KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt karena rahmat dan karuniaNya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “ISPA”. makalah ini bertujuan khususnya untuk
memenuhi tugas keperawatan anak.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan perlu disempurnakan ,
oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun kesempurnaan makalah ini. Besar harapan, semoga makalah ini bermanfaat bagi
kami dan pembaca untuk memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan khususnya
mengenai asuhan keperawatan anak.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) masih menjadi salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang penting untuk diperhatikan, karena merupakanpenyakit akut dan
bahkan dapat menyebabkan kematian pada balita di berbagainegara berkembang termasuk
negara indonesia. infeksi saluran pernafasan akutdisebabkan oleh virus atau bakteri.
penyakit ini diawali dengan panas disertai salahsatu atau lebih gejala: tenggorokan sakit atau
nyeri telan, pilek, batuk kering atauberdahak. 1 program pemberantasan penyakit ispa oleh
pemerintah dimaksudkanadalah untuk upaya-upaya penanggulangan pneumonia pada balita.
(Sofia, 2017).
Bakteri yang dapat menyebabkan ispa paling banyak ialah Haemophilusinfluenza dan
Streptoccocus pneumonia.selain itu, terjadinya ispa juga dipengaruhioleh beberapa faktor
yaitu, gizi buruk; polusi udara dalam ruangan (indoor airpollution); BBLR; kepadatan
penduduk; kurangnya imunisasi campak; dan kurangnyapemberian asi eksklusif. (Kemenkes
RI, 2012).
Di indonesia, ispa selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok
bayi dan balita. selain itu ispa juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah
sakit. survei mortalitas yang dilakukan oleh subdit ISPA tahun 2005 menempatkan ISPA
/pneumonia sebagai penyebab kematian ba/yi terbesar di indonesia dengan persentase
22,30% dari seluruh kematian balita (Listyowati, 2013).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi ISPA?
2. Apa saja klasifikasi ISPA?
3. Apa etiologi ISPA?
4. Bagaimana patofisiologi ISPA?
5. Apa manifestasi klinis ISPA?
6. Apa komplikasi ISPA?
7. Apa pemeriksaan penunjang ISPA?
8. Bagaimana penatalaksanaan ISPA?
9. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada klien anak dengan ISPA?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi ISPA
2. Untuk mengetahui klasifikasi ISPA
3. Untuk mengetahui etiologi ISPA
4. Untuk mengetahui patofisiologi ISPA
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis ISPA
6. Untuk mengetahui komplikasi ISPA
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang ISPA
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan ISPA
9. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada klien anak dengan ISPA
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan organ
saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah.Inveksi ini disebabkan
oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA akan menyerang host, apabila ketahanan tubuh
(immunologi) menurun. Penyakit ISPA ini paling banyak di temukan pada anak di bawah
lima tahun karena pada kelompok usia ini adalah kelompok yang memiliki sistem kekebalan
tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit. (Karundeng Y.M, et al. 2016).
B. KLASIFIKASI
1. Ringan
Batuk tanpa pernafasan cepat atau kurang dari 40 kali per menit, hidung tersumbat atau
berair, tenggorokan merah, telinga berair.
2. Sedang
Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah, dari telinga keluar cairan
kurang dari 2 minggu. Faringitis, purulen dengan pembesaran kelenjar limfe leher yang
nyeri tekan ( adentis sevikal ).
3. Berat
Batuk dengan nafas cepat dan stridor, membran keabuan bifaring, kejang-kejang, apnea,
dehidrasi berat /tidur terus, tidak ada sianosis.
4. Sangat berat
Batuk dengan nafas cepat, stridor dan sianosis serta tidak dapat minum.
C. ETIOLOGI
1. Bakteri: streptococcus pneumonia adalah anggota dari genus streptococcus yang gram
positif menyebabkan gejala utama pneumonia. (peradangan pada dinding alveolus ,
pneumococcus merupakan bakteri yang sering kali mengancam anak-anak
penyebarannya melalui percikan air liur (Manurung, 2016, hal. 25)
2. Virus: coronavirus merupakan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit ISPA
dan penyebarannya coronavirus bisa dialihkan lewat udara pada enderita batuk ataupun
bersin. Influenza merupakan virus yang amat menular menyababkan timbulnya flu
penyebarannya lewat udara dengan batuk dan bersin, adenovirus( sekelompok virus yang
menginfeksi selaput dari saluran pernafasan (Wijayaningsih, 2013, hal. 2)
Beberapa faktor lain diperkirakan berkontribuksi terhadap kejadian ISPA adalah
rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, buruknya sanitasi lingkungan.
(Wijayaningsih, 2013, hal. 2)
D. PATOFISIOLOGI
Menurut (Amalia Nurin, dkk, 2014) Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :
1. Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-
apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi
lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam
dan batuk.
4. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh sempurna,sembuh
dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal akibat pneumonia.
Saluran pernafasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar sehingga untuk
mengatasinya dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif dan efisien.Ketahanan
saluran pernafasan tehadap infeksi maupun partikel dan gas yang ada di udara amat
tergantung pada tiga unsur alami yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan epitel
mukosa dan gerak mukosilia, makrofag alveoli, dan antibody Infeksi bakteri mudah terjadi
pada saluran nafas yang sel-sel epitel mukosanya telah rusak akibat infeksi yang terdahulu.
Selain hal itu, hal-hal yang dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia
adalah asap rokok dan gas SO2 (polutan utama dalam pencemaran udara), sindroma imotil,
pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi (25 % atau lebih). Makrofag banyak terdapat di
alveoli dan akan dimobilisasi ke tempat lain bila terjadi infeksi. Asap rokok dapat
menurunkan kemampuan makrofag membunuh bakteri, sedangkan alkohol akan
menurunkan mobilitas sel-sel ini. Antibodi setempat yang ada di saluran nafas ialah Ig A.
Antibodi ini banyak ditemukan di mukosa. Kekurangan antibodi ini akan memudahkan
terjadinya infeksi saluran nafas, seperti yang terjadi pada anak.
Penderita yang rentan (imunokompkromis) mudah terkena infeksi ini seperti pada pasien
keganasan yang mendapat terapi sitostatika atau radiasi. Penyebaran infeksi pada ISPA
dapat melalui jalan hematogen, limfogen, perkontinuitatum dan udara nafas.
E. PATHWAY
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Demam : sering tampak sebagai tanda infeksi pertama. Paling sering terjadi pada usia 6
bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5ºC bahkan dengan infeksi ringan.
Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euforia (perasaan senang berlebihan)
dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan cepat kecepatan yang tidak
biasa. (Wijayaningsih, 2013, hal. 3)
2. Anoreksia : merupakan hal yang umum disertai dengan penyakit masa kanak-kanak
sering kali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang lebih besar
atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit. (Wijayaningsih, 2013, hal. 3)
3. Muntah : merupakan suatu reflek yang tidak dapat dikontrol untuk mengeluarkan isi
lambung dengan paksa melalui mulut. Biasanya anak kecil mudah muntah bersamaan
dengan penyakit yang merupakan petunjuk untuk awitan infeksi.(Nurarif & Kusuma,
2015, hal. 67)
4. Batuk : merupakan gambaran umum dari penyakit pernapasan. Dapat menjadi bukti
hanya selama fase akut. (Wijayaningsih, 2013, hal. 4)
5. Sakit tenggorokan : merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih besar.
Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan per oral. (Wijayaningsih,
2013, hal. 4)
6. Keluar sekret cair dan jernih dari hidung, sering menyertai infeksi pernapasan. Mungkin
encer dan sedikit atau kental dan purulen, tergantung pada tipe atau tahap infeksi.(Kunoli,
2012, hal. 1-2)
G. KOMPLIKASI
Menurut (Wahid 2013), ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) sebenarnya merupakan
self limited disease yang sembuh sendiri dalam 5-6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lain,
tetapi penyakit ISPA yang tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang baik dapat
menimbulkan penyakit seperti:
1. Laringitis : peradangan pada laring (pangkal tenggorokan). Laring terletak
2. dipuncak saluran udara yang menuju ke paru-paru. Disebabkan oleh saluran pernapasan
bagian atas.
3. Bronkitis : suatu peradangan yang terjadi pada bronkus (saluran udara ke paru-paru
yang disebabkan oleh virus dan bakteri). ,
4. Sinusitis : suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus
pada saluran pernapasan bagian atas (misalnya pilek)
5. Komplikasi yang dapat timbul dari penyakit ini yaitu asma.
6. Otitis media
7. Croup
8. Gagal nafas
9. Sindrom kematian bayi mendadak dan kerusakan paru residu (Wuandari.D &
Purnamasari. L, 2015)
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
I. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Istrirahat Total
2) Peningkatan intake cairan
3) Memberikan penyuluhan sesuai penyakit
4) Memberikan kompres hangat bila demam
5) Pencegahan infeksi lebih lanjut
6) Pemberian minuman jahe madu dalam mengurangi batukda pada anak dengan ISPA
(Apri Nur Ramadhani, Riri Novama yelinda, Rismadefi Worest. JOM PSIK Vol. 1 No.
2 Oktober 2014)
b. Penatalaksanaan Medis
1) Sistomatik
2) Obat kumur
3) Antihistamin
4) Vitamin C
5) Espektoran
6) Vaksinasi (Wuandari.D & Purnamasari. L, 2015)
Kasus:
Pada tanggal 15 Maret 2020 Ny.A datang ke RSUD menghantarkan anaknya yang berumur 15
tahun. Ny.A mengatakan bahwa anaknya tersebut mengalami sesak napas, batuk serta sulit
mengeluarkan dahak, pilek selama 5 hari dan disertai dengan demam, sakit tenggorokan, dan ada
suara tambahan saat tidur, kemudian anak nya tersebut selalu merasa gelisah.
Ruang : Flamboyan
No. RM : 1149853
Tanggal Pengkajian : 16 Maret 2020
Pukul : 15.00 WIB
Tanggal Masuk RS : 15 Maret 2020
DiagnosaMedis : ISPA
A. DATA DASAR
I. DATA DEMOGRAFI
a. Identitas Pasien
Nama : An.F
Usia :15 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Alamat : Punggur Lampung Tengah
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny.A
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hubungan dengan Klien: Ibu Kandung
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Punggur Lampung Tengah
1. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pada saat pengkajian tanggal 16 Maret 2020 Ny.A mengatakan bahwa
anaknya mengalami batuk, pileks elama 5 hari disertai dengan demam, sakit
tenggorokan, dan adanya suara tambahan (stridor) saat tidur. Skala nyeri 3
dari 0-5.
2. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Lemas
2. Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah :-
b) Respirasi : 20 x/menit
c) Nadi : 120 x/menit
d) Suhu : 38 oC
1. Kepala
Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam tebal, kulit kepala tidak kotor, tidak
ada nyeri tekan.
2. Mata
Bentuk mata simetris, konjungtiva non anemis , sklera putih, tidak ada nyeri tekan.
3. Hidung
4. Mulut
5. Telinga
Lubang telinga simetris, tidak ada nyeri tekan, klien dapat mendengar detak
jam.
6. Leher
7. Dada / thorax
9. Punggung
10. Ekstremitas
a) Atas
Tangan lengkap simetris, tidak ada nyeri tekan, kuku tidak kotor dan tidak
panjang, tidak ada kelainan.
b) Bawah
Kaki lengkap simetris, tidak ada nyeri tekan, kuku tidak kotor dan
tidak panjang, tidak ada kelainan.
1. Pengkajian psikologi
1. Nutrisi
1) Makan
a) Frekuensi : 3x sehari
c) Jenis makanan : -
d) Keluhan : -
2) Minum
d. Terapi Medis
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
4. DATA FOKUS
Nama : An.F
Ruang : Flamboyan
No. RM : 1149853
DS DO
- Ny.A mengatkan An.F sesak napas, - Klien tampak bernapas terengah-
sesak yang dirasakan seperti engah dan terdengan suara stridor
tertimpa beban berat
5. ANALISA DATA
Nama : An.F
Ruang : Flamboyan
No. RM : 1149853
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : An.F
Ruang : Flamboyan
No.RM : 1149853
Diagnosa
No Rencana
Tgl Keperawatan Dan Tujuan Rasional
. Keperawatan
Data Penunjang
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan - Pemantau - Pemantau
pola nafas b/d tindakan an an tanda
hiperventilasi keperwatan pernapasa vital yang
selama 3x24 jam n pasien, teratur
DS : Ny.A masalah mengump dapat
mengatakan klien keperawatn ulkan dan menentuk
sesak napas, sesak tersebut dapat menganali an
teratasi
yang dirasakan sis data perkemba
seperti tertimpa pasien ngan
beban berat - Berikan perawatan
udara dan selanjutny
DO : Klien tampak oksigen a.
bernapas terengah- - Memposis - Membant
ikan klien u supaya
engah dan
semifoler jalan nafas
terdengan suara
- Ajarkan lancer
stridor teknik - Klien
relaksasi terlihat
lebih
nyaman
- Untuk
memperb
aiki pola
pernapasa
n
2. Demam b/d proses Dalam waktu - Observasi - Pemantau
inspeksi atau 3x24 jam demam tanda- an tanda
inflamasi klien hilang tanda vital vital yang
dengan kriteria - Anjurkan teratur
DS : Ny. A klien tidak pada dapat
Mengatakan klien gelisah,dan suhu klien/kelu menentuk
demam selama 5 tubuh normal arga an
hari berkisar antara
untuk perkemba
36-37,5º C
melakuka ngan
DO : klien terlihat
gelisah n kompres perawatan
dingin (air selanjutny
biasa) a.
pada - Dengan
kepala/axi memberik
al an
- Anjurkan kompres
klien maka akan
untuk terjadi
mengguna proses
kan konduksi/
pakaian perpindah
yang tipis an panas
dan ada dengan
yang bahan
dapat perantara
menyerap - Proses
keringat hilangnya
seperti panas
terbuat akan
dari katun terhalangi
- Atur untuk
siklulasi pakaian
udara yang tebal
- Anjurkan dan tidak
klien akan
istirahat menyerap
ditempat keringat
tidur - Penyediaa
selama n udara
fase febris bersih
penyakit - Tirah
- Berikan baring
therapy untuk
obat menguran
Paraceta gi
mol sirup metabolis
3x1 sehari me dan
panas
- Dengan
memberik
an therapy
obat
demam
klien
hilang
2. Batuk b/d Dalam waktu - Lakukan - Dengan
terjadinya 3x24 jam batuk pemberia
pemberia
n posisi
penyempitan pada klien hilang n posisi yang
saluran pernapasan dengan kriteria nyaman
yang
usaha
batuk klien hilang nyaman nafas akan
DS : Ny.A dengan skala 0 akan
- Berikan
kembali
mengatakan klien
therapy normal
batuk selama 5 hari sekaligus
obat
dapat
Glyceryl mengeluar
DO : klien terlihat kan
Guaiacola
batuk berulang- sputum
te 1 x ¼ dengan
ulang
mudah an
sehari
-skala nyeri 3 dari meningkat
0,5 nya suplai
oksigen ke
paru-paru
- Dengan
memberik
an therapy
obat batuk
klien
berkurang
ataupun
hilang
IMPLEMENTASI
Nama : An.F
Ruang : Flamboyan
No.RM : 1149853
Tanggal/jam Dx Implementasi TTD
I - Pemantauan pernapasan pasien, mengumpulkan dan
menganalisis data pasien
- Berikan udara dan oksigen
- Memposisikan klien semifoler
- Ajarkan teknik relaksasi
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : An.F
Ruang : Flamboyan
No.RM : 1149853
No Tanggal No. Dx. Evaluasi
Kep (SOAP)
1 DX I - S : Klien mengatakan masih sesak nafas
- O : - kesadaran : composmetis
- terpasang O2 3 lpm per nasal kanul
- terpasang infuse RL 20 tpm
- A : Masalah ketidakefektifan jalan nafas teratasi
sebagian
- P : Pertahankan intervensi
- - monitor respiratory dan status O2
DX V
- S : Klien mengatakn sakit tenggorokan masih ada
- O : Klien masih terlihat memegang tenggorokan
- A : Masalah klien belum teratasi
- P : Intervensi dilanjutkan
-
DX III
3 DX I
DX II
DX III
BAB IV
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
1.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA