PENDAHULUAN
1
rumah sakit. Penyebab cidera tersebut adalah berasal dari kesalahan atau
kejadian yang tidak diinginkan.
Pada tahun 2000 Institute of Medicine di Amerika Serikat meneliti
bahwa dari 33,6 juta pasien rawat inap terdapat 44.000 sampai 98.000 orang
meninggal akibat medical error tindakan medis setiap tahunnya. Publikasi
WHO pada tahun 2004, mengumpulkan angka-angka penelitian rumah sakit
di berbagai negara : Amerika, Inggris, Denmark, dan Australlia, ditemukan
kejadian tidak diharapkan (KTD) dengan rentang 3,2-16,6%.
Data di Indonesia tentang kejadian nyaris cedera (KNC) masih sulit
didapatkan. Laporan insiden keselamatan pasien berdasarkan provinsi tahun
2007 ditemukan provinsi DKI Jakarta menempati urutan tertinggi yaitu
37,9% diantara provinsi lainnya dan paling banyak ditemukan pada unit
penyakit dalam, bedah dan anak yaitu sebesar 56,7%, dibandingkan unit
kerja lain, sedangkan untuk pelaporan jenis kejadian : kejadian nyaris cedera
(KNC) lebih banyak dilaporkan sebesar 47,6% dibandingkan dengan
kejadian tidak diharapkan (KTD) sebesar 46,2% .
Oleh karena itu perawat harus menyadari perannya sehingga harus
dapat berpartisipasi aktif dalam mewujudkan patient safety di rumah sakit.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
2
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
penilaian mata kuliah Keperawatan Kegawatdaruratan I pada semester 6
ini.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
a. Jaket pengekang / camisole
5
b. Tali pergelangan tangan atau kaki / manset
a. Pasien dengan perilaku amuk yang membahayakan diri sendiri, orang lain
dan lingkungan.
b. Pasien yang memiliki gangguan istirahat-tidur.
c. Pasien dengan penurunan kesadaran disertai gelisah.
d. Pasien dengan indikasi gangguan kejiwaan (gaduh gelisah).
a. Persiapan Pasien
Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
6
b. Persiapan Lingkungan
Lingkungan yang tenang, pasang palang tempat tidur.
c. Langkah Prosedur
1. Siapkan restrain sesuai jenis pengikatan yang akan dilakukan.
2. Jelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai:
a. Tujuan pemasangan restrain
b. Perawatan yang akan diberikan
c. Lama pemasangan
3. Ajukan informed consent tindakan kepada pasien/keluarga
sebelum tindakan.
4. Tutup tirai dan naikkan palang tempat tidur.
5. Cuci tangan
6. Atur ekstremitas pasien dalam posisi anatomis.
7. Lindungi bagian tulang yang menonjol menggunakan kapas atau
bantalan lembut lainnya.
8. Lakukan pengikatan pada pergelangan tangan atau kaki, dan
pastikan bahwa ikatan tidak terlalu kuat dan tidak terlalu longgar
(sisipkan 2 jari disela-sela restrain)
9. Buat ikatan/simpul yang nantinya mudah dilepas oleh perawat
(bukan ikatan mati).
10. Ikatkan ujung restrain pada bagian tempat tidur yang
memudahkan pasien untuk menggerakkan tangan dan kakinya, dan
pastikan ikatan tidak dapat dijangkau pasien.
11. Lepaskan resrrain sekurang-kurangnya tiap 2 jam atau sesuai
dengan aturan rumah sakit dan kebutuhan pasien serta gerak-
gerakkan pergelangan tangan.
12. Selama pengikatan, lakukan hal-hal berikut:
a. Periksa tanda-tanda penurunan sirkulasi atau gangguan
integritas kulit.
7
b. Setelah ikatan dilepas, lakukan latihan pergerakan sendi.
c. Observasi tanda-tanda gangguan sensori, yaitu: tidur yang
berlebihan, cemas, panik dan halusinasi.
13. Cuci tangan dengan prinsip bersih
14. Catat/ dokumentasikan hal-hal berikut:
a. Alasan pemasangan restrain
b. Tindakan alternatif yang diberikan sebelum pemasangan,
waktu pemasangan dan waktu pelepasan.
c. Hasil pengkajian untuk seiap shift
d. Evaluasi
1. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan.
2. Observasi tanda kegelisahan yang menyebabkan gangguan
istirahat-tidur
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran