Anda di halaman 1dari 19

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DIARE

PADA BALITA DI LINGKUNGAN KERJA PUSKESMAS


SUKARAMAI MEDAN
TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan


pendidikan Diploma III keperawatan Harapan Mama
Kabupaten Deli Serdang

MONANG PARDOMUAN HARAHAP


11.010.33
PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN HARAPAN MAMA
KEBUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting

karena merupakan penyumbang ketiga angka kesakitan (morbiditas) dan kematian

(mortalitasnya) anak di berbagai Negara termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3

miliar serangan dan 3,2 jta kematian pertahun pada balita pertahun pada balita disebabkan

oleh diare. Setiap anak mengalami episode serangan rata rata 3,3 kali setiap tahun. Lebih

kurang 80% kematian terjadi pada anak berusia kurang dari 2 tahun.

Penyebab utama kematian diare adalah dehidrasi akibat kehilangan cairan dan

elektrolit melalui tinja. Penyebab lainnya adalah disentri, kurang gizi, dan infeksi. Golongan

umur yang paling menderita akibat diare adalah anak anak karena daya tahan tubuhnya

masih lemah (Widoyono, 2012).

Penyakit diare merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan terjadi hampir di

seluruh daerah geografis di dunia dan bisa menyerang seluruh kelompok usia baik laki laki

maupun perempuan, tetapi penyakit diare dengan tingkat dehidrasi berat dengan angka
kematian paling tinggi banyak terjadi pada bayi dan balita Diare seringkali dianggap sebagai

penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya.

Berdasakan catatan World Health Organization (WHO), secara global, tingkat

kematian anak mengalami penurunan sebesar 41% dari estimasi 87 kematian per 1000

kelahiran pada tahun 1990, menjadi 51 kematian per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2011.

Penurunan ini menjadi penurunan rata-rata angka kematian anak sebesar 2.5% setiap

tahunnya. Jumlah kematian anak telah menurun dari 12 juta pada tahun 1990 dan pada tahun

2011 sebanyak 6.900.000 anak.

Penyebab utama kematian pada anak diseluruh dunia adalah pneumonia, komplikasi

kelahiran prematur, diare, asfiksia dan malaria. Sekitar sepertiga dari semua kematian pada

anak adalah kekurangan gizi. Diare menempati urutan kelima menyumbang kematian pada

anak di seluruh dunia.

Tahun 2010 dilaporkan 2,5 juta kasus diare pada anak diseluruh dunia. Kasus diare

terbanyak di Asia dan Afrika kurang memadainya status gizi pada anak. Dan kurangnya

sanitasi air bersih.

Jumlah kematian anak di seluruh dunia sebanyak 6.9 juta anak pada tahun 2011. Dari

jumlah kematian tersebut didapat 18% kematian akibat dari penyakit diare. Kelompok umur

yang tertinggi terkena diare di seluruh dunia yaitu umur dibawah 5 tahun. Menurut data anak

yang meninggal di seluruh dunia pada tahun 2011 sebanyak 6,9 juta anak ada sebanyak 3,9

juta anak dibawah 5 tahun yang terkena diare.

Berdasarkan profil Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2011. Pada tahun2009

dilaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB) diare di Indonesia dengan jumlah penderita sebanyak

5,756 atau sebesar 1,74 %, tahun 2010 sebanyak 4,204 atau sebanyak 1,74%. data terakhir

pada tahun 2011 kejadian diare sebanyak 3,003 atau sebanyak 0,40% Dari hasil data kejadian

diare tahun 2009 2011 terjadi penurunan angka kejadiannya(Zulkarnaen, 2014).

Sedangkan profil Dinas Kesehatan Sumatera Utara mengatakan bahwa berbagai

penyakit, khususnya diare masih mendominasi di Provinsi Sumatera Utara. Bahkan, setiap
tahunnya yakni di tahun 2011 dan 2012, kasus diare di Kota Medan mengalami peningkatan

yang cukup signifikan.

Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, kasus

kejadian diare di Kota Medan sepanjang tahun 2011 sebanyak 29.375 kasus, sedangkan di

tahun 2012, angka diare sebanyak 29.769 kasus. Secara global, kasus diare yang terjadi di

Sumatera Utara memang cendrung mengalami peningkatan. Sepanjang tahun 2011, kasus

diare di Provinsi Sumut sebanyak 215.651 kasus dengan rincian 212.729 kasus mendapat

pelayanan di sarana kesehatan dan 215.651 kasus ditemukan oleh kader.

Selain Kota Medan, diare tahun 2011 terbanyak terjadi di Deli Serdang sebanyak

17.529 kasus, Langkat sebanyak 14.175 kasus, Serdang Bedagai sebanyak 11.962, (3 korban

meninggal) dan Simalungun terjadi 32.428 kasus. Sedangkan tahun 2012, Kota Medan masih

menjadi peringkat pertama kasus diare sebanyak 29.769 kasus, diikuti Deli Serdang sebanyak

20.535 kasus, Langkat sebanyak 15.477 kasus, Simalungun sebanyak 27.943 kasus (1 korban

meninggal) dan Labuhan Batu Utara sebanyak 12.253 kasus(Sumutpos, 2013).

Diare merupakan penyebab kurang gizi yang penting terutama anak anak. Diare

menyababkan anoreksia (kurang nafsu makan) sehingga megurangi asupan gizi dan diare

dapat megurangi daya serap usus terhadap sari makanan. Dalam keadaan infeksi, kebutuhan

sari makanan pada anak anak yang mengalami diare akan meningkat, sehingga setiap

serangan diare akan meyebabkan kekurangan gizi. Jika hal ini berlangsung terus menerus

akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan anak. Penyakit diare dapat ditanggulangi dengan

penangan yang tepat sehingga tidak sampai menimbulkan kematian terutama pada balita

(Widoyono, 2012).

Menurut Praktisi Kesehatan Sumatera Utara, Destanul Aulia, Kamis (28/3/2012)

mengatakan seharusnya dengan adanya piala Adipura bisa menjadi indikator penting dalam

kesehatan. Diare itu kan terjadi karena lingkungan kotor, katanya. Berdasarkan data yang

diperoleh di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, kasus kejadian diare di Kota Medan

sepanjang tahun 2011 sebanyak 29.375 kasus, sedangkan di tahun 2012, angka diare
sebanyak 29.769 kasus. Selain itu, usaha promosi dan preventif dari Dinas Kesehatan Kota

Medan harus ditingkatkan. Peran puskemas harus diberdayakan secara maksimal (Aulia,

2013).

Berdasarkan hasil survey yang dilakuakan pada tanggal 09 mei 2014 di puskesmas

sukaramai medan ditemukan dari bulan januari s/d mei 2014 data diare berjumlah 207 balita.

Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit

Diare Pada Balita Di Lingkungan Kerja Puskesmas Sukaramai Medan Tahun 2014.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka hal yang menjadi masalah dalam penelitian

ini adalah Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit Diare Pada Balita

Di Lingkungan Kerja Puskesmas Sukaramai Medan Tahun 2014?.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit Diare Pada Balita Di

Lingkungan Kerja Puskesmas Sukaramai Medan Pada Tahun 2014.

1.3.2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang penyakit diare pada balita di wilayah

kerja Puskesmas Sukaramai Medan berdasarkan pendidikan.

b) Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang penyakit diare pada balita di wilayah

kerja Puskesmas Sukaramai Medan berdasarkan pekerjaan.

c) Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang penyakit diare pada balita di wilayah

kerja Puskesmas Sukaramai Medan berdasarkan umur.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Masyarakat


Hasil diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat terutama para ibu

tentang pentingnya memperhatikan tanda tanda yang dapat mempengaruhi terjadinya

penyakit diare pada balita sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kejadian penyakit

diare.

1.4.2. Bagi Institusi

Untuk menambah informasi dan referensi perrpustakaan Istitusi Pendidikan Akademi

Keperawatan Harapan Mama.

1.4.3. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman nyata dan menambah wawasan dalam penelitian mengenai

gambaran pengetahuan ibu tentang penyakit diare pada balita.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

Dari kutipan buku Notoatmodjo (2003). Pengetahuan kognitif merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan (ovent behavior). Dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan:

a) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. termasuk ke

dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) suatu yang spesifik dan

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini

adalah merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Kata kerja untuk mengukur bahawa
orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu meyebutkan,menguraikan, mengidentfikasi,

menyatakan dan sebagainya.

b) Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham

terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya terdapat suatu objek ynag dipelajari.

c) Aplikasi (Application)

Apikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan

hukum hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

lain.

d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek kedalam

komponen komponen tetapi masih dalam stuktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (Syntesis)

Sisntesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau

menghubungkan bagian bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain

sintetesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

f) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek . Penilaian penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria kriteria yang telah ada.

2.1.1. Beberapa Cara Memperoleh pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari Notoatmodjo,(2003) adalah sebagai

berikut:
1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan, yaitu :

a. Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan sebelum adanya peradaban. Cara

coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah

dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai

masalah tersebut dapat dipecahkan.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan pimpinan masyarakat baik formal

maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang

menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa

menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris

maupun penalaran sendiri.

c. berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan

cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi masa lalu.

2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metodologi

penelitian. Cara ini mula mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561 1626), kemudian

dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan

penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.

2.1.2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita cita tertentu yang mentukan menusia untuk

berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan
diperlukan untuk mendapat informasi, misalnya hal hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB Mantra yang dikutip dari

Notoatmodjo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku

seseorang akan pola hidup terutama dalam motivasi untuk sikap berperan serta dalam

pembangunan. (Nursalam, 2003) Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin

mudah menerima informasi.

2) Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan yang harus

dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya.Akan tetapi

pekerjaan akan memberikan motivasi bagi pekerja, antara lain adalah untuk menambah

penghasilan keluarga, menghindari rasa bosan, mengisi waktu luang dan ingin

mengembangkan diri.

3) Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip dari Nursalam (2003), usia adalah umur individu yang

terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998)

semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa

dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari

pengalaman dan kematangan jiwa (Wawan dan Dewi, 2010).

2.2. Ibu

Ibu adalah orang tua perempuan seorang anak, baik melalui hubungan biologis

maupun sosial. Umumnya, ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan

anak, dan panggilan ibu dapat diberikan untuk perempuan yang bukan orang tua kandung

(biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orang tua

angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri ayah biologis anak) (Wikipedia, 2014).
Ibu adalah istri dari suami dan ibu dari anak anak berperan untuk mengurus rumah

tangga, sebagai pegasuh dan pendidik anak anaknya, pelindung dan salah satu anggota

kelompok sosial, serta sebagai anggota masyarakat dan lingkungan, disamping itu berperan

pula sebagai pencari nafkah tambahan keluarga (Dion dan Betan, 2013).

Bunda dan Mama adalah sebutan lain untuk ibu. Pemanggilan ibu dengan sebutan

"mama" sudah menjadi hal yang umum di masyarakat Indonesia. Dalam bahasa gaul ibu

disebut dengan Nyokap.

Ibu adalah perempuan yang karena fungsinya yang mulia disebut ibu. Ibu adalah

sebutan untuk menghormati kodrat perempuan dan sebagai satu-satunya jenis kelamin yang

mampu untuk melahirkan anak, menikah atau tidak mempunyai kedudukan atau tidak,

seorang perempuan adalah seorang ibu.

Selain itu, dalam bahasa Indonesia panggilan "ibu" juga dapat ditujukan kepada

perempuan asing yang relatif lebih tua daripada si pemanggil atau panggilan hormat kepada

seorang wanita, tanpa memedulikan perbedaan usia (Wikipedia, 2014).

2.3. Diare

2.3.1. Defenisi

Diere adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair. Bisa juga didefenisikan

sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak

dari biasanya. Balita dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan

neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali bang air besar (Dewi, 2011).

2.3.2. Etiologi

Diare dapat disebabkan karena beberapa faktor, seperti infeksi, malabsorbsi, makanan,

dan psikologi.

1) Faktor infeksi

Proses ini dapat diawali dengan adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk kedalam

saliran percernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan sel mukosa intestinal yang
dapat menurunkan daerah permukaan intestinal sehingga terjadi perubahan kapasitas dari

intestinal yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi intestina dalam absorbsi cairan dan

elektrolit. Adanya toksin bakteri juga akan menyebabkan sistem transpor menjadi aktif dalam

usus, sehinggga sel mukosa mengalami iritasi dan akhirnya sekresi cairan dan elektrolit akan

meningkat.

2) Faktor malabsorbsi

Merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang mengakibatkan tekanan osmotik

meningkat kemudian akan terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat

meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadi diare.

3) Faktor makanan

Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik dan dapat terjadi

peningkatan pristaltik usus yang akhirnya menyebabkan penurunan kesempatan untuk

menyerap makanan.

4) Faktor psikologis

Dapat mempengaruhi terjadinya pristaltik usus yang dapat mempengaruhi proses penyerapan

makanan (Hidayat, 2008).

2.3.3. Patogenis

Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan terjadinya diare adalah sebagai berikut:

1) Gangguan osmotik.

Akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh tubuh akan menyebabkan

tekanan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan

merangsang usus untuk mengeluarkan isinya sehingga timbul diare.

2) Gangguan sekresi.

Akibat rangsangan tertentu, misalnya toksin pada dinding usus yang akan menyebabkan

peningkatan sekresi air dan elektrolit yag berlebihan kedalam rongga usus, sehigga akan

terjadi peningkatan isi rongga usus yang akan merangsang pengeluaran isi dari rongga usus

dan akhirnya timbul diare.


3) Gangguan motilitas usus.

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan bagi usus untuk menyerap

makanan yang masuk, sehingga akan timbul diare. Akan tetapi, apabila terjadi kedaan

sebaliknya yaitu penurunan dari peristaltik usus maka akan dapat menyebabkan pertumbuhan

bakteri yang berlebihan di dalam rongga usus sehingga akan menyebabkan diare juga.

2.3.4. Tanda Dan Gejala

Berikut adalah tanda dan gejala pada balita yang mengalami diare :

1. Cengeng, rewel.

2. Gelisah.

3. Suhu meningkat.

4. Nafsu makan menurun.

5. Feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan adanya darah, kelemahan, feses ini

akan berwarna hijau dan asam.

6. Anus lecet.

7. Dehidrasi, bila mejadi dahidrasi berat akan terjadi penurunan volume dan tekanan darah, nadi

capat dan kecil, peningkatan denyut jantung, penurunan kesadaran, dan diakhiri dengan syok.

8. Berat badan menurun.

9. Turgor kulit menurun.

10. Mata dan ubun ubun cekung.

11. Selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering.

2.3.5. Penatalaksanaan

Perinsip perawatan diare adalah sebagai berikut.

1) Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan).

2) Diatetik (pemberian makanan).

3) Obat obatan :
a. Jumlah cairan yang diberikan adalah 100 ml/kg BB/ hari sebanyak 1 kali setiap 2 jam, jika

diare tanpa dehidrasi, sebanyak 50% cairan ini diberikan dalam 4 jam pertama dan sisanya

adlibitum.

b. Sesuaikan dengan umur anak.

c. Apabila dehidrasi ringan dan diarenya 4 kali sehari, maka diberikan cairan 25 100

ml/kg/BB dalam sehari atau setiap 2 jam sekali.

d. Oralit diberikan sebanyak 100 ml/kgBB setiap 4 6 jam pada kasus dehidrasi ringan

sampai berat.

4) Teruskan pemberian ASI karena bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh anak.

Sistematika penatalaksanaan berdasakan diare.

Diare
Dehidrasi ringan sampai berat
Dehidrasi berat degan komplikasi/penyakit penyerta
Tanpa dehidrasi sampai dengan/tanpa dehidrasi ringan
Oralit
Cairan rehidrasi parenteral, misalnya dengan ringer laktat (RL) dan gulukosa
Cairan RT (LGG, air tajin, kuah sayuran, dan tehbotol
Perawatan di puskesmas /
poliklinik RS
Perawatan di RS / Puskesmas
Pengobatan di rumah
(Dewi, 2011).

2.4. Balita

2.4.1. Pengertian Balita

Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan

yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 bulan BB naik 2x BB lahir dan

3x BB lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai

lambat pada masa prasekolah kenaikan BB kurang lebih 2 kg/ tahun, kemudian pertumbuhan

konstan mulai berakhir (Saputra, 2012).

Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah

satuperiode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai

daridua sampai dengan lima tahun,atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60

bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah. Adapun masa perkembangan dan

kebutuhan balita/prasekolah adalah sebagai berikut :

2.4.2. Perkembangan Fisik

Pertambahan berat badan Ciri khas perkembangan balitaan menurun, terutama diawal

balita. Hal ini terjadi karena balita menggunakan banyak energi untuk bergerak.

2.4.3. Perkembangan Psikologis

Terjadi perubahan yang cukup drastis dari kemampuan psikomotor balita yang mulai

terampil dalam pergerakannya (lokomotion). Mulai melatih kemampuan motorik

kasar misalnya berlari, memanjat, melompat, berguling, berjinjit, menggenggam, melempar

yang berguna untuk mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang atensi.

Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai terlatih seperti

meronce, menulis, menggambar, menggunakan gerakan pincer yaitu memegang benda

dengan hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulisatau
mencubit serta memegang sendok dan menyuapkan makanan kemulutnya, mengikattali

sepatu.

Pada masa balita adalah saatnya dilakukan latihan mengendalikan diri atau biasa

disebut sebagai toilet training. Freud mengatakan bahwa pada usia ini individu mulai berlatih

untuk mengikuti aturan melalui proses penahanan keinginan untuk membuang kotoran.

2.4.4. Kognitif

1) Pada periode usia ini pemahaman terhadap objek telah lebih ajeg. Balita memahami bahwa

objek yang diaembunyikan masih tetap ada, dan akan mengetahui keberadaan objek tersebut

jika proses penyembunyian terlihat oleh mereka. Akan tetapi jika prose penghilangan objek

tidak terlihat, balita mengetahui benda tersebut masih ada, namun tidak mengetahui dengan

tepat letak objek tersebut. Balita akan mencari pada tempat terakhir ia melihat objek

tersebut. Oleh karena itu pada permainan sulap sederhana, balita masih kesulitan untuk

membuat prediksi tempat persembunyian objek sulap.

2) Kemampuan bahasa balita bertumbuh dengan pesat. Pada periode awal balita yaitu usia dua

tahun kosa kata rata-rata balita adalah 50 kata, pada usia lima tahun telah menjadi diatas 1000

kosa kata. Pada usia tiga tahun balita mulai berbicara dengan kalimatsederhana berisi

tiga kata dan mulai mempelajari tata bahasa dari bahasa ibunya. contoh kalimat Usia 24

bulan: "Haus, minum" Usia 36 bulan: "Aku haus minta minum".

2.4.5 Pendidikan Dan Pengembangan

Cara belajar yang dilakukan pada usia prasekolah ini melalui bermain

sertarangsang dari lingkungannya, terutama lingkungan rumah. Terdapat pula pendidikan di

luar rumah yang melakukan kegiatan belajar lebih terprogram dan terstruktur, walau tidak

selamanya lebih baik.


Contoh peran balita dalam bermain :

a) Permainan peran, melatih kemampuan pemahaman sosial

contoh: permainan sekolah, dokter-dokteran, ruman rumahan dll.

b) Permainan imajinasi melatih kemampuan kreativitas anak

c) Permainan motorik, melatih kemampuan motorik kasar dan halus.

Motorik Kasar contoh: spider web, permainan palang, permainan keseimbangan dll. Motorik

halus: meronce, mewarnai, menyuap. (Wikipedia, 2010).

2.5.Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah merupakan bagian penelitian yang menyajikan konsep atau

teori dalam bentuk kerangka konsep peneletian. Pembuatan kerangka konsep ini mengacu

pada masalah masalah (bagian bagian) yang akan diteliti atau berhubungan dengan

peneliti dan dibuat dalam bentuk kontruk atau lebih dikenal dengan variabel. Variabel adalah

simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep.

Adapun yang menjadi kerangka konsep dalam penelitian pada peran ibu adalah sesuai

dengan yang diuraikan pada studi pustaka.

Variabel Independent Variabel Dependent

Faktor yang mempengaruhi


Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit Diare Pada Balita
Pendidikan
Pekerjaan
Umur

pengetahuan :

2.5.1. Variabel Independent


Variabel indevendent adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya

vatiabel dependent (terikat). Variabel ini juga dikenal dengan nama variabel bebas, artinya

bebas dalam mempengaruhi variabel lain, variabel ini punya nama lain seperti variabel

prdiktor, resiko, atau kausa.

2.5.2. Variabel Dependent

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena

variabel bebas. Variabel ini tergantung dari variabel bebas terhadap perubahan. Variabel ini

juga disebut dengan sebagai variabel efek, outcome, atau event (Hidayat, 2011).

2.6. Defenisi Oprasional

Suatu yang mengesahkan kepada pengamat atau pengukuran terhadap variabel

variabel yang bersangkutan atau sebagai alat ukur (Natoatmodjo, 2010).

2.6.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah kemampuan ibu menjawab pertanyaan yang diajukan dalam

bentuk kuisioner dengan kategori sebagai berikut :

a. Baik : bila responden menjawab dengan benar 16 20 soal dengan skor 76 100%.

b. Cukup : bila responden menjawab dengan benar 12 15 soal dengan skor 56 76%.

c. Kurang : bila reponden hanya menjawab dengan benar < 12 soal dengan skor < 56%.

2.6.2. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan

atau meningkatkan pengetahuan tertentu sehingga sarana pendidikan itu dapat berdiri sendiri,

dengan kategori :

a. Pendidikan dasar (SD / MI dan SMP / MTS)

b. Pendidikan menengah (SMA / MA)

c. Perguruan Tinggi

(Skala Ordinal)
2.6.2. Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan

yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya.

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah

yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya

merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu ibu akan pengaruh terhadap

kehidupan keluarga (Wawan, dan Dewi 2010).

2.6.3. Umur

Umur adalah usia ibu yang terhitung sejak lahir hingga ulang tahun terkhir dengan

kategori :

a. < 20 tahun

b. 21 30 tahun

c. > 31 tahun

(Skala Ordinal)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskritif yaitu yang

bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang penyakit diare pada balitadi

Puskesmas Sukaramai Medan Tahun 2014.

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di lingkungan kerja Puskesmas Sukaramai Medan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan april 2014 s/d juni 2014.
3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Poplasi adalah seluruh objek atau sabjek dengan karaktristik tertentu yang akan

diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu Rumah Tangga Yang Mempunyai Balita

Diwiyah Kerja Puskesmas Sukaramai Medan yang datang berobat ke puskesmas

tersebut yaitu sebanyak 349 ibu rumah tangga.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai

penelitian melalui tehnik sampling. Pengambilan sampel secara Accidental Sampling.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

kuisoner dengan beberapa pertanyaan yang akan dibagikan kepada responden dengan cara 20

pertanyaan.

3.5. Tehnik Pengelolaan Data

Pengelolaan data adalah suatu data yang telah dikumpulkan diperoleh dengan

menggunakan langkah langkah sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah upaya memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau

dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data

terkumpul.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari

atas beberapa kategori.

c. Tabulating
Tabulating yaitu mempermudah analisa data, pengelolaan data serta pengambilan kesimpulan

data yang kemudian dimasukkan dalam tabel tabel distribusi frekuensi.

3.6. Tehnik Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan cara deskriktif dengan melihat persentase data yang

terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel tabel distribusi frekuensi. Analisa data

dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia. (2011). Asuhan Neonatus Bayi Dan Anan Balita. Cetakan
Ke 3. Selemba Medika : Jakarta.

Dion, Yohannes dan Betan, Yasinta. (2013). Asuhan Keperawatan Keluaga Konsep
Dan Praktik. Cetakan Pertama. Nuha Medika : Yokyakarta.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2011). Metode Penelitian Keperawatan Dan Tekhnik


Analisa Data. Edisi I. Salemba Medika : Jakarta.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Edisi I. Salemba Medika : Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan . Rineka Cipta :


Jakarta.

Sumutpos. (2013). Angak Kejadian Diare Di Sumatra Utara Pada Tahun 2013/2014.
From : http://Sumutpos.Co/2013/03/55020/Medan-Tertinggi-Kasus-Diare. 04 Maret 2014.

Saputra, Andy (2012). Pengertian Balita Dan Perannya,


From : Http://Fourseasonnews.Blogspot.Com/2012/05/Pengertian-Balita.html, 02 Aril 2014.

Wawan, A dan Dewi, M. (2010). Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Manusia.Nuha


Medika : Yogyakarta

Widoyono. (2012). Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &


Pemberantasan. Erlangga Medical Series : Jakarta.
Wikipedia. (2014). Pengertian Ibu Dan Peran Ibu,
From : Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Ibu, 03 April.
Zulkarnaen, Iskandar. (2014). Profil who tentang kejaidan diare
terbaru. From :http://kuliahiskandar.blogspot.com/2014/01/jurnal-hubungan-pendapatan-
keluarga-dan.html, 03 april 2014.
Diposkan oleh achmad faizun di 20.35
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: askep diare, Contoh KTI, Diare pada balita, proposal KTIw

Anda mungkin juga menyukai