Anda di halaman 1dari 33

ELIMINASI URINE

FEMY MELIA R S.Kep., Ners., MM


Sistem Tubuh Yang Berperan

 Renal (ginjal)
 Ureter
 Kandung Kemih

(Bladder)
 Uretra
Proses Berkemih
Urin pada bladder (250-450 cc)

Peningkatan volume urin

Mengirim impuls 2 sensorik ke pusat mikturisi di medula spinalis

Impuls saraf parasimpatis dari medula spinalis menstimulasi otot


detrusor utk berkontraksi

Impuls saraf ke medula pons dan kortek serebri

Merangsang ingin BAK


Faktor Yang Mempengaruhi
 Diet dan asupan
 Gaya Hidup
 Stres psikologis
 Tingkat aktivitas
 Tingkat perkembangan
 Kondisi penyakit
 Sosiokultural
 Kebiasaan seseorang
 Tonus otot
 Pembedahan
 Pengobatan
Perubahan Pola Eliminasi Urin
 Frekuensi
Merupakan jumlah berkemih dalam sehari.
Input cairan meningkat frekuensi meningkat.
frekuensi meningkat tanpa input cairan yang
tinggi dijumpai pada keadaan stres dan hamil
 Urgensi

Merasakan kebutuhan untuk segera berkemih,


takut mengalami inkontinensia jika tidak
berkemih
Lanjutan….

 Disuria
Rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih
contohnya ISK, trauma dan striktur uretra
 Poliuria

Mengeluarkan sejumlah besar urine contohnya


penyakit DM dan asupan cairan yang berlebih
Lanjutan….

 Oliguri
Pengeluaran urin menurun dibandingkan cairan
yang masuk (< 400 ml /24 jam)
 Nokturia

Berkemih berlebihan atau sering pada malam


hari
Masalah Eliminasi Urine
 Retensi urine
 Inkontinensia urine
 Enuresis
 ISK bawah
 Ureterostomi
Retensi urine
 Akumulasi urine di dalam kandung kemih
akibat ketidakmampuan kandung kemih utk
mengosongkan
 Ketidaknyamanan, nyeri tekan pada simpisis

pubis dan distensi kandung kemih


 Pada retensi yang berat kandung kemih dapat

menahan 2000-3000 ml urine


 Retensi terjadi akibat obstruksi uretra,

trauma bedah
Inkontinensia urine

Ketidakmampuan otot sfingter eksternal untuk


mengontrol eksresi urine, dapat bersifat
sementara atau tetap
Tipe Inkontinensia Urine
1. Inkontinensia Fungsional
 Pengeluaran urin tanpa disadari dan tidak

dapat diperkirakan
 Mendesaknya keinginan untuk berkemih

sehingga urine keluar


 Kerusakan neurologis (lesi medula spinalis)
Lanjutan….

2. Inkontinensia Overlow (Refleks)


 Keluarnya urine secara involunter terjadi pada

jarak waktu tertentu yang telah diperkirakan


 Jumlah urine bisa banyak atau sedikit
 Penyebab efek anestesi, obat atau disfungsi

medula spinalis (gangguan pada cerebral)


 Tidak sadar kandung kemih sudah terisi
 Kontraksi spasme kandung kemih
Lanjutan….

3. Inkontinensia Stres
 Peningkatan tekanan intra abdomen yang

menyebabkan merembesnya sejumlah kecil


urine
 Seringnya berkemih
 Disebabkan oleh perubahan degeneratif

pada otot plevis dan struktur penunjang


yang berhubungan dengan penuaan
 Otot pelvis lemah
Lanjutan…

4. Inkontinensia Urge (Desakan)


 Pengeluaran urine yang tidak disadari setelah

merasakan adanya urgensi yang kuat untuk


berkemih
 Sering miksi
 Spasme kandung kemih
 Penyebab peningkatan asupan cairan,

penurunan kapasitas kandung kemih,


konsumsi alkohol dan kafein dan ISK
Lanjutan…

5. Inkontinensia Total
 Keluarnya urine total yang tidak terkontrol

dan yang berkelanjutan


 Urine tetap mengalir yang tidak dapat

diperkirakan
 Disebabkan oleh disfungsi neurologis,

trauma/penyakit yang mempengaruhi saraf


medula spinalis
 Trauma pada sfingter uretra
Enuresis
 Merupakan ketidaksanggupan menahan
kemih (mengompol) yang diakibatkan tidak
mampu mengontrol sfingter eksterna
 Biasanya terjadi pada anak atau lansia

umumnya pada malam hari


Infeksi Saluran Kemih Bawah
 Merupakan infeksi didapat (infeksi
nosokomial)
 Penyebab tersering dimasukannya alat ke

dalam saluran perkemihan contoh kateter


 Pada retensi urine dan distensi kandung

kemih
 Wanita lebih rentan terhadap infeksi
 Gejala ISK mengalami nyeri atau rasa terbakar

selama berkemih (disuria)


Ureterostomi
 Tindakan operasi dengan jalan membuat
stoma pada dinding abdomen untuk drainase
urine
 Dilakukan karena adanya penyakit atau

disfungsi pada kandung kemih


DEFEKASI
 adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum
 frekuensi defekasi pada setiap org bervariasi
dari beberapa kali perhari sampai 2/3 x
perminggu
 banyaknya feses juga bervariasi setiap org
 ketika gelombang peristatik mendorong feses
ke dalam kolon sigmoid dan rektum maka
saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan
individu menjadi sadar terhadap kebutuhan
untuk defekasi
Masalah eliminasi fekal
 konstipasi : menurunnya frekuensi BAB disertai
pengeluaran feses yang sulit
 impaction : tumpukkan feses yg keras di rektum dan tidak
bisa dikeluarkan
 diare : BAB sering dengan cairan dan feses tidak
berbentuk
 inkontinensia fekal : tidak mampu mengontrol BAB dan
udara dari anus, BAB encer dan jumlahnya banyak
 flatulens : menumpuknya gas pada lumen intestinal,
dinding usus meregang dan distended, merasa penuh,
nyeri dan kram, biasanya gas keluar melalui mulut/ anus
 hemoroid : dilatasi pembengkakan vena pada dinding
rektum, hal ini terjadi akibat defekasi yg keras, kehamilan
Gangguan Eliminasi Fekal
 pola diet tidak adekuat / tidak sempurna
 cairan
 meningkatnya stres psikologis
 kurang aktivitas, kurang berolahraga,

berbaring lama
 obat-obatan
Asuhan Keperawatan
 Pengkajian Keperawatan
 Diagnosa Keperawatan
 Perencanaan Keperawatan
 Pelaksanaan (Tindakan) keperawatan
 Evaluasi keperawatan
Pengkajian Keperawatan
 Kebiasaan berkemih
 Pola berkemih
 Volume urine
 Faktor yang mempengaruhi kebiasaan BAK
 Keadaan urine
Diagnosa Keperawatan
 Nyeri b.d inflamasi uretra dan obstruksi uretra
 Defisit perawatan diri b.d keterbatasan

mobilitas fisik
 Retensi urin b.d kelemahan otot destrusor

atau adanya hambatan pada sfingter akibat


striktur, BPH dll
 Inkontinensia fungsional b.d keterbatasan

mobilitas
 Inkontinensia refleks b.d kerusakan neurologis
Lanjutan…

 Inkontinensia stres b.d peningkatan tekanan


intra abdomen dan kelemahan otot panggul
 Inkontinensia urgensi b.d iritasi mukosa

kandung kemih dan penurunan daya tampung


bladder
 Inkontinensia total b.d kerusakan neurologis
 Resiko infeksi b.d insersi kateter dan hygiene

yang buruk
 Gangguan citra tubuh b.d inkontinensia
Perencanaan Keperawatan
Tujuan :

 Memahami arti eliminasi urine


 Membantu mengosongkan kandung kemih secara penuh
 Mencegah infeksi
 Mempertahankan integritas kulit
 Memberikan rasa nyaman
 Mengembalikan fungsi kandung kemih
 Memberikan asupan cairan secara tepat
 Mencegah kerusakan kulit
 Memulihkan self esteem (mencegah tekanan emosional)
Lanjutan…

Rencana Tindakan
 Observasi perubahan urine, tanda gejala

terhadap masalah perubahan eliminasi urine,


retensi dan inkontinensia
 Kurangi faktor yang mempengaruhi /

penyebab masalah
 Monitor terus perubahan retensi urine
 Bantu klien BAK
 Lakukan kateterisasi urine
Tindakan Keperawatan
Menolong BAK dg
Kondom Kateter
Urinal/Pispot

Merupakan tindakan Menggunakan kondom


keperawatan dengan kateter merupakan
membantu pasien yang tindakan keperawatan
tidak mampu BAK sendiri dengan cara memberikan
di kamar kecil kondom kateter pada
menggunakan alat pasien yang tidak mampu
penampung mengontrol berkemih
(Urinal/Pispot)
Lanjutan…

 Kateterisasi
Merupakan tindakan keperawatan dengan
cara memasukan kateter ke dalam kandung
kemih melalui uretra yang bertujuan membantu
memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai
bahan pengambilan pemeriksaan
Tipe : intermitten (straight kateter) dan
indwelling (foley kateter)
Lanjutan…

Indikasi Intermitten / sementara


 Distensi kandung kemih
 Mengambil spesimen urine steril
 Mengkaji residu urine setelah pengosongan

bladder
 Tidak mampu berkemih 8-12 jam setelah

operasi
 Cedera medula spinalis
 Degenerasi neuromuskular
lanjutan…

Indikasi Indwelling / menetap


 Obstruksi aliran urine
 Pasca operasi uretra dan struktur disekitarnya
 Obstruksi uretra
 Inkontinensia dan disorientasi berat
 Mengukur urine pada klien dg penyakit kritis
Evaluasi Keperawatan
 Miksi secara normal : pasien mampu
berkemih tanpa menggunakan obat atau
kateter, tanpa kompresi pada kandung kemih
 Mengosongkan bladder : berkurangnya

distensi dan lancarnya kepatenan drainase


 Mencegah infeksi : tidak adanya tanpa infeksi

(disuria)
Lanjutan…

 Mempertahankan integritas kulit : perineal


kering tanpa inflamasi dan kulit sekitar
ureterostomy kering
 Memberikan rasa nyaman : distensi dan

disuria tidak ada dan adanya ekspresi rasa


senang dari pasien
 Melakukan bladder training : berkurangnya

frekuensi inkontinensia dan mampu berkemih


disaat ingin berkemih

Anda mungkin juga menyukai