Dosen Pembimbing:
PRODI S1 KEPERAWATAN 2 B
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA
SAINTIKA
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita sanjungkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah, teman-teman Kelompok,
serta semua pihak yang dengan caranya masing-masing telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Sebagai makluk yang lemah penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak, penulis terima dengan lapang dada.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan kita.
Padang, 05 Maret
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak setiap orang. Masalah kesehatan sama pentingnya
dengan masalah pendidikan, perekonomian dan lain sebagainya. Usia balita dan anak-
anak merupakan usia yang rentan penyakit. Hingga saat ini salah satu penyakit yang
banyak diderita oleh masyarakat adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) .
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan
kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang
terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 %
-60 % dari kunjungan di puskesmas adalah oleh penyakit ISPA (Anonim,2009)
Hal ini dapat dikarenakan beberapa faktor misalnya, rendahnya tingkat pendidikan
sehingga pengetahuan mengenai kesehatan juga masih rendah atau faktor ekonomi
yang menyebabkan tingkat kesehatan kurang diperhitungkan.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu ispa
2. Mengetahui tanda dan gejala ispa
3. Mengetahui cara penularan penyakit ispa
4. Mengetahui pencegahan ispa
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu ispa?
2. Apa tanda dan gejala ispa?
3. Bagaimana cara penularan ispa?
4. Bagaimana cara pencegahan ispa?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang
dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai
gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah
dan selaput paru.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti
batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian
anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik
dapat mengakibat kematian.
B. KLASIFIKASI ISPA
1. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam
(chest indrawing).
3. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa
tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan
tonsilitis tergolong bukan pneumonia
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA.
Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk golongan
umur 2 bulan sampai 5 tahun.
1. Pneumonia berat: diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan kuat dinding pada bagian
bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu
60 kali per menit atau lebih.
2. Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding
dada bagian bawah atau napas cepat.
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu :
1. Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian
bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat diperiksa anak harus
dalam keadaan tenang tidak menangis atau meronta).
2. Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2 -12 bulan
adalah 50 kali permenit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun adalah 40 kali per menit
atau lebih.
3. Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada
bagian bawah dan tidak ada napas cepat.
C. ETIOLOGI
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri
penyebabnya antara lain dari genus Streptococcus, Stafilococcus, Pnemococcus,
Hemofilus, Bordetella dan Corinebakterium. Virus penyebabnya antara lain golongan
Micsovirus, Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus.
D. PATOFISIOLOGI
1. Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi
lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam
dan batuk. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh
sempurna, sembuh dengan atelektasis, menjadi kronos dan meninggal akibat
pneumonia.
Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel mukosanya
telah rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal yang dapat
mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah asap rokok dan gas SO2
(polutan utama dalam pencemaran udara), sindroma imotil, pengobatan dengan O2
konsentrasi tinggi (25 % atau lebih).
E. PATHWAYS
F. GEJALA ISPA
Penyakit ISPA adalah penyakit yang sangat menular, hal ini timbul karena
menurunnya sistem kekebalan atau daya tahan tubuh, misalnya karena kelelahan atau
stres. Pada stadium awal, gejalanya berupa rasa panas, kering dan gatal dalam hidung,
yang kemudian diikuti bersin terus menerus, hidung tersumbat dengan ingus encer serta
demam dan nyeri kepala. Permukaan mukosa hidung tampak merah dan membengkak.
Infeksi lebih lanjut membuat sekret menjadi kental dan sumbatan di hidung bertambah.
Bila tidak terdapat komplikasi, gejalanya akan berkurang sesudah 3-5 hari. Komplikasi
yang mungkin terjadi adalah sinusitis, faringitis, infeksi telinga tengah, infeksi saluran
tuba eustachii, hingga bronkhitis dan pneumonia (radang paru).
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar, bibit
penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernafasan, oleh karena itu maka penyakit ISPA
ini termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan melalui udara dimaksudkan adalah
cara penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda
terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui
kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar penularannya adalah
karena menghisap udara yang mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme
penyebab.
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui:
a. Polusi udara
b. Asap rokok
c. Bibit penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernapasan
d. Asap pembakaran bahan kayu yang biasanya digunakan untuk memasak.
J. PENCEGAHAN ISPA
TINJAUAN KASUS
KASUS
Data diruang anak Rs. Yos Sudarso Padang seorang ibu membawa anak nya yang
berusia 18 bln dengan keluhan utama mengalami batuk, pilek, selama 5 hari, disertai dengan
demam, sakit tenggorokan dan adanya suara tambahan saat tidur (stridor) , dan ibu juga
mengatakan anaknya tidak mau makan baru 2 hari. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan
data RR: 20X/mnt, Suhu: 38 oC, BB :12 kg , TB : 72 cm
I. PENGKAJIAN ISPA
1. Identitas Pasien
Nama : An. K
Umur : 18 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Status : Belum menikah
Alamat : Jl. Siliwangi Babakan Tasik Rt/Rw 01/12
Kelurahan Sawah Gede
Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Jawa
Barat
Agama : Islam
1 Hipetermi b.d dehidrasi Termoregulasi dengan Perawatan demam 1. Pantau suhu dan TTV lainnya
d.d gelisah indikator : 2. Monitor warna kulit dan suhu
Hipertermia banyak 3. Jangan beri aspirin untuk anak-
terganggu (2) anak
ditingkatkan ke sedikit 4. Tutup pasien dengan selimut atau
terganggu (4) pakaian ringan, tergantung pada
fase demam
5. Monitor asupan dan keluaran,
sadari perubahan kehilangan
cairan yang tak dirasakan
6. Tingkatkan sirkulasi udara
2 Ketidak seimbangan Status nutrisi dengan Manajemen nutrisi 1. Tentukan status gizi pasien dan
nutrisi kurang dari indikator: asupan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan b.da asupan makanan cukup kebutuhan gizi
diet kurang d.d menyimpang dari 2. Tentukan jumlah kalori dan jenis
penurunan berat badan rentang normal(3) nutrisi yang dibutuhkan utk
dipertahankan ke memenuhi persyaratan gizi
sedikit menyimpang 3. Monitor kecendrungan terjadinya
dari rentang normal penurunan dan kenaikan berat
(4) badan
4. Identifikasi adanya alergi atau
intoleransi makanan yang dimiliki
pasien
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
2. Menentukan status gizi pasien dan S= mengatakan anak nya tidak mau
kemampuan untuk memenuhi makan baru 2 hari
kebutuhan gizi
Menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan utk O= Pasien tampak gelisah
memenuhi persyaratan gizi
A=
Memonitor kecendrungan terjadinya
penurunan dan kenaikan berat badan P=
Mengidentifikasi adanya alergi atau
intoleransi makanan yang dimiliki
pasien
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA