lebih tua dan
saling menyayangi satu sama lain.
Keluarga Tn.G mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi sosial pada anaknya
dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan menganjurkan anaknya berpartisipasi dalam
lingkungan sekitar misalnya jika di RW mereka selalu ada perlombaan Tn.G selalu
menganjurkan anaknya untuk mengikuti lomba tersebut.
Untuk saat ini Ny.D sering merasa kebingungan jika anaknya tidak mau makan nasi hal ini
terkadang mengganggu aktivitasnya sehari-hari sebagai ibu rumah tangga. Keluarga merasakan
adanya masalah yang membutuhkan penyelesaian.
Ny.D mengatakan bahwa terkadang dirinya selalu memikirkan masalahnya sampai berlarut-larut
dalam arti dia adalah orang yang sulit mengambil keputusan dan terlalu cemas terkait gizi kurang
yang dialami anaknya.
Koping yang digunakan jika ada masalah adalah dengan cara meminta pendapat dari suaminya.
Dalam beradaptasi dengan masalah yang ada keluarga menggunakan adaptasi yang positif.
Karena keluarga menyadari jika menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah tidak
akan dapat menyelesaikan masalah justru akan semakain berlarut-larut dan semakin rumit.
32. Pemeriksaan fisik head to toe secara inspeksi. Palpasi, auskultasi, dan perkusi dan tanda-
tanda vital termasuk tinggi badan dan berat badan (lampirkan)
TB 71 cm
Rambut Bersih Bersih Bersih Sedikit dan
tipis
Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis
Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik
Hidung Bersih Bersih Bersih Sekret warna
bening
Telinga Bersih Bersih Bersih Bersih
Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir
lembab lembab lembab lembab ,gigi
tumbuh :4
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar thyroid kelenjar kelenjar kelenjar
thyroid thyroid thyroid
Dada Tidak ada suara Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nafas tambahan suara nafas suara nafas suara nafas
detak jantung tambahan, tambahan, tambahan,
regular. detak jantung detak jantung detak jantung
regular. regular. regular.
Abdomen Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan
Ekstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
varises, tidak varises, tidak varises, tidak varises, tidak
ada edema ada edema ada udema, ada edema
Kulit Sawo matang Sawo matang Sawo matang Sawo matang
Turgor kulit Baik Baik Baik Baik
Keluhan - - - Rewel
Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang
MEDAN-0618214020-0618225509
ANALISA DATA
1 Data Subjektif :
- ibu mengatakan bahwa anaknya Ketidak efektifan jalan nafas An.F b/d
sering batuk,pilek KMK keluarga merawat anggota keluarga
sering terjadi
Data Objektif :
-kesadaran Cm
- N: 86x/mnt
-RR: 22x/mnt
Data Objektif :
BB : 9.2 kg
TB: 71 cm
Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang
MEDAN-0618214020-0618225509
2 Resiko tinggi terjadi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d KMK
merawat anggota keluarga terutama An.F dengan malnutrisi
Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang
MEDAN-0618214020-0618225509
1. Ketidak efektifan jalan nafas An.F b/d KMK keluarga merawat anggota keluarga yang
sedang sakit.
2. Resiko tinggi terjadi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d KMK
merawat anggota keluarga terutama An.F dengan malnutrisi
Total 2 ,2
Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang
MEDAN-0618214020-0618225509
Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang
MEDAN-0618214020-0618225509
1.diskusikan
2. Mampu Respon pada keluarga
menyebutkan verbal penyebab
penyebab dari
ISPA dari ISPA
menggunakan
media lembar
balik
2.motivasi
keluarga
untuk
menyebut
kembali
penyebab
dari ISPA
1.diskusikan
3. Mampu Respon pada keluarga
menyebutkan verbal Tanda dan
tanda dan gejala
ISPA gejala ISPA
2.motivasi
keluarga
untuk
menyebutkan
kembali
tanda dan
gejala ISPA
MEDAN-0618214020-0618225509
D. IMPLEMENTASI
NO TTD /
DP ke: IMPLEMENTASI
TGL & WAKTU PARAF
1. 1 - mengucapkan salam
tgl.20/03/202 - memvalidasi keadaan keluarga
0 jam 09.- - mengingatkan kontrak
11.00 - menjelaskan tujuan
- mendiskusikan kepada keluarga
pengertian ISPA
- mrenanyakan kembali kepada
keluarga tentang pengertian ISPA
Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang
MEDAN-0618214020-0618225509
E. EVALUASI
& WAKTU DP
jam 09.-11.00
-ibu mengatakan bahwa anaknya sudah tidak
batuk lagi
diberikan
ISPA
anaknya
ISPA
yang diberi .
4.2 Saran
Diharapkan melalui makalah ini pembaca mampu melakukan asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami ISPA. Berdasarkan materi yang
telah dijelaskan dalam makalah ini, maka perawat seharusnya mengerti dan
memahami akan pentingnya melakukan sosialisasi kepada keluarga.
Sehingga perawat dapat menerapkannya dalam proses penanganan terhadap
pasien. Maka asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien akan berjalan
dengan baik dan maksimal.