Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH STRES MANAJEMEN KELOMPOK REMAJA

DISUSUN OLEH :
1. ADIMAS ANUNG ANGGARA ( 1901002 )
2. DIAH AYU NOVITASARI ( 1901016 )
3. DYAH SETYANINGRUM (1901018 )
4. EMA KUSUMAWATI (1901020 )
5. ILHAM ILAHI (1901027 )
6. RISA NUR HIDAYATI (1901042 )
7. ROSALIA INTAN MEYANA (1901044 )

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah.S.W.T yang telah memberikan segala
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang
Stres Manajemen Pada Kelompok Remaja untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan
Komunitas II dengan waktu yang tepat. Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Endang
Sawitri. selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Komunitas II yang telah
membimbing kami dalam proses penyusunan makalah ini dengan baik. Terimakasih kami
ucapkan kepada teman-teman yang telah memotivasi dan memberikan semangat serta
kerjasama yang baik selama ini. Semoga makalah yang kami susun ini bermanfaat bagi
kalangan pembaca sehingga bisa menambah pengetahuan serta wawasan ilmu yang luas.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan kemungkinan masih terdapat
kekurangan ataupun kesalahan dalam penyusunan maupun  ketepatan informasi. Maka kami
menerima saran dan kritik secara terbuka dari pembaca yang bersifat membangun guna
memperbaiki penyusunan makalah di masa mendatang.
Terimakasih.
Wassalamu’alaikum.Wr.Wb.

