Disusun Oleh:
Elfrida Trisila Gulo
NIM. 032017113
Infeksi saluran pernafasan atau disebut ISPA adalah penyakit saluran pernafasan atas
atau bawah, saluran nafas dimulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah)
termasuk jaringan, seperti sinus rongga telinga tengah dan pleura. Infeksi saluran pernafasan
akut disebabkan oleh virus influenza, jamur, dan bakteri stafilococus dan strepcocus
(WMII,2009). Penyakit ISPA akan menyerangatau memasuki tubuh seseorang apabila
ketahanan tubuhnya (imun) menurun. Oleh karena itu penyakit ISPA lebih sering terjadi pada
anak-anak, karena sistem daya tahan tubuhnya rendah.ISPA mempunyai gejala yang
bervariasi mulai dari demam, pilek, hidung tersumbat, batuk kering, nyeri tenggorok, suara
serak, stridor, batuk berdahak, napas cepat, mengi, dan keluar cairan telinga. Serta juga batuk
berdahak, dan sesak napas (Nasution,K. Dkk, 2009).
Anak-anak merupakan kelompok masyarakat yang rentan untuk terserang berbagai penyakit
khususnya penyakit infeksi. Menurut temuan organisasi kesehatan dunia (WHO) diperkirakan
10 juta anak meninggal tiap tahun. Yang disebabkan karena diare, HIV/AIDS, Malaria dan
ISPA (Depkes RI, 2007). Penyakit ISPA merupakan suatu masalah kesehatan utama di
indonesia karena masih tingginya angka kejadian ISPA terutama pada Anak-Anak dan balita.
ISPA mengakibatkan sekitar 20% – 30% kematian anak balita. ISPA merupakan salah satu
penyebab kunjungan pasien pada sarana kesehatan. Sebanyak 40% – 60% kunjungan berobat
di puskesmas dan 15% – 30% kunjungan berobat dirawat jalan dan rawat inap.
1.2. Tujuan
ISPA merupakan infeksi akut melibatkan organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran
pernafasan bagian bawah. Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur,dan bakteri.Termasuk sinus
rongga telinga tengah, dan pleuran, tetapi bukan penyakit telinga dan tenggorokan (Marni,
2014)
Penyakit ISPA adalah penyakit yang timbul karena menurunnya sistem kekebalan atau
daya tahan tubuh, misalnya karena kelelahan atau stres. Bakteri dan virus penyebab ISPA di
udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu
tenggorokan dan hidung (Wulandhani, 2019).
A. PENGKAJIAN (tanggal)
I. Data Umum
1. Nama KK (Inisial) : Ny. S
2. Usia : 25 Tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Alamat : Desa Tetehosi, Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias Barat
6. Komposisi anggota keluarga :
Status
N Nama Jenis Hub Pendidika
TTL / Umur Pekerjaan Imuni
o (Inisial) Kelamin dgn Kk n
sasi
1. Ny. S P Istri Lolozirugi, 24 April SMA Wiraswasta -
1995
Tetehosi, 03 Mei 1995
2. Tn. F L Suami S1 Wiraswasta -
Tetehosi, 28 april 2016
3. An. F L Anak - -
Genogram :
A
n
.
Keterangan :
Bpk. F
Laki-laki
Perempuan
A S
Ibu.
n
.
Anak laki-laki
F
7. Tipe keluarga
Tipe keluarga ibu. S adalah keluarga dengan Nuclear family, dimana dalam keluarga hanya ada
ayah, ibu dan anak.
8. Suku
Keluarga Ibu S adalah suku NIas. Kebiasaan keluarga jika ada yang sakit langsung berobat di
klinik di sekitar rumah
9. Agama
Keluarga menganut agama Kristen Protestan, kebiasaan setiap pagi sebelum melakukan aktiitas
ibadah pagi singkat (nyanyi dan doa) dan pergi kegereja setiap hari Minggu, tetapi untuk saat
keluarga ibu S. Ibadah dirumah saja akibat virus corona
10. Status sosial ekonomi keluarga
Ibu S. Mengatakan penghasilan suaminya sudah cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan setiap hari
ibu S. Mendapat penghasilan tambahan dari bisnis online
11. Aktivitas rekreasi keluarga
Ibu H. mengatakan mereka nikah dengan pilihan sendiri dan dan disetujui oleh kedua orantua dan
keluarga
15. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat orang tua dari pihak suami dan istri tidak ada keluarga kawin cerai
III. Lingkungan
16. Karakteristik rumah (termasuk denah rumah)
Rumah yang ditempati keluarga ibu. S memiliki luas 20x15 m 2 rumah terdiri atas 1 lantai dengan
lantai keramik, dalam keadaan bersih dan rapi
17. Karakteristik tetangga dan komunitas
Karna disekitar kompleks rumah banyak tetangga dan rata-rata memiliki anak sebaya seperti dia,
jadi terjalin hubungan saling mengunjungi dan untuk saat ini sudah dibatasi, hanya dirumah saja.
18. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Ibu S. Pernah pindah rumah dari rumah orangtua ke rumah baru yag sudah ditempati
sampai saat ini
19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ibu S. mengikuti kegiatan arisan dilingkugan tempat tinggal dan Bpk F. Tidak aktif dalam kegiatan
warga diwilayahnya dikarenakan sibuk kerja dikantor
20. Sistem pendukung keluarga
Keluarga ibu S. Tinggal secara mandiri dan ikut-ikut arisan untuk menabung dan memneuhi
kebutuhan kedepannya
IV. Struktur keluarga
Dalam keluarga saling terbuka satus sama lain, jika ada permasalahan dalam keluarga ibu S. Selalu
membicarakannya dengan Bpk F. Begiitu juga sebalikknya jika ada masalah keluarga ataupun
kantor Bpk F menbicarakannya dengan ibu S.
22. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Ibu S. Saling mendukung, saling menghargai satu sama lain, Ibu S. Dan Bpk F. Mampu
untuk merawat diri sendiri dan mampu memnuhi kebutuhan sehari-hari dan apabila sianak sakit ibu
S. Merawat si anak dan dibantu Bpk H.
23.Struktur peran
Keluarga ibu S. Menerapkan aturan-aturan sesuai dengan agama dan juga tata krama dalam
keluarga dan selalu diterapkan dalam keluarga seperti sebelum makan harus mencuci tangan
terlebih dahulu
V. Fungsi keluarga
Keluarga ibu S. Sangat perhatian, menyayangi satu sama lain, dan apabila ada yang sakit mereka
selalu membantu
26. Fungsi sosialisasi
Ibu S. Mengatakan anaknya sering demam dan pilek saya tidak tau penyebabnya, yang ibu klien
tahu setiap dibwa ke Imunisasi anaknya demam dan mengambil keptusan untuk tidak mau
membawa anaknya ke imunisasi Ibu S mengatakan imunisasinya tidak lengkap karena pada saat
jadwal imunisasinya sianak dalam keadaan demam jadi, ibu klien mengatakan tidak mau lagi
membawa sianak imunisasi karna ibu S. khawatir jika imunisasi ini menjadi tambah penyakit
dengan anak saya, dan Ibu S. juga mengaku masih belum paham tentang imunisasi tersebut
VI. Stress dan koping keluarga
28. Stressor jangka pendek
Ibu S. mengatakan ingin sekali jalan-jalan di Bali, tetapi itu tidak mungkin karena pekerjaan Bpk F.
Tidak memungkinkan cuti dalam bulan ini
29. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Jika ada masalah biasanya didiskusikan secara mandiri tanpa melibatkan orang lain
30. Strategi koping yang digunakan
Ibu S. mengatakan jika ada masalah selalu mendiskusikan kepada Bpk F. Sehingga dengan ada
masukan satu sama lain bisa membantu dalam memecahkan suatu masalah
31. Strategi adaptasi disfungsional
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya ciri-ciri keluarga dalam memecahakan masalahnya
secara mal adaptif
32. Pemeriksaan fisik head to toe secara inspeksi. Palpasi, auskultasi, dan perkusi dan tanda-tanda vital
termasuk tinggi badan dan berat badan
Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang
MEDAN-0618214020-0618225509
Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang
MEDAN-0618214020-0618225509
Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunusasi pada An. F ( 4 Thn )
dikeluarga Ny. S berhubungan dengan KMK memutuskan pemberian imunisasi pada An.
2.
F ( 4 thn ).
MEDAN-0618214020-0618225509
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada An. F ( 4 th ) di keluarga Ny. S berhubungan dengan KMK
merawat anggota keluarga yang sedang sakit khususnya An F ( 4 th ) dengan ISPA.
Total 6 2/3
Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang
MEDAN-0618214020-0618225509
Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunusasi pada An. F ( 4 Tahun ) dikeluarga Tn. H
berhubungan dengan KMK memutuskan pemberian imunisasi pada An. P ( 4 Tahun ).
Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang
MEDAN-0618214020-0618225509
http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi pada keluarga Ny. S
Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang
MEDAN-0618214020-0618225509
Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang
MEDAN-0618214020-0618225509
Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang
MEDAN-0618214020-0618225509
D. IMPLEMENTASI
NO
TTD /
TGL & DP ke: IMPLEMENTASI
PARAF
WAKTU
Tidak efektifnya 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang
bersihan jalan nafas cara perawatan ISPA :
pada An. F ( 4 th ) di 2. Menjelaskan tentang cara merawat
keluarga Ny. S anggota keluarga dengan masalah ISPA:
berhubungan dengan 3. Mendiskusikan bersama keluarga tentang
KMK merawat pengertian ISPA. Infeksi saluran
anggota keluarga pernafasan akut yang ditandai dengan
yang sedang sakit pilek
khususnya An F (4 th) 4. Menanyakan kembali pada keluarga
dengan ISPA (00031) tentang pengertian ISPA
5. Mendiskusikan dengan keluarg tentang
penyebab ISPA.
6. Memotifasi keluarga untuk menyebutkan
kembali penyebab ISPA.
7. Mendorong keluarga unutk
mengidentifikasi penyebab ISPA.
8. Mendiskusikan bersama keluarga
mengenai tanda – tanda ISPA yaitu :
batuk, pilek, demam, nafas cepat.
9. Mendorong keluarga untuk
mengidentifikasi tanda – tanda ISPA pada
anak.
10. Memotifikasi keluarga untuk
mengidentifikasi masalah yang timbul
pada anakBersama keluarga
menyimpulkan masalah yang dihadapi
dalam keluarga
11. Memberikan reinforcement positif atas
usaha yang dilakukan keluarga
Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang
MEDAN-0618214020-0618225509
E. EVALUASI
& WAKTU DP
1 S:
Ibu mengatakan cara perawatan ISPA di
rumah dengan memberikan obat panas
sesuai resep
Ibu mengatakan jika anak pilek hidung di
bersihklan dengan kain bersih
Ibu mengatakan selama anak dirawat di
rumah, makan sedikit tapi sering dan jangan
memakai selimut jika anak panas
O:
Keluarga menyebutkan cara merawat ISPA
sesauai standard
Keluarga mendemonstrasikan cara
membersihkan hidung tersumbat
A:
Keluarga mampu menyebutkan cara
perawatan ISPA, mendemonstrasikan cara
membersihkan hidung tersumbat
P:
Intervensi dilanjutkan
2. S:
Ibu menyebutkan pengertian ISPA adalah
infeksi saluran pernafasan akut yang
ditandai dengan batuk pilek
Ibu mengatakan penyebab ISPA adalah
tertular penderita batuk, imunisasi tidak
lengkap, kurang gizi, lingkungan tempat
tinggal yang tidak sehat
Ibu mengatakan penyebab ISPA pada
anaknya adalah tertular penderita batuk
Ibu mengatakan bahwa tanda – tanda ISPA
adalah batuk, pilek, demam, nafas cepat dan
sesak
Ibu mengatakan bahwa tanda – tanda ISPA
yang sering terjadi pd anaknya adalah pilek
dan apabila demam akan diberikan obat
penurun panas
Ibu mengatakan pada anaknya tidak pernah
terjadi sesak nafas
Ibu mengatakan bahwa anaknya sering
demam pilek
O:
Keluarga menyebutkan pengertian dan
penyebab dari ISPA sesuai standard
keluarga mengidentifikasi penyebab ISPA
yang ada pada anggota keluarganya
Keluarga menyebutkan tanda dan gejala
ISPA sesuai dengan standard dan
menyebutkan tanda dan gejala yang ada
pada keluarga
A:
Keluarga dapat mengenal masalah ISPA
P:
Lanjutkan ke Tujuan khusus berikutnya yaitu
memutuskan tindakan yang tepat
S:
- Ibu mengatakan akan merawat anaknya bila
demam dan pilek
O:
Keluarga menyebutkan akibat lanjut dari ISPA
sesuai dengan standar
Keluarga memutuskan tindakan unutk
melakukan perawatan ISPA
A:
Keluarga dapat memutuskan tindakan unutk
melakukan perawatan ISPA
P:
intervensi dilanjutkan yaitu kunjungan tidak
direncanakan terhadap tindakan keluarga dalam
perawatan rematik
3 S:
ibu mengatakan membawa anaknya berobat
karena demam, pilek.
ibu mengatakan bahwa di lingkunagnnya
banyak yang pilek.
ibu mengatakan karena ada panas sehingga
An. R dibawa berobat.
A : masalah teratasi.