Anda di halaman 1dari 43

MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM

PADA ANAK DI INDONESIA

DISUSUN OLEH:

Kelompok 15 :

- Graicia Sihombing (032017068)


- Felisita Adine (032017095)
- Warni Wati Lahagu (032017105)
- Livoine Bernadeth (032017117)

Dosen : Helinida Saragih, S.Kep., Ns., M.Kep.

TAHAP AKADEMIK

STIKES SANTA ELISABETH MEDAN

T.A 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 1
bantuan dan pihak yang telah berpatisipasi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 16 Maret 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................i

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 2


Daftar Isi .................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum ………………………………………………………….…2
1.3.2 Tujuan Khusus………………………………………………………….…2

BAB 2 PEMBAHASAN ………………………………………….......................3

2.1 Definisi Keluarga……….…………………..…………....................................3

2.2 Tujuan Keluarga..…….......................................................................................3

2.3 Fungsi Keluarga……………………………………………………………….4

2.4 Masalah Kesehatan Yang Lazim Pada Anak Di Indonesia……………………6

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN…………………………………………..12

BAB 4 PENUTUP …………………………..…..................................................33

4.1 Kesimpulan …………………………..….......................................................33

4.2 Saran …………………………..…..................................................................33

Daftar Pustaka .......................................................................................................34

iii

BAB 1
PENDAHULUAN

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 3


1.1 Latar belakang
Keluarga merupakan salah satu elemen terkecil dari masyarakat.keberadaan
keluarga di masyarakat akan menentukan perkembangan di masyarakat(stanhope dan
lancaster,1996). keluarga menjadi tempat sentral bagi pertumbuhan dan perkembangan
individu, sehingga keluarga menjadi salah satu aspek terpenting bagi keperawatan.
keluarga bersama dengan individu,kelompok dan komunitas adalah klien atau resipen
keperawatan (friedman,bowden,dan jones,2003). keluarga secara empiris, didasari
bahwa kesehatan seluruh anggota keluarga dan kualitas kesehatan keluarga mempunyai
hubungan yang erat, akan tetapi hingga saat ini sangat sedikit yang di berikan perhatian
pada keluarga sebagai obyek dari studi yang sistematis dalam bidang keperawatan.
Keluarga menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan masyarakat
secara optimal karena memiliki keterkaitan dengan masalah kesehatan, memiliki fungsi
utama dalam masyarakat dan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.Peran
keluarga sebagai kelompok dapat melakukan aktivitas pencegahan, memelihara,
menimbulkan, memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan yang ada di dalam
kelompok /keluarga. Keluarga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggota keluarganya, yang berarti keluargamenjadi faktor penentu sehat-
sakitnya anggota keluarga, yang akan berdampak pada munculnya berbagai masalah
kesehatan anggota keluarga.
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan DokumentasiKeperawatan
Konsep dan Praktik, proseskeperawatan adalah metode dimanasuatu konsep diterapkan
dalam praktik keperawatan. Proses keperawatanterdiri dari lima tahap yang berhubungan
dan berurutan yaitu penkajian,diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas rumusan masalah adalah
Bagaimana konsepasuhan keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan yang lazim
pada anak di Indonesia.

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 4


1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah akan membahas tentang
konsepasuhan keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan yang lazim pada
anak di Indonesia.

1.3.2 Tujuan Khusus

Supaya mahasiswa dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan keluarga


masalah kesehatan yang lazim pada anak di Indonesia.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Keluarga


Pengertian keluarga sangat variatif sesuai dengan orientasi teori yang menjadi dasar
pendefinisiannya.Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta (kula dan warga) kulawarga yang
Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 5
berarti anggota kelompok kerabat.UU No. 10 tahun (1992) mengemukakan keluarga adalah
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau suami istri, atau
ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Depkes RI (1988) mendefinisikan keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.Spradley dan Allender (1996)
mengemukakan satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan
emosional dan mengembangkan dalam ikatan sosial, peran, dan tugas.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan kegiatan strategis yang mempunyai daya
ungkit besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan.Oleh karena pentingnya
pelayanan keperawatan ini, pemerintah memberikan kebijakan dengan
dikeluarkannyaKepmenkes 908/Menkes/SK/VII/2010 tentang pedoman penyelenggaraan
pembinaan pelayanan keperawatan keluarga.Upaya ini dilakukan untuk mengatasi masalah
kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan dengan pendekatan proses keperawatan
yang sistematis melalui proses interaksi bersama klien dan keluarga.

2.2 Tujuan Keluarga


Karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat.Unit dasar ini memiliki
pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan individu-individu yang dapat
menentukan keberhasilan kehidupan individu tersebut.Keluarga berfungsi sebagai buffer
atau sebagai perantara antara masyarakat dan individu, yakni mewujudkan semua harapan
dan kewajiban masyarakat dengan memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga serta
menyiapkan peran anggotanya menerima peran di masyarakat.
Keluarga juga merupakan sistem terbuka sehingga mempengaruhi oleh supra
sistemnya yaitu lingkungannya, lingkungannya disini adalah masyarakat dan sebaliknya
sebagai subsistem dari lingkungan (masyarakat).Oleh karena itu betapa pentingnya peran
dan fungsi keluarga membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat
biopsikososial spiritual.
Hal itu tak terlepas bahwa setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar baik
yang menyangkut kebutuhan fisik, psikologis maupun sosial.Sebuah keluarga diharapkan
dapat bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan anggotanya yang beraneka ragam,
pada saat yang bersamaan masyarakat mengharapkan setiap anggota memenuhi kewajiban-
kewajiban sebagai anggota keluarga.

2.3 FungsiKeluarga

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 6


Berkaitan dengan peran keluarga yang bersifat ganda, yakni satu sisi keluarga
berperan sebagai matriks bagi anggotanya, disisi lain keluarga harus memenuhi tuntutan dan
harapan masyarakat, maka selanjutnya akan dibahas tentang fungsi keluarga sebagai berikut:
Friedman (1998) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, yakni:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan
basis kekuatan dari keluarga.Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Anggota keluarga mengembangkan konsep diri yang positif, rasa dimiliki
dan memiliki, rasa berarti serta merupakan sumber kasih saying. Reinforcement dan
support dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dalam keluarga.

b. Fungsi sosialisasi
Keluarga merupakan tempat dimana individu melakukan sosialisasi. Tahap
perkembangan individu dan keluarga akan dicapai melalui interaksi atau hubungan yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, memiliki nilai/norma,
budaya dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga sehingga individu mampu
berperan di masyarakat.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan meningkatkan
sumber daya manusia.Dengan adanya program keluarga berencana, maka fungsi ini
sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain banyak kelahiran yang tidak diharapakan atau
diluar ikatan perkawinan sehingga lahirnya keluarga baru dnegan satu orangtua (single
parent).
d. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan
rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan.Fungsi ini sulit dipenuhi oleh
keluarga dibawah garis kemiskinan (Gakin atau pra keluarga sejahtera).
e. Fungsi perawatan kesehatan
Selain keluarga menyediakan makanan, pakaian dan rumah, keluarga juga
berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya, baik untuk mencegah
terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang sakit.Keluarga juga menentukan
kapan anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan memerlukan bantuan atau
pertolongan tenaga professional.Kemampuan ini sangat mempengaruhi status kesehatan
individu dan keluarga.

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 7


Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan terhadap
anggotanya, dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Tugas
kesehatan keluarga tersebut adalah (Frieman, 1998) :
1. Mengenal masalah kesehatan
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4. Mempertahankan suasana rumah yang sehat
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

2.4 Masalah kesehatan yang lazim pada anak di indonesia


1. Kurang Gizi / Malnutrisi
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa status
gizi anak balita (0-5 tahun) di Indonesia masih mengalami status gizi kurang dan buruk
yaitu sebesar 17,7% (Kemenkes, 2018). Dari data Profil Kesehatan Provinsi NTB tahun
2017, terdapat 23.5% anak balita menderita malnutrisi, yaitu kelebihan atau kekurangan
berat badan. Di kota Mataram sendiri, masih terdapat 32% yang termasuk malnutrisi, 1%
diantaranya menderita gizi lebih dan obesitas. Dari penelitian di salah satu PAUD di
daerah Jawa, sebanyak 76,4% anak prasekolah berstatus gizi normal dan tidak ada yang
obesitas (Sa’diya, 2016).
Anak balita yang merupakan usia anak pra sekolah yaitu 3 sampai 6 tahun dapat
mengalami malnutrisi jika pola makannya tidak tepat. Malnutrisi adalah status gizi yang
tidak normal, yaitu status gizi yang kurang, buruk, lebih, dan obesitas.Kekurangan kalori
protein dapat mengakibatkan status gizi kurang ataupun buruk, sedangkan kelebihan
kalori protein yang tidak diimbangi kegiatan fisik dapat menyebabkan berat badan
berlebih bahkan obesitas (Adriani dan Wirjatmadi, 2017).
Status gizi yang tidak normal atau malnutrisi pada anak prasekolah akan
mengakibatkan rendahnya kekebalan tubuh sehingga dapat mengganggu pertumbuhan
dan perkembangannya. Salah satu upaya menjaga status gizi anak pra sekolah tetap
normal adalah dengan memonitor status gizinya setiap bulan.Status gizi dapat diukur dari
Indek Massa Tubuh (IMT) yang didasarkan pada umur anak tersebut.IMT
menggambarkan bentuk fisik tubuh anak sesuai umurnya, sehingga dapat dilihat kurang
lebihnya berat badan dan tinggi badannya (Supariasa dkk, 2016).
Rumus IMT = BB/TB²

2. Diare

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 8


Diare merupakan salah satu penyakit tropis di Indonesia dengan angka mortilitas
yang tinggi. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-13 dengan
proporsi 3,5%. Kematian terutama disebabkan oleh dehidrasi (kekurangan cairan) akibat
terlalu banyak cairan yang keluar pada saat diare (Kosala, 2009).Diare sendiri
didefinisikan sebagai frekuensi buang air besar yang bertambah dari biasanya (tiga kali
atau lebih), ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai
cair dengan atau tanpa darah dan lender dalam tinja (Velma.B & Sarah. M).
Usia balita adalah usia yang paling mudah terkena diare karena sistem kekebalan
tubuh pada anak masih rendah sehingga mudah di serang oleh bakteri. Selain itu juga
disebabkan karena balita yang sering bermain pada tempat yang kurang bersih, bermain
dengan mainan yang terkontaminasi bakteri apalagi pada bayi yang sering memasukkan
apapun kedalam mulut. Berdasarkan data dari Kemenkes RI 2011, kelompok umur
dengan prevalensi tertinggi terdeteksi pada anak balita (1-4 tahun) yaitu 16,7%.
Diare dapat disebabkan oleh infeksi maupun non infeksi.Dari penyebab diare
yang terbanyak adalah karena diare infeksi.Diare infeksi disebabkan virus, bakteri, dan
parasit. Bakteri penyebab yang paling umum dari infeksi akut diare adalah E. coli, S.
Typhi, S. Dysentria, dan camplylobacter (Pelczar et al, 1988). Menurut data Elder Care,
pengobatan yang dilakukan terhadap penyakit diare yaitu dengan menggunakan antibiotic
(Donald W, 2010).Antibiotik merupakan salah satu terapi yang diberikan pada penyakit
diare karena infeksi bakteri.Menurut penelitian, antibiotic yang biasa digunakan pada
penyakit diare di RSUP Dr. M. Djamil Padang yaitu Tetrasiklin, Sulfametoxazole-
trimettoprim (STX), dan Ampisilin.

3. Demam
Seorang anak dikatakan demam apabila suhu tubuh melebihi 38ºC (suhu
ketiak).Negara Indonesia tahun 2011 dilaporkan mencapai 52-74% anak balita
mengalami demam (Pasaribu, 2013). Angka kejadian demam di Riau tahun 2014 tercatat
65% pada anak, sedangkan pada tahun 2015 mengalami peningkatan hingga 77% (Profil
Kesehatan Riau, 2014). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, dari 21
Puskesmas yang ada di Kota Pekanbaru, didapatkan jumlah anak yang mengalami
demam yang paling terbanyak tercatat di Puskesmas Harapan Raya yaitu 352 orang anak
pada tahun 2016 dan tahun 2017 meningkat menjadi 387 orang anak.
Demam lebih sering terjadi pada anak dibandingkan orang dewasa.Demam timbul
sebagai respon terhadap pembentukan sitokin tertentu, termasuk interleukin-1,
interleukin-6, dan faktor nekrosis tumor.Sitokin ini disebut pirogen endogen (penghasil
panas).Demam yang tidak diatasi secara tepat berdampak demam tinggi pada anak,

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 9


dimana suhu >39 derajat Celsius dapat mengakibatkan kejang. Selama kejang
berlangsung ada kemungkinan anak akan mengalami cedera karena tersedak makanan
atau ludahnya sendiri dan bisa juga menggigit lidah sendiri (Adita, 2014).
Penatalaksanaan demam yang baik pada anak dapat dilakukan dengan cara
mengurangi aktivitas fisik pada anak. Selain itu dapat juga diberikan kompres air hangat.
Penggunaan kompres air hangat di lipat ketiak dan lipat selangkangan (inguinal) selama
10-15 menit akan membantu menurunkan panas dengan cara panas keluar lewat pori-pori
kulit melalui proses penguapan (Pasaribu, 2013).

4. Kejang
Serangan kejang demam pada anak yang satu dengan yang lain tidaklah sama,
tergantung nilai ambang kejang masing-masing. Oleh karena itu setiap serangan kejang
harus mendapat penanganan yang cepat dan tepat, apalagi kejang yang berlangsung lama
dan berulang.Sebab keterlambatan dan kesalahan prosedur bisa mengakibatkan gejala
sisa pada anak, bahkan bisa menyebabkan kematian (Fida & Maya, 2012).
Para peneliti telah membuat berbagai kesimpulan bahwa bangkitan kejang demam
berhubungan dengan usia, tingkatan suhu serta kecepatan peningkatan suhu, termasuk
faktor hereditas yang memiliki peran terhadap bangkitan kejang demam pada anggota
keluarga penderita memiliki peluang untuk mengalami kejang lebih banyak dibandingkan
dengan anak normal. Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering
terjadi pada anak, 1 dari 25 anak akan mengalami satu kali kejang demam
(Harjaningrum, 2012).
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti mendapatkan data angka
kejadian kejang demam yang terdapat pada rekam medic sepanjang tahun 2014-2016 di
Puskesmas Kampar Timur Kabupaten Kampar sebanyak 28 anak dari usia 1-5 tahun dan
merupakan angka kejadian kejang demam tertinggi. Bahkan dalam kurun waktu kurang
dari 5 tahun terdapat beberapa anak yang kembali dirawat dengan kasus yang sama.

5. Menginitis
Meningitis adalah suatu reaksi peradangan yang mengenai seluruh selaput otak
(meningen) yang melapisi otak dan medulla spinalis yang ditandai dengan adany sel
darah putih dalam cairan serebrospinal (Irawan dan Saharso, 2002).Selain karena bakteri,
meningitis juga dapat disebabkan oleh virus, jamur, parasite dan akibat adanya trauma
kepala yang menyebabkan rusaknya meningen.
Di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya tahun 1988-1993 angka kematian
didapatkan 13-20% dengan kecacatan 30-40%. Sekitar 80% dari kasus meningitis bakteri

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 10


terjadi pada anak dan 70% dari jumlah tersebut terjadi pada anak usia 1 sampau 5 tahun
(Saharso, 2000). Berdasarkan penelitian terkait dengan angka kejadian meningitis di
RSUP.DR. M. Djamil Padang terdapat 13 pasien bayi yang didiagnosa dengan meningitis
dan merupakan urutan ke-4 terbanyak dari penyakit infeksi berat.
Salah satu dampak negative yaitu adanya komplikasi yang terjadi sebagai akibat
pengobatan yang tidak sempurna atau pengobatan yang terlambat.Keterlambatan
diagnosis dan terapi serta beberapa komplikasi merupakan faktor yang berkontribusi
dalam menimbulkan sekuele di negara berkembang (Urowayino, 2004).Sekuele adalah
suatu kondisi patologis yang disebabkan oleh penyakit, cedera, terapi atau trauma lainnya
dan merupakan kondisi kronis dari penyakit utama.Sekuele merupakan salah satu tahapan
perkembangan penyakit, dimana pasien mengalami kelainan akibat penyakit yang
berkembang setelah dirawat atau pernah menderita meningitis sebelumnya.
Kejang >30 menit, dengan Pediatric Coma Scale (PCS) ≤ 8 dan kejang tidak
terkontrol yang berlangsung 72 jam merupakan faktor risiko yang lebih besar. Beberapa
faktor risiko terkait dengan prognosis pasien meningitis bakteri adalah perjalanan klinis
yang disebabkan oleh sifat patogen (spesifikasi bakteri atau peningkatan jumlah resistensi
obat), derajat gejala klinis awal, komplikasi pada Susunan Syaraf Pusat (SSP), misalnya
edema otak, hidrosefalus, (abses otak), usia, durasi antara gejala awal timbul dengan
pemberian terapi antibiotic yang intensif, tipe dan dosis antibiotic (Chin, 2005). Farmasi
dalam kaitannya harus memastikan bahwa pasien mendapatkan terapi obat yang tepat,
efisien, dan aman.

6. Cacingan
Infeksi cacing usus merupakan masalah kesehatan yang sering dijumpai di
Indonesia.Angka kejadian infeksi cacing yang tinggi tidak terlepas dari keadaan
Indonesia yang beriklim tropis dengan kelembaban udara yang tinggi serta tanah yang
subur, yang merupakan lingkungan optimal bagi kehidupan cacing. Kementrian
Kesehatan, drg. Vensya Sitohang, mengatakan bahwa angka prevalensi kecacingan di
Indonesia mencapai 28,12%.
Faktor utama yang menyebabkan terjadinya infeksi cacing usus adalah faktor
perilaku yang mencermikan rendahnya sanitasi pribadi seperti kebiasaan cuci tangan
sebelum makan dan setelah buang air besar (BAB), kebersihan kuku, jajan di tempat
yang kebersihannya tidak terjaga, dimana hal ini menyebabkan pencemaran tanah dan
lingkungan oleh tinja yang berisi telur cacing serta ketersediaan sumber air bersih. Infeksi
cacing usus yang sering terjadi akibat faktor kebersihan yang kurang adalah infeksi yang
disebabkan oleh cacing-cacing yang termasuk di golongan Soil Transmitted Helminths

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 11


(STH).Trichuris trichiura merupakah salah satunya.Infeksi Trichuris trichiura (trikuriasis)
dapat mengganggu tumbung kembang anak. Cacing ini dapat menyebabkan timbulnya
malnutrisi dan anemia, karena parasite ini hidup di saluran pencernaan dan dapat
mengakibatkan proses peradangan kronis yang dapat mengganggu kesehatan anak.
Infeksi cacing usus dapat ditemukan pada berbagai golongan umur, namun lebih
sering ditemukan pada anak usia sekolah. Berdasarkan data epidemiologi, anak dengan
tempat tinggal dan sanitasi yang buruk serta higienitas yang rendah mempunyai risiko
terinfeksi yang lebih tinggi.Pendidikan higienitas yang rendah juga mendukung tingginya
infeksi tersebut.Tumpukan sampah dan penyediaan makanan jajanan di lingkungan
sekolah juga menjelaskan tingginya prevalensi.
Risiko anak terkena infeksi cacing Trichuris trichiura lebih meningkat terutama
anak yang memiliki kebiasaan bermain di tanah dan jarang mencuci tangan. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Djahrasmawati tahun 2008 menunjukkan bahwa infeksi
oleh cacing Trichuris trichiura berkisar antara 25, 30% sampai dengan 68,42% di Jakarta
dan untuk di Jakarta Barat sendiri infeksinya mencapai 25,30%, merupakan infeksi
terbanyak kedua di antara lima wilayah di DKI Jakarta. Dengan angka persentase yang
cukup tinggi, pemerintah telah melaksanakan berbagai program pemberantasan penyakit
kecacingan, terutama pada anak usia Sekolah Dasar (SD).

7. ISPA
ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di
dunia.Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98% nya disebabkan
oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak-
anak, dan lanjut usia, terutama di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah
dan menengah.
ISPA masih merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita di
Indonesia.Dari beberapa hasil SKRT diketahui bahwa 80 sampai 90% dari seluruh kasus
kematian ISPA disebabkan Pneumonia.
Pada tahun 2007, penyakit ISPA di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 9,78% dengan
diagnosis dan sebanyak 22,60% dari semua Penduduk Jakarta. Dari angka tersebut,
sebanyak 8,4% didiagnosis menderita ISPA dan 17,7% penduduk dengan diagnosis dan
gejala ISPA di Kabupaten Jakarta Selatan.
Dari tahun 2010 sampai dengan 2012, kejadian ISPA yang tercatat di puskesmas
kelurahan Tebet Barat semakin meningkat dan berada pada posisi tertinggi dari 10
penyakit terbanyak. Tahun 2013 ISPA juga masih merupakan penyakit menular yang
berada di posisi tertinggi di 10 deretan penyakit terbanyak.

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 12


Puskesmas Kelurahan Tebet Barat merupakan Kelurahan yang memiliki
prevalensi penderita ISPA yang berumur 12-59 bulan terbanyak dengan proporsi tertinggi
dari yang lima puskesmas kecamatan lainnya yaitu sebesar 23,20%.
Menurut peneliti faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA pada anak berusia 12-
59 bulan adalah pendidikan, pengetahuan, pendapatan keluarga, dan kepadatan hunian,
sedangkan untuk perilaku keluarga adalah perilaku meroko dalam rumah. Tindakan yang
dapat dilakukan adalah melakukan sosialisasi pendewasaan usia nikah, agar pasangan
suami istri dapat memiliki visi memiliki keluarga sehat dengan tinggal di lingkungan
yang sehat.

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus

Keluarga Tn.G (37 Tahun) memiliki istri yang bernama Ny.D yang berusia 34
tahun, mempunyai 2 orang anak. Anak pertama bernama An.S berusia 9 tahun yang
sedang duduk di bangku sekolah dasar dan anak ke 2 bernama An. F berusia 25

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 13


bulan. An.F menderita penyakit ISPA Setiap hari An.F selalu rewel dan makan yang
diberikan Ny.D selalu di muntahkan.si anak hanya mau makan makanan yang manis
seperti gorengan dan minum teh ,si anak tidak suka makan nasi.
An.F selalu mengaami batuk dan pilek yang bekepanjangan ketika anak demam Ny.D
hanya memberi obat yang di beri dari apotek dekat rumahnya.

PRODI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH

Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang

MEDAN-0618214020-0618225509

http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 14


A. PENGKAJIAN (tanggal)

I. Data Umum

1. Nama KK (Inisial) : Tn.G


2. Usia : 37 Thn
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : Petani
5. Alamat : P.Bulan RT 04 RW 16 No. 70 Medan
6. Komposisi anggota keluarga :
Status
N Nama Jenis Hubdgn TTL /
Pendidikan Pekerjaan Imunisa
o (Inisial) Kelamin Kk Umur
si

1. Tn.G Lk Kepala Medan Smp Petani


keluarga 4Januari
1978
(37Tahun)

Bandung,
25 Oktober
1980
Istri (34 Tahun)
2. Ny.D Pr Sma Ibu rumah
tangga

Medan 13
Juni 2005
(9 Tahun)

3. An.s Lk Pelajar
12Februari
Anak
2013
-
(2Tahun)

4. An.F An.s
Anak -

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 15


Genogram :

Tn. Y Ny.Y
Tn. H

67 th Ny.S

Ny. P 38
th
Tn.A
Tn. G Tn.w
36 th
32th
37 th

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 16


An.S Blt.f 2th
9th

Keterangan :

Laki-laki Perempuan Meninggal Klien yang Diidentifikasi

Kawin Anggota Serumah

1. Tipe keluarga
Keluarga Tn.G dan Ny.D merupakan keluarga sejahtera 2 yang dimana dalam kelurga Tn.G
2. Suku
Keluarga Tn.G dan Ny.D merupakan suku bangsa batak toba yang dimana keluarga dari awal
merupakan suku batak toba
3. Agama
Keluarga Tn.G dan Ny.D percaya dengan agama kristen dimana keluarga selalu berdoa ketika
mau makan dan selalu beribadah setiap hari minggunya .
4. Status sosial ekonomi keluarga

7. Status sosial ekonomi keluarga


Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 17
Tn.G bekerja sebagai petani di sawah yang tak jauh dari rumahnya dan Ny. D Ibu Rumah
Tangga yang menerima laundray di rumah. Penghasilan kelurga kurang lebih Rp.
600.000,- tiap bulannya. Keluarga mengganggap kebutuhan belum bisa terpenuhi dengan
penghasilan tiap bulannya untuk kebutuhan sehari-hari dan menyekolahkan anaknya.

8. Aktivitas rekreasi keluarga


Keluarga tidak mempunyai jadwal rekreasi. Keluarga jarang berlibur keluar rumah tetapi
setiap malam keluarga Tn.G selalu menyempatkan untuk makan bersama.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

9. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Kelurga Tn.G memiliki 1 Istri dan 2 orang anak. Anak pertama bernama An.S berusia 9
tahun dan anak kedua bernama An. F berusia 25 bulan, maka keluarga Tn. G berada pada
tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.

10. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tn.G memiliki 2 orang anak. Anak ke 2 mengalami susah makan, An.F hanya mau
makan makanan yang manis. Setiap anak di beri makan si anak terus menangis dan ibu
mengakui bahwa anak kurang di perhatikan dalam pertumbuhannya (stimulasi) tumbuh
kembang karena ibu sibuk dengan pekerjaan rumahnya .

11. Riwayat keluarga inti


Tn.G tidak memiliki riwayat penyakit apapun, dan Istrinya Ny.D tidak memiliki riwayat
penyakit.Anak pertamanya An.S sehat dan tidak mempunyai riwayat penyakit berat.
Sakit yang diderita An.S hanya demam, batuk dan pilek dan terkadang si anak mual dan
muntah ketika diberi makan.
12. Riwayat keluarga sebelumnya
Dalam kelurga Tn.G Ibunya sudah meninggal karena memiliki riwayat penyakit Paru-
paru dan dalam Keluarga Ny.D Ayahnya memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus
dan Ibu Ny. E memiliki riwayat penyakit asam urat. Kedua orang tua Ny.D sudah
meninggal.

III. Lingkungan

13. Karakteristik rumah (termasuk denah rumah)


1. Karakteristik Rumah
2. Denah

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 18


Dap Jamban

Kama
Kama

Ruang Tamu

Kandang
Ayam

Rumah yang memiliki Luas 80 m2 dengan tipe 18, dan memiliki 1 lantai yang terdiri dari:
ruang tamu, 2 Kamar tidur, 1 kamar mandi dan dapur,. Jumlah jendela ada 2, dan terdapat
ventilasi di depan. Jarak septic tank dengan sumber air sekitar 2,5 m. Sumber air minum
dan air untuk masak yang digunakan berasal dari sumur milik sendiri yang letaknya ada
di dalam jamban.

14. Karakteristik tetangga dan komunitas


Sebagian masyarakatnya merupakan warga asli, dan merupakan kalangan menengah
kebawah. Dimana banyak penduduk yang bekerja seharian sebagai buruh pabrik dan
berdagang. Di RW 16 tempat tinggalnya merupakan perumahan padat penduduk yang
berhimpitan. Kebanyakan rumah tipe 18 yang ditempati oleh warga RW 16.

15. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga Tn.G belum pernah berpindah-pindah rumah. Lingkungan tempat tinggal jauh
dari jalan besar yang dilewati oleh kendaraan umum. Alat transportasi yang digunakan
adalah motor atau terkadang berjalan kaki jika bepergian dengan jarak yang dekat. Jarak
Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 19
dengan tempat pelayanan kesehatan (Puskesmas dan Dokter sekitar rumah) kurang lebih
2 km dan jarak ke posyandu sekitar 100 m.

16. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Keluarga memiliki waktu untuk berkumpul dimana untuk mempertahankan hubungan
yang harmonis dengan anggota keluarga. Setiap malam keluarga Tn.G selalu
menyempatkan waktu untuk makan malam bersama. Biasanya setiap siang Ny.D suka
menyuapi An.F di luar rumah sambil bermain dengan teman sebaya An.F. Ny.D sangat
dekat dengan tetangga sebelah rumah

17. Sistem pendukung keluarga


Pendukung keluarga adalah adik, kakak dan juga saudara-saudara yang selalu memberi
dukungan berupa semangat saat menjalankan aktivitas.

IV. Struktur keluarga

21. Pola komunikasi keluarga

Komunikasi yang digunakan adalah secara verbal dengan menggunakan bahasa Batak toba dan
Bahasa Indonesia. Komunikasi menggunakan dua arah dan anggota keluarga selalu menghormati
orang yang sedang berbicara dalam artian jika ada orang yang sedang berbicara maka yang lain
mendengarkan tidak boleh memotong pembicaraan tersebut.

18. Struktur kekuatan keluarga


Dalam keluarga Tn.G yang mengambil keputusan adalah Tn.G selaku kepala rumah
tangga. Akan tetapi jika ada masalah selalu di bicarakan terlebih dahulu kepada istrinya
karena kedua anaknya masih kecil.

19. Struktur peran


Tn.G berperan sebagai kepala keluarga, Ny.D juga berperan sebagai Ibu rumah tangga.
Biasanya Ny.D bekerja mengurus segala kebutuhan suami dan kedua anaknya mulai dari
memasak, mencuci dan mengasuh anak balitanya mulai dari pagi hari sampai sore hari.

20. Nilai dan norma budaya


Di dalam keluarga tidak ada nilai maupun norma yang bertentangan dengan kesehatan.
Keluarga menganggap kesehatan itu sangatlah penting.

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 20


V. Fungsi keluarga

25. Fungsi afektif

Tn.G merupakan keluarga yang menyenangkan meskipun hidup dalam keadaan ekonomi yang
kurang dari cukup. Ny.D istrinya dan kedua anaknya yang selalu menghormati dan menyayangi
mereka. Tn.G selalu mengajarkan kepada anaknya untuk menghormati orang yang lebih tua dan
saling menyayangi satu sama lain.

26. Fungsi sosialisasi

Keluarga Tn.G mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi sosial pada anaknya
dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan menganjurkan anaknya berpartisipasi dalam
lingkungan sekitar misalnya jika di RW mereka selalu ada perlombaan Tn.G selalu
menganjurkan anaknya untuk mengikuti lomba tersebut.

27. Fungsi perawatan kesehatan

a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan


Ny.D mengatakan bahwa An.F sering batuk dan pilek.tetapi untuk saat ini batuk dan
pilek sering terjadi tidak disertai dengan demam jadi Ny.D tidak terlalu mengwatirkan
kondisi dari si anak, ketika si anak sedang demam ibu hanya membeli obat penurun
demam pada anak dari apotek terdekat .dan Ny.D mengatakan bahwa dia tidak terlalu
paham kenapa anaknya selalu batuk dan pilek.
b. Kemampuan keluarga untuk mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan
Keluarga belum mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatannya
karena belum mengetahui banyak tentang masalah penyakit yang dialami An.F

c. Kemampuan keluarga melakukan perawatan


Keluarga belum mampu merawat anggota keluarga yang sakit , karena keluarga saja
kebingungan karena anaknya susah untuk disuruh makan nasi dan makanan pokok lainnya
disertai anak selalu batuk dan pilek terkadang si anak mengalami demam dan muntah . Yang
keluarganya ketahui hanya banyak makan makanan saja tanpa tahu makanan yang seimbang
untuk balita dan ketika si anak sedang demam atau sedang batuk ibu hanya membeli obat
dari apotek terdekat.

d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 21


Keluarga belum mampu memodifikasi lingkungan, lingkungan di rumahnya kurang sehat. Di
depan rumahnya terdapat kandang ayam dan jambannya pun tidak sehat

e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan


Keluarga selalu memanfatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dialami oleh anaknya, tetapi terkadang keluarga mempunyai kesulitan ekonomi jika berobat
ke puskesmas karena keluarga tidak mempunyai asuransi, BPJS ataupun jamkesmas.

VI. Stress dan koping keluarga

28. Stressor jangka pendek

Untuk saat ini Ny.D sering merasa kebingungan jika anaknya tidak mau makan nasi hal ini
terkadang mengganggu aktivitasnya sehari-hari sebagai ibu rumah tangga. Keluarga merasakan
adanya masalah yang membutuhkan penyelesaian.

29. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Ny.D mengatakan bahwa terkadang dirinya selalu memikirkan masalahnya sampai berlarut-larut
dalam arti dia adalah orang yang sulit mengambil keputusan dan terlalu cemas terkait gizi kurang
yang dialami anaknya.

30. Strategi koping yang digunakan

Koping yang digunakan jika ada masalah adalah dengan cara meminta pendapat dari suaminya.

31. Strategi adaptasi disfungsional

Dalam beradaptasi dengan masalah yang ada keluarga menggunakan adaptasi yang positif.
Karena keluarga menyadari jika menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah tidak
akan dapat menyelesaikan masalah justru akan semakain berlarut-larut dan semakin rumit.

32. Pemeriksaan fisik head to toe secara inspeksi. Palpasi, auskultasi, dan perkusi dan tanda-
tanda vital termasuk tinggi badan dan berat badan (lampirkan)

Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga


Fisik Tn. G Ny. D An.S Balita.F

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 22


TD 130/80 110/70 mmHg - -
mmHg
N 86x/mnt 90x/mnt 78 x/mnt 86x/mnt
RR 18x/mnt 20x/mnt 24x/mnt 22x/mnt
BB 62 kg 51 kg 30 kg 9.2 kg

TB 71 cm
Rambut Bersih Bersih Bersih Sedikit dan
tipis
Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis
Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik
Hidung Bersih Bersih Bersih Sekret warna
bening
Telinga Bersih Bersih Bersih Bersih
Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir
lembab lembab lembab lembab ,gigi
tumbuh :4
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar thyroid kelenjar kelenjar kelenjar
thyroid thyroid thyroid
Dada Tidak ada suara Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nafas tambahan suara nafas suara nafas suara nafas
detak jantung tambahan, tambahan, tambahan,
regular. detak jantung detak jantung detak jantung
regular. regular. regular.
Abdomen Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan
Ekstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
varises, tidak varises, tidak varises, tidak varises, tidak
ada edema ada edema ada udema, ada edema
Kulit Sawo matang Sawo matang Sawo matang Sawo matang
Turgor kulit Baik Baik Baik Baik
Keluhan - - - Rewel

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 23


VII. Harapan

keluarga terhadap ASKEP keluarga

Keluarga menginginkan petugas kesehatan/mahasiswa dapat memberikan penjelasan dan


informasi tentang kesehatan khususnya tentang apa itu ISPA mulai dari upaya agar keluarga tau
kenapa anaknya sering mengalami batuk dan pilek disertai demam tinggi , sehingga tidak timbul
masalah ISPA kembali . Dan keluarga berharap di hidup bahagia bersama anggota keluarga dan
semua anggota keluarga sehat.

PRODI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH

Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang

MEDAN-0618214020-0618225509

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 24


http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

ANALISA DATA

N DATA MASALAH KEPERAWATAN


O

1 Data Subjektif :

- ibu mengatakan bahwa anaknya Ketidak efektifan jalan nafas An.F b/d
sering batuk,pilek KMK keluarga merawat anggota keluarga

- batuk pilek yang di alami An.F


yang sedang sakit.

sering terjadi

-ibu mengatakan si anak susah


untuk makan

-ibu mengatakan bahwa suaminya


sering merokok di dalam rumah

Data Objektif :

-kesadaran Cm

-keadaan umum rewel

-terdapat sekret di hidung An.F

- N: 86x/mnt

-RR: 22x/mnt

2 Data Subjektif : Resiko tinggi terjadi gangguan pemenuhan


nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
-ibu mengatakan An.F susah makan
KMK merawat anggota keluarga terutama
hanya mau makan makanan yang
An.F dengan malnutrisi
manis

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 25


-ibu mengatakan ketika anak diberi
makan anak sering muntah

-ibu mengatkan An.F suka minum


teh manis .

Data Objektif :

BB : 9.2 kg

TB: 71 cm

Kepala:rambut terlihat sedikit dan


tipis

PRODI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH

Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang

MEDAN-0618214020-0618225509

http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 26


PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

N DIAGNOSA KEPERAWATAN (PES)


O
1 Ketidak efektifan jalan nafas An.F b/d KMK keluarga merawat anggota keluarga yang
sedang sakit.

2 Resiko tinggi terjadi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d KMK
merawat anggota keluarga terutama An.F dengan malnutrisi

PRODI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH

Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang

MEDAN-0618214020-0618225509

http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 27


Penilaian (Skoring) Diagnosa Keperawatan

1. Ketidak efektifan jalan nafas An.F b/d KMK keluarga merawat anggota keluarga yang
sedang sakit.

NO BOBOT SKORE PEMBENARAN

1 Sifat masalah 3 / 3 X 1=1 1 Batuk pilek dirasakan satu


minngu sesuai dengan gejala
Aktual penyakit ISPA,belum di lakukan
tindakan apapun jika tidak segera
di tangani akan terus berlanjut
menjadi infeksi saluran nafas
bawah.

2 Kemungkinan masalah 2/ 2 X 2=2 2 Ibu mau tau tentang batuk dan


dapat diubah pilek yang di alami oleh anaknya
tetapi si ibu masih ragu sehingga
Mudah ketika anaknya sakit hanya diberi
obat yang dibeli dari apotek
terdekat .

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 28


3 Potensial masalah untuk 3/ 3 X 1= 1 Masalah masih dapat di cegah
dicegah : agar tidak berlanjut,mengingat
ISPA merupakan penyakit yang
Cukup masih mudah di cegah,tetapi ibu
masih belum paham untuk
merawat anaknya

4 Menonjolnya masalah : 2 / 2X1=1 1 Masalah ISPA pada An.F sangat


di rasakan oleh keluarga tetapi
Tidak segera di atasi tidak segera di atasi

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 29


Total 5

2. Resiko tinggi terjadi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d KMK
merawat anggota keluarga terutama An.F dengan malnutrisi

NO BOBOT SKORE PEMBENARAN

1 Sifat masalah : 2/ 3 X 1= ¹⁄⁶ ¹⁄⁶ Masalah ini belum terjadi namun


terdapat tanda dan gejala yang
Resiko tinggi mendukung dan jika tidak segera
di tangani akan berlanjut ke
aktual.

2 Kemungkinan masalah ½ / 2 X 2= ½ ½ Masalah masih mungkin untuk di


dapat diubah cegah walaupun ibu masih terlihat
ragu ,namun masalah masih bisa
Cukup di tangangani dengan tindakan
keperawatan ,dengan cara
memberikan penyuluhan .

3 Potensial masalah untuk 2/ 3 X 1= ¹⁄⁶ ¹⁄⁶ Masalah gangguan nutrisi belum


dicegah : terjadi ibu masih tetap memberi

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 30


Cukup ASI

4 Menonjolnya masalah :. ½ / 2X1=½ ½ Ibu merasa bahwa pola makan si


anak menjadi masalah tetapi
Dirasakan dan tidak perlu keluarga masih bisa mengatasi
di tangani pola makan si anak

Total 2 ,2

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 31


PRODI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH

Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang

MEDAN-0618214020-0618225509

http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN SKOR

1 1.Ketidak efektifan jalan nafas 5


An.F b/d KMK keluarga
merawat anggota keluarga yang
sedang sakit.

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 32


2 2.Resiko tinggi terjadi gangguan 2,2
pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d KMK
merawat anggota keluarga
terutama An.F dengan malnutrisi

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 33


PRODI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH

Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang

MEDAN-0618214020-0618225509

http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id

C.RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA/ KOMUNITAS

Diagnosa Tujuan /NOC Rencana Tindakan Evaluasi


Keperawatan /NIC
Kriteria Standard

1.Ketidak selama 3 kali 1. Selama 1x60 Respon 1.Diskusikan


efektifan jalan kunjungan ke menit verbal besrama
nafas An.F b/d rumah kunjungan,kelu keluarga
KMK keluarga ,kebersihan arga mampu pengertian
merawat jalan nafas mengenal ISPA ISPA dengan
anggota efektif pada anggota menggunakan
keluarga yang keluarga lembar balik
sedang sakit.
2.tanyakan
kembali
kepada
kelurga
Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 34
tentang
pengertian
ISPA

1.diskusikan
2. Mampu Respon pada keluarga
menyebutkan verbal penyebab
penyebab dari
ISPA dari ISPA
menggunakan
media lembar
balik
2.motivasi
keluarga
untuk
menyebut
kembali
penyebab
dari ISPA

1.diskusikan
3. Mampu Respon pada keluarga
menyebutkan verbal Tanda dan
tanda dan gejala
ISPA gejala ISPA
2.motivasi
keluarga
untuk
menyebutkan
kembali
tanda dan
gejala ISPA

2.Resiko tinggi selama 3 kali 1. Selama 1x60 menit Respon 1.diskusikan

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 35


terjadi kunjungan ke kunjungan,keluarga verbal bersama
gangguan rumah mampu mengenal keluarga apa
pemenuhan ,kebutuhan pengertian dari itu malnutrisi
nutrisi kurang nutrisi tercapai malnutrisi
dari kebutuhan 2.motivasi
tubuh b/d KMK keluarga apa
merawat saja makanan
anggota yang
keluarga memenuhi
terutama An.F nutrisi anak.
dengan
malnutrisi

PRODI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 36


Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang

MEDAN-0618214020-0618225509

http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id

D. IMPLEMENTASI

NO TTD /
DP ke: IMPLEMENTASI
TGL & WAKTU PARAF

1. 1 - mengucapkan salam
tgl.20/03/202 - memvalidasi keadaan keluarga
0 jam 09.- - mengingatkan kontrak
11.00 - menjelaskan tujuan
- mendiskusikan kepada keluarga
pengertian ISPA
- mrenanyakan kembali kepada
keluarga tentang pengertian ISPA

2. tgl 2 - mendiskusikan dengan keluarga


21/03/2020 penyebab dari ISPA
jam 10-12 - memotivasi keluarga untuk menyebut
kembali penyebab ISPA
- mendorong keluarga mengidentifikasi
penyebab ISPA pada anak

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 37


3. tgl 3 - Menjelaskan kepada keluarga akibat
22/03/2020 lanjut apabila ISPA tidak di obati
jam 09-12 dengan segera
- memotivasi keluarga untuk menyebut
kembali akibat lanjut ISPA
- mendiskusikan bersma keluarga tanda
dan gejala ISPA
- mendorong keluarga untuk
mengidentifikasi tanda tanda ISPA
- membantu keluarga membandingkan
apa yang telah di jelaskan dengan
kondisi anak
- bersama dengan keluarga
menyimpulkan masalah yang di hadapi
oleh keluarga

PRODI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH

Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang

MEDAN-0618214020-0618225509

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 38


http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id

E. EVALUASI

TANGGAL NO. EVALUASI TTD / PARAF

& WAKTU DP

tgl.20/03/2020 1 S : -keluarga menjawab salam

jam 09.-11.00
-ibu mengatakan bahwa anaknya sudah tidak

batuk lagi

-ibu menyebutkan kembali pengertian dari ISPA

adalah infeksi saluran pernafasan akut yang

ditandai dengan batuk dan pilek

O : -ibu kooperatif dan aktif saat di jelaskan

- keluarga mendengar penjelasan yang

diberikan

A :- ibu dapat menyebutkan penyebab dari ISPA

P : - ibu dapat menyebutkan pengertian dari

ISPA

- Ibu dapat menyimpulkan keadaan dari

anaknya

tgl 21/03/2020 2 S : - ibu mengatakn akibat jika tidak di atasi

jam 10-12 akan menyebabkan kematian

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 39


O : - ibu mendengarkan saat di jelaskan apa apa

saja penyebab dari ISPA

A : - keluarga dapat meyebutkan penyebab dari

ISPA

P : lanjutkan ke TUK berikutnya

3 S : -ibu mengatakan sudah mampu menyebutkan

tanda dan gejala dari ISPA

- Ibu mengatakan sudah bisa

membandingkan penyakit yang sedang

di alami anaknya dengan penjelasan

yang diberi .

O : -ibu terlihat memahami yang di jelkan

A : - ibu sudah mampu membandingkan

penyakit anak dengan yang di jelaskan

P : -motivasi keluarga untuk selalu merawat

anaknya dengan ISPA

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 40


BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Selain keluarga menyediakan makanan, pakaian dan rumah,
keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya,
baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang
sakit.Keluarga juga menentukan kapan anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan memerlukan bantuan atau pertolongan tenaga
professional.Kemampuan ini sangat mempengaruhi status kesehatan individu
dan keluarga.

4.2 Saran
Diharapkan melalui makalah ini pembaca mampu melakukan asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami ISPA. Berdasarkan materi yang
telah dijelaskan dalam makalah ini, maka perawat seharusnya mengerti dan
memahami akan pentingnya melakukan sosialisasi kepada keluarga.
Sehingga perawat dapat menerapkannya dalam proses penanganan terhadap
pasien. Maka asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien akan berjalan
dengan baik dan maksimal.

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 41


DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. 2012. Prinsip Ilmu Gizi. Jakarta : PT : Gramedia PustakaUtama


Depkes RI. 2015. Situasi kesehatan anak balita di Indonesia. Pusdatin Kemenkes
RI
Aslinar, Dinae Y dan Sayoeti Y, Pola REsistensi Kuman Penyebab Diare
Terhadap Antibiotika, 2019, jurnalmka.fk.uand.ac.id vol 3 no. 1
Adita, F. (2014).Masalah dan penyakit pada anak. Yogyakarta: Nuhamedika
Damaina, E (2016). Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan penanganan
demam pada anak di rumah. Skripsi Keperawatan: Kampus STIKes Hang
Tuah Pekanbaru.
Octama CI.2015. ”Angka prevalensi cacingan di Indonesia mencapai 28,13
persen”. Berita Satu. 5 November 2015
Chin RF, Neville BG, Scott RC. Meningitis is a common cause of convulsive
status epilepticus with fever. Archs Dis Child 2005; 90:66-9.
Mago, V., et a.,. 2012. Supporting Meningitis Diagnosis Among Infants And
Children Through The Use Of Fuzzy Cognitive Mapping. BMC Medical
Informatics and Decision Making. Vol. 12, no. 98, hlm. 98-111.
Wardhani, Eka dkk.2010. Hubungan Faktor Lingkungan, Sosial-Ekonomi, dan
Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) pada Balita di Kelurahan Cicadas Kota Bandung.Seminar Nasional
Sains dan Teknologi. E-Book

Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 42


Pengkajian Keperawatan Keluarga STIKes Santa. Elisabeth Medan 43

Anda mungkin juga menyukai