Anda di halaman 1dari 20

KONSEP PUSKESMAS

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Muh.farhan rizqullah (1801019) Fitriani nur (1801056)
Muliani indah sari (1801052) Nurjanah (1801004)
Nurul hidayat (1801052) Nurfitrah (1801055)
Khofifa sri ambarwati (1801035) Sarah (1801043)
Pratiwi dwi cahyani (1801037) Nadika mutya pratista (1801013)
Martina yosnalia watem (1801021) Nur okta syahrina (1801015)
Fadilatul janah pakaya (1801030) Amriani (1801047)
Asriani (1801002) Arisa dzul fitri jabbar (1701007)
Grazella rante tandu (1801007) Asrina (1801046)
Ananda eka tasya (1801041)

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
S1 KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Konsep Puskemas” dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
2. dosen pembimbing yang telah memberikan pengajaran kepada kami.
3. Teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
4. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang baik secara
langsung maupun tidak langsung juga telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan sampai terselesaikannya makalah ini jauh
dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kemajuan dan perbaikan untuk masa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian puskesmas
B. Fungsi puskesmas
C. Proses/cara pelaksanaan fungsi puskesmas
D. Visi dan misi puskesmas
E. Strategi dan sadaran puskesmas
F. Pelayanan puskesmas
G. Tata kerja
H. Standar pelayanan kesehatan minimal
I. Kegiatan pokok PKM
J. Fasilitas penunjang PKM
K. Kegiatan/program utama PKM dan program pengembangan
L. Bentuk-bentuk pendekatan dan partisipasi masyarakat
M. Faktor yang mempengaruhi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah yang tidak
lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap anggotanya dalam
koridor kebersamaan. Dalam angan setiap anggota masyarakat, negara yang dibentuk
oleh mereka ini akan melaksanakan fungsinya menyediakan kebutuhan hidup anggota
berkaitan dengan konstelasi hidup berdampingan dengan orang lain di sekelilingnya. Di
kehidupan sehari-hari, kebutuhan bersama itu sering kita artikan sebagai “kebutuhan
publik”. Salah satu contoh kebutuhan publik yang mendasar adalah kesehatan.
Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya
dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara
dan aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudah
didapatkan setiap saat. Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang
kesehatan adalah adanya Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah
menyediakan layanan kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yanng relatif
terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke
bawah.
Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai “Pelayanan Puskesmas”
karena Puskesmas sebagai bentuk nyata peran birokrasi dalam memberikan pelayanan
publik kepada masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan sdan karena Puskesmas
merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat.

B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Puskesmas
2. Mengetahui visi dan misi Puskesmas
3. Mengetahui peran puskesmas
4. Mengetahui fungsi puskesmas
5. Mengetahui struktur puskesmas
6. Mengetahui tata kerja puskesmas
7. Mengetahui Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
8. Mengetahui progam pokok puskesmas
9. Mengetahui Azas Penyelenggaraan Puskesmas
10. Mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup
Puskesmas
11. Mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah di
lingkup Puskesmas
12. Mengetahui solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup Puskesmas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Puskesmas adalah Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan
kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat
pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja
tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan
namun tidak mencakup aspek pembiayaan. (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008)
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja
B. Fungsi puskesmas
1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka
menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan.
d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program
C. Proses/ cara pelaksanaan puskesmas
Pelaksaan program/kegiatan merupakan kegiatan lanjutan dari RPK. Penggerakan
pelaksanaan program/kegiatan dapat dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya adalah
rapat dinas, pengarahan pada saat apel pegawai, pelaksanaan kegiatan dari setiap program
sesuai penjadwalan pada rencana pelaksanaan kegiatan bulanan maupun dilakukan
melalui forum yang dibentuk khusus untuk itu. Forum yang dibentuk khusus untuk
melakukan penggerakan pelaksanaan program/kegiatan dinamakan pengorganisasian
ulang petugas di puskesmas dalam rangka penguatan dan pemantapan organisasi.
D. Visi dan Misi Puskesmas
1. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya
Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat .
Indikator Kecamatan Sehat:
a. lingkungan sehat
b. perilaku sehat
c. cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. derajat kesehatan penduduk kecamatan

2. Misi Puskesmas

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya

b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah


kerjanya

c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan


kesehatan yang diselenggarakan

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat


beserta lingkungannya

E. Strategi dan Sasaran Puskesmas


a. Strategi
1. Profesionalisme
2. Kedisiplinan
3. Paradigm sehat
4. Pemberdayaan masyarakat, LS, LSM dan swasta
5. Jaminan pemeliharan kesehatan masyarakat (JPKM)
6. Social marketing
7. Pengembangan asset/fasilitas
b. Sasaran
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang memenuhi standar
baku mutu
2. Meningkatkan kepuasan masyarakat / pengguna puskesmas atas pelayanan yang
diberikan UPT puskesmas
3. Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
F. Pelayanan puskesmas
Setiap Puskesmas mempunyai jenis pelayanan yang standar sesuai wilayah kerja masing-
masing. Beberapa Puskesmas melaksanakan jenis kegaitan pengembangan dan penunjang
sesuai kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya material yang dimilikinya.
Berikut ringkasan pelayanan sebagai contoh menurut pengalaman bertugas keliling
puskesmas.

A. Pelayanan Puskesmas didalam gedung (rawat jalan)

1. Ruangan Kartu/Loket

2. Poli Umum

3. Poli Gigi

4. Poli KIA-KB

5. Pojok Gizi

6. Ruangan Tundakan / UGD

7. Apotek

8. Gudang Obat
9. Gudang Inventaris

10. Ruangan Tata Usaha

11. Ruangan Imunisasi

12. Ruangan Laboratorium Sederhana

12. Ruangan Kepala Puskesmas

Puskesmas Rawat Inap, pada umumnya mempunyai ruangan khusus untuk Unit Gawat
Darurat, perawatan umum dan ruang bersalin

B. Pelayanan Puskesmas di luar gedung :

1. Posyandu Balita

2. Posyandu Lansia

3. Penyuluhan Kesehatan

4. Pelacakan Kasus

5. Survey PHBS

6. Rapat Koordinasi

C. Program Pokok Puskesmas :

1. Promosi Kesehatan (Promkes)

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Sosialisasi Progra Kesehatan

2. Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :

Surveilens Epidemiologi
Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malari, Flu Burung, ISPA, Diare, PMS

3. Pengobatan :

Poli Umum
Poli Gigi
Unit Gawat Darurat
Puskesmas Keliling
4. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) – KB
ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana),
Persalinan, Rujukan Resti, Kemitraan Dukun
5. Upaya Peningkatan Gizi

Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi

6. Kesehatan Lingkungan :

Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA (sumber air minum-
jamban keluarga), TTU (tempat umum), Institusi
Survey Jentik Nyamuk

7. Pencatatan dan Pelaporan :

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)

D. Program Tambahan/Penunjang Puskesmas :

1. Kesehatan Mata

2. Kesehatan Jiwa

3. Kesehatan Lansia

4. Kesehatan Reproduksi Remaja

5. Kesehatan Olahraga

(Program penunjang biasanya sebagai tambahan, sesuai kemampuan puskesmas dalam


melakukan pelayanan)

G. Tata kerja

1. Kantor Camat → koordinasi

2. Dinkes → UPT → bertanggung jawab ke Dinkes

3. Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama → sebagi mitra

4. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat → sebagai pembina

5. Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan →kerjasama


6. Lintas sektor → koordinasi

7. Masyarakat → perlu dukungan/partisipasi →BPP (Badan Penyantun Puskesmas)

H. Standar pelayanan
Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat. Hal ini
dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal). Standar Pelayanan Minimal
adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan
kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang
mencakup : jenis pelayanan, indikator, dan nilai (benchmark). Pelaksanaan Urusan Wajib
dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM) diatur dalam Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 1457/MENKES/SK/X/2003 dibedakan atas : UW-SPM
yang wajib diselenggarakan oleh seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM
spesifik yang hanya diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat.
UW-SPM wajib meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, penyelenggaraan
perbaikan gizi masyarakat, penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular,
penyelenggaraan promosi kesehatan, dll. Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan
kesehatan kerja, pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria, dll. Hal ini diperkuat
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal.

I. Kegiatan pokok puskesmas


Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka kegiatan
pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan berbeda pula, namun demikian
kegiatan pokok puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut : KIA,
keluarga berencana, usaha perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pencegahan dan
pembrantasan penyakit menular, pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan,
penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, perawatan
kesehatan masyarakat, kesehatan dan keselamatan kerja, kesehatan gigi dan mulut,
kesehatan jiwa, kesehatan mata, laboratorium sederhana, pencatatan laporan dalam rangka
system informasi kesehatan, kesehatan usia lanjut dan pembinaan pengobatan tradisional.
J. Fasilitas penunjang puskesmas
Fasilitas Penunjang

1. Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu yang lebih sering dikenal sebagai Pustu atau Pusban, adalah unit
pelayanan kesehatan sederhana dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.

2. Puskesmas Keliling
Puskesmas Keliling merupakan unit pelayanan kesehatan Keliling yang dilengkapi dengan
kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan
komunikasi serta sejumlah tenaga dari Puskesmas. Puskesmas Keliling berfungsi menunjang
dan membantu melaksanakan kegiatankegiatan Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang
belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.
Kegiatan Puskesmas Keliling adalah:
a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil atau
sulit dijangkau oleh pelayanan Puskesmas atau Puskesmas Pembantu dengan frekuensi
4 kali dalam seminggu, atau disesuaikan dengan kondisi geografis tiap Puskesmas.
b. Melakukan penyelidikan tentang Kejadian Luar Biasa ( KLB ).
c. Sebagai alat transport penderitra dalam rangka rujukan bagi kasus darurat.
d. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audiovisual.

3. Bidan Desa
Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya, ditempatkan seorang
Bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Puskesmas. Wilayah kerja bidan desa adalah satu desa dengan jumlah penduduk
rata-rata 3.000 jiwa. Tugas utama bidan desa adalah membina peran serta masyarakat
melalui pembinaan Posyandu dan pembinaan kelompok Dasawisma, disamping memberikan
pelayanan langsung di Posyandu dan pertolongan persalinan di rumah penduduk. Selain itu
juga menerima rujukan masalah kesehatan anggota keluarga Dasawisma untuk diberi
pelayanan seperlunya atau dirujuk lebih lanjut ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau secara rasional

K. Kegiatan/program utama PKM dan program pengembangan


Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya,
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda. Namun demikian
kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut
:
1. Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2. Keluarga Berencana
3. Usaha Peningkatan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8. Usaha Kesehatan Sekolah
9. Kesehatan Olah Raga
10. Perawatan Kesehatan Masyarakat
11. Usaha Kesehatan Kerja
12. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13. Usaha Kesehatan Jiwa
14. Kesehatan Mata
15. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17. Kesehatan Usia Lanjut
18. Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa ( PKMD ). Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas
seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan
program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh: Pekan Imunisasi Nasional ).
Dalam hal demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh
Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah. Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat
terjadi, misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk
mengatasi kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain.

L. Bentuk pendekatan dan partisipasi masyarakat


Bentuk partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan atau pembangunan adalah bentuk
bagian dan keikutsertaan masyarakat dalam program pemberdayaan untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan.
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat sebagai berikut :
1. Partisipasi tenaga
Partisipasi ini dilakukan masyarakat dengan memberikan sumbangan tenaga
2. Partisipasi harta
Partisipasi ii dapat dilakukan masyarakat dengan memberikan sumbangan berupa
harta atau uang dan makanan yang dapat membatuk pelaksanaan pembangunan.
Selain itu, bentuk-bentuk partisipasi dapat dibagi menjadi lima, yaitu :
1. Partisipasi dapat bersifat transitif atau intrasintif
2. Partisipasi bermoral atu tidak bermoral
3. Partisipasi memenuhi sisi moral apabila tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan
etika
4. Partisipasi yang bersifat dipaksa dan bersifat bebas
5. Partisipasi yang bersifat manipulative atau spontan
M. Faktor yang mempengaruhi
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-masalah.
Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh faktor-faktor
sebagai berikut: (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin, 1993: 44-46)
a. Faktor Internal
1) Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam mencapai
tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas. Dimana fungsi manajemen itu
untuk planning, organaizing, leading, dan controling. Pada kegiatan perencanaan
setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga kegiatan berjalan apa adanya
sesuai kebiasaan yang dianggap ‘baik/sudah biasa’. Bahkan terasa sekali bahwa tidak
pernah adanya upaya pengembangan. Serta tidak pernah terpikir untuk
mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang disebabkan kurangnya pengetahuan,
peralatan, dan perhatian tersita pada upaya pengobatan. Dapat dikatakan bahwa
kepala Puskesmas lebih sibuk pada masalah-masalah manajerial daripada kasus-
kasus klinik. Dapat dikatakan juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala
Puskesmas dan rendahnya disiplin/etos kerja staff, menjadikan unsur manajemen ini
tidak berjalan. Tentu hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani
masyarakat dalam bidang kesehatan.
2) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai target dari
program-program Puskesmas. Tetapi apa yang terjadi pada Puskesmas di Indonesia
terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan alasan wilayah geografis yang
sulit untuk dijangkau, sehingga sarana dan prasarana yang ada di dalam Puskesmas
sangat terbatas, baik berupa alat medis maupun obat-obatan. Hal ini terjadi akibat
dari sumber keuangan yang dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan
puskesmas pun menjadi rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan.
3) Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan. Misalanya program Posyandu yang
tidak tepat sasaran. Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari pemerintah
daerah. Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena berkaitan dengan
satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji. Untuk mencapai penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan pimpinan yang mau memotivasi
pegawainya dengan cara memenuhi kebutuhan hidupnya.
4) Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya pelayanan
Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak sebanding dengan
apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada masyarakat untuk beralih
pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik daripada Puskesmas. Adapun
sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai berikut:
a) Pemerintah

Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin. Dana ini diturunkan secara bertahap ke
Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten.
b) Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang membiayai
upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya ditentukan oleh
Pemerintah Daerah.
c) PT. ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT. ASKES yang peruntukannya sebagai imbal
jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
d) PT. JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT. JAMSOSTEK yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai / karyawan yang berada
dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja.
e) BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai


operasinal dari program-program Puskesmas. Hal ini diakibatkan oleh beberapa
faktor yaitu, birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah sampai ke
Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen Puskesmas.
5) Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas dengan
penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
Puskesma.Tenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas biasanya terdiri dari
orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah tersebut, sehingga penduduk
menganggapnya sebagai orang asing. Apalagi jika bahasa yang digunakan adalah
bahasa yang tidak dimengerti oleh penduduk, maka akibatnya penduduk segan
untuk datang ke Puskesmas.

b) Faktor Eksternal
1. Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan. Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas. Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk. Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas. Hal
ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat transportasi
atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya lebih senang
tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas.
2. Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan eksekutif
yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai tulang punggung
pendapatan daerah. Ini berarti orang sakit dijadikan tualng punggung pendapatan
daerah. Padahal upaya menyehatkan masyarakat sejatinya termaktub dalam
hakikat dan semangat UU. No.22 dan UU No. 25 tahun 1999 yang pada intinya
adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mengembangkan
demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan rakyat. Disamping itu alokasi
anggaran kesehatan berbagai daerah mencerminkan kurangnya perhatian terhadap
investasi hak-hak dasar pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan
dasar.
3. Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat. Jumlah warga negara Indonesia mayoritas
bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi ekonominya kurang
memadai. Walaupun ada ketentuan yang memperbolehkan mereka yang tidak
mampu untuk tidak usah membayar retribusi di Puskesmas, namun kenyataannya
orang-orang yang demikian justru enggan datang ke Puskesmas.
4. Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan yang
dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama, karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah, maka
pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum paham akan
arti kesehatan. Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional yang sejak dulu
dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat pendidikan
yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia lulusan SD terutama
di daerah pelosok-pelosok Indonesia, sehingga hal berdampak pada rendahnya
partisipasi masyarakat dalam mewujudkan masyarakat Indonesia sehat terutama
pada lembaga Puskesmas yang letaknya dekat dengan masyarakat tersebut.
Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit lebih baik sarana dan prasarananya,
padahal Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang paling dasar dalam
lingkungan masyarakat setempat.
5. Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan dengan
melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya pencegahan timbulnya
suatu penyakit pada penduduk. Dengan kata lain pelayanan kesehatan Puskesmas
lebih banyak ditekankan pada tindakan kuratif dibandingkan pada tindakan
preventif apalagi promotif. Selain itu Dinas Kesehatan juga kurang melakukan
koordinasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan program-program Puskesmas
yang sudah ada sehingga tidak terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata masih
menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Tidak
hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai, tetapi juga dari segi
tenaga medis yang demikian pula adanya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus dari
pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta komitmen
untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh masyarakat. Selain itu,
Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan
masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
B. Saran
8. Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
9. Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
10. Merestrukturisasikan peran Puskesmas
11. Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
12. Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Tjiptoherijanto, prijono, Said Z. Abidin, Reformasi Administrasi dan Pembangunan Nasional.


1993. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta

http://model-puskesmas-era-desentralisasi.html, diunduh tanggal 26 November 2011

http://one.indoskripsi.com, diunduh tanggal 26 November 2011

http://alfredsaleh.files.wordpress.com, diunduh tanggal 26 November 2011

Anda mungkin juga menyukai