Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN

KONSEP DASAR KEPERAWATAN (KDK) 2


“ISPA”

Dosen Pengampu : Ns. Yeti Septiasari, S.Kep.,M.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

NESYA TIARA PUTRI


INDAH YULISTIANI
ANISA DWI LESTARI
MIFTAH SABILLA ALFIANTI
ABYNIZAR MIROJJUL FIKRY
FERDIAN RIZKI RAHMADI
DESTY MAYA SAFITRI
SITI ROHANI
RIO MARTIN

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt karena rahmat dan karuniaNya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “ISPA”. makalah ini bertujuan khususnya untuk
memenuhi tugas keperawatan anak.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan perlu disempurnakan ,
oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun kesempurnaan makalah ini. Besar harapan, semoga makalah ini bermanfaat bagi
kami dan pembaca untuk memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan khususnya
mengenai asuhan keperawatan anak.

Pringsewu, 14 April 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) masih menjadi salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang penting untuk diperhatikan, karena merupakanpenyakit akut dan
bahkan dapat menyebabkan kematian pada balita di berbagainegara berkembang termasuk
negara indonesia. infeksi saluran pernafasan akutdisebabkan oleh virus atau bakteri.
penyakit ini diawali dengan panas disertai salahsatu atau lebih gejala: tenggorokan sakit atau
nyeri telan, pilek, batuk kering atauberdahak. 1 program pemberantasan penyakit ispa oleh
pemerintah dimaksudkanadalah untuk upaya-upaya penanggulangan pneumonia pada balita.
(Sofia, 2017).
Bakteri yang dapat menyebabkan ispa paling banyak ialah Haemophilusinfluenza dan
Streptoccocus pneumonia.selain itu, terjadinya ispa juga dipengaruhioleh beberapa faktor
yaitu, gizi buruk; polusi udara dalam ruangan (indoor airpollution); BBLR; kepadatan
penduduk; kurangnya imunisasi campak; dan kurangnyapemberian asi eksklusif. (Kemenkes
RI, 2012).
Di indonesia, ispa selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok
bayi dan balita. selain itu ispa juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah
sakit. survei mortalitas yang dilakukan oleh subdit ISPA tahun 2005 menempatkan ISPA
/pneumonia sebagai penyebab kematian ba/yi terbesar di indonesia dengan persentase
22,30% dari seluruh kematian balita (Listyowati, 2013).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi ISPA?
2. Apa saja klasifikasi ISPA?
3. Apa etiologi ISPA?
4. Bagaimana patofisiologi ISPA?
5. Apa manifestasi klinis ISPA?
6. Apa komplikasi ISPA?
7. Apa pemeriksaan penunjang ISPA?
8. Bagaimana penatalaksanaan ISPA?
9. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada klien anak dengan ISPA?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi ISPA
2. Untuk mengetahui klasifikasi ISPA
3. Untuk mengetahui etiologi ISPA
4. Untuk mengetahui patofisiologi ISPA
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis ISPA
6. Untuk mengetahui komplikasi ISPA
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang ISPA
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan ISPA
9. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada klien anak dengan ISPA
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan organ
saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah.Inveksi ini disebabkan
oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA akan menyerang host, apabila ketahanan tubuh
(immunologi) menurun. Penyakit ISPA ini paling banyak di temukan pada anak di bawah
lima tahun karena pada kelompok usia ini adalah kelompok yang memiliki sistem kekebalan
tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit. (Karundeng Y.M, et al. 2016).

B. KLASIFIKASI

Menurut Wijayaningsih, 2013 klasifikasi ISPA dibagi menjadi 4, yaitu

1. Ringan
Batuk tanpa pernafasan cepat atau kurang dari 40 kali per menit, hidung tersumbat atau
berair, tenggorokan merah, telinga berair.
2. Sedang
Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah, dari telinga keluar cairan
kurang dari 2 minggu. Faringitis, purulen dengan pembesaran kelenjar limfe leher yang
nyeri tekan ( adentis sevikal ).
3. Berat
Batuk dengan nafas cepat dan stridor, membran keabuan bifaring, kejang-kejang, apnea,
dehidrasi berat /tidur terus, tidak ada sianosis.
4. Sangat berat
Batuk dengan nafas cepat, stridor dan sianosis serta tidak dapat minum.

