DISUSUN OLEH :
Danik Kuswati P27220019193
Fatimah Emma Syahara P27220019207
Muhammad Khairul Huda P27220019220
Sarah Nur Maya P27220019234
Winda Ayu Fitaloka P27220019248
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “KONSEP REKREASI DAN BERMAIN” ini dengan baik. Dalam
penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Sri Lestari Dwi Astuti, SKp.,Ns., M.Kes selaku pembimbing
yang telah memberikan arahan kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan masukan demi perbaikan makalah yang
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan
saran yangmembangun demi perbaikan dimasa depan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk memiliki gaya hidup yang sihat, rekreasi adalah satu
keutamaan. Rekreasi juga adalah aspek penting di dalam kehidupan seharian
seseorang. Selain nutrisi, olahraga, rekreasi merupakan salah satu faktor
pendukung gaya hidup sehat. Salah satu terapi digunakan pada pasien
gangguan jiwa adalah terapi rekreasi. Dikarenakan terapi ini membuat pasien
menjadi bahagia, senang, dan dapat bersosialisasi antara pasien, perawat, dan
lingkungan sekitar. Tetapi terapi rekreasi ini di indonesia belum begitu
terkenal di bandingkan dengan terapi-terapi yang sudah ada saat ini. Terapi
rekreasi ini bisa di kombinasikan dengan terapi-terapi lain, seperti terpi
lingkungan, terapi musik, terapi seni dan terapi gerak (Handayani, 2012)
Terapi rekreasi merupakan cara baru untuk memberikan perawatan
kepada orang-orang yang menderita berbagai cacat dan penyakit. Terapi
rekreasi digunakan di beberapa daerah penyakit seperti Alzheimer, Parkinson,
gangguan kognitif dan neurologis. Terapi rekreasi sangat efektif bagi pasien
yang menarik diri, dikarenakan pada pasien yang menarik diri interaksi
sosialnya kurang. Diharapkan setelah mengikuti terapi rekreasi ini, pasien
yang awalnya menarik diri dapat merubah sikap dan prilakunya untuk
bersosialisasi dalam interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitar
(Harsono. Y, 2015)
B. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Kebutuhan Dasar
Manusia (KDM) pada tahap anak yaitu rekreasi dan Bermain.
C. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini dengan menggunakan metode diskriptif dan metode
studi pustaka yaitu menggunakan buku referensi untuk pembuatan makalah
dan referensi dari internet dan sumber buku yang telah tersedia.
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Rekreasi berasal daripada bahasa Latin yaitu recretio yang berarti
penyegaran kesehatan (Torkildsen, 1992). Dengan kata lain, rekreasi
membawa maksud penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang.
Menurut Edington & Kraus et al. (1990), rekreasi merupakan satu aktiviti
yang dilakukan semasa waktu lapang, menyenangkan dan mempunyai kualiti
secara social (Agus Mahendra, 2012).
Jadi rekreasi secara keseluruhannya digambarkan sebagai perbuatan
seseorang individu menyertai sesuatu aktiviti dengan kerelaan serta
kesenangan pada masa lapang. Pengertian bermain sangatlah unik dan
deskriptif. Terdapat berbagai pandangan dan pengertian yang diberikan oleh
kaum akademik maupun non akademik secara luas dan beraragam, mulai teori
klasik yang dikaitkan dengan “surplus energy” dan hewan. Teori ini
menyatakan, semakin tinggi spesies makhluk hidup semakin banyak waktu
dihabiskan untuk bermain di mana pada kasus spesies yang lebih rendah
energi dikeluarkan hanya untuk memenuhi kebutuhan utama organisme
tersebut (Alifatin, 2014)
B. Tujuan Rekreasi
Menurut Krippendorf (1994), kegiatan rekreasi merupakan salah satu
kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Kegiatan tersebut ada yang
diawali dengan mengadakan perjalanan ke suatu tempat. Secara psikologi
banyak orang di lapangan yang merasa jenuh dengan adanya beberapa
kesibukan dan masalah, sehingga mereka membutuhkan istirahat dari bekerja,
tidur dengan nyaman, bersantai sehabis latihan, keseimbangan antara
pengeluaran dan pendapatan, mempunyai teman bekerja yang baik, kebutuhan
untuk hidup bebas, dan merasa aman dari resiko buruk. Melihat beberapa
pernyataan di atas, maka rekreasi dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan
yang dilakukan sebagai pengisi waktu luang untuk satu atau beberapa tujuan,
diantaranya untuk kesenangan, kepuasan, penyegaran sikap dan mental yang
dapat memulihkan kekuatan baik fisik maupun mental (Hawari D, 2014).
Banyak nilai yang dapat diperoleh dari rekreasi dengan menggunakan
dasar persekutuan. Ketegangan dapat dilepaskan dan energi yang ada dapat
digunakan dengan cara-cara yang berguna. Anak-anak dapat diajari bagaimana
berolah raga dalam berbagai kegiatan sehingga kemampuan individu dapat
dibangun dan ditingkatkan melalui rekreasi. Anak-anak perlu belajar berelasi
dengan orang lain di arena bermain sebagaimana di dalam kelas atau rumah.
Kreativitas dapat ditingkatkan dan dibangun, dan cara-cara baru untuk
melakukannya dapat diperkenalkan. Salah satu manfaat penting dari rekreasi
adalah dalam pembentukan karakter/sifat. Telah dikatakan bahwa “anak-anak
belajar melalui bermain”. Melalui suatu program rekreasi yang telah disusun
dan direncanakan dengan baik, anak-anak dapat belajar untuk menikmati
penggunaan waktu sebaik-baiknya. Tantangan pada pengajaran yang efektif
dengan menggunakan latar alami amat tidak terbatas bagi para pemimpin dan
para guru. Tujuan rekreasi adalah sebagai berikut :
1. Pengisi waktu luang
2. Pelepas lelah, kebosanan dan kepenatan
3. Sebagai imbangan subsisten activity (kegiatan pengganti/pelengkap),
contoh pendidikan dan pekerjaan/bekerja
4. Sebagai pemenuh fungsi sosial (fungsi sosial ini dilakukan untuk kegiatan
berkelompok serta rekreasi aktif). Untuk memperoleh kesegaran jasmani
dengan olahraga yang menyenangkan dan memperoleh kesenangan.
C. Macam-Macam Rekreasi
Rekreasi terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Rekreasi aktif
Rekreasi aktif adalah jenis rekreasi yang memerlukan banyak aktivitas
fisik/ tenaga. Seperti: mendaki gunung, sepak bola, traveling.
2. Rekreasi Pasif
Rekreasi pasif adalah jenis rekreasi yang banyak melibatkan aktivitas
relaksasi dan tidak memerlukan banyak tenaga. Contoh: menonton TV,
mendengarkan music, kuliner.
D. Jenis-Jenis Rekreasi
1. Pariwisata
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan
untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk
aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang
melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya
dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata
Dunia. Definisi yang lebih lengkap, turisme adalah industri jasa. Mereka
menangani jasa mulai dari transportasi; jasa keramahan - tempat tinggal,
makanan, minuman; dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi,
keamanan, dll. Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian,
petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda lainnya.
Banyak negara, bergantung banyak dari industri pariwisata ini
sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa
kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini
adalah salah satu strategi yang dipakai oleh Organisasi Non-Pemerintah
untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk
meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada
orang non-lokal.
2. Olahraga
Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak
hanya secara jasmani tetapi juga rohani (misalkan olahraga tradisional dan
modern).
3. Permainan
Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan
bersenang- senang, mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan.
Permainan biasanya dilakukan sendiri atau bersama-sama.Permainan ada
tingkatannya berdasarkan umur, ada permainan anak dan ada permainan
dewasa.Ada juga permainan untuk umum yaitu permainan computer.
4. Hobi
Hobi adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu luang
untuk menenangkan pikiran seseorang. kataHobi merupakan sebuah kata
serapan dari Bahasa Inggris "Hobby". Tujuan hobi adalah untuk memenuhi
keinginan dan mendapatakan kesenangan. Terdapat berbagai macam jenis
hobi seperti mengumpulkan sesuatu (Koleksi), membuat, memperbaiki,
bermain dan pendidikan dewasa.
E. Terapi Rekreasi
Terapi rekreasi merupakan cara baru untuk memberikan perawatan
kepada orang-orang yang menderita dari berbagai cacat dan penyakit. Terapi
rekreasi digunakan di beberapa daerah penyakit seperti Alzheimer, Parkinson,
gangguan kognitif dan neurologis.
Terapi reakreasi ialah suatu bentuk terapi yang mempergunakan media
reakresi (bermain, berolahraga, berdarmawisata, menonton TV, dan
sebagainnya) dengan tujuan mengurangi keterganguan emosional dan
memperbaiki prilaku melalui diskusi tentang kegiatan reakresi yang telah
dilakukan, sehingg perilaku yang baik diulang dan yang buruk dihilangkan.
Yaitu terapi yang menggunakan kegiatan pada waktu luang, dengan tujuan
pasien dapat melakukan kegiatan secara konstruktif dan menyenangkan serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial. Terapi rekreasi membantu
untuk menyembuhkan orang dengan cara yang positif dan juga sebagai per
umpan balik dari pasien dan penelitian, orang-orang yang menggunakan terapi
ini jarang depresi atau stres karena penyakit mereka.
K. Jenis-jenis permainan
Menurut Seifert & Hoffnung (1994), membagi permainan anak
menjadi 4 jenis, yang dibagi berdasarkan pada tahap-tahap perkembangan
kognitif, yaitu sebagai berikut:
1. Permainan fungsional (functional play). Permainan fungsional adalah
permainan selama periode sensorimotorik dengan bentuk permainan yang
bersifat fisik dan berulang.
2. Permainan konstruktif (constructive play). Permainan konstruktif adalah
bentuk permainan yang menggunakan benda untuk membangun atau
membuat sesuatu.
3. Permainan dramatik (dramatic play). Permainan dramatik adalah suatu
bentuk permainan yang dilakukan secara berpura-pura.
4. Permainan dengan aturan (formal play). Permainan dengan aturan adalah
suatu bentuk permainan yang dilakukan oleh anak dengan memiliki
aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi oleh anak yang memainkannya.
A. Jurnal (Terlampir)
B. Analisa Jurnal (PICOT)
1. Nama peneliti
Noverita, Mulyadi, dan Mudatsir Magister Keperawatan, Fakultas
Keperawatan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Bagian Pulmonologi,
Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Bagian
Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
2. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi bermain
terhadap tingkat kecemasan anak usia 3-5 tahun yang berobat di
Puskesmas Peukan Baro Kabupaten Pidie. Penelitian berjenis kuantitatif
ini didesain dalam bentuk quasi experiment melalui pendekatan pre-post
test design without controlling yaitu kecemasan diukur sebelum dan
sesudah diberikan terapi bermain.
3. Populasi (P)
Jumlah Populasi pada penelitian ini menggunakan sampel yang didapat
sebanyak 75 anak.Yang rerata berusia 3-5 tahun yang berobat ke
Puskesmas Peukan Baro Kabupaten Pidie.
4. Intervensi (I)
Penelitian berjenis kuantitatif ini didesain dalam bentuk quasi experiment
melalui pendekatan pre-post test design without controlling yaitu
kecemasan diukur sebelum dan sesudah diberikan terapi bermain.
5. Comparation (C)
Pada Penelitian ini menggunakan desagin penelitian pre-post test design
without controlling dalam bentuk quasi experiment dan hasil pengolahan
data dianalisa dengan menggunakan statistik non parametrik yaitu
Wilcoxon Signed Rank Test tanpa ada pembanding yang digunakan.
6. Outcame (O)
Dalam penelitian menyebutkan bahwa hasil penelitian yang telah
dilakukan terdapat hasil ada perbedaan yang signifikan antara tingkat
kecemasan anak antara sebelum dilakukan terapi bermain dengan sesudah
dilakukan terapi bermain di Puskesmas Peukan Baro Kabupaten Pidie
dengan nilai p value 0,000. Pada pengukuran pertama didapatkan nilai
rata-rata sebelum dilakukan terapi bermain dengan mean 18,65 dan
standart devisiasi 3,359, sedangkan pada pengukuran yang kedua
didapatkan hasil nilai rata-rata sesudah dilakukan terapi bermain dengan
mean 13,77 dan standart devisiasi 5,429.
7. Time (T)
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 26 Juni sampai dengan 29 Juli 2016
di Poliklinik Anak Puskesmas Peukan Baro Kabupaten Pidie.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Terapi rekreasi membantu untuk menyembuhkan orang dengan cara
yang positif dan juga sebagai per umpan balik dari pasien dan penelitian,
orang-orang yang menggunakan terapi ini jarang depresi atau stres karena
penyakit mereka. Aktifitas di atas dapat memenuhi banyak kebutuhan dan
keinginan dari suatu individu, serta penting untuk perkembangan fisik maupun
psikososialnya. Perubahan pola aktifitas dapat merubah dari disfungsional dari
suatu individu dikarenakan individu itu unik. Perubahan tersebut dilakukan
melalui motorik, kognitif dan sosial learning. Salah satu cara yang digunakan
dalam terapi rekrasi yaitu terapi relaksasi berupa mandi rempah-rempah. Hal
tersebut bertujuan untuk meredakan stress.
B. Saran.
1. Dalam suatu proses pasti seseorang individu akan mengalami suatu
kekurang bahkan suatu kelebihan. Diantara kelebihan itu terdapat suatu
kekurangan, seperti didalam hal yang kelompok kami hadapi. Maka dari
itu kelompok kami mengharapkan saran khususnya dari dosen
pembimbing dan umumnya dari rekan-rekan.
2. Bagi perawat dan pihak Puskesmas untuk dapat meningkatkan mutu
pelayanan asuhan keperawatan pada anak yang berobat di puskesmas,
dengan meningkatkan perhatian dan memberikan terapi bermain sesuai
dengan tahap perkembangan anak serta menyediakan sarana bermain
sehingga anak-anak akan merasa aman dan nyaman selama dalam
perawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Hale, M.A (2014). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kecemasan Anak yang
Mengalami Hospitalisasi di Ruang Mirah Delima Rumah Sakit William
Booth Surabaya. Jurnal Stikes William Booth, 7-10
Hockenberry, M.J., & Wilson, D. (2007). Nursing care of infants and children. 8th
edition. St.louis: Mosby Elsevier.
Hurlock. E. B. (2011). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.