Klaten, 15 September 2022

  
Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Satuan Acara Penyuluhan............................................................................................6
MATERI PENYULUHAN....................................................................................................10
A. Pengertian Stress.........................................................................................................10
B. Pengertian Manajemen Stress...................................................................................10
C. Faktor Penyebab Stress..............................................................................................10
D. Gejala stress.................................................................................................................11
E. Dampak Stress.............................................................................................................12
E. Teknik mengurangi stress..........................................................................................12
F. Karakteristik Stress....................................................................................................14
G. Cara Menghadapi Stress............................................................................................14
H. Cara Menghadapi Cemas Ujian................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
LEAFLET MANAJEMEN STRESS PADA REMAJA......................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa terjadinya perubahan besar dimana terjadi adaptasi
terhadap perubahan fisik dan psikologis serta pencarian jati diri dan membuat hubungan
baru dengan orang lain sebagai cara mengekspresikan perasaan seksual. Hall menyebut
fase ini sebagai periode “badai dan tekanan”, yaitu fase dimana terjadi cakupan emosi
yang meningkat karena efek dari perubahan fisik dan hormone. Remaja juga didefinisikan
sebagai individu yang mulai berkembang yang diawali dengan munculnya tanda-tanda
sekunder hingga saat sudah mencapai kematangan seksual. Perkembangan sisi psikologis
dan jati diri dari masa anak-anak menuju dewasa yang dialami oleh individu. Awal mula
perubahan dari ketergantungan sosial ekonomi menjadi individu yang mandiri yang
terjadi pada individu tersebut (WIDYASTUTI, 2017).
Stres pada remaja di dunia terjadi pada negara maju maupun negara berkembang.
Prevalensi stres dan kegelisahan pada remaja di dunia memiliki rentang mulai dari 5%-
70%.5 Di Amerika Serikat sendiri, 60% korban bunuh diri menderita stres dan depresi.6
Selain itu, prevalensi stres pada remaja di Korea Selatan pada tahun 2019 diketahui
mencapai 39,3%.7 Sedangkan di Indonesia prevalensi stres remaja meningkat dari tahun
ke tahun, yaitu mencapai 6,0% dari masyarakat.8 Mungkin angka 6% masih terlihat
kecil. Namun, dari tahun ke tahun angka tersebut selalu naik karena semakin banyak
remaja yang terlibat bullying yang semakin marak terjadi dewasa ini. Maka dari itu, untuk
meminimalisasi stres pada remaja dibuatlah aplikasi pendeteksi stress (Zikry et al.,
n.d.,2020)
WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun menjadi batasan usia remaja, dimana
batasan tersebut didasarkan pada usia kesuburan wanita, yang juga dapat berlaku untuk
remaja pria (Sarwono, 2011). Masa remaja dibagi menjadi 2 bagian yaitu masa remaja
awal dan masa remaja akhir, dimana untuk remaja awal dimulai dari 11-17 tahun. Remaja
akhir dimulai dari 16-18 tahun. Perubahan emosi pada remaja salah satunya disebabkan
oleh perubahan hormon. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sistem hormonal
memberikan pengaruh emosi yang kecil. Faktor lain yang menyebabkan perubahan emosi
pada remaja yaitu stres, pola makan, aktivitas seksual dan hubungan social
(WIDYASTUTI, 2017)
Stres adalah suatu hal yang dapat menimbulkan tantangan dan ancaman untuk
kesejahteraan seseorang. Stres juga dapat diartikan sebagai proses dimana keadaan
lingkungan telah melebihi kemampuan adaptasi seseorang, dan juga berefek pada
perubahan psikologis serta biologis seseorang dimana orang tersebut dapat beresiko
terserang penyakit (Wahed, 2016)
Tidak hanya orang dewasa yang bisa terkena stres, namun stres juga dapat
menyerang anak-anak di berbagai usia, bisa sejak usia dini maupun ketika dalam
kandungan. Anak-anak yang sering mengalami kejadian buruk dikesehariannya juga
dapat memiliki potensi untuk terserang depresi, hal tersebut bisa berbahaya bila tidak
segera diatasi. Depresi dapat mengakibatkan tubuh bereaksi negatif pada kesehatan fisik
dan mental. Emosi yang berasal dari stres dapat menimbulkan perilaku buruk bagi anak.
Banyaknya masalah yang dimiliki seorang anak dapat menyebabkan anak tersebut
menjadi stres, salah satu masalah tersebut berasal dari segi Pendidikan (WIDYASTUTI,
2017)
Salah satu faktor yang mempengaruhi stres pada remaja adalah faktor fisik yaitu
berupa respon tubuh terhadap stres. Konflik dan berbagai masalah dikeseharian
merupakan contoh dari faktor lingkungan. Faktor kepribadian dimisalkan sebagai tingkat
kesabaran dan kemarahan pada remaja. Sedangkan faktor social dan budaya dicontohkan
berupa perubahan pada kebudayaan. Stres pada remaja memiliki gejala antara lain mood
yang buruk, sulit untuk menenangkan diri, sakit kepala, kurang bersemangat, tumpulnya
perasaan, hingga membolos sekolah. Stres yang tidak terdeteksi sejak awal atau stres
yang dialami bertahun-tahun dapat memberikan dampak negatif seumur hidup. Dampak
stress itu sendiri dapat muncul berupa keluhan fisik, kecemasan, depresi, dan masalah
kesehatan lainnya. Bunuh diri yang terjadi merupakan akibat dari gangguan mental dan
stresor dari lingkungan sekitar yang merupakan penyebab kedua kematian remaja usia 12-
17 tahun di Amerika Serikat (WIDYASTUTI, 2017).
Secara umum, seorang remaja bisa sadar akan adanya stres, namun ada juga yang
tidak menyadarinya. Stres dapat menyebabkan seorang remaja bereaksi positif maupun
negatif. Reaksi positif adalah reaksi dimana seseorang merasa terpacu untuk berusaha
menjadi lebih baik lagi, sedangkan reaksi negatif merupakan respon terhadap stres yang
terlalu berat dan terjadi dalam waktu yang lama yang bersifat merugikan remaja tersebut.
Alasan inilah yang menjadikan pentingnya dilakukan manajemen stres. Karena jika tidak
dilakukan manajemen stres yang tepat seorang remaja akan terpicu bereaksi negatif
terhadap stresor yang ada (WIDYASTUTI, 2017).
Manajemen stres atau pengelolaan diri merupakan bentuk rasa tanggung jawab dari
semua ketidaknyamanan emosi, mental maupun spiritual. Manajemen stres itu sendiri
diaplikasikan sebagai sikap proaktif terhadap suatu kejadian dan bagaimana seorang
remaja menyikapi kejadian tersebut. Penyusunan makalah stres manajemen kelompok
remaja memiliki tujuan untuk membekali remaja dengan pengetahuan dan ketrampilan
untuk mengatasi stres. Diharapkan nantinya remaja mampu menyelesaikan masalah atau
stresor yang sedang dihadapinya. Terdapat beberapa macam stresor yang dapat terjadi
pada remaja yaitu tekanan akademis dan kompetisi, tujuan cita-cita, tuntutan karir,
kecemasan perihal percintaan, serta konflik antara orang tua dan anak yang seringkali
terjadi. Kejadian seperti ini perlu adanya penangganan stres serta kemampuan coping
remaja tersebut
B. Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENGAJARAN

POKOK BAHASAN : Manajemen stress


INSTANSI : Universitas Muhammadiyah Klaten
HARI/TANGGAL : September 2022
WAKTU : 30 Menit
SASARAN : Remaja akhir mahasiwa S1 TK 4
TEMPAT : Ruang C.1.1

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan Pendidikan Kesehatan, mahasiswa yang mengikuti kegiatan dapat
mengetahui dan memahami tentang manajemen stress.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan mahasiswa dapat
:
1. Menjelaskan pengertian stress
2. Menjelaskan factor penyebab stress
3. Menjelaskan gejala stress
4. Menjelaskan dampak stress
5. Menjelaskan definisi manajemen stress
6. Menjelaskan Teknik mengurangi stress
7. Menjelaskan karakteristik stress
8. Menjelaskan cara menghadapi stress
9. Menjelaskan cara menghadapi cemas ujian

III. KEGIATAN PENGAJARAN


Tahap Kegiatan perawat Kegiatan Metode/ Waktu
peserta media
Pendahuluan 1. Perkenalan Mendengarkan - 3 menit
2. Menyampaikan
maksud dan
tujuan
3. Menjelaskan
materi yang akan
diberikan
Pelaksanaan 1. Menjelaskan Menyimak dan Leaflet 13 menit
tentang stress mendengarkan
(definisi, faktor
penyebab,
tingkatan,
tahapan,
dampak)
2. Menjelaskan
tentang
Manajemen
stress (definisi,
Teknik,
karakteristik,
cara menghadapi
stress, cara
menghadapi
cemas ujian)
Penutup 1. Membuka tanya Bertanya dan - 5 menit
jawab menjawab
2. Evaluasi dengan pertanyaan
pertanyaan
3. Memberikan
leaflet
4. Menyimpulkan
materi
5. Permohonan
undur diri

IV. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

V. SETTING TEMPAT

Media (lembar balik )


Penyaji
Tugas : Menyajikan materi penyuluhan

Mahasiswa

Observer dan Fasilitator


Tugas :
a. Mengamati dan Menilai Proses
penyuluhan.
b. Membantu menyiapkan peralatan
yang diperlukan.
c. Menstimulus peserta audiens
yang tidak aktif dalam kegiatan
(bila tidak ada pertanyaan).

VI. MEDIA
1. Leaflet
2. LCD/ Proyektor

VII. MATERI PENYULUHAN


1. Menjelaskan pengertian stress
2. Menjelaskan factor penyebab stress
3. Menjelaskan tingkatan stress
4. Menjelaskan tahapan stress
5. Menjelaskan dampak stress
6. Menjelaskan definisi manajemen stress
7. Menjelaskan Teknik mengurangi stress
8. Menjelaskan karakteristik stress
9. Menjelaskan cara menghadapi stress
10. Menjelaskan cara menghadapi cemas ujian

VIII. EVALUASI
1. Standart Persiapan
1) Menyiapkan materi penyuluhan
2) Menyiapkan tempat
3) Menyiapkan leaflet
2. Standart Proses
1) Membaca buku referensi tentang manajemen stress
2) Memberi penyuluhan tentang manajemen stress
3. Evaluasi hasil
1) Mahasiswa mampu mengetahui tentang pengertian manajemen stress
2) Mahasiswa mampu menjelaskan teknik mengurangi stress
3) Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik stress
4) Mahasiswa mampu menjelaskan cara menghadapi stress
5) Mahasiswa mampu menjelaskan cara menghadapi cemas ujian
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Stress
Stress merupakan pengalaman subyektif yang didasarkan pada persepsi seseorang
terhadap situasi yang dihadapinya. Stress berkaitan dengan kenyataan yang tidak sesuai
dengan harapan atau situasi yang menekan. Kondisi ini mengakibatkan perasaan cemas,
marah dan frustasi Stres merupakan bagian yang tidak terhindarkan dari kehidupan
seseorang. Stres dapat mempengaruhi setiap orang, termasuk remaja (El-Aziz, 2017).

B. Pengertian Manajemen Stress


Manajemen stres merupakan suatu keterampilan yang dimiliki seseorang untuk
mengantisipasi, mencegah, mengelola, dan memulihkan diri dari stres yang dirasakan
karena adanya ancaman ketidakmampuan dalam mengatasi stres. Manajemen stres
suatu program untuk melakukan pengendalian atau pengaturan stres yang bertujuan
untuk mengenal penyebab stres dan mengetahui teknikteknik mengelola stres, sehingga
individu lebih baik dalam menguasai stres dalam kehidupan dan terhindar dari himpitan
stres itu sendiri(Darmayanti et al., 2020)

C. Faktor Penyebab Stress


(ZAI, 2021) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan stres antara
lain :
a. Faktor Lingkungan
Ketidakpastian lingkungan mempengaruhi perancangan struktur organisasi,
ketidakpastian juga mempengaruhi tingkat stres di kalangan para karyawan dalam
sebuah organisasi. Bentuk_bentuk ketidakpastian lingkungan ini antara lain
ketidakpastian ekonomi berpengaruh terhadap seberapa besar pendapatan yang
diterima oleh karyawan maupun reward yang diterima karyawan, ketidakpastian
politik berpengaruh terhadap keadaan dan kelancaran organisasi yang dijalankan,
ketidakpastian teknologi berpengaruh terhadap kemajuan suatu organisasi dalam
penggunaan teknologinya, dan ketidakpastian keamanan berpengaruh terhadap
posisi dan peran organisasinya.
b. Faktor organisasi
Beberapa faktor organisasi yang menjadi potensi sumber stres antara lain:
1. Tuntutan tugas dalam hal desain pekerjaan individu, kondisi kerja, dan tata letak
kerja fisik.
2. Tuntutan peran yang berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada
seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam sebuah
organisasi termasuk beban kerja yang diterima seorang individu.
3. Tuntutan antar-pribadi, yang merupakan tekanan yang diciptakan oleh karyawan
lain seperti kurangnya dukungan sosial dan buruknya hubungan antar pribadi
para karyawan.
4. Struktur organisasi yang menentukan tingkat diferensiase dalam organisasi,
tingkat aturan dan peraturan, dan di mana keputusan di ambil. Aturan yang
berlebihan dan kurangnya partisipasi individu dalam pengambilan keputusan
merupakan potensi sumber stres.
5. Kepemimpinan organisasi yang terkait dengan gaya kepemimpinan atau
manajerial dan eksekutif senior organisasi. Gaya kepemimpinan tertentu dapat
menciptakan budaya yang menjadi potensi sumber stres.
c. Faktor individu
Faktor individu menyangkut dengan faktor-faktor dalam kehidupan pribadi
individu. Faktor tersebut antara lain persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi,
dan karakteristik kepribadian bawaan. Setiap individu memiliki tingkat stres yang
berbeda meskipun diasumsikan berada dalam faktor-faktor pendorong stres yang
sama. Perbedaan individu dapat menentukan tingkat stress yang ada. Secara teoritis
faktor perbedaan individu ini dapat dimasukkan sebagai variable intervening. Ada
lima yang dapat menjadi variabel atau indikator yang dapat digunakan dalam
mengukur kemampuan individu dalam menghadapi stres yaitu pengalaman kerja
merupakan pengalaman seorang individu dalam suatu pekerjaan dan pendidikan
yang ditekuninya, dukungan sosial merupakan dukungan atau dorongan dari dalam
diri sendiri maupun orang lain untuk menghadapi masalah-masalah yang
dialaminya termasuk bagaimana motivasi dari dalam diri individu maupun dari luar
individu, ruang (locus) kendali merupakan cara bagi seorang individu
mengendalikan diri untuk menghadapi masalah yang ada, keefektifan dan tingkat
kepribadian orang dalam menyingkapi permusuhan dan kemarahan.

D. Gejala stress
(El-Aziz, 2017) mengatakan gejalanya stress dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Stress Ringan
Stress ringan adalah stressor yang dihadapi setiap orang secara teratur, seperti
banyak tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan dari atasan. Situasi stres ringan
berlangsung beberapa menit atau jam saja. Ciri-ciri stres ringan yaitu semangat
meningkat, penglihatan tajam, energy meningkat namun cadangan energinya
menurun, kemampuan menyelesaikan pelajaran meningkat, sering merasa letih tanpa
sebab, kadangkadang terdapat gangguan sistem seperti pencernaan, otak, perasaan
tidak santai.Stres ringan berguna karena dapat memacu seseorang untuk berpikir dan
berusaha lbih tangguh menghadapi tantangan hidup.
b. Stress sedang
Stres sedang berlangsung lebih lama daripada stress ringan. Penyebab stress sedang
yaitu situasi yang tidak terselesaikan dengan rekan, anak yang sakit, atau
ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga.Ciri-ciri stres sedang yaitu sakit
perut, mules, otot-otot terasa tengang, perasaan tegang, gangguan tidur, badan terasa
ringan.
c. Stress berat
Stres berat adalah situasi yang lama dirasakan oleh seseorang dapat berlangsung
beberapa minggu sampai beberapa bulan, seperti perselisihan perkawinan secara
terus menerus, kesulitan financial yang berlangsung lama karena tidak ada
perbaikan, berpisah dengan keluarga, berpindah tempat tinggal mempunyai penyakit
kronis dan termasuk perubahan fisik, psikologis sosial pada usia lanjut. Ciri-ciri stres
berat yaitu sulit beraktivitas, gangguan hubungan sosial, sulit tidur, negatifistic,
penurunan konsentrasi, takut tidak jelas, keletihan meningkat, tidak mampu
melakukan pekerjaan sederhana, gangguan sistem meningkatm perasaan takut
meningkat.

E. Dampak Stress
Stres pada dosis yang kecil dapat berdampak positif bagi individu.Hal ini dapat
memotivasi dan memberikan semangat untuk menghadapi tantangan. Sedangkan stres
pada level yang tinggi dapat menyebabkan depresi, penyakit kardiovaskuler, penurunan
respon imun, dan kanker (Jenita DT Donsu, 2017). Menurut (El-Aziz, 2017) dampak
stres dibedakan dalam tiga kategori, yaitu :
1. Dampak fisiologik
a. Gangguan pada organ tubuh hiperaktif dalam salah satu system tertentu
 Muscle myopathy : otot tertentu mengencang/melemah.
 Tekanan darah naik : kerusakan jantung dan arteri. c) Sistem pencernaan :
mag, diare.
b. Gangguan system reproduksi
 Amenorrhea : tertahannya menstruasi.
 Kegagalan ovulasi ada wanita, impoten pada pria, kurang produksi semen
pada pria.
 Kehilangan gairah sex.
c. Gangguan lainnya, seperti pening (migrane), tegang otot, rasa bosan, dll.
2. Dampak psikologik
a. Keletihan emosi, jenuh, penghayatan ini merpakan tanda pertama dan punya
peran sentral bagi terjadinya burn-out.
b. Kewalahan/keletihan emosi.
c. Pencapaian pribadi menurun, sehingga berakibat menurunnya rasa kompeten
dan rasa sukses.
3. Dampak perilaku
a. Manakala stres menjadi distres, prestasi belajar menurun dan sering terjadi
tingkah laku yang tidak diterima oleh masyarakat.
b. Level stres yang cukup tinggi berdampak negatif pada kemampuan mengingat
informasi, mengambil keputusan, mengambil klangkah tepat.
c. Stres yang berat seringkali banyak membolos atau tidak aktif mengikuti
kegiatan pembelajaran.

E. Teknik mengurangi stress


Teknik Manajemen Stres menurut (Potter, 2015)
a. Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Teknik relaksasi napas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang
dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas
dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri,
teknik relaksasi napas. Pernapasan dalam mempunyai peran yang sangat penting
bagi tubuh kita, diantaranya adalah :
1. Memperlambat denyut jantung
2. Mengatur tekanan darah
3. Menghilangkan ketegangan otot dan
4. Mengembalikan keseimbangan mental dan emosional batin.

Tahap Persiapan :
1. Kaji dan berikan informasi terkait dengan pelaksanaan tindakan
2. Sediakan waktu selama 5-10 menit
3. Atur posisi duduk/berbaring yang nyaman.
Tahap Pelaksanaan :
1. Putar music dengan suara pelan dan rileks
2. Redupkan cahaya
3. Tutup mata ,letakkan satu tangan pada perut kanan atas
4. Tarik nafas dalam secara perlahan lewat hidung,rasakan gerakan pelan perut Anda
5. Hembuskan secara perlahan ,lewat mulut Anda
6. Fokuskan pada pernafasan Anda, dan rasakan pergerakan keluar masuknya udara
pada tubuh Anda
7. Ulangi tahap 4-5 beberapa kali sampai Anda merasakan rileks
8. Buka mata pelan-pelan
Tahap Terminasi :
1. Evaluasi perasaan klien setelah prosedur dilakukan
2. Evaluasi manfaat yang dirasakan
b. Relaksasi Otot Progresif
Relaksasi otot progresif adalah teknik menegangkan dan merilekskan otot-otot.
Peregangan dilakukan selama 5-7 detik , kemudian rileks selama 20- 30 detik. Saat
inspirasi otot ditegangkan, lalu ekspirasi secara perlahan ketika relaksasi otot. Dengan
berkurangnya ketegangan otot dan emosi,merangsang pelepasan endorphin sehingga
menimbulkan relaksasi.
Indikasi :
1. Nyeri
2. Kecemasan
3. Insomnia
Tujuan yang diharapkan :
1. Berkurangnya kecemasan klien
2. Berkurangnya rasa nyeri
3. Berkurangnya mual
4. Berkurangnya insomnia
5. Meningkatnya control diri
Tahap Persiapan :
1. Lakukan pengkajian dan berikan informasi berkaitan dengan tindakan
2. Musik,bantal
3. Cuci tangan
4. Atur posisi klien pada tempat duduk atau di tempat tidur yang nyaman. Gunakan
bantal untuk menopang lengan , buat klien dalam kondisi nyaman.
5. Jaga pelaksanaan prosedur untuk tidak terputus selama 15-30 menit
Tahap Pelaksanaan:
1. Kurangi cahaya lampu dan putar music pelan-pelan
2. Instruksikan klien tutup mata pelan-pelan,anjurkan Tarik nafas dalam dan
hembuskan secara perlahan (3-6 kali) dan rileks (saat menginstruksikan
pertahankan suara lemah lembut)
3. Mulai proses penegangan dan relaksasi diiringi Tarik nafas dan hembuskan secara
perlahan.
1) Wajah,rahang,mulut (kedipkan mata dan kerutkan wajah lalu rileks)
2) Leher (Tarik dagu ke leher lalu rileks)
3) Tangan kanan (genggam lalu rileks)
4) Lengan kanan (tegangkan siku lalu rileks)
5) Tangan kiri (genggam lalu rileks)
6) Lengan kiri (tegangkan siku lalu rileks)
7) Punggung,bahu,dada (angkat bahu,lalur ileks)
8) Abdomen (angkat abdomen lalu rileks)
9) Tungkai atas kanan (tekan ke bawah dengan kuat lalu rileks)
10) Tungkai bawah kanan (cengkramkan jari-jari lalu rileks)
11) Tungkai atas kiri (tekan ke bawah dengan kuat lalu rileks)
12) Tungkai bawah kiri (cengkramkan jari-jari lalu rileks)
4. Tambah 3-6 kali nafas secara rileks lalu gerakkan kaki ,tangan, lengan, tungkai,
buka mata kembali (orientasi diri).
Tahap Terminasi :
Evaluasi perasaan/ketegangan klien (untuk mengetahui efektivitas tindakan).

F. Karakteristik Stress
Manajemen stress dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan sebagai berikut
(Noorasani M . M, 2019) :
1. Fisik/fisiologis (LAS dan GAS)
2. Psikologis :
 Emosional : mekanisme pertahanan ego
 Kognitif : task oriented (problem solving)
3. Spiritual : berdoa, taubat
4. Sosial : komunikasi/hubungan sosial

G. Cara Menghadapi Stress


Menurut (Noorasani M . M, 2019) banyak hal yang perlu dipelajari, diketahui, ada
banyak kegiatan yang diikuti, olehkarena itu siswa perlu memiliki berbagai skill belajar
yang sesuai untuk mengefektifkan waktu.
 Time Management
Siswa perlu belajar membuat paradigma waktu yang tepat
 Rehat Tubuh
Memerlukan jeda, istirahat kita perlu belajar bagaimana “speeding up” tetapi juga
perlu aktif dan terampil untuk “slowing down”.
 Makan dan olahraga
Kebugaran tubuh memerlukan asupan yang seimbang tetapi juga kegiatan yang
memadai
 Percakapan Kalbu
Dari hati nurani ataupun kata hati kita
H. Cara Menghadapi Cemas Ujian
Ada beberapa cara menangani cemas menghadapi ujian sebagai berikut (Noorasani M .
M, 2019)
 Membiasakan diri dengan situasi ujian
 Mengenali ruang ujian
 Belajar memadai dan banyak berlatih sesuai tipe ujian (open-end, multiple choiceatau
essay) yang akan dihadapi
 Berlatih berprestasi dalam waktu terbatas, seperti di ujian
 Mengendalikan emosi, pikiran dan Tindakan
 Menghindari kecenderungan meragukan diri atau percakapan kalbu negatif,
dengancara, antara lain:Metode “STOP Pikiran”
 Menghentikan segala pikiran negatifyang masuk, seperti kata tidak bisa, sulit, dll.
 Mengatur arus berbagai pikiran dan refocus
 Mengatur pikiran tidak hanya secaralinier tetapi juga lateral
 Ramah dan memberi dukungan diri moril
 Berfikir realistik, ujian hanya salah satu cara evaluasi bukan segala-galanya
 Berdamai dengan diri dan siap menghadapi kemungkinan terburuk
 Persiapan Fisik
 Asupan nutrisi yang sesuai
 Cukup istirahat/relaks
 Melakukan kegiatan seperlunya
 Mempelajari teknik relaksasi yang memungkinkan
DAFTAR PUSTAKA

El-Aziz, K. M. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stress Remaja pada Tahun


Pertama di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. Skripsi, Universita
‘Aisyiyah Yogyakarta. Yogyakarta: Dipublikasikan.
Noorasani M . M, A. B. (2019). PROPOSAL PENYULUHAN MANAJEMEN STRESS PADA
SISWA SMP DI SMP NEGERI 3 BANTUR. Malang: Repository.
Potter, P. (2015). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep.Proses.dan praktik (edisi
4). Jakarta: EGC.
Wahed, W. H. (2016). Prevalence and associated factors of stress, anxiety and depression
among medical Fayoum University students. Alexandria Journal of Medicine, 53, 77-
84 .
WIDYASTUTI, D. (2017). KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIFITAS PELATIHAN MODUL
MANAJEMEN STRES TERHADAP TINGKAT STRES PADA REMAJA AWAL.
Yogyakarta: Repository.
ZAI, A. R. (2021). GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG STRESS
AKADEMIK DI SMA NEGERI 1 TUHEMBERUA KECAMATAN TUHEMBERUA
KABUPATEN NIAS UTARA. Medan: ecampus.poltekkes-medan.ac.id.
Darmayanti, N., Daulay, N., Masyarakat, F. K., Islam, U., Sumatera, N., Islam, U., &
Sumatera, N. (2020). Pengaruh Pelatihan Manajemen Stres terhadap Kebahagiaan
Santri di Pesantren. 6(2), 128–139. https://doi.org/10.22146/gamajpp.55682
Zikry, A., Mentari, B., Liana, E., & Pristya, T. Y. R. (n.d.). Teknik Manajemen Stres yang
Paling Efektif pada Remaja : Literature Review Most Effective Stress Management
Techniques in Adolescents : Literature Review. 12, 191–196.
LEAFLET MANAJEMEN STRESS PADA REMAJA

Anda mungkin juga menyukai