Oleh:
...........................
NIDN
...........................
NIDN
HALAMAN PENGESAHAN
1.
Judul
2.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
5.
6.
:
:
Biaya Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Ns
0014087501
Lektor
Ilmu Keperawatan
Ns
04161281103
Asisten Ahli
Ilmu Keperawatan
Ibu /orang tua yang mempunyai bayi/balita di Kelurahan
Kesunean Kota Cirebon
Rp 3.000.000
Cirebon,
Ketua LPM
Ketua Tim
..............................................
NIDN 040538002
..............................................
NIDN 0014087501
1. Judul
Penyuluhan Tentang Ispa Dan Makanan Bergizi Pada Bayi Di Posyandu Rw
09 Kelurahan Kesunean Kota
2. LatarBelakangMasalah
pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan
pengobatan dengan antibiotik,.
Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA
dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia
dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia
tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan
penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan
pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini
ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman
Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati
dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat
antibiotik. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara
pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat
kesaluran pernapasannya.
Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan
bagian atas dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup
besar pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama
yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat
pada bulan-bulan musim dingin. Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi
pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi
kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygienes.
Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan
infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk
penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya
pemakaian antibiotik
3. MateridanMetodePelaksanaan
a. Materi
Materi mencakup pengertian infeksi saluran pernafasan akut
b. Metode Pelaksanaan
Kegiatan
Juli 2013
2
3
6. Tinjauan Pustaka
I. KONSEP DASAR ISPA
A. Definisi ISPA
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut
yang meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan
bagian bawah, dimana infeksi saluran pernapasan yang berlangsung
sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ
mulai dari hidung sampai gelembung paru (alveoli), beserta organ-organ
disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan
seperti batuk, pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik,
namun demikian anak akan menderita pneumonia bila infeksi paru ini
tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian karena infeksi
bisa menyerang selaput otak (Widoyono, 2005).
yang
terjadi
adalah
dikarenakan
infeksi
saluran
hingga
dewasa,
karena
penyakit-penyakit
saluran
C.
b.
Pneumonia/ISPA sedang
Didasarkan pada adanya batuk, dahak/sputum mulai kental, suhu
tubuh 38 oC, tidak mau makan, sakit pada kerongkongan saat menelan,
kadang sesak napas, dimana frekuensi nafas cepat pada anak berusia
dua bulan sampai < 1 tahun adalah > 50 kali per menit dan untuk anak
usia 1 sampai < 5 tahun adalah > 40 kali per menit dan untuk > 5
tahun sampai dewasa > 30 kali per menit seta kesulitan bernapas
ditandai dengan adanya penggunaan oto bantu pernapasan.
c.
C. Penyebab ISPA
b. Virus
pyogenes,
Staphylococcus
c. Jamur
: Aspergilus
sp,
Candida
albican,
d. Aspirasi
c.
ini
menandakan
adanya
peradangan/inflamasi
pada
Meningismus
Adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens,
biasanya terjadi selama periodik mengalami panas, gejalanya adalah
nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya
tanda kernig dan brudzinski.
d.
Anorexia.
Biasa terjadi pada semua yang mengalami sakit, dimana akan menjadi
susah makan dan bahkan tidak mau minum. Pada anak akan menjadi
3.
Penurunan Kesadaran
Infeksi dan penumpukan cairan pada selaput otak menyebabkan
terhambatnya suplay oksigen dan darah ke otak
4.
Kematian
Penangganan yang lama dan tidak tepat pada pasien ISPA mampu
memperlambat dan merusak seluruh fungsi tubuh oleh kuman sehingga
pasien akan mengalami henti napas dan henti jantung
G. Pencegahan
2.
Mengatasi batuk
Disarankan untuk memberikan obat tradisional yang bisa di buat
sendiri, yaitu jeruk nipis sendok teh dicampurkan dengan madu atau
kecap sendok teh. Ramuan ini diberikan 3x sehari
3.
Makanan
Berikan makanan dengan kualitas gizi cukup, sedikitsedikit tapi di
ulangi lebih sering daripada biasa. ASI pada bayi tetap di berikan
4.
Minuman
Berikan cairan berupa air putih hangat, buah lebih banyak dari
biasanya untuk mengencerkan dahak dan menambah cairan bagi yang
kekurangan cairan
5.
Gaya hidup
- Jangan memakai pakaian atau selimut yang tebal
- Pada penderita pilek, selalu bersihkan hidung dari ingus. Ini akan
mempercepat penyembuhan dan bisa menghindari komplikasi yang
-
mungkin muncul
Usahakan untuk mendapatkan ventilasi yang cukup dan mencegah
adanya asap yang dihirup, tidak terkecuali melarang orang
merokok di sekitar anak
B. KARAKTERISTIK BALITA
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima
makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian,
sebaiknya anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan.
Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah
sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun,
perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu
diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya
lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi
kecil dengan frekuensi sering.
pengetahuan
dan
keterampilan
dibidang
memasak
keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi
kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa
daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan
harkat keluarga.
c) Adanya kebiasaan
atau
pantangan
yang
merugikan
anak
sulit
mendapat
cukup
protein.
Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan
protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak
yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara
pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono,
1999).
e) Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu
atau disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh
tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.
f) Jarak
kelahiran
yang
terlalu
rapat
menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat
dibutuhkan anak akan berhenti keluar.
h) Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima
makanan pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan
tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian pemberian ASI
karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke
jurang malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak
segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena alasan
inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga, disamping
memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk mengatur jarak
kelahiran dan kehamilan.
i) Sosial Ekonomi Keterbatasan
menentukan
mutu
penghasilan
makanan
keluarga
yang
turut
disajikan.
F. KEKURANGAN
ENERGI
DAN
PROTEIN
(KEP)
diimbangi
dengan
asupan
yang
memadai.
tahap
pertumbuhan
dan
perkembangan
anak.
makanan
kualitas
sangat
pada
usia
dewasa
mempengaruhi
sampai
pertumbuhan
lanjut.
termasuk
pertumbuhan sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk
ini makanan perlu diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui
makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4
tahun.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan
makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah
diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai
makanan
keluarga.
tertentu.
Pertumbuhan Anak Untuk Berat Badan :
- Saat lahir 2800 3500 gr
- Saat usia 5 bulan berat badan bayi normal adalah 2
badan lahir
Untuk BALITA kurang lebih berat badannya
bertambah 2 kg pertahun
Sedangkan untuk panjang badan/Tinggi Badan
lahir
Saat usia 4 tahun, tinggi badannya adalah 2 kali
berusia 1 tahun
Perkembangan anak
Perkembangan motorik
Anak baru lahir : memiliki reflek mengembang bila
kedua tangannya
5 bulan : mampu mengangkat kepala pada saat
terlentang
6 bulan : memegang ibu jari dan 2 jari lainnya
7-9 bulan : mulai belajar merangkak
8 bulan : mampu duduk sendiri kemudian
mengambil posisi ongkong-ongkong dan bertahan
(masih dibantu)
12 bulan mampu berdiri dan berjalan sambil
berpegangan dan mampu mengambil benda kecil
dengan baik
2-3 bulan bayi dapat mengikuti benda yang
bicara
dan
menirukan
ktara-ktara
baru,
menyebutkan
namanya
sendiri
anak:
Untuk fisik/motorik kasar : permainan sepeda roda
lilin
Untuk Kecerdasan : buku bergambar, buku cerita,
7. OrganisasiPelaksanaan
Kegiatan penyuluhan ini merupakan kerja sama antara Dinas Kesehatan
Puskesmas Kesunean Kota Cirebon dengan STIKes Mahardika Cirebon.
8. RekapitulasiBiaya
No
Uraian
.
1.
2.
3.
4.
5.
Honorarium Panitia
Uang saku panitia dan peserta penyuluhan
Belanja bahan habis pakai
Belanja cetak dan penggandaan
Belanja makan dan minum rapat
7.
8.
Jumlah (Rp)
500.000
1.000.0000
300.000
500.000
500.000
100.000
100.000
3.000.000
penderita datang untuk berobat dalam keadaan berat dan sering disertai
penyulit-penyulit dan kurang gizi. Data morbiditas penyakit pneumonia di
Indonesia per tahun berkisar antara 10 -20 % dari populasi balita. Hal ini
didukung oleh data penelitian dilapangan (Kecamatan Kediri, NTB adalah
17,8 % ; Kabupaten Indramayu adalah 9,8 %).
Bila kita mengambil angka morbiditas 10 % pertahun, ini berarti setiap
tahun jumlah penderita pneumonia di Indonesia berkisar 2,3 juta .Penderita
yang dilaporkan baik dari rumah sakit maupun dari Puskesmas pada tahun
1991 hanya berjumlah 98.271. Diperkirakan bahwa separuh dari penderita
pneumonia didapat pada kelompok umur 0-6 bulan. Program pemberantasan
ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984, dengan tujuan berupaya
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya pada bayi dan
anak balita yang disebabkan oleh ISPA, namun kelihatannya angka kesakitan
dan kematian tersebut masih tetap tinggi seperti yang telah dilaporkan
berdasarkan penelitian yang telah disebutkan di atas.
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Akan
tetapi secara klinis ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan
Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan
bagian bawah. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung
sampai 14 hari, pada organ pernapasan berupa hidung sampai gelembung
paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan
selaput paru. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat
ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan
antibiotik,.
Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA
dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia
dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia
tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan
penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan
pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini
ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman
Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati
dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat
antibiotik. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara
pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat
kesaluran pernapasannya.
Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan
bagian atas dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup
besar pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama
yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat
pada bulan-bulan musim dingin. Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi
pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang
dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygienes. Risiko
terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi
silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit
parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian
antibiotik
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan kegiatan peyuluhan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang penyakit ISPA serta pencegahannya.
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan lansia tentang penyakit ISPA
2. Meningkatkan pengetahuan lansia tentang pencegahan penyakit ISPA
3. Meningkatkan pengetahuan lansia tentang penanganan penyakit ISPA
4. Meningkatkan pengetahuan lansia tentang makanan bergizi
3. Sasaran
Orang tua (Ayah, ibu, warga) Di Kelurahan Kesunean Kota Cirebon
4. Materidanmetode
a. Materi
Materi mencakup penyakit ISPA serta pencegahan dan penanganannya.
b. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan metode
ceramah, diskusi.
5. Hambatan
Tidak ada.
6. Solusi
-.
7. Hasil yang dicapai
Peserta banyak yang antusiasdalam menyimak materi dan banyak peserta
penyuluhan yang hadir maupun kader yang bertanya terkait dengan materi.
Beberapa orang tua berani tampil di depan aula untuk menceritakan kembali
isi dari penyuluhan yang telah diberikan, menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan oleh penyuluh.
8. Rekomendasi-rekomendasi
a. Pihak puskesmas dapat mengevaluasi programkesehatan pada bayi dan
balita
b. Puskemas dapat menindaklanjuti penyuluhan kepada masyarakat
c. Puskesmas dan pemerintahan setempat dapat melakukan kerjasama dalam
pemberian penyuluhan secara berkala kepada institusi pendidikan tentang
pentingnya pencegahan dan penanganan pada penyakit ISPA.
9. Lampiran
1) Materikegiatan
I.
KONSEP DASAR ISPA
A. Definisi
I. KONSEP DASAR ISPA
A. Definisi ISPA
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut
yang meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan
bagian bawah, dimana infeksi saluran pernapasan yang berlangsung
sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ
mulai dari hidung sampai gelembung paru (alveoli), beserta organ-organ
disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
yang
terjadi
adalah
dikarenakan
infeksi
saluran
hingga
dewasa,
karena
penyakit-penyakit
saluran
C.
e.
Pneumonia/ISPA sedang
Didasarkan pada adanya batuk, dahak/sputum mulai kental, suhu
tubuh 38 oC, tidak mau makan, sakit pada kerongkongan saat menelan,
kadang sesak napas, dimana frekuensi nafas cepat pada anak berusia
dua bulan sampai < 1 tahun adalah > 50 kali per menit dan untuk anak
usia 1 sampai < 5 tahun adalah > 40 kali per menit dan untuk > 5
tahun sampai dewasa > 30 kali per menit seta kesulitan bernapas
ditandai dengan adanya penggunaan oto bantu pernapasan.
f.
C. Penyebab ISPA
Penyebab terjadinya ISPA adalah virus, bakteri dan jamur.
Kebanyakan adalah virus. Diagnosis yang termasuk dalam keadaan ini
adalah rhinitis, sinusitis, fharingitis, tonsillitis dan laryngitis (Sutanto
dan Hariwijaya, 2006).
Sedangkan menurut (widoyono, 2005) penyebab ISPA terdiri dari :
a. Bakteri
b. Virus
pyogenes,
Staphylococcus
c. Jamur
: Aspergilus
sp,
Candida
albican,
d. Aspirasi
c.
ini
menandakan
adanya
peradangan/inflamasi
pada
Meningismus
Adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens,
biasanya terjadi selama periodik mengalami panas, gejalanya adalah
nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya
tanda kernig dan brudzinski.
h.
Anorexia.
Biasa terjadi pada semua yang mengalami sakit, dimana akan menjadi
susah makan dan bahkan tidak mau minum. Pada anak akan menjadi
7.
Penurunan Kesadaran
Infeksi dan penumpukan cairan pada selaput otak menyebabkan
terhambatnya suplay oksigen dan darah ke otak
8.
Kematian
Penangganan yang lama dan tidak tepat pada pasien ISPA mampu
memperlambat dan merusak seluruh fungsi tubuh oleh kuman sehingga
pasien akan mengalami henti napas dan henti jantung
G. Pencegahan
Pencegahan infeksi saluran pernafasan atas dapat dilakukan sendiri
dengan :
9. Menjaga keadaan gizi anggota keluarga agar tetap baik dan
memberikan ASI eksklusif pada bayi
10. Menjaga pola hidup bersih dan sehat, istirahat/tidur yang cukup dan
olah raga teratur
11. Membiasakan cuci tangan teratur menggunakan air dan sabun atau
hand sanitizer terutama setelah kontak dengan penderita ISPA.
Ajarkan pada anak untuk rajin cuci tangan untuk mencegah ISPA dan
penyakit infeksi lainnya
12. Melakukan imunisasi pada anak anda
13. Hindari kontak yang terlalu dekat dengan penderita ISPA
14. Hindari menyentuh mulut atau hidung flu
15. Apabila sakit, gunakanlah masker dan rajin cuci tangan agar tidak
menulari anak atau anggota keluarga lainnya
16. Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan/rumah
H. Penatalaksanaan
Perawatan ini dapat di lakukan sendiri oleh orangtua untuk mengatasi
anggota keluarga yang menggalami ISPA
6.
7.
Mengatasi batuk
Disarankan untuk memberikan obat tradisional yang bisa di buat
sendiri, yaitu jeruk nipis sendok teh dicampurkan dengan madu atau
kecap sendok teh. Ramuan ini diberikan 3x sehari
8.
Makanan
Minuman
Berikan cairan berupa air putih hangat, buah lebih banyak dari
biasanya untuk mengencerkan dahak dan menambah cairan bagi yang
kekurangan cairan
10.
Gaya hidup
- Jangan memakai pakaian atau selimut yang tebal
- Pada penderita pilek, selalu bersihkan hidung dari ingus. Ini akan
mempercepat penyembuhan dan bisa menghindari komplikasi yang
-
mungkin muncul
Usahakan untuk mendapatkan ventilasi yang cukup dan mencegah
adanya asap yang dihirup, tidak terkecuali melarang orang
B. KARAKTERISTIK BALITA
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima
makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian,
sebaiknya anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan.
Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah
sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun,
perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu
diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya
lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi
kecil dengan frekuensi sering.
3. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh
termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat
yang berperan sebagai zat pengatur.
a) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C
) maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
c) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.
a) Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan
orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat
pengetahuan
dan
keterampilan
dibidang
memasak
b) Prasangka
buruk
terhadap
bahan
makanan
tertentu
atau
pantangan
yang
merugikan
anak
sulit
mendapat
cukup
protein.
Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan
protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak
yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara
pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono,
1999).
e) Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu
atau disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh
tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.
f) Jarak
kelahiran
yang
terlalu
rapat
i) Sosial
menentukan
mutu
makanan
penghasilan
keluarga
yang
turut
disajikan.
F. KEKURANGAN
ENERGI
DAN
PROTEIN
(KEP)
diimbangi
dengan
asupan
yang
memadai.
f) Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi
frustasi dan menangis
tahap
pertumbuhan
dan
perkembangan
anak.
makanan
kualitas
sangat
pada
usia
dewasa
mempengaruhi
sampai
pertumbuhan
lanjut.
termasuk
pertumbuhan sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk
keluarga.
lahir
Saat usia 1 tahun, maka berat badan bayi adalah 3 kali berat lahir
Saat usia 2 tahun beratnya minimal 4 kali berat badan lahir
Untuk BALITA kurang lebih berat badannya bertambah 2 kg
pertahun
Sedangkan untuk panjang badan/Tinggi Badan adalah sebagai
berikut :
Saat Lahir : lebih kurang 50 cm
Saat usia 1 tahun adalah 1,5 kali panjang badan saat lahir
Saat usia 4 tahun, tinggi badannya adalah 2 kali panjang badan
saat lahir
Saat usia 6 tahun adalah 1,5 kali tinggi badan saat berusia 1 tahun
Perkembangan anak
Perkembangan motorik
Anak baru lahir : memiliki reflek mengembang bila telapak
telunjuk
12 -18 bulan : bisa berjalan sendiri , serta mampu melepaskan
balok mainan
24 bulan : mampu melompat dengan 2 kaki sekaligus, mampu
membuka
botol
dengan
memutar
penutupnya
mata
4 bulan : bayi mampu mengamati mainan dan mampu tersenyum
pada ibu
8 bulan bayi mampu memperlihatkan dan mencari mainan yang
namanya
sendiri
sebagainya
9 bulan , menghentikan kegiatan bila dilarang
10 bulan, kata-kata mulai muncul
11-12 bulan, bereaksi jika ditanya
12 bulan , mampu mengucapkan satu kata atau lebih dan tahu
artinya
15 bulan , mengetahui dan mengenal nama-nama bagian tubuh,
tahap-perkembangan-anak-3 tahun
Contoh mainan untuk menstimulasi perkembangan anak:
Untuk fisik/motorik kasar : permainan sepeda roda 3, atau roda 2,
tape, televisi
Tingkah laku sosial : kotak pasir, tali, bola
Kemandirian/menolong diri sendiri : gelas, piring plastik, baju,
kaus kaki
2) Foto-fotokegiatan