Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TAHAP PERKEMBANGAN


PRASEKOLAH KELUARGA NY.S DENGAN INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN AKUT (ISPA)

Disusun Oleh:
Elfrida Trisila Gulo
NIM. 032017113

PRODI NERS TAHAP AKADEMIK


STIKES SANTA ELISABETH MEDAN
T.A 2020/ 2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Infeksi saluran pernafasan atau disebut ISPA adalah penyakit saluran pernafasan atas
atau bawah, saluran nafas dimulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah)
termasuk jaringan, seperti sinus rongga telinga tengah dan pleura. Infeksi saluran pernafasan
akut disebabkan oleh virus influenza, jamur, dan bakteri stafilococus dan strepcocus
(WMII,2009). Penyakit ISPA akan menyerangatau memasuki tubuh seseorang apabila
ketahanan tubuhnya (imun) menurun. Oleh karena itu penyakit ISPA lebih sering terjadi pada
anak-anak, karena sistem daya tahan tubuhnya rendah.ISPA mempunyai gejala yang
bervariasi mulai dari demam, pilek, hidung tersumbat, batuk kering, nyeri tenggorok, suara
serak, stridor, batuk berdahak, napas cepat, mengi, dan keluar cairan telinga. Serta juga batuk
berdahak, dan sesak napas (Nasution,K. Dkk, 2009).

Anak-anak merupakan kelompok masyarakat yang rentan untuk terserang berbagai penyakit
khususnya penyakit infeksi. Menurut temuan organisasi kesehatan dunia (WHO) diperkirakan
10 juta anak meninggal tiap tahun. Yang disebabkan karena diare, HIV/AIDS, Malaria dan
ISPA (Depkes RI, 2007). Penyakit ISPA merupakan suatu masalah kesehatan utama di
indonesia karena masih tingginya angka kejadian ISPA terutama pada Anak-Anak dan balita.
ISPA mengakibatkan sekitar 20% – 30% kematian anak balita. ISPA merupakan salah satu
penyebab kunjungan pasien pada sarana kesehatan. Sebanyak 40% – 60% kunjungan berobat
di puskesmas dan 15% – 30% kunjungan berobat dirawat jalan dan rawat inap.
1.2. Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran mampu memahami tentang


masalah ISPA.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan sasaran dapat :

1. Menjelaskan kembali pengertian dari ISPA.


2. Menyebutkan kembali tanda dan gejala dari ISPA.
3. Menyebutkan kembali macam-macam dari ISPA.
4. Menjelaskan bahaya dari ISPA.
5. Menjelaskan kembali cara perawatan ISPA dirumah.
6. Menjelaskan cara pencegahan ISPA.
7. Menjelaskan penatalaksanaan ISPA.
BAB 2
PMBAHASAN
2.1 Konsep ISPA

2.1.1 Pengertian ISPA

ISPA merupakan infeksi akut melibatkan organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran
pernafasan bagian bawah. Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur,dan bakteri.Termasuk sinus
rongga telinga tengah, dan pleuran, tetapi bukan penyakit telinga dan tenggorokan (Marni,
2014)
Penyakit ISPA adalah penyakit yang timbul karena menurunnya sistem kekebalan atau
daya tahan tubuh, misalnya karena kelelahan atau stres. Bakteri dan virus penyebab ISPA di
udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu
tenggorokan dan hidung (Wulandhani, 2019).

2.1.2 Penyebab ISPA


Penyakit ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti bakteri, virus,
mycoplasma, jamur dan lain-lain. ISPA bagianatas umumnya disebabkan oleh virus,
sedangkan ISPA bagian bawah dapat disebabkan oleh Bakteri, virus,dan mycoplasma. ISPA
bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri umumnya mempunyai manifestasi klinis yang
berat sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam penangannya. Bakteri penyebab ISPA
antara lain adalah Genus Streptcocus, Stapilococus, Pneumonicoccus, Hemofillus, Bordetella
dan Corinebacterium.(Rahmawati, 2012)
Penyebab ISPA adalah virus atau bakteri. Virus yang utama penyebab terjadinya ISPA
adalah Rhinovirus dan Coronavirus. Virus lain yang juga menjadi penyebab ISPA adalah
virus Parainfluenza, Respiratory syncytial virus, dan Adenovirus (Maulina, 2013).

2.1.3 Klasifikasi Penyakit ISPA dibagi menjadi 3 jenis yaitu :


a. Bukan Pneumonia
Mencakupkelompok pasien balita dengan batuk yang tidak menunjukkan gejala
peningkatan frekuensi napas dan tidak menunjukkan adanya tarikan dinding dada
bagian baawah ke arah dalam. Contohnya adalah commcold, faringitis,tongsilitis,
dan otitis.
b. Pneumonia
Didasarkan Pada adanya batuk dan atau kesukaran pernapasan. Diagnosa gejala ini
berdasarkan umur. Batas frekuensi nafas cepat pada anak usia <1 tahun 50 kali per
menit dan untuk anak usia 1 sampai <5 tahun adalah 40 kali per menit.
c. Pnemonia berat
Pneumonia Berat dengan tanda-tanda nafas cepat, dan tarikan dinding dada
padabagian bawah ke arah dalam. Frekuensi nafas cepat pada usia <2 bulan yaitu >
60 x per menit. ( Widoyono, 2008)

2.1.4 Faktor-faktor yang menyebabkan kejadian ISPA


pada anak menurut (Depkes, 2002) adalah sebagai berikut:
a. Usia / Umur
Kebanyakan infeksi saluran pernapasan yang sering mengenai anak usia dibawah 3
tahun, terutama bayi kurang dari 1 tahun. Beberapa penelitian menunjukan bahwa
anak pada usia muda akan lebih sering menderita ISPA dari pada usia yang lebih
lanjut.
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) banyak menyerang balita batasan 0-5 tahun,
sebagian besar kematian Balita di Indonesia karena ISPA. Balita merupakan faktor
resiko yang meningkatkan morbidibitas da mortalitas infeksi saluran pernafasan akut
(ISPA). Khususnya pnemonia karena pada usia balita daya tahan tubuh mereka belum
terlalu kuat (Santoso, 2007).
b. Jenis kelamin
Meskipun cara keseluruhan di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia
masalah ini tidak terlalu di perhatikan, namun banyak penelitian yang menunjukan
perbedaan prevalensi penyakit ISPA terhadap jenis kelamin tertentu.
c. Status Gizi
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak
yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga
didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara
kebutuhan dan masukan nutriaen. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang
didasarkan pada  dayta antropometri serta biokimia dan riwayat diit      (Beck, 2000).
Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ
tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit dan
rambut terus berganti, sel – sel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan
mengolah zat makanan yang masak agar zat makanan dapat dipakai untuk pekerjaan
tubuh (Nadesul, 2001).
d. Status Imunisasi
Pemberian imunisasi adalah suatu cara dengan sengaja memberikan kekebalan
terhadap penyakit secara aktif sehingga anak dapat terhindar dari suatu penyakit.
Oleh sebab itu anak yang tidak mendapat imunisasi lengkap akan lebih berisiko
terkena ISPA dibandingkan dengan anak yang mendapat imunisasi lengkap (Nelson,
1992).
Tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil,
wanita usia subur dan anak sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap pada bayi
meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, 1 dosis
Campak. Pada ibu hamil dan wanita usia subur meliputi 2 dosis TT. Untuk anak
sekolah tingkat dasar rneliputi 1 dosis DT, I dosis campak dan 2 dosis TT (Dinkes,
2009).
e. Status Pemberian ASI Eksklusif
Kolostrum (dari bahasa latin colostrum) adalah susu yang dihasilkan oleh
kelenjar susu dalam tahap akhir kehamilan dan beberapa hari setelah kelahiran bayi
(Wikipedia, 2008).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan
lain pada bayi berumur 0-6 bulan bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI
eksklusif ini (WHO, 2001).
Balita yang tidak diberi ASI juga berpotensi mengidap ISPA, bayi usia 0-11
bulan yang tidak diberi ASI mempunyai resiko 5 kali lebih besar meninggal karena
ISPA dibandingkan Bayi yang memperoleh ASI Ekslusif. Bayi yang tidak diberi ASI
menyebapkan terjadinya defisiensi zat besi, ini menjadikan resiko kematianya karena
ISPA sangat besar dibandingkan bayi yang secara ekslusif mendapatkan ASI dari si
ibu, Bayi yang diberi ASI ekslusif dapat tumbuh lebih baik dan lebih jarang sakit serta
angka kematianya lebih renda dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan ASI. Ini
terjadi karena pemberian ASI dapat meningkatkan reaksi Imonologis bayi, hampir 90
% kematian bayi dan balita terjadi di negara berkembang dan jumlah itu sekitar 4 %
lebih kematian disebapkan oleh ISPA (Kartasasmita, 2003).
f. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap kejadian penyakit ISPA.
Faktor lingkungan tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar rumah. Untuk faktor
yang berasal dari dalam rumah sangat dipengaruhi oleh kualitas sanitasi dari rumah itu
sendiri, seperti :
a) Kelembaban ruangan
b) Suhu ruangan
c) Penerangan alami
d) Ventilasi
e) Kepadatan hunian rumah
f) Penggunaan anti nyamuk
g) Keberadaan perokok
h) Debu rumah
i) Dinding rumah
j) Status ekonomi dan pendidikan (KeMenKes RI , 2011)

2.1.5 Tanda dan gejala ISPA


Menurut Masriadi, 2017 adapun tanda dan gejala Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
antara lain :
1. Demam,
2. batuk,
3. sering juga nyeri tenggorok,
4. coryza (pilek),
5. sesaknapas,
6. mengi, atau
7. kesulitan bernapas

2.1.6 Cara penularan penyakit ISPA


Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar, bibit
penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, oleh karena itu maka penyakit ISPA ini
termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan melalui udara dimaksudkan adalah cara
penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda terkontaminasi.
Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui kontak langsung, namun
tidak jarang penyakit yang sebagian besar penularannya adalah karena menghisap udara yang
mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO, 2007)

2.1.7 Pencegahan ISPA


Menurut Noya dkk. 2019 Pencegahan dapat dilakukan dengan :
1) Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah kita atau
terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit ISPA. Misalnya dengan
mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna, banyak minum air putih,
olah raga dengan teratur, serta istirahat yang cukup, kesemuanya itu akan menjaga
badan kita tetap sehat. Karena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh kita
akan semakin meningkat, sehingga dapat mencegah virus / bakteri penyakit yang
akan masuk ke tubuh kita.
2) Immunisasi
Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada anak-anak maupun orang
dewasa. Immunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh kita supaya tidak
mudah terserang berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri
3) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan mengurangi
polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah, sehingga dapat mencegah
seseorang menghirup asap tersebut yang bisa menyebabkan terkena penyakit
ISPA. Ventilasi yang baik dapat memelihara kondisi sirkulasi udara (atmosfer)
agar tetap segar dan sehat bagi manusia
4) Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh virus/ bakteri yang
ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini melalui udara yang
tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit ini biasanya berupa virus /
bakteri di udara yang umumnya berbentuk aerosol (anatu suspensi yang melayang
di udara). Adapun bentuk aerosol yakni Droplet, Nuclei (sisa dari sekresi saluran
pernafasan yang dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan melayang di udara),
yang kedua duet (campuran antara bibit penyakit)
2.1.8 Penatalaksanaan ISPA
Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar
merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian karena
pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat pada
pengobatan penyakit ISPA).
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan
penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus
batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi
penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman
sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA.
Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :
1) Upaya pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
a. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
b. Immunisasi.
c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
2) Pengobatan dan perawatan
Prinsip perawatan ISPA antara lain :
a. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perharI
b. Meningkatkan makanan bergizi
c. Bila demam beri kompres dan banyak minum
d. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan
yang bersih
e. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.
3) Pengobatan antara lain :
a. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres,
bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan
4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai
dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres,
dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
b. Mengatasi batuk, d ianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan
tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½
sendok teh , diberikan tiga kali sehari. (Tjay, 2010)
c. Melakukan inhalasi uap dengan cara menundukkan kepala kurang lebih 15cm
diatas sebuah sungkup kerucut yang dibawah nya terdapat baskom yang berisi air
panas yang sudah diberi 5 tetes minyak kayu putih guna memperkuat efeknya, lalu
perlahan hirup uapnya dengan hati-hati, kemudian dihirup secara lebih mendalam,
ini dapat dilakukan sampai air sudah tidak terasa panas atau uap dalam air sudah
habis. Inhalasi uap ini bermanfaat untuk mengencerkan dahak, melancarkan jalan
napas, dan juga untuk menghindarkan terjadinya peradangan di rongga samping
hidung (Tjay, 2010).
Referensi :
Kozier . 2010. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5 : Jakarta : EGC
Noya, dkk. 2019 Peran Ibu Dalam Peningkatan Sistem Imun Anak Dengan Infeksi
Saluran Pernafasan Akut : Universitas Kristen Satya Wacana
Tjay, T. H., & Rahardja, K. (2010). Obat-obat Sederhana Untuk GangguanSehari- hari.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Wulandhani, 2019. Analisis Faktor Risiko Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut
ditinjau dari Lingkungan Fisik : Makassar
Rahmawati, R.H.-D., Gangguan Pernafasan Pada Anak ISPA, 2012, Jl. Sadewa No.1
Sorowajan Baru Yogyakarta www.nuhamedika.com
Widoyono., Penyakit Tropik, Epidemologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya.
Semarang : Erlangga, 2008, Ciracas, Jakarta 13740 www.erlangga.co.id.
Marni, S.K., Ns, M.Kes, Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit Dengan Gangguan
Pernafasan D. Dermawan, Editor 2014, Jatirejo 58B RT 07/RW 21 Sendang Mlati,
Sleman, Yogyakarta 55285 www.gosyenpublishing.web.id
PRODI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH
Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang
MEDAN-0618214020-0618225509
http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN (tanggal)
I. Data Umum
1. Nama KK (Inisial) : Ny. S
2. Usia : 25 Tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Alamat : Desa Tetehosi, Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias Barat
6. Komposisi anggota keluarga :
Status
N Nama Jenis Hub Pendidika
TTL / Umur Pekerjaan Imuni
o (Inisial) Kelamin dgn Kk n
sasi
1. Ny. S P Istri Lolozirugi, 24 April SMA Wiraswasta -
1995
Tetehosi, 03 Mei 1995
2. Tn. F L Suami S1 Wiraswasta -
Tetehosi, 28 april 2016
3. An. F L Anak - -
Genogram :

A
n
.

Keterangan :

Bpk. F
Laki-laki

Perempuan
A S
Ibu.
n
.
Anak laki-laki
F

7. Tipe keluarga

Tipe keluarga ibu. S adalah keluarga dengan Nuclear family, dimana dalam keluarga hanya ada
ayah, ibu dan anak.
8. Suku

Keluarga Ibu S adalah suku NIas. Kebiasaan keluarga jika ada yang sakit langsung berobat di
klinik di sekitar rumah
9. Agama

Keluarga menganut agama Kristen Protestan, kebiasaan setiap pagi sebelum melakukan aktiitas
ibadah pagi singkat (nyanyi dan doa) dan pergi kegereja setiap hari Minggu, tetapi untuk saat
keluarga ibu S. Ibadah dirumah saja akibat virus corona
10. Status sosial ekonomi keluarga

Ibu S. Mengatakan penghasilan suaminya sudah cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan setiap hari
ibu S. Mendapat penghasilan tambahan dari bisnis online
11. Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga mengatakan sekali dalam 1 bulan mereka berkunjung kekeluarga orangtua

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


13. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga dengan anak prasekolah dengan tugas perkembangan keluarga :


ibu mengatakan mereka hanya memiliki satu anak jadi kasih sayang, perhatian yang diberikan
sangat cukup, dan selalu bersosialisasi dengan teman sebayanya, dan perlu menanamkan nilai-nilai
agama.
14. Riwayat keluarga inti

Ibu H. mengatakan mereka nikah dengan pilihan sendiri dan dan disetujui oleh kedua orantua dan
keluarga
15. Riwayat keluarga sebelumnya

Riwayat orang tua dari pihak suami dan istri tidak ada keluarga kawin cerai
III. Lingkungan
16. Karakteristik rumah (termasuk denah rumah)

Rumah yang ditempati keluarga ibu. S memiliki luas 20x15 m 2 rumah terdiri atas 1 lantai dengan
lantai keramik, dalam keadaan bersih dan rapi
17. Karakteristik tetangga dan komunitas

Karna disekitar kompleks rumah banyak tetangga dan rata-rata memiliki anak sebaya seperti dia,
jadi terjalin hubungan saling mengunjungi dan untuk saat ini sudah dibatasi, hanya dirumah saja.
18. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Ibu S. Pernah pindah rumah dari rumah orangtua ke rumah baru yag sudah ditempati
sampai saat ini
19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Ibu S. mengikuti kegiatan arisan dilingkugan tempat tinggal dan Bpk F. Tidak aktif dalam kegiatan
warga diwilayahnya dikarenakan sibuk kerja dikantor
20. Sistem pendukung keluarga
Keluarga ibu S. Tinggal secara mandiri dan ikut-ikut arisan untuk menabung dan memneuhi
kebutuhan kedepannya
IV. Struktur keluarga

21. Pola komunikasi keluarga

Dalam keluarga saling terbuka satus sama lain, jika ada permasalahan dalam keluarga ibu S. Selalu
membicarakannya dengan Bpk F. Begiitu juga sebalikknya jika ada masalah keluarga ataupun
kantor Bpk F menbicarakannya dengan ibu S.
22. Struktur kekuatan keluarga

Keluarga Ibu S. Saling mendukung, saling menghargai satu sama lain, Ibu S. Dan Bpk F. Mampu
untuk merawat diri sendiri dan mampu memnuhi kebutuhan sehari-hari dan apabila sianak sakit ibu
S. Merawat si anak dan dibantu Bpk H.
23.Struktur peran

Ibu S. Adalah seorang ibu RT dan merawat anak


Bpk F. Adalah kepala keluarga dan bekerja dikantor Compassion
24. Nilai dan norma budaya

Keluarga ibu S. Menerapkan aturan-aturan sesuai dengan agama dan juga tata krama dalam
keluarga dan selalu diterapkan dalam keluarga seperti sebelum makan harus mencuci tangan
terlebih dahulu

V. Fungsi keluarga

25. Fungsi afektif

Keluarga ibu S. Sangat perhatian, menyayangi satu sama lain, dan apabila ada yang sakit mereka
selalu membantu
26. Fungsi sosialisasi

Keluarga Ibu S. memberi waktu untuk bermain degan teman-teman sebayanya


27. Fungsi perawatan kesehatan

Ibu S. Mengatakan anaknya sering demam dan pilek saya tidak tau penyebabnya, yang ibu klien
tahu setiap dibwa ke Imunisasi anaknya demam dan mengambil keptusan untuk tidak mau
membawa anaknya ke imunisasi Ibu S mengatakan imunisasinya tidak lengkap karena pada saat
jadwal imunisasinya sianak dalam keadaan demam jadi, ibu klien mengatakan tidak mau lagi
membawa sianak imunisasi karna ibu S. khawatir jika imunisasi ini menjadi tambah penyakit
dengan anak saya, dan Ibu S. juga mengaku masih belum paham tentang imunisasi tersebut
VI. Stress dan koping keluarga
28. Stressor jangka pendek

Ibu S. mengatakan ingin sekali jalan-jalan di Bali, tetapi itu tidak mungkin karena pekerjaan Bpk F.
Tidak memungkinkan cuti dalam bulan ini
29. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Jika ada masalah biasanya didiskusikan secara mandiri tanpa melibatkan orang lain
30. Strategi koping yang digunakan

Ibu S. mengatakan jika ada masalah selalu mendiskusikan kepada Bpk F. Sehingga dengan ada
masukan satu sama lain bisa membantu dalam memecahkan suatu masalah
31. Strategi adaptasi disfungsional

Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya ciri-ciri keluarga dalam memecahakan masalahnya
secara mal adaptif

32. Pemeriksaan fisik head to toe secara inspeksi. Palpasi, auskultasi, dan perkusi dan tanda-tanda vital
termasuk tinggi badan dan berat badan

Pemeriksaan An. R Ibu. S Bpk. F


kepala Tidak ada Rambut lebat, Rambut lebat,
benjolan, hitam, ikal, , hitam, lurus,
kulit kepala bersih dan tidak bersih dan tidak
bersih, ada benjolan ada benjolan
rambut ikal
Tanda – tanda N = 80 x/i TD = 120/ 90 TD = 110/ 80
vital R = 24 x/i N = 80 x/i N = 80 x/i
S = 360C R = 23 x/i R = 23 x/i
S = 36,50C S = 360C
BB, TB, PJ BB = 16 kg BB = 56 kg BB = 68 kg
PJ = 100 cm, PJ = 160 cm, PJ = 170 cm,
kondisi normal kondisi normal kondisi normal
Mata mata tidak mata tidak mata tidak
anemis, secret anemis anemis
tidak ada
Hidung bersekret, tidak Tidak bersekret, Tidak ada
ada kelainan tidak ada kelainan
penciuman kelainan penciuman
penciuman
Mulut Mukosa lembab, Mukosa lembab, Mukosa lembab,
kesulitan kesulitan kesulitan
menelen = - menelen = - menelen = -
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak
ada pembesaran ada pembesaran ada pembesaran
kelenjar linfe kelenjar linfe kelenjar linfe
Dada Bunyi jantung Bunyi jantung Bunyi jantung
dan paru normal dan paru normal dan paru normal
Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kembung kembung kembung
Tangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan,
turgor baik. LLA turgor baik. turgor baik.
= 15 cm
Kaki Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan,
turgor baik turgor baik turgor baik

VII. Harapan keluarga terhadap ASKEP keluarga


Keluarga mengatakan sangat senang dengan kehadiran perawat dan berharap sangat membantu
keluarga untuk mencegah penyakit keluarga.
PRODI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH

Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang

MEDAN-0618214020-0618225509

http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


ANALISA DATA
NO DATA MASALAH KEPERAWATAN

1 Data Subjektif : Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada An. F


( 4 th ) di keluarga Ny. S berhubungan dengan
- Ibu mengatakan anaknya sering demam
KMK merawat anggota keluarga yang sedang
- ibu mengatakan anaknya sering pilek
sakit khususnya An. F ( 5 th )dengan Infeksi
- Ibu mengatakan mengapa anaknya demam
Saluran Pernafasan Atas
dan pilek
Data objektif :

- Kesadaran compos mentis


- keadaan umum baik
- terdapat secret pada An. F
- N : 100 x/ mnt
- R : 30x/ mnt
2 Data Subjektif : Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah
dengan imunusasi pada An. F ( 4 Tahun )
- ibu mengatakan An. F belum lengkap
dikeluarga Tn. H berhubungan dengan KMK
imunisasinya
memutuskan pemberian imunisasi pada An. P (
- imunisasi yang belum didapat adalah
4 Tahun ).
hepatitis, BCG, campak
- ibu tidak membawa lagi anaknya imunisasi
dengan alasan pernah membawa anaknya tapi
tidak jadi imunisasi karena An. F demam.
- Ibu belum tahu manfaat imunisasi.
Data Objektif :

- Tidak ada tanda Imunisasi BCG


- Memiliki buku KMS tetapi jadwal
imunisasinya tidak terisi

3 Data subjektif : Kurang pengetahuan berhubungan dengan


kurang terpaparnya informasi pada keluarga Ny.
- Ibu mengatakan tidak mengetahui penyebab
S
dari penyakit anaknya
- Ibu mengatakan jika imunisasi yang
digunakan sianak akan menjadi tambah
penyakit
Data objektif :

- Ibu klien tampak bingung ketika ditanya


manfaat dari imunisasi
- Ibu klien belum mengerti manfaat imunisasi
pada anak
PRODI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH

Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang

MEDAN-0618214020-0618225509

http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id

PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN (PES)


1 Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada An. F ( 4 th ) di keluarga Ny. S berhubungan
dengan KMK merawat anggota keluarga yang sedang sakit khususnya An F ( 4 th )
dengan ISPA.

Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunusasi pada An. F ( 4 Thn )
dikeluarga Ny. S berhubungan dengan KMK memutuskan pemberian imunisasi pada An.
2.
F ( 4 thn ).

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi pada keluarga


Ny. S

PRODI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH


Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang

MEDAN-0618214020-0618225509

http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id

Penilaian (Skoring) Diagnosa Keperawatan

Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada An. F ( 4 th ) di keluarga Ny. S berhubungan dengan KMK
merawat anggota keluarga yang sedang sakit khususnya An F ( 4 th ) dengan ISPA.

NO BOB SKORE PEMBENARAN


OT
1 Sifat masalah : 3 / 3 X 1= Tanda dan gejala ISPA dirasakan
sianak dan belum ada tindakan
aktual 3 yang dilakukan jika tidak
ditangani maka terjadi Infrksi
Saluran Pernafasan Atas Bawah

2 Kemungkinan masalah 2 / 2 X 2= Dilihat dari jarak Klinik tidak


dapat diubah : Mudah terlalu jauh dari rumah, dan ibu
2 juga memiliki rasa ingin tahu
tentang penyakit anaknya

3 Potensial masalah untuk 2/ 3 X 1= Masalah masih bisa ditangani


dicegah : Cukup karena masalah yang dailami
sianak masih tanda dan gejala
2/3 ISPA, dan masalah ini mudah
dicegah.

4 Menonjolnya masalah : 2 / 2X1= Masalah ISPA yang dialami pada


Masalah tidak perlu An. F dirasakan dan diketahi
1 ibunya tetapi kelurga tidak ingin
segera ditangani masalah tersebut segera diatasi.

Total 6 2/3

PRODI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH

Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang
MEDAN-0618214020-0618225509

http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id

Penilaian (Skoring) Diagnosa Keperawatan

Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunusasi pada An. F ( 4 Tahun ) dikeluarga Tn. H
berhubungan dengan KMK memutuskan pemberian imunisasi pada An. P ( 4 Tahun ).

NO BOB SKORE PEMBENARAN


OT
1 Sifat masalah : 2 / 3 X 1= Masalah belum terjadi namun
terdapat bahwa An. P belum
Aktual : Ancaman 2/3 lengkap imunisasi Bila kelurga
Kesehatan tidak dimotivasi An.F untuk
diimunisasi maka waktu yang
tepat untuk diimunisasi terlewat.

2 Kemungkinan masalah 1/ 2 X 2= Masalah hanya sebagian bissa


dapat diubah : Hanya dubah karena ada imunisasi yang
1 sudah terlewat dan ada juga
sebagian
imunisasi yang sudah didapatkan.

3 Potensial masalah untuk 3/ 3 X 1= Dengan pemberian imunisasi


dicegah : Tinggi masalah sangat tinggi untuk
1 dicegah sehingga keluarga
mendukung serta memiliki kerja
sama unutk kelengkapan
imunisasi.

4 Menonjolnya masalah : 0/ 2X1= Keluarga tidak mengetahui


Masalah tidak dirasakan bahwa bila tidak diimunisasi An.
0 P akan terjangkit berbagai
penyakit terkait dengan tidak
lengkapnya imunisasi
Total 2 2/3

PRODI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH

Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang

MEDAN-0618214020-0618225509
http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id

Penilaian (Skoring) Diagnosa Keperawatan

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi pada keluarga Ny. S

NO BOB SKORE PEMBENARAN


OT
1 Sifat masalah : 2/ 3 X 1= 2/3 Kurang pengetahuan tentang
pemberian imunisasi pada
Aktual : ancaman
kesehatan anak sehingga anak
mengalami resiko mengalami
penyakit kedepannya
2 Kemungkinan masalah 2/ 2 X 2= 2 Masalah dapat diubah jika diberi
dapat diubah : mudah Pendidikan Kesehatan karena ibu
masih belum mengetahui mafaat
imunisasi dan kurang informasi
dari luar
3 Potensial masalah untuk 2/ 3 X 1= 2/3 Diharapkan Ny. S dapat
dicegah : mengetahui manfaat dari imunisai
dan apa resikho dari
ketidaklengkapan imunisasi
4 Menonjolnya masalah : 0/ 2X1= 0 Keluarga tidak merasakan jika
Masalah tidak dirasakan tidak lengkap imunisasi maka
akan berampak pada kesehatan
sianak
Total 2 4/6

PRODI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH

Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang

MEDAN-0618214020-0618225509

http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id


PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN SKOR


1 Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
pada An. F ( 4 th ) di keluarga Ny. S
berhubungan dengan KMK merawat 6 2/3
anggota keluarga yang sedang sakit
khususnya An F ( 4 th ) dengan ISPA.

2 Kurang pengetahuan berhubungan


dengan kurang terpaparnya informasi
pada keluarga Ny. S 2 4/6

3 Resiko terjadinya penyakit yang bisa


dicegah dengan imunusasi pada An. F ( 4
Tahun ) dikeluarga Tn. H berhubungan
2 2/3
dengan KMK memutuskan pemberian
imunisasi pada An. P ( 4 Tahun )

PRODI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH

Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang

MEDAN-0618214020-0618225509

http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id


C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA/ KOMUNITAS

Diagnosa Tujuan /NOC Rencana Tindakan /NIC Evaluasi


Keperawatan
Kriteria Standard

1. Tidak Selama 3 kali ISPA adalah


efektifnya kunjungan rumah, Iinfeksi saluran
bersihan kebersihan jalan nafas pernafasan akut
jalan nafas efektif pada An F (5 yang ditandai
pada An. F th). Respon dengan demam
( 4 th ) di Selama 1 x 60 menit , Verbal dan pilek.
keluarga Ny. kunjungan keluarga
S mampu mengenal
berhubunga masalah ISPA pada
n dengan anggota keluarga atau 1. Diskusikan bersama
KMK kontrol gejala 1608 keluarga, pengertian
merawat ISPA dengan
anggota menggunakan lembar
keluarga Dengan cara : balik
yang sedang 1. Meyebutkan 2. Tanyakan kembali
sakit pengertian ISPA pada keluarga tentang
khususnya pengertian ISPA
An F ( 4 th ) 3. Berikan pujian atas
dengan ISPA jawaban yang tepat
(00031)
2. Menyebutkan 1. Diskusikan bersama Respon Menyebutkan 2
Penyebab ISPA keluarga, penyebaba Verbal dari 4 penyebab
ISPA dengan ISPA
menggunakan lembar
balik
2. Motivasi keluarga
untuk menyebutkan
kembali penyebab
ISPA
3. Beri reinforcemen
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga
3. Mengidentifikasi 1. Dorong keluarga untuk Respon Menyebutkan
mengidentifikasi penyebab ISPA
penyebab ISPA Verbal
penyebab ISPA pada pada anak
anak
2. Beri reinforcemen
positif atas
kemampuan keluarga
mengidentifikasi
penyebab ISPA pada
anak

4. Menyebutkan 1. Diskusikan dengan Respon Menyebutkan 3


keluarga tentang tanda
tanda – tanda Verbal dari 5 tanda
– tanda ISPA
ISPA 2. Motifasi keluarga ISPA
untuk menyebutkan
kembali tanda – tanda
ISPA
3. Beri reinforcemen
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga
5. Menyebutkan 1. Dorong keluarga untuk Respon Menyebutkan 3
menyebutkan dari 5
pencegahan ISPA Verbal
pencegahan ISPA pencegahan
2. Berikan reinforcemen ISPA :
positif atas
1. Jauhkan
anak dari
penderita
batuk
2. Imunisasi
lengkap
3. Berikan
makanan
bergizi tiap
hari
4. Jagalah
kebersihan
tubuh,
makanan
serta
lingkungan
6. Mengidentifikasi 1. Bantu keluarga Respon Kondisi An. F
membandingkan apa
masalah ISPA Verbal mengalami
yang telah dijelaskan
yang terjadi pada dengan kondisi An F ISPA
2. Motifasi keluarga
anggota keluarga
untuk mengidentifikasi
masalah yang timbul
pada anggota keluarga
An. R
3. Bersama keluarga
menyimpulkan
masalah yang dihadapi
oleh anggota keluarga
4. Beri reinforcemen
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga
2. Kurang Setelah dilakukan Peningkatan kesadaran Kognitif 1. Ibu paham
pengetahuan kesehatan 5515
tindakan keperawatan mengenai
berhubunga 1. Bicara perlahaan
n dengan tentang informasi 2. Gunakan komunikasi imunisasi
kurang yang sederhana dan
kesehatan pada Ny. S 2. Ibu
terpaparnya jelas
informasi bertambah atau 3. Berikan pendidikan menjelaskan
pada kesehatan satu persatu
meningkat jadwal
keluarga Ny. atau konseling jika
S (00126) Pengetahuan promosi memungkinkan selanjutnya
Keshatan 1823  Jelaskan maksud 3. Ibu mampu
dan tujuan
1. Ibu mengetahui imunisasi menerima
perilaku yang  Jelaskan jadwal imunisasi
imunisasi
meningkatkan selanjutnya yang akan
kesahatan 4. Gunakan strateggi dierkomend
untuk meningkatkan
2. Ibu menngetahui pemaahaman asikan
imunisasi yang 5. Evaluasis pemahaman
pasien dengan
direkomendasikan meminta pasien
3. Ibu dapat mengulangi kembali
menggunakan kata-
mengetahui kata sendiri.
tentang imunisas
4. Ibu mengerti
semua penjelasan
perawat
5. Ibu telah tahu
jadwal
pemeberian
imunisasi
3. Resiko Setelah dilakukan Respon 1. Mampu
terjadinya intervensi keperawatn 1. Memberikan Verbal menjelaskan
penyakit yang Ny. S mampu pendidikan Kesehatan dan pentingnya
bisa dicegah
mencegah penyakit kepada Ny. S psikomo imunisasi
dengan akibat memutuskan mengenai topik tor 2. Masyarakat
imunusasi pemberian imunisasi pentingnya imunisasi mengetahui
pada An. F ( 4 pada anak dan dampak jika tidak pemberian
Tahun )
melakukan imunisasi antibiotic,
dikeluarga
2. Motivasi untuk aktif eritromisin
Tn. H
menajalani imunisasi danpenisilin
berhubungan
di posyandu atau dapat
dengan KMK
memutuskan puskesmas terdekat mencegah

pemberian 3. Kolaborasi dengan penularan


imunisasi puskesmas terdekat penyakit
pada An. P ( 4 pemberian antibiotik 3. Aktif
Tahun ) eritromisin dan melakukan
penisilin dalam imunisai
pencegahan penularan pada tempat
penyakit pelayanan
4. Tetapkan waktu terdekat
pelaksanaan
pemberian antibiotik
ntuk mencegah
penularan penyakit

PRODI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH

Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang

MEDAN-0618214020-0618225509

http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id

D. IMPLEMENTASI

NO
TTD /
TGL & DP ke: IMPLEMENTASI
PARAF
WAKTU
Tidak efektifnya 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang
bersihan jalan nafas cara perawatan ISPA :
pada An. F ( 4 th ) di 2. Menjelaskan tentang cara merawat
keluarga Ny. S anggota keluarga dengan masalah ISPA:
berhubungan dengan 3. Mendiskusikan bersama keluarga tentang
KMK merawat pengertian ISPA. Infeksi saluran
anggota keluarga pernafasan akut yang ditandai dengan
yang sedang sakit pilek
khususnya An F (4 th) 4. Menanyakan kembali pada keluarga
dengan ISPA (00031) tentang pengertian ISPA
5. Mendiskusikan dengan keluarg tentang
penyebab ISPA.
6. Memotifasi keluarga untuk menyebutkan
kembali penyebab ISPA.
7. Mendorong keluarga unutk
mengidentifikasi penyebab ISPA.
8. Mendiskusikan bersama keluarga
mengenai tanda – tanda ISPA yaitu :
batuk, pilek, demam, nafas cepat.
9. Mendorong keluarga untuk
mengidentifikasi tanda – tanda ISPA pada
anak.
10. Memotifikasi keluarga untuk
mengidentifikasi masalah yang timbul
pada anakBersama keluarga
menyimpulkan masalah yang dihadapi
dalam keluarga
11. Memberikan reinforcement positif atas
usaha yang dilakukan keluarga

Kurang pengetahuan 1. Berbicara secara perlahaan kepada ibu


berhubungan dengan supaya bisa memahami apa yang
kurang terpaparnya disampaikan
informasi pada 2. Menggunakan komunikasi yang sederhana
keluarga Ny. S dan jelas
(00126) 3. Memberikan pendidikan kesehatan satu
persatu atau konseling jika
memungkinkan
 menjelaskan maksud dan tujuan
imunisasi
 menjelaskan jadwal imunisasi
selanjutnya
4. Menggunakan strateggi untuk
meningkatkan pemaahaman
5. Mengevaluasis pemahaman pasien dengan
meminta pasien mengulangi kembali
menggunakan kata-kata sendiri.

Resiko terjadinya 1. Memberikan pendidikan Kesehatan


penyakit yang bisa kepada Ny. S mengenai topik pentingnya
dicegah dengan
imunusasi pada An. F imunisasi dan dampak jika tidak
( 4 Tahun ) dikeluarga melakukan imunisasi
Tn. H berhubungan
dengan KMK 2. Memotivasi untuk aktif menajalani
memutuskan imunisasi di posyandu atau puskesmas
pemberian imunisasi
terdekat
pada An. P ( 4
Tahun ) 3. Melalukan olaborasi dengan puskesmas
terdekat pemberian antibiotik eritromisin
dan penisilin dalam pencegahan penularan
penyakit
4. Menetapkan waktu pelaksanaan
pemberian antibiotik ntuk mencegah
penularan penyakit
PRODI NERS TAHAP AKADEMIK STIKes SANTA ELISABETH

Jln. Bunga Terompet No. 118, Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang

MEDAN-0618214020-0618225509

http://stikeselisabethmedan.ac.id/, email: stikes_elisabeth@yahoo.co.id

E. EVALUASI

TANGGAL NO. EVALUASI TTD / PARAF

& WAKTU DP
1 S:
 Ibu mengatakan cara perawatan ISPA di
rumah dengan memberikan obat panas
sesuai resep
 Ibu mengatakan jika anak pilek hidung di
bersihklan dengan kain bersih
 Ibu mengatakan selama anak dirawat di
rumah, makan sedikit tapi sering dan jangan
memakai selimut jika anak panas
O:
 Keluarga menyebutkan cara merawat ISPA
sesauai standard
 Keluarga mendemonstrasikan cara
membersihkan hidung tersumbat
A:
 Keluarga mampu menyebutkan cara
perawatan ISPA, mendemonstrasikan cara
membersihkan hidung tersumbat
P:
Intervensi dilanjutkan
2. S:
 Ibu menyebutkan pengertian ISPA adalah
infeksi saluran pernafasan akut yang
ditandai dengan batuk pilek
 Ibu mengatakan penyebab ISPA adalah
tertular penderita batuk, imunisasi tidak
lengkap, kurang gizi, lingkungan tempat
tinggal yang tidak sehat
 Ibu mengatakan penyebab ISPA pada
anaknya adalah tertular penderita batuk
 Ibu mengatakan bahwa tanda – tanda ISPA
adalah batuk, pilek, demam, nafas cepat dan
sesak
 Ibu mengatakan bahwa tanda – tanda ISPA
yang sering terjadi pd anaknya adalah pilek
dan apabila demam akan diberikan obat
penurun panas
 Ibu mengatakan pada anaknya tidak pernah
terjadi sesak nafas
 Ibu mengatakan bahwa anaknya sering
demam pilek

O:
 Keluarga menyebutkan pengertian dan
penyebab dari ISPA sesuai standard
 keluarga mengidentifikasi penyebab ISPA
yang ada pada anggota keluarganya
 Keluarga menyebutkan tanda dan gejala
ISPA sesuai dengan standard dan
menyebutkan tanda dan gejala yang ada
pada keluarga
A:
Keluarga dapat mengenal masalah ISPA
P:
Lanjutkan ke Tujuan khusus berikutnya yaitu
memutuskan tindakan yang tepat
S:
- Ibu mengatakan akan merawat anaknya bila
demam dan pilek

O:
Keluarga menyebutkan akibat lanjut dari ISPA
sesuai dengan standar
Keluarga memutuskan tindakan unutk
melakukan perawatan ISPA
A:
Keluarga dapat memutuskan tindakan unutk
melakukan perawatan ISPA
P:
intervensi dilanjutkan yaitu kunjungan tidak
direncanakan terhadap tindakan keluarga dalam
perawatan rematik

3 S:
 ibu mengatakan membawa anaknya berobat
karena demam, pilek.
 ibu mengatakan bahwa di lingkunagnnya
banyak yang pilek.
 ibu mengatakan karena ada panas sehingga
An. R dibawa berobat.

O : An. F pilek dan demam.

A : masalah teratasi.

P : ingatkan kembali ibu untuk membawa An. P


ke yankes bila tidak dapat ditangani dirumah

Anda mungkin juga menyukai