C. ETIOLOGI

1. Bakteri: streptococcus pneumonia adalah anggota dari genus streptococcus yang gram
positif menyebabkan gejala utama pneumonia. (peradangan pada dinding alveolus ,
pneumococcus merupakan bakteri yang sering kali mengancam anak-anak
penyebarannya melalui percikan air liur (Manurung, 2016, hal. 25)
2. Virus: coronavirus merupakan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit ISPA
dan penyebarannya coronavirus bisa dialihkan lewat udara pada enderita batuk ataupun
bersin. Influenza merupakan virus yang amat menular menyababkan timbulnya flu
penyebarannya lewat udara dengan batuk dan bersin, adenovirus( sekelompok virus yang
menginfeksi selaput dari saluran pernafasan (Wijayaningsih, 2013, hal. 2)
Beberapa faktor lain diperkirakan berkontribuksi terhadap kejadian ISPA adalah
rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, buruknya sanitasi lingkungan.
(Wijayaningsih, 2013, hal. 2)

D. PATOFISIOLOGI

Menurut (Amalia Nurin, dkk, 2014) Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :
1. Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-
apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi
lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam
dan batuk.
4. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh sempurna,sembuh
dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal akibat pneumonia.
Saluran pernafasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar sehingga untuk
mengatasinya dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif dan efisien.Ketahanan
saluran pernafasan tehadap infeksi maupun partikel dan gas yang ada di udara amat
tergantung pada tiga unsur alami yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan epitel
mukosa dan gerak mukosilia, makrofag alveoli, dan antibody Infeksi bakteri mudah terjadi
pada saluran nafas yang sel-sel epitel mukosanya telah rusak akibat infeksi yang terdahulu.
Selain hal itu, hal-hal yang dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia
adalah asap rokok dan gas SO2 (polutan utama dalam pencemaran udara), sindroma imotil,
pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi (25 % atau lebih). Makrofag banyak terdapat di
alveoli dan akan dimobilisasi ke tempat lain bila terjadi infeksi. Asap rokok dapat
menurunkan kemampuan makrofag membunuh bakteri, sedangkan alkohol akan
menurunkan mobilitas sel-sel ini. Antibodi setempat yang ada di saluran nafas ialah Ig A.
Antibodi ini banyak ditemukan di mukosa. Kekurangan antibodi ini akan memudahkan
terjadinya infeksi saluran nafas, seperti yang terjadi pada anak.
Penderita yang rentan (imunokompkromis) mudah terkena infeksi ini seperti pada pasien
keganasan yang mendapat terapi sitostatika atau radiasi. Penyebaran infeksi pada ISPA
dapat melalui jalan hematogen, limfogen, perkontinuitatum dan udara nafas.

E. PATHWAY
F. MANIFESTASI KLINIS

1. Demam : sering tampak sebagai tanda infeksi pertama. Paling sering terjadi pada usia 6
bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5ºC bahkan dengan infeksi ringan.
Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euforia (perasaan senang berlebihan)
dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan cepat kecepatan yang tidak
biasa. (Wijayaningsih, 2013, hal. 3)
2. Anoreksia : merupakan hal yang umum disertai dengan penyakit masa kanak-kanak
sering kali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang lebih besar
atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit. (Wijayaningsih, 2013, hal. 3)
3. Muntah : merupakan suatu reflek yang tidak dapat dikontrol untuk mengeluarkan isi
lambung dengan paksa melalui mulut. Biasanya anak kecil mudah muntah bersamaan
dengan penyakit yang merupakan petunjuk untuk awitan infeksi.(Nurarif & Kusuma,
2015, hal. 67)
4. Batuk : merupakan gambaran umum dari penyakit pernapasan. Dapat menjadi bukti
hanya selama fase akut. (Wijayaningsih, 2013, hal. 4)
5. Sakit tenggorokan : merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih besar.
Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan per oral. (Wijayaningsih,
2013, hal. 4)
6. Keluar sekret cair dan jernih dari hidung, sering menyertai infeksi pernapasan. Mungkin
encer dan sedikit atau kental dan purulen, tergantung pada tipe atau tahap infeksi.(Kunoli,
2012, hal. 1-2)

G. KOMPLIKASI

Menurut (Wahid 2013), ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) sebenarnya merupakan
self limited disease yang sembuh sendiri dalam 5-6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lain,
tetapi penyakit ISPA yang tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang baik dapat
menimbulkan penyakit seperti:
1. Laringitis : peradangan pada laring (pangkal tenggorokan). Laring terletak
2. dipuncak saluran udara yang menuju ke paru-paru. Disebabkan oleh saluran pernapasan
bagian atas.
3. Bronkitis : suatu peradangan yang terjadi pada bronkus (saluran udara ke paru-paru
yang disebabkan oleh virus dan bakteri). ,
4. Sinusitis : suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus
pada saluran pernapasan bagian atas (misalnya pilek)
5. Komplikasi yang dapat timbul dari penyakit ini yaitu asma.
6. Otitis media
7. Croup
8. Gagal nafas
9. Sindrom kematian bayi mendadak dan kerusakan paru residu (Wuandari.D &
Purnamasari. L, 2015)

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut (Wuandari.D & Purnamasari. L, 2015) Pemeriksaan penunjang yang


dapat dilakukan:

1. Pemeriksaan Darah Rutin


2. Analisa Gas darah (AGD)
3. Foto rontgen toraks
4. Kultur virus dilakukan untuk menemukan RSV

I. PENATALAKSANAAN

a. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Istrirahat Total
2) Peningkatan intake cairan
3) Memberikan penyuluhan sesuai penyakit
4) Memberikan kompres hangat bila demam
5) Pencegahan infeksi lebih lanjut
6) Pemberian minuman jahe madu dalam mengurangi batukda pada anak dengan ISPA
(Apri Nur Ramadhani, Riri Novama yelinda, Rismadefi Worest. JOM PSIK Vol. 1 No.
2 Oktober 2014)

b. Penatalaksanaan Medis

1) Sistomatik
2) Obat kumur
3) Antihistamin
4) Vitamin C
5) Espektoran
6) Vaksinasi (Wuandari.D & Purnamasari. L, 2015)

Penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit


ISPA yang akan berdampak mengurangi pengunaan antibiotik untuk kasus kasus batuk pilek
biasa, serta mengurangi pengunaan obat batuk yang kurang bermanfaat (Kunoli, 2012, hal.
220)
1. Ringan : tampa pemberian obat antibiotik, diberikan perawatan dirumah, untuk batuk
dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat
yang merugikan. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol.
2. Sedang : ISPA yang sedang diberikan obat kotrimoksazol peroral. Jika keadaan penderita
menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksilin, atau penisilin
prokain.
3. Berat : dirawat dirumah sakit dan diberikan anti biotik parenteral, oksigen dan
sebagainnya.
DAFTAR ISI
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI ISPA DENGAN
KETIDAKEFEKTIFAN JALAN NAPAS DI RUANG FLAMBOYAN

Kasus:
Pada tanggal 15 Maret 2020 Ny.A datang ke RSUD menghantarkan anaknya yang berumur 15
tahun. Ny.A mengatakan bahwa anaknya tersebut mengalami sesak napas, batuk serta sulit
mengeluarkan dahak, pilek selama 5 hari dan disertai dengan demam, sakit tenggorokan, dan ada
suara tambahan saat tidur, kemudian anak nya tersebut selalu merasa gelisah.

Ruang : Flamboyan
No. RM : 1149853
Tanggal Pengkajian : 16 Maret 2020
Pukul : 15.00 WIB
Tanggal Masuk RS : 15 Maret 2020
DiagnosaMedis : ISPA
A. DATA DASAR
I. DATA DEMOGRAFI
a. Identitas Pasien
Nama : An.F
Usia :15 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Alamat : Punggur Lampung Tengah
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny.A
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hubungan dengan Klien: Ibu Kandung
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Punggur Lampung Tengah

1. Riwayat Kesehatan
1.      Keluhan Utama

              Ny.A mengatakan bahwa anaknya mengalami sesak napas,batuk serta


sulit untuk mengeluarkan dahak, pilek selama 5 hari disertai dengan
demam, sakit tenggorokan dan adanya suara tambahan saat tidur (stridor).

2.      Riwayat kesehatan sekarang

            Pada saat pengkajian tanggal 16 Maret 2020 Ny.A mengatakan bahwa
anaknya mengalami batuk, pileks elama 5 hari disertai dengan demam, sakit
tenggorokan, dan adanya suara tambahan (stridor)  saat  tidur. Skala nyeri 3
dari 0-5.

3.      Riwayat kesehatan dahulu                    

Klien sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit sekarang tetapi


tidak disertai dengan sakit tenggorokan dansuara tambahan (stridor) ketika
sedang tidur.

4.      Riwayat kesehatan keluarga

Menurut anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit


seperti penyakit klien tersebut.

2. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Lemas             

2. Tanda-tanda vital

a) Tekanan darah :-

b) Respirasi : 20 x/menit

c)  Nadi : 120 x/menit
d) Suhu : 38 oC

3. Berat badan : 35     Kg

4. Tinggi badan : 135      Cm    

a. Pemeriksaan Head to Toe                           

1.   Kepala

Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam tebal, kulit kepala tidak kotor, tidak
ada nyeri tekan.

2.  Mata

Bentuk mata simetris, konjungtiva non anemis , sklera putih, tidak ada nyeri tekan.

Pupil mengecil ketika di beri rangsangan cahaya.

3.  Hidung

Bentuk hidung simetris, klien dapat mencium kayu putih.

4.      Mulut

Mulut simetris, bibir kering, tidak ada stomatitis.

5.      Telinga

Lubang telinga simetris, tidak ada nyeri tekan, klien dapat mendengar detak
jam.

6.      Leher

Bentuk leher simetris. Adanya nyeri tekan pada leher.

7.      Dada / thorax

Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan, adanya suara


tambahan   (stridor) ketika sedang tidur.
8.      Abdomen

Bentuk abdomen simetris, tidak ada nyeri tekan.

9.   Punggung

Bentuk punggung simetris, tidak ada nyeri tekan.

10. Ekstremitas

a)      Atas

Tangan lengkap simetris, tidak ada nyeri tekan, kuku tidak kotor dan tidak
panjang, tidak ada kelainan.

b)      Bawah

Kaki lengkap simetris, tidak ada nyeri tekan, kuku tidak kotor dan
tidak panjang, tidak ada kelainan.

11. Data Psikososial

1. Pengkajian psikologi                     

        a) Status emosional : Gelisah,

Karena klien terlihat meronta dan


menangis               

        b) Konsep diri :-

        c) Cara berkomunikasi :-

        d) Pola interaksi : Baik

Karena masih bisa berinteraksi dengan


perawat

    b. Pengkajian sosial                                    


        a) Hubungan sosial : -                                       

        b) Faktor kultursosial : -            

        c) Pola hidup : Baik

Karena keluarga Ny.A menjaga


pola hidup                 

        d) Hubungan dengan keluarga    : Baik

Sebagai hubungan peran anak dan


keluarga                  

   c. Kebutuhan dasar / pola aktivitas sehari-hari                       

       1. Nutrisi                          

1)      Makan

a) Frekuensi                : 3x sehari

b) Porsi                       : 1 porsi habis

c) Jenis makanan        : -

d) Keluhan                 : -

2)      Minum                     

a) Frekuensi                : < 8 botol atau gelas / hari

b) Jenis minuman       : air putih dan susu formula

d.  Terapi Medis

1) Amoxilin sirup : 3 x 2 sehari

2) Glyceryl Guaiacolate : 1 x ¼sehari

3) Chlorpheniramine Maleat : 1 x  ¼ sehari    


4) Vitamin B Kompleks : 1 x 1/2 sehari                   

5) Paracetamol sirup : 3 x 1sehari 

2. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

4. DATA FOKUS

Nama : An.F

Ruang : Flamboyan

No. RM : 1149853

DS DO
- Ny.A mengatkan An.F sesak napas, - Klien tampak bernapas terengah-
sesak yang dirasakan seperti engah dan terdengan suara stridor
tertimpa beban berat

- Ny.A mengatakan An.F batuk selama - Klien terlihat batuk berulang-ulang


5 hari
- Ny.A mengatakan An.F pilek selama - Klien terlihat menghirup udara
selama 5 hari berulang-ulang dan cepat dengan
adanya suara tambahan

- Ny.A mengatakan An.F demam - Klien terlihat gelisah

- Ny.A mengatakan An.F sakit - Klien tampak memegangi


tenggorokan dan adanya suara tenggorokan
tambahan saat tidur (stridor)

5. ANALISA DATA
Nama : An.F

Ruang : Flamboyan

No. RM : 1149853

NO. PENGKAJIAN MASALAH ETIOLOGI

1. DS : Ketidakefektifa pola Hiperventilasi


napas
- Ny.A mengatkan An.F sesak
napas, sesak yang dirasakan
seperti tertimpa beban berat
DO :

- Klien tampak bernapas


terengah-engah dan
terdengan suara stridor
2. DS : Batuk-batuk yang di terjadinya
derita klien selama 5 penyempitan pada
- Ny.A mengatakan An.F
hari saluran pernapasan
batuk selama 5 hari
DO:

- Klien terlihat batuk


berulang-ulang
3. DS : Flu atau pilek yang masuknya bakteri
diderita klien selama pada saluran
- Ny.A mengatakan An.F
5 hari pernapasan
pilek selama selama 5 hari
DO :

- Klien terlihat menghirup


udara berulang-ulang dan
cepat dengan adanya suara
tambahan

4. DS : Suhu tubuh melebihi Proses infeksi atau


batas normal/demam inflamasi
- Ny.A mengatakan An.F
demam
DO:

- Klien terlihat gelisah

5. DS: Sakit tenggorokan virus atau bakteri


streptokokus atau
- Ny.A mengatakan An.F sakit
disebut dengan
tenggorokan dan adanya
strepthroat
suara tambahan saat tidur
(stridor)
DO:

- Klien tampak memegangi


tenggorokan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan pola nafas b/d hiperventilasi

2. Demam b/d proses inspeksi atau inflamasi


3. Batuk b/d terjadinya penyempitan pada saluran pernapasan
4. Pilek b/d masuknya bakteri pada saluran pernapasan
5. Sakit tenggorokan b/d virus atau bakteri streptokokus atau disebut dengan strepthroat yang
menyerang tenggorokan

RENCANA KEPERAWATAN

Nama : An.F
Ruang : Flamboyan
No.RM : 1149853
Diagnosa
No Rencana
Tgl Keperawatan Dan Tujuan Rasional
. Keperawatan
Data Penunjang
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan - Pemantau - Pemantau
pola nafas b/d tindakan an an tanda
hiperventilasi keperwatan pernapasa vital yang
selama 3x24 jam n pasien, teratur
DS : Ny.A masalah mengump dapat
mengatakan klien keperawatn ulkan dan menentuk
sesak napas, sesak tersebut dapat menganali an
teratasi
yang dirasakan sis data perkemba
seperti tertimpa pasien ngan
beban berat - Berikan perawatan
udara dan selanjutny
DO : Klien tampak oksigen a.
bernapas terengah- - Memposis - Membant
ikan klien u supaya
engah dan
semifoler jalan nafas
terdengan suara
- Ajarkan lancer
stridor teknik - Klien
relaksasi terlihat
lebih
nyaman
- Untuk
memperb
aiki pola
pernapasa
n
2. Demam b/d proses Dalam waktu - Observasi - Pemantau
inspeksi atau 3x24 jam demam tanda- an tanda
inflamasi klien hilang tanda vital vital yang
dengan kriteria - Anjurkan teratur
DS : Ny. A klien tidak pada dapat
Mengatakan klien gelisah,dan suhu klien/kelu menentuk
demam selama 5 tubuh normal arga an
hari berkisar antara
untuk perkemba
36-37,5º C
melakuka ngan
DO : klien terlihat
gelisah n kompres perawatan
dingin (air selanjutny
biasa) a.
pada - Dengan
kepala/axi memberik
al an
- Anjurkan kompres
klien maka akan
untuk terjadi
mengguna proses
kan konduksi/
pakaian perpindah
yang tipis an panas
dan ada dengan
yang bahan
dapat perantara
menyerap - Proses
keringat hilangnya
seperti panas
terbuat akan
dari katun terhalangi
- Atur untuk
siklulasi pakaian
udara yang tebal
- Anjurkan dan tidak
klien akan
istirahat menyerap
ditempat keringat
tidur - Penyediaa
selama n udara
fase febris bersih
penyakit - Tirah
- Berikan baring
therapy untuk
obat menguran
Paraceta gi
mol sirup metabolis
3x1 sehari me dan
panas
- Dengan
memberik
an therapy
obat
demam
klien
hilang
2. Batuk b/d Dalam waktu - Lakukan - Dengan
terjadinya 3x24 jam batuk pemberia
pemberia
n posisi
penyempitan pada klien hilang n posisi yang
saluran pernapasan dengan kriteria nyaman
yang
usaha
batuk klien hilang nyaman nafas akan
DS : Ny.A dengan skala 0 akan
- Berikan
kembali
mengatakan klien
therapy normal
batuk selama 5 hari sekaligus
obat
dapat
Glyceryl mengeluar
DO : klien terlihat kan
Guaiacola
batuk berulang- sputum
te 1 x ¼ dengan
ulang
mudah an
sehari
-skala nyeri 3 dari meningkat
0,5 nya suplai
oksigen ke
paru-paru
- Dengan
memberik
an therapy
obat batuk
klien
berkurang
ataupun
hilang

3. Pilek b/d masuknya Dalam waktu - Lakukan - Dengan


bakteri pada 3x24 jam pilek pemberia pemberia
n posisi n posisi
saluran pernapasan klien hilang yang yang
dengan kriteria nyaman nyaman
- Berikan terciptany
DS : Ny.A klien tidak therapy a jalan
mengatakan klien menghirup udara obat nafas yang
Chlorphen bersih dan
pilek selama 5 hari ke hidung secara
iramine patent,
berulang-ulang Maleat meningkat
DO : klien terlihat dan cepat dengan 1 x  ¼ nya
sehari pengeluar
menghirup udara adanya suara an secret
ke hidung secara tambahan yaitu - Dengan
memberik
berulang-ulang dan dengan skala 0
an therapy
cepat dengan obat pilek
adanya suara klien
berkurang
tambahan ataupun
-skala 2 dari 0,5 hilang

4. Sakit tenggorokan Dalam waktu - Lakukan - Dengan


b/d virus atau 3x24 jam sakit therapy dilakukan
pijat therapt
bakteri tenggorokan daerah pijat
streptokokus atau hilang dengan leher diharapka
- Berikan n sakit
disebut dengan kriteria klien therapy tenggorok
strepthroat yang tidak lagi obat an
Amoxilin berkurang
menyerang memegangi
sirup 3 x 2 - Dengan
tenggorokan tenggorokan sehari, memberik
dan an therapy
Vitamin B obat
DS : Ny.A Kompleks diharapka
mengatakan klien 1 n sakit
x 1/2 sehari tenggorok
sakit tenggorokan
dan adanya suara an klien
tambahan saat tidur hilang dan
suara
(stridor) stridor
pun hilang
DO : klien terlihat
memegangi
tenggorokan

IMPLEMENTASI

Nama : An.F
Ruang : Flamboyan
No.RM : 1149853
Tanggal/jam Dx Implementasi TTD
I - Pemantauan pernapasan pasien, mengumpulkan dan
menganalisis data pasien
- Berikan udara dan oksigen
- Memposisikan klien semifoler
- Ajarkan teknik relaksasi

29 maret II - Mengukur tanda-tanda vital paraf


2020 / 10.00
- Mengompres kepala atau axial menggunakan air
WIB
dingin
- Memberikan penjelasan kepada klien tentang
manfaat menggunakan pakaian berbahan tipis
- Memberikan therapy obat Paracetamol sirup 3x1
sehari
III - Melakukan pemberian posisi yang nyaman
- Berikan therapy obat Chlorpheniramine Maleat
1 x  ¼ sehari

IV - Melakukan pemberian posisi yang nyaman


- Memberikan therapy obat Chlorpheniramine Maleat
1 x  ¼ sehari

V - Melakukan therapy pijat daerah leher


- Memberikan therapy obat Amoxilin sirup 3 x 2
sehari, dan Vitamin B Kompleks 1 x 1/2 sehari

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : An.F
Ruang : Flamboyan
No.RM : 1149853
No Tanggal No. Dx. Evaluasi
Kep (SOAP)
1 DX I - S : Klien mengatakan masih sesak nafas
- O : - kesadaran : composmetis
- terpasang O2 3 lpm per nasal kanul
- terpasang infuse RL 20 tpm
- A : Masalah ketidakefektifan jalan nafas teratasi
sebagian
- P : Pertahankan intervensi
- - monitor respiratory dan status O2

DX II - S : Ibu klien mengatakan klien demam selama 5


hari
- O : - Klien terlihat tenang
- - Suhu tubuh klien 38ºC
- A : Masalah teratasi sebagian
- P : Intervensi dilanjutkan
- - Pantau suhu tubuh klien
- - Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahan
linen tempat tidur sesuai indikasi
- - Kompres kepala atau axial menggunakan air
biasa (tidak terlalu dingin atau panas)

DX III - S : Klien mengatakan batuk masih ada


- O : - Klien terlihat masih batuk
- Skala : 3
- A : Masalah klien belum teratasi
- P : Intervensi dilanjutkan
- - latih klien untuk batuk efektif
- - ukur dan monitor ttv

- S : Klien mengatakn batuk berkurang


- O : Skala 2
- A : Masalaah klien belum teratasi
- P : Intervensi dilanjutkan
DX IV
- S : Klien mengatakan pilek berkurang sedikit
- O : - Klien terlihat sedikit nyaman
- Skala : 1
- A : Masalah klien teratasi
- P : Intervensi dilanjutkan

DX V
- S : Klien mengatakn sakit tenggorokan masih ada
- O : Klien masih terlihat memegang tenggorokan
- A : Masalah klien belum teratasi
- P : Intervensi dilanjutkan
-

2 30 Maret DX I - S : Klien mengatakan sesak nafas berkurang


2020
- O : - Kesadaran : Composmentis

- Klien tampak lebih baik


- A : Masalah teratasi sebagian

- P : - Latih klien nafas dalam

- Atur posisi klien dengan nyaman

- S : Ibu klien mengatakan suhu tubuh klien


DX II
mengalami penurunan

- O : Suhu tubuh klien 36º C

- A : Klien sudah tidak demam lagi

- P : - Berikan therapy obat Paracetamol sirup 3x1


sehari

DX III
3 DX I
DX II

DX III
BAB IV

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
1.